Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN
MAKALAH NONSEMINAR
Syavira Retty Radiyanti
1006716556
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI JERMAN
DEPOK
2014
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
2
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
3
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
4
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
5
ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN
Syavira Retty Radiyanti, Rita Maria Siahaan
Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,
16424, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang jenis-jenis metafora yang biasa digunakan untuk artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis metafora ditinjau dari segi semantik dan menunjukkan fungsi pembentukan metafora yang digunakan dalam artikel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora yang sering digunakan dalam artikel musik majalah Rolling Stone Jerman adalah metafora kreatif dan terdapat banyak personifikasi. Fungsi metafora yang terlihat jelas adalah untuk menggambarkan berbagai situasi dan menjelaskan suatu hal.
The Semantics Analysis of Metaphor in the Music Article in the Rolling Stone Magazine Germany
This research analyzes the varieties of metaphor, which are frequently used in the one of the music article in the Rolling Stone magazine Germany, edition of 227 on September 2013. The aim of this research is to describe the varieties of metaphor in the chosen music article observed from the semantic aspects and to show what those metaphors function as. This is a library-based research and is qualitative. The result of this research shows that creative metaphor and personification are frequently used in the music article in the Rolling Stone magazine Germany. The functions of metaphor are obviously to explain and describe something and situations.
Key Words: Metaphor, music article, personification, function
Pendahuluan
Musik adalah hal yang lekat dalam kehidupan seseorang. Musik dapat didengarkan
melalui radio, televisi dan mp3 player dengan aliran yang beragam seperti, pop, jazz, classic,
rock dan lain sebagainya. Musik adalah bahasa untuk merepresentasikan suatu objek.1
Dengan adanya musik, maka muncul grup band, penyanyi dan para musisi lainnya dan hal
1 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
6
tentang musik tersebut dibuat menjadi artikel dalam suatu majalah, seperti majalah Rolling
Stone Jerman yang memiliki artikel musik di dalamnya.
Artikel merupakan salah satu bentuk media dan di dalam suatu media, metafora sering
digunakan, terutama pada media masa (Schmitz, 2004: 117). Metafora tidak hanya digunakan
pada karya sastra, artikel-artikel ekonomi, olahraga dan politik, tetapi metafora juga
digunakan pada artikel-artikel musik. Istilah metafora menurut Kridalaksana adalah
pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau konsep lain berdasarkan kias atau
persamaan, misalnya kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia
(Kridalaksana, 2011: 152). Sedangkan Frans Asisi Datang berpendapat, metafora merupakan
fenomena lingual yang unik karena dalam metafora terdapat unsur ketaksesuaian antara isi
tuturan secara harafiah dengan maksud penuturnya. Secara semantis fenomena ini menarik
karena dalam metafora kita bisa menemukan makna harafiah dan makna metaforis.2
George Lakoff dan Johnson (1980: 7) menyatakan bahwa metafora meresapi seluruh
kehidupan manusia, tidak hanya bahasa tetapi juga pikiran dan aktifitas manusia. Menurut
Lakoff dan Johnson, seluruh sistem konseptual manusia sehari-hari secara mendasar berciri
metaforis. Contohnya pada kata TIME IS MONEY, merujuk kepada hal yang berhubungan
dengan waktu, seperti pada kalimat „I’ve invested a lot of time in her“. Menurut pengalaman
dan kehidupan kita sehari-hari, waktu dianggap hal yang bernilai dan suatu hal yang terbatas
yang bisa digunakan, disimpan atau bahkan terbuang sia-sia.3
Selain itu, menurut Knowles dan Moon, metafora juga dapat mengkomunikasikan apa
yang dipikirkan dan dirasakan penulis mengenai sesuatu, dapat menjelaskan dan
menyampaikan suatu gagasan atau ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik
sehingga mudah dipahami oleh pembaca (Knowles dan Moon, 2006: 32).
