36
Uji Validitas Item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. 1. Uji Validitas Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan. Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS:

Uji Validitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penelitian

Citation preview

Uji Validitas Item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item

pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna

menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.

1. Uji Validitas

Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini,

akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya

dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel

X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut.

Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-

masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak

melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak

memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan.

Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS:

Buat skor total masing-masing variable.

Klik Analyze > Correlate > Bivariate

Masukkan seluruh item variable x ke Variables

Masukkan total skor variable x ke Variables

Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag

Klik OK

Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.

Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Note:

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini

mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki

reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4]

Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan

prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-

item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel

dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.

Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan

SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item

dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected

Item Total Correlation.

Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya

reliabilitas Konsistensi Internal.[5] Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang

kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut.

Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40.

Cara Uji Reliabilitas dengan SPSS:

Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis

Masukkan seluruh item Variabel X ke Items

Pastikan pada Model terpilih Alpha

Klik OK

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini

mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki

reliabilitas yang kuat.[6] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[7]

http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/uji-validitas-dan-reliabilitas-item.html

A. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian

keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil

pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef,

2006). Sementara validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang

benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)

Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner

sebelum digunakan sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel uji coba

penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

Definisi validitas dan reliabilitas dapat dilihat di sini

B. CONTOH KASUS

Akan di uji validitas dan reliabilitas variabel kepuasan kerja. Variabel ini berjumlah 5 indikator yang

diadaptasi dari Intrinsic factor dari teori dua factor Herzberg meliputi pekerjaan itu sendiri, keberhasilan

yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.

Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5 dengan jumlah sampel sebanyak 30. Setelah angket

ditabulasi maka diperoleh data sbb (Data Reliabilitas)

C. PENYELESAIAN

Tahap 1. Analisis Faktor

Klik Analyze – Data Reduction – Factor

Masukkan seluruh pertanyaan ke box “Variables”

Klik Desctiptive – Aktifkan KMO and Bartlett’s Test of Specirity dan Anti-Image

Klik Rotation : Aktifkan Varimax

Hasil Analisis Faktor

Nilai KMO sebesar 0.840 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.840 >

0.50)

Korelasi anti image menghasilkan korelasi yang cukup tinggi untuk masing-masing item, yaitu 0.850

(X1), 0.791 (X2), 0.856 (X3), 0.956 (X4) dan 0.804 (X5). Dapat dinyatakan bahwa 5 item yang

digunakan untuk mengukur konstruk kepuasan instrinsik memenuhi kriteria sebagai pembentuk konstak.

Output ketiga adalah Total variance Explained menunjukkan bahwa dari 5 item yang digunakan, hasil

ekstraksi SPSS menjadi 1 faktor dengan kemampuan menjelaskan konstak sebesar 72.132% .

Dengan melihat component matrix terlihat bahwa seluruh item meliputi pekerjaan itu sendiri (x1),

keberhasilan yang diraih (x2), kesempatan bertumbuh (x3), kemajuan dalam karier (x4) dan pengakuan

orang lain (x5) memiliki loading faktor yang besar yaitu di atas 0.50. Dengan demikian dapat dibuktikan

bahwa 5 item valid.

Tahap 2

Pilih Analyze > Scale > Reliability Analysis

Masukkan semua variabel (item 1 s/d 5) ke kotak items

Klik Kotak Statistics, lalu tandai ITEM, SCALE, dan SCALE IF ITEM DELETED pada kotak

DESCRIPTIVES FOR > Continue

Klik OK

Maka akan tampil output sebagai berikut :

D. INTERPRETASI

Reliabilitas

Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan

memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70.

Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.900, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa variabel ini adalah reliabel.

Analisis Item

Dalam prosedur kontruksi atau penyusunan test, sebelum melakukan estimasi terhadapreliabilitas dan

validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur aitem yaitu dengan menguji karakteristik masing-masing

item yang akan menjadi bagian test yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan

tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari test. Pengujian reliabilitas dan validitas hanya layak dilakukan

terhadap kumpulan aitem-aitem yang telah dianalisis dan diuji.

Beberapa teknik seleksi yang biasanya dipertimbangkan dalam prosedur seleksi adalah koefisien korelasi

item-total, indeks reliabilitas item, dan indeks validitas item. Pada tes yang dirancang untuk mengungkap

abilitas kognitif dengan format item pilihan ganda, masih ada karakteristik item yang seharusnya juga

dianalisis seperti tingkat kesukaran item dan efektivitas distraktor.

