43
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF) DISUSUN OLEH : Kelompok A 1. ALZA WINDA 9. ELDA NENGSIH 2. ATRIANIS BAENE 10. ELSA SELVIA NORA 3. AULIA AMRI 11. HAMAMI AMALIA 4. BIMA SATRIA N K 12. ITRA MASARI 5. DEA AFRIZA NOVITA 13. MELA NIDIA AFRIANTI 6. DECHY FRICILIAN S 14. RISKI HARIRKA 7. DIA MARIANI 15. WILDA SUSANTI 8. DINI YUDEA YESICA PRODI S-1 KEPERAWATAN

Tugas seminar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas seminar

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)

DISUSUN OLEH :

Kelompok A

1. ALZA WINDA 9. ELDA NENGSIH

2. ATRIANIS BAENE 10. ELSA SELVIA NORA

3. AULIA AMRI 11. HAMAMI AMALIA

4. BIMA SATRIA N K 12. ITRA MASARI

5. DEA AFRIZA NOVITA 13. MELA NIDIA AFRIANTI

6. DECHY FRICILIAN S 14. RISKI HARIRKA

7. DIA MARIANI 15. WILDA SUSANTI

8. DINI YUDEA YESICA

PRODI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA

PADANG

2015

Page 2: Tugas seminar

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul“AsuhanKeperawatan Dengue Hemorragic Fever (DHF)”

telahdisahkandandisetujuipada :

Hari :

Tanggal :

Disetujuioleh :

Ci Klinik

( Edrawilta.Amd )

Ci Akademik

( Rahmawati, M.Kep, Sp. KMB )

Page 3: Tugas seminar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESEHAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

a. Definisi

b. Etiologi

c. Patofisiologi (WOC)

d. Manifestasiklinis

e. Komplikasi

f. Pemeriksaanpenunjang

g. Penetalaksanaan

B. PROSES KEPERAWATAN

a. Pengkajian

b. DiagnosaKeperawatan

c. IntervensiKeperawatan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

B. DiagnosaKeperawatan

C. IntervensiKeperawatan

D. ImplementasidanEvaluasi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 4: Tugas seminar

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau yang sering disebut dengan penyakit

demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala

utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.

Gejala awal penyakit sulit diketahui penyebabnya, sehingga masyarakat

menganggap hal itu sebagai demam biasa dan pertolongan penderita cenderung terlambat

pada kondisi buruk. Kemiripan tanda dan gejala penyakit DHF dengan penyakit lain pada

awal gejala, seperti halnya influenza, tifus, rubella, perlu diwaspadai oleh masyarakat,

karena penyakit ini jika telah sampai pada tahapan syok biasanya akan berakhir dengan

kematian.

DHF berjangkit di wilayah yangpadat penduduk dan ditularkan melalui nyamuk

aedes aegepty dengan kemampuan terbang 40-100 m, serta kebiasaan menggigit berulang

secara bergantian pada beberapa orang dalam waktu singkat. Kasus DHF cenderung

meningkat pada musim penghujan, karena perubahan musim mempengaruhi frekuensi

gigitan nyamuk, jumlah gigitan yang terjadi pada siang dan sore hari. Selain itu,

kecenderungan manusia untuk berlindung di dalam rumah pada saat musim penghujan

juga meningkatkan kecepatan dan luasnya penularan penyakit DHF ini.

Hal ini masih menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kita

mengenai penyakit DHF meskipun pemerintah telah menggalakkan program 3M

(Menguras, Menutup dan Mengubur) sebagai salah satu pencegahan.

Dari data yang didapatkanolehmahasiswadaritanggal 18 mei 2015

sampaidengantanggal 29 mei 2015 ditemukankasus DHF di ruangankelasmanderubiah

RSUD Dr.MuhammadZeinPainansebanyak 10 orang.

Dari data danfenomenadiatasmakamahasiswatertarikmelakukan seminar

kasusdenganjudul DHF.