Dengan adanya metafora, tujuan mencari kata yang tepat untuk menggambarkan suatu hal
yang lebih mendalam lagi dapat berhasil, contohnya seperti pada kata ARGUMENT IS WAR
dengan kalimat “He shot down all of my arguments” yang memasukkan konsep argumen ke
dalam konsep peperangan dengan penggunaan kata shot down.4
Saya ingin menganalisis metafora dalam artikel musik karena menurut saya, metafora
merupakan topik yang menarik untuk diteliti, terutama dalam artikel musik majalah Rolling
2 Datang, Frans Asisi. 1994. Teori Kognitif Tentang Metafora: Sebuah Penjelasan Teoretis. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
3 Ibid hlm. 8 4 Ibid hlm. 31
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
7
Stone Jerman. Selain itu menurut saya, dengan adanya istilah metafora pada artikel musik
majalah Rolling Stone Jerman dapat memberikan gambaran metaforis untuk sebuah grup
Band, musisi dan aliran musik lainnya secara jelas dan mendalam. Majalah Rolling Stone
adalah sebuah majalah yang pertama kali didirikan di San Fransisco pada tahun 1967 dan
pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tanggal 9 November tahun 1967. Nama
Rolling Stone diberikan oleh pendiri majalah ini karena terinspirasi oleh dua buah lagu, yang
pertama lagu yang ditulis oleh Muddy Waters "A Rolling Stone gathers no moss" dan "Like A
Rolling Stone" yang merupakan judul lagu dari rekaman Rock and Roll pertama Bob Dylan.5
Rolling Stone didirikan oleh Jann Wenner, seorang editor dan penerbit bersama seorang
kritikus musik Ralph J. Gleason. Tema utama majalah ini adalah musik, politik liberal6 dan
budaya populer7 dan diterbitkan dua minggu sekali. Majalah ini meliput tentang musik pada
tahun 1990-an untuk menarik minat baca anak muda karena pada saat itu terfokus kepada
acara televisi anak muda, aktor film dan musik pop. Majalah Rolling Stone memberikan
informasi mengenai dunia musik nasional dan internasional dan cepat berkembang karena
didukung oleh para penulis yang sudah terkenal seperti Cameron Crowe, Lester Bangs, Joe
Klein, Joe Eszterhas, dan lain sebagainya. Wenner mengatakan bahwa motto majalah Rolling
Stone adalah "is not just about the music, but about the things and attitudes that music
embraces."8
Majalah Rolling Stone saat ini semakin berkembang dan memiliki banyak cabang di
berbagai negara dengan bahasa yang disesuaikan dengan bahasa di negara setempat.
Contohnya majalah Rolling Stone Jerman yang merupakan franchise dari majalah Rolling
Stone Amerika Serikat. Aliran musik yang dibahas dalam Majalah Rolling Stone Jerman lebih
banyak tentang musik Rock & Roll karena pendiri majalah Rolling Stone yaitu Jann Wenner,
merupakan orang yang memiliki obsesi terhadap musik 60’s Rock & Roll pada zamannya saat
5 http://rockhall.com/blog/post/rolling-stone-first-issue-cover-story/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:41 6 Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan tersebut. http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/definisi-politik-liberalisme-pengaruh-serta-ciri-ciri-nya/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:52 7 Budaya popular (biasa disingkat sebagai budaya pop—dalam bahasa Inggris popular culture atau disingkat pop culture) adalah gaya, style, ide, perspektif, dan sikap yang benar-benar berbeda dengan budaya arus utama 'mainstream' (yang preferensinya dipertimbangkan di antara konsensus informal). Banyak dipengaruhi oleh media massa (setidaknya sejak awal abad ke-20) dan dihidupkan terus-menerus oleh berbagai budaya bahasa setempat, kumpulan ide tersebut menembus dalam keseharian masyarakat http://budaya-pop.blogspot.com/2010/09/budaya-populer.html diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:58
8 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
8
itu9 dan terdapat rubrik khusus mengenai Rock & Roll, sehingga aliran musik lainnya
dijadikan tambahan berita di luar dari rubrik Rock & Roll.
Setelah membaca beberapa artikel musik pada website majalah Rolling Stone Jerman, isi
dari artikel tersebut tidak terlalu panjang dan tidak banyak menggunakan istilah metafora.
Oleh karena itu, saya memilih untuk menganalisis majalah Rolling Stone Jerman edisi 227
bulan September 2013 karena sumber data lebih akurat, lengkap dan dapat menemukan istilah
metafora lebih banyak di dalam majalah Rolling Stone Jerman pada edisi tersebut. Saya
menganalisis artikel yang berjudul “Paradies der Ungeliebten” karena dalam artikel tersebut
banyak menggunakan istilah metafora untuk menggambarkan grup musik, karakter musik dan
karakter album dari Band yang menjadi pokok bahasan pada artikel tersebut.
Metafora penting untuk digunakan dalam sebuah artikel karena terkadang beberapa kata
sulit untuk dinyatakan dengan makna harafiah dan akan lebih mudah jika dinyatakan dengan
metafora, seperti pada kata MUSIK IST EINE SPRACHE, yang mengibaratkan musik seperti
sebuah bahasa10. Hal ini disebutkan demikian karena musik merupakan sarana untuk
mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan ke dalam suatu konsep. Alasan saya memilih
majalah Rolling Stone untuk menjadi sumber data analisis saya karena majalah Rolling Stone
adalah majalah musik yang terkenal dengan ulasan berita musik lengkap, menarik, dan juga
merupakan salah satu majalah yang terbaik di Amerika dan Inggris11. Hal tersebut terbukti
dengan adanya berbagai cabang (franchise) majalah Rolling Stone di berbagai Negara, seperti
majalah Rolling Stone Indonesia, Jerman, Jepang, Italia, Prancis, Spanyol dan lain
sebagainya12.
