11
UJI TUBERKULIN Penyakit tuberkulosis (TB) pada anak walaupun dikatakan merupakan “Self limited disease” atau “Stable disease” sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan proporsi TB tertinggi nomer 3 (tiga) setelah India (30%) dan Cina (15%) yaitu sebesar 10%. Tuberkulosis telah dikenali sebagai keadaan klinis pada awal abad ke sembilan belas tetapi belum digolongkan sebagai suatu penyakit infeksi. Pada tahun 1882, Koch mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis pada penderita tuberkulosis sehingga penyakit tersebut digolongkan sebagai penyakit infeksi. Penyebaran tuberkulosis menjadi perhatian kesehatan masyarakat, dan usaha untuk mengendalikan tuberkulosis menjadi batu loncatan dari kesehatan masyarakat yang modern. Gejala tuberkulosis pada anak seringkali tidak khas sehingga diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman tuberkulosis pada pemeriksaan mikrobiologis. Akan tetapi pada anak, sulit untuk mendapatkan spesimen diagnostik yang representatid dan berkualitas baik. Seringkali, sekalipun spesimen dapat diperoleh, M. 1

Uji Tuberkulin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uji tuberkulin pada TB Anak.

Citation preview

Page 1: Uji Tuberkulin

UJI TUBERKULIN

Penyakit tuberkulosis (TB) pada anak walaupun dikatakan merupakan “Self

limited disease” atau “Stable disease” sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang. Indonesia

merupakan negara dengan proporsi TB tertinggi nomer 3 (tiga) setelah India

(30%) dan Cina (15%) yaitu sebesar 10%.

Tuberkulosis telah dikenali sebagai keadaan klinis pada awal abad ke sembilan

belas tetapi belum digolongkan sebagai suatu penyakit infeksi. Pada tahun 1882,

Koch mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis pada penderita tuberkulosis

sehingga penyakit tersebut digolongkan sebagai penyakit infeksi. Penyebaran

tuberkulosis menjadi perhatian kesehatan masyarakat, dan usaha untuk

mengendalikan tuberkulosis menjadi batu loncatan dari kesehatan masyarakat

yang modern.

Gejala tuberkulosis pada anak seringkali tidak khas sehingga diagnosis pasti

ditegakkan dengan menemukan kuman tuberkulosis pada pemeriksaan

mikrobiologis. Akan tetapi pada anak, sulit untuk mendapatkan spesimen

diagnostik yang representatid dan berkualitas baik. Seringkali, sekalipun spesimen

dapat diperoleh, M. Tuberkulosis jarang ditemukan pada sediaan langsung

maupun kultur. Oleh karena itu, uji tuberkulin memegang peranan penting dalam

mendiagnosis tuberkulosis pada anak.

Tes mantoux merupakan tes uji kulit yang sederhana dan mudah dilakukan. Hal

ini membuat tes Mantoux tetap menjadi pilihan utama sebagai tes rutin

tuberkulosis, meskipun tes diagnostik spesifik dan sensitif lain telah banyak

dikembangkan. Namun begitu, tes Mantoux memiliki beberapa keterbatasan.

Sensitivitas dan spesifitas yang relatif rendah dari tes ini menjadikannya sangat

berguna bagi orang dengan resiko tinggi terinfeksi tuberkulosis dan tidak

disarankan bagi orang dengan resiko rendah terinfeksi tuberkulosis.

1

Page 2: Uji Tuberkulin

Perkembangan hipersensitivitas tipe lambat pada kebanyakan individu yang

terinfeksi dengan basil tuberkel membuat uji tuberkulin berguna sebagai alat

diagnostik. Uji tuberkulin Mantoux dilakukan dengan cara menginjeksikan 0,1

mL 5 unit tuberkulin derivat protein yang dimurnikan (purefied protein derivative

[PPD]) yang distabilkan dengan Tween 80 secara intradermal. Uji tuberkulin

menunjukkan respon berupa indurasi sebagai hasil positif. Pembacaan hasil

dilakukan setelah 48 – 72 jam.

Faktor-faktor yang terkait hospes, termasuk umur yang amat muda, malnutrisi,

imunosupresi karena suatu penyakit atau obat-obat, infeksi virus hidup, dan

tuberkulosis yang berat, dapat menekan reaksi uji kulit pada anak yang terinfeksi

dengan M. Tuberculosis.

A. Definisi

Tes mantoux adalah tes tuberkulin intrakutan dengan cara menginjeksikan PPD

(purified protein derivative) secara intradermal, biasanya pada lengan bawah;

ukuran daerah indurasi setelah 48 – 72 jam dan digabung dengan faktor-faktor

resiko, digunakan untuk menentukan apakah telah terjadi pajanan atau infeksi

Mycobacterium tuberculosis atau organisme sejenis.

