Upload
lycong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
665
Unmas
Denpasar
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
KEUANGAN PT. BANK MANDIRI TASPEN POS KANTOR PUSAT
DENPASAR TAHUN 2013 – 2015
I Gusti Putu Yanusadha Yogiswara
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email: [email protected]
ABSTRAK
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, selain itu bank juga harus menjaga kualitas kredit (NPL), melakukan efisiensi
(BOPO), mengelola aktiva produktif (NIM), serta menjaga likuiditas (LDR). Tujuan dari usaha
perbankan yaitu untuk memperoleh keuntungan. Tingkat kemampuan bank dalam mendapatkan
keuntungan salah satunya diukur dengan Return On Asset (ROA). Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji pengaruh Kredit, Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada PT. Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) Kantor
Pusat Denpasar tahun 2013-2015. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mandiri Taspen Pos (Bank
Mantap) Kantor Pusat Denpasar. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan
portofolio kredit dan dana serta laporan keuangan konsolidasi bulanan tahun 2013-2015. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, selain itu juga
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi serta dilakukan uji kelayakan model yaitu uji koefisien
determinasi, uji F dan uji t. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Kredit tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA), sementara Non Performing
Loan (NPL) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
negatif signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA).
Kata kunci: Kredit, NPL, BOPO, NIM, LDR, dan ROA
ABSTRACT
Bank is one of the financial institution which have activities to raise funds from public in
the form of savings and distribute them to the public in from of credit, others also bank too must
keep credit quality (NPL), do efficiency (BOPO), manage earning assets (NIM), others also keep
liquidity (LDR). The purpose of the banking business is gain profit. Ability of the banks in gain
profit is measured by Return On Asset (ROA). The purpose this research is to examine influence
of Credit, Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) and Loan to Deposit
Ratio (LDR) through Return On Asset (ROA) at PT. Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap Bank)
center office Denpasar during 2013-2015. This research is performed at PT. Bank Mandiri Taspen
Pos (Mantap Bank) center office Denpasar. This research used sekunder data is report of
portofolio credit and funding and monthly consolidation financial report during 2013-2015.
Analysis technique used of this research used is multiple linear regression analysis, others also
666
Unmas
Denpasar
done a classical assumptions test covering normality test, multicolinierity test, heteroscedastisity
test, and autocorrelation test, others also done a test the feasibility of the model covering
coefficient determination test, F test and t test. The results of this research found that Credit
variabel not effect to Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) and Loan to Deposit
Ratio (LDR) has significant positive effect to Return On Asset (ROA), while Non Performing Loan
(NPL) and BOPO has significant negative effect to Return On Asset (ROA).
Keywords: Credit, NPL (Non Performing Loan), BOPO, NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan
to Deposit Ratio), and ROA (Return On Asset)
PENDAHULUAN
Perkembangan Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat dimana telah terjadi
pergerakan yang sangat signifikan pada lingkungan bisnis. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan
untuk siap menghadapi persaingan secara global. Perusahaan pasti telah memiliki rencana jangka
pendek serta rencana jangka panjang untuk dapat mempertahankan perusahaan dari dampak
persaingan global yang ada. Kondisi yang terjadi tersebut menuntut perusahaan untuk membuat
kebijakan yang dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, termasuk lembaga
keuangan seperti bank sehingga dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Persaingan bisnis yang
semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian
suatu negara. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk–
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank merupakan suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak–pihak
yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak–pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank juga sebagai
suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga
seharusnya tingkat kesehatan bank perlu diperhatikan (Merkusiwati, 2007). Banyak orang dan
organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan atau meminjam dana, memindahkan
uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran lainnya.
