Upload
kurniadin-yayan
View
38
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
medik
Citation preview
TUGAS REFERAT ANESTESI
ANESTESI LOKAL LIDOKAIN
PEMBIMBING
LETKOL. CKM. DR. A.B LUBIS, SP.AN
OLEH:
YAYAN KURNIADIN (1102005299)
WIDYA PRATIWI RADAM (1102007289)
KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI
RS. TK II MOHAMMAD RIDWAN MEURAKSA KESDAM JAYA
PERIODE 18 APRIL 2011 – 22 MEI 2011
Anestesi Lokal Lidokain
Anestetik lokal adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel
penerusan impus-impuls saraf ke sistem saraf pusat dan demikian menghilangkan rasa nyeri,
gatal-gatal, rasa panas, atau dingin. Anestetik lokal pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid
yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan alang-alang di pegunungan Andes (Peru), yang
pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa nyeri pada pengobatan mata, kemudian pada
kedokteran gigi. Sejak tahun 1892 dikembangkan anestetik lokal secara sintesis dan ditemukan
prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang disusul oleh banyak derivat lain seperti tetrakain,
butkain, dan chincokain. Kemudian muncul anestetik lokal seperti lidokain (1947), mepivakain
(1957), prilokain (1963), dan bupivakain (1967).(5)
Lidokain
Lidokain ialah anestetik lokal yang dapat diberikan secara topikal maupun suntkan.
Lidokain mempunyai potensi anestesi yang cukup kuat, mula kerja cepat, masa kerja cukup
panjang dan batas keamanan yang lebar. Obat ini termasuk golongan amino asilamid yang
jarang menimbulkan alergi. Rumus kimianya terdiri dari tiga komponen dasar yaitu: gugus amin
hidrofil, gugus residu aromatik dan gugus intermediet.(3)
Gambar. Rumus bangun Lidokain
Mekanisme kerja
Lidokain mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut
saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom. Kerja obat tersebut
dapat dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit dari – atau impuls vasokonstriktor menuju
daerah tubuh tertentu. Mekanisme kerja lidokain sebagai anestesi local yaitu bekerja pada
reseptor spesifik pada saluran natrium( sodium channel) , mencegah peningkatan permeabilitas
sel saraf terhadap ion natrium dan kalium, sehingga terjadi depolarisasi pada selaput saraf dan
hasilnya terjadi konduksi saraf. Hilangnya fungsi saraf menyebabkan hilangnya rasa sakit,
temperatur, sentuhan, proprioception, dan kemudian otot rangka.(2,3)
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi
lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap
anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan
tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak
digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak.
Kadarnya dalam plasma fetus dapat mencapai 60% kadar dalam darah ibu. Di dalam hati,
lidokain mengalami deakilasi oleh enzim oksidase fungsi ganda (Mixed-Function Oxidases )
membentuk monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid. Kedua metabolit monoetilglisin xilidid
maupun glisin xilidid ternyata masih memiliki efek anestetik local. Pada manusia 75% dari
xilidid akan disekresi bersama urin dalam membentuk metabolit akhir, 4 hidroksi-2-6 dimetil-
anili.(4)
Indikasi
Lidokain sering digunakan secara suntikan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf,
anesthesia epidural ataupun anesthesia selaput lendir. Pada anesthesia infitrasi biasanya
digunakan larutan 0,25% – 0,50% dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak
boleh melebihi 200mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg
untuk jangka waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan larutan 1 – 2
% dengan adrenalin; untuk anesthesia infiltrasi dengan mula kerja 5 menit dan masa kerja kira-
kira satu jam dibutuhkan dosis 0,5 – 1,0 ml. untuk blockade saraf digunakan 1 – 2 ml.
Lidokain dapat pula digunakan untuk anesthesia permukaan. Untuk anesthesia rongga
mulut, kerongkongan dan saluran cerna bagian atas digunakan larutan 1-4% dengan dosis
maksimal 1 gram sehari dibagi dalam beberapa dosis. Pruritus di daerah anogenital atau rasa
sakit yang menyertai wasir dapat dihilangkan dengan supositoria atau bentuk salep dan krem 5
%. Untuk anesthesia sebelum dilakukan tindakan sistoskopi atau kateterisasi uretra digunakan
lidokain gel 2 % dan selum dilakukan bronkoskopi atau pemasangan pipa endotrakeal biasanya
digunakan semprotan dengan kadar 2-4%.(5)
Lidokain juga dapat menurunkan iritabilitas jantung, karena itu juga digunakan sebagai
obat anti aritmia.
Interaksi obat
Klirens lidokain dapat berkurang oleh propranolol dan simetidin. Efek depresi jantung
lidokain bersifat aditif dengan beberapa beta bloker dan antiaritmia. Efek aditif kardiak dapat
terjadi ketika lidokain diberikan dengan fenitoin IV. Bagaimanapun penggunaan jangka panjang
fenitoin dan penginduksi enzim lainnya dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain.
Hipokalemia terjadi pada penggunaan lidokain dengan asetazolamid, diuretik loop, dan antagonis
tiazid.(5)
Efek samping
1. Pada SSP
Adanya reaksi psikotik dilaporkan terjadi pada 6 pasien dengan pemberian lidokain IV
untuk pengobatan penyakit jantung. Pada kasus lain pasien mengalami gejala ataxia
serebral setelah penggunaan lidokain topikal untuk endoskopi.