Tes tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah

mengalami infeksi M. Tuberculosis, M. Bovis, vaksinasi BCG dan Mycobacteria

patogen lainya. Uji tuberkulin tidak dapat menentukan sakit atau tidaknya seorang

pasien, serta tidak dapat menentukan berapa lama seseorang telah terinfeksi

tuberculosis.

B. Imunologi dan reaksi uji tuberkulin

Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan secara intradermal akan menghasilkan

hipersensitivitas tipe IV atau delayed-type hypersensitivity (DTH). Uji tuberkulin

dan uji IFN- didasarkan adanya pelepasan sitokin inflamasi yang dihasilkan oleh

2

Page 3: Uji Tuberkulin

sel limfosit T yang sebelumnya telah tersensitisasi antigen Mycobacterium

tuberculosis.

Protein TB dimasukkan pada saat injeksi akan memicu sensitisasi sel T dan

menggerakkan limfosit ke tempat suntikan. Limfosit akan merangsang

terbentuknya indurasi dan vasodilatasi lokal, edema, deposit fibrin, dan penarikan

sel inflamasi ke tempat suntukan seperti tampak pada gambar 1.

Gambar 1. Hipersensitivitas Tipe IV pada Uji Tuberkulin

Protein tuberkulin yang disuntikkan di kulit, kemudian diproses dan

dipresentasikan ke sel dendritik ke sel T melalui molekul MHC-II. Sitokin yang

diproduksi oleh sel T, akan membentuk molekul adhesi endotel. Monosit keluar

dari pembuluh darah dan masuk ke tempat suntikan yang berkembang menjadi

makrofag. Produk sel T dan makrofag menimbulkan edema dan bengkak. Maka

pada tes kulit yang positif akan tampak edema lokal atau infiltrat maksimal 48 –

72 jam setelah suntikan.

C. Uji tuberkulin

Terdapat dua jensi tuberkulin yang dipakai yaitu: Old Tuberculin (OT) dan

tuberkulin PPD. Tuberkulin PPD memiliki 2 sediaan yaitu PPD-S 5 TU dan PPD-

3

Page 4: Uji Tuberkulin

23 2TU. World Health Organisation dan International Union Against Tuberculosis

and Lung Disease menyarankan untuk hanya menggunakan PPD-RT 23, yaitu

tuberkulin murni. PPD jika diencerkan dapat diabsorpsi oleh gelas dan plastik

dalam jumlah yang bervariasi, sehingga untuk menghhindarinya di dalam sediaan

PPD ditambah Tween 80.

Tuberkulin disimpan pada suhu tidak lebih dari 200C, kecuali pada waktu singkat,

ketika menggunakannya. Jangan terkena sinar matahari langsung atau pada siang

hari yang terang-benderang. Jangan biarkan membeku. Penyimpanan dianjurkan

pada suhu 2-8 0C. Jangan simpan vial tuberkulin yang telah digunakan lebih lama

dari 2 hari.

Tes Mantoux dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Tes Mantoux menggunakan dosis standar tuberkulin yaitu 2TU (Tuberculin

Unit) dalam 0,1 mL PPD-RT23. Dosis ini digunakan untuk keperluan

penelitian dan diagnostik.

2) Pilihlah daerah kulit pada pertemuan dorsal (belakang, lebih banyak rambut)

dari lengan bawah. Jangan membersihkan lengan dengan aseton atau eter. Jika

digunakan sabun dan air hangat, pastikan lengan tersebut telah kering sebelum

dilakukan tes.

3) Gunakan alat suntik khusus 1 mL sekali pakai. Gunakan jarum panjang 26 dan

panjang 10 mm dengan bevel pendek. Gunakan alat suntik tersendiri untuk

setiap orang yang akan di uji. Ambil larutan sedikit lebih dari 0,1 mL ke dalam

tabung. Arahkan ke atas dan keluarkan udara yang ada. Kemudian sesuaikan

hingga 0,1 mL tepat dengan mengeluarkan cairan kelebihan.

4) Renggangkan kulit dengan ringan, masukkan jarum dengan bevel di atas ke

dalam kulit (bukan ke bawah kulit). Jangan sentuh penghisap hingga ujung

jarum berada pada posisi yang tepat. Suntikkan tepat 0,1 mL. Lepaskan jari

kita dari penghisap sebelum kita menarik jarum. Ini akan menghasilkan bilur

yang pucat, datar, berlubang-lubang yang jelas dan garis batas tegas.