Keberhasilan bank mencapai laba atau profit memerlukan peningkatan jasa kredit sebagai
produk jasa utama, sesuai dengan target dan rencana yang ditetapkan oleh direksi serta
peningkatan keuntungan berdasarkan prinsip–prinsip perusahaan, dan perlu didukung dengan
kebijakan yang terpadu dan memadai sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan tingkat
pelayanan kepada masyarakat. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat yang saat ini
jumlah bank sangat banyak serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap
performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang
dihadapi oleh bank–bank yang ada di Indonesia. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari
beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah
rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil analisis laporan
667
Unmas
Denpasar
keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa datang
(Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari Return On Asset (ROA). Alasan dipilihnya
ROA sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliknya.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset. Nilai ROA yang rendah
menunjukkan manajemen bank belum efisien dalam mengelola asset bank untuk memperoleh
keuntungan dan tingkat kesehatannya pun kurang baik. Analisis laporan keuangan dapat
membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam
menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Kinerja
keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik mencakup
aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian terhadap kinerja suatu bank
dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya.
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit.
Non Performing Loan (NPL) atau risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian
bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) atau rasio efisiensi
mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Net
Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Loan to Deposit
Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana, masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2010).
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kinerja keuangan
dengan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai alat ukur kinerja perusahaan, dimana
Return On Asset (ROA) sebagai variabel terikat (dependent variabel) dan Kredit, Non performing
Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin
(NIM) serta Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel bebas (independent variabel).
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mandiri Taspen Pos atau yang disingkat dengan Bank Mantap
Kantor Pusat Denpasar yang dimana dulunya bernama PT. Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). PT.
Bank Mandiri Taspen Pos atau Bank Mantap merupakan salah satu contoh bank umum yang
dimiliki 3 perusahaan BUMN, yaitu: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT. Taspen (Persero), dan
PT. Pos Indonesia (Persero).
Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar perkembangan kinerja keuangan dari
PT. Bank Mandiri Taspen Pos, ketika masih bernama PT. Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) yang
hanya fokus utama pada pengembangan bisnis mikro dan usaha kecil di wilayah Bali saja hingga
sekarang menjadi PT. Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) yang tidak hanya fokus utamanya
pada pengembangan bisnis mikro dan usaha kecil namun juga fokus utamanya yaitu
668
Unmas
Denpasar
pengembangan bisnis kredit pensiunan serta pengembangan bisnisnya tidak hanya di wilayah Bali
saja namun sekarang wilayah pengembangan bisnisnya hingga seluruh wilayah di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar.
Sampel dalam penelitian ini adalah laporan portofolio kredit dan dana serta laporan keuangan
konsolidasi bulanan Tahun 2013–2015. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode sampling jenuh.
Definisi Operasional Variabel
1) Kinerja Keuangan atau Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
keuntungan atau laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi
penggunaan asset. Secara matematis maka rasio Return On Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
ROA = Laba Sebelum Pajak . . .(1)
Total Asset
2) Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Variabel kredit dapat diukur dengan cara sebagai berikut:
Kredit = Total Kredit bulanan . . .(2)
3) Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio ini dapat
diukur dengan menggunakan rumus:
NPL = Total Kredit Bermasalah . . .(3)
Total Kredit yang Diberikan
4) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio yang
menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam melakukan efisiensi. Rasio ini dapat
diukur dengan menggunakan rumus:
BOPO = Total Biaya Operasional . . .(4)
Total Pendapatan Operasional
669
Unmas
Denpasar
5) Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus:
NIM = Pendapatan Bunga Bersih . . .(5)
Aktiva Produktif
6) Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset bank yang dimiliki. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus:
LDR = Total Kredit yang Diberikan . .(6)
Total Dana Pihak Ketiga
Teknik Analisis Data
Statistik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata, dari standar deviasi (Ghozali, 2013). Statistik deskriptif menggambarkan
atau mendiskripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk
dipahami.
Uji asumsi klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: uji normalitas,
uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskesdastisitas.
Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini dengan
rumus persamaan sebagai berikut:
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5 + e . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
Keterangan:
Y = Kinerja Keuangan
𝛼 = Konstanta
X1 = Kredit
X2 = Non Performing Loan (NPL)
X3 = BOPO
X4 = Net Interest Margin (NIM)
X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
β1-5 = Koefisien Regresi
e = Standart error
670
Unmas
Denpasar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 3.1
Hasil Statistik Deskriptif
Variabel Min Max Mean Std. Deviasi
Kinerja
Kredit
NPL
BOPO
NIM
LDR
0,17
634,80
0,81
88,70
0,69
75,39
2,14
1585,40
2,78
93,08
10,13
94,45
1,19
881,24
1,62
91,30
5,00
87,43
0,54
237,48
0,37
1,18
2,70
4,70
Sumber: data diolah
Hasil statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa:
1) Variabel kinerja memiliki nilai minimum sebesar 0,17, nilai maksimum sebesar 2,14. nilai
mean sebesar 1,19 dan standar deviasi sebesar 0,54.
2) Variabel kredit memiliki nilai minimum sebesar Rp 634,80 milyar, nilai maksimum sebesar
Rp.1585,40 milyar, nilai mean sebesar Rp.881,24 milyar dan standar deviasi sebesar
Rp.237,48 milyar.
3) Variabel NPL memiliki nilai minimum sebesar 0,81, nilai maksimum sebesar 2,78, nilai
mean sebesar 1,62 dan standar deviasi sebesar 0,37.
4) Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 88,70, nilai maksimum sebesar 93,08, nilai
mean sebesar 91,30 dan standar deviasi sebesar 1,18.
5) Variabel NIM memiliki nilai minimum sebesar 0,69, nilai maksimum sebesar 10,13, nilai
mean sebesar 5,00 dan standar deviasi sebesar 2,59.
6) Variabel LDR memiliki nilai minimum sebesar 75,39, nilai maksimum sebesar 94,45, nilai
mean sebesar 87,43 dan nilai standar deviasi sebesar 4,70.
Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi klasik pada data yang akan
diuji, pada tahap pertama hasil pengujian asumsi klasik ditemukan adanya kriteria yang tidak
memenuhi persyaratan lolos uji asumsi klasik pada uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Tindakan peneliti adalah melakukan penyembuhan pada kedua gejala tersebut dengan melakukan
transformasi data menggunakan akar kuadrat.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual dalam model regresi
penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Hasil uji asumsi klasik pada
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran, nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) setelah data
ditranformasi adalah 0,482 dan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,974, dimana nilai tersebut
menunjukkan bahwa secara statistik nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang berarti
data terdistribusi secara normal.
671
Unmas
Denpasar
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Suatu model regresi dapat dikatakan baik jika tidak terjadi
multikolinearitas di dalamnya. Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah yang
memiliki nilai variance inflaction factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan mempunyai angka tolerance
lebih dari 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, nilai tolerance variabel bebas lebih dari 10%
atau 0.1 dimana nilai tolerance dari kredit setelah data ditranformasi sebesar 0,137, NPL sebesar
0,146, BOPO sebesar 0,688, NIM sebesar 0,615 dan LDR sebesar 0,500. Nilai VIF kurang dari 10
dimana nilai VIF dari kredit setelah data ditransformasi sebesar 7,314, NPL sebesar 6,859, BOPO
sebesar 1,454, NIM sebesar 1,625 dan LDR sebesar 1,999, dengan demikian dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam penelitian ini.
Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian. Uji ini dapat dianalisis melalui uji Gletser dengan melihat tingkat
signifikansi, jika tingkat signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari masalah
heterokedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, tingkat signifikansi berada di atas 0,05
dimana nilai Sig. kredit setelah data ditranformasi sebesar 0,108, NPL sebesar 0,206, BOPO
sebesar 0,561, NIM sebesar 0,358 dan LDR sebesar 0,536, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat heterokedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi adanya korelasi antara data pada masa
sebelumnya (t-1) dengan data sesudahnya (t1). Model uji yang baik adalah terbebas autokorelasi.