Salah satu parameter fungsi pengukuran item yang sangat penting adalah statistic yang memperlihatkan

kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah

konsistensi item-total. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis item dalam hal ini adalah memilih item-

item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur test seperti dikehendaki penyusunnya. Dengan kata

lain adalah memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara

keseluruhan.

Pengujian keselarasan fungsi item dengan fungsi ukur tes dilakukan dengan menghitung koefisien

korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor toral tes itu sendiri. Prosedur ini

akan menghasilkan koefisien korelasi item total (r it) yang juga dikenal dengan sebutan parameter daya

beda item.

Read more http://teorionline.net/analisis-item-korelasi-item-total/

Penjelasan Corrected item-total correlation dapat anda baca lebih dalam di Paper :

George W. Bohrnstedt . A Quick Method for Determining the Reliability and Validity of Multiple-Item

Scale. American Sociological Review, Vol. 34, No. 4 (Aug., 1969), pp. 542-548

atau dibuku Robert B. Burns, Richard Burns, Robert P Burns. “Business Research Methods and Statistics

Using SPSS”,  p. 430

Tentang Cronbach Alpha

Cronbach’s alpha is a measure of internal consistency, that is, how closely related a set of items are as a

group.  A “high” value of alpha is often used (along with substantive arguments and possibly other

statistical measures) as evidence that the items measure an underlying (or latent) construct. However, a

high alpha does not imply that the measure is unidimensional. If, in addition to measuring internal

consistency, you wish to provide evidence that the scale in question is unidimensional, additional

analyses can be performed. Exploratory factor analysis is one method of checking dimensionality.

Technically speaking, Cronbach’s alpha is not a statistical test – it is a coefficient of reliability (or

consistency).

Source : http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/faq/alpha.html

Didasarkan pada penjelasan di atas, maka penggunaan cronbach alpha bukanlah satu-satunya pedoman

untuk menyatakan instrumen yang digunakan sudah reliabel. Untuk mengecek unidimensional pertanyaan

diperlukan analisis tambahan yaitu ekplanatory factor analysis.

Teknik Yang Lebih Akurat Untuk Mengukur Validitas dan Reliabilitas

Untuk teknik yang lebih akurat untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah analisis faktor

konfirmatory. Menurut Joreskog dan Sorbom (1993), CFA digunakan untuk menguji “theoritical or

hypotesical concepts, or contruct, or variables, which are not directly measurable or observable”.

Penjelasan Hair, dkk (2006) mengenai CFA adalah :

“CFA is way of testing how well measured variables represent a smaller number of contruct…CFA is

used to provide a confirmatory test of our measurement theory. A Measurement theory specifies how

measured variables logically and systematically represent contruct involved in a theoretical model. In

Order words, measurement theory specifies a series relationships that suggest how variables represent a

latent contruct that is non measured directly” (dalam Kusnendi, 2008:97).

http://teorionline.wordpress.com/category/tutorial-statistik/reliabilitas-dan-validitas/

setelah anda membuat isntrumen berupa angket dengan skala likert ( bagi yang membuat skripsi model

seperti ini pasti udah paham ya ) terlebih dahulu data angket anda setelah dilakukan penelitian harus di uji

validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum anda melakukan uji prasyarat. uji ini harus dilakukan

untuk menguji apakah angket kita memamng valid/reliabel sebelum diujikan ke sampel asli.

Untuk skripsi saya menggunakan populasi 155, dan saya ambil sampel 101 orang berdasarkan monogram

harry king. Oleh sebab itu sebelum angket instrumen saya ujikan ke 101 sampel itu, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dengan mengambil sampel 30 , dan diujikan ke populasi yang sekelas/ mirip

dengan yang akan kita ujikan nantinya. fungsinya untuk mengetahui seberapa besar kevalidan angket itu,

dan berapa butir yang nantinya akan gugur/ dihilangkan berdasarkan hasil uji validitas dengan SPSS.

A. UJI VALIDITAS

Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya.

Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas

terhadap  instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang

akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila

dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain

validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional,

bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur,

sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis

yang telah ada (eksternal).

Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content

validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka

konsep dapat ditempuh dengan:

Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur

Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan

sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)

Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai

karakteristik yang sama dengan responden.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts).Untuk

itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya untuk

mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan

perbaikan atau dirombak total.

Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang

dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka

kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu

aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi yang tinggi.

Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas eksternal adalah validitas

yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah

valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang

sudah teruji kevalidanya. Validitas eksternal ini dilakukan dengan ujicoba kuesioner tersebut pada

populasi yang mempunyai kriteria serupa disarankan sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal),

setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan

kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan

berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka

dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.