Oleh sebab itu, saya tertarik untuk meneliti jenis metafora yang digunakan pada majalah
Rolling Stone berbahasa Jerman edisi 227 bulan September 2013. Saya akan menganalisis
jenis metafora yang digunakan pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman ditinjau dari
segi semantik dengan menggunakan teori dari Gerhard Kurz. Kemudian menunjukkan fungsi
pembentukan metafora yang ada pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman dilihat dari
contoh yang ada pada artikel yang di analisis.
9 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35 10 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32
11 http://www.allyoucanread.com/top-‐10-‐music-‐magazines/ diunduh tanggal 24 juni 2014 pukul 13:10 12 http://www.rollingstone.co.id/ diunduh tanggal 9-4-2014 pukul 15:23
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
9
Tinjauan Teoretis
Definisi Metafora
Menurut kamus linguistik Jerman oleh Theodor Lewandowski (1990: 708), „Metapher ist
eine Übertragung von Bedeutungen/Bezeichnungen aufgrund von Ähnlichkeiten der äußeren
Gestalt, der Funktion und Verwendung durch impliziten Vergleich bzw. Ineinanderfließen der
Vorstellungen“. Berdasarkan penjelasan di atas, definisi metafora adalah suatu pengalihan
makna/istilah karena memiliki kesamaan/kemiripan, yang fungsi dan manfaatnya
dibandingkan atau dianalogikan secara implisit atau penggabungan ide-ide, untuk menyatakan
suatu hal dengan hal yang lain. Contohnya seperti der Gesang der Wellen, menggambarkan
nyanyian/lagu seolah seperti suatu gelombang.13 Contoh lain dalam bahasa Indonesia adalah
kaki meja.
Metafora menurut Lakoff dan Johnson dalam karyanya yang berjudul Metaphor We Live
By (1980:5) adalah pemahaman dan pengalaman mengenai sebuah hal melalui sesuatu yang
lain. Seseorang dapat merasakan dan memahami sesuatu yang baru melalui pemahamannya
atas hal yang lain yang sudah dikenal/diketahui sebelumnya. Metafora mengungkapkan
maksud lain dari ekspresi yang diujarkan dan metafora terdapat dalam kehidupan kita sehari-
hari sebagai manusia yang berkomunikasi melalui bahasa, pemikiran dan tindakan manusia.
Lakoff dan Johnson membagi metafora menjadi dua hal utama. Yang pertama adalah
metafora sebagai proses kognitif dan merupakan hasil pengalaman, yaitu merupakan sebuah
proses kognitif eksperimental. Yang kedua, metafora dinyatakan sebagai sebuah ekspresi
linguistik dan metafora mempunyai karakteristik bahasa, sehingga metafora merupakan
sebuah perspektif. Untuk lebih memahami konsep metafora menurut Lakoff dan Johnson,
dapat kita lihat dengan contoh konsep metafora pada kalimat ARGUMENT IS WAR.14 Kalimat
tersebut dapat merefleksikan bahasa sehari-hari dengan berbagai macam ekspresi, yaitu:
He attacked every weak point in my argument (dia “menyerang” setiap titik lemah
pada argumen saya)
I demolished his argument (saya “meruntuhkan” argumennya)
13 Ibid. hlm. 708 14 Ibid hlm. 4
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
10
I’ve never won an argument with him (saya tidak pernah “memenangkan” argumen
dengan dia)
Terlihat dari contoh-contoh kalimat tersebut, kemenangan dan kekalahan dalam
perdebatan atau adu argumen dianggap seperti sedang menghadapi peperangan, sehingga dari
hal tersebut muncul konsep metaforis dalam pikiran manusia dan konsep dalam berpendapat
(arguing), dengan kata lain konsep ARGUMENT dapat dipahami dan dibentuk dari konsep
WAR. Walaupun tidak ada pertarungan secara fisik, tetapi ada pertarungan secara verbal, dan
struktur dari sebuah argumen lekat dengan attack, defense, counterattack dan lain
sebagainya.15 Kalimat ARGUMENT IS WAR adalah salah satu contoh metafora yang ada
dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia mengamati, merasakan dan kemudian
mengaplikasikannya dalam bentuk bahasa yang bersifat metaforis.
Metafora dapat dihubungkan dengan musik, menurut Knowles & Moon (2006: 141):
“Music has an important role, and it too can realize non-verbal metaphor. The
background music matches vision in further underpinning metaphorical and symbolic
meanings. Other composers see music as symbolizing personal characteristics. Sounds
are the material composers use to create images, to realize concepts.”
Berdasarkan definisi tersebut, musik memiliki peran penting dan dapat membentuk
metafora non-verbal. Tujuan dari musik sendiri adalah membentuk makna metaforis dengan
menggunakan simbol untuk dapat memahami maknanya. Para komposer lain melihat musik
sebagai simbol karakteristik pribadi manusia, dan suara merupakan sebuah sarana para
komposer untuk membuat sebuah gambaran agar dapat merealisasikan suatu konsep. Dari
penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam musik dibutuhkan penggunaan
metafora sebagai sarana untuk mengekspresikan ide/gagasan ke dalam konsep yang lain.