Identifikasi adanya autokorelasi dalam model regresi pada penelitian ini dilakukan dengan
melakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (DW), walaupun data sudah ditransformasi
menggunakan akar kuadrat sebelumnya, namun nilai Durbin Watson (DW) belum juga terbebas
dari gejala autokorelasi, kemudian peneliti melakukan penyembuhan gejala autokorelasi
menggunakan metode autoregressive. Metode autoregressive dilakukan dengan cara memasukkan
lag dari variabel terikat menjadi salah satu variabel bebasnya dan pada tahap interpretasi model
lag variabel tidak perlu untuk diinterpretasikan karena hanya merupakan metode untuk
menghilangkan gangguan autokorelasi. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode
autoregressive menunjukkan bahwa, nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,840, dengan jumlah
data (n) = 36 dan jumlah variabel bebas (k) = 5 serta = 5% diperoleh angka dl = 1,17 dan du =
1,79, 4-du = 2,21, karena Durbin Watson sebesar 1,840 terletak antara batas atas (du) dan (4-du),
yaitu 1,79 < 1,840 < 2,21, maka dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak terdapat
autokorelasi.
672
Unmas
Denpasar
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas
mampu menjelaskan perubahan variabel terikatnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, nilai
Adjusted R2 pada model sebesar 0,996. Nilai Adjusted R2 pada model yang artinya pada model
sebesar 99,6 persen dapat dijelaskan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
keuangan, sedangkan sisanya sebesar 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Uji F
Uji kesesuaian model dimaksudkan dalam rangka mengetahui apakah dalam penelitian ini
model yang digunakan layak untuk digunakan atau tidak sebagai alat analisis untuk menguji
pengaruh variabel independen pada variabel dependennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa,
pada model memiliki nilai sig value sebesar 0,00 lebih kecil dari nilai = 0,05 menunjukkan
model penelitian ini layak untuk digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh variabel
independen pada variabel independen.
Uji Hipotesis (Uji t)
Uji hipotesis (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dapat dibuat
persaman regresi sebagai berikut:
Y= 8,602 + 0,003 Kredit - 0,176 NPL - 0,913 BOPO + 0,425 NIM + 0,045 LDR. . . . . . . . . . . . (8)
Pengujian Hipotesis
Hipotesis pertama menyatakan bahwa kredit berpengaruh positif terhadap kinerja kuangan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,190 lebih
besar dari 0,05 dan nilai beta 0,003 yang artinya bahwa variabel kredit tidak berpengaruh terhadap
variabel kinerja keuangan dengan demikian hipotesis pertama tidak diterima.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai
signifikasi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta -0,176 yang artinya bahwa variabel
NPL berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja keuangan dengan demikian hipotesis kedua
diterima.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,00
lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta sebesar -0,913 yang artinya bahwa variabel BOPO berpengaruh
negatif terhadap variabel kinerja keuangan dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif dan signfikan terhadap
kinerja keuangan. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikasi
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta 0,425 yang artinya bahwa variabel NIM
673
Unmas
Denpasar
berpengaruh positif terhadap variabel kinerja keuangan dengan demikian hipotesis keempat
diterima.
Hipotesis kelima menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif dan signfikan terhadap
kinerja keuangan. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikasi
sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta 0,045 yang artinya bahwa variabel LDR
berpengaruh positif terhadap variabel kinerja keuangan dengan demikian hipotesis kelima
diterima.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kredit tidak berpengaruh
terhadap kinerja kuangan PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar Tahun 2013-2015.
