78
i UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT. SB LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi AGUNGSYAH PRATAMA PUTRA 0806350890 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013 Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

  • Upload
    lybao

  • View
    238

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

i

UNIVERSITAS INDONESIA

Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT. SB

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

AGUNGSYAH PRATAMA PUTRA

0806350890

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JANUARI 2013

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan

semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah

saya nyatakan dengan benar.

Nama : Agungsyah Pratama Putra

NPM : 0806350890

Tanda Tangan:

Tanggal : 9 Januari 2013

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

iii

TANDA PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR MAGANG

Nama Mahasiswa : Agungsyah Pratama Putra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0806350890

Judul Laporan Magang :Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB

Tanggal : 9 Januari 2013

Pembimbing Magang : A. A. Ayu Ratna Dewi S.E., M.Si., Ak

TTD

(A. A. Ayu Ratna Dewi S.E., M.Si., Ak)

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan magang ini diajukan oleh :

Nama : Agungsyah Pratama Putra

NPM : 0806350890

Program Studi : S1 Reguler - Akuntansi

Judul Laporan Magang : Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : Firdaus Achmad Dunia, S.E. ( )

Pembimbing : A. A. Ayu Ratna Dewi, S.E., M.Si., Ak ( )

Anggota : Nureni Wijayati, S.E., M.S.Ak. ( )

Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat

Tanggal : 9 Januari 2013

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Laporan magang ini

dibuat dalam rangka memenuhi prasyarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

untuk Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Laporan ini mengambil topik mengenai audit pendapatan pada perusahaan real

estat PT SB.

Laporan magang ini berisi kegiatan audit terhadap pendapatan yang dilakukan

oleh KAP Purwantono, Suherman, dan Surja, atau biasa disebut KAP Ernst &

Young Indonesia, terhadap PT SB yang berdasarkan pengalaman penulis selama

menjalani program magang di KAP tersebut.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan, dari berbagai pihak dari

masa perkuliahan dan masa magang sampai pada penyusunan laporan magang ini,

proses penyusunan laporan magang ini menjadi sangat sulit. Ditambah lagi

dengan waktu yang sempit serta kesibukan penulis selama magang sehingga

proses penulisan laporan ini sempat terhambat. Oleh karena itu, mengingat

bantuan yang diberikan oleh banyak pihak di sekitar penulis, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam

pengerjaan laporan magang ini.

2. Ibu A.A.Ayu Ratna Dewi selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

3. Bapak Firdaus Achmad Dunia, S.E. dan Ibu Nureni Wijayati, S.E.,

M.S.Ak. selaku dewan penguji yang senantiasa membantu penulis selama

proses sidang dan penetapan kelulusan.

4. Ayah dan Ibu saya, Bapak Asrinal dan Ibu Hj.Noviarty yang telah

memberikan kasih sayang dan mengajarkan banyak hal dalam kehidupan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

vi

penulis. Mereka telah memberikan dukungan tidak ternilai selama

penulisan laporan magang. Juga untuk kedua adik saya Abil dan Azizah

serta Kakek dan Nenek saya yang selalu mendukung saya.

5. Teman belajar dan bermain, sahabat terdekat saya selama di FEUI: Nausa,

Bhama, Dio, Insani, Datuk yang selalu memberikan keceriaan dan bantuan

kepada penulis selama perkuliahan ini. Dan juga sahabat-sahabat diluar

FEUI: Randy, Teddy, Furqon, Anto, Mushasi, Ivan, Shahin.

6. Amira, yang selalu mengingatkan, mendoakan, memotivasi dan juga

mendengarkan keluhan penulis selama masa penyusunan laporan magang

ini.

7. Teman-teman angkatan 2008, dosen dan staff FEUI yang selalu mengisi

segala aktivitas perkuliahan penulis sehingga dapat bertahan hingga akhir.

8. Pengurus AIESEC periode 2009-2010 yang telah memberikan pengalaman

kepemimpinan dan organisasi kepada penulis

9. Senior dan Staff audit di EY : Mba Icha, Mba Yuli, Sandi, Desy, Helen,

Suki, Donna, Sari, Jum, Lala, Annisa, Happy yang telah memberikan

pengalaman dan kelancaran magang yang sangat berharga kepada penulis.

10. Klien dan para pegawainya yang telah membantu penulis untuk kelancaran

pekerjaan dan penyusunan laporan magang.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung atas pencapaian

penulis akan gelar sarjana.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini

membawa manfaat bagi para pengembangan akuntansi dan audit.

Depok, 9 Januari 2013

Agungsyah Pratama Putra

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Agungsyah Pratama Putra

NPM : 0806350890

Program Studi : S1 Reguler

Departemen : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Karya : Laporan Magang

demi pembangunan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya/

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 9 Januari 2013

Yang menyatakan

(Agungsyah Pratama Putra)

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Agungsyah Pratama Putra

Program Studi : Akuntansi

Judul : Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB

Salah satu bagian penting dalam perusahaan yang perlu diaudit adalah siklus

pendapatan. Pendapatan perusahaan real estat diperoleh dari penjualan rumah,

rukan, dan kavling. Prosedur audit pendapatan terutama penjualan mencakup

pemahaman mengenai pendapatan dari penjualan itu sendiri, risiko serta

pengendalian dari akun pendapatan, dan prosedur substantif. Laporan magang ini

berisi audit pendapatan pada PT SB. Audit yang dilakukan sesuai dengan prosedur

dan aturan yang telah ditetapkan. Dalam audit ini, tidak ditemukan penyimpangan

yang material.

Kata Kunci:

Audit, Pendapatan, Real Estat, Penjualan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Agungsyah Pratama Putra

Departement : Accounting

Title : Audit Revenue in Real Estate Company PT. SB

One important aspect of company which is subject to be audited is revenue cycle

systems. Real estate company income derived from the sale of the house, office,

and lots. Sales revenue audit procedures primarily include the understanding of

the revenue from the sale itself, risks and control of revenue accounts, and

substantive procedures. This internship report contains revenue audit on PT SB.

Audits which carried out accordance with the procedures and rules that have been

set. Audit conducted in accordance with established procedures which we found

no material deviations.

Keywords:

Audit, Revenue, Real Estate, Sales

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………............ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………...ii

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG……………...iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………..v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………...vii

ABSTRAK………………………………………………………………….viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….xiv

1. PENDAHULUAN………………………………………………………..1

1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………....………...1

1.2. Latar Belakang Program Magang…………………………………….2

1.3. Tempat dan Waktu Magang………………………………………….3

1.4. Pelaksanaan Kegiatan Magang…………………………………….....3

1.5. Perumusan Masalah…………………………………………………..4

1.6. Tujuan Pembahasan…………………………………………………..4

1.7. Sistematika Penulisan………………………………………………...5

2. LANDASAN TEORI…………………………………………………….6

2.1. Audit………………………………………………………………….6

2.1.1. Definisi Audit…………………………………………………6

2.1.2. Jenis Audit & Auditor………………………………………...7

2.1.3. Standar Audit………………………………………………….8

2.1.4. Tujuan Audit………………………………………………… 10

2.1.5. Bukti Audit…………………………………………………...14

2.1.6. Tahapan Audit Laporan Keuangan………………………….. 17

2.2. Pendapatan pada Perusahaan Real Estat menurut PSAK 44………...21

2.2.1. Pengakuan Pendapatan……………………………………….21

2.2.2. Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh tidak

Terpenuhi…………………………………………………….22

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

xi Universitas Indonesia

2.2.3. Penjualan Bangunan Kondominium, Apartemen,

Perkantoran, Pusat Perbelanjaan dan Bangunan

Sejenis Lainnya serta Unit dalam Kepemilikan

Pembagian Waktu (TimeSharing)……………………………………23

2.3. Audit Siklus Pendapatan………………………………………………...24

2.3.1. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pendapatan (Penjualan)

dan Pengumpulan………………………………………………...24

2.3.2. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Pencatatan dan Dokumen

Terkait……………………………………………………………24

2.3.3. Metode untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan

Pengujian Subtantif atas Transaksi………………………………26

3. PROFIL PERUSAHAAN…………………………………………………..29

3.1. Profil Umum Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono,

Suherman, & Surja………………………………………………………29

3.1.1. Jasa-jasa yang Ditawarkan……………………………………….30

3.2. Profil Perusahaan PT.SB………………………………………………...31

3.2.1. Visi & Misi……………………………………………………….32

4. PEMBAHASAN…………………………………………………………….34

4.1. Jenis Pembayaran pada PT.SB…………………………………………..34

4.2. Diskon Penjualan………………………………………………………..37

4.3. Prosedur Pembayaran dan Pencatatan pada PT.SB……………………..38

4.3.1. Tahap Awal………………………………………………………38

4.3.2. Tahap Pembayaran Pertama dan Seterusnya……………………..40

4.3.3. Tahap Pelunasan dan Pengakuan Pendapatan……………………41

4.3.4. Pembatalan……………………………………………………….43

4.4. Panduan dan Prosedur Aktivitas Audit PT.SB………………………….44

4.4.1. Perencanaan Audit dan Identifikasi Risiko………………………45

4.4.2. Strategi dan Pengukuran Risiko………………………………….48

4.4.3. Eksekusi………………………………………………………….50

4.4.4. Kesimpulan dan Pelaporan……………………………………….53

4.5. Analisis………………………………………………………………….53

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

xii Universitas Indonesia

5. PENUTUP…………………………………………………………………..55

5.1. Kesimpulan……………………………………………………………..55

5.2. Saran……………………………………………………………………57

DAFTAR REFERENSI………………………………………………………..59

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Walkthrough Template

LAMPIRAN 2. Prosedur to Conduct Walkthrough

LAMPIRAN 3. Lead Schedule

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

SKEMA 1. Cara Bayar Tunai Keras 33

SKEMA 2. Cara Bayar Tunai Bertahap 35

SKEMA 3. Cara Bayar KPR Express 35

DIAGRAM ALUR 1. Alur Pembayaran PT.SB 34

DIAGRAM ALUR 2. Alur Pembelian PT.SB 37

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bagian penting dalam perusahaan yang perlu diaudit adalah sistem

siklus pendapatan. Siklus pendapatan adalah aktivitas yang terkait dengan

pertukaran barang dan jasa dan pengumpulan kas dari pendapatan. Pada siklus

pendapatan, risiko pengendalian yang muncul umumnya karena tekanan pada

manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas

lain, keinginan melebihsajikan atau merendahsajikan kas, piutang, atau piutang

tak tertagih untuk kepentingan likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya

transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun

dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko

pengendalian.Siklus pendapatan dikatakan penting karena dapat mempengaruhi

tingkat laba perusahaan. Siklus pendapatan yang tidak dikelola dengan baik akan

menyebabkan proses penjualan dan penerimaan kas tidak terorganisir dengan baik

yang kemudian dapat memberikan potensi akan terjadinya kecurangan atau

kesalahan, baik kesalahan disengaja maupun tidak disengaja. Tentu saja pada

akhirnya akan memberikan kerugian kepada pihak stakeholders perusahaan.

Siklus pendapatan tidak hanya mengenai adanya suatu pendapatan / laba saja,

namun lebih kepada proses dimulainya suatu transaksi penjualan produk beserta

seluruh pencatatannya sampai pada penerimaan kas dan akhirnya diakui sebagai

suatu pendapatan perusahaan. Semua itu memerlukan sistem dan metode yang

baik agar siklus pendapatan pun dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk

mengetahui siklus pendapatan telah berjalan dengan baik atau tidak adalah dengan

melakukan proses audit.

Aktivitas perusahaan seperti real estat lebih mengarah pada kegiatan

pengembangan perumahan konvensional berikut sarana pendukung berupa

fasilitas umum dan fasilitas sosial. Di sisi lain,aktivitas perusahaan property lebih

mengarah pada kegiatan pengembangan bangunan hunian vertikal (antara lain

apartemen, kondominium, rumah susun), bangunan komersial (antara lain

perkantoran, pusat perbelanjaan) dan bangunan industri.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

2

Universitas Indonesia

Dari segi pendapatan, pendapatan perusahaan real estat diperoleh dari

penjualan dan peningkatan harga tanah, sedangkan pendapatan perusahaan

properti berasal dari penjualan, penyewaan, pengenaan service charge, dan lain-

lain. Mengingat jenis produk yang diperdagangkan dalam perusahaan sejenis real

estat tentunya semakin mendorong perusahaan untuk mempunyai siklus

pendapatan yang lebih baik sehingga mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan,

serta kecurangan yang berkaitan dengan siklus pendapatan dalam sebuah

perusahaan.Untuk itu semua perusahaan memerlukan proses audit yang dapat

mengungkapkan temuan atau permasalahan pada perusahaan sehingga dapat

memberikan rekomendasi yang diyakini dapat membantu perusahaan dalam

mencapai suatu manajemen yang lebih baik dan benar sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dimasa yang akan datang.

Setelah melihat latar belakang di atas maka penulis dapat melihat serta

memahami betapa pentingnya proses siklus pendapatan yang baik bagi

kelangsungan bisnis perusahaan real estat, maka penulis berminat untuk

mengangkat topik tentang “Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT SB”

dimana perusahaan tersebut menjadi klien audit pada tempat magang penulis dan

merupakan salah satu yang dikerjakan oleh penulis selama periode magang.

