22
Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada sawah dan karet alam. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering dimusim kemarau. Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara. Pada bulan Januri sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa berminggu-minggu. Pelayanan kesehatan di kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor

Citation preview

Page 1: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada sawah

dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-

anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari air rawa

yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur

tersebut biasanya kering dimusim kemarau.

Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk masak

memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang menggunakan gas

LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Pada bulan Januri sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan

September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa berminggu-

minggu.

Pelayanan kesehatan di kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran yang

ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting sebagai ‘garis

pertama’ melayani orang sakit.

Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas unutk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, mak ini

menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Page 2: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi didesa ini

adalah:

- ISPA

- Gastro intestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan yaitu

tatkala ada hajata perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Dari pihak kabuparen pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang berseumber dari

air sumur enduduk dan haslilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak propinsi pernah juga

melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di

lampiran.

Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri didesa ini ditahun 2009 yaitu

Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu akibat

penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka

kualitas udara didalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang tinggi.

Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang menyebabkan

tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan kades, selain kecelakaan akibat motor,

desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

I. Klarifikasi istilah

Page 3: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

1. Kebutuhan domestic : kebutuhan air yang digunakan pada tempat hunian pribadi

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci dan keperluan

rumah tangga lainnya.

2. Sumur : sumber air yang digali.

3. Air rawa : genangan air yang secara ilmiah terjadi terus-menerus

atau musiman akibat drainase yang terhambat.

4. Briket arang : bahan bakar padat yang terbuat dari pembakaran sampah

organik.

5. Briket batubara : bahan bakar padat yang terbuat dari batubara

dengan campuran tanah liat, tepung tapioca, air, dan natrium dioksida.

6. Kabut asap : kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-

hari dan hitungan bulan.

7. Mantri : pegawai membantu dokter dipelayanan kesehatan

8. Puskesmas pembantu : suatu sarana yang melaksanakan suatu upaya pelayanan

kesehatan kepada masyarakat yang mencakup bagian wilayah kerja puskesmas

disesuaikan dengan keadaan setempat dan merupakan bagian integral dari

puskesmas.

9. Dukun : orang yang memiliki keahlian khusus untuk menolong pasien

secara tradisional baik menggunakan cara rasional maupun irasional.

10. ISPA : penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan seperti

hidung, sinus, laring atau faring.

11. Gastro intestinal dan diare : kelainan atau penyakit pada jalan makanan atau

pencernaan.

12. Malaria : penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit akibat dari

gigitan nyamuk.

13. DHF(DBD) : infeksi yang disebabkan virus dengue.

14. Tuberkulosis : setiap penyakit menular pada manusia dan hewan lain yang

disebabkan oleh spesies mycobacterium ditandai dengan pembentukan tuberkel

dan nekrosis perkijuan.

15. Asthma : serangan dispneu paroksismal berulang disertai mengik

akibat kontraksi spasmodik ronki.

Page 4: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

16. Hipertensi : Tekanan darah yang diatas normal (140/90 mmHg)

17. Keracunan makanan : masuknya zat racun kedalam tubuh dari makanan melalui

saluran pencernaan.

18. Kualitas udara : suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat kebaikan

udara.

19. Kualitas air minum : suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat kebaikan

air minum.

20. Indoor air quality : udara yang berada dalam suatu ruangan yang ditempati

sekelompok manusia dengan tingkatan kesehatan yang berbeda dalam satu jam.

21. PM10 : particular padat/ cair yang ditemukan diudara yang berukuran 150

ng/m3

22. E. Coli : spesies yang merupakan flora normal pada usus manusia dan

hewan lainnya.

II. Identifikasi masalah

1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada

sawah dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu da nada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah.

Anak-anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang

telanjang kaki.

2. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari

air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri,

namun sumur tersebut biasanya kering dimusim kemarau. Dari pihak kabupaten pernah

melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari air sumur penduduk dan

hasilnya diberikan pada lampiran

3. Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk

masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang

menggunakan gas LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Page 5: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan

September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa

berminggu-minggu. Dari pihak propinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas

udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di lampiran. Ada hal menarik

yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri didesa ini ditahun 2009 yaitu Penelitian tentang

Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu akibat penggunaan

bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka kualitas

udara didalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang tinggi

4. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan puskesmas ada dikota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran

yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting

sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

5. Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, mak

ini menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi

didesa ini adalah:

- ISPA

- Gastro intestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

6. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan

yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Page 6: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

7. Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan

narkoba.