Page 5: Tugas seminar

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien DHF

( Dengue Haemorraghic Fever ).

b. Tujuan Khusus

1. Memahamikonsepdasarpenyakit DHF

2. Melakukanpengkajianpadapasien DHF

3. Menengakkan diagnose padapasien DHF

4. Menetapkanintervensiasuhankeperawatanpadapasien DHF

5. Mendokumentasikanasuhankeperawatanpadapasien DHF di RSUD Dr.

Muhammad ZeinPainan

Page 6: Tugas seminar

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. KONSEP PENYAKIT

a. Definisi

Dengue ialah suatu infeksi arbovirus (arthrop-borne virus) akut, ditularkan oleh

nyamuk spesies Aedes (FK UI, 1985, hlm. 607). Dengue Hemorrhagic fever (DHF) atau

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005). Penyakit ini

dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak.

Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

Demam berdarah dengue atau DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan

oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu

demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan

sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindroma renjatan dengue) sebagai akibat dari

kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soe soegijanto, 2002).

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam

manifestasi perdarahan, dan bertendendi mengakibatkan renjatan yang dapat

menyebabkan kematian (Mansjoer, 2005). Puncak kasus DBD terjadi pada musim hujan

yaitu bulan Desember sampai dengan Maret.

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus

dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti

(Suriadi, 2010). Menurut Aziz Alimul H. (2006) Dengue Haemorargic Fever (DHF)

merupakan penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan

arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan

sebutan Demam Berdarah Dengue (DBD).

b. Etiologi

Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B. Dikenal 4 serotipe virus

dengue yang saling tidak mempunyai imunitas silang. Sabin adalah orang pertama yang

berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah penderita sewaktu terjadi epidemi

Page 7: Tugas seminar

demam dengue di Hawaii dengan nama tipe 1, sedangkan virus dari penderita demam

dengue yang berasal dari New Guinea diberi nama tipe 2 (FK UI, 1985).

Virus dengue tipe 1 dan tipe 2 berhasil diisolasi dengan menyuntik darah

penderita secara intrakutis pada anak tikus putih muda. Dari serum penderita yang

diserang Philippene hemorrhagic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat

diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi nama virus dengan tipe 3 dan 4. Virus dengue

dengan tipe 1 dan tipe 2 berhasil diisolasi dengan menyuntik darah penderita secara

intrakutis pada anak tikus putih muda. Dari serum penderita yang diserang Philippine

hemorrhagic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat disolasi tipe virus

dengue baru yang diberi nama virus dengue tipe 3 dan tipe 4. Ae. Albopictus sel C6/36,

“a clone of Singh’s Ae. albopictus cells” untuk mengisolasi virus. Biakan jaringan itu

diberi kode sel c6/36 dan disebut “a clone of  Singh’s Ae. albopictus cell” karena Singh

adalah sarjana pertama yang membuat biakan jaringan Ae. albopictus, sedangkan kloning

biakan jaringan dikembangkan oleh Igarashi. Isolasi virus dengue dengan menggunakan

biakan jaringan nyamuk Ae, aegypti atau Ae, albopictus disebut mosquito inoculation

technique yang merupakan suatu teknik baru, sangat sensitif, sederhana dan murah.

Sensitivitas isolasi bergantung pada serotipe virus, macam strain, macam biakan

jaringan, asal biakan jaringan, jumlah pasase biakan jaringan dan lain-lain (FK UI, 1985).

c. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami

demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-

bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin

terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan

pembesaran limpa (Splenomegali).Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan

terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system

komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang

berdaya untuk melepaskan histamine zat anafilaktosin dan serotonin serta aktivitas

system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler, dan merupakan

mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah

Page 8: Tugas seminar

yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Hal ini

berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,

hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Peningkatan permeabilitas kapiler terjadi.

Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume

plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan

(syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau

menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit

menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.Terjadinya trobositopenia,

menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan

fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama

perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Adanya kebocoran plasma ke daerah

ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga

serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi

cairan yang diberikan melalui infus.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan

kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi

kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung,

sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami

kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami

renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,

metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Sebab lain

kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan

trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis

terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system

koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti

terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS,

terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.Gangguan hemostasis pada DHF

menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan

koagulasi. Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di

seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.

Page 9: Tugas seminar

d. Manifestasiklinis

Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam

biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok

dengue.

1. Demam berdarah (klasik)

Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung

usia pasien Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan

munculnya ruam Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak

adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan

tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah

putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga

seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien

juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran

cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi

(menorrhagia).

