6
TUGAS GEOLOGI KUARTER LONGSORAN TANAH (LANDSLIDE) DI KABUPATEN BANJARNEGARA OLEH : I PUTU EKA PRATAMA PUTRA 410012128 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Tugas Tanah Longsor Banjarnegara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kondisi geologi daerah banjargenaga

Citation preview

TUGAS GEOLOGI KUARTERLONGSORAN TANAH (LANDSLIDE)DI KABUPATEN BANJARNEGARA

OLEH :I PUTU EKA PRATAMA PUTRA410012128

JURUSAN TEKNIK GEOLOGISEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA2015Gerakan tanah (landslide) didefinisikan secara sederhana sebagai pergerakan masa batuan,debrisatau tanah menuju bagian bawah lereng.Di dalam SNI 13-6982.2 tentang pemeriksaan lokasi bencana gerakan tanah, gerakan tanah didefinisikan sebagai perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng (BSN, 2004). Gerakan tanah (longsoran) merupakan salah satu peristiwa alam yang sering menimbulkan bencana dan kerugian material yang tidak sedikit.Kondisi alam (geografis) dan aktivitas manusia merupakan salah satu faktor penyebab akan terjadinya gerakan tanah tersebut. Faktor alam yang menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah antara lain yang paling mendasar adalah tingginya curah hujan, kondisi tanah, intensitas pelapukan batuan (tinggi hingga sangat tinggi), vegetasi penutup, dan faktor kestabilan lereng, selain faktor kegempaan sebagai pemicunya.Disisi lain faktor aktivitas manusia juga dapat menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah, sebagai contoh misalnya penggunaan lahan yang tidak teratur dan tidak tepat peruntukannya, seperti pembuatan areal persawahan pada lereng yang terjal, pemotongan lereng yang terlalu curam, penebangan hutan yang tidak terkontrol, dan sebagainya.Gerakan tanah dapat juga terjadi karena adanya penurunan nilai faktor keamanan lereng. Perubahan nilai faktor keamanan disebabkan oleh perubahan pada kekuatan gaya penahan (resistingforce) dan gaya pendorong (driving force).Kejadian longsoran tanah (landslide) di KabupatenBanjarnegara terletak pada daerah yang mempunyai topografi bergelombang kuat hingga pegunungan, yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan, yang membujur barat-timur dan dipisahkan oleh Sungai Serayu yang membentuk lembah serta kondisi geologi yang kompleks.Kestabilan wilayah KabupatenBanjarnegarasangat dipengaruhi dan dikontrol oleh kondisi geologi yang ada, yaitu batuan dan struktur geologi yang kompleks serta topografi yang berelief kuat serta bervariasi.Mengacu pada pembagian fisiografiJawa Tengah(vanBemmelen, 1949), maka wilayahBanjarnegarayang meliputi Kecamatan Karangkobartermasuk dalamZonaPegunungan Serayu Utara bagian tengah. Secara bentukan bentang alam atau unit geomorfologi daerah sekitar wilayahBanjarnegara. Menurut klasifikasi van Zuidam (1983) secara umum dapat dibagi menjadi beberapa satuan geomorfologi, antara lain berupa: Satuan Geomorfik Fluvial dengan Subsatuan Dataran Banjir, Satuan Geomorfik Bentukan Struktur, serta Satuan Geomorfik Volkanik dengan Subsatuan Geomorfik Endapan Lahar.Menyimak faktor kondisi geologi yang menyusun wilayahBanjarnegara berdasarkan Peta Geologi LembarBanjarnegaradan Pekalongan, Jawaskala1:100.000 (terbitan PSG Bandung Tahun 1996), maka wilayah zonasi bencana gerakan tanah (longsoran) yang terjadi di sekitar wilayah Dusun Sijemblung Desa Sampang tersusun oleh litologi yang berupa:1. Titik awal (Mahkota atau source area) longsoran, kemungkinan berupa litologi dari Anggota Lempung Formasi Ligung (QTlc) yang didominasi oleh batu lempung tufan dan batu pasir tufan (tuffaceous claystone and tuffaceoussandstone), dan batuan volkanik Kuarter yang telah lapuk lanjut (strongweathered), dapat berupa berupa batuan piroklastika dan breksi aliran, sesuai dengan posisi penyebaran Peta GeologiRegional, di mana lokasi longsoran tersusun oleh litologi QTlc (warna hijau) dan litologi Qjm (warna coklat pada Peta Geologi).2. Tempat material longsoran terendapkan (depositional toe), kemungkinan