Upload
phamthuy
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
UNSUR-UNSUR POSITIF DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN
USAHA MENGINTEGRASIKANNYA SEBAGAI SARANA UNTUK
MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KANISIUS
BAMBANGLIPURO, BANTUL
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Andreas Sigit Kurniawan
(121124042)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku Agustinus Klumpuk dan
Yuliana Sumini, adikku Yohanes Dwi Kristianto, Sahabat Kristina E. Panjaitan
dan Henricus Ermawan, teman-teman angkatan 2012, dan Program Studi
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
mendidik dan memberikan pengalaman terindah dalam hidupku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan.”
(Mat 7: 7-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul UNSUR-UNSUR POSITIF DALAM KELOMPOK
TEMAN SEBAYA DAN USAHA MENGINTEGRASIKANNYA SEBAGAI
SARANA UNTUK MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP
KANISIUS BAMBANGLIPURO, BANTUL. Judul ini dipilih berdasarkan
keprihatinan penulis terhadap permasalahan kurangnya motivasi siswa kelas IX
SMP Bambanglipuro Bantul dalam mengikuti proses pembelajaran PAK. Penulis
tertarik pada kecenderungan siswa untuk membentuk kelompok teman sebaya.
Siswa kelas IX berada pada tahap perkembangan masa remaja yang masih
berproses dalam mencari jati diri. Pada masa ini remaja sangat membutuhkan
kelompok teman sebaya untuk menunjukkan kemampuannya, menumbuhkan rasa
percaya diri, merasa diterima dan dapat mengekspresikan diri dengan bebas tanpa
banyak aturan dari orang dewasa. Konteks remaja ini masih kurang
diintegrasikan dalam proses pembelajaran PAK. Hal ini membuat pembelajaran
PAK dinilai kurang menarik. Penulis menilai bahwa banyak unsur-unsur positif
dalam pergaulan kelompok teman sebaya yang dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran PAK agar lebih relevan dengan konteks siswa sebagai remaja.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah menemukan unsur-unsur positif
pergaulan kelompok teman sebaya serta usaha apa yang diperlukan untuk
mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran PAK. Untuk menjawab
persoalan tersebut penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian. Studi
pustaka dilaksanakan dengan mempelajari berbagai sumber yakni pandangan dari
beberapa ahli yang berkaitan dengan perkembangan remaja dan pembelajaran
PAK. Sedangkan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kualitatif. Untuk memperoleh data guna keperluan penelitian penulis memberikan
angket kepada 40 siswa sebagai responden.
Hasil akhir menunjukkan bahwa ketertarikan siswa terhadap kelompok
teman sebaya lebih besar daripada motivasi terhadap pembelajaran PAK. Siswa
masih mengalami beberapa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PAK. Siswa
menilai bahwa proses pembelajaran PAK masih kurang menarik bagi siswa.
Sementara dalam pergaulan kelompok teman sebaya siswa memberikan perhatian
dan waktu yang cukup besar. Hasil penelitian ini tidak bertujuan untuk
membanding-bandingkan antara pergaulan kelompok teman sebaya dan PAK,
tetapi untuk menggali unsur-unsur positif dalam pergaulan kelompok teman
sebaya yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PAK. Untuk
menindaklanjuti hasil penelitian ini, penulis mengusulkan pelaksanaan kegiatan
rekoleksi dalam bentuk Outbond sebagai upaya untuk mengintegrasikan unsur-
unsur positif kelompok teman sebaya dalam pembelajaran PAK yang sesuai
dengan konteks remaja. Lewat kegiatan ini diharapkan sekolah dan guru PAK
semakin tergerak untuk mengupayakan pembelajaran PAK yang menarik dan
mendalam sesuai konteks remaja sehingga motivasi semakin tinggi dalam
mengikuti seluruh proses pembelajaran PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this small thesis is “POSITIVE ELEMENTS IN PEER
GROUP AND EFFORT TO INTEGRATE THEM AS A MEANS TO MOTIVATE
THE STUDENTS LEARNING GRADE IX OF SMP KANISIUS
BAMBANGLIPURO BANTUL”. The starting point to selected this title based on
concerns that the writer to the problems of the lack of motivation to the students
of class IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul when following the learning
process of Catholic Religion Education. The author is interested in the tendency
of students to form groups of peers. The students of class IX are at the
development stage of adolescence that is still in process for identity. Nowday, the
teenagers need peer group to show their abilities, confidence, feel accepted and
can express themselves freely without many rules from adults. The context of
teenagers is still less integrated in the learning process of Catholic Religion
Education. This makes learning of Catholic Religion Education was considered
less attractive. The author considered that many positive elements in the
association group of peers that can be integrated in learning of Catholic Religion
Education so that more relevant with the context of the students as teenagers.
Issue in this bachelor theses is found positive elements of socializing
groups of peers and what is required to integrate it into the learning process of
Catholic Religion Education. To answer the question is the author using the
library study and research. Library studies conducted by studying the various
sources of the views from some of the experts in the related to the development of
adolescents and learning Catholic Religion Education. While the research that is
used by the author is qualitative research. To obtain the data in order to research
the author provide questionnaires to 40 students as respondents.
The end result shows that the interest of the students against peer group is
greater than the motivation of learning Catholic Religion Education. The students
are still experiencing some difficulties in following the learning Catholic Religion
Education. The students considered that the learning process of Catholic Religion
Education still less interesting for the students. While in the association peer
group of students give attention and big enough time. The results of this research
are not intended for experiencing the compare between association group of peers
and Catholic Religion Education, but to explore the positive elements in the
association group of peers that can be integrated in learning of Catholic Religion
Education. To follow up on the results of this research, the author of the proposed
implementation of the activities in the form of Outbond recollection days as part
of the effort to integrate the positive elements of the group peers in learning
Catholic Religion Education that corresponds with the context of teenagers.
Through this activity is expected to school principals and teachers of Catholic
Religion Education more inspired to pursue learning of Catholic Religion
Education that interesting and in depth according to the context of teenagers so
that the higher the motivation to participate in the whole learning process of
Catholic Religion Education.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UNSUR-UNSUR
POSITIF DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN USAHA
MENGINTEGRASIKANNYA SEBAGAI SARANA UNTUK
MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KANISIUS
BAMBANGLIPURO, BANTUL
Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis terhadap
permasalahan kurangnya motivasi siswa kelas IX SMP Bambanglipuro Bantul
dalam mengikuti proses pembelajaran PAK. Siswa merasakan pembelajaran PAK
kurang menarik sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran PAK. Siswa lebih tertarik pada pergaulan dengan
kelompok teman sebaya yang menurut mereka lebih menyenangkan dan
memberikan perhatian serta waktu yang cukup besar. Oleh sebab itu, penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah dan
guru PAK untuk mengupayakan pembelajaran PAK yang menarik dan mendalam
sesuai konteks remaja sebagai upaya menanggapi kurangnya motivasi siswa kelas
IX SMP Kanisius Bambanglipuro dalam mengikuti proses pembelajaran PAK.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati
penuh syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed sebagai dosen pembimbing
utama yang selalu memberikan perhatian, meluangkan waktu dan dengan
penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. B. A Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama
Katolik sekaligus DPA dosen penguji II yang telah bersedia membaca,
menguji, memberikan kritik dan masukan, serta dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji III yang telah bersedia
membaca, menguji, memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan
Katolik yang telah mendidik, dan membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
Universitas Sanata Dharma dengan baik.
5. Kepala SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah memberikan izin kepada
saya untuk melaksanakan penelitian dan siswa-siswi kelas IX yang telah
bersedia menjadi responden penelitian saya.
6. Orang tua, adik, Kristina E. Panjaitan, Henricus Ermawan, yang ikut
memberikan dukungan, semangat, perhatian, dan doa selama saya menempuh
perkuliahan.
7. Teman-teman mahasiswa terkhusus angkatan 2012 yang selalu memberi
warna, semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama
mengikuti proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
8. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah
menemani, memberi semangat serta dukungan doa hingga dari awal
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan tulus
ikhlas memberi masukan dan dorongan hingga penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan dan pemanfaatan skripsi ini. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 11 Januari 2018
Penulis,
Andreas Sigit Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR ERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 8
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................... 9
D. MANFAAT PENULISAN ............................................................... 9
E. METODOLOGI PENULISAN ........................................................ 10
F. SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................ 11
BAB II. UNSUR-UNSUR POSITIF DALAM PERGAULAN TEMAN
SEBAYA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR ......................................................................................... 12
A. Pergaulan Teman Sebaya ................................................................. 13
1. Pengertian Pergaulan ................................................................... 13
2. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya .......................................... 14
3. Pergaulan Teman Sebaya di Antara Remaja ............................... 16
a. Perkembangan Kognitif ......................................................... 17
b. Perkembangan Afektif ........................................................... 17
c. Perkembangan Moral ............................................................. 18
4. Kelompok Teman Sebaya ............................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5. Fungsi Pergaulan Teman Sebaya ................................................ 24
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi hubungan Teman Sebaya . 27
B. Motivasi Belajar ................................................................................ 29
1. Pengertian Motivasi .................................................................... 29
2. Pengertian Motivasi Belajar ....................................................... 30
3. Jenis-jenis Motivasi Dalam Belajar ........................................... 34
4. Ciri-ciri Orang Termotivasi......................................................... 35
5. Komponen-Komponen Pokok Motivasi .................................... 36
6. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Siswa ....................................... 36
7. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......................... 38
a. Faktor Intern ......................................................................... 38
1). Faktor Jasmaniah .............................................................. 38
2). Faktor Psikologis .............................................................. 39
b. Faktor Ekstern ...................................................................... 42
1). Faktor Keluarga ................................................................ 42
2). Faktor Sekolah atau Lembaga Pendidikan ....................... 42
3). Faktor Masyarakat ............................................................ 43
8. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ....................................... 45
C. Hubungan atau Dampak Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi
Belajar Siswa .................................................................................... 49
BAB III. GAMBARAN UMUM KEADAAN PERTEMANAN DALAM
KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IX SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO ........... 60
A. Gambaran Umum SMP Kanisius Bambanglipuro, Bantul .............. 61
1. Visi dan Misi Sekolah ................................................................ 62
2. Gambaran Lingkungan SMP ...................................................... 62
a. Lingkungan Fisik Sekolah .................................................... 62
b. Administrator-Organisatorik ................................................ 64
c. Lingkungan Akademik dan Sosial ....................................... 67
3. Situasi Pertemanan Siswa Kelas IX ........................................... 68
4. Situasi Pembelajaran PAK ......................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Penelitian Tentang Gambaran Kelompok Teman Sebaya dan
Motivasi Siswa Kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro, Bantul .... 74
1. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 74
2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 76
3. Definisi Operasional ................................................................... 76
4. Jenis Penelitian ........................................................................... 77
5. Desain Penelitian ........................................................................ 77
6. Responden Penelitian .................................................................. 78
7. Instrumen Pengumulan Data ....................................................... 79
8. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 80
9. Variabel Penelitian ...................................................................... 80
10. Kisi-kisi Penelitian ...................................................................... 80
Tabel 1 Instrumen Penelitian ...................................................... 80
C. Laporan Penelitian ........................................................................... 82
1. Laporan Hasil Kuesioner............................................................. 83
a. Tabel 2 Hasil Gambaran Kelompok Teman Sebaya ............. 84
b. Tabel 3 Hasil Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas IX........... 90
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 93
1. Gambaran Pertemanan Dalam Kelompok Teman Sebaya Siswa
Kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul ......................... 94
a. Latar Belakang Pertemanan .................................................. 94
b. Kegiatan Dalam Kelompok Teman Sebaya .......................... 97
c. Dampak Positif Pergaulan Kelompok Teman Sebaya
Yang Diikuti .......................................................................... 99
d. Harapan Terhadap Kelompok Teman Sebaya Yang
Diikuti ................................................................................... 101
2. Gambaran Bagaimana Motivasi Belajar Siswa Kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro ............................................................. 102
a. Tingkat Motivasi Belajar PAK.............................................. 102
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......... 107
c. Harapan Terhadap Proses Pembelajaran PAK ...................... 110
E. Kesimpulan Penelitian ...................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB IV. UPAYA MENGINTEGRASIKAN UNSUR-UNSUR POSITIF
PERGAULAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA KE DALAM
PROSES PEMBELAJARAN PAK .................................................. 114
A. Pemikiran Dasar Kegiatan................................................................. 115
B. Usulan Kegiatan Pelaksanaan Rekoleksi Pendalaman Iman Siswa
kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul Dalam Bentuk
Outbond ............................................................................................. 119
1. Tabel 4 Susunan Kegiatan Rekoleksi .......................................... 121
2. Tabel 5 Matriks Kegiatan Rekoleksi ........................................... 129
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 134
A. Kesimpulan ....................................................................................... 134
B. Saran .................................................................................................. 135
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 137
LAMPIRAN ....................................................................................................
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ................................................ (1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian .................................... (2)
Lampiran 3 : Daftar Siswa Kelas IX ............................................. (3)
Lampiran 4 : Tabel 1 Instrumen Penelitian ................................... (5)
Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian ................................................ (7)
Lampiran 6 : Hasil Kuesioner ....................................................... (11)
Lampiran 7 : Tabel 2 Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 1 .......... (24)
Lampiran 8 : Tabel 3 Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 2 .......... (27)
Lampiran 9 : Contoh Jawaban Responden ..................................... (29)
Lampiran 10 : Tabel 4 Susunan Kegiatan Rekoleksi ....................... (37)
Lampiran 11 : Bahan Kegiatan Rekoleksi ....................................... (39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Instrumen Penelitian .......................................................................... 80
Tabel 2: Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 1 ................................................. 84
Tabel 3: Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 2 ................................................. 90
Tabel 4 Susunan Kegiatan Rekoleksi ............................................................... 121
Tabel 5 Matriks Kegiatan Rekoleksi ................................................................ 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab
Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan
oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi
Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2009.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
GE : Gravissimum Educationis
Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen
tanggal 28 Oktober 1965
C. Singkatan lain
DPA : Dosen Pembimbing Akademik
R : Responden
No : Nomor
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PAK : Pendidikan Agama Katolik
Komkat : Komisi Kateketik
PRODI : Program Studi
USD : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan zaman pada masa sekarang ini semakin pesat. Hal ini
membuat pola pikir manusia pun ikut berubah dan semakin berkembang.
Perubahan ini terjadi karena adanya proses modernisasi yang membawa
perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat menjadi semakin maju.
Modernisasi sendiri menurut J.W. Schroorl (1988: 1) adalah suatu proses
transformasi masyarakat dalam segala aspek kemasyarakatannya. Proses
modernisasi tidak dapat dihindari, karena zaman saat ini semakin berkembang
pesat sehingga menyebabkan perubahan tatanan kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu yang diperlukan adalah sikap kritis dalam menyikapi arus modernisasi
tersebut.
