132
Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi merupakan istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan di antara istilah-istilah tersebut, sehingga penggunaannya sering dipertukarkan secara tidak tepat. Agar jelas berikut ini akan diuraikan perbedaan antara Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi 1.Instrumen/Tes Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Terdapat berragam instrumen sesuai dengan jenis informasi yang ingin dikumpulkan, dapat berupa tes maupun non-tes. Instrumen yang baik harus memenuhi syarat kesahihan, kehandalan, kekhususan. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta Ismaryati 0818341963 [email protected] 1

Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi merupakan istilah yang berbeda

namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas

perbedaan di antara istilah-istilah tersebut, sehingga penggunaannya sering

dipertukarkan secara tidak tepat. Agar jelas berikut ini akan diuraikan

perbedaan antara Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi

1. Instrumen/Tes

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi

tentang individu atau objek. Terdapat berragam instrumen sesuai dengan

jenis informasi yang ingin dikumpulkan, dapat berupa tes maupun non-tes.

Instrumen yang baik harus memenuhi syarat kesahihan, kehandalan,

kekhususan.

Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang

secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan,

jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya

harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga

waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian

tes juga dirancang secara khusus. Selain itu, aspek yang diteskan pun

terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang satu dan tes

yang lain.

2. Pengukuran

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang

dilakukan secara objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program yang

menyangkut perkembangan dalam banyak bidang dapat dikontrol dan

dievaluasi. Hasil pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah,

Ismaryati 0818341963 [email protected] 1

Page 2: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

dan ukuran dsb. Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang

dapat diolah secara statistik.

Data hasil pengukuran dapat diperoleh melalui berbagai teknik tes dan

non tes. Teknik-teknik tersebut ada yang menghasilkan data numerik (angka)

yang bersifat kuantitatif yang dapat dianalisis secara statistik, ada pula yang

menghasilkan data kualitatif. Secara ringkas, teknik-teknik pengukuran

tersebut dapat dicermati pada gambar 1.1 dan 1.2

Ismaryati 0818341963 [email protected] 2

Gambar 1.2: Teknik-Teknik Non Tes

Teknik NonTes

Observasi Lang

-sung Tida

k langsung

Partisipa-si

Wawancara

Berstruk- tur

Tak Berstruk -tur

Kuisioner:

Terbuka

Tertut

Skala:

Sikap

Mi

Sosi

omet

ri

Stud

i Kas

us

Chec

kLlis

t

Riwa

yat

Hidu

p

Gambar 1: Teknik-Teknik Tes

Teknik Tes

Lisan

Individual Kelompok

Tertulis

Esai:

BerstrukturBebasTerbatas

Objektif:

Benar-SalahMenjodohkanIsian PendekPilihan Ganda

Tindakan

Individual Kelompok

Page 3: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Tes Tindakan atau Kinerja Motorik

Pada umumnya, tes tindakan atau kinerja motorik selalu disertai petunjuk

pelaksanaan tes. Pengguna tes harus benar-benar mengikuti petunjuk

pelaksanaan tes yang telah ada. Produk dari kinerja motorik misalnya

kemampuan gerak dasar, keterampilan basket, service tennis, vertical power

jump, dan lain-lain.

Skala Rating, Checklist

Skala, checklist digunakan untuk mengungkap minat, sikap, tingkah laku,

kebiasaan, perkembangan, atau kematangan tingkah laku.

Tes TulisTeknik pengukuran ini memerlukan jawaban tertulis dari testi. Terdapat dua jenis tes

tertulis, yakni tes objektif dan esai (uraian).

Tes objektif

Teknik pengetesan ini mengandung pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruktur

dengan sempurna. Peserta tes tidak perlu melahirkan ide, dan tidak dituntut adanya

kemampuan mengorganisasikan jawaban. Pada umumnya, tes bentuk objektif telah

menyiapkan jawaban-jawaban untuk dipilih. Peserta tes hanya perlu mengenal jawaban

yang dianggap benar.

Pada umumnya tes bentuk esai (uraian) berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung permasalahan, dan memerlukan pembahasan, uraian, atau penjelasan sebagai

jawabannya. Ciri khas tes ini adalah siswa bebas memberikan jawabannya. Siswa bebas

memilih pendekatan yang dianggap tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang

ditanyakan, menyusun dan mengorganisasikan jawabannya sendiri, serta memberikan

penekanan-penekanan terhadap aspek jawaban. Oleh sebab itu, tes bentuk esai

memberikan peluang bagi peserta tes untuk menyatakan, melahirkan, dan

mengintegrasikan ide-idenya. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan butir-butir soal

Ismaryati 0818341963 [email protected] 3

Page 4: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

bentuk ini adalah perumusan masalah yang dikemukakan. Rumusan tujuan hendaknya

sangat jelas sehingga setiap peserta tes dapat menangkap masalah yang dikemukakan tepat

seperti yang dimaksud oleh penyusun tes. Untuk maksud tersebut, dalam merumuskan

tujuan biasanya digunakan kalimat-kalimat yang dapat memperjelas masalah yang

dikemukakan.

Kuesioner dan Wawancara

Dengan alat ukur ini tester dapat memperoleh informasi atau data secara langsung

dari individu mengenai status saat ini perihal kelakuan, keyakinan, sikap, minat, dan lain-

lain. Kuisioner terdiri atas rangkaian pertanyaan dalam bentuk tertulis yang harus dijawab

oleh responden. Apabila rangkaian pertanyaan tersebut disampaikan secara lisan, dan

menuntut jawaban secara lisan, dinamakan wawancara.

3. AsesmenAsesmen adalah proses mengumpulkan, menginterpretasikan, dan mensintesiskan

informasi dengan tujuan untuk membuat keputusan. Assesmen sinonim dengan

pengukuran plus observasi

A. Prinsip-prinsip Pengukuran dan Evaluasi.

Prinsip di sini adalah panduan atau tuntunan dalam melakukan kegiatan

pengukuran dan evaluasi agar tercapai fungsi yang diharapkan. Agar

pelaksanaan suatu program evaluasi dapat berhasil, perlu dipahami beberapa

prinsip pengukuran dan evaluasi sebagai berikut:

1. Suatu program pengukuran dan evaluasi harus selaras dengan landasan

falsafah pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Hal ini penting untuk mencegah terjdinya konflik dan bermanfaat untuk

Ismaryati 0818341963 [email protected] 4

Page 5: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

memperlancar dukungan serta kerjasama baik di antara guru pendidikan

jasmani maupun antara guru dan pimpinan.

2. Pengukuran harus dilakukan sesuai dengan tujuan program dan dilaksanakan

dalam rangka pengembangan atau penyempurnaan tujuan. Dengan demikian,

tujuan yang ingin dicapai harus jelas, demikian juga penahapannya harus

sesuai dengan hukum pertumbuhan dan perkembangan anak. Evaluasi

merupakan alat untuk mengendalikan program agar tepat sasarannya.

3. Testing adalah bagian dari pengukuran, dan pengukuran merupakan bagian

dari evaluasi. Testing bertujuan untuk menyediakan informasi yang akan

digunakan untuk keperluan evaluasi.

4. Hasil testing harus ditafsirkan dalam konteks perkembangan individu secara

menyeluruh yang mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan

moral. Prinsip ini berhubungan dengan pemilihan alat ukur atau tes yang

akan digunakan, pembatasan ruang lingkup untuk setiap tingkatan kelas atau

jenjang pendidikan.

5. Testing dalam pendidikan jasmani dan kesehatan berawal dari anggapan

dasar bahwa semua atribut pada seseorang dapat dites dan diukur. Selain

dimensi fisik atau keterampilan, kemampuan kognitif yang menyangkut

pengetahuan atau pemecahan masalah, dan dimensi afektif yang menyangkut

sifat kepribadian, semuanya pada dasarnya dapat diukur atau dites. Namun

atribut yang dites itu hanya berupa cuplikan atau sampel yang dianggap

dapat mewakili sifat yang dimaksud secara keseluruhan. Dalam pendidikan

jasmani dan kesehatan, tidak pernah diperoleh skor absolut karena selalu ada

galat atau penyimpangan dari skor yang sebenarnya. Dengan kata lain, skor

yang diperoleh adalah skor yang sebenarnya ditambah dengan

penyimpangannya.

6. Kemampuan awal siswa harus diketahui untuk selanjutnya dibandingkan

dengan hasil tes dalam kesempatan berikutnya. Selisih antara tes awal dan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 5

Page 6: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

tes akhir menunjukkan perubahan dalam bentuk skor perolehan, atau paparan

deskriptif.

7. Mutu tes atau alat ukur harus diperhatikan karena akan mempengaruhi mutu

data yang diperoleh. Mutu evaluasi bergantung pada mutu data, dan mutu

data bergantung pada mutu tes atau alat ukur. Oleh karenanya tes yang

dipilih harus valid, reliabel. Tentang kriteria memilih tes akan dipaparkan

pada bab 2.

Evaluasi selalu dilaksanakan dengan merujuk kepada tujuan yang ingin

dicapai dalam suatu kegiatan. Evaluasi merupakan proses pemberian

pertimbangan atau makna mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang

dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang,

benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu.

Dengan kata lain evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data

yang terkumpul. Pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti tidak dapat

dilakukan secara sembarangan, oleh karenanya evaluasi harus dilakukan

berdasar prinsip-prinsip tertentu.

Setelah diketahui perbedaan antara tes, pengukuran, dan evaluasi, dapat

diketahui hubungan di antara ketiganya. Hubungan tersebut dengan jelas

digambarkan sebagai berikut:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 6

Evaluasi

Tes

Pengukuran

Page 7: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Dari gambar di atas jelas bahwa tes adalah bagian integral dari

pengukuran. Dengan demikian,, tes dan pengukuran adalah sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan, tetapi tidak demikian halnya antara pengukuran dan evaluasi.

Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

informasi yang diperlukan. Tes adalah alat atau instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi. Evaluasi adalah proses memberikan nilai atau

harga dari data yang terkumpul. Melalui pengukuran, data kuantitatif diproses

dan dinilai hingga menjadi nilai yang bersifat kualitatif. Data yang terkumpul

digunakan sebagai bahan informasi untuk mengambil keputusan (apakah tujuan

yang telah ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh kemajuan

yang berarti?).

Evaluasi merupakan kegiatan yang harus dilakukan terus menerus pada

setiap program, karena tanpa evaluasi sulit untuk diketahui kapan, di mana, dan

bagaimana perubahan-perubahan akan dibuat.

Evaluasi tidak hanya terbatas dalam menggambarkan status seseorang

dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Tetapi yang lebih penting,

evaluasi dilaksanakan dalam rangka menggambarkan kemajuan yang dicapai

oleh seseorang. Karena itu, evaluasi harus dipahami sebagai bagian yang

integral dari penyelenggaraan sebuah program, yang selalu berawal dari

pemahaman terhadap siswa. Gambar 1.3 menunjukkan kedudukan evaluasi

dalam perencanaan program.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 7

Gambar 1.3: Kedudukan Evaluasi dalam Perencanaan Program

Siswa

Administrasi Tes

Program Penjas

Pengetesan berkala

Hasil Dianalisis oleh

Guru

PenentuanHasil Umpan Balik

Penyesuaian Program

Page 8: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

B. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi

Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan pada umumnya dan

keolahragaan khususnya mempunyai peranan yang sangat penting. Pengukuran

dan evaluasi bertujuan untuk: (1) pengelompokkan, (2) penilaian (3) motivasi,

dan (4) penelitian. Penentuan ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat,

membebaskan peserta dari suatu kesatuan pelajaran, menaikkan peserta dari

suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan umpan balik untuk

memperbaiki unjuk kerja, menempatkan individu-individu ke dalam kelompok-

kelompok tertentu atau menentukan suatu bentuk latihan yang khusus. Pada

pokoknya, penentuan status mencakup semua tujuan-tujuan lain pada

pengukuran dan evaluasi. Berikut ini diuraikan tujuan tujuan pengukuran dan

evaluasi sebagaimana tersebut di atas:

1. Pengelompokkan.Salah satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk pengelompokan.

Pengelompokkan ini berdasarkan tingkat keterampilan, umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, minat. Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan siswanya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Siswa dengan kemampuan yang tinggi tidak harus dipaksa bertahan dengan teman sekelompoknya yang berkemampuan kurang. Demikian juga sebaliknya. Dengan dilakukannya pengukuran dan evaluasi, siswa dapat dikelompokkan pada kelompok yang tepat.

Jika siswa ditempatkan pada kelompok yang setara tingkat keterampilannya, guru dapat menyusun program pelajaran secara individual. Keuntungan lain yang diperoleh dari pengelompokkan ini adalah siswa dapat

Ismaryati 0818341963 [email protected] 8

Page 9: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

berani, lebih lancar, lebih aktif ketika berlatih, karena mereka bersaing dengan siswa lain yang berkemampuan setara. Dengan kata lain, tujuan penempatan siswa ke dalam kelompok yang setara adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran.

2. PenilaianTujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang kemajuan

yang dicapai dalam proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3. MotivasiMotivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai

hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangi motivasi.

Motivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes keterampilan olahraga memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya.

4. Penelitian.Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran, dan kelayakan tes.

Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam

penelitian, diharapkan dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun

program pelatihan yang tepat, membantu memecahkan masalah-masalah

dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan yang telah

dijalankan. Dengan demikian,, penelitian dapat dianggap sebagai sarana.

Informasi data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus

dievaluasi keberartiannya. Jadi, tujuan penting pengukuran dan evaluasi

Ismaryati 0818341963 [email protected] 9

Page 10: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk mengadakan

penelitian.

C. Ranah (Domain) yang Diukur

Dalam pendidikan jasmani atau lingkup olahraga, pengukuran dilakukan

pada ranah:

1. Pengukuran ranah kognitf

Pengukuran ranah ini mengukur pengetahuan yang dimiliki sehubungan

dengan teknik, peraturan, dan stretegi-strategi olahraga, konsep sehubungan

dengan pengembangan dan cara mempertahankan kesegaran jasmani, cara

pencegahan cedera, dan lain-lain.

2. Pengukuran ranah afektif

Pengukuran ranah ini mengukur minat, perhatian, sikap, perasaan, dan nilai

dalam hubungannya dengan aktivitas fisik yang bermakna. Selain itu,

mengukur sifat agresif, ketagihan berlatih, dan kecemasan dalam

menghadapi kompetisi.

3. Pengukuran ranah psikomotor

Pengukuran ranah ini mengukur keterampilan motorik, perkembangan

motorik, dan kesegaran jasmani. Pada umumnya tes psikomotor meliputi dua

hal: (a) produk performa motorik mengukur kecepatan, kekuatan,

keajegan servis, dan lain-lain, dan (b) proses pelaksanaan performa

mengukur pola yang digunakan untuk melakukan servis badminton

misalnya.

D. Tipe-tipe Evaluasi

1. Evaluasi Formatif dan Sumatif

Ismaryati 0818341963 [email protected] 10

Page 11: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Berdasar saat pelaksanaan dan kegunannya, evaluasi dapat dibedakan

menjadi:evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif bertujuan

untuk menyempurnakan program dan memantau kemajuan siswa. Evaluasi

ini dilakukan di sela-sela program yang sedang berlangsung, dengan tujuan

agar hasilnya dapat digunakan untuk menyempurnakan program.

Pelaksanaan tes dilakukan secara periodik dan beberapa kali, seperti tes

mingguan, tes bulanan.

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu

program, misalnya akhir catur wulan, akhir semester. Nilai yang diperoleh

pada evaluasi sumatif biasanya dilaporkan dalam bentuk rapor, sementara

hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai tertentu atau dalam bentuk laporan

secara deskriptif.

2. Evaluasi Produk dan Evaluasi ProsesBerdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, evaluasi dapat

ditekankan pada perhatian produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik,

proses yang menghasilkan produk, atau keduanya. Misalnya, dalam evaluasi

produk, ditentukan urutan hasil akhir dalam perlombaan lari 10 Km hanya

memerlukan catatan waktu seorang pelari yang diperlukan untuk menempuh

jarak perlombaan. Apabila kita menaruh minat untuk memperbaiki gaya lari

para pelari, maka perlu dianalisis proses terjadinya gerak lari, termasuk

aspek-aspek seperti penempatan kaki pelari, ayunan lengan, panjang langkah,

kecondongan tubuh dan sebagainya. Hal ini merupakan evaluasi proses.

Sebagian besar aktivitas evaluasi diarahkan pada keduanya, baik evaluasi

produk maupun proses. Beberapa aktivitas misalnya senam, lebih banyak

memberi kemungkinan untuk evaluasi proses daripada evaluasi produk.

dipilihnya mengevaluasi produk atau proses atau keduanya dari suatu unjuk

kerja, sangat menentukan jenis tes yang akan dipilih atau disusun.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 11

Page 12: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

3. Evaluasi Acuan Patokan dan Acuan NormaGuru, merasa perlu untuk menafsirkan arti informasi atau data yang hasil

pengetesan. Misalnya pada sebuah kelas yang terdiri atas 40 orang siswa.

Siswa A dapat melakukan push-up sebanyak 25 kali dalam tes kesegaran

jasmani untuk butir tes. Apa arti nilai 25 tersebut?

Apabila diterapkan evaluasi acuan norma, maka yang digunakan sebagai

kriteria adalah norma kelompok. Misalnya kemampuan rata-rata 40 siswa

dalam push-up adalah 20 kali, maka berdasarkan rata-rata tersebut

kemampuan siswa A dapat ditafsirkan. Ini berarti, jika dibandingkan dengan

teman-teman sekelasnya, kemampuan siswa A berada di atas rata-rata.

Evaluasi acuan patokan menggunakan patokan baku sebagai rujukannya.

Misalnya seorang dosen menetapkan bahwa agar dapat lulus pada nomor lari

100 meter, seorang mahasiswa harus dapat menempuhnya dalam waktu tidak

lebih dari 13,5 detik. Penetapan Patokan sering menimbulkan masalah,

terutama tentang batas patokan. Untuk menetapkan batas patokan harus

dipertimbangkan derajad penguasaan dikaitkan dengan pertumbuhan dan

perkembangan siswa.

Kedua pendekatan di atas, masing-masing memiliki kelemahan dan

kelebihan. Penggunaan evaluasi acuan norma memberikan peluang kepada

siswa untuk berhasil, namun sebaliknya dapat menimbulkan dampak yang

negatif, karena siswa dipersaingkan di dalam kelompoknya. Siswa yang

memang lemah kemampuanyya, akan selalu berada di posisi yang rendah dan

tidak pernah mengalami sukses.

Evaluasi acuan patokan lebih unggul dalam hal pemaparan penguasaan

materi, karena siswa dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dengan

tingkat tertentu. Kelemahannya adalah patokan yang digunakan bergantung

pada pertimbangan guru yang bersangkutan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 12

Page 13: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

TEKNIK EVALUASI

Teknik Evaluasi Karakteristik

Ismaryati 0818341963 [email protected] 13

Page 14: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Tes

a. Lisan: Individual Kelompok

b. Tertulis: Esai

Berstruktur Bebas Terbatas

Objektif Benar – salah Menjodohkan Isian Pendek Pilihan Ganda

c. Tindakan Individual Kelompok

Ismaryati 0818341963 [email protected] 14

Page 15: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Teknik Evaluasi Karakteristik

Non Tes

a. Observasi: Langsung Tidak langsung Partisipasi

b. Wawancara: Berstruktur Tidak berstruktur

c. Kuesioner Berstruktur Tidak berstruktur

d. Skala Minat Sikap

e. Sosiometrif. Studi Kasusg. Checklisth. Riwayat Hidup

Ismaryati 0818341963 [email protected] 15

Page 16: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

5. Manfaat Evaluasi

a. Bagi siswaDengan diadakan evaluasi, maka siswa dapat mengatahui tingkat keberhasilannya setelah menerima pengalaman belajar dari guru. Hasil yang diperoleh melalui evaluasi dapat memuaskan atau tidak memuaskan.

Apabila hasilnya memuaskan, maka siswa akan berusaha untuk memperolehnya pada kesempatan yang berikut, dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat. Sedangkan apabila hasilnya tidak memuaskan, siswa akan berusaha agar tidak terulang pada kesempatan yang berikut, sehingga ia akan berusaha memperbaikinya.

b. Bagi guruDengan mengadakan evaluasi, guru dapat mempeoleh manfaat yang

berupa:

Guru dapat mengetahui siswa yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya dan yang belum menguasai materi pelajaran. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa yang belum berhasil. Apalagi jika guru mengetahui penyebabnya, maka bimbingan atau perlakuan yang lebih teliti dapat diberikan sehingga keberhasilan belajar yang selanjutnya dapat diharapkan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 16

Page 17: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Guru akan mengetahui apakah materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sudah tepat atau belum, sehingga untuk yang selanjutnya guru akan menggunakan materi yang sudah tepat dan bagi materi yang belum tepat dapat dilakukan perbaikan seperlunya.

Guru akan mengetahui apakah metode dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat. Apabila banyak siswa yang mendapatkan nilai yang jelek, hal ini mungkin disebabkan karena metode atau alat evaluasi yang digunakan kurang tepat.

c. Bagi sekolah

Apabila guru-guru mengadakan evaluasi dan kemudian diketahui deskripsi

tentang hasil belajar para siswanya, maka dapat diketahui apakah kondisi

belajar yang diciptakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil

belajar merupakan cerminan kualitas suatu sekolah.

Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan selanjutnya.

Informasi yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat dijadikan pedoman bagi pengambilan kebijakan selanjutnya.

6. Prinsip-prinsip Evaluasi

Betapapun sempurnanya suatu alat evaluasi, namun apabila tidak

memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi, maka hasil yang diperoleh tidak akan

seperti yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Sesuai dengan norma masyarakat atau filosofi hidup

Prinsip ini berkaitan erat dengan filsafat dan tata nilai (norma) hidup yang

berlaku di masyarakat. Artinya setiap tahapan evaluasi yang dilakukan

jangan sampai bertentangan dengan filsafat hidup dan tata nilai yang

berlaku di masyarakat.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 17

Page 18: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

b. Keterpaduan

Evaluasi hendaknya merupakan bagian yang integral dari program

pembelajaran atau sistem pendidikan. Dengan demikian evaluasi merupakan

salah satu dimensi yang harus dipenuhi dalam program pembelajaran

disamping pemenuhan secara tepat terhadap tujuan pembelajaran, bahan,

metode, dan alat pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan evaluasi harus

sudah ditetapkan pada saat menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga

antara evaluasi dengan tujuan pembelajaran dan alat pembelajaran tersusun

dalam satu pola keterpaduan yang harmonis.

c. Realistis

Pelaksanaan evaluasi harus didasarkan pada apakah sesuatu yang akan

diukur itu benar-benar dapat diukur?. Dengan kata lain, evaluasi yang akan

dilakukan harus memiliki batasan atau indikator-indikator yang jelas,

operasional, dan dapat diukur.

d. Tester yang terlatih (qualified)

Mengingat tidak semua orang dapat melakukan atau mengelola suatu

program evaluasi, maka sangat diperlukan orang yang mampu melakukan

evaluasi atau qualified. Hal ini harus benar-benar diperhatikan, karena

keputusan yang akan diambil merupakan hal yang sangat penting bagi

orang yang dievaluasi.

e. Keterlibatan siswa

Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam proses

pembelajaran yang dijalaninya secara aktif, maka siswa memerlukan suatu

Ismaryati 0818341963 [email protected] 18

Page 19: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi siswa merupakan tuntutan atau

kebutuhan. Pelaksanaan evaluasi oleh guru merupakan upaya dalam

memenuhi tuntutan atau kebutuhan siswa akan informasi tentang

kemajuannya dalam proses pembelajaran.

f. Padagogis

Disamping sebagai alat, evaluasi juga berperan sebagai upaya untuk

perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari sisi pedagogis. Evaluasi dan

hasil-hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat untuk memotivasi siswa

dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya juga dirasakan sebagai

penghargaan bagi siswa yang berhasil dan berperan sebagai sangsi bagi

siswa yang gagal.

g. Akuntabilitas

Keberhasilan proses pembelajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak

yang terkait dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban

(accountability). Pihak-pihak tersebut antaralain: orangtua siswa, masyarakat,

calon pemakai lulusan, sekolah, dan pemerintah. Pihak-pihak tersebut perlu

mengetahui keadaan atau tingkat kemajuan belajar siswa atau lulusan agar

dapat dipertimbangkan pemanfaatan atau tindak lanjutnya.

h. Teknik Evaluasi yang Bervariasi dan Komprehensip

Agar diperoleh hasil evaluasi yang objektif, dalam arti dapat menggambarkan

prestasi atau kemampuan siswa yang sebenarnya, maka evaluasi harus

menggunakan berbagai teknik dan sifatnya komprehensif. Dengan sifat

komprehensif, dimaksudkan agar kemampuan yang dievaluasi tidak hanya

ranah kognitif saja, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 19

Page 20: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

i. Tindaklanjut

Evaluasi hasil belajar hendaknya diikuti dengan tinddak lanjutnya. Data hasil

evaluasi sangat bermanfaat bagi guru, tetapi juga sangat bermanfaat bagi

siswa, dan sekolah. Oleh karenanya perlu dikelola dengan sistem administrasi

yang teratur mengenai kemajuan belajar siswa. Hasil evaluasi harus dapat

ditafsirkan sehingga guru dapat memahami kemampuan dan prestasi setiap

siswanya.

Tugas

1. Apakah yang harus saudara kerjakan bila akan mengajar renang, ternyata

murid saudara memiliki kemampuan awal yang berbeda? Langkah apa saja

yang akan saudara kerjakan?

2. Bagaimana saudara akan melakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan

kemampuan renang siswa saudara?

Ismaryati 0818341963 [email protected] 20

Page 21: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

BAB II

KRITERIA TES

Pada kegiatan pengetesan, peneliti atau guru sering dihadapkan kepada persoalan untuk memilih salah satu dari dua atau lebih tes yang sejenis. Oleh karena itu, peneliti atau guru harus mengetahui kriteria atau persyaratan yang dapat dijadikan sebagai bahan pegangan dalam menentukan tes yang akan digunakan. Kriteria ini akan memberikan petunjuk pemilihan tes karena para ahli tes dan pengukuran telah mempunyai kesepakatan pendapat tentang kriteria tersebut.

Kriteria untuk memilih tes memberikan arah terhadap pemilihan tes yang akan digunakan untuk mengukur objek. Pada pemilihan tersebut pengetes harus mempertimbangkan secara seksama apakah tes yang akan digunakan memenuhi kriteria sebagai suatau alat ukur yang baik atau tidak. Dengan demikian, bahan pertimbangan yang dapat diajukan acuan dalam memilih tes harus diketahui dan dipahami secara jelas, agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam menentukan alat ukur yang akan digunakan. Misalnya tes yang tidak memenuhi kriteria validitas akan memberikan hasil pengukuran yang tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari objek yang diukur.

Supaya hasil pengetesan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari objek yang diukur, maka tes yang digunakan haruslah tes yang baik. Tes dikatakan baik apabila dapat memberikan data yang sehubungan dengan tepat.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 21

Page 22: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Disamping itu juga harus memenuhi persyaratan dalam teori tes dan pengukuran, yaitu: validitas, reliabilitas, objektivitas, diskriminitas, praktibilitas.

1. Validitas

Ada dua pertanyaan paling utama yang harus diajukan terhadap alat ukur

(dalam hal ini tes), bagaimanakah validitas dan objektivitasnya. Kedua

pertanyaan ini untuk memastikan bahwa alat ukur yang digunakan betul-

betul mengukur semua gatra (unsur) yang harus diukur.

Secara sederhana, validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan

tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas

tes menunjukkan derajat kesesuaian tes dengan atribut yang ingin diukur.

Validitas menggambarkan kemampuan tes untuk mengukur apa yang ingin

diukur (Kirkendall, 1987). Alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur

tersebut mengukur objek dengan tepat dan sesuai dengan gejala yang

diukurnya. Contohnya,

Meteran tepat untuk mengukur panjang benda, tetapi tidak tepat untuk

mengukur berat dan isi benda.

Literan tepat untuk mengukur isi benda, tetapi tidak tepat untuk

mengukur berat dan panjang benda.

Kilogram tepat untuk mengukur berat benda, tetapi tidak tidak tepat

untuk mengukur panjang dan isi benda.

Perlu diingat bahwa pengertian valid mencakup ketepatan dan ketelitian.

Misalnya, timbangan dacin tepat untuk mengukur berat beras dalam karung,

tetapi tidak teliti untuk mengukur berat cincin emas yang hanya beberapa

gram saja. Oleh karena, itu agar hasil pengukuran tepat dan teliti, cincin emas

Ismaryati 0818341963 [email protected] 22

Page 23: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

harus ditimbang dengan penimbang emas yang berskala milligram. Jadi

penimbang emas valid untuk mengukur berat cincin, sebab kecuali hasilnya

lebih tepat juga teliti. Demikian juga halnya dengan gelas atau pipa ukuran

yang berskala cc, sahih (valid) untuk mengukur bibit minyak wangi yang isinya

hanya beberapa cc.

Dari uraian dan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa tes yang sahih (valid) adalah tes yang dapat mengukur dengan tepat dan teliti gejala yang hendak diukurnya. Dalam pengertian yang lebih luas, validitas tes adalah kebenaran dari penafsiran tes.

Jenis-jenis validitas

Kebenaran validitas sangat bergantung pada dasar pemikiran yang dipertimbangkan atau ditentukan. Dasar pemikiran konsep validitas menjadi rumit karena ada berbagai macam definisi dan penamaan yang digunakan untuk memerinci berbagai unsur validitas tes. Agar lebih jelas berikut ini akan diuraikan jenis-jenis validitas.

Validitas dibedakan menjadi dua, yaitu validitas langsung (validitas logis) dan validitas derivatif (validitas empiris) (Nasir, 1985). Validitas langsung atau logis didasarkan atas pengertian seberapa jauh tes dapat dikatakan sesuai dengan putusan profesi dan proses analisis logis yang dituntut oleh suatu tes. Validitas logis dibedakan menjadi dua macam, yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (costruct validity).

Validitas derivatif atau validitas empiris didasarkan atas bukti empiris dan statistik yang berhubungan dengan kriteria tes. Validitas empiris ini juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu validitas konkuren (concurrent validity) dan validitas prediktif (predictif validity).

Ismaryati 0818341963 [email protected] 23

Page 24: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

a. Validitas isi (content validity)

Validitas isi adalah validitas yang dipertimbangkan berdasar isi alat ukur yang

digunakan. Artinya, seberapa jauh alat ukur yang digunakan dapat mencakup

keseluruhan isi bahan yang hendak diukurnya. Pada dasarnya, validitas isi

merupakan suatu pendapat, baik pendapat pribadi maupun pendapat orang

lain.

Salah satu cara untuk untuk memperoleh validitas isi adalah dengan

mempersiapkan butir-butir soal tes yang sesuai dengan bahan pelajaran.

Contohnya, seorang dosen akan memberi ujian tengah semester kepada

mahasiswanya tentang kecerdasan. Semua bahan pelajaran yang diajarkan

selama setengah semester telah ditentukan ke dalam bagian terkecil (unit)

pelajaran. Kemudian, dosen tersebut membuat butir-butir soal tes. Berkenaan

dengan validitas isi, butir-butir soal yang telah disusun perlu ditelaah secara

seksama dan dipertimbangkan apakah bagian-bagian terkecil bahan pelajaran

telah terwakili di dalam soal tes. Penelaahan tersebut bermaksud untuk

meninjau apakah isi soal ujian telah sesuai dengan isi bahan pelajaran. Untuk

menilai validitas alat ukur biasanya si Dosen mendiskusikannya dengan teman

sejawat, disamping menggunakan penilaiannya sendiri yang disesuaikan

dengan bagian terkecil (unit) pelajaran yang diajarkan. Dengan cara

mendiskusikan dan menggunakan penilaian khusus yang disesuaikan dengan

bagian terkecil bahan pelajaran yang diajarkan, maka diperoleh kepercayaan

yang lebih meyakinkan tentang validitas isi.

b. Validitas Kontruk (construct validity)

Ismaryati 0818341963 [email protected] 24

Page 25: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Validitas konstruk adalah abstraksi untuk memberlakukan suatu konsep yang direka secara khusus bagi kebutuhan penelitian atau pengetesan. Berkenaan dengan contoh tentang soal ujian kecerdasan di atas, untuk mengetahui validitas konstruknya ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab: (1) apakah landasan teori yang digunakan telah merangkum ranah (domain) tentang kecerdasan? (2) ranah apa sajakah yang membentuk konsep kecerdasan yang hendak diukur? (3) bukti nyata apakah yang memperlihatkan ada tidaknya keterkaitan antara ranah-ranah di atas?. Tiga pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan pokok yang mendasari analisis validitas konstruk. Dalam hal ini usaha ditujukan untuk mengetahui apakah hal-hal yang termasuk di dalam konsep yang ditanyakan itu merupakan bagian soal ujian yang disusun. Dalam validitas konstruk, validasi tidak hanya dilakukan terhadap teori yang mendasari alat ukur, tetapi juga terhadap bukti empiris.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menilai validitas konstruk adalah menentukan ranah yang akan diukur dari kecerdasan, apakah kemampuan menghafal, menganalisis, mengevaluasi, mensintesis atau kemampuan menerapkan sesuatu. Langkah ke dua adalah menentukan kriteria yang secara umum dapat digunakan untuk membedakan antara orang yang mempunyai kecerdasan tinggi dan rendah. Misalnya, kriteria yang dipilih adalah “kemampuan menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan tepat”, kemudian kepada subjek diberikan tes kecerdasan dan soal metematika. Subjek yang memperoleh niali tinggi dalam tes kecerdasan juga mampu menyelesaikan ujian matematika secara cepat dan tepat. Namun sebaliknya, subjek yang memperoleh nilai rendah dalam tes kecerdasan juga kurang mampu dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Maka dapat disimpulkan bahwa konstruk kecerdasan dengan 5 ranah di atas mempunyai validitas konstruk yang tinggi. Pada kenyatannya, penelaahan terhadap validitas konstruk seringkali bersangkut-paut dengan validitas isi.

c. Validitas Konkuren (concurrent validity)

Validitas konkuren adalah validitas yang ditinjau dari segi hubungan antara

alat ukur dengan suatu kriteria. Kriteria yang dimaksud dalam validitas

konkuren adalah kriteria yang telah diketahui atau yang dapat dipercaya

Ismaryati 0818341963 [email protected] 25

Page 26: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

untuk mengukur atribut tertentu. Contoh kriteria konkuren adalah tes

kecerdasan yang sudah dibakukan. Hasil korelasi tes kecerdasan yang baru

dengan keriteria tes kecerdasan yang sudah dibakukan merupakan validitas

konkuren. Dengan demikian, validitas konkuren diperoleh dari jawaban

pertanyaan “Seberapa jauh suatu alat ukur berkorelasi positif dengan tes

sejenis yang telah dinyatakan validitas dan objektivitas”. Konkuren di sini

diartikan sebagai derajat yang mempunyai nilai dan bobot yang sama dalam

hal isi maupun prakiraannya.

d. Validitas Prediktif (predictive validity)

Validitas prediktif atau validitas ramalan adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara nilai kriteria umum yang akan ada di masa yang akan datang. Misalnya, seorang siswa yang ingin masuk ke perguruan tinggi harus terlebih dahulu mengikuti ujian masuk universitas. Soal ujian masuk atau alat ukur telah dibuat sedemikian rupa sehingga diperkirakan siswa yang nilainya baik dalam ujian masuk akan menjadi mahasiswa yang nilainya baik dalam setiap ujian. Untuk mengetahui derajat validitas prediktif suatu tes diperlukan penghitungan dengan rumus korelasi, yang hasilnya merupakan koefisien korelasi.

Koefisien korelasi merupakan suatu angka perkiraan terhadap faktor Y (peubah bergantung) berdasarkan informasi dari faktor X (peubah bebas). Misalnya, dari hasil pengukuran power tungkai dalam latihan pliometrik, diperoleh hasil rerata X (latihan pliometrik) sebesar 26 dengan simpangan baku 8 dan rerata Y (power tungkai) sebesar 34 dengan simpangan baku 5. Hasil penghitungannya adalah X berkorelasi positif dengan Y; dengan besaran r = 0.757. Karena keduanya berkorelasi positif, maka jika nilai X naik, nilai Y pun naik. Jika digunakan data baru, rumusnya menjadi: bila simpangan baku X naik 1, maka Y akan naik sebesar 75,7% x 5 = 3,785. Bila dengan berbagai usaha, nilai rerata yang semula 26 naik menjadi 34 (26 + 8), maka rerata Y naik menjadi 37,785 (34 + 3.785).

2. Reliabilitas

Ismaryati 0818341963 [email protected] 26

Page 27: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Reliabilitas menyangkut ketepatan hasil pengukuran. Pengertian reliabilitas akan lebih mudah dipahami dengan menjawab pertanyaan berikut: (1) jika objek yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur yang sama, apakah akan diperoleh hasil yang sama?, (2) apakah ukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur tertentu merupakan ukuran yang sebenarnya dari objek tersebut?, (3) berapa besar kesalahan yang diperoleh dengan menggunakan ukuran tersebut terhadap objek?. Jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut merupakan tiga unsur pengertian reliabilitas.

