Upload
adriangeounpad
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
assignment
Citation preview
Lingkungan PengendapanMakalah ini ditujukan untuk tugas Petrologi
Nama : Adrian R SinuhajiNPM : 270110120190Kelas : Geologi C
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan salah satu tugas petrologi
serta menambah wawasan serta pengetahuan dalam lingkungan pengendapan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami
dengan baik.
Terimakasih kepada seluruh narasumber dan literatur yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Jatinangor, November 2013
Penulis
Petrologi1
Daftar Isi
Kata pengantar ........................................................................................................... 1
Daftar isi ..................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................... 3
Pendahuluan .............................................................................................................. 3
Latar belakang .................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................ 3
Rumusan masalah .............................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................... 4
Pembahasan ........................................................................................................ 4
Pengertian lingkungan pengendapan........................................................... 4
Parameter lingkungan pengendapan........................................................... 5
Klasifikasi lingkungan pengendapan............................................................ 5
BAB III ......................................................................................................................... 12
Penutup ............................................................................................................... 12
Kesimpulan.................................................................................................... 12
Daftar pustaka ............................................................................................................. 13
Petrologi2
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan lainnya seperti batuan
beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen sendiri. Batuan sedimen bisa dibedakan
berdasarkan lingkungan pengendapannya. Batuan sedimen ada dua jenis, yaitu batuan
sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
lingkungan pengendapan batuan sedimen.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya
atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada
permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Hal ini yang mendasari kajian lebih mengenai lingkungan pengendapan untuk
menidentifikasi sifat dan asal usul keterbentukan lingkungan tersebut.
Tujuan
1. Memahami lingkungan pengendapan dan asal usul
2. Membedakan jenis batuan berdasarkan lingkungannya.
3. Memahami berbagai jenis lingkungan pengendapan.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pengendapan?
2. Apa jenis – jenis parameter lingkungan pengendapan?
3. Apa klasifikasi lingkungan pengendapan?
Petrologi3
BAB II
Pembahasan
A.Pengertian Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan adalah suatu tempat pengendapan yang dipengaruhi oleh
sifat fisik, kimia dan biologis dimana sedimen tersebut diendapkan.Lingkungan
pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia,
dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972).
Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang
terbentuk.
Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana proses fisik,
kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya (Selley, 1988).
Sedangkan menurut Boggs (1995) lingkungan pengendapan adalah karakteristik dari
suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi berlangsung yang
menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu.
Nichols (1999) menambahkan yang dimaksud dengan proses tersebut adalah proses
yang berlangsung selama proses pembentukan, transportasi dan pengendapan sedimen.
Perbedaan fisik dapat berupa elemen statis ataupun dinamis.
Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa
macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu
pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk
interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut
disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan
tertentu.
Beberapa aspek lingkungan sedimentasi purba yang dapat dievaluasi dari data
struktur sedimen di antaranya adalah mekanisme transportasi sedimen, arah aliran arus
purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif. Selain itu beberapa struktur
sedimen dapat juga digunakan untuk menentukan atas dan bawah suatu lapisan.
Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau tumbuhan,
yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis tidak rusak dan turut
menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan sedimen. Sisa-sia
Petrologi4
organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil. Jadi fosill adalah bukti
atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau.
Dapat berupa sisa organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau
gigi maupun jejak ataupun cetakan. Dari studi lingkungan pengendapan dapat
digambarkan atau direkontruksi geografi purba dimana pengendapan terjadi.
Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia dan
biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan Sloss, 1963).
Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya
material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat
mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
B. Parameter Lingkungan Pengendapan
Penilaian Lingkungan pengendapan memiliki parameter tersendiri.Parameter fisik
meliputi elemen static dan dinamik dari lingkungan pengendapan.
1. Elemen fisik
a. Elemen fisik statis meliputi geometri cekungan(Basin); material yang diendapkan
seperti kerakal silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air; suhu; dan
kelembapan.
b. Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin, air
dan es; air hujan; dan hujan salju.
2. Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen yang
merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan.
3. Parameter biologi dari lingkungan pengendapan dapat dipertimbangkan untuk
meliputi kedua-duanya dari aktifitas organism, seperti pertumbuhan tanaman,
penggalian, pengeboran, sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari silica dan
kalsium karbonat yang berbentuk material rangka. Dan kehadiran dari sisa organism
disebut sebagai material pengendapan.
C. Klasifikasi Lingkungan Pengendapan
Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan
laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau,
Petrologi5
ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang diendapkan
oleh angin yang dinamakan eolian.
