36
1 HIQ 3093 KAEDAH MENGAJAR AL-QURAN TUGASAN 1 UPSI02(A141PJJ) SEMESTER 1 2014 /2015 DISEDIAKAN OLEH NAMA NO. ID NO. TELEFON FAIZAH BT ABDUL RANI D20102043327 017-4905488 NAMA PENSYARAH: DR AZMIL BIN HASHIM TARIKH SERAH: 28 NOVEMBER 2014

Tugasan Kaedah Pengajaran Al-Quran

  • Upload
    masrims

  • View
    477

  • Download
    35

Embed Size (px)

DESCRIPTION

edu

Citation preview

1 HIQ 3093 KAEDAH MENGAJAR AL-QURAN TUGASAN 1 UPSI02(A141PJJ) SEMESTER 1 2014 /2015 DISEDIAKAN OLEH NAMANO. IDNO. TELEFON FAIZAH BT ABDUL RANID20102043327017-4905488 NAMA PENSYARAH:DR AZMIL BIN HASHIM TARIKH SERAH: 28NOVEMBER 2014 2 ISI KANDUNGANMUKA SURAT 1.0 Pendahuluan 2.0 Definisi Dan Konsep Pendidikan 3.0 Tujuan Pendidikan Islam 4.0 Komponen Pendidikan Islam 5.0 Pengajaran al-Quran Pada zaman Rasulullah s.a.w 6.0 Pengajaran al-Quran Pada Zaman Sahabat 7.0 Ibnu Sahnun 7.1 Karya-karya Ibnu Sahnun 7.2 Pemikiran Ibnu Sahnun Tentang Pendidikan Islam 8.0 Kaedah Dan Teknik Belajar al-Quran Oleh Ibnu Sahnun 8.1 Kaedah Mengeja dan Mengenal Baris 8.2 Kaedah Membaca 8.3 Kaedah Menghafal Dan Pengulangan 8.4 Kaedah Penguasaan 8.5 Kaedah Talaqi 8.6 Kaedah Penilaian 9.0 Kesimpulan 10.0Al-Qabisi 11.0Kaedah Dan Teknik Belajar al-Quran oleh Al-Qabisi 11.1Kaedah Menghafal 11.2Kaedah Latihtubi dan Demonstrasi 12.0Kesimpulan 13.0Ibnu Khaldun 14.0Kaedah Dan Teknik Belajar al-Quran Oleh Ibnu Khaldun 14.1Kaedah Talqin (Pandang Dengar) 14.2Kaedah Muhakah (Taklid) 14.3Kaedah Percubaan 14.4Kaedah Pengajaran Menggunakan Deria 14.5Kaedah Pengulangan 15.0Kesimpulan 16.0Al-Ghazali 17.0Konsep Pendidikan Menurut al-Ghazali 18.0Kaedah Dan Teknik Belajar al-Quran Oleh Al-Ghazali 18.1Kaedah Perbandingan 18.2Kaedah Halaqah 18.3Kaedah Petunjuk Dan Bimbingan 18.4Kaedah Dialog Dan Perbincangan 19.0Kesimpulan BIBLIOGRAFI 3 3 4 6 10 12 13 15 15 18 18 18 19 20 21 21 22 22 24 24 24 25 25 26 27 27 28 28 29 29 30 31 31 32 32 32 33 34 3 Huraikankaedahpengajarandanpembelajaranal-Quranberdasarkanteoripendidikan Sarjana Pendidikan Islam yang berikut: 1. Ibnu Sahnun 2. Al-Qabisi 3. Ibnu Khaldun 4. Al-Ghazali 1.0 Pendahuluan Pendidikanmerupakanteraskepadapembangunansesebuahmasyarakatdannegara. Tanpapendidikan,masyarakatumumnyaakanhidupdalamkemundurandisampingakan menyebabkan keruntuhan moral yang berleluasa. Selaras dengan kepentingannya, maka ianya perludijadikansatuagendapentingyangpatutdilaksanakanmengikutlandasanyang sewajarnya. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidikan hendaklah berteraskan al-Quran dan al-Sunnah yangdidasariolehtauhiddankeesaanAllahSWT.Kegagalanuntukmeletakkanal-Quran danal-SunnahdalampendidikanIslamakanmenyebabkankegagalandalammembentuk sahsiah muslim yang komited terhadap tuntutan agama. Olehyangdemikian,umatIslammasakinidisarankanuntukkembalikepadaajaranIslam yangsebenardenganmenekankandanmenghidupkansemulaelemenpendidikanIslam dalamsistempendidikankitapadahariini.Pendidikanbolehdiibaratkansebagaisenjata yangsangatampuhdalammematahkanseranganideologimana-manapihakyangberusaha untukmenjatuhkanIslamsekaligusmembentukdanmewujudkanmanusiayangbaikdan bertaqwayangmenyembahAllahdalampengertiansebenar-benarnya,membinakehidupan duniawinya menurut Syariah (undang-undang Islam) serta mengamalkannya untuk tujuan mengukuhkan keimanannya. 2.0 DEFINISI DAN KONSEP PENDIDIKAN Pengertian pendidikan dalam konteks pendidikan Islam sinonim dengan kata tarbiyah, tadib,dantalim.Namunsecaraumumkatatarbiyahseringdigunakanuntukpengertian pendidikanIslam.MenurutH.RamyulisdalambukunyaIlmuPendidikanIslam,dalamal-Qurantidakditemukankataal-tarbiyat,namunterdapatistilahlainyangseakardengannya, yaitual-rabb,rabbayani,murabby,yurbydanrabbany.Dalamal-Sunnahditemukankata rabbaniy 4 AbulAlaal-Maududi,sepertidikutif Ramayulisberpendapat,bahwakatarabbun (raba) terdiri dari duahuruf ra dan ba tasydid. Kedua kata itumerupakan pecahan dari katatarbiyahyangberartipendidikan,pengasuhan,dansebagainya.Katatersebutjuga memilikiberagamartiantaralain:kekuasaan,perlengkapan,pertanggungjawaban, perbaikan,penyempurnaan,danlain-lain.1Mushtafaal-Maraghy,menyatakankataitu merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan, dan kepemimpinan.2 Pengertiansecaraetimologisdaritarbiyatsepertidikemukakanolehparaahli pendidikantersebutdiatasmemilikikeragamanartiyangmengarahpadapeningkatan pertumbuhandanperkembangansecarafisiksertapeningkatankemampuan,pemeliharaan secara psikhis peserta didik yang harus dilakukan melalui proses pendidikan.

3.0 Tujuan Pendidikan Islam DalambahasaArab,istilahtujuanberpadanandengankatamaqashidyang menunjukkankepadajalanlurus.Katainimerupakankatajadiandariqashadayangtersebar dalam al-Quran yang memberi arti pokok. Berdasarkan berbagai istilah tersebut di atas, maka tujuanpendidikan(maqashid al-tarbiyah)dalamIslammengacupadatujuanumum(aims) yangmengarahkepadatujuanakhir(goals)melaluitujuanantara(objectives).Tujuan pendidikanIslambertitiktolakdarikonseppenciptaanmanusiasebagaikhalifahdanfitrah manusia. Manusiadalamal-Quranmenempatiposisiyangsangatistimewa,karenaia diciptakanolehAllahSWTsebagaikhalifatanfilardhi(wakilTuhan)dengantugasdan fungsi untuk ibadah hanya kepada-Nya3

Halinidinyatakandalamayat-ayatal-Quranyangmenunjukkanbahwamanusia merupakanpilihanMahaPenciptauntukmenguasaijagatrayaini.Untukmenjadikan manusiaterbaikitu,makaAllahsendirilahsebagaipendidiksecaralangsungkepada manusiapertama,yaituNabiyullahAdamAlaihissalam.SebagaimanaAllahberfirman dalam al-Quran, S. 2, al-Baqarah: 30, 1 H. Ramyulis.2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia , Cet. Ke-7, hlm.14. 2 Musthafa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi, Bairut: Dar Fikr, tt, juz ke-1, hlm. 30. 3 Ibid.hlm.47 5 Ertinya: IngatlahketikaTuhanmuberfirmankepadaParaMalaikat:Sesungguhnyaaku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendakmenjadikan(khalifah)dibumiituorangyangakanmembuatkerusakan padanyadanmenumpahkandarah,PadahalKamiSenantiasabertasbihdengan memujiEngkaudanmensucikanEngkau?Tuhanberfirman:Sesungguhnyaaku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. PendidikanIslamharusdiselenggarakandandilaksanakandengantujuanuntuk membentukdanmembinakaraktermanusiasupayamenjadiinsankamilyangberiman, bertakwadanberakhlakkepadaAllahSWTberdasarkanfitrahyangdibawanyasejaklahir. Fitrahyangdibawamanusiasejakdalamkandunganmerupakanperwujudkankomitmen antaramanusiasebagaimakhlukdanAllahsebagaiKhaliknya.Komitmenyangsudah terbentukituharusdiperkuatagarmanusiatetaplurusmengikutiperintahAllahsebagai tujuan dalam penciptaan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran, S. 30, al-Rum: 30,Ertinya: MakahadapkanlahwajahmudenganLuruskepadaagamaAllah;(tetaplahatas) fitrahAllahyangtelahmenciptakanmanusiamenurutfitrahitu.tidakadapeubahan padafitrahAllah.(Itulah)agamayanglurus;tetapikebanyakanmanusiatidak mengetahui. Fitrahkeislamanmanusiayangsudahterbentuksejakdalamkandunganibunya merupakan suatukontrakakidah.Allahtelahmempersaksikan-Nyasendirisecaralangsung dihadapanmakhluk-Nyayang diresponsecara positif, sebagaimanafirmanAllah dalam al-Quran, S. 7, al-Araf: 172:Etinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi merekadanAllahmengambilkesaksianterhadapjiwamereka(serayaberfirman): Bukankah aku ini Tuhanmu? mereka menjawab: Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadisaksi.(kamilakukanyangdemikianitu)agardiharikiamatkamutidak mengatakan:SesungguhnyaKami(BaniAdam)adalahorang-orangyanglengah terhadap ini (keesaan Tuhan).

6 Firman Allah tersebut mengisyaratkan, bahwa penciptaan manusia yang memerankan sebagaikhalifatullahsupayatetapkomitmendalamfitrahnya.Namundemikian,Allah menciptkan manusia itu diberikan hak untuk memilih atas kehendak bebas manusia. Apakah manusiaakanmemilihjalanyangbaikataukejalanyangburuk.SebagaimanaAllah berfirman Q.S. 18, al-Kahfi: 29:Ertinya: Dan Katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin(kafir) Biarlah ia kafir.SesungguhnyaKamitelahsediakanbagiorangorangzalimituneraka,yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

FirmanAllahSWTmenyatakansecarategastentangkebenaranitudatangnyadari Tuhan.Manusiadapatmemilihsiapayanginginberimanataukafir.Tentusaja,hal ini mempunyaiimplikasiterhadapkewajibanmendidikdanmelaksanakanpendidikanoleh berbagaipihakyangmempunyaiotoritasdibidangpendidikanuntukmencapaitujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tujuan pendidikan Islam dalam tatarankonsep-teoritismengarahpadatujuanumumuntukmembentukkepribadiansebagai khalifahAllahataumempersiapkankejalanyangmengacukepadatujuandiciptakannya manusia oleh Allah Subhanhuwataala, yaitu supaya beriman kepada Allah dan tunduk patuh secara total kepada-Nya. 4.0Komponen Pendidikan Islam 4.1 Pendidik atau Guru KewajibanmendidikdalampendidikanIslamdibebankankepadasetiapindividu, masyarakat dan negara yang memiliki otoritas sebagaimana diperintahkan dalam al-Quran dan al-Sunnah.Dalammenjalankantugsnyapendidik4harusmemilikikualifikasidankompetensi 4 Undang-undang Nombor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 5 7 kependidikan. Kewajiban mendidik sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah dalam S. 66, al-Tahrim: 6, sebagai berikut: Ertinya: Haiorang-orangyangberiman,peliharalahdirimudankeluargamudariapi nerakayangbahanbakarnyaadalahmanusiadanbatu;penjaganyamalaikat-malaikatyangkasar,keras,dantidakmendurhakaiAllahterhadapapayang diperintahkan-Nyakepadamerekadanselalumengerjakanapayang diperintahkan.

Orang tua adalah sebagai pendidik pertama dan utama di dalam lingkungan keluarga. Al-Quranmenyebutkansifat-sifatyang dimilikioleh orangtua sebagai guru,yaitumemiliki kesadaran tentang kebenaranyang diperolehmelaluiilmu dan rasio dapat bersyukur kepada AllahSWT.Menasihatianaknyaagartidakmenyekutukantuhan,memerintahkananaknya agarmenjalankanperintahshalat,sabardalammenghadapipenderitaan.Itulahsebabnya orangtuadisebutpendidikqudratiyaitupendidikyangtelahdiciptakanolehAllah qudratnya menjadi pendidik. Allah SWT berfirman dalam al-Quran S. 31, Luqman, ayat 12-19.Olehkarenaitu,setiap orangtuaagarmemberikanpendidikankepadakeluarganya. Orangtuasebagaipendidikpertamadanutamadalamkeluargaakanmenentukankarakter, sikap dan perilaku anaknya dimasamendatang.Orang tualahyangmenyebabkan pula anak itumenjadiberimanataukafirterhadapAllahSWT.Kewajibanorangtuasebagaipendidik banyak dinyatakan dalam berbagai sabda Rasulullah SAWsebagai berikut: Ertinya: ,dari AbuHurayrahra. ia berkata:bersabda NabiSAW: setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi,sepertibinatangternakmelahirkananaknya,apakahengkaumelihatnyaada yang hidungnya potong (cacat)? (HR.Bukhari).5

5 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari,1997, Shahih Bukhari, Riyadh: Darussalam, Kitab al-Janaiz, Bab Ma Qla fi aulad al-Musyrikin, No. 92/1385, hlm. 272. 8 4.2 Pelajar Belajar (tholabul-ilmi) merupakanbagian dari koponen pendidikan Islamyang wajib diikutiolehsetiapindividumaupunkolektifsebagaipelajar6denganprinsippendidikan minalmahdiilallahdi (lifelongeducation).Kewajibanbelajarini,hanyadibebankankepada manusiasebagaimakhlukAllahSWTyangterbaik,karenakelebihannyapadafungsiaql.7 Denganaql(akal)yangmembentukpemifikiranitulahmanusiadiwajibkanbelajardengan tujuan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan dalam menjalankan kekhalifahannya.Namundemikian,denganketerbatasanakalmanusiauntukmemahamiayat-ayat kauniyahyangberlakupadadirinyadanalamsemesta,makamanusiamemerlukan bimbinganAllahdalambentukwahyusebagaiprosespembelajarannya.Al-Qurantelah memberikanmotivasibagimanusiaagarsenantiasabelajar,bertanya,menelitidan menuliskanpemikirannyasupayakaryanyadapatbermanfaatbagigenerasiberikutnya, seperti dinyatakan oleh Allah dalam al-Quran, S. 20, Thaha, ayat 114. KewajibanbelajardalamIslamdisamakandenganjihadfisabilillahsehinggaAllah SWT memerintahkan, bahwa tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Sebagian lain sebaiknya menjadi masyarakat pembelajar untuk pergi mempelajari ilmu dan tekonologi, khususnya ilmu dang pengetahuan agma. Sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT dalam al-Quran, S. 9, at-Taubah: 122, Ertinya:Tidaksepatutnyabagimukmininitupergisemuanya(kemedanperang).mengapa tidakpergidaritiap-tiapgolongandiantaramerekabeberapaoranguntuk memperdalampengetahuanmerekatentangagamadanuntukmemberiperingatan kepadakaumnyaapabilamerekatelahkembalikepadanya,supayamerekaitudapat menjaga dirinya.Berkenaandenganwajibbelajar,RasulullahSAWmemberikanmotivasikepada setiapindividumaupun kelompok supayabelajardengan penuhsemangat danmengerahkan segenap kemampuan berfikir yang dilandasi dengan niat ikhlas untuk mendapatkan keridhoan AllahSAW.Parapesertadidikagarbelajarkepadaparapendidikyangmemilikikualifikasi keilmuan tertentu. Hal ini dinyatakan dalam sabda Rasulullah sebagai berikut: 6 Undang-undang Nombor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 4 7 Abdurrahman Saleh Abdullah. Teori, ibid, hlm. 97 9 Ertinya: ,AsimbinRaja.AkumendengarRasulullahSAWbersabda,barangsiapayang berjalanuntukmencariilmu,Allahakanmemudahkanbaginyajalankesurga,sedangkan Malaikatrelamembukasayapnyabagiorangyangmencariilmu.Dansegalayangadadi langit dan bumi, sampai ikan di lautan pun memohonkan ampunan bagi orang yang mencari ilmu. (HR. Ibn Majah).8

4.3 Kurikulum Pendidikan Islam DalambahasaArab, kata kurikulumbiasa diungkapkan denganmanhajyangberarti jalanyangterangyangdilaluimanusiapadaberbagaibidangkehidupan.Sedangkan pengertiankurikulumpendidikan(manhajal-dirasah)dalamkamustarbiyahdiartikan sebagaiseperangkatperencanaandanmediayangdijadikanacuanolehlembagapendidikan dalammewujudkantujuan-tujuanpendidikan.9Penyusunankurikulumdalamprinsip pendidikanIslamharusmengacupadapencapaiantujuanpendidikan.Bahanpelajaranyang diprogramkan oleh para pendidik dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan; dan tidak sebaliknya tujuan pendidikan mengikuti bahan pelajaran.Kurikulum yang ditawarkan dalam al-Quran dan al-Sunnah dalam bentuk pengelompokan mata pelajaran pokok meliputi: (1) pendidikan agama, (2) Pendidikan aqidah, akhlak, dan ibadah, (3)pendidikanbacaal-Quran,menulis,membaca,halal-haram,danketerampilan,dan(4) pendidikan seks dan kesehatan jasmani.

4.4Metode dan Media Pendidikan Islam DalambahasaArabmetode10disebutthariqat.MenurutkamusbahasaIndonesia, metodeadalahcarayangteraturdanterpikirbaik-baikuntukmencapaimaksud.Dari berbagaipengertiantersebutdapatdipahamibahwametodeberartisuatucarayangharus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pelajaran. 8 Imam al-Hafidz abi Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Robiyyi,1999. Sunan Ibn Majah, Arab Saudi: Darussala. hlm. 34. 9 Hasan Langgulung. Manusia., ibid, hlm. 176. 10 Muhammad Yunus. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Hidakarya Agung, tt, cet. Ke-6, hlm. 7 10 Pendidikanmerupakanusahamembimbingdanmembinasertabertanggungjawab untukmengembangkaninteletualpribadipesertadidikkearahkedewasaandandapat menerapkannyadalamkehidupansehari-hari.PendidikanIslamadalahsebuahprosesdalam membentukmanusiamuslimyangmampumengembangkanpotensiyangdimilikinyauntuk mewujudkan danmerealisasikan tugas danfungsinyasebagai khalifah terhadapAllah s.w.t., sesama manusia dan makhluk lainnya berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah.BeberapametodependidikanIslamyangditunjukkandalamal-Sunnahsebagai berikut: Ertinya: Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya menceritakan kepada kami,iaberkataSyubahmenceritakankepadakudarianas,dariNabiSAWiabersabda: hendaklahiamempermudahurusanoranglaindanjanganlahmempersulitnya,juga hendaklahkalianmemberikankabargembiradanjanganlahmembuat(mereka)lari(dari ajaran Islam). (HR. Bukhari).11

5.0 Pengajaran al-Quran Pada Zaman Rasulullah Sejarah pengajaran al-Quran menurut al-Buti (1991) dan Mohd Yusuf (2000) bermula ketika NabiMuhammads.a.wsedangberibadatdiGuaHira.Bagindadilantikmenjadipesuruh AllahS.W.T.secararasmidenganturunnyaayatal-Quranyangpertama.Denganperutusan kenabianini,makabermulalahpendidikanyangbersumberkanewBacaanyangdiajaroleh Jibraila.sdandibacaolehRasulullahs.a.wbukansemata-matabacaan,tetapiiadilakukan untukdiikutidandifahamisehinggakanRasulullahs.a.wapabiladiturunkanwahyu kepadanya,Bagindatidakhenti-hentimenggerakkanlidahdanbibirnyasehinggaAllah S.W.T.melarangnyaberbuatdemikian.AllahS.W.T.memberijaminankepadarasul-Nya berkaitanamalanmenghafalal-Qurandanmembetulkanbacaanrasul-Nya.12Halinijelas daripada firman Allah S.W.T.: Ertinya: JanganlahEngkau(WahaiMuhammad)(keranahendakkancepatmenghafazQuran yangditurunkankepadamu-menggerakkanlidahmumembacanya(sebelumselesai dibacakankepadamu).SesungguhnyaKamilahyangberkuasamengumpulkanal-Quranitu 11 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari,1997, Shahih Bukhari, Kitab al-Al-Ilmu, Bab Maa Kaana an-Nabi, No. 11/69 Riyadh: Darussalam, hlm. 20. 12 Kamarul Azmi Jasmi dan Mohd Aderi Che Noh, 2013, Kertas Kerja Sejarah, Kaedah, serta Model Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran. Lecture Hall, Masjid Negara. 11 (dalam dadamu), dan menetapkan bacaannya(pada lidahmu). Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakanbacaannya(kepadamu,DenganperantaraanJibril),makabacalah menurutbacaannyaitu;Kemudian,SesungguhnyakepadaKamilahterserahurusan menjelaskan kandungannya (yang memerlukan penjelasan). (Surah al-Qiamah, 75: 16-19) BerdasarkanayatdiatasjelasmenunjukkanbimbinganAllahS.W.T.kepadarasul-Nyatentangkaedahmempelajarial-QuranmelaluimalaikatJibraila.s.Dalamkaedah pengajaran al-Quran pada peringkat awal ini, Jibrail a.s sebagai guru, membaca kepada Nabi s.a.wdanBagindadimintasupayamendengardanmemerhatikanbacaanJibraila.s. Rasulullahs.a.wsemasamelaluiprosesbacaanal-QuraniniBagindatidaktergopoh-gapah dalambacaandanhanyamengikutibacaanal-QuranapabilamalaikatJibraila.sselesai membacanya.ProsesiniberlakuapabilakeadaansebelumnyaRasulullahs.a.wtergopoh-gapahdalambacaanakibattekanansuasanayangcemaskeranapengalamanyangbaru dihadapi dengan kedatangan malaikat Jibrail a.s (al-Buti, 1991).13 Rasulullahs.a.wdalammempelajarial-QuranamatmemerlukanpertolonganAllah S.W.T. kerana sebenarnya dalam mempelajari al-Quran berbeza dengan mempelajari sesuatu yanglain.AllahS.W.T.telahmemberijaminankepadarasul-Nyabahawaal-Quranyang dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w tidak akan dilupai selama-lamanya. Dengan jaminan ini, makasetiapkaliJibraila.sdatangmembawawahyukepadaRasulullahs.a.w,Baginda mendengarnyadenganpenuhperhatiandanapabilaJibraila.sselesai,Nabimembacanya sebagaimanaJibraila.smembacanya.NabiMuhammads.a.wmemulakanpengajaranal-QurandirumahBagindadanrumahal-ArqambinAbiArqamdalamusahamembentuk peribadi para sahabat. Pengajaranal-QuraniniseterusnyaberkembangkeMadinahdenganadanya rombongandariMadinahyangdatangberjumpaRasulullahs.a.wdanberimankepada Bagindayangseterusnyamemperkembangkanajaranal-Qurandisana.SetelahRasulullah s.a.w berhijrah ke Madinah, pengajaran al-Quran berterusan di rumah Baginda dan seterusnya diMasjidNabawi.Ramaidikalanganparasahabatyangbergurusecaralangsungdengan Rasulullahs.a.w.Merekamempelajarial-QuransecarahafalandaripadaRasulullahs.a.w hinggalahirlahkumpulanhuffazyangterkenal,antaranyaAbuBakar,Uthman,AliIbn Masud,AishahdanHafsah(al-Buti,1991).14Tegasnyapadaperingkatiniparasahabat 13 Kamarul Azmi Jasmi dan Mohd Aderi Che Noh, 2013, Kertas Kerja Sejarah, Kaedah, serta Model Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran. Lecture Hall, Masjid Negara. 14 Ibid. 12 masihmeneruskankaedahyangdilaluiolehRasulullahs.a.wdenganJibraildalam pendidikan al-Quran. Melalui kaedah hafalan ini telah berjaya melahirkan ramai mereka yang mampumembacadanmenghafalal-Quran.Secararingkasterdapatempatlangkah pengajaran al-Quran di zaman Rasulullah s.a.w iaitu: (1)Membacaal-Qurandenganbetul.Rasullullahs.a.wmembacaal-Quransecaratalaqi-musyafahahdenganmalaikatJibraila.s.MakadengancarainilahjugaBagindas.a.w mengajarkannya kepada para sahabat. (2) Menerangkan maksud. Hal ini bertujuan untuk memahami apa yang terkandung di sebalik ayat al-Quran yang dibaca. (3) Menghafaz. Selain ayat-ayat al-Quran ditulis di pelepah-pelepah tamar, tulang dan kulit terdapat juga para sahabat yang menghafal ayat al-Quran. (4) Mengamalkan ajaran al-Quran berdasarkan ajaran yang difahami daripada ayat-ayat yang dihafal.15 Berdasarkan perbincangan tentang pengajaran al-Quran di zaman Rasulullah s.a.w, jelas memperlihatkanusahayangbersungguh-sungguhdanberterusandilakukanuntuk memastikan kelangsungan dalam pengajaran al-Quran. 6.0 Pengajaran al-Quran Pada Zaman Sahabat Kaedah pengajaran al-Quran secara hafalan diteruskan lagi pada zaman sahabat untuk menjamin agar al-Quran berkekalan. Al-Quran yang dipelajari oleh para sahabat telah berjaya melahirkan ramai para huffaz. Para sahabat menggunakan kaedah hafalan bukan sahaja terhad kepada pendidikan al-Quran, malah pendidikan hadis dan ilmu-ilmu juga terikut dengan cara yangsama.Olehitu,kaedahhafalanadalahmerupakansatukaedahyangpentingdalam mempelajarial-Quranpadazamansahabat.Kaedahinitelahberjayamelahirkangolongan sahabatyangmenjiwaial-Quransepanjanghayatmereka.Tegasnya,pengajaranal-Quran dimulaidengancaraparagurumemperdengarkanbacaansurah-surahpendekdanpelajar mengulanginya beberapa kali bersama guru sehingga terlekat dalam ingatan. Proses ulangan, hafalandaningataninisangatsesuailebih-lebihlagipadaperingkatkanakkanakkeranaia dapatmenanambenihketakwaandankeikhlasanpadadirimereka(IbnuKhaldun,2000).16 15 Kamarul Azmi Jasmi dan Mohd Aderi Che Noh, 2013, Kertas Kerja Sejarah, Kaedah, serta Model Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran. Lecture Hall, Masjid Negara. 16 Ibid. 13 Kaedahpengajaranal-Quransecarahafalankepadakanak-kanakyangbermulapadausia mudainiberjalandisemuakuttabdibawahpemerintahanKerajaanIslam.Pemerintah memberipenekananterhadapkepentinganilmupengetahuan.Haliniterbuktipadazaman KhalifahHarunal-Rashidsistempendidikandiperkemaskan,dimanapendidikanawal kanak-kanakdiberiperhatian.Bangunansekolahyangdisambungkandenganbangunan masjidmenjaditempatbelajarbagikanakkanakyangtelahmencapaiusialimatahun.Al-Quran menjadi bahan asas dalam segala ilmu yang diajar (Ahmad, 1997). Al-Saboony (1985) danAhmad(1997)menyatakanbahawabacaanal-Quranberbezaantarasesebuahnegeri dengannegerilain.Halinikeranamengikutguruyangdihantarkenegeritersebut.Para sahabat mengambil bacaan al-Quran daripada Rasulullah s.a.w berasaskan tujuh jenis bacaan. Walaupun begitu proses pengajaran al-Quran di satu-satu negeri seperi Sham, Iraq dan Kufah adalahberbezacarabacaanmengikutguruyangmengajar.ContohnyadiShamgurunya adalahUbaibinKaab,diKufahgurunyaadalahAbdullahbinMasud.Demikianlahberterusannyaprosespengajarandanpembelajaranal-QuranselepaskewafatanRasulullah s.a.w.17 7.0 Ibnu Sahnun Ibnu Sahnun adalahsalahseorang tokoh pendidik angkatan pertama dikalangan umat Islam, sebelumnyaiadikenalsebagaiahlifiqhyangbermazhabMaliki.PemikiranIbnuSahnun mengenaipendidikanbanyakmenyorotitentangbperilakupendidik,danyangpaling diperhatiakanadalahberkenaandengankompetensipendidikitusendiri.Selaintanggung jawabnyadalammengajar,seorangpendidikdituntutmemilikikemampuanataukapasitas keilmuan yang mumpuni. UntukmelengkapipembahasanpemikiranpendidikanIbnuSahnunini,akandisinggung mengenairiwayathidup,karenakaryanya,danpemikirannyatentangpendidikan.18Ibnu Sahnun, nama lengkapnya adalah Abdullah Muhammad bin Abd Said Sahnun bin Said bin HabibbinHilalbinBakkarbinRabiah at-Tanukhi.Sahnunberartiseekorburungyang memiliki pendangan tajam. Dijuluki sahnun karena ketajaman pemikirannya. 17 Kamarul Azmi Jasmi dan Mohd Aderi Che Noh, 2013, Kertas Kerja Sejarah, Kaedah, serta Model Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran. Lecture Hall, Masjid Negara. 18 A. Susanto.2009, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakart: Amzah. hal. 54. 14 IbnuSahnunlahirdarikeluargailmiahpadatahun202H.dikotaGadat,pusatkebangkitan azhab Maliki diMagrib, dibesarkan di tengah-tengah pengawasanayahnya kemudianbeliau dimasukkankeal-Kuttabsebagaimanayangdilakukanmasyarakatpadaumumnyadimasa itu,agardapatmempelajarial-Qurandandasar-dasarmembaca.Orangtuanyasangat memperhatikanpendidikanIbnuSahnunsetelahmelihattanda-tandakecerdasandan kesungguhananaknya.Selainitu,orangtuanyamemintakepadapengajarnyaagartidak mendidiknyakecualidenganpujiandanteguranyanglemahlembut,tidakdenganpukulan dan kekerasan. IbnuSahnunmenimbailmudaribeberapaulaifriqiyah,antaalain:AlibinZiyad(183H), MusabinMuawiyahas-Samadihi(225H),AbdAzizbinYahyaal-Madani(420H),A bdullahbinAbiHisanal-Yahsabi(226H)danmempelajarikitabMuwaththakarangan ImamMalikbinAnas,kemudianberangkatmenujuMesirtahun188Hdanbelajarkepada sahabat-sahabatterkenalImamMalik,terutamaAliAbdurRahmanbinal-Qasim(191H) danIbnuAbdal-Hakam,jugakepadaulamaMesirlainnya.KemudianiamenujuMekah untuk menunaikan ibadah haji serta belajar kepada para ulama Mekah. IbnuSahnunmemilikiilmuyangsangatluas,sehinggaiapundipercayamemegangjabatan pengadilandiIfriqiyahpadatahun233Hsampaibeliauwafattahun204H.IbnuSahnun berusahamemantapkanmazhabMalikidiutaraIfriqyah,bahkandiMagribsecara keseluruhan.IbnuSahnunmemilkikkarakteryangluarbiasa,diantaranyaketeguhanhati, akhlakyangtinggi,danselalupenuhsemangat(vitalitas).IbnuSahnunmemilikiyang banyak,yangdatangdariberbagaipenjuruduniaislam.Tidaklebihdari400muriddalam setiap majlis ilmu yang digelarnya. Ibnu Sahnun adalah seorang guru dalam berbagai bidang ilmu,menjadipanutanmasyarakatnyadalamkehidupan,dancontohteladanyangbaik.Hal inidisebabkankedalamanilmudankharismanya,kefasihanlidah,kepintaranperilaku,cara berpakaian,dangayahidupnya,sertakeperkasaannyadalambidanghokum,semuanya melambangkan seorang yang kamil pada masa itu.19

19 M. Said, 1981.Pendidikan Abad Keduapuluh dengan Latar Belakang Kebudayaannya, Jakarta: Mutiara. 15 7.1 Karya-Karya Ibnu Sahnun Ibnu Sahnun menulis dalam berbagai bidang ilmu, hal ini terbukti dari banyaknya jenis buku yang ditulis oleh Ibnu Sahnun. Ibnu Sahnun telah menulis buku tidak kurang dari 200 buku, diantaranya adalah: 1.adab al-Muallimin, berisi tentang pemikiran pendidikan, mulai dari pentingnya kerja samayangbaik antara orangtua murid dengan pendidik, kurikulum,badan pengawas (supervise), dan lain-lain. 2.ajwibah Ibnu Sahnun, berisi tentang jawaban-jawaban Ibnu Sahnun seputar persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat pada waktu itu. 3.kitabal-Jami,merupakankaryanyayangpalingbesar,tidakkurangdari100juz, terhimpun berbagai jenis ilmu dan terutama ilmu fiqh. 4.kitabal-Musnadal-Hadits,Risalahfias-Sunnah,Kitabal-Ibadah,Kitabal-Wara, Kitab al-Hujjah ala an-Nasara, dan lain-lain. Sebagian karyayang dihasilkan oelh Ibnu Sahnun tersebutmenunjukkan kepada kitabahwa Ibnu Sahnun memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu agama. 7.2 Pemikiran Ibnu Sahnun Tentang Pendidikan Islam 7.2.1 Kurikulum IbnuSahnunmembagikurikulumpendidikankepadaduabagian,kurikulumwajib,dan kurikulumpilihan.Kurikulumwajibmeliputial-Quranhadits,danfiqh.Sedangkan kurikulum pilihan berkisar pada materi-materi: ilmu hitung, syair, al-Gahrib (kata-kata sulit), bahasa Arab, dan ilmu nahwu. KurikulumyangdirancangolehIbnuSahnunpadadasarnyabertujuanuntukmenanamkan sendi-sendipendidikanberdasarkannorma-normapengetahuanislamdanpenerapan kurikulumpendidikansejalandenganfilsafatislamyangmengajakmanusiamemiliki pengetahuansesuaidengannilai-nilaiislam.TujuanpendidikanyangdicanangkanIbnu Sahnunberusahamembekalianakdidikdenganpengetahuan-pengetahuanyangdiperlukan untuk mengantisipasi situasi yang akan mereka hadapi dalam kehidupan dan melatih berpikir logis. Halini terlihat dari komposisi kurikulumyang diterapkanIbnu Sahnun. Yakniberupa jenis pengetahuan dasar yang diperlukan seperti membaca, menulis, dan ilmu hitung. 16 7.2.2 Metode Pendidikan MetodependidikanyangdimaksudolehIbnuSahnunadalahsystem-sistemataulangkah-langakahtertentutentangsituasitertentu.Sebagaigambarantentangmetodeyang dimaksudkan oleh Ibnu Sahnun,yaitu tentang kaidahyangharus diperhatikan para pendidik dalam pengajaran al-quran, antara lain: a.tidak menyentuh al-quran kecuali dengan wudhu, dan tidak ada salahnya bagi anakyangbelumsampaiusiatamyizmembacaayat-ayatal-qurandipapan tulis tanpa wudhu jika ia sedang belajar, demikian juga pendidik. b.Jika seorang pendidik membaca ayat sajadah sedangkan ia membacanya untuk anakdidikmakatidakmenjadikeharusan bagianakuntuksujudtilawah karenaseoranganaktidaksebagaiimam.Kecualijikaanakitutelahdewasa, tidak ada salahbaginya untuk sujud,. Jikaiameninggalkan sujud tilawah pun tidakadahukumanatasnya,karenasujudtilawahitutidakwajib.Demikian jugajikaseorangpendidikmembacaayatsajadah,iabolehmelakukansujud dan boleh juga tidak. Sedangkanmetodepengajaransecaraumumkepadaanakdidik,yangharusdiikutioleh pendidik adalah sebagai berikut. a.Seorangpendidiksepantasnyamenyediakanwaktubagianakdidikuntukmengajar mereka berbagai kitab. b. Pendidiktidakbolehmemindahkanmerekadarisatusuratkesuratlainhinggamereka hafal, menguasai tata bacaan, dan tulisannya. c.Pendidikhendaklahmenuyediakanwaktukhususuntukdiskusiagarmerekabelajar dasar-dasardiskusidantatakarmamendengar.Pendidikhendaknyamemberikanmereka kebebasan mengungkapkan pendapat. d.Pendidik hendaknya menyediakan waktu pada akhir pekan belajar untuk mendengarkan (mengulang), menegaskan (mengetahui) penguasaan murid melalui hafalan. e.Pendidikhendaklahbersifatadildikalangananakdidik,memperlakukanmerekadengan sama, baik bangsawan atau orang biasa. 17 7.2.3 Peranan pendidik IbnuSahnunmenekankanpentingnyapendidikandalamprosespendidikan.Menurutnya pendidik tidak hanya terbatas pada pendidikan dan pengajaran, namunlebih dariitu seorang pendidik hendaklah berperan sebagai orang tua bagi anak didik. Oleh karena itu, Ibnu Sahnun memberikanpenjelasantentangbeberapahalyangseyogianyadimilikiolehseoarang pendidik, iaitu: a. mencurahkan perhatiannya secara langsung terhadap anak didik, b.pada waktu seorang anak didik tidak hadir, pendidik harusmenghubungi keluarga anak didik, c. pendidik senantiasa bersungguh-sungguh menyediakan waktu untuk anak didik, d.pendidikmenguasaihafalan al-Quran,mengetahuiilmufiqh,mengetahuiilmunahwu, kaligrafi, dan lain-lain. Selainketentuan-ketentuandiatas,IbnuSahnunjugamempersyaratkankepadapendidik tentangperilakupendidikyangharusdimiliki,yaituperilakumulia,dimanapendidikdapat menerapkannnyadalamkehidupansehari-hari.Pendidikhendaknyaberperilakuyangdapat memberikansuriteladankepadaanakdidiknya,sepertiikhlas,takwa,mempunyairasa tanggungjawab, dan sopan santun.20 Kesimpulan mengenai pembahasan pemikiran ibnu sahnun tentang pendidikan, adalah sebagaiberikut.IbnuSahnuntergolongsebagaitokohpendidikanislamperingkatpertama, beliaubanyakmenuliskitab-kitabyangberisitentangberbagaibidangilmu,termasukjuga bidangpendidikan.PandanganIbnuSahnundalambidangpendidikanadalahpenekanan kepada kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik. Pendidikan yang diharapkan oleh Ibnu Sahnunadalahmodelpendidikanbersaikologi,pendidikanyangmemadukanantaratujuan duniawi dan ukhrawi. 8.0 Kaedah dan Teknik Belajar Al-Quran Oleh Ibnu Sahnun Ibnu Sahnun dalam karya ulungnya Adab al- Muallimin telah menyatakan beberapa 20 Abuddin Nata, 2001. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada Cet II. 18 aspek yang perlu dijadikan contoh untuk dilaksanakan pada masa kini oleh guru-guru pendidikan Islam khususnya, sama ada dari segi pengajaran mahupun pembelajaran.Walaupun demikian, pada bab ini perbincangan akan mengeluarkan beberapa perkara yang berkaitan dengan kaedah mengajar al-Quran, yang meliputi guru-guru agama khasnya. Walaupun Ibnu Sahnun tidak menyusun secara sistematik dan ianya bersifat umum. Penulis cuba untuk menyusun beberapa kaedah yang sesuai untuk digunakan, di samping memudahkan pembacaan dan dapat mengenal pasti kaedah-kaedah yang diguna pakai oleh Ibnu Sahnun. 8.1 Kaedah Mengeja dan Mengenal Baris Kurikulumpengajianal-Kuttabatauperingkatrendahlebihberfokuskepada pengajaran al-Quran dan sekaligus ianya merupakan subjek utama al-Kuttab. Oleh itu, tidak hairanlah mengapa orang dahulu boleh menghafal al-Quran di awal usia muda. Malah pengajaran tersebut bukan hanya tertumpu kepada kaedah menghafal sahaja, akan tetapi lebihdaripadaitu,sepertimembaca,menulismalahmemahamial-Quran.Sebelumitu, pelajar di al-Kuttab akan diajar dengan beberapa kaedah untukmenguasai al-Quran ini, iaitu padamulanya pelajar akan diajarkan denganIrab al-Quran. Irab al-Quran disinimembawa maksudmempelajarimengenaibaris(al-Syakl)ataukaedahIqrabagikelaziman masyarakatMalaysiakhususnyadanNusantaraumumnya.Disampingkaedahmengenal baris, mereka juga akan didedahkan dengan kaedah mengeja ( al-Hija ) atau dikenali sebagai kaedahQiraatidanBaghdadipadamasakini.Kaedahpengajaranawaliniadalahuntuk memandu pelajar ke peringkatyang seterusnya,ini kerana asasmengeja danmengenalbaris adalah titik permulaan bagi pelajar untuk memahami dan menguasai al-Quran.21 8.2 Kaedah Membaca Seterusnya, pelajar akan diajar dengan kaedah membaca. Kaedah membaca ini dilakukan setelah pelajar telah menguasai ilmu mengeja dan mengenal baris. Walaupun demikian, sebenarnya dalam proses mengeja dan mengenal baris, mereka sudah diajar untuk menyebut sebutan dan ianya juga dikira sebagai membaca. Akan tetapi kaedah membaca disini adalah kaedah membaca al-Quran, kaedah ini dimulai dengan mendengar bacaan 21 Kaedah Mengajar Al-Quran Menurut Ibnu Sahnun. 2010.Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah UPSI.Hal 12 19 guru kemudian pelajar ikut bacaan guru tersebut.22 Ibnu Sahnun di dalam kitabnya adab al-Muallimin, menyatakan supaya seorang pendidik, apabila ingin mengajar al-Quran hendaklah ianya di mulai dengan surah-surah yang pendek atau surah-surah daripada Juz Amma, ini untuk menarik minat pelajar agar dapat menguasai dan menghafal al-Quran. Walaubagaimanapun, dalam membaca al-Quran pelajar juga akan didedahkan dengan hukum-hukum tajwid supaya mereka membaca al-Quran dengan baik dan tartil. Apabila sudah memahami dan mempraktikkan bacaan al-Quran, mereka juga akan di ajar bagaimana untuk berhenti dan menyambung semula ayat yang dibaca. Ini adalah untuk memastikan maksud dan makna ayat al-Quran itu tidak lari dari segi makna yang asal. Melihat kepada tujuh jenis bacaan Qiraat, Ibnu Sahnun lebih menekankan kepada bacaan Imam Nafi, hal ini disebabkan bacaan tersebut adalah bacaan yang paling baik disisi mereka. Namun begitu Ibnu Sahnun tidak melarang mana-mana pendidik untuk mengajar bacaan selain daripada bacaan Imam Nafi, ini kerana para sahabat Rasulullah s.a.wsendirimembacadengantujuhbacaan.SebagaimanadiNusantarayangmenggunakan bacaanHafs. 23Penekananyangdinyatakaniniadalahuntukmendekatkanpelajardengan bacaanyangpalingbaik,danbersesuaiandenganpegangansetempat.Selaindaripadaitu, IbnuSahnunamatmenitikberatkandanberhati-hatidalampembacaanayat-ayatal-Quran yangmenyalahitatabahasa(al-Lahnu).MalahIbnuSahnunsendiritidakmenggalakkan pelajar diajar dengan nada syair yang indah, hal ini kerana termasuk dalam bentuk nyayian. 24 8.3 Kaedah Menghafal atau Pengulangan Secara tidak langsung, apabila mereka didedahkan dengan kaedah menulis, mereka sendirinya akan didedahkan dengan kaedah pengulangan seterusnya menjadi kaedah menghafal.25 Menghafal disini adalah menghafal al-Quran. Kaedah ini merupakan pendekatan yang paling utama dalam ilmu al-Quran. Ini kerana al-Quran pada asalnya adalah dihafal oleh Rasulullah s.a.w yang diturunkan oleh malaikat Jibril a.s dengan perintahAllah s.w.t. Ayat-ayat al-Quranyang dihafal oleh Rasulullahs.a.w akan disebarkan kepada para sahabat-sahabat yang lain, seterusnya berkembang sehingga hari ini sebelum al-Quran dibukukan. 22 Kamal Abdul Hamid Zaitun. 2005. Al-Tadris. Kaherah: al-Amal al-Kutab. Hal 499 23 Ibid. 12 24 Ibid.13 25 Muhammad Ali al-Khauli. 2006. Al-Maharatu al-Dirasiyyah. Jordan: Dar al-Falah. Hal 106 20 Kaedah ini tidak memaksa pelajar-pelajar untuk menghafalnya. Ini kerana menghafal memerlukan kekuatan dalaman, motivasi, kestabilan emosi, ketengan jiwa , kekuatan fizikal dan kekuatan mental untuk seseorang itu menghafalnya. Jadi, ianya bergantung kepada individu tersebut. Walaupun demikian, dengan pengulangan yang ditulis pada buku-buku mereka, mungkin mereka akan ingat dengan sendirinya, dan mereka juga tidak akan berpindah ke surah yang lain selagi mereka tidak menguasai surah yang dipelajarinya itu.26 8.4 Kaedah Penguasaan Seterusnya pelajar akan didedahkan dengan kaedah masteri, kaedah masteri ini adalah kaedah yang membantu pelajar menguasai sesuatu surah yang diajar, mereka boleh dipindahkan kepada satu surah ke satu surah yang lain apabila mereka benar-benar menguasai tajwid dan tulisan pada surah tersebut. Selagi mana mereka tidak menguasainya, selagi itulah guru tidak akan memindahkan mereka dengan surah yang baru. Kaedah ini adalah untuk mengukur sejauh mana penguasaan pelajar terhadap sesebuah surah dalam al-Quran dan mata pelajaran yang lain, disamping itu memudahkan guru untuk menilai pelajar tersebut dengan pelajar-pelajar yang lain. Manakala pendidik juga perlu melihat perbezaan-perbezaan dalam kalangan pelajar yang cepat dan mudah memahami al-Quran dengan mereka yang lambat dan susah untuk memahami al-Quran. Hal ini kerana, para pendidik perlu mengimbangkan atau berlaku adil terhadap pelajar yang pintar dan lemah dengan tidak memindahkan sesuatu surah atau topik pelajaran kepada pelajar yang pintar. Oleh itu, pelajar yang pintar perlu menunggu dan membantu rakan-rakannya yang lain untuk menguasai al- Quran.27 26 Pelajar Pendidikan Islam UPSI, 2010,Kaedah Mengajar Al-Quran Menurut Ibnu Sahnun.Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah UPSI.hal 14 27 Muhammad Ali al-Khauli. 2006. Al-Maharatu al-Dirasiyyah. Jordan: Dar al-Falah. Hal 498 21 8.5 Kaedah Talaqi Pelajar akan diajar dengan cara bertalaqi secara berkelompok, kaedah ini adalah untuk memastikan semua pelajar menguasai al-Quran, dan guru-guru akan membahagikan beberapa kelompok atau dikenali sebagai konsep pengajaran berprogram.28 Dalam kaedah ini ada kelompok pelajar-pelajar yang lambatdari segi kemampuan terhadap al-Quran akan dibantu oleh kawan-kawan yang cerdas. Malah ada juga dibahagikan dengan kelompok tahap yang sederhana, iaitu pelajar-pelajar yang boleh membaca tetapi lambat pikat diletakkan dalam kumpulan yang sama dan dibantu oleh seorang pelajar yang cerdas. Walaupun demikian, bukan semua pelajar yang kurang pintar terlibat. Ini kerana tugas seorang pendidik adalah memastikan pelajarnya dapat menguasai al-Quran. Jadi, kaedah berkelompok ini adalah hanya untuk mereka yang boleh membaca al-Quran tetapi lambat menguasai yang dibantu oleh kawan-kawan mereka yang cerdas. Manakala pelajar yang kurang pintar masih lagi dalam pengawasan pendidik.29 8.6 Kaedah Penilaian Manakala di akhir pembelajaran, Ibnu Sahnun telah menyatakan bahawa, tidak salah seorang pendidik membuat penilaian terhadap pelajar mereka. Jadi, kaedah seterusnya ialah kaedah penilaian. Penilaian disini ialah menguji tahap penguasaan pelajar terhadap pengajian mereka.30 Penilaian ini juga perlu dilakukan secara berperingkat-peringakat agar pelajar tidak cepat bosan. Beberapa aspek yang perlu dinilai antaranya ialah dari segi ingatan mereka, penguasaan mereka, pengetahuan dan kemahiran mereka. Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran, pertengahan pengajian dan di akhir pengajian. Penilaian itu juga dapat mengenalpasti keberkesanan pendidik dalam mendidik anak murid mereka, disamping memantapkan lagi penguasaan mereka pada mata pelajaran yang diajar. 28 Taufiq Ahmad Marii dan Muhamad Mahmud al-Hailah. 2009. Al-Taraiq Al-Tadris al-Ammah: Teaching Methods. Amman, Jordan: Dar al-Massirah. Hal 54. 29 Pelajar Pendidikan Islam UPSI, 2010,Kaedah Mengajar Al-Quran Menurut Ibnu Sahnun.Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah UPSI.hal 15 30 Ibid.hal 344 22 9.0 Kesimpulan Berdasarkankepadakaedahpengajarandanpembelajaran,IbnuSahnunbanyak membicarakantentangkaedah-kaedahdalampengajaran,sepertikaedahmengajaral-Quran, yangmanadapatdikenalpastiadabanyakkaedahyangdilakukanolehbeliau.Walaupun dalam karanganbeliau hanyamenyentuh secara sepintaslalu tentang kaedahini, sebenarnya telahmembukapeluanglagikepadaparacendiakawanuntukmenelitikaedahyangsebenar digunakanolehIbnuSahnunini.AntarakaedahpengajaranyangdigunakanolehIbnu Sahnundalamprosespendidikanialahkaedahmengenalhuruf,kaedahmengeja,kaedah membaris(al-Syakl),kaedahmembaca,kaedahmenulis,kaedahmenghafalatau pengulangan, kaedah penguasaan, kaedah talaqi, dan kaedah penilaian. 10.0Al-QabisiyNama lengkap Al-Qabisiyadalah Abu Al-Hasan Muhammadbin Khalaf Al-Maarifi Al-Qairawaniy.Al-Qabisiy adalah penisbahan kepada sebuah bandar yang terdapat di Tunis. KalanganulamalebihmengenalnamanyadengansebutanAl-Qabisiy.IalahirdiKota QairawanTunisia padatahun324H-935M.31Literatur-literaturtidakmenyebutkan perihal kedudukan orangtuanya.BarangkaliAl-Qabisiybukandariketurunanulamayang termasyhur,ataubangsawanataupunhartawansehinggaasalketurunannyatidakbanyak digambarkan sejarah, namun namanya terkenal setelah ia menjadiilmuan yang berpengaruh dalam dunia Islam. SemasakecildanremajanyabelajardiKotaQairawan.IamulaimempelajariAl-Quran, hadits,fikih,ilmu-ilmubahasaArabdanQiraatdaribeberapaulamayangterkenaldi kotanya. Diantara ulamayangbesar sekalimemberi pengaruh pada dirinya adalahAbuAl-Abbas Al-Ibyani yangamat menguasai fikih mazhab Malik. Al-Qabisiy pernah mengatakan tentang gurunya ini: saya tidak pernah menemukan di Barat dan di Timur ulama seperti Abu al-Abbas.Guru-gurulain yangbanyakiamenimbailmudarimerekaadalah Abu 31 Ali al-Jumbulati, 1994 Dirasatun Muqaranatun fit Tarbiyyatil Islamiyyah, terj. M. Arifin, dengan judul Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta), hal. 76. 23 MuhammadAbdullahbinMansurAl-Najibiy,AbdullahbinMansurAl-Ashal,Ziyadbin Yunus Al-Yahsabiy, Ali Al-Dibagh danAbdullah bin Abi Zaid.32

Al-Qabisiy pernah sekalimelawat ke wilayah Timur Islam danmenghabiskan waktu selama 5tahun,untukmenunaikanibadahhajidansekaligus menuntutilmu.Iapernahmenetapdi bandar-bandarbesar seperti IskandariyahdanKairo(NegaraMesir)sertaHejazdalam waktu yang relatif tidak begitu lama. Di Iskandariyah iapernah belajar pada Ali bin Zaid Al-Iskandariy,seorangulamayangmasyhurdalammeriwayatkanhaditsImamMalikdanmendalamimazhabfikihnya.33Al-Qabisiymengajarpada sebuahmadrasahyangdiminati olehpenunut-penuntutilmu.Madrasahinilebihmemfokuskanpadailmuhaditsdanfikih. Pelajar-pelajaryangmenuntutilmudimadrasahinibanyakyangdatang dariAfrikadanAndalus.Murid-muridnyayang terkenal adalah Abu ImranAl-Fasiy,Abu UmarAl-Daniy, AbuBakarbinAbdurrahman,AbuAbdullahAl-Maliki,AbuAl-QasimAl-LabidiyAbu Bakar Atiq Al-Susiy dan lain-lain.34

Al-Qabisiyterkenalluaspengetahuannyadalambidanghaditsdanfikihdisampingjuga sasteraArab.Iamenjadirujukanummatdandibutuhkanuntukmenjawabmasalah-masalah hukumIslam,makaiadiangkatmenjadimuftidinegerinya.Sebenarnya,iatidakmenyukai jabatanini,karenaiamemilikisifattawadlu(merendahdiri),wara(bersihdaridosa)dan zuhud(tidakmencintaikemewahanhidupduniawi).Salahsatukaryanyadalambidang pendidikan IslamyangsangatmonumentaladalahkitabAhwalal-MutaallimwaAhkam Muallimin wa al-Mutaallimin, sebagai kitab yang terkenal pada abad 4 dan sesudahnya. 10.1 Konsep pemikiran Al-Qabisy KonseppemikirantujuanpendidikannyaAl-Qabisysecaraumum,sebagaimanadirumuskan oleh al-Jumbulati, iaitu:I.mengembangkan kekuatan akhlak anak. II. menumbuhkan rasa cinta agama. III.berpegang teguh terhadap ajarannya. IV.mengembangkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang murni. 32 Abdullah al-Amin al-Numy, 1995 Kaedah dan Tekhnik Pengajaran Menurut Ibnu Khaldun dan Al-Qabisy, (Jakarta: t.pt.), h.184 33 Ibid, h. 186-187, lihat juaga pada Abuddin Nata,2003 Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,), h. 25-26. 34 Abdullah al-Amin al-Numy,1995 Kaedah dan Tekhnik Pengajaran Menurut Ibnu Khaldun dan Al-Qabisy, (Jakarta: t.pt.,) h.185 24 Anak-anakakandapatmemilikiketerampilandankeahlianpragmatisyangdapat mendukungkemampuanmencarinafkah.35SedangkanAbudinNatamemahamitujuan pendidikan Islam al-Qabisy bercorak normatif, yaitu mendidik anak menjadi seorang muslim yang mengetahui ilmu agama, sekaligus mengamalkan agamanya dengan menerapkan akhlak mulia.36Dengandemikian,dipahamibahawapandanganintisaripendidikanal-Qabisy menurutAbudinNatabukanhanyapadaranahpengetahuankognitif,namunsekaliguspada ranah afektif dan psikomotorik. 11.0 Kaedah dan Teknik Belajar Al-Quran Oleh Al Qabisi 11.1 Kaedah menghafal Dalampraktikpendidikannya,AlQobisimenjelaskanbahwapertama-tamaanakharus diajarimembacadanmenghafalal-Quran,kemudiandiajarimenulisditambahlagidengan pelajaran-pelajaranlainnya.Dalammengajarkanal-Quraninianakjugatidakboleh dibiarkanberpindahdarisuratkesuratyanglainnyasebelumiahafaldenganirabdan tulisannya 37.Metodeyangdigunakaniaitumetodehafalanyangdiajukanal-Qobisi.Hal tersebut,sesungguhnyadidasarkanpadapemahamansebuahhaditsnabiSAWtentang menghapalal-Quranyangdiumpamakanolehnabidenganperumpamaanal-Quranseperti untayangdiikatdengantali,jikapemiliknyamengokohkanikatannya,untaituakanterikat eratpuladanjikaiamelepaskanikatannyamakaiaakanpergi 38.Berdasarkanhadits tersebut,al-Qobisimenyatakan:sesungguhnyaRasulullahmenjelaskandalamhaditsnya tersebuttentangcara-caramengingatyangdapatmemantapkanhapalan-hapalanal-Quran sehingga ia tidak perlu belajar lagi secara berulang-ulang. Lebihlanjutal-Qabisimenjelaskanbahawadalammenerapkanmetodehafalantersebut tidakmudah.Olehkarenanyaharusdisesuaikandenganteknikdanwaktuyangtepat. Menurutnya,waktuyangdisediakandalammengikutiprosespembelajarandikuttabadalah selama semimggu kecuali hari Jumaatat, dan hari khamis bada zuhur, khusus pada hari rabu petangdankhamispagisampaiwaktuduhauntukmendalamial-quran.Danwaktu 35 Ali al-Jumbulati, 1994 Dirasatun Muqaranatun fit Tarbiyyatil Islamiyyah, terj. M. Arifin, dengan judul Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,),36 Abuddin Nata, 2003Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, ), h. 30. 37 Dr Amir Syamsudin, al-Fikr Inda Ibn Sahnu wal Qobisi, Dar Iqra hal 89 38 Dr. Abuddin Nata,2003 Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Jakarta. Raja Grafindo Persada) hal,35 25 selebihnya bada dzuhur dilokasikanuntuk mempelajari mata pelajaran pilihan, seperti ilmu hitung, syair dan ilmu nahwu. 11.2 Kaedah Latihan dan demonstrasi SelanjutnyaAl-Qabisimengemukakanmetodebelajaryangefektif,denganmengafal, melakukanlatihandandemonstrasi.Belajardengancaramenghafalyangdimulaidengan memahamipelajarandenganbaikakanmembantuhafalanyangbaik.Pendidikanmodern sekaranginimenganjurkanagarmengajaranak-anakdengancaramenghafalkanpelajaran agamasertamemahamimaksudnyasecarajelas. TermapemahamandalamkonsepAl-Qabisiadalahtartil(mengertibacaan)dalam membacadanpemahamannyasecaraserius.Adapunpembacaandengancaratartilitu membantukemampuanuntukmenerangkanisiAl-QuranyangtelahditurunkanAllah. Kaitandenganhubunganantarametodemenghafaldenganpendidikanakal,Al-Qabisi menyatakan bahwa pendidikan akal tidak lain kecuali merupakan bagian dari usaha menuntut ilmu,danpadatahappertamanyaadalahmengingat-ingatsecaraverbal.Kebanyakanpara ahlipendidikanmemandangmetodehafalandenganingatanitusebagaisuatuyangbernilai baik,akantetapipadaakhirnyatidaktimbulkeraguanlagibahwamemperkuatingatan (memori) dengancaramenghafalitumenjadifaktor yang amat penting, dengan dalil (bukti) bahwa jika tidak mempunyaiingatan, orang akan mengalami kekacauan hidup berpikir yang serius. Kemampuan mengingat merupakan persyaratan mutlak bagi para ahli ilmu pengetahua kimia, tumbuh-tumbuhandanmatematika,karenapekerjaanilmiahitulahmenuntutmerekauntuk mengafalkan rumus-rumus dan dalil-dalil atau asas-asasnya.39 12.0 Kesimpulan Metodologipengajaranal-Quranolehal-Qabisimemberikanpenekanankepadapelajar dengankaedahhafalanuntukmengingatibahanyangdipelajarisebelumberpindahkepada bahan yang lain kemudian diikuti dengan latihan dan demontrasi bahan yang telah dipelajari untuk menilai penguasaan sebelum berpindah kepada bahanlain. 39 Udin Juhrodin. 2013,Artikel Konsep Pendidikan Al Qabisi. 26 13.0 Ibnu Khaldun Mengikut Imam Munawir (1985)nama penuh Ibnu KhaldunialahAbdulRahmanAbu Zain Waliuddin ibn Muhammad ibnu Khaldun al-Maliki al-Hadrami. Khaldun ialah gelaran beliau mengambilsempnanama datuknyaKhaldun daripada suku Hadrami tetapinama asalbeliau ialahKhalid.Olehkeranabeliauseoranghyangpintardancepatdikenaliramailantaran kebijaksanaannyamakanamaasalbeliauKhalidditambahdenganhurufWaudanNun hingga menjadi Khaldun.40 IbnuKhaldundilahirkandiTunis,TunisiapadaawalRamadantahun732Hijrah bersamaandengan27Mei1332.41MasjidGubbahdiTunisiaialahinstitusiawalIbnu KhaldunmenerimapendidikanIslam.PadamulanyaIbnuKhaldunmempelajarial-Quran sebagiasasawalpendidikannyadenganseorangguruyangbernamaMuhammadibnuSaad ibnuBurral.KeranakemampuannyayangluarbiasamakaibnuKhalduntelahdapat menguasai ilmu Qiraah al Sabaah (ilmu seni lagu al-Quran). Ibnu Khaldun juga dalam umur yangmasihmuda telahmampumenguasai pelbagaijenisilmu sepertiilmu tfsir,hadis,fiqh, maliki, tauhid dan usul fiqh.42 KetikauisaIbnuKhaldunberusia20tahunbeliautelahmenulissebuahbukuyang diberinamaLibabal-NuhassalfiUsulal-Dien.Kitabkaryabeliauinitelahdianggapoleh parasarjanaArabpadamasaitusebagaisebuahkaryayangmengandungiperbahasanilmu fiqhdantauhidsertailmufalsafahyangsangatberharga.PadaketikaituIbnuKhaldun merupakanseorangmahasiswayangbergiatmenulisdanmenghasilkankarya-karyailmiah yang tinggi mutunya. Antara lain karyanya ialah: a)kitabsyairyangmengandungihuraianyangpanjangdanlengkapdaripadakitab Bardah karangan Imam al-Khushairi. b)Ringkasan kitab Ibnu Rusyd. c)Ilmu mantik (ilmu fikir logik) d)Ringkasan kitab Muhassal Imam Malik. e)Ilmu matematik.43 40 Ghazali Darulsalam.2004, Pedagogi Pendidikan Islam. Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd. hal 214 41 Ibid 214. 42 Ibid 215. 43 Ghazali Darulsalam.2004, Pedagogi Pendidikan Islam. Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd. Hal 216. 27 Dari Mekkah Ibnu Khaldun ke Cairo dan pada tahun 1383beliau telah memberi kuliahnya di Universitial-Azahar.Padatahun1384IbnuKhalduntelahdilantikmenjadipengetuadi sekolahtinggi,sertamenjadihakimdisebuahmakamahyangberpegangdenganmazahab Maliki.Sekitartahun-tahun1400hingga1406IbnuKhaldunmenjawatjawatanhakimdi makamah tinggi Mesir. Pada tahun 1406 inilah beliau meninggal dunia.44 14.0 Kaedah dan Teknik Belajar Al-Quran Oleh Ibnu Khaldun MengikutpandanganIbnuKhaldun,setiapmatapelajaranteknik-teknikdan pendekatanuntukmenyampaikankandungannyakepadapenuntut.Beliautelah memperingatkanpendekatan-pendekataninidantelahberjayamengenalpastikelainan pendekataninidiantarapengajaranperingkatpertamadanperingkatlanjutan.Dalam membezakanantaraduapendekatanini,beliauberpegangkepadaasaskejiwaanyang terpamer melalui kelainan persediaan dan keupayaan di kalangan pelajar. 14.1 Kaedah Talqin (Pandang dengar)Kaedahinijugadikenalisebagaikaedahhafalan.Kaedahinidianggaptermasuk dalampendekatanyangpalingumumdalampendidikan,khususnyadalampendidikan peringkatpertama,iaitukanak-kanakdiarahkansupayamenghafalayat-ayatal-Quranyang merupakanmatapelajaranterpentingdalampengajaranperingkatpertama.Kanak-kanak akan berpegang kepada pendekatan ini untuk menghafal apa yang disampaikan kepadanya.KaedahinimerupakankaedahyangterbuktiberkesandalampendidikanIslam sehinggakanRasullallahS.A.Wsendiriapabilamenerimawahyu,bagindaterusmenghafal wahyutersebutkeranabimbangwahyuituhilangdariingatan. 45 14.2 Kaedah Muhakah (Taklid). Muhakahatau taklidtermasukdalamkaedah-kaedahyangberjayadalampendidikan peringkatpertamadimanakanak-kanakmempunyaiminatuntukmemindahkanapayang disaksikannyadanapayangdisaksikanituakanbertimbalbalikdengandirinyasendiri 44 Ibid hal 217 45 Perkaedahan dan Penilaian Menurut Islam, kertas Kerja. http://shafnur.tripod.com/kkti.htm 28 apabilagambaranituterpahatkukuhdalamjiwanya.IbnuKhaldunmenganggapmuhakah termasuk dalam pendekatan pengajaran yang penting.Kadangkala Allah S.W.T mempermudahkan ke atas manusia untuk memperoleh ilmu-ilmudenganpantasapabilamanusiabertaklidkanibubapa,guru-gurudanorangtua-tua. Maka manusia tidak perlu bersusah payah menggali ilmu-ilmu tersebut. 46 14.3 KaedahPercubaan. Percubaanmemerlukanpengalaman,penyaksiandankeperitanyangdilalui.Ibnu Khaldun percaya bahawa kaedah ini penting dalam memindahkan makrifah dan pengalaman. Pengertian-pengertianinisangathampirdenganpancaindera.Pemerhatiantidakboleh mencapainyadenganpenelitianyangmendalam,malahansemuanyadikenalpastidengan percubaan. Dengan percubaaninilah diambilfaedah kerana pengertian-pengertianini adalah berbentukpecahanyangberhubungkaitdenganperkara-perkaraderia.Kebenarandan kepalsuansemakinnyatapadarealiti.Makapenuntutakanmemperolehiilmudengan percubaanmelaluipancainderaitu.Setiappenuntutakanmencubauntukmenggunakan pendekatan ini untuk mencapai sebanyak mungkin ilmu yang diingini. 47 14.4 Kaedah Pengajaran Menggunakan Deria. Ibnu Khaldun juga menitikberatkan kaedah ini dalam pengajaran peringkat pertama di manakefahamanpelajaradalahterbatas.Kadangkalaseseorangpelajartidakdapat memahamipengajaranpadakalipertamaataukedua.Olehitu,gurudipintasupaya mengulangipengajaransamaadasebahagianataukeseluruhanmengikutkeperluanserta melibatkan lebih penggunaan deria pelajar. 48 46 ibid 47 ibid 48 ibid 29 14.5 Kaedah Pengulangan. AntarakaedahlainyangturutdigunakanolehIbnuKhaldunadalahpengalaman,di manakadangkalapelajartidakdapatmemahamipadakalipertamaataukedua.Dalamhal, guru diminta supaya mengulang semula pelajaran tersebut sehingga pelajar dapat memahami pelajaran tersebut.Kemudianpersedianpadailmuitudibuatsecaraberansur-ansur.Persediaanpadailmu berbezadenganpersoalan-persoalanseni,pengulangannyadanperpindahanpersoalan-persoalanitudaripadasecarakasarkepadapenyeliputansehinggalahterhasilnyamalakah dalampersediaan,kemudiandalampenghasilandanseterusnyaiadilingkungiolehsegenap persoalan-persoalan seni.49 15.0 Kesimpulan PengajaranyangefektifmenurutIbnuKhaldunharussetahapdemisetahap.Pada tahap yang pertama permasalahan yang bersifat fundamental dan pokok harus diperkenalkan, dan dalam melakukan masalah ini seorang guru harus meneliti potensi intelektualanak didik danharusmempersiapkandiriuntukmenjelaskanmateriaataubahanyangakandiajarkan. Padatahapyangkeduaseorangguruharusmemberikanperbaikankepadaseluruhbahan pelajaranyangakandiberikan,denganmetodTalqin(Pandangdengar),Muhakah(Taklid), Percubaan, PengajaranMenggunakanDeriadanPengulangan.dengandemikianiatidakmeninggalkan pelajaranyangtidakjelasdansamar-samar.Seoranggurujugaharusmenjelaskandengan terang dalam segala hal yang masih bersifat rahsia dan samar-samar dari disiplin ilmu kepada para pelajar. Jika para pelajar dididik dengan cara yang demikian, maka ia akan mencapai dan menguasaimateripelajaransecarautuh.ModelpengajarandanpembelajaranIbnuKhaldun juga memberi tumpuan kepada tiga aspek penting iaitu menyelesaikan sesuatu topik, pemeringkatanisipelajarandanobjektifpengajaran.Berdasarkanmodelpengajarandan pembelajaran Ibnu Khaldun, guru perlu memastikan sesuatu topik difahami dengan baik oleh pelajarsebelumberpindahketopikyangbaru.Olehitu,semasapengajaranTilawahal-Quran,guruperluprihatinterhadapkefahamanpelajartentangtopikyangdiajarberkaitan 49 Perkaedahan dan Penilaian Menurut Islam, kertas Kerja. http://shafnur.tripod.com/kkti.htm 30 Tilawahal-Quranagartidaktimbulkecelaruanpelajardalammemahamipelajaranyang diajar. Berdasarkan model pengajaran dan pembelajaran Ibn Khaldun juga, beliaumenekankanpengajaranyangmengambilkirapenggunaanteknikpengajaranyang menitikberatkan kebolehan pelajar. Dengan caraini kelemahan dan ketidakmampuan pelajar dalam penguasaan sesuatu kemahiran ilmu dapat diatasi.

