UAS amerika

  • Upload
    jsyafii

  • View
    270

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Nama Nim Jurusan

: Muhammad Syafii : 0905113881 : Pendidikan sejarah

Mata kuliah : Sejarah indonesia V

1. Faktor yang sangat menentukan kemunculan manusia di amerika. Faktor yang paling sangat menentukan kemunculan Manusia di amerika adalah laut Bering yang membeku yang menjadi penghubung antar benua asia dan amerika. Pada puncak Zaman es, antara tahun 34.000 sampai 30.000 Sm, sebagian besar air di permukaan bumi terkunci dalam lapisan es seluas benua. Akibatnya, kedalaman Laut Bering berada ratusan meter di bawah permukaan yang sekarang dan jembatan tanah antar benua yang dikenal sebagai Beringia, muncul di antara Asia dan Amerika Utara. Pada puncaknya, lebar Beringia diperkirakan mencapai 1.500 kilometer. Tundra lembab dan tidak berpohon itu tertutup rumput serta tana-man, menarik binatang-binatang besar yang diburu oleh manusia awal dalam mempertahankan hidup.

Manusia pertama yang mencapai Amerika Utara hampir pasti tidak sadar mereka telah menyeberang ke benua baru. mereka mengikuti makhluk buruan mereka, seperti yang dilakukan leluhur mereka selama ribuan tahun, di sepanjang pantai Siberia kemudian melewati jembatan tanah antarbenua.Begitu tiba di

Alaska, mereka membutuhkan ribuan tahun lagi untuk membuka jalur melewati glasier luas ke selatan, tempat yang kini disebut sebagai Amerika Serikat. Bukti kehidupan awal di Amerika Utara terus ditemukan. Namun hanya sedikit di antaranya yang dapat dipastikan berusia 12.000 Sm penemuan tempat berburu baru-baru ini di utara Alaska mungkin berasal dari masa sekitar itu. Begitu pula kemungkinan usia mata tombak yang dibuat dengan sangat bagus serta beberapa barang yang ditemukan di dekat Clovis, New mexico. Artefak serupa ditemukan di berbagai situs di utara dan selatan Amerika, menandakan kehidupan mungkin sudah mapan di sebagian besar wilayah Barat pada beberapa waktu sebelum tahun 10.000 Sm.

2. Tiga gelombang Migrasi amerika. Gelombang pertama dimulai pada apa yang sekarang disebut Amerika Serikat dengan kolonis dimulai pada awal 1600-an dan mencapai puncaknya sesaat sebelum Perang Revolusi pecah pada 1775. Aliran utama kedua dari imigran dimulai pada 1820 dan berlangsung sampai pada tahun 1870-an. Gelombang terbesar jumlah migrasi bangsa eropa ke amerika berlangsung dari tahun 1880 ke tahun 1920-an. Sebuah gelombang keempat dan terus mulai pada tahun 1965 karena perubahan dalam imigrasi AS. Selama gelombang pertama sebagian besar koloni awal yang menetap di apa yang sekarang Amerika Serikat datangkan dari Inggris.

Gelombang kedua berlangsung sekitar 1820-1870. Hampir 7 juta pendatang baru memasuki Amerika Serikat. Hampir semua dari mereka datang dari utara dan barat Eropa. Sekitar sepertiga orang Irlandia, banyak dari mereka mencari penghidupan pelarian di amerika dari kelaparan akibat gagal panen kentang yang melanda Irlandia pada pertengahan 1840 itu. Hampir sepertiga orang Jerman juga ikut dalam migrasi gelombang kedua ini.

Gelombang ketiga 1881-1920. Hampir 23 juta imigran datang ke Amerika Serikat dari hampir setiap wilayah di dunia. Sampai tahun 1880 itu, pendatang baru sebagian besar masih berasal dari utara dan barat Eropa. Mereka kemudian disebut imigran tua. Dimulai pada tahun 1890-an, mayoritas pendatang adalah imigran baru, orang-orang ini dari selatan dan timur Eropa.

