82
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS II PADA SMP NEGERI 2 BULUKUMPA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Rangka Penyelesaian Studi untuk Mendapat Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar Oleh : H I K M A W A T I NIM. 01 048 287 FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2005

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

  • Upload
    vandieu

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

MENINGKATKAN KEAKTIFAN

SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS II

PADA SMP NEGERI 2 BULUKUMPA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Rangka

Penyelesaian Studi untuk Mendapat Gelar Sarjana (S1)

pada Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

H I K M A W A T I NIM. 01 048 287

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2005

Page 2: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………………………………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………… iii

MOTTO …………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………… v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. vii

ABSTRAK ……………………………………………. …………………. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Pengertian judul 5

D. Tujuan penelitian 7

E. Manfaat hasil penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 8

B. Metode penemuan 10

C. Pengertian belajar dan Pembelajaran 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan sampel 21

B. Teknik pengumpulan data 23

C. Prosedur penelitan 23

D. Teknik analisis data 38

Page 3: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian tahap I dan pembahasan 29

B. Hasil penelitian tahap II dan pembahasan 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 48

B. Saran 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN 49 LAMPIRAN A: MATERI PENGAJARAN 50 LAMPIRAN B: INSTRUMEN PENELITIAN 53 LAMPIRAN C: DATA MENTAH 54 LAMPIRAN D: DATA PENGGUNAAN METODE PENEMUAN 63 LAMPIRAN E: SURAT-SURAT PENELITIAN 65 RIWAYAT HIDUP

Page 4: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan

ditentukan oleh potensi sumber daya alam saja, tetapi juga sumber

daya manusia yang memegang peran penting. Oleh karena itu,

peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan.

Dari uraian di atas, jelas bahwa pendidikan diletakkan pada

posisi yang sangat penting. Pendidikan diberi arti sebagai proses yang

terus menerus seumur hidup, berlangsung dimana dan kapan saja,

serta tidak terikat kepada kelompok tertentu. Lebih-lebih pada saat

sekarang, baik fisik maupun mental, peranan pendidikan sangat

mendasar. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar mengajar

yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan

prilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian, pendidikan

Nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangun

yang membangun dirinya serta sama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut,

pemerintah telah banyak melakukan berbagai upaya baik mengenai

pembaharuan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan

Page 5: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

2

kualitas guru, pengadaan buku pelajaran dan sarana belajar,

penyempurnaan sistem penilaian, penataan organisasi dan menejmen

pendidikan serta usaha-usaha lain yang berkaiatan dengan kualitas

pendidikan.

Sebagai peningkatan kualitas pendidikan, matematika sebagai

salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal

yang memegang peran penting. Matematika dapat membantu sisiwa

berfikir ilmiah, logis dan kritis.

Di samping itu, matematika merupakan pengetahuan dasar yang

di perlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan

belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Mengingat pentingnya peranan matematika, maka pelajaran

matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh terutama dalam menentukan strategi

belajar mengajar yang tetap, seperti pengalokasian waktu dan metode

pengajaran yang diharapkan dalam materi pelajaran tersebut; keaneka

ragaman karakteristik materi pelajaran memerlukan adanya variasi

metode pengajaran. Seperti yang dikemukakn Roestiyah sebagai

berikut:

Setiap jenis metode penyajian harus sesuai atau dapat mencapai tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus menggunakan teknik penyajian beberapa tujuan, ia harus mampu

Page 6: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

3

menggunakan beberaopa teknik pengajian sekaligus untuk mencapai tujuan tersebut.1

Oleh karena itu, selain seorang guru yang telah menguasai bahan

pelajaran juga dituntuk dapat mengetahui beberapa macam metode

mengajar dan strategi penyajian bahan pelajaran. Sebab peranan guru

bukan hanya semata-mata sebagai pencetak kepriabadian, mengepor

pengetahuan dengan kata-kata atau mendemonstrasikan bahan

pelajaran atau tingkah laku yang harus ditiru oleh siswa, tetapi lebih

dari itu seorang guru dituntut sebagai pengatur situasi belajar, sebagai

peserta atau perantara dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Sebagai konsekuensinya adalah titik berat proses belajar

mengajar harus berpindah dari guru kepda siswa, ini menyangkut

keaktifan siswa dalam belajar. tugas guru dalam hal ini adalah

menciptakan iklim dan suasana yang memungkinkan siswa dapat

belajar dengan baik dan efesien.

Berdasarkan fakta di lapangan, ditemukan bahwa pada

umumnya siswa kurang memberi respon yang positif terhadap

matematika, sehingga pada akhirnya menimbulkan kesulitan belajar

dalam pelajaran matematika. Di samping itu, penomena yang sering

diperlihatkan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika

yaitu siswa kurang mampu melibatkan diri secara aktif dalam proses

1 Roestiyah, dkk, Seni Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 2.

Page 7: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

4

belajar mengajar, walaupun ada satu dua orang yang aktif dalam proses

belajar mengajar dan siswa cepat melupakan materi pelajaran

meskipun materi tersebut baru saja di ajarkan. Hal ini mengakibatkan

materi selanjutnya sulit untuk dipahami siswa, selain dari pengalaman

pribadi, guru-guru matematika di sana pun sering menceritakan hal

yang demikian dengan hasil observasi penulis.

Timbulnya kondisi di atas, kemungkinan diakibatkan kondisi

proses belajar mengajar yang selama ini mereka rasakan yakni strategi

pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton dan bersifat

“menyelesaikan materi” sehingga materi yang diterima siswa kurang

bermakna dan tidak mampu mengendap dalam memori siswa.

Kelemahan lain dari kondisi belajar mengajar yang dialami siswa

selama ini adalah siswa di tempatkan sebagai peserta didik yang

sifatnya fasif, sehingga potensi-potensi yang dimiliki siswa sulit

dikembangkan yang pada akhirnya siswa kurang memperlihatkan

keaktifan dalam proses balajar mengajar.

Oleh karena itu, dalam proses belajar matematika guru harus

memperlihatkan agar siswa belajar aktif, gembira, mengerti serta aktif,

efektif dan efesien, sebab belajar aktif dapat menyebakan ingatan

mengenal pelajaran tahan lama dan pengetahuan meluas serta dapat

menemukan prinsip-prinsip matematika untuk diri mereka sendiri.2

2 Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalan CBSA (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),

h. 74.

Page 8: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

5

Metode belajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan

siswa dalam belajar matematika adalah penerapan metode

penemuan, sebab metode penemuan merupakan komponen dari

praktek pendidikan yang meliputi metode belajar yang memajukan cara

belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari

sendiri dan reflektif.3 Dengan proses penemuan sendiri, siswa tidak

hanya menghafal tetapi memahami, mengingat dan mengaplikasikan

materi yang telah dipelajarinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika

pada SMP Negeri 2 Bulukumpa ?

2. Apakah penggunaan metode penemuan dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika ?

C. Pengertian Judul

Keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar, ia harus

mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani.

Karena partisipasi aktif dalam proses belajar akan melibatkan

3 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.

192.

Page 9: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

6

intelektual dan emosional siswa dalam proses belajarnya. Selain itu

dapat meningkatkan kreatifitas dan berpikir kritis pada siswa yang

dapat memperkuat motivasi siswa untuk dapat belajar.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika siswa akan

lebih menerima dan menguasai materi pelajaran jika siswa aktif

jasmaniah dan rohaniah dalam belajar seperti keaktifan indra,

keaktifan akal, keaktifan ingatan dan emosiaonal.4

Metode penemuan menurut Ruseffendi E.T menjelaskan bahwa

metode penemuan adalah suatu metode mengajar yang mengatur

pengajaran matematika sedemikian rupa sehingga peserta didik

memperoleh ilmu pengetahuan yang sebelumnya diketahui tidak

melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan

sendiri.5

Metode penemuan ini sejalan dengan metode induktif, karena

cara siswa memahami suatu konsep dari jumlah konkrit kemudian

sampai pada generalisasi. Penekanan metode penemuan ini juga

dijelaskan Suryobroto, sebagai berikut: metode penemuan diartikan

sebagai suatu proses yang mementingkan pengajaran perorangan,

menemukan, mengartikan sendiri tentang pengertian konsep, sebelum

4 Sriyono, “Teknik dalam Belajar mengajar”, op. cit., h. 76.

5 Ruseffendi E.T. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Potensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsibu, 1988), h. 329.

Page 10: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

7

sampai generalisasinya, sebelum siswa sadar akan pengertian, guru

tidak menjelaskan dengan kata-kata.6

Mengajar dengan metode penemuan, maka peserta didik diberi

motivasi dan dorongan untuk mengajar melalui keterlibatan aktif

mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika

dalam proses belajar.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran

melalui pengajaran metode penemuan.

2. Untuk mengetahui penggunaan metode penemuan dalam

pembelajaran matematika

D. Manfaat hasil penelitian

Dalam melaksanakan penelitian selalu dibarengi dengan hasil

yang diharapkan. Informasi-informasi yang diperolah dari penelitian

ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti sebagai

pelaksana, kepada guru dan dunia pendidikan khususnya pendidikan

matematika.

6 Suryobroto, Mengenal Pelajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses

Belajar Mengajar (Yokyakatya: Armanda, !986), h. 141.

Page 11: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

8

1. Bagi guru, khususnya guru matematika sebagai bahan masukan bagi

guru khususnya guru matematika mengenai peningkatan keaktifan

siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan.

