24
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem Iskandar , Psr.V Medan 20221 Telp. (061) 6625970 Pes. 118 SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2 NAMA ALAT : MELTING POINT APPARATUS TUJUAN SOP Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Melting Point berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur RUANG LINGKUP SOP SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Melting Point, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya . TANGGUNG JAWAB Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran. DESKRIPSI: Melting Point adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu titih leleh dari suatu reagen (bahan) yang berbentuk kristal (padatan). CARA KERJA : 1. Masukkan thermometer ke dalam alat melting point. 2. Masukkan sampel kristal ke dalam pipa kapiler sebanyak ± ¼ bagiannya. (dapat menguji 3 sampel sekaligus dengan 3 pipa kapiler yang berbeda) 3. Hidupkan alat (main on) 4. Untuk sampel yang titik didihnya diperkirakan di atas 150 0 C, hidupkan tombol “boost on”. 5. Atur pemanasannya.

Universitas Negeri Medankimia.unimed.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/SOP-Alat.docx · Web viewFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDANLABORATORIUM KIMIA

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM KIMIA

Jl. Willem Iskandar , Psr.V Medan 20221

Telp. (061) 6625970 Pes. 118

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : MELTING POINT APPARATUS

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Melting Point berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Melting Point, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Melting Point adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu titih leleh dari suatu reagen (bahan) yang berbentuk kristal (padatan).

CARA KERJA :

1. Masukkan thermometer ke dalam alat melting point.

2. Masukkan sampel kristal ke dalam pipa kapiler sebanyak ± ¼ bagiannya. (dapat menguji 3 sampel sekaligus dengan 3 pipa kapiler yang berbeda)

3. Hidupkan alat (main on)

4. Untuk sampel yang titik didihnya diperkirakan di atas 150 0C, hidupkan tombol “boost on”.

5. Atur pemanasannya.

6. Melalui kaca pembesar lihat kristal yang ada dalam pipa kapiler, bila kristal telah meleleh/ mencair, lihat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.

7. Matikan alat dan tunggu dahulu sampai angka thermometer menunjukkan suhu ruangan.

8. Bila suhu thermometer sudah kembali normal, pengukuran dapat diulangi untuk menguji sampel yang lain.

9. Bila telah selesai menguji sampel, matikan alat. Sambil menunggu suhu thermometernya turun, bersihkan alat dari segala kotoran terutama sisa-sisa sampel.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : OVEN

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Oven berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Oven, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Oven adalah alat yang digunakan untuk memanaskan atau mengeringkan suatu sampel padatan atau larutan.

CARA KERJA :

1. Sambungkan kabel ke sumber arus

2. Putar tombol power ke sebelah kiri (posisi on)

3. Atur suhu oven dengan memutar tombol pengatur suhu ke sebelah kanan

4. Untuk oven yang punya pengatur waktu, dapat diputar tombol pengatur waktunya sesuai dengan lama yang kita inginkan

5. Apabila suhu yang diinginkan telah tercapai (dapat dilihat pada display), baru dapat dimasukkan sampelnya

6. Apabila telah selesai, turunkan suhu secara bertahap sampai display menunjukkan suhu kamar. Untuk yang mempunyai pengatur suhu, oven akan mati dengan sendirinya setelah waktu yang diinginkan tercapai

7. Kemudian putar tombol power ke sebelah kanan (posisi off)

8. Cabut kabel dari sumber arus

9. Jangan lupa untuk membersihkan oven (terutama bagian dalam) dari sisa kotoran sampel jika telah selesai

Catatan :

Jangan gunakan oven untuk mnegeringkan kristal-kristal yang mengandung asam kuat ataupun basa kuat karena dapat membuat bagian dalam oven menjadi berkarat.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : CENTRIFUGE

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Centrifuge berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Centrifuge, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dari suatu campuran tersuspensi dengan cara memutar larutan tersebut pada kecepatan tertentu sehingga terpisah antara padatan dan cairannya.

CARA KERJA :

1. Sambungkan kabel ke sumber arus

2. Hidupkan tombol (power on) yang ada di belakang alat

3. Tekan tombol open untuk membuka tutup centrifuge.

4. Masukkan tabung centrifuge dengan posisi yang seimbang. Volume dalam tabung juga seimbang (sama)

5. Tutup kembali alatnya, kemudian atur waktu dan kecepatan putarannya. Angka kecepatan putarannya biasanya menunjukkan perkalian 10 ataupun 100.