Sebagai contoh lagu Eltohn John yang berjudul “Candle in the Wind”, ditulis sebagai
apresiasi kepada Marilyn Monroe dan Putri Diana. Judul, lirik, dan iringan musik non-verbal
saling melengkapi sebagai elemen metafora dalam merepresentasikan maksud dari lagu
tersebut yaitu, “kerapuhan hidup”.16
15 Ibid hlm. 4 16 Ibid hlm. 141
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
11
Jenis Metafora
Dalam penelitian ini, saya akan menitikberatkan kepada jenis metafora berdasarkan teori
Gerhard Kurz, yaitu metafora kreatif, metafora leksikal dan metafora konvensional.
Sedangkan teori jenis metafora Lakoff dan Johnson digunakan sebagai teori pendukung untuk
lebih memperjelas analisis. Jenis metafora menurut Kurz dikelompokkan sebagai berikut:
1.1.1 Metafora Kreatif (kreative Metapher)
Definisi metafora kreatif menurut Kurz:
„Die >lebendige<, kreative Metapher. Sie wirkt neu und überraschend“ (Kurz,
1982: 19).
Dari definisi di atas menurut Kurz, jenis metafora kreatif merupakan jenis metafora yang
“hidup”, yang bersifat baru dan mengejutkan.
Metafora kreatif merupakan metafora yang dibentuk oleh penulisnya untuk mengutarakan
ide sesuai dengan keinginan penulis itu sendiri dalam membentuk metafora. Metafora jenis ini
banyak terdapat dalam karya sastra, seperti pada penulisan cerita atau dongeng dan
menggunakan kata atau kalimat tersirat, sehingga pembaca harus berusaha mengerti
maknanya.
Contoh:
„Schwarze Milch der Frühe wir trinken sie abends. Wir trinken sie mittags und
morgens, wir trinken sie nachts“ (Kurz, 1993: 10)
Arti dari kalimat tersebut adalah “susu yang berwarna hitam kami minum setiap setiap
malam. Kami meminumnya setiap pagi dan siang”. Kalimat tersebut merupakan salah satu
puisi karya Paul Celan. Kata „schwarze Milch der Frühe“ dalam konteks puisi tersebut adalah
penggambaran tentang orang-orang Yahudi pada jaman Nazi yang mengacu pada penderitaan
dan penyiksaan yang terus menerus dialami oleh mereka yang berada di sana. Terdapat kata
seine Juden, Margarete, dan Sulamith yang memperjelas bahwa puisi tersebut tentang orang
Yahudi.
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
12
Metafora kreatif menurut Knowles & Moon, sebagai berikut:
„Creative metaphors are those which a writer/speaker constructs to express a
particular idea or feeling in a particular context, and which a reader/hearer needs
to deconstruct or ´unpack´ in order to understand what is meant.(..). Creative
metaphor is often associated with literature, but there are plenty of instances of it
in other genres.” (Knowles & Moon, 2006: 5)
Metafora kreatif adalah apa yang dibuat atau diungkapkan oleh penulis/pembicara untuk
mengekspresikan ide/gagasan dan perasaan mereka dalam konteks tertentu dan
pembaca/pendengarnya perlu menafsirkannya atau menguraikannya untuk memahami apa
yang dimaksud oleh penulis. Metafora kreatif sering dikaitkan dengan karya sastra, tetapi
banyak juga contoh dalam jenis/aliran yang lain.
Metafora kreatif, dikenal mengacu pada kombinasi konseptual (seperti GELD ALS
WASSER), yang dapat dideteksi dengan metafora leksikal (seperti Geldquelle) dan hal
tersebut dapat dikembangkan atau paling tidak merujuk kepada perantara leksikal non
konvensional (seperti Geldbächlein) dan metafora ini disebut metafora kreatif karena
menggunakan konseptualisasi yang kreatif (Skirl & Schwarz-Friesel, 2007: 30).
1.1.2 Metafora Konvensional (konvensionalisierte Metapher)
Metafora konvensional menurut Kurz:
„die konvensionalisierte Metapher, d.h. eine Metapher, die nicht mehr neu, aber auch
noch nicht lexikalisiert ist. Sie wirkt oft klischeehaft.“ (Kurz, 1977: 19)
Metafora konvensional merupakan metafora yang ketika seseorang mendengar atau
membacanya, akan mengetahui bahwa kata atau kalimat tersebut merupakan metafora, bukan
suatu hal yang baru karena maknanya sudah diketahui secara umum. Jenis metafora ini belum
terdapat di dalam kamus, namun tidak mengandung kata-kata dengan makna yang baru.
Contoh:
- Die Sonne lacht. Jika membaca kalimat tersebut, maka maknanya sudah lumrah
diketahui yaitu „hari yang cerah“. Matahari digambarkan seperti sedang tertawa
dan makna tertawa sendiri adalah positif sehingga sesuai jika matahari disamakan
dengan lachen (Kurz, 1993: 19).