2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika,

dalam penelitian ini diharapkan memberikan informasi bahwa

metode penemuan dapat meningkatkan keaktifan sisiwa dalam

pembelajaran matematika selain pendekatan CBSA sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih metode atau strategi belajar mengajar

yang tepat.

3. Merupakan sumbangan terhadap nusa dan bangsa dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Page 12: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keaktifan siswa dalam pembelajaran

1. Pengertian keaktifan

Keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus

mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani.

Pendidikan saat ini menginginkan keaktifan peserta didik dalam

mencoba dan mengerjakan sesuatu yang dapat memantapkan hasil

studinya. Lebih dari itu, akan menjadikan peserta didik rajin, tekun uji,

dan percaya pada diri sendiri.

Partisipasi aktif siswa dalam proses belajar akan melibatkan

intelektual dan emosional siswa dalam proses belajarnya, selain itu

dapat meningkatkan kreatifitas dan berfikir kritis pada siswa, yang

dapat memperkuat motivasi siswa untuk belajar. Demikian juga siswa

akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang bermakna dan

membantu siswa dalam mendapatkan pengertian atau pengalaman.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jhon Dewey bahwa:

Pendidikan adalah proses pengalaman. Tiap pengalaman positif maupun negatif pasti berguna bagi anak. Berdasarkan pengalaman ia akan membentuk pengertian dan pendapat, mengambil kesimpulan, bersikap tepat dan memilih keterampilan belajar dan bekerja.1

1 Sriyono, Teknis dalam Belajar Mengajar Dalam CBSA. (Jakarta: Rineka Cipta,

1992), h. 76.

Page 13: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

9

Demikian pentingnya pengalaman sendiri, pengamatan sendiri

dan penyelidikan sendiri. Selain itu, pepatah mengatakan pengalaman

adalah guru yang paling terbaik.

Dalam kurikulum pendidikan dasar, matematika memilih dua

ciri yaitu: memilih obyek yang abstrak dan pola fikir deduktif dan

konsisten. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika siswa akan

lebih menerima dan menguasai materi pelajaran jika siswa aktif

jasmaniah dan rohaniah dalam belajar seperti keaktifan indera,

keaktifan akal, keaktifan ingatan dan keaktifan emosional.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar

Ada beberapa faktor belajar yang dapat menunjang tumbuhnya

cara belajar siswa yang aktif, yakni stimulasi belajar, perhatian dan

motivasi, respons yang dipelajari, penguatan dan umpan balik serta

pemakaian dan pemindahan.

Ada dua cara yang mungkin membantu siswa agar pesan tersebut

mudah diterima:

a. Perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam

memperkuat pemahamannya.

b. siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru

kepadanya.2

B. Metode Penemuan

2 Sriyono, op. cit. h. 15.

Page 14: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

10

1. Pengertian metode penemuan

Metode penemuan merupakan suatu cara penyampaian ide-ide

atau gagasan-gagasan melalui proses penemuan di mana peserta didik

menemukan sendiri pola-pola dan struktur-struktur yang sebelumnya

belum diketahui melalui pengalaman-pengalaman belajarnya.

Demikian Ruseffendi E.T. menjelaskan bahwa: metode penemuan

adalah suatu metode mengajar yang mengatur pengajaran matematika

sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan

yang sebelumnya belum diketahui, tidak melalui pemberitahuan tetapi

sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.3

Selanjutnya Yuwono menjelaskan bahwa: metode penemuan

adalah suatu teknis penyampaian topik-topik atau struktur-struktur

melalui rentetan pengalaman-pengalaman yang lampau.

Sedangkan Hudoyo mengemukakn bahwa: keterangan-

keterangan yang harus dipelajari itu tidak disajikan dalam bentuk final

(akhir) sehingga merumuskan aktivitas mental dalam proses belajar.

Jadi benar-benar seorang penemu yang mengumumkan berdasarkan

analisa dan pandangannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai

pembimbing dan pengarah jalannya proses belajar.4

3 Ruseffendi E.T., Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Potensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, (Bandung: Tarsibu, 1988), h. 329.

4 Hudoyo Herman, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas (Surabaya: Usaha Nasional, 1979), h. 193.

Page 15: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

11

Namun Bruner Nur Muhammad, menjelaskan bahwa: mengajar

dengan penemuan artianya mengejarkan suatu bahan kajian atau

materi pelajaran kapada peserta didik tidak untuk menghasilkan

perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi ditujuakn untuk

lebih membuat peserta didik untuk berfikir untuk diri mereka sendiri

dan turut mengambil bagian dalam proses belajar mengajar.5

Metode penemuan ini sejalan dengan metode induktif, karena

cara siswa memahami suatu konsep dari jumlah konkrit kemudian

samapai pada generalisasi. Penekanan metode penemuan ini juga

dijelaskan Suryobroto sebagai berikut:

“Metode penemuan diartikan sebagai suatu proses yang mementingkan pengajaran perorangan, menemukan, mengartikan sendiri tentang pengertian konsep, sebelum sampai pada generalisasinya,sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tak menjelaskan dengan kata-kata”.6

Selain itu, mengajar dengan metode penemuan, guru dituntut

memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk belajar,

sebagaimana yang dikemukakan oleh bahwa: mengajar dengan metode

penemuan maka peserta didik diberi motivasi dan dorongan untuk

mengajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip matematika dalam proses belajar dan

5 Clor, Muhammad, dkk. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan

Kontruktif Dalam Pengajaran. Surabaya: University: Negeri Surabaya (2002-!).

6 Suryobroto, Mengenal Pelajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru Dalam Proses Balajar Mengajar (Yokyakarta: Armada, 1986), h. 141.

Page 16: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

12

mengajar mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman serta

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan

prinsip-prinsip matematika untuk diri mereka sendiri.

2. Kelebihan metode penemuan

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif pada proses belajar mengajar

dengan baik.

b. Siswa akan berfikir kreatif dalam proses penemuan dan perumusan

konsep sehingga dapat memahami dan mentransfer situasi proses

belajar baru.

c. Motivasi siswa untuk berfikir dan bekerja atas kemauan akan

percaya diri.

d. Membatasi guru untuk menambah materi baru, jika siswa belum

paham materi yang dipelajari.

e. Memberikan kepuasan kepada siswa sebagai penemu dan

merumuskan sendiri hipotsisnya, sehingga siswa ingin menemukan

lebih lanjut.

f. Situasi belajar lebih bermakna sehingga siswa lebih terangsang

dalam proses belajar mengajar.

g. Metode ini memugkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat

ingin tahu.7

7 Hudoyo Herman, op. cit. h. 103.

Page 17: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

13

Dari kelebihan metode penemuan di atas, dapat disimpulkan

bahawa siswa dapat berpartisipasi, berfikir kreatif dalam perumusan

konsep, guru dapat membaca kondisi siswa atau mengetahui

kemampuan siswa dalam belajar, siswa merasakan kepuasan dalam

penemuannya sehingga dengan sendirinya ingin mengembangkan lebih

lanjut penemuannya tersebut, serta siswa merasakan proses belajar

lebih bermakna dan menimbulkan semangat ingin tahu.

3. Kekurangan metode penemuan

a. Memerlukan perubahan-perubahan kebiasaan siswa belajar yang

menerima informasi dari guru kebelajar mandiri dan kelompok.

b. Guru dituntut mengadakan perubahan kebiasan sehingga pemberi

atau penyaji informasi menjadi sebgai motivator dan pembimbing

siswa dalam belajar.

c. Memerlukan waktu yang banyak dalam pelaksanaannya.

d. Metode ini terlalu bebas dalam belajarnya, tetapi belum tentu siswa

dapat belajar dengan tekun dan terarah.

e. Menuntut bimbingan yang baik, sehingga kondisi siswa banyak

(kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana

dengan baik.

Page 18: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

14

f. Pemecahan masalah mungkin dapat membosankan sehingga tidak

menjamin penemuan arti.8

Dari kekurangan metode penemuan, bahwa siswa harus belajar

keras dan guru harus mampu memberikan informasi sebagai motivator

dan pembimbing siswa dalam belajar. Dan metode ini memerlukan

waktu yang banyak sehingga terkesan siswa terlalu bebas dan jenuh

serta bosan dalam belajar sehingga jika guru terbatas maka metode ini

sulit terlaksana dengan baik.

4. Langkah-langkah metode penemuan

a. Menyajikan masalah

Guru memilih dan menyajikan masalah matematika kepada

siswa untuk dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa.

b. Latihan pengembangan

Guru membimbing dan mengarahkan siswa melakukan

percobaan sederhana dan meningkat secara bertahap.

c. Penyusunan data

8 Ibid, h. 104.

Page 19: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

15

Bagi siswa yang belum menemukan pola dari hasil percobaan

pada langkah 2, guru membimbingnya menyusun data ke dalam daftar

yang dapat memperlihatkan suatu pola tertentu.

d. Penambahan data

Walaupun data telah di susun dalam daftar, namun belum tentu

setiap siswa dapat memperoleh data tambahan. Untuk itu guru

membimbing siswa lebih terarah menyusun data seperti langkah 3 ke

dalam suatu daftar yang lebih jelas polanya.

e. Penemuan dan pengecekan pola

Dari langkah 4 siswa diharapkan sudah menemukan pola, dan

selanjutnya siswa mengecek pola yang ditemukan apakah sudah benar

atau belum.

f. Penerapan pola

Pola yang sudah ditemukan siswa dicobakan pada masalah.

g. Penemuan jawaban

Setelah siswa telah mencobakan pola pada masalah, jika ternyata

sudah benar, maka siswa telah menemukan jawaban masalah.

h. Verifikasi jawaban

Langkah-langkah metode penemuan merupakan upaya untuk

menyajikan masalah untuk latihan pengembangan, menyusun data,

Page 20: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

16

penambahan data serta dapat mengecek pola, kemudian menerapkan

pola untuk menemukan jawaban. 9

Karena jawaban yang telah ditemukan siswa bersifat generalisasi,

maka guru perlu melakukan verifikasi terhadap temuan siswa itu secara

deduksi. Hal ini penting karena dalam matematika tidak menerima

generalisasi atas dasar induksi atau empirik.