6. Kemudian tekan tombol “start” untuk memulai centrifugasinya

7. Setelah selesai proses centrifugasinya, pastikan alat benar-benar berhenti, kemudian tutup alat dapat dibuka dengan menekan tombol open.

8. Apabila telah selesai, tutup kembali alat dan tekan tombol power ke posisi off. Lalu cabut kabel dari sumber arus.

9. Bersihkan alat centrifuge apabila telah selesai digunakan, terutama bagian dalam tempat tabung centrifuge-nya.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : FURNACE (TANUR LISTRIK)

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Furnace berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Furnace, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Furnace adalah alat yang digunakan untuk memanaskan sampel pada suhu yang sangat tinggi (T ≥ 1200 0C)

CARA KERJA :

1. Sambungkan kabel ke sumber arus

2. Masukkan sampel yang telah diletakkan di dalam cawan porselen

3. Kemudian tutup pintu alat dengan rapat

4. Atur tombol pengatur suhu ke arah kanan sesuai dengan suhu yang diinginkan secara bertahap

5. Suhu yang diinginkan telah tercapai apabila lampu disebelah kanan tombol pengatur suhunya telah menyala semua.

6. Perhitungan waktunya dimulai apabila suhu yang diinginkan telah tercapai

7. Apabila waktunya yang diinginkan telah selesai, turunkan suhu furnace secara bertahap

8. Apabila suhu telah turun sampai di bawah 500C, kabel dapat dicabut dari sumber arus

9. Pintu furnace jangan dibuka apabila suhu furnace masih sangat tinggi (T ˃ 3000 C)

10. Bersihkan furnace, apabila telah selesai digunakan terutama bagian dalam dan sekitar furnace dari kotoran sisa sampel

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : HEATING MANTLE

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Heating Mantle berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Heating Mantle, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Heating Mantle adalah alat yang digunakan untuk memanaskan sampel dalam wadah labu dasar bulat dengan volume tertentu pada proses destilasi ataupun refluks.

CARA KERJA :

1. Rangkai alat / labu di atas heating mantle sesuai dengan ukuran alat

2. Hubungkan kabel dengan sumber arus, lalu putar switch (tombol) ke posisi on (I setting) yang ditandai dengan lampu yang menyala

3. Untuk yang mempunyai tingkat pemanasan, suhu dapat diatur berdasarkan nomornya (biasanya skala 1 – 10)

4. Jika proses pemanasan telah selesai, putar switch (tombol) ke posisi off (O setting)

5. Cabut kabel dari sumber arus.

6. Jangan lupa untuk membersihkan kembali alat setelah seselai digunakan.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : NERACA ANALITIK

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Neraca Analitik berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Neraca Analitik, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Neraca adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat dari suatu sampel

CARA KERJA :

1. Neraca harus dalam keadaan bersih dan kering

2. Posisi kedudukan neraca terlebih dahulu harus diratakan, dapat dilihat pada water pass-nya harus berada di tengah-tengah

3. Bila water pass belum berada di tengah-tengah, dapat diputar kaki neraca sehingga water pass tepat berada di tengah

4. Hubungkan kabel dengan sumber arus, biarkan selama ± 2 menit. Tekan tombol on.

5. Tekan tombol zerro pada neraca dan display harus menunjukkan angka 0,0000 (neraca harus dalam keadaan tertutup)

6. Tempatkan wadah di atas pan neraca. (sesuaikan wadah dengan bahan yang ingin ditimbang). Baca angka pada display

7. Bila berat wadah ingin diabaikan, tekan tombol re-zerro, maka display akan menunjukkan angka 0,0000

8. Letakkan sampel pada wadah di atas pan neraca. Baca angka pada display

9. Bila telah selesai, keluarkan wadah beserta sampel dari pan neraca. Tekan tombol re-zerro sampai display menunjukkan angka 0,0000. Kemudian tekan off (untuk beberapa neraca, posisi off diperoleh dengan mengungkit ke atas tombolnya)

10. Cabut kabel dari sumber arus. Bersihkan neraca dan mejanya dari sisa-sisa sampel.

Catatan : membersihkan neraca harus dalam posisi off dan untuk pembacaan display neraca harus dalam keadaan tertutup.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 1

NAMA ALAT : BURET

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Buret berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk semua jenis Buret, termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI:

Buret adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan yang ditambahan ke dalam suatu sampel larutan secara perlahan pada proses titrasi. Ukuran buret ada beberapa jenis seperti 25 mL dan 50 mL Stopper (keran) buret ada yang terbuat dari kaca dan ada yang terbuat dari Teflon.