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
13
- Ich fahre schwarz. Makna kata schwarz dalam konteks kalimat tersebut sudah
merupakan hal yang lumrah diketahui, yaitu seseorang yang naik bus atau kereta
tanpa membayar karcis dan dapat disebut „penumpang gelap“.17
1.1.3 Metafora Leksikal (lexikalisierte Metapher)
Metafora leksikal menurut Kurz (1993: 18):
„In dem Maße, in dem die Metapher lexikalisiert wird, wird ihre Bedeutung
kontextunabhängiger. Am Ende dieses Prozesses stehen dann ein erweiterter
Anwendungsbereich oder verschiedene nebeneinander bestehende Verwendungen
eines Wortes.“
Metafora leksikal merupakan jenis metafora yang sudah kehilangan ciri metaforisnya dan
tidak tergantung kepada konteksnya, karena metafora jenis ini sering digunakan dan
kemudian dimasukkan ke dalam kosa kata sehari-hari. Jika kita mendengar atau membaca
kata yang merupakan jenis metafora ini, tidak akan menganggap kata tersebut sebuah
metafora.
Contoh: Wolkenkratzer (pencakar langit), Tischbein (kaki meja), Verkehrsfluß (arus lalu
lintas), dan Motorhaube (kap mobil) (Kurz, 1993: 18).
Seperti contoh kata Wolkenkratzer di atas, dahulu kata tersebut merupakan metafora,
tetapi saat ini tidak ada istilah lain atau padanan kata lain untuk mendeskripsikan „pencakar
langit“ selain dengan kata Wolkenkratzer. Kap mobil yang dalam bahasa Jermannya
Motorhaube, saat ini tidak ada istilah lain untuk mendeskripsikan kap mobil selain
menggunakan kata Motorhaube tersebut.
1.2 Fungsi Metafora
Metafora berperan penting dalam suatu artikel karena berfungsi untuk menjelaskan,
memperjelas, menggambarkan, mengungkapkan, mengevaluasi dan menghibur (Knowles &
Moon, 2006: 4). Kita menggunakan metafora karena terkadang tidak ada kata lain untuk
menyebutkan beberapa hal tertentu. Metafora dapat digunakan untuk mengkomunikasikan apa
yang kita pikirkan atau apa yang kita rasakan (perasaan kita tentang sesuatu). Selain itu,
17 Schemann, Hans, Paul Knight. 1995. German-English Dictionary of Idioms. New York: Routledge.
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
14
fungsi metafora juga untuk menjelaskan seperti apa suatu hal dan menyampaikan makna
dengan cara yang lebih menarik dan kreatif.18
Melalui metafora, makna dari sebuah kata dapat diperluas dan dapat dikembangkan
dengan bentuk yang lebih ekspresif (Lewandowski, 1990: 709). Dengan menggunakan
metafora, hal yang lebih mendalam dapat disampaikan melalui kiasan dan konotasi, yang
mengacu kepada makna harafiah (Knowles & Moon, 2006: 11). Metafora bermakna
“fuzziness”, tidak jelas atau maknanya kabur, membuat metafora menjadi sarana yang
memiliki pengaruh kuat dalam mengkomunikasikan perasaan, emosi, penilaian dan
interpretasi19. Contohnya pada kata the silver bullet whistling through the rigging, yang
artinya “peluru perak itu bersiul melalui tali-temali”, maksud dari kalimat tersebut menjadi
tidak jelas dengan adanya perumpamaan “peluru perak yang dapat bersiul” karena dapat
diinterpretasikan berbeda oleh pembacanya.
Selain itu, metafora banyak digunakan oleh media massa. Seperti sumber data yang
digunakan untuk penelitian saya berasal dari salah satu bentuk media yaitu majalah Rolling
Stone Jerman. Berbagai media massa berada di sekitar kita dengan berbagai tujuan, yaitu
untuk memberi informasi atau untuk hiburan. Berbeda dengan komunikasi tatap muka,
komunikasi media massa bersifat satu-sisi dan tidak langsung dan kita sebagai penerima,
konsumen dari berita di media, tidak bersentuhan langsung dengan pembuat/penciptanya.
Oleh karena itu, metafora memiliki peran penting, karena metafora sangat sering digunakan
untuk mempermudah menggambarkan suatu keadaan/fakta dan realitas sosial masyarakat
yang kompleks dengan berbagai cara (Skirl & Schwarz-Friesel, 2007: 72). Dari penjelasan di
atas, metafora digunakan pada media massa agar mempermudah pemahaman bagi para
konsumennya karena dikaitkan dengan pengalaman dan fakta yang terjadi dalam masyarakat.
Metode Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka.
Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis jenis metafora ditinjau dari segi semantik,
juga menganalisis bagaimana fungsi pembentukan metafora pada artikel musik majalah
Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan teori-teori yang menjadi acuan dalam
penelitian ini sesuai dengan landasan teori yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan
18 Ibid hlm. 5 19 Ibid hlm. 12
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
15
cara mencari dan mendapatkan informasi dari buku, internet dan majalah. Selain itu, melihat
secara langsung jenis metafora dalam artikel musik yang ada pada majalah Rolling Stone
Jerman.
ANALISIS
Dalam bab ini, akan dianalisis jenis metafora yang terdapat pada artikel musik majalah
Rolling Stone edisi 227 bulan September 2013, halaman 16-17 yang berjudul „Paradies der
Ungeliebten“ (surga yang tidak dicintai). Saya akan menganalisis artikel tersebut untuk
mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung makna metaforis dan diklasifikasikan
menurut teori Gerhard Kurz berdasarkan jenis metaforanya. Selain itu, saya juga akan
menganalisis fungsi pembentukan metafora yang ada pada artikel musik majalah Rolling
Stone Jerman dilihat dari contoh yang ada pada artikel “Paradies der Ungeliebten”. Saya
menggunakan kamus Wahrig dan Duden 11 untuk membantu saya dalam menganalisis
metafora yang ada pada kedua artikel tersebut. Kamus Wahrig digunakan untuk mencari
makna harafiah/makna leksikal yang tepat dari sebuah kata dan kamus Duden 11
(Redewendungen) digunakan untuk membantu memahami ungkapan yang terdapat pada
artikel tersebut.
Artikel „Paradies der Ungeliebten“
Artikel Paradies der Ungeliebten atau yang diartikan sebagai „surga yang tidak dicintai“
menceritakan tentang Band Sebadoh yang selama 14 tahun tidak mengeluarkan album, maka
di tahun 2013 mereka mengeluarkan album barunya berjudul „Defend Yourself“. Album
tersebut adalah album ke-8 Sebadoh dan yang pertama di tahun 2000an. Sebadoh merupakan
Band asal Amerika yang berdiri pada tahun 1989 dan dibentuk oleh penyanyi/penulis lagu
Lou Barlow yang saat itu juga merupakan pemain bass Band Dinosaur Jr. Sebadoh
merupakan Band dengan aliran indie20 rock dengan teknik Lo-Fi music21. Setelah dikeluarkan
20 Musik indie adalah istilah untuk karya-karya musik yang berada di luar mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris di pasaran, sehingga band indie bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka tawarkan. http://irungmampet.blogspot.com/2009/11/pengertian-band-indie.html diunduh tanggal 6 juli 2014 pukul 06:51
21 Lo-fi atau Low Fidelity merupakan sebuah teknik rekaman yang tidak berada digaris standar rekaman music pada umumnya. Pada sebuah rekaman lo-fi, suara tidak terdengar jelas dan banyak sekali noise yang terdengar,
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
16
dari Dinosaur Jr. di tahun 1989, Barlow memfokuskan dirinya untuk Sebadoh dengan
projeknya bersama pemain drum dan penulis lagu Eric Gaffney. Kemudian, Sebadoh
menambahkan pemain drum dan penulis lagu Jason Loewenstein. Pada tahun 1994, Gaffney
keluar dari Sebadoh dan digantikan dengan pemain drum baru yaitu Bob Fay, kemudian
Sebadoh merilis albumnya yaitu Bakesale dan Harmacy. Di akhir tahun 1989, Sebadoh
memulai untuk melakukan konser rutin mereka.
Di awal 1991, Sebadoh merulis albumnya yaitu Sebadoh III. Lalu di musim semi tahun
1993, mereka merilis album kelima yang berjudul Bubble and Scrape dan Sebadoh melalukan
tur ke Amerika dan Inggris disela rekaman mereka. Pada musim panas tahun 1994, Sebadoh
membuat album pertamanya tanpa Eric Gaffney yaitu Bakesale. Album tersebut menjadi
album mereka yang paling sukses, lalu Loewenstein dan Barlow merekrut pemain drum Bob
D’Amico untuk bermain bersama mereka saat konser. Setelah sekian lama tidak
mengeluarkan album, maka di tahun 2013 Band Sebadoh mengeluarkan album terbarunya
yaitu „Defend Yourself“.22
Metafora pada kalimat Paradies der Ungeliebten, yang merupakan judul dari artikel
majalah Rolling Stone. Halaman 16.
Paradies der Ungeliebten.
Arti dari kalimat di atas adalah „surga yang tidak dicintai“. Paradies yang dimaksudkan
pada judul artikel tersebut mengacu kepada grup Band yang disamakan dengan suatu hal yang
indah seperti Paradies, dalam konteks kalimat ini mengacu kepada Band Sebadoh. Kata
Ungeliebten dalam konteks kalimat tersebut bermakna Liebhaber (Wahrig, 1986: 538) yang
artinya penggemar, namun terdapat kata un- di depan Geliebte, sehingga bermakna “tidak ada
penggemar”. Ungkapan Paradies der Ungeliebten tersebut bermakna metaforis, jika
digabungkan maka menjadi „Band Sebadoh yang tidak memiliki penggemar/pengagum”.