Pada tahun 1965, perubahan keempat amandemen, Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan menyetujui kuota jumlah imigran berdasarkan kebangsaan. Perubahan disediakan untuk kuota tahunan dengan dasar kuota

standar 170.000 imigran dari belahan bumi Timur dan 120.000 dari belahan bumi Barat. Pemerintah AS juga mendirikan sistem preferensi untuk penerbitan visa yang mana sangat disukai keluarga warga AS dan asing baik penduduk tetapmaupun tidak tetap, serta orang-orang dengan keterampilan khusus. Istri, suami, orang tua, dan anak-anak kecil warga AS juga bisa masuk tanpa dihitung sebagai bagian dari kuota visa ini. Pada tahun 1978, Kongres menggantikan kuota terpisah untuk imigran dari belahan Timur dan Barat dengan kuota tunggal dunia tahunan 290.000 imigran.

3. Kondisi geografis amerika Dan pengaruhnya terhadap perekonomian dan karakter masayarakat. Amerika Serikat ialah negara terbesar ke-3 di dunia. Keadaan geografisnya amat bermacam-macam diantaranya : Letak dan Luas . Letak Benua Amerika: 35 BB- 170BB dan 83 LU- 55 LS Luas Benua Amerika : 42.188.000 km/segi Batas-Batas Benua Amerika: Sebelah Utara : Laut Arktik dan Pulau Greenland Sebelah Timur : Samudra Atlantik Sebelah Selatan: Samudra Pasifik Selatan Sebelah Barat : Selat Bering, Samudra Pasifik. Keadan Alam.

a. Pegunungan :

Bagian barat : Pegunungan Rocky, Pegunungan Sierra Nevada, dan pegunungan Andes.

Bagian timur : Pegunungan Appalachi dan Pegunungan Alleghany.

b. Dataran Tinggi :

Bagian Utara : Dataran Tinggi Labrador

Bagian Selatan : Dataran Tinggi Brazil

Bagian Timur : Dataran Tinggi Venezuela.

c. Sungai

Sungai Misouri, Sungai ohio, Sungai Tennese, Sungai Missisipi, dan Sungai Amazon.

d. Danau

Danau Ontario, Danau Fire, Danau Michigan, dan Danau Superior.

e. Iklim

Iklim Sedang : Sebagian besar Amerika Utara dan Bagian Selatan Amerika Selatan.

Iklim Gurun : Sekitar Pegunungan Rocky, Pegunungan Andes, dan Plato Colorado.

Iklim Dingin : Kanada dan Alaska

Iklim Tropis : Meksiko seluruh bagian tengah Benua Amerika, dan Besar Amerika Selatan.

Oleh Karena keadaan geografis amerika yang hampir didominasi oleh pegunungan dan Dataran tinggi membuat Mayoritas Perekonomian Amerika Didominasi Oleh Pertanian di antara lainnya, jagung, gandum, gula dan tembakau. Keadaan Geografis amerika ini juga membbuat banyak imigran dari

belahan dunia Lainnya tertarik untuk memperoleh keberuntungan darinya sehingga membuat karakteristik masayarakatnya yang multikultural dan memiliki etos kerja tinggi karena Sekitar 3/4 of penduduk AS bekerja di industri jasa.

4. Proses Kemerdekaan Amerika. Perkembangan penduduk di daerah-daerah koloni Inggris di Amerika sangat pesat. Jika pada tahun 1700 populasi penduduknya tercatat hanya 200.000 jiwa maka pada tahun 1770 telah meningkat tajam menjadi 2.5 juta jiwa. Bagi pemerintah Inggris, Amerika adalah sumber keuntungan yang besar. Oleh karena itu, parlemen Inggris mengesahkan berbagai undang-undang pelayaran yang isinya, antara lain segala pengangkutan barang-barang dari negara-negara kolonial ke Inggris atau sebaliknya hanya boleh dilakukan dengan menggunakan kapal Inggris. Undangundang yang lain menyebutkan bahwa kaum penetap di daerah kolonial hanya diperbolehkan melakukan transaksi dagang dengan Inggris dan melarang mereka berdagang dengan negara lain. Tujuan dari semua undang-undang tersebut adalah agar para pengusaha Inggris tidak tersaingi oleh para pengusaha yang menetap di Amerika. Tentu saja peraturan tersebut sangat merugikan mereka, akibatnya mereka selalu berusaha untuk menghindari atau bahkan melanggar. Kejengkelan para penetap Amerika diperparah oleh sikap pemerintah Inggris yang lemah dalam menghadapi penyelundupan dan perdagangan gelap yang sangat marak di daerah koloni Amerika Utara. Perang selama tujuh tahun untuk melindungi daerah kolonial dari serangan bangsa Perancis di Kanada telah menyedot dana yang besar. Guna menutup biaya tersebut, pemerintah Inggris memutuskan untuk memanfaatkan sumber-sumber