1.2 Latar Belakang Program Magang

Dalam upaya meningkatkan relevansi Pendidikan di Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Departemen Akuntansi FEUI mengadakan program

magang bagi mahasiswa S-1 Akuntansi FEUI yang telah menyelesaikan kuliah

sebanyak minimal 120 SKS. Program magang adalah mata ajar pilihan dengan

bobot 6 SKS yang merupakan salah satu program untuk memperoleh kelulusan

bagi mahasiswa Program Pendidikan Strata 1 di Fakultas Ekonomi Universita

Indonesia. Mahasiswa dapat magang di bidang Akuntansi Keuangan, Akuntansi

Biaya, Akuntansi Manajemen, Auditing, Perpajakan, sistem Informasi, dan lain-

lain yang berhubungan dengan mata ajaran Akuntansi.

Magang dalam tingkatan Perguruan Tinggi memiliki tujuan untuk

memberikan pengetahuan langsung kepada mahasiswa dan bagaimana ilmu yang

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

3

Universitas Indonesia

mereka peroleh selama ini dapat diterapkan di dunia kerja. Selain pengetahuan

secara teoretis, magang juga memberikan kemampuan teknis dan keterampilan

bagi mahasiswa sehingga siap untuk terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya

ketika sudah lulus nanti. Kegiatan magang juga dapat memberikan manfaat baik

bagi perusahaan tempat magang dan juga Universitas Indonesia sehingga dapat

menjalin kerjasama. Laporan magang ini berisi seluruh kegiatan yang dilakukan

selama periode magang dan bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dan

sebagai bentuk kontribusi kepada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan

perusahaan tempat melakukan kegiatan magang.

1.3 Tempat & Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan di Kantor Akuntan Publik Ernst & Young yang

memiliki afiliasi di Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono,

Suherman, & Surja. Ernst & Young Indonesia berlokasi di Gedung Bursa Efek

Indonsia (Indonesia Stock Exchange Building), Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53

Jakarta.

Selama magang, berdasarkan kontrak magang pekerjaan yang diberikan

terkait dengan jasa assurance untuk grup Oil, Mining, and Telecommunication

(OMT) namun pada kenyataannya pekerjaan yang diberikan terkait Property dan

Hospitality.Waktu pelaksanaan kegiatan magang terhitung sejak tanggal 6 Juli

2012 hingga 30 November2012.

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang

Selama menjalani proses magang, posisi yang diberikan kepada penulis adalah

Assistant 1 atau biasa dikenal sebagai Junior Auditor. Selama proses magang

dalam melakukan audit terhadap anak perusahaan PT SA, Tbk. yaitu PT.SB.

untuk tahun buku 2012. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Mengikuti rapat perencanaan audit secara keseluruhan tim dari partner

hingga staff audit yang berisikan tentang isu perusahaan baik secara

internal seperti struktur organisasi maupun eksternal seperti perubahan

peraturan PSAK dan Bapepam

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

4

Universitas Indonesia

2. Melakukan prosedur audit untuk pendapatan perusahaan dimulai dengan

memahami proses dan pengendalian bisnis (understanding business

process & control) seperti menyusun narasi atas prosedur standar

operasional (SOP) dan penerapan SOP perusahaan, walkthrough untuk

menguji pengendalian internal dari SOP tersebut, dan menguji

pengendalian (test ofcControl) diantaranya:

- Penggajian (payroll)

- Penerimaan kas (cash receipt) dan penerimaan di muka (advance receipt)

- Pengeluaran Surat Perintah Kerja (purchase SPK)

- Pendapatan (revenue)

3. Melakukan inquiry serta pemintaan data dan dokumen ke klien terkait

untuk prosedur audit.

4. Melakukan stock opname terhadap aset dan persediaan yang dimiliki

PT.SB

5. Melakukan vouching dokumen audit sebelum dilakukannya pengujian

pengendalian (test of control)

6. Melakukan pengujian rinci atas akun-akun pendapatanyang meliputi

pengujian substantif dan tests of detail of balance.

1.5 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada laporan magang ini untuk mengetahui prosedur

audit pendapatan terkait aktivitas, terutama akun penjualan (sales) PT SB dari

tahap memahami industri klien, identifikasi risiko, hingga pengendalian dan

prosedur substantif.

1.6 Tujuan Pembahasan

Dalam laporan magang ini, materi yang akan dibahas mengenai prosedur

audit pendapatan pada PT SB. Tujuannya untuk mengevaluasi prosedur audit

pendapatan terkait aktivitas yang dilakukan tim audit KAP terhadap perusahaan.

Di samping itu, untuk melihat penerapan standar akuntansi yang berlaku di

Indonesia pada siklus pendapatan PT SB.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

5

Universitas Indonesia

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah dan program magang, tempat dan waktu

magang, pelaksanaan kegiatan magang, perumusan masalah, dan sistematika

penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang menjadi landasan pembahasan masalah,

meliputi teori audit secara umum, prosedur audit pendapatan, penjelasan,

pendapatan menurut PSAK 44.

Bab 3: Profil Perusahaan

Bab ini berisi profil singkat KAP Purwantono, Suherman, dan Surja (PSS)

yang biasa dikenal sebagai E&Y Indonesia sebagai tempat pelaksanaan

magang dan PT SB sebagai perusahaan yang dijadikan objek penulisan

laporan magang.

Bab 4: Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang pembahasan rinci aktivitas audit yang dilakukan

KAP Ernst & Young, prosedur audit akun-akun pendapatan perusahaan, dan

perbedaan antara teori audit pada perkuliahan dengan praktik yang diterapkan

pada saat menjalankan kegiatan.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan tentang pembahasan rinci dari aktivitas audit

pendapatan PT SB serta saran yang dapat diberikan penulis.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

6 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Audit

2.1.1 Definisi Audit

Menurut Arens et al. (2009), audit adalah proses pengumpulan dan

evaluasi atas bukti-bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan kriteria yang telah

ditetapkan. Informasi yang dimaksud sebelumnya adalah laporan keuangan

perusahaan yang diaudit sementara kriteria yang telah ditetapkan mengacu pada

peraturan akuntansi, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Proses audit harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dan independen

dimana auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengerti kriteria yang telah

ditetapkan, mengetahui jenis dan jumlah bukti-bukti audit, dan memiliki tingkat

independensi yang tinggi.

Secara garis besar, auditing berbeda dengan akuntansi sekalipun keduanya

berkaitan satu sama lain. Menurut Warren et al. (2010), akuntansi merupakan

proses pencatatan, klasifikasi, dan pengumpulan kejadian ekonomi dalam sebuah

entitas untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan. Sementara audit memfokuskan pada penentuan apakah informasi yang

telah dicatat sebelumnya telah menggambarkan kejadian ekonomi dalam

perusahaan yang terjadi selama periode akuntansi. Sekalipun akuntan dan auditor

harus sama-sama mengerti PSAK, auditor harus memiliki keahlian tambahan

dalam mengumpulkan dan interpretasi bukti-bukti audit.

Jasa yang diberikan oleh auditor adalah “assurance service”, yaitu jasa

profesional yang berguna untuk pengambilan keputusan. Salah satu jenis dari

assurace service adalah jasa atestasi dimana kantor akuntan publik mengeluarkan

laporan mengenai keandalan dari sebuah asersi yang dibuat oleh pihak lain. Asersi

yang dimaksud dalam hal ini adalah laporan keuangan yang dibuat perusahaan

dan laporan audit merupakan atestasi yang dikeluarkan oleh kantor akuntan.

Tujuan dari jasa atestasi ini adalah meningkatkan kualitas informasi atas laporan

keuangan bagi para pengguna laporan keuangan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

7

Universitas Indonesia

2.1.2 Jenis Audit & Auditor

Menurut Arens et al. (2009), jenis audit dibagi menjadi tiga kelompok, dan

ketiganya umumnya dilakukan oleh kantor akuntan publik. Ketiga kelompok jenis

audit itu adalah:

1. Audit Operasional

Audit Operasional merupakan evaluasi atas efisiensi dan efektivitas dari

prosedur dan metode operasi sebuah perusahaan. Audit ini diharapkan

menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan operasi perusahaan yang

berguna bagi manajemen perusahaan.

2. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan adalah audit yang dilakukan untuk menentukan apakah

pihak yang diaudit (auditee) telah mengikuti peraturan-peraturan atau

prosedur yang berlaku yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak-pihak

dengan otoritas lebih tinggi.

3. Audit Laporan Keuangan

Audit Laporan Keuangan merupakan audit untuk menentukan apakah

laporan keuangan sebuah entitas sudah sesuai dengan kriteria tertentu,

biasanya GAAP/PSAK.

Sementara itu, jenis auditor menurut Arens et al. (2009) adalah:

1. Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang biasanya melakukan audit

atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan meningkatkan informasi

yang terdapat dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pengguna

laporan keuangan, dalam hal ini kreditor, investor, calon kreditor, calon

investor, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

8

Universitas Indonesia

2. Auditor Internal Pemerintah

Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan

Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memenuhi

kebutuhan pemerintah.Audit yang dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi

operasi dan efektivitas dari berbagai program pemerintah.

3. Auditor Dewan Tertinggi (Supreme Audit Boards Auditors)

Auditor dewan tertinggi adalah auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) yang tugasnya adalah melakukan audit untuk DPR dan

memiliki tanggung jawab audit serupa dengan KAP. Belakangan ini, audit

BPK juga dilakukan untuk evaluasi atas efektivitas dan efisiensi program

pemerintah.

4. Auditor Pajak

Auditor Pajak merupakan bagian dari Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang

melakukan audit atas pengembalian pembayaran pajak untuk menentukan

apakah mereka telah patuh terhadap hukum pajak yang berlaku.Audit

pajak terbatas pada audit kepatuhan saja.

5. Auditor Internal

Auditor Internal adalah auditor yang bekerja di perusahaan yang bertugas

untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, memastikan tingkat pengendalian

internal yang baik, dan mengevaluasi kinerja perusahaan.

2.1.3. Standar Audit

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, standar auditing berkaitan

dengan kriteria atau aturan mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan

tujuanyang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Menurut SPAP

( SA seksi 150 PSA No.1 paragraf 2), standar auditing yang telah ditetapkan dan

disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia ( dahulu Ikatan Akuntan

Indonesia) adalah sebagai berikut:

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

9

Universitas Indonesia

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan independen

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di

Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten dalam

penyususnan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan

dengan penerapan prisnsip akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

10

Universitas Indonesia

keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan

tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

2.1.4 Tujuan Audit

Secara garis besar, tujuan audit atas laporan keuangan menurut Pernyataan

Standar Auditing (PSA) No. 2 Seksi 110 adalah:

“Tujuan dari kegiatan audit laporan keuangan adalah menyatakan opini

atas kewajaran yang merepresentasikan kewajaran dalam semua

aspekmaterial, posisi finansial, hasil dari operasi, dan arus kas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.”

PSA no 2 menekankan pengeluaran opini auditor atas laporan keuangan, dan juga

laporan pengendalian internal atas laporan keuangan sesuai dengan Seksi 404

Sarbanes-Oxley Act di Amerika Serikat. Jika auditor merasa laporan keuangan

disajikan dengan tidak wajar atau tidak dapat menarik kesimpulan karena bukti

yang kurang, maka auditor dapat memberikan informasi tersebut dalam laporan

auditor.

Tujuan audit selanjutnya dibagi tiga kelompok besar, yaitu tujuan audit terkait

transaksi (transaction-related audit objectives), tujuan audit terkait saldo akhir

(balance-related audit objectives), dan tujuan audit terkait penyajian (presentation

& disclosure-related audit objectives). Untuk tujuan audit terkait transaksi, tujuan

audit adalah memastikan bahwa transaksi-transaksi yang terjadi tercatat dengan

benar. Tujuan audit terkait transaksi dibagi dua kelompok yaitu tujuan audit

terkait transaksi secara umum (general transaction-related audit objectives) yang

dapat digunakan untuk setiap kelas transaksi dan tujuan audit terkait transaksi

secara spesifik (specific transaction-related audit objectives) yang hanya dapat

diaplikasikan pada kelas tertentu saja. Tujuan audit terkait transaksi secara umum

menurut Arens et al. (2009) dibagi menjadi enam jenis yaitu:

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

11

Universitas Indonesia

1. Keterjadian (occurrence)

Tujuan ini untuk memastikan bahwa transaksi yang terdapat dalam suatu

jurnal memang benar terjadi. Tujuan audit ini mencegah terjadinya

overstatement.

2. Kelengkapan (completeness)

Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi

telah tercatat atau dimasukkan dalam jurnal. Tujuan audit ini mencegah

terjadinya understatement.

3. Ketepatan (accuracy)

Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat

dengan nilai yang akurat sesuai dengan bukti-bukti yang ada.

4. Posting & Summarization

Tujuan ini memastikan transfer informasi antara transaksi yang telah

dicatat berhasil di-post ke tempat yang benar. Tempat yang benar dalam

hal ini adalah subsidiary records dan buku besar.

