Upload
channy-windsor
View
222
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penelitian
Citation preview
Uji Validitas Item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item
pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna
menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.
1. Uji Validitas
Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini,
akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya
dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel
X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut.
Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-
masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak
melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak
memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan.
Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS:
Buat skor total masing-masing variable.
Klik Analyze > Correlate > Bivariate
Masukkan seluruh item variable x ke Variables
Masukkan total skor variable x ke Variables
Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag
Klik OK
Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.
Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Note:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki
reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4]
Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan
prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-
item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel
dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.
Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan
SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item
dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected
Item Total Correlation.
Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya
reliabilitas Konsistensi Internal.[5] Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang
kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut.
Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40.
Cara Uji Reliabilitas dengan SPSS:
Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis
Masukkan seluruh item Variabel X ke Items
Pastikan pada Model terpilih Alpha
Klik OK
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki
reliabilitas yang kuat.[6] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[7]
http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/uji-validitas-dan-reliabilitas-item.html
A. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian
keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil
pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef,
2006). Sementara validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang
benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)
Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner
sebelum digunakan sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel uji coba
penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
Definisi validitas dan reliabilitas dapat dilihat di sini
B. CONTOH KASUS
Akan di uji validitas dan reliabilitas variabel kepuasan kerja. Variabel ini berjumlah 5 indikator yang
diadaptasi dari Intrinsic factor dari teori dua factor Herzberg meliputi pekerjaan itu sendiri, keberhasilan
yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5 dengan jumlah sampel sebanyak 30. Setelah angket
ditabulasi maka diperoleh data sbb (Data Reliabilitas)
C. PENYELESAIAN
Tahap 1. Analisis Faktor
Klik Analyze – Data Reduction – Factor
Masukkan seluruh pertanyaan ke box “Variables”
Klik Desctiptive – Aktifkan KMO and Bartlett’s Test of Specirity dan Anti-Image
Klik Rotation : Aktifkan Varimax
Hasil Analisis Faktor
Nilai KMO sebesar 0.840 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.840 >
0.50)
Korelasi anti image menghasilkan korelasi yang cukup tinggi untuk masing-masing item, yaitu 0.850
(X1), 0.791 (X2), 0.856 (X3), 0.956 (X4) dan 0.804 (X5). Dapat dinyatakan bahwa 5 item yang
digunakan untuk mengukur konstruk kepuasan instrinsik memenuhi kriteria sebagai pembentuk konstak.
Output ketiga adalah Total variance Explained menunjukkan bahwa dari 5 item yang digunakan, hasil
ekstraksi SPSS menjadi 1 faktor dengan kemampuan menjelaskan konstak sebesar 72.132% .
Dengan melihat component matrix terlihat bahwa seluruh item meliputi pekerjaan itu sendiri (x1),
keberhasilan yang diraih (x2), kesempatan bertumbuh (x3), kemajuan dalam karier (x4) dan pengakuan
orang lain (x5) memiliki loading faktor yang besar yaitu di atas 0.50. Dengan demikian dapat dibuktikan
bahwa 5 item valid.
Tahap 2
Pilih Analyze > Scale > Reliability Analysis
Masukkan semua variabel (item 1 s/d 5) ke kotak items
Klik Kotak Statistics, lalu tandai ITEM, SCALE, dan SCALE IF ITEM DELETED pada kotak
DESCRIPTIVES FOR > Continue
Klik OK
Maka akan tampil output sebagai berikut :
D. INTERPRETASI
Reliabilitas
Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan
memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70.
Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.900, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel ini adalah reliabel.
Analisis Item
Dalam prosedur kontruksi atau penyusunan test, sebelum melakukan estimasi terhadapreliabilitas dan
validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur aitem yaitu dengan menguji karakteristik masing-masing
item yang akan menjadi bagian test yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan
tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari test. Pengujian reliabilitas dan validitas hanya layak dilakukan
terhadap kumpulan aitem-aitem yang telah dianalisis dan diuji.
Beberapa teknik seleksi yang biasanya dipertimbangkan dalam prosedur seleksi adalah koefisien korelasi
item-total, indeks reliabilitas item, dan indeks validitas item. Pada tes yang dirancang untuk mengungkap
abilitas kognitif dengan format item pilihan ganda, masih ada karakteristik item yang seharusnya juga
dianalisis seperti tingkat kesukaran item dan efektivitas distraktor.