keuangan yang berasal dari daerah koloni. Pemerintah Inggris memutuskan memberantas penyelundupan dan perdagangan gelap yang marak terjadi di Amerika Utara serta memberlakukan bea masuk dan pajak-pajak baru pada tahun 1764. Peraturan yang mengekang dan ditambah lagi dengan kebijakan baru tersebut telah menimbulkan reaksi keras dari kaum pengusaha yang menetap di Amerika. Pemerintah Inggris tidak bisa begitu saja mengambil keputusan di London tanpa adanya persetujuan dari wakil pemerintah Kolonial Amerika. Dengan mengangkat slogan No taxation without representation yang berarti Tiada pembebanan pajak tanpa perwakilan. Bagi mereka, keputusan raja Inggris dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak serta kebebasannya. Akhirnya, rasa percaya diri kaum penetap tumbuh setelah ancaman dari bangsa Perancis semakin tidak dirasakan. Sementara itu, di Inggris sendiri keputusan Raja George III tersebut menimbulkan tanggapan yang pro dan kontra dari para politisi. Mereka yang pro-raja berargumen bahwa tujuan hasil penarikan pajak adalah untuk anggaran pertahanan dan keamanan dalam upaya melindungi kolonial Amerika dari serangan bangsa Perancis. Sementara itu, pihak yang kontra yang didukung oleh politisi ternama seperti Wilkes dan Chatham, menentang keputusan raja dengan alasan demi keutuhan kerajaan Inggris. Solusi mereka adalah dengan memberikan konsesi-konsesi kepada kaum penetap Amerika. Namun, setelah perang tidak dapat terhindarkan, seluruh rakyat Inggris akhirnya mendukung keputusan raja meskipun tidak sepenuh hati karena menurut mereka ini adalah perang saudara. Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk menggunakan tentara sewaan dari Jerman untuk dikirim ke Amerika.

Pada 1773, sekelompok pendatang Inggris melakukan reaksi dengan memboikot pemberlakuan pajak tersebut dengan membuang muatan hasil panen teh ke laut di Pelabuhan Boston daripada harus membayar pajak. Peristiwa tersebut, kemudian lebih dikenal dengan The Boston Teaparty. Aksi ini memicu kemarahan pemerintah Inggris dan kemudian menutup pelabuhan Boston. Sebaliknya, kaum penetap memutuskan untuk mengawasi dan mencegah masuknya barang-barang dari Inggris ke Amerika sampai pelabuhan Boston dibuka kembali. Pemerintah Inggris menganggap bahwa aksi tersebut sebagai pemberontakan dan memutuskan untuk menyelesaikan dengan kekuatan pasukan perang. Bagi kaum penetap peristiwa ini kemudian dianggap sebagai tonggak Perjuangan Kemerdekaan Amerika. Sedangkan puncak perjuangan mereka adalah ketika Kongres Kontinental yang mewakili ketiga belas koloni Amerika Utara bersidang di Philadelphia dan mendeklarasikan kemerdekaan ke-13 koloni tersebut dengan nama The United State of America (Amerika Serikat) pada tahun 1776. Pernyataan merdeka ini menyebabkan kemarahan besar pemerintahan Inggris dan mereka tidak mengakui keputusan tersebut. Akhirnya, pemerintah Inggris mengirimkan pasukan perang untuk menggempur Amerika Serikat. Pada awal-awal pertempuran, rasa pesimis muncul pada para pejuang pendiri Amerika Serikat karena para milisi Amerika tidak memiliki pengalaman berperang yang sebanding dengan angkatan Laut Inggris. Ditambah lagi, mereka tidak memiliki disiplin perang yang sebenarnya. Kekhawatiran lain yang muncul adalah ancaman dari kaum loyalis atau tories yang masih setia kepada pemerintah kerajaan Inggris. Dalam situasi dan