5. Klasifikasi (classification)

Tujuan ini memastikan transaksi dicatat di akun-akun yang sesuai.

6. Timing

Tujuan ini memastikan bahwa setiap transaksi yang terjadi dicatat pada

hari terjadinya transaksi tersebut.

Sementara itu, tujuan audit terkait saldo akhir adalah untuk memastikan bahwa

saldo akhir suatu akun telah tercatat dengan benar dan wajar. Seperti tujuan audit

terkait transaksi, tujuan audit terkait saldo akhir juga dibagi menjadi dua jenis,

yaitu tujuan audit terkait saldo akhir secara umum (general balance-related audit

objectives) dan tujuan audit terkait saldo akhir secara spesifik (specific balance-

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

12

Universitas Indonesia

related audit objcetives). Tujuan audit terkait saldo akhir secara umum menurut

Arens et al. (2009) dibagi menjadi delapan jenis, yaitu:

1. Keberadaan (existence)

Tujuan audit ini untuk memastikan saldo yang terdapat dalam laporan

keuangan memang nilai yang jelas dan harus dicatat. Tujuan audit ini

untuk menghindari terjadinya overstatement.

2.Kelengkapan(completeness)

Tujuan audit ini untuk memastikan apakah semua saldo yang harus dicatat

memang sudah dimasukkan kedalam laporan keuangan. Tujuan audit ini

untuk menghindari terjadinya understatement.

3. Ketepatan (accuracy)

Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa saldo yang terdapat dalam

laporan keuangan dicatat dengan nilai yang benar dan akurat secara

matematis.

4. Klasifikasi (classification)

Klasifikasi memastikan bahwa setiap item dalam daftar klien dicatat dalam

akun-akun general legder yang sesuai.

5. Pisah Batas (cutoff)

Tujuan ini untuk memastikan bahwa setiap transaksi telah dicatat dan

dimasukkan dalam account balances dalam laporan keuangan dalam

periode yang tepat.

6. Detail Tie-In

Tujuan ini untuk memastikan bahwa saldo dalam laporan keuangan

disertai dengan detail-detail yang mendukung dan dapat menjelaskan isi

akun tersebut.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

13

Universitas Indonesia

7. Realizable Value

Tujuan ini untuk memastikan saldo akun telah dikurangi penurunan dari

nilai historis ke nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable

value).

8. Hak & Kewajiban (Rights & Obligations)

Tujuan ini untuk memastikan aset dan kewajiban memang dimiliki

perusahaan sebelum dicatat dalam laporan keuangan.Hak (rights)biasanya

berhubungan dengan aset sementara kewajiban (obligations)berhubungan

dengan kewajiban.

Tujuan audit terkait penyajian bertujuan untuk memastikan laporan keuangan

telah disajikan dengan benar dan dalam hal ini memiliki tujuan umum serupa

dengan tujuan umum dari asersi perusahaan/entitas. Tujuan audit terkait penyajian

juga dibagi dua yaitu secara umum (general presentation & disclosure-related

audit objectives) dan secara spesifik (specific presentation & disclosure-related

audit objectives). Dalam tujuan audit ini, nyaris tidak ada perbedaan prinsip antara

tujuan audit auditor dengan asersi yang diberikan perusahaan.

Ketiga tujuan audit tersebut secara keseluruhan berfungsi sebagai kerangka untuk

membantu auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit dan melaksanakan

proses audit.

2.1.5 Bukti Audit

Bukti audit merupakan komponen yang sangat krusial dalam proses audit seperti

tercantum dalam standar profesi akuntan public (SPAP) bagian standar pekerjaan

lapangan yaitu auditor harus memperoleh sejumlah bukti audit yang memadai

untuk melakukan prosedur audit sebagai basis untuk opini mengenai laporan

keuangan yang sedang diaudit. Bukti dapat menjadi penegasan apakah suatu

entitas telah menyajikan laporan keuangannya dengan wajar atau belum. Menurut

Arens et al. (2009), bukti audit adalah semua informasi yang dapat digunakan

auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit, dalam hal ini

laporan keuangan, telah dicatat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

14

Universitas Indonesia

Dalam penentuan bukti apa saja yang akan digunakan dan berapa jumlahnya

bergantung pada prosedur audit yang digunakan, ukuran sample, item yang akan

dipilih dari populasi, dan kapan akan melakukan prosedur audit tersebut.

Menurut Arens et al. (2009), jenis bukti-bukti audit dibagi menjadi delapan

kelompok berdasarkan cara memperoleh bukti-bukti tersebut selama proses audit.

Jenis-jenis bukti audit tersebut adalah:

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau penghitungan atas tangible assets

yang dilakukan auditor. Metode perolehan bukti audit ini biasanya

digunakan untuk persediaan dan kas entitas namun dapat juga digunakan

untuk akun-akun lain. Perlu diperhatikan juga bahwa dapat saja terjadi

kesalahan antara pemeriksaan fisik dan dokumentasi dimana pemeriksaan

fisik hanya terbatas pada aset. Pemeriksaan fisik memenuhi tujuan audit

existence (aset benar-benar ada) dan completeness (aset yang dimiliki telah

dicatat).

2. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan penerimaan respon tertulis maupun oral dari pihak

ketiga yang independen untuk memberikan verifikasi atas informasi yang

diminta oleh auditor. Permintaan konfirmasi tersebut diminta melalui klien

dan respon dari pihak ketiga akan langsung diberikan ke auditor. Karena

melibatkan pihak ketiga yang independen,konfirmasi dinilai memiliki

tingkat keandalan yang tinggi dan sangat sering digunakan sebagai bukti

audit. Kekurangan bukti audit ini adalah memakan biaya dan waktu

sehingga tidak digunakan dalam setiap keadaan dan semua akun.

Konfirmasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu konfirmasi positif dan negatif.

Konfirmasi positif meminta pihak ketiga untuk memberikan respon baik

benar maupun salah dan jika tidak ada respon balasan maka auditor akan

mengirim konfirmasi kedua atau metode lainnya untuk memperoleh

verifikasi. Konfirmasi negatif hanya meminta pihak ketiga memberikan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

15

Universitas Indonesia

respon ketika informasi yang diberikan salah, jika benar maka pihak ketiga

tidak perlu memberikan respon. Konfirmasi negatif lebih mudah namun

jika pihak ketiga tidak memberikan respon maka informasi dianggap

benar, ini berakibat pada tingkat keandalan yang lebih rendah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah inspeksi auditor terhadap dokumen dan pencatatan

yang dimiliki klien untuk memastikan informasi tersebut terdapat dalam

laporan keuangan.Dokumen itu sendiri dapat berbentuk dokumen kertas

maupun dokumen elektronik. Dokumentasi sering digunakan dalam audit

karena cakupannya yang luas, jumlahnya banyak dan sudah dimiliki klien,

dan biayanya relatif rendah.

Dokumentasi diklasifikasikan sebagai dokumen internal dan

eksternal.Dokumen internal adalah dokumen yang telah disiapkan dan

digunakan oleh klien dan dapat diperoleh tanpa harus melibatkan pihak

luar.Dokumen eksternal adalah dokumen yang disiapkan atau dimiliki oleh

pihak di luar klien namun dokumen tersebut dipegang oleh klien atau

dapat diakses dengan mudah.

4. Prosedur Analitis

Prosedur Analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk

menilai apakah saldo sebuah akun atau data lainnya pada laporan

keuangan terlihat beralasan jika dibandingkan dengan ekspektasi

auditor.Tujuan lain dari prosedur analitis adalah untuk memahamiindustri

dan bisnis klien, menilai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya

(going concern), mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji pada

laporan keuangan, mengurangi detailed audit tests.

5. Memperoleh Informasi dari klien (inquiry of client’s)

Inquiry adalah memperoleh informasi tertulis maupun lisan sebagai respon

klien atas pertanyaan auditor.Walaupun bukti yang didapat dari klien

cukup banyak, bukti tersebut tidak dapat dianggap konklusif mengingat

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

16

Universitas Indonesia

klien bukan pihak independen sehingga dapat saja terdapat bias.Untuk itu,

selain melakukan inquiry, auditor juga harus mendapatkan bukti

pendukung atas respon klien.

6. Penghitungan ulang

Penghitungan ulang melibatkan pengecekan ulang atas kalkulasi sampel

yang telah dibuat oleh klien. Proses ini melibatkan pengujian atas akurasi

artimatika dan melibatkan beberapa prosedur seperti perpanjangan tagihan

penjualan dan lain-lain. Proses ini biasanya dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak audit berbasis computer atau computer-

assisted audit software (CAAS).

7. Penyajian kembali (reperformance)

Penyajian kembali adalah pengujian yang dilakukan auditor atas prosedur

akuntansi klien atau pengendalian yang biasanya dilakukan sebagai bagian

dari sistem akuntansi dan pengendalian internal klien. Pada penyajian

kembali, auditor melakukan pengecekan pada prosedur lain yang

dilakukan klien.

8. Observasi

Observasi adalah penggunaan panca indra untuk menilai aktivitas klien

dan melakukan evaluasi atas berbagai hal yang terjadi dalam perusahaan.

Observasi dinilai kurang jika diandalkan sebagai satu-satunya bukti audit

karena personil dari perusahaan klien sangat mungkin untuk bertindak

berbeda karena adanya kehadiran auditor, untuk itu perlu dukungan bukti

audit lain.

Perlu diingat bahwa auditor dapat menggunakan banyak kombinasi bukti dalam

membuat kesimpulan dan opini atas proses audit yang dijalankan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

17

Universitas Indonesia

2.1.6 Tahapan Audit Laporan Keuangan

Agar proses audit dapat memenuhi tujuannya maka diperlukan sebuah metode

atau beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat mengaudit laporan

keuangan. Tahapan ini perlu dilakukan secara berurut agar proses audit nantinya

dapat berjalan dengan efisien, efektif, dapat mendapatkan bukti-bukti yang

memadai, dan pada akhirnya dapat memberikan gambaran akan kualitas sebuah

laporan keuangan sehingga auditor dapat memberikan opininya akan laporan

keuangan tersebut. Arens et al. (2009) dalam bukunya membagi proses audit ke

dalam empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan & Desain Pendekatan Audit (plan & design an audit approach)

Tahapan ini penting untuk dilakukan agar proses audit dapat berjalan dengan

efisien dan efektif. Adanya perencanaan dan desain pendekatan audit

memungkinkan auditor untuk menentukan bukti apa saja yang dibutuhkan dan

berapa jumlah yang sesuai untuk proses audit. Selain itu, auditor dapat menjaga

proses audit efisien dan efektif karena dengan jumlah dan jenis bukti yang jelas,

biaya dan waktu proses audit dapat ditekan. Terakhir, tahapan ini dapat membantu

auditor memahami klien dan bisnisnya sehingga dapat menghindari terjadinya

kesalahpahaman dengan pihak klien. Tahapan ini dapat dipecah menjadi tiga

proses yaitu:

a. Melakukan Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungan Bisnis Klien

(obtain an understanding of the entity & its environment)

Pada tahap ini, auditor harus memahami lingkungan dan bisnis yang

dilakukan oleh entitas yang diaudit untuk dapat mengukur risiko salah saji

(misstatements) dalam laporan keuangan, memahami informasi yang

diperoleh selama audit, dan memperoleh pemahaman tentang kebutuhan

akuntansi khusus sesuai dengan industri klien.

b. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Pengendalian Risiko

(understand internal control & assess control risk)

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

18

Universitas Indonesia

Pada tahap ini, auditor harus melakukan penilaian (assessment) terhadap

pengendalian internal klien dan menilai risiko pengendalian karena

pengendalian internal yang baik berarti semakin kecil kemungkinan

terjadinyasalah saji (misstatement). Proses ini penting dilakukan untuk

menentukan besarnya risiko pengendaliandan akan berpengaruh langsung

pada risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan jumlah

bukti audit.

c. Menilai Risiko Salah Saji Material (assess risk of material

misstatement)

Tujuan dari dua tahap di atas adalah agar auditor dapat menentukan risiko

salah saji dalam laporan keuangan. Risiko salah saji tersebut dipengaruhi

oleh tingkat materialitas dan penilaian (assessment) ini akan

mempengaruhi jumlah bukti audit yang dibutuhkan.

Menurut Godfrey et.al. (2010), terdapat 2 pola dalam manajemen laba

yaitu big bath theory dan cookie jar. Big bath adalah pengakuan kerugian

atas akun-akun yang jarang terjadi (non-recurring items). Pola ini dapat

dilakukan manajemen ketika terjadi restrukturisasi, pergantian CEO baru

perusahaan. Beberapa pihak akan mengira kerugian tersebut merupakan

hasil restrukturisasi yang dilakukan. Pada akhirnya manajer akan dianggap

berprestasi dan mendapat bonus di periode mendatang karena kondisi

keuangan perusahaan seolah mengalami peningkatan dari periode

sebelumnya. Cara yang sering ditempuh yaitu dengan melakukan write-off

non-recurring items, seperti, goodwill, pencadangan piutang tak tertagih,

perubahan teknologi, dan cadangan persediaan. Sedangkan cookie jar

reserves merupakan penundaan pengakuan pendapatan pada masa baik

dan memasukkannya pada masa sulit. Tujuannya agar pergerakan laba

antar periode tidak terlalu fluktuatif.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

19

Universitas Indonesia

2. Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi

(perform tests of control & substantive tests of transaction)

Sebelum menentukan berapa tingkat risiko pengendalian, auditor perlu melakukan

pengujian akan efektivitas dari pengendalian internal perusahaan sekalipun hasil

assessment atas pengendalian di internal telah menunjukkan bahwa pengendalian

internal perusahaan sudah cukup baik, proses ini disebut dengan istilah pengujian

pengendalian.

