Upload
lily-diana-novitasari
View
6
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
OTK 2
Citation preview
PROSES PENGOLAHAN AIR/LIMBAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
MEMBRAN
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa.
Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis
serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya
membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang
berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan
kimia, misalnya polimer. Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan
ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai
ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang
mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang
tertahan disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan
menggunakan membran selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi
sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada
membran tersebut. Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas,
karena pada proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang
terjadi adalah fluks berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering
kali berakibat menurunnya selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yang diinginkan
dalam proses pemisahan berbasis membran adalah mempertinggi fluks dan selektivitas.
Teknologi membran dalam pengolahan air dan limbah merupakan proses
pemisahan secara fisika yang memisahkan komponen yang lebih besar dari yang lebih
kecil. Berbagai jenis proses membran dikategorikan berdasarkan driving force, jenis dan
konfigurasi membran dan kemampuan penyisihannya. Proses membran dipergunakan
dalam sistem pengolahan air minum dan air buangan seperti dalam proses desalinasi,
pelunakan, penyisihan bahan organik, penyisihan warna, partikel dan lain-lain. Proses
membran telah ada sejak 25 tahun yang lalu dan saat ini proses tersebut telah
mengalami perkembangan yang pesat. Proses membran dapat diklasifikasikan
berdasarkan driving force untuk menyokong proses pengolahan air. Proses membran
dengan menggunakan tekanan dan tenaga listrik hanya tersedia secara komersial dan
telah umum dipergunakan untuk proses pengolahan air minum dan buangan. Proses
membran yang paling umum adalah proses yang dijalankan dengan tekanan, dimana
tekanan di dalam dan di luar membran berbeda. Berdasarkan ukuran pori membrane,
membran dapat dibagi menjadi empat tipe:
1) Reverse Osmosis (RO)
Reverse osmosis merupakan proses filtrasi yang paling baik,virus influenza
dapat disisihkan oleh alat ini. Dalam proses filtrasi membran ini, terhadap air yang akan
diolah harus dilakukan pengolahan Aahuluan supaya partikel-partikel yang berukuran
besar tidak ikut masuk, sehingga tidak mengganggu kinerja alat yang nantinya akan
merusak membran. Menurut Ir. Teuku Zulkarnain, MT, kandidat doktor teknik
lingkungan Institut Teknologi Bandung, keunggulan RO yang paling superior
dibandingkan metode-metode pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan
zat-zat dengan berat molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil
seperti glukosa dan sukrosa. gradien konsentrasi. Umpan dipompa untuk melewati
membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga perlu diremineralisasi
dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur ini juga bertujuan
menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air minum.
Tabel 1. Ukuran Materi-Materi yang Dapat Dipisahkan oleh Proses Membran
Materi yang akan
dipisahkan
Perkiraan ukuran (nm) Proses
Ion 1-20 Difusi atau reverse osmosis
Organik terlarut 5-200 Difusi
Organik koloidal yang
tidak terlarut
200-10.000 Aliran berpori
Materi koloid & partikulat 75.000 Aliran berpori
(Sumber: Firdaus,2012)
Prinsip kerja proses ini merupakan kebalikan dari proses osmosis biasa. Pada
proses osmosis biasa terjadi perpindahan dengan sendirinya dari cairan yang murni atau
cairan yang encer ke cairan yang pekat melalui membran semi-permeable. Adanya
perpindahan cairan murni atau encer ke cairan yang pekat pada membran
semipermeable menandakan adanya perbedaan tekanan yang disebut tekanan osmosis.
Prinsip kerja proses ini merupakan kebalikan dari proses osmosis biasa. Pada proses
osmosis biasa terjadi perpindahan dengan sendirinya dari cairan yang murni atau cairan
yang encer ke cairan yang pekat melalui membran semi-permeable.
