28
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT IV JUDUL : MERANGKAI DAN MENGUJI SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI Nama : Ahmad Fathurrohman No. Mahasiswa: 40906 Kelompok / Hari : VI / Selasa Siang LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR JURUSAN TETI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIT III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eldas

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASARUNIT IVJUDUL : MERANGKAI DAN MENGUJI SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI

Nama: Ahmad FathurrohmanNo. Mahasiswa: 40906Kelompok / Hari: VI / Selasa Siang

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASARJURUSAN TETI FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014A. PENDAHULUAN1. Tujuan Praktikum Mengetahui karakteristik input output dari sistem penyearah gelombang penuh, baik dari tegangannya maupun gelombangnya. Mempelajari karakteristik dari penyedia daya terkendali. Mempelajrai pengaruh pemberian beban resistor pada penyedia daya terkendali terhadap nilai dari tegangan output. Mempelajari dan mengetahui pengaruh kapasitor terhadap Penyearah gelombang penuh.

2. Landasan Teori1. TransformatorTransformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Macam Maca trafo ada 2, yaitu Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

2. Power Supply (Penyedia Daya Terkendali)Penyedia Daya Terkendali (Power Supply) adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk mengkonversi / mengubah arus dan tegangan AC menjadi arus dan tegangan DC. Ada dua macam Power Supply, yaitu Power Supply linear dan Power Supply Switch. Power Supply yang di gunakan pada praktikum kali ini merupakan power supply linear.

3. Penyearah Gelombang (Rectifier)Penyerah gelombang (Rectifier) memiliki 2 bentuk dasar, yaitu half-wave Rectifier (Penyearah setengah gelombang) dan Full-wave Rectifier (Penyearah gelombang penuh). Adalagi satu jenis Rectifier yang termasuk dalam Full-wave Rectifier, yaitu Bridge Rectifier (Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda). Penyearah Setengan GelombangMengapa disebut dengan penyearah setengah gelombang ?.Itu karena penyearah ini menghasilkan tegangan dc hanya dalam setengah periode positif dari satu periode gelombang tegangan masukan dc atau lebih sederhananya Pada rangkaian penyearah setengah gelombang, arus listrik akan dialirkan sebesar setengah gelombang.Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah,artinya arus mengalir hanya satu arah saja.Tegangan tersebut merupakan tegangan dc yang bergerak naik sampai nilai max dan turun sampai nol dan tetap nol selama siklus setengah negative.Rangkaian Setengah Gelombang :

Rangkaian di atas merupakan rangkaian penyearah yang menggunakan satu buah dioda. Sesuai dengan prinsip dasar dioda, idealnya dioda akan berfungsi seperti seuatas kawat pada saat diberi bias maju dan berfungsi bagaikan saklar terbuka pada saat diberi bias mundur. Maksud dari bias maju adalah apabila pada terminal anodanya (pangkal dari symbol panah) diberi catu positif kemudian terminal katodanya (ujung symbol panah) diberi catu negative. Intinya arus listrik bisa mengalir apabila searah dengan arah panah, sedangkan jika berlawanan dengan arah panah maka arus tidak bisa mengalir. Penyearah Gelombang Penuh dengan BridgePenyearah gelombang penuh adalah penyearah jembatan yang menghasilkan tegangan keluaran dc lengkap dalam satu periode dari tegangan masukan ac.Rangkaian penyearah dengan empat dioda disebut penyearah jembatan.Rangkaian Setengah Gelombang :

Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah diode. Duadiode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat isyaratnegatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak memerlukan transformatoryang memiliki center-tap.Seperti ditunjukkan pada gambar diatas, bagian masukan AC dihubungkan padasambungan D1-D2 dan yang lainnya pada D3-D4. Katode D1 dan D3 dihubungkandengan keluaran positif dan anode D2 dan D4 dihubungkan dengan keluaran negatif(tanah).Misalkan masukan AC pada titik A berharga positif dan B berharga negatif,maka diode D1 akan berpanjar maju dan D2 akan berpanjar mundur. Pada sambunganbawah D4 berpanjar maju dan D3 berpanjar mundur. Pada keadaan ini elektron akanmengalir dari titik B melalui D4 ke beban , melalaui D1 dan kembali ke titik A.Pada setengah periode berikutnya titik A menjadi negatif dan titik B menjadipositif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan berpanjar maju sedangkan D1 dan D4 akanberpanjar mundur. Aliran arus dimulai dari titik A melalui D2, ke beban, melalui D3dan kembali ke titik B. Perlu dicatat di sini bahwa apapun polaritas titik A atau B, arusyang mengalir ke beban tetap pada arah yang sama.

Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT

Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator sadapan pusat (Center Tap).B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Papan PCB2. Soldir + Tenol3. Resistor 3 K , 39 k , 82 K4. 2 buah Dioda IN 4002 5. Kapasitor 220 F / 50 V6. Kapasitor 47 F / 25 V7. R Blidder 10 K8. R Seri 1 K9. Transistor FCS 901310. Potensio11. Transformator12. Multimeter

C. ANALISA GAMBAR RANGKAIANGambar rangkaian untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Merangkai dan Menguji Sistem Penyearah Gelombang Penuha. Pengujian Bentuk Gelombang Sebelum Tapis DipasangPada rangkaian ini, kita menggunakan transformator step down sebagai sumber tegangan. Sebelum sistem dijalankan, kita menghubungkan jumper J1 ke 15 Volt (kanan) pada trafo, jumper J2 ke 15 Volt (kiri), dan J3 ke CT atau ground. Setelah dihubungkan, rangkaian menjadi seperti gambar di bawah.

Pada percobaan ini akan dihasilkan gelombang full wave. Pada full wave, tegangan input yang bernilai positif akan diteruskan, sementara tegangan yang bernilai negatif akan diteruskan sebagai tegangan bernilai positif, sehingga tegangan yang jatuh pada resistor hanya mempunyai satu polaritas saja, yaitu positif. Rangkaian ini lebih efektif dibanding rangkaian half-wave rectifier, karena selain tegangan rata-ratanya lebih besar, jika dipasangi penapis kapasitor, tegangan riaknya lebih kecil.

b. Pengujian Bentuk Gelombang Setelah Tapis Dipasang

Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dipasang penapis. Rangkaian ini akan mengubah gelombang hasil penyearahan dari dioda menjadi mendekati gelombang DC dengan memanfaatkan sifat kapasitor sebagai penapis/ filter.Untuk membuat rangkaian di atas, kita harus menghubungkan J4 dengan J5 dan J6 dengan J7 pada rangkaian. Untuk mengukur V Out DC1 dan V Riak1, probe positif dihubungkan ke J4 dan J5, sedangkan probe negatif dihubungkan ke J3 atau ground. Untuk Untuk mengukur V Out DC2 dan V Riak2, probe positif dihubungkan ke J6 dan J7, sedangkan probe negatif dihubungkan ke J3/ground.

c. Pengujian Bentuk Gelombang dengan Beban Resistor

Pada rangkaian ini, kita menggunakan 3 resistor tambahan, yaitu RL1, RL2 dan RL3. Pada pengkuran pertama kita gunakan RL1, pengukuran kedua menggunakan RL2 dan pengukuran ketiga menggunakan RL3. Untuk menghubungkan RL1 ke rangkaian, hubungkan J6, J7, dan J8. Untuk menghubungkan RL2 ke rangkaian, hubungkan J6, J7, dan J9. Untuk menghubungkan RL3 ke rangkaian, hubungkan J6, J7, dan J10.