Setelah melakukan pengujian atas pengendalian, auditor harus melakukan

pengujian atas transaksi yang dilakukan oleh klien. Proses ini disebut sebagai

pengujian subtantif atas transaksi. Tujuan dari tes ini adalah untuk memenuhi

enam tujuan audit terkait transaksi dan apakah keenam tujuan tersebut telah

dipenuhi oleh klien. Untuk menghemat waktu dan biaya audit, biasanya pengujian

atas pengendalian internal dan pengujian atas transaksi dilakukan pada saat yang

bersamaan.

3. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Rinci atas Akun Terkait (perform

analytical procedures & tests of details of balances)

Pada tahapan ini, auditor melakukan prosedur analitis dimana auditor

menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun-akun

dan data-data lainnya terlihat wajar atau masuk akal.Tujuan dari tahap ini adalah

menilai kewajaran dan atau perubahan yang signifikan dalam kinerja klien.

Selanjutnya, pengujian detail atas akun terkait ditujukan untuk menguji

kemungkinan terjadinya salah saji moneter (monetary misstatement) dalam saldo-

saldo di laporan keuangan.Pengujian ini penting dilakukan karena sebagian besar

bukti didapatkan dari pihak ketiga yang independen sehinggadapat diandalkan.

Tujuan dari tahapan ini adalah pemenuhan delapan tujuan audit terkait saldo

(balance-related audit objectives).

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

20

Universitas Indonesia

4. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit (complete the audit &

issue audit report)

Pada tahapan terakhir proses audit ini, auditor harus mengkombinasikan semua

informasi yang diperoleh selama proses audit untuk memperoleh kesimpulan

apakah laporan keuangan klien telah disajikan dengan wajar atau tidak.

Kesimpulan atas kewajaran tersebut dituangkan dalam opini auditor. Menurut

Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 508, terdapat empat tipe opini yang

dikeluarkan auditor yaitu:

a. Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified)

Opini wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan

secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan

arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang belaku umum di

Indonesia.

b. Wajar Dengan Pengecualian (qualified)

Opini wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang berhubungan dengan yang

dikecualikan.

c. Tidak Wajar (adverse)

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan

secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

d. Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer)

Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak dapat

menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan ini dapat diberikan jika

tim auditor merasa proses audit dibatasi oleh klien, contohnya klien tidak

memberikan data.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

21

Universitas Indonesia

2.2. Pendapatan pada Perusahaan Real Estat Menurut PSAK 44

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode apabila arus masuk tersebut

meningkatkan jumlah ekuitas selain peningkatan yang berasal dari kontribusi

penanaman modal.

2.2.1. Pengakuan Pendapatan

Contoh yang termasuk sebagai pendapatan adalah penjualan bangunan rumah,

ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya.

Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta

kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)

apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

- Proses penjualan telah selesai.

- Harga jual akan tertagih.

- Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang

terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli.

- Penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit

bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi

adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara

signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh dilakukan atas seluruh nilai

jual dengan cara sebagai berikut:

a. Piutang bersih didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat

bunga yang sesuai, yang tidak boleh lebih rendah dari tingkat bunga yang

diperjanjikan di pengikatan atau perjanjian jual beli. Diskonto tidak dilakukan bila

umur sisa tagihan kurang dari 12 bulan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

22

Universitas Indonesia

b. Dibuat penyisihan untuk piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih.

c. Apabila penjual merencanakan untuk memberikan potongan harga jual atau

memperjanjikan hal demikian dalam pengikatan atau perjanjian jual beli sebagai

insentif bagi pembeli untuk melunasi utangnya lebih awal, jumlah potongan harga

yang diperkirakan akan diambil pembeli harus ditaksir dan dibukukan pada saat

penjualan. Potongan harga yang diberikan secara seketika atau tanpa rencana

dibebankan ke laba rugi pada periode pemberiannya.

2.2.2. Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh Tidak Terpenuhi

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan laba dengan

metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut

diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria

penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

Penerapan metode deposit adalah sebagai berikut:

a. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat,

penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka.

b. Piutang dari transaksi penjualan unit real estat tidak diakui.

c. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga

dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walaupun

kewajiban tersebut telah dialihkan ke pembeli.

d. Khusus untuk unit real estat, penyusutan atas unit real estat tersebut tetap diakui

oleh penjual.

2.2.3. Penjualan Bangunan Kondominium, Apartemen, Perkantoran, Pusat

Perbelanjaan dan Bangunan Sejenis Lainnya serta Unit dalam Kepemilikan

Pembagian Waktu (Time Sharing)

Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran,

pusat belanja dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

23

Universitas Indonesia

pembagian waktu, diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-

completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah

selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi.

b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang

telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.

c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan

andal.

Apabila satu atau lebih kriteria yang tersebut di atastidak terpenuhi, maka jumlah

uang yang telah diterima dari pembeli diakui sebagai uang muka (deposit) dengan

metode uang muka (deposit), sampai seluruh kriteria tersebut terpenuhi.

Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran,

pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan

secara time sharing yang telah selesai proses pembangunannya diakui dengan

metode akrual penuh sesuai dengan kriteria. Dalam hal ini, persyaratan pengakuan

laba juga berlaku untuk transaksi tersebut.

2.3. Audit Siklus Pendapatan Menurut Arens et al. (2009)

2.3.1. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pendapatan (Penjualan) dan

Pengumpulan (Accounts and Classes of Transactionsin The Sales and

Collection Cycle)

Tujuan utama dalam mengaudit siklus pendapatan dan pengumpulan adalah untuk

mengevaluasi apakah saldo dari akun-akun yang muncul dalam siklus tersebut

telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan (PSAK).

Berikut ini ialah lima kelas transaksi yang terdapat dalam siklus pendapatan dan

pengumpulan :

1. Penjualan (cash and on account)

2. Penerimaan Kas (cash receipts)

3. Pengembalian penjualan (sales return dan allowances)

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

24

Universitas Indonesia

4. Penghapusan akun yang tidak dapat ditagih (write-off of uncollectible

accounts)

5. Perkiraan daribad debt expense(BDE)

2.3.2. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Pencatatan dan Dokumen Terkait

(Business Functions in The Cycleand Related Documentsand Records)

Sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian

pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, auditor harus memahami

fungsi bisnis dan dokumen serta catatan yang dibuat dalam suatu perusahaan.

Dalam kelas transaksi penjualan, terdapat empat fungsi bisnis, yaitu :

1. Memproses Order Pelanggan

Order pelanggan adalah awal sikluspendapatan dan pengumpulan, yang

mencakup pemrosesan pesanan pelanggan. Dokumen dan catatan yang

berhubungan adalah order dari pelanggan (pelanggan order) dan order penjualan

(sales order)

2. Pemberian Kredit

Untuk penjualan secara kredit, diperlukan suatu proses persetujuan oleh pihak

perusahaan melalui pertimbangan berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui

sebelumnya.

3. Pengiriman Barang (shipping goods)

Pengiriman barang adalah fungsi penting dimana perusahaan akan menyerahkan

aktiva kepada pelanggan. Oleh karena itu diperlukan dokumen untuk menagih

jumlah maupun deskripsi barang yang sesuai dengan barang yang dikirim kepada

pelanggan.Dokumen tersebut adalahdokumen pengiriman.

4. Penagihan Pelanggan dan Mencatat Penjualan

Aspek yang paling penting dalam proses penagihan adalah kelengkapan

penagihan pengiriman, ketepatan jumlah penagihan, dan tidak adanya pengiriman

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

25

Universitas Indonesia

yang ditagih lebih dari sekali. Oleh karena itu, dokumen yang berhubungan secara

langsung maupun tidak langsung dengan fungsi bisnis berikut :

a. Faktur penjualan

b. File transaksi penjualan

c. Daftar atau jurnal penjualan

d. File induk piutan usaha

e. Neraca saldo piutang usaha

f. Pernyataan bulanan

Dalam kelas transaksi penerimaan kas, fungsi bisnis yang terjadi ialah kegiatan

memproses dan mencatat kas yang diterima.Hal ini meliputi, penerimaan, deposit,

and pencatatan kas yang dibayarkan pelanggan. Dokumen yang diperlukan ialah

sebagai berikut :

a. Remittance advice

b. Prelisting of cash receipts

c. File transaksi penerimaan kas

d. Daftar atau jurnal penerimaan kas

Dalam kelas transaksi pengembalian penjualan, tentu fungsi bisnis yang terjadi

ialah kegiatan memproses dan mencatat pengembalian dari penjualan.Dokumen

yang diperlukan adalah memo kredit dan jurnal pengembalian penjualan.

Penghapusan piutang tidak tertagih, pada umumnya terjadi pada saat

pelangganmengalami bangkrut sehingga piutangnya tidak dapat

ditagih.Perusahaan harus melakukan penghapusan untuk menyesuaikan nilai saldo

piutangtersebut.Dokumen yang diperlukan ialah formulir otorisasi akun tidak

tertagih.

Pada akhir periode, perusahaan pada umumnya mencatat piutang tidak tertagih

(bad debt expense) yang berhubungan dengan piutang pelangganyang sudah tidak

dapat ditagih kembali.Dokumen yang berhubungan dengan hal tersebut adalah

dokumen jurnal umum.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

26

Universitas Indonesia

2.3.3 Metode untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian

Subtantif atas Transaksi

Hal ini bertujuan untuk memahami pengendalian internal dan merancang serta

melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi

penjualan. Metode dalam merancang serta melakukan pengujian pengendalian

serta pengujian subtantif atas transaksi penjualan adalah :

1. Memahami pengendalian internal penjualan

Memahami pengendalian internaldalam penjualan dapat menggunakan

salah satu pendekatan umum dalam penjualan, mempelajari bagan arus

klien, menyiapkan kuisioner, dan melaksanakan pengujian penjualan.

2. Menilai risiko dari pengendalian internal yang direncanakan atas penjualan

• Auditor memerlukan kerangka untuk menilai risiko pengendalian dimana

di dalamnya terdapat 6 tujuan audit.

• Auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan kelemahannya bagi

penjualan dimana hal tersebut akan berbeda bagi setiap klien audit, karena

setiap klien memiliki pengendalian internal yang berbeda.

• Setelah identifikasi, pengendalian dan kelemahan tersebut dikaitkan

dengan tujuan audit.

• Terakhir auditor menilai resiko dengan mengevaluasi pengendalian dan

kelemahan pada setiap tujuan. Langkah ini berperan penting dalam

memilih keputusan yang akan diambil.

Aktivitas pengendalian dalam penjualan mencakup:

a. Pemisahan tugas yang memadai

Pemisahan tugas yang memadai dapat mencegah terjadinya salah saji serta

fraud yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang meiliki tanggung

jawab terhadap input data transaksi penjualan. Sebagai contoh Hal tersebut

dapat dicegah dengan pembatasan akses kas bagi pihak yang bertanggung

jawab secara langsung terhadap input data transaksi penjualan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

27

Universitas Indonesia

b. Memiliki wewenang (authorization) yang tepat

Auditor akan memeriksa 3 hal yaitu:

1. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum terjadi penjualan

2. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi diberikan

3. Harga, syarat dasar, ongkos angkut serta doskon harus diotorisasi

c. Dokumen dan catatan yang memadai

Dalam hal ini dapat berupa faktur penjualan yang di pranomori dimana

salinan tersebut digunakan untuk menyetujui kredit, otorisasi penerimaan,

serta untuk menagih pelanggan

d. Dokumen yang telah di berikan nomor sebelumnya (prenumbered)

Hal ini bertujuan untuk mencegah kegagalan dalam menagih atau mencatat

penjualan dan terjadinya penagihan serta pencatatan duplikat.

e. Laporan Bulanan

Laporan bulanan bertujuan agar para pelanggan dapat segera merespon

apabila terdapat saldo yang tidak benar.

f. Prosedur verifikasi internal

Dalam prosedur verifikasi internal, program komputer atau personil yang

independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi

penjualan memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

3. Menentukan luas pengujian pengendalian

Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian

lanjutan atas pengendalian kunci (extensive test of key controls) dan

mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan auditor mengenai

pengendalian internal atas pelaporan keuangan sedangkan perusahaan non

publik tergantung pada pengendalian efektif dan sejauh mana auditor

yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

28

Universitas Indonesia

pengendalian. Dalam menetukan level keandalan kontrol, auditor juga

mempertimbangkan kenaikan biaya pengujian pengendalian dibandingkan

dengan penurunan pengujian subtantif yang potensial. Level risiko

pengendalian yang rendah akan meningkatkan pengujian pengendalian,

dengan kenaikan deteksi risiko dan penurunan jumlah pengujian subtantif

yang sebanding.