Tabel 2. Teknologi Pemisahan dengan Membran untuk Pengolahan Air Buangan
Feature MF UF NF RO Per-
vaporation
Pemisahan zat
padat tersuspensi
Sangat
baik
Tidak
praktis
Tidak
praktis
Tidak praktis Tidak
cocok
Pemisahan zat
organik terlarut
Tidak
cocok
Sempurna Sangat baik Sangat baik Baik
PemisahanVolatile
Organic Carbon
(VOC)
Tidak
cocok
Buruk Cukup Cukup-baik Sangat
baik
Pemisahan zat
inorganik terlarut
Tidak
cocok
Tidak
cocok
Baik (untuk
garam
inorganik
terlarut)
Sangat baik
(pemisahan
90-99%)
Tidak
cocok
Efek tekanan
osmosis
Tidak ada Kecil Signifikan High Tidak ada
Batasan
konsentrasi
total solid
sampai
dengan
lima
persen
(5%)
total
organik
sampai
lima puluh
persen
(50%)
sampai
dengan
lima belas
persen
(15%)
sampai
dengan
lima belas
persen (15%)
Tidak
cocok
Kualitas Permeate Sangat
baik
Sangat baik Baik Sangat baik Sangat
baik
Tekanan Kerja 1-3 bars 3-7 bars 5-10 bars 15-70 bars <25% dari
proses
Biaya capital
($/gallon per hari)
0.15-1.5 0.15-1.85 0.15-1.5 0.15-1.5 1.85-4.00
Biaya operasi
($/1000 liter
input)
0.15-1.10 0.15-0.80 0.20-0.80 0.25-0.80 0.80-1.30
(Sumber: Firdaus,2012)
Adanya perpindahan cairan murni atau encer ke cairan yang pekat pada
membran semi-permeable menandakan adanya perbedaan tekanan yang disebut tekanan
osmosis. Fenomena tersebut membuat para ahli berpipir terbalik, bagaimana caranya
agar dapat memisahkan cairan murni dari komponen lainnya yang membuat cairan
tersebut bersifat pekat. Dengan penambahan tekanan pada larutan yang pekat, ternyata
cairan murni dapat melalui membran semi-permeable yang nerupakan kebalikan dari
proses osmosis. Atas dasar tersebut teknologi ini disebut reverse osmosis (osmosis
terbalik). Kriteria unjuk kerja membran bisa dilihat dari derajat impermeabilitas, yaitu
seberapa baik membran menolak aliran dari larutan pekat; dan dari derajat
permeabilitasnya, yaitu berapa mudahnya material murni melalui aliran menembus
membran. Membran selulosa asetat merupakan bahan membran yang baik dari segi
impermeabilitas dan permeabilitasnya. Bahan membran lainnya yaitu etyl-cellulose,
polyvinyl alcohol, methyl polymetharcylate dan sebagainya.
Beberapa sistem reverse osmosis yang sering dipergunakan, yaitu tubular,
hollow fibre, spiral wound dan plate frame. Pada proses pemisahan menggunakan RO,
membran akan mengalami perubahan karena memampat dan menyumbat (fouling).
Pemampatan atau fluks merosot itu serupa dengan perayapan plastik/logam ketika
terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan suhu biasanya membran
makin mampat dan menjadi tidak reversible. Normalnya membran bekerja pada suhu
21-35 derajat celcius. Fouling membran dapat diakibatkan oleh zat-zat dalam air baku
seperti kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan organik dan silika. Oleh sebab
itu cairan yang masuk ke proses reverse osmosis harus terbebas dari partikel-partikel
besar agar tidak merusak membran. Pada prakteknya, cairan sebelum masuk ke proses
reverse-osmosis dilakukan serangkaian pengolahan terlebih dahulu, biasanya dilakukan
pretreatment dengan koagulasi dan flockulasi yang dilanjutkan dengan adsorbsi karbon
aktif dan mikrofiltrasi.
Pada suatu saat membran akan mengalami kotor, akibat dari adanya material-
material yang tidak bisa lewat. Hal ini yang menyebabkan tersumbatnya membran.
Kotoran yang terbentuk gumpalan kotoran, kerak atau hasil proses hidrolisa. Untuk
mengembalikan kekondisi semula dilakukan pembersihan dengan menggunakan larutan
pembersih yang khusus. Bahan ini bisa melarutkan kotoran tetapi tidak merusak
membran yang biasanya terbuat dari enzim. Proses pencucian dilakukan dengan
meresirkulasi larutan pencuci ke membran selama kurang lebih 45 menit. Keuntungan
metode RO berdasarkan kajian ekonomi antara lain:
a) Untuk umpan dengan padatan terlarut total di bawah 400 ppm, RO merupakan
perlakuan yang murah.
b) Untuk umpan dengan padatan terlarut total di atas 400 ppm, dengan perlakuan awal
penurunan padatan terlarut total sebanyak 10% dari semula, RO lebih menguntungkan
dari proses deionisasi.
c) Untuk umpan dengan konsentrasi padatan terlarut total berapapun, disertai dengan
kandungan organik lebih dari 15 g/l, RO sangat baik untuk praperlakuan proses
deionisasi.
d) RO sedikit berhubungan dengan bahan kimia sehingga lebih praktis.
2. Nanofiltrasi
Proses nanofiltrasi merejeksi kesadahan, menghilangkan bakteri dan virus,
menghilangkan zat warna karena adanya bahan organik tanpa menghasilkan zat kimia
berbahaya seperti hidrokarbon terklorinasi. Nanofiltrasi cocok untuk pengiolahan air
dengan padatan terlarut total yang rendah, dimana bahan organiknya dilunakkan dan
dihilangkan. Sifat rejeksi nanofiltrasi khas terhadap tipe ion; ion dwivalen lebih cepat
dihilangkan daripada ion ekavalen, sesuai saat membran tersebut diproses, formulasi
bak pembuat, suhu, waktu annealing, dan lain-lain. Formulasi dasarnya mirip RO,
namun mekanisme operasionalnya mirip ultrafiltrasi.
3. Ultrafiltrasi
Ultrafiltasi merupakan teknologi pemisahan menggunakan membran untuk
memisahkan berbagai zat terlarut dengan berat molekul tinggi, bermacam koloid,
mikroba sampai padatan tersuspensi dalam suatu larutan. Metode ini menggunakan
membran semi permeable untuk memisahkan makromolekul dari larutannya. Ukuran
dan bentuk molekul merupakan faktor penting dalam proses ultrafiltrasi. Cara kerja
proses ultrafiltrasi mirip dengan proses reverse osmosis, yaitu pemisahan partikel
berdasarkan ukurannya dengan menggunakan tekanan pada membran berpori. Ukuran
pori membran ultrafiltrasi lebih besar yaitu berdiameter sekitar 0.1 sampai 1 µm. Yang
membedakan dengan reverse osmosis adalah jenis membran dan lebih kecilnya tekanan
yang digunakan dalam pengoperasian. Membran ultrafiltrasi dibuat dengan mencetak
polimer selulosa asetat sebagai lembaran tipis.
Membran selulosa asetat mempunyai sifat pemisahan yang bagus, namun
sayangnya dapat rusak oleh bakteri dan zat kimia serta rentan terhadap pH. Selain
selulosa asetat ada juga membran yang terbuat dari polimer polisulfon, akrilik,
polikarbonat, PVC, poliamidda, poliviniliden fluoride, kopolimer AN-VC, poliasetal,
poliakrilat, kompleks polielektrolit, PVA ikat silang, keramik, aluminium oksida,
zirkonium oksida, dan sebagainya. Kecepatan hasil permeate (permeation flow) berkisar
sekitar 1.0 sampai 10 m3/m2.jam. Dalam teknologi pemurnian air, membran ultrafiltrasi
dengan berat molekul membran (MWC) 1.000 – 20.000, lazim untuk penghilangan
pirogen, sedangkan membran dengan MWC 80.000 – 100.000 untuk penghilangan
koloid. Tekanan dalam ultrafiltrasi biasanya rendah, sekitar 10-100 psi (70-700 kPa),
sehingga operasinya dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa. Pada suatu saat
proses ultrafiltrasi pun akan menunjukan penurunan unjuk kerja. Hal ini disebabkan
adanya kotoran yang menyumbat pori-pori. Pembersihan membran dilakukan dengan
memasukan bahan pembersih yang terbuat dari larutan caustic soda, sodium
hypochlorite,asam belerang atau surface activator lainnya. Ciptakan aliran yang
olakannya kuat agar lebih memudahkan lepasnya kotoran yang menempel pada
permukaan dan pori-pori. Atau bisa juga dengan dicelupkan kedalam larutan pembersih
dan terakhir disemprot dengan tekanan cukup tinggi untuk mengusir kotorannya. Pada
saat ini ultrafiltrasi lebih banyak dipakai di berbagai macam bidang karena mudah
digunakan sebagai mikrofiltrasi dan tidak sesensitif reverse osmosis. Pemanfaataanya
mencakup pengolahan air limbah di ndustri pulp dan kertas, air limbah domestik,
macam-macam air limbah gedung-gedung, filtrasi MLSS di aeration tank proses biologi
dan diaplikasi lainnya.