Terlihat pada kalimat Sebadoh waren vollfunktionsfähig, aber niemand fragte nach einem hal tersebut bagi sebagian besar terdengar menganggu, namun beberapa musisi sengaja menerapkan teknik lo-fi pada lagu-lagu mereka. http://versezine.tumblr.com/post/16976853011/lo-fi-dari-sebuah-kekurangan-menjadi-sebuah-style diunduh tanggal 22 April 2014 pukul 07:36 22 http://www.allmusic.com/artist/sebadoh-mn0000840523/biography diunduh tanggal 31-03-2014, pukul 07:33
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
17
neuen Album, Sebadoh masih tetap ada/aktif, tapi tak seorangpun yang menanyakan album
baru mereka (Rolling Stone I, hlm. 16, kolom 2, paragraf 1).
Kenyataan yang dialami adalah, label Sub-Pop yang membawahi Sebadoh pada tahun 90-
an mengalami kerugian, mereka mendapat banyak kritikan dari para kritikus musik. Band
Sebadoh juga tidak bisa mendapatkan penggemar yang setia kepada Sebadoh seperti halnya
Band Pavement. Band Pavement adalah Band asal Amerika yang merupakan salah satu band
paling terkenal, berpengaruh, dan istimewa di tahun 90-an. Band Pavement seperti halnya
Sebadoh merupakan pelopor Band dengan teknik lo-fi yang mendominasi Band dengan aliran
indie rock di Amerika.23 Penulis artikel membuat konsep Band Sebadoh yang tidak memiliki
fans atau penggemar setia dengan membuat kalimat Paradies der Ungeliebten. Terdapat
pengalihan makna Band Sebadoh menjadi Paradies dan para penggemar setia menjadi
Ungeliebten, sehingga kalimat tersebut bermakna metaforis. Dengan adanya pengalihan
makna tersebut, berdasarkan teori Kurz kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis metafora
kreatif. Alasannya adalah persamaan kedua hal tersebut merupakan hal yang baru dibuat oleh
penulis artikel untuk mengungkapkan keadaan Band Sebadoh yang sebenarnya. Jika tidak
menggunakan metafora, maka judul dari artikel tersebut akan lebih panjang dan kurang
menarik. Misalnya, Paradies der Ungeliebten diganti dengan kalimat Sebadoh hat keine Fans
atau Sebadoh hat keine treue Fans.
Jadi fungsi pembentukan metafora yang dibuat oleh penulis artikel berdasarkan teori
Knowles & Moon (2006: 4) pada kalimat Paradies der Ungeliebten adalah untuk menjelaskan
kondisi dan kenyataan yang dialami Band Sebadoh secara keseluruhan, tetapi dengan bahasa
yang singkat, padat, menarik, dan mencakup apa yang ingin diutarakan oleh penulis. Kalimat
pada judul sebuah artikel tidak perlu terlalu panjang, sehingga metafora dibutuhkan untuk
menggambarkan suatu konsep dengan konsep yang lain secara singkat dan menarik.
KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis metafora dalam artikel “Paradies der Ungeliebten“ dalam
majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013, banyak ditemukan kalimat
atau kata yang mengandung metafora. Jenis metafora yang paling sering digunakan dalam
artikel tersebut berdasarkan teori Kurz adalah metafora kreatif. Dalam penggunaan bahasa
23 http://www.allmusic.com/album/wowee-zowee-mw0000126291 diunduh tanggal 6 juli 2014 pukul 06:33
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
18
sehari-hari, metafora kreatif sangat sering digunakan karena dengan metafora kreatif kita
dapat menggambarkan atau mengungkapkan suatu hal yang baru melalui konsep metaforis
atau kiasan.
Kreativitas dibutuhkan dalam penulisan artikel musik, sehingga padanan kata dan kalimat
yang dipilih oleh penulis artikel dapat beragam agar lebih menarik untuk dibaca dan metafora
kreatif memberikan interpretasi yang berbeda pada setiap orang karena pembaca perlu untuk
mencari makna yang tersirat pada metafora kreatif. Sedangkan, jenis metafora leksikal dan
konvensional tidak ditemukan dalam artikel “Paradies der Ungeliebten” pada majalah Rolling
Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 karena biasanya kedua jenis metafora tersebut
terdapat dalam teks ragam ilmiah yang tidak memerlukan kreativitas penulisan artikel dan
memberikan informasi yang pasti tanpa interpretasi yang berbeda. Dalam wacana media
massa, metafora kreatif sering digunakan untuk mengamati/menjelaskan fenomena yang
kompleks dengan suatu hal yang baru dan perspektif yang tidak biasa (Skirl & Friesel, 2007:
72).