2. Merangkai dan Menguji Penyedia Daya Terkendalia. Pengujian Tanpa Beban, dengan Tegangan Output Diatur Menjadi 5 Volt

Rangkaian ini adalah rangkaian penyedia daya terkendali. Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan tapis yang dihubungkan dengan transistor dan potensio. Untuk membuat rangkaian diatas, hubungkan J4, J5, dan J11, hubungkan pula J6 dan J12, serta hubungkan J7 dengan J13. Untuk mengukur input (V In DC) dan V riak1, probe positif dihubungkan ke J4, J5, J11 dan probe negatif dihubungkan ke J3 atau ground, dimana sebelumnya telah terangkai J1 pada rangkaian ke 15 volt (kanan) pada trafo, J2 pada rangkaian ke 15 volt (kiri) pada trafo, dan J3 pada rangkaian ke ground. Untuk mengukur V riak2, probe positif dihubungkan ke J14 dan probe negatif dihubungkan ke J3 atau ground.

b. Pengujian dengan Beban Resistor

Pada pengujian ini kita tambahkan resistor pada penyedia daya terkendali tersebut. Untuk RL 1 di rangkai dengan menghubungkan J14 dan J8. Untuk mengukur V DC2 dan V riak 1, probe di hubungkan ke J4, J5, dan J11. Sementara probe negatif dihubungkan ke J3 (Ground). Untuk mengukur V DC 2 dan V riak 2, probe positif di hubungkan ke J14 dan J8, sedangkan probe negatif di hubungkan ke J3 atau ground.Untuk RL 2 di rangkai dengan menghubungkan jumper 14 dan J9. Untuk mengukur V DC2 dan V riak 1, probe di hubungkan ke J4, J5, dan J11. Sementara probe negatif dihubungkan ke J3 (Ground). Untuk mengukur V DC 2 dan V riak 2, probe positif di hubungkan ke J14 dan J9, sedangkan probe negatif di hubungkan ke J3 atau ground.

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output Bervariasi

Rangkaian ini adalah rangakain pengendali daya terkendali yang menggunakan potensio untuk mengubah tegangan output sesuai dengan keinginan. Untuk mendapatkan rangkaian seperti gambar diatas, hubungkan J4, J5, dan J11. Kemudian hubungkan pula J6 dan J12, serta hubungkan J7 dan J13. Untuk mengukur input (V In DC), probe positif dihubungkan ke J4, J5, J11 dan probe negatif dihubungkan ke J3 atau ground. Untuk mengukur R1, hubungkan J5 dan J6. Untuk mengukur R2, hubungkan J6 dan J3 atau ground. Saat mengukur R1 dan R2, rangakaian tidak terhubung dengan power supply.

D. HASIL PENGUJIAN1. Merangkai dan Menguji Sistem Penyearah Gelombang Penuha. Pengujian Bentuk Gelombang Sebelum Tapis Dipasang V1 (CRO)= 14,5 Volt (41,0 Vpp) V2 (CRO)= 14,7 Volt (41,6 Vpp) V Output (CRO)= 14,28 Volt (20,2 Vpp) Voutput DC (multi)= 13,5 VoltGambar Gel. V1

Gambar Gel. V2

Gambar Gel. V3

b. Pengujian Bentuk Gelombang Setelah Tapis Dipasang V OutDC1 (multi)= 20,6 Volt V OutDC2 (multi)= 20,6 Volt V Riak1 (CRO)= 178 mVpp V Riak2 (CRO)= 15 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

c. Pengujian Bentuk Gelombang dengan Beban Resistor Dengan Beban RL1 3 K. V OutDC1 (multi)= 20,1 Volt V OutDC2 (multi)= 15,4 Volt V Riak1 (CRO)= 500 mVpp V Riak2 (CRO)= 25,4 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

Dengan Beban RL2 39 K. V OutDC1 (multi)= 20,2 Volt V OutDC2 (multi)= 19,8 Volt V Riak1 (CRO)= 216 mVpp V Riak2 (CRO)= 19,8 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

Dengan Beban RL3 82 K. V OutDC1 (multi)= 20,5 Volt V OutDC2 (multi)= 20,2 Volt V Riak1 (CRO)= 186 mVpp V Riak2 (CRO)= 15,4 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

2. Merangkai dan Menguji Penyedia Daya Terkendalia. Pengujian Tanpa Beban, dengan Tegangan Output Diatur Menjadi 5 Volt V In DC (multi)= 20,4 Volt V Out (multi)= 5 Volt Vriak In (CRO)= 432 mVpp Vriak Out (CRO)= 20,8 mVppGambar Gel. Riak In