D. Interprestasi uji tuberkulin

4

Page 5: Uji Tuberkulin

Pembacaan terhadap hasil uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah uji

tuberkulin dilakukan. Jika ada reaksi, maka akan terlihat daerah dengan eritema

(kemerahan) yang mungkin akan sukar terlihat pada kulit berwarna gelap dan

daerah dengan indurasi (penebalan) kulit. Ukurlah diameter dari indurasi menurut

aksis transversal dari lengan. Luas eritema (kemerahan) yang ada tidaklah

penting.

Hasil uji tuberkulin dinyatakan sebagai berikut:

1) ≥ 10 mm dinyatakan tuberkulin positif, tanpa menghiraukan penyebabnya

2) 5 – 9 mm dinyatakan positif meragukan. Hal ini terjadi karena kesalahan

teknis, keadaan anergi, atau reaksi silang dengan M.atipik. jika didapatkan

hasil uji tuberkulin demikian, maka uji tuberkulin diulang kembali 2 minggu

kemudian dan dilakukan di lokasi yang lain, minimal berjarak 2 cm. Hal ini

diharapkan untuk menghindari efek booster tuberkulin.

3) ≤ 5 mm dinyatakan tuberkulin negatif.

Uji tuberkulin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memberikan

gambaran positif palsu atau negatif palsu dalam interprestasi, sehingga mesti

diperhatikan beberapa faktor berikut:

1) False positif:

a. Vaksinasi BCG (Baccile Calmette – Guerin)

BCG adalah vaksin yang terdiri atas basil hidup dari strain Bovin yang

dihilangkan virulensinya. BCG merangsang kekebalan, meningkatkan daya

tahan tubuh tanpa menyebabkan kerusakan. Sesudah vaksinasi BCG, TB

dapat memasuki tubuhm tetapi dalam kebanyakan kasus daya pertahanan

tubuh yang meningkat akan mengendalikan atau membunuh kuman-kuman

tersebut.

Vaksin BCG memberikan efek proteksi atau efektivitas BCG bervariasi 0-

80%, berbagai publikasi dari beberapa negara. Efek proteksi atau

efektivitas BCG adalah kemampuan BCG untuk menurunkan angka

kejadian TB yang baru dalam populasi, bukan pada seorang individu.

5

Page 6: Uji Tuberkulin

Imunisasi BCG dapat memberikan reaksi positiv pada uji tuberkulin tetapi

keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun setelah BCG diberikan.

b. Vaksinasi lain untuk penyakit infeksi

Vaksinasi tersebut antara lain adalah campak, mumps, rubella, polio, atau

parotitis, yang diberikan kurang dari 6 minggu sebelum tes tuberkulin. Tes

Mantoux juga dapat memberikan hasil yang positif jika indivdu mengalami

infesi yang disebabkan oleh mikobakterium lain.

2) False negatif:

a. Umur

Bayi berusia kurang 6 bulan akan memberikan hasil tes Mantoux negatif.

Hal ini disebbakan karena sistem imun bayi yang belum mature.

b. Anergi

Anergi adalah keadaan penekanan sistem imun oleh berbagai keadaan,

sehingga tubuh tidak memberikan reaksi terhadap tuberkulin walaupun

sebenanrya suda terinfeksi TB. Beberapa keadaan dapat menimbulkan

anergi, misalnya: gizi buruk, dehidrasi, penyakit morbilli, varisella, pertusis

dan tifus, keganasan, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, TB yang

berat, infeksi HIV.

c. Dalam Masa Inkubasi TB

d. Hal ini terjadi dalam 2 sampai 10 minggu seelah sistem imun bereaksi

terhadap bakteri TB.

e. Kesalah tekhnik penyuntikan

Penilaian hasil uji tuberkulin Mantoux adalah berdasarkan indurasi yang

timbul, bukan eritemanya. Ukuran eritema dapat sama, lebih kecil, atau

seringkali adalah lebih besar dari indurasinya. Eritema selebar apapun bila

tanpa indurasi maka dinyatakan negatif.

6

Page 7: Uji Tuberkulin

DAFTAR PUSTAKA

Curley C. 2005. New Guidelines: What to do about an unexpected positive

tuberkuline skin test. Am J Respir Crit Care Med. (161): 1376-1395

Martin G, Lazarus A. 2009. Epidemiology and diagnosis of tuberculosis.

Postgraduate medicine. 108(2):1-5

Nursyamsi & Rasjid M. 2011. TBC dengan Tes Mantoux di Bagian Ilmu

Kesehatan Anak RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode 2001-2006.

Jurnal Inspirasi, no. XIV edisi Oktober 2011

Surjanto, Kenyorini & Suradi. 2009. Uji Tuberkulin. Jurnal Tuberkulosis

Indonesia. 3(2): 7-11

The tuberculin (Mantoux) Skin Test. Available at

http://www.nt.gov.au/health/cdc/fact_sheets_/tb_skintest_factsheet.pdf.

Acceses December 20, 2014

7