Media massa menggunakan metafora kreatif untuk memastikan wawasan baru ke dalam
kompleksitas yang berhubungan dengan realitas sosial karena berita dalam media selalu
bersesuaian dengan kehidupan masyarakat pada umumnya dan mengacu pada realitas yang
ada. Metafora sering digunakan dengan suatu tujuan, dengan sifatnya yang ekspresif yang
dapat menarik perhatian para pengguna media/konsumen. Berbagai layanan media akhirnya
menghadapi persaingan sengit untuk menarik perhatian publik/konsumen, yaitu untuk
menarik pangsa pasar.24 Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa digunakannya metafora
pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 adalah
untuk menarik perhatian para pembaca, khususnya anak muda agar minat baca lebih
meningkat sehingga wawasan mereka juga akan bertambah. Selain itu, agar tulisan dalam
artikel musik tidak monoton yang bisa membuat para pembaca bosan.
Metafora berperan penting dalam suatu artikel karena berfungsi untuk menjelaskan,
memperjelas, menggambarkan, mengungkapkan, mengevaluasi dan menghibur (Knowles &
Moon, 2006: 4). Selain itu, untuk menjelaskan seperti apa suatu hal dan menyampaikan
makna dengan cara yang lebih menarik dan kreatif.25 Metafora menjadi sarana yang memiliki
pengaruh kuat pada komunikasi dalam mengungkapkan perasaan/emosi, penilaian/pendapat
24 Ibid hlm. 73 25 Ibid hlm. 5
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
19
dan interpretasi/penafsiran (Knowles & Moon, 2006: 12). Terdapat berbagai variasi metafora
untuk mendeskripsikan musik (Spitzer, 2004: 78), seperti halnya yang terdapat pada artikel
musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013.
DAFTAR REFERENSI
BUKU
Datang, Frans Asisi. 1994. Teori Kognitif Tentang Metafora: Sebuah Penjelasan Teoretis.
Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Kentjono, Djoko. 1990. Dasar-dasar Linguistik Umum. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Knowles, Murray and Rosamund Moon. 2006. Introducing Metaphor. Great Britain: TJ
International, Padstow, Cornwall.
Kurz, Gehard. 1993. Metapher, Allegorie, Symbol. Goettingen: Vandenhoek u. Ruprecht.
Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder. 2009. Pesona bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Lakoff, George and Mark Johnson. 1980. Metaphor We Live By. Chicago: University of
Chicago Press.
Moiij, J. J. A. 1976. A Study of Metaphor. Amsterdam: North Holland Publishing Company.
Skirl, Helge and Monika Schwarz-Friesel. 2007. Metapher. Heidelberg: Universitätsverlag
Winter GmbH.
Ullmann, Stephen. 1957. The Principle of Semantics. Oxford: Basil Blackwell & Mott Ltd.
KAMUS
Drosdowski, Günther dan Werner Scholze-Stubenrecht. 1992. Duden Band 11:
Redewendungen und sprichwörtliche Redensarten. Mannheim, Leipzig: Dudenverlag.
Heuken SJ, Adolf. 2009. Deutsch-Indonesisches Wörterbuch: Kamus Jerman Indonesia.
Jakarta: PT: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
20
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Lewandowski, Theodor. 1990. Linguistisches Wörterbuch. Heidelberg: Quelle & Meyer
Verlag.
Schemann, Hans, Paul Knight. 1995. German-English Dictionary of Idioms. New York:
Routledge.
Wahrig, Gerhard. 1986. Deutsches Wörterbuch „mit einem Lexikon der Deutschen
Sprachlehre“. München: Bertelsmann Lexikon Verlag.
SUMBER INTERNET
http://rockhall.com/blog/post/rolling-stone-first-issue-cover-story/ diunduh tanggal 19 April
2014 pukul 14:41
http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/definisi-politik-liberalisme-pengaruh-serta-ciri-
ciri-nya/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:52
http://budaya-pop.blogspot.com/2010/09/budaya-populer.html diunduh tanggal 19 April 2014
pukul 14:58
http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35
http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5
Juni 2014 pukul 20:32
http://www.allyoucanread.com/top-‐10-‐music-‐magazines/ diunduh tanggal 24 juni 2014
pukul 13:10
http://www.rollingstone.co.id/ diunduh tanggal 9-4-2014 pukul 15:23
http://irungmampet.blogspot.com/2009/11/pengertian-band-indie.html diunduh tanggal 6 juli
2014 pukul 06:51
http://versezine.tumblr.com/post/16976853011/lo-fi-dari-sebuah-kekurangan-menjadi-sebuah-
style diunduh tanggal 22 April 2014 pukul 07:36
http://www.allmusic.com/artist/sebadoh-mn0000840523/biography diunduh tanggal 31-03-
2014, pukul 07:33
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
21
LAMPIRAN
Rolling Stone I. Halaman 16-17 “Paradies der Ungeliebten
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
22
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014
23
Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014