2. Demam berdarah dengue (hemoragik)

Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan

gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama,

yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti

oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh

darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar

kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering

ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat

keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya

kebocoran plasma darah Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien

mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur,

dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan

cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis.

Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian

3. Sindrom Syok Dengue

Page 10: Tugas seminar

Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien

akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam

berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar

pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat

rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di

bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok Sindrom

syokterjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang

mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat

berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan

cepat Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-

24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk

mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang

telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran

urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.

e. Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :

1. Perdarahan luas.

2. Shock atau renjatan.

3. Effuse pleura

4. Penurunan kesadaran

f. PemeriksaanPenunjang

1. Darah

a) Trombosit menurun.

b) HB meningkat lebih 20 %.

c) HT meningkat lebih 20 %.

d) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.

e) Protein darah rendah.

f) Ureum PH bisa meningkat.

g) NA dan CL rendah.

Page 11: Tugas seminar

2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

2) Uji test tourniket (+)

g. Penatalaksanaan

1. Tirah baring.

2. Pemberian makanan lunak.

3. Pemberian cairan melalui infus.

pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan

cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung na + 130 meq/liter , k+

4 meq/liter, korekter basa 28 meq/liter , cl 109 meq/liter dan ca = 3 meq/liter.

4. Pemberian obat-obatan: antibiotic, antipiretik,

5. Anti konvulsi jika terjadi kejang

6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).

7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal

penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam

bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan data yang dilakukan dalam pengkajian :

wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.

a. Identitas

DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja

dan dewasa ( Effendy, 1995 )

b. Keluhan Utama

Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan

menurun.

c. Riwayat penyakit sekarang

Page 12: Tugas seminar

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,

sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

d. Riwayat penyakit terdahulu

Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

e. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan,

karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides

aigepty.

f. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban

bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang

dibersihkan.

g. Riwayat Tumbuh Kembang

h. Pengkajian Per Sistem:

1. Sistem Pernapasan

Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada

simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

2. Sistem Persyarafan

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat

trjadi DSS

3. Sistem Cardiovaskuler

Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada

grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar

mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat

diukur.

4. Sistem Pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,

pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat

menelan, dapat hematemesis, melena.

5. Sistem perkemihan

Page 13: Tugas seminar

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat

kencing, kencing berwarna merah.

6. Sistem Integumen.

Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji

tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

Dalam pengkajian kita juga mendapatkan data subjekyif dan data obyektif.

a. Data subyektif yang biasa terdapat pada klien DHF

1. Lemah.

2. Panas atau demam.

3. Sakit kepala.

4. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.

5. Nyeri ulu hati.

6. Nyeri pada otot dan sendi.

7. Pegal-pegal pada seluruh tubuh.

8. Konstipasi (sembelit).

b. Data obyektif

1. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.

2. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

3. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,

4. Hiperemia pada tenggorokan.

5. Nyeri tekan pada epigastrik.

6. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.

7. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,

sianosis perifer, nafas dangkal.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien DHF (Christiante Effendy, 1995)

yaitu:

Page 14: Tugas seminar

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding

plasma.

5. Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit yang semakin memburuk

3. Intervensi Keperawatan

DX I:Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

Tujuan :

1. Suhu tubuh normal (36 – 37oC).

2. Pasien bebas dari demam.

Kriteria hasil :

1. Suhu tubuh antara 36 – 37o C

2. Nyeri otot hilang

Intervensi :

a. Kaji saat timbulnya demam.

Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.

b. Beri kompres air hangat

Rasional : kompres air hangat terjadi vasodilatasi yang dapat meningkatkan penguapan yang

mempercepat penurunan suhu tubuh.

c. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)

Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan

tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

e. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali

atau lebih sering.

Page 15: Tugas seminar

Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum

pasien.

f. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.

Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.

g. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat

khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

DX 2: Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri berkurang dan rasa

aman terpenuhi.

Kriteria hasil :

1. Keluhan hilangnya/terkontronya rasa sakit

2. Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks

3. Dapat tidur/beristirahat adekuat

Intervensi :

a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan

waktu.Menandaigejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia, meringis.

Rasional: mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda

perkembangan/resolusi komplikasi.

b. Dorong pengungkapan perasaan

Rasional: dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan

intensitas rasa sakit.

c. Lakukan tindakan paliatif, misalnya pengubahan posisi, masase, rentang gerak padasendi

yang sakit.