16.0 Al-Ghazali Iman al-Ghazali adalah salah seorang filosofi dan sufi tersebar dalam Islam, beliau dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M di Ghazale sautu kota kecil di Thusia dekat Khurusan. Iran Utara. Al-Ghazali dinisbahkan kepada tempat kelahirannya nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Thusi al-Ghazali.1 Di bidang keilmuan, pengetahuan pertama kali beliau dalami adalah ilmu fiqih, kemudian ilmu kalam dan filsafat setelah mencapai keharuman namanya sebagai seorang sarjana pada tahun 1091 M al-Ghazali diangkat menjadi guru besar ilmu hukum oleh Nizam al-Muluk (1018-1092) dari dinasti saljuk.50 Menurut imam al-Ghazali tujuan pendidikan bukan hanya menekankan pada aspek ukhrawi saja, melainkan juga harus mengandung kepentingan-kepentingan duniawi, seperti; kebudayaan, peradaban dan kebendaan dan juga pendayagunaan dan mamfaat berbagai sumber daya untuk memilih bidang studi yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Lebih lanjut al-Ghazali mengatakan, bahwa orang yang berakal sehat adalah orang yang dapat menggunakan dunia untuk tujuan akhirat, sehingga orang tersebut darjatnya lebih tinggi di sisi Allah dan lebih luas kebahagiannya di akhirat. Bila dihalusi, maka tujuan ini ada dua. Pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang menjuruskan kepada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan insani yang menjuruskan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.17 Oleh karena itu, ia bercita-cita mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran yang merupakan tujuan akhir dan maksud pendidikan itu. Tujuan ini tampak bernuansa religius dan moral, tanpa mengabaikan masalah duniawi. 50 Ensiklopedi untuk Pelajar,2001jilid II, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeven, ), hal. 57. 31 17.0 Konsep Pendidikan Menurut al-Ghazali. Imamal-Ghazalimengklasifikasikanilmupendidikanmenjadibeberapakelompok dancabangdenganmengistimewakanmasing-masingberdasarkansifatyangberbedasatu samalainataukemamfaatannya.Ilmu-ilmupengetahuanberdasarkankemamfaatanmenurut imam al-Ghazali dapat dibagi menjadi 3 iaitu: a. Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak baik sedikit ataupun banyak, yaitu ilmu-ilmuyangtidakadamamfaatnyabaikdiduniamaupundiakhirat,sepertiilmusihir, ilmu nujum dan ilmu ramalan. b.IlmupengetahuanyangterpujisecaramutlakYangtermasukdalamrumpunilmuini adalahilmu-ilmuagamadariberbagaimacamibadah,ilmupengetahuantersebutdapat mensucikanjiwa,melepaskandiridariperbuatantercela,mengetahuikebaikandan mengerjakannya,memberitahukankepadamanusiakejalanberusahadanmendekatkandiri kepada Allah AWT, serta mencari redhanya dan mempersiapkan dunia ini untuk kehidupan kekal di akhirat. c. Ilmu pengetahuan dalam ukuran tertentu terpuji, tetapi jika mendalaminya tercela. Ini adalahilmuyangsekiranyamendalaminya akanmenyebabkan kekacauan pemikiran dan keraguan.Bahkanbarangkaliakanmenyebabkankufurdankeraguan.Misalnyailmu ketuhanan, cabang dari filsafat dan sebagian aliran Naturalisme.51 18.0 Kaedah dan Teknik Belajar Al-Quran Oleh Al-Ghazali 18.1 Kaedah Perbandingan Kaedahperbandingandigunakandalampengajaran,perbincangandanuntuk membuktikankebenaranfikirandankepercayaanmerekaterhadapkarya-karyanya.Dalam kitabIhyaUlumuddin,Imamal-Ghazalimenerangkanperbezaanpendapatdalamkalangan cerdik pandai tentang kebaikan dan keburukan akhlak.52 51 Fatiah Hasan Sulaiman, 1993,Sistem Pendidikan versi Al-Ghazali, pntrj. Fadhurrahman, (Bandung: Almaarif. hal.28 52 Mohamad Yusof, 2013. Model Pengajaran dan Pembelajaran Imam-Imam Mazhab. Pusat Islam UTM. 32 18.2 Kaedah Halaqah Kaedahiniterusmenerusdigunakanolehyayasan-yayasanpendidikandalamdunia Islam.SemenjakbermulanyadakwahIslamiah,pelajar-pelajarmengelilingigurunyadalam separabulatanuntukmendengarsyarahannya.Al-Ghazalitelahmendirikansebuahsekolah berhampirandenganrumahnyauntukpenuntut-penuntutilmudansebagaitempat persinggahanbagigolongansufi.Maka,tidakdapatdielakkan,Imamal-Ghazalijuga melaksanakankaedahhalaqahdisekolahtersebutketikamenyampaikanilmukepada penuntut-penuntutnya.53 18.3 Kaedah Petunjuk dan Bimbingan Imamal-Ghazaliialahseorangpenelitidanselalumengadakanpercubaansebelum memberikan pendapatnya. Pendapat-pendapat beliau diperah daripada kemurnian hidup yang dihayatinya,dimensi-dimensiilmupengetahuanyangdicapainyamelaluipercubaan-percubaanyangtelahdilakukandandaripadabeberapakesulitanyangdialamididalam kehidupannya. Misalnya dalam menanamkan dasar-dasar agama kepada anak-anak, Imam al-Ghazalimemulakandenganmeniru,iaitumenunjukcara,diikutidenganmeyakinidan menguatkandengandalil-dalil,membacaayat-ayatal-Qurandanmenerangkankandungan serta maknanya.54 18.4 Kaedah Dialog Dan Perbincangan Kaedah dialog ialah kaedah yang berdasarkan dialog, perbincangan melalui soaljawab untuk sampai kepadafaktayang tidak dapatdiragukan, dikritik dan dibentuklagi. Imam al-Ghazalipernahmenggunakankaedahperbincangandandialogbagimendalamkanlagi kefahamanseseorangterhadapilmupengetahuan(AbdullahIshak,1989).Kaedahinidapat mengasah otak dan memperkuatkan pendapat di samping kepercayaan kepada diri sendiri dan berkemampuan untuk berbicara tanpa teks.55 53 Mohamad Yusof, 2013. Model Pengajaran dan Pembelajaran Imam-Imam Mazhab. Pusat Islam UTM. 54 ibid 55 ibid 33 19.0 Kesimpulan Ini menjelaskan bahawa model pengajaran dan pembelajaran yang dijadikan sandaran dalambidangpendidikan,khususnyadalampendidikanIslamialahmodelpengajarandan pembelajaran Imam al-Ghazali. Model pengajaran dan pembelajaran inimemberi penekanan kepadakaedahperbandingan,kaedahhalaqah,kaedahbimbingandankaedahperbincangan sebagaiterasdalammodelpengajarandanpembelajaran.Berdasarkanmodelpengajarandan pembelajaran Imam al-Ghazaliinimaka dapat dijadikan asas dalam usaha untukmendalami ilmupengetahuan.OlehitudalampengajaranTilawahal-Quran,antaranyaguruPendidikan Islam dapat membandingkan pelbagai makhraj huruf semasa mengajar. Dengan cara ini dapat membantupelajaragardapatmenyebutsebutanpotonganayatal-Qurandenganmenepati hukum tajwid. 34 BIBLIOGRAFI Abdullah al-Amin al-Numy, 1995 Kaedah dan Tekhnik Pengajaran Menurut Ibnu Khaldun dan Al-Qabisy, (Jakarta: t.pt.),

Abuddin Nata, 2001. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada Cet II. Ali al-Jumbulati, 1994 Dirasatun Muqaranatun fit Tarbiyyatil Islamiyyah, terj. M. Arifin, dengan judul Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta). Dr Amir Syamsudin, wal al-Fikr Inda Ibn Sahnu Qobisi, Dar Iqra A.Susanto.2009, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakart: Amzah.. Ensiklopedi untuk Pelajar,2001jilid II, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeven, ) Fatiah Hasan Sulaiman, 1993,Sistem Pendidikan versi Al-Ghazali, pntrj. Fadhurrahman, (Bandung: Almaarif. Ghazali Darulsalam.2004, Pedagogi Pendidikan Islam. Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd. Hasan Langgulung. 1986. Pengenalan Tamadun Islam Dalam Pendidikan. Dewan Bahasa Dan Pustaka Kuala Lumpur. H. Ramyulis.2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia , Cet. Ke-7. Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari,1997, Shahih Bukhari, Riyadh: Darussalam, Kitab al-Janaiz, Bab Ma Qla fi aulad al-Musyrikin, No. 92/1385. Imam al-Hafidz abi Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Robiyyi,1999. Sunan Ibn Majah, Arab Saudi: Darussalam 35 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari,1997, Shahih Bukhari, Kitab al-Al-Ilmu, Bab Maa Kaana an-Nabi, No. 11/69 Riyadh: Darussalam Kamarul Azmi Jasmi dan Mohd Aderi Che Noh, 2013, Kertas Kerja Sejarah, Kaedah, serta Model Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran. Lecture Hall, Masjid Negara. Kaedah Mengajar Al-Quran Menurut Ibnu Sahnun. 2010.Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah UPSI. Kamal Abdul Hamid Zaitun. 2005. Al-Tadris. Kaherah: al-Amal al-Kutab. Muhammad Yunus. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Hidakarya Agung, tt, cet. Ke-6, Musthafa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi, Bairut: Dar Fikr, tt, juz ke-1, Mohamad Yusof, 2013. Model Pengajaran dan Pembelajaran Imam-Imam Mazhab. Pusat Islam UTM. M. Said, 1981.Pendidikan Abad Keduapuluh dengan Latar Belakang Kebudayaannya, Jakarta: Mutiara. Muhammad Ali al-Khauli. 2006. Al-Maharatu al-Dirasiyyah. Jordan: Dar al-Falah. Osman Hj.Khalid. 1994. Metodologi Al-Quran Dalam Pendidikan. Bahagian Hal Ehwal Islam Jabatan Perdana Menteri.

Pelajar Pendidikan Islam UPSI, 2010,Kaedah Mengajar Al-Quran Menurut Ibnu Sahnun.Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah UPSI. Perkaedahan dan Penilaian Menurut Islam, kertas Kerja. http://shafnur.tripod.com/kkti.htm 36 Taufiq Ahmad Marii dan Muhamad Mahmud al-Hailah. 2009. Al-Taraiq Al-Tadris al-Ammah: Teaching Methods. Amman, Jordan: Dar al-Massirah. Udin Juhrodin. 2013,Artikel Konsep Pendidikan Al Qabisi.