Upload
tere-rere
View
178
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh sistem kendali proses dalam kehidupan sehari hari
Citation preview
1. Sistem Kendali Proses Mesin Cuci
Penggilingan pakaian, pemberian sabun, dan pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin cuci tidak akan berubah (hanya sesuai dengan yang diinginkan seperti semula) walaupun tingkat kebersihan pakaian (sebagai keluaran sistem) kurang baik akibat adanya faktor-faktor yang kemungkinan tidak diprediksikan sebelumnya.. Diagram kotak pada Gambar dibawah ini memberikan gambaran proses ini.
Gb. Operasi mesin cuci
2. Sistem Kendali Proses Mesin Pendingin
Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu yang diinginkan si pemakai. Keluarannya berupa udara dingin yang akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharapkan akan sama dengan suhu yang diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa derajat suhu ruangan setelah diberikan aksi udara dingin, maka akan didapatkan kesalahan (error) dari derajat suhu aktual dengan derajat suhu yang diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat kontroler berusaha memperbaikinya sehingga didapatkan kesalahan yang semakin lama semakin mengecil.
Gb. Operasi mesin pendingin
3. Sistem Kendali Proses Mesin Pemanas (Oven)
Dalam hal ini, aktuator adalah elemen pemanas, variabel terkontrol adalah suhu, dan sensor adalah termokopel (suatu piranti yang mengubah suhu menjadi tegangan). Pengontrol mengatur daya ke elemen pemanas sedemikian hingga mempertahankan suhu (sebagaimana yang dilaporkan oleh termokopel) pada nilai yang ditetapkan oleh rujukan.
4. Sistem Kendali Proses Modulasi
Gambar di bawah menunjukkan sistem kontrol pada sebuah heat exchanger yang memanaskan air dengan menggunakan uap air. Temperatur air dijaga pada nilai tertentu dengan cara mengatur supply uap air yang masuk ke heat exchanger.
5. Sistem Kendali Proses Mesin Setrika
Cara kerja dari sistem setrika otomatis ini adalah dengan memanfaatkan thermostat. Saat suhu acuan diatur (input) arus litrik akan dialirkan ke elemen pemanas yang akan memanas sampai panasnya mencapai suhu yang diatur sebagai acuan. Setelah suhu keluaran mencapai suhu acuan, akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur yang nantinya akan memutuskan aliran listrik ke elemen pemanas agar suhu yang dihasilkan tidak melebihi suhu acuan. Begitu juga sebaliknya, setelah elemen pemanas tidak mendapatkan arus listrik, suhu keluaran akan turun dan lebih rendah dari suhu acuan. Nantinya akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur untuk menghubnungkan kembali elemen pemanas dengan arus listrik sehingga suhunya akan naik lagi sampai batas suhu acuan.
Nama : Theresia Fransisca S.
NIM : 061230311563
Kelas : 4 ELC
MATKUL : Sistem Kendali
A. Prinsip Sistem Kendali
Sebuah contoh Sistem Kendali akan diceritakan di bawah ini. Seorang
operator sedang menjaga ketinggian (level) suatu tangki yang akan digunakan untuk
sebuah proses kimia. Jika, ketinggian tangki kurang dari yang semestinya, operator
akan lebih membuka keran masukan (valve), dan sebaliknya, jika ketinggian melebihi
dari yang semestinya, operator akan mengurangi bukaan keran (valve), dan
seterusnya. Gambar 1.2 mengilustrasikan cerita sistem kontrol tersebut.
Gambar 1.2 Contoh Sistem Kendali
Dari kejadian ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah
pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki, kemudian membandingkannya
terhadap harga tertentu dari tinggi cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi
yakni dengan mengatur bukaan keran masukan cairan ke dalam tangki.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem kendali, melakukan urutan kerja
sebagai berikut:
1. Pengukuran (Measuring)
2. Perbandingan (Comparison)
3. Perbaikan (Correction)
Sistem tersebut dapat berjalan baik, jika dianggap sistem bekerja secara ideal
dan sederhana. Namun, masalah akan timbul jika diteliti lebih lanjut, seperti:
a. Keadaan proses yang lebih kompleks dan sulit
b. Pengukuran yang lebih akurat dan presisi
c. Jarak proses yang tidak mudah dijangkau
maka diperlukan modifikasi terhadap sistem tersebut. Dalam hal seperti inilah
diperlukan sebuah Sistem Kendali Otomatik, sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 1.3 di bawah ini.
Gambar 1.3 Sistem Kendali Otomatik
Terdapat beberapa manfaat pada penggunaan Sistem Kontrol Otomatik pada
sebuah proses, yaitu:
• Kelancaran Proses
• Keamanan
• Ekonomis
• Kualitas
1. Sistem Kendali Proses Mesin Pendingin
Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu yang diinginkan si pemakai.
Keluarannya berupa udara dingin yang akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga
suhu ruangan diharapkan akan sama dengan suhu yang diinginkan. Dengan
memberikan umpan balik berupa derajat suhu ruangan setelah diberikan aksi udara
dingin, maka akan didapatkan kesalahan (error) dari derajat suhu aktual dengan
derajat suhu yang diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat kontroler berusaha
memperbaikinya sehingga didapatkan kesalahan yang semakin lama semakin
mengecil.
Gb. Operasi mesin pendingin
2. Sistem Kendali Proses Kalang Terbuka
Sensor mencuplik output sistem dan mengubah hasil pengukuran ini menjadi
sinyal elektrik yang dikirimkannya balik kepada pengontrol. Karena pengontrol
mengetahui apa yangsesungguhnya dilakukan sistem, ia dapat membuat penyesuaian
apa pun yang dibutuhkanuntuk mempertahankan output pada nilai yang semestinya.