Rasional: meningkatkan relaksasi/menurunkan tegangan otot.

d. Instruksikan klien untuk menggunakan relaksasi progresif, tekhnik napas dalam.

Rasional: meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat

e. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri (distraksi) seperti membaca, menonton TV dll.

Page 16: Tugas seminar

Rasional: dengan melakukan aktivitas lain, pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap

nyeri yang dialami.

f. Kolaborasi pemberian analgetik/antipiretik

Rasional: memberikan penurunan nyeri. Mengurangi demam

DX 3: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai

dengan porsi yang diberikan /dibutuhkan.

Kriteria hasil:

1. Klien menunjukkan berat badan meningkat

2. Klien menunjukkan adanya nafsu makan

Intervensi :

a. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.

Rasional : Untuk menetapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.

b. Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.

Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.

c. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.

Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .

d. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

Rasional : Untuk menghindari mual.

e. Berikan makanan dalam kondisi hangat.

Rasional: makanan hangat dapat meningkatkan nafsu makan

f. Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.

g. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.

Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan

intake nutrisi pasien meningkat.

h. Ukur berat badan pasien setiap minggu.

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien

Page 17: Tugas seminar

DX 4:Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan volume cairan terpenuhi.

Kriteria hasil:

1. Input dan output seimbang/terpenuhi

2. Vital sign dalam batas normal

3. Turgor kulit baik

4. Akral hangat

Intervensi :

a. Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.

Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan

normalnya.

b. Observasi tanda-tanda syock.

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.

c. Berikan cairan intravena sesuai program dokter.

Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan

cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.

d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.

e. Catat intake dan output.

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.

f. Catat peningkatan suhu tubuh dan durasi demam. Berikan kompres hangat sesuai indikasi

Rasional: meningkatkan kebutuhan metabolisme dan diaforesis yang berlebihan yang

dihubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan.

DX 5: Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit yang semakin memburuk

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Kecemasan klien berkurang.

Kriteria hasil: klien tampak rileks, klien tidak cemas lagi.

Intervensi :

a. Kaji rasa cemas yang dialami pasien.

Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.

Page 18: Tugas seminar

b. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien.

Rasional : Pasien bersifat terbuka dengan perawat.

c. Tunjukkan sifat empati

Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.

d. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya

Rasional : Meringankan beban pikiran pasien.

e. Gunakan komunikasi terapeutik

Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil

yang efektif.

Page 19: Tugas seminar

BAB III

Asuhan keperawatan pada ny. N dengan Dengue Hemorragic Fever (DHF)

1. Biodata pasien.

- Nama : Ny .N

- Nomor RM : 19 27 16

- Umur : 34 Th

- Jenis kelamin : Perempuan

- Perkerjaan : Pegawai negeri sipil ( PNS )

- Pendidikan : S.1

- Agama : Islam

- Alamat : Balai selasa

- Suku bangsa : Minang / indonesia

- Diagnosa medis : DHF ( Dengue haemorragic fever)

- Penanggung jawab : Gusliando

- Hubungan dengan keluarga : Suami

- Tanggal masuk : 22/05/2015

- Tanggal pengkajian : 22/05/2015

- Ruang rawat : Kelas, Mande Rubiah 5

2. Riwayat kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

- Riwayat masuk rumah sakit

Pasien di bawa oleh keluarga ke RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN painan pada

tanggal 22/05/2015 dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, sakit kepala, pusing,

mual, muntah, perdarahan gusi dan nafsu makan berkurang, pasien sebelumnya

pernah berobat ke puskesmas balai selasa dan di kasih obat oral, tai setelah 2

harinsakit kepala bertambah, mual muntah, pasien langsung ke IGD RSUD DR.M,ZEIN

painan dan dirawat inap.

- keadaan pasien saat pengkajian

Page 20: Tugas seminar

Pasien masih mengeluh sakit kepala.Mual muntah sudah mulai berkurang , otot

dan persendian pegal-pegal tetapi hebat,badan terasa lemas,sesak nafas dan ada bintik-

bintik kemerahan pada tubuh. Asupan makanan tidak ada sama sekali karena nafsu

makan berkurang.