Buret dengan stopper dari kacaBuret dengan stopper dari teflon

CARA KERJA :

1. Tempatkan buret pada standar buret dan kepit dengan penjepitnya

2. Pastikan posisi buret tegak lurus dengan meja kerja. Sesuaikan tinggi buret dengan jarak pandang mata kita. Berikan ruang dibawah buret untuk tempat erlenmeyer.

3. Untuk keran buret yang terbuat dari kaca, olesi terlebih dahulu kerannya dengan sedikit vaselin. Pastikan vaselinnya tidak menutupi lubang yang terdapat pada keran buret.

4. Tutup keran buretnya. Isi larutan dengan aquadest dengan menyemprotkan dari botol aquadest. Kemudian buang aquadestnya dengan membuka keran buret, tampung air bilasan dengan erlenmeyer atau beaker glass.

5. Bilas buret dengan larutan yang akan digunakan sebanyak 3 kali.

6. Isi buret dengan larutan yang akan digunakan. Pastikan ruang di bawah keran juga terisi penuh dan tidak ada gelembung udara lagi.

7. Isi larutan sampai batas angka 0. Untuk larutan yang berwarna gunakan miniskus atas sebagai tanda sedangkan untuk larutan bening, gunakan miniskus bawah sebagai tanda.

8. Gunakan tangan kiri untuk membuka dan menutup keran dengan cara melingkarkan jari tangan pada buret dan memegang keran dengan menggunakan jari jempol dan jari telunjuk serta jari tengah. Sedangkan tangan kanan untuk memegang erlenmeyer tempat sampel sambil menggoyangkannya selama proses titrasi.

9. Lakukan titrasi dengan meneteskan larutan dari buret secara perlahan sambil erlenmeyer terus digoyang-goyang sampai terjadi perubahan warna pada analit (menandakan titik akhir titrasi). Segera tutup keran buretnya.

10. Bila telah selesai, lihat berapa volume yang telah terpakai pada buret. Luruskan pembacaan garis pada buret dengan mata anda. Catat hasilnya.

11. Titrasi biasanya dilakukan dengan sebanyak tiga kali (dua kali perulangan). Pembacaan buret pada titrasi yang kedua dan ketiga dengan mengurangi pembacaan pada buret setelah titrasi dengan pembacaan sebelum titrasi dilakukan.

12. Setelah titrasi selesai dilakukan, keluarkan sisa larutan yang terdapat dalam buret dari keran dan tampung dalam botol penyimpanan.

13. Lepas buret dari Klem buret dan cuci dengan mengalirkan air dari keran air. Lakukan sampai buret benar-benar bersih.

14. Keringkan buret yang telah dicuci kemudian simpan di kotak penyimpanan atau lekatkan kembali pada klem buret tetapi dalam posisi yang terbalik.

15. Untuk keran buret yang terbuat dari kaca, sebaiknya selama penyimpanan keran dibuka dan disimpan secara terpisah untuk menghindari keran yang lengket pada buret apalagi kalau habis digunakan untuk larutan NaOH.

Catatan : Selama proses titrasi ada baiknya pada alas Standar Buret dilapisi dengan kertas putih agar perubahan warna pada proses titik akhir titrasi dapat terlihat dengan jelas.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : pH METER

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa pH meter berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk jenis pH meter merk Lutron , termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI

pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari suatu larutan dimana range pH adalah 1 sampai 14.

CARA KERJA :

1. Hubungkan elektroda pH pada “pH BNC Input Socket” yang terdapat pada alat

2. Hidupkan alat dengan menekan tombol “power”, kemudian tekan tombol “pH/mV” untuk memilih fungsi pH dengan melihat simbol pH pada display

3. Jika ingin mengkalibrasi pH meter, dapat dilakukan dengan satu ataupun dua buffer kalibrasi.

4. Celupkan elektroda pH pada buffer 7. Kemudian tekan tombol “CAL”. Maka pada bagian atas display akan menunjukkan tulisan “CAL” dan bagian bawah display akan menunjukkan harga pH kalibrasi.