Gerakan modernisasi yang terjadi sampai saat ini, secara perlahan
menimbulkan adanya pergeseran pada pola interaksi antar individu dan
berubahnya nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya tradisional yang
dulu kental, kini semakin terkikis seiring perkembangan zaman. Gaya hidup
masyarakat modern saat ini menjadi semakin materialistis, hedonis, dan
individualistis. Sebagai contoh seringkali kita melihat orang-orang berkumpul,
tetapi mereka sibuk dengan gadgetnya sendiri. Kepedulian terhadap orang lain
seakan tidak lagi penting karena mereka hanya berpusat pada dirinya sendiri,
Akibatnya kekerabatan dan hubungan sosial antar individu semakin berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus
bangsa, dalam hal ini adalah para remaja dan kaum muda.
Gerakan modernisasi ini berkembang semakin pesat seiring terjadinya
proses globalisasi, yang ditandai dengan kemajuan-kemajuan dalam berbagai
bidang kehidupan. Menurut Franz Magnis-Suseno (Rukiyanto, 2012: 43)
globalisasi merupakan suatu gerak yang tidak tertahankan yang membuat seluruh
umat manusia dapat saling bersentuhan dan berkomunikasi tanpa dibatasi oleh
tempat dan waktu. Globalisasi membuat kita dapat bergerak secara global,
berkomunikasi secara luas tanpa mengenal batas, serta mendapatkan informasi
melalui media (TV, internet) dalam sekejap saja tentang apa yang terjadi di daerah
lain bahkan yang berjarak jauh sekalipun.
Globalisasi ini membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan
masyarakat. Franz Magnis-Suseno (Rukiyanto, 2012: 43) mengatakan bahwa
globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif, dengan kata lain dapat
menjadi kesempatan sekaligus ancaman. Globalisasi membawa dampak positif
yaitu memberi kesempatan bagi kita untuk semakin memperoleh wawasan yang
lebih luas dengan memanfaatkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Hal ini membuat kita mampu menjalin relasi tanpa dibatasi oleh jarak
dan waktu lewat media sosial. Sementara dampak negatifnya salah satunya adalah
dalam bidang komunikasi sosial, sering kali kita lebih sibuk dengan orang yang
jauh dibandingkan dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Hal ini membuat
pola relasi antar manusia menjadi dangkal, kurang mengenal satu sama lain dan
akibatnya dapat menimbulkan krisis dukungan dalam menjalani hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Modernisasi dan globalisasi yang berdampak pada timbulnya pergeseran
pola interaksi antar individu maupun kelompok dan berubahnya nilai-nilai dalam
kehidupan bermasyarakat tentunya juga akan mempengaruhi dunia pendidikan.
Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan profesional sangat
penting untuk memperhatikan perubahan pola interaksi yang terjadi dalam
masyarakat karena hal itulah yang menjadi konteks dimana siswa hidup. Hal ini
juga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah (formal), melainkan juga
dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat (informal). Di lingkungan masyarakat
maupun lingkungan sekolah, anak tidak dapat lepas dari lingkungan sosial
khususnya pergaulan dengan teman sebaya.
Peran teman sebaya sangat penting dalam masa usia sekolah. Santrock
(2002: 347) mengatakan bahwa remaja itu meluangkan lebih dari 40% waktunya
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Hal ini sejalan
dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan
dalam kelompok. Brouwer (1982: 2) mengatakan bahwa pergaulan adalah suatu
interaksi yang bersifat luas atau lebih frekuen dan bersifat sempit yang infrekuen.
Bersifat luas artinya sering bergaul dengan banyak orang. Sedangkan pergaulan
sempit atau infrekuen artinya bergaul hanya dengan seseorang, misalnya
persahabatan kental.
Desmita (2009: 224-225) juga mengatakan bahwa pergaulan teman sebaya
dari kebanyakan remaja usia sekolah ini terjadi dalam bentuk grup atau kelompok,
sehingga periode ini sering disebut sebagai “usia kelompok”. Anak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
keinginan kuat untuk menggabungkan diri ke dalam suatu kelompok, dan merasa
tidak puas bila tidak bermain bersama teman-temannya. Dalam menentukan
sebuah kelompok pertemanan, anak remaja lebih menekankan kepentingan pada
aktivitas bersama, seperti berbicara, berkeluyuran, dan sebagainya. Mereka
membentuk suatu perkumpulan dengan aturan-aturan tertentu serta mempunyai
keanggotaan inti. Masing-masing anggota kelompok memiliki peran dalam
aktivitas kelompok. Pergaulan dengan teman sebaya menjadi seperti panggung
dimana para remaja dapat menguji diri dan orang lain.
Kelompok teman sebaya itu menjadi tempat untuk mereka melakukan
sosialisasi satu sama lain, serta tempat mereka memperoleh informasi yang tidak
mereka dapatkan di dalam lingkup keluarga. Interaksi yang sering terjadi ini akan
membawa pengaruh terhadap anak. Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih
cepat masuk dalam jiwa dari pada yang kita duga (Hurlock, 1999: 157).
Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial dimana anak dapat belajar
untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Dari pergaulan teman sebaya, anak
akan memperoleh dorongan, motivasi, kebiasaan, pengalaman, pengetahuan,
meniru orang lain dan lain-lain yang mereka peroleh secara sadar ataupun tidak
sehingga mereka menjadi lebih matang. Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi
arah perkembangan sosial anak sendiri, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Apabila yang terjadi dalam pergaulan tersebut adalah hal-hal positif maka akan
membawa dampak yang baik bagi anak. Tetapi apabila yang terjadi dalam
pergaulan tersebut adalah hal-hal yang negatif maka akan membawa dampak yang
buruk bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Oemar Hamalik (2006: 157) berpandangan bahwa faktor siswa justru
menjadi unsur yang menentukan berhasil tidaknya pengajaran yang disampaikan
oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal di mana kondisi tersebut
sangat berperan dalam aktivitas belajar mereka sehari-hari, salah satu dari kondisi
internal tersebut adalah motivasi. Motivasi sebagai motor penggerak di dalam diri
seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Setiap anak memiliki motivasi yang
berbeda-beda meskipun mereka dididik dan dibina oleh tenaga pengajar dan
materi yang sama. Siswa dapat dipaksa untuk mengikuti suatu perbuatan, tetapi ia
tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
anak yang mampu menimbulkan semangat atau gairah belajar. Siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar, dan perbuatan
belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa (Kompri,
2015: 3). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar siswa hanya dapat
terwujud jika muncul dari keinginan siswa itu sendiri. Siswa yang tidak memilki
semangat belajar dari dirinya sendiri atau dipaksa oleh situasi, akan mengalami
kesulitan dalam belajar. Motivasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh
tenaga pendidik di dalam sekolah, namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang kadang tidak terduga. Faktor tersebut di antaranya adalah pergaulan teman
sebaya baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Oleh karena penulis belajar tentang PAK, maka dalam hal ini motivasi
belajar juga ditempatkan dalam konteks PAK. Berkaitan dengan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
agama Katolik, negara mengaturnya dalam undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional bahwa negara dan pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
dan Gereja mewujudkanya dalam rangka pewartaan injil. Semua itu demi
membantu orangtua selaku pendidik pertama dan utama putera-puteri mereka.
Tujuan dari semua pemikiran itu ialah peserta didik (Dapiyanta, 2008: 1). Dari
penjelasan ini dapat kita lihat bahwa yang menjadi tujuan dari PAK adalah siswa
sendiri. Hal ini menyangkut seluruh pribadi dan pengalaman siswa baik dalam
lingkungan sekola, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan Agama Katolik merupakan sarana pewartaan Kristus yang
secara langsung maupun tidak langsung kepada seluruh peserta didik di sekolah
itu, yakni pengajaran agama yang dipadukan dalam keseluruhan pelajaran dan
kehidupan komunitas sekolah Katolik. Pendidikan Agama Katolik berfungsi
membantu dan meningkatkan terlaksananya pendidikan iman melalui pengajaran
yang sistematis dan kritis. Dengan begitu PAK akan menghantarkan peserta didik
sampai pada iman yang dewasa, dan terciptanya relasi dengan Kristus dalam
keseluruhan hidupnya. Pendidikan Agama Katolik memperkenalkan dan
memperkembangkan sejauh bisa kehidupan yang berpola Kristiani melalui
bermacam-macam jalan yang saling melengkapi.
Pendidikan Agama Katolik identik dengan pendidikan nilai-nilai Kristiani
yang mampu memberikan pengaruh pada pembentukan karakter siswa. Oleh
karena itu PAK sangat dibutuhkan siswa sebagai sarana yang membantu mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengarahkan masa perubahan psikologi mereka agar semakin terarah kepada hal-
hal yang positif. Namun seringkali metode dan suasana PAK kurang
memperhatikan perkembangan psikologi siswa. Hal ini membuat siswa lebih
merasa nyaman dan senang dalam pergaulan teman sebaya dan membuat motivasi
untuk belajar PAK menjadi semakin berkurang. Selain itu PAK juga berhubungan
erat dengan pendalaman materi-materi tentang ajaran iman yang cenderung terlalu
berat untuk dipahami oleh siswa. Hal ini juga membuat motivasi siswa semakin
menurun untuk mengikuti pelajaran PAK.
Oleh karena itu PAK penting untuk mengakomodasi konteks sosial siswa
sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam hal ini konteks sosial yang paling
berpengaruh bagi motivasi belajar siswa adalah pola interaksi dalam bentuk
pergaulan teman sebaya. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa siswa
memiliki tingkat kegairahan yang cukup tinggi terhadap pergaulan dengan teman
sebayanya. Jika gairah yang sama dimiliki siswa dalam belajar PAK, hasilnya
akan lebih memuaskan atau dengan kata lain tujuan pembelajaran PAK dapat
tercapai. Oleh karena itu PAK perlu mengakomodasi unsur-unsur positif
pergaulan teman sebaya ke dalam proses pembelajaran untuk memacu semangat
belajar siswa.
Berdasarkan studi pendahuluan pada siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro, Kabupaten Bantul diperoleh data bahwa siswa itu memiliki
tingkat kegairahan yang cukup tinggi terhadap pergaulan dengan teman
sebayanya. Ketika siswa sedang berkumpul, mereka terlihat mempunyai
kesenangan dan kepuasan tersendiri dapat berkumpul dan bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
teman-temannya. Pergaulan teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap pembentukan kepribadian dan tingkah laku anak, bahkan pengaruhnya
kadang-kadang melebihi keluarga.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di kelas IX
SMP Kanisius Bambanglipuro, Kabupaten Bantul belum optimal. Motivasi siswa
dalam belajar khususnya dalam bidang PAK masih kurang. Hampir seluruh siswa
kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro ini lebih senang bergaul dengan teman
sebaya karena dari pergaulan itu akan timbul keakraban di antara mereka. Adanya
keakraban tersebut menjadikan anak lebih sering menghabiskan waktunya untuk
berkumpul bersama teman-temannya hingga kadang menyita waktu istirahat
maupun belajar mereka. Maka dari itu komunikasi interpersonal antara guru
dengan siswa harus terjalin dengan baik agar dapat mengakomodasi konteks sosial
siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran khususnya dalam bidang PAK.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
tentang unsur-unsur positif dalam kelompok teman sebaya dan usaha
mengintegrasikannya sebagai sarana untuk memotivasi belajar siswa kelas IX
SMP Kanisius Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja unsur-unsur positif pergaulan teman sebaya dan bagaimana
hubungannya terhadap motivasi belajar siswa ?
2. Bagaimana gambaran pertemanan dan motivasi belajar siswa Kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Kegiatan apa yang dapat menjadi usulan agar pergaulan teman sebaya
mampu memotivasi siswa untuk belajar ?
C. TUJUAN PENULISAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengkaji apa saja unsur-unsur positif pergaulan teman sebaya dan
bagaimana hubungannya terhadap motivasi belajar siswa?
2. Mengetahui bagaimana gambaran pergaulan teman sebaya dan motivasi
belajar siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro ?
3. Memberikan usulan kegiatan yang mampu mengintegrasikan unsur-unsur
positif pergaulan kelompok teman sebaya ke dalam proses pembelajaran
PAK ?
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan teori dan konsep yang menyangkut unsur-unsur positif
pergaulan teman sebaya dan motivasi belajar siswa khususnya dalam
bidang PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan keilmuan dan sebagai salah satu syarat
untuk mendapat gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata dharma
Yogyakarta
b. Bagi SMP Kanisius Bambanglipuro, Kabupaten Bantul
Memberikan masukan dan informasi yang baik bagi SMP Kanisius
Bambanglipuro terutama dalam mengatasi masalah motivasi belajar
pada siswa khususnya Pendidikan Agama Katolik dan melengkapi
kajian pendidikan yang menyangkut pergaulan teman sebaya dan
motivasi belajar siswa.
E. METODOLOGI PENULISAN
Skripsi ini adalah studi pustaka dan peneltian kualitatif dengan
menggunakan metode penulisan deskripsi analisis. Penulisan dengan metode ini
dilakukan dengan cara mengemukakan, menyampaikan atau menggambarkan apa
yang sudah didapat melalui studi pustaka dan hasil penelitian kemudian
menjelaskan, memahaminya, dan mengupayakan sumbangan pemikiran.
Penulisan gagasan dan hasil penelitian disampaikan dalam bentuk deskriptif
deduktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
F. SISTEMATKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambaran yang jelas, penulis menyampaikan pokok-
pokok sebagai berikut :
Bab I penulis memaparkan latar belakang penulisan skripsi baik
berdasarkan pengamatan, pengalaman dan sumber lainnya. Rumusan masalah,
manfaat, tujuan, dan sistematika penulisan skripsi dirumuskan juga dalam bab ini.
Bab II berisi uraian tentang pengertian pergaulan teman sebaya, kelompok
teman sebaya, pergaulan teman sebaya di antara para remaja, faktor-faktor yang
mempengaruhi pergaulan teman sebaya, pengertian motivasi belajar, jenis-jenis
motivasi dalam belajar, fungsi motivasi, ciri-ciri orang termotivasi, cara
menumbuhkan motivasi belajar, serta hubungan atau dampak pergaulan kelompok
teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa khususnya dalam bidang PAK.
Bab III berisi Penjelasan dan pemaparan data yang telah dikumpulkan di
lapangan sesuai dengan permasalahan yang ada. Bab ini memberikan penjelasan
dan hasil analisis data sejauh mana gambaran pertemanan dalam kelompok teman
sebaya dan motivasi belajar siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro.
Laporan dan pembahasan penelitian juga diuraikan dalam bab ini.
Bab IV ini merupakan sintesis dari bab II dan bab III yang memberikan
sumbangan pemikiran yaitu upaya mengitegrasikan unsur-unsur positif dalam
pergaulan kelompok teman sebaya dalam proses pembelajaran PAK.
Bab V Kesimpulan dan saran yang memaparkan apakah berdasarkan hasil
penelitian skripsi. Penulis juga memaparkan saran dan usul kepada pihak Sekolah,
guru PAK berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
UNSUR-UNSUR POSITIF DALAM PERGAULAN TEMAN SEBAYA
DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Pada bab I telah diuraikan tentang latar belakang, rumusan permasalahan,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan
skripsi. Bab kedua akan membahas mengenai pergaulan kelompok teman sebaya
(peer group) dan motivasi belajar. Bab kedua ini merupakan pembahasan dari
rumusan masalah yang pertama, yakni pengaruh pergaulan teman sebaya sebagai
sarana utuk memotivasi siswa belajar.
Bab ini membahas pandangan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
unsur-unsur positif pergaulan teman sebaya dan hubungannya dengan motivasi
belajar siswa. Pembahasan dalam bab ini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian
pertama menjelaskan tentang teori-teori tentang pergaulan teman sebaya, latar
belakang timbulnya pergaulan teman sebaya, fungsi pergaulan teman sebaya,
kelompok teman sebaya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan teman
sebaya, serta pendapat para ahli. Bagian kedua membahas tentang motivasi
belajar. Bagian ini akan mengulas pengertian, komponen-komponen pokok,
aspek-aspek motivasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar.
Bagian ketiga menguraikan tentang pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik khususnya untuk remaja usia SMP. Pendidikan Agama Katolik sendiri
identik dengan pendidikan nilai-nilai Kristiani yang mampu memberikan
pengaruh pada pembentukan karakter siswa. Pendidikan Agama Katolik sangat
dibutuhkan siswa sebagai sarana yang membantu mereka mengarahkan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perubahan psikologi mereka agar semakin terarah kepada hal-hal yang positif.
Oleh karena itu PAK penting untuk mengakomodasi konteks sosial siswa sebagai
bagian dari proses pembelajaran. Dalam hal ini konteks sosial yang paling
berpengaruh bagi motivasi belajar siswa adalah pola interaksi dalam bentuk
pergaulan teman sebaya
A. Pergaulan Teman Sebaya
1. Pengertian Pergaulan
Bergaul merupakan suatu interaksi dengan orang lain yang ingin dirasakan
setiap manusia. Hampir setiap orang suka berkumpul dan bergabung dengan orang
lain untuk saling mengakrabkan diri, berbagi pengalaman, dan bertukar pikiran.
Keinginan bergaul dimaksudkan untuk mendapatkan perkembangan diri terlebih
dalam bidang sosial yang seimbang.
Basrowi (2005: 35) mengatakan bahwa pergaulan tidak dapat dilepaskan
dari hubungan yang dinamis antar individu dengan individu lainnya, individu
dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk bisa saling
melengkapi satu dengan yang lain. Bentuk interaksi yang dibangun manusia juga
beragam mulai dari kelompok yang kecil sampai kelompok yang lebih besar.
Relasi atau hubungan antara manusia baik antar pribadi maupun kelompok
mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan konteks yang dialami
oleh manusia itu sendiri. Konteks yang dimaksud antara lain lingkungan sosial,
usia serta perkembangan zaman dimaa manusia itu tinggal. Jika konteks ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengalami perubahan, maka akan berpengaruh pada relasi manusia. Contohnya,
Di desa relasi antar manusia masih akrab, bersifat kekeluargaan, sering berkumpul
dan saling mengeal. Sementara di kota relasi antar manusia lebih bersifat tertutup
dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Brouwer (1982: 2) juga berpendapat bahwa pergaulan adalah suatu interaksi
yang bersifat luas dan bersifat sempit. Bersifat luas berarti individu sering bergaul
dengan banyak orang, sedangkan pergaulan sempit berarti pergaulan seseorang
cenderung hanya dengan orang-orang tertentu, misalnya persahabatan kental.
Pergaulan melibatkan orang lain, baik seseorang maupun lebih sebagai partner
berinteraksi.
Dari pengertian-pengertian tentang pergaulan di atas dapat disampaikan
bahwa pergaulan adalah suatu kegiatan persahabatan yang melibatkan hubungan
tingkah laku antara seorang individu dengan individu lain maupun banyak orang
dalam kehidupan bersama untuk saling berbagi pengalaman. Dalam proses
perkembangan diri seseorang, hal ini sangatlah penting untuk membantu
menemukan identitasnya di tengah kelompok atau masyarakat.
3. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau teman sebaya dikenal
dengan sebutan peer group. Teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang
memiliki usia atau tingkat kematangan hampir sama yang saling berinteraksi dan
memiliki peran yang unik dalam budaya atau kebiasaannya (Santrock, 2003: 55).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kesamaan usia ini sekaligus memberikan gambaran akan adanya kesamaan tahap
perkembangan yang memungkinkan siswa untuk muda bergaul satu sama lain.
Kuatnya pengaruh teman sebaya tidak terlepas dari adanya ikatan yang
terjalin kuat dalam kelompok teman sebayanya tersebut (peer group). Santrock
(2003: 55) juga mengatakan pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang
oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka.
Bahkan remaja akan melakukan apapun, agar dapat dimasukkan sebagai anggota.
Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan psikologi remaja yang ingin dipandang
hebat dan memperoleh pengakuan dari orang lain. Biasanya anggota yang tidak
mengikuti aturan kelompoknya akan dikucilkan dan hal itu dapat mengakibatkan
perasaan stres, frustasi, dan sedih karena merasa keberadaannya tidak diakui.
Slamet Santosa (2006: 79) mengatakan bahwa teman sebaya atau peer
group adalah kelompok sebaya yang sukses ketika anggotanya dapat berinteraksi.
Artinya anggota kelompok teman sebaya biasa menghabiskan waktu bersama
tanpa adanya sebuah jadwal yang pasti. Intensitas perjumpaan antar anggota
membuat hubungan mereka semakin dekat, saling mengenal dan memahami satu
sama lain. inilah yang menjadi ukuran kesuksesan dalam pergaulan teman sebaya.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa teman sebaya adalah
kelompok yang memiliki tingkat usia dan ciri-ciri serta hobi yang sama pula.
Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk saling berinteraksi dan
bersosialisasi dengan anggota teman sebayanya. Dalam masa ini, kelompok
sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang sangat akrab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kelompok sebaya ini mempunyai peranan penting dalam penyesuain diri
seseorang.
Ada banyak bentuk pergaulan atau relasi antar manusia, namun dalam
skripsi ini penulis secara khusus membahas tentang pergaulan teman sebaya.
Teman sebaya yang dimaksud adalah usia remaja. Maka sebelum membahas lebih
lanjut tentang pergaulan teman sebaya, penulis akan menjelaskan situasi atau
konteks seseorang pada usia remaja.
4. Pergaulan Teman Sebaya Di Antara Para Remaja
Istilah remaja berasal dari bahasa latin adolescence yang diartikan sebagai
masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2003: 26).
Perubahan biologis mencakup perubahan organ-organ seksual yang mencapai
kematangan dan mulai berfungsi dengan baik. Perubahan kognitif mencakup cara
berfikir remaja yang mulai kritis dalam memandang suatu hal. Sedangkan
perubahan sosial-emosional mencakup perubahan emosi dan hubungan sosial
remaja dengan lingkungan sekitarnya.
Masa remaja merupakan masa bagi seseorang untuk mencari dan
menemukan identitas diriya. Dalam rangka pencarian identitas itu, remaja melihat
bahwa interaksi teman sebaya itu berperan penting dalam proses perkembangan
sosial mereka dan sesuai dengan keadaan serta perkembangan psikologis mereka.
Perkembangan psikologis di sini mencakup perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Perkembangan kognitif
Santrock menyampaikan pandangan Jean Piaget (2003: 105-107) yang
mengatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang diklasifikasikan
menjadi 4 tahap, yaitu Tahap sensori-motor (0-2 tahun), Tahap
praoperasional (2-7 tahun), Tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan
Tahap operasional formal (11-dewasa). Pada tahap operasioal formal ini
remaja sudah punya pola pikir sendiri. Remaja mulai memiliki pemikiran
yang abstrak dan logis. Pemikiran yang abstrak tersebut dapat dilihat dari
remaja yang mulai mampu menyusun berbagai rencana dalam mengatasi
berbagai macam permasalahan yang dihadapi. Remaja juga mulai bekerja
secara lebih efektif dan efisien. Pada tahap ini keingintahuan remaja akan
hal-hal baru semakin tinggi.
b. Perkembangan Afektif
Perkembangan afektif merupakan proses yang berkaitan dengan perasaan,
baik itu rasa takut, cinta, emosi dan sebagainya. Santrock menyampaikan
pandangan dari Erik Erikson (2003: 46-47) yang mengatakan bahwa ada 8
tahap perkembangan psikososial seseorang, yaitu trust vs mistrust (0-18
bulan), otonomi VS malu dan ragu-ragu (18 bulan-3 tahun), inisiatif vs rasa
bersalah (3-5 tahun), tekun vs rasa rendah diri (6-10), identitas vs
kebingungan identitas (10-20 tahun), keintiman vs keterkucilan (20-30
tahun), bangkit vs stagnan (40-50 tahun), integritas vs putus asa (60an tahun).
Tahap identitas vs kebingungan identitas (10-20 tahun) adalah tahap yang
menggambarkan keadaan remaja pada usianya dimana mereka biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dihadapkan pada pertanyaan siapa aku, apa tujuan hidupku dan sebagainya.
Pada tahap ini remaja dalam proses mencari dan mengenali siapa diri mereka.
Remaja berusaha menemukan identitas diri mereka dengan cara-cara seperti
menggabungkan diri ke dalam kelompok dan bersosialisasi dengan teman-
teman sebayanya. Remaja akan saling berinteraksi dan menjajaki berbagai
peran dalam kelompok agar semakin berkembang dan membantu
menemukan jati dirinya.
c. Perkembangan moral
Santrock menyampaikan pandangan Kohlberg (2003: 441) yang mengatakan
bahwa ada tiga tahapan dalam perkembangan moral seseorang, yaitu: (1)
tahap pra-konvensional. Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral
umumnya ada pada anak-anak. Walaupun orang dewasa juga dapat
menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Pada tingkat ini, anak tidak
memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan
oleh hadiah dan hukuman ekternal. Dengan kata lain aturan dikontrol oleh
orang lain (eksternal) dan tingkah laku yang baik akan mendapat hadiah dan
tingkah laku yang buruk mendapatkan hukuman. (2) Tahap konvensional,
tahap ini umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Pada tahap
ini remaja sangat aktif dalam berbagai hal dan berusaha ikut mengambil
peran dalam kehidupan sosialnya. Remaja menilai moralitas dari suatu
tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa baik tidakya suatu tindakan
tergantung pada pandangan dan penilaian masyarakat. Artinya remaja masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sangat tergantung pada pandangan masyarakat yang dianggap lebih kuat
pengaruhnya. (3) Tahap pasca konvensional, pada tahap ini moralitas tidak
sepenuhnya lagi didasarkan pada standar orang lain melainkan diri sendiri.
Remaja membentuk pemikiran moral mereka sendiri seiring dengan
perkembangan mereka dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Peran teman sebaya sangat penting khususnya dalam masa usia sekolah.
Santrock (2003: 347) mengatakan bahwa remaja itu meluangkan lebih dari 40%
waktunya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta
keikutsertaan dalam kelompok. Uraian di atas juga menunjukkan bahwa
kelompok sebaya itu berperan penting dalam sosialisasi individu terutama saat
memasuki usia remaja. Dalam masa ini, keinginan remaja untuk melepaskan diri
dari orang tuanya bertujuan untuk menemukan dirinya sendiri.
Seorang remaja yang telah mantap dengan keberadaan dirinya akan lebih
percaya diri memulai hubungan dengan orang lain. Ketika menjalin relasi dengan
orang lain ia tidak akan berorientasi pada dirinya sendiri melainkan akan menaruh
keberadaan di luar dirinya. Hal ini tampak pada remaja yang memberikan rasa
peduli kepada temannya yang dikenal. Remaja merasa lebih aman bila
membagikan permasalahan, ide-ide, pikiran-pikiran yang dimiliki untuk dibagikan
pada orang lain yang dikatakan teman atau sahabat (Mappiare, 1983: 5).
Proses ini merupakan pencarian identitas dimana hal ini merupakan aspek
penting dalam perkembangan diri menuju kemandirian remaja karena masa
remaja merupakan suatu usaha mengisi transisi dari anak-anak menuju dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan mencari jawaban tentang siapakah dirinya. Remaja dan kelompok teman
sebayanya sendiri dalam proses interaksinya tetap memiliki pengaruh baik positif
maupun negatif. Selain memiliki manfaat yaitu untuk saling bertukar pikiran dan
berbagi pengalaman untuk saling memperkembangkan satu dengan yang lain, juga
dapat menjadi masalah jika mereka tidak bisa mengendalikan diri seperti lupa
waktu karena terlalu sering bersama-sama, keinginan mencoba apa dilakukan oleh
salah seorang di antara teman, misalnya merokok, minum minuman beralkohol,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu remaja harus bisa mengontrol dirinya dan
bisa memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangan dirinya
kearah yang lebih baik. Jika kegiatan yang dilakukan dalam kelompok itu
bermanfaat seperti belajar bersama maka dapat terus dikembangkan, namun
sebaliknya jika kegiatan yang dilakukan itu hanya bersifat negatif seperti merokok
dan minum minuman beralkohol maka harus dihindari. Pergaulan dengan teman
sebaya menjadi seperti panggung dimana para remaja dapat menguji diri dan
orang lain. Keluarga dan guru juga tetap harus mengawasi dengan siapa remaja
berteman agar tidak salah dalam bergaul.
5. Kelompok Teman Sebaya
Desmita (2009: 224) mengemukakan bahwa interaksi teman sebaya dari
kebanyakan anak pada periode akhir ini terjadi dalam grup atau kelompok,
sehingga periode ini sering disebut usia kelompok. Pada masa ini, anak tidak lagi
puas bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan
anggota keluarga. Pada usia ini anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-
temannya. Anak lebih memilih bebas bermain, bergaul dengan teman-teman
seusianya dan tidak suka terlalu dikekang.
Dalam menentukan sebuah kelompok pertemanan, mereka lebih
menekankan pada pentingnya aktivitas yang dilakukan bersama-sama, seperti
berbicara, pergi ke sekolah, dan bermain. Hal-hal tersebut merupakan alasan dasar
bagi terbentuknya kelompok teman sebaya. Mereka membentuk suatu
perkumpulan dengan aturan-aturan tertentu serta mempunyai keanggotaan inti.
Masing-masing anggota kelompok memiliki peran dalam aktivitas kelompok
(Desmita, 2009: 225).
Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki usia kelompok, yaitu usia yang
pada saat itu kesadaran sosialnya berkembang pesat. Menjadi pribadi yang sosial
merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama pada periode ini. Anak
menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap
menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku (Hurlock, 1999: 264).
Hurlock menambahkan kelompok teman sebaya ini dapat beranggotakan dalam
jumlah besar maupun kecil. Hurlock (1999: 215) menggolongkan kelompok
teman sebaya sebagai berikut :
a. Teman Dekat
Kelompok teman dekat biasanya terdiri dari dua atau tiga orang yang
mempunyai jenis kelamin, minat dan kemampuan yang hampir sama.
Biasanya kelompok teman dekat ini berisi individu-individu yang memiliki
jenis kelamin sama. Kelompok teman dekat ini memiliki tingkat keintiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang cukup erat. Keintiman yang dimaksud adalah hubungan yang terjalin
semakin akrab dan saling mengenal satu sama lain. kelompok itu biasanya
menjadi ruang untuk bercerita satu dengan yang lain tentang berbagai hal.
b. Kelompok kecil
Kelompok kecil dalam pergaulan teman sebaya terdiri dari beberapa teman
dekat, pada mulanya mereka terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi
kemudian meliputi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan atau perkembangan dalam kelompok kecil
ini. Kelompok ini biasanya memiliki kedekatan satu sama lain. Jumlah
mereka yang tidak terlalu banyak membuat hubungan antar mereka mejadi
lebih dekat. Kelompok ini juga biasanya terdiri dari remaja yang memiliki
kesamaan hobby atau bakat yang mereka miliki.
c. Kelompok besar
Kelompok besar dalam pergaulan teman sebaya ini terdiri dari beberapa
kelompok kecil dan kelompok teman dekat, lalu berkembang dengan
meningkatnya minat dan interaksi antar mereka. Karena kelompok ini
besar, maka penyesuaian minat antar anggotanya berkurang sehingga
terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan atau relasi antar pribadi dalam kelompok ini
kurang dekat.
d. Kelompok yang terorganisir
Kelompok ini mempunyai struktur organisasi atau susunan kepengurusan
yang jelas dan terwujud dalam organisasi sekolah atau masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang masih berada
di bawah bimbingan dan pengawasan orang dewasa sehingga remaja yang
mengikuti kelompok ini sering bosan karena merasa diatur dan dibatasi
ruang geraknya. Kelompok ini biasanya terbentuk untuk memenuhi atau
melaksanakan tugas tertentu. Pengawasan dari orang dewasa yang kurang
disukai oleh kaum remaja menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan
antara remaja dan orang dewasa. Perjumpaan dalam kelompok ini biasanya
tergantung pada jadwal kelompok yang ditentukan oleh organisasi.
e. Kelompok geng
Kelompok ini biasanya terbentuk karena adanya penolakan atau perasaan
tidak puas dengan kelompok terorganisir. Terdiri dari anak-anak berjenis
kelamin sama dan minat terhadap penolakan melalui tindakan anti sosial.
Ciri-ciri geng anak-anak menurut Hurlock (1999: 156) adalah sebagai
berikut.
1) Tujuan utama geng anak-anak adalah memperoleh kesenangan, geng
mereka terutama adalah kelompok bermain.
2) Geng anak-anak terdiri dari anak-anak yang popular dengan teman-
teman sebaya.
3) Geng anak-anak jarang beranggotakan kedua jenis seks.
4) Geng anak-anak terdiri dari anak-anak yang usia dan tingkat
perkembangannya sama dan yang mempunyai minat serta kemampuan
yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jadi kelompok teman sebaya ini menjadi sarana bagi remaja untuk
menemukan identitas diriya. Kelompok teman sebaya berperan menyediakan
berbagai macam informasi yang dapat diperoleh di luar keluarga. Dari kelompok
teman sebaya, remaja belajar saling bersosialisasi dan mempelajari hal-hal baru.
Remaja memiliki motivasi yang kuat untuk berkumpul bersama teman sebayanya
dan menjadi sosok yang mandiri. Tujuan dari proses ini adalah untuk mencari
identitas dirinya dan ini penting untuk perkembangan sosial remaja.
5. Fungsi Pergaulan Teman Sebaya
Hubungan sosial dengan teman sebaya mempunyai arti yang penting bagi
perkembangan pribadi remaja karena sebagian waktu mereka dihabiskan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya. Melalui hubungan dengan teman sebaya, anak
dan remaja belajar tentang hubungan timbal balik yang simetris. Anak
mempelajari prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan melalui peristiwa perselisihan
dengan teman sebayanya. Mereka juga secara aktif mempelajari kepentingan-
kepentingan dalam kelompok dalam rangka memuluskan integrasi dirinya dalam
aktivitas kelompok teman sebaya (Desmita, 2009: 230). Remaja beranggapan
bahwa keanggotaan suatu kelompok akan sangat menyenangkan dan menarik
serta memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan dekat dan kebersamaan.
Mereka bergabung dengan kelompok karena mereka akan memiliki kesempatan
untuk menerima penghargaan dan lebih bebas untuk mengekspresikan diri.
Desmita menyampaikan pandangan Kelly dan Hansen (2009: 230) tentang
6 fungsi positif teman sebaya, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Mengontrol rangsangan agresif
Melalui interaksi dengan teman sebayanya, remaja dapat belajar bagaimana
dapat memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada dengan berbagai
macam cara selain tindakan langsung. Remaja masih sangat rentan dengan
konflik sosial. Oleh karena itu anggota kelompok dapat saling bertukar pikiran
untuk mencari solusi yang tepat dari masalah yang dihadapi. Hal ini dapat
mengontrol emosi remaja yang sering bertindak agresif saat mendapatkan
tekanan.
b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial
Dalam bersosialisasi dengan teman sebaya, remaja dan kelompokya
memberikan dorongan pada setiap anggota kelompok untuk mengambil peran
dan tanggung jawab baru yang akan mereka dapatkan. Hal ini akan membuat
remaja semakin merasa diterima dan dihargai dalam kelompok teman
sebayanya.
c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial
Melalui interaksi dengan teman sebaya, remaja dapat mengembangkan
kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan diri mereka.
Remaja akan semakin terbuka dan berani untuk mengekspresikan perasaan-
perasaan yang mereka alami serta mengembangkan kemampuan mereka
dalam memecahkan suatu masalah dengan cara-cara yang lebih matang.
d. Mengembangkan sikap dan tingkah laku
Sikap merupakan salah satu aspek psikologis individu yang sangat penting
karena sikap menjadi kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
karena itu, remaja dapat belajar mengenai sikap dan tingkah laku yang mereka
asosiasikan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai
Pada masa remaja, seseorang biasanya selalu ingin mecoba hal-hal baru.
Remaja mencoba untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri. Mereka
mencoba mengembangkan kemampuan penalaran mereka dengan cara
mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya dan dimiliki teman sebayanya.
Remaja juga belajar mengembangkan moralitas mereka karena hal itu
merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi seseorang sebagai
anggota sosial.
f. Meningkatkan harga diri
Dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, remaja akan belajar
mengembangkan dan meningkatkan harga dirinya dihadapan anggota lainnya.
Bagi remaja menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar teman-teman
sebayanya membuat remaja merasa senang tentang dirinya.
Selanjutnya Desmita menyampaikan pandangan Santrock (2009: 231) yang
menekankan pengaruh negatif dari teman sebaya terhadap perkembangan diri
anak dan remaja. Salah satunya adalah pengalaman ditolak atau diabaikan oleh
teman sebayanya dapat menimbulkan rasa kesepian bahkan permusuhan. Selain
itu biasanya remaja sering mengikuti kebiasaan tidak baik dari anggota kelompok
yang lain hanya supaya dianggap sama, contohnya: merokok, nongkrong, minum-
minuman beralkohol, dan sebagainya. hal ini karena keadaan psikologis remaja
yang masih labil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kelompok teman sebaya sendiri biasanya beranggotakan perempuan saja,
laki-laki saja atau campuran, kalau kelompoknya beranggotakan laki-laki saja
biasanya sebagaian besar anggotanya tidak terlampau dekat secara emosional,
sedangkan apabila kelompok beranggotakan perempuan biasanya anggotanya
lebih akrab.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan teman sebaya
Dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hubungan pertemanan mereka. Desmita (2009: 47-48)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan teman sebaya
adalah sebagai berikut.
a) Kesamaan Usia
Faktor ini lebih memungkinkan anak untuk memiliki minat-minat dan
teman pembicaraan atau kegiatan atau hal-hal yang sama seperti model
berpakaian, model rambut, mimik muka, kegiatan saling membantu,
melakukan permainan, dan lain-lain sehingga mendorong terjadi hubungan
sosial. Anak yang cenderung sama usianya biasanya mempunyai topik
pembicaraan yang sama pula. Hal ini memungkinkan remaja untuk
menjalin hubungan yang erat dengan teman yang memiliki tingkat usia
yang hampir sama.
b) Situasi atau keadaan remaja
Dalam hubungan dengan teman sebaya, situasi atau keadaan mempunyai
pengaruh dalam setiap kegiatan yang dilakukan kelompok teman sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
itu. Salah satunya dapat mempengaruhi hubungan sosial anak seperti
dalam pemilihan permainan, misalnya di saat berjumlah banyak anak-anak
akan cenderung memilih permainan kompetitif daripada permainan
kooperatif, aktivitas di ruang terbuka mendorong permainan kooperatif
yang menggunakan orang atau objek sebagai simbol, dan seterusnya.
c) Kebutuhan akan keakraban
Keakraban juga mempengaruhi interaksi dengan teman sebaya. Keakraban
akan menciptakan suasana yang kondusif dalam hubungan sosial.
Kolaborasi dalam pemecahan masalah lebih baik dan efisien bila
dilakukan oleh anak di antara teman sebaya yang akrab sehingga tidak ada
rasa canggung antar anggota. Keakraban yang terjalin antar teman sebaya
akan memunculkan terbentuknya persahabatan. Keakraban terjadi karena
penyesuaian diri yang baik serta didorong kesempatan bertemu yang kerap
terjadi sehingga keakraban tersebut akan memunculkan sikap saling
terbuka antar anak, sikap saling menerima keadaan teman dan solidaritas
yang tinggi.
d) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif juga sangat berperan dalam hubungan teman
sebaya. Anak yang kemampuan kognitifnya meningkat, hubungan dengan
teman sebaya juga meningkat. Anak-anak yang memiliki keterampilan
kognisi yang lebih unggul akan cenderung tampil sebagai pemimpin. Ciri-
ciri berkembangnya kognitif anak dengan baik seperti: mudah memaafkan,
adanya rasa empati, terdorong untuk saling membantu, dan dapat menahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
emosi. Apabila anak yang mempunyai ciri tersebut biasanya hubungan
dengan teman sebayanya akan berjalan dengan baik.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi
Sardiman (2007: 73) mengatakan bahwa motif dapat diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Kompri menyampaikan pendapat Santrock (2015: 3) bahwa motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan
bertahan lama. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan banyak
menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar
maupun bekerja.
Sondang (1989: 138) menyampaikan pandangannya bahwa motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota atau organisasi
mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kompri menyampaikan pandangan Abraham Maslow ( 2015: 3-4) yang
mengatakan bahwa motivasi sendiri adalah sebuah alasan yang mendasari seorang
individu untuk melakukan suatu perbuatan. Seseorang yang mempunyai motivasi
cukup tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut punya alasan yang kuat untuk
mencapai apa yang diinginkannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disampaikan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan
nyata untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Motivasi di sini berarti
sebagai suatu penggerak yang merangsang individu untuk melakukan suatu
aktifitas. Dengan adanya motivasi maka seseorang akan berusaha untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dan motivasilah yang dapat menggerakkan seseorang
untuk berusaha memenuhi kebutuhannya.
2. Pengertian motivasi belajar
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang berkaitan dan saling
mempengaruhi. Kompri (2015: 231) menyampaikan pandangan Thorndike yang
mengatakan bahwa belajar sebagai proses interaksi antara stimulus yang berupa
pikiran, perasaan, dan gerakan dengan respons. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan belajar dapat terjadi apabila ada rangsangan baik itu berupa pikiran,
perasaan, dan tindakan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan belajar
dengan serius. Bermula dari motivasi belajar seseorang memiliki semangat lebih
baik dari kegiatan belajar tersebut.
Kompri (2015: 219) mengutip pandangan Skinner yang mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Jadi proses belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang melakukan aktivitas belajar.
Winkel (1983: 27) juga mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi berasal dari kata
“motif” yang diartikan sebagai daya penggerak bagi seseorang untuk melakukan
berbagai aktifitas demi mencapai tujuan tertentu. Orang yang memiliki motivasi
belajar sungguh-sungguh mengusahakan agar motivasi belajarnya tidak mudah
melemah atau hilang tetapi tetap bertahan bahkan berkembang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Hal yang sama diungkapkan oleh Sondang (1989: 138) yang
menyampaikan pandangannya bahwa motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota atau organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Elida Prayitno menyampaikan pandangan Anderson, C.R. dan Faust, G.W.
(1989: 10) yang mengatakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari
karakteristik perilaku siswa itu sendiri yang menyangkut minat, konsentrasi dan
ketekunan. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar akan
memperlihatkan minat dan ketekunan yang besar dalam belajar serta memberikan
perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Sebaliknya bila siswa
memiliki motivasi belajar yang rendah, mereka akan cepat merasa bosan, tidak
semangat dan berusaha untuk menghindar dari kegiatan serta tugas-tugas belajar.
Dalam menangkap isi dari proses belajar tersebut, individu harus
menggunakan kemampuan dalam beberapa ranah: (1) Kognitif; yaitu kemampuan
yang berkaitan dengan pengetahuan dan penalaran. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk
menghafal, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi. (2) Afektif; yaitu ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini mencakup perilaku
seseorang seperti perasaan, emosi, minat. Dalam ranah afektif yang ditekankan
adalah kemampuan seseorang untuk memperhatikan, merespon, menghargai, dan
mengorganisasi. (3) Psikomotorik; yaitu ranah yang berhubungan dengan aktifitas
fisik, seperti berlari, memukul, melompat, dan sebagainya. Hasil belajar dari
ranah psikomotorik ini akan nampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
seseorang dalam bertindak (Kompri, 2015: 219).
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk
membangkitkan motivasi belajar pada diri peserta didik. Orang tidak dapat
dipaksa untuk belajar, artinya keinginan seseorang untuk belajar itu harus tumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dari dirinya sendiri. Pendidik sebagai fasilitator juga berperan untuk menciptakan
suasana belajar yang nyaman untuk bisa membangkitkan semangat belajar peserta
didik. Peserta didik harus termotivasi untuk melibatkan diri dalam proses belajar.
Peserta didik juga harus diberikan motivasi dengan tugas-tugas nyata dalam
kehidupan sehari-hari dan kaitan tugas dengan pengalaman pribadinya. Kemudian
pendidik membantu peserta didik untuk memahami dan memaknai setiap usaha
itu sebagai nilai yang bermakna (Bambang Warsito, 2008: 80).
Kompri menyampaikan pandangan Hamalik (2015: 233) yang mengatakan
bahwa motivasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya belajar siswa. Belajar
tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil. Kedudukan motivasi
dalam belajar tidak sekedar memberikan arah proses belajar secara benar, tetapi
dengan motivasi siswa akan mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam
berbagai kegiatan termasuk belajar. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud
dapat berupa pemikiran kritis tentang berbagai kegiatan yang dilakukan siswa.
Siswa tahu alasan mengapa ia mempelajari salah satu hal itu lebih serius
dibandingkan hal lainnya.
Sadirman (2007: 75) mengatakan bahwa memberikan motivasi kepada
seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan suatu hal. Guru
sebaiknya menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang sistematis, bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti siswa untuk membantu membangkitkan
motivasi belajar siswa. Seorang siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang
apabila materi yang disampaikan guru menarik perhatian dan minatnya serta
sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya untuk meraih prestasi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan dorongan yang ada di dalam diri seseorang khususnya remaja yang
dapat menggerakkan pikiran, menimbulkan keinginan untuk belajar yang terarah,
serta menjamin kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin dicapai
dalam belajar bisa tercapai. Dalam hal ini ditandai dengan adanya usaha terus-
menerus, keyakinan akan keberhasilan atas hasil usahanya, respon yang kuat
terhadap persoalan dan hasil upaya sendiri. Pada seorang pelajar, motivasi belajar
dapat mempertinggi semangat untuk mengikuti pelajaran dan prestasi.
3. Jenis-jenis Motivasi Dalam Belajar
Winkel (1983: 27-28) membedakan motivasi dalam 2 macam yaitu
motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik merupakan bentuk
motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya
melakukan aktifitas belajar. Individu terdorong untuk melakukan sesuatu tanpa
digerakkan oleh faktor dari luar. Dalam proses belajar, siswa yang termotivasi
secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dan rajin dalam
mengerjakan tugas-tugas karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan yang
merupakan hasil dari belajar itu. Selain itu tujuan lain yaitu dapat menguasai
bahan pelajaran yang dipelajari. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah bentuk
motivasi yang dalam kegiatan belajar hubungan antara aktifitas belajar dan tujuan
yang ingin dicapai tidak mutlak, artinya ada dorongan dari luar individu yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pemberian pujian, hadiah
dan seterusnya yang dapat membantu siswa untuk belajar. Ketiadaan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
baik internal maupun eksternal tentu dapat mengurangi semangat siswa untuk
belajar.
Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sama-sama memberikan
pengaruh yang positif untuk merangsang semangat remaja khususnya dalam hal
belajar. Namun yang paling baik adalah jika kedua hal tersebut dimiliki remaja.
Artinya ada motivasi dari dalam diri dan dilengkapi dengan motivasi dari luar
dirinya. Contohnya: seorang siswa ingin mempelajari musik dan belajar untuk
memainkan berbagai macam alat musik, kemudian ditambah ada pemberian
pujian dan semangat baik dari orang tua, guru, dan teman-temannya akan
membuat siswa itu semakin termotivasi untuk belajar.
4. Ciri-ciri orang termotivasi
Setiap orang tentu memiliki tingkat motivasi yang berbeda. Setiap
kegiatan yang kita lakukan membutuhkan motivasi dalam diri agar hasilnya lebih
memuaskan. Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang karena adanya motivasi
dalam diri dengan yang melakukan secara terpaksa karena adanya aturan atau
paksaan tentu akan sangat terlihat perbedaannya. Handoko (1992: 59) mengatakan
beberapa ciri orang yang memiliki motivasi dalam melakukan suatu tindakan
antara lain:
a. Memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tindakan. Siswa yang
memiliki motivasi akan terlihat dari kemauannya yang kuat untuk belajar
tanpa harus diminta atau disuruh oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Menyediakan waktu yang cukup untuk mempelajari materi yang disediakan
serta tugas-tugas yang ada.
c. Memiliki kerelaan meninggalkan kewajiban atau kegiatan lainnya demi
melakukan tindakan yang diinginkan.
d. Memiliki ketekunan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru.
5. Komponen pokok motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan (2) dorongan,
dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada keterkaitan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil
belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa
memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu
belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang
baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah
cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental
yang berorientasi pada tujuan tersebut. Tujuan merupakan inti motivasi yang
menjadi sasaran atau harapan yang dicapai dengan melakukan sesuatu (Hamzah B
Uno, 2010: 33)
6. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Siswa
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Hasil belajar juga akan
lebih optimal apabila ada motivasi dalam belajar siswa. Sehubungan dengan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tersebut, Kompri menyampaikan pandangan Winansih (2015: 237) yang
memberikan beberapa fungsi motivasi dalam belajar siswa, yaitu:
a. Mendorong seseorang untuk bertindak.
Motivasi menjadi penggerak bagi seseorang dalam melakukan setiap kegiatan
yang dikerjakan termasuk belajar sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih
maksimal. Artinya motivasi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan.
b. Menentukan arah perbuatan yang ingin dicapai.
Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang dikerjakan sesuai tujuan
yang ingin dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Motivasi
menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar siswa,
karena belajar tanpa adanya motivasi, sulit untuk berhasil.
c. Menyeleksi perbuatan
Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi untuk menentukan kegiatan mana
yang harus dikerjakan yang bermanfaat bagi tujuan yang ingin dicapai. Jadi
motivasi dalam belajar tidak sekedar memberikan arah proses belajar secara
benar, tetapi dengan motivasi siswa akan mendapat pertimbangan-
pertimbangan positif dalam berbagai kegiatan termasuk belajar.
Uraian di atas menunjukkan bahwa motivasi berfungsi untuk mendorong,
mengarahkan, dan menyeleksi kegiatan yang dilakukan seseorang khususnya
remaja sebagai usaha untuk mencapai hasil yang optimal terlebih dalam hal
belajar. Maka dari itu motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
agar siswa dapat belajar dengan baik dan semangat sehingga dapat mencapai
tujuan belajar yang diharapkan.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam melakukan kegiatan belajar, ada faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi remaja dalam belajar. Slameto (2013: 54-60) mengatakan ada dua
faktor yang mempengaruhi remaja dalam belajar yakni faktor intern dan faktor
ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor ini muncul dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor-
faktor ini terbagi lagi menjadi tiga faktor yakni: jasmaniah, psikologis dan
kelelahan.
1) Faktor jasmaniah
a). Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya
(terbebas dari penyakit). Proses belajar akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Oleh karena itu remaja harus menjaga kondisi tubuh
agar tetap fit dengan cara istirahat, makan, dan olahraga secara teratur.
b). Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah suatu keadaan yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa kebutaan,
tuli, lumpuh, dan lain sebagainya. Keadaan cacat tubuh juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mempengaruhi peserta didik dalam belajar. Maka, diperlukan alat bantu
untuk mengurangi pengaruh kecacatan itu dan membantu peserta didik
dalam belajar sehingga bagi yang mengalami ketidaksempurnaan fisik
tetap mendapat kesempatan yang sama dengan orang yang normal
khususnya dalam hal belajar.
2) Faktor Psikologis
a). Inteligensi atau kecerdasan
Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi memiliki pengaruh besar
terhadap kemajuan belajar peserta didik. Namun inteligensi yang tinggi
tidak menjamin keberhasilan seseorang dalam belajar. Siswa yang
memiliki tingkat inteligensi tinggi belum tentu berhasil jika tidak belajar
dengan baik, sedangkan siswa yang berinteligensi normal dapat berhasil
jika belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh.
b). Perhatian
Slameto menyampaikan pandangan Gazali (2013: 56) yang mengatakan
bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi yang tertuju pada
suatu objek atau sekumpulan objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
pendidik perlu mencari dan mengusahakan bahan pelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa, salah satunya dengan mengusahakan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
itu dikemas menjadi lebih bervariasi dan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami. Hal ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa..
c). Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya .
Minat harus diikuti dengan perasaan gembira karena dari situ akan
diperoleh kepuasan. Minat berpengaruh besar terhadap proses belajar
siswa. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan yang
diminati siswa, tentu siswa akan merasa enggan untuk belajar ataupun
belajar dengan terpaksa yang tentu berpengaruh pada hasil belajar siswa
sendiri. Oleh karena itu, perlu usaha agar siswa mempunyai minat dalam
belajar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna yang
berhubungan dengan hobi atau cita-cita serta mengaitkannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajari.
d). Bakat
Slameto menyampaikan pandangan Hilgard (2013: 57) yang mengatakan
bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu dapat terealisasi
nyata setelah siswa belajar atau berlatih. Penting bagi pendidik untuk
mengetahui bakat yang dimiliki siswanya agar dapat mencari cara yang
tepat untuk meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar
sesuai dengan bakatnya. Dalam proses belajar terutama belajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu
hasil akan prestasi yang baik. Jika seorang guru atau orang tua memaksa
anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya
maka akan merusak keinginan anak tersebut.
e). Motif
Motif adalah daya penggerak/pendorong yang menyebabkan seseorang
berbuat. Motif dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara
memberikan latihan-latihan yang dapat menunjang belajar agar siswa
dapat memusatkan perhatian pada kegiatan pembelajaran sehingga siswa
dapat belajar dengan baik.
f). Kematangan
Kematangan adalah suatu fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana
anggota tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa
yang sudah matang atau siap belum bisa melaksanakan kecakapannya jika
belum belajar. Kematangan perlu untuk dilatih dengan cara belajar terus
menerus karena belajar akan lebih berhasil jika aak sudah matang atau
siap.
g). Kesiapan
Slameto menyampaikan pandangan Jamies Drever (2013: 59), bahwa
kesiapan adalah kesedian untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan
ini perlu diperhatikan dalam proses belajar karena jika siswa sudah siap
untuk belajar, maka hasil belajarnya yang diperoleh juga akan lebih baik
dan memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Faktor Ekstern
1) Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama untuk anak.
Individu yang belajar menerima pengaruh dari keluarga. Oleh karena itu
orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga.Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Pengaruh ini
meliputi : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang
tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar
dengan tekun.karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang
baik untuk belajar.
2) Faktor sekolah atau lembaga pendidikan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa Oleh karena itu
lingkungan sekolah dalam hal ini guru harus bisa membangkitkan
semangat belajar siswanya agar hasil belajar yang diperoleh dapat lebih
optimal. Salah satu caranya adalah dengan mengemas bahan pelajaran
menjadi lebih menarik dan bervariasi agar siswa menjadi semangat,
tertarik, dan tidak bosan dalam belajar. Contohnya dengan menggunakan
media seperti gambar-gambar, video, maupun film yang sesuai dengan
bahan yang dipelajari. Selain itu lingkungan sekolah yang baik seperti
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, peraturan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang disiplin, tersedianya jam pelajaran yang memadai, serta keadaan
gedung sekolah juga dapat mendorong siswa untuk belajar yang lebih
tekun dan rajin.
3) Faktor masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan masyarakat juga merupakan salah
satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap proses belajar anak
sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada. Anak yang berada di lingkungan
masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap belajar, anak biasanya
memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, contohnya: mengadakan
bimbel (bimbingan belajar) dengan mengumpulkan anak-anak pada jam
tertentu secara rutin dan mengundang pembimbing untuk mendampingi,
membimbing, dan mengarahkan anak dalam belajar untuk mengisi
kegiatan mereka dengan hal-hal positif. Hal ini akan membuat kegiatan
anak menjadi lebih terarah dan mudah dipantau oleh orang tua.
Begitu juga sebaliknya, siswa yang berada di lingkungan
masyarakat yang kurang peduli terhadap belajar, anak juga akan memiliki
motivasi yang rendah dalam hal belajar, Contohnya: anak bergaul dengan
orang-orang yang suka keluyuran, begadang, pecandu rokok, pemabuk,
pastilah akan menyeret anak ke dunia yang berbahaya dan membuat jam
belajarnya jadi berantakan. Hal ini karena tidak ada kegiatan lain yang
dapat mengarahkan anak ke arah yang positif serta kurangnya pengawasan
terhadap pergaulan anak-anak khususnya usia remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada zaman sekarang ini tantangan bagi masyarakat untuk terlibat
dalam membantu proses perkembangan anak khususnya dalam hal belajar
menjadi lebih besar seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
berkembang pesat. Hal ini membuat pola pikir manusia pun ikut berubah
dan semakin berkembang. Gerakan perubahan yang terjadi sampai saat ini,
secara perlahan menimbulkan adanya pergeseran pada pola interaksi antar
individu dan berubahnya nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
Budaya tradisional yang dulu kental, kini semakin terkikis seiring
perkembangan zaman. Gaya hidup masyarakat modern saat ini menjadi
semakin materialistis, hedonis, dan individualistis. Sebagai contoh
seringkali kita melihat orang-orang berkumpul, tetapi mereka sibuk
dengan gadgetnya sendiri-sendiri. Kepedulian terhadap orang lain seakan
tidak lagi penting karena mereka hanya berpusat pada dirinya sendiri,
Akibatnya kekerabatan dan hubungan sosial antar individu semakin
berkurang. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas
generasi penerus bangsa, dalam hal ini adalah para remaja dan kaum
muda.
Perkembangan zaman yang berdampak pada timbulnya pergeseran
pola interaksi antar individu maupun kelompok dan berubahnya nilai-nilai
dalam kehidupan bermasyarakat tentunya juga akan mempengaruhi dunia
pendidikan khususnya proses belajar anak. Oleh karena itu
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan profesional sangat penting
untuk memperhatikan perubahan pola interaksi yang terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
masyarakat. Karena hal itulah yang menjadi konteks di mana siswa itu
hidup. Masyarakat harus bisa memanfaatkan media-media komunikasi
yang semakin berkembang ini dengan sebaik mungkin, salah satunya
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas terlebih dalam bidang
pendidikan khususnya remaja sebagai penerus bangsa.
Uraian di atas menunjukkan bahwa banyak sekali faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam belajar. Peserta didik perlu
mengetahui cara-cara belajar yang efektif, waktu belajar dengan istirahat juga
harus seimbang sehingga kondisi tubuh tidak mengalami kelelahan dan proses
belajar juga berlajan dengan baik. Mereka juga perlu mengusahakan keadaan
lingkungan yang kondusif agar dapat memberikan pengaruh positif juga terhadap
anak atau peserta didik serta pentingnya memanfaatkan media komunikasi modern
sebagai sarana untuk meningkatkan proses pembelajaran.
8. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Seorang guru dituntut untuk memiliki tanggung jawab dan tugas yang
harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru. Tugas utama dan
terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan,
merangsang dan membimbing siswa dalam proses belajar. Maka, dalam
melaksanakan tugasnya, guru harus bisa membangun motivasi siswa untuk
belajar. Sebagai motivator, guru harus berusaha memahami makna motivasi
belajar, mengembangkan pembelajaran, serta berusaha menggerakkan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Suyanto dan Asep Jihad (2013: 61-63) mengungkapkan ada beberapa strategi
yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:
a) Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa secara jelas dan terukur.
Proses belajar mengajar diharapkan dimulai dari penjelasan guru mengenai
tujuan yang akan dicapai secara jelas, mudah dipahami siswa dan terukur.
Semakin jelas suatu tujuan yang hendak dicapai, maka makin bisa mendorong
munculnya motivasi siswa dalam belajar.
b) Memberikan hadiah
Masing-masing anak ingin dihargai, maka guru sesekali memberikan hadiah
untuk siswa yang berprestasi, baik prestasi besar maupun prestasi kecil,
seperti dapat menjawab pertanyaan guru. Hal ini memacu semangat mereka
untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan memiliki motivasi untuk bisa mengejar siswa yang
berprestasi. Penghargaan tidak selamanya berupa materi, tetapi bisa berupa
pujian pada siswa yang berprestasi.
c) Membuat kompetisi
Guru berusaha membuat persaingan yang sehat di antara siswanya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar atau berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d) Memberi pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi diberikan penghargaan atau pujian.
Pujian yang diberikan bersifat membangun, rasional dan tidak berlebihan.
e) Memberi hukuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar berlangsung. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut berkeinginan untuk mengubah dirinya dan berusaha memacu
motivasi belajarnya. Hukuman kadang terkesan negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
f) Membangkitkan dorongan
Sebagai motivator, guru sudah selayaknya memberikan dorongan kepada
siswanya untuk terus belajar. Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal kepada para siswa yang sedang berupaya meraih
semangat belajar.
g) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Kebiasaan belajar yang baik bagi siswa hanya bisa dilakukan jika guru mau
menjadi teladan bagi siswanya. Guru terlebih dahulu memberikan contoh
bagaimana kebiasaan belajar yang baik. Selanjutnya, guru bisa mendorong
agar siswa lebih banyak menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan belajar
misalnya membaca dan menulis dalam bidang studi tertentu.
h) Membantu kesulitan siswa
Dalam proses belajar mengajar, terkadang siswa mengalami kesulitan belajar
secara individual maupun kelompok. Posisi guru dalam konteks ini adalah
menjadi “pembantu” siswa yang mengalami kesulitan belajar. Saat ini, sifat
terbuka guru sangat penting dan perlu bagi siswa.
i) Menggunakan metode yang bervariasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting untuk
membuat proses pembelajaran tidak membosankan sehingga siswa
termotivasi untuk belajar dengan baik. Siswa yang diajar dengan berbagai
macam metode dipastikan lebih merasa senang menerima pelajaran.
j) Menggunakan media
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran haruslah
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Jika tidak, maka tujuan
pembelajaran tersebut sukar bahkan tidak akan dicapai. Media pembelajaran
bisa dalam bentuk apapun. Cara ini digunakan untuk lebih memudahkan
siswa memahami dan menyelesaikan persoalan pembelajaran yang
dihadapinya.
Mintara Sufiyanta (2010: 218-223) mengungkapkan 6 ciri khas peranan
guru terhadap muridnya secara personal salah satunya ialah mendorong
antusiasme dan motivasi belajar siswa. Guru dapat memotivasi siswa dengan cara
mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara
mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi, melontarkan
tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan dan semangat dalam
mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang efektif seperti ini
sebagai sosok pemimpin yang memotivasi.
Perlu kita ketahui setiap siswa mempunyai tingkatan motivasi yang
berbeda- beda, guru dapat secara kreatif menemukan strategi yang cocok untuk
masing-masing. Ia tahu bagaimana memberikan dukungan kepada murid yang
sudah memiliki motivasi intrinsik; sekaligus ia terus mencari jalan bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
memberikan motivasi ekstrinsik bagi murid yang membutuhkannya. Guru yang
mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan membekali para siswa
dengan keahlian strategi belajar sesuai kapasitas dan ketertarikan masing – masing
individu yang akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, selalu
baru, dan tidak membosankan. Guru yang memiliki dan menampakkan semangat
hidup dan antusiasme merupakan faktor pendukung yang amat penting dalam
memperkuat motivasi siswa.
C. Hubungan/Dampak Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar
Siswa
Diane Papalia dan Feldman Ruth (2014: 73) sebagai ahli teori Psikologi
Pendidikan mengatakan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu: faktor bawaan (hereditas), faktor lingkungan (enviromment) dan faktor diri
(self) atau kematangan diri. Motivasi merupakan bagian dari psikologi manusia
yang mempengaruhi tingkah lakunya, maka motivasi dapat juga dipengaruhi oleh
ketiga faktor tersebut. Pengaruh bawaan (heriditas) merupakan bahan dasar dari
perkembangan setiap manusia, Faktor ini merupakan bagian rahasia dari setiap
pribadi manusia yang menjadikan setiap orang menjadi unik. Faktor keturunan ini
berasal dari orangtua yang diturunkan kepada anaknya.
Teori ini juga mengatakan bahwa setiap pribadi manusia adalah bagian
dari alam sekitarnya, bahkan sejak dalam kandungan, kita sudah dapat
dipengaruhi oleh faktor dari luar, misalnya dengan terapi musik klasik pada bayi
dapat membantu merangsang pertumbuhan otak bayi. Hal ini semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menunjukkan bahwa tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Meskipun demikian aspek kematangan seseorang juga sangat menentukan tingkah
laku seseorang. Sebesar apapun pengaruh dari luar dirinya, jika ia memiliki
kematangan pribadi maka ia akan mempertimbangkan segalanya dengan matang
dan mengambil keputusan sesuai kehendak bebasnya.
Remaja atau siswa SMP tentu sudah mengalami tahap perkembangan yang
cukup panjang. Dalam dirinya sendirinya ia mempunyai kemampuan/kematangan
untuk melakukan apa yang ia kehendaki sesuai dengan tahap perkembangannya,
namun kemampuan itu akan lebih sempurna apabila siswa diberi bantuan yang
positif untuk melakukan apa yang ia kehendaki.
Usia remaja masih termasuk dalam tahap perkembangan yang belum
stabil, dimana ia masih sangat mudah terpengaruh pada lingkungan. Lingkungan
yang paling dekat pada seorang remaja adalah teman sebaya. Pada masa ini
remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berkumpul bersama teman
sebaya. Dalam kelompok teman sebaya ini mereka lebih bebas mengekspresikan
diri mereka sesuai.
Semakin bermanfaat suatu keadaan dan pengalaman tempat remaja
tumbuh dan berkembang, semakin besar pula kecenderungan untuk mencapai
perkembangan optimal (Diane Papalia dan Feldman Ruth, 2014: 75). Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya sebagai salah satu lingkungan
terdekat dengan remaja memiliki peranan yang sangat penting dalam tahap
perkembangan siswa. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
membutukan kelompok teman sebaya sebagai sarana untuk memenuhi keinginan
diterima dan diakui. Oleh karena itu remaja memberikan perhatian yang besar
pada kelompok teman sebaya mereka. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu
dan senang berkumpul dengan teman sebayanya. Maka jika kegiatan kelompok
teman sebaya itu baik atau positif maka perkembangan kepribadian remajapun
semakin baik dan sebaliknya.
Dalam belajar remaja membutuhkan motivasi agar kegiatan belajarnya
semakin terarah dan menvapai tjuan yang diharapkan. Namun banyak banyak
faktor yang mempengaruhi proses belajar remaja termasuk kelompok teman
sebaya. Kelompok teman sebaya dapat menghambat sekaligus memperlancar
proses belajar PAK. Hal ini tergantung pada bagaimana guru PAK mengarahkan
kegiatan kelompok teman sebaya remaja ke arah yang positif seperti membentuk
kelompok belajar. Siswa akan merasa lebih senang dan bersemangat dalam belajar
karena mereka dapat saling berdiskusi satu sama lain dan hal ini juga sesuai
dengan perkembangan psikologis mereka bahwa pada usia remaja keinginan
untuk menggabungkan diri dalam kelompok itu sangat tinggi. Guru sebagai
fasilitator hanya perlu untuk mengontrol kegiatan yang dilakukan dalam
kelompok itu agar tidak tetap terarah dan tidak membicarakan hal-hal lain di luar
bahan pelajaran.
Motivasi belajar diperlukan siswa dalam proses belajar khususnya mata
pelajaran PAK agar siswa semakin beriman kepada Yesus Kristus, artinya
semakin mengenal, mencintai, dan melaksanakan ajaran-ajarannya. Oleh karena
itu motivasi belajar juga ditempatkan dalam konteks Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Thomas H. Groome menyampaikan pandangan Fowler (2010: 102) tentang tahap-
tahap perkembangan iman khususnya pada tahap ketiga yaitu
sintetis/konvensional di mana tahap ini adalah tahap yang bersifat menyesuaikan
diri. Tahap ini biasanya dimulai pada usia sebelas tahun dan berlangsung hingga
usia tujuh belas tahun ketika pengalaman seseorang diperluas melebihi kelompok
primer dan keluarga. Seseorang cenderung membuat makna dan menafsirkan
sesuatu secara berbeda dan mengandalkan sebuah kelompok dimana ia terlibat di
dalamnya. Pada tahap ini seseorang ingin sekali merespons setiap pengharapan
dan keputusan orang lain yang penting.
Peserta didik memerlukam motivasi belajar dalam mempelajari mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Oleh karena itu proses pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik juga harus bisa membuat peserta didik bersemangat
dan termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Katolik baik dari segi guru
maupun arah tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik sendiri. Guru
berperan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran karena guru adalah
pengelola kegiatan proses belajar mengajar. Guru bertugas untuk membantu dan
mengarahkan peserta didik dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Prayitno (1989: 95) mengatakan bahwa siswa menjadikan guru sebagai model
untuk dicontoh. Siswa memperhatikan dan menirukan apa yang dilakukan oleh
gurunya setiap waktu. Oleh karena itu guru harus memberikan contoh yang baik
kepada siswa seperti disiplin, dan lain sebagainya. Siswa menjadikan guru sebagai
panutan dan teladan di sekolah sekaligus pengganti orang tua di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Moh. Uzer (1989: 89) juga mengatakan bahwa tugas guru adalah
membangkitkan motivasi siswa sehingga siswa mau untuk melakukan kegiatan
belajar. Guru dapat memberikan semangat kepada siswa untuk belajar dengan
menekankan bahwa semua siswa dapat berhasil dalam belajar asalkan mau
berusaha keras, tekun, rajin, tidak mudah putus asa dan tidak takut untuk salah
dalam belajar. Hal ini menyangkut seluruh pribadi dan pengalaman siswa baik
dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari tugas Gereja untuk
mewartakan penyelamatan Allah Bapa kepada semua manusia dan
memulihkannya dalam Kristus. Tugas Gereja itu diterima dari pendiri ilahinya,
Kristus menjelang kepergianNya dari dunia. Hal ini ditegaskan oleh dokumen
tentang pendidikan yang megatakan demikian:
Adapun untuk melaksanakan perintah Pendirinya yang ilahi, yakni
mewartakan misteri keselamatan Allah kepada semua orang dan
membaharui segalanya dalam Kristus, Bunda Gereja yang kudus wajib
memelihara hidup manusia seutuhnya, juga di dunia ini, sejauh
berhubungan dengan panggilan sorgawi. Maka gereja berperan serta dalam
pengembangan dan perluasan pendidikan pendidikan (GE, pendahuluan).
Gereja memandang bahwa pendidikan mempunyai makna yang sangat
penting dalam kehidupan manusia dan pengaruhnya yang makin besar terhadap
kemajuan sosial dewasa ini baik dari segi keagamaan, kebudayaan,
kemasyarakatan, politik, serta ekonomi. Gereja menjadikan pendidikan sebagai
salah satu cara menghadirkan gereja di tengah masyarakat karena gereja sadar
akan pentingnya peran pendidikan di dalam menghantar manusia terlebih kaum
muda untuk sampai kepada kedewasaan hidup. Oleh karena itu pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menjadi hal yang mendesak untuk dimajukan baik pendidikan formal maupun non
formal.
Di antara segala upaya pendidikan, sekolah mempunyai peran dan makna
yang istimewa. Sekolah bagaikan pusat kegiatan maupun kemajuan, yang harus
melibatkan keluarga, para guru, bermacam-macam perserikatan yang memajukan
hidup berbudaya, kemasyarakatan, keagamaan, masyarakat sipil dan segenap
keluarga manusia (GE 5). Sekolah sebagai sarana yang terutama bagi gereja
dalam upaya memajukan pembentukan manusia yang seutuhnya di bidang
pendidikan.
Konsili memberikan perhatian yang cukup besar terhadap kaum muda.
Kaum muda menjadi sorotan utama dalam kehidupan religius terutama dalam
memasuki dunia yang mengalami perkembangan dengan segala kemajuan yang
ada. GE 8 mengatakan: “Tidak kurang dari sekolah-sekolah lainnya, sekolah
katolik pun mengejar tujuan-tujuan budaya dan menyelenggarakan pendidikan
manusiawi kaum muda”. Konsili berulang kali menyebut kaum muda/remaja
dalam dokumennya yang tertuang dalam GE.
Anak-anak dan kaum remaja berhak didukung, untuk belajar menghargai
suara hati yang lurus nilai-nilai moral, serta dengan tulus menghayatinya
secara pribadi, pun juga untuk makin sempurna mengenal dan mengasihi
Allah. Maka dengan sangat, konsili meminta supaya siapa saja yang
menjabat kepemimpinan, atas bangsa-bangsa atau berwenang di bidang
pendidikan, mengusahakan supaya jangan sampai generasi muda tidak
terpenuhi haknya yang asasi itu (GE 1).
Kaum muda menjadi sorotan utama karena mereka dalam situasi sekarang
ditengah kemajuan zaman mengalami perubahan-perubahan yang perlu diarahkan
sesuai dengan nilai-nilai yang sebenarnya. Kemajuan teknologi yang pesat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mengakibatkan perubahan dalam cara pandang dan gaya hidup. Kaum muda dapat
menyerap hasil pengetahuan yang luas dan beragam hal dari berbagai sumber
termasuk sekolah. Namun mereka belum cukup mampu untuk mengatur dan
menentukan prioritas yang telah mereka pelajari. Mereka kurang bersikap kritis
untuk membedakan mana yang benar dan yang salah, baik dan buruk.
Kecenderungan mereka adalah mengikuti kemauannya sendiri yang membuat
mereka merasa senang dan nyaman tanpa mempertimbangkan baik buruknya.
Maka dari itu sekolah diharapkan secepat mungkin melihat situsai keagamaan
mereka untuk mengetahui proses pikiran, gaya hidup dan reaksi mereka terhadap
segala perubahan yang mereka alami.
Pihak sekolah perlu untuk lebih peka terhadap keadan yang dialami oleh
kaum muda untuk dapat mengatasi permasalahan mereka serta menjawab
kebutuhan mereka. Konsili memandang iklim sekolah yang kondusif akan
mendukung proses belajar mengajar yang nyaman di sekolah. Iklim sekolah yang
dimaksud adalah lingkungan yang dijiwai oleh roh cinta kasih dan kebebasan (GE
8). Hal tersebut penting demi tercapainya tujuan pendidikan khususnya dalam
bidang PAK.
Pendidikan Agama Katolik sendiri menurut Heryatno Wono Wulung
(2008: 23) memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah
Tujuan ini merupakan arah dasar utama seluruh kegiatan PAK serta acuan
untuk mengukur tercapai tidaknya pembelajaran PAK. Hal ini berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pada pemahaman bahwa terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di tengah
kehidupan manusia adalah kehendak Allah sendiri.
2) Demi perkembangan dan kedewasaan iman
Seseorang yang dewasa dalam iman berarti imannya telah berkembang
semakin matang secara penuh dan mencakup segi pemikiran, hati, dan
praksis. Heryatno juga menyampaikan pandangan Fowler (2008: 76) yang
melihat iman sebagai poros kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup
yang mengerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang transenden.
Pendidikan PAK di sekolah diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
memperkembangkan imannya sebagai bagian dari proses pendewasaan
iman.
3) Membebaskan manusia
Kebebasan merupakan keadaan utama bagi seseorang untuk menhayati dan
memperkembangkan imannya. Manusia dapat sungguh menhayati dan
mewujudkan imannya hanya jika ia dalam suasana hati yang bebas. Iman
dan kebebasan memiliki kaitan yang sangat erat dan menjadi bagian integral
dari tujuan PAK di sekolah. PAK diharapkan dapat memelopori
terwujudnya kebebasan agar peserta didik dapat dibantu mengambil
keputusan hidup yang sungguh-sungguh dari hati nuraninya.
Dengan demikian, arah pembelajaran PAK di sekolah sendiri berarti untuk
membantu meningkatkan kepercayaan peserta didik kepada Allah. Dengan
percaya kepada Allah, peserta didik juga akan semakin berkembang dalam iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang dewasa, dengan saling peduli terhadap sesama dan memupuk rasa
persaudaraan.
Dalam diri remaja usia SMP/SMA, perkembangan psikis mereka sungguh
pesat. Franz Dahler dalam Telaumbanua (1999: 196-197) membagi perkembangan
psikis ini kedalam 4 kelompok besar beserta ciri-cirinya, yaitu:
a. Mencari identitas diri, ciri-cirinya :
a) Menghayati masa lalu dan masa depan secara lebih mendalam.
b) Menyadari kekhususan pribadi, tidak mau disamakan dengan orang lain.
c) Mementingkan diri sendiri.
d) Berpikir logis dan abstrak, seperti tentang kebenaran, tujuan hidup.
e) Mencari prinsip pinmpinan baru yaitu diri sendiri
f) Mengalami pertentangan-pertentangan dan kerinduan menuju hal baik
atau jahat.
b. Melepaskan diri dari orangtuanya, ciri-cirinya :
a) Timbulnya rasa bosan terhadap orangtua, adik, kakak karena hubungan
dengan teman lebih memikat.
b) Meragukan kewibawaan dan kebijaksanaan orangtua, akibatnya timbul
sikap suka membantah.
c) Ingin mencari kewibawaan baru.
d) Ingin meniru bintang idola, seperti bintang film.
c. Mencari nilai-nilai baru, ciri-cirinya :
a) Timbulnya idealisme, ingin berjuan untuk cita-citanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b) Meninjau kembali agama. Timbul keraguan, rasa tidak puas dengan
penyajian cerita suci; ia menginginkan bukti-bukti.
d. Merindukan teman-teman baru, ciri-cirinya :
a) Teman dari jenis kelamin yang sama. Ia ingin mendapatkan sahabat untuk
saling bertukar pikiran.
b) Teman dari jenis kelamin yang berbeda, karena hal-hal khusus tidak dapat
ia peroleh dari pergaulan dengan teman sejenis.
c) sahabat yang lebih dewasa dari dirinya.
Pendidikan Agama Katolik merupakan sarana pewartaan Kristus yang
secara langsung maupun tidak langsung kepada seluruh peserta didik di sekolah
itu, yakni pengajaran agama yang dipadukan dalam keseluruhan pelajaran dan
kehidupan komunitas sekolah Katolik. Pendidikan Agama Katolik berfungsi
dalam membantu dan meningkatkan terlaksananya pendidikan iman melalui
pengajaran yang sistematis dan kritis. Dengan begitu PAK akan menghantarkan
peserta didik sampai pada iman yang dewasa, dan terciptanya relasi dengan
Kristus dalam keseluruhan hidupnya. Pendidikan Agama Katolik
memperkenalkan dan memperkembangkan sejauh bisa kehidupan yang berpola
Kristiani melalui bermacam-macam jalan yang saling melengkapi.
Pendidikan Agama Katolik identik dengan pendidikan nilai-nilai Kristiani
yang mampu memberikan pengaruh pada pembentukan karakter siswa. Oleh
karena itu PAK sangat dibutuhkan siswa sebagai sarana yang membantu mereka
mengarahkan masa perubahan psikologi mereka agar semakin terarah kepada hal-
hal yang positif. Namun seringkali metode dan suasana PAK kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
memperhatikan perkembangan psikologi siswa. Hal ini membuat siswa lebih
merasa nyaman dan senang dalam pergaulan teman sebaya dan membuat motivasi
untuk belajar PAK menjadi semakin berkurang. Selain itu PAK juga berhubungan
erat dengan pendalaman materi-materi tentang ajaran iman yang cenderung terlalu
berat untuk dipahami oleh siswa. Hal ini juga membuat motivasi siswa semakin
menurun untuk mengikuti pelajaran PAK.
Oleh karena itu PAK penting untuk mengakomodasi konteks sosial siswa
sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam hal ini konteks sosial yang paling
berpengaruh bagi motivasi belajar siswa adalah pola interaksi dalam bentuk
pergaulan teman sebaya. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa siswa
memiliki tingkat kegairahan yang cukup tinggi terhadap pergaulan dengan teman
sebayanya. Jika gairah yang sama dimiliki siswa dalam belajar PAK, hasilnya
akan lebih memuaskan atau dengan kata lain tujuan pembelajaran PAK dapat
tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa pergaulan teman sebaya memiliki pengaruh
terhadap motivasi belajar siswa secara khusus dalam pembelajaran PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
GAMBARAN UMUM KEADAAN PERTEMANAN DALAM KELOMPOK
TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP
KANISIUS BAMBANGLIPURO
Pada bab II telah diuraikan kajian pustaka mengenai pergaulan teman
sebaya remaja dan motivasi belajar siswa. Pada bab tiga ini penulis membahas
mengenai gambaran umum pertemanan siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro. Bab tiga ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang
kedua tentang gambaran pertemanan dalam kelompok teman sebaya dan motivasi
belajar siswa Kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro.
Penulis menyusun bab III ini untuk mengetahui bagaimana gambaran
pertemanan dalam kelompok teman sebaya dan motivasi belajar PAK siswa kelas
IX SMP Kanisius Bambanglipuro. Untuk mendapatkan gambaran dari
pembahasan bab tiga, penulis membagi bab ini menjadi dua bagian. Bagian yang
pertama mengemukakan tentang gambaran umum SMP Kanisius Bambanglipuro,
Bantul. Pada bagian pertama ini akan dibahas mengenai sejarah dan visi misi dari
sekolah, gambaran pertemanan dalam kelompok teman sebaya siswa, serta situasi
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Bagian kedua dari bab III ini
akan membahas penelitian yang mencakup: latar belakang, variabel penelitian,
definisi Operasional, tujuan penelitian, jenis penelitian, responden penelitian,
tempat dan waktu, tehnik pengumpulan data, kisi-kisi instrumen penelitian,
laporan, pembahasan, dan kesimpulan penelitian.
Bagian selanjutnya dari bab III ini akan menyampaikan hasil laporan
penelitian. Laporan disajikan berdasarkan penelitian yang diadakan di sekolah
yang kemudian dibahas dan dijelaskan. Pembahasan hasil penelitian ini berguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan pertemanan dalam kelompok
teman sebaya dan unsur-unsur positifnya yang dapat digunakan untuk
memotivasi siswa belajar PAK kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro. Bagian
akhir dari bab III ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang berguna untuk
penyusunan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
PAK sekaligus kualitas pertemanan sebaya siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro, Bantul.
A. Gambaran Umum SMP Kanisius Bambanglipuro, Kabupaten Bantul
Gambaran umum mengenai SMP Kanisius Bambanglipuro didapatkan
penulis berdasarkan data dari sekolah dan website resmi milik sekolah
http://www.smpk-ganjuran.sch.id. SMP Kanisius Bambanglipuro merupakan
salah satu sekolah swasta di bawah naungan Yayasan Kanisius. Yayasan Kanisius
sendiri merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sekolah-sekolah
mulai dari TK sampai tingkat SMA/SMK yang tersebar di wilayah Keuskupan
Agung Semarang. SMP Kanisius Bambanglipuro merupakan bagian dari Yayasan
Kanisius cabang Yogyakarta.
Letak geografis SMP Kansius Bambanglipuro ini sangat strategis. Letaknya
cukup jauh dari keramaian sehingga membuat suasana belajar menjadi kondusif.
SMP ini juga memiliki suasana lingkungan layaknya suatu pedesaan, di sekeliling
sekolah dihiasi dengan pohon-pohon yang cukup rindang yang menjadikan
lingkungan ini sejuk dan nyaman sebagai penunjang pembelajaran. Inilah suasana
yang ideal untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar dan membersihkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
diri dari pengaruh pergaulan kota yang kadang kurang membangun dunia anak
dan remaja. Sekolah yang sudah cukup lama menjadi pelayan masyarakat ini
memang bukan termasuk sekolah yang besar namun memiliki semangat untuk
maju membentuk anak didiknya menjadi pribadi yang cerdas dan beriman.
1. Visi Misi sekolah
Sebagai lembaga pendidikan yang baik, SMP Kanisius Bambanglipuro
memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi: Menjadi pendidik anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap
sesama dan lingkungan.
Misi: Menyelenggarakan pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah yang
berkualitas berlandaskan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan
mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategi.
2. Gambaran Lingkungan SMP
a. Lingkungan Fisik Sekolah
SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul ini memiliki 6 unit gedung yang
digunakan. Unit pertama digunakan sebagai ruang guru dan ruang UKS, unit
kedua digunakan untuk ruang tata usaha, ruang Kepala Sekolah, ruang tamu, dan
ruang BK. Unit ketiga digunakan untuk perpustakaan dan ruang kelas, unit
keempat juga digunakan untuk ruang kelas, dan unit kelima digunakan untuk
Laboratorium. Ada pula Lapangan basket, lapangan volly dan Goa Maria. SMP
Kanisius Bambanglipuro ini memiliki 6 kelas, dimana kelas VII, VIII, dan IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
masing-masing terdiri dari 2 kelas. SMP ini juga memiliki fasiitas pendukung
untuk pembelajaran dengan baik seperti adanya LCD, layar, dan kipas angin di
setiap ruang kelas. Secara fisik sekolah ini sudah cukup memadai untuk kegiatan
pembelajaran. Sekolah ini juga didukung juga dengan tempat-tempat yang yang
dapat dikunjungi para siswa setiap saat misalnya perpustakaan, Goa Maria, dan
aula. Selain itu sekolah ini memiliki ruang UKS sebagai tempat pertolongan
pertama bagi para siswa yang sakit. Di lingkungan sekolah juga tersedia kantin
yang menyediakan berbagai macam makanan bagi para siswa ketika mereka
beristirahat. Dari keseluruhan ruangan yang ada ini ada beberapa ruangan ataupun
lingkup yang dapat dijadikan tempat untuk menunjang kegiatan pembelajaran
PAK seperti halaman yang cukup luas dan dekat goa Maria. Dapur juga tersedia
di sekolah ini guna memberikan tempat bagi karyawan yang bertugas untuk
membuatkan minum dan snak para guru.
Ruangan kelas di SMP Kanisius Bambanglipuro ini berukuran sekitar 6m
x 7m dengan jumlah kelas ada delapan kelas. Setiap ruang kelas mempunyai
ventilasi yang cukup, ruang kelas cukup bersih dan rapi, pencahayaan yang baik
untuk belajar. Keadaan fasilitas belajar di sekolah ini cukup lengkap. Mulai dari
papan tulis berbentuk whiteboard yang memadai di setiap kelas. Keadaan meja
dan kursi yang lengkap untuk peserta didik, dengan kondisi yang baik dan bersih
memberikan kenyamanan untuk belajar.
Keadaan kantor guru yang dimiliki oleh sekolah ini lengkap dan
memenuhi kriteria sekolah yang baik. Kantor dengan kondisi bangunan yang baik
dan bersih, membuat pelayanan terhadap warga sekolah memuaskan. Kantor guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dengan meja disusun berbentuk kotak membuat komunikasi antarguru menjadi
lebih mudah. Kantor TU strategis, karena dekat pintu gerbang masuk sekolah. Jika
dilihat dari alat penunjang, SMP ini memiliki alat penunjang pendidikan yang
cukup memadai, mulai dari peta yang jumlahnya cukup banyak, papan presensi,
kalender akademik, jadwal pelajaran, jadwal piket siswa (harian dan pengumpulan
sampah), jadwal ulangan, inventaris barang, jadwal doa harian yang terpasang di
setiap kelas.
Sumber belajar siswa, mulai dari kurikulum di SMP ini baik kurikulum
kelas IX, IX, dan IX masih menggunakan kurikulum KTSP. Untuk laboraturium,
SMP ini memiliki Laboraturium IPA, dengan keadaan yang bersih dan nyaman.
Sekolah memberikan fasilitas buku paket untuk setiap mata pelajaran.
b. Administratif – Organisatorik
Sebagai sekolah yang juga sudah didukung dengan predikat nilai
akreditasi “A”, tentunya SMP Kanisius Bambanglipuro yang berada di bawah
naungan Yayasan Kanisius ini mempunyai struktur administrasi dan organisasi
yang cukup baik. Jabatan paling tinggi dari setiap sekolah dipegang dan
dikoordinasi oleh Kepala Sekolah yang diampu oleh Ibu M. Hartini S.Pd dan
dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yaitu Ibu Yulia Dwi
Lestari Handayani S.Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, tenaga
administrasi/pustakawan/pelaksana, pembina OSIS, dan dewan guru, serta para
siswa. Setiap pengelola sekolah memiliki tugas dan fungsi masing-masing antara
lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah berada di bawah pengurus yayasan Karya Bakti dan
Departemen Pendidikan. Kepala sekolah membawahi wakil kepala sekolah,
para guru, dan karyawan. Sebagai edukator kepala sekolah bertugas
mengorganisir dan bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar.
Kepala sekolah berwenang untuk menyusun perencanaan,
mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan
kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan,
menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat, mengambil keputusan,
mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrasi ketatausahaan,
peserta didik, ketenagaan sarana dan prasarana, keuangan, mengatur
hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.
2) Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-
kegiatan: menyusun perencanaan, membuat program kegiatan, dan
pelaksanaan program, pengorganisasian, pengarahan, ketenagaan,
pengkoordinasian, pengawasan, penilaian, identifikasi dan pengumpulan
data, dan penyusunan laporan. Wakil kepala sekolah juga bertugas
membantu kepala sekolah dalam urusan-urusan sebagai berikut: kurikulum,
kesiswaan, sarana prasarana, dan hubungan dengan masyarakat.
3) Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dan tanggung jawab seorang guru meliputi: membuat dan menyusun
perangkat program pengajaran: silabus, pemetaan KD (Kompetensi Dasar),
program tahunan, program semester, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), program pelaksanaan harian, analisis KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), buku presensi siswa, kisi – kisi ulangan harian, UTS
(Ulangan Tengah Semester), UAS (Ulangan Akhir Semester). Guru juga
bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP,
melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, menganalisis hasil ulangan
siswa, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,
mengisi daftar nilai peserta didik, mengadakan pengembangan program
pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya, membuat catatan tentang
kemajuan hasil belajar peserta didik, serta mengisi dan meneliti daftar hadir
peserta didik sebelum memulai pengajaran.
4) Wali Kelas
Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan
kelas dan penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi: denah tempat
duduk peserta didik, papan absensi peserta didik, daftar pelajaran kelas,
daftar piket kelas, buku absensi peserta didik, buku kegiatan pembelajaran,
tata tertib peserta didik, penyusunan pembuatan statistik bulanan peserta
didik, pengisian daftar kumpulan nilai peserta didik (Legger), pembuatan
catatan khusus tentang peserta didik, pencatatan mutasi peserta didik,
pengisian buku laporan penilaian hasil belajar , serta pembagian buku
laporan penilaian hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5) Siswa
Siswa di sekolah sebagai peserta didik bertanggungjawab pada dirinya
sendiri dan melaksana kewajibannya sebagai pelajar untuk belajar di bawah
bimbingan dan pengawasan para guru dan wali kelas. Siswa berkawajiban
untuk mengikuti berbagai kegiatan yang ada di sekolah dan dituntut untuk
menaati seluruh peraturan yang ada di sekolah.
c. Lingkungan akademik dan sosial
Dalam bidang akademik SMP Kanisius Bambanglipuro memiliki visi dan
misi yang dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dalam kependidikan.
Dilihat dari input, SMP ini menerima seluruh peserta didik dengan berbagai nilai
akademik dan berbagai latar belakang. Sekolah memberikan ruang kepada
masyarakat untuk mempercayakan peserta didik kepada sekolah.
Para guru di SMP ini juga diwajibkan memiliki tata pengelolaan akademik
yang baik dalam menunjang proses pemebelajaran misalnya seperti silabus,
program tahunan, program semester, dan RPP. Ini semua perlu dimiliki untuk
mempermudah para guru dalam menjalankan seluruh kegiatan akademik di
sekolah khususnya dalam proses belajar mengajar. Para siswa di SMP Kanisius
Bambanglipuro ini juga dapat meminjam buku paket dari setiap mata pelajran
yang ada dari perpusakaan sekolah selama satu semester. Di ruang-ruang kelas
pun juga sudah dilengkapi dengan fasilitas dan penunjang dengan berbagai
macam data-data kelas sehingga dalam lingkungan akademik sudah tertata dengan
baik dan rapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Begitu juga lingkungan sosial SMP Kanisius Bambanglipuro sangat
membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat di lingkungan
sekitar SMP karena sekolah juga menyadari bahwa sekolah juga merupakan
bagian dari masyarakat. Selain membangun persaudaraan dengan lingkungan
masyarakat sekitar sekolah juga membangun hubungan kekeluargaan yang baik
dengan orang tua para siswa. Hal ini berpengaruh sangat baik karena dengan
membangun hubungan yang baik dengan orang tua siswa, sekolah dapat
memberikan informasi terkait keadaan para siswa, proses pembelajaran yang
diterima siswa di sekolah serta berbagai kegiatan yang sudah diagendakan oleh
pihak sekolah.
3. Situasi pertemanan siswa kelas IX
Berinteraksi adalah suatu hal yang sangat penting dan mutlak dilakukan.
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain dalam segala aktivitas.
Interaksi bisa dilakukan dengan siapa saja, baik dengan orang tua, keluarga, teman
sebaya, maupun tetangga. Namun pada kenyataannya seorang remaja dalam
berinteraksi dan berkomunkasi biasanya lebih merasa nyaman dan akrab jika
dilakukan dengan teman sebayanya dibandingkan dengan yang lain. Hal ini tidak
lepas dari perkembangan psikologis remaja yang memang ingin berteman,
bergaul, dan menggabungkan diri ke dalam suatu kelompok dimana kesamaan
tingkat usia, hobby, kepentingan dan lain sebagainya juga turut mempengaruhi
dalam pembentukan kelompok pertemanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis ketika
melaksanakan PPL di SMP Kanisius Bambanglipuro, hal yang sama juga terlihat
pada siswa-siswi di SMP ini. Penulis melihat bahwa siswa memiliki tingkat
pertemanan yang cukup tinggi terhadap teman sebayanya. Ketika siswa sedang
berkumpul, mereka terlihat mempunyai kesenangan dan kepuasan tersendiri.
Pergaulan teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
pembentukan kepribadian dan tingkah laku anak, bahkan pengaruhnya kadang-
kadang melebihi keluarga, misalnya: anak yang awalnya pemalu menjadi lebih
percaya diri setelah bergabung dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Hampir seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro ini lebih
senang bergaul dengan teman sebaya karena dari pergaulan itu akan timbul
keakraban di antara mereka. Keakraban tersebut menjadikan anak lebih sering
menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama teman-temannya hingga
kadang menyita waktu istirahat maupun belajar mereka. Mereka terlihat sangat
akrab antar sesama teman dan seringkali bergerombol atau berkelompok-
kelompok. Hampir setiap anak memiliki teman dekat yang jumlahnya bermacam-
macam dan biasanya selalu terlihat bersama-sama ke manapun mereka pergi,
contohnya: pergi ke kantin bersama, belajar bersama, dan lain sebagainya.
Meskipun secara keseluruan mereka saling berteman satu sama lain, tetapi mereka
mempunyai beberapa teman yang memang dekat dan akrab melebihi teman-
temannya yang lain.
Dalam menentukan sebuah kelompok pertemanan, mereka lebih
menekankan pada pentingnya aktivitas yang dilakukan bersama-sama. Hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tersebut merupakan alasan dasar bagi terbentuknya kelompok teman sebaya.
Mereka membentuk suatu perkumpulan dengan aturan-aturan tertentu serta
mempunyai keanggotaan inti. Masing-masing anggota kelompok memiliki peran
dalam aktivitas kelompok (Desmita, 2009: 225). Pada usia ini, anak tidak lagi
puas bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan
angota keluarga. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.
Anak lebih memilih bebas bermain, bergaul dengan teman-teman seusianya dan
tidak suka terlalu dikekang.
Kuatnya pengaruh teman sebaya tidak terlepas dari adanya ikatan yang
terjalin kuat dalam kelompok teman sebayanya tersebut (peer group). Santrock
(2002: 55) juga mengatakan pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang
oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka.
Bahkan terkadang remaja akan melakukan apapun agar dapat dimasukkan sebagai
anggota. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan psikologi remaja yang ingin
dipandang hebat dan memperoleh pengakuan dari orang lain.
Pada umumnya siswa senang berteman dan berkelompok karena mereka
lebih nyaman untuk mengungkapkan isi hatinya, dapat berekspresi lebih bebas
dan mengembangkan bakatnya terlebih ketika mereka merasa diterima, serta
memperoleh lebih banyak informasi atau pengetahuan baru yang didapat dengan
berinteraksi dengan teman-temannya. Hal tersebut memang sesuai dengan
perkembangan psikologis mereka yang ingin mencari kebahagiaan baru selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dalam keluarga yaitu dengan berteman dan berkelompok terlebih jika
kehadirannya diterima dan diakui oleh teman-temannya.
4. Situasi pembelajaran PAK
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan PPL, penulis melihat
pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro Bantul ini belum optimal. Motivasi siswa dalam belajar
khususnya dalam bidang PAK masih kurang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
hal di antaranya adalah kurangnya tenaga pendidik yang secara khusus mengampu
pelajaran PAK serta bahan pelajaran PAK sendiri yang susah untuk dipahami
karena berisi tentang ajaran iman dan nilai-nilai Kristiani.
Pelajaran PAK di SMP Kanisius Bambanglipuro saat ini hanya diampu
oleh satu guru dan itu pun bukan guru yang secara khusus mengampu pelajaran
PAK. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran IPA yang merangkap mengajar
mata pelajaran PAK sehingga proses pembelajaran PAK sendiri menjadi kurang
optimal. Selain itu, bahan pelajaran PAK juga cukup berat karena berisi ajaran
iman dan nilai-nilai Kristiani sehingga terkadang sulit untuk dipahami oleh siswa.
Pada dasarnya Pendidikan Agama Katolik identik dengan pendidikan
nilai-nilai Kristiani yang mampu memberikan pengaruh pada pembentukan
karakter siswa dan berfungsi untuk membantu serta meningkatkan terlaksananya
pendidikan iman melalui pengajaran yang sistematis dan kritis. PAK
memperkenalkan dan memperkembangkan kehidupan yang berpola Kristiani
melalui bermacam-macam jalan yang saling melengkapi seperti saling berbagi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mengasihi demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Oleh karena itu PAK
sangat dibutuhkan siswa sebagai sarana yang membantu mereka menemukan
masa perubahan psikologi mereka dan mengarahkannya agar semakin terarah
kepada hal-hal yang positif baik dari kognitif, afektif, maupun tindakan.
Namun seringkali metode dan suasana PAK kurang memperhatikan
perkembangan psikologi siswa, misalnya: pemberian bahan pelajaran kepada
siswa hanya dengan metode ceramah, menulis terus-terusan dan hanya berpatokan
pada buku pegangan. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan kurang
bersemangat mengkuti pelajaran sehingga membuat siswa cenderung mengalihkan
perhatian mereka pada hal-hal yang membuat mereka nyaman, misalnya tidur dan
mengobrol dengan teman. Hal tersebut membuat motivasi siswa dalam belajar
khususnya dalam bidang PAK menjadi semakin berkurang, dan membuat siswa
semakin asyik dengan pergaulan teman sebayanya meskipun pada waktu yang
kurang tepat.
Oleh karena itu PAK penting untuk mengakomodasi kenyataan atau
konteks sosial siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran. Konteks sosial ini
tidak akan lepas dari empat elemen yang meliputi keluarga, masyarakat, gereja,
dan sekolah karena itu merupakan lingkungan hidup dari para peserta didik
(Heryatno, 2008: 38). Elemen-elemen konteks PAK tersebut bisa berdampak baik
maupun tidak baik untuk perkembangan karakter, sikap, maupun tingkah laku
peserta didik, tergantung dari keadaan konkret suasana keempat lembaga itu. Bila
tercipta keadaan yang kondusif, maka akan membantu untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kepribadian, hati, dan tingkah laku dari peserta didik serta tercipta
penyelenggaraan PAK yang utuh dan kontekstual.
Heryatno menyampaikan pandangan Fowler (2008:78) yang mengatakan
bahwa ada 6 tahap perkembangan iman dimana pada usia remaja ini
perkembangan iman seseorang memasuki tahapan yang ketiga yaitu tahap iman
sintesis-konvensional. Pada tahap ini remaja masih sangat labil dan belum bisa
berfikir mandiri sehingga membutuhkan pendampingan yang baik agar
perkembangan iman peserta didik usia remaja ini semakin terarah dan
berkembang.
Selain itu khususnya di lembaga sekolah, yang perlu diperhatikan terlebih
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah interaksi dalam bentuk
pergaulan teman sebaya. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa siswa
memiliki tingkat kegairahan atau antusiame yang cukup tinggi terhadap pergaulan
dengan teman sebayanya. Jika antusiasme yang sama dimiliki siswa dalam belajar
PAK, hasilnya akan lebih memuaskan atau dengan kata lain tujuan pembelajaran
PAK dapat tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa pergaulan teman sebaya
memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa secara khusus dalam
pembelajaran PAK. Maka dari itu guru harus bisa mengakomodasi konteks sosial
siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran khususnya dalam bidang PAK
sehingga semakin mudah dimengerti dan dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
C. Penelitian tentang gambaran kelompok teman sebaya dan motivasi siswa
kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro, Kabupaten Bantul
1. Latar Belakang Penelitian
Peran teman sebaya sangat penting dalam masa usia sekolah. Santrock
(2002: 347) mengatakan bahwa remaja itu meluangkan lebih dari 40% waktunya
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Hal ini sejalan
dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan
dalam kelompok. Desmita (2009: 224-225) juga mengatakan bahwa pergaulan
teman sebaya dari kebanyakan remaja usia sekolah ini terjadi dalam bentuk grup
atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut sebagai “usia kelompok”.
Anak memiliki keinginan kuat untuk menggabungkan diri ke dalam suatu
kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bermain bersama teman-temannya.
Pergaulan kelompok teman sebaya sudah menjadi kebutuhan mendasar
bagi siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro. Hal ini disebabkan oleh situasi
dan perkembangan siswa yang membutuhkan wadah untuk mengekspresikan diri
mereka tanpa mendapatkan banyak aturan dari orang dewasa. