Upload
elfira-dyah
View
221
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
drainasi
Citation preview
Rabu, 8 Januari 2014 − 23:02 WIB
Genangan di Jakarta Akibat Drainase Buruk
Sindonews.com - Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta sejak pagi tadi berdampak
terjadi genangan disejumlah wilayah Jakarta Pusat. Genangan terjadi disebabkan masih
buruknya drainase dan gorong-gorong. Di Jakarta Pusat setidaknya ada beberapa jalan yang
tergenang akibat buruknya saluran. Seperti di Jalan Gunung Sahari genangan air mencapai 30
centimeter sehingga banyak kendaraan khususnya roda dua yang mogok.Kawasan lainnya,
Jalan Soeprapto, Cempaka Mas terjadi genangan air dengan kedalaman 20 centimeter,
kemudian Menteng, Tugu Tani, Dipenogoro, Gambir juga terjadi genangan, namun tidak
terlalu dalam dibanding dengan daerah lainnya.
Selain genangan, tiupan angin kencang disertai hujan deras menyebabkan beberapa
dahan pohon di Jakarta Pusat tumbang. Seperti di Jalan Wahidin, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Beberapa dahan pohon angsana patah hingga menutupi jalur pejalan kaki. Patahnya beberapa
dahan pohon tersebut bermula ketika adanya tiupan angin kencang disaat hujan lebat. Secara
tiba-tiba, dahan-dahan pohon itu patah dan menutupi trotoar jalan. Pengamat perkotaan Yayat
Supriyatna mengatakan, permasalahan genangan di Jakarta disebabkan masih buruknya
sistem drainase pada perkotaan DKI Jakarta. Akibatnya jalan utama maupun perumahan
rumah warga kerap kali tergenang air.
"Sistem drainase di DKI Jakarta ini masih sangat buruk, ketika saluran penghubung
menguap akibatnya genangan air mulai bermunculan. Sistem tata kelola drainase. DKI
Jakarta masih buruk," ucap Yayat kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/1/2014). Yayat
menambahkan, permasalahan lainnya masih banyak warga DKI Jakarta yang masih belum
mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Kebanyakan warga
terutama pemukiman di pinggiran kali masih gemar membuang sampah di kali dibanding
tong sampah, hal ini membuat saluran menjadi tersumbah yang berujung banjir. Selain itu,
Yayat mengatakan penurunan permukaan tanah DKI Jakarta bisa menjadi salah satu faktor
terjadinya genangan. "Masalah sampah dan penurunan permukaan DKI Jakarta membuat
genangan," keluh. Ronald (39), seorang pengendara motor hampir tertimpa dahan pohon
yang patah. Karena Traffic Light lagi merah dirinya berhenti menunggu pergantian lampu
hijau. Namun dahan pohon disampingnya tiba-tiba patah. Beruntung dirinya langsung
menghindar. "Saat mendengar akan jatuh, saya langsung maju, sehingga tidak tertimpa dahan
pohon," tuturnya.
KAMIS, 16 JANUARI 2014 | 16:29 WIB
Drainase Buruk Perparah Banjir di Jakarta Selatan
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna,
mengatakan banjir yang merendam Jakarta Selatan akhir pekan lalu disebabkan masalah
drainase. Menurut dia, buruknya sistem drainase (saluran air) menjadi penyebab banjir yang
lebih parah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. “Dulu kan Jakarta Selatan kawasan
pemukiman, tapi sekarang berubah jadi kawasan bisnis,” kata dia saat dihubungi Tempo,
Kamis, 16 Januari 2014.
Yayat mengatakan, perubaha n peruntukan lahan itu membuat air tidak dapat meresap
dan tersalurkan dengan baik. Kawasan perumahan, kata dia, memiliki daya serap air lebih
tinggi ketimbang kawasan bisnis, seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun
apartemen. Perubahan bentang alam tersebut, dia menilai, tidak disertai dengan antisipasi
pada sistem drainase. “Jadi tidak seimbang antara hujan dengan pengaturan air yang diangkut
melalui sistem drainase,” kata dia. Belum lagi, dia melanjutkan, pemerintah tidak
menyiagakan pompa air untuk memperlancar aliran air ke saluran pembuangan utama.
Padahal, keberadaan pompa itu penting untuk mencegah terjadinya penumpukan air. “Sistem
drainase buruk, resapan tanah berkurang, ditambah hujan yang deras. Jadi wajar kalau banjir
dan Jalan T.B. Simatupang ambrol,” kata dia. Ia menyarankan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menerapkan aturan yang lebih ketat dalam hal perizinan. Setiap izin mendirikan
bangunan yang diberikan juga harus sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
zonasi wilayah. Pemberian izin juga harus disertai pengawasan lapangan secara ketat.
Menurut dia, pemerintah tidak perlu ragu untuk bertindak tegas jika ada bangunan yang
menyalahi izin dan peruntukan wilayah, seperti yang tertuang dalam RDTR. “Kalau tidak ada
izin, dibongkar. Sekalipun ada izin tapi menyalahi ketentuan, ya, tetap diproses hukum,”
ujarnya.
Selasa, 27 Mei 2014 - 18:18
Drainase Buruk Penyebab Utama Banjir di Batam
BATAM – Akibat buruknya drainase di Kota Batam, banjir selalu jadi langgaran
setiap hujan lebat melanda. Bahkan, sejumlah jalan protokol terendam hingga 1 meter. Air
hujan yang menutupi jalan mengakibatkan kendaraan susah melintas, karena tingginya aliran
air. “Kalau saya terobos, bisa-bisa kendaran saya mogok,” ungkap Adrian saat melintas di
jalan depan bekas rumah makan Nantongga yang berada persis di samping Makodim 0316
Batam, Senin (26/5). Hanya kendaran besar saja yang berhasil melintasi banjir. Sedangkan
mobil kecil banyak yang berhenti dan memutar arah. Hal itu kontan saja membuat jalanan
menjadi macet. Hal yang sama juga terlihat di Jalan samping Agung Automal yang juga
tergenang aliran. Air dari pemukiman warga tak tertampung lagi di drainase, sehingga
meluap ke badan jalan. Begitupun jalan di belakang Hotel The Hills, Nagoya. Air masuk
hingga ke pertokoan. Kendaraan yang parkir tergenang air. Meskipun drainasenya dalam,
namun di kawasan itu banyak yang ditutup. Akibatnya air berhenti di badan jalan. “Akses
jalan ke Jodoh terkepung banjir. Saya mencoba melalui semua jalan, semua tertutup air,”
ungkap Gustian yang mengurungkan niatnya untuk pergi ke Jodoh. Gustian akhirnya kembali
lagi ke Batam Centre. “Daripada mobil saya mogok,” ungkapnya lagi. Sepanjang Jalan
Duyung juga lumpuh akibat banjir. Mulai dari Polsek Batu Ampar hingga ke Bank BCA
Jodoh digenangi air. Begitupun jalan yang berada di depan Hotel Melia Panorama.
“ Kami berharap pemerintah segera mengatasi permasalahan banjir, “ ujar Yuliana
Santika pengendara yang mengaku tinggal di Batam Centre. Karena jika tidak, lanjut Yuliana
bencana banjir akan semakin parah. “Kita ini dikelilingi laut, dekat dengan pembuangan air.
Namun karena drainase buruk, menyebabkan banjir di mana-mana,” lanjutnya.
Hal serupa juga terjadi di daerah Jodoh sekitar Tanjungpantun, Jalan Duyung, dan depan
Hotel Panorama banjir besar. Di daerah Jalan Raja Ali Haji, bahkan ada longsoran air yang
datang dari atas sebelah kanan jalan mengalir begitu deras bagai sungai ke sisi kiri jalan.
Banyak motor yang terseok-seok dan hampir jatuh ketika melewatinya.
Supriyanto, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sangat menyayangkan
pembangunan Batam yang tanpa perencanaan drainase yang tepat sasaran. Masalah lainnya,
kata Supriyanto, para pengembang properti sering tidak mengindahkan pembangunan
drainase yang berpatokan kepada Amdal (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Drainase
dibangun seadanya dan tidak terkoneksi baik dengan milik pemerintah. “Drainase milik
pemerintah sendiri tidak dirancang dengan baik, karena hanya berpatokan kepada titik-titik
kemungkinan di mana akan terjadi banjir, dan pembangunannya sendiri tidak direncanakan
untuk digunakan dalam jangka waktu panjang,” kata Supriyanto beberapa saat yang lalu.
Dia menyarankan, pemerintah dan Otoritas Batam mengajak pngemabng untuk membangun
sebuah saluran drainase utama di tengahtengah pulau Batam yang mengarah ke laut.
Nantinya drainase yang sudah dibangun terlebih dahulu ada akan mengalir ke situ. Satu lagi
permasalahan yang membuat banjir adalah sampah.
Menurut Supriyanto, kebiasaan buruk masyarakat yang masih sering membuang sampah di
gorong-gorong drainase berakibat buruk, karena ketika hujan saluran menjadi mampet.
Drainase yang ditutupi beton oleh para pengembang juga menjadi hambatan karena pihak
yang bertugas membersihkan sampah menjadi kesulitan melakukan pekerjaannya.
Sumber :
http://www.tempo.co/
http://koran-sindo.com/
http://www.indopos.co.id/
Elfira Dyah Setyowati
135060407111003