(CAL 7.00)

5. Tulisan “CAL” akan berkedip-kedip selama ± 5 menit. Setelah itu alat pH meter akan mengkalibrasi pH secara automatis. Bagian atas display menunjukkan harga pH yang dikalibrasi, sedangkan bagian bawah display akan menunjukkan harga temperatur.

(7.00 25.0)

6. (CAL 4.00)Jika ingin dilanjutkan kalibrasi pada buffer yang kedua dapat dilakukan pada buffer pH 4 atau buffer pH 10. Cuci elektroda dengan aquadest, lalu celupkan ke dalam buffer pH 4 (buffer pH 10). Kemudian tekan tombol “CAL” hingga bagian atas display akan menunjukkan tulisan “CAL” dan bagian bawah display akan menunjukkan harga pH kalibrasi.

7. (4.00 25.0)Sama seperti point 5.

8. Angkat elektroda dari buffer dan cuci elektroda dengan aquadest

9. Ulangi langkah 4 – 7 sekali lagi. Setelah itu pH meter dapat digunakan untuk mengukur sampel.

10. Celupkan elektroda ke dalam larutan sampel dan baca harga pH pada display.

11. Jika telah selesai, tekan tombol “power” untuk mematikan alat. Angkat elektroda, cuci sampai bersih dengan aquadest dan masukkan kembali ke dalam botol tempat elektroda. Jangan lupa untuk selalu mengisi buffer ataupun cukup aquadest saja ke dalam botol penyimpanan elektroda.

SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2

NAMA ALAT : ROTARY EVAPORATOR

TUJUAN SOP

Untuk menetapkan suatu prosedur untuk pengoperasian agar dapat memberikan hasil yang akurat. Dan memastikan bahwa Rotary Evaporator berfungsi dengan baik dan digunakan sesuai prosedur

RUANG LINGKUP SOP

SOP ini digunakan mencakup pengoperasian untuk jenis Rotary Evaporator merk Heidolph , termasuk semua resiko, orang yang berhubungan dengan alat serta pencegahannya .

TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan SOP ini untuk seluruh pemakai yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan laboran.

DESKRIPSI

Rotary Evaporator adalah alat yang digunakan untuk penyulingan atau penguapan pelarut, pemurnian bahan kimia, zat dan campuran, serta pengeringan kristal.

CARA KERJA :

1. Sambungkan kabel ke sumber arus.

2. Teken tombol ke posisi on

3. Tempatkan sampel ke dalam labu evaporator, kemudian pasangkan pada alat dan ketatkan sambungannya dengan mengikatkan kuncinya

4. Kemudian pasang labu penampung pelarutnya dengan mengunci pengikatnya dengan kuat

5. Untuk menaikkan atau menurunkan posisi rangkaian labu sampel, labu penampung dan kondensornya, gunakan tuas yang terdapat di bawah panci air dengan menean sambil menggeser tuas ke posisi kanan atau kiri. Sedangkan untuk mengatur kemiringan rangkaian alatnya diatur dengan menekan tombol yang ada pada posisi atas rangkaian sambil memutar drive unit-nya.

6. Isi air ke dalam panci pemanasan

7. Pasangkan selang air masuk pada keran air kemudian hidupkan air keran yang akan mengalir ke kondensornya

8. Kemudian atur suhu yang diinginkan, besar putaran labu yang diinginkan serta tekanan yang diinginkan sesuai dengan sampel yang digunakan. Mengaturnya dengan menggunakan tombol yang terdapat di bawah display monitor

9. Tekan tombol pompa vakum ke posisi on

10. Setelah semua posisi diatur dan pompa vakum dalam posisi on lalu tekan tombol on pada layar untuk memulai proses evaporasi

11. Proses evaporasi berjalan baik bila pelarut yang terdapat dalam sampel mulai terpisah dan menetes ke dalam labu penampung. Tunggu sampai proses evaporasi selesai setelah tidak ada lagi pelarut yang menetes ke dalam labu penampung.

12. Setelah proses selesai, tekan tombol off pada monitor. Kemudian tekan tombol off pada pompa vakum. Tunggu sampai semua kembali ke posisi nol. Lalu matikan keran air yang mengalir ke kondensor.

13. Kemudian naikkan rangkaian alat ke atas dengan menggeser tuas. Tekan tombol ke posisi off yang terdapat pada alat. Cabut kabel dari sumber arus

14. Setelah labu cukup dingin buka labu penampung dan tuang larutannya ke dalam wadah

15. Kemudian buka juga labu tempat sampel dan tempatkan sampel yang tersisa ke dalam wadah

16. Cuci kedua labu tadi sampai bersih. Kemudian keringkan dan disimpan dengan baik

17. Bila tidak ingin dipakai lagi maka keringkan air yang terdapat dalam panci pemanasan

18. Bersihkan juga alat dan meja kerja dari kotoran yang ada.

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Sebelum Praktikum

1. Praktikan harus sudah berada di depan ruangan praktikum lima menit sebelum praktikum dimulai.

2. Praktikan dilarang membuat jurnal atau laporan praktikum di sekitar (teras) laboratorium sebelum praktikum dimulai. Jurnal ataupun laporan praktikum sudah harus selesai dikerjakan sebelum datang ke laboratorium.

3. Praktikan harus menggunakan perlengkapan praktikum seperti jas praktikum, jurnal yang berisi rencana kerja praktikum yang akan diperiksa oleh pengawas praktikum.

4. Praktikan sudah harus menguasai materi praktikum yang akan dikerjakan sebelum memasuki ruangan, praktikan harus sudah siap dengan pretest.

5. Praktikan harus menyediakan bahan-bahan dan alat-alat kelengkapan yang tidak disediakan dalam laboratorium seperti korek api, lap, deterjen, brus dll serta sampel yang dibutuhkan. Selama praktikum tidak diperbolehkan pinjam meminjam

6. Setiap kelompok harus sudah membuat pembagian kerja sebelum melaksanakan percobaan.

7. Praktikan harus selalu mengetahui : lokasi pemadam kebakaran, penyiram air (shower), kotak P3K, dsb.

8. Praktikan wajib membaca petunjuk keselamatan di laboratorium yang terdapat pada buku penuntun praktikum

Selama Praktikum

1. Praktikan tidak diperkenankan meletakkan tas di meja praktikum. Semua tas diletakkan di depan kelas.

2. Praktikan hanya diperkenankan membawa buku penuntun, jurnal, sampel percobaan serta peralatan kebersihan dan keamanan di meja praktikum.

3. Praktikan mengambil kunci lemari alat dan bon peminjaman alat serta mengecek kondisi alat yang ada di lemari. Bila tidak sesuai dengan bon peminjaman alat segera laporkan kepada pengawas praktikum.

4. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan sebelum mendapat persetujuan dari instruktur / pengawas praktikum.

5. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, merokok dalam ruangan praktikum

6. Jangan bekerja diluar penuntun, beritahu teman dekat bila bekerja dengan zat beracun atau berbahaya. Jangan meninggalkan percobaan tanpa diawasi salah seorang anggota diantara anggota kelompok

7. Bila terjadi kecelakaan di laboratorium baik skala kecil maupun besar, segera laporkan kepada pengawas praktikum.

8. Buanglah sampah di tempat yang disediakan, jangan membuang zat kimia atau larutan ke dalam saluran pembuangan air, tempatkan pada wadah yang sudah disediakan untuk pelarut organik, oksidatif, reaktif, dll.

9. Masing-masing praktikan mencatat data percobaan dan data pengamatan dalam buku khusus (jurnal).

10. Laporan praktikum dibuat rangkap dua, asli untuk diserahkan 1 minggu setelah praktikum dan fotokopi sebagai pertinggal mahasiswa. Laporan menunjukkan :

· Tanggal praktikum dilakukan

· Judul praktikum

· Prinsip teori yang penting dan mendukung percobaan

· Prosedur singkat percobaan (dalam kalimat berita, bukan perintah)

· Hasil pengamatan dan gambar seperlunya

· Reaksi-reaksi kimia dan perhitungan

· Diskusi hasil

· Jawaban pertanyaan

Selesai Praktikum

1. Praktikan mencuci semua peralatan yang telah selesai digunakan

2. Praktikan mengecek kembali kelengkapan peralatan sesuai dengan bon peminjaman alat. Bila terjadi kerusakan atau hilang wajib diganti oleh kelompok yang bersangkutan

3. Mengembalikan alat dan keranjangnya ke dalam laci meja dan mengembalikan kunci ke pengawas praktikum

4. Kebersihan merupakan bagian dari penilaian, bersihkan meja praktikum dan wastafel dan lingkungan kerja di laboratroium.