kondisi yang kritis, munculah nama George Washington seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam bidang militer dan politik. Rasa pesimistis tentara Amerika Serikat mulai sirna ketika mereka mampu mengalahkan angkatan perang Inggris di Saratoga. Kemenangan tersebut menjadi titik balik bagi kebangkitan perjuangan mereka. Kemenangan tersebut dimanfaatkan oleh negara-negara yang pernah dikalahkan oleh Inggris untuk membalas dendam mereka. Dimulai dari Perancis yang memang sejak semula telah bersimpati kepada perjuangan tentara Amerika, kemudian diikuti oleh Spanyol dan Belanda. Momen tersebut juga disambut gembira oleh negara-negara Eropa lainnya karena tidak senang dengan arogansi pemerintah Inggris yang mengizinkan Angkatan Lautnya melakukan operasi terhadap semua kapal-kapal di lautan bebas. Tekanan rupanya juga datang dari dalam negeri Inggris sendiri. Pada tahun 1782 parlemen setuju untuk mengurangi kekuasaan raja dengan mendesak raja untuk membubarkan kabinetnya. Selanjutnya, mereka mendesak agar pemerintah segera mengadakan perjanjian damai dengan Amerika sehingga hubungan yang baik tetap terjalin. Sedangkan tujuan yang lebih penting adalah mengurangi pengaruh Perancis terhadap Amerika. Inggris pun akhirnya menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 1783 yang isinya adalah mengakui kemerdekaan Amerika Serikat.

5. Konflik pasca kemerdekaan. Konflik amerika pasca kemerdekaan yang paling mencuat dan sering dikenang oleh warga AS adalah Konflik Dengan mexico dan Perang sipil . Perang Mexico city . Perang Meksiko-Amerika adalah konflik bersenjata antara Amerika Serikat dengan Meksiko dari tahun 1846 hingga tahun 1848. Perang ini diakibatkan oleh sengketa wilayah.Selain melancarkan blokade laut, tentara Amerika Serikat menyerang dan menaklukan New Mexico, California, dan sebagian Meksiko utara. Tentara AS juga menguasai Ciudad de Mexico dan memaksa Meksiko agar setuju menjual wilayah-wilayah utaranya kepada Amerika Serikat. Maka ditandatanganilah Perjanjian Guadalupe Hidalgo yang mengakhiri perang pada tahun 1848. Perjanjian itu memaksa Meksiko menyerahkan California, Nevada, Utah, New Mexico, sebagian besar Arizona dan Colorado, dan sebagian Texas, Oklahoma, Kansas, dan Wyoming, kepada Amerika Serikat. Sebagai gantinya, Meksiko menerima $18.250.000 dari AS. Perang Sipil Amerika. Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan Selatan kurang saling menyukai karena berbagai perbedaan, seperti :

Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan agraris.

Negara bagian Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan memerlukan budak. Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-buku seperti Uncle Toms Cabin yang menyatakan bahwa perbudakan itu salah.

Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai Demokrat.

Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.

Pejabat-pejabat

pemerintahan

berusaha

membuat

perjanjian

untuk

menghentikan perang. Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan perpecahan. Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di Kansas karena masalah perbudakan. Peristiwa ini disebut "Kansas Berdarah". Pada tahun 1859, John Brown mengambil alih sebuah kota di Virginia untuk menunjukan bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba mengajak budakbudak melawan pemiliknya. Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1860. Setelah itu, sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara Amerika antara Utara dengan Selatan. Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi memiliki lebih sedikit jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik senjata. Pada awal perang, jenderal-jenderal Konfederasi seperti Robert E. Lee dan Stonewall Jackson memenangkan pertempuran melawan jenderal-jenderal Utara seperti George B. McClellan dan Ambrose Burnside. Pada pertengahan perang, Lincoln mengumandangkan Proklamasi Emansipasi yang akan membebaskan semua budak di Konfederasi, dan memperbolehkan orang kulit hitam bertempur dalam angkatan bersenjata Utara. Alur perang mulai memihak pada Utara setelah pertempuran Gettysburg tahun 1863. Pada tahun 1865, jenderal Ulysses S. Grant

telah merebut ibukota Konfederasi di Richmond, Virginia, dan memaksa jenderal Lee untuk menyerah.