C. Pengertian belajar dan pembelajaran

1. Pengertian belajar

Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapai

setiap orang. Sehingga banyak ahli-ahli membahas dan menghasilkan

berbagai teori tentang belajar. Dalam hal ini, tidak dipertentangkan

kebenaran teori setiap yang dihasikan, tetapi yang lebih penting adalah

pemakain teori-teori itu dalam praktek kehidupan yang paling cocok

dengan situasi kebudayaan kita.

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu

pelajaran yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek lingkah laku,

pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut:

“ Belajar adalah proses suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

9 Ibid, h. 105.

Page 21: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

17

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.10

Pendapat lain dikemukakn oleh Garry dan Kingslay bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui

pengalaman dan latihan.11

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik

sifat maupun jenisnya, karena itu tidak tentu bahwa setiap perubahan

dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Berikut

ini dikemukakan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian

belajar sebagai berikut:

a. Perubahan terjadi secara sadar. Hal ini berarti bahwa individu yang

belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-

kurangnya individu merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam

dirinya.

b. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus

menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan

atau proses belajar berikutnya.

10 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rinneka Cipta,

1992), h. 3.

11 Ahmad, Studi Perbandingan Tentang Sistem Penempatan Siswa Kelas Satu SMA Negeri 5 Ujung Pandang Dalam Pengajaran Matematika (Skripsi) (Ikip Ujung Pandan: T.tp, 1991), h. 12.

Page 22: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

18

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam proses

belajar perubahan terjadi senantisa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Perubahan yang terjadi tidak bersifat sementara.

e. Perubahan yang terjadi mencakup segala tingkahlaku. Individu yang

belajar, sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkahlaku

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan

sebagainya.

Sedangkan menurut Herman Hudoyo dalam belajar terdapat 3

pokok masalah, yaitu:

a. Masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

belajar.

b. Masalah mengenai belajar itu berlangsung dan prinsip mana yang

dilaksanakan.

c. Masalah mengenai hasil belajar

Beberapa ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsiran

tentang belajar, di antaranya:

“Belajar adalah suatu proses yang aktif, artinya yang belajar itu ikut

serta dalam proses itu dengan aktif”. 12

Menurutnya, orang yang belajar itu mempelajari apa yang

sedang dilakukannya, apa yang dirasakannya dan apa yang dipikirkan.

12 E. P. Hutabarat, Cara Belajar ( Ttp: PT. BPK Gunung Mulia, 1995), h. 12.

Page 23: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

19

Ia memberi reaksi atau tanggapan tentang apa yang terjadi sewaktu

berlangsung proses belajar. Belajar adalah suatu proses perkembangan

oleh karena secara kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan

sedangkan perkembangan itu sendiri memerlukan sesuatu. Sesuatu itu

terdapat pada diri anak dan lingkungannya.13

Dari beberapa pengeritan di atas, jelas terlihat bahwa seseorang

telah dikatakan belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan

tertentu untuk perubahan tingkahlaku untuk menjadi mahir dan dari

tidak bisa menjadi bisa. Namun perlu diingat bahwa tidak semua

perubahan yang terjadi pada diri seseorang.

2. Pengertian pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang tidak hanya

sekedar penyampaian informasi dari guru kepada siswa, tetapi ada

intetraksi antara guru dengan siswa. Hudoyo mengemukakan bahwa:

pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh pengajar,

di mana pengajar penyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada

peserta didik.14

Menurut Ali bahwa: pembelajaran adalah suatu kegiatan

mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya

13 Agoes Sarjono, Bimbingan Belajar Kearah Yang Sukses (Jakarta: Rineka Cita,

1995), h. 12.

14 Hudoyo Herman, op. cit. h. 6.

Page 24: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

20

dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses

belajar.15 Selanjutnya Sujana yang mengemukakan yang tidak jauh beda

dengan Ali bahwa: pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses

mengatur mengorganisasikan lingkungan dan mendorong siswa

melakukan proses belajar.16

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika adalah suatu rangkaian aktifitas yang

dilakukan untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman tentang

materi matematika kepada peserta didik yang berlansung secara efektif

dan efesien.

Proses pembelajaran matematika dapat berjalan dengan baik,

bila seluruh komponen yang berpengaruh di dalamnya salaing

mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mewujudkan hal

tersebut, maka pengetahuan guru tentang berbagai strategi belajar

mengajar.

15 Ali M., Guru Dalam Poses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1987), h. 12

16 Sukjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajaran (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 29.

Page 25: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arif Tiro populasi adalah keseluruhan aspek tertentu

dari ciri, penomena atau konsep yang menjadi pusat perhatian.1

Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono bahwa:

Pupulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2

Bertolak dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa

populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang dimiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Ada pun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini, siswa kelas II SMP Negeri 2

Bulukumpa, sebanyak 125 orang.

2. Sampel

Mengingat karena adanya keterbatasan dana, waktu dan tenaga,

sementara jumlah populasinya tidak sedikit maka dalam hal ini peneliti

hanya mengambil sampel sebagai obyek penelitian. Sampel adalah

1 Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika (Cet. Iv; Makassar: State Univerity of

Makassar Press, 2003), h. 3.

2 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Cet. V; Bandung: Alpabeta, 2003), h. 55.

Page 26: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

22

“sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi.”3

Sedangkan menurut Sugiyono “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”4 Jadi sampel adalah

bahagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu yang

dianggap dapat mewakili karakteristik populasi.

Adapun teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah

dengan cara random sampling (sampel acak). Yang dimaksud dengan

random sampling adalah pengambilan unsur sampel secara

sembarangan melalui undian. Tabel bilangan random atau dengan acak

sistematis (sistematik random).5 metode ini, dipergunakan dengan

pertimbangan bahwa populasinya dianggap homogen karena memiliki

beberapa kesamaan di antaranya, siswa SMP Negeri 2 Bulukumpa,

adapun sampel adalah kelas II5.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto bahwa jika jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil

sampel antara 10% - 15%, atau 20% - 25%, atau lebih,6 maka sampelnya

15% dari 125 adalah 24 orang siswa.

3 Muhammad Arif Tiro, lot.cit.

4 Sugiyono, op.cit., h.56.

5 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiaya (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), h. 73.

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Cet. XI; Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 120.

Page 27: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

23

B. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dan cara pengambilan data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah pengambilan data dengan cara observasi indikator

yang akan diukur, yaitu penyajian masalah, latihan pengembangan,

penyusunan data, penambahan data, penemuan dan pengecekan pola,

penerapan pola, penemuan jawaban dan verifikasi jawaban. Untuk

mengukur indikator tersebut digunakan pada pedoman observasi

sebagai instrumen penelitian dalam metode penemuan dengan

menggunakan pedoman atau lembar observasi.

Kemudian dalam penggunaan metode penemuan dalam belajar

matematika, penulis terlibat langsung dalam mengobservasi proses

pembelajaran matematika tersebut.

C. Prosedur Penelitian

1. Gambaran umum penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada awal semester II

dengan dua tahap. Tiap tahap dilaksanakan 5 kali pertemuan seperti

yang telah didesain dalam penelitian di kelas. Sasaran umum dari

setiap tahap adalah meningkatkan keaktifan siswa kelas II5 SMP Negeri

2 Bulukumpa dalam proses balajar mengajar. Adapun prosedur yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan

pengajaran penemuan pada setiap penyajian materi matematika.

Page 28: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

24

2. Rincian pelaksanaan tindakan

Tahap Pertama

a. Tahap perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan dalam penelitian ini, terlebih

dahulu diadakan persiapan antara lain:

1) Mengadakan obsevasi awal tentang keaktifan siswa dalam

prosees belajar mengajar serta faktor-faktor penyebabnya.

2) Menelaah kurikulum matematika SMP Negeri 2 Bulukumpa

kelas II semester genap dan mempelajari bahan yang akan

diajarkan dari berbagai sumber.

3) Merancang atau menyusun pelajaran sedemikian rupa

sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang

tepat untuk diselidiki pada siswa dan memungkinkan

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat

terbagun.

4) Menyediakan sarana pendukung yang diperlukan, berupa

skenario pembelajaran dan LKS.

5) Membuat format observasi untuk mengamati keaktifan

siswa dalam proses belajar mengajar di kelas ketika

pelaksanaan tindakan berlangsung.

b. Tahap tindakan

Page 29: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

25

Pelaksanaan tindakan pada tahap pertama dalam penelitian ini

mengkuti langkah-langkah/skenario sebagai berikut:

1) Menyajikan materi pelajaran sesuai GBPP.

2) Menampilkan masalah matematika untuk diselidiki mahasiswa

3) Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari masalah-

masalah tersebut.

4) Membimbing siswa untuk menyimpulkan jawaban hasil

penemuan siswa setiap pertemuan.

5) Memberikan tugas PR disetiap pertemuan.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan mengacu kepada kriteria-kriteria peningkatan

keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Kriteria tersebut

dituangkan ke dalam pedoman observasi.

d. Tahap refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Dari hasil tersebut direfleksi tindakan yang dilakukan.

Selanjutnya dibuat rencana perbaikan dan penyempurnaan pada

tahapan berikutnya.

Tahap kedua

a. Tahap perencanaan

Page 30: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

26

Berdasarkan refleksi hasil tindakan tahap pertama, dirumuskan

langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang merupakan perbaikan dari

pelaksanaan tahap pertama. Langkah-langkah yang dilaksanakan di

arahkan sedemikian rupa sehingga tujuan penelitian dapat tercapai

dengan mempertimbangkan taraf kognitif siswa.

b. Tahap tindakan

Adapun langkah-langkah tindakan yang dilaksanakan adalah:

1) Menyajikan materi pelajaran sesuai dengan GBPP. Adapun teknis

penyajian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pemberian tugas masalah pada siswa

Guru memilih dan menyajikan masalah matematika kepada siswa

untuk dicari atau ditemukan sendiri oleh siswa.

b) Latihan pengembangan dan bimbingan

Guru membimbing siswa dengan mengadakan percobaan

sederhana dan meningkat secara bertahab.

c) Penyususnan data

Bagi mahasiswa yang belum dapat menemukan pola dari hasil

percobaan pada langkah 2, guru membimbingnya menyusun data

ke dalam daftar yang dapat memperlihatkan suatu pola tertentu.

d) Penambahan data

Page 31: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

27

Walaupun data telah disusun dalam daftar, tetapi belum tentu

setiap siswa dapat memperoleh data tambahan. Umtuk itu,

diberikan bimbingan lebih terarah untuk menyusun data seperti

langkah 3 ke dalam suatu daftar yang lebih jelas polanya.

e) Penemuan dan pengecekan pola

Setelah pola ditemukan diadakan pengecekan pola apakah sudah

benar atau belum.

f) Penerapan pola

Pola yang telah ditemukan siswa dicobakan pada masalah

g) Penemuan jawaban atau solusi

Setelah siswa mencobakan pola pada masalah, jika ternyata sudah

benar, maka siswa telah menemuka jawaban masalah.

h) Verifikasi jawaban

Karena jawaban yang telah ditemukan siswa barupa generalisasi

secara induksi, maka guru perlu melakukan verifikasi terhadap

temuan siswa itu secara deduksi. Hak ini penting karena

matematika tidak menerima generalisasi atas dasar induksi atau

empirik.

i) Latihan pengayaan

Untuk memantapkan perolehan atau temuan siswa perlu diberikan

pengayaan.

j) Mulai pada putaran baru

Page 32: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

28

Setelah selesai hingga langkah 9 dapat dimulai lagi dengan

masalah baru. Masalah baru ini dapat merupakan lanjutan/sama

sekali baru.

2) Dalam penyajian, guru berperan sebagai seorang

tutor/pembimbing. Dengan demikian, siswa yang berperan aktif dalam

menemukan sendiri pemecahan masalah.

3) Guru hanya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat,

sehingga siswa tidak tetap bergantung pada pertolongan guru.

c. Tahap observasi

Secara umum observasi tahap kedua ini, relatif sama dengan

tahap observasi pada tahap pertama. Observasi yang dilakukan

ditingkatkan lagi kecermatannya dan diupayakan secara maksimal agar

siswa lebih berpartisipasi secara aktif mengukuti proses belajar

mengajar.

d. Tahap refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir tahapan. Analisis dibuat

untuk memperoleh dari tahap observasi dikumpul dan diamati. Analisis

dibuat untuk memperoleh kesimpulan mengenai keaktifan siswa dalam

pembelajaran matematika atas pembelajaran metode penemuan yang

telah dilakukan selama dua tahap.

D. Teknik Analisis Data

Page 33: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

29

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan angket secara

kuantitatif diskriptif untuk mengukur gambaran tentang rata-rata,

range, median, maksimum, minimum dan standar deviasi.

Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil-hasil

tindakan yang mengarah kepada peningkatan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar.

Page 34: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian tahap I dan pembahasan

Tahap I dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Setelah

melaksanakan tindakan berupa pengajaran dengan metode penemuan,

hasilnya berupa peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar dapat dijelaskan dari indikaor berikut:

A. 1. Keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar

Data indakator siswa mengikuti proses belajar mengajar

selengkapnya pada lampiran B11 . Adapun hasil analisis diskriptif

terhadap rata-rata persentase frekuensi indikator tersebut selanjutnya

pada lampiran C11 dan disajkan pada tabel 1 dan 2 sebagaimana berikut:

Tabel 1: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Mengikuti Proses Belajar Mengajar pada Tahap I

Statistik Nilai Statistik

Subjek Tertinggi Terendah Rentang

Mean Median

Standar deviasi

24 5 2 3

4,20 4,5

1,020

Page 35: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

30

Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dan

frekuensi keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar pada

tahap I adalah 4,20% dari persentase tertinggi yang mungkin dicapai

yaitu 100% dan yang terendah yang mungkin dicapai ialah 0%.

Adapaun keaktifan siswa mengikuti proses belajar

mengajar jika dianalisis berdasarkan kelompok siswa, maka dapat

diuraikan seperti pada tabel 2 berikut:

Tabel 2: Keaktifan Siswa Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Berlangsung Berdasarkan Kelompok Siswa pada Tahap I

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 5 ke atas Aktif 12 50%

2 3 sampai 4 Kurang aktif 9 37,5%

3 < 2 Tidak aktif 3 12,5%

Secara umum keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar

tidak mengalami masalah seperti halnya indikator lain. Karena jumlah

siswa yang tidak mengikuti proses belajar mengajar hanya 12,5% dari

jumlah siswa kelas II5 dan ini tidak mempengaruhi frekuensi keaktifan

siswa.

Page 36: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

31

Berdasarkan tabel 1 dan 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa

secara umum jumlah siswa yang tidak mengikuti proses belajar

mengajar selama tahap I mengalami peningkatan. Jika ditinjau dari

indikator keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar yaitu 50%.

2. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan saat proses

belajar mengajar berlangsung

Pada indikator keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada

proses belajar mengajar. Selengkapnya pada lampiran B12. Adapun hasil

analisis deskriptif terhadap rata-rata persentase frekuensi indikator

tersebut selanjutnya seperti pada lampiran C12 dan disajikan pada tabel

3 dan 4 sebagai berikut:

Tabel 3: Deskripsi frekuensi keaktifan siswa mengajukan

pertanyaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung pada tahap I

Statistik Nilai statistik

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

2

0

2

0,70

1

0,62

Page 37: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

32

Tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa mengajukan pertanyaaan pada proses belajar

mengajar pada tahap I adalah 0,70% dari persentase tertinggi yang

mungkin dicapai yaitu 100%.

Berdasarkan hasil pedoman obsevasi pada tahap I terlihat bahwa

terjadi peningkatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan,

meskipun pada pertemuan kedua tahap I nampaknya siswa kurang

termotivasi untuk mengajukan pertanyaan. Motivasi yang diberikan

nampaknya efektif, terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang

mengajukan pertanyaan pada pertemuan berikut. Tindakan berupa

pemberian motivasi ini dipertahankan terus dan diberikan setiap

pertemuan.

Adapun frekuensi keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada

proses belajar mengajar jika dianalisis berdasarkan kelompok siswa,

maka dapat diuraikan seperti pada tabel 4 berikut:

Tabel 4: Keaktifan Siswa Mengajukan Pertanyaan Saat Proses Belajar

Mengajar Berlangsung Berdasarkan Kelompok Siswa Pada Tahap I

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 2 ke atas Aktif 2 8,33%

2 1 Kurang aktif 13 54,1%

3 0 Tidak aktif 9 37,5%

Page 38: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

33

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum frekuensi keaktifan siswa yang mengajukan pertanyaan pada

saat proses belajar mengajar berlangsung selama tahap I relatif

mengalami peningkatan. Adapun frekuensi keaktifan siswa yang

mengajukan pertanyaan pada pertengahan tahap I terlihat mengalami

penurunan diakibatkan karena nampaknya materi yang dibahas pada

waktu tersebut mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan banyak

pertanyaan. Sehingga yang aktif hanya 8,33%.

3. Keaktifan siswa menyelesaikan soal latihan di papan

tulis

Data indikator keaktifan siswa menyelesaikan soal di papan tulis

selengkapnya pada lampiran B13. Adapun hasil analisis deskriptif

terhadap rata-rata persentase terhadap frekuensi indikator tersebut,

selanjutnya pada lampiran C13 dan disajikan pada tabel 5 dan 6 sebagai

berikut:

Tabel 4.5: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Menyelesaikan Latihan di Papan Tulis pada Tahap I

Statistik Nilai statistik

Page 39: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

34

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

4

0

4

1,62

1

1,46

Tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa menyelesaikan soal latihan di papan tulis

pada tahap I adalah 1,62% dari persentase tertinggi yang mungkin

dicapai yaitu 100% dan yang terendah yang mungkin dicapai adalah

0%.

Berdasarkan hasil pedoman observasi terlihat bahwa pada

pertemuan pertama frekuensi keaktifan siswa yang berani tampil ke

papan tulis sangat kurang, itupun siswa yang ditunjuk untuk tampil ke

papan tulis. Walaupun siswa takut untuk tampil, guru tetap menunjuk

siswa tampil dengan menekankan bahwa untuk tampil ke papan tulis,

jawaban tidak mutlak benar, namun yang utama adalah keberanian.

Pada pertemuan berikut, nampaknya motivasi yang diberikan

berpengaruh, sehinga siswa yang tampil kepapan tulis bertambah dan

bukan siswa yang sama pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan

ini, siswa yang tampil ke papan tulis tidak semuanya ditunjuk lagi oleh

guru akan tetapi kemauan sendiri sebab terlihat bahwa yang memberi

Page 40: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

35

jawaban yang keliru tidak dimarahi tetapi bahkan diarahkan oleh guru

untuk memberi jawaban benar, dan siswa tetap berusaha memberikan

jawaban benar di papan tulis.

Adapun frekuensi keaktifan siswa tampil ke papan tulis untuk

menyelesaikan soal-soal latihan, jika dianalisis berdasarkan kelompok

siswa, maka diuraikan seperti pada tabel 6 berikut:

Tabel 6: Keaktifan Siswa Menyelesaikan Soal-soal Latihan di Papan

Tulis Berdasarkan Kelompok Siswa pada Tahap I

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 4 ke atas Aktif 5 2,08%

2 3 sampai 2 Kurang aktif 6 25%

3 < 1 Tidak aktif 13 54,1%

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum frekuensi keaktifan siswa yang berani tampil ke papan tulis

menyelesaikan soal latihan mengalami peningkatan. Hal ini juga berarti

frekuensi siswa yang tidak aktif mengalami penurunan yaitu dari 54,1%

menjadi 20,8% yang aktif.

4. Keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR

Page 41: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

36

Data indikator keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR

selengkapanya pada lamapiran B14. Adapun hasil analisis deskriptif

terhadap rata-rata persentase frekuensi indikator tersebut selanjutnya

seperti pada lampiran C14 dan sisajikan pada tabel 7 dan 8 sebagai berikut:

Tabel 7: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Menyelesaikan Tugas PR pada Tahap I

Statistik Nilai statistik

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

3

0

3

1,25

1

1,02

Tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa menjadi tugas PR pada tahap I adalah

1,25% dari persentase tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100% dan

terendah yang mungkin dicapai adalah 0%.

Page 42: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

37

Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa secara umum jumlah

siswa yang tidak menyelesaikan tugas PR-nya pada tahap I mengalami

permasalahan hanya pada pertemuan pertama dan kedua. Namun pada

pertemuan berikutnya hampir seluruh siswa menyelesaikan tugas yang

diberikan kepada siswa, kecuali jika siswa tersebut alpa.

Menurunnya jumlah siswa yang tidak menyelesaikan tugas PR

diakibatkan adanya sangsi yang diberikan kepada siswa, sehingga

mereka takut jika tidak menyelesaikan tugasnya.

Adapun keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR jika dianalisis

berdasarkan kelompok siswa, maka dapat diuraikan seperti pada tabel

8 sebagai berikut:

Tabel 8: Keaktifan Siswa Menyelesaikan Tugas PR pada Tahap I

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 3 ke atas Aktif 4 16,6%

2 2 sampai 1 Kurang aktif 13 54,1%

3 0 Tidak aktif 7 29,1%

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum jumlah siswa yang tidak menyelesaikan tugas PR mengalami

penurunan selama tahap I. Hal ini berarti bahwa keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar mengalami peningkatan jika ditinjau dari

Page 43: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

38

indikator keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR, yaitu yang tidak

aktif adalah 29,1% menjadi 16,6% yang aktif.

B. Tindakan yang dilaksanakan pada tahap I pada metode

penemuan

Tahap I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, dimana pada

tahapan ini ada 8 tindakan yang dilaksanakan, selengkapnya pada

lampiran E1. dan disajikan pada tabel 10 berikut:

Tabel 10: Pelaksanaan Metode Penemuan Pada Tahap I

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 15 ke atas Selalu 3 37,5%

2 14 sampai 13 Kadang-kadang 4 50%

3 12 sampai 10 Tidak sama

sekali 1 12,5%

Tabel 10 di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata frekuensi

tindakan yang dilaksanakan pada metode penemuan sebesar 37,5%, %.

Dari pedoman obsevasi menunjukkan bahwa dalam metode penemuan

kreatifitas siswa sangat diperlukan, dan ini mampu meningkatkan

motivasi siswa dalam pembelajaran dilihat dari tindakan-tindakan

diamati yang sangat bervariasi dan tidak monoton dalam penggunaan

Page 44: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

39

metode belajar mengajar dan tidak mengkunkung kreatifitas siswa dan

metode penemuan selalu dilaksanakan.

B. Hasil penelitian tahap II

Tahap II dilaksanakan selama 5 kali pertemuan, setelah

mengadakan tindakan berupa pengajaran dengan metode penemuan.

Hasilnya berupa peningkatan kreatifitas siswa dalam proses belajar

mengajar dapat dijelaskan dari dari indikator berikut:

A.1. Keaktifan siswa mengikuti preses belalar mengajar.

Data indikator keaktifan siswa mengikuti proses belajar

mengajar pada tahap II selengkapnya pada lampiran B21. Adapun

analisis deskriptif terhadap rata-rata persentsae frekuensi indikator

tersebut, selanjutnya seperti pada lampiran C21 dan disajikan pada tabel

11 dan 12 berikut

Tabel 11: Diskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Mengikuti Proses

Belajar Mengajar pada Tahap II

Statistik Nilai statistik

Page 45: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

40

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

5

3

2

4,87

5

0,44

Tabel 11 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar pada

tahap II adalah 4,87% dari persentase tertinggi yang mungkin dicapai

yaitu100% dan yang terendah yang mungkin dicapai yaitu 0%.

Secara umum keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar

tidak mengalami masalah seperti halnya indikator lain. Selama

pelaksanaan tahap II khususnya pada pertemuan terakhir tidak ada lagi

siswa yang tidak mengikuti proses belajar mengajar (alfa)

Adapun keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar jika

dianalisis berdasarkan kelompok siswa, maka dapat diuraikan seperti

pada tabel 12 berikut:

Tabel 12: Keaktifan Siswa Mengikuti Proses

Belajar Mengajar Berdasarkan Kelompok Siswa pada Tahap II

Page 46: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

41

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 5 ke atas Aktif 22 91,6%

2 4 Kurang aktif 1 4,1%

3 3 Tidak aktif 1 4,1%

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum jumlah siswa yang tidak mengikuti proses belajar mengajar

selama tahap II mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa keaktifan

siswa dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan jika

ditinjau dari indikator keaktifan siswa mengikuti proses belajar

mengajar yaitu mencapai 91,6%. Sedangkan yang kurang aktif dan tidak

aktif mencapai 4,1%.

2. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan saat proses belajar mengajar berlansung

Data indikator keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan

pada proses belajar mengajar pada tahap II selengkapnya pada

lampiran B22 . adapun hasil analisis deskriptif terhadap rata-rata

persentase frekueni indikator tersebut, selanjutnya seperti pada

lampiran C22 dan disajikan pada tabel 13 berikut: Tabel 13: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Mengajukan

Pertanyaan pada Saat Proses Belajar Mengajar Berlangsung pada Tahap II

Statistik Nilai statistik

Page 47: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

42

Subjek Tertinggi Terendah Rentang

Mean Median

Standar deviasi

24 3 0 3

1,16 1

0,76

Tabel 13 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada proses belajar

mengajar pada tahap II adalah 1,16% dari persentase tertinggi yang

mungkin dapat dicapai yaitu 100% dan terendah yang mungkin dicapai

yaitu 0%

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan tahap II jika

ditinjau dari indikator keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada

umumnya mengalami peningkatan yang cukup berarti dibanding hasil

yang diperoleh pada tahap I. Peningkatan tersebut khususnya terlihat

dari keberanian siswa mengajukan pertanyaan pada tahap II ini merata,

bukan saja siswa yang pandai, namun juga yang tergolong sedang.

Di samping itu, kualitas pertanyaan yang diajukan juga

mengalami peningkatan dibandingkan tahap sebelumnya, dimana pada

tahap II ini, pertanyaan siswa yang diajukan lebih bermutu dibanding

tahap I.

Page 48: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

43

Adapun keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada proses

belajar mengajar jika dianalisis berdasarkan kelompok siswa, maka

dapat diuraikan seperti pada tabel 13 berikut:

Tabel 14: Keaktifan Siswa Mengajukan Pertnyaan Berdasarkan

Kelompok Siswa pada Tahap II

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 3 ke atas Aktif 1 4,1%

2 1 sampai 2 Kurang aktif 19 79,1%

3 0 Tidak aktif 4 16,6%

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum frekuensi keaktifan siswa yang mengajukan pertanyaan pada

saat proses belajar mengajar selama tahap II relatif mengalami

peningkatan. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar, jika ditinjau dari indikator keaktifan

siswa mengajukan pertanyaan pada tahap II mencapai 4,1% yang

dikategorikan aktif.

3. Keaktifan siswa menyelesaikan soal latihan di papan tulis saat pembelajaran berlangsung

Data indikator keaktifan siswa menyelesaikan soal latihan di

papan tulis pada tahap II selengkapnya pada lampiran B23. Adapun

Page 49: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

44

hasil analisis deskriptif terhadap rata-rata persentase terhadapa

frekuensi indikator tersebut, selanjutnya pada lampiran C23 dan

disajikan pada tabel 15 dan 16 sebagai berikut: Tabel 15: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Menyelesaikan

Soal Latihan di Papan Tulis pada Tahap II

Statistik Nilai statistik

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

10

5

5

7,75

8

1,17

Berdasarkan Tabel 15 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata

persentase dari frekuensi keaktifan siswa mengajukan pertanyaan pada

proses belajar mengajar pada tahap II adalah 7,75% dari persentase

tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100% dan terendah yang mungkin

dicapai yaitu 0%.

Adapun keaktifan siswa tampil ke papan tulis menyelesaikan

soal-soal latihan, jika dianalisis berdasarkan kelompok, maka dapat

diuraikan seperti tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16: Keaktifan Siswa Menyelesaikan Soal-soal Latihan di Papan

Tulis Berdasarkan Kelompok Siswa pada Tahap II

Page 50: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

45

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 8 ke atas Aktif 18 75%

2 7 sampai 6 Kurang aktif 5 20,8%

3 5 Tidak aktif 1 4,1%

Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum frekuensi keaktifan siswa yang berani tampil ke papan tulis

menyelesaikan soal latihan pada tahap II mengalami peningkatan

dibanding tahap I. Pada tahap II siswa yang tampil ke papan tulis lebih

merata jawaban yang diperoleh siswa ketika tampil pada umumnya

betul, sebagian besar siswa tampil tidak lagi membawa buku catatan,

meskipun soal yang diberikan tergolong sulit, namun beberapa siswa

mampu menyelesaiakn di papan tulis yaitu mencapai 75% yang aktif.

4. Keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR

Data indikator keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR pada

tahap II selengkapanya pada lampiran B24. Adapun hasil analisis

deskriptif terhadap rata-rata persentase frekuensi indikator tersebut

selanjutnya seperti pada lampiran C24 dan disajikan pada tabel 17 dan

18 berikut:

Tabel 17: Deskripsi Frekuensi Keaktifan Siswa Menyelesaikan Tugas PR pada Tahap II

Page 51: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

46

Statistik Nilai statistik

Subjek

Tertinggi

Terendah

Rentang

Mean

Median

Standar deviasi

24

5

4

1

4,91

5

0,28

Tabel 17 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata persentase dari

frekuensi keaktifan siswa menjadi tugas PR pada tahap II adalah

4,91% dari persentase tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100% dan

terendah yang mungkin dicapai adalah 0%.

Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa pelaksanaan

penelitian tahap II tidak mengalami kesulitan yang berarti hanya guru

menekankan pada siswa yang tidak hadir hari ini tetap menyelesaikan

tugas PR dan mengumpulkan pada pertemuan berikutnya, sehingga

pertemuan terakhir semua menyelesaiakan tugas PR-nya.

Adapun keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR jika dianalisis

berdasarkan kelompok siswa, maka dapat diuraikan seperti pada tabel

18 sebagai berikut:

Tabel 18: Keaktifan Siswa Menyelesaikan Tugas PR Berdasarkan

Kelompok Siswa pada Tahap II

Page 52: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

47

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 5 ke atas Aktif 22 91,6%

2 4 sampai 3 Kurang aktif 2 8,3%

3 < 2 Tidak aktif - -

Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

umum jumlah siswa yang tidak menyelesaikan tugas PR mengalami

penurunan selama tahap II. Hal ini berarti bahwa keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan jika ditinjau

dari indikator keaktifan siswa menyelesaikan tugas PR selama tahap II

yaitu mencapai 91,6% yang aktif.

B. Tindakan yang dilakukan pada tahap II pada metode

penemuan

Tahap II dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan, dimana pada

tahapan ini ada 8 tindakan yang dilaksanakan, selengkapnya pada

lampiran E2. dan disajikan pada tabel 20 sebagai berikut:

Tabel 20: Pelaksanaan pada Metode Penemuan Tahap II

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 15 ke atas Selalu 8 100%

Page 53: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

48

2 13 sampai 14 Kadang-kadang - -

3 12 sampai 10 Tidak sama

sekali - -

Tabel 20 di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata frekuensi tindakan

yang dilaksanakan pada metode penemuan 15 atau 100%. Dari

pedoman obsevasi menunjukkan bahwa dalam metode penemuan

kreatifitas siswa sangat diperlukan dan ini mampu meningkatkan

motivasi siswa dalam pembelajaran dilihat dari tindakan-tindakan

diamati yang sangat bervariasi dan tidak monoton dalam penggunaan

metode belajar mengajar dan tidak mengungkung kreatifitas siswa.

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa siswa kelas II5

SMP Negeri 2 Bulukumpa diberika pengajaran dengan metode

penemuan, maka terjadi:

1 Peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar terjadi

peningkatan frekuensi siswa mengajukan pertanyaan saat proses

belajar mengajar selama dua tahap, peningkatan frekuensi siswa

Page 54: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

49

menyelesaikan soal-soal latihan dipapan tulis selama dua tahap, dan

peningkatan frekuensi siswa menyelesaikan tugas PR selama dua tahap.

2. Penggunaan metode penemuan dalam belajar matematika pada

SMP Negeri 2 Bulukumpa terjadi peningkatan yaitu 100% dengan

kategori selalu melaksanakan penggunaan metode penemuan pada

akhir tahap II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan

di atas, maka beberapa saran yang penulis dapat kemukakan, di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Agar guru matematika khususnya dapat menerapakan metode

penemuan dalam proses belajar mengajar, sehingga keaktifan siswa

dapat meningkat.

2. Dalam penerapan metode penemuan dibutuhkan perencanaan

pembelajaran yang baik sehingga metode ini dapat berjalan secara

efektif.

Page 55: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

KUESIONER

MOTIVASI BELAJAR

PETUNJUK

1. Sebelum menjawab pertanyaan kuesioner ini, isilah terlebih dahulu

Data anda seperti berikut:

Nama :

Stambuk :

Kelas :

2. Jawablah pertanyaan pada lembar obsevasi dengan cara memilih

salah satu alternatif dari a, b, dan c.

3. Pilihan jawaban anda, tidak akan dinilai benar atau salah. Karena itu

diharapkan memberikan jawaban yang benar-benar sesuai keadaan

yang anda alami sendiri.

4. Nyatakanlah pilihan jawaban anda dengan memberi tanda silang (X)

pada poin yang anda pilih.

Page 56: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah anda berkeinginan sekali menjadi siswa terpandang di

sekolahnya ?

a. Sangar berkeinginan

b. Berkeinginan

c. Tidak berkeinginan

2. Selalukah anda berusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolah anda

dengan segerah tanpa menundanya ?

a. Selalu mengerjakan

b. Kadang-kadang mengerjakan

c. Tidak sama sekali mengerjakan

3. Apakah anda mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa mengenal

lelah ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

4. Apakah anda sering belajar, apabila akan menghadapi ulangan atau

ujian ?

a. Selalu belajar

b. Kadang-kadang belajar

c. Tidak sama sekali belajar

Page 57: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

5. Apakah anda berkecenderungan menghindari jika akan mengikuti

pelajaran yang terasa sukar bagi anda ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

6. Bila anda lagi malas untuk belajar, apakah anda berusaha mencoba

belajar dengan segera ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

7. Apakah anda selalu belajar tekun untuk meningkatkan prestasi

belajar anda ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

8. Apakah anda ingin sekali membentuk diri anda lebih baik lagi?

a. Sangat berkeinginan

b. Berkeinginan sekali

c. Tidak berkeinginan

Page 58: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

9. Apakah anda lebih suka berkumpul dengan orang yang dapat

membantu pelajaran anda ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

10. Apakah anda selalu berusaha tidak absen mengikuti pelajaran di

sekolah ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

11. Apakah mencapai prestasi tertinggi merupakan hal utama bagi anda

?

a. Sangat utama

b. Utama sekali

c. Tidak sama sekali

12. Apakah anda selalu melibatkan diri pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan di sekolah anda ?

a. Selalu melibatkan

b. kadang-kadang melibatkan

c. Tidak sama sekali melibatkan

Page 59: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

13. Apakah anda dapat mengerjakan tugas yang diberikan di rumah

dengan baik ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

14. Apakah anda merespon pelajaran yang diberikan di sekolah ?

a. Selalu merespon

b. Kadang-kadang merespon

c. Tidak merespon

15. Apakah anda serius dalam mengikuti pelajaran sampai waktunya

habis?

a. Sangat serius

b. Kadang-kadang serius

c. Tidak serius

Page 60: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

58

Page 61: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

59

LAMPIRAN A MATERI PENGAJARAN

Page 62: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

60

Materi Pengajaran

Tahap I

Adapun materi yang dibahas pada tahap pertama pada tabel

berikut:

Tabel Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan, Jumlah

Pertemuan Dan Alokasi Waktu Pada Tahap I

Pokok bahasan/sub pokok bahasan Jumlah pertemuan waktu

9.1 Persamaan garis lurus

9.1.1 Persamaan garis lurus (I)

a. Persamaan umum garis lurus

b. Sifat-sifat garis lurus

9.1.2 Gradien

a. pengertian gradien

b. gradien yang malalui dua titik

c. mengenal gradien garis tertentu

1. garis yang sejajar dengan sumbu x

2. garis yang sejajar dengan sumbu x

3. garis yang saling tegak lurus

9.1.3 Persamaan garis (II)

a. persamaan garis dalam bentuk y=Mx

b. persamaan garis dalam bentuk

y=Mxtc

c. menentukaan persamaan garis

1. persamaan garis yang brgradien

dan melalui titik (x1, x1)

2. persaman garis melalui titik (x1,

1 x pertemuan

2 x pertemuan

2 x pertemuan

2x45

mnt

4x45

mnt

4x45

mnt

Page 63: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

61

x1) dan titik (x2, x2)

Materi Pengajaran

Tahap II

Adapun pokok bahasan/sub pokok bahasan, jumlah pertemuan

dan alokasi waktu pada tahap II tertera pada tabel berikut:

Tabel: Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan, Jumlah Pertemuan

Dan Alokasi Waktu Pada Tahap II

Pokok bahasan/sub pokok bahasan Jumlah pertemuan Waktu

10.1.Sistem persamaan linier dengan dua

peubah

10.1.1 Persamaan linier dengan dua

peubah

a. Pengertian persamaan linear

dengan dua peubah

b. Himpunan penyelesaian

persamaan linier dengan dua

peubah dan grafiknya

10.1.2 Sistem persamaan linier denga dua

peubah

a. Metode grafik

b. Metode substitusi

c. Metode eliminasi

10.1.3 penyelesaian soal-soal cerita

1 x pertemuan

3 x pertemuan

1 x pertemuan

2x45

mnt

6x45

mnt

2x45

mnt

Page 64: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

62

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

Page 65: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

63

PEDOMAN SISWA MENGIKUTI KBM Hari/tgl : Pokok bahasan/SPB : Pertemuan ke- : Tahap ke- :

No STTB Nama Siswa

Indikator keaktifan siswa

Ket. 1 2

3 4 A B

1 6755 Suriati 2 6756 Asriani 3 6757 Yuliana 4 6758 Marni 5 6759 Ayu Ginarsi 6 6760 Tita Irma Arianti 7 6761 Indrawai 8 6762 Nismawati 9 6763 Sartika 10 6764 Warda 11 6765 Andi Ayu Fatima 12 6766 Syahraeni 13 6767 Supina 14 6768 St. Aisyah 15 6769 Yuni Umrawati 16 6770 Ahamad M. 17 6771 Azharuddin 18 6772 Nasfar 19 6773 Sofyan 20 6774 Arfan Arianto 21 6775 Iswan 22 6776 Abd. Rauf 23 6777 Yusmar 24 6778 Erwin Keterangan:

1. Siswa yang mengikuti PBM 2. Siswa yang mengajukan pertnyaan selama PBM 3. Siswa yang menyelesaikan soal latihan di papan tulis

A = Jawaban benar

Page 66: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

64

B = Jawaban salah 4. Siswa yang menyelesaiakn PR.

LAMPIRAN C DATA MENTAH

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Tahap I

Page 67: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

65

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 1 1 1 1 1 5

2 6756 Asriani 0 1 1 1 1 4

3 6757 Yuliana 0 1 1 1 1 4

4 6758 Marni 0 1 1 1 1 4

5 6759 Ayu Ginarsi 1 1 1 1 1 5

6 6760 Tita Irma Arianti 1 1 1 1 1 5

7 6761 Indrawai 0 1 0 0 1 2

8 6762 Nismawati 0 1 0 0 1 2

9 6763 Sartika 1 1 1 1 1 5

10 6764 Warda 1 1 1 1 1 5

11 6765 Andi Ayu Fatima 0 1 1 1 1 4

12 6766 Syahraeni 0 1 1 1 1 4

13 6767 Supina 1 1 1 1 1 5

14 6768 St. Aisyah 0 1 1 1 1 4

15 6769 Yuni Umrawati 1 1 0 0 0 2

16 6770 Ahamad M. 1 1 1 1 1 5

17 6771 Azharuddin 1 1 1 1 1 5

18 6772 Nasfar 1 1 1 1 1 5

19 6773 Sofyan 0 1 1 1 1 4

20 6774 Arfan Arianto 1 1 1 1 1 5

21 6775 Iswan 1 1 1 1 1 5

22 6776 Abd. Rauf 0 0 1 1 1 3

23 6777 Yusmar 0 1 1 1 1 4

24 6778 Erwin 1 1 1 1 1 5

Jumlah

Rata-rata

13

0,54

23

0,95

21

0,87

21

0,87

23

0,95

101

4,20

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Mengajukan Pertanyaan pada Saat

Pembelajaran Berlangsung Tahap I

Page 68: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

66

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 0 0 1 0 0 1

2 6756 Asriani 0 0 0 1 0 1

3 6757 Yuliana 0 1 0 0 0 1

4 6758 Marni 0 0 0 0 0 1

5 6759 Ayu Ginarsi 1 0 0 0 1 2

6 6760 Tita Irma

Arianti

0 0 0 0 0 0

7 6761 Indrawai 0 0 0 1 0 1

8 6762 Nismawati 0 0 0 0 0 0

9 6763 Sartika 0 0 0 1 0 1

10 6764 Warda 1 0 0 0 0 1

11 6765 Andi Ayu

Fatima

0 0 0 0 0 0

12 6766 Syahraeni 0 0 0 0 0 0

13 6767 Supina 0 0 0 0 1 1

14 6768 St. Aisyah 0 0 0 0 0 0

15 6769 Yuni Umrawati 0 0 0 0 0 0

16 6770 Ahamad M. 0 0 0 0 0 0

17 6771 Azharuddin 1 0 1 0 0 2

18 6772 Nasfar 0 0 0 1 0 1

19 6773 Sofyan 0 0 0 0 1 1

20 6774 Arfan Arianto 0 0 0 0 1 1

21 6775 Iswan 0 0 0 1 0 1

22 6776 Abd. Rauf 0 0 0 0 0 0

23 6777 Yusmar 0 0 0 0 1 0

24 6778 Erwin 0 0 1 0 0 1

Jumlah

Rata-rata

3

0,125

1

0,04

3

0,125

5

0,20

5

0,20

17

0,70

Data Berdasarkan Pedoman Observasi

Page 69: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

67

Frekuensi Siswa yang Menyelesaikan Soal Latihan di Papan Tulis Saat Pembelajaran Berlangsung Tahap I

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 0 0 0 0 2 2

2 6756 Asriani 0 2 0 2 0 4

3 6757 Yuliana 0 0 1 0 0 1

4 6758 Marni 0 0 0 0 0 0

5 6759 Ayu Ginarsi 0 0 0 2 2 4

6 6760 Tita Irma

Arianti

2 0 0 0 0 2

7 6761 Indrawai 0 0 0 0 0 0

8 6762 Nismawati 0 0 1 0 2 3

9 6763 Sartika 0 0 0 1 0 1

10 6764 Warda 0 1 0 1 0 2

11 6765 Andi Ayu

Fatima

0 0 0 0 0 0

12 6766 Syahraeni 0 0 2 0 2 4

13 6767 Supina 0 0 0 0 0 0

14 6768 St. Aisyah 0 0 0 0 0 0

15 6769 Yuni Umrawati 0 0 2 0 2 4

16 6770 Ahamad M. 0 0 0 2 0 2

17 6771 Azharuddin 0 0 0 0 0 0

18 6772 Nasfar 0 0 2 0 0 2

19 6773 Sofyan 0 0 0 0 1 1

20 6774 Arfan Arianto 0 0 0 0 0 0

21 6775 Iswan 0 0 0 1 0 1

22 6776 Abd. Rauf 0 0 2 0 2 4

23 6777 Yusmar 0 0 0 0 1 1

24 6778 Erwin 0 0 0 1 0 1

Jumlah

Rata-rata

2

0,08

3

0,12

10

0,41

10

0,41

14

0,58

39

1,62 Ket:

Page 70: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

68

A = Jawaban benar B = Jawaban salah

Data Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Menyelesaiakan Tugas PR

Berlangsung Tahap I

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 0 0 0 0 1 1

2 6756 Asriani 1 0 1 1 0 3

3 6757 Yuliana 0 0 0 1 1 2

4 6758 Marni 0 1 0 0 0 1

5 6759 Ayu Ginarsi 1 0 0 1 1 3

6 6760 Tita Irma

Arianti

0 0 0 0 0 0

7 6761 Indrawai 0 0 1 0 1 2

8 6762 Nismawati 0 0 0 1 0 1

9 6763 Sartika 0 0 0 0 0 0

10 6764 Warda 0 1 0 1 1 3

11 6765 Andi Ayu

Fatima

0 0 1 0 0 1

12 6766 Syahraeni 0 0 0 0 0 0

13 6767 Supina 0 0 0 1 1 2

14 6768 St. Aisyah 0 0 0 0 0 0

15 6769 Yuni Umrawati 1 0 0 1 0 2

16 6770 Ahamad M. 0 0 1 0 1 2

17 6771 Azharuddin 0 0 0 0 0 0

18 6772 Nasfar 0 0 0 0 0 0

19 6773 Sofyan 0 0 1 1 1 3

20 6774 Arfan Arianto 0 1 0 0 0 1

21 6775 Iswan 0 0 0 1 0 1

22 6776 Abd. Rauf 0 0 0 0 1 1

23 6777 Yusmar 0 0 0 0 0 0

Page 71: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

69

24 6778 Erwin 0 0 1 1 0 1

Jumlah

Rata-rata

3

0,12

3

0,12

6

0,25

10

0,41

9

0,37

30

1,25

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Tahap II

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 1 1 1 1 1 5

2 6756 Asriani 1 1 1 1 1 5

3 6757 Yuliana 1 0 1 1 1 4

4 6758 Marni 1 1 1 1 1 5

5 6759 Ayu Ginarsi 1 1 1 1 1 5

6 6760 Tita Irma Arianti 1 1 1 1 1 5

7 6761 Indrawai 1 1 1 1 1 5

8 6762 Nismawati 1 1 1 1 1 5

9 6763 Sartika 1 1 1 1 1 5

10 6764 Warda 1 1 1 1 1 5

11 6765 Andi Ayu Fatima 1 1 1 1 1 5

12 6766 Syahraeni 1 1 1 1 1 5

13 6767 Supina 1 1 1 1 1 5

14 6768 St. Aisyah 1 1 1 1 1 5

15 6769 Yuni Umrawati 0 1 1 0 1 3

16 6770 Ahamad M. 1 1 1 1 1 5

17 6771 Azharuddin 1 1 1 1 1 5

18 6772 Nasfar 1 1 1 1 1 5

19 6773 Sofyan 1 1 1 1 1 5

20 6774 Arfan Arianto 1 1 1 1 1 5

21 6775 Iswan 1 1 1 1 1 5

22 6776 Abd. Rauf 1 1 1 1 1 5

23 6777 Yusmar 1 1 1 1 1 5

Page 72: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

70

24 6778 Erwin 1 1 1 1 1 5

Jumlah

Rata-rata

23

0,95

23

0,95

24

1

23

0,95

24

1

117

4,87

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Mengajukan Pertanyaan pada Saat

Pembelajaran Berlangsung Tahap II

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 0 0 1 0 0 1

2 6756 Asriani 1 0 0 1 0 2

3 6757 Yuliana 0 0 0 0 1 1

4 6758 Marni 0 0 0 0 1 1

5 6759 Ayu Ginarsi 0 0 0 0 1 1

6 6760 Tita Irma

Arianti

0 0 0 0 1 1

7 6761 Indrawai 0 1 0 0 0 1

8 6762 Nismawati 0 0 0 0 0 0

9 6763 Sartika 0 0 1 0 0 1

10 6764 Warda 0 0 0 0 0 0

11 6765 Andi Ayu

Fatima

0 0 1 1 0 2

12 6766 Syahraeni 0 1 0 0 0 1

13 6767 Supina 0 0 0 0 0 1

14 6768 St. Aisyah 0 0 0 0 1 1

15 6769 Yuni Umrawati 0 0 0 1 0 1

16 6770 Ahamad M. 0 0 0 0 0 0

17 6771 Azharuddin 0 0 0 0 0 0

18 6772 Nasfar 1 0 0 0 0 1

19 6773 Sofyan 1 1 0 0 0 2

20 6774 Arfan Arianto 1 1 0 1 0 3

21 6775 Iswan 0 1 0 0 1 2

Page 73: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

71

22 6776 Abd. Rauf 1 0 0 1 0 2

23 6777 Yusmar 0 0 0 1 0 1

24 6778 Erwin 1 0 1 0 0 2

Jumlah

Rata-rata

6

0,25

5

0,20

4

0,16

6

0,25

7

0,29

28

1,16

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Menyelesaikan Soal di Papan Tulis Saat

Pembelajaran Berlangsung Tahap II

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 2 2 2 2 2 10

2 6756 Asriani 1 2 0 2 1 6

3 6757 Yuliana 2 2 2 2 2 10

4 6758 Marni 1 1 2 2 2 8

5 6759 Ayu Ginarsi 2 2 1 2 1 8

6 6760 Tita Irma Arianti 2 1 2 1 2 8

7 6761 Indrawai 1 2 1 2 1 7

8 6762 Nismawati 1 2 2 1 2 8

9 6763 Sartika 1 2 1 2 1 7

10 6764 Warda 2 2 2 1 2 9

11 6765 Andi Ayu Fatima 0 1 2 1 1 5

12 6766 Syahraeni 2 1 2 1 2 8

13 6767 Supina 1 1 2 1 1 6

14 6768 St. Aisyah 2 1 1 2 1 7

15 6769 Yuni Umrawati 1 2 1 0 2 6

16 6770 Ahamad M. 1 2 1 2 2 8

17 6771 Azharuddin 1 2 2 1 2 8

18 6772 Nasfar 2 2 2 1 1 8

19 6773 Sofyan 1 1 2 2 2 8

20 6774 Arfan Arianto 2 0 2 2 2 8

21 6775 Iswan 2 2 2 2 0 8

Page 74: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

72

22 6776 Abd. Rauf 2 2 2 2 1 9

23 6777 Yusmar 2 1 1 2 2 8

24 6778 Erwin 1 2 2 2 1 8

Jumlah

Rata-rata

35

1,45

38

1,58

39

1,62

38

1,58

36

1,5

186

7,75

Data Berdasarkan Pedoman Observasi Frekuensi Siswa yang Menyelesaiakan Tugas PR

Tahap II

No STTB Nama Siswa Pertemuan ke - Jumla

h 1 2 3 4 5

1 6755 Suriati 1 1 1 1 1 5

2 6756 Asriani 1 1 0 1 1 4

3 6757 Yuliana 1 1 1 1 1 5

4 6758 Marni 1 1 1 1 1 5

5 6759 Ayu Ginarsi 1 1 1 1 1 5

6 6760 Tita Irma Arianti 1 1 1 1 1 5

7 6761 Indrawai 1 1 1 1 1 5

8 6762 Nismawati 1 1 1 1 1 5

9 6763 Sartika 0 1 1 1 1 4

10 6764 Warda 1 1 1 1 1 5

11 6765 Andi Ayu Fatima 1 1 1 1 1 5

12 6766 Syahraeni 1 1 1 1 1 5

13 6767 Supina 1 1 1 1 1 5

14 6768 St. Aisyah 1 1 1 1 1 5

15 6769 Yuni Umrawati 1 1 1 1 1 5

16 6770 Ahamad M. 1 1 1 1 1 5

17 6771 Azharuddin 1 1 1 1 1 5

18 6772 Nasfar 1 1 1 1 1 5

19 6773 Sofyan 1 1 1 1 1 5

20 6774 Arfan Arianto 1 1 1 1 1 5

21 6775 Iswan 1 1 1 1 1 5

Page 75: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

73

22 6776 Abd. Rauf 1 1 1 1 1 5

23 6777 Yusmar 1 1 1 1 1 5

24 6778 Erwin 1 1 1 1 1 5

Jumlah

Rata-rata

23

0,95

24

1

23

0,95

24

1

24

1

118

4,91

Page 76: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

74

LAMPIRAN D DATA MOTIVASI SISWA

DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Data Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tahap I Melalui Metode Penemuan

No Motivasi Siswa dalam

Page 77: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

75

Pembelajaran Matematika Tahap I Melalui Metode Penemuan

1 34 2 32 3 36 4 36 5 36 6 34 7 32 8 34 9 32 10 34 11 32 12 34 13 40 14 32 15 33 16 32 17 40 18 39 19 34 20 34 21 31 22 34 23 38 24 36

x = 829

Rata-rata = 34,541

persentase 76,7%

Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tahap II Melalui Metode Penemuan

No Motivasi siswa dalam

Page 78: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

76

Pembelajaran matematika tahap I melalui metode penemuan

1 36 2 33 3 39 4 41 5 36 6 34 7 39 8 36 9 32 10 39 11 41 12 36 13 36 14 34 15 36 16 38 17 41 18 40 19 37 20 35 21 34 22 35 23 43 24 36

x = 887

Rata-rata = 36,958

perssentase 82,1%

Page 79: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

77

LAMPIRAN D DATA PENGGUNAAN

METODE PENEMUAN

Data Pedoman Observasi Pelaksanaan Metode Penemuan

Tahap II

Page 80: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

78

No Tindakan yang dilaksanakan Pertemuan ke -

Jumlah 1 2 3 4 5

1 Menyajikan masalah 3 3 3 3 3 15

2 Latihan pengembangan 3 3 3 3 3 15

3 Penyusunan data 3 3 3 3 3 15

4 Penambahan data 3 3 3 3 3 15

5 Penemuan dan pengecekan pola 3 3 3 3 3 15

6 Penetaan pola 3 3 3 3 3 15

7 Penentuan jawaban 3 3 3 3 3 15

8 Verifikasi jawaban 3 3 3 3 3 15

Jumlah 24 24 24 24 24 120

Rata-rata 3 3 3 3 3 15

Data Pedoman Observasi

Pelaksanaan Metode Penemuan Tahap I

No Tindakan yang dilaksanakan Pertemuan ke - Jumlah

Page 81: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

79

1 2 3 4 5

1 Menyajikan masalah 3 2 3 3 3 14

2 Latihan pengembangan 3 3 3 3 3 15

3 Penyusunan data 3 3 3 3 3 15

4 Penambahan data 2 2 2 2 2 10

5 Penemuan dan pengecekan pola 3 3 3 3 3 15

6 Penerapan pola 3 2 3 3 2 13

7 Penentuan jawaban 3 3 2 3 3 14

8 Verifikasi jawaban 3 2 3 2 3 13

Jumlah 23 19 22 22 24 109

Rata-rata 3 3 3 3 3 15

LAMPIRAN E SURAT-SURAT PENELITIAN

Page 82: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN - Media Information dalam pembelajaran matematika melalui metode penemuan. 2. Bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan matematika, dalam penelitian

80