Salah satu parameter fungsi pengukuran item yang sangat penting adalah statistic yang memperlihatkan
kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah
konsistensi item-total. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis item dalam hal ini adalah memilih item-
item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur test seperti dikehendaki penyusunnya. Dengan kata
lain adalah memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara
keseluruhan.
Pengujian keselarasan fungsi item dengan fungsi ukur tes dilakukan dengan menghitung koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor toral tes itu sendiri. Prosedur ini
akan menghasilkan koefisien korelasi item total (r it) yang juga dikenal dengan sebutan parameter daya
beda item.
Read more http://teorionline.net/analisis-item-korelasi-item-total/
Penjelasan Corrected item-total correlation dapat anda baca lebih dalam di Paper :
George W. Bohrnstedt . A Quick Method for Determining the Reliability and Validity of Multiple-Item
Scale. American Sociological Review, Vol. 34, No. 4 (Aug., 1969), pp. 542-548
atau dibuku Robert B. Burns, Richard Burns, Robert P Burns. “Business Research Methods and Statistics
Using SPSS”, p. 430
Tentang Cronbach Alpha
Cronbach’s alpha is a measure of internal consistency, that is, how closely related a set of items are as a
group. A “high” value of alpha is often used (along with substantive arguments and possibly other
statistical measures) as evidence that the items measure an underlying (or latent) construct. However, a
high alpha does not imply that the measure is unidimensional. If, in addition to measuring internal
consistency, you wish to provide evidence that the scale in question is unidimensional, additional
analyses can be performed. Exploratory factor analysis is one method of checking dimensionality.
Technically speaking, Cronbach’s alpha is not a statistical test – it is a coefficient of reliability (or
consistency).
Source : http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/faq/alpha.html
Didasarkan pada penjelasan di atas, maka penggunaan cronbach alpha bukanlah satu-satunya pedoman
untuk menyatakan instrumen yang digunakan sudah reliabel. Untuk mengecek unidimensional pertanyaan
diperlukan analisis tambahan yaitu ekplanatory factor analysis.
Teknik Yang Lebih Akurat Untuk Mengukur Validitas dan Reliabilitas
Untuk teknik yang lebih akurat untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah analisis faktor
konfirmatory. Menurut Joreskog dan Sorbom (1993), CFA digunakan untuk menguji “theoritical or
hypotesical concepts, or contruct, or variables, which are not directly measurable or observable”.
Penjelasan Hair, dkk (2006) mengenai CFA adalah :
“CFA is way of testing how well measured variables represent a smaller number of contruct…CFA is
used to provide a confirmatory test of our measurement theory. A Measurement theory specifies how
measured variables logically and systematically represent contruct involved in a theoretical model. In
Order words, measurement theory specifies a series relationships that suggest how variables represent a
latent contruct that is non measured directly” (dalam Kusnendi, 2008:97).
http://teorionline.wordpress.com/category/tutorial-statistik/reliabilitas-dan-validitas/
setelah anda membuat isntrumen berupa angket dengan skala likert ( bagi yang membuat skripsi model
seperti ini pasti udah paham ya ) terlebih dahulu data angket anda setelah dilakukan penelitian harus di uji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum anda melakukan uji prasyarat. uji ini harus dilakukan
untuk menguji apakah angket kita memamng valid/reliabel sebelum diujikan ke sampel asli.
Untuk skripsi saya menggunakan populasi 155, dan saya ambil sampel 101 orang berdasarkan monogram
harry king. Oleh sebab itu sebelum angket instrumen saya ujikan ke 101 sampel itu, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dengan mengambil sampel 30 , dan diujikan ke populasi yang sekelas/ mirip
dengan yang akan kita ujikan nantinya. fungsinya untuk mengetahui seberapa besar kevalidan angket itu,
dan berapa butir yang nantinya akan gugur/ dihilangkan berdasarkan hasil uji validitas dengan SPSS.
A. UJI VALIDITAS
Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya.
Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas
terhadap instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila
dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain
validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional,
bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur,
sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis
yang telah ada (eksternal).
Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content
validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka
konsep dapat ditempuh dengan:
Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan
sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan responden.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts).Untuk
itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya untuk
mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan
perbaikan atau dirombak total.
Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang
dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka
kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu
aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi yang tinggi.
Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas eksternal adalah validitas
yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah
valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang
sudah teruji kevalidanya. Validitas eksternal ini dilakukan dengan ujicoba kuesioner tersebut pada
populasi yang mempunyai kriteria serupa disarankan sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal),
setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu
mengkorelasikan antar skor item kuesioner.
Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan
kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan
berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka
dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.
CARA MENGHITUNG UJI VALIDITAS
terlebih dahulu data 30 sampel tadi di tabulasi ke microsoft excell. sebagai contoh saya akan menguji
validitas Y. dalam hal ini Y adalah variabel terikat minat melanjutkan studi perguruan tinggi.
data yang sudah di tabulasikan ke excell tersebut di copy semua baik dari data dan jumlahnya ke dalam
SPSS, pada contoh di atas angket untuk minat ada 23 nomer, dan 30 responden sebagai sampel ,tentunya
anda harus menginstal dulu program spss. contoh pada gambar di atas yang saya
watermarkwww.devamelodica.com di copy ke dalam spss. hasil di spss seperti berikut :
Lalu, ikuti langkah berikut :
1. klik analize —–> corelate ————-> bivariate, ( masukkan semua seperti pada gambar berikut )
Lalu muncul seperti ini
Nah masukkan semua variabel yang ada dikotak kiri ke kanan, maka akan seperti gambar di atas lalu klik
OK.
hasilnya adalah tabel angka2 uji validitas, nah lalu bagaimana kita membacanya?
Untuk uji validitas yang saya gunakan dengan menggunakan uji factor/ R kritis sesuai dengan teori di
buku Sugiyono, tentunya para pembuat skripsi tidak asing dengan buku yang satu ini. SYARAT YANG
DI GUNAKAN ADALAH PEARSON CORRELATION LEBIH BESAR DARI R KRITIS 0,3, JIKA
KURANG DARI 0,3 MAKA POIN ISNTRUMEN YANG R CORRELATIONNYA KURANG DARI
0,3 KITA ANGGAP GUGUR/ TIDAK DIPAKAI. lalu pada bagian Output spss setelah di klik OK adalah
bagian bawah sendiri yang kita bandingkan seperti pada tabel output spss sebagai berikut.
nah nilai pada kotak orange di atas adalah hasil yang akan kita bandingkan dengan 0,3 . dari kiri ke kanan
sebanyak 23 item maka kita jadikan tabel sebagai berikut :
Tabel rangkuman hasil uji validitas variabel Minat melanjutkan studi
No. Soal r Hitung Syarat Keterangan
1 0.714 > 0.300 Item soal valid
2 0.419 > 0.300 Item soal valid
3 0.690 > 0.300 Item soal valid
4 0.534 > 0.300 Item soal valid
5 0684 > 0.300 Item soal valid
6 0.698 > 0.300 Item soal valid
7 0.486 > 0.300 Item soal valid
8 0.670 > 0.300 Item soal valid
9 0.047 < 0.300 Item soal tidak valid
10 0.147 < 0.300 Item soal tidak valid
11 0.760 > 0.300 Item soal valid
12 0.724 > 0.300 Item soal valid
13 0.637 > 0.300 Item soal valid
14 0.729 > 0.300 Item soal valid
15 0.419 > 0.300 Item soal valid
16 0.725 > 0.300 Item soal valid
17 0.625 > 0.300 Item soal valid
18 0.410 > 0.300 Item soal valid
19 0.668 > 0.300 Item soal valid
20 0.488 > 0.300 Item soal valid
21 0.529 > 0.300 Item soal valid
22 0.744 > 0.300 Item soal valid
23 0.416 > 0.300 Item soal valid
24 1,000 > 0.300 Item soal valid
Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS
maka pada instrumen nomer 9 dan 10 kita nyatakan sebagai item yang tidak valid/gugur. karena nilainya
kurang dari 0,3. Artinya angket yang akan kita gunakan untuk meneliti sampel asli sebesar 101 adalah
menjadi 21 item dari item pra uji validitas sebanyak 23 item, item nomer 9 dan 10 kita buang / gugur
karena item itu tidak valid.
Hal serupa dilakukan untuk variabel yang lain dengan cara yang sama untuk menentukan kevalidan item
instrumen tersebut. Setelah semua item dilakukan uji Validitas maka kita lanjut ke Uji realibilitas.