6. Yahudi di Amerika. Fakta yang menarik adalah hampir separuh dari seluruh populasi yahudi diseluruh dunia tinggal di Amerika. Menurut sejarah bangsa Yahudi sudah lama tinggal di Amerika dan mulai berkembang sejak tahun 1830 dan jumlah kaum Yahudi di Amerika semakin meningkat ketika terjadi perang dunia II karena sebagian besar warga Yahudi memilih imigrasi ke Amerika. Cristoforo Colombo (nama asli Christopher Columbus) Penemu Amerika sendiri merupakan anggota ordo knight of Christ, pecahan dari knight Templar yang dibasmi secara kejam oleh raja Philip le Bell dan Paus Clement V pada hari jumat 13 oktober tahun 1307. knight Templar kemudian terpecah menjadi beberapa ordo, beberapa diantaranya adalah knight of Teutonic (Adolf Hitler merupakan anggota ordo ini) di Jerman, knight of Malta di Malta dan knight of Christ di Italia. Pecahan knight Templar ini juga memiliki tujuan untuk menemukan suatu tanah baru yang terbebas dari pengaruh gereja katolik yang telah menguasai seluruh eropa pada masa itu. Sejak awal, kalangan Yahudi melihat Amerika bak sebuah tanah yang penuh buah dan merupakan tanah yang dijanjikan yang bebas dari tekanan katolik Roma yang dikomandoi oleh Paus, terlebih lagi mereka diusir dari spanyol sehingga semakin memicu para Yahudi untuk migrasi ke tanah baru. Peranan Yahudi dalam pembentukan (founding) Amerika dimulai sejak awal

penemuannya, jadi tidak aneh bila sekarang Amerika sangat mendukung Israel/

Yahudi dalam menjalankan politik luar negerinya, karena pada dasarnya Amerika sendiri didirikan dan dikuasai oleh para Yahudi sejak awal berdirinya, bahkan orang-orang penting yahudi merupakan inisiator ekspedisi penemuan benua baru ini. Sejak agresi dan ekspansi inilah kaum Yahudi mulai menetap di benua Amerika. Kaum Yahudi ini tidak saja hanya mendiami Kuba, Brazil juga merupakan daerah favorit kaum Yahudi Eropa untuk dijadikan tempat tinggal. Saat meletus peperangan antara Brazil dan Belanda, kaum Yahudi Eropa yang telah menetap di Brazil merasa tidak aman dan memilih untuk mengungsi ke sebuah koloni belanda di Amerika Utara yang dinamakan Nieuw Amsterdam. Gubernur Jenderal Nieuw Amsterdam saat itu Peter Stuyvessant mencium gelagat tidak baik dari eksodus orang-orang Yahudi tersebut dan berusaha meminimalisir jumlah mereka di koloninya. Namun dengan pengaruh pemodal Yahudi di Eropa yang menyokong bantuan dana Belanda di masa peperangan akhirnya kaum Yahudi pun bebas masuk ke koloni ini. Walau begitu Peter Stuyvessant tetap membatasi peranan kaum Yahudi ini di koloninya dengan membuat peraturan seperti Yahudi tidak boleh menjadi ambtenaar (pegawai pemerintahan) dan juga dilarang membuka retail dan menjual komoditas tertentu. Ternyata pembatasan ini justru membuat Kaum Yahudi ini menjadi kreatif untuk menghasilkan uang. Salah satunya dengan menjual pakaian bekas dan membuat pakaian yang kuat serta murah meriah yang terbuat dari bahan terpal, bahan layar kapal yang sekarang ini dikenal dengan nama jeans atau blue jeans. Pakaian ini dikembangkan oleh seorang Yahudi bernama Levi Strauss.