CARA MENGHITUNG UJI VALIDITAS 

terlebih dahulu data 30 sampel tadi di tabulasi ke microsoft excell. sebagai contoh saya akan menguji

validitas Y. dalam hal ini Y adalah variabel terikat minat melanjutkan studi perguruan tinggi.

data yang sudah di tabulasikan ke excell tersebut di copy semua baik dari data dan jumlahnya ke dalam

SPSS, pada contoh di atas angket untuk minat ada 23 nomer, dan 30 responden sebagai sampel ,tentunya

anda harus menginstal dulu program spss. contoh pada gambar di atas yang saya

watermarkwww.devamelodica.com   di copy ke dalam spss. hasil di spss seperti berikut :

Lalu, ikuti langkah berikut :

1. klik analize —–> corelate ————-> bivariate, ( masukkan semua seperti pada gambar berikut )

Lalu muncul seperti ini

Nah masukkan semua variabel yang ada dikotak kiri ke kanan, maka akan seperti gambar di atas lalu klik

OK.

hasilnya adalah tabel angka2 uji validitas, nah lalu bagaimana kita membacanya?

Untuk uji validitas yang saya gunakan dengan menggunakan uji factor/ R kritis sesuai dengan teori di

buku Sugiyono, tentunya para pembuat skripsi tidak asing dengan buku yang satu ini.  SYARAT YANG

DI GUNAKAN ADALAH PEARSON CORRELATION LEBIH BESAR DARI R KRITIS 0,3, JIKA

KURANG DARI 0,3 MAKA POIN ISNTRUMEN YANG R CORRELATIONNYA KURANG DARI

0,3 KITA ANGGAP GUGUR/ TIDAK DIPAKAI. lalu pada bagian Output spss setelah di klik OK adalah

bagian bawah sendiri yang kita bandingkan seperti pada tabel output spss sebagai berikut.

nah nilai pada kotak orange di atas adalah hasil yang akan kita bandingkan dengan 0,3 . dari kiri ke kanan

sebanyak 23 item maka kita jadikan tabel sebagai berikut :

Tabel rangkuman hasil uji validitas variabel Minat melanjutkan studi

No. Soal r Hitung Syarat Keterangan

1 0.714 > 0.300 Item soal valid

2 0.419 > 0.300 Item soal valid

3 0.690 > 0.300 Item soal valid

4 0.534 > 0.300 Item soal valid

5 0684 > 0.300 Item soal valid

6 0.698 > 0.300 Item soal valid

7 0.486 > 0.300 Item soal valid

8 0.670 > 0.300 Item soal valid

9 0.047 < 0.300 Item soal tidak valid

10 0.147 < 0.300 Item soal tidak valid

11 0.760 > 0.300 Item soal valid

12 0.724 > 0.300 Item soal valid

13 0.637 > 0.300 Item soal valid

14 0.729 > 0.300 Item soal valid

15 0.419 > 0.300 Item soal valid

16 0.725 > 0.300 Item soal valid

17 0.625 > 0.300 Item soal valid

18 0.410 > 0.300 Item soal valid

19 0.668 > 0.300 Item soal valid

20 0.488 > 0.300 Item soal valid

21 0.529 > 0.300 Item soal valid

22 0.744 > 0.300 Item soal valid

23 0.416 > 0.300 Item soal valid

24 1,000 > 0.300 Item soal valid

Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS

maka pada instrumen nomer 9 dan 10 kita nyatakan sebagai item yang tidak valid/gugur. karena nilainya

kurang dari 0,3. Artinya angket yang akan kita gunakan untuk meneliti sampel asli sebesar 101 adalah

menjadi 21 item dari item pra uji validitas sebanyak 23 item, item nomer 9 dan 10 kita buang / gugur

karena item itu tidak valid.

Hal serupa dilakukan untuk variabel yang lain dengan cara yang sama untuk menentukan kevalidan item

instrumen tersebut. Setelah semua item dilakukan uji Validitas maka kita lanjut ke Uji realibilitas.

B. UJI REliaBILITAS

Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan analisa statistik

untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek

pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut

dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.

Penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Adapun Croanbach’s

Alpha adalah sebagai berikut:

(Purwanto, 2002:193)

Keterangan:

ri= Reliabilitas instrumen

n     = jumlah butir pertanyaan

si2 = varians butir

st2 = varians total

Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila didapatkan nilaiCroanbach’s Alpha kurang dari

0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.

CARA MENGHITUNGNYA adalah :

1. buka spss,,,lalu copy data tabulasi dari excell ( yang gugur dan jumlah total tidak usah di masukkan )

lalu pastekan pada spss seperti langkah pada uji validitas, lalu ikuti langkah ini Scale ————>

realibilitas analist

nah item 9 dan 10 pada uji validitas sudah gugur, dan item 24 adalah item jumlah tidak usah dimasukkan,

lalu klik OK. maka akan muncu output hasil spssnya sebagai berikut :

Nah lalu yang mana yang akan kita hitung? yaitu pada bagian Cronbachs Alpha .915 artinya 0,915, Untuk

variabel lain juga dilakukan hal yang sama, maka bisa dijadikan tabel sebagai berikut :

apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan

lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.

hasil Uji Realibilitas Hubungan Antara Fasilitas Belajar dan Komunitas Teman Sebaya Dengan Minat

Melanjutkan Studi Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII  SMK Muhammadiyah 3 Kulon Progo Tahun

Ajaran 2011/2012

No. Variabel Hasil Uji Keterangan

1. Fasilitas Belajar (X2) 0.941 Baik / reliable

2. Komunitas Teman Sebaya (X3) 0.798 Diterima / reliable

3. Minat Melanjutkan Studi (Y) 0.915 Baik / reliable

Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan berdasarkan tingkat keterhandalan, sehingga didapat tingkat

keterhandalan untuk instrumen variabel tingkat pendpatan orang tua dan komunitas teman sebaya dalam

kategori diterima yaitu kurang dari 0.800, variabel fasilitas fasilitas belajar dan minat melanjutkan studi

dalam kategori baik yaitu lebih besar dari 0.800.

Setelah dilakukan uji tersebut, maka angket isntrumen yang sudah valid bisa kita lanjutkan ke proses

pengambilan data ke SAMPEL ASLI 101 responden ( sampel skripsi saya ) lalu kita lakukan tabulasi lagi

ke MS excell untuk selanjutnya kita uji prasyarat yang akan saya terangkan setelah ini. uji prasyarat yang

pertama adalah UJI NORMALITAS

http://dodosampit.blogspot.com/2013/04/cara-menghitung-uji-validitas-dan-uji.html

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa

yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa

dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item

yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada

kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor

faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan

faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor

item dengan skor total item.

Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas

item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),

perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total

item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan

cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan

mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa

faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah

suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item

yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf

signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap

skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa

digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa

menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di

bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi

koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05

(signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam

penelitian)

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji

validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson)

dan Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing teknik perhitungan korelasi akan

dibahas sebagai berikut:

1.   Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor

total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang

berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu

memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria

pengujian adalah sebagai berikut:

-         Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

-     Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item

pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Contoh Kasus:

            Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan

skala untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Andi membuat 10

butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju,

2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12

responden didapatlah tabulasi data-data sebagai berikut:

                           Tabel 1. Tabulasi Data (Data Fiktif)

SubjekSkor Item Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 33

2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32

3 2 2 1 3 2 2 3 1 2 3 21

4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 34

5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 34

6 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 35

7 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 32

8 1 2 2 1 2 2 1 3 4 3 21

9 4 2 3 3 4 2 1 1 4 4 28

10 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 35

11 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 36

12 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 21

Langkah-langkah dengan program SPSS

  Masuk program SPSS

  Klik variable view pada SPSS data editor

  Pada kolom Name ketik item1 sampai item10, kemudian terakhir ketikkan skortot (skor

total didapat dari penjumlahan item1 sampai item10)

  Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item

  Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)

  Buka data view pada SPSS data editor

  Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan total skornya.

  Klik Analyze - Correlate - Bivariate

  Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variables

  Klik OK. Hasil output yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut:

                        Tabel. Hasil Analisis  Bivariate Pearson

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai

ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada

lampiran tabel r).

Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 1, 9 dan 10 nilai

kurang dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 9 dan 10 nilainya kurang dari

0,576 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan

dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki.

Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan

bahwa butir instrumen tersebut valid.

2.   Corrected Item-Total Correlation

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor

total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini

dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang

lebih tinggi dari yang sebenarnya). Atau dengan cara lain, analisis ini menghitung

korelasi tiap item dengan skor total (teknik bivariate pearson), tetapi skor total disini

tidak termasuk skor item yang akan dihitung. Sebagai contoh pada kasus di atas kita akan

menghitung item 1 dengan skor total, berarti skor total didapat dari penjumlahan skor

item 2 sampai item 10. Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada skala yang

menggunakan item pertanyaan yang sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak

penggunaan korelasi bivariate (tanpa koreksi) efek overestimasi yang dihasilkan tidak

terlalu besar.

Menurut Azwar (2007) agar kita memperoleh informasi yang lebih akurat

mengenai korelasi antara item dengan tes diperlukan suatu rumusan koreksi terhadap

efek spurious overlap. 