B. UJI REliaBILITAS
Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan analisa statistik
untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek
pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut
dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.
Penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Adapun Croanbach’s
Alpha adalah sebagai berikut:
(Purwanto, 2002:193)
Keterangan:
ri= Reliabilitas instrumen
n = jumlah butir pertanyaan
si2 = varians butir
st2 = varians total
Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila didapatkan nilaiCroanbach’s Alpha kurang dari
0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.
CARA MENGHITUNGNYA adalah :
1. buka spss,,,lalu copy data tabulasi dari excell ( yang gugur dan jumlah total tidak usah di masukkan )
lalu pastekan pada spss seperti langkah pada uji validitas, lalu ikuti langkah ini Scale ————>
realibilitas analist
nah item 9 dan 10 pada uji validitas sudah gugur, dan item 24 adalah item jumlah tidak usah dimasukkan,
lalu klik OK. maka akan muncu output hasil spssnya sebagai berikut :
Nah lalu yang mana yang akan kita hitung? yaitu pada bagian Cronbachs Alpha .915 artinya 0,915, Untuk
variabel lain juga dilakukan hal yang sama, maka bisa dijadikan tabel sebagai berikut :
apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan
lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.
hasil Uji Realibilitas Hubungan Antara Fasilitas Belajar dan Komunitas Teman Sebaya Dengan Minat
Melanjutkan Studi Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Kulon Progo Tahun
Ajaran 2011/2012
No. Variabel Hasil Uji Keterangan
1. Fasilitas Belajar (X2) 0.941 Baik / reliable
2. Komunitas Teman Sebaya (X3) 0.798 Diterima / reliable
3. Minat Melanjutkan Studi (Y) 0.915 Baik / reliable
Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan berdasarkan tingkat keterhandalan, sehingga didapat tingkat
keterhandalan untuk instrumen variabel tingkat pendpatan orang tua dan komunitas teman sebaya dalam
kategori diterima yaitu kurang dari 0.800, variabel fasilitas fasilitas belajar dan minat melanjutkan studi
dalam kategori baik yaitu lebih besar dari 0.800.
Setelah dilakukan uji tersebut, maka angket isntrumen yang sudah valid bisa kita lanjutkan ke proses
pengambilan data ke SAMPEL ASLI 101 responden ( sampel skripsi saya ) lalu kita lakukan tabulasi lagi
ke MS excell untuk selanjutnya kita uji prasyarat yang akan saya terangkan setelah ini. uji prasyarat yang
pertama adalah UJI NORMALITAS
http://dodosampit.blogspot.com/2013/04/cara-menghitung-uji-validitas-dan-uji.html
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa
yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa
dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item
yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor
faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan
faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item.
Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas
item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),
perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa
faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah
suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item
yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap
skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa
digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.
Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa
menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di
bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05
(signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian)
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji
validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson)
dan Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing teknik perhitungan korelasi akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu
memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Contoh Kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan
skala untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Andi membuat 10
butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju,
2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12
responden didapatlah tabulasi data-data sebagai berikut:
Tabel 1. Tabulasi Data (Data Fiktif)
SubjekSkor Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 33
2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32
3 2 2 1 3 2 2 3 1 2 3 21
4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 34
5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 34
6 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 35
7 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 32
8 1 2 2 1 2 2 1 3 4 3 21
9 4 2 3 3 4 2 1 1 4 4 28
10 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 35
11 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 36
12 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 21
Langkah-langkah dengan program SPSS
Masuk program SPSS
Klik variable view pada SPSS data editor
Pada kolom Name ketik item1 sampai item10, kemudian terakhir ketikkan skortot (skor
total didapat dari penjumlahan item1 sampai item10)
Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Buka data view pada SPSS data editor
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan total skornya.
Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variables
Klik OK. Hasil output yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Bivariate Pearson
Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai
ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada
lampiran tabel r).
Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 1, 9 dan 10 nilai
kurang dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 9 dan 10 nilainya kurang dari
0,576 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan
dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki.
Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan
bahwa butir instrumen tersebut valid.