7. Perang dunia 1 dan 2. Perang Dunia 1. Amerika Serikat awalnya tidak ingin terlibat dalam Perang Dunia I. Akan tetapi, karena: Ditenggelamkannya kapal RMS Lusitania oleh torpedo Jerman pada 7 Mei 1915. Terungkapnya Telegram Zimmermann, pesan Jerman kepada Meksiko yang mengajak untuk bersama-sama menyerang AS. Amerika menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917. AS membantu Sekutu, dan perang berakhir setahun kemudian dengan kekalahan Blok Sentral. Seusai perang, Woodrow Wilson mencoba mendirikan Liga BangsaBangsa, akan tetapi Amerika Serikat tidak bergabung karena kaum isolasionis di AS menolak traktat perjanjian. Setelah Perang Dunia I, sebuah pandemi flu mewabah, dan menewaskan banyak orang di AS dan Eropa. Selain itu, seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menjadi salah satu negara terkaya dan terkuat di dunia. Perang dunia ke 2. Perang Dunia II meletus pada 1 September 1939, dan Amerika Serikat menyatakan mereka tidak ingin terlibat. Sebagian besar warga Amerika merasa AS sebaiknya tetap netral.Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Akibatnya, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Blok Poros (Jerman, Jepang, dan Italia). Amerika Serikat terlibat dalam dua front, yaitu Front Pasifik melawan Jepang, dan Front Eropa dan Afrika melawan Jerman dan

Italia.Pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal dunia, dan digantikan oleh Harry Truman. Mussolini dieksekusi oleh partisan Italia pada 28 April. Dua hari kemudian, Adolf Hitler bunuh diri. Tentara Jerman menyerah di Italia pada 29 April dan di Eropa Barat pada 7 Mei. Pemimpin-pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman, pada 11 Juli. Mereka meminta agar Jepang menyerah tanpa syarat. Jepang mengacuhkan seruan ini, sehingga AS menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) untuk mengakhiri perang. Enam hari setelah pengeboman, pada 15 Agustus, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September.

8. Keterkaitan Kemerdekaan Indonesia terhadap pengaruh Ameika.

Amerika memiliki peran strategis dalam Kemerdekaan Indonesia, meski sebelumnya hubungan Amerika dengan Belanda di pihak penjajah sangat dekat. Sebagai pemenang perang dunia kedua, Amerika sejatinya memilki perhatian pada politik global di Asia Tenggara.

Amerika Sangat memperhaatikan terhadap Hak-hak kebebasan dan melawan kolonialisme, indonesia sebagai negara baru pasca perang dunia kedua yang masih berusaha memperjuangkan kedaulatan di dunia internasional membutuhkan sokongan dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat sebagai negara yang paling berpengaruh di PBB, disisi yang lain Belanda yang sudah sejak lama sudah didukung oleh Amerika sebagai negara yang mempunyai daerah kolonial yang bernama Hindia Belanda sekarang disebut Indonesia.

Namun Amerika kemudian berbalik mendukung Indonesia Keterlibatan Amerika dalam upaya mendukung proses kemerdekaan RI juga dapat dijumpai saat perjanjian Renville. Amerika lah negara yang turut tampil menjadi penengah antara Belanda dan Indonesia. AS yang memfasilitasi perundingan BelandaIndonesia-PBB di atas kapal USS Renville

Perjanjian Renville sejatinya adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ikut

diawasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Pada perayaan 50 tahun berdirinya Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1995 atau 16 tahun silam, Presiden Amerika Serikat yang ketika itu dijabat oleh Bill Clinton menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan pembuat kebijakan luar negerinya sejak awal mendukung sepenuhnya perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945-1949. Dukungan Amerika terhadap terbentuknya sebuah Negara Republik Indonesia mungkin bisa dikaitkan dengan perang dingin antara ideologi liberalis dengan ideologi komunis. Terbentuknya Indonesia sebagai negara dianggap sebagai sebuah kekuatan baru amerika di wilayah Asia, khususnya Asia Tenggara.