B. Riawayat kesehatan masa lalu

Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini. Riwayat pendarahan

lama,mudah berdarah dan mudah memar tidak ada pasien mengatakan pernah

mengkonsumsi obat dari puskesmas 2hari yang lalu.

C. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit

yang sama.

3. Riwayat psikososial dan spiritual

a. Mekanisme koping terhadap stress

Pasien tampak tidak nyaman dengan masalah penyakitnya karena baru

pertama kali pernah dirawat makan dan tidur pasien sangat terganggu.

b. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

Pasien mengatakan tidak sabar ingin cepat sembuh dan harapannya setelahmenjalani

perawatan lekas sembuh dan bisa beraktivitas kembali dan perubahan yang dirasakan

saat jatuh sakit pasien merasakan lemas dan tidak kuat untuk melakukan aktivitas.

c. Sistem nilai kepercayaan

Pasien tidak melakukan aktivitas agama selama sakit karena pasien sangat lemah dan

tidak kuat untuk melakukan aktivitas.

d. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya, pengobatan dan perawatan

Pasien mengatakan tidak tau tentang hal ini.

4. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola makan

Sebelum sakit :2-3 kali sehari ( nasi,lauk pauk,kue kering dan buah-buahan) 1porsi habis.

Saat dirawat : Nafsu makan berkurang, pasien tidak pernah makan selama dirawat.

Page 21: Tugas seminar

b. Pemenuhan cairan

Sebelum sakit : 8 gelas per hari (air putih, susu, minum biasa).

Saat dirawat : 4-5 gelas per hari (air putih) pasien mengeluh mual.

c. Pola eliminasi

BAK

Sebelum sakit : Sering ,warna kuning

Saat dirawat : 5-7 kali sehari ,warna kuning

BAB

Sebelum sakit : 1-2 kali sehari , kinsistensi padat

Saat dirawat : belum BAB

d. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : tidur dan tenang , malam 8 jam ,siang 1 jam

Saat dirawat : pasien mengeluh susah tidur

e. Personal hygiene

Sebelum sakit : mandi 2 kali sehari ,keramas 3 kali seminggu dan ganti pakaian setiap

selesai mandi.

Saat dirawat : belum ada mandi ,hanya di lap saja dengan bantuan keluarga.

f. Aktivitas fisik

Sebelum sakit : Melakukan aktivitas keseharian sebagai PNS

Saat dirawat : Hanya beraktivitas di atas tempat tidur sambil menjaliniperawatan.

5. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan tidak kebiasaan yang mempengaruhi kesehatannya.

6. Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum : tampak sakit sedang

-Berat badan / tinggi badan

-TTV : TD= 120 /80 mmHg, S= 39,2OC, N= 190x/i, P= 24x/i

b. Pengkajian fisik persistem

Page 22: Tugas seminar

- sistem penglihatan

Fungsi penglihatan baik, posisi mata simetris, konjungtiva normal, dan tidakada

kelainan otot-otot mata.

-sistem pengendapan

Daun telinga dan bentuk telinga normal, tidak ada gangguan pendengarandantidak

ada serumen.

- sistem wicara

Tidak ada kesulitan / gangguan

- sistem pernapasan

Pasien mengeluh sesak nafas bila beraktivitas

- sistem kardiovaskuler

Nadi = 190x/i dan tekanan darah = 120/80 mmHg

- sistem saraf

Tingkat kesadaran cmposmentis dengan GCS 15

- sistem imunologi

Tidak ada alergi

- sistem integumen

Keadaan rambut dan kuku bersih, dan keadaan kulit terdapat bercak kemerahan.

- sistem musculoskelal

Sakit pada otot-otot dan persendian.

- sistempencernaan

Keadaanmulutbersih, keadaan saliva normal,

mualmuntahdannafsumakanberkurang

7. Pemeriksaan Penunjang

1. Hematologi ( pemeriksaan ke 1, tanggal 22 mei 2015 )

Page 23: Tugas seminar

- Hemoglobin 143,9/dl

- leukosit 4300/mm3

- Trombosit 112000/mm3

- Hematokrit 41 vol %

2. Hematologi ( pemeriksaan ke 2 tanggal 24 mei 2015 )

- Hemoglobin 12,1,9/dl

- leukosit 2700/mm3

- Trombosit 92000/mm3

- Hematokrit 34 %

8. Therapi

- IVD 30 tts/i

- Injeksi Ranitidin 2x1

- Banyak minum air putih

Page 24: Tugas seminar

Analisa data

NO Data Etiologi Masalah1 DS : -Pasien mengeluh lemah

-Pasien mengatakan hausDO : - Mukosa mulut pasien terlihat kering-Turgor pasien menurun-Kesadaran pasien tampak apatis-TTV :TD :120/80 mmHgS :39,2CN : 109X/iP : 24X/i

Peningkatan suhu tubuh

Kekurangan volume cairan

2 DS: - pasien mengeluh mual muntah- keluarga pasien mengatakan

pasien tidak mau makan

DO: - Pasien tampak lemah-makanan yang di beri tidak habis-pasien kelihatan mualmual

Menurunnya nafsu makan

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3 DS: - pasien mengatakan timbul bintik merah ditanganDO: - Tampak bintik merah d kulit- bibir pasien terlihat kering- Trombosit 112000/mm3

Trombositopenia Resiko perdarahan

4 DS: - pasien mengatakan tidak tau tentang penyakit nya- pasien mengatakan cemas dengan penyakit nyaDO: - pasien kelihatan cemas- pasien kelihatan gelisah

Tidak familiar dengan sumber informasi

Kurang nya pengetahuan

Page 25: Tugas seminar

Diagnosa keperawatan yang muncul :

1. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunya nafsu makan

3. Resiko perdarahan b/d penurunan faktorfaktor pembekuan darah ( trombositopenia)

4. Kurang nya pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber

Page 26: Tugas seminar

Rencana tindakan keperawatan

Page 27: Tugas seminar

NoDiagnosa

keperawatan N0C NIC1 Kekurangan

volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh

- fluid balance

- hydration

- nutritional status:Food and fluid intake

Kriteria hasil:

-mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB, bj urin normal, HT normal

-tekanan darah, nadi,suhu tubuh dalam batas normal

-tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

-monitor vital sign

-pemberian cairan iv

-monitor status nutrisi

-dorong masukan oral

-dorong keluarga untuk membantu pasien makan

-monitor tingkat hb dan ht

-monitor tanda vital

-monitor respon pasien terhadap penambahan cairan

-pemberian cairan iv, monitor ada nya tanda dan gejala kelebihan volume cairan.

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurun nya nafsu makan

- nutritional status: food and fluit intake

- nutritional status: nutrient intake

- luight control

Kriteria hasil :

- ada nya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

- mampu mengindetifikasi kebutuhan nutrisi

- tidak ada tanda-tanda malnutrisi

- tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

- kaji ada nya alergi makanan

- anjurkan pasien untuk meningkat kan protein dan vit C

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- berikan informasi tentang kebutuhan niutrisi

- kaji kemampuan pasien untuk mendapat kan nutrisi yang dibutuh kan

- monitor adanya penurunan BB

- monitor kulit kering dan perubahan piklentasi

- monitor mual muntah

3 Resiko perdarahan b/d penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia)

-blood lose severity

-blood koagulation

Kriteria hasil:

-kehilangan darah ya ng terlihat

-tekanan darah dalam batas normal

-tidak distensi abdomila

-hemoglobin dan hematokrit dalam

-Monitor ketat tanda-tanda perdarahan

-monitor ttv ortostatik

-pertahankan bedres selama perdarahn aktif

-lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan

-identifikasi penyebab perdaraha

-monitor status cairan yang meliputi

Page 28: Tugas seminar

CatatanperkembanganpadaNy. N dengan DHF di RuanganKelas, Mende

Rubiah 5

N

o

Dxkeperawat

an

Implementasi Evaluasi

1 Kekurangan

volume

cairanb/d

peningkatansu

hu tubuh

-Mengontrolvital sign-Mengobservasidancatat intake dan output-Menimbangberatbadan-Memonitorpemberiancairanmelalui IV setiap jam

S : Klienkurangminum

O: Mukosabibirkering

A: Volume

cairantidakadekuat

P:Lanjutkanintervensi

2 Ketidakseimba

ngan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

menurunya

nafsu makan

-

Menimbangberatbadansetiapharisesuaiindikasi

- Menganjurkanistirahatsebelummakan

-

Memberikankebersihanmulutterutamasebelum

makan

- Kolaborasidengantimahligizi

S: Klientidaknafsumakan

O: Beratbadanmenurun

A:

Kebutuhannutrisitidakadek

uat

P: Lanjutkanintervensi

3 Resiko

perdarahan b/d

penurunan

faktorfaktor

pembekuan

darah

( trombositope

nia)

-

Nilaikemungkinanterjadinyakematianjaringanp

adaektermitas ( dingin, nyeri,

danpembengkakan kaki )

S: Klienmeringiskesakitan

O: Catattanda-tanda vital

( kemungkinannekrosisjarin

ganferiver )

A:

Perfusijaringanferifertidaka

dekuat

P: Lanjutkanintervensi

4 Kurangnya

pengetahuanb/

d tidak

familiar

-Berikemauanuntukbelajar

-Jelaskanrasionalpengobatan, dosis, es,

danpentingnyaminumobat

-Beripenkestentangpenyakit DHF

Page 29: Tugas seminar

dengan

sumber

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

A. Biodata pasien.

- Nama : Ny .N

- Nomor RM : 19 27 16

- Umur : 34 Th

- Jenis kelamin : Perempuan

- Perkerjaan : Pegawai negeri sipil ( PNS )

- Pendidikan : S.1

- Agama : Islam

- Alamat : Balai selasa

- Suku bangsa : Minang / indonesia

- Diagnosa medis : DHF ( Dengue haemorragic fever)

- Penanggung jawab : Gusliando

- Hubungan dengan keluarga : Suami

- Tanggal masuk : 22/05/2015

- Tanggal pengkajian : 22/05/2015

- Ruang rawat : Kelas, Mande Rubiah 5

B. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

- Riwayat masuk rumah sakit

Page 30: Tugas seminar

Pasien di bawa oleh keluarga ke RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN painan pada

tanggal 22/05/2015 dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, sakit kepala, pusing,

mual, muntah, perdarahan gusi dan nafsu makan berkurang, pasien sebelumnya

pernah berobat ke puskesmas balai selasa dan di kasih obat oral, tai setelah 2

harinsakit kepala bertambah, mual muntah, pasien langsung ke IGD RSUD DR.M,ZEIN

painan dan dirawat inap.

- keadaan pasien saat pengkajian

Pasien masih mengeluh sakit kepala.Mual muntah sudah mulai berkurang , otot

dan persendian pegal-pegal tetapi hebat,badan terasa lemas,sesak nafas dan ada bintik-

bintik kemerahan pada tubuh. Asupan makanan tidak ada sama sekali karena nafsu

makan berkurang.

2. Riawayat kesehatan masa lalu

Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini. Riwayat pendarahan

lama,mudah berdarah dan mudah memar tidak ada pasien mengatakan pernah

mengkonsumsi obat dari puskesmas 2hari yang lalu.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit

yang sama

C .Pengkajian Fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang

D.Pemeriksaanpenunjang

PemeriksaanpenunjangHematologi ( pemeriksaan ke 1, tanggal 22 mei 2015 )

- Hemoglobin 143,9/dl

- leukosit 4300/mm3

- Trombosit 112000/mm3

- Hematokrit 41 vol %

Page 31: Tugas seminar

2 .Diagnosakeperawatan yang muncul

a. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunya nafsu makan

c. Resiko perdarahan b/d penurunan faktorfaktor pembekuan darah ( trombositopenia)

d. Kurang nya pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber

B.     Saran

Mahasiswa berharap semoga penyusunan makalah tentang Askep pada pasiendengan

DHF ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik

keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses

keperawatan.

Page 32: Tugas seminar

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, arif. 2001. KapitaSelektaKedokteranEdisi III vol. 1. Jakarta : Media Aesculapius.

http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan_6163.html

http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-pada-anak-

dengan.html

http://nsnining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-anak-dengan-dengue.html

http://chandrasaja.dagdigdug.com/2008/07/12/studi-epidemiologi-kejadian-penyakit-demam-berdarah-

dengue-dengan-pendekatan-spasial-sistem-informasi-geografis-di-kecamatan-palu-selatan-kota-

palu-penelitian-pilihan

http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2008/01/16/epidemilogi-dbd-dan-pelayanannya/