4. Merancang pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi

penjualan agar memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan kebutuhan

transaksi penjualan. Unsur-unsur yang terdapat didalamnya berupa

prosedur audit, ukuran sampel, item-item yang dipilih, serta penetapan

waktu.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

29 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil Umum Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman, &

Surja

KAP Purwantono, Suherman, & Surja lebih dikenal dengan nama Ernst & Young

(E&Y) Indonesia yang memiliki afiliasi dengan E&Y Global yang memiliki

kantor pusat di New York. E&Y Global memiliki sejumlah 141.000 anggota yang

beroperasi di 140 negara di dunia dan memiliki fokus di empat belas sektor

industri global yang akan memberikan suatu respon kepemimpan pasar global

(market-leading global responses) sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan besar

di dunia.

Kantor pusat E&Y Indonesia terletak di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan

Jendral Sudirman, Jakarta. E&Y Indonesia sendiri memiliki setidaknya 1.600

anggota yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.Seluruh anggotanya memiliki

kompetensi yang sangat tinggi di bidangnya masing-masing.Sebagai penyedia

jasa advisory dan assurance yang terbaik kepada semua kliennya, E&Y Indonesia

dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam tingkat global

maupun dalam lingkup lokal sehingga efektif dalam memberikan jasa-jasanya.

E&Y dikenal selalu berusaha menjaga kualitas serta profesionalisme dalam

pekerjaannya, sesuai dengan moto “Quality on Everything We Do”. E&Y

menerapkan nilai-nilai yang harus diimplementasikan oleh setiap anggota E&Y

karena nilai-nilai tersebut merupakan panduan atas tindakan dan perilaku setiap

anggota E&Y. Nilai-nilai tersebut adalah:

1. Orang-orang yang mencerminkan integritas, respek, dan kerjasama tim

(People who demonstrate integrity, respect, and teaming).

2. Orang-orang yang mempunyai energy, antusias, dan keberanian untuk

memimpin (People with energy, enthusiasm, and the courage to lead).

3. Orang-orang yang membangun hubungan berdasarkan perbuatan yang

benar (People who build relationships based on doing the right thing).

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

30

Universitas Indonesia

Dalam memberikan jasa assurance dan advisory, E&Y membagi timnya menjadi

empat grup audit yang memiliki spesifikasi industri masing-masing.Tujuannya

adalah memberikan jasa yang lebih terfokus sehingga dapat memberikan hasil

yang lebih berkualitas bagi semua kliennya. Keempat grup tersebut adalah:

1. Perbankan, komersial, dan asuransi (Banking, Commerce, and Insurance).

Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang jasa keuangan, perbankan,

dan asuransi.

2. Perminyakan, pertambangan, dan telekomunikasi (Oil, Mining, and

Telecommunication).

Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang pertambangan,

telekomunikasi, serta perusahaan perminyakan.

3. Grosir dan produk konsumsi (Retail and Consumer Product)

Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang consumer product atau klien

yang tidak termasuk ke dalam spesifikasi tiga grup lainnya.

4. Utilitas dan produk industry (Utilities & Industrial Product)

Grup ini memiliki klien yang bergerak pada industri manufaktur dan sektor

perkebunan.

3.1.1 Jasa-jasa yang Ditawarkan

Sebagai salah satu dari empat KAP terbesar di seluruh dunia, E&Y memiliki

banyak klien yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Begitu pula dengan E&Y

Indonesia yang kliennya tersebar di seluruh penjuru di Indonesia.Untuk

memenuhi semua kebutuhan klien-kliennya, E&Y tidak hanya memberikan jasa

assurance saja, tetapi berbagai jasa professional lainnya. Jasa-jasa yang

ditawarkan oleh E&Y adalah:

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

31

Universitas Indonesia

1. Assurance Services

Jasa assurance merupakan jasa utama yang diberikan oleh E&Y dimana jasa

tersebut memberikan keyakinan atas kewajaran informasi yang terdapat dalam

laporan keuangan yang disajikan oleh klien-klien E&Y untuk para investor dan

stakeholder perusahaan klien. Jasa yang diberikanmeliputi audit umum dan

review atas laporan keuangan baik interim maupun akhir tahun. Jasa lainnya

meliputi IFRS advisory, atestasi pengendalian internal, program anti-fraud, dan

konsultasi kebijakan akuntansi.

2. Advisory Services

Jasa ini merupakan jasa untuk membantu klien dalam memahami kondisi

lingkungan bisnisnya.Jasa ini meliputi business advisory, risk advisory, IT

advisory, dan IT Risk & Assurance.

3. Tax Services

Selain dua jasa di atas, E&Y Indonesia memberikan jasa konsultasi perpajakan,

baik perpajakan di Indonesia maupun internasional, lalu melakukan review tax

compliance dan melakukan analisa risiko pajak perusahaan. Selain itu, E&Y

juga memberikan jasa advisory atas kebijakan pajak baik dalam negeri maupun

luar negeri.

4. Transaction Advisory Services

Jasa terakhir ini melibatkan pemberian advisory atas suatu transaksi bisnis yang

dapat membantu klien terkait pengambilan keputusan keuangan perusahaan,

misalnya merger dan akusisi.

3.2 Profil perusahaan PT SB

PT SB (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris Benny Efran, S.H., No. 22

tanggal 22 September 2006. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat

pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dalam Surat Keputusan No.W29-00413 HT.01.01-TH.2006 tanggal 27 November

2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 8, Tambahan No. 829

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

32

Universitas Indonesia

tanggal 26 Januari 2007. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa

kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Dewi Himijati Tandika, S.H., No. 34

tanggal 9 Agustus 2010 mengenai perubahan susunan dewan direksi dan

komisaris Perusahaan. Perubahan terakhir tersebut telah mendapat pengesahan

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No.AHU-AH.01.10-28547 tanggal 9 November 2010.

PT SB merupakan perusahaan non publik dan anak perusahaan PT SA Tbk. PT

SB adalah pengembang properti yang berfokus pada real estat. PT SB berlokasi di

Jakarta. Proyek Perusahaan "Grand ResidenceOrchard" adalah daerah perumahan

yang dikembangkan dengan konsep “Lingkungan Hijau” dengan penekanan pada

penyediaan penghijauan di ruang terbuka dan sistem pengelolaan air mandiri.

Pelanggan utama perusahaan adalah masyarakat, di mana tidak ada konsumen

utama kelompok atau individu. PT SB bekerja sama dengan kontraktor yang

memiliki pengalaman luas dalam pembangunan dan pengembangan properti. PT

SB menerapkan kebijakan untuk memastikan bahwa hal itu tidak bergantung pada

setiap kontraktor tunggal. Komposisi pemegang saham PT SB adalah PT SA Tbk

(99,99%) dan PT BMS (0,01%).

3.2.1. Visi Misi PT SB

• Visi

Untuk menjadi permata mahkota developer properti di Indonesia, selalu

memberikan keuntungan ekonomi kepada pelanggan, dan memenuhi

tanggung jawab sosial dan lingkungan.

• Misi

1) Terus bekerja keras dan membuat inovasi baru untuk mendapatkan

peluang pasar.

2) melanjutkan penelitian pasar kemungkinan untuk pergi di setiap

pasar berbeda.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

33

Universitas Indonesia

• Sasaran

Perusahaan ini berkembang dengan sumber daya sendiri tanah yang

banyak seperti, citra merek yang kuat, pengalaman dan kualitas sumber

daya manusia.

• Tujuan

1) Pertumbuhan penjualan dan laba bersih.

2) Pertumbuhan pendapatan dengan operasi penuh bisnis yang berfokus

pada pengembangan properti.

• Strategi

Pengembangan kota-kota perumahan bersama dengan semua infrastruktur

fisik dan sosial yang terkait seperti rekreasi, olah raga dan fasilitas umum,

lingkungan hijau, sistem pengelolaan air dan tempat ibadah.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

34 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Jenis Pembayaran pada PT SB

Cara pembayaran yang ada di PT SB berasal dari penjualan rumah/rukan dan

kavling yang ketiganya dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Tunai/kas keras

2. Tunai bertahap

3. KPR Express

Untuk ketiga metode tersebut pembayaran dapat dilakukan secara tunai, cek/giro,

transfer, dan kartu kredit. Ketiga metode tersebut memiliki cara pencatatan yang

sama (lihat Diagram Alur 1).

• Pembayaran secara Tunai Keras

Pembayaran secara tunai keras adalah pembayaran untuk pembelian

rumah/rukan/kavling dengan waktu pelunasan maksimum 45 hari sesudah

pembayaran uang tanda jadi (commitment fee) minimal 3 juta. Terdapat dua cara

dalam pembayaran secara tunai keras yaitu:

a. Tunai

Pembayaran tunai keras secara tunai dilakukan sebanyak 3 kali

pembayaran. Pembayaran pertama dilakukan 15 (lima belas) hari setelah

pembayaran uang muka sebesar 25 juta. Pembayaran pertama ini sebesar

35% dari harga perolehan rumah/rukan/kavling dan sudah termasuk uang

muka dan uang tanda jadi. Pelanggan yang melakukan pembayaran ke

kasir akan memperoleh kuitansi asli. Kemudian salinan kuitansi dikirim

oleh kasir ke admin, dan admin akan membuatkan PPJB. Admin akan

menginput data ke dalam sistem dan sistem akan mengeluarkan nomor

Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) secara otomatis. Selain itu, admin

juga akan membuatkan kartu piutang untuk pelanggan tersebut, sehingga

untuk selanjutnya setiap kali ada pembayaran dari pelanggan, maka admin

hanya perlu menginput besarnya pembayaran ke dalam kartu piutang, dan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

35

Universitas Indonesia

kartu piutang akan terupdate secara otomatis. Pembayaran kedua, yaitu

dilakukan 15 hari setelah pembayaran cicilan 1 sebesar 35%. Pelanggan

akan memperoleh kuitansi dari kasir. Pada pembayaran ketiga, yaitu saat

pelunasan yang dilakukan 15 hari setelah cicilan kedua sebesar 30%. PPJB

tersebut akan diserahkan kepada pelanggan.

Skema 1. Cara bayar tunai keras

b. Transfer/giro/kartu kredit

Pembayaran secara tunai keras dapat pula melalui transfer /giro/ kartu

kredit sebagaimana seringnya pembayaran dilakukan saat ini. Jika

pembayaran dilakukan melalui transfer/ giro/ kartu kredit, maka kuitansi

akan dicetak jika perusahaan sudah benar-benar menerima uang tersebut.

Sebelum terdapat bukti penerimaan pembayaran, pelanggan hanya

menerima tanda terima sementara. Kuitansi resmi (official receipt)

diberikan setelah uang pembayaran masuk ke rekening perusahaan. Kasir

akan memberikan tanda terima ke bagian keuangan. Bukti penerimaan

pembayaran akan diketahui dengan adanya salinan mutasi harian bank

yang telah diparaf bagian keuangan dan diserahkan ke admin untuk

dilakukan update atas kartu piutang.

Bagian finance yang mengetahui adanya uang masuk dari kuitansi yang

dikirim oleh kasir akan membuatkan BM-Fin (melalui sistem dan

prenumbered). BM-Fin ini menunjukkan jumlah dan deskripsi asal

penerimaan uang masuk. Selanjutnya BM-Fin ini akan diserahkan ke

manajer akuntansi untuk divalidasi. Setelah divalidasi, barulah bagian

akuntansi mencatat transaksi dalam BM-Fin tersebut ke dalam BM (Bukti

Bank Masuk) yang juga prenumbered melalui sistem.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

36

Universitas Indonesia

Diagram Alur 1. Alur pembayaran PT.SB

• Pembayaran secara Tunai Bertahap

Pembayaran secara tunai bertahap merupakan pembayaran yang diperthitungkan

berdasar tingkat pendapatan pelanggan. Untuk pembayaran secara tunai bertahap,

pembayaran dilakukan sebanyak 18 kali. Pada pembayaran pertama, pelanggan

melakukan pembayaran sebesar 10% dan pembayaran ini sudah termasuk DP.

Pembayaran kedua sebesar 10% dan pembayaran selanjutnya sebesar 5% hingga

pembayaran lunas.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

37

Universitas Indonesia

Skema 2. Cara Bayar Tunai Bertahap

• Pembayaran secara KPR Express

Apabila pelanggan ingin melakukan pembayaran sebagian dan sisanya

dibayarkan oleh bank, maka pembayaran dapat dilakukan dengan cara KPR

express. Lima belas hari setelah pembayaran uang muka dan uang tanda jadi,

pelanggan wajib melakukan pembayaran pertama sebesar 15% dari harga yang

disepakati. Pembayaran kedua sebesar 15% dilakukan maksimal 15 hari

setelah pembayaran cicilan pertama. Pembayaran terakhir/pelunasan,

maksimal 15 hari setelah pembayaran cicilan kedua, akan dilakukan akad

kredit dengan bank. Dengan demikian, sisa pembayaran sebesar 70% akan

ditanggung oleh bank.

Skema 3. Cara Bayar KPR Express

4.2. Diskon Penjualan

Perusahaan juga memberikan diskon kepada pelanggannya demi meningkatkan

penjualan. Adapun diskon yang diberikan dikelompokkan menjadi 3 kategori

sebagai berikut:

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

38

Universitas Indonesia

1. Diskon Cara Bayar

Diskon masing-masing cara bayar penjualan rumah dan kavling, yaitu 9%

untuk tunai keras, 7% untuk KPR Express, dan 2% untuk tunai bertahap.

Sedangkan diskon masing-masing cara bayar penjualan rukan, yaitu 7%

untuk tunai keras, 5% untuk KPR express. Sedangkan untuk cara bayar tunai

bertahap yang dicicil 18x tidak diberikan diskon.

2. Diskon Karyawan

Perusahaan juga memberikan diskon kepada karyawannya untuk

memberikan fasilitas kepada karyawan. Diskon yang diberikan kepada

karyawan, baik untuk rumah/rukan/kavling adalah 5 % sampai dengan 10%

sesuai dengan ketentuan perusahaan berdasarkan level jabatan karyawan.

3. Diskon Kontraktor

Para kontraktor mendapatkan fasilitas khusus pembelian produk PT SB.

Caranya dengan membuat surat pengajuan fasilitas khusus yang kemudian

akan diperiksa oleh quantity surveyor (QS) dan purchasing manager dan

disetujui oleh executive director. Perusahaan memiliki kategori kontraktor,

yaitu kategori A sebesar 2% dan kategori B sebesar 1%.

4.3. Prosedur Pembayaran dan Pencatatan pada PT SB

4.3.1. Tahap Awal

Saat pelanggan datang, bagian pemasaran akan memberikan daftar kavling,

rukan, dan rumah yang akan ditawarkan beserta daftar harga kepada

pelanggan. Setelah pelanggan setuju untuk membeli, maka pelanggan

harus menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga

(KK). Harga rumah/rukan/kavling yang dipilih oleh pelanggan diinput

secara manual ke dalam komputer (dalam bentuk excel) oleh bagian sales

pemasaran.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

39

Universitas Indonesia

Pelanggan juga memberikan uang tanda jadi (commitment fee) sebesar 3

juta. Kemudian bagian pemasaran akan membuat Surat Tanda Pemesanan

Sementara (STPS) yang berisi harga jual 1 unit rumah/rukan/kavling

beserta jadwal pembayarannya. STPS ini ditandatangani oleh manajer

pemasaran, bagian pemasaran dan pelanggan. Selanjutnya STPS ini akan

diserahkan ke bagian sales admin untuk proses pembuatan Surat Tanda

Pemesanan (STP) setelah pelanggan melakukan pembayaran uang tanda

jadi dan uang muka maksimal 15 hari sebelum pembayaran cicilan pertama.

STP ini dibuat rangkap 3, yaitu asli untuk pelanggan, 1 salinan untuk

disimpan oleh sales admin, dan 1 salinan untuk kasir.

Pelanggan harus telah membayar uang muka sebesar Rp25.000.000 pada

saat STP dicetak.STP ini dibuat oleh sistem dan di pra nomori. Pada saat

pelanggan membayar uang muka, kasir belum menerbitkan tanda terima

resmi (kuitansi) tetapi sebagai bukti pembayaran, pelanggan diberikan STP

yang ditandatangani oleh manajer pemasaran, sales pemasaran, pelanggan,

dan kasir disertai stempel sebagai tanda bukti pelanggan telah membayar

uang muka.

Pencatatan saat pembayaran uang muka dan uang tanda jadi

Dr. Kas/Bank 25 juta (1)

Cr. Uang Muka Belum PPJB 25 juta

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

40

Universitas Indonesia

Diagram Alur 2. Alur Pembelian PT.SB

4.3.2.Tahap Pembayaran Pertama dan Seterusnya

Lima belas hari setelah pembayaran uang muka dan uang tanda jadi, pelanggan

akan melakukan pembayaran pertama. Sales admin akan memasukkan data ke

dalam sistem dan sistem akan mengeluarkan PPJB (Perjanjian Pengikatan Jual

Beli) secara otomatis. PPJB ini akan dicetak, kemudian diserahkan kepada

manajer pemasaran untuk direview dan ditandatangani kemudian diserahkan ke

bagian legal untuk direview. Setelah bagian legal menyetujui maka PPJB itu

diserahkan kembali ke sales admin untuk kemudian ditandatangani oleh

pelanggan. Setelah ditandatangani oleh kedua pihak (manajer pemasaran dan

pelanggan). PPJB kemudian akan disimpan oleh bagian marketing. PPJB ini

sudah terhubung dengan bagian akuntansi, sehingga bagian akuntansi dapat

melakukan pencatatan sejumlah harga jual dan pencatatan untuk pembayaran

pertama.

Pencatatan saat pembayaran cicilan pertama

Dr. Kas/Bank xxx (2)

Dr. Uang muka belum PPJB xxx

Cr.Piutang Usaha xxx

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

41

Universitas Indonesia

Cr. PPN out xxx

Dr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx (3)

Cr. Hutang PPh final xxx

Pada akhir bulan, bagian akuntansi akan membuat jurnal penyesuaian untuk

mencatat adanya piutang. Hal ini dikarenakan bagian akuntansi menunggu adanya

kepastian dari pelanggan (pembelian tidak dibatalkan).

Dr. Piutang Usaha xxx (4)

Cr. Uang Muka Sudah PPJB xxx

Cr. Uang Muka Penerimaan SPL xxx

catatan: SPL (Sertifikat Pengelolaan Lahan)

Piutang sebesar harga perolehan rumah/ rukan/ kavling

Bila penjualan belum dapat diakui maka akan dilakukan jurnal penyesuaian

sebagai berikut (lihat bagian 4.3.4)

Dr. Uang muka sudah PPJB xxx (5)

Dr. Uang muka penerimaan SPL xxx

Cr. Piutang usaha xxx

Untuk pembayaran kedua dan seterusnya, pencatatan yang dilakukan hampir sama

dengan pencatatan pada saat pembayaran pertama.

Pencatatan saat pembayaran kedua dan seterusnya:

Dr. Kas/Bank xxx (6)

Cr. Piutang Usaha xxx

Cr. PPN out xxx

Dr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx (7)

Cr. Hutang PPh Final xxx

Jurnal dimasukkan secara manual oleh bagian akuntansi. Setiap hari bagian

akuntansi mengecek data yang dimasukkan sales admin ke buku pencatatan

penerimaan sales admin untuk mengetahui adanya PPJB dan adanya penerimaan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

42

Universitas Indonesia

pembayaran cicilan. Jika terdapat pembayaran, maka bagian akuntansi akan

mencatatnya.

4.3.3 Tahap Pelunasan dan Pengakuan Pendapatan untuk Rumah/Rukan

dan Kavling

Pengakuan pendapatan dilakukan setiap bulan oleh bagian akuntansi. Perusahaan

mempunyai kebijakan untuk mengakui penjualan bila:

1. Bangunan sudah selesai 100% untuk rumah, atau infrastruktur sudah siap

untuk kavling

2. Pembayaran sudah lunas 100% untuk rumah, atau minimal 20% untuk

kavling

3. Sudah ada berita acara serah terima (BAST).

Data bangunan yang telah selesai 100% diperoleh dari data perkembangan proyek

berdasarkan SPK masing-masing kontraktor. Data ini dikelola oleh bagian

akuntansi. Bagian admin akan menerima laporan dari bagian keuangan mengenai

uang masuk dari pelanggan. Bagian admin kemudian akan mengecek ke kartu

piutang, dan bila pelunasan sudah dilakukan pelanggan, bagian admin akan

membuat berita acara serah terima kunci. Berita acara ini dibuat rangkap 3 dan

dibagikan kepada bagian sales admin, bagian purna jual, dan pelanggan. Berita

acara ini kemudian ditandatangani oleh manajer pemasaran dan pelanggan untuk

rumah/rukan dan kavling, sedangkan untuk kavling berita acara ditandatangani

oleh kepala proyek dan pelanggan.

Pada kasus tertentu, berita acara serah terima sudah dapat diproses walaupun

pelunasan yang dilakukan baru mencapai 70%. Hal ini harus mendapatkan

persetujuan dahulu dari manajer pemasaran. Pengakuan pendapatan tetap

dilakukan setelah piutang selesai dilunasi.

Sistem dari sales admin terhubung ke bagian akuntansi, sehingga dapat diketahui

pelanggan yang sudah melakukan pelunasan dan sudah ada berita acara serah

terima kunci. Setiap bulan bagian akuntansi akan merekapitulasi daftar penjualan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

43

Universitas Indonesia

yang sudah ada berita acara serah terimanya dan pelanggan yang sudah melunasi

pembayaran. Berdasarkan hal inilah bagian akuntansi mengakui penjualan.

Selanjutnya, sebelum pencatatan dilakukan, bagian akuntansi akan

membandingkan ke kartu piutang untuk memastikan bahwa seluruh piutang sudah

dilunasi oleh pelanggan.

Pencatatan pada saat pengakuan pendapatan (pembayaran telah lunas)

Dr. Uang Muka sudah PPJB xxx (8)

Dr. Uang Muka penerimaan SPL xxx

Cr. Penjualan xxx

Cr. Penerimaan SPL xxx

Dr. Hutang PPh final penjualan xxx (9)

Cr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx

4.3.4 Pembatalan

Pembatalan dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu pembatalan dari pelanggan itu

sendiri atau pembatalan yang dikarenakan ketidaksanggupan pelanggan untuk

membayar.

Pelanggan yang hendak membatalkan transaksi pembelian dapat mendatangi

bagian sales admin dengan membawa surat permohonan. Surat permohonan ini

kemudian akan diteruskan ke general manager marketing untuk ditandatangani.

Bila sudah disetujui, maka sales admin akan membuat Rencana Pengeluaran

Mingguan (RPM) untuk mengembalikan uang pelanggan. Pengembalian

pembayaran kepada pelanggan tidak 100%, tetapi mengikuti ketentuan yang

sudah tertulis dalam surat pemesanan atau dalam PPJB.

Untuk pelanggan yang tidak dapat meneruskan pembayaran, bagian sales admin

biasanya akan mengeluarkan surat peringatan pertama sampai dengan ketiga. Bila

tidak ada tanggapan yang positif dari pihak pelanggan, maka akan ditangani oleh

bagian legal. Bagian legal akan mengumpulkan dokumen-dokumen data-data

pelanggan antara lain kuitansi dan KTP pelanggan, kemudian legal akan

meneruskan kepada direksi untuk dibuatkan surat permohonan khusus pembatalan

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

44

Universitas Indonesia

penjualan. Surat ini kemudian akan diberikan kepada bagian sales admin, lalu

sales admin akan memproses pengembalian pembayaran melalui RPM. RPM

sebelumnya akan ditandatangani oleh manajer pemasaran. Uang dapat

dikembalikan kepada pelanggan dalam jangka waktu 2 minggu setelah tanggal

RPM

Jurnal yang dicatat atas pembatalan:

Dr. Uang Muka sudah PPJB xxx (10)

Dr. Uang Muka penerimaan SPL xxx

Dr. PPN out xxx

Cr.Pendapatan atas pembatalan xxx

Cr. Hutang titipan xxx

Cr. Piutang usaha xxx

4.4 Panduan dan Prosedur Aktivitas Audit PT SB

Dalam melakukan proses audit terhadap setiap kliennya, KAP Purwantono,

Suherman, dan Surja memiliki pedoman baku yang sudah diimplementasikan

dalam semua proses audit yang sudah diatur oleh pihak Ernst & Young (EY)

Global. Pedoman baku ini berisi panduan untuk mengatur proses audit sejak awal

sampai dengan akhir proses audit yang diterjemahkan dalam suatu program yang

dibuat oleh EY.

Prosedur audit yang dilakukan berfungsi untuk memastikan bahwa semua tujuan

audit terpenuhi. Prosedur audit terkait siklus terhadap PT SB dibagi menjadi dua

tahapan yaitu pemahaman proses bisnis klien (understanding client’s business

process) dan prosedur substantif (substantive procedures). Sedangkan prosedur

audit terkait aktivitas dibagi menjadi empat kelompok proses audit yang saling

berkaitan. Keempat kelompok proses tersebut adalah perencanaan dan identifikasi

risiko (planning & risk identification), penerapan strategi dan pengukuran risiko

(strategy and risk assessment), eksekusi (execution), serta pelaporan dan

kesimpulan (conclusion and reporting). Proses tersebut dititik beratkan pada

risiko usaha klien karena risiko berpengaruh pada pendekatan dan fokus dari audit

yang akan dijalankan oleh auditor.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

45

Universitas Indonesia

4.4.1. Perencanaan Audit dan Identifikasi Risiko (planning & risk

identification)

Identifikasi risiko dan perencanaan (planning & risk identification) merupakan

tahapan perencanaan proses audit. Tahap ini melibatkan pemahaman bisnis

perusahaan yang akan diaudit, melakukan penilaian (assessment) atas

pengendalian internal di perusahaan klien, dan juga mengidentifikasi risiko-risiko

yang mungkin terjadi baik terkait industri klien maupun risiko dalam kegiatan

audit. Pada tahap ini juga dilakukan diskusi internal dalam tim audit KAP untuk

menentukan materialitas perencanaan (planning materiality), toleransi kesalahan

(tolerable error), dan perbedaan selisih audit (summary audit difference) sebagai

batas-batas yang akan menjadi patokan ketika membandingkan data dan tingkat

materialitas.