Gambar Gel. Riak Out

b. Pengujian dengan Beban Resistor Dengan Beban RL1 3 K. V OutDC1 (multi)= 20,6 Volt V OutDC2 (multi)= 3,4 Volt V Riak1 (CRO)= 475 mVpp V Riak2 (CRO)= 210 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

Dengan Beban RL2 39 K. V OutDC1 (multi)= 20,6 Volt V OutDC2 (multi)= 3,6 Volt V Riak1 (CRO)= 450 mVpp V Riak2 (CRO)= 7,2 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

Dengan Beban RL3 82 K. V OutDC1 (multi)= 20,6 Volt V OutDC2 (multi)= 3,6 Volt V Riak1 (CRO)= 422 mVpp V Riak2 (CRO)= 6,5 mVppGambar Gel. Riak1

Gambar Gel. Riak2

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output BervariasiNilai Komponen yang dipakai :1) Potensio= 5 K2) R Seri= 1 K3) Kapasitor 1= 220 F / 50 V4) Kapasitor 2= 47 F / 25 V

Data PengamatanV OutV In DCR1 (Ohm)R2(Ohm)

4 Volt21 Volt3,7 K1.01 K

6 Volt21 Volt3,47 K1,5

7 Volt21 Volt4,05 K475

8 Volt21 Volt3,49 K1,48 K

9 Volt21 Volt3,6 K1,28 K

10 Volt21 Volt3,59 K1,57 K

E. ANALISA HASIL PENGUJIAN1. Merangkai dan Menguji Sistem Penyearah Gelombang Penuha. Pengujian Bentuk Gelombang Sebelum Tapis DipasangPada pengujian kali ini, akan di lakukan pengujian terhadap rangkaian sebelum tapis di pasang. Pengukuran tegangan V1 dan V2 di lakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran dari terminal sekunder trafo sebelum tegangan melewati dioda. Pada pengukuran tegangan dengan CRO, di dapat angka pengukuran V1 =41,0 Vpp dan V2 = 41,6 Vpp. V RMS nya dapat dihitung dengan persamaan :

Sehingga di dapat tegangan VRMS1 sebesar 14,5 Volt dan VRMS2 adalah 14,7 Volt. Pada dasarnya, nilai keduanya sama, hanya berbeda fase sebesar 180o. Perbedaan hasil (0,2 Volt) terjadi karena kekurangakuratan saat pengukuran.Untuk tegangan output, di ukur dengan menggunakan CRO dan multimeter. Pada hasil pengukuran dengan CRO, hasilnya adalah V Output = 20,2 Vpp dan dengan multimeter didapat hasil V OutputDC = 13,5 Volt. Karena tegangan output adalah tegangan DC, maka nilai VDC hasil pengukuran CRO adalah :

Hasil perhitungannya hampir sama denga hasil pengukuran dengan multimeter, yaitu 14,28 Volt dan 13,5 Volt. Nilai V output setelah melewati dioda dapat dihitung dengan persamaan :Voutput = Vin 0,7 = 15 0,7 = 14,3 VoltHasil perhitungannya mendekati hasil pengukuran yaitu 14,28 Volt.Untuk bentuk gelombang, karena rangkaian adalah rangkaian penyearah gelombang, sehingga gelombang output nya adalah gelombang sinus dengan polaritas positif nya saja. Sehingga bentuk gelombang nya bukan gelombang AC tapi gelombang DC.

b. Pengujian Bentuk Gelombang Setelah Tapis DipasangPada pengujian ini, digunakan kapasitor sebagai penapis yang membuat gelombang hasil penyearahan berubah menjadi gelombang dengan riak yang kecil sehingga lebih mendekati gelombang DC. Semakin besar nilai kapasitansi kapasitornya, maka bentuk gelombang keluarannya semakin mendekati gelombang DC. Hal ini terjadi karena kapasitor dengan nilai kapasitansi yang lebih besar maka waktu yang di perlukan untuk mengosongkan muatan pada kapasitor akan semakin lama. Ketika ada tegangan masuk ke kapasitor pada saat kapasitor belum selesai mengosongkan muatannya, maka kapasitor tersebut akan kembali mengisi muatannya. Sehingga, pada gelombangnya, ketika gelombang yang sudah disearahkan tadi belum sempat kembali ke posisi nolnya, gelombang tersebut sudah mendapat tegangan lagi, sehingga gelombangnya naik lagi. Hal ini terjadi terus menerus pada rangkaian ini sehingga terjadi riak riak pada gelombang output yang terlihat pada CRO.Pada hasil pengujian ini, terlihat bahwa V Riak2 hasilnya lebih kecil daripada V Riak1. Hal ini terjadi karena tegangan riak2 telah melewati kapasitor sebanyak dua kali. Perbedaan juga terlihat pada gelombangnya. Gelombang riak1 bentuknya seperti gergaji, sementara gelombang riak2 bentuknya lebih halus, mendekati gelombang DC.

c. Pengujian Bentuk Gelombang dengan Beban ResistorPada pengujian ini, digunakan 3 buah resistor yaitu RL1 (3 K), RL2 (39 K) dan RL3 (82 K). Dengan Beban RL1 3 KPada pengujian ini, resistor RL1 diparalel dengan kapasitor C2. Hasilnya diperoleh nilai V Out DC1 20,1 Volt dan V Out DC2 15,4 Volt. Hubungan antara V Out DC1 dengan V Out DC2 dapat ditulis dengan persamaan :V Out DC1 = hasil pengukuranV Out DC2 = x V Out DC1 = x 20,1 = 15,075 VoltHasil perhitungan yaitu 15,075 Volt hampir sama dengan hasil pengujian yaitu 15,4 Volt. Hal ini membuktikan persamaan tersebut.Pada hasil pengukuran dengan CRO, didapat nilai V Riak1 500 mVpp dan V Riak 2 25,4 mVpp. Nilai V Riak 2 yang lebih kecil dibanding V Riak 1 menunjukkan bahwa C2 sebagai penapis bekerja dengan baik, terlihat juga dari gelombang yang semakin halus. Nilai RL1 3 K juga membuat drop tegangan sebesar 4,7 Volt.

Dengan Beban RL2 39 KPada pengujian ini, resistor RL2 diparalel dengan kapasitor C2. Hasilnya diperoleh nilai V Out DC1 20,2 Volt dan V Out DC2 19,8 Volt. Hubungan antara V Out DC1 dengan V Out DC2 dapat ditulis dengan persamaan :V Out DC1 = hasil pengukuranV Out DC2 = x V Out DC1 = x 20,2 = 19,695 VoltHasil perhitungan yaitu 19,695 Volt hampir sama dengan hasil pengujian yaitu 19,8 Volt. Hal ini membuktikan persamaan tersebut.Pada hasil pengukuran dengan CRO, didapat nilai V Riak1 216 mVpp dan V Riak 2 19,8 mVpp. Nilai V Riak 2 yang lebih kecil dibanding V Riak 1 menunjukkan bahwa C2 sebagai penapis bekerja dengan baik, terlihat juga dari gelombang yang semakin halus. Nilai RL2 39 K juga membuat drop tegangan sebesar 0,4 Volt. Nilai drop tegangan ini menunjukan perbandingan dengan pengujian pertama dengan RL1 3 K, yaitu gelombang hasil pengujian dengan RL2 39 K menghasilkan riak yang lebih kecil dibanding pengujian dengan RL1 3 K.

Dengan Beban RL3 82 KPada pengujian ini, resistor RL2 diparalel dengan kapasitor C2. Hasilnya diperoleh nilai V Out DC1 20,5 Volt dan V Out DC2 20,2 Volt. Hubungan antara V Out DC1 dengan V Out DC2 dapat ditulis dengan persamaan :V Out DC1 = hasil pengukuranV Out DC2 = x V Out DC1 = x 20,5 = 20,25 VoltHasil perhitungan yaitu 20,25 Volt hampir sama dengan hasil pengujian yaitu 20,2 Volt. Hal ini membuktikan persamaan tersebut.Pada hasil pengukuran dengan CRO, didapat nilai V Riak1 186 mVpp dan V Riak 2 15,4 mVpp. Nilai V Riak 2 yang lebih kecil dibanding V Riak 1 menunjukkan bahwa C2 sebagai penapis bekerja dengan baik, terlihat juga dari gelombang yang semakin halus. Nilai RL2 39 K juga membuat drop tegangan sebesar 0,3 Volt. Nilai drop tegangan ini menunjukan perbandingan dengan pengujian pertama dengan RL1 3 K dan pengujian kedua dengan RL2 39 K, yaitu gelombang hasil pengujian dengan RL2 39 K menghasilkan riak yang lebih kecil dibanding pengujian dengan RL1 3 K dan RL2 39 K.

2. Merangkai dan Menguji Penyedia Daya Terkendalia. Pengujian Tanpa Beban, dengan Tegangan Output Diatur Menjadi 5 VoltPada pengujian ini, diatur nilai tegangan output menjadi 5 Volt dengan mengatur nilai hambatan pada potensio. Dari hasil pengujian, didapat nilai V In DC sama dengan nilai V In DC pada pengujian sebelumnya, yaitu 20,4 Volt. Sementa Vriak In hasilnya 432 mVpp dan Vriak Out 20,8 mVpp. Nilai Vriak Out yang lebih kecil daripada Vriak In menunjukan bahwa Kapasitor C2 sebagai penapis berfungsi dengan baik.Hal ini terlihat juga pada gelombangnya. Gelombang riak1 bentuknya masih seperti gergaji, sedangkan gelombang riak2 sudah sangat mendekati gelombang DC.

b. Pengujian dengan Beban Resistor Dengan Beban RL1 3 KPada pengujian ini ditambahkan resistor RL1 3 K. Hasilnya diperoleh V DC1 sebesar 20,6 Volt dan V DC2 sebesar 3,4 Volt. Sedangkan nilai V Riak1 475 mVpp dan V Riak2 210 mVpp. Dari hasil pengujian didapat bahwa kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai V Riak2 lebih kecil dibanding nilai V Riak 2. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan, yang dapat dilihat dari nilai V DC2 yang lebih kecil dibanding nilai V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensio juga ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun cukup besar, yaitu 17,2 Volt.Hasil gambar gelombang dari rangkaian ini di CRO terlihat bahwa gelombang riak in masih terlihat seperti gergaji, hasil dari penapisan kapasitor C1. Untuk gelombang riak out, terlihat bahwa gelombangnya sangat mendekati gelombang DC.

Dengan Beban RL2 39 KPada pengujian ini ditambahkan resistor RL2 39 K. Hasilnya diperoleh V DC1 sebesar 20,6 Volt dan V DC2 sebesar 3,6 Volt. Sedangkan nilai V Riak1 450 mVpp dan V Riak2 7,2 mVpp. Dari hasil pengujian didapat bahwa kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai V Riak2 lebih kecil dibanding nilai V Riak 2. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan, yang dapat dilihat dari nilai V DC2 yang lebih kecil dibanding nilai V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensio juga ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun cukup besar, yaitu 17 Volt.Hasil gambar gelombang dari rangkaian ini di CRO terlihat bahwa gelombang riak in masih terlihat seperti gergaji, hasil dari penapisan kapasitor C1. Untuk gelombang riak out, terlihat bahwa gelombangnya sangat mendekati gelombang DC.

Dengan Beban RL3 82 KPada pengujian ini ditambahkan resistor RL1 82 K. Hasilnya diperoleh V DC1 sebesar 20,6 Volt dan V DC2 sebesar 3,6 Volt. Sedangkan nilai V Riak1 422 mVpp dan V Riak2 6,5 mVpp. Dari hasil pengujian didapat bahwa kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai V Riak2 lebih kecil dibanding nilai V Riak 2. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan, yang dapat dilihat dari nilai V DC2 yang lebih kecil dibanding nilai V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensio juga ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun cukup besar, yaitu 17 Volt.Hasil gambar gelombang dari rangkaian ini di CRO terlihat bahwa gelombang riak in masih terlihat seperti gergaji, hasil dari penapisan kapasitor C1. Untuk gelombang riak out, terlihat bahwa gelombangnya sangat mendekati gelombang DC.

Dari hasil percobaan dengan RL1, RL2 dan RL3, terlihat fungsi transistor yang menjaga nilai tegangan output / drop tegangannya stabil, tidak terpengaruh dengan resistor yang ditambahkan.

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output BervariasiPada pengujian ini, nilai V Output diubah-ubah, Namun, perubahan tersebut tidak mempengaruhi nilai V In DC yang tetap, yaitu 21 Volt. Yang berubah adalah nilai R1 dan R2 nya. Nilai R1 yang diukur antara kaki kolektor transistor dengan kaki basis transistor akan relatif turun setiap nilai V Outputnya dinaikkan. Sementara itu, nilai R2 yang diukur antara kaki basis transistor dengan ground akan relatif naik setiap nilai V Outputnya dinaikkan. Hasil pengujian yang menunjukkan nilai naik turun yang tidak teratur terjadi karena kesalahan saat pengukuran atau kesalahan pada rangkaian maupun kekurangakuratan alat ukur yang digunakan.

F. KESIMPULAN Rangkaian penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier) dapat dibuat dengan menggunakan 2 buah dioda yang disusun paralel yang dihubungkan pada ujung anoda dengan transformator sebagai sumber tegangan. Kemudian ujung katoda dioda dihubungkan dengan resistor. Tegangan pada resistor ini adalah tegangan yang sudah disearahkan, dengan bentuk gelombang sinus yang muncul hanya bagian poositifnya saja. Dalam rangkaian penyearah gelombang, fungsi kapasitor adalah sebagai penapis, yang membuat gelombang dang sudah disearahkan oleh dioda semakin mendekati gelombang DC. Semakin besar kapasitansi kapasitor yang digunakan, maka gelombangnya semakin mendekati gelombang DC. Penambahan beban pada rangkaian penyeara dengan tapis akan membuat drop tegangan antara V Output setelah C1 dengan V Output setelah C2. Pada rangkaian penyedia daya terkendali, nilai tegangan output diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi pada potensio. Sifat khusus pada transistor yang mengatur hubugan antara arus yang lewat basis dengan arus yang lewat collector menyebabkan tegangan output semakin stabil atau mempertahankan level tegangan output pada suatu nilai yang konstan. Pada rangkaian penyedia daya terkendali, perubahan nilai V Output tidak akan mempengaruhi nilai V Input, tapi mempengaruhi nilai R1 dan R2-nya.

G. LAMPIRAN1. Jawaban Pertanyaan1) Secara teoritis faktor riak sebelum tapis dipasang dapat dicari menggunakan persamaan:

Secara teoritis faktor riak setelah dipasang penapis secara dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

2) Sebelum tapis dipasang diode berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada saat mode forward bias mengalirkan gelombang sinus berfase positif, sedangkan pada saat mode reverse bias akan menahan gelombang sinus berfase negatif. Sedangkan R blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop tegangan pada diri R blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian tidak short.3) Pada rangkaian penyedia daya terkendali terdapat kapasitor yang berfungsi sebagai tapis sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor menghasilkan gelombang yang mendekati gelombang DC. R seri berfungsi sebagai drop tegangan sebelum arus hasil penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2. Potensiometer berfungsi sebagai pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan merubah besar nilai tahanan dirinya sendiri. Transistor berfungsi mempertahankan tegangan output meskipun tegangan input di di rubah.4) Hubungan antara V in DC , V out , R1 dan R2:Semakin besar V output akan memperbesar nilai R1 dan memperkecil nilai R2. Namun pengaruh perubahan nilai V output tidak akan mempengaruhi V input DC atau dapat di katakan nilai V input DC akan konstan.5)