3
Liberalisme Intitusional Aliran liberalisme ini mengambil pemikiran terdahulu tentang efek manfaat internasional. Institusi internasional menurut kaum liberal adalah suatu organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa : atau merupakan seperangkat aturan yang mengatur tindakan Negara dalam bidang tertentu seperti penerbangan atau pengapalan. Atau bisa disebut “rejim” seringkali keduanya bersamaan: rejim perdagangan contoh WTO. Ada juga rejim tanpa organisasi formal: sebagai contoh, konferensi hukum laut yang diselenggarakan di bawah pengawasan PBB tidak memiliki organisasi internasional yang formal Kaum liberal intitusional menyatakan bahwa institusi internasioanal menolong memajukan kerjasama di antara Negara Negara. Penelitian terhadapa institusi internasional pada saat ini memiliki dua tujuan utama : pertama ada upaya mengumpulkan lebih banyak data dari keberdaaan rejim dalam berbagai macam bidang isu hubungan internasional. Kedua sejumlah teoritis membutuhkan studi lebih lanjut. Salah satu cara menilai pandangan kaum liberal institusional adalah dengan menempatkannya dengan bertentangan dengan analisis kaum neorealis. Kaum neorealis berpendapat bahwa akhir perang dingin kemungkinan besar membawa ketidakstabilan ke erpoa barat yang dapat mengarah ke perang besar. Perdamaian di eropa barat selam perang dingin bertumpu pada dua pilar yang memebentuk perimbangan kekuatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dua pilar tersebut yaitu : pertama , bipolaritas dengan distibusi kekuatan militernya yang stabil, dan kedua gudang senjata nuklir yang besar yang hamper seluruhnya dimonopoli oleh superpower. Dengan kebangkitan multipolaritas , bagaimanapun juga ketidakstabilan dan ketidakamanan semaikn meningkat. Akar dari semua ini adalah struktur system internasional yang anarkis. Menrut realis John mearsheimer, “ anarki memiliki dua konsekuensi yang mendasar . pertama ada sedikit ruang kerpcayaan di antara Negara Negara …. Kedua masing masing Negara harus menjamin kelangsungan hidupnya sendiri sejak tidak adanya actor lain yang memberikan keamanannya” (mearsheimer 1991: 148) Liberalisme institusional : peran institusi adalah menyediakan aliran informasi dan kesempatan bermegosiasi, meningkatkan kemampuan pemerintah memonitor kekuatan lain dan mengimplementsikan komitmennya sendiri, oleh karena itu kemampuannya membuat komitmen yang dapat dipercaya berda pada urutan pertama, dan yang terakhir memperkuat harapan yang muncul

Tugas PIHI (Lib.institusional)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas PIHI (Lib.institusional)

Liberalisme Intitusional

Aliran liberalisme ini mengambil pemikiran terdahulu tentang efek manfaat internasional. Institusi

internasional menurut kaum liberal adalah suatu organisasi internasional, seperti NATO atau Uni

Eropa : atau merupakan seperangkat aturan yang mengatur tindakan Negara dalam bidang tertentu

seperti penerbangan atau pengapalan. Atau bisa disebut “rejim” seringkali keduanya bersamaan:

rejim perdagangan contoh WTO. Ada juga rejim tanpa organisasi formal: sebagai contoh,

konferensi hukum laut yang diselenggarakan di bawah pengawasan PBB tidak memiliki

organisasi internasional yang formal

Kaum liberal intitusional menyatakan bahwa institusi internasioanal menolong memajukan

kerjasama di antara Negara Negara.

Penelitian terhadapa institusi internasional pada saat ini memiliki dua tujuan utama : pertama ada

upaya mengumpulkan lebih banyak data dari keberdaaan rejim dalam berbagai macam bidang isu

hubungan internasional. Kedua sejumlah teoritis membutuhkan studi lebih lanjut.

Salah satu cara menilai pandangan kaum liberal institusional adalah dengan menempatkannya

dengan bertentangan dengan analisis kaum neorealis. Kaum neorealis berpendapat bahwa akhir

perang dingin kemungkinan besar membawa ketidakstabilan ke erpoa barat yang dapat mengarah

ke perang besar.