Berikut ini adalah serangkaian aktivitas terkait penjualan yang dilakukan audit

pada tahap pertama:

1. Mengumpulkan informasi terkini mengenai pendapatan dan divisi terkait

penjualan dari perusahaan serta melakukan update atau revisi atas

dokumen audit.

Pada tahap ini, auditor mengumpulkan seluruh informasi untuk memahami

bisnis PT SB berkaitan dengan pendapatan.Prosedur ini dapat dilakukan

dengan mempelajari dan memahami standard operating procedures (SOP)

milik PT SB maupun melakukan inquiry dengan pihak klien. Kemudian

tim auditor harus dapat menyusun atau melakukan update dokumen yang

disebut sebagai narasi yang berisi semua informasi mulai dari pengertian

dari masing-masing akun pendapatan, bagaimana transaksi terkait akun

tersebut, dan kebijakan perusahaan terkait akun tersebut.

Sebagai contoh, narasi terkait pendapatan berisi informasi tentang pihak di

dalam perusahaan yang terkait dengan prosedur pendapatan yang telah

dibahas sebelumnya, dokumen–dokumen terkait dengan transaksi

penjualan dan pengakuan pendapatan, cara serta prosedur penjualan,

pembayaran, pencatatan, pengakuan pendapatan, dan pembatalan. Seluruh

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

46

Universitas Indonesia

informasi tersebut terdapat di dalam SOP terkait pendapatan dan juga dari

hasil inquiry dengan pihak kilen.

Jika narasi telah ada, maka tim audit dapat melakukan revisi atas dokumen

tersebut jika memang terjadi perubahan dalam prosedur terkait akun-akun

yang sedang diperiksa. Tahap ini sangat penting bagi auditor agar dapat

memahami praktek bisnis klien sehingga auditor dapat menginterpretasi

informasi yang diperolehnya selama proses audit dengan baik. Informasi

yang didapatkan pada tahap ini akan digunakan dalam tahap penelusuran

dokumen audit (walkthrough) dan uji pengendalian.

2. Melakukan identifikasi atas risiko-risiko dari akun-akun Pendapatan

Pada tahap ini, auditor mengidentifikasi risiko-risiko dari akun-akun

terkait penjualan yang nilainya signifikan (significant classes of

transaction).

Risiko yang mungkin terjadi adalah pengakuan penjualan yang tidak tepat

(Tabel 1). Menurut Godfrey et.al (2010), risiko yang dapat terjadi adalah

kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba.

Setelah menentukan kemungkinan risiko, tim audit dapat menilai

pengendalian atas akun pendapatan. Jika terdapat risiko maka audit akan

merespon untuk mengurangi kemungkinan terjadi risiko tersebut (Tabel

1).

Kemungkinan risiko terkait dengan Penjualan yaitu:

1. Harga yang ditawarkan dan dibebankan ke pelanggan tidak sesuai

dengan daftar harga

2. Penjualan belum dicatat

3. Penjualan telah diakui sebelum Berita Acara Serah Terima (BAST)

disiapkan dan ditandatangani oleh pelanggan.

4. Perusahaan telah mengakui penjualan yang pembayarannya belum

dilunasi kurang dari 20%.

5. Penjualan yang telah dibatalkan masih tetap diakui

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

47

Universitas Indonesia

6. Penjualan diakui di periode yang salah

7. Adanya penjualan fiktif yang tercatat

8. Nilai transaksi yang dicatat di buku besar tidak sesuai dengan surat

tanda pemesanan (STP) dan jumlah yang dibayarkan pelanggan

9. Adanya diskon tidak diotorisasi yang dicatat.

Pada tabel 1 ditunjukkan salah satu contoh risiko dan respon audit yang

dilakukan.

Kriteria Keterangan

Risiko Kecurangan (fraud)

yang Potensial:

Pengakuan penjualan yang tidak tepat

Dokumen penjualan tidak lengkap namun tetap

dicatat karena perusahaan tidak memiliki

kriteria pengakuan penjualan dan pelaporan

keuangan sehingga mengindikasikan

kecurangan.

Akun/asersi yang terkait: Penjualan- keterjadian (occurrence), Penjualan-

kelengkapan (completeness)

Pengendalian: Untuk mengakui penjualan, pada Berita

Acara Serah Terima (BAST) yang dibuat,

ditandatangani oleh manajer pemasaran dan

pelanggan

Pengakuan penjualan yang dilakukan sesuai

dengan PSAK 44

Evaluasi atas efektivitas

pengendalian:

Efektif

Respon audit: Memeriksa semua BAST (Berita Acara Serah

Terima) yang dijadikan untuk penjualan yang

diakui per tanggal 31 Desember 201x agar

prosedur substantif untuk mengetahui apakah

pengakuan penjualan telah dicatat dengan

benar.

Tabel 1. Contoh identifikasi risiko atas akun pendapatan.

Berdasarkan inquiry dengan manajemen perusahaan, diketahui bahwa

tidak terdapat kecurangan dalam pengakuan pendapatan karena perusahaan

telah menerapkan pengendalian tertentu untuk menghindari kecurangan.

Pedoman yang digunakan mengacu pada:

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

48

Universitas Indonesia

1. PSAK 44 untuk pengakuan pendapatan.

2. Surat ketertiban, PPJB dan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang

disusun dan disahkan dengan benar untuk setiap pengakuan penjualan.

3. Otorisasi BAST. Perusahaan selalu menerbitkan BAST yang

ditandatangani oleh perwakilan manajemen (biasanya manajer

pemasaran) dan pelanggan untuk mendokumentasikan transfer risiko

dari perusahaan kepada pelanggan. Penjualan hanya akan diakui oleh

perusahaan jika BAST unit tersebut telah dikeluarkan dan

ditandatangani oleh pelanggan. Kontrol ini sangat penting untuk

diterapkan dan PT SB percaya bahwa penerapan pengendalian tersebut

telah bekerja secara efektif.

4.4.2.Strategi dan Pengukuran Risiko (strategy and risk assessment).

Pada tahap ini tim audit eksternal PT.SB menentukan akun-akun transaksi yang

signifikan terkait pengakuan pendapatan bagi PT.SB. Akun-akun tersebut terdiri

dari sales, piutang usaha, dan uang muka PPJB. Tim audit memilih sampel dengan

menggunakan applikasi EY Random. Selain proses-proses tersebut, pada tahap ini

juga dilakukan penentuan atas penilaian risiko gabungan (combined risk

assessment).

1. Prosedur Pemilihan Sampel adalah sebagai berikut:

a. Meminta semua daftar penjualan kavling dan penjualan rumah/rukan PT

SB dari periode 1 Januari 201x sampai dengan Desember 31,201x dan

total penjualan dalam laporan laba rugi Desember 201x.

b. Memilih 1 (satu) sampel untuk masing-masing penjualan kavling dan

penjualan rumah/rukan secara acak untuk prosedur walkthrough.

c. Meminta dokumen untuk dijadikan sampel mencakup:

- Tanda Terima

- Surat Tanda Pemesanan rumah/kavling

- Daftar Harga

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

49

Universitas Indonesia

- Perjanjian Pengikatan Jual Beli

- Berita Acara Serah Terima

- Kartu Piutang

2. Melakukan walkthrough atas akun-akun pendapatan

Selanjutnya tim audit melakukan pemahaman alur transaksi dan kemungkinan

terjadinya kesalahan serta pengendalian terkait transaksi tersebut yang

dilanjutkan dengan melakukan penelusuran dokumen audit (walkthrough).

Walkthrough merupakan tahap dimana auditor harus menerjemahkan siklus

kegiatan perusahaan real estat. Dokumen walkthrough sendiri disusun

berdasarkan narasi yang telah dibuat sebelumnya namun difokuskan pada

siklus kegiatannya saja, misalnya penjualan.

Dari siklus tersebut, auditor melakukan identifikasi proses dan langkah-

langkah dalam melakukan transaksi terkait akun-akun pendapatan termasuk

semua pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam siklus transaksi,

dokumen-dokumen yang dibutuhkan, dan pengendalian internal dalam siklus

tersebut. Dari sini, auditor dapat menentukan pengendalian yang telah

diterapkan oleh klien terkait akun-akun yang sedang diperiksa, dokumen-

dokumen apa saja yang mendukung pengendalian tersebut, dan menilai

apakah terjadi penyimpangan dari SOP yang harusnya dipatuhi klien.

Dalam melakukan walkthrough, auditor mengambil satu sampel dari transaksi

dan meminta seluruh dokumen terkait transaksi tersebut. Setelah itu, auditor

akan membandingkan proses transaksi yang seharusnya terjadi dengan

dokumen pendukungnya dan pihak yang terkait sehingga auditor dapat

menentukan semua dokumen dan pihak-pihak terkait tersebut dapat

menyokong sistem pengendalian internal perusahaan.

Sebagai contoh dalam transaksi penjualan rumah/rukan dapat ditelusuri

kemudian dipilih pembayaran DP dan cicilan dari penjualan

rumah/rukan/kavling (Lampiran 1). Setelah itu tim audit menelusuri dokumen

yang terkait dan individu yang berwenang atas dokumen tersebut seperti

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

50

Universitas Indonesia

representatif dari divisi pemasaran dan akuntansi. Pada Lampiran 1, salinan

dokumen yang diperoleh antara lain: price list, booking form, letter of order,

PPJB, kartu piutang, kuitansi, slip transfer atau mutasi bank harian, bukti bank

masuk, buku besar bank induk. Setelah itu dapat ditentukan manual dan

aplikasi pengendaliannya. Berdasarkan walkthrough alur transaksi dan

pelaksanaan pengendalian terlihat bahwa proses penjualan yang dirancang dan

pengendalian yang diidentifikasi telah dijalankan dan pengendalian telah

dirancang dan dijalankan secara efektif ke dalam operasi.

4.4.3. Eksekusi (execution)

Pada tahap inilah dilakukan pengujian untuk memperoleh keyakinan akan

kewajaran laporan keuangan klien. Eksekusi mencakup uji pengendalian dan

pengujian audit susbstantif (substantive audit procedures).

1. Melakukan pengujian atas pengendalian internal terhadap pendapatan

Setelah walkthrough, tim audit PT SB dapat menentukan pengendalian yang

diuji untuk proses uji pengendalian pada tahapan berikutnya. Uji pengendalian

untuk pendapatan dapat berupa pengendalian terhadap dokumen-dokumen

penjualan yaitu surat pemesanan, kartu piutang, PPJB, bukti bank.

Pada tahap ini, auditor memastikan pengendalian internal perusahaan telah

dijalankan dengan benar dan efektif (lampiran 2). Tim audit PT SB mengambil

25 sampel untuk setiap akun-akun pendapatan untuk diuji pengendaliannya

menggunakan metode sampling milik EY (EY random). Pengujian

pengendalian sendiri mengacu pada pengendalian-pengendalian yang telah

ditentukan dalam walkthrough yang berkaitan dengan risiko-risiko di tahap

sebelumnya. Bukti bahwa pengendalian tersebut dipenuhi dapat didapatkan

dengan melakukan pengecekan terhadap dokumen-dokumen terkait transaksi.

Jika pengendalian tersebut dipenuhi, dalam artian dokumen yang membuktikan

bahwa pengendalian tersebut memang ada, auditor akan memberi tanda “√”

dan jika pengendalian tidak dijalankan maka auditor akan memberi tanda “X”.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

51

Universitas Indonesia

Karena seluruh lingkungan pengendalian (control environment) klien tidak

memungkinkan untuk dilakukan pendekatan pengujian pengendalian, maka tim

audit langsung menuju ke prosedur substantif.

2. Prosedur Audit Substantif

Prosedur audit substantif adalah serangkaian pengujian yang dilakukan auditor

dalam rangka memberikan keyakinan bahwa transaksi dan saldo yang berkaitan

dengan akun-akun pendapatan telah disajikan secara wajar dalam laporan

keuangan. Aktivitas-aktivitas audit substantive yang dilakukan auditor adalah

sebagai berikut:

a. Menyusun jadwal utama (lead schedule)

Lead schedule merupakan kertas kerja yang berisi informasi mengenai

saldo akun-akun pendapatan untuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya

dimana auditor dapat menentukan kenaikan atau penurunan dari saldo-

saldo tersebut, lalu menggunakannya sebagai sumber dalam melakukan

analytical review atas saldo yang diberikan. Berdasarkan lead schedule

tersebut (lampiran 3). Hasil dari analisis digunakan dalam menentukan

apakah terdapat akun-akun signifikan yang tidak biasa (unusual significant

items), perubahan tidak diharapkan (unexpected changes), atau bahkan

tidak adanya perubahan yang diharapkan (absence of expected changes).

b. Membuat analytical review menyeluruh untuk akun laba rugi yang

signifikan. Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

- Melakukan analytical review menyeluruh untuk akun pendapatan dan

memeriksa setiap perubahan signifikan dan kurangnya perubahan yang

diharapkan yaitu dengan menggunakan computer-assisted audit

technique (CAAT).