2. Corrected Item-Total Correlation
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini
dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya). Atau dengan cara lain, analisis ini menghitung
korelasi tiap item dengan skor total (teknik bivariate pearson), tetapi skor total disini
tidak termasuk skor item yang akan dihitung. Sebagai contoh pada kasus di atas kita akan
menghitung item 1 dengan skor total, berarti skor total didapat dari penjumlahan skor
item 2 sampai item 10. Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada skala yang
menggunakan item pertanyaan yang sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak
penggunaan korelasi bivariate (tanpa koreksi) efek overestimasi yang dihasilkan tidak
terlalu besar.
Menurut Azwar (2007) agar kita memperoleh informasi yang lebih akurat
mengenai korelasi antara item dengan tes diperlukan suatu rumusan koreksi terhadap
efek spurious overlap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Sebagai contoh kasus kita menggunakan contoh kasus dan data-data pada analisis produk
momen di atas.
Langkah-langkah pada program SPSS
Masuk program SPSS
Klik variable view pada SPSS data editor
Pada kolom Name ketik item1 sampai item 10
Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Buka data view pada SPSS data editor
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya,
Klik Analyze - Scale – Reliability Analysis
Klik semua variabel dan masukkan ke kotak items
Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Validitas Item dengan
Teknik Corrected Item-Total Correlation
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM1 27.2500 29.8409 .4113 .8345
ITEM2 27.2500 28.0227 .6151 .8157
ITEM3 27.4167 25.7197 .8217 .7933
ITEM4 26.9167 26.6288 .7163 .8046
ITEM5 26.9167 29.5379 .5603 .8223
ITEM6 27.2500 25.8409 .7764 .7975
ITEM7 27.3333 25.1515 .6784 .8078
ITEM8 27.2500 27.1136 .5679 .8204
ITEM9 26.8333 32.8788 .1866 .8482
ITEM10 27.0833 35.3561 -.1391 .8683
Reliability Coefficients
N of Cases = 12.0 N of Items = 10
Alpha = .8384
Dari output di atas bisa dilihat pada Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai
korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel
dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r
tabel sebesar 0,576 (lihat pada lampiran tabel r).
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item 1, 5, 9 dan 10 nilai kurang dari 0,576.
Karena koefisien korelasi pada item 1, 5, 9 dan 10 nilainya kurang dari 0,576 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan pada item-item
lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
valid.
Sebagai catatan: analisis korelasi pada contoh kasus di atas hanya dilakukan satu kali, untuk
mendapatkan hasil validitas yang lebih memuaskan maka bisa dilakukan analisis kembali
sampai 2 atau 3 kali, sebagai contoh pada kasus di atas setelah di dapat 6 item yang valid,
maka dilakukan analisis korelasi lagi untuk menguji 6 item tersebut, jika masih ada item
yang tidak signifikan maka digugurkan, kemudian dianalisis lagi sampai didapat tidak
ada yang gugur lagi.
http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-validitas-kuisioner.html
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang,
formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach’s
Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam program SPSS
akan dibahas untuk uji yang sering digunakan penelitian mahasiswa adalah dengan
menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Metode alpha sangat cocok digunakan pada
skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50). Metode
alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) dan akan menghasilkan
perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20 dan Anova Hoyt.
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat
dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita
bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah
baik.
Pada contoh kasus di atas setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur
dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan kedalam uji reliabilitas. Jadi yang akan
dihitung ada 6 item, karena 4 item telah digugurkan.
Langkah-langkah pada program SPSS
Pada contoh kasus di atas kita telah menginput data item 1 sampai 10
Klik Analyze - Scale - Reliability Analysis
Klik item yang tidak gugur dan masukkan ke kotak items. Jika item-item sudah berada
dikotak items maka klik item yang gugur dan keluarkan dengan klik simbol arah
Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Klik Continue
Klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Analisis Reliabilitas dengan Teknik Alpha
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM2 14.6667 18.9697 .6414 .8906
ITEM3 14.8333 18.1515 .6963 .8827
ITEM4 14.3333 18.2424 .6835 .8846
ITEM6 14.6667 16.7879 .8612 .8574
ITEM7 14.7500 15.8409 .7943 .8680
ITEM8 14.6667 17.5152 .6749 .8867
Reliability Coefficients
N of Cases = 12.0 N of Items = 6
Alpha = .8970
Dari hasil analisis di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,8970. Sedangkan nilai r
kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 12, di dapat sebesar
0,576 (lihat pada lampiran tabel r). Karena nilainya lebih dari 0,576, maka dapat
disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.