pada daerah dengan peruntukan lahan sebagai daerah sawah irigasi berbentuk teras/undak yang didominasi oleh litologi batuan volkanik Kuarter (endapan lahar) dan alluvium berupa Qjo (warna coklat pada Peta Geologi).Secara umum kondisi Geologi penyusun daerah longsoran di Dusun Sijemblung Desa Sampang meliputi beberapa satuan/formasi (dari tua ke muda) yaitu : Formasi Rambatan (Tmr, warna kuning pada Peta Geologi) yang tersusun oleh litologi batuan sedimen detritus halus berupa serpih, napal dan batupasir gampingan; Batuan Terobosan berupa gabro (Tmpi) dan diorite (Tmd) dengan warna merah pada Peta Geologi; kemudian batuan berumur Kuarter berupa Anggota Lempung Formasi Ligung (QTlc) yang tersusun oleh litologi batulempung tufan dan batupasir tufan; dan yang menutupi bagian atas paling muda tersusun oleh Batuan-batuan Gunungapi Jembangan yang didominasi olehlavaandesit dan batuan klastika gunungapi (Qjm, Qjo, dan Qjya).Kondisi topografi secara umum memperlihatkan keadaan yang bergelombang cukup kuat dan curam, di mana keadaan yang demikianinidiakibatkan oleh kontrol struktur geologi dan kondisi litologi/batuan penyusunnya. Sedangkan kontrol struktur geologi yang terekam dalam Peta Geologi Regional didominasi sesar-sesar normal, sesar geser dan sesar naik.Tanah longsor dapat juga terjadi karena adanya peningkatan kandunganairpada lapisan tanah pelapukan yang bersifat porous seiring dengan curah hujan yang tinggi (sangat tinggi), sehingga terjadi penjenuhan pada tanah pelapukan dan batuan permukaan. Penjenuhan ini mengakibatkan bertambahnya bobot masa tanah dan meningkatnya tekanan pori, sehingga tahanan geser menjadi berkurang.Kemiringan lereng yang terjal (biasanya >45) semakin memperkuat untuk terjadinya keruntuhan. Kontak antara tanah pelapukan yang cukup tebal dengan litologi batulempung tufan bertindak sebagai bidang gelincir. Material longsoran bergerak mengikuti lembah dan menggerus tebing lembah yang dilaluinya, sehingga semakin meningkatkan volume material rombakan yang dibawa.Banyaknya volume material rombakan yang kemudian tercampur dengan air sungai yang dilaluinya mengakibatkan viskositas semakin meningkat, sehingga aliran bahan rombakan ini menjangkau areal yang cukup jauh dan merusak serta menimbun sarana dan prasarana yang dilaluinya. Faktor lain, kemungkinan dari faktor hidrogeologi yang berpengaruh dalam gerakan tanah adalah sifat resapan air/permeabilitas tanah di lokasi longsoran yang relatif kecil.Penyebab gerakan tanah yang terkait dengan faktor keairan ini antara lain sifat fisik-mekanik tanah yang dipicu oleh air tanah, pengaturan air permukaan yang kurang baik, penambahan kadar air yang berlebihan, kadar air yang terlalu besar pada daerah lereng, serta luapan air yang berlebihan pada waktu hujan yang tidak segera dapat dibuang. Disisi lain, longsor (landslide) yang terjadi pada senja hari (awal ufuk Magrib) di Dusun Sijemblung Desa Sampang yang berada pada wilayah pegunungan (elevasi sekitar 900 meter) telah mengagetkan semua pihak akan terulangnya kembali bencana akibat tanah longsor yang kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan kadar air dalam tanah akibat curah hujan yang sangat tinggi.Kondisi lahan berbukit sangat curam tersusun oleh batuan dan tanah yg rapuh karena terletak di atas retakan batuan menyebabkan sering terjadi tanah longsor. Struktur geologi tanah di wilayah itu sangat kompleks dengan jalur patahan yang cenderung memicu terjadinya longsor lebih besar. Batuan yang rapuh, tanah yang gembur, lereng yang miring terjal. Apabila diguyur hujan,airhujan akan meresap masuk, batuan tadi rapuh tapi cukup untuk menahan air tidak langsung masuk sehingga air tergenang di dalam. Ini yang mendorong tumpukan tanah gembur itu meluncur dan terjadi longsor. Kenapa volumenya besar, karena dikontrol oleh retakan batuan sehingga mengakibatkan pergerakan yang volumenya menjadi lebih besar. Dan, kadang-kadang titiknya tidak hanya satu di sepanjang jalur patahan tadi.