Hal ini dikarenakan besarnya penyaluran kredit belum tentu menambah besarnya penghasilan atau
pendapatan laba yang diperoleh, dimana pertumbuhan kredit setiap bulannya tidak terlalu
signifikan yang mungkin dikarenakan semakin besarnya dana yang disalurkan semakin besar pula
resiko yang dihadapi oleh bank, seperti meningkatnya kredit macet yang akan menimbulkan
pencadangan terhadap kerugian kredit yang meningkat sehingga menyebabkan laba yang
diperoleh akan berkurang sehingga kinerja keuangan akan menurun, selain itu juga dikarenakan
adanya perubahan management dari sebelumnya Bank Sinar Harapan Bali ke Bank Mandiri
Taspen Pos, yang dimana dari pihak management Bank Sinar Harapan Bali kurang terlalu
menekankan produktifitas penyaluran kredit kepada setiap pegawainya, sementara Bank Mandiri
Taspen Pos sebaliknya yang sangat menekankan produktifitas penyaluran kredit kepada setiap
pegawainya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sigid (2014)
yang menunjukkan hasil bahwa kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio NPL akan
menurunkan kinerja kuangan PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar Tahun 2013-
2015. Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola kredit bermasalah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada
pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan
kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Non Performing Loan (NPL) yang tinggi akan
memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya
sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank, dengan menurunnya laba
maka NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan suatu bank. Hasil penelitian ini
bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Sigid (2014) yang menunjukkan hasil bahwa
Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas dan Mawardi (2005),
Rohmah (2013) serta Alkhuza’yyah (2013) yang menunjukkan hasil bahwa Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
674
Unmas
Denpasar
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio BOPO akan
menurunkan kinerja kuangan PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar Tahun 2013-
2015. Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam
menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien
dalam mengelola usahanya (Bank Indonesia, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik
untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati
angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut Bank
Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total
pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO, sehingga dapat disusun suatu logika bahwa
variabel efisiensi operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja
perbankan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Semakin besar BOPO, maka akan
semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan, begitu juga sebaliknya, bila BOPO
semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan atau perbankan
semakin meningkat atau membaik. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mawardi (2005), Mahardian (2008) dan Alkhuza’yyah (2013), menunjukkan hasil
bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio NIM akan
meningkatkan kinerja kuangan PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar Tahun 2013-
2015. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar
rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil, sehingga semakin besar
perubahan Net Interest Margin (NIM) suatu bank, maka semakin besar pula Return On Asset
(ROA) yang diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik
atau meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika perubahan Net Interest Margin (NIM) semakin kecil,
Return On Asset (ROA) juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut
semakin menurun. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mawardi (2005), Mahardian (2008), Rohmah (2013) dan Alkhuza’yyah (2013) yang menunjukkan
hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio LDR akan
meningkatkan kinerja kuangan PT. Bank Mandiri Taspen Pos Kantor Pusat Denpasar Tahun 2013-
2015. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit
sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. Jika rasio LDR bank berada pada
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka laba yang diperoleh bank tersebut akan
meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif),
dengan meningkatnya laba maka Return On Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba
675
Unmas
Denpasar
merupakan komponen yang membentuk ROA. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Rohmah (2013) dan Alkhuza’yyah (2013), menunjukkan
hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, yang berarti bahwa besarnya
penyaluran kredit belum tentu menambah besarnya penghasilan atau pendapatan laba yang
diperoleh.
2) Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan,
yang berarti bahwa semakin tinggi rasio NPL akan mengurangi kinerja keuangan.
3) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan, yang berarti bahwa semakin tinggi biaya operasional
maka semakin menurunkan kinerja keuangan.
4) Net interest margin (NIM) berpengaruh positif dan siginfikan terhadap kinerja keuangan,
yang berarti bahwa semakin tinggi perubahan NIM suatu bank maka kinerja akan baik.
5) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan siginfikan terhadap kinerja
keuangan, yang berarti bahwa semakin tinggi LDR suatu bank maka kinerja akan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alkhuza’yyah, Andi Nurul Azizah. 2013. Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR
terhadap Return On Asset (Studi Kasus Pada Bank Go Public di BEI Tahun 2009-2013).
Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makassar.
Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny. 2005. Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi,
Vol. 7, No. 2, Hal. 131-147.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Koch, T. and Scott. 2000. Bank Management, Harcourt Inc. Orlando.
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap
ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002–Juni
2007). Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.
Mawardi, Wisnu, 2005, Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank
Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1
Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli, pp. 83-94.
676
Unmas
Denpasar
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh Camel Terhadap Kinerja
Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 1.
Rivai, Veithzal dan Permata, Andria. 2006. Credit Management Handbook: Teori, Konsep,
Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Rohmah, Mawar. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011. Skripsi Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sigid, Ahmad. 2014. Analisis Pengaruh Kredit dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Milik Pemerintah (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat
Indonesia, (Persero) Tbk. Periode Tahun 2011–2013). Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Perihal Pedoman Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating). Bank Indonesia. Jakarta.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Ekonosia.