Tabel 3. Perbandingan Kinerja Ultrafiltrasi dan Reverse Osmosis
Uraian Ultrafiltrasi Reverse Osmosis
Fraksi berat molekul 1.000 min 500 max
Tekanan osmosis Dapat diabaikan Signinikan
Tekanan operasi 1 sampai 7 kg/cm2 20 sampai 140 kg/cm2
Mekanisme fraksi Filtrasi Diffusi
Material membrane Tidak signifikan Mempengaruhi fraksi hasil
secara signifikan
Distribusi pori-pori halus Signifikan Tidak Nampak
Permiation flow rate 1.0 sampai 10 m3/m3.jam 0.1 sampai 1.0 m3/m2.jam
(Sumber: Rino,2010)
4. Mikrofiltrasi
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau submicron.
Bentuk lazimnya berupa cartridge yang berfungsi untuk menghilangkan partikel dari air
yang berukuran 0,04 sampai 100 micron, asalkan kandungan padatan terlarut total
dalam air tidak melebihi 100 ppm. Filtrasi cartridge merupakan filtrasi mutlak, artinya
partikel padat akan tertahan. dalam aplikasinya cartridge tersebut akan diletakkan
dalam suatu wadah tertentu (housing), dan dapat dibersihkan jika padatan yang tertahan
sudah terlalu banyak. Bahan yang dapat digunakan untuk cartridge bermacam-macam,
antara lain katun, wool, selulosa, fibre glass, polipropilen, akrilik, nilon, asbes, ester-
ester selulosa dan polimer hidrokarbon terfluorinasi. Jenis-jenis cartridge
dikelompokkan menjadi cartridge leletan, cartridge rajut-lekatan-terjurai, catridge
lembar berpori (kertas saring khusus, media nirpintal, membran berkarbon).
Mikrofiltrasi adalah proses filtrasi untuk menghilangkan kontaminan dari
fluidadengan menggunakan tekanan sebagai gaya dorong. Mikrofiltrasi merupakan
salah satu darisejumlah proses filtrasi menggunakan membran. air baku disaring melalui
bahan plastik atau polimer yang berisi jutaan pori-pori kecil. Penyaringan terjadi karena
pori-pori membran paamikrofiltrasi memiliki ukuran yang cukup agar dapat dilalui oleh
air, sedangkan kontaminanseperti partikulat dan organisme pathogen akan tertahan di
atas membran. Mikrofiltrasi merupakan salah satu jenis dari filtrasi dengan membran.
Perbedaan mikrofiltrasi dengan jenis filtrasi dengan membran lainnya terletak pada
ukuran pori-pori membran yang berdampak pula pada kemampuan membran untuk
menyaring kontaminan. Semakin kecil pori-pori membran, semakin kecil pula ukuran
partikel kontaminan yang dapat dihilangkan. Dalam pengolahan air, mikrofiltrasi
biasanya digunakan untuk menghilangkan partikel berukuran besar, seperti padatan
tersuspensi, partikulat, dan mikroorganisme. Membran yang digunakan umumnya
memiliki ukuran pori berkisar antara 0,05-10 mikron. Bahan membran biasanya terbuat
dari keramik, teflon, polypropylene, atau plastik lainnya. Konfigurasi membran dapat
bervariasi, tapi hollow fiber merupakan jenis membranyang paling umum digunakan.
Membran jenis hollow fiber dimasukkan ke dalam pipa berdiameter kecil, biasanya
berukuran satu meter. Ribuan pipa digabung bersama dan pada bagian ujung pipa
diikatkan pada sekat epoxy atau wadah. Sekat bagian ujung dipotong untuk
memungkinkan akses ke dalam serat-serat dari ujung wadah tersebut. Sekumpulan
pipayang terikat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam PVC atau stainless
steel,dinamakan modul. Hal ini memungkinkan air didorong melalui dinding fiber tanpa
arus pendek.Modul kemudian disalurkan bersama-sama dengan cara mendorong air dari
satu sisi melewati dinding membran dan kemudian dikumpulkan. Biasanya, air dipompa
dari luar serat, dan air bersih yang dikumpulkan dari bagian dalam serat, dinamakan
aliran outside-to-inside. Arah aliran ini kadang-kadang terbalik tergantung pada
produsen dan konfigurasi membran. Mikrofiltrasi mempunyai keunggulan dibanding
filtrasi dengan cara konvensional. Harga mikrofiltrasi memang lebih mahal jika
dibanding harga alat filtrasi konvensional. Namun, semua itu dapat tergantikan dengan
kelebihan yang dimiliki mikrofiltrasi. Mikrofiltrasi lebih lengkap dibanding filtrasi
konvensional. Pada mikrofiltrasi, tidak ada pengontrolan aliran secara manual, tidak
membutuhkan flash mixer,tidak dibutuhkan flokulator, dan pengoperasian yang mudah.
Pembersihan dilakukan secara otomatis pada saatmembran memang butuh untuk
dibersihkan. Selain itu, semua settelable solid dapat terjebak di atas membran. Bakteri
dan patogen pun dapat dihilangkan dalam air.
Ultrasonic cross flow microfiltration merupakan alat filtrasi yang dilengkapi
dengan penambahan energi ultrasonik pada membran. Ultrasonic cross flow
microfiltration biasanya digunakan untuk pegolahan air pada air yang mengandung
banyak padatan. Dengan adanya energi ultrasonik, dapat mengurangi tindakan
pembersihan pada lapisan membrandan meningkatkan kemampuan untuk mengalirkan
air melalui membrane. Membran mikrofiltrasi dapat dibedakan dari membran reverse
osmosis dan ultrafiltrasi berdasarkan ukuran partikel yang dapat dipisahkannya. Pada
membran mikrofiltrasi, garam tidak dapat direjeksi membran. Proses filtrasi dapat
dilaksanakan pada tekanan relatif rendah yaitu di bawah 2 bar. Membran mikrofiltrasi
dapat dibuat dari berbagai macam material baik organik maupun anorganik. Proses
mikrofiltrasi menggunakan membran berpori. Membran ini terdiri dari matriks polimer
dimana terdapat pori yang berukuran 0,02 µm sampai 10 µm. Membran memiliki
berbagai macam geometri pori. Pada gambar 3 disajikan beberapa karakteristik struktur
yang ada. Membran ultrafiltrasi umumnya mempunyai struktur asimetrik dan tahanan
perpisahan ditentukan oleh lapisan atas yang berpori.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Reza Putra. 2014. Teknologi Membran. (Online).
http://rezaputraahmad.blogspot.com/. Diakses tanggal 4 Maret 2015.
Firdaus, Muhammad Yusuf. 2012. Teknologi Membran. (Online).
https://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/02/12/teknologi-membran/.
Diakses tanggal 4 Maret 2015.
Laksono, Haren. 2015. Penggunaan Teknologi Membran Pada Pengolahan Air Limbah.
(Online). https://www.academia.edu/4273904/teknologimembran. Diakses
tanggal 4 Maret 2015.
Rino. 2010. Pengolahan Limbah Cair. (Online).
http://rino14.blogspot.com/2010/08/pengolahan-limbah-cair.html. Diakses
tanggal 4 Maret 2015.
Wanten, I Gede. 2013. Teknologi Membran Untuk Pengelolaan Air. (Online).
http://www.igwenten.com/2013/02/teknologi-membran-untuk-pengelolaan-
air.html. Diakses tanggal 4 Maret 2015.