Klasifikasi lingkungan pengendapan (Selley, 1988) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Terestrial Padang pasir (desert) Glasial Daratan Sungai Encer (aqueous) Rawa (paludal) Lakustrin Delta Peralihan Estuarin Lagun Litoral (intertidal) Reef Laut Neritik ( kedalaman 0-200 m) Batial ( kedalaman 200-2000 m) Abisal ( kedalaman > 2000 m)
Endapan transisi merupakan endapan yang terdapat di daerah antara darat dan laut
seperti delta,lagoon, dan litorial. Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-
endapan neritik, batial, dan abisal.
a. Lingkungan Pengendapan Darat
Lingkungan Pengendapan di Darat antara lain :
- Aluvial Plain / Kipas Darat
Bentang lahan kipas aluvial merupakan hamparan bahan aluvial yang bermula dari
suatu mulut lembah di daerah pegunungan, kemudian me-masuki wilayah dataran.
Dari mulut lembah tersebut, endapan menye-bar dengan sudut kemiringan makin
landai. Fraksi kasar akan teraku-mulasi di dekat mulut lembah, sedangkan fraksi
halus akan terdapat pada daerah dataran.
Sungai yang mengalir di daerah kipas cenderung berubah-ubah arah, karena
pembendungan di daerah hulunya oleh fraksi kasar. Kipas alu-vial dapat terjadi
pada kaki gunung api, kaki tebing dari gawir sesar, atau pada lembah di bawah
suatu lembah lain, tergantung pada kondisi dan posisi daerah erosi. Pada daerah
beriklim kering, di kaki pegunung-an sering dijumpai akumulasi endapan dari
longsoran batuan dengan lereng yang landai dan berangsur datar. Daerah tersebut
Petrologi6
dinamakan rock pediment, rock plane atau conoplain. Daerah yang terletak antara
daerah erosi dan daerah endapan disebut zone of planation. Jika aku-mulasi
endapan hasil longsoran tersebut berbentuk kipas disebut pula rock fan.
- Lacustrin / Danau
Lingkungan pengendapan Lakustrin adalah tubuh air yang dikelilingi oleh daratan,
yang mengisi suatu cekungan. (Lakustrin itu ibaratnya berupa danau tempat
berkumpulnya sedimen (carbon dll) yang nantinya berubah menjadi reservoar
hidrokarbon) Lingkungan ini terbentuk dari proses tektonik, gerakan tanah,
volkanik, deflasi (deflasi artinya perubahan akibat pengikisan permukaan tanah)
oleh wind scour (erosi oleh angin biasa terjadi dipesisir pantai/di darat) dan fluvial
(fluvial artinya proses sedimentasi material asal daratan kelaut), tetapi proses
utama terjadi karena proses rifting.(rifting artinya peretakan/bukaan akibat
extension/tarikan oleh gaya tektonik). Lingkungan Lakustrin terbentuk pada fase
synrift (synrift artinya proses pengendapan sedimen berlangsung sebelum
terbentuk cekungan (basin) atau sedimentasi bersamaan dengan aktifitas
pembentukan basin atau sedimentasi pada basin yg belum stabil sampai dengan
subsiden regional postrift (regional postrift adalah proses pengendapan sedimen
berlangsung setelah terbentuk cekungan/basin atau sedimentasi pada basin yg
sudah stabil), sebelum lingkungannya berubah menjadi delta atau marin". semoga
bermanfaat
- Danau permanenDanau permanen model pertama adalah danau yang terisi oleh endapan
klastika yang terletak di daerah pegunungan. Danau ini mempunyai hubungan
dengan lingkungan delta sungai yang berkembang ke arah danau dengan
mengendapkan pasir dan sedimen suspensi berukuran halus. Ciri dari endapan
danau ini dan juga endapan model lainnya adalah berupa varve yaitu laminasi
lempung yang reguler. Pada endapan danau periglasial, varves berbentuk
perselingan antara lempung dan lanau. Lanau diendapkan pada saat mencairnya
es, sedangkan lempung diendapkan pada musim dingin dimana tidak ada air
sungai yang mengallir ke danau. Contoh danau ini adalah Danau Costance dan
Danau Zug di Pegunungan Alpen.
Petrologi7
Danau permanen model kedua adalah danau yang terletak di dataran
rendah dengan iklim yang hangat. Material yang dibawa oleh sungai dalam
jumlah yang sedikit. Endapan karbonat terbentuk pada daerah yang jauh dari
mulut sungai disekitar pantai. Cangkang-cangkang molluska dijumpai pada
endapan pantai, yang dapat membentuk kalkarenit jika energi gelombang cukup
besar. Kearah dalam dijumpai adanya ganggang merah berkomposisi gampingan.
Contoh danau ini adalah Danau Schonau di Jerman dan Danau Great Ploner di
Kanada Selatan.
Danau permanen model ketiga adalah danau dengan endapan sapropelite
(lempung kaya akan organik) pada bagian dalam yang dikelilingi oleh karbonat di
daerah dangkal. Endapan pantai berupa ganggang dan molluska.
Danau permanen model ke empat dicirikan oleh adanya marsh pada
daerah dangkal yang kearah dalam menjadi sapropelite. Contoh dari danau ini
adalah Danau Gytta di Utara Kanada.
- Danau ephermalDanau ephemeral adalah danau yang terbentuk dalam jangka waktu yang
pendek di daerah gurun dengan iklim yang panas. Hujan hanya terjadi sesekali
dalam setahun.
Danau playa antar-gunung pada bagian dekat pegunungan berupa fan
alluvial piedmont yang kearah luar berubah menjadi pasir dan lempung. Ciri dari
danau playa ini adalah lempung berwarna merah-coklat yang setempat disisipi
oleh lanau dan gamping. Contoh danau ini adalah Danau Qa Saleb dan Qa Disi di
Jordania.
Karena adanya pengaruh evaporasi, danau ephemeral ini dapat membentuk
endapan evaporite pada lingkungan sabkha. Contoh dari danau ini adalah Danau
Soda di Amerika Utara dan di Gurun Sahara dan Arab.
- Eolian / Angin
Petrologi8
Lingkungan Pengendapan Eolian merupakan lingkungan yang terbentuk akibat
adanya akumulasi material – material sedimen yang diendapkan dengan bantuan
angin.
- Fluvial / Sungai
Bentang lahan fluvial merupakan bentang lahan yang terutama dihasilkan oleh
aliran air (sungai). Di sebagian besar tempat di dunia, aliran air di permukaan
bumi merupakan tenaga yang paling penting dalam proses pembentukan bentang
lahan, kecuali di beberapa tempat yang tertutup salju (daerah kutub). Meskipun di
daerah yang beriklim kering dan gurun, tenaga air yang mengalir masih, meskipun
jumlahnya sedikit, tetap merupakan tenaga des-truktif penting dalam proses
geomorfik. Sebagian besar daerah pertanian yang subur di dunia merupakan hasil
pro-ses fluvial (hasil pergerakan oleh air mengalir). Daerah fluvial merupakan
daerah yang sangat kompleks, merupakan hasil transportasi dan deposisi bahan
sedimen yang sifatnya berbeda-beda ke arah vertikal maupun hori-sontal. Pola
tanah yang terbentuk mungkin dapat sangat sederhana pada daerah deposisi
bagian bawah, atau sangat kompleks pada tempat yang de-kat dengan aliran air,
misalnya pada teras sungai (river terraces). Dengan ka-ta lain, keragaman tanah
pada sistem fluvial tergantung pada posisinya rela-tif terhadap lingkungan
pengendapan.
b. Lingkungan Pengendapan Transisi
Lingkungan pengendapan transisi adalah lingkungan pengendapan yang berada
diantara darat dan laut. Jenis lingkungan pengendapan transisi adalah
- Linkungan Pengendapan Pantai
Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai
ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu
negara.
- Linkungan Pengendapan Estuari
Estuari adalah suatu daerah dimana air tawar dari sungai dan air asin dari laut
bertemu dan sebagai perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas
dengan laut. Di estuari pasut (pasang surut) sangat dominan pengaruhnya
dibandingkan dengan arus yg ditimbulkan oleh angin dan gelombang. Sehingga
Petrologi9
perilaku estuari sangat tergantung pada aksi pasut dan aliran sungai, dimana
keduanya merupakan perubahan yang bebas.
Menurut Dyer, K.R (1973) estuari dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu estuari
positif dan estuari negatif. Estuari positif adalah suatu estuari dimana air tawar
yang masuk dari sungai dan hujan lebih banyak dibandingkan dengan penguapan,
sehingga salinitas permukaan lebih rendah daripada laut terbuka. Estuari negatif
adalah kebalikannya, yaitu dimana penguapan lebih besar daripada aliran sungai
dan hujan, karena itu akan terjadi keadaan hypersaline (asin berlebih).
- Linkungan Pengendapan Delta
Delta adalah endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka, pantai, atau
danau, sebagai akibat dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut.
c. Lingkungan Pengendapan Laut
Lingkungan pengendapan laut adalah lingkungan pengendapan yang berada di laut
dalam dan laut dangkal. Lingkungan pengendapan marine sejatinya kita bagi secara
garis besar dua bagian yaitu yang berada di paparan (shelf) dan di lantai laut dalam.
Sejatinya pembagian ini berdasarkan sifat lantai laut yang mengisinya (bukan hanya
oleh parameter kedalaman/batimetri) shelf ini lantainya adalah bagian dari kontinen,
sementara laut dalam (setelah trench) adalah oseanik. Makanya shelf ini seringkali
disebut continental shelf.
Shelf sendiri dibagi bagi lagi berdsarkan sifat gelombang laut yang bekerja di
dalamnya ada inner, middle, outer shelf dan lain sebagainya. Adapun bagian akhir
dari shelf (transisi dari shelf dan lantai laut dalam) ada continental slope disana,
dimana kemiringan shelf mendadak berubah lebih curam biasanya mencirikan zona
subduksi (adanya palung atau trench pada batas aktif lempeng). Pada lantai laut dalam
dimulai dari trench terjadi kenaikan (sedikit) dari kerak kontinen merupakan zona
fisiografis continental rise.. menerus hingga ke dasar laut dalam yang lebih landai
yang sudah masuk ke dalam lantai abyssal (abyssal plain) sampai ke zona pemekaran
samudra.
- Tidal flat
Petrologi10
Tidal flat merupakan lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang laut
yang rendah dan umumnya terjadi pada daerah dengan daerah pantai mesotidal dan
makrotidal. Pasang surut dengan amplitudo yang besar umumnya terjadi pada pantai
dengan permukaan air yang sangat besar/luas. Danau dan cekungan laut kecil yang
terpisah dari laut terbuka biasanya hanya mengalami efek yang kecil dari pasang surut
ini, seperti pada laut mediterania yang ketinggian pasang surutnya hanya berkisar dari
10 – 20 cm. Luas dari daerah tidal flat ini berkisar antara beberapa kilometer sampai
25 km (Boggs, 1995). Berdasarkan pada elevasinya terhadap tinggi rendahnya pasang
surut, lingkungan tidal flat dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu subtidal, intertidal
dan supratidal . Pembagian serta hubungan antara zona-zona pada lingkungan tidal
flat (Boggs, 1995) Zona subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level pasang surut
yang rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus menerus. Zona ini sangat
dipengaruhi oleh tidal channel dan pengaruh gelombang laut, sehingga pada daerah
ini sering diendapkan bedload dengan ukuran pasir (sand flat). Pada zona ini sering
terbentuk subtidal bar dan shoal. Pengendapan pada daerah subtidal utamanya terjadi
oleh akresi lateral dari sedimen pasiran pada tidal channel dan bar. Migrasi pada tidal
channel ini sama dengan yang terjadi pada lingkungan sungai meandering. Zona
intertidal meliputi daerah dengan level pasang surut rendah sampai tinggi.
Endapannya dapat tersingkap antara satu atau dua kali dalam sehari, tergantung dari
kondisi pasang surut dan angin lokal. Pada daerah ini biasanya tidak tumbuh vegetasi
yang baik, karena adanya aktifitas air laut yang cukup sering (Boggs, 1995). Karena
intertidal merupakan daerah perbatasan antara pasang surut yang tinggi dan rendah,
sehinnga merupakan daerah pencampuran antara akresi lateral dan pengendapan
suspensi, maka daerah ini umumnya tersusun oleh endapan yang berkisar dari lumpur
pada daerah batas pasang surut tinggi sampai pasir pada batas pasang surut rendah
(mix flat). Pada daerah dengan pasang surut lemah disertai adanya aktivitas ombak
pada endapan pasir intertidal dapat menyebabkan terbentuknya asimetri dan simetri
ripples.
BAB III
Petrologi11
Penutup
Kesimpulan
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan lainnya seperti batuan
beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen sendiri. Batuan sedimen bisa dibedakan
berdasarkan lingkungan pengendapannya. Batuan sedimen ada dua jenis, yaitu batuan
sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
lingkungan pengendapan batuan sedimen.
Lingkungan pengendapan adalah suatu tempat pengendapan yang dipengaruhi oleh
sifat fisik, kimia dan biologis dimana sedimen tersebut diendapkan.Lingkungan
pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia,
dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972).
Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang
terbentuk.
Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan
laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau,
ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang diendapkan
oleh angin yang dinamakan eolian.
Lingkungan pengendapan darat antara lain: alluvial plain, lavustrin, eolian, dan
fluvial. Lingkungan pengendapan transisi antara lain: pantai, esturi, dan delta.
Lingkungan pengendapan laut atau marine sejatinya kita bagi secara garis besar dua
bagian yaitu yang berada di paparan (shelf) dan di lantai laut dalam.
Klasifikasi lingkungan pengendapan (Selley, 1988) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:terestrial padang pasir (desert), glasial, daratan, sungai, encer (aqueous) rawa
(paludal), lakustrin, delta, peralihan, estuarin, lagun, litoral (intertidal), reef, laut, neritik (
kedalaman 0-200 m), batial ( kedalaman 200-2000 m), abisal ( kedalaman > 2000 m).
Daftar Pustaka
Petrologi12
http://armandho88.blogspot.com/2009/03/prinsip-interpretasi-lingkungan.html
http://berlianalulu.blogspot.com/2013/02/pengendapan.html
http://en.wikipedia.or.id/wiki/batu sediment
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html
http://www.google.com/batuan sedimen
https://www.google.com/search?q=batuan+sedimen&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-beta
Petrologi13