2. Pada kulit
Eritema dan pigmentasi pada bibir atas terjadi pada anak-anak setelah infiltrasi dental
lokal dari lidokain. Eritema juga terjadi setelah pemberian topikal pada beberapa formula
lidokain seperti transdermal patch.
3. Kehamilan
Efek samping serius dari anestesi epidural jarang terjadi tetapi lidokain mungkin
memberikan efek transient pada sistem auditory neonatal.
4. Sebagai anestesi lokal
Umumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan seharusnya
menjadi perhatian pada jika digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif,
bradikardi atau depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme dihati dan harus
diperhatikan pemberian pada pasien yang mengalami kerusakan hati. T1/2 lidokain
mungkin diperpanjang pada kondisi kurangnya aliran darah hati seperti gagal jantung
atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain mungkin berakumulasi dengan pasien yang
mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM lidokain mungkin meningkatkan konsentrasi
kreatinin fosfokinase yang dapat mengganggu diagnosa dari Infark myocard akut.
Daftar Pustaka
1. Bagian farmakologi FKUI. 2006. Farmakologi dan terapi edisi 4. Jakarta: Gaya Baru
2. Said A latief, dkk. 2002. Petujuk Praktis Anestesiologi edisi 2. Jakarta : bag.Anestesiologi dan
terapi intensif FKUI
3. Dewi F, dkk. Perbandingan Mula Kerja dan Masa Kerja Dua Anestetik Lokal Lidokain.
www.cerminduniakedokteran.com (akses 14 mei 2011)
4. Anonim. 2008. Anestesi golongan amida.http://dentnote.wordpress.com/2008/02/28/
anesthetik-lokal-golongan-amida/.(akses 14 Mei 2011)
5. Sumaherni. http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/2010/12/23/anestetik-lokal-lidokain/ . (akses
14 Mei 2011)
CASE REPORT ANESTESI
Yayan Kurniadin
1102005299
Pembimbing
Letkol CKM dr. A. B. Lubis Sp.An
ILMU ANESTESIOLOGI
RS TK.II MOHAMMAD RIDWAN MEURAKSA
JAKARTA
LAPORAN KASUS
VARICOCELE
IDENTITAS
Nama : Tn. Risdiyanto
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Pangkat/Gol : Kopda
Alamat : Jl. Matraman Raya No.92 Jakarta Pusat
No. RM : 063826
Tgl masuk RS :
Tgl operasi : 18 Mei 2011
ANAMNESIS
I. Keluhan Utama
II. Keluhan Tambahan
III. Riwayat Penyakit Sekarang
IV. Riwayat penyakit dahuluRiwayat Penyakit Lainnyaa. DM ( - ) d. Penyakit Jantung ( - )
b. Hipertensi ( - ) e. Penyakit Paru ( - )c. Asma ( - ) f. Penyakit Hepar ( - )
V. Riwayat penyakit keluargaDisangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
I. Status generalis :1. Keadaan Umum : Baik2. Kesadaran : Compos mentis3. Vital Sign : Tekanan Darah : 138/80 mmHg
Nadi : 72 x/menitRespirasi : 20 x/menitSuhu : 36,5 C
4. Berat Badan : 80 Kg5. Kepala, mata, thorax, ekstremitas, neurologis, genitalia dalam batas normal.
II. Status lokalisRegio :Inspeksi :Palpasi :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Darah Rutin
- Hb : 12,6 gr/dl- Leukosit : 9000/UI- Ht : 43%- Trombosit : 304000/uL- Hitung jenis : 0/2/3/49/44/2 %- Masa perdarahan : 2 detik- Masa pembekuan : 13 detik
Urin Lengkap
- Warna : Kuning - Silinder : -- Kejernihan : Jernih - Darah samar : -- Urobilinogen : + - Glukosa : -- Prot/Alb : - - Kristal : -- Eritrosit : 0 – 1 /lpb - Epitel cell : +- Leukosit : 0 – 2 /lpb
DIAGNOSIS KERJA
Varicocele Sinistra
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI
Varicocelectomy
KESIMPULAN
Pada pasien ini diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta didukung dengan pemeriksaan penunjang, kemudian ditentukan terapi untuk pasien ini yaitu Varicocelectomy.
Pada operasi Varicocelectomy ini teknik anestesi yang digunakan adalah teknik intubasi. Untuk persiapan induksi anestesia sebaiknya kita ingat STATICS :
S = Scope : stetoskop, untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
T = Tubes : pipa trakea ( pilih sesuai usia )
A = Airway : pipa mulut – faring ( guedel/mayo, orofaring) atau pipa hidung-faring
T = Tape : plester untuk fiksasi pipa agar tidak terdorong atau tercabut
I = Introducer : mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.
C = Connector : penyambung antara pipa dan pperalatan anestesia
S = Suction : penyedot lendir, ludah dan lainnya
Obat anestesi yang digunakan untuk induksi adalah Propofol 150 mg IV, Noveron 25 mg IV, Petidin 60 mg IV. Setelah triaas anestesi tercapai dilakukan intubasi. Untuk maintenence diberikan Halotan 0,5 – 2 %, N2O dan O2 3:1 secara inhalasi.