Perdamaian di eropa barat selam perang dingin bertumpu pada dua pilar yang memebentuk

perimbangan kekuatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dua pilar tersebut yaitu : pertama ,

bipolaritas dengan distibusi kekuatan militernya yang stabil, dan kedua gudang senjata nuklir

yang besar yang hamper seluruhnya dimonopoli oleh superpower. Dengan kebangkitan

multipolaritas , bagaimanapun juga ketidakstabilan dan ketidakamanan semaikn meningkat. Akar

dari semua ini adalah struktur system internasional yang anarkis. Menrut realis John mearsheimer,

“ anarki memiliki dua konsekuensi yang mendasar . pertama ada sedikit ruang kerpcayaan di

antara Negara Negara …. Kedua masing masing Negara harus menjamin kelangsungan hidupnya

sendiri sejak tidak adanya actor lain yang memberikan keamanannya” (mearsheimer 1991: 148)

Liberalisme institusional : peran institusi adalah menyediakan aliran informasi dan kesempatan

bermegosiasi, meningkatkan kemampuan pemerintah memonitor kekuatan lain dan

mengimplementsikan komitmennya sendiri, oleh karena itu kemampuannya membuat komitmen

yang dapat dipercaya berda pada urutan pertama, dan yang terakhir memperkuat harapan yang

muncul tentang keslidan dan kesepaktang internasional.(Keohane 1989a: a)

Secara umum liberlisme institusional dapat diringkas sebagai berikut. Intitusional membantu

memajukan kerjasam antara Negara Negara , oleh karena itu membantu mengurangi

ketidakpercayaan antarnegara Negara dan rasa takut Negara satu sama lain yang dianggap menjadi

masalah tradisional ynag dikaitkan dengan anarki internasional. Peran positif institusi intrnasional

dalam meajukan kerjasama antar Negara berlanjut menjadi permasalahan bagi kaum realis.

Uni Eropa (disingkat UE) adalah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang

beranggotakan negara-negara Eropa. Sejak 1 Juli 2013 telah memiliki 28 negara anggota.

Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal

dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Namun, banyak aspek dari EU timbul sebelum tanggal

tersebut melalui organisasi sebelumnya, kembali ke tahun 1950-an.

Page 2: Tugas PIHI (Lib.institusional)

Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan

antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah dan

mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga organ

yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan anggota-

anggotanya. Lembaga organ penting di dalam UE adalah Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa,

Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Di samping itu, terdapat pula Parlemen

Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota.

Pada tanggal 12 Oktober 2012, Uni Eropa ditetapkan sebagai penerima Penghargaan Perdamaian

Nobel tahun 2012.

Parlemen Eropa berunding di Brusel, Belgia dan (beberapa kali setahun) di Strasbourg (Perancis).

Parlemen Eropa dipilih secara langsung oleh penduduknya.

Lalu, liberalisme institusional dimana negara menciptakan organisasi-organisasi internasional

demi memajukan kepentingan negaranya sendiri. Seperti NATO atau Uni Eropa. Kaum liberal

institusional menyatakan bahwa institusi internasional menolong memajukan kerjasama diantara

negara-negara. sehingga membantu mengurangi ketidakpercayaan antar negara-negara dan rasa

takut negara satu sama lain yang dianggap menjadi masalah tradisional yang dikaitkan dengan

anarki internasional (Jackson & Sorensen, 2009: 158).

LIBERALISME INSTITUSIONAL

Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu organisasi

internasional, seperti NATO atau Uni Eropa; atau merupakan seperengkat aturan yang mengatur

tindakan negara dalam bidang tertentu, seperti penerbangan atau pengapalan (Jackson dan

Sorensen 2009, 154). Mereka menganalogikan institusi dalam perwujudan ‘hutan’ menjadi ‘kebun

binatang’.

Kaum liberalisme ini menyatakan bahwa dengan adanya institusi internasional dapat

memajukan kerjasama antar negara. Seperti yang dikatakan Dugis (2013), institusi internasional

dibuat dalam rangka tujuan menampung kepentingan-kepentingan setiap negara. Institusi dibuat

karena adanya keraguan dan ketidakpercayaan disetiap negara. Sehingga, institusi tersebut

demikian membantu mengurangi rasa takut negara anggota satu sama lain. Tidak hanya bertujuan

mengurangi rasa takut diantara negara, institusi ini menyediakan rasa kesinambungan serta

perasaan stabilitas bangi setiap negara anggota. Dengan adanya kesinambungan serta kestabilan

tersebut dapat memajukan kerjasama dan mendapatkan keuntungan timbal balik.

Kesimpulannya, perdebatan pertama HI diisi dengan masalah substansial antara liberalisme dan

realisme. Perdebatan ini dimenangkan oleh kaum realis. Perdebatan kedua lebih kepada masalah

metodologi yang melibatkan kaum tradisional melawan kaum behavioralisme. Perdebatan ini

tidak memunculkan pemenang. Sedangkan perdebatan ketiga memunculkan paradigma baru dari

Neo-Marxis, Neoliberalisme dan Neorealisme. Perdebatan ketiga ini membuat disiplin HI semakin

rumit. Karena tidak hanya membahas isu-isu politik, namun juga menuju isu-isu yanng

berhubungan dengan ekonomi.