5. Praktikan memberikan data percobaan dan data pengamatan kepada pengawas praktikum untuk diperiksa dan disetujui.

6. Tidak diperkenankan membuka jas praktikum di dalam laboratorium.

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM

Pada poses pelaksanaan praktikum Dosen Pembimbing Praktikum merupakan penanggung jawab utama atas kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan praktikum. Langkah-langkah yang harus dilakukan Dosen Pembimbing Praktikum adalah sebagai berikut :

1. Setelah rapat pembagian tugas, dosen pembimbing praktikum mempelajari penuntun praktikum dan menentukan percobaan-percobaan yang akan dilaksanakan pada semester berjalan dengan berkoordinasi dengan sesama dosen pembimbing praktikum pada matakuliah yang sama, laboran dan kepala laboratorium.

2. Maksimum dua minggu sebelum kegiatan praktikum, judul-judul percobaan telah diserahkan kepada laboran untuk mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum

3. Dosen pembimbing praktikum memberikan pengarahan kepada asisten mahasiswa menyangkut dasar teori, prosedur percobaan, hasil pengamatan dan pengolahan data (bila diperlukan)

4. Dosen pembimbing praktikum dengan dibantu asisten mahasiswa mendata peserta praktikum yang ditandai dengan KRS yang dibawa mahasiswa

5. Dosen pembimbing praktikum dengan dibantu asisten mahasiswa membagi kelompok mahasiswa peserta praktikum

6. Dosen pembimbing praktikum memberikan pengarahan tentang tata tertib di laboratorium terutama menyangkut keselamatan kerja di laboratorium

7. Dosen pembimbing praktikum memberikan pengarahan menyangkut : dasar teori, prosedur kerja dan pengolahan data (bila perlu)

8. Dosen pembimbing praktikum dibantu asisten mahasiswa memberikan pre test tentang kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum

9. Dosen pembimbing praktikum dibantu asisten mahasiswa membantu kelancaran pelaksanaan praktikum dan memberikan arahan tentang prosedur kerja, cara pemakaian alat-alat laboratorium dan hasil pengamatan mahasiswa

10. Dosen pembimbing praktikum dengan dibantu asisten mahasiswa memeriksa hasil akhir pengamatan dengan cara membubuhkan tanda tangan (paraf) pada buku jurnal

SOP PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN PERALATAN

DI LABORATORIUM KIMIA

1. Dosen / mahasiswa meminta bon peminjaman alat / instrumen dan memfotokopi sebanyak rangkap dua.

2. Dosen / mahasiswa mengisi bon peminjaman alat / instrumen dan memberikannya kepada petugas gudang alat / laboran .

3. Petugas gudang alat / laboran menelusuri alat / instrumen di gudang penyimpanan dan menentukan lokasi, jumlah dan kondisi alat

4. Setelah memastikan kondisi alat / instrumen, laboran meminta persetujuan Kepala Lab dengan menandatangani bon peminjaman alat / instrumen kepada Kepala Lab.

5. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Lab. Laboran menyediakan alat / instrumen yang akan dipinjamkan dan menyerahkannya kepada dosen / mahasiswa dalam kondisi baik

6. Setelah selesai menggunakan alat, dosen / mahasiswa menghubungi petugas gudang alat / laboran untuk pengembalian alat tersebut

7. Petugas gudang alat / laboran memeriksa kondisi alat yang dikembalikan sesuai dengan bon peminjaman alat yang ada. Bila terdapat alat yang rusak atau hilang maka peminjam wajib mengganti atau memperbaiki alat tersebut sesuai dengan spesifikasi alat yang rusak atau hilang serta menujukkan bukti kuitansi pembelian atau perbaikan.

8. Bila semua alat telah diperiksa dengan baik maka petugas gudang alat / laboran akan membubuhkan tandatangan / paraf pada bon peminjaman alat sebagai tanda bahwa alat telah dikembalikan seluruhnya.