- Membangun ekspektasi tingkat pendapatan per jadwal lead atau bulan

atau periode lain yang sesuai, dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

interim, anggaran dan informasi mengenai perubahan dalam bisnis.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

52

Universitas Indonesia

- Mendapatkan penjelasan atas fluktuasi signifikan yang tidak terduga

dari angka yang sebenarnya dengan ekspektasi yang kita kembangkan

sebelumnya.

- Verifikasi penjelasan yang diperoleh dari manajemen atas fluktuasi

yang signifikan (dari sebelumnya) dengan bukti pendukung.

c. Prosedur audit substantif atas pengakuan pendapatan

Prosedur pengakuan pendapatan (jika belum dipenuhi oleh tes piutang,

perdagangan dan antar perusahaan), dilakukan dengan cara berikut:

Melakukan prosedur analitis menggunakan data terpilah (misalnya,

per bulan, berdasarkan lini produk, berdasarkan wilayah geografis,

dan berdasarkan segmen),

Melakukan inquiry penjualan kepada manajemen dan bagian

pemasaran untuk setiap transaksi yang tidak biasa atau barang

serupa,

Melakukan review terhadap persyaratan perjanjian penjualan

termasuk insentif penjualan dan kebijakan klien, untuk

mengidentifikasi transaksi yang berpotensi tidak wajar.

Memperoleh rincian pendapatan untuk tahun berjalan dan telah di-

vouching ke berita acara serah terima (BAST) atau perjanjian.

d. Melakukan vouching ke dokumen pendukung

Melakukan vouching ke dokumen pendukung seperti perjanjian,

kartu piutang, PPJB, BAST, official receipt, dan bank statement

untuk memastikan bahwa penjualan telah mencapai tahap

pembayaran akhir.

Melakukan vouching ke bukti bank masuk (BM), transfer slip, dan

kuitansi untuk memastikan adanya tambahan pendapatan yang

ditangguhkan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

53

Universitas Indonesia

Setelah melakukan semua prosedur di atas, tim auditor dapat menarik kesimpulan

bahwa saldo untuk akun-akun pendapatan PT SB telah disajikan secara wajar dan

semua tujuan audit terkait transaksi pendapatan dan tujuan audit terkait saldo

akun-akun pendapatan telah dipenuhi.

4.4.4. Kesimpulan dan pelaporan (conclusion and reporting)

Kesimpulan dan pelaporan (conclusion and reporting) yang dilakukan setelah

semua tahap sebelumnya benar-benar selesai. Pada tahap ini, tim audit akan

menarik kesimpulan atas kewajaran laporan keuangan klien berdasarkan proses-

proses audit yang telah dilakukan sebelumnya, diakhiri dengan penyusunan

laporan audit yang akan dipublikasikan.

4.5. Analisis

Berdasarkan inquiry dengan klien dan cara pencatatan yang dilakukan, dapat

diketahui bahwa PT. SB menerapkan sistem pencatatan pada pengakuan

pendapatan dengan metode deposit. Hal ini disebabkan karena PT.SB belum dapat

memastikan terpenuhinya kriteria yang ditentukan dalam PSAK 44 untuk

pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh seperti yang sudah dijelaskan

pada poin 2.2.

Untuk prosedur audit atas pendapatan PT. SB, tim audit telah menjalankannya

sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP).

Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada sebelumnya, penulis menemukan

bahwa terdapat perbedaan dalam hal sistem pencatatan yang dilakukan oleh klien

dengan peraturan yang seharusnya (PSAK 44), yaitu:

Pencatatan jurnal 2

PT SB mengakui penerimaan kas pada awal sebelum terjadinya PPJB sebagai

piutang usaha. Sedangkan pada PSAK 44 seharusnya diakui sebagai uang

muka. Dengan demikian jurnal yang seharusnya dibuat adalah:

Dr. Kas/Bank xxx

Dr. Uang muka belum PPJB xxx

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

54

Universitas Indonesia

Cr. Uang Muka Sudah PPJB xxx

Cr. PPN out xxx

Pencatatan jurnal 4

Karena jurnal nomor 2 telah dikoreksi seperti disebutkan di atas, maka jurnal

nomor 4 yang mengkreditkan uang muka sudah PPJB harus diubah sebagai

berikut:

Dr. Piutang Usaha xxx

Cr. Uang muka penerimaan SPL xxx

Dengan demikian, ada 2 jenis uang muka, yaitu uang muka sudah PPJB dan

uang muka penerimaan SPL. Besarnya piutang usaha yang dicatat dalam

jurnal nomor 4 adalah sebesar harga perolehan rumah dikurangi dengan

besarnya penjumlahan uang muka, uang tanda jadi dan cicilan pertama.

Pencatatan jurnal 8

Karena perubahan atas jurnal 2 dan jurnal 4 yang telah disebutkan

sebelumnya, maka perlu dilakukan perubahan jurnal nomor 8 sebagai berikut:

Dr. Uang muka sudah PPJB xxx

Dr. Uang muka penerimaan SPL xxx

Cr. Sales xxx

Jurnal tersebut menghapus uang muka sudah PPJB dan uang muka

penerimaan SPL, serta mengakui adanya penjualan/pendapatan.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

55 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Selama kegiatan audit yang dilakukan, terdapat beberapa temuan yaitu:

1. Dokumentasi audit yang kurang jelas

Pada saat membuat dokumen seperti lead schedule seringkali pihak auditor

tidak mencantumkan dan memberikan penjelasan tentang prosedur, nature,

objektif, kesimpulan, dan catatan tambahan atas apa yang telah dilakukan

pada akun yang diaudit.

2. Penjelasan narasi yang kurang sistematis

Pada narasi yang dibuat oleh pihak EY terhadap klien ditemukan penjelasan

yang kurang sistematis dan terstruktur. Narasi tersebut juga memiliki struktur

penulisan dan bahasa yang sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena fokus dari KAP terletak pada pelaksanaan kegiatan audit.

Informasi tertulis tentang pemahaman bisnis klien tidak terlalu menjadi

prioritas karena setiap tahunnya selalu sama.

3. Pencatatan yang kurang tepat dan jelas dari klien

Pencatatan jurnal yang diterapkan oleh klien kurang tepat. Hal ini sudah

dibahas pada poin 4.4 untuk analisis.

4. Keterlambatan dalam respon pengumpulan data baik oleh klien maupun tim

audit.

Dalam hal pengumpulan data seringkali pihak KAP tidak melakukan

penekanan intensif terhadap klien dan lebih banyak menunda data (pending

data). Selain itu, komunikasi saat data telah diterima antara klien dengan

pihak KAP masih kurang terutama untuk konfirmasi dan permintaan data.

PT.SB sangat meperhatikan prosedur pengelolaan pendapatan milik mereka. Hal

itu terbukti dari pengendalian internal dan proses pengelolaan serta pencatatan

yang dilakukan oleh PT.SB terhadap akun-akun pendapatan sehingga

pengendalian internal PT.SB dapat disimpulkan telah berjalan dengan efektif.

Dalam proses audit yang dilakukan, tidak ditemukan hal-hal diluar batas

kewajaran dalam akun-akun pendapatan PT.SB. Akun pendapatan pada PT.SB

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

telah disajikan secara wajar. Asersi atas akun pendapatan telah dilakukan sesuai

dengan prosedur dan SPAP. Dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah

menerapkan PSAK 44 dalam hal pengakuan pendapatan meskipun ada sedikit

perbedaan dalam hal pencatatan yang telah dijabarkan pada analisis sebelumnya.

Dari beberapa prosedur yang sudah penulis lakukan terdapat beberapa perbedaan

antara teori terkait audit dengan praktik audit, yaitu:

1. Prosedur audit secara umum, teori audit menurut Arens (2009) membagi

aktivitas audit menjadi empat tahapan, yaitu:

b. Perencanaan dan desain pendekatan audit (Plan and Design Audit

Approach),

c. Perform Test of Controls and Substantive Test of Transactions,

d. Perform Analytical Procedures and Test of Details of Balances, dan

e. Complete the Audit and Issue an Audit Report.

KAP Purwantono, Suherman, & Surja membagi aktivitas audit menjadi

empat tahapan, yaitu Planning and Risk Identification, Strategy and Risk

Assessment, Execution, dan Conclusion and Reporting sesuai dengan

panduan yang terdapat dalam prosedur audit Ernst & Young. Secara

keseluruhan proses yang dilakukan berdasarkan teori dengan praktik

adalah sama, hanya terdapat perbedaan dalam pengelompokkan prosedur

audit.

Dalam teori, proses perencanaan dan strategi audit diselesaikan pada tahap

pertama sementara pada prakteknya tim auditor masih menyusun strategi

audit pada tahap kedua. Selanjutnya, secara teori proses pengujian sudah

dilakukan pada tahap kedua dan ketiga sementara pada prakteknya proses

pengujian dilakukan pada tahap ketiga dimana prosedur substantif,

analytical procedure, dan test of details of balance dilakukan secara

bersamaan.

2. Kegiatan audit terkait siklus, teori audit dalam Arens et al. (2009)

membagi prosedut audit khusus siklus menjadi empat prosedur utama,

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

yaitu Pengujian Pengendalian Internal (Tests of Controls), Pengujian

Substantif Transaksi (Substantive Tests of Transactions), Prosedur Analitis

(Analytical Procedures), dan Pengujian atas Saldo (Tests of Detail of

Balances).

Sementara prosedur yang diterapkan di KAP Ernst&Young hanya terbagi

dua yaitu Prosedur Audit Understanding Client’s Business

Process/Interim dan Prosedur Audit Substantif. Meskipun dalam prosedur

audit EY terbagi menjadi dua kelompok besar, namun seluruh prosedur

audit seperti yang disebutkan dalam buku Arens et.al. (2009) telah

tercakup dalam kedua kelompok tersebut. Pengujian pengendalian internal

terdapat dalam prosedur audit interim karena berhubungan dengan proses

pemahaman siklus transaksi yang menjadi bagiannya. Ketiga prosedur

utama audit (pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan

pengujian atas saldo) dilakukan dalam prosedur audit substantive secara

simultan.

5.2 Saran

Sebaiknya pihak auditor memberikan penekanan lebih pada pengumpulan data

dimana follow-up pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara berkala, jangan

hanya menjelang akhir masa audit interim. Hal ini penting mengingat banyak

pekerjaan yang menjadi tertunda karena menunggu data dari klien. Saran lainnya

adalah komunikasi dengan contact person yang harusnya lebih diintensifkan

untuk menghindari permintaan data yang dilakukan berkali-kali.

Dalam hal mengaudit, dokumentasi sangat penting. Sebab ketidaklengkapan

dokumen akan menyulitkan pelaksanaan prosedur audit. Pada audit PT SB

terdapat kekurangan yaitu tentang dokumentasi lead schedule. Sebaiknya pihak

pembuat (preparer) memberikan penjelasan tentang prosedur, nature, objektif,

kesimpulan, dan catatan tambahan atas apa yang telah dilakukan pada akun

penjualan, walaupun sebenarnya akun tersebut hanya terdapat satu akun yaitu

pendapatan dari pihak ketiga (penjualan rumah/rukan/kavling).

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Selain itu bentuk narasi yang diberikan klien untuk tim audit eksternal hendaknya

jelas dan terstruktur secara sistematis agar tim audit benar-benar dapat memahami

bisnis klien. Untuk ke depannya sebaiknya PT SB mempelajari metode

pengakuan pendapatannya yang menjadi acuan tentang aktivitas pengembangan

real estat sehingga dapat mengerti bagaimana pencatatan yang seharusnya

dilakukan PT SB. Selain PSAK 44, dapat juga dipelajari PSAK 23 tentang

pendapatan dan PSAK 34 tentang kontrak konstruksi.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin J., Elder, Randal J., Beasley, Mark S.. 2010. Auditing and Assurance

Services:An Integrated Approach. Singapore: Prentice Hall.

Godfrey, Jayne, Hodgson Allan, Tarca Ann, Hamilton Jane, Holmes Scott. 2010.

Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley&Sons Australia, Ltd

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. 2012. Intermediate

Accounting 14th Edition. Australia: John Wiley&Sons Australia, Ltd.

Komite Standar Akuntansi Keuangan. 1998. Pernyataaan Standar Akuntansi

Keuangan No.44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.

Indonesia: Ikatan Akuntan Indonesia.

Warren, Carl S., Reeve, James M., Duchac Jonathan. 2010. Principle of

Accounting. Singapore: Cengage Learning.

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA Audit Pendapatan Perusahaan Real

Universitas Indonesia

Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013