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah

sebagai berikut:

-     Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

-     Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item

pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Sebagai contoh kasus kita menggunakan contoh kasus dan data-data pada analisis produk

momen di atas.

Langkah-langkah pada program SPSS

  Masuk program SPSS

  Klik variable view pada SPSS data editor

  Pada kolom Name ketik item1 sampai item 10

  Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item

  Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)

  Buka data view pada SPSS data editor

  Ketikkan data sesuai dengan variabelnya,

  Klik Analyze - Scale – Reliability Analysis

  Klik semua variabel dan masukkan ke kotak items

  Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted

  Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel. Hasil Analisis Validitas Item dengan

Teknik Corrected Item-Total Correlation

         R E L I A B I L I T Y  A N A L Y S I S  -  S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

                       Scale            Scale       Corrected

                      Mean         Variance       Item-          Alpha

                     if Item          if Item         Total           if Item

                    Deleted        Deleted    Correlation   Deleted

ITEM1         27.2500        29.8409        .4113           .8345

ITEM2         27.2500        28.0227        .6151           .8157

ITEM3         27.4167        25.7197        .8217           .7933

ITEM4         26.9167        26.6288        .7163           .8046

ITEM5         26.9167        29.5379        .5603           .8223

ITEM6         27.2500        25.8409        .7764           .7975

ITEM7         27.3333        25.1515        .6784           .8078

ITEM8         27.2500        27.1136        .5679           .8204

ITEM9         26.8333        32.8788        .1866           .8482

ITEM10        27.0833       35.3561      -.1391           .8683

Reliability Coefficients

N of Cases =     12.0                    N of Items = 10

Alpha =    .8384

Dari output di atas bisa dilihat pada Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai

korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r

tabel sebesar 0,576 (lihat pada lampiran tabel r).

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item 1, 5, 9 dan 10 nilai kurang dari 0,576.

Karena koefisien korelasi pada item 1, 5, 9 dan 10 nilainya kurang dari 0,576 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan pada item-item

lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut

valid.

Sebagai catatan: analisis korelasi pada contoh kasus di atas hanya dilakukan satu kali, untuk

mendapatkan hasil validitas yang lebih memuaskan maka bisa dilakukan analisis kembali

sampai 2 atau 3 kali, sebagai contoh pada kasus di atas setelah di dapat 6 item yang valid,

maka dilakukan analisis korelasi lagi untuk menguji 6 item tersebut, jika masih ada item

yang tidak signifikan maka digugurkan, kemudian dianalisis lagi sampai didapat tidak

ada yang gugur lagi.

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-validitas-kuisioner.html

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut

diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang,

formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach’s

Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam program SPSS

akan dibahas untuk uji yang sering digunakan penelitian mahasiswa adalah dengan

menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Metode alpha sangat cocok digunakan pada

skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50). Metode

alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) dan akan menghasilkan

perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20 dan Anova Hoyt.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat

dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita

bisa  menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas

kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik.

Pada contoh kasus di atas setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur

dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan kedalam uji reliabilitas. Jadi yang akan

dihitung ada 6 item, karena 4 item telah digugurkan.

Langkah-langkah pada program SPSS

  Pada contoh kasus di atas kita telah menginput data item 1 sampai 10

  Klik Analyze - Scale - Reliability Analysis

  Klik item yang tidak gugur dan masukkan ke kotak items. Jika item-item sudah berada

dikotak items maka klik item yang gugur dan keluarkan dengan klik simbol arah

  Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted

  Klik Continue

  Klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:

 Tabel 4. Hasil Analisis Reliabilitas dengan Teknik Alpha

                R E L I A B I L I T Y   A N A L Y S I S   -   S C A L E   (A L P H A)

Item-total Statistics

                      Scale             Scale       Corrected

                     Mean         Variance       Item-          Alpha

                    if Item          if Item         Total           if Item

                   Deleted        Deleted    Correlation   Deleted

ITEM2         14.6667        18.9697        .6414           .8906

ITEM3         14.8333        18.1515        .6963           .8827

ITEM4         14.3333        18.2424        .6835           .8846

ITEM6         14.6667        16.7879        .8612           .8574

ITEM7         14.7500        15.8409        .7943           .8680

ITEM8         14.6667        17.5152        .6749           .8867

Reliability Coefficients

N of Cases =     12.0                    N of Items =  6

Alpha =    .8970

Dari hasil analisis di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,8970. Sedangkan nilai r

kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 12, di dapat sebesar

0,576 (lihat pada lampiran tabel r). Karena nilainya lebih dari 0,576, maka dapat

disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.