Sinyal dari pengontrol kepada aktuator adalah jalur maju [forward path], dan sinyal
dari sensor kepada pengontroladalah umpan-balik (yang "menutup" kalang sistem
kontrol).
Gambar Sistem kontrol kalang-terbuka.
Pada gambar diatas, sinyal umpan-balik dikurangkan dari rujukan pada
pembanding (cpmparator) bagian depan dari pengontrol. Dengan mengurangkan
posisi yang sesungguhnya (seperti yang ditunjukkan pada sensor) dari posisi yang
diinginkan (seperti yang didefinisikan rujukan), kita memperoleh ralat sistem. Sinyal
ralat melambangkan selisih di antara tempat anda sekarang dan tempat yang anda
inginkan . pengontrol senantiasa bekerja untuk memperkecil sinyal ralat ini. Ralat
yang bernilai nol berarti output sistem sudah tepat seperti yang dinyatakan oleh
rujukan.
3. Sistem Kendali Proses Kalang Tertutup
Sebagai contoh dari sistem control loop-tertutup, tinjaulah kembali lengan
robot yang berawal pada 0 ° {lihat Gambar Sistem control loop tertutup}. Kali ini
suatu potensiometer telah disambungkan langsung dengan batang (shaft) motor.
Sewaktu batang tersebut berputar, resistansi potensio berubah. Resistansi diubah
menjadi tegangan dan lalu diumpan balikkan kepada pengontrol.
Untuk memerintahkan lengan tersebut menujusudut 30°, tegangan rujukan
yang setara dengan 30° dikirimkan pada pengontrol. Karena lengan sesungguhnya
masih berada pada 0°, sinyal ralat langsung “melonjak” menjadi 30°. Segera
pengontrol mulai menggerakkan motor dalam arah yang mengurangi alat tadi.
Sewaktu lengan mendekati sudut 30°, pengontrol memperlambat putaran motor ,
ketika lengan pada akhirnya mencapai 30°, motor berhenti. Jika pada saat berikutnya,
suatu gaya luar memindahkan lengan lepas dari marka 30°, sinyal ralat akan muncul
kembali, dan motor akan menggerakkan lengan ke posisi 30°.
Fitur perbaikan diri dari control loop tertutup ini membuatnya lebih disukai
darpipada control loop terbuka , meskipun dibutuhkan perangkat keras tambahan. Hal
ini disebabkan sistem control loop tertutup memberikan kinerja yang andal dan dapat
diulangi meskipun komponen-komponen sistem itu sendiri (pada jalur maju) tidak
mutlak dapat berulang dan diketahui secara cermat.
Gambar Sistem control loop tertutup
4. Sistem Kendali Proses Mesin Setrika
Cara kerja dari sistem setrika otomatis ini adalah dengan memanfaatkan
thermostat. Saat suhu acuan diatur (input) arus litrik akan dialirkan ke elemen
pemanas yang akan memanas sampai panasnya mencapai suhu yang diatur sebagai
acuan. Setelah suhu keluaran mencapai suhu acuan, akan ada sinyal umpan balik ke
saklar temperatur yang nantinya akan memutuskan aliran listrik ke elemen pemanas
agar suhu yang dihasilkan tidak melebihi suhu acuan. Begitu juga sebaliknya, setelah
elemen pemanas tidak mendapatkan arus listrik, suhu keluaran akan turun dan lebih
rendah dari suhu acuan. Nantinya akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur
untuk menghubnungkan kembali elemen pemanas dengan arus listrik sehingga
suhunya akan naik lagi sampai batas suhu acuan.
5. Sistem Kendali Proses Jelajah Mobil
Dalam berkendaraan di jalan raya terkadang ada pembatasan untuk kecepatan
berkendara, misalnya rambu hanya mengijinkan 40 km/jam. Dengan adanya rambu
tersebut, setiap pengendara harus mematuhi dengan cara memelihara supaya
kecepatan kendaraan berkisar pada angka tersebut. Sebagai alat untuk memonitor
biasanya dipasang speedometer dan acuannya adalah kecepatan 40 km/jam. Apabila
terjadi penyimpangan antara yang tercatat pada speedometer terhadap kenyataan
kecepatan kendaraan, maka pengendara senantiasa berusaha untuk melakukan
pengendalian larinya kendaraan dengan menambah atau mengurangi kecepatan
putaran mesin. Proses yang dilakukan pengendara tersebut secara tidak langsung
mensinergikan beberapa komponen yang mempengaruhi sistem kendali jelajah
kendaraan.
6. Sistem Kendali Posisi Aerofoil Sayap Pesawat Terbang
Pada pesawat terbang sebenarnya banyak sekali sistem yang harus dikendalikan
misalnya kecepatan terbang, ketinggian terbang, sistem pembakaran, buka-tutup pintu
pesawat, dan beberapa komponen pada mesin pesawat terbang. Terlebih pada sistem
pesawat tempur tentunya akan lebih banyak lagi yang perlu dikontrol karena
memerlukan gerakan-gerakan manuver yang lebih dan juga untuk mengendalikan
sistem persenjataannya. Pada kapal laut maupun kapal selam juga mempunyai
beberapa komponen yang harus dikendalikan berkaitan dengan keperluan gerakan-
gerakan bermanuver. Pemasangan instalasi kendali ini, tentunya bergantung pada
keperluannya. Dalam kasus gambar diatas merupakan contoh sistem kendali
permukaan pada aerofoil sayap pesawat terbang. Besaran yang dikendalikan
diekspresikan dalam besaran sudut terhadap posisi sudut acuan.
Gambar Diagram Blok Kendali Perilaku Pesawat