9. Perang Dingin.

Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War, bahasa Rusia: , kholodnaya voyna, 19471991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 19471991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri

diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.

Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang) kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.

Namun ada pula masa-masa di mana ketegangan dan persaingan di antara keduanya berkurang. Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi,

perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991.

10. Perkembangan Isme /ideologi terhadap Perjalanan Dominasi dunia amerika.

. Istilah ideologi atau isme isme negara mulai banyak digunakan bersamaan dengan perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai ideologi beberapa negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya konsepsi ideologi sebagai cara pandang atau sistem berpikir suatu bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar tertentu telah ada sebelum kelahiran Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari ajaran Marx adalah kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis.

Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin kemudian disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme. Sosialisme lebih pada sistem ekonomi yang mengutamakan kolektivisme dengan titik ekstrem menghapuskan hak milik pribadi, sedangkan komunisme menunjuk pada sistem politik yang juga mengutamakan hak-hak komunal, bukan hak-hak sipil dan politik individu. Ideologi tersebut berhadapan dengan ideologi liberalisme-kapitalis yang menekankan pada individualisme baik dari sisi politik maupun ekonomi.

Kedua ideologi besar tersebut menjadi ideologi utama negara-negara dunia pasca perang dunia kedua hingga berakhirnya era perang dingin. Walaupun demikian baik komunisme maupun kapitalisme memiliki warna yang berbeda-beda dalam penerapannya di tiap wilayah. Ideologi selalu menyesuaikan dengan medan pengalaman dari suatu bangsa dan

masyarakat. Komunisme Uni Soviet berbeda dengan komunisme di Yugoslavia, Cina, Korea Utara, dan beberapa negara Amerika Latin. Demikian pula dengan kapitalisme yang memiliki perbedaan antara yang berkembang di Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Asia.

Walaupun negara-negara yang menganut kedua besaran ideologi tersebut saling berhadap-hadapan, namun proses penyesuaian diantara kedua ideologi tersebut tidak dapat dihindarkan. Kapitalisme, dalam perkembangannya banyak menyerap unsur-unsur dari sosialisme. Setelah mengalami krisis besar pada tahun 1920-an (the great depression) Amerika Serikat banyak mengadopsi kebijakan-kebijakan intervensi negara di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian berkembang menjadi konsep negara tersendiri, bahkan ada yang menyebutnya sebagai ideologi, yaitu negara kesejahteraan (welfare state) yang berbeda dengan ideologi kapitalisme klasik.

Di sisi lain, beberapa negara komunis yang semula sangat tertutup lambat-laun membuka diri, terutama dalam bentuk pengakuan terhadap hak-hak sipil dan politik. Proses demokratisasi terjadi secara bertahap hingga keruntuhan negara-negara komunis yang ditandai dengan tercerai-berainya Uni Soviet dan Yugoslavia pada dekade 1990-an.

Ada yang menafsirkan bahwa keruntuhan Uni Soviet dan Yugoslavia sebagai pilar utama adalah tanda kekalahan komunisme berhadapan dengan kapitalisme. Bahkan Fukuyama pernah mendalilkan hal ini sebagai berakhirnya sejarah yang selama ini merupakan panggung pertentangan antara kedua ideologi besar tersebut. Namun kesimpulan tersebut

tampaknya terlalu premature. Keruntuhan komunisme, tidak dapat dikatakatan sebagai kemenangan kapitalisme karena dua alasan, yaitu :

a) ide-ide komunisme, dan juga kapitalisme tidak pernah mati. b) ideologi kapitalisme yang ada sekarang telah menyerap unsur-unsur sosialisme dan komunisme.

Ide-ide komunisme tetap hidup, dan memang perlu dipelajari sebagai sarana mengkritisi sistem sosial dan kebijakan yang berkembang. Ide-ide tersebut juga dapat hidup kembali menjadi suatu gerakan jika kapitalisme yang saat ini mulai kembali ke arah libertarian berada di titik ekstrim sehingga menimbulkan krisis sosial. Demikian pula halnya dengan gerakan-gerakan demokratisasi dan perjuangan atas hak-hak individu akan muncul pada sistem yang terlalu menonjolkan komunalisme.