Suatu alat ukur mempunyai kehandalan yang tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap; Artinya, alat ukur itu stabil, dapat diandalkan, dan dapat diramalkan. Alat ukur dikatakan mantap apabila alat ukur tersebut dalam pengukuran yang berulangkali pada objek yang sama menghasilkan ukuran yang sama. Misalnya, benda yang beratnya 40 kg, bila ditimbang berulangkali dengan penimbang yang sama dan dalam waktu yang berlainan akan memberikan hasil yang sama, yaitu 40 kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penimbang berat tersebut mantap. Jawaban pertanyaan ke dua menunjukkan aspek ketepatan. Ukuran yang tepat adalah ukuran yang cocok dengan unsur yang ingin diukur. Jika aspek kemantapan dan ketepatan digabungkan, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan mantap, dapat mengukur secara ajeg dan tepat. Selanjutnya, jawaban pertanyaan ke tiga menyiratkan bahwa alat ukur yang digunakan harus sedemikian rupa sifatnya sehingga kesalahan yang terjadi dalam pengukuran dapat ditolelir.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes yang reliabel adalah tes yang

dapat menghasilkan ukuran secara ajeg dan tepat sesuai dengan gejala yang

hendak diukur. Reliabilitas suatu tes menunjukkan derajat keajegan hasil yang

diperoleh dari beberapa kali pengetesan terhadap subjek yang sama, alat ukur

yang sama, dan prosedur yang sama.

Jenis-jenis reliabilitas

Pada bagian terdahulu, dijelaskan bahwa reliabilitas berkaitan dengan ketepatan tes sebagai alat ukur. Selanjutnya, pada bagian ini akan diuraikan tentang

Ismaryati 0818341963 [email protected] 27

Page 28: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

reliabilitas yang berkaitan dengan ketepatan ukuran suatu tes. Secara nyata, reliabilitas selalu mensyaratkan proses pengetesan yang berulang.

Berdasarkan cara memperolehnya, koefisien reliabilitas dapat dibedakan menjadi: koefisien kemantapan (koefisien stabilitas), koefisien taksiran (koefisien estimasi), koefisien kesetaraan (koefisien ekuivalensi) dan koefisien ketaatasasan (koefisien konsistensi). Penamaan keempat istilah tersebut mencerminkan cara atau metode yang digunakan untuk memperoleh koefisien reliabilitasnya yaitu: metode tes ulang (test-retest method), metode belah dua (split half method), metode tes paralel (equivalent method), metode konsistensi internal (internal consistency method).

Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara yang sama dengan proses mencari validitas empiris yaitu dengan menghitung koefisien korelasi. Namun demikian proses pemerolehan koefisien reliabilitas tidak dapat digunakan untuk keperluanb validasi; karena apa yang reliabel belum tentu valid, tetapi apa yang valid akan selalu reliabel.

a. Koefisien stabilitas

Koefisien stabilitas diperoleh dengan cara tes ulang, yaitu suatu tes diberikan dua kali kepada kelompok yang sama, dengan alat ukur yang sama, dengan jeda waktu yang tidak lama. Kemudian, hasil pengukuran tersebut dihitung koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus angka kasar. Hasil penghitungan ini disebut koefisien stabilitas. Cara menghitung koefisien stabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

1) Buatlah tabel frekuensi yang berisi nomer, testi, hasil tes pertama (X),

hasil tes ke dua (Y), kuadrat hasil tes pertama (X2), kuadrat hasil tes ke

dua (Y2), perkalian antara hasil tes pertana dan ke dua (XY).

2) Jumlahkan X, Y, X2, Y2, XY.

3) Masukkan angka-angka yang diperoleh ke dalam rumus berikut:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 28

Page 29: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

r =N.XY – (X)(Y)

{ N.X2 – (X)2 } { N.Y2 – (Y)2 }

Contoh cara menghitung koefisien stabilitas adalah sepertidi bawah ini;

Tabel 2.1: Hasil test-retest Lari 100 meter terhadap 20 siswa

No Siswa Test (X) Retest (Y) X2 Y2 XY

1 A 14.09 13.89 198.5281 192.9321 195.7101

2 B 13.01 13.32 169.2601 177.4224 173.2932

3 C 12.89 12.73 166.1521 162.0529 164.0897

4 D 12.91 12.79 166.6681 163.5841 165.1189

5 E 14.22 14.15 202.2084 200.2225 201.2130

6 F 14.20 14.03 201.6400 196.8409 199.2260

7 G 13.57 13.72 184.1449 188.2384 186.1804

8 H 12.86 13.74 166.3796 188.7876 176.6964

9 I 13.48 13.26 181.7104 175.8276 178.7448

10 J 13.00 13.18 169.0000 173.7124 171.3400

11 K 13.04 13.00 170.0416 169.0000 169.5200

12 L 13.97 13.85 195.1609 191.8225 193.4845

13 M 13.91 14.73 193.4881 216.9729 204.8943

14 N 12.89 13.78 166.1521 189.8884 177.6242

15 O 14.16 14.21 200.5056 201.9241 201.2136

16 P 13.71 13.62 187.9641 185.5044 186.7302

17 Q 14.84 14.64 220.2256 214.3296 217.2576

18 R 14.85 14.79 220.5225 218.7441 219.6315

19 S 13.92 13.88 193.7664 192.6544 193.2096

Ismaryati 0818341963 [email protected] 29

Page 30: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

20 T 14.15 13.92 200.2225 193.7664 196.9680

N=20 X = 273,67

Y = 275,23

X2 = 3752,7411

Y2 = 3794,227

XY = 3722,1460

r =N.XY – (X)(Y)

{ N.X2 – (X)2 } { N.Y2 – (Y)2

r =20 x 3772,1460 – (237,67)(275,23)

{(20 x 2752,7411) – (74895,2689)} {(20 x 3794,2277) – (75751,5529)}

= 0.8287436465 = 0.83 (dibulatkan)

Koefisien reliabilitasnya = 0.83 adalah sangat tinggi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes lari 100 meter terhadap 20 siswa tersebut adalah reliabel.

b. Koefisien estimasi

Koefisien taksiran diperoleh dengan metode belah dua. Di dalam metode belah dua, suatu tes diberikan satu kali kepada suatu kelompok, kemudian pemberian nilai dilakukan dengan cara membelah hasil tes tersebut menjadi dua, yaitu paruhan atas dan bawah atau paruhan gasal dan genap.

Pada cara yang pertama, seluruh hasil tes dibelah menjadi dua sama besar, paruh atas dan paruh bawah. Contohnya suatu tes berjumlah 10 butir. Jawaban dari kesepuluh butir soal tersebut diberi nilai, nilai jawaban soal ke 1 - 5 (paruh atas) dijumlahkan terpisah dengan nilai jawaban soal ke 6 - 10 (paruh bawah). Nilai dari paruhan atas dikorelasikan dengan nilai paruhan bawah.

Cara yang ke dua adalah dengan membelah hasil tes menjadi paruhan gasal dan genap. Nilai jawaban soal bernomer gasal dijumlahkan terpisah dengan jumlah nilai jawaban soal bernomer genap. Kemudian jumlah nilai kedua

Ismaryati 0818341963 [email protected] 30

Page 31: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

paruhan tersebut dikorelasikan. Setelah diperoleh angka hasil penghitungannya, dikoreksi dengan rumus Spearman Brown. Angka hasil penghitungan setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown inilah yang disebut koefisien taksiran. Berikut ini disajikan contoh cara menghitung koefisien estimasi dengan cara paruhan gasal-genap.

Hasil jawaban dari 20 siswa yang mengerjakan 10 butir soal sebagai berikut: (1

= adalah jawaban yang betul, 0 = adalah jawaban yang salah)

N0 Siswa Nilai Terhadap Butir Tes Jumlah Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gasal Genap

1 A 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 3 32 B 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 2 13 C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 3 44 D 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 25 E 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 3 36 F 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 2 27 G 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 38 H 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 29 I 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 5 310 J 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 4 211 K 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 2 312 L 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 113 M 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 2 414 N 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3 415 O 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 3 316 P 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 3 217 Q 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 318 R 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 3 219 S 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 4 320 T 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 3

Berdasarkan jumlah sekor paruhan I dan II, kemudian dibuat tabel persiapan

untuk perhitungan berikutnya, yaitu sebagai berikut:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 31

Page 32: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

No Jumlah nilai gasal (Xi)

Jumlah nilai genap (Yi) X I 2 YI 2 XiYi

1 3 3 9 9 92 2 1 4 1 23 3 4 9 16 124 2 2 4 4 45 3 3 9 9 96 2 2 4 4 47 2 3 4 9 68 1 2 1 4 29 5 3 25 9 15

10 4 2 14 4 811 2 3 4 6 612 1 1 1 1 113 2 4 4 16 814 3 4 9 16 1215 3 3 9 9 916 3 2 9 4 617 1 3 1 9 318 3 2 9 4 619 4 3 16 9 1220 3 3 9 9 9N = 20 XI = 52 YI = 53 XI 2 = 156 YI 2 = 155 XI YI = 143

r ½½ =N.XY – (Xi)(Yi)

{ N.XI 2 – (XI )2 } { N.Yi2 – (Yi)2 }

r ½½ = 20 x 143 – (52) (53) = 0,2989 { 20 x 156 –2704 } { 20 x 155 – 2809 }

Setelah angka ini diperoleh, maka masih perlu dikoreksi dengan rumus Spearman Brown, menjadi sebagai berikut :

r 1 1 = 2 x (r½½)

Ismaryati 0818341963 [email protected] 32

Page 33: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

1 + (r½½)

r 1 1 = 2 x 0,2989 = 0,46021 + 0,2989

Jadi kesimpulannya adalah bahwa butir-butir soal tes yang dianalisis memiliki reliabilitas “sedang”, karena koefisien estimasi 0,4602.

c. Koefisien ekuivalensi

Koefisien ekuivalensi diperoleh dengan metode tes paralel. Pada metode tes

paralel ini, dua buah tes yang paralel atau mempunyai bobot yang sama

diberikan kepada kelompok siswa yang sama dengan jeda waktu yang tidak

lama. Kedua tes tersebut dinyatakan paralel karena dibuat berdasarkan kisi-

kisi yang sama, akan tetapi butir-butir soalnya berbeda meskipun untuk

mengukur unsur yang sama. Kemudian hasil kedua tes tersebut dihitung

koefisien korelasinya. Angka korelasi yang diperoleh disebut koefisien

ekuivalensi.

Seorang peneliti bermaksud mengukur nilai ekonomi seseorang responden. Peneliti tersebut menggunakan

2 alat pengukur status ekonomi, yaitu pendapatan total dan kekayaan; yang telah dibuat dalam indeks

kekayaan. Nilai yang diperoleh kemudian diurutkan dari tinggi ke rendah, hasilnya adalah sebagai berikut :

No Responden

Urutan Status Menurut Pendapatan

Urutan Status Menurut Kekayaan

1 A 1 12 B 2 23 C 3 54 D 4 35 E 5 76 F 6 67 G 7 48 H 8 109 I 9 810 J 10 9

Ismaryati 0818341963 [email protected] 33

Page 34: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Untuk mencari reliabilitas pertama-tama dicari korelasi antara kedua hasil pengukuran tersebut dengan menghitung koefisien korelasi Spearman. Dari angka hasil penghitungannya dicari koefisien reliabilitasnya dengan rumus:

r 1 1 =2

1 +

Perlu diketahui bahwa: Koefisien korelasi Spearman dan r = koefisien reliabilitas.

Dengan menggunakan data di atas dicari terlebih dahulu koefisien korelasi Spearman.

Hasilnya adalah sebagai berikut:

No Responden Urutan I Urutan I D D2

1 A 1 1 0 02 B 2 2 0 03 C 3 5 -2 44 D 4 3 1 15 E 5 7 -2 46 F 6 6 0 07 G 7 4 3 98 H 8 10 -2 49 I 9 8 1 110 J 10 9 1 1

24

Koefisien korelasi Spearman adalah:

= 1 6 D2

N ( N2 - 1 )

= 1 6 x 24

10 ( 100 - 1 )

= 1 144

990

= 0,8545

Dan koefisien reliabilitasnya adalah:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 34

Page 35: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

r = 2

1 +

r = 2 x 0,8545

1 + 0,8545

r = 0,9215

Dari hasil penghitungan di atas (0,9215) dapat disimpulkan bahwa kedua alat pengukur

ekonomi tersebut adalah reliabel.

d. Koefisien konsistensi

1). Konsistensi internal tes kognitifDalam metode konsistensi internal, satu tes diberikan kepada satu

kelompok siswa. Kemudian dicari proporsi jawaban benar dan yang salah

untuk setiap butir soal. Cara mencari proporsi jawaban yang benar adalah

jumlah siswa yang menjawab benar pada suatu butir soal dibagi dengan

jumlah siswa yang mengerjakan butir soal tersebut. Demikian pula untuk

proporsi jawaban salah; jumlah siswa yang menjawab salah pada suatu

butir soal dibagi dengan jumlah siswa yang mengerjakan butir soal

tersebut. Proporsi jawaban yang benar disingkat p dan proporsi jawaban

yang salah disingkat q. Ini dapat dicari dengan rumus; q = 1 – p.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 35

Page 36: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Setelah seluruh butir soal dicari p dan q nya, maka angka korelasinya

dihitung dengan rumus KR–21 atau KR–20 (KR adalah kependekan dari

nama penciptanya, yaitu Kuder dan Richardson). K-21 digunakan

apabila peserta tes adalah kelompok kecil, yaitu kurang dari 30 orang.

Sedangkan KR–20 digunakan untuk kelompok besar, yaitu apabila peserta

tes sama dengan atau lebih besar dari 30 orang. Berdasarkan

pengalaman, angka korelasi yang dihitung dengan KR–20 lebih besar

daripada angka korelasi yang dihitung dengan rumus KR-21, dan semakin

besar anggota kelompok semakin tinggi pula angka korelasi yang

diperoleh. Berikut ini disajikan contoh cara menghitung koefisien

konsistensi:

Hasil jawaban dari 10 orang siswa yang mengerjakan 10 butir soal sebagai

berikut: (1 adalah jawaban yang betul; 0 adalah jawaban yang salah)

No Siswa Nilai Terhadap Butir Tes Jumlah Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X2

1 A 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 492 B 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 163 C 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 164 D 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 365 E 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 366 F 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 497 G 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 258 H 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 919 I 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 49

10 J 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5 25 7 8 5 8 5 6 5 6 4 6 60 382p = 7 8 5 8 5 6 5 6 4 6 6q = 3 2 5 2 5 4 5 4 6 4 4

p.q = 21 16 25 16 25 24 25 24 24 24 2,24

Karena kelompok ini kecil, maka dihitung dengan Rumus KR-21

r = k x ( 1 k.p.q )

Ismaryati 0818341963 [email protected] 36

Page 37: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

k – 1 s2

Perlu diketahui bahwa:

k = Jumlah butir soal p = rerata dari jumlah proporsi jawaban benar q = rerata dari jumlah proporsi jawaban salah s2 = varians, X X N = Jumlah peserta tes

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung bahwa:

k = 10

p = 6 : 10 = 0,6

q = 4 : 10 = 0,4

s2 = 382 – (602 : 10) = 382 – 360 = 22N = 10

r = 10 x (1 – 10 x 0,6 x 0,4 ) =

0,98989 22

Dari hasil penghitungan di atas diperoleh angka koefisien kehandalannya = 0,9898 (sangat tinggi), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes tersebut adalah handal. Dan jika dihitung dengan KR-20, maka koefisien korelasinya adalah sebagai berikut:

r = k x {1 p.q } k – 1 s2

= 10 X (1 2,24 )9 22

= 10 X (1 0,1018181818 )9

= 0,9979

Dari hasil perhitungan dengan KR-20 ternyata tes ini adalah handal, dan angka hasil penghitungannya lebih tinggi daripada jika dihitung dengan KR-21.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 37

Page 38: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

2). Konsistensi internal tes kinerja motorik

Masalah-masalah khusus yang berkenaan dengan penentuan reliabilita tes kinerja motorik tidak terjadi di dalam tes tertulis, misalnya tes yang harus dilakukan berulang-ulang dan biasanya dilaksanakan pada hari yang berlainan. Salah satu contoh nyata yang biasa terjadi dalam tes kinerja motorik adalah: 5 orang siswa yang masing-masing melakukan 4 kali loncatan pada tes Vertical Jump. Setiap siswa mempunyai nilai yang berbeda pada setiap loncataannya. Pertanyaan yang harus dijawab adalah bagaimana menentukan koefisien reliabilitasnya? , sedangkan teknik penghitungan reliabilitas yang telah dijelaskan terdahulu tidak dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas hasil tes pada tes yang dilakukan berulangkali.Sebuah alternatif untuk menentukan reliabilitas data hasil tes kinerja motorik adalah dengan teknik “koefisien korelasi interklas”. Koefisien ini mengukur keajegan (konsistensi) nilai pada trial yang dilakukan secara berulang-ulang. Berikut disajikan satu contoh untuk menghitung reliabilitas dengan menggunakan teknik korelasi interklas. 5 orang siswa yang melakukan tes Vertical Power Jump, masing-masing melakukan 4 kali trial, hasilnya adalah sebagai berikut:

Subyek Trial 1 Trial 2 Trial 3 Trial 4 Row (Row)2

(X1) (X2) (X3) (X4)

A 278 279 281 280 1118 1249924

B 298 297 296 275 1186 1406596

C 282 285 287 289 1143 1306449

D 269 273 272 275 1089 1185921

E 272 270 270 268 1080 1166400

X = 1399 1404 1406 1407 Grand X = 5616 6315290

X2 = ( 2782 +298 2 + 2822 + … + 2682 ) = 1578886

Urutan langkah yang harus dilakukan untuk menghitung koefisien korelasi interklas adalah:Langkah 1: menghitung jumlah kuadrat total (SST)

SST = (5616)2

Ismaryati 0818341963 [email protected] 38

Page 39: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

= 158886 20

Langkah 2: menghitung jumlah kuadrat untuk trial (SSB)

SSB =

(1399)2 + (1404)2 + (1406)2 + (1407)2

1576972,8 5

= 1576980,4 - 1576972,8 = 7.6

Langkah 3: menghitung jumlah kuadrat untuk subjek (SSR)

SSR = 6315290 1576972,8 = 1578822,5 - 1576972,8 = 1849,74

Langkah 4: menghitung jumlah kuadrat interaksi (SSe)SSe = SST - SSB - SSR

= 1913,2 7,6 1849.7 = 55.9

Langkah 5: menghitung rata-rata kuadrat trial (MSB)

MSB = SSB = 7.6 = 2.53 k 1 4 1

Langkah 6: menghitung rata-rata kuadrat trial (MSR)

MSR = SSR = 1849,7 = 462,425R 1 5 1

Langkah 7: menghitung rata-rata kuadrat interaksi (MSE)

MSE = SSE = 55.9 = 4,66(k 1) (R 1) (3) (4)

Langkah 8: menghitung F tes trial

F trial = MSB = 2.53 = .54MSE 4.66

Langkah 9: menghitung R

R = MS(subjek) MS(error)

MS(subyek)

MS(subyek) = 462,425 MS(error) = SSB + SSE

dftrial + dfinteraksi

Ismaryati 0818341963 [email protected] 39

Page 40: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

7.6 + 55.9 = 4,233 + 12

R = 462,425 4,23 = .9

9462,425

3. ObjektivitasPengertian objektivas hampir sama dengan reliabilitas. Reliabilitas

menunjukkan kesamaan hasil pengukuran untuk tes pertama maupun tes

ulangan terhadap objek dan subjek yang sama, sedangkan keobjektivan

menunjukkan kesamaan hasil yang diberikan oleh dua orang atau lebih

pengetes terhadap objek yang sama.

Dalam pengertian sehari-hari dapat diketahui bahwa objektif berarti tidak

ada unsur pribadi pengetes yang mempengaruhi hasil pengetesan. Lawan

objektif adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang mempengaruhi

hasil tes.

Sebuah tes dikatakan objektif, bilamana dua orang pengetes atau lebih

memberikan nilai yang sama dan bebas dari faktor subjektif dalam sistem

penilaiannya. Sebagai gambaran yang lebih nyata adalah, pengetes

menyelenggarakan tes dan mencatat hasilnya. Seminggu kemudian pengetes

yang lain menyelenggarakan tes yang sama terhadap siswa yang sama pula.

Nilai yang diperoleh pengetes yang pertama dibandingkan dengan nilai yang

diperoleh pengetes ke dua. Jika hasil yang diperoleh masing-masing siswa

pada penyelenggaraan kedua tes tersebut relatif sama atau sama, maka hasil

tes tersebut adalah objektif. Hasil tes yang diperoleh pengetes yang satu

dikorelasikan dengan hasil tes yang diperoleh pengetes yang lainnya akan

menunjukkan derajat obyektivitas suatu tes.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 40

Page 41: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Agar diperoleh keobjektivan yang tinggi di dalam pengukuran, maka perlu

diusahakan hal-hal sebagai berikut:

Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata

yang tepat dan terinci.

Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dikerjakan oleh pengetes

dan yang di tes.

Bila mungkin, digunakan alat pengukur mekanis.

Memilih pengetes yang berpengalaman.

Pengetes harus memelihara sikap ilmiah.

Hubungan dan pengaruh antara obyektivitas, reliabilitas, dan validitas

Secara umum hubungan antara objektivas, reliabilitas, dan validitas secara

umum dapat dikatakan bahwa tes yang reliabel pasti memiliki objektivas yang

tinggi, tetapi tes yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas yang rendah

mempunyai kecenderungan rendah pula validitasnya, tetapi reliabilitas yang

tinggi juga mungkin mempunyai validitas yang rendah.

Jadi suatu pengukuran yang valid pengukuran itu pasti raliabel, tetapi

pengukuran yang reliabel belum tentu valid. Gambar 2.1 berikut ini akan lebih

memperjelas uraian di atas.

Validitas

Ismaryati 0818341963 [email protected] 41

Page 42: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Relevansi Reliabilitas

Logis Statistik

Obyektivitas atau Reliabilitas Penilai

Konstruk Stabilitas Konsistensi internal Ekuivalensi

Isi Konkuren Prediktif

Tes ulang Belah dua Paralel

Gambar 2.1: Hubungan dan pengaruh antara obyektivitas, reliabilitas, dan validitas

Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan reliabilitas dan validitas tes

Biasanya angka koefisien reliabilitas lebih besar daripada angka koefisien validitas pada tes yang sama.

Tes dalam pendidikan jasmani yang diberikan kepada anak putri biasanya menghasilkan koefisien validitas yang sangat rendah daripada bila tes itu diberikan kepada anak putra.

Hasil prestasi keterampilan pemain yang kurang berpengalaman biasanya kurang reliabel jika dibandingkan dengan hasil pemain-pemain yang berprestasi tinggi.

Bila suatu tes dilaporkan mempunyai koefisien reliabilitas sebesar 0,85 misalnya, ini tidak berarti bahwa kelompok lain yang menggunakan tes itu akan menghasilkan koefisien reliabilitas yang sama; bila dihitung dari data kelompok itu sendiri. Reliabilitas suatu tes adalah khusus bagi kelompok yang dites dalam pembuatan tes itu. Koefisien reliabilitas yang sama dapat diharapkan akan diperoleh asalkan tes tersebut digunakan untuk kelompok yang serupa dan dalam kondisi yang serupa pula.

Jumlah subjek dapat mempengaruhi reliabilitas, oleh karena itu kepercayaan akan lebih diberikan kepada koefisien reliabilitas suatu tes yang dihitung dari jumlah subjek yang besar.

Untuk membuat penafsiran kualitatif dari angka-angka korelasi, keterangan ini dapat dijadikan untuk pedoman.1) koefisien validitas di atas 0,85 dianggap sangat baik.2) Koefisien validitas jarang sekali lebih dari 0,85.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 42

Page 43: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

3) Koefisien reliabilitas bahkan seringkali lebih dari 0,85.4) Koefisien reliabilitas dari 0,75 sampai 0,85 berarti bahwa tes itu sudah

dapat dianggap baik untuk berbagai tujuan.5) Bila koefisien reliabilitasnya lebih kecil dari 0,70 menunjukkan

ketidakajegan alat ukur itu. Koefisien validitas yang rendah menunjukkan adanya unsur ketidakajegan

dalam pengukuran itu. Untuk memperbaiki, disarankan supaya menyempurnakan petunjuk pelaksanaan tes agar situasi dalam pelaksanaannya menjadi lebih baik. Jalan lain yang dapat ditempuh ialah dengan menambah jumlah trial atau percobaannya, atau jika dalam tes tulis dengan menambah jumlah butir soalnya.

Koefisien validitas yang rendah menandakan bahwa tes itu tidak cukup bernilai bila digunakan untuk meramalkan kemampuan yang seharusnya diukur. Meskipun begitu, kalau secara subjektif tes tersebut masih dianggap berharga dan betul-betul handal, maka tes tersebut masih dapat dipakai sebagai alat latihan yang baik.

4. Diskriminitas (daya pembeda)

Soal di dalam ujian atau tes diberikan kepada siswa dengan tujuan terutama untuk membedakan antara mereka yang betul-betul berlatih dengan mereka yang memang tidak berlatih, antara mereka yang betul-betul belajar dengan mereka yang tidak belajar atau lebih tepat untuk membedakan mereka yang betul-betul menguasai bahan pelajaran dengan mereka yang memang tidak menguasai bahan pelajaran.Tes yang baik, harus dapat membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan kepandaian mereka. Tes yang terlalu sukar, sehingga semua siswa tidak yang dapat mengerjakannya bukanlah tes yang baik, sebaliknya tes yang sangat mudah sehingga semua siswa dapat mengerjakan dengan benar juga bukan tes yang baik karena tes-tes yang demikian itu tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara mereka yang berkemampuan jelek, cukup, baik dan baik sekali.

5. Praktibilitas (kemudahan)

Meskipun kriteria validitas dan reliabilitas tes merupakan hal yang terpenting dari kriteria lainnya, namun sejumlah pertimbangan yang bersifat praktis dan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 43

Page 44: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

dapat mempengaruhi tes perlu dipertimbangkan pula. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi; waktu dan biaya, kemudahan pengadministrasian dan kemudahan dalam penafsiran pengukuran

a. Kemudahan Waktu dan biaya

Jumlah waktu yang diperlukan erat hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan. Demikian pula alat-alat yang dipakai dan pelaksana yang terlibat di dalam pelaksanaan tes akan memberikan ketelitian hasil tes sehingga mempengaruhi pula derajat kehandalannya. Makin sedikit personal dan alat-alat yang digunakan di dalam tes tersebut, makin sedikit biaya yang dikeluarkan.

Setiap pemakaian alat pengukur selalu membutuhkan tuntunan cara penggunaannya. Adanya tuntunan pelaksanaan suatu tes akan memberikan kejelasan dan keseragaman dalam pelaksanaan suatu tes. Tuntunan pelaksanaan ini merupakan suatu hal yang sangat penting, karena tanpa petunjuk pelaksanaan akan menimbulkan perbedaan penafsiran di dalam melaksanakan pengukuran. Contohnya: untuk pelaksanaan tes passing selama 30 detik dalam permainan basket, tanpa petunjuk pelaksanaan maka terjadi berbagai cara penafsiran dalam pelaksanaan tes tersebut. Mungkin pengetes X menafsirkan dalam pelaksanaan tes passing dengan satu tangan dan pengetes Y menafsirkan tes tersebut dalam pelaksanannya dengan dua tangan. Dalam hal ini terjadi penafsiran yang berbeda dalam pelaksanannya. Perbedaan penafsiran untuk melaksanakan tes ini terjadi oleh karena tidak ada tuntunan petunjuk pelaksanaan tes yang jelas. Tetapi bila ada petunjuk pelaksanaan yang jelas, tidak akan terjadi penafsiran pelaksanaan yang berbeda.

Perbedaan pelaksanaan tes ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reliabilitas tes. Demikian pula semakin banyak alat yang digunakan, maka kemungkinan salah lebih besar sehingga akan berakibat semakin kurangnya reliabilitas tes itu.

2. Kemudahan dalam pengadministrasian

Ismaryati 0818341963 [email protected] 44

Page 45: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Sebuah tes dikatakan memiliki kemudahan administrasi bila:a. Mudah dilaksanakan.

Suatu tes yang dilengkapi dengan tuntunan atau petunjuk yang lengkap akan memberikan kejelasan bagi pengetes maupun testinya. Suatu tes yang mudah dalam pelaksanannya akan memberikan ketelitian hasil tes, sehingga derajat validitas tes lebih mungkin untuk dicapai.

b. Mudah pemeriksaannya

Suatu tes yang dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman penilaiannya akan memberikan kemudahan dalam pemeriksaannya, sehingga penghematan tenaga, kemudahan dan kemungkinan kesalahan dapat diperkecil.

c. Kemudahan dalam penafsiranTes yang dilengkapi dengan norma adalah lebih berguna daripada yang tidak ada normanya. Dengan adanya norma yang baku akan mempermudah untuk membandingkan nilai yang dicapai subjek dalam suatu tes. Norma yang jelas dan mudah dimengerti akan memberikan motivasi kepada siswa yang mengikuti tes, karena secara langsung siswa dapat mengetahui kedudukan hasil tes yang ia peroleh. Disamping itu dapat membandingkannya dengan teman lain dalam kelompoknya, dalam keadaan ukuran-ukuran yang sebanding. Jika terpaksa normanya belum ada, diharapkan para guru atau pengetes mampu mengerjakan perhitungan-perhitungan statistik yang diperlukan untuk mengolah nilai hasil tes menjadi norma yang baku. Kemudian hasil pengolahan ini selanjutnya diterapkan untuk penafsiran nilai ke dalam pendekatan nilai PAP (Penilaian Acuan Patokan). Untuk tes baku, biasanya si penyusun tes telah menyediakan berbagai keterangan dan bahan-bahan yang dipergunakan untuk menafsirkan hasil tes tersebut.

Dari uraian-uraian di atas dapat dikatakan bahwa tes yang baik akan

mencakup kriteria yang ada, yaitu valid, reliabel, objektif, diskriminitas,

dan praktibilitas. Akan tetapi dalam prakteknya sangat sulit untuk dicapai,

sehingga sangat jarang tes yang dapat memenuhi persyaratan tersebut

Ismaryati 0818341963 [email protected] 45

Page 46: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

secara keseluruhan. Kiranya cukup memadai jika sebuat tes telah

memenuhi tiga buah syarat yang telah ditentukan yaitu: valid, reliabel, dan

objektif.

TugasKerjakan tugas berikut ini secara individu1. Bila saudara dihadapkan pada situasi untuk memilih satu alat ukur dari

banyak pilhan yang tersedia, pertimbangan apa yang saudara gunakan untuk memilihnya. Jelaskan alasannya

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan validitas, reliabilitas, dan objektivitas3. Jelaskan perbedaan validitas isi, validitas konstruk, validitas konkuren, dan

validitas empiris4. Metode apa yang digunakan untuk memperoleh koefisien stabilitas, koefisien

estimasi, koefisien ekuivalensi, koefisien konsistensi?5. Berikut ini adalah hasil pengukuran lompat jauh tanpa awalan pasa 10 0rang

siswa kelas IV SD. Hitunglah koefisien konsistensinya

No subjek Lompatan ke (cm)1 2 3

1 155 153 1572 139 137 1283 128 135 1404 167 135 1555 135 145 1406 154 155 1577 145 144 1468 134 133 1409 156 145 157

10 135 140 142

Subyek lompatan 1

Trial 2 Trial 3 Trial 4 Row (Row)2

(X1) (X2) (X3) (X4)

A 278 279 281 280 1118 1249924

B 298 297 296 275 1186 1406596

Ismaryati 0818341963 [email protected] 46

Page 47: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

C 282 285 287 289 1143 1306449

D 269 273 272 275 1089 1185921

E 272 270 270 268 1080 1166400

BAB III

PROGRAM TESTING DAN PERUMUSAN TUJUAN

Setiap suatu kegiatan berlangsung, akhirnya selalu ingin diketahui hasilnya. Demikian pula jika suatu program pendidikan berakhir juga ingin diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Untuk mengetahui hasil suatu kegiatan harus dilakukan pengukuran. Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti suatu program.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 47

Page 48: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Pada umumnya pengukuran yang dilakukan oleh guru menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Hasil pengukuran berwujud angka atau pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi.

Kegiatan pengukuran dan evaluasi harus terprogram. Hal ini berarti kegiatan pengukuran dan evaluasi harus dilakukan dengan teratur, terrencana, dan menggunakan sistem tertentu.

1. Langkah-langkah pengukuran.Secara umum kegiatan pengukuran terdiri atas delapan langkah, yaitu:

Penentuan tujuan program Pemilihan tes atau alat ukur yang sesuai Pelaksanaan tes (testing) Penetapan skor Analisis dan penafsiran skor Penerapan hasil Pelaksanaan tes kembali untuk menentukan keberhasilan program Pembuatan catatan dan laporan

Ada tiga ciri utama program dalam pendidikan jasmani atau pembinaan olahraga, yaitu: dilaksanakan secara integratif dengan tujuan yang jelas dan dapat dipahami oleh semua orang yang terlibat di dalamnya. Program testing, sebagai kegiatan yang yang berkaitan erat dengan kegiatan lain di sekolah harus dirasakan oleh semua pihak, dalam hal ini siswa, guru, dan tenaga administratif.

Tujuan utama program testing adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam pendidikan. Pengumpulan data atau informasi yang banyak tentunya akan sia-sia apabila tidak dimanfaatkan. Data atau informasi yang terkumpul dalam program testing dapat dimanfaatkan untuk pengelompokkan, pemilihan tim, pemberian bimbingan, penelitian, dan sebagainya.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 48

Page 49: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Setelah menetapkan tujuan program testing, langkah berikutnya adalah memilih tes yang sesuai dengan tujuan. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam langkah ini. Pertama, siapakah yang berhak memilih tes. Ke dua, macam tes apakah yang akan digunakan, dan yang ke tiga prosedur yang manakah yang akan digunakan untuk memilih tes.

Tes hendaknya dipilih oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Misalnya dalam memilih tes untuk mengukur tingkat kecerdasan, para psikologlah yang berhak menentukan tes yang akan digunakan. Hal ini sangat penting karena akan menentukan validitas isi suatu tes. Selanjutnya macam tes yang digunakan berkaitan erat dengan aspek yang ingin diukur, misalnya bentuk tes yang mengukur intelegensi umum, aspek bakat khusus, aspek kepribadian, dan lain-lain. Dengan memperhatikan tujuan testing, siapa yang memilih tes, penting juga diperhatikan prosedur yang sistematik dalam memilih tes. Untuk memutuskan berapa kali testing akan dilaksanakan bergantung pada tujuan tes diberikan. Sehubungan dengan pengetesan, pelaksana tes harus memiliki syarat tertentu sesuai dengan bidangnya.

Setelah tes dilaksanakan, langkah yang berikutnya adalah pemberian biji (scoring). Skoring harus dilaksanakan dengan cepat dan teliti. Sistem yang terbaik adalah yang hemat tenaga, waktu dan biaya. Setelah skoring, data yang diperoleh perlu diolah dan dianalisis. Analisis data mencakup pengolahan secara statistika dan pengungkapan secara visual (misalnya dengan grafik).

Hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan kemudian ditafsirkan berdasarkan norma kelompok (PAN) atau norma yang sudah baku (PAP).

Penerapan hasil tes merupakan tahap yang paling kritis dalam program testing. Hal ini berkaitan dengan implikasi hasil tes. Penggunaan hasil tes juga bergantung pada tujuan program testing. Tujuan program testing juga berkaitan dengan tujuan intruksional dan tujuan kurikuler. Pengetesan pada tahap berikutnya harus dilakukan untuk mengecek apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 49

Page 50: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Langkah terakhir adalah membuat catatan atau pelaporan. Hal ini penting dilakukan, karena menyangkut kepentingan banyak pihak: siswa, guru, tenaga administrasi, orang tua, dan masyarakat umum. Bentuk laporan disusun sesuai dengan kepentingan pihak yang akan menerima laporan.

2. Perumusan Tujuan Pengajaran

Evaluasi selalu bertolak dari perumusan tujuan, oleh karenanya perubahan perilaku yang diharapkan juga harus tercakup di dalam tujuan. Karena tujuan merupakan pegangan dalam melaksanakan pengukuran, maka antara tujuan dan evaluasi harus berkaitan. Kemampuan merumuskan tujuan secara jelas merupakan kompetensi utama dari seorang guru, juga guru pendidikan jasmani.

Tujuan pengajaran dibedakan menjadi dua, yakni tujuan jangka panjang (aim) dan tujuan jangka pendek (objective). Aim merupakan istilah yang menunjukkan tujuan pendidikan jangka panjang yang akan dicapai setelah ditempuh proses dan jangka waktu yang cukup lama (misalnya 15 – 20 tahun). Objective, merupakan istilah yang menunjukkan perumusan tujuan pendidikan yang lebih spesifik, operasional, dan tercapai dalam jangka waktu yang lebih pendek. Yang paling mungkin dicapai oleh guru bidang studi, misalkan pendidikan jasmani ialah tujuan jangka pendek. Contoh berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kedua tujuan tersebut. Aim: Untuk menciptakan warga negara yang bertanggung jawab, untuk memberantas buta huruf. Objective: Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, untuk meningkatkan konsumsi oksigen maksimal.

Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir atau arah dari program pendidikan. Kemajuan pendidikan jasmani hanya akan dapat dicapai hanya jika ada arah yang menentu. Tujuan jangka pendek menunjukkan tujuan yang lebih khusus. Karena itu, tujuan jangka pendek merupakan tujuan penentu yang lebih khas.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 50

Page 51: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Selain sebagai pengarah kegiatan pendidikan, tujuan jangka panjang secara langsung mengandung nilai praktis, yaitu menentukan isi pengalaman belajar yang akan disampaikan atau disediakan kepada siswa. Berkaitan dengan hal ini, tugas guru adalah melakukan analisis isi mata pelajaran yang dibinanya. Hal ini dapat diperbarui atau direvisi pada setiap semester atau setiap tahun sesuai dengan perkembangan atau kebutuhan.

Tujuan, pengalaman belajar, metode, dan evaluasi mempunyai kaitan yang

sangat erat. Seorang guru harus menetapkan tujuan tentatif sebelum

menetapkan strategi pendidikan untuk mencapai tujuan itu (menetapkan

pengalaman belajar yang sesuai) dan kemudian mengukur pencapaian tujuan.

Dengan demikian perlu diketahui tingkat kemampuan sebelum dan sesudah

program berlangsung. Gambar 3.1 menunjukkan siklus tujuan dan evaluasi.

Tujuan

Substansi Metode

Ismaryati 0818341963 [email protected] 51

Page 52: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Evaluasi

Gambar 3.1: Siklus Tujuan – Evaluasi

Karena tujuan merupakan penentu arah bagi program pendidikan, bahkan

merupakan landasan bagi pembuatan keputusan, maka tujuan harus

dirumuskan secara baik.

Ciri ciri rumusan tujuan yang baik

Jelas, tidak mempunyai pengertian ganda Menunjukkan aspek perilaku yang dapat diamati dan

diukur Memberikan arah yang jelas dan dapat dicapai

Berikut ini merupakan contoh perumusan tujuan.

Contoh

1:

Setelah selesai mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mengerti apa yang dimaksud dengan kapasitas erobik maksimal.

Rumusan tujuan seperti contoh 1 adalah kurang jelas. Kata-kata seperti mengerti, memahami, mengapresiasi merupakan kata-kata yang sulit untuk dijabarkan menjadi tujuan yang operasional, bagaimana kita mengamatinya?

Ismaryati 0818341963 [email protected] 52

Page 53: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

bagaimana mengukurnya?. Oleh karenanya tujuan seperti pada contoh 1 harus dijabarkan menjadi:

Contoh

2:

mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas erobik maksimal.

Elemen Kapasitas erobik maksimal dapat dijabarkan lagi menjadi:

Contoh

3:

- Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang menentukan kapasitas erobik maksimal.

- Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam latihan untuk meningkatkan kapasitas erobik maksimal

Contoh 4: Mahasiswa dapat melompat sejauh 3.0 meter dengan gaya jongkok

Rumusan tujuan seperti pada contoh 3 dan contoh 4, merupakan rumusan

yang sangat jelas, karena di dalam rumusan tersebut menggunakan kata-kata

yang dapat diamati dan diukur. Bahkan pada contoh yang terakhir sudah

disertai dengan keterampilan teknik tertentu.

3. Taksonomi Tujuan Pendidikan

Pada dasarnya, taksonomi tujuan pendidikan merupakan klasifikasi tujuan pendidikan. Tujuannya

adalah agar terdapat kesamaan persepsi antara perancang kurikulum dan pelaksana evaluasi.

Selain itu agar guru atau pelaksana kegiatan evaluasi dapat memahami tujuan yang ingin dicapai

secara lebih cermat dan tepat.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 53

Page 54: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Maksud dirumuskannya Taksonomi Pendidikan

Mengurangi pengertian yang kabur dalam istilah yang sering digunakan, misalnya mengetahui, memahami, mengerti dsb

Mengurangi pengertian yang kabur dalam istilah yang sering digunakan, misalnya mengetahui, memahami, mengerti dsb

Sebagai alat untuk menjalin komunikasi yang cermat dalam bidang pendidikan

Untuk menciptakan kesepahaman yang sama tentang hierarkhi tujuan pendidikan

Sebagai alat untuk memahami rangkaian perkembangan anak didik Untuk membantu pelaksana kegiatan evaluasi dalam merumuskan dan

menilai mutu pendidikan, khususnya di lingkungan sekolah

Taksonomi tujuan pendidikan yang lazim dikenal meliputi ranah (domain)

kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor

(psychomotor domain).

Ranah Kognitif

Secara sederhana ranah kognitif mencakup tujuan berupa kemampuan

berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Berdasar konsep yang

dikembangkan oleh Bloom (1956), ranah kognitif mencakup tujuan yang

berkenaan dengan kemampuan untuk mengingat atau mengutarakan

kembali pengetahuan dan perkembangan kemampuan dan keterampilan

intelektual.

Ranah kognitif terdiri atas 6 kelompok tujuan utama yang disusun secara

berjenjang berdasar ciri tugas mulai dari yang sederhana ke jenjang yang

Ismaryati 0818341963 [email protected] 54

Page 55: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

kompleks dan dari perilaku yang nyata ke yang abstrak. Penjenjangan ranah

kognitif tersebut secara jelas dapat dilihat pada gambar 3.2.

Evaluasi

Sintesa

Analisa

Aplikasi

Pemahaman

Pengetahuan

Gambar 3.2: Jenjang Ranah Kognitif Menurut Bloom (1956)

Agar lebih mudah dipelajari, kemampuan yang menggambarkan jenjang-jenjang ranah kognitif disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1: Kemampuan yang Dimiliki dalam Ranah Kognitif

Jenjang Kemampuan yang dimiliki Kata-kata yg digunakan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 55

Page 56: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan mengingat tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, metode dan proses, atau pola, struktur

Mendefinisikan, mengulang, menyebutkan, mendaftar, mengurutkan

Pemahaman (comprehen sion)

Kemampuan menerima komunikasi secara tepat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, me-reorganisasikannya secara singkat tanpa merubah pengertian

Menerjemahkan, menyatakan kembali, mendiskusikan, menggambarkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menempatkan, menceritakan, memaparkan

Aplikasi Kemampuan menerapkan prinsip atau metode pada situasi yang baru

Interpretasikan, terapkan, gunakan, praktikkan.

Analisa Kemampuan memisah-misahkan meteri menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan di antara bagian-bagian tersebut dan cara materi itu diorganisir

Pisahkan, bedakan, hitunglah, cobakan, bandingkan, hubungkan,inventarisasikan

Sintesa Kemampuan untuk menempatkan bagian atau elemen menjadi dati/bersama sehingga membentuk sesuatu secara keseluruhan

Komposisikan, susunlah, organisasikan, rancanglah, sederhanakan, ciptakan, rakitlah

Evaluasi Kemampuan mengambil keputusan,memberi pertimbangan, menyatakan pendapat tentang sesuatu tujuan, pekerjaan, metoda, materi dll. Dalam mengambil keputusan atau menyatakan pendapat, termasuk juga kriteria yang digunakan

Putuskan, nilailah, bandingkan, revisilah, tentukan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 56

Page 57: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, minat, dan apresiasi.

Ranah afektif ini mencakup tujuan yang berkenaan dengan perubahan

minat, dan nilai serta perkembangan apresiasi dan penyesuaian (Krathwohl,

Bloom, dan Maria: 1964). Ranah afektif tersusun dalam 5 (lima) jenjang

seperti yang disajikan dalam gambar 3.3.

Karakterisasi

Mengorganisasikan

Penghargaan

Merespon

Penerimaan

Gambar 3.3: Jenjang Ranah Afektif

Agar lebih mudah dipelajari jenjang-jenjang ranah afektif disajikan dalam tabel 3.2

Tabel 3.2: Kemampuan yang Dimiliki dalam Ranah Afektif

Jenjang Kemampuan yang dimiliki Kata-kata yg digunakan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 57

Page 58: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Menerima Kemampuan menerima dan rangsang yang terjadi di sekitarnya. Yang termasuk di dalamnya adalah kesadaran, kesediaan untuk menerima dan mengontrol atau memilih sikap tertentu

Dengar, lihat, pandang, raba, cium, rasa, pilih, kontrol, waspada, hindari

Merespon (responding)

Siswa dilibatkan tidak hanya sekedar memberikan reaksi, tetapi secara aktif terlibat dalam memberikan respon yang serasi.

Persetujuan, minat, reaksi, membantu, menolong, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi, menyukai, gemar, cinta, puas, menikmati.

Penghargaan

Perilaku siswa pada tataran ini adalah konsisten dan stabil, tidak hanya persetujuan terhadap nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu.

Mengakui dengan tulus mengidentifikasikan diri, mempercayai, menyatukan diri, menginginkan, menghendaki, beriktikad, berambisi, disiplin, dedikasi diri, rela berkorban, tanggung jawab, yakin.

Mengorgani

sasikan

Pada tataran ini siswa membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. Yang termasuk di dalamnya adalah konseptualisasi dan mengorganisasi.

Menimbang-nimbang, menjalin, mengkristalisasikan, mengidentifikasikan, menyususun sistem, menyelaraskan, mengimbangkan.

Karakterisasi (mewatak)

Pada tataran ini sudah terjadi internalisasi, nilai-nilai yang dipelajari telah mendapat tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang internal, memiliki kontrol perilaku.

Bersifat objektif, bijaksana, adil, teguh dalam pendirian, percaya diri, berkepribadian

Berikut ini merupakan contoh perntanyaan yang dapat diajukan jika guru ingin menilai pencapaian ranah afektif.

- Apakah siswa aktif dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani?- Apakah siswa menaati peraturan yang telah ditetapkan?

Ismaryati 0818341963 [email protected] 58

Page 59: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

- Apakah siswa selalu dapat menjaga kebugarannya? Ranah Psikomotor

Ranah psikomoror mencakup tujuan yang berkenaan dengan keterampilan motorik. Dave, mengembangkan ranah psikomotor ini ke dalam jenjang peniruan, manipulasi, kecermatan, artikulasi, naturalisasi.

Naturalisasi

Artikulasi

Kecermatan

Manipulasi

Peniruan

Gambar 3.4: Jenjang Ranah Psikomotor

Agar lebih mudah dipelajari jenjang-jenjang ranah psikomotor disajikan dalam tabel 3.3

Tabel 3.3: Kemampuan yang Dimiliki dalam Ranah Psikomotor

Jenjang Kemampuan yang dimiliki Kata-kata yg digunakan

Peniruan Merirukan gerakan yang diperagakan oleh guru

Menirukan pengulangan, coba lakukan, dll

Manipulasi Pada tataran ini siswa dapat menampilkan suatu gerakan yang diajarkan, dan tidak hanya seperti yang diamati. Siswa mulai dapat membedakan antara satu gerakan dengan gerakan yang lain,

Ikuti petunjuk, mencoba-coba, memperbaiki gerakan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 59

Page 60: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

mampu memulih gerakan yang diperlukan, memiliki keterampilan menerapkan gerakan

Kecermatan (precision)

Siswa lebih memiliki keterampilan yang lebih tinggi dalam melakukan gerakan tertentu

Lakukan kembali, kerjakan kembali, hasilkan, kontrol, teliti

Artikulasi Siswa telah dapat mengkoordinasikan serentetan gerakan dengan menetapkan urutan secara tepat di antara bagian-bagian gerakan-gerakan yang berbeda

Lakukan secara harmonis, lakukan secara urut

Naturalisasi

Siswa dapat melakukan suatu gerakan utuh secara alami tanpa memikirkannya lebih dahulu

Kegunaan Taksonomi dalam Evaluasi

Membantu kita dalam menganalisis dan mengklasifikasikan tujuan Memberikan ide tentang pencapaian manusia seutuhnya Membantu dalam membandingkan yang cermat tentang silabi atau

kurikulum Dengan topik yang sama kita dapat mengajar menggunakan

pendekatan yang berbeda Membantu dalam prosedur evaluasi Ranah afektif membantu kita dalam mendidik siswa agar memiliki

sifat-sifat yang dapat diterima oleh norma, nilai dan bahkan falsafah hidup bangsa

Proses belajar mengajar dapat mencakup ketiga ranah, sehingga pengalaman belajar menjadi seimbang dalam rangka mencapai keseimbangan jiwa dan raga

Membantu dalam meningkatkan validitas dan reliabilitas pengetesan

4. Pendekatan dalam Perumusan Tujuan

Berdasarkan landasannya prinsip penyusunan tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat), yaitu: (a) kemampuan, (b) lamanya waktu, (c) prestasi dalam kelas, (d) perilaku yang teramati dan terukur.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 60

Page 61: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

a. Tujuan berdasar kemampuanPendekatan ini menekankan kemampuan tertentu pada setiap ranah. Misalnya pada ranah kognitif, perumusan tujuan dapat disusun sebagai berikut:

(1) siswa memiliki pengetahuan tentang konsumsi oksigen maksimal(2) siswa dapat menyebutkan pengertian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi oksigen maksimal.Pada ranah afektif, tujuan yang dimaksud berkenaan dengan sikap, minat, nilai, dan perkembangan apresiasi dan penyesiauan diri. Misalnya:

(1) siswa memiliki sikap yang positif terhadap kesegaran jasmani(2) siswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga

Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang membutuhkan pemahaman dan keterampilan. Misalnya:

(1) siswa mengembangkan keterampilan dasar bola voli(2) siswa mampu mengutarakan pendapatnya dengan tata bahasa yang benar

b. Klasifikasi berdasar waktuPencapaian tujuan memerlukan periode waktu tertentu. Setiap tujuan memerlukan waktu yang berbeda untuk mencapainya. Karena itu, perumusan tujuan dapat juga dilakukan berdasar jangka waktu pencapaiannya, ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang atau tujuan antara dan akhir.

Pencapaian tujuan pada ranah kognitif dan psikomotor relatif membutuhkan waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan pada rasnah afektif. Peningkatan prestasi balajar atau atau keterampilan tertentu dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada proses perubahan sikap, minat, dan apresiasi dalam suatu bidang. Oleh karena itu tujuan dalam ranah kognitif dan psikomotor tergolong tujuan anjgka pendek. Contoh rumusannya adalah:

(1) Siswa memperoleh pengetahuan tentang …………….(2) Siswa dapat mengembangkan pengertian tentang …………….(3) Siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip tentang ………………

Ismaryati 0818341963 [email protected] 61

Page 62: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Selanjutnya tujuan dalam lingkup ranah afektif tergolomg dalam tujuan jangka panjang. Contoh rumusan tujuannya adalah:

(1) Siswa mengembangkan sikap terhadap kegiatan olahraga(2) Siswa mengembangkan minat dalam kegiatan di alam terbuka.

c. Tujuan berdasar prestasi yang dicapaiTujuan pendidikan dapat dicapai melalui metode tertentu dan pendekatan yang diterapkan dalam situasi belajar baik di kelas maupun di luar kelas. Tujuan yang dirumuskan berdasarkan prestasi yang dicapai disebut sebagai tujuan instruksional. Tujuan dalam lingkup ranah kognitif dan psikomotor termasuk di dalamnya.

Tujuan yang bermanfaat untuk mencapai sasaran akhir dari pendidikan, yakni pengembangan kepribadian dinamakan tujuan kepribadian. Tujuan dalam lingkup ranah afektif termasuk di dalam tujuan kepribadian.

d. Tujuan berdasar perilakuPerumusan tujuan berdasar perilaku dikelompokkan menjadi dua macam, yakni tujuan umum atau non-behavioral dan tujuan khusus atau behavioral.

Pada tujuan umum, rumusan yang digunakan masih agak umum, sehingga masih agak kabur. Misalnya: (1) siswa dapat menyebutkan sedikitnya 2 syarat sebagai pelatih yang bermutu, (2) siswa dapat menunjukkan 3 macam kelemahan tes objektif.

Seharusnya tujuan pendidkan harus mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut harus merupakan satu keseluruhan yang

tidak terpisahkan dalam rangka pencapaian kualitas manusia seutuhnya. Namun

pada kenyatannya kegiatan evaluasi saat ini banyak ditujukan hanya pada

perkembangan ranah kognitif dan psikomotor daripada afektif. Nampaknya hal

ini berkaitan dengan keterampilan guru dalam hal mengevaluasi ranah afektif,

karena penilaian ranah ini sukar untuk dilakukan. Beberapa kemungkinan yang

menyebabkan sukarnya pengukuran ranah afektif di antaranya adalah:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 62

Page 63: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

- Guru kurang memperhatikan perumusan tujuan dalam lingkup ranah afektif, perumusannya kurang operasional.

- Guru kurang berusaha untuk menilai apakah tujuan dalam ranah afektif tercapai atau tidak.

Ukuran keberhasilan di sekolah pada umumnya adalah kemampuan pada ranah kognitif dan psikomotor. Oleh karenanya berbagai bentuk tes yang dipakai misalnya untuk mempromosikan siswa ke tingkat kelas yang lebih tinggi selalu digunakan tes kognitif. Buku laporan (rapor) selalu dipenuhi dengan data kemampuan kognitif dan pada setiap akhir semester atau tahun kenaikan kelas siswa yang memperoleh penghargaan adalah siswa yang berprestasi dalam kemampuan intelektual. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaab guru menyusun peringkat siswanya. Dengan demikian tidak mengherankan kalau laporan tentang kemajuan dalam ranah afektif jarang dibuat. Padahal, ranah afektif sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya, guru tidak merangsang siswanya untuk menampilkan performa dalam berbagai aspek. Siswa yang tak pernah membolos atau yang berperangai baik seharusnya dapat memperoleh penghargaan. Demikian juga siswa yang sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk menyempurnakan penilaian ranah afektif, kepada guru-guru disarankan agar:

Menyempurnakan tujuan ranah afektif, karena akan terkait secara langsung dengan kejelasan aspek perilaku yang akan dievaluasi.

Pendekatan yang dapat diterapkan adalah seperti apa yang dianjurkan oleh Mager (1968) yaitu gejala “respon menjauhi” atau “mendekati” hal-hal yang seharusnya, misalnya sikap positif terhadap lingkungan bersih atau sikap negatif terhadap merokok. Selanjutnya berdasarkan perilaku yang nampak guru yang bersangkutan dapat menafsirkan sikap para siswanya.

Perlu disempurnakan teknik pencatatan data, seperti observasi, sosiogram dan inventori yang dilakukan. Hal ini sangat membantu dalam pengukuran ranah afektif yang objektif.

Agar terampil dalam menulis tujuan pendidikan, perlu diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut:(a) Perumusannya mengungkapkan tujuan yang layak, rasional, atau bahkan

realistik. Contohnya:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 63

Page 64: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Siswa mampu menguasai semua keterampilan dasar bola voli dengan koordinasi gerak yang baik.

Jika tujuan ini ditetapkan, misalnya untuk siswa SLTP, rumusan tujuan tersebut tidak realistik karena melebihi kemampuan siswa. Faktor kesiapan fisik dan psikis kurang mendukung. Tujuan di atas lebih tepat untuk mahasiswa jurusan olahraga.

(b) Perumusan tujuan harus berkaitan dengan kemampuan siswa yang dapat dicapai melalui proses belajar. Contohnya: Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengutarakan pendapat secara lisan.

(c) Perumusan tujuan harus secara nyata mengungkapkan penguasan suatu bidang studi atau materi dari pengalaman yang akan disediakan. Contohnya:

Siswa dapat menyebutkan macam-macam vitamin yang larut di dalam lemak.

Siswa dapat menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasa yang benar.

(d) Perumusan tujuan harus ditinjau dari sisi perubahan perilaku siswa. Contohnya:

Siswa mengembangkan sikap ilmiah dalam bidang olahraga

(e) Perumusan tujuan hanya mengutarakan satu kemampuan yang akan dicapai. Contoh salah:

Siswa dapat mengembangkan sikap, dan pengetahuan ilmiah serta dapat menerapkan prinsip-prinsip mekanika olahraga.

Contoh benar:

Siswa dapat menjelaskan proses perubahan karbohidrat menjadi glukosa

Siswa dapat memilih tes yang tepat untuk mengukur power siklik otot-otot tungkai

Ismaryati 0818341963 [email protected] 64

Page 65: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Tugas

Buatlah rumusan tujuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, dengan

tiga jenjang kemampuan, pada materi aktivitas ritmik, permainan bola besar,

permainan bola kecil, ketangkasan, akuatik, beladiri (pilih tiga saja). Gunakan

rambu-rambu penyusunan tujuan yang telah saudara pelajari.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 65

Page 66: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Rumusan tujuan yang baik

Jelas, tidak mempunyai pengertian ganda Menunjukkan aspek perilaku yang dapat

diamati dan diukur Memberikan arah yang jelas dan dapat

dicapai

RANAH KOGNITIF

Evaluasi

Ismaryati 0818341963 [email protected] 66

Page 67: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Sintesa

Analisa

Aplikasi

Pemahaman

Pengetahuan

RANAH AFEKTIF

Karakterisasi

Mengorganisasikan

Penghargaan

Merespon

Ismaryati 0818341963 [email protected] 67

Page 68: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Penerimaan

Ranah Psikomotor

Naturalisasi

Artikulasi

Kecermatan

Manipulasi

Peniruan

Ismaryati 0818341963 [email protected] 68

Page 69: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

KEGIATAN

HASIL/PRODUK

? TES

ANGKA/PERNYATAAN

YG MENYATAKAN

TINGKAT PENGUASAAN MATERI

Ismaryati 0818341963 [email protected] 69

Page 70: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Alat ukur (tes) hasil belajar memegang peranan yang penting dalam proses belajar-

mengajar. Tes dapat memberikan informasi dalam pengambilan keputusan-keputusan

instruksional misalnya: kesiapan siswa dalam mengikuti pengalaman belajar yang disediakan

sangat mempengaruhi siswa secara langsung (misalnya meningkatkan motivasi siswa), dan

memberikan balikan sehubungan dengan efektivitas pengajaran. Oleh sebab itu, tes sebagai

alat ukur hasil belajar hendaknya disusun sebaik-baiknya agar mampu memberikan

informasi yang tepat. Berikut ini akan diuraikan dua macam jenis tes, yaitu tes objektif dan

esai (uraian).

1. Bentuk Tes Objektif

Tes objektif mengandung pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruktur dengan

sempurna. Peserta tes tidak perlu melahirkan ide, dan tidak dituntut adanya

kemampuan mengorganisasikan jawaban. Pada umumnya, tes bentuk objektif telah

menyiapkan jawaban-jawaban untuk dipilih. Peserta tes hanya perlu mengenal jawaban

yang dianggap benar. Tes bentuk objektif dibagi atas dua jenis, yakni (a) yang

menentukan pemberian jawaban atau butir tes dengan jawaban bebas, (b) yang

menuntut pemilihan jawaban tipe jawaban tetap.

a. Butir tes jawaban bebas

Tes yang tergolong tipe jawaban bebas merupakan suatu bentuk tes yang setiap

butirnya berupa pertanyaan langsung, namun tidak lengkap. Soal tipe ini terdiri atas 2

macam, yakni soal bentuk jawaban pendek dan bentuk melengkapi. Peserta tes

diharapkan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Tipe tes ini

berbeda dengan tes esai terutama dalam hal panjang jawaban yang dibutuhkan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 70

BAB IV

PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR

Page 71: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Jawaban dapat berupa sebuat kata, kalimat pendek, bilangan atau simbol. Pada

dasarnya soal bentuk jawaban pendek dan bentuk melengkapi adalah sama,

perbedaannya terletak pada cara mengemukakan permasalahannya. Jika dikemukakan

dalam bentuk pertanyaan, maka soal itu adalah bentuk jawaban pendek. Tetapi jika

dikemukakan dalam bentuk pernyataan, maka soal tersebut adalah bentuk melengkapi.

Contoh soal bentuk jawaban pendek:

Bergerak pada sumbu apakah gerakan fleksi dan ekstensi sendi siku?

Contoh soal bentuk melengkapi:

Gerakan fleksi dan ekstensi sendi siku bergerak pada sumbu …………….

Keuntungan soal tipe jawaban bebas:

Mudah disusun, cocok untuk mengukur pengetahuan tentang istilah, fakta-fakta

yang spesifik, prinsip-prinsip, integrasi data, kemampuan menyelesaikan masalah

numerik, keterampilan memanipulasikan simbol-simbol matematik, dan kemampuan

menyelesaikan persamaan-persamaan reaksi kimia.

Menghindari kemungkinan faktor menebak. Karena peserta tes dituntut untuk

memberikan jawaban, maka kemungkinan jawaban benar hanya karena terkaan

dapat hindari.

Kelemahan soal tipe jawaban bebas:

Peserta tes digiring untuk mengungkapkan pengetahuan faktual atau sekumpulan

informasi yang amat terbatas.

Sulit untuk mengukur kemampuan aplikasi, mengorganisasi dan mengintegrasi.

Membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam proses pemberian nilai dan tidak

selalu objektif.

b. Butir tes jawaban tetap

Keuntungan soal bentuk ini adalah mudah dalam pemberian skor, mencakup bahan yang

luas, dapat diuji dalam waktu yang singkat.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 71

Page 72: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Soal bentuk Benar-Salah

Soal bentuk benar-salah terdiri atas kalimat berita atau pernyataan yang berisi dua

kemungkinan, yakni benar atau salah, setuju atau tidak setuju, fakta atau pendapat, dan

yang sejenis. Peserta tes diharuskan menentukan pendapatnya dengan cara memilih

salah satu alternatif jawaban.

Contoh:

Petunjuk: Lingkarilah “B” jika pernyataan benar dan “S” jika pernyataan salah

B S Salah satu faktor yang menentukan kualitas kekuatan seseorang adalah jenis otot yang dimilikinya.

B S Otot lambat memiliki eritrosit yang lebih banyak jika dibandingkan dengan otot cepat

Petunjuk: Lingkarilah “Y” jika jawabannya ya dan “T” bila jawabannya tidak.

Y T Apakah aktivitas mitochondrion pada otot putih dan otot merah sama?

Y T Apakah kebutuhan kalori pada atlet panahan sama besar dengan atlet bowling?

Kebaikan soal bentuk benar-salah adalah:

mudah disusun

mencakup materi yang luas

Kelemahannya adalah:

hanya dapat mengukur hasil belajar dalam bidang pengetahuan, kecuali soal

bentuk jawaban alternatif yang meminta membedakan antara fakta dan

pendapat

merangsang peserta tes untuk menerka jawaban.

Menurut para ahli, soal tipe ini tergolong rendah mutunya. Untuk meningkatkan mutunya,

didalam menyusun butir-butir soal perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 72

RAMBU-RAMBU untuk MENYUSUN SOAL BENAR – SALAH

Membuang kata-kata yang khas yang sifatnya menentukan, misalnya semua, selalu, tidak pernah, tidak ada. Contoh: orang yang memiliki ukuran potongan melintang otot yang luas pasti memiliki kekuatan yang besar.

Menghindari pertanyaan yang meragukan Menghindari kata-kata yang eksak, termasuk pernyataan yang sifatnya jebakan. Menghindari pernyataan negatif ganda. Misalnya: kelentukan tidak bertambah baik jika suhu

udara meningkat. Akan lebih baik jika dirumuskan demikian: kelentukan tidak bertambah baik walaupun suhu udara meningkat.

Menghindari pernyataan yang kabur, terlampau panjang, dan penggunaan bahasa kuantitatif seperti “banyak”, “sedikit”, “tua”, “muda”.

Jika pernyataan bermaksud untuk menguji alasan tentang kebenaran atau kesalahan sesuatu, maka bagian kalimat yang pertama harus menunjukkan segi benarnya dan bagian ke dua menunjukkan alasan benar atau salahnya. Contoh: Hemoglobin merupakan unsur yang

Page 73: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Soal bentuk pilihan ganda

Soal bentuk pilihan ganda terdiri atas sebuat permasalahan dan sejumlah pilihan

jawaban untuk dipilih. Permasalahan biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya

atau pernyataan yang kurang sempurna, dan disebut batang tubuh soal. Pilihan jawaban

dapat berupa kata, bilangan, simbol, atau anak kalimat. Peserta tes diharuskan

membaca batang tubuh soal dan memilih satu pilihan jawaban yang benar atau paling

benar. Jawaban yang benar atau paling benar disebut sebagai jawaban, sedangkan yang

lainnya adalah distraktor atau pengecoh.

Kebaikan soal pilihan ganda ini adalah:

dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam bidang pengetahuan, seperti

pengetahuan tentang terminologi, tentang fakta-fakta tertentu, tentang prinsip-

prinsip, tentang metode dan prosedur

dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam bidang pemahanan dan

aplikasi, seperti kemampuan dalam mengaplikasikan fakta dan prinsip, kemampuan

menginterpretasikan hubungan kausal efek

mencakup materi yang luas

Ismaryati 0818341963 [email protected] 73

Page 74: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Kelemahan soal pilihan ganda adalah:

sukar di dalam penyusunannya dan memerlukan banyak waktu.

Agar butir soal pilihan ganda yang kita susun mempunyai mutu yang baik, di dalam

penyusunannya perlu memperhatikan rambu-rambu berikut:

RAMBU-RAMBU untuk MENYUSUN SOAL PILIHAN GANDA

Kalimat pengarah atau stem harus mengandung inti masalah Jangan menggunakan pilihan jawaban “bukan salah satu di antara yang di atas” Soal dibuat sesingkat-singkatnya Hindarkan memakai sistem negatif Arahkan peserta tes untuk mengemukakan jawaban yang paling tepat Gunakan bahasa yang mudah dipahami Penghilangan bagian pernyataan jangan pada bagian awal Gunakan urutan logis atau tata waktu, jika ada Pakailah pengecoh yang benar-benar menarik untuk mengetes penguasaan materi yang

sebenarnya Susunlah semua alternatif jawaban dengan bahasa yang ajeg, panjang, dan variasi yang tepat Alternatif jawaban sebaiknya seragam dalam hal bentuk dan struktur bahasa Alternatif jawaban antara 4 – 5 Jangan menggunakan kalimat puitis, mengulang alternatif jawaban butir lain, atau kata-kata yang

khas yang menentukan, misalnya “selalu”, “tidak pernah” Butir soal jangan disusun seperti tata urutan dalam buku sumber Jangan memasukkan sebanyak mungkin soal Butir soal diberi nomor dengan angka dan alternatif jawaban dengan huruf

Soal tipe menjodohkan

Pada umumnya soal bentuk menjodohkan terdiri atas dua kolom. Kolom yang pertama

berisi kata, bilangan, atau simbol. Kolom yang ke dua terdapat kata, kalimat, atau anak

kalimat. Butir-butir dalam kolom yang akan dicarikan pasangannya disebut premis, dan

butir-butir dalam kolom tempat mencari pasangan disebut respon. Peserta tes

diharuskan mencari pasangan pasangan yang sesuai antara butir-butir dalam premis

dengan butir-butir dalam respon.

Yang paling mudah mudah dalam menyusun adalah bila jumlah respon sama dengan

jumlah premis. Penyediaan jumlah respon yang lebih banyak daripada premis berguna

untuk mengurangi kemungkinan menebak jawaban.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 74

Page 75: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Contoh soal menjodohkan:

Petunjuk: Tulislah huruf yang cocok dengan pernyataan pada kolom kanan

1. Dayatahan erobik A. Vertical Power Jump Test

2. Power Siklik B. Otot merah

3. Kekuatan C. Hemoglobin

D. Margaria – Kalamen Test

E. Potongan melintang otot

Kebaikan soal menjodohkan ini adalah:

Melatih siswa untuk menghubungkan sejumlah fakta dalam waktu yang singkat

Mudah menyusunnya

Kelemahan soal pilihan ganda adalah:

Seringkali hanya menekankan faktor ingatan

Kurang efektif untuk mengukur pengertian

Menyusun tes yang baik merupakan tugan yang tidak ringan bagi seorang guru.

Predikat baik tersebut mencakup banyak segi. Salah satu segi yang dapat membantu

pemberian predikat baik adalah representativitas hasil tes terhadap kemampuan hasil

belajar. Representativitas tersebut mencakup dua hal, yakni representativitas terhadap

keseluruhan materi yang dipelajari, dan terhadap proporsi jenjang kemampuan yang

diharapkan dicapai.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 75

Perencanaan Butir Tes

Page 76: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Representativitas tersebut bukan ditekankan kepada teknik pengambilan sampel

materi yang dipelajari secara acak, melainkan pada daya prediksi sampel butir soal terhadap

penguasaan pengetahuan serta taraf kemampuan yang dapat ditampilkan. Materi yang

umumnya dapat digunakan untuk memprediksi adalah konsep-konsep tertentu yang siap

pakai. Kompetensi yang umumnya mempunyai daya prediksi yang lebih tinggi adalah

kompetensi-kompetensi yang komprehensif, lebih kompleks, kompetensi berlanjut yang

sangat sukar.

Kecuali dipilih berdasar pertimbangan tersebut di atas, proporsi jumlah butir soal

klaster materi, atau klaster kompetensi dapat pula mempertinggi atau menurunkan daya

prediksi tes hasil belajar. Proporsi jumlah butir hendaknya sesuai dengan kompetensi yang

hendak dicapai tujuan umum maupun khususnya.

Untuk maksud tersebut di atas, perlu perencanaan penyusunan tes, dan biasanya

dituangkan dalam suatu Tabel Spesifikasi yang mempunyai dua dimensi. Dimensi yang

pertama mengungkapkan klaster materi atau bahan yang dipelajari. Dimensi yang lain

mengungkapkan berbagai kompetensi, yang biasanya disajikan berdasar taksonomi dari

Bloom.

Yang pertama-tama dikembangkan dalam merencanakan butir soal adalah: (a)

menetapkan tujuan tes, (b) menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi sebagai pegangan dalam

menyusun garis besar butir-butir tes.

Dalam menetapkan tujuan tes selalu dihubungkan dengan tujuan instruksional atau

sasaran belajar yang telah dirumuskan. Dengan mengacu kepada jenjang kognitif yang telah

dirumuskan oleh Bloom, maka tipe soal diselaraskan dengan masing-masing jenjang kognitif

sebagai berikut: pengetahuan, aplikasi, analisa, sintesa, evaluasi.

Setelah tujuan ditetapkan, buatlah tabel spesifikasiseperti tabel 4.1:

Tabel 4.1: Spesifikasi Soal Berdasar Materi dan Tingkat Kesulitan

Materi Persentase Butir Soal

Jenjang Kemampuan Kognitif

K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 Jml

Ismaryati 0818341963 [email protected] 76

Page 77: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Kriteria Memilih Tes

Validitas 7/31 X100= 1 2 1 1 1 1 7

Reliabilitas 1 3 2 1 1 1 9

Objektivitas 2 2 2 1 1 8

Diskriminitas 1 1 1 3

Praktibilitas 1 1 2 4

Jumlah 6 9 8 3 3 2 31

Pembuatan kisi-kisi dimaksudkan untuk mengendalikan, sekaligus merencanakan

materi dan tipe soal guna menjamin terpenuhinya validitas isi. Validitas isi akan terpenuhi

sejauh dapat direncanakan, bahwa materi yang akan diuji benar-benar bersumber dari

cakupan materi yang harus dikuasi oleh siswa. Oleh karena itu, selain sumber yang

digunakan harus valid, proporsi jumlah butir soal juga harus mencerminkan keluasan dan

kedalaman materi yang akan diuji.

Berdasar rancangan yang telah dibuat di atas, mudah bagi kita untuk menetapkan

pembagian butir-butir soal sesuai dengan golongan dan jenjang kognitif yang akan diukur.

Tahap yang selanjutnya adalah menulis butir soal seperti yang telah direncanakan.

Penentuan Kualitas Tes

Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran yang telah kita tetapkan dapat

tercapai, perlu dijawab dua pertanyaan berikut: (1) apakah tujuan tes terwujud dalam

pengetesan? (2) apakah tes memberikan informasi yang cermat tentang perbedaan tingkat

kemampuan para siswa?. Kedua pertanyaan tersebut berkaitan secara langsung dengan

butir soal yang kita kembangkan. Dengan demikian tes tersebut perlu dianalisis validitas dan

reliabilitasnya.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 77

Page 78: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Analisis item (analisis soal) adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan

memberikan informasi sangat khusus terhadap butir soal yang kita kembangkan atau kita

susun.

Fungsi Analisis Item

a. Membantu mengidentifikasikan butir-butir soal yang jelek

b. Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal,

untuk kepentingan lebih lanjut.

c. Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan tes yang kita susun.

Tujuan dilakukannya analisis item adalah:

a. Untuk mengkategorikan soal sebagai soal yang baik, jelek, dan yang masih memerlukan

perbaikan.

b. Untuk membantu dalam memperbaiki soal-soal yang memerlukan penyempurnaan.

c. Untuk memilih soal-soal yang baik dalam penyusunan terakhir suatu ujian.

Analisis soal terutama dapat dilakukan untuk tes bentuk objektif. Hal ini tidak berarti

bahwa tes esai tidak dapat dianalisis, akan tetapi di dalam tes esai belum ada pedoman

baku. Informasi yang dapat diperoleh dari analisa item adalah: (1) indeks kesukaran butir

atau tingkat kesukaran item, (2) indeks daya beda, (3) keberfungsian alternatif jawaban.

1. Indeks kesukaran item

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang

terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

bersemangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Bilangan yang menunjukkan mudah dan sukarnya suatu soal disebut Indeks

kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran item (butir soal) berkisar antara 0,0-1,0.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 78

Page 79: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Indeks kesukaran item 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya

indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Jadi semakin mudah suatu soal, akan

semakin besar indeks kesukaran itemnya.

Tingkat kesulitan butir diperoleh dengan cara membagi jawaban yang benar bagi

suatu butir soal (B) dengan jumlah peserta tes (JS). Besarnya indeks kesukaran item

dinyatakan dengan P. Rumus yang digunakan adalah:

P = B JS

Langkah-langkah menghitung indeks kesukaran item adalah:

Misalnya: ada 10 orang siswa dengan nama kode A s/d J yang mengerjakan tes terdiri atas

10 soal. Hasil pekerjaan (jawaban) siswa dikoreksi dengan ketentuan setiap item yang dijawab

dengan benar diberi skor 1, dan jawaban yang salah 0. Cara mengerjakannya:

Langkah 1:

Setelah koreksi selesai, masukkan ke dalam tabel persiapan analisa indeks kesukaran (tabel: 4.2)

Tabel 4.2: Persiapan Analisis Indeks Kesukaran Item

No. SiswaNomer Item

Skor Siswa1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6

2 B 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3

3 C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7

4 D 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4

5 E 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6

6 F 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4

7 G 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5

Ismaryati 0818341963 [email protected] 79

Page 80: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

8 H 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3

9 I 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8

10 J 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6

Jml Jawaban Benar

5 7 2 5 8 3 7 10 0 5 52

Cara memasukkan data ke dalam tabel:

1) Susunlah lembar jawaban peserta tes secara berurutan

2) Masukkan hasil scoring ke dalam tabel secara berurutan dari item nomer 1 sampai 10.

3) Masukkan data setiap peserta tes ke dalam tabel seperti pada langkah b

4) Hitunglah skor siswa dengan cara menghitung jumlah item yang dikerjakan dengan

benar, masukkan ke kolom skor siswa.

5) Hitunglah hasil pekerjaan yang benar untuk setiap item, masukkan ke baris jumlah

jawaban benar.

6) Jumlahkan skor siswa, juga jumlah jawaban benar. Koreksilah, jumlah jawaban benar

harus selalu sama dengan skor siswa.

Langkah 2:

Menganalisa indeks kesukaran setiap item

1) Item no. 1 Banyaknya siswa yang menjawab benar (B) = 5

Jumlah peserta tes (J) = 10

Indeks kesukaran Item (P)

P = B J S =

5 10 = 0.5

2) Item no. 2:Banyaknya siswa yang menjawab benar (B) = 7

Jumlah peserta tes (J) = 10

Indeks kesukaran Item (P)

Ismaryati 0818341963 [email protected] 80

Page 81: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

P = B J S =

7 10 =

0.70

3) Item no. 3 P = 0.24) Item no. 4 P = 0.55) Item no. 5 P = 0.86) Item no. 6 P = 0.37) Item no. 7 P = 0.78) Item no. 8 P = 1.09) Item no. 9 P = 0.010) Item no. 10 P = 0.5

Langkah 3:

Menyimpulkan hasil penghitungan indeks kesukaran setiap item. Konsultasikan hasil penghitungan indeks kesukaran item dengan tabel klasifikasi indeks kesukaran. (tabel: 4.3)

Tabel 4.3: Klasifikasi Indeks Kesukaran Item

Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi

0.00 – 0.30 Sukar

0.31 – 0.70 Sedang

0.71 – 1.00 Mudah

Kesimpulan yang diperoleh adalah:

Item no. 1 P = 0.50 Termasuk soal sedang

Item no. 2 P = 0.70 Termasuk soal sedang

Item no. 3 P = 0.20 Termasuk soal sukar

Item no. 4 P = 0.50 Termasuk soal sedang

Ismaryati 0818341963 [email protected] 81

Page 82: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Item no. 5 P = 0.80 Termasuk soal mudah

Item no. 6 P = 0.30 Termasuk soal sukar

Item no. 7 P = 0.70 Termasuk soal sedang

Item no. 8 P = 1.00 Termasuk soal mudah

Item no. 9 P = 0.00 Termasuk soal sukar

Item no. 10 P = 0.50 Termasuk soal sedang

Demikianlah langkah-langkah penghitungan untuk mengetahui indeks atau tingkat

kesukaran butir soal. Yang penting untuk diingat adalah bahwa soal yang terlalu sukar tidak

berarti tidak ada gunanya. Jika peserta tes banyak, maka sebaiknya dipilih item atau butir

soal yang sukar. Sebaliknya bila peserta tes hanya sedikit dipilih soal yang mudah. Soal yang

sukar, akan merangsang gairah belajar bagi siswa yang pandai dan soal yang mudah akan

membangkitkan semangat bagi siswa yang kurang pandai.

2. Indeks daya beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta tes

yang berkemampuan tinggi dan yang rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

beda disebut indeks daya beda (indeks diskriminasi). Jadi indeks daya beda suatu soal

adalah angka yang menunjukkan keefektifan soal itu dalam membedakan antara peserta

tes yang berkemampuan tinggi dan rendah. Besarnya indeks daya beda berkisar antara –

1.00 sampai + 1.00.

Seluruh peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang

berkemampuan tinggi (upper group) dan berkemampuan rendah (lower group). Jika

seluruh peserte tes kelompok atas dapat menjawab suatu soal tes dengan benar,

sedangkan seluruh peserta tes kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut

memiliki indeks daya beda paling besar yaitu +1.00. Namun jika seluruh peserta tes

Ismaryati 0818341963 [email protected] 82

Page 83: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

kelompok atas menjawab salah, tetapi seluruh peserta tes kelompok bawah menjawab

benar, maka soal tersebut memiliki indeks daya beda terkecil, yaitu –1.00. Jika peserte

kelompok atas dan bawah sama-sama menjawab benar atau salah maka soal tersebut

memiliki indeks daya beda 0.00 karena tidak memiliki daya beda samasekali.

Jika suatu soal memiliki indeks daya beda negatif, soal tersebut sebaiknya dibuang. Angka

negatif menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki daya beda yang terbalik. Artinya kelompok

atas tidak dapat mengerjakan soal tersebut, tetapi kelompok bawah dapat mengerjakannya

dengan benar. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks daya beda adalah:

D = BA - BB = PA - PB

JA JB

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Jumlah peserta kelompok atas

JB = Jumlah peserta kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Cara menentukan kelompok atas dan bawah:

Untuk sampel kecil (kurang dari 100 orang)

Seluruh peserta tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor tertinggi sampai terrendah

kemudian dibagi menjadi dua sama besar.

Selain dengan cara di atas dapat juga dengan menggunakan rumus median (pelajari kembali

rumus median pada matakuliah statistik). Median adalah titik tengah, jadi skor yang ada

ditengah antara skor tertinggi dan terrendah. Median menjadi batas untuk membagi kelompok

peserta menjadi dua sama besar. Dengan demikian peserta tes yang mendapat skor di atas

Ismaryati 0818341963 [email protected] 83

Page 84: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

median digolongkan sebagai kelompok atas dan yang di bawah median digolongkan sebagai

kelompok bawah.

Untuk sampel besar (lebih dari 100 orang)

Untuk menetapkan kelompok atas dan bawah pada sampel besar biasanya hanya

diambil 27% dari skor teratas untuk kelompok atas dan 27% skor terrendah untuk

kelompok bawah. Ambillah 27% dari skor tertinggi ke bawah untuk kelompok atas dan

27% skor terrendah ke atas untuk kelompok bawah. Cara ini dapat dilakukan bila peserta

tes tidak terlalu banyak. Namun bila peserta tes sangat banyak gunakanlah presentil

(pelajari kembali rumus presentil pada matakuliah statistik). Untuk menentukan

kelompok atas ambillah presentil ke 74 – 100 dan ke 1 – 27 untuk kelompok bawah.

Langkah untuk menghitung indeks daya beda

Sebagai contoh untuk menghitung indeks daya beda, gunakan data pada tabel 4.2.

Langkah 1:

menentukan kelompok atas dan bawah. Untuk keperluan ini lihatlah data pada tabel 1, halaman. Karena jumlah peserta hanya 10 orang, maka untuk menentukan kelompok atas dan bawah kita gunakan cara yang pertama. Urutkan dari siswa yang mendapat skor tertinggi ke terrendah. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4: Pengelompokkan Kelompok Atas dan Bawah

No. Siswa Skor Kelompok

1 I 8

2 C 7

3 A 6 50% Kelompok atas (JA = 5)

4 E 6

5 J 6

Ismaryati 0818341963 [email protected] 84

Page 85: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

6 G 5

7 D 4

8 F 4 50% kelompok bawah (JB = 5)

9 B 3

10 H 3

Langkah 2:

membuat tabel persiapan analisis indeks daya beda. Caranya sama dengan membuat tabel persiapan analisis indeks kesukaran, namun urutan nomer peserta berdasarkan urutan skor tertinggi ke terrendah.

Tabel 4.5: Persiapan Analisa Indeks Daya Beda

No. Siswa Nomer Item Skor Siswa

Kel.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 I 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8

2 C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7

3 A 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 Kel.

4 E 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 atas

5 J 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6

4 5 2 2 5 1 5 5 0 4 32

6 G 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5

7 D 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4

Ismaryati 0818341963 [email protected] 85

Page 86: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

8 F 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 Kel.

9 B 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 bawah

10 H 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3

1 2 0 3 3 2 2 5 0 1 20

Total 5 7 2 5 8 3 7 10 0 5 52

Langkah 3:

menentukan kelompok atas dan bawah. Untuk keperluan ini lihatlah data pada tabel 4.5, masukkan ke dalam rumus indeks daya beda

1) Item no. 1:Kelompok atas yang menjawab betul = 4

Kelompok bawah yang menjawab betul = 1

Jumlah kelompok atas dan bawah = 5

Indeks daya beda =

D =

BA - BB = PA - PB

JA JB

D =

4 - 1 = 0.8 – 0.2 = 0.60

5 5

2) Item no. 2:Kelompok atas yang menjawab betul = 5

Kelompok bawah yang menjawab betul = 2

Jumlah kelompok atas dan bawah = 7

Indeks daya beda =

D =

5 - 2 = 1.0 – 0.4 =0.60

5 5

Ismaryati 0818341963 [email protected] 86

Page 87: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

3) Item no. 3 indeks daya bedanya = 0.404) Item no. 4 indeks daya bedanya = -0.205) Item no. 5 indeks daya bedanya = 0.406) Item no. 6 indeks daya bedanya = -0.207) Item no. 7 indeks daya bedanya = 0.808) Item no. 8 indeks daya bedanya = 0.009) Item no. 9 indeks daya bedanya = 0.0010) Item no. 10 indeks daya bedanya = 0.60

Langkah 4:

menyimpulkan hasil penghitungan. Konsultasikan hasil penghitungan indeks daya beda dengan tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6: Klasifikasi Indeks Daya Beda

Indeks Daya Beda (D) Klasifikasi

0.00 – 0.20 Jelek

0.21 – 0.40 Cukup

0.41 – 0.70 Baik

0.71 – 1.00 Baik sekali

Negatif Sangat jelek

Kesimpulan yang diperoleh adalah:

Item no. 1 D = 0.60 Termasuk item baik

Item no. 2 D = 0.60 Termasuk item baik

Item no. 3 D = 0.40 Termasuk item cukup

Item no. 4 D = -0.20 Termasuk item sangat jelek

Item no. 5 D = 0.40 Termasuk item cukup

Item no. 6 D = -0.20 Termasuk item sangat jelek

Item no. 7 D = 0.80 Termasuk item baik sekali

Item no. 8 D = 0.00 Termasuk item jelek

Item no. 9 D = 0.00 Termasuk item jelek

Item no. D = 0.60 Termasuk item baik

Ismaryati 0818341963 [email protected] 87

Page 88: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

10

Hubungan antara indeks kesukaran item (P) dan indeks daya beda (D)

Untuk melihat hubungan antara P dan D, perlu kiranya kita meninjau kembali rumus-rumus yang digunakan untuk menghitungnya.

D =

BA-

BB= PA -

PB (1)

JA JB

P = BA – BB

=BA – BB

JA + JB 2 JA

=1 BA + BB

2 JA + JB

P = PA + PB

(2) 2

Hubungan antara P dan D dapat digambarkan sebagai berikut:

D Maks = 2 P (3)1.00

D maks Contoh:

Ismaryati 0818341963 [email protected] 88

Page 89: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

0.80

Soal dengan P=0.20, D maksnya 0.40

0.60

Soal dengan P=0.80 D maksnya 0.40

0.400.200.00

P

0.20 0.50 0.80 1.00

Dari grafik di atas bahwa soal-soal dengan P = 0.50 memungkinkan mempunyai daya

beda tertinggi. Nilai P yang dianjurkan berkisar antara 0.30 – 0.70, meskipun begitu tidak

soal tersebut pasti mempunyai daya beda yang tinggi.

3. Keberfungsian alternatif jawaban

Selain indeks kesukaran item, indeks daya beda, yang juga perlu dianalisis adalah

keberfungsian alternatif jawaban. Keberfungsian alternatif jawaban diperoleh dengan

menghitung jumlah peserta tes yang memilih pilihan jawaban (alternatif) a, b, c, atau d

atau yang tidak memilih pilihan jawaban manapun (blangko). Peserta tes yang tidak

melilih pilihan jawaban manapun disebut Omiet (O). Omiet dikatakan baik apabila hanya

sebanyak-banyaknya 5% dari seluruh peserta tes yang blangko, dan pemilih dari

kelompok atas lebih sedikit yang blangko jika dibandingkan dengan kelompok bawah.

Dari keberfungsian alternatif jawaban, dapat ditentukan apakah alternatif jawaban

tersebut berfungsi sebagai pengecoh (distraktor) yang baik atau tidak. Alternatif

jawaban yang tidak dipilih oleh peserta tes berarti Alternatif jawaban tidak berfungsi

secara baik sebagai pengecoh. Alternatif jawaban dapat dikatakan sebagai pengecoh

yang baik apabila mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang

mengetahui konsep atau kurang menguasai materi, sehingga sedikitnya dipilih oleh 5%

dari seluruh peserta tes, pemilih dari kelompok atas lebih sedikit jika dibandingkan

dengan pemilih kelompok bawah.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 89

Page 90: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Langkah untuk menghitung keberfungsian alternatif jawaban

Sebagai contoh untuk menghitung indeks keberfungsian alternatif jawaban, gunakan

data pada tabel 4.1, item nomer 1,2, dan 3. Data pada tabel tersebut adalah data dari suatu

tes bentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban a,b,c, dan d

Langkah 1:

Membuat tabel persiapan analisa keberfungsian alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.7: Persiapan Analisis Keberfungsian Alternatif Jawaban

No Siswa

Nomer ItemKelompok

1 2 3dst

a b c d 0 a b c d 0 a b c d 0

1 I - 1 - - - - 1 - - - 1 - - 1 -

2 C - 1 - 1 - - - - - - - - - - -

3 A - - - - 1 - - - - 1 - - 1 - Atas

4 E - 1 1 - - - - - - - 1 1 - 1 -

5 J - 1 1 - - 1 - - - - 1 1 1 - -

0 4 2 1 0 2 1 0 0 0 4 2 1 3 0

6 G 1 - - 1 - - - 1 - - 1 - - - -

7 D - 1 - - - 1 - - - - 1 - - 1 -

8 F - - - - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - Bawah

9 B - - - - - - - - 1 - - 1 - - -

10 H 1 - - - - - - - - - - - 1 - -

2 1 0 1 0 2 0 2 1 0 2 2 1 2 0

Ismaryati 0818341963 [email protected] 90

Page 91: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Keterangan:

b a d = alternatif jawaban yang benar

O = adalah Omiet (peserta tes yang tidak memilih alternati jawaban manapun)

Dari tabel 4.7 diperoleh data sebagai berikut:

1) Item no. 1

Alternatif jawaban : a b c d O

Jml pemilih kelompok atas : 0 4 2 1 0

Jml pemilih kelompok bawah

: 2 1 0 1 0

2) Item no. 2

Alternatif jawaban : a b c d O

Jml pemilih kelompok atas : 2 1 0 0 0

Jml pemilih kelompok bawah

: 2 0 2 1 0

3) Item no. 3

Alternatif jawaban : a b c d O

Jml pemilih kelompok atas : 4 2 1 3 0

Jml pemilih kelompok bawah

: 2 2 1 2 0

Ismaryati 0818341963 [email protected] 91

Page 92: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Langkah 2:

Menghitung keberfungsian alternatif jawaban dengan cara menjumlahkan pemilih kelompok atas dan bawah, kemudian dibagi dengan jumlah kelompok atas dan bawah, hasilnya kalikan dengan 100% untuk setiap alternatif jawaban.

Kesimpulannya:

Jika hasilnya di atas 5%, maka alternatif jawaban tersebut berfungsi sebagai pengecoh yang baik, tetapi jika kurang dari 5% maka alternatif jawaban tersebut sebagai pengecoh yang jelek.

Jika pemilih kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah, maka maka alternatif jawaban tersebut berfungsi sebagai pengecoh yang baik, sebaliknya jika pemilih kelompok atas lebih banyak daripada kelompok bawah, maka pengecoh tersebut jelek.

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

1) Untuk item soal no. 1

Alternatif a

: 0 + 2 x 100% = 20%

5 + 5

Alternatif c

: 2 + 0 x 100% = 20%

5 + 5

Alternatif d

: 1 + 1 x 100% = 20%

5 + 5

Omiet : 0 + 0 x 100% = 0 %

5 + 5

Ismaryati 0818341963 [email protected] 92

Page 93: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Kesimpulan: Semua alternatif jawaban untuk item ini berfungsi sebagai pengecoh yang baik karena dipilih lebih dari 5% dan pemilih dari kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah

Tidak lebih dari 5% dari peserta tes yang blangko, pemilih dari kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah.

2) Untuk item soal no. 2

Alternatif b

: 1 + 0 x 100% = 10%

5 + 5

Alternatif c

: 0 + 2 x 100% = 20 %

5 + 5

Alternatif d : 0 + 1 x 100

%= 10%

5 + 5

Omiet : 0 + 0 x 100

%= 0%

5 + 5

Kesimpulan: Alternatif jawaban b masih jelek, karena walaupun dilipih lebih dari 5% dari peserta tes namun pemilih kelompok atas lebih banyak dari kelompok bawah.

Alternatif jawaban c dan d sudah baik Tidak lebih dari 5% dari peserta tes yang blangko, pemilih dari kelompok

atas lebih sedikit dari kelompok bawah.

3) Untuk item soal no. 3

Ismaryati 0818341963 [email protected] 93

Page 94: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Alternatif a : 4 + 2 x 100

%= 60%

5 + 5

Alternatif b : 2 + 2 x 100

%= 40%

5 + 5

Alternatif c : 1 + 1 x 100

%= 20%

5 + 5

Omiet : 0 + 0 x 100

%= 0%

5 + 5

Kesimpulan: Semua alternatif jawaban untuk item ini sudah berfungsi baik karena dipilih lebih dari 5% dan pemilih dari kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah

Tidak lebih dari 5% dari peserta tes yang blangko, pemilih dari kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah.

Dari ketiga item yang telah dianalisis, indeks kesukaran item, indeks daya beda, dan keberfungsian

alternatif jawabannya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8: Rangkuman Hasil Penghitungan tentang Indeks Kesukaran Item, Indeks Daya Beda, dan Keberfungsian Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban P D

Ismaryati 0818341963 [email protected] 94

Page 95: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Nomer Item Kelompo

k

Jml. Jawaban Benar

Proporsi Jawaban

Benar

a b c d

1 Atas 0 4 2 1 4 40% 0.50 0.60Bawah 2 1 0 1 1 10%

2 Atas 2 1 0 0 2 20% 0.70 0.60Bawah 2 0 2 1 2 20%

3 Atas 4 2 1 3 3 30% 0.20 0.40Bawah 2 2 1 2 2 20%

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa:

1) Untuk item nomer 1 memiliki tingkat kesulitan sedang, daya beda baik, alternatif a, b, c, dan d

dapat berfungsi sebagai pengecoh yang baik.

2) Untuk item nomer 2 memiliki tingkat kesulitan sedang, daya beda baik, alternatif jawaban b

perlu dikoreksi.

3) Untuk item nomer 3 termasuk kategori soal sukar, sebaiknya tidak dipakai bila jumlah peserta

tes hanya sedikit dan dapat dipakai bila jumlah peserta tes banyak. Daya beda yang dimiliki item

ini adalah cukup dan semua alternatif jawaban dapat digunakan.

2. Bentuk Tes EsaiPada umumnya tes bentuk esai (uraian) berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengandung

permasalahan, dan memerlukan pembahasan, uraian, atau penjelasan sebagai jawabannya. Ciri

khas tes ini adalah siswa bebas memberikan jawabannya. Siswa bebas memilih pendekatan yang

dianggap tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang ditanyakan, menyusun dan

mengorganisasikan jawabannya sendiri, serta memberikan penekanan-penekanan terhadap

aspek jawaban. Oleh sebab itu tes bentuk esai memberikan peluang bagi peserta tes untuk

menyatakan, melahirkan, dan mengintegrasikan ide-idenya. Yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan butir-butir soal bentuk ini adalah perumusan masalah yang dikemukakan. Rumusan

tujuan hendaknya sangat jelas sehingga setiap peserta tes dapat menangkap masalah yang

dikemukakan tepat seperti yang dimaksud oleh penyusun tes. Untuk maksud tersebut, dalam

merumuskan tujuan biasanya digunakan kalimat-kalimat yang dapat memperjelas masalah yang

dikemukakan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 95

Page 96: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Berdasarkan tingkat kebebasan jawaban yang dimungkinkan di dalam tes bentuk uraian,

butir-butir dalam tes ini dapat dibedakan atas (a) butir-butir yang menuntut jawaban terbatas,

dan (b) butir-butir yang menuntut jawaban tak terbatas. Butir dengan jawaban terbatas

cenderung membatasi baik isi maupun bentuk jawaban. Isi jawaban dibatasi oleh ruang lingkup

permasalahan, sedangkan bentuk jawaban dibatasi oleh pernyataan-pernyataan yang tercantum

pada butir tes.

Contoh:

Kemukakan alasan mengapa articulatio coxae mempunyai luas gerak yang lebih

terbatas jika dibandingkan dengan articulatio humeri

Jelaskan dalam bentuk daftar, perbedaan antara otot cepat dan otot lambat.

Butir tes dengan jawaban tak terbatas, memberi kebebasan bagi peserte tes untuk

mengemukakan jawaban berdasar hasil pemikiran dan pengalamannya sendiri. Kebebasan ini

memberi peluang untuk memperlihatkan kompetensinya dalam bidang-bidang tertentu, yakni

kemampuan dalam hal memilih, mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi ide-

ide.

Contoh:

Buatlah evaluasi mengapa hasil lompatan atlet A tidak bertambah jauh setelah menjalani

program latihan yang disusun oleh pelatihnya.

Keuntungan soal bentuk uraian

Mudah dibuat, tidak banyak memerlukan waktu

Cocok untuk mengukur kemampuan berfikir divergen

Melatih kemampuan siswa dalam mengorganisir jawaban yang diberikan

Hal ini jelas merupakan keunggulan tes berbentuk esai. Siswa dituntut untuk benar-benar

menghasilkan sesuatu lebih daripada hanya mengenal saja, yaitu menghasilkan jawaban. Dengan

demikian terhindarlah dari kemungkinan jawaban yang dibuat dengan menerka-nerka.

Keuntungan seperti ini dapat diperoleh kalau soal dipersiapkan dan ditulis dengan baik, sehingga

memungkinkan testi menggunakan kemampuan memilih fakta atau pengertian yang penting,

menghubungkan fakta dengan pengertian dan mengorganisasikannya menjadi satu jawaban

yang mantap. Untuk menghasilkan jawaban yang terintegrasi seperti ini siswa perlu memiliki

kebiasaan belajar yang baik.

Jawaban berdasarkan pada kata-kata dan tulisan sendiri. Dalam hai ini siswa yang memiliki

kelancaran verbal dan kecakapan mengekspresikan pendapat akan memperoleh hasil yang baik.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 96

Page 97: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Siswa yang dapat menulis secara efektif seringkali memperoleh hasil yang lebih tinggi daripada

siswa yang yang kurang dapat menggunakan kata-kata atau kalimat yang baik, meskipun

misalnya pendapat atau ide-ide mereka sebenarnya sama. Juga kecakapan dan kerapihan tulisan

seringkali mempengaruhi si penilai.

Kelemahan soal bentuk uraian

Tes terbatas pada sejumlah kecil pertanyaan

Bentuk soal esai tidak memungkinkan disajikannya sejumlah pertanyaan yang mencakup bahan

yang luas. Panjangnya waktu yang digunakan untuk menjawab satu pertanyaan menyebabkan

seseluruhan soal tes esai menjadi terbatas. Soal bentuk ini tidak dapat mengungkapkan

keseluruhan bahan yang harus diketahui siswa. Apabila pertanyaan yang diajukan kebetulan

mengenai hal yang dikuasai siswa ia akan berhasil, tetapi bila soal yang diajukan mengenahi hal

yang kurang dikuasai atau kurang dipelajari, maka ia akan gagak. Dengan jumlah soal yang kecil,

faktor untung-untungan memainkan peranan yang lebih besar.

Penilaian subjektif

Penilaian terhadap hasil kerja peserta tes dipengaruhi oleh penilaian terhadap karakteristik

tertentu. Misalnya kebaikan tulisan, kecakapan mengekspresikan pendapat, kerapian, dll.

Penilaian tidak ajeg bahkan mungkin berbeda-beda antara seorang penilai dengan penilai

lainnya

Pemakaian Soal Bentuk Esai Secara Efektif

Berkaitan dengan kemudahan dalam menyusun soal bentu esai dan keuntungan-keuntungan

untuk menilai kemampuan untuk mengorganisasikan jawaban terhadap suatu pertanyaan, maka tes

bentuk ini tetap dipergunakan. Jika soal bentuk esai akan digunakan, maka guru harus mengenal

prinsip-prinsip tertentu sebagai pedoman.

Kapan soal bentuk Esai dipergunakan?

Soal bentuk esai akan sangat praktis bila kelasnya kecil dan bila waktu mempersiapkan soal

sangat terbatas. Pertimbangan yang lain adalah tersedianya kemudahan untuk memperbanyak soal.

Pertimbangan yang ke tiga, penyusunan soal kurang memerlukan kecakapan khusus penyusun.

Dasar teoritis yang perlu dipertiimbangkan menyangkut fungsi-fungsi yang akan diukur melalui soal

Ismaryati 0818341963 [email protected] 97

Page 98: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

yang diajukan. Soal yang diajukan akan mengukur kemampuan memilih, menghubungkan,

mengorganisasikan, menciptakan pola-pola pokok yang baru, dan mengekspresikan ide-ide. Jika

yang akan diuji adalah penguasaan dan reproduksi fakta, maka soal bentuk esai tidak perlu

dipergunakan karena akan lebih efektif bila menggunakan soal bentuk objektif.

Variasi dalam soal bentuk esai

Siswa seringkali mengalami desakan waktu dalam menjawab soal bentuk esai. Dalam hal ini variasi

bentuk soal perlu digunakan. Variasi yang pertama adalah dengan ujian terbuka atau yang biasa

dikenal dengan istilah open book. Dalam ujian seperti inin siswa dapat menggunakan keterangan-

keterangan dalam bukunya. Dalam hal ini tuntutan terhadap ingatan fakta-fakta dapat dikurangi,

dan kemampuan dalam melokalisasikan, memilih, serta menggunakan fakta-fakta lebih diutamakan.

Variasi ke dua adalah dengan menyediakan waktu yang tidak terbatas. Hal ini mengurangi

kegelisahan siswa yang menyangkut dengan waktu sehingga ujian yang dilakukan merupakan ujian

kekuatan (power test) yang menguji baik di dalam mengorganisasikan maupun didalam

mengekspresikan ide-ide secara tertulis.

Menyusun soal bentuk esai

Kelemahan umum yang terdapat pada soal bentuk esai adalah bahwa soal itu terlalu samar, umum,

dan luas. Hal ini akan menimbulkan kekurangan-kekurangan tertentu, misalnya, waktu banyak

terpakai untuk menjawab satu pertanyaan saja, sehingga soal-soal yang dapat ditanyakan tidak

cukup banyak. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya digunakan soal soal yang tidak menuntut jawaban

panjang.

Memeriksa jawaban soal bentuk esai

Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian adalah:

a. Tetapkan dengan tepat faktor apa yang sebenarnya akan diukur. Jika ada dua hal yang

berbeda yang akan dinilai sebaiknya dinilai terpisah.

b. Sediakan terlebih dahulu contoh jawaban dan tunjuklah pokok-pokok yang diinginkan dan

berapa angka yang diberikan untuk masing-masing pokok tersebut. Hal ini akan memberikan

dasar umum dalam menilai setiap jawaban. Jika contoh jawaban telah disediakan, maka contoh

Ismaryati 0818341963 [email protected] 98

Page 99: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

tersebut perlu dicek dahulu terhadap sejumlah jawaban siswa (sebagai sampel). Jika perlu

contoh yang dibuat dapat diubah searah dengan jawaban siswa pada umumnya. Setelah

disesuaikan dengan memuaskan barulah contoh ini dapat digunakan sebagai ukuran dalam

memberikan angka.

c. Bacalah seluruh jawaban (untuk semua siswa) untuk satu pertanyaan tertentu sebelum

melanjutkan membaca jawaban untuk pertanyaan yang lain. Hal ini akan mengurangi

pertimbangan yang meloncat-loncat yang akan terjadi jika penilai membaca jawaban nomor 1

sampai terakhir kemudian kembali lagi membaca jawaban nomor 1 dari siswa yang lain. Untuk

satu pertanyaan ada baiknya membandingkan jawaban seorang siswa dengan siswa yang lain,

sehingga kesan umum untuk seluruh jawaban tehadap suatu pertanyaan dapat terbentuk.

d. Sedapat mungkin nilailah jawaban tanpa mengingat siapa penjawabnya. Makin tidak

diketahui penjawabnya, makin objektif penilaian yang diberikan.

e. Reliabilita penilaian yang lebih besar dapat diperoleh dengan jalan merata-ratakan angka

yang diberikan oleh beberapa penilai yang bekerja secara terpisah.

Tugas

1. Sebutkan kebaikan dan kelemahan tes bentuk objektif. Jelaskan masing-masing kebaikan dan

kelemahan tersebut.

2. Buatlah 5 soal untuk tipe benar salah, 5 soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, 5 soal

menjodohkan. Gunakan rambu rambu penyusunan masing-masing tipe soal. Buatlah kisi-kisinya

terlebih dahulu. Materi soal tentang Atletik.

3. Sebutkan kebaikan dan kelemahan tes bentuk esai. Jelaskan masing-masing kebaikan dan

kelemahan tersebut.

4. Langkah apa saja yang harus ditempuh untuk mengurangi subjektivitas hasil penilaian? Jelaskan

5. Analisislah soal yang saudara buat pada (no 2). Bagaimana indeks kesukaranny?, daya beda, dan

keberfungsian jawaban?

Ismaryati 0818341963 [email protected] 99

Page 100: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Untuk dapat melakukan evaluasi harus dilakukan terlebih dahulu pengukuran dengan

menggunakan alat yang biasa disebut dengan Tes. Hasil pengukuran dapat menggambarkan

derajat kualitas, kuantitas, dan eksistensi keadaan yang diukur. Namun demikian hasil

pengukuran ini belum memiliki makna sama sekali bila belum dibandingkan dengan suatu

acuan atau bahan pembanding. Proses pembandingan inilah yang biasa kita sebut proses

penilaian. Ada dua pendekatan penilaian yang akan dibahas dalam bab ini, yaitu Penilaian

Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma.

1. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Pada acuan ini hasil belajar setiap siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa

yang lain dalam kelompoknya. Pembanding yang dipakai adalah rata-rata dan simpangan

baku Oleh karena itu, PAN dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan “apa adanya”,

maksudnya adalah bahwa acuan pembandingnya semata-mata diambil dari kenyataan

yang diperoleh (rata-rata dan simpangan baku) pada saat penilaian hasil pengukuran itu

dilakukan dan sama sekali tidak dikaitkan dengan hasil pengukuran lain atau diluar itu.

PAN menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada kurve normal, hasil-hasil

penghitungannya dipakai sebagai acuan penilaian, memiliki sifat relatif sesuai dengan

naik-turunnya rata-rata dan simpangan baku saat itu.

Walaupun penggunaan sistem PAN membiarkan subjek didik berkembang seperti

adanya, namun demikian, guru harus tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran

(TKP) sesuai dengan kompetensi yang dituntut. TKP yang berorientasi pada kompetensi

yang dituntut dipakai sebagai pedoman dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dan juga

sebagai tumpuan dalam menyususun evaluasi.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 100

BAB V

PENDEKATAN PENILAIAN

Page 101: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Dalam penerapan PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan terlebih dahulu.

Pertama, penerapan banyaknya siswa yang akan diluluskan. Ke dua, penetapan batas

lulus. Ada dua cara dalam menetapkan batas lulus, yaitu dengan menetapkan lebih dulu

jumlah yang diluluskan misalnya 75%, kemudian skor terrendah setelah diketemukan

75%. Dan yang ke dua ialah menggunakan rata-rata data statistik yang terdapat dalam

kurve normal dengan menemukan rata-rata dan simpang baku akan diketahui luas

daerah kurve normal atau jumlah anak yang akan diluluskan.

Contoh:

Rentangan Norma Nilai (Grade) Jumlah Teoritis (%)

X + 1.5 SD ke atas A atau 4 6.68

X + 0.5 SD - < X + 1.5 SD B atau 3 24.17

X – 0.5 SD - < X + 0.5 SD C atau 2 38.30

X – 1.5 SD - < X – 0.5 SD D atau 1 24.17

Kurang dari X – 1.5 SD E atau 0 6.68%

Catatan:

X = rata-rata hitung

SD = simpangan baku

2. Penilaian Acuan Patokan

Pada acuan ini, penilaian dilaksanakan harus ditetapkan lebih dahulu patokan yang

akan dipakai sebagai pembanding terhadap semua hasil pengukuran. Petokan di sini

tidak lagi merupakan hasil kelompok seperti pada PAN, tetapi merupakan patokan yang

ditetapkan sebelumnya untuk batas lulus atau dengan kata lain tingkat penguasaan

minimum. Patokan ini bersifat tetap dan dapat juga dipakai oleh kelompok lain.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 101

Page 102: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Siswa yang telah melampaui atau sama dengan kriteria keberhasilan (batas lulus)

dinyatakan lulus atau memenuhi syarat. Apabila prestasi siswa telah diketahui, maka biji

atau skor dibandingkan dengan batas minimal dan akan memperoleh suatu nilai atau

grade. Contoh Bila siswa A memperoleh biji 83 dari soal objektif sejumlah 150, ia akan

mendapat nilai akhir D atau 1, sedangkan siswa B yang memperoleh biji 126 akan

mendapat nilai akhi 3 atau B, (126/150 x 100% = 84% = B atau 3. Cara ini lebih sederhana

jika dibandingkan dengan pendekatan PAN.

Guru tidak lagi menilai seperti apa adanya tetapi berdasar kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan sejak PBM dimulai. Guru yang menggunakan acuan patokan ini dituntut

selalu mengarahkan, membatu, dan membimbing siswanya ke arah penguasaan minimal

sejak dimulai, selama dan sampai PBM itu selesai. Kompetensi yang harus dimiliki

dirumuskan dalam TKP dan ini merupakan arah, petunjuk dan pusat kegiatan dalam

PBM. Tes formatif memiliki peranan yang sangat penting, karena guru akan mengetahui

hasil belajar siswanya. Hasil dari tes formatif ini nantinya tidak hanya menentukan mutu,

tetapi juga banyaknya siswa yang berhasil (lulus). Dalam PAP tidak memerlukan

penghitungan statistik, tetapi hanya didasarkan pada tingkat penguasaan kompetensi

minimal. Dengan menetapkan batas toleransi terhadap fluktuasi prestasi siswa dari kelas

ke kelas dari tahun ke tahun dengan pertimbangan profesionalnya seorang guru dapat

menetapkan batas bawah tingkat prestasi. Contoh:

Rentangan Norma Nilai Akhir

90% - 100% A atau 4

80% - 89% B atau 3

65% - 79% C atau 2

55% - 64% D atau 1

Kurang dari 55% E atau 0

Ismaryati 0818341963 [email protected] 102

Page 103: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, Benyamin S. et al. (1956). Taxonomy of Physical Educationnal Objective: Hand Book I.

Cognitive Domain. Toronto: DavidMcMay Company, Inc.

Gronlound, Norman E. (1974). Improving Marking and Reporting In Classroom Instruction.

New York: McMillan Publishing Co, Inc.

Kirkendall, Don R. el al (1987). Measurement and Evaluation for physycal Educator.

Champaig: Human Kinetisc

Masri Singarimbun, Sofyan Efefendi (editor). (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES

Rusli Lutan, Adang Suherman. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjas. Jakarta: Departemen

Pendidikan.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 103

Page 104: Tugas_MK_B_Is.doc - ppkhb - Pengakuan … · Web viewsiswa mengembangkan minatnya dalam suatu cabang olahraga Ranah psikomotor banyak berhubungan dengan pencapaian kemampuan yang

Suharsimi Arikunto. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi.

Ismaryati 0818341963 [email protected] 104