III. Analisis Masalah1.Kondisi penduduk1. Apa saja resiko kesehatan yg timbul dari kondisi penduduk desa 1,2,3

Terletak di pinggir jalan

Jawab:

Letak desa di tepi jalan raya dan meningkatnya kendaraan roda dua meningkatkan

polusi udara dimana hasilnya sebagai berikut :

Peningkatan SO2 gangguan fungsi paru dan pernapasan, iritasi mata, iritasi saluran napas, asma, bronchitis kronis, dan gangguan vaskularisasi.

Peningkatan CO menyebabkan anoksia jaringan, gangguan SSP, dan kematian. Peningkatan NOx gangguan sistem respirasi, bronkopneumonia, edema paru,

sianosis, dan methemoglobinemia. Peningkatan TSP pneumonia, gangguan sistem pernapasan, iritasi mata, alergi,

dan bronchitis kronis. Peningkatan Pb gangguan SSP, sel darah, ginjal dan kematian.

Pada kasus ini, mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan.

Hal ini berpengaruh pada tingkat pendapatan penduduk, pendapatan penduduk di desa

ini bervariasi karena tidak semua petani adalah pemilik lahan atau sawah, sebagian

bekerja sebagai petani yang menggarap sawah atau lahan milik orang lain yang tentu

saja penghasilannya tidak besar. Sama halnya dengan pertukangan, yang sebagian besar

dari mereka hanya bekerja sebagai pelaksana di toko atau usaha pertukangan orang lain,

yang notabene jenis pekerjaannya serabutan maka tingkat pendapatannyapun tak

menentu.

Tingkat pendapatan mempengaruhi daya beli seseorang, ketika pendapatan seseorang

itu tergolong rendah maka taraf hidup orang tersebut juga masih rendah. Hal tersebut

termasuk juga dalam pembelian kebutuhan makan dan kebutuhan pokok lainnya,

Page 7: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

seperti pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan lain

yang bisa mensejahterakan keluarga itu sendiri juga masih sangat rendah.

Rendahnya kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan menyebabkan defisiensi zat

gizi tertentu, Selain itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sandang pangan dan

papan juga dapat menyebabkan kurangnya higenitas, sanitasi, dan ventilasi udara suatu

keluarga.

Selain itu, bila ditinjau dari sisi lain, untuk mata pencaharian karet alam, apabila tempat

pengumpulan karet berada di dekat pemukiman warga maka dapat menyebabkan polusi

udara karena baunya dan mengundang banyak lalat sehingga dapat mempengaruhi

kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Kondisi tempat tinggal (banyak yang telanjang kaki dengan kondisi lantai dari tanah)

Jawab:

- Rumah berlantai tanah mempunyai kelembaban udara tinggi yang meningkatkan

perkembangbiakan mikroba.

- Kebiasaan berjalan tanpa alas kaki dengan kondisi lantai dari tanah dapat

meningkatkan risiko kecacingan dan cedera kaki khususnya pada anak-anak.

2. Bagaimana kondisi rumah yang ideal 4,5,6

3. Bagaimana penyuluhan untuk masyarakat didesa 7,8,9

4. Apa saja langkah yg harus dilakukan puskesmas utk mengatasi permasalahan ini

10,11,12

2.sumber air

1.apakah standar baku untuk menentukan kualitas air di suatu daerah 1,3,5

Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif.

Hasil Pengujian Kualitas Air Minum

Page 8: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Parameter Hasil Uji Kadar maksimum

yang diperbolehkan

Interpretasi

Parameter Mikrobiologi

E. Coli 2000 / 100 cc 0 / 100 cc sampel Melebihi ambang batas/

kontaminasi

Total Coliform 1000 / 100 cc 0 / 100 cc sampel Melebihi ambang batas /

kontaminasi

Kimia an-organik

Arsen 0,05 mg / L 0,01 mg / L Melebihi ambang batas /

kontaminasi

Fluorida 1,4 mg / L 1,5 mg / L Normal

Total Kromium 0,03 mg / L 0,05 mg / L Normal

Kadmium 0,001 mg / L 0,003 mg / L Normal

Nitrit 2 mg / L 3 mg / L Normal

Nitrat 25 mg / L 50 mg / L Normal

Sianida 0,07 mg / L 0,07 mg / L Normal, namun dalam

ambang batas maksimum

Selenium 0,01 mg / L 0,01 mg / L Normal, namun dalam

ambang batas maksimum

Pada skenario dijelaskan bahwa sumber air domestic ( makan, minum, masak, mencuci

dan kebutuhan rumah tangga lainnya ) berasal dari sungai ogan dan juga dari air rawa

yang berasal dari sawah di sekitar desa.

Sungai dan juga rawa merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber baku penggunaan air bersih. Pada umumnya air permukaan telah

terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga

memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Kontaminan dapat berasal dari buangan

domestik, buangan industri dan limbah pertanian.

Air rawa, juga mempunyai resiko pencemaran yang tinggi apalagi diskenario

dijelaskan bahwa rawa cenderung menjadi tempat yang “ideal” untuk membuang

sampah. Sehingga, air rawa dan sungai pada desa ini telah mengalami pencemaran ,

dimana pada pengujian kualitas air minum di sumur warga didapatkan hasil :

Page 9: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Kadar E. Coli dan Total Coliform yang melebihi nilai ambang batas. Coliform

total kemungkinan berasal dari lingkungan ,sedangkan E.coli terindikasi kuat

akibat pencemaran tinja. Kadar E.coli dan Total coliform ini meningkatkan

resiko untuk terjadinya gangguan gastrointestinal, demam tinggi, diare, dll.

Beberapa kategori E. Coli yang bersifat beracun , dan dapat menyebabkan diare.

Ada beberpa strain E. Coli yang bersifat enterotoxigenic (ETEC),

enteropathogenic (EPEC), enterohemorrhagic (EHEC), dan enteroinvasive

(Levine, 1987). E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang lambung

(gastroenteristis) dan diare yang hebat disertai dengan kram perut dan muntah-

muntah (Harris, 1986). Kira-kira 2% - 8 % dari E. Coli yang terdapat di dalam

air bersifat enteropathogenic yang dapat menyebabkan diare. Air dan makanan

merupakan faktor penularan atau penyebaran dari E. Coli tersebut. Dosis

infeksi dari E. Coli jenis ini relatif tinggi yakni berkiasar antara 106- 109

organisme.

Arsen yang melebihi batas maksimum menyebabkan risiko penyakit GIT /

keracunan saluran pencernaan, kardiorespirasi, dan sistem saraf.

Paparan akut

Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.

Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri

perut, diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial).

Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya

peredaran darah.Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid

masuk ke dalam tubuh.

Paparan kronis

Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral

neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks,

anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis

telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis.

Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum oleh

WHO adalah kurang dari 10 ppb.Selain karena arsenik menjadi bahan

pestisida yang dipakai untuk menyemprot sayur dan buah, arsenik juga

Page 10: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

berpotensi mencemari perairan.Arsenik yang ditemukan di air adalah

arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III (H3AsO3).

Kadar sianida dan selenium berada di ambang batas juga dapat membahayakan

kesehatan masyarakat.

Sianida:

Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun.

Didalam tubuh akan menghambat pernafasan jaringan, sehingga terjadi

asphyxia, orang merasa akan tercekik dan cepat diikuti oleh kematian.

Keracuanan kronis menimbulkan malaise, dan iritasi. Sianida ini

didapatkan secara alami di berbagai tumbuhan. Apabila ada didalam air

minum, maka untuk menghilangkan nya diperlukan pengolahan khusus.

Selenium:

Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala GI seperti muntah dam

diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gejala gangguan

susunan urat syaraf seperti hilang nya reflex-reflex, iritasi cerebral,

konvulsi, dan dapat juga menyebabkan kematian. Se merupakan racun

sistemik, dan mungkin juga bersifat karsinogenik.

2.bagaimana kualitas air d desa ini 2,4,6

3.resiko yg ditimbulkan oleh sumber air 7,9,11

4.bagaimana penyuluhan ttg sumber air di desa ini 8,10,12

5.langkah apa yg harus dilakukan puskesmas 1,4,7

Upaya promosi kesehatan : Pembentukan kader sanitarian berkoordinasi dengan Puskesmas pembantu. Mengadakan penyuluhan mengenai air bersih, bagaimana kriteria sumber air bersih, bagaimana cara memilih sumber air yang tepat. Masyarakat diberi larangan membuang hajat dan sampah pada sumber air desa.

Upaya kesehatan lingkungan: mengupayakan pengukuran kualitas sumber air baku secara berkala minimal 2 kali dalam 1 tahun. Untuk sumber air minum, pengukuran sebaiknya dilakukan 1 bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan parameter fisik serta 6 bulan sekali untuk parameter kimia wajib dan kimia tambahan. Hasil pengukuran dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan dan

Page 11: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

kemudian dilaporkan oleh Dinkes Kabupaten/Kota kepada Dinas Kesehatan Provinsi setiap 6 bulan.

Berkoordinasi aktif dan secara berkala melakukan kunjungan dan inspeksi ke Puskesmas Pembantu(Pustu) yang ada di desa Mjt untuk mendata dan mengevaluasi bagaimana upaya manajemen kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas pembantu tersebut.

6.apa yg harus dilakukan dinkes dan pemda2,5,8

3.kualitas udara

1.bagaimana standar baku untuk menentukn kualitas udara di suatu daerah

berdasarkan menkes 3,6,9

2.bagaimana kualitas udara di desa ini10,11,12

3.resiko yg ditimbulkan oleh udara pada desa ini123

Berdasarkan data diatas, kandungan udara di desa ini yang tidak memenuhi standar baku mutu udara ambien adalah :

SO2 (24 jam : 500 ug/m3),

CO (24 jam: 30.000ug/m3),

NOx (24 jam: 200ug/m3),

Total suspended particulate (24 jam: 500ug/m3), dan

Pb (24 jam: 5ug/m3).

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, pencemaran oleh SO2 terletak pada indeks 100 – 199 (kategori tidak sehat). Dampak dari pencemaran SO2 pada level ini adalah adanya bau dan meningkatnya kerusakan pada beberapa tanaman.

Karbon monoksida (CO) akan berikatan dengan hemoglobin dan dapat mengganggu oksigenasi tubuh sehingga orang merasa lemas, susah berkonsentrasi, dan mengantuk. Pada kadar yang lebih tinggi lagi, karbon monoksida dapat mengakibatkan kematian. Efek dari pencemaran udara oleh NOx adalah ganguan pada saluran pernapasan dan paru sehingga masyarakat lebih rentan mengalami infeksi saluran napas. Debu dapat mengakibatkan iritasi pada saluran napas dan meningkatkan resiko untuk mengalami asthma atau serangan asthma pada pajanan berulang untuk jangka waktu yang lama.

Page 12: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Secara spesifik akibat kualitas udara yang tidak baik yaitu :1) SO2 dapat memengaruhi sistem pernapasan dan gangguan fungsi paru,

menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lendir, memicu asma dan bronkhitis kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit kepala.

2) CO memiliki efek toksik yang dapat menyebabkan kegagalan transportasi O2 ke jaringan dan mengakibatkan anoksia jaringan, gangguan sistem syaraf pusat (kehilangan sensitifitas ujung jari, penurunan daya ingat, pertumbuhan mental buruk terutama pada balita, berat badan bayi lahir rendah, kematian janin dan gangguan kardiovaskular). Gejala yang muncul akibat keracunan gas CO, antara lain pusing, mual, gelisah, sesak napas, sakit dada, bingung, pucat, tidak sadar, kegagalan pernapasan dan kematian.

3) NOx dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan seperti lemas, batuk, sesak napas, bronchopneumonia, edema paru, sianosis, dan methemoglobinemia.

4) TSP dapat menyebabkan pneumonia, gangguan sistem pernapsan, iritasi mata, alergi, bronkhitis kronis.

5) Pb dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal. Dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan konvulsi/kejang, koma, bahkan kematian. Pajanan pada anak-anak atau janindapat lebih parah karena menyebabkan pertumbuhan terhambat, penurunan kecerdasan, mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku

4.penyuluhan tentang udara yang bak4,5,6

5.langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan puskesmas 7,8,9

6.nasihat dinkes dan pemda untuk udara di desa ini 10,11,12

7.apa pelatihan khusus untuk masyarakat didesa ini1,12,3

Pelatihan khusus yang direkomendasikan adalah pelatihan pemasangan, pemeriksaan, dan penggunaan kompor gas LPG (Pemda).

4.petugas kesehatan

1.standar baku untuk pelayanan masyarakat di suatu desa berdasarkan menkes2,11,4

2.apa saja resio kesehtan dari petugas kesehatan yg tidak memadai5,10,6

3.bagaimana penyuluha yg di berikan ke masyarakat7,8,9

4.apa saja langkah puskesmas untuk mengatasi permaslahan ini 1,5,9

Page 13: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan Puskesmas untuk megatasi permasalahan jumlah tenaga kesehatan di Desa Mjt. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan yang telah ada. Memberikan usulan kepada pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan untuk

menambah jumlah tenaga kerja Puskesmas. Memberikan penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai praktik tenaga

kesehatan dan perizinannya. Melakukan usaha promotif dan preventif kesehatan. Berkoordinasi aktif dan secara berkala melakukan kunjungan dan inspeksi ke

Puskesmas Pembantu(Pustu) yang ada di desa Mjt untuk mendata dan mengevaluasi bagaimana upaya manajemen kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas pembantu tersebut.

5.bagaimana nasihat utk pertimbangan dinkes dan pemda setempat2,6,10

6.pelatihan khusus untuk masyarkat3,7,11

5.pengelolaan sampah

1.bagaimana pengolahan sampah yg ideal pda suatu daerah1,4,12

2.apa saja resiko yg timbul dari kondisi pengolahan sampah di desa ini 123

3.bagaimana penyuluhan utk msyarakat ini 456

4.langkah yg harus dlakukan puskesmas789

5.nasihat utk pertimbangan dnkes dan pemda setempat 10,11,12

6.rekomendasi pelatihan khusus1,3,5

6keracuanan makanan

1.apa saja faktor resiko keracunan makanan2,4,6

2.bagaimana penyuluhan kepada masyarakat 7,11,10

3.langkah apa saja yg haru dilakukan puskesmas 8,12,9

4.nasihat utk pertimabngan dinkes dan pemda setempat 12,1,2

5.rekomendasi pelatihan khusus 3,4,5

7.kebiasaan masyarakat

1.apa saja resiko keehtan yg ditimbulkan dari kebiasaan masyarakat ini 6,,7,8

2.penyuluhan kepada masyarakat 9,10,11

Page 14: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

3.langkah puskesmas 10,5,1,8

1) Tentang Kecelakaan Lalu Lintas: Menyosialisasikan bahaya kecelakaan lalu lintas Mengadakan pelatihan penanganan kegawatdaruratan medis

2) Tentang NAPZA: Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyalahgunaan melalui upaya

promotif dan preventif- Responsiveness, effectiveness, appropriateness, efficiency, accessibility,

safety, continuity, capability, sustainability- Meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat melalui kegiatan

penyuluhan dan pendidikan kesehatan Memberikan pelayanan terapi terintegrasi Melatih kader penyuluh anti NAPZA dan kader yang mengobatinya

4.nasihat utk pertimabangan dinkes dan pemda setempat11,6,2,9

5.rekomendasi pelatihan khusus12,7,3,4

Hipotesis :

Desa Mrjt beresiko tinggi menglami masalah kesehatan lingkungan

LI: kesehatan lingkungan

1.kualitas udara di luar dan didalam

2.kualitas perumahan

3.sanitasi air

4.kualitas energy

5.kualitas udara indoor ruangan

6.sarana kesehatan

7.pengelolahan sampah

8.keracunan makanan

9.perilaku

KERJAKAN SEMUA

Page 15: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

1.BIMA

GEORGE

HATINA

RAMZI

INTAN

INDRI

WAWAN

PUTRI

AAP

GUFRON

WIRA

IVAN

KUMPUL SELASA JAM 7 MALAM KE : [email protected]