Upload
others
View
12
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
SISTEM STANISLAVSKY SEBAGAI INOVASI DALAMPERKEMBANGAN KEBUDAYAAN TEATER DI RUSIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Humaniora
CHRISTY ANGELINENPM 0606089932
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYAPROGRAM STUDI RUSIA
DEPOKJULI 2012
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Universitas Indonesia.
Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Universitas Indonesia kepada saya.
Depok,
Christy Angeline
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Christy AngelineNPM : 0606089932Tanda Tangan :Tanggal : 16 Juli 2012
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh :nama : Christy AngelineNPM : 0606089932Program Studi : Rusiajudul : Sistem Stanislavsky sebagai Inovasi dalam
Perkembangan Kebudayaan Teater di Rusia
ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Humaniora pada Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu PengetahuanBudaya, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ahmad Fahrurodji M. A. ( )
Penguji : Mina Elfira Ph.D. ( )
Penguji : Banggas Limbong M. Hum. ( )
Ditetapkan di : DepokTanggal : 16 Juli 2012
oleh
DekanFakultas Ilmu Pengetahuan BudayaUniversitas Indonesia
Dr. Bambang WibawartaNIP 196510231990031002
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Bapak kami yang maha pengasih, Allah ,יהוה
atas segala kebaikan yang Ia berikan setiap hari sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora Jurusan
Sastra Rusia pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Selama penyusunan skripsi ini, saya mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan mendedikasikan skripsi ini
kepada:
(1) Bapak Ahmad Fahrurodji, M. A., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, serta kesabaran dalam mengarahkan
saya selama penyusunan skripsi ini;
(2) Dosen Pembaca, yang telah menyediakan waktu untuk membaca skripsi saya
dan memberi saran serta kritik agar saya dapat memperbaiki tulisan saya
menjadi lebih baik lagi;
(3) Ibu Thera Widyastuti M. Hum. dan Ibu Sari Endahwarni S.S., M.A. yang
telah menjadi Pembimbing Akademis selama masa kuliah saya. Terima kasih
atas kepedulian dan dorongannya;
(4) seluruh dosen Program Studi Rusia: Bapak Dr. Singkop Boas Boangmanalu
(Alm.), Bapak Ahmad Sujai M.A., Bapak Abuzar Roushanfikri S.Hum.,
Bapak Banggas Limbong M. Hum., Bapak Fadli Zon M. Sc., Bapak Hendra
Kaprisma S. Hum., Ibu Prof. Dr. N. Jenny M.T. Hardjatno, Ibu Mina Elfira
Ph.D., Bapak Mohammad Nasir Latief M.Hum., Ibu Nia Kurnia Sofiah
M.App.Ling., Bapak Reynaldo de Archellie S.Hum, Ibu Sari Gumilang
M.Hum., Bapak Soehardjo M.A. dan Bapak Dr. Zeffry Alkatiri yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan selama saya berkuliah;
(5) orang tua yang telah memberikan dukungan secara material dan moral serta
keluarga: kak Debby, Ami dan Grace yang senantiasa memberikan dorongan
kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini;
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
vi
(6) seluruh Mahasiswa Program Studi Rusia, khususnya teman-teman angkatan
2006: Yayah, Hyun, Alan, Mare, Anggi, Romika, Jena, Adis, Tika, Dewi,
Hoba, Qey, Vidi dan Wendy yang telah melewati banyak suka dan duka
bersama-sama selama masa kuliah; dan yang terakhir
(7) Milo Flanders: terima kasih untuk kreativitas, musik, canda, tawa, serta
semangatnya yang menjadi “energi untuk menang tiap hari”.
Akhir kata, saya berharap Allah יהוה membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Depok, 16 Juli 2012
Penulis
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Christy Angeline
NPM : 0606089932
Program Studi : Rusia
Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Sistem Stanislavsky sebagai Inovasi dalam Perkembangan Kebudayaan Teater di
Rusia beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 16 Juli 2012
Yang menyatakan
(Christy Angeline)
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Christy AngelineProgram Studi : RusiaJudul : Sistem Stanislavsky sebagai Inovasi dalam Perkembangan
Kebudayaan Teater di Rusia
Skripsi ini membahas tentang perkembangan teater sebagai bentuk akulturasibudaya Barat di Rusia dan menganalisa Sistem Stanislavsky sebagai inovasi yangmerupakan bentuk reaksi dari proses akulturasi tersebut. Penelitian ini adalahpenelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakanadalah teori antropologi dengan konsep akulturasi yang menimbulkan inovasidalam proses difusi kebudayaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa inovasimerupakan suatu proses yang diperlukan dalam mempertahankan eksistensisebuah kebudayaan dan Sistem Stanislavsky merupakan salah satu contohnya,yaitu inovasi yang mempertahankan keberadaan kebudayaan teater di Rusia.
Kata kunci:Akulturasi, inovasi, Sistem Stanislavsky, teater, Teater Rusia
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Christy AngelineStudy Program : RusiaTitle : Stanislavsky’s System as an Innovation in Cultural
Development of Russian Theatre
The focus of this study is theater’s development of West culture acculturation inRussia, and analyze Stanislavsky’s System as an innovation, which is a reactionform of acculturation process. This research is qualitative descriptive analytic.Using anthropological theory with acculturation concept that arose an innovationin culture’s diffusion process. The research conclude that innovation is a processwhich is needed to keep the existence of a culture and Stanislavsky’s System isone of the example, which is an innovation that keep the existence of theatreculture in Russia.
Key words:Acculturation, innovation, Stanislavsky’s System, theater, Russian Theater
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ iSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................ iiHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................. iiiLEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ivKATA PENGANTAR ...................................................................... vLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... viiABSTRAK ...................................................................................... viiiABSTRACT .................................................................................... ixDAFTAR ISI ................................................................................... xDAFTAR TABEL ............................................................................ xiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiii
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................... 11.1 Latar Belakang ...................................................................... 11.2 Perumusan Masalah .............................................................. 51.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 61.4 Penelitian Sebelumnya .......................................................... 61.5 Landasan Teori ...................................................................... 61.6 Metode Penelitian .................................................................. 91.7 Sistematika Penulisan ............................................................ 10
BAB 2: PERKEMBANGAN TEATER RUSIA ................................ 112.1 Seni Pertunjukan Masa Awal ................................................. 112.2 Teater Masa Awal di Rusia (Abad XVII) ................................. 14
2.2.1 Teater dan Gereja .......................................................... 142.2.2 Teater Istana ................................................................. 142.2.3 Teater Publik ................................................................. 16
2.3 Kemunculan Teater Rusia (Abad XVIII) ................................. 182.3.1 Sekolah Teater ............................................................... 182.3.2 Teater Klasik Istana ....................................................... 192.3.3 Masa Pencerahan—Teater Budak di Rusia ...................... 212.3.4 Teater Romantik ............................................................ 232.3.5 Awal Teater Borjuis ....................................................... 24
2.4 Teater Neoklasik (Abad XIX) ................................................. 252.4.1 Teater Realis Rusia ........................................................ 252.4.2 Akor dan Akting ........................................................... 272.4.3 Teater Maly—Rumah Shchepkin ................................... 282.4.4 Teater Komersial ........................................................... 30
2.5 Permulaan Teater Modern ...................................................... 31
BAB 3: STANISLAVSKY ............................................................... 323.1 Latar Belakang Stanislavsky ................................................... 323.2 Московский Художественный академический театр (Teater Seni
Moskow) .................................................................................. 36
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
xi
BAB 4: СИСТЕМА СТАНИСЛАВСКОГО (SISTEM STANISLAVSKY)DAN PENGARUHNYA BAGI PERKEMBANGAN DUNIATEATER .......................................................................... 44
4.1 Sistem Stanislavsky ............................................................... 444.2 Pengaruh Sistem Stanislavsky ................................................ 584.3 Warisan ................................................................................. 60
BAB 5: KESIMPULAN ................................................................... 62
DAFTAR REFERENSI ................................................................... 64
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Teater di Rusia .................................................... 3
Tabel 1.2 Teater, Pementasan dan Hadirin di Eropa ......................... 4
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sebuah gambar dari tahun 1636—1639 yang menggambarkanpertunjukan boneka dan beruang terlatih dari skomorokhi Rusia.................................................................................... 11
Gambar 2.2 Eksterior dan interior Teater Hermitage ........................ 19
Gambar 2.3 Teater Bolshoi ............................................................. 22
Gambar 2.4 Teater Alexandrinsky ................................................... 26
Gambar 2.5 Teater Maly ................................................................. 29
Gambar 3.1 Konstantin Stanislavsky, saat berusia 21 tahun (1884) .. 33
Gambar 3.2 Stanislavsky, saat berumur 25 tahun, dalam drama Pushkin,Скупой рыцарь (1888) .................................................. 34
Gambar 3.3 Stanislavsky sebagai Othello (1896) ............................. 35
Gambar 3.4 Teater Seni Moskow .................................................... 37
Gambar 3.5 Logo Teater Seni Moskow ........................................... 39
Gambar 3.6 Stanislavsky sebagai Trigorin dan Roksanova sebagai Nina pada1989 dalam produksi Чайка di Teater Seni Moskow.................................................................................... 40
Gambar 4.1 Gambaran Sistem Stanislavsky ..................................... 57
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, teater dilakoni sebagai upacara ritual keagamaan yang berupa
monolog atau dialog bersahutan antara pemimpin upacara ritual (dukun) dengan
hadirin upacara tersebut (audiens). Teater kemudian berkembang menjadi seni
pertunjukan yang dapat menjadi hiburan, alat pendidikan, senjata sosial/politik,
dan dokumen sejarah. Melalui teater kita dapat melihat nilai-nilai sosial suatu
masyarakat sehingga kita dapat mempelajari dan mengenal kehidupannya dan
kehidupan orang lain (Riantiarno, 2011: 2).
‘Teater’, dalam inti pengertian Baratnya dari naskah drama yang
dipentaskan oleh pemain yang dibayar pada area yang spesifik bagi penonton
yang membayar, bukan sebuah institusi budaya asli Rusia (Leach, 2002: 18).
Hampir seluruh unsur-unsur dalam teater di Rusia dibawa dari Barat. Kata театр
(teater) dan драма (drama) baru masuk ke dalam bahasa Rusia pada abad XVIII.
Sebelum itu, apa yang secara umum termasuk dalam konsep teater didefinisikan
dengan menggunakan istilah lain.
Bisa dikatakan bahwa di Rusia teater masuk “terlambat”. Saat pertunjukan
pertama teater profesional di Rusia digelar, teater bangsa lain di negara Eropa
Barat telah mengalami Masa Keemasan dan menghasilkan penulis-penulis drama
seperti Shakespeare, Marlowe dan Ben Jonson di Inggris; Calderon de la Barca,
Lope de Vega dan Tirso Molina di Spanyol; dan Cornielle, Racine dan Moliere di
Prancis.
Namun, berawal dari meniru model asing dalam penulisan drama, metode
produksi, disain panggung dan teknik akting, teater Rusia bertumbuh dengan
cepat, dan mencapai karakteristiknya tersendiri dalam jangka waktu yang singkat.
Hal ini terutama dikarenakan cita dan selera budaya dari kaum bangsawan, yang
mendirikan teater profesional publik di Rusia, bertemu dengan arus lawan dari
gerakan teater populer pribumi.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Teater di Rusia pada awalnya didominasi oleh budaya Gereja. Tema-tema
pertunjukan pada saat itu adalah Injil dan sejarah, yang mengekspresikan simpati
pro-kekaisaran (Tsar) dan dimasukkan elemen realistis, lagu-lagu dan tarian-tarian.
Teater yang didirikan bersifat pribadi (tidak untuk masyarakat umum).
Pasca-Peter Agung, teater publik Rusia makin berkembang dengan
didirikannya teater profesional permanen pertama di Rusia pada pemerintahan
Ratu Elizaveta Petrovna. Ratu Elizaveta mengundang aktor Yaroslav Fyodor
Volkov, saudaranya Grigory, dan direktur penulis drama Aleksandr Sumarokov
untuk mendirikannya di St. Petersburg. Selanjutnya pada masa Katerina II
didirikan Teater Bolshoi di Moskow dan Sekolah Kerajaan untuk melatih aktor,
penyanyi dan penari Rusia.
Tabel 1.1 Jumlah Teater di Rusia
Sumber: Levshina, Elena, dan Youri Orlov. “General and Spesific Issues in Russian Theatre”.
International Journal of Arts Management Volume 2, Number 2 (Winter 2000).1
1 Tabel ini hanya memperlihatkan statistik resmi, yang menunjukkan teater pemerintah dan hanyasebagian kecil teater daerah kota. Kini, di Rusia, ada banyak teater profesional swasta danorganisasi teater, termasuk teater pribadi yang didirikan oleh organisasi sosial. Jumlah tepatnya
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
3
Universitas Indonesia
Teater Rusia pada masa kini terus mengalami perkembangan dengan
banyaknya kemunculan teater, misalnya seperti terlihat dalam tabel 1.1.
Teater-teater ini mengadakan pementasan hampir setiap hari. Sebuah
analisis atas tiga teater di Moskow di bawah tahun 1995 menampilkan lebih dari
400 pementasan tiap musimnya; Театр у Никитских ворот (Teater di Nikitsky
Gate): 466 pementasan, Театр имени Маяковского (Teater Mayakovsky): 463
pementasan dan Московский Художественный Театр имени А.П.Чехова
(Teater Seni Moskow A.P. Chekov): 404 pementasan. Meskipun demikian,
Большой Драматический Театр имени Г. А. Товстоногова (Teater Bolshoi
Drama Tovstonogov) adalah teater yang paling unggul dalam hal jumlah penonton;
menampilkan 285 pementasan pada tahun 1995 dengan rata-rata 1.074 orang
hadirin dalam tiap pementasannya, dengan total tahunan 289.000 penonton
(Levshina, 2000: 75).
Tabel 1.2 Jumlah Teater, Pementasan dan Hadirin di Eropa
Sumber: Publications of the Ministry of Education and Culture of Finland. “Finnish Culture in
European Comparison”. Ministry of Education Analyses 2010.
Dari tabel 1.1 ke tabel 1.2 dapat dilihat pertumbuhan jumlah teater di Rusia
meningkat tiap tahunnya. Jika dianalisis, maka jumlah hadirin secara keseluruhan
dalam tiap pementasan pada tahun 2005 di Rusia mencapai 27.800.000 penonton
dengan rata-rata 165 penonton dalam tiap pementasannya.
tidak diketahui, karena tidak mungkin untuk mengadakan suatu aturan registrasi. Jumlah teaterswasta diperkirakan setara dengan jumlah teater pemerintah. Jumlah total dari teater di Rusiamungkin mendekati 1.000 teater.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Pemerintah dan masyarakat Rusia menghargai teater sebagai sebuah
bentuk seni dengan peran sosial. Orang-orang yang bekerja dalam dunia teater
berharap untuk mempertahankan tradisi ini, meskipun mereka mengetahui bahwa
Pemerintah tidak akan lagi dapat bertanggungjawab penuh dalam membiayai
teater. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi aktivitas teater publik di
Rusia. Tradisi berteater yang mapan telah melahirkan pekerja-pekerja teater yang
profesional yang memperkokoh teater sebagai kesenian sekaligus sebagai industri
yang tahan terpaan krisis finansial (Fahrurodji, 2005: 218), salah satunya yaitu
Stanislavsky.
Konstantin Sergeyevich Stanislavsky (5 Januari 1863—7 Agustus 1938)
adalah direktur, aktor dan salah satu pendiri Teater Seni Moskow. Stanislavsky
adalah seorang inovator teater dan seni peran Rusia. Ia dikenal sebagai aktor dan
sutradara yang handal. Di Teater Seni Moskow inilah Stanislavsky mulai
mengembangkan sistemnya yang termasyur.
Stanislavsky merupakan pembaru termashyur dalam dunia akting, dan
teorinya mengubah kehidupan teater abad XX. Dengan pemahaman empiris dan
mudah diterapkan, Stanislavsky mengidentifikasi masalah para aktor yang belum
dapat ditangani pada saat itu, dan ia berusaha untuk memecahkannya. Pekerjaan
yang dihasilkan dari latihan dan pengembangan dari keterampilan batin
merupakan penemuan besar dari manusia jenius, dan pendekatannya pada
akhirnya berkembang menjadi Sistem dan Metode Stanislavsky.
Stanislavsky memandang pembuatan teater sebagai suatu usaha yang serius,
membutuhkan dedikasi, disiplin dan integritas. Selama hidupnya, ia menjadikan
akting dirinya sebagai proses artistik yang ketat atas analisis diri dan refleksi.
Pengembangannya terhadap praktek yang dijadikan teori, yang penerapannya
digunakan sebagai mode dari penyelidikan dan teori sebagai bahan katalis bagi
pengembangan kreatif, menjadikan dirinya sebagai praktisi teater pertama yang
hebat.
Meskipun sistem yang dikembangkan Stanislavsky belum sempurna saat ia
meninggal, namun sistem ini kemudian menjadi patokan dan diadaptasi serta
dikembangkan untuk pengajaran berakting dalam teater dan film oleh banyak
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
5
Universitas Indonesia
tokoh di Rusia bahkan seluruh dunia seperti Lee Strasberg, Stella Adler, Robert
Lewis, Sanford Meisner, dan banyak tokoh lainnya. Sistem ini menjadi sangat
penting karena membantu para aktor/aktris berbakat di Barat yang tidak memiliki
sistem seperti ini, untuk dapat menjadi seorang seniman teater.
Karya Stanislavsky merupakan hal yang penting bagi perkembangan
realisme sosial di Uni Soviet seperti halnya realisme psikologi di Amerika Serikat.
Stanislavsky menulis 2 karya antara lain Работа актёра над собой (An Actor
Prepares), dan autobiografinya, Моя жизнь в искусстве (My Life in Art).
Работа актёра над собой dan Моя жизнь в искусстве merupakan catatan
Stanislavsky selama ia mendalami akting dan mengembangkan Sistemnya.
Kontribusi yang diberikan Stanislavsky dalam perkembangan dunia teater
sebagai direktur juga sangat besar. Karya-karyanya merupakan hasil dari
penelitian yang hati-hati. Stanislavsky pantas diberi penghormatan sebagai
seorang inovator. Meskipun demikian, Stanislavsky bukanlah penemu dari apa
yang sekarang kita sebut sebagai direktur teater. Seni dari konsep direktur berasal
dari Eropa Barat.
1.2 Perumusan Masalah
Teater bukan merupakan budaya asli dari bangsa Rusia, namun sejarah
perkembangannya sangat besar dan diterima sehingga dapat bertahan dan menjadi
bagian dalam kehidupan masyarakat Rusia sampai sekarang. Salah satu tokoh
yang berperan penting dalam perkembangan teater di Rusia adalah Stanislavsky.
Stanislavsky terkenal dengan keahliannya dalam teori dan pengajaran teater
sehingga ia dikenal sebagai reformator seni drama yang bertaraf internasional
(Ibid., hlm. 217). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti, yaitu:
1. ‘Bagaimana perkembangan teater sebagai kebudayaan asing di Rusia?’
2. ‘Bagaimana pengaruh Sistem Stanislavsky dalam perkembangan teater di
Rusia?’
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melihat proses perkembangan teater sebagai kebudayaan asing di Rusia.
2. Menganalisis Sistem Stanislavsky dan pengaruhnya dalam
perkembangan teater Rusia pada abad XIX dan awal abad XX.
1.4 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berhubungan tentang sistem Stanislavsky pernah dibahas
oleh Irwan Rinaldi dalam skripsinya yang berjudul “Mendekatkan dua dunia
(Sebuah Upaya untuk memahami drama-drama Chekov dengan sistem
Stanislavsky)”.
Dalam skripsinya Irwan Rinaldi memfokuskan penelitiannya pada analisis
drama dari Anton Chekov dengan menggunakan sistem Stanislavsky dengan
tujuan memahami isi cerita dari drama tersebut. Berbeda dengan Irwan Rinaldi,
fokus peneliti dalam skripsi ini adalah Sistem Stanislavsky itu sendiri sebagai
inovasi yang memberi pengaruh dalam akulturasi kebudayaan teater di Rusia.
1.5 Landasan Teori
Teater (dalam bahasa Inggris: theater atau theatre, dalam bahasa Perancis:
theater, berasal dari kata θέατρον (theatron) dari bahasa Yunani, yang berarti
"tempat untuk menonton") adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan
dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari
ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Menurut
Bernard Beckerman (1921—1985), teater merupakan sesuatu yang terjadi ketika
seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu dan/atau ruang, dan
menghadirkan diri mereka pada orang lain (Carlson, 1993: 485). Teater bisa juga
berbentuk: opera, ballet, kabuki, pertunjukan boneka, pantomim, dsb.
Peneliti juga menggunakan teori akulturasi dan perubahan sosial budaya.
Teori akulturasi akan peneliti gunakan untuk melihat sejarah masuk dan
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
7
Universitas Indonesia
berkembangnya teater di Rusia, sedangkan teori perubahan sosial budaya untuk
melihat peran serta pengaruh Stanislavsky dalam perkembangan teater di Rusia.
Menurut kerangka berpikir antropologi mengenai pola-pola kebudayaan,
proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia dinamakan sebagai
proses diffusion (difusi) (Koentjaraningrat, 2005: 152). Dengan adanya
penyebaran unsur-unsur kebudayaan tersebut, akan menyebabkan suatu jenis
perubahan di dalam masyarakat yang dikenainya. Ada dua aspek difusi menurut
Koentjaraningrat menyangkut jenis perubahan yang dihasilkan pada masyarakat,
yaitu akulturasi dan asimilasi.
Masuknya teater ke dalam kebudayaan masyarakat Rusia merupakan jenis
perubahan akulturasi. Menurut Koentjaraningrat (Ibid., hlm. 155), akulturasi
kebudayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-
unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dalam melakukan penelitian mengenai proses akulturasi, maka perlu
diperhatikan keadaan masyarakat sebelum proses tersebut dimulai (sejarahnya).
Dengan menelusuri masuknya unsur-unsur kebudayaan asing sejak awal, dapat
diperoleh gambaran yang nyata mengenai jalannya suatu proses akulturasi (Ibid.,
hlm. 159).
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan asing dapat dibawa oleh individu-
individu atau kelompok-kelompok manusia yang berperan sebagai pembawa
unsur-unsur tersebut (dalam antropologi disebut agent of acculturation) yang
kemudian melakukan kontak langsung dengan suatu kelompok masyarakat yang
memiliki kebudayaan berbeda (dalam hal ini yang berperan sebagai agent of
acculturation dari teater pada proses akulturasi budaya dalam masyarakat Rusia
adalah para aktor dan direktur teater dari Jerman, Perancis dan Italia yang
diundang oleh pemerintah yang berkuasa saat itu untuk membantu pembentukan
teater di Rusia).
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Saluran-saluran yang dilalui untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima
juga penting untuk diperhatikan. Dalam proses awal masuknya teater ke Rusia,
saluran-saluran yang dilalui yaitu gereja, dimana teater digunakan sebagai alat
propaganda agama. Selanjutnya saluran yang dilalui yaitu istana kerajaan melalui
para pemimpin yang berkuasa pada saat itu.
Reaksi dari orang-orang yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan
asing merupakan obyek penelitian yang sangat luas (Ibid., hlm. 159). Pada awal
masuknya kebudayaan teater di Rusia, yang menerima dan menikmatinya hanya
kalangan keluarga kerajaan dan istana. Salah satu wujud reaksi terhadap pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing adalah inovasi sebagai tahapan dari perubahan
sosial budaya.
Keinginan para ahli dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan kualitas
merupakan dorongan bagi terjadinya penemuan baru. Keinginan untuk
mendapatkan mutu yang tinggi menyebabkan seorang ahli senantiasa berusaha
memperbaiki hasil-hasil karyanya, dan pada suatu ketika ia akan berhasil
mencapai hasil yang lebih tinggi daripada orang lain, sehingga menemukan
penemuan baru. Stanislavsky, dalam mengembangkan sistemnya juga mengalami
hal serupa. Pada awalnya Stanislavsky mengembangkan metode memori perasaan
dan memori afektif. Seiring berjalannya waktu Stanislavsky mendapati metode
tersebut kurang efektif dan mengembangkan metode baru yang ia sebut Metode
Aksi Fisik. Meskipun demikian hal ini bukan berarti bahwa metode yang ia
kembangkan sebelumnya tidak ia akui lagi.
Dalam akulturasi, nilai-nilai baru dari suatu unsur kebudayaan asing yang
masuk kemudian akan melewati beberapa tahapan sebelum nilai-nilai tersebut
pada akhirnya diterima dan diolah ke dalam sistem kebudayaan masyarakat.
Berdasarkan teori perubahan sosial budaya dari Suparlan (1985), tahapan-tahapan
tersebut yaitu:
1) Tahap inovasi, yaitu suatu tahap di mana para inovator membuat ciptaan-
ciptaan baru (biasanya tahap ini terjadi setelah atau bersamaan waktunya
dengan terjadinya difusi/akulturasi). Dalam hal ini peneliti memilih
Konstantin Stanislavsky sebagai inovator teater Rusia.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
9
Universitas Indonesia
2) Tahap pengintegrasian inovasi dengan unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Dalam hal ini penerapan sistem yang dikembangkan Stanislavsky dalam
pertunjukan dramanya.
3) Tahap terminal (berhenti sementara), yaitu tahapan akhir di mana
masyarakat menerima inovasi/perubahan yang terjadi.
Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka kebudayaan tempat
penemuan tersebut terjadi, karena suatu penemuan baru jarang merupakan
perubahan yang bersifat mendadak, yaitu dari tidak ada menjadi ada. Suatu
penemuan baru umumnya merupakan suatu rangkaian panjang, yang mula-mula
merupakan penemuan-penemuan kecil yang dihasilkan sejumlah pencipta. Dalam
hal ini, sistem Stanislavsky berawal dari realisme yang dikembangkan Shchepkin
dan Gogol.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam membahas masalah ini adalah metode
penelitian deskriptif analitis. Dalam arti nyata, penelitian deskriptif merupakan
dasar bagi semua penelitian, karena penelitian deskriptif mencoba mencari
deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas objek, proses, dan manusia
(Basuki, 2010: 110).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin memberi gambaran mengenai keadaan
seni pertunjukan di Rusia sebelum, saat dan setelah terkena pengaruh kebudayaan
asing. Peneliti juga ingin mendeskripsikan peran dan pembaruan (inovasi)
Konstantin Stanislavsky dalam dunia teater di Rusia dimana hal tersebut juga
merupakan bagian dari proses akulturasi.
Menurut Basuki, penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta,
identifikasi dan meramalkan hubungan antara variabel. Dalam hal pengumpulan
fakta, peneliti akan mengumpulkan data melalui penelusuran literatur yang
mencakup berbagai buku, dokumen, jurnal, makalah serta situs di Internet. Data-
data yang terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan teori yang peneliti gunakan
untuk mencapai tujuan dari penelitian.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
10
Universitas Indonesia
1.7 Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan, penelitian ini memuat bagian-bagian yang
sistematikanya tersusun sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang antara lain memuat latar belakang,
permasalahan, tujuan penulisan, landasan teori, metode penelitian, serta
sistematika penulisan dalam pembahasan penelitian ini.
Bab II berisi tentang latar belakang teater di Rusia. Bab ini membahas
tentang perkembangan seni pertunjukan di Rusia mulai dari bentuk awalnya (seni
pertunjukan tradisional) hingga menjadi teater modern. Bab ini sebagai pengantar
dan pembanding keadaan teater Rusia sebelum masa Stanislavsky.
Bab III berisi tentang Stanislavsky. Bab ini membahas tentang sosok dan
latar belakang kehidupan Stanislavsky.
Bab IV berisi tentang Sistem Stanislavsky. Bab ini membahas tentang peran
dan pengaruh sistem Stanislavsky dalam perkembangan teater modern di Rusia.
Bab V berisi kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan penutup
dari penelitian ini.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
11 Universitas Indonesia
BAB 2
PERKEMBANGAN TEATER RUSIA
2.1 Seni Pertunjukan Masa Awal
Seperti bangsa pra-modern lainnya, tradisi kebudayaan kuno di Rusia secara
lisan dianggap jauh lebih penting daripada tulisan. Tradisi seperti ritual, pawai,
story-telling, permainan dan hiburan, kehidupan sosial sehari-hari memiliki peran
sentral dalam masyarakat Rusia. Sebelum teater berkembang di Rusia, tradisi
pertunjukan masa awal yang dikenali sebagai ‘seni peran’ adalah pertunjukan-
pertunjukan yang dibawakan oleh скоморох (skomorokhi), penghibur profesional
Rusia kuno yang muncul sekitar pertengahan abad XI (Marshall,1977: 1).
Gambar 2.1 Sebuah gambar dari tahun 1636—1639 yang menggambarkan
pertunjukan boneka dan beruang terlatih dari skomorokhi Rusia
Sumber: Marshall, Herbert. A Pictorial History of the Russian Theatre
Skomorokhi meninggalkan kampung halaman mereka dan berkeliling ke
kota-kota dan desa-desa di Rusia untuk mencari penghasilan melalui pertunjukan
mereka. Beberapa dari skomorokhi juga dipekerjakan sebagai penghibur sepenuh-
waktu di rumah para pangeran dan bangsawan. Mereka juga turun ke kota-kota
dan desa-desa saat musim festival tradisional seperti Natal, Paskah, dsb. Apapun
kepentingan skomorokhi dalam menghidupkan keberadaan suatu tempat, jelaslah
bahwa pertunjukan mereka merupakan satu-satunya bentuk hiburan yang ada pada
saat itu (Leach, 2002: 23).
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Pertunjukan yang mereka tampilkan beragam. Mereka menyesuaikan
penampilan mereka sesuai dengan kelompok sosial penonton mereka, mulai dari
permainan musik dan nyanyian, membawakan lagu dan cerita bersejarah kuno,
humor, tarian, pertunjukan boneka, pertunjukan dengan beruang yang terlatih, dsb.
Pada abad XVI berkembang sebuah jenis pertunjukan gereja khusus yaitu
miracle play 1 . Drama ini dibawa dari Bizantium dimana gereja telah
mengembangkannya dalam sekolah teater. Pada abad XVI dan XVII miracle play
dijadikan alat propaganda agama yang dilancarkan oleh gereja Rusia melawan
gereja Katolik Roma. Drama ini ditulis berdasarkan naskah dan kisah Alkitab
untuk mencapai kalangan pengikut gereja seluasnya. Dalam pementasannya
drama ini mewah dan khidmat untuk menegaskan wibawa, ritual dan upacara
gereja Rusia (Marshall, op. cit., hlm. 1).
Drama yang paling terkenal adalah Печное Действо2 (The Furnace Play),
yang ditampilkan di beberapa gereja setiap tahunnya pada minggu ketiga Advent.
Drama ini bergantung pada naskah drama yang sama yang ditampilkan tiap tahun
tanpa ada perubahan sama sekali. Pertunjukan semacam ini tidak mewakili teater
dalam makna sepenuhnya.Meskipun dalam sejarah teater Eropa Barat pertunjukan
sejenis ini sangat menyebar luas dan berkembang, namun tidak demikian halnya
di Rusia. Pada pertengahan abad XVII drama ini tidak lagi ditampilkan di gereja-
gereja Rusia.
Pada masa pemerintahan Иван IV Васильевич (Ivan IV) yang berkuasa dari
tahun 1533—1584, kaum skomorokhi digunakan untuk melawan Keuskupan
Novgorod dengan mewakilkan Uskup Agung Pimen sebagai seorang badut yang
digiring sepanjang jalanan. Ia juga menggunakan skomorokhi dalam pernikahan
kerajaan, pertunjukan tarian beruang, dan karnaval dimana ia sendiri ikut menari
bersama para badut dengan mengenakan topeng. Direktur film Rusia yang
1 Miracle play adalah salah satu dari tiga jenis pokok (bersama mystery play dan morality play)dari drama rakyat bangsa Eropa pada abad pertengahan yang digunakan untuk mengajar orang-orang tentang kekristenan dan gereja Katolik. Miracle play bercerita tentang kehidupan para orangsuci (santo/santa) dan mukjizat yang mereka lakukan. Aliran drama ini berkembang dari tugasliturgi pada abad X dan XI. Pada abad XIII drama ini merakyat dan dipenuhi dengan unsur nongerejawi. Drama ini dipisahkan dari pelayanan gereja dan dipentaskan dalam festival rakyat.<http://www.britannica.com/EBchecked/topic/384847/miracle-play>2 “Tungku Api yang Menyala” merupakan cerita yang diadaptasi dari Alkitab (kitab-kitab Ibrani)dalam buku Daniel, pasal 3.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
13
Universitas Indonesia
terkenal, Сергей Эйзенштейн (Sergei Eisenstein), menampilkannya bersama
adegan teater dari Печное Действо dalam filmnya Иван Грозный (Ivan the
Terrible).
Pada masa selanjutnya tidak terdapat informasi berkenaan dengan hiburan
skomorokhi bagi kalangan kerajaan. Kemungkinan besar selama periode
kekuasaan Борис Фёдорович Годунов (Boris Godunov) dan selama Смутное
время (Time of Troubles) tidak ada tempat bagi mereka. Meskipun demikian,
segera setelah Rusia pulih dari kehancuran akibat Time of Troubles, Tsar dari
dinasti Romanov yang pertama, Михаил Фёдорович (Mikhail I) memerintahkan
agar didirikan sebuah “Rumah Hiburan”—pelopor dari gedung teater di Rusia
(Marshall, op.cit., hlm. 2). “Hiburan”, dalam bahasa abad XVII, identik dengan
kata teater. Skomorokhi memainkan peran yang kurang menonjol dalam rumah
hiburan ini.
Pada akhir abad XVII kebudayaan tertulis Rusia didominasi oleh Gereja
Ortodoks, dan sebagian besar buku dan naskah yang ada bersifat religius. Karena
kebencian Gereja Ortodoks Rusia akan hiburan sekuler seperti musik dan tarian,
kegiatan kaum skomorokhi dianggap sebagai dosa. Pada tahun 1648 Tsar Алексей
Михайлович (Alexei Mikhailovich) mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang
segala jenis hiburan; alat musik dan semua properti yang digunakan skomorokhi
diperintahkan untuk dihancurkan dan dibakar, dan semua orang yang
menggunakannya dihukum berat dan dicambuk. Dengan diusirnya skomorokhi
dari istana Tsar, mereka juga menghilang dari rumah para pangeran dan
bangsawan. Meskipun begitu, mereka diingat selama berabad-abad dalam lagu
rakyat Rusia, dan pada abad XIX dan XX mereka muncul dalam sejumlah drama,
opera, dan ballet.
Meskipun Tsar Alexei yang melarang segala jenis hiburan di Rusia, namun
pada akhirnya dia sendirilah yang mendorong masuknya bentuk teater Barat
bersama dengan lukisan dan arsitektur, musik dan tarian gaya baru.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
14
Universitas Indonesia
2.2 Teater Masa Awal di Rusia (Abad XVII)
2.2.1 Teater dan Gereja
Pada pertengahan abad XVII, saat kaum berwenang di Moskow sibuk
mengusir skomorokhi, melarang Печное Действо dan segala bentuk hiburan
lainnya, kaum gerejawan di daerah terpencil bagian barat daya Rusia dengan hati-
hati mulai meninjau kemungkinan memanfaatkan pertunjukan teater untuk tujuan
pendidikan dan pengabaran Injil (Karlinsky, 1986: 7). Gereja Ortodoks Rusia
terdorong melakukan hal ini dikarenakan persaingannya dengan Gereja Katolik
Roma, yang pengaruhnya sangat terasa khususnya di daerah yang berbatasan
dengan Polandia.
Martin Luther sendiri mendukung drama Latin sebagai bagian dalam
kurikulum dari sekolah agama di negara-negara Protestan. Saingannya, Gereja
Katolik, tidak membiarkan senjata indoktrinasi yang terbukti dan ampuh ini
berada dalam tangan lawan saja. Hasilnya, bermunculanlah sekolah drama Latin
Jesuit, yang pada paruh kedua abad XVI telah menyebar ke seluruh negara
Katolik di Eropa dimana kaum Jesuit yang bertugas dalam memberikan
pendidikan agama.
Untuk mempertahankan ajaran agamanya, pada 1615, Gereja Rusia juga
mendirikan sekolah teologi dengan mengikuti model sekolah Jesuit untuk
pendidikan dan pelatihan teologi. Selama paruh pertama abad XVII mereka
berhasil meletakkan jalur bagi ajaran dan metode penyebaran gereja mereka,
namun pada pertengahan abad XVII jumlah sekolah teater sangat berkurang,
tetapi sisa-sisa mereka kelak digunakan untuk membentuk dasar bagi teater istana
yang pertama.
2.2.2 Teater Istana
Pada 1645 Alexei Mikhailovich Romanov menjadi tsar Rusia saat berumur
enambelas tahun. Ia mendapat pendidikan yang baik, dan dibimbing budaya dari
istana kerajaan Eropa Barat (Leach, op. cit., hlm. 41). Pada 1660, Tsar Alexei,
yang melarang skomorokhi di tahun 1648, mengubah sikapnya terhadap teater.
Hal ini dipengaruhi negara Polandia yang sudah memiliki teater istana sendiri. Ia
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
15
Universitas Indonesia
kemudian mengirim utusan untuk menyewa segala jenis seniman ahli, termasuk
yang dapat membuat komedi. Istana membutuhkan teater yang sesungguhnya,
yang bukan hanya mampu menghibur, namun juga dapat menjadi alat politik
(Marshall, op. cit., hlm. 6). Karena bentuk teater yang ada pada masa itu hanya
sekolah teater gereja, maka Alexei memutuskan untuk mempercayakan
pembentukan teaternya dengan tenaga yang tersedia secara lokal. Ia memilih
teater Jerman, yang meskipun berbicara dalam bahasa asing, namun secara
ideologi lebih mendekati kebutuhan teater istana daripada teater sekolah Rusia.
Seorang pendeta Lutheran Jerman, Johann Gottfried Gregory, ditugaskan
untuk menulis dan mementaskan sebuah drama komedi. Gregory telah tinggal di
luar negeri selama bertahun-tahun; ia telah melihat pertunjukan panggung dan
merupakan seseorang yang berpendidikan (Leach, op. cit., hlm. 41). Teater istana
sekuler baru yang dibentuk Gregory selama beberapa waktu memelihara ciri
karakteristik sekolah teater gereja. Gregory tidak perlu menciptakan sesuatu; ia
cukup membawa unsur-unsur drama teater Barat pada saat itu.
Gregory diperintahkan untuk mementaskan drama Artakserksovo deistvo
tentang Ratu Ester dalam rangka merayakan kelahiran putra Alexei, pangeran
Peter (Peter Agung masa depan). Drama ini menguraikan tentang perjuangan
kerajaan absolut untuk mempertahankan kekuasaan mutlaknya. Maksud dari
kiasan dalam drama ini jelas, dengan Tsar, Tsarina dan penasehat besar mereka
yang secara simbolis diwakilkan di atas panggung3.
Hanya 9 drama yang pernah dipentaskan di teater istana milik Tsar Alexei
dari 1672—1676. Setelah kematian Alexei pada tahun 1676, putra tertuanya,
Pangeran Фёдор III Алексеевич (Fyodor Alekseyevich) mewarisi takhta. Namun
karena belum dewasa, kekuasaannya direbut oleh para boyar yang melawan
Matveev, yang dicabut dari jabatannya sebagai kepala Departemen Kedutaan
Besar dan diasingkan. Teater istana, yang meskipun keberadaannya diterima
dengan rasa antusias oleh Fyodor III, akhirnya ditutup. Namun teater ini telah
3 Secara ringkas, drama tersebut menceritakan tentang Raja Artahsasta yang menikahi Ester, danpamannya, Mordekhai yang bijaksana, menjadi dekat dengan sang Raja. Tetapi Haman, berusahamenghancurkannya. Mordekhai secara jelas mewakili Artamon Matveev (Артамон СергеевичМатвеев), yang merupakan pengajar dari ibu Pangeran Peter, Tsarina Natalya (НатальяКирилловна Нарышкина).
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
16
Universitas Indonesia
membuka jalan bagi perkembangan teater Rusia pada masa pemerintahan Peter
Agung yang mewarisi takhta setelah kematiannya pada 1682.
2.2.3 Teater Publik
Dalam pandangan Пётр Алексеевич Ромaнов (Peter Agung), kebudayaan,
termasuk teater, harus memiliki tujuan mendidik dan pada saat yang sama
memperkuat kerajaan Rusia serta mengagungkan pemimpinnya (Leach, op. cit.,
hlm. 43). Dia diyakinkan akan kekuatan teater selama perjalanannya ke Eropa
Barat pada 1697—8 dimana ia bertemu dengan berbagai bentuk kebudayaan teater
(balet di Amsterdam, opera di Italia dan drama di Inggris). Kehidupan teater di
Inggris pada akhir abad XVII sangat hidup, dan dua bulan yang ia habiskan di
sana mempengaruhi sikapnya terhadap teater. Ia memahami pentingnya teater
dalam kehidupan masyarakat Inggris, dan menghargai pengaruh sosial dan
pendidikan yang diberikannya.
Peter Agung kemudian mempelopori teater umum sekuler pertama di bawah
kepemimpinan manager-aktor Johann Christian Kunst. Dengan keinginan untuk
menggunakan teater sebagai media propaganda, Peter Agung tidak menjadikan
teater Kunst sebagai teater istana, namun menjadi teater umum, dan hal ini sangat
berbeda dibandingkan dengan teater milik ayahnya, Alexei. Sebuah gedung teater
dibangun di Lapangan Merah pada 1702 dengan julukan “The Comedy Chramina”
(Kuil Komedi) yang menampilkan drama dari Moliere, Calderone dan dramawan
Eropa lainnya.
Demi mendorong masyarakat untuk menghadiri teater, sebuah dekrit khusus
dikeluarkan supaya para penonton dari segala lapisan masyarakat termasuk orang
asing dapat hadir dengan kehendak mereka sendiri (Marshall, op. cit., hlm. 9).
Pada malam pertunjukan, di Kremlin dan distrik Kitai-Gorod dan Belgorod,
gerbang-gerbang tetap terbuka hingga pukul 9 malam; bahkan tiket masuk
ditiadakan. Penonton teater dibebaskan dari bea gerbang kota dan pajak lentera
yang dipungut jika berjalan-jalan setelah hari gelap. Kebijakan-kebijakan ini
diharapkan membantu mempopulerkan teater.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Pada akhirnya teater tersebut merupakan bencana paling buruk dalam
sejarah teater Rusia. Pertunjukan hanya dihadiri banyak penonton pada saat Peter
Agung dan orang-orang dari istana diduga akan hadir, dan pada saat-saat seperti
itu para hadirin datang hanya untuk melihat raja mereka, bukan pertunjukan
dramanya (Karlinsky, op. cit., hlm. 47). Teater tersebut dirancang dengan
kapasitas 450 penonton, namun rata-rata keseluruhan jumlah penonton selama
teater itu berdiri hanya 25 orang. Dengan segala dorongan dan subsidi yang
dicurahkan Peter Agung, teater miliknya kurang akan 3 bahan penting yang
mendasar dan saling bergantung bagi segala usaha teater: tidak adanya drama asli
Rusia, tidak adanya bahasa tertulis dimana drama-drama asing dapat
diterjemahkan, dan akibatnya tidak adanya penonton yang berminat.
Drama-drama yang dipentaskan dalam bahasa Jerman dan Rusia. Drama-
drama ini, yang sulit dimengerti oleh penonton Rusia, menjadi lebih rumit akibat
terjemahan yang buruk. Dengan pengalaman yang kurang mereka diterjemahkan
secara harfiah dan penuh dengan istilah Jerman, yang dalam banyak contoh
membuat sebuah dialog menjadi sekadar campuran kata-kata yang sulit dipahami,
sama sekali tidak konduktif untuk mempopulerkan teater.
Setelah kegagalan selama 4 tahun, Peter Agung akhirnya menyerah atas
gagasannya membuka teater untuk umum. Tidak ada tradisi teater yang terbentuk
pada saat itu dan teater tersebut ditutup pada 1706. Semua set, kostum dan naskah
diserahkan kepada adik termuda Peter Agung, Наталья Алексеевна (Putri
Natalia), yang menggunakannya untuk membuat teater pribadi miliknya sendiri di
kediamannya di Moskow. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, teater publik
milik Putri Natalia berhasil karena, tidak seperti ayah dan kakaknya yang gagal, ia
menaruh minat lebih pada masalah repertoar (Karlinsky, op. cit., hlm. 49).
Teater miliknya terbuka bagi masyarakat lokal, dan kebijakan tersebut tetap
berlanjut saat dipindahkan ke St Petersburg setelah ibukota baru dibangun di sana.
Di St Petersburg pada 1710—1714 teater Putri Natalia menawarkan drama
keagamaan dan juga genre minor lainnya, yaitu drama yang diadaptasi dari
terjemahan kisah asing (Prancis dan Italia) tentang percintaan dan petualangan,
yang menjadi jenis paling populer dari drama sekuler di Rusia pada paruh pertama
abad XVIII.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.3 Kemunculan Teater Rusia (Abad XVIII)
2.3.1 Sekolah Teater
Pada abad XVIII sekolah teater gereja beserta gereja itu sendiri
diikutsertakan dalam pelayanan Tsar. Ini tidak berarti bahwa sekolah teater gereja
mengabaikan kecenderungan moral dan ajaran agamanya, atau pertunjukan
miracle plays. Sebaliknya, segala drama yang menyanjung Peter dan kekuasaan
negara dipenuhi dengan tema-tema demikian, dan seluruh manuskrip dari drama
pada periode ini menunjukkan bahwa gereja menemukan dukungan sekuler dalam
menyebarluaskan agama mereka melalui teater gereja (Marshall, op.cit., hlm. 10).
Pada masa ini juga terdapat usaha dari Феофан Прокопович (Feofan
Prokipovich), seorang pendukung reformasi Peter I, untuk mendirikan sekolah
teater nasional. Ia mempertahankan posisi nasionalis baik dalam karya
teoretikalnya maupun praktek teaternya. Ia menulis komedi-tragedi, Vladimir,
berdasarkan tema sejarah Rusia. Di dalamnya Tsar Peter I muncul dengan
samaran seorang pangeran Kiev, membawa perubahan sepenuhnya dalam
kehidupan kuno Rusia melalui penerimaannya terhadap kebudayaan Bizantium,
dan lawan dari reformasi tersebut—para klerus—juga muncul. Ini merupakan
drama sekolah teater pertama yang memberikan perasaan dari kehidupan
masyarakat dengan motivasi psikologis bagi pelaksanaan pementasan. Drama
tersebut ditulis dalam gaya realistis yang cemerlang.
Selama periode awal abad XVIII untuk pertama kalinya di Rusia muncul
organisasi teater yang murid-muridnya dilatih dalam teater sekolah. Mereka
berkeliling ke seluruh provinsi selama liburan dan membuat masyarakat akrab
dengan teater melalui cara memberikan pertunjukan yang serupa dengan
pertunjukan sekolah teater.
Selanjutnya pada pertengahan abad XVIII, selama puncak absolutisme
Rusia (yang berarti bersatunya tsarisme, ortodoksi dan reaksi feodal), teater opera-
balet memiliki pimpinan paling tinggi dalam istana. Эрмитажный театр
(Teater Hermitage) dibangun pada 1787 dan berisi kaum bangsawan yang hanya
berminat dengan aliran klasik—sebaliknya bekas siswa sekolah teater, kaum
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
19
Universitas Indonesia
pedagang dan pegawai rendahan berminat pada sekolah teater Jerman dan Rusia
di antara populasi masyarakat perkotaan.
Gambar 2.3 Eksterior dan interior Teater Hermitage
Sumber: <http://www.hermitagemuseum.org/html_En/05/hm5_2_5.html>
Setelah kematian Peter Agung denyut kehidupan teater berangsur-angsur
mati. Tidak ada teater istana, teater publik, bahkan sekolah teater tidak disinggung.
2.3.2 Teater Klasik Istana
Selama masa pemerintahan Анна Ивановна (Ratu Anna), kunjungan
seniman-seniman Italia memperkenalkan bentuk dan praktek teater baru termasuk
opera, commedia dell’arte4 (komedi Italia), teknik pemandangan perspektif, dan
bentuk akrobatik dari balet. Caroline Neuber, seorang aktris Jerman, membentuk
sebuah teater dramatis klasik di istana pada 1739—1740. Namun kematian Ratu
Anna mengakibatkan kelompok Jerman ini pergi dari istana. Hingga saat itu teater
di Rusia berkembang antara dibawah pengaruh gereja atau penguasa pada saat itu.
Tidak adanya teater Rusia sebagai fenomena sosial. Teater hanya timbul
sehubungan dengan pembentukan kaum intelektual istana, dan bangkitnya kaum
4 Jenis pertunjukan teater Italia yang berkembang di Eropa dari abad XVI hingga XVIII. Secaraharfiah, dalam bahasa Italia commedia dell’arte berarti “seni komedi”. Di luar Italia pertunjukanjenis ini dikenal sebagai “Komedi Italia” dan telah meraih sukses di Prancis. Para pemainnyabiasanya selalu mengenakan topeng dan tampil dengan alur cerita berimprovisasi.<http://www.britannica.com/EBchecked/topic/127742/commedia-dellarte>
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
20
Universitas Indonesia
borjuis (Marshall, op. cit., hlm. 11). Sebuah tradisi dalam teater Rusia belum
terbentuk.
Pada 1732 didirikan Institut Kesatuan Prajurit Infanteri. Kurikulum mereka
mencakup teologi, kesusastraan, pelatihan militer, seni (musik, deklamasi, pahatan,
dan lukisan miniatur), pertahanan diri, etika, berkuda, anggar dan menari.
Para prajurit merupakan pewaris langsung dramaturgi dan teater klasik
Rusia. Para calon perwira membentuk “Perkumpulan Pecinta Literatur Rusia”.
Salah satu anggota perkumpulan ini adalah Александр Петрович Сумароков
(Alexander Sumarokov), yang meminta agar karya tragedi pertamanya, Хорев
(Khorev), diterbitkan. Drama ini merupakan induk dari drama klasik Rusia. Pada
1749 para calon perwira mementaskan drama tersebut dengan kesuksesan yang
hebat sehubungan dengan temanya—patriotisme Rusia: tugas wajib bagi
negaranya dengan cerita berlatarkan sejarah Kiev. Drama ini ditulis dengan gaya
syair deklamasi. Sumarokov kemudian menghasilkan karya lainnya, baik tragedi
maupun komedi, dan semuanya dipentaskan di hadapan istana.
Михаил Васильевич Ломоносов (Mikhail Lomonosov) adalah salah satu
dari sarjana dan penyair hebat Rusia, dan merupakan wakil terkemuka dari
klasisisme Rusia. Ia menulis dua tragedi: Тамира и Селим (Tamira and Selim)
dan Демофонт (Demophont). Drama ini ditulis dengan gaya yang berbeda dari
Sumarokov.
Елизавета Петровна (Ratu Elizabeth) secara khusus terkenal akan
perlindungannya terhadap segala jenis kegiatan teater. Dalam usahanya untuk
mempopulerkan teater, Elizabeth membuat kewajiban bagi anggota istananya dan
bahkan bagi orang asing yang berkunjung untuk hadir pada pertunjukan teater. Ia
mengundang aktor Yaroslavl, Фёдор Григорьевич Волков (Fyodor Volkov) yang
menjadi bapak teater Rusia, bersama saudaranya Gavrila dan Grigory dan direktur
dramawan Sumarokov untuk mendirikan teater profesional permanen pertama di
Rusia pada 1756 di Pulau Vasilevsky di St Petersburg.
Ratu Elizabeth mengeluarkan dekrit yang sangat penting dalam sejarah
kebudayaan Rusia. Teater dinyatakan menjadi institusi negara dan biaya
pemeliharaannya dibebankan pada pajak. Para aktor dan aktris harus dikontrak
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
21
Universitas Indonesia
dan dipilih bukan dari kalangan pegawai pemerintah. Pada 1759 teater
ditempatkan di bawah kekuasaan hukum dari Departemen Istana. Hal ini
memperkuat posisi finansial teater dan meningkatkan situasi untuk pekerja kreatif.
Drama-drama ditulis dalam bahasa Rusia oleh Sumarokov, Lomonosov, dll.
Selanjutnya dengan bertakhtanya Katerina II, kebudayaan dan teater Rusia
memasuki fase yang baru.
2.3.3 Masa Pencerahan—Teater Budak Imperial Rusia
Екатерина II Великая (Ratu Katerina II) menyukai teater. Teater dan
musik di Rusia berkembang pesat dan mulai menyaingi negara-negara Eropa
Barat selama masa pemerintahannya. Katerina II memandang teater seperti Peter
Agung sebagai cara untuk mengajarkan pencerahan versi miliknya kepada para
penasihatnya dan untuk menanamkan patriotisme dan loyalitas bagi kerajaan.
Untuk tujuan ini ia menulis banyak drama yang tak terlupakan. Ia meresmikan
Penatalaksana Teater Kerajaan yang hampir selama seabad memonopoli kendali
atas teater di Rusia.
Dekrit Katerina II pada 1762 membebaskan para bangsawan dari banyak
kewajiban negara mereka dan membuka jalan bagi pembentukan teater budak,
beberapa di antaranya diperlengkapi dengan baik dan mewah. Para bangsawan
memiliki lebih banyak kebebasan dan uang dibandingkan masa lain dalam sejarah.
Akibat kekayaan dan posisi sosial mereka, para bangsawan meniru Tsar dalam
skala yang lebih kecil: para penguasa mendirikan teater istana, maka mereka juga
mendirikan teater sendiri yang terdiri dari para budak mereka (Marshall, op. cit.,
hlm. 14). Gerakan teater budak ini mendapat dorongan pada tahun 1783 dari
dekrit Katerina II yang mengizinkan setiap individu untuk membuat hiburan untuk
masyarakat umum dengan kondisi harus sesuai dengan hukum dan peraturan.
Pada masa ini, teater budak merupakan saingan yang serius bagi teater pribadi
lainnya, bahkan bagi teater kerajaan. Salah satu alasannya ialah karena teater-
teater tersebut tutup pada hari libur, namun teater kelompok budak tetap buka
untuk melakukan pertunjukan.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Pada paruh kedua abad XVIII keahlian akting profesional Rusia mengalami
kebangkitan. Seorang aktor hebat pada masa ini, Иван Афанасьевич
Дмитревский (Afanesevich Dmitrevsky), merupakan seorang direktur panggung,
guru, penerjemah dan sejarawan teater. Banyak drama-drama yang ia terjemahkan
dari Prancis dan Jerman yang dipentaskan. Dmitrevsky mengenal teater Eropa
Barat dengan baik, dan pada 1765 ia dikirim ke Paris dan London untuk
mempelajari seni akting di sana. Ia juga merupakan contoh unik dalam sejarah
kebudayaan Rusia dimana seorang aktor menjadi cendikiawan. Ia dipilih menjadi
anggota dari Akademi Rusia pada 1802 karena memiliki pendidikan dan
pengetahuan umum yang luas.
Pada 1777, Katerina II meresmikan pembangunan Большoй теaтр (Teater
Bolshoi) di Moskow dan pada 1779 menambahkan Sekolah Kerajaan untuk
melatih aktor, penyanyi dan penari Rusia.
Selama masa pemerintahan Katerina II, Денис Ивaнович Фонвизин (Denis
Fonvizin) menulis Бригадир (The Brigadier) pada 1769 dan Недоросль (The
Minor) pada 1791 yang mempelopori gaya komedi satir Rusia dari realisme sosial
dengan karakter, bahasa dan elemen aktual asli Rusia (pribumi), dan
mempengaruhi para sastrawan seperti Griboedov, Gogol dan Saltykov-Shchedrin.
Drama ini masih secara rutin dipentaskan di Rusia dan menjadi favorit masyarakat
selama lebih dari dua abad.
Gambar 2.2 Teater Bolshoi
Sumber: <http://www.bolshoi.ru/r/05D3C887-5E57-4ECE-840E-
A7CF59FC6CE8/preview_h03.jpg>
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Pada 1796, kematian Katerina II mengakhiri masa dari pembangunan yang
intensif di Rusia; masa pencerahan ilmu pengetahuan dan seni, dan perbudakan.
Putranya, Павел I Петрович (Paul I), mewarisi takhta dan setelah memerintah ia
mengeluarkan peraturan yang ketat pada setiap aspek kehidupan di Rusia.
Paul I menentukan sensor dan pengawasan polisi yang terus-menerus bagi
teater budak. Petugas polisi dikirim pada setiap pementasan untuk memeriksa
moralitas drama yang akan dipentaskan. Berkembangnya teater budak dibatasi
sehingga mengalami penurunan dan pada akhirnya mati. Kekayaan para tuan
tanah mulai menurun akibat kemiskinan seiring berlalunya abad XIX. Mereka
tidak mampu mengikuti saingan Eropa mereka yang menggunakan metode
pertanian dan sains yang paling maju untuk menjamin produksi yang berlimpah.
Alhasil, para tuan tanah Rusia tidak mampu meneruskan dukungan bagi teater
budak mereka (Marshall, op. cit., hlm. 16).
2.3.4 Teater Romantik
Untuk melindungi batasan ideologi teater, Николай I Павлович (Niklolai I),
menciptakan sistem yang rumit untuk mengawasi repertoar di Rusia. Direktori
Teater Imperial mengawasi sisi bisnis dan pengelolaan, sedangkan Departemen
Ketiga (polisi rahasia) mengawasi isi repertoar (Marshall, op. cit., hlm. 17).
Meskipun demikian, ia sendiri juga mengawasi repertoar secara langsung—ia
secara personal menyalurkan pembagian peran di antara para seniman Teater
Alexandrinsky. Dengan tujuan mendidik kumpulan pejabat dan bangsawan di
bawah Nikolai, sebuah jaringan teater provinsi yang luas dibentuk dengan
Departemen Ketiga yang berfungsi sebagai sensor atas mereka. Dengan sasaran
tersebut, Direktori Teater Imperial Moskow pada 1830 mengorganisasi sebuah
teater populer, dan pada akhir 1840-an pantomim ringan Italia digantikan dengan
pantomim patriotis heroik-militer. Jenis pertama dari romantisme yang
dibudidayakan adalah drama nasionalis-patriotis.
Periode ini terjadi bangkitnya vaudeville, yang berasal dari jalanan Prancis–
teater boulevard. Vaudeville menampilkan bait-bait nyanyian yang ringan dan
riang dengan muatan satiris yang tajam. Vaudeville sebagai salah satu aliran teater
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
24
Universitas Indonesia
yang mengandung komedi satu-adegan dengan limericks, bait-baitnya menjadi
elemen dasar yang menarik di Rusia seperti hari ini.
Kostum teater menjadi semakin mendekati realisme, biasanya meniru gaya
pakaian di Prancis. Dalam mementaskan vaudeville kostum yang dikenakan
realistis dan simpel.
2.3.5 Awal Teater Borjuis
Pada tahun 1770-an penulis drama dari antara kaum borjuis muncul. Mereka
berusaha menghindar dari generalisasi dan pelarian untuk menulis masa konkret
dan persoalan nasional, serta komedi yang berhubungan dengan realita kehidupan
Rusia (Marshall, op. cit., hlm. 18).
Pengarang dari komedi sentimental di istana terbagi menjadi dua kelompok.
Dalam kelompok pertama salah satunya adalah Katerina II, yang mengubah tradisi
klasik menjadi Shakespeare. Ia menulis serangkaian drama sejarah dalam gaya
Shakespeare: Из жизни Рюрика (The Life of Rurik), Начальное управление
Олега (The Early Reign of Oleg), dan Igor. Drama yang berdasarkan cerita rakyat
dan dongeng antara lain komedi-komedi seperti The Bold and Brave Arkhideich,
Горебогатырь Косометович (The Sad Knight Kosometovich), dan Федул с
детьми (Fedul and the Children).
Pengarang paling terkenal dari kelompok yang kedua lebih radikal, yaitu
Fonvizin. Karyanya Brigadier General secara virtual menciptakan komedi
nasional Rusia pertama. Drama ini merupakan karya satir yang lazim pada saat itu
tentang Rusia yang meniru budaya Prancis, dimana Prancis merupakan bahasa
kaum aristokrat yang hanya berbicara dalam bahasa Rusia dengan pelayan mereka.
The Minor mengkritik tingkah laku Katerina II dan kalangan istana serta dekrit
Peter Agung yang mewajibkan anak-anak dari kaum bangsawan untuk
mempelajari pos-pos pemerintah, dan juga sains.
Salah satu aktor dan direktur terkenal pada periode ini adalah Иван
Афанасьевич Дмитревский (Ivan Afanasyevich Dmitrevsky). Ia bergabung
dengan Institut Kesatuan Prajurit Infanteri pada 1752 dan menjelajah ke luar
negeri untuk meningkatkan pelatihan teaternya. Ia belajar di sekolah realisme
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Eropa Barat, yang berasal dari aktor Inggris, David Garrick. Ia belajar di bawah
bimbingan aktor dan aktris Prancis terkenal, Henry Lekain dan La Clairon, yang
mementaskan tragedi dan komedi klasik di Paris, dan ia membawa serta aktor-
aktor dalam rombongan untuk mementaskan sandiwara Prancis di St Petersburg
(Marshall, op. cit., hlm. 19). Pada 1783 ia ditunjuk menjadi “Pengawas Drama
dalam Teater Rusia” dan juga mengajar murid-murid dalam sekolah drama. Ia ikut
serta dalam membentuk salah satu perusahaan aktor pribadi pertama di Rusia,
yang dipimpin oleh Carl Knipper (kerabat jauh dari Olga L. Knipper-Chekhova,
istri dari pengarang drama terkenal dan aktris penting dalam Teater Seni Moskow).
Teater Knipper, pada akhirnya diambil alih oleh petugas Istana dan tidak lagi
memiliki teater pribadi.
Dmitrevsky menulis drama-drama yang tidak begitu terkenal, namun selama
bertahun-tahun ia tampil di Teater Istana Petrogard. Peran terakhirnya adalah saat
ia memainkan peran patriotik dimana ia mengekspresikan keinginan untuk tampil
dalam sebuah pertunjukan dari Universal Military Service karya Vizhovatov.
Meskipun ia sangat lemah dan harus didukung saudaranya sesama aktor, ia
menerima sambutan dengan tepuk tangan pada saat tirai ditutup. Ia meninggal
pada 1821 dan dihormati sebagai sosok dengan kepribadian hebat dalam berteater
pada usianya, dan pelopor dalam teater Rusia (Marshall, op. cit., hlm. 22).
Drama borjuis dimulai pada 1770-an bersamaan dengan munculnya penulis
drama Jerman, August von Kotzebue (seorang perantara-dramatis bagi Tsar
Alexander I dan dibenci karena propagandanya yang kolot). Meskipun demikian
ia merupakan penulis drama paling produktif dan populer di Eropa selama 50
tahun.
2.4 Teater Neoklasik (Abad XIX)
2.4.1 Teater Realis Rusia
Di bawah pemerintahan Александр I Павлович (Alexander I) dan Nikolai I
jumlah teater meningkat, “Realisme Rusia” menjadi prinsip estetika utama dan
drama-drama non-tiruan yang penting ditulis dalam bahasa Rusia.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Pada awal abad XIX, St Petersburg hanya memiliki satu teater negara yang
beroperasi yaitu Teater Hermitage. Dua teater terbesar Rusia yang mendominasi
perkembangan teater selama abad XIX dan awal abad XX didirikan selama masa
pemerintahan Alexander I dan Nikolai I, yaitu Малый театр (Teater Maly) di
Moskow dan Александринский театр (Teater Alexandrinsky) di St Petersburg,
dimana mereka masih beroperasi hingga saat ini.
Gambar 2.4 Teater Alexandrinsky
Sumber: <http://www.alexandrinsky.ru/UserFiles/Image/IMG_4728.jpg>
Pada 1804 Teater Negeri Moskow didirikan, dan pada 1824 perusahaan
tersebut pindah ke teater yang dirancang oleh Осип Иванович Бове (Osip Bove).
Teater tersebut dinamakan Maly (“kecil”) untuk membedakannya dari Teater
Bolshoi (“besar”), yang sering digunakan untuk opera dan balet, dan berlokasi
menghadap ke Театральная Площадь (Lapangan Teater). Teater Alexandrinsky
selesai dibangun pada 1832. Dirancang oleh Carlo Rossi dan diberi nama sama
dengan istri Nikolai I. Pada 1839 Nikolai I memberi status komprehensif kepada
Teater Kerajaan, yang mengamanatkan pelaksanaan Teater Kerajaan. Hal ini
berlaku sampai 1917.
Pada 1827 Tsar Nikolai I membentuk Teater Monopoli—sebuah dekrit yang
menempatkan pertunjukan teater umum di St Petersburg dan Moskow di bawah
kendali Teater Istana milik negara (Leach, op. cit., hlm. 124). Pada 1847 undang-
undang sensor yang pertama kali dikeluarkan tahun 1804 telah diperluas untuk
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
27
Universitas Indonesia
mengendalikan seluruh teater di ibu kota dan daerah. Pada 1848 komite rahasia
milik Nikolai I memiliki kekuasaan tertinggi atas teater-teater tersebut. Karena
larangan keras terhadap teater profesional terkemuka, teater kecil yang
pengawasannya lebih longgar oleh polisi rahasia memainkan peranan penting
dalam perkembangan tradisi teater nasional. Tradisi ini adalah sumber inspirasi
bagi teater avant-garde pada awal abad XX.
Meskipun terdapat sensor pemerintah, empat dari drama termashyur Rusia
ditulis pada kuartal kedua abad XIX, yaitu:
1824: Горе от ума (Woe from Wit) – Алексaндр Сергеевич Грибоедов
(Alexander Griboyedov)
1825: Борис Годунов (Boris Godunov) – Алексaндр Сергеевич Пyшкин
(Alexander Pushkin)
1836: Ревизор (The Inspector General) – Николaй Васuльевич Гoголь
(Nikolai Gogol)
1849—1850: Месяц в деревне (A Month in the Country) – Ивaн
Сергеевич Тургенев (Ivan Turgenev)
Drama-drama tersebut ditulis oleh sejumlah kecil sastrawan berbakat yang
menulisnya di bawah tekanan negatif. Sebuah kombinasi antara kualitas dari
imajinasi, bakat, keberanian, keorisinilan dan kegigihan belaka, memungkinkan
mereka meraih kesempatan yang disajikan olah masa reformasi budaya (Leach, op.
cit., hlm. 93). Mereka tidak puas terhadap keadaan mereka di negara tempat
mereka tinggal, atau keadaan teaternya, atau bahkan keduanya, dan mereka
memiliki kesamaan bukan hanya dalam hal keinginan untuk memperbaiki keadaan,
namun juga kemampuan untuk berinovasi.
2.4.2 Aktor dan Akting
Teater mencapai puncak kepopulerannya pada perempat kedua abad XIX,
saat daya tarik masyarakat tertuju pada aktor, dramawan dan segala hal lain yang
berkaitan dengan dunia teater (Leach, op. cit., hlm. 104). Para aktor mulai
memiliki fans fanatik, dan surat kabar mencetak segala macam potongan berita
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
28
Universitas Indonesia
dan gosip, sementara kritikus drama bermunculan. Para penonton teater menjadi
berminat bukan hanya terhadap pertunjukan itu sendiri, namun juga terhadap
kehidupan para aktor dan aktris. Hampir seluruh sastrawan pada masa ini,
termasuk Pushkin, Lermontov, Gogol dan Belinsky, juga tertarik pada teater.
Pada paruh pertama abad XIX, para aktor dianggap sebagai figur sentral
dalam teater. Bahkan dalam drama yang kecil atau tidak penting, banyak aktor
yang berhasil menciptakan pertunjukan yang luar biasa dan mengesankan. Jika
naskah drama tidak membantu, para aktor menarik objek dari kehidupan nyata
untuk membuat sebuah peran menjadi ekspresif. Belinsky mendeskripsikan aktor
sebagai ‘pengarang’ dari perannya.
2.4.3 Teater Maly—Rumah Shchepkin
Михаил Семёнович Щепкин (Mikhail Shchepkin), yang memulai karirnya
sebagai aktor dalam teater budak, pertama kali tampil pada panggung Teater Maly
di Moskow pada 1824. Ia adalah penemu sekolah akting realis Rusia yang riwayat
dan karya-karyanya memberikan pengaruh besar bagi Stanislavsky yang lahir
pada 1863, tahun dimana Shchepkin meninggal.
Shchepkin menemukan gaya baru dalam berakting, yaitu Realisme saat
masih menjadi aktor dalam teater budak. Saat itu ia merasa tidak puas dengan
aktingnya yang hanya sekadar meniru tokoh pangeran yang diperankannya. Ia
ingin menciptakan proses internal dalam dirinya yang menghasilkan emosi yang
ia ingin capai.
Setelah berhasil menemukan metode berakting ia mengajarkannya kepada
sesama teman aktornya yang membawa hasil positif (Benedetti, 2004: 10).
Reputasi Shchepkin mulai bertumbuh. Ia ingin membeli kebebasannya dan,
setelah berbagai kesulitan, ia berhasil pada 1822. Tahun selanjutnya ia bergabung
dengan teater Maly dan pada 1824 ia tampil dalam pertunjukan pembuka.
Pada tahun-tahun (kira-kira 40 tahun) selama ia berada di Maly, teater
tersebut menjadi terkenal di dunia karena aktor-aktornya termasuk Павел
Степанович Мочалов (Mochalov). Kemudian Teater Maly menjadi terkenal
sebagai Rumah Shchepkin. Pada masa itu, Teater Maly menampilkan drama-
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
29
Universitas Indonesia
drama neoklasik dan drama Pushkin, Gogol, Schiller, Moliere dan Goldoni
maupun vaudeville5 dan melodrama Prancis.
Gambar 2.5 Teater Maly
Sumber: <http://www.maly.ru/images/history.jpg>
Pada 1840 Teater Maly dijuluki “Universitas Moskow kedua”. Hal ini
dikarenakan teater tersebut dilihat sebagai pusat dari pemikiran progresif dan
kekuatan peradaban dalam masyarakat yang didominasi oleh kebijakan represif
Nikolai I. Pada 1860-an teater ini menjadi teater borjuis yang menonjolkan harga
tiket yang murah, hiburan dan mendorong berkembangnya seni peran teater.
Shchepkin meninggalkan model baik dalam hal ide-ide dan pendekatan
dalam pertunjukan bagi Stanislavsky. Ia mendefinisikan apa yang menjadi pusat
masalah bagi Stanislavsky: Apakah seorang aktor benar-benar menghayati
perannya atau hanya meniru luarnya saja? Shchepkin tidak meminimalisir
kesulitan atau menghindari kontradiksi dari pengalaman setiap aktor saat
mendekatkan sebuah peran. Ia menunjukkan perbedaan antara yang Stanislavsky
sebut dengan aktor kepribadian (yang selalu dan hanya menjadi dirinya sendiri),
dengan aktor karakter (yang mencoba masuk ke dalam kulit karakter tersebut).
Shchepkin juga menunjukkan sebuah masalah yang menjadi perhatian
Stanislavsky selama karirnya: mengapa seorang aktor yang berpura-pura dapat
5 Hiburan yang ditampilkan dengan jenaka yang menggunakan puisi atau lagu satir Prancis padaabad XVII dan XVIII. Sering digunakan dalam teater Prancis.<http://www.britannica.com/EBchecked/topic/127421/comedie-de-vaudeville>
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
30
Universitas Indonesia
memenangkan simpati penonton sementara seorang aktor yang berusaha keras dan
‘tulus’ ditanggapi dengan dingin? (Ibid., hlm. 12). Masalahnya mungkin bahwa
saat sang aktor tertawa atau menangis, ia melakukannya sebagai dirinya sendiri,
bukan sebagai sang karakter.
Shchepkin menanamkan disiplin keras pada dirinya. Selama 50 tahun ia
berkarir, ia tidak pernah melewatkan satu latihan pun dan tidak pernah datang
terlambat. Ia mengharapkan dedikasi yang sama dari orang lain.
Bagi Shchepkin, kepribadian seorang aktor, caranya melakukan dan
mengatakan sesuatu, merupakan hal yang paling penting. Dalam berteater, pada
saat yang sama seluruh bakat dan talenta seorang aktor harus ditempatkan lebih
rendah pada tema pokok sebuah drama.
2.4.4 Teater Komersial
Gerakan realisme dalam penulisan, akting dan teknik panggung dimulai
pada paruh pertama abad XIX dan menghasilkan buahnya pada paruh akhir abad
XIX selama pemerintahan Александр II Николаевич (Alexander II) dan
Александр Александрович (Alexander III).
Pada 24 Maret 1882, Alexander III menandatangani sebuah dekrit yang
menghapuskan monopoli Teater Kerajaan sehingga membuka jalan bagi teater
komersial umum (Leach, op. cit., hlm. 218). Hal ini tidak memberikan dampak
yang besar bagi repetoar teater Rusia hingga berdirinya Teater Seni Moskow pada
akhir abad itu.
Beberapa teater komersial pribadi yang lebih menarik terbentuk pada
periode ini, saat kehidupan di Moskow dan St Petersburg menjadi lebih beragam,
makmur dan dinamis dan kapitalisme bertumbuh cepat, termasuk diantaranya
Teater Korsh dan Teater Fantastik di Taman Hermitage. Juga terdapat aktor-aktor
hebat pada masa ini antara lain Maria Ermolova, Galikeriya Fedotova, Alexander
Lensky dan Vera Kommizerskheva.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
31
Universitas Indonesia
2.5 Permulaan Teater Modern
Константин Сергеевич Станиславский (Konstantin Stanislavsky),
seorang pengusaha tekstil dan direktur serta aktor amatir, dan Владимир
Иванович Немирович-Данченко (Vladimir Nemirovich-Danchenko), seorang
dramatis pemenang penghargaan, kritikus dan ketua seksi drama dari Sekolah
Philharmonic bertemu pada 23 Juni 1897. Dengan maksud memperbarui budaya
teater pada masa itu yang diwakilkan oleh karya dari Teater Kerajaan dan teater
komersil pribadi, mereka memutuskan untuk membentuk teater dengan jenis lain
yang pada akhirnya menjadi Teater Seni Moskow.
Mereka kritis terhadap keadaan akting, tata panggung, repetoar dan
komposisi penonton dan memutuskan untuk membawa perubahan pada seluruh
bidang tersebut. Mereka menginginkan akting dan desain panggung yang lebih
realistis dan tampil menarik bagi penonton perkotaan yang progresif yang
menginginkan lebih dari tarif murah—yang disukai penonton borjuis dari teater
Maly dan komersial. Inovasi mereka pada akhirnya merevolusi praktek teater di
dunia.
Dalam perkembangannya, kecenderungan awal dalam masuknya teater di
Rusia adalah proses meniru. Para agent of acculturation membawa tradisi teater
dari Barat dan menerapkannya di Rusia tanpa mengadakan penyesuaian-
penyesuaian tertentu dan hanya dinikmati kalangan istana. Seiring berjalannya
waktu dan setelah menyebar ke segala lapisan masyarakat, mulai terjadi
penyesuaian teater dengan kebudayaan Rusia melalui berbagai macam cara, salah
satunya dengan menciptakan drama asli Rusia (bukan karya dari negara lain yang
diterjemahkan). Teater Rusia kemudian mengalami perkembangan yang pada
akhirnya menjadi suatu kebudayaan dengan ciri khas yang mencerminkan
(keadaan sosial/politik) bangsa Rusia itu sendiri.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
32 Univesitas Indonesia
BAB 3
STANISLAVSKY
3.1 Latar Belakang Stanislavsky
Константин Сергеевич Алексеев (Konstantin Sergeyevich Alekseyev),
yang kemudian lebih dikenal dengan nama Константин Станиславский
(Konstantin Stanislavsky), lahir pada 1863 dalam salah satu keluarga kaya di
Rusia dan merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Seni dan hiburan
merupakan makanan sehar-hari dalam kehidupan keluarganya. Bersama saudara-
saudaranya, masa kecilnya dihabiskan dengan menonton teater, opera, sirkus dan
balet. Bahkan pada 1877, ayahnya mengubah sebuah ruangan di rumah mereka
menjadi sebuah teater, di mana anak-anaknya dapat menciptakan drama untuk
menghibur para tamu.
Kostya mulai menulis drama saat berumur empat belas tahun, dan semangat
jiwa mudanya untuk menganalisis hasil karyanya sendiri memperlihatkan ‘sistem’
aktingnya di masa depan. Pada 1885, saat berumur dua puluh dua tahun, Kostya
telah membuat hubungan yang vital antara tubuh dan pikirannya. Buku catatan
tentang aktingnya telah berisi pertanyaan-pertanyaan yang penting, antara lain:
‘Apakah aspek psikologi dari peran? Aspek fisik dari peran?’ (Merlin, 2003: 2).
Pada 1885, pada usai duapuluh dua tahun, Stanislavsky memasuki sebuah
sekolah drama. Pengalaman ini hanya berlangsung selama tiga minggu. Hal ini
dikarenakan ia tidak dapat menghadiri sekolah tersebut sepenuh waktu. Ia harus
menyelesaikan pelajarannya lebih awal dan pergi bekerja di bisnis tekstil
keluarganya. Yang lebih penting adalah ia menyadari dengan cepat atas fakta
bahwa sekolah tersebut tidak dapat memberikan apa yang ia cari. Sekolah tersebut
bukan hanya gagal dalam memberikan metode tersebut, tetapi juga gagal
meyakinakn bahwa metode seperti itu ada. Yang dapat dilakukan gurunya
hanyalah menunjukkan hasil yang mereka inginkan, bukan cara untuk mencapai
hasil tersebut (Benedetti, op. cit., hlm. 4).
Kehidupan profesional Kostya muda dihabiskan dalam bisnis tekstil milik
keluarganya, meskipun hasratnya terhadap teater segera melemparkan dirinya
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
33
Universitas Indonesia
dalam serangkaian kejadian yang tidak terduga. Pada 1888, Kostya yang didorong
rasa cintanya terhadap akting secara diam-diam tampil dalam sebuah rombongan
teater amatir. Untuk melindungi reputasi keluarganya, ia mengambil nama
panggungnya, ‘Stanislavsky’, dari nama seorang balerina yang ia kagumi. Tak
lama, kedok ‘Stanislavsky’ terungkap oleh ayahnya yang segera menyarankan
dirinya untuk mengakui hasrat beraktingnya.
Gambar 3.1 Konstantin Stanislavsky, saat berusia 21 tahun (1884)
Sumber: Merlin, Bella. Konstantin Stanislavsky.
Ikatan pertamanya dengan masyarakat sebagai aktor terjadi pada 1888
dengan peran utama dalam drama Pushkin, Скупой рыцарь (The Miserly Knight).
Pengalaman ini menimbulkan pertanyaan akan tiga hal: Apa perbedaan antara
akting ‘karakter’ dan akting ‘kepribadian’? Bagaimana seorang aktor dapat
memicu imajinasi mereka dan selanjutnya ‘kehendak kreatif’ mereka? Dan
bagaimana seorang aktor dapat ‘memasuki’ pikiran direktur teater? (Ibid., hlm. 4).
Masalah pertama muncul karena Stanislavsky membayangkan dirinya
sendiri sebagai aktor ‘kepribadian’ yang gagah, sedangkan Александр
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Филиппович Федотов (Alexander Fedotov) melihat Скупой рыцарь sebagai
peran romantik; yaitu melihat peran tersebut sebagai pria tua yang rungkuh (lihat
gambar 3.2).
Gambar 3.2 Stanislavsky, saat berumur 25 tahun, dalam drama Pushkin, Скупой
рыцарь (1888)
Sumber: Merlin, Bella. Konstantin Stanislavsky.
Tidak begitu paham apa yang harus ia lakukan dalam bagian tersebut,
Stanislavsky mengadaptasi gaya akting ‘karakter’ yang ia tahu sangat kurang akan
‘sesuatu’. Ini menimbulkan kembali pertanyaan kedua: bagaimana cara memicu
imajinasi? Dalam usaha mendapatkan ‘sesuatu’ yang kurang tersebut, ia mengunci
diri semalaman di loteng kastil. Pengalaman ini merupakan intuisi pemahaman
pertamanya akan apa yang dikemudian hari ia sebut sebagai ‘memori afektif’,
dimana aktor menemukan analogi situasi dari pengalamannya sendiri yang
mencerminkan kehidupan fiksional sang karakter. Stanislavsky menjadi
bersemangat. Dengan mengatur sebuah situasi sungguhan, ia berharap bahwa saat
ia kembali ke ruang latihan, ingatan akan pengalaman suram tersebut akan
menghadirkan komponen yang sukar dipahami yang saat itu kurang dalam peran
‘Ksatria’nya. Ia keliru: yang ia dapatkan hanya pilek. Kesulitan ketiga dalam
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
35
Universitas Indonesia
latihan Скупой рыцарь adalah bahwa Fedotov menginginkan dirinya mencapai
suatu hasil yang sangat spesifik. Namun Stanislavsky tidak memiliki metode
untuk mempersonalisasi hasil tersebut, dan yang dapat ia lakukan hanya meniru
mereka. Meskipun frustrasi, benih-benih dari ‘sistem’ miliknya telah tertanam,
yaitu: bagaimana ia bergerak dari hasil fisik menuju proses batin?
Dilema akting internal/eksternal muncul kembali pada 1896 saat
Stanislavsky memerankan Othello. Salah satu pengaruh terbesar dalam
pertunjukannya adalah aktor hebat dari abad XIX, Mikhail Shchepkin. Shchepkin
yakin bahwa kunci dalam akting yang meyakinkan penonton ialah dengan
mengambil contoh dari kehidupan nyata. Mengikuti saran Shechpkin,
Stanislavsky menemukan ‘image’ kehidupan nyata yang mendasari penafsirannya
akan Othello—seseorang berkebangsaan Arab yang ia temui dan menjadi
temannya di Paris. Ia kemudian membuat sebuah ‘topeng’ bagi dirinya sendiri
berdasarkan teman Arab-nya tersebut. ‘Topeng’ tersebut mirip secara lahiriah,
namun di dalamnya tidak ada yang hidup, hanya imitasi.
Gambar 3.3 Stanislavsky sebagai Othello (1896)
Sumber: <http://en.wikipedia.org/wiki/File:Stanislavski_as_Othello_1896.jpg>
Othello menimbulkan pertanyaan lainnya bagi Stanislavsky: Kapan seorang
aktor dapat ‘menjadi’ sang karakter? Dan bagaimana seorang aktor mengobservasi
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
36
Universitas Indonesia
kehidupan dan kemudian mengubah observasi tersebut menjadi ‘kehendak kreatif’,
atau ‘inspirasi’? Stanislavsky telah berusaha mewujudkan sebuah potret psikologi
yang meyakinkan namun kembali gagal.
Stanislavsky kemudian melakukan proyek kewirausahaan selanjutnya yaitu
membentuk Perkumpulan Musik–Dramatis Amatir Moskow. Dalam hitungan
bulan, perkumpulan ini memberikan jalan bagi masyarakat yang lebih ambisius
terhadap seni dan literatur yang melibatkan Фёдор Петрович Комиссаржевский
(Fyodor Komissarzhevsky, seorang penyanyi opera) dan Alexader Fedotov
(seorang direktur). Bekerja dengan teater profesional memancing Stanislavsky
mempertanyakan aktingnya sendiri yang pada akhirnya menjadi ‘sistem’ dalam
mengajarkan teknik berakting miliknya.
3.2 Московский Художественный академический театр (Teater Seni
Moskow)
Hingga umur 33 tahun, Stanislavsky melakukan pertunjukan dan memimpin
teater sebagai amatir. Dengan didirikannya Teater Seni Moskow pada 1897,
Stanislavsky berubah menjadi seorang professional. Teater Seni Moskow
didirikan oleh dua orang yang mengenal satu sama lain secara profesional namun
bukan, dan tidak pernah, menjadi teman dekat: Konstantin Stanislavsky dan
Nemirovich-Danchenko. Stanislavsky telah menjalankan dan mendanai sebuah
lembaga untuk seni dan literatur, yang meskipun hanya lembaga semi-profesional,
menetapkan standar pertunjukan yang bahkan tidak dapat ditandingi oleh teater
seperti Maly.
Pembuatan drama Stanislavsky terkenal dengan akurasi yang teliti terhadap
perlengkapan dan kostumnya. Mereka bukanlah sekedar kostum drama namun
merupakan representasi kehidupan nyata yang telah dialami di masa lalu. Ia
enggan menyesuaikan pandangan yang umum dari karakter yang telah terkenal,
sebaliknya ia menampilkan manusia yang berpegang pada masalah yang konkret.
Mereka bermula dari gaya naturalistik yang aksi dan latar belakang pemandangan
dari produksi drama mereka menampilkan gambaran seperti sungguhan,
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
37
Universitas Indonesia
menciptakan ilusi dari realita dalam panggung yang dikenal sebagai naturalisme
psikologi.
Teater baru ini dengan demikian dibentuk dengan dua pilar dari tradisi
realisme Rusia yang didukung oleh Pushkin, Gogol dan Shchepkin dan perhatian
yang berhubungan dengan kritik pendidikan dan sosial seperti Belinsky. Teater ini
merupakan puncak dari impian abad XIX.
Gambar 3.4 Teater Seni Moskow
Sumber: <http://all-photo.ru/empire/photos/3133-0.jpg>
Stanislavsky dan Nemirovich sepakat atas pembagian tanggung jawab
artistik di antara mereka: Nemirovich menangani segala hal yang berhubungan
dengan dramaturgi (pembuatan drama), dan Stanislavsky menangani segala hal
yang berhubungan dengan panggung. Ini terlihat seperti pengaturan yang ideal.
Nemirovich memiliki kemampuan yang terkenal dalam hal analisis drama namun
biasa saja sebagai direktur. Stanislavsky tidak memiliki tuntutan secara harfiah
namun ahli dalam teater.
Sistem Stanislavsky menganjurkan bahwa serangkaian tindakan fisik yang
disusun dalam urutan yang logis dapat memicu emosi yang diperlukan dalam
penampilan seorang aktor. Emosi ini berasar di dalam alam bawah sadar dan tidak
dapat secara langsung muncul ke permukaan saat diperlukan. Emosi ini dapat
dikeluarkan melalui cara-cara tidak langsung. Penelitiannya tentang hal ini
membawa Stanislavsky dalam menciptakan ‘Metode Aksi Fisik”, sebuah map
fisik yang dirancang untuk para aktor.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Kelompok pertama Teater Seni Moskow dibentuk secara terpisah dari aktor-
aktor amatir dari Lembaga Seni dan Literatur milik Stansilavsky dan sebagian dari
lulusan kelas drama perguruan tinggi. Teater Seni Moskow didirikan dengan
kerjasama, berdasarkan saham bagi anggotanya, dan didukung secara finansial
oleh penyokong kaya dari kaum intelektual borjuis.
Teater dibuka pada 14 Oktober 1898 dalam atmosfir kebencian yang
terselubung. Stanislavsky secara jeli menyadari banyak orang yang menunggu dan
mengharapkan ia gagal. Meskipun demikian ia memilih drama pembuka dengan
bijak. Hal ini memungkinkan dirinya menyalurkan segala keterampilan yang telah
ia peroleh dalam menampilkan sebuah ‘tontonan’. Ia memilih drama Царь Фёдор
Иоаннович (Tsar Fyodor Ivanovich) karya Alexei Tolstoy. Drama ini bercerita
tentang sejarah dari putra Ivan IV, Fyodor dan pertarungannya yang tidak
seimbang melawan kaum boyar dan penasihat pertamanya, Boris Godunov. Akan
tetapi, yang menjadi sensasi dari teater tersebut pada saat itu adalah keaslian
setting dan kostum yang tidak pernah terlihat sebelumnya dalam panggung Rusia
manapun. Pengerjaan kerealistisannya terlihat kontras dengan produksi
pseudoklasik pada Teater Alexandrinsky di Leningrad.
Kesuksesan Fyodor diikuti dengan serangkaian kegagalan. The Merchant of
Venice, dimana Stanislavsky memberikan Darsky peran sebagai Shylock dengan
aksen Yahudi, sehingga menimbulkan tuduhan bahwa teater Stanislavsky anti-
Yahudi dan mengakibatkan Stanislavsky mengurungkan niatnya untuk menjadi
pengganti dalam peran tersebut (Leach, op. cit., hlm. 259). Ia tidak mengizinkan
reputasinya memperkuat kesan yang tidak menguntungkan. Pertunjukan-
pertunjukan selanjutnya tidak bernasib lebih baik, menjadikan teater tersebut
dalam krisis. Meskipun gaji mereka lebih rendah dibandingkan kebanyakan teater
lain pada saat itu, kebijakan untuk desain yang dibuat secara khusus untuk setiap
pertunjukan menguras biaya. Anggaran yang dirancang untuk musim pertama
menunjukkan defisit bahkan dengan hari-hari pertunjukan yang bagus.
Segalanya kemudian diandalkan pada Чайка. Ketegangan terasa sangat
hebat pada malam pertunjukan perdananya. Pementasan Stanislavsky berani dan
orisinil. Dengan aksi fisik yang terperinci, para aktor muda terhindari jatuh ke
dalam perangkap untuk berakting ‘secara umum’ dengan gerakan stereotip. Hal
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
39
Universitas Indonesia
ini memaksa mereka untuk bertingkah seperti manusia alami yang spesifik, bukan
seperti ‘aktor’.
Salah satu contohnya ialah efek suara, seperti bunyi katak, yang
keberadaanya sangat dipertanyakan para sejarawan teater. Seperti yang telah
Stanislavsky tekankan, teater adalah tempat yang bising. Jika kita ingin membuat
penonton merasa sunyi, kita harus memusatkan perhatian mereka terhadap suara
tertentu. Kesunyian kemudian akan timbul sebagaimana mestinya yang kemudian
menciptakan suasana yang sama antara aktor dan penonton.
Meskipun diikuti kesulitan pada malam perdananya (dipentaskan dalam
teater yang setengah-kosong), produksi ini tumbuh menjadi kesuksesan. Setelah
pemetasan berakhir, para penonton mendesak agar sebuah telegram ucapan
selamat dikirimkan kepada Chekhov. Teater Seni Moskow terselamatkan dan
menjadikan burung camar sebagai logonya.
Gambar 3.5 Logo Teater Seni Moskow
Sumber: < http://mhatschool.theatre.ru/>
Teater Seni Moskow kemudian terkenal terutama akan produksi orisinilnya
dari drama-drama Chekhov. Чайка (The Seagull), Дядя Ваня (Uncle Vanya), Три
сестры (Three Sisters) dan Вишнёвый сад (The Cherry Orchard) menjadi
repertoar Teater Seni Moskow selama lebih dari setengah abad, dan para
pemerannya yang terkenal—Stanislavsky, Leonidov, Moskvin, Olga Knipper-
Chekhova, Kachalov—memainkan peran hebat mereka dari usia muda hingga tua
(Marshall, op. cit., hlm. 70).
Bagi Nemirovich, karyanya dalam The Seagull menunjukkan kolaborasi
yang sempurna antara dirinya dan Stanislavsky (Leach, op. cit., hlm. 257). Bagi
Nemirovich, tugas seorang direktur untuk meneruskan pemahaman dan
perasaannya bagi ‘rasa’ tertentu dalam sebuah drama kepada para aktor, dalam
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
40
Universitas Indonesia
istilah Tolstoy, ‘mempengaruhi’ mereka. Sekarang ia telah ‘mempengaruhi’
Stanislavsky. Baginya urutan yang tepat dalam melakukan pementasan adalah
demikian: ia menyediakan interpretasi yang kemudian diwujudkan oleh
Stanislavsky ke dalam bentuk teater.
Gambar 3.6 Stanislavsky sebagai Trigorin dan Roksanova sebagai Nina pada
1989 dalam produksi Чайка di Teater Seni Moskow
Sumber: Merlin, Bella. Konstantin Stanislavsky.
Dari permulaannya, Teater Seni Moskow menjadi cermin waktu, yang
merefleksikan kekuatan paling progresif Rusia dalam semangat repertoarnya,
yang meramalkan Revolusi pada 1905 (Marshall, op. cit., hlm. 70). Hal ini
digambarkan oleh Ostrovsky, Tolstoy, Chekhov, Hauptmann, Ibsen dan Gorky
diantara kalangan sastrawan lainnya.
Teater Seni Moskow membesarkan Maxim Gorky dan mementaskan
Мещане (Smug Citizens) dan На дне (The Lower Depths) yang terkenal pada
awal 1902, diikuti dengan Дети солнца (Children of the Sun) pada 1905, dimana
tahun itu merupakan kegagalan pertama dari Revolusi Rusia. Children of the Sun
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
41
Universitas Indonesia
merupakan komedi tragis yang menyuarakan gagasan sosialis Gorky, sementara
drama tersebut menggambarkan secara kontemporer jurang antara kaum
intelektual dan massa dalam era pra revolusi. Sebagai reaksi yang telah diatur,
Teater Seni Moskow mendukung gaya baru bagi drama dan produksinya—periode
simbolisme dan filsafat, yang digambarkan dalam drama Maeterlinck, Andreyev,
Knut Hamsun, dan adaptasi dari karya Dostoevsky. Sebagai tambahan, teater ini
secara berlanjut memproduksi karya-karya terbaik dari karya klasik dunia:
Sophocles, Shakespeare, Moliere, Pushkin, Turgenev dan masih banyak lagi.
Revolusi Oktober mengakibatkan perubahan besar dalam kehidupan Teater
Seni Moskow, yang secara fundamental menyesuaikan dirinya sendiri dengan
tema, bentuk dan hubungan yang baru antara teater dengan penonton. Pada 1923
para senimannya berkeliling Eropa dan Amerika. Pada saat kembali, Teater Seni
Moskow mencoba drama Soviet pertama mereka, Пугачёвщина (Pugachev’s
Uprising) karya Konstantin Trenyov, yang mengalami kegagalan, diikuti dengan
kesuksesan besar dari Дни Турбиных (The Days of the Turbins) karya Mikhail
Bulgakov (ia menjadikan novelnya ke dalam drama). Drama ini kemudian
dilarang oleh Partai Komunis karena dianggap terlalu simpatik terhadap musuh,
Белая гвардия (The White Guards), akan tetapi Bulgakov menarik perhatian
Stalin. Dengan keheranan semua orang (karena perhatian Stalin), ia memproduksi
drama tersebut dan diizinkan untuk melakukan pertunjukan. Akan tetapi, drama
tersebut kemudian dilarang kembali bersama dengan drama-drama teater karya
Bulgakov lainnya.
Pada 1927 Teater Seni Moskow akhirnya menemukan jati dirinya dalam
tema Soviet dengan memproduksi Бронепоезд (The Armoured Train) karya
Vsevolod Ivanov. Pengembangan baru ini diperkuat dengan produksi Страх
(Fear), drama pertama dari Alexander Afinogenov; Хлеб (Bread) karya Vladimir
Kirshon; Егор Булычёв и другие (Yegor Bulychov) karya Gorky; dan Любовь
Яровая (Lyubov Yarovaya) karya Konstantin Trenyov. Bread dijadikan sebagai
model drama sosialis realis (tentang perjuangan melawan praktek penimbunan
pada pertanian kolektif) namun 5 tahun kemudian sang pengarang ditahan sebagai
“musuh masyarakat” dan akhirnya dihukum mati, sementara segala dramanya
dilarang, hanya untuk kemudian dipulihkan secara anumerta (penghargaan dan
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
42
Universitas Indonesia
pembersihan sepenuhnya dari segala tuntutan yang diberikan kepada seseorang
setelah ia meninggal). Akan tetapi drama-dramanya terlalu kasar dan tidak mampu
bangkit kembali seperti karya-karya Bulgakov (Marshall, op. cit., hlm. 71).
Bersama drama-drama Soviet ini, Teater Seni Moskow mencapai
kesuksesan besar dengan memproduksi:
Drama-drama klasik: Le Mariage de Figaro (The Marriage of Figaro)
karya Pierre Beaumarchais
Pementasan Воскресение (Resurrection) karya Leo Tolstoy, yang
berbeda dengan versi novelnya
Ревизор (Inspector-General) dan Мёртвые души (Dead Souls) karya
Gogol
Drama-drama dengan penokohan yang brilian tentang Lenin, Stalin dan
pemimpin lainnya seperti dalam Кремлёвские куранты (Kremlin
Chimes) karya Nikolai Pogodin.
Dengan demikian mereka sepenuhnya telah berangkat dari gaya naturalistis,
dimana produksi dari aksi dan latar belakang adegannya seperti gambar hidup
untuk menciptakan ilusi realita di atas panggung, menuju psikologi naturalisme,
teater dengan gaya tersendiri dari realisme psikologi. Teater Seni Moskow telah
berkembang menjadi apa yang disebut realisme sosialis.
Pengalaman yang hebat, bervariasi dan kreatif dari Teater Seni Moskow
diasimilasikan menjadi ‘metode Stanislavsky’, sebuah perumusan prinsip dasar
kreatif dari aktor dan teater (Marshall, op. cit., hlm. 71). Prinsip-prinsip tersebut,
sebagai hasil dari pengalaman dari banyak generasi aktor, ialah:
Sebuah penokohan psikologis dari beraneka segi yang mendalam, seperti
peran “langsung”, akting sebagai “karakter”, dan pembagian peran;
Perjuangan yang terus menerus terhadap pengembangan tertinggi dari
teknik seorang aktor;
Kedisiplinan yang luar biasa menuntut kreatifitas;
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Produksi yang permanen dari ansamble, yang membutuhkan kesatuan
dari pendekatan kepaduan yang luar biasa antara para aktor dan orang-
orang lain yang berhubungan dengan produksi sebuah drama.
Teater Seni Moskow menciptakan sejumlah studio eksperimen yang
kemudian bertumbuh dan nantinya muncul menjadi teater mandiri yang hebat
yang (diantaranya Teater Seni Moskow II, Vakhtangov, Teater Realstis, dan
Teater Sovremennik). Teater-teater tersebut juga menemukan dan melatih
sejumlah besar aktor dan produser kelas-satu. Akan tetapi Teater Seni Moskow
sebagai teater itu sendiri telah menjadi pengaruh yang besar pada seluruh teater
baik di Uni Soviet maupun di banyak negeri lainnya.
Stanislavsky dan Nemirovich-Danchenko terus menjadi direktur dari Teater
Seni Moskow hingga kematian mereka. Jejak mereka diikuti oleh banyak aktor
terkenal seperti Ivan Moskvin dan direktur artistik, Khmelov, yang diwariskan
kepada aktor Mikhail Kedrov, Viktor Stanitsyn dan Boris Livanov.
Dalam setiap tahap dari Sistem Stanislavsky, seorang aktor mencoba
membawa diri mereka ke dalam tahap kreatif dimana emosi mereka dikeluarkan
dengan bantuan tiap-tiap elemen. Dengan metode aksi fisiknya, Stanislavsky
merevolusi penggunaan sarana yang digunakan seorang aktor untuk mencapai
kedaan kreatif. Memori emosional menyimpan pengalaman masa lalu kita; untuk
mengeluarkannya, seorang aktor harus melaksanakan aksi fisik yang sangat
diperlukan dan logis dalam keadaan biasa. Terdapat banyak nuansa emosi yang
berbeda sama seperti terdapat aksi fisik yang berbeda.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
44 Universitas Indonesia
BAB 4
СИСТЕМА СТАНИСЛАВСКОГО (SISTEM STANISLAVSKY) DAN
PENGARUHNYA BAGI PERKEMBANGAN DUNIA TEATER
4.1 Sistem Stanislavsky
Mendekati abad XIX, pendekatan realistis dalam berakting menjadi sangat
penting dibandingkan sebelumnya (Wilson, 1991: 97). Drama pada saat itu mulai
menampilkan karakter dan situasi yang mendekati kehidupan sehari-hari bukan
hanya suasananya saja, namun juga termasuk perincian yang sesuai dengan apa
yang orang lihat dalam kehidupan di sekitar mereka. Karakter dalam drama-drama
ini menyerupai masyarakat biasa dalam dialog, tingkah laku mereka, dsb. Hal ini
memberikan tuntutan yang besar bagi para aktor dan aktris untuk menghindari
tanda apapun yang dapat menunjukkan kepalsuan dan ketidaksungguhan dalam
akting mereka. Pemain drama harus membuat karakter yang mereka gambarkan
dapat dipercaya dan meyakinkan.
Sebelum tahun 1900-an belum ada seorang pun yang telah berhasil
merancang sebuah metode untuk berakting meyakinkan seperti itu. Tentu saja
para aktor dan aktris dari segala jaman secara individu melalui bakat dan
kejeniusan mereka dapat mencapai hal tersebut, namun belum ada seorang pun
yang bisa mengembangkan sebuah sistem di mana hal tersebut dapat diajarkan
kepada orang lain dan diwariskan dari generasi ke generasi. Orang yang mampu
melakukan hal tersebut adalah seorang aktor dan direktur drama Rusia, Konstantin
Stanislavsky.
Stanislavsky mengamati pertunjukan dari aktor-aktor hebat pada jamannya,
dan menggambarkannya dalam pengalaman aktingnya sendiri. Stanislavsky
memisahkan dan mendeskripsikan apa yang mereka lakukan secara natural dan
intuitif. Dari hasil pengamatannya, Stanislavsky menyusun serangkaian prinsip
dan teknik yang disajikan sebagai landasan bagi pelatihan aktor realistis yang
masih dipraktekan hingga saat ini.
Sekilas, bagi seorang aktor untuk berdiri di atas panggung dan menjadi
dirinya sendiri terlihat seperti hal paling mudah di dunia: mengenakan pakaian
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
45
Universitas Indonesia
mereka sendiri dan berbicara secara normal. Namun, saat seseorang berdiri di
hadapan banyak orang, bahkan jika hanya untuk menyampaikan sepatah-dua
patah kata, mulut bisa terasa kering, kaki gemetar, dan pada saat seperti itu hal
yang paling sulit di dunia adalah bersikap natural—keadaan ini sering disebut
demam panggung (Ibid., hlm. 99). Para aktor dan aktris yang berada di atas
panggung pasti pernah/sering merasakan hal ini, saat cahaya panggung menyoroti
mereka, saat mencoba mengingat dialog dan saat ratusan mata berfokus pada
gerakan mereka. Aktor dan aktris yang hebat belajar untuk mengatasi perasaan
tersebut, bahkan bisa mengubahnya menjadi keuntungan bagi mereka, namun
kebanyakan dari mereka mengakui bahwa mereka tidak pernah terlepas
sepenuhnya dari ketakutan yang dirasakan setiap manusia saat diamati dan dinilai
oleh orang lain.
Stanislavsky, yang secara cermat menyadari masalah ini, menulis:
Remember now, all, even the simplest, most elementary actions which
we know perfectly well in life fall apart when someone makes an
entrance onstage, in the glare of the footlights, in front of a packed
house. That is why we have to learn to walk, move, sit, lie down all
over again. I mentioned this to you in our first classes. Today, as
regards the question of concentration, I have already stated that you
must learn to look and see, listen and hear onstage, too. (Stanislavsky,
2008: 93)
Segala tindakan kita, bahkan yang paling sederhana, yang sangat
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari, menjadi tekanan saat kita
tampil di belakang cahaya lampu di hadapan ribuan orang. Itulah
mengapa penting untuk memeriksa diri kita sendiri dan mempelajari
lagi bagaimana kita berjalan, bergerak, duduk, atau berbaring. Sangat
penting untuk mendidik ulang diri kita untuk melihat dan mengamati,
di atas panggung, untuk memperhatikan dan mendengar.
Untuk mengukuhkan gagasannya, Stanislavsky mempelajari bagaimana
manusia bertindak dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mereka
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
46
Universitas Indonesia
mengkomunikasikan perasaan dan emosi. Kemudian ia menemukan cara untuk
mencapai hal yang sama di atas panggung dengan cara mengembangkan
serangkaian latihan dan teknik bagi para pemain drama.
Dalam sistem yang digagasnya, Stanislavsky mengembangkan beberapa
elemen, antara lain: (1) sihir ‘jika’, (2) keadaan yang diberikan, (3) imajinasi, (4)
konsentrasi dan perhatian, (5) relaksasi, (6) kebenaran dan keyakinan, (7)
persatuan, (8) adaptasi, (9) tempo-ritme dan (10) memori emosional. Tiap-tiap
elemen tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut:
1. Если бы (Sihir ‘jika’)
Stanislavsky tidak berpikir bahwa seorang aktor dapat secara jujur
mempercayai kebenaran dan realita dari kejadian di atas panggung, namun ia
mengatakan bahwa seorang aktor dapat mempercayai kemungkinan dari kejadian
tersebut (Ibid., hlm. 51). Seorang aktor hanya perlu menjawab pertanyaan, “Apa
yang akan saya lakukan jika...?” Sihir dari kata ‘jika’ mengubah tujuan sang
karakter menjadi tujuan sang aktor. Ini adalah penggerak yang kuat terhadap aksi
batin dan fisik.
‘Jika’ membawa sang aktor ke dalam keadaan khayalan. Dengan bertanya
pada dirinya sendiri, “Apa yang akan saya lakukan jika saya...” seorang aktor
tidak perlu memaksa dirinya untuk mempercayai bahwa ia adalah seseorang yang
berada dalam keadaan tersebut. ‘Jika’ adalah sebuah dugaan, dan tidak
mengartikan atau memaksakan sesuatu yang ada. Melalui cara ini seorang aktor
dapat menciptakan masalah bagi dirinya sendiri, dan usahanya untuk
menyelesaikan masalah tersebut secara alami akan menuntun tindakan batin dan
fisik mereka. ‘Jika’ adalah pendorong yang kuat bagi imajinasi, pemikiran dan
tindakan logis. Dan jika dilihat, sebuah tindakan logis yang dilaksanakan secara
tepat akan menggerakan mekanisme batin atas emosi sang aktor.
2. Предлагаемые Обстоятельство (Keadaan yang diberikan)
Keadaan yang diberikan mencakup alur cerita, jaman, waktu dan tempat
kejadian, kondisi kehidupan, interpretasi direktur dan aktor, setting, properti,
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
47
Universitas Indonesia
pencahayaan, efek suara dan segala sesuatu yang dihadapi seorang aktor saat
menciptakan sebuah peran. Tingkah laku secara psikologi dan fisik seseorang
merupakan subyek bagi pengaruh luar dari lingkungannya, dan sebuah tindakan
memperjelas apa yang dilakukan karakter tertentu dalam keadaan yang diberikan
dalam drama tersebut dan mengapa ia melakukannya. Sebuah karakter dibangun
dengan tindakan demikian dalam sebuah keadaan yang diberikan tersebut. Sang
aktor harus sangat akrab dengan keadaan lingkungan dari drama di mana ia
mengambil bagian di dalamnya. Nuansa dan warna dari suatu tindakan akan
bergantung dari keadaan yang menimbulkannya. Hanya setelah seorang aktor
mempelajari drama, peristiwa dan keadaan yang diberikan yang akan mampu
memilih tindakan mana yang akan melibatkan emosi dan pengalaman batinnya
yang lain (Ibid., 52—54).
3. Видение (Imajinasi)
Imajinasi memainkan peranan yang dominan dalam tugas seorang aktor
untuk mengubah cerita dari sebuah drama menjadi realita yang berseni dan
menarik. Oleh karena, itu seorang aktor harus yakin bahwa imajinasinya berfungsi
dengan baik. Imaginasi harus diolah dan dikembangkan; harus peka, beraneka
ragam dan aktif. Seorang aktor harus belajar untuk memikirkan beragam tema,
mempelajari manusia dan tingkah lakunya, dan mencoba memahami mentalitas
mereka. Ia harus memperhatikan apa yang ada di sekitarnya dan belajar untuk
membandingkan, serta belajar untuk bermimpi dan menciptakan adegan dengan
bayangan batinnya dan mengambil bagian di dalamnya (Ibid., hlm. 61).
Seorang penulis drama jarang menggambarkan masa lalu atau masa depan
dari karakter yang mereka buat, dan sering menghilangkan rincian kehidupan
masa kini mereka. Seorang aktor harus melengkapi sendiri biografi karakternya
dari awal hingga akhir di dalam pikirannya, karena dengan mengetahui bagaimana
karakter tersebut bertumbuh, apa yang mempengaruhi tingkah lakunya, dan apa
yang ia harapakan terjadi di masa depannya akan memberikan lebih banyak
gambaran akan kehidupan masa kini karakter tersebut dan akan memberikan sudut
pandang dan perasaan atas pergerakan sang aktor dalam perannya. Jika tidak
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
48
Universitas Indonesia
memenuhi seluruh kejadian dan gerakan tersebut, kehidupan yang diperankan
seorang aktor tidak akan utuh.
Beragam imajinasi juga akan membantu saat seorang aktor menafsirkan
sebuah dialog dan mengisinya dengan makna yang terdapat di belakang teks
tersebut. Dialog yang dikarang seseorang dianggap mati hingga seorang aktor
menganalisa dan memunculkan rasa yang dimaksudkan sang pengarang. Sebuah
kalimat sederhana seperti “Saya sakit kepala” dapat memiliki beraham makna;
orang yang mengucapkannya mungkin takut jika sakit kepalanya merupakan
gejala penyakit yang serius; ia mungkin ingin menjadikannya alasan untuk
menghindari sesuatu. Makna, pemikiran, maksud dan gerak-gerik tubuh penting
seluruhnya—bukan sekadar kata-kata. Jika seorang aktor dengan bantuan
imajinasinya menemukan makna yang menarik di belakang kata-kata tersebut dan
tubuhnya “berbicara” sebelum dan setelah kata-kata tersebut, intonasinya tentu
akan ekspresif dan menarik. “Penonton datang ke teater untuk mendengar dialog,
mereka dapat membaca teksnya di rumah”, kata Stanislavsky (Moore, 1984: 28).
Setiap kata dan gerakan seorang aktor di atas panggung haruslah hasil dari
imajiansi yang berfungsi dengan baik. Segala sesuatu yang diimajinasikan harus
tepat dan logis; selalu mengetahui siapa kita, kapan adegan imajiner kita terjadi, di
mana, bagaimana, dan untuk apa. Semua ini akan membantu seorang aktor
memiliki gambaran yang jelas dari kehidupan imajiner tersebut. Imaginasi yang
kreatif akan membantu seorang aktor untuk melakukan aksi secara alami dan
spontan yang merupakan kunci menuju emosinya. Dengan kata lain, untuk setiap
aksi fisik terdapat alasan yang membenarkan dan memotifasinya.
4. Внимание (Konsentrasi dan perhatian)
Stanislavsky percaya bahwa konsentrasi adalah kunci untuk mencapai tahap
kreaftif dalam panggung. Ia memperhatikan banyak aktor yang perhatiannya
teralih oleh penonton saat tampil di atas panggung. Ia mengatakan bahwa seorang
aktor harus memusatkan perhatiannya pada objek-objek di atas panggung secara
cukup menarik untuk menutupi faktor-faktor pengalih perhatian di luar panggung.
Walaupun begitu, mereka tidak boleh melupakan para penonton. Jika seorang
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
49
Universitas Indonesia
aktor memaksa dirinya untuk mempercayai bahwa ia sendirian (tidak melihat
orang lain atau mendengar apapun dari bangku penonton), hal ini bertentangan
dengan seni dalam berteater. Namun tidak mustahil untuk merasa tidak takut,
tenang, melupakan kekhawatiran dan segala hal lainnya yang dapat mengganggu
kreatifitas panggung, dan mencapai apa yang Stanislavsky sebut dengan
‘ketenangan publik’ (Ibid., hlm. 30).
Di atas panggung, seorang aktor harus belajar melihat, mendengar dan
berpikir dengan cara yang baru. Para aktor biasanya hanya berpura-pura bahwa
mereka melihat, mendengar atau berpikir. Jika seorang aktor ingin menjadi
manusia di atas panggung, pancainderanya harus berfungsi seperti yang ia lakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Seorang aktor dapat membuat dirinya sungguh-
sungguh melihat hal apapun di atas panggung (sebuah vas, gambar, buku) dengan
cara membangun imajinasi mendetail di sekitarnya yang akan menarik
perhatiannya. Semakin sering ia melatih konsentrasinya, semakin cepat hal ini
dapat terjadi dengan sendirinya; pada akhirnya hal ini menjadi kebiasaan baginya.
Seorang aktor tidak perlu mencoba menarik perhatian para penontonnya.
Jika dengan bantuan imajinasi ia melihat obyek dan memproyeksikan pikiran serta
perasaannya, para penonton pun akan tertarik.
Untuk mempermudah konsentrasi perhatian dalam pelaksanaan aksi fisik,
Stanislavsky memperkenalkan Круг внимания (lingkaran perhatian). Seorang
aktor harus membatasi perhatiannya untuk memisahkan bagian-bagian dari
panggung yang ia ciptakan dengan bantuan obyek-obyek yang terdapat di atas
panggung (Stanislavsky, op. cit., hlm. 91).
‘Lingkaran perhatian kecil’ adalah area kecil yang termasuk di dalamnya
adalah sang aktor dan, mungkin, sebuah meja yang ada di dekatnya. Sang aktor
adalah pusat dari area kecil tersebut dan dapat dengan mudah menyerap
perhatiannya terhadap obyek-obyek di dalamnya.
‘Lingkaran perhatian medium’ adalah area yang mungkin terdapat beberapa
orang dan sekelompok perabotan di dalamnya. Seorang aktor harus mengamatinya
secara bertahap, tidak sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
50
Universitas Indonesia
‘Lingkaran perhatian besar’ adalah segala sesuatu yang dapat dilihat seorang
aktor di atas panggung. Semakin besar lingkarannya, semakin sulit untuk menjaga
perhatian agar tidak buyar.
Saat seorang aktor merasa perhatiannya mengembara, ia harus segera
memusatkan perhatiannya pada sebuah obyek dan berkonsentrasi. Setelah ia
berhasil mengatasi kesulitan tersebut, ia dapat mengalihkan perhatiannya dari
lingkaran kecil, menuju ke lingkaran medium, kemudian lingkaran besar.
Seraya belajar untuk berkonsentrasi pada benda-benda yang ia lihat di
panggung, seorang aktor harus belajar berkonsentrasi pada suara-suara yang ia
dengar dan obyek-obyek dalam pikirannya.
5. Relaksasi
Dari pengamatannya terhadap aktor dan aktris pada jamannya, Stanislavsky
memperhatikan bagaimana gerakan mereka terlihat luwes. Mereka berada dalam
keadaan bebas dan santai secara utuh, sehingga tingkah laku karakter yang mereka
perankan dapat dimunculkan dengan luwes. Ia menyimpulkan bahwa tekanan
yang tidak diinginkan harus dihilangkan dan sang pemain harus mencapai
relaksasi fisik dan vokal mereka setiap saat.
There can be no question of true, subtle feeling or of the normal
psychological life of a role while physical tension is present. So, before
we start creative work we must get our muscles into proper working
order, lest they shackle our freedom of action. (Stanislavsky, op. cit.,
hlm. 121)
Selama kita memiliki ketegangan fisik, ktia bahkan tidak akan dapat
berpikir tentang bayangan halus dari perasaan atau bagian kehidupan
psikologis normal anda. Oleh karena itu, sebelum kita memulai
kegiatan kreatif, kita harus membuat otot kita dalam kondisi yang
layak, sehingga mereka tidak menghambat kebebasan tindakan kita.
6. Переживание (Kebenaran dan keyakinan)
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
51
Universitas Indonesia
Kebenaran di atas panggung berbeda dengan kebenaran dalam hidup
(Moore, op. cit., hlm. 33). Dalam drama tidak ada fakta atau kejadian yang
sebenarnya; segalanya adalah temuan. Untuk merasa “yakin” di atas panggung
tidak berarti seorang aktor harus menghipnotis diri atau memaksa dirinya untuk
berhalusinasi. “Yakin” berarti seorang aktor memperlakukan benda atau orang
sebagaimana mereka ingin penonton mempercayainya. Seorang aktor tahu bahwa
lawan mainnya bukanlah ayahnya atau seorang raja, namun ia dapat
memperlakukan mereka sebagai ayah atau raja mereka. Kesanggupan seorang
aktor untuk membuat penontonnya percaya apa yang ia inginkan untuk dipercayai
menciptakan gambaran kebenaran. Saat seorang aktor berhasil melakukannya hal
ini merupakan seni dalam panggung.
Jika seorang aktor melakukan sebuah tindakan menggunakan logika,
membenarkan segalanya dengan bantuan “sihir jika”, dan memikirkan keadaan
yang diberikan, aktingnya tidak akan berlebihan dan tingkah lakunya akan terlihat
nyata. Tanpa memaksa dirinya, ia akan mempercayai apa yang ia lakukan karena
ia akan melakukannya seperti dalam kehidupan nyata. Pelatihan seperti ini
mengajarkan seorang aktor untuk mencapai kebenaran secara maksimal dalam
aksinya.
Saat seorang aktor membawa segala hal yang ia lakukan pada kebenaran
secara maksimal, menghubungkan batin dan tubuhnya, dan merasa seolah-olah
melakukannya dalam kehidupan nyata, ia memasuki keadaan “saya”, dimana ia
menyatu dengan perannya.
7. Общение (Persatuan)
Untuk membuat makna dan logika dari aksinya dimengerti oleh penonton,
seorang aktor harus berkomunikasi dengan mereka secara tidak langsung, melalui
persatuannya dengan aktor lain. Stanislavsky menunjukkan bahwa (kecuali dalam
kasus tertentu, seperti commedia dell’arte) saat seorang aktor melakukan kontak
langsung dengan penonton, ia menjadi sekedar seorang reporter daripada seorang
karakter hidup. Sebuah kejujuran, persatuan yang utuh dengan aktor lain, di lain
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
52
Universitas Indonesia
pihak, menarik perhatian penonton dan menjadikan mereka bagian dari kejadian
di atas panggung.
Sang aktor harus dalam persatuan dengan lawan main sungguhan, bukan
orang imajiner. Karena tingkah laku kita dalam kehidupan bergantung dari orang-
orang di sekitar kita, maka tingkah laku seorang aktor sebagai sebuah karakter
tergantung dengan orang-orang di sekitarnya; ia memiliki hubungan yang berbeda
dengan orang yang bersahabat dengannya dan dengan orang yang bermusuhan
dengannya. Ia harus menggunakan sihir ‘jika’ dan imajinasinya akan
membantunya mengembangkan sikap yang sesuai terhadap setiap lawan mainnya.
Agar dapat berada dalam persatuan dengan orang lain di atas panggung
berarti harus sadar akan kehadiran orang tersebut, untuk meyakinkan bahwa orang
tersebut mendengar dan memahami apa yang kita katakan kepadanya dan kita
mendengar dan memahami apa yang ia katakan kepada kita. Ini berarti saling
mempengaruhi.
Namun terkadang seorang aktor harus berbicara dengan dirinya sendiri di
atas panggung (monolog) (Stanislavsky, op. cit., hlm. 242). Stanislavsky
menggambarkan bagaimana ia bersikap saat berbicara pada dirinya sendiri. Ia
membuat seolah-olah terdapat dua orang ‘saya’ sehingga tercipta dialog yang
mantap antara dirinya sendiri seolah-olah ia adalah dua orang aktor.
Untuk berkomunikasi dengan sebuah obyek imajiner (sebagai contoh, arwah
dari ayah Hamlet),seorang aktor harus menggunakan “sihir jika”, secara jujur
memberi tahu dirinya sendiri apa yang akan ia lakukan jika ia melihat arwah.
Sang aktor juga dapat mempengaruhi penonton melalui kontak dengan obyek di
atas panggung, yang harus ia sadari dengan benar.
Seorang aktor seharusnya tidak berlatih dialog tanpa orang lain; jika tidak ia
akan terbiasa tidak menerima reaksi balik dan kemungkinan akan mengalami
kesulitan saat berkomunikasi dalam panggung dengan orang yang benar-benar
memberikan reaksi. Seorang aktor harus belajar merespon lawan mainnya, karena
apa yang terjadi antara para karakter lah yang dianggap penting dan menarik bagi
penonton. Komunikasi yang benar terjadi saat sedikit perubahan intonasi
seseorang mempengaruhi perubahan intonasi lawannya; perubahan ekspresi
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
53
Universitas Indonesia
seseorang mempengaruhi ekspresi lawannya. Intonasi, gerakan, dan gestur
menjadi penting jika mereka timbul dari persatuan dengan lawan main kita.
Dalam adegan massa, seorang aktor kemungkinan berkomunikasi dengan
beragam orang dalam kerumunan tersebut. Ia dapat bersatu dengan satu orang saja
atau dengan semuanya. Stanislavsky menuntut dari setiap aktor biografi mendetail
dari karakter yang ia gambarkan.
Seorang aktor harus menggunakan indera-inderanya dengan tajam agar
dapat mencapai rasa yang kuat dari persatuan. Saat seorang aktor tanpa tekanan
fisik melihat, mendengar dengan cermat dan saat tubuhnya mengekspresikan
proses batin ia memiliki apa yang Stanislavsky sebut dengan “genggaman” yang
utuh (Stanislavsky, op. cit., hlm. 140).
8. Приспособление (Adaptasi)
Saat seorang aktor memiliki tujuan dalam pikirannya, dan ia telah
mengevaluasi kualitas orang yang akan ia hadapi, ia akan berpikir tentang
adaptasi. Untuk melaksanakan sebuah tindakan yang menjawab pertanyaan “Apa
yang saya lakukan?” dan “Mengapa saya melakukannya?” seorang aktor akan
menggunakan berbagai macam adaptasi. Ketiga hal ini—“ Apa?” “Mengapa?”
dan “Bagaimana?” (tindakan, tujuan, dan adaptasi)—adalah bagian dari tugas
dalam beradegan (Moore, op. cit., hlm. 38).
Adaptasi adalah sarana komunikasi yang secara khusus efektif antar aktor di
atas panggung. Untuk menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya, seorang aktor
harus memperhatikan kehadiran dan kepribadian seseorang. Sebagai contoh: anda
memiliki janji penting pada pukul lima. Sekarang pukul lima kurang seperempat
dan atasan anda masih menceramahi anda di kantornya. Keterpaksaan untuk
mengevaluasi keadaan dalam kaitannya dengan atasan anda, dan menciptakan
alasan yang cerdik agar dapat pergi dan tiba tepat waktu pada janji anda,
mengharuskan anda menemukan pengaturan bagi situasi tersebut dan mengatasi
hambatan terhadap tujuan anda.
Seorang aktor harus saling menyesuaikan satu sama lain di atas panggung,
sama seperti yang orang lakukan saat mereka bertemu dalam kehidupan nyata.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Tingkah laku manusia bergantung pada hubungannya dengan orang-orang di
sekitarnya: hukum ini harus menjadi dasar dari setiap tindakan adegan. Jika anda
berbicara dengan orang bodoh, anda akan berusaha menyesuaikan diri dengan
kapasitas mental orang tersebut dan berbicara dengan cara yang sederhana agar
orang tersebut dapat memahami anda. Jika anda berhadapan dengan orang cerdas,
anda harus bertindak hati-hati dan mencari penyesuaian yang halus sehingga
orang tersebut tidak mengamati anda dan tidak menerka apa yang ada dalam
pikiran anda.
Kondisi baru dalam hidup, suasana baru, tempat baru, waktu baik siang atau
malam hari—semuanya membutuhkan adaptasi yang sesuai. Orang berkelakuan
berbeda saat malam dan siang hari (Stanislavsky, op. cit., hlm. 260). Saat berada
di negeri asing, seseorang menyesuaikan dirinya dengan kondisi lokal. Kualitas
dan ragam adaptasi sangat penting dalam panggung. Agar menarik, sebuah
adaptasi harus imajinatif, dalam selera yang baik, kuat dan tajam.
Pengontrasan dan adaptasi yang tidak terduga adalah tindakan yang
mengesankan. Jika, menurut apa yang terjadi di atas panggung, penonton
mengharapkan seorang aktor berteriak pada aktor lain, namun alih-alih berteriak
ia berbicara dengan halus, dampak yang ditimbulkan dapat sangat kuat. Jika
gagasan seperti itu muncul pada seorang aktor dalam sebuah pertunjukan karena
ia tiba-tiba menyadari bahwa ia akan tampil lebih dengan cara demikian terhadap
orang yang dengannya ia marah, ini berarti hal tersebut muncul secara intuitif dan
sadar–merupakan momen inspirasi (Stanislavsky, op. cit., hlm. 264). Namun ia
tidak dapat mengulang hal yang sama dalam penampilan berikutnya tanpa
menganalisis dan memahami terlebih dahulu apa yang membuat ia bersikap
dengan cara yang tidak terduga seperti itu. Saat ia menemukan alasannya, ia dapat
menggunakannya lagi sebagai pendorong tingkah lakunya setiap kali ia
menampilkan peran yang sama.
Adaptasi tidak seharusnya diubah menjadi tujuan untuk dampak yang
disengaja pada penonton agar tidak mengganggu kebenaran dan logika aksi fisik,
serta membuat seorang aktor melakukan trik untuk kesenangan penonton.
Adaptasi harus masuk akal dalam hal keadaan yang diberikan pada sebuah drama.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Terlalu asik dengan bagaimana, sebelum sang aktor paham apa yang ia lakukan
dan mengapa, akan menghasilkan adaptasi yang dangkal.
Saat seorang aktor memenuhi sebuah aksi konkrit yang logis secara
sungguh-sungguh, ia mencapai keterlibatan alat psikofisiknya, fungsi
pancainderanya, dan mekanisme batin dari reaksi emosional terlibat. Selama
proses kreatif tersebut seorang aktor dapat memiliki ide cemerlang untuk adaptasi
yang akan timbul secara intuitif dan sadar. Namun apakah sang aktor mengamati
sebuah adaptasi dalam kehidupan yang ia anggap karakteristik dari perannya, atau
menerima saran dari salah satu direkturnya, sang aktor harus membawa adaptasi
tersebut ke atas panggung hanya setelah ia berhasil menjadikan hal tersebut
miliknya sendiri.
9. Tempo-Ritme
Tempo-ritme adalah kondisi yang penting untuk wujud dan kebenaran
dalam melaksanakan aksi fisik. Selama tiap menit dalam hidup ada tempo
(kecepatan) dan ritme (beragam intensitas dari pengalaman) baik di dalam
maupun di luar diri kita. Setiap gerakan, fakta atau kejadian terjadi sesuai dengan
tempo-ritme. Kita pergi bekerja dan pulang ke rumah dalam tempo-ritme yang
berbeda. Terdapat tempo-ritme yang berbeda saat kita mendengarkan lagu dan
saat kita mendengar sirine pemadam kebakaran. Kita juga melihat pemandangan
indah dan kecelakaan lalu-lintas dalam tempo-ritme yang berbeda. Setiap tindakan
dalam panggung harus dilakukan dalam tempo-ritme yang sesuai dalam
kehidupan.
Menurut hukum psikologi, tempo-ritme yang tepat membantu konsentrasi
dan secara konsekuen menjaga perhatian seorang aktor dari faktor-faktor
penyimpang. Hal ini memainkan peranan yang penting dalam menguasai logika
dan tindakan yang konsekuen.
Tempo-ritme harus sesuai dengan keadaan yang diberikan. Seorang aktor
tidak dapat berakting lamban saat yang dibutuhkan adalah tenaga. Kebenaran
sebuah tindakan akan hilang, bahkan jika tindakan tersebut logis, apabila
dilakukan terlalu lambat atau terlalu cepat.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Ada ritme individual yang tepat dalam setiap orang. Seorang aktor harus
menemukannya untuk karakter yang ia gambarkan. Hal ini membantu sang aktor
merasa benar dalam perannya, dan hal ini penting bagi dirinya; sama pentingnya
seperti bagi seorang direktur untuk menemukan ritme yang tepat untuk seluruh
pertunjukan.
Tempo-ritme yang tepat dapat membantu untuk mengeluarkan emosi
seorang aktor. Ritme merupakan jembatan antara pengalaman batin dan ekspresi
fisik. Tempo-ritme yang salah pada salah satu aktor akan membuat aktor lain tidak
seimbang, dan penonton tidak percaya terhadap apa yang mereka katakan atau
lakukan.
10. Эмоциональная Память (Memori Emosional)
Stanislavsky secara konstan mencoba meningkatkan pengetahuannya akan
segala aspek dari kehidupan batin manusia (Moore, op. cit., hlm. 41). Ia
mempelajari psikologi, fisiologi, dan estetika dan juga tulisan historis dan teoretis
dalam teater. Ia menaruh minat terhadap ilmuwan dan cendekiawan dalam
berbagai macam bidang, dan secara khusus berminat pada karya psikolog Prancis
Theodule Armand Ribot (1839—1916), yang istilah ‘memori afektif’-nya ia
gunakan. Kemudian pada 1930-an ia menolak nama ini dan menggantinya dengan
‘memori emosional’.
Pengalaman seorang aktor dalam panggung berbeda dari pengalaman
kehidupan nyata. Perbedaannya terletak pada fakta bahwa sang aktor hidup di atas
panggung sebagai karakter tersebut dan juga sebagai aktor yang menciptakan
karakter tersebut. Pengalaman dari aktor–karakter mempengaruhi satu sama lain
dan memperoleh kualitas spesifik. Pengalaman pribadi seorang aktor, yang
berubah menjadi pengalaman karakter, menjadi tulus dan mendalam di atas
panggung seperti di dalam kehidupan. Kualitas penampilan seorang aktor
tergantung dari kesungguhan dari pengalamannya.
Seorang aktor harus menghidupkan pengalaman nyata, yaitu pengalaman
panggung yang nyata. Menurut Stanislavsky, seorang aktor di panggung
menghidupkan pengalaman “yang diulang”, bukan pengalaman “primer”. Setiap
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
57
Universitas Indonesia
aktor tahu perbedaan antara pengalaman kehidupan nyata dengan pengalaman di
atas panggung jika ia pernah mendapat sebuah pengalaman di atas panggung
(Stanislavsky, op. cit., hlm. 227).
Gambar 4.1 Gambaran Sistem Stanislavsky
Sumber: Merlin, Bella. Konstantin Stanislavsky.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Maka dari itu, jelaslah bahwa sebuah emosi panggung tidak sama dengan
emosi dalam kehidupan nyata, pertama-tama karena hal tersebut tidak timbul dari
penyebab yang sebenarnya. Seorang aktor mampu mengeluarkan emosi yang
dibutuhkan dalam dirinya hanya karena ia sering mengalami emosi serupa dalam
hidupnya sendiri. Setiap pengalaman dalam hidup meninggalkan jejak dalam
sistem saraf pusat kita, sehingga saraf yang ikut serta dalam sebuah pengalaman
biasa menjadi lebih peka terhadap dorongan serupa. Setiap orang dewasa telah
mengalami hampir segala emosi, meskipun bukan untuk alasan yang sama persis
seorang aktor harus mengalaminya di atas panggung. Manusia pernah mengalami
rasa suka yang berbeda-beda, sebagai contoh: suka terhadap pakaian, hewan, sinar
matahari. Kita juga membenci seseorang, atau serangga, atau perang. Ada sesuatu
yang sama dalam semua kasus ini: yaitu mengapa mereka disebut suka dan benci.
Stanislavsky meyakini dua sumber materi sebagai usaha kreatif seorang
aktor: kehidupan batin dalam diri seorang aktor dan pengamatannya akan dunia
luar—sumber yang tidak akan ada habisnya. Materi yang seorang aktor temukan
dalam kehidupan di sekitarnya harus ia jadikan miliknya sendiri. Untuk
memperkaya memori emosional seorang aktor harus mengamati apa yang terjadi
di sekitarnya; ia harus membaca, mendengarkan musik, pergi ke museum, melihat
orang-orang. Memori emosional yang dikembangkan dengan baik adalah
kebutuhan yang paling penting bagi pekerjaan seorang aktor untuk menghidupkan
pengalaman dalam teater. Ini merupakan tempat penyimapanan bagi pengalaman
masa lalu dan satu-satunya sumber emosi di atas panggung.
4.2 Pengaruh Sistem Stanislavsky
Pada awalnya masuknya teater ke Rusia, pertunjukan yang ditampilkan
monoton dan nyaris tidak mengalami perubahan seperti miracle play. Pengucapan
dialog hanya seperti membaca teks tanpa pengekspresian yang mendalam. Hal ini
dikarenakan drama yang ditampilkan mengambil dari kisah-kisah Alkitab. Tata
panggung dan kostum dibuat mewah untuk menampilkan wibawa dan ritual
gereja, sehingga kostum yang digunakan para aktor berat dan mengakibatkan
gerakan mereka terkesan kaku (Karlinsky, op. cit., hlm. 5). Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu, baik para penonton maupun para aktor dan direktur teater
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
59
Universitas Indonesia
menginginkan alur cerita dan pertunjukan yang lebih realistis. Di Rusia, penemu
akting realis yang pertama ialah Shchepkin, namun tokoh yang berhasil
mengembangkan akting realis tersebut menjadi sebuah sistem yang dapat
diajarkan kepada aktor lain ialah Stanislavsky.
Sistem yang dikembangkan Stanislavsky bersifat universal, karena
bersangkutan dengan komponen-komponen dasar yang diperlukan dalam sebuah
pertunjukan teater, sehingga menjadikannya terkenal bukan hanya di Rusia saja,
namun juga di bagian dunia lain yang memiliki teater.
Teater merupakan bentuk seni yang kompleks. Sebuah pertunjukan teater
melingkupi sejumlah faktor yang dikombinasikan oleh seorang direktur untuk
menyampaikan visi atau pesan yang ingin ia sampaikan secara menyeluruh
kepada penontonnya. Salah satu fungsi penting dari teori umum dalam berteater
adalah untuk mengenal beragam komponen dari pertunjukan. Tadeuz Kowzan
menetapkan 13 komponen dan menganggap masing-masing komponen sebagai
sistem tanda yang terpisah. Komponen-komponen itu adalah kata, nada, mimik,
gestur, gerakan, make-up, gaya-rambut, kostum, aksesoris, dekorasi, pencahayaan,
musik dan efek suara (Kleberg, 1993: 40).
Dapat dikatakan bahwa baik aktor maupun naskah, adegan, panggung, dan
auditorium sebagai fakta materiil sangat diperlukan untuk memampukan kita
menyampaikan adegan dalam teater. Dibutuhkan hubungan antara keseluruhan
yang dinamis dari elemen-elemen teater dengan penonton yang melihatnya;
dengan kata lain peran penonton sangat diperlukan. Hal ini berlaku dalam segala
macam jenis pertunjukan—sirkus, opera, balet dan juga teater.
Hubungan antara aktor dan penonton adalah hubungan yang ‘hidup’: salah
satu hadir bagi yang lainnya, dalam tempat dan waktu yang sama. Hubungan
saling memberi inilah yang memberikan teater kualitas yang unik. Teater di Rusia
yang hingga saat ini bertahan dan berkembang di antara pertumbuhan film, radio
dan televisi merupakan salah satu contoh dari hubungan yang baik antara
keduanya.
Akan tetapi, meskipun dikatakan ‘saling memberi’, para pelaku teater lah
yang bertanggungjawab dalam menjaga hubungan ini tetap berlangsung. Para
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
60
Universitas Indonesia
pelaku teater wajib terus mengupayakan dan mengembangkan komponen-
komponen dalam teater agar para penontonnya tertarik dan berminat untuk
menikmati pertunjukan mereka. Dalam hal ini para pelaku teater juga wajib
membimbing dan melatih ‘pewaris’ mereka, karena “hakikat teater adalah
kebersamaan” (op. cit. Riantiarno, hlm. vii).
Bagi penonton teater merupakan pengalaman berimajinasi dan berpikir yang
tidak menerima segala macam ilusi begitu saja, akan tetapi mereka mengolah
kejadian, karakter yang terlibat, dan di mana serta kapan kejadian tersebut
berlangsung. Dunia imajinasi (simbol, kiasan, mimpi, fantasi dan beragam
ekspresi seni lainnya) bersifat ‘nyata’ meskipun tidak berwujud dan tidak
berhubungan dengan realita. Stanislavsky berusaha menyajikan ‘realita’ dari
imajinasi tersebut dalam pertunjukan drama lewat Sistem yang dikembangkannya
selama ia menjadi aktor dan direktur teater.
4.3 Warisan
Stanislavsky memiliki murid-murid yang berbeda selama ia
mengembangkan dan bereksperimen dengan sistem beraktingnya. Dua dari bekas
muridnya, Richard Boleslavsky dan Maria Ouspenskaya mendirikan American
Laboratory Theatre1 pada 1925. Satu dari murid mereka, Lee Strasberg,
mendirikan Group Theatre2 bersama Harold Clurman dan Cheryl Crawford, yang
merupakan perusahaan akting Amerika pertama yang menempatkan penemuan
awal Stanislavsky ke dalam praktek. Cluman dan Strasberg memiliki pengaruh
yang besar dalam seni peran Amerika, baik dalam panggung dan film, seperti
yang dilakukan Stella Adler, yang juga merupakan bagian dari Group Theatre dan
yang telah belajar secara singkat dengan Stanislavsky.
1 American Laboratory Theatre merupakan sekolah drama Amerika dan perusahaan teater yangberlokasi di New York yang berdiri selama tahun 1920-an dan 1930-an. Teater ini merupakanorganisasi dengan subsidi masyarakat dangan iuran murid-muridnya yang mengadakankampanye pengumpulan dana untuk mendukung teater mereka.
2 Group Theatre adalah sebuah teater kolektif di New York yang didirikan pada 1931. Tujuandidirikannya adalah sebagai pusat bagi segala jenis teater. Mereka merupakan pelopor tekninakting Amerika yang didapat dari Konstantin Stanislavsky. Perusahaan ini terdiri dari aktor,direktur, penulis drama, dan produser. Menggunakan nama Group dikarenakan mereka adalahaktor murni yang tidak berambisi menjadi bintang. Dalam 10 tahun eksistensinya, perusahaan inimenghasilkan banyak penulis drama Amerika, seperti Clifford Odets dan Irwin Shaw.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Stanislavsky menemukan dan merumuskan sebuah sistem namun tidak
memiliki waktu untuk mengembangkannya secara sempurna. Meskipun dasar
ilmiah, estetis dan etis dari Sistemnya tidak dapat dirubah, namun Sistem tersebut
dapat dikembangkan. Sejak kematiannya, ajaran Stanislavsky telah menjadi
subyek untuk dianalisis dan dipelajari oleh aktor, direktur, sarjana, dan ilmuwan
penting. Melalui usaha para ahli ini untuk mempertahankan ajaran Stanislavsky
bagi dunia teater, Sistem tersebut menjadi lebih berwujud. Sistem ini telah
menjadi teknik kreatif bagi penggambaran paling nyata dari sebuah karakter
dalam drama; komedi atau tragedi, Chekhov atau Ibsen, Shakespeare atau O’Neill,
Beckett atau Genet. Sistem Stanislavsky telah diakui sebagai pengembangan
teater yang revolusioner dan digunakan di seluruh Rusia, bahkan bagi aktor dari
sebuah teater yang kecenderungannya berbeda sepenuhnya dari Teater Seni
Moskow.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
62 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dapat dilihat bahwa teater
merupakan salah satu unsur kebudayaan yang penting dalam suatu bangsa. Dalam
perkembangannya dari sebuah ritual keagamaan, teater kini memiliki banyak
fungsi. Melalui teater kita dapat mempelajari dan mengenal bukan hanya
kehidupan masyarakat suatu bangsa/daerah lain, namun juga masyarakat kita
sendiri. Hal ini dikarenakan teater berkembang, dipengaruhi dan bersentukan
langsung dengan para pelakunya, yaitu masyarakat setempat yang mercerminkan
nilai, sikap, filosofi, kepercayaan dan asumsi dasar pada masanya melalui drama-
drama yang mereka hasilkan. Selain peka terhadap kondisi sosial dan politik
masyarakatnya, teater juga berfungsi sebagai alat pengajaran yang mencakup
banyak hal; kesenian, sastra, filsafat, sejarah, sosiologi, psikologi, dsb.
Masuknya sebuah kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat dapat
menimbulkan sebuah inovasi. Kebudayaan asing tersebut tidak sekedar diterima
begitu saja oleh masyarakat; terdapat orang-orang yang tidak puas atau merasakan
adanya kekurangan dalam kebudayaan tersebut dan berusaha untuk
memperbaikinya. Keinginan orang-orang ini untuk memperbaiki kekurangan
tersebut merupakan pendorong terjadinya penemuan baru.
Penemuan baru (inovasi) dalam sebuah kebudayaan umumnya tidak terjadi
begitu saja—dari tidak ada menjadi ada. Inovasi merupakan rangkaian panjang
dari penemuan-penemuan kecil yang tidak hanya melibatkan seorang individu saja.
Dalam proses penemuan Sistem Stanislavsky, rangkaian ini berawal dari realisme
yang dikembangkan oleh Shchepkin dan Gogol yang kemudian akhirnya berhasil
dikembangkan menjadi sebuah inovasi oleh Stanislavsky. Namun proses inovasi
tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sistem Stanislavsky kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh murid-murid Stanislavsky.
Tanpa adanya inovasi, sebuah kebudayaan bisa menjadi monoton dan
membosankan sehingga masyarakat lambat laun tidak berminat lagi dan bisa
mengakibatkan kebudayaan tersebut punah. Dalam penelitian ini penulis
mengambil contoh kebudayaaan teater Rusia dengan inovasi yang diciptakan
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Stanislavsky, yang tidak hanya membuat teater bertahan di Rusia namun juga
membuatnya menjadi terkenal hingga ke seluruh dunia. Sistem yang diciptakan
Stanislavsky tidak hanya mempengaruhi seni berakting dalam dunia teater, tetapi
juga dalam dunia perfilman.
Pada akhirnya yang dapat membuat sebuah kebudayaan tetap bertahan dari
kepunahan adalah sumber daya manusianya, yaitu peran orang-orang yang
merupakan tenaga ahli dalam kebudayaan tersebut. Tanpa adanya oknum-oknum
yang berupaya untuk melestarikan kebudayaan mereka, maka sebuah inovasi pun
tidak dapat terlaksana atau bahkan tercipta. Dengan adanya masyarakat sebagai
pelaku dan yang memberi penghargaan terhadap kebudayaan tersebut, maka
kebudayaan tersebut akan tetap bertahan, berkembang, memiliki daya tarik dan
dihargai sepanjang masa baik di negara aslinya maupun di negara lain.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
64
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Basuki, Sulistyo. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2010.
Benedetti, Jean. Stanislavski: An Introduction. New York: Routledge, 2004.
Carlson, Marvin. Theories of the Theatre: A Historical and Critical Survey from
the Greeks to the Present. New York: Cornell University Press, 1993.
Cohen, Lola, ed. The Lee Strasberg Notes. New York: Routledge, 2010.
Fahrurodji, A. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar-
belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Karlinsky, Simon. Russian Drama from Its Beginnings to the Age of Pushkin.
Berkeley: University of California Press, 1986.
Kleberg, Lars. Theatre as Action: Soviet Russian Avant-Garde Aesthetics (Charles
Rougle, Penerjemah). London: The Macmillian Press Ltd, 1993.
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineke Cipta, 2005.
Leach, Robert, et al., eds. A History of Russian Theatre. New York: Cambridge
University Press, 2002.
Levshina, Elena, dan Youri Orlov. “General and Spesific Issues in Russian
Theatre”. International Journal of Arts Management Volume 2, Number 2
(Winter 2000): 74—83.
Marshall, Herbert. A Pictorial History of the Russian Theatre. New York: Crown
Publishers, Inc., 1977.
Merlin, Bella. Konstantin Stanislavsky. London: Routledge, 2003.
Moore, Sonia. The Stanislavski System (2nd ed.). New York: Penguin Books,
1984.
Publications of the Ministry of Education and Culture of Finland. “Finnish
Culture in European Comparison”. Ministry of Education Analyses 2010: 1
(2010): 4.
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Riantiarno, N. KITAB TEATER Tanya Jawab Seputar Seni Pertunjukan. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2011.
Stanislavsky, Konstantin. An Actor’s Work (Jean Benedetti, Penerjemah). Oxon:
Routledge, 2008.
Whyman, Rose. The Stanislavsky System of Acting: Legacy and Influence in
Modern Performance. Cambridge: Cambridge University Press, 2008.
Wilson, Edwin. The Theater Experience (5th ed.). New York: McGraw-Hill, Inc,
1991.
<http://www.alexandrinsky.ru/>
<http://all-photo.ru/>
<http://www.bolshoi.ru/>
<http://www.britannica.com/>
<http://www.hermitagemuseum.org/>
<http://www.maly.ru/>
<http://mhatschool.theatre.ru/>
<http://www.mxat.ru/>
Sistem stanislavsky..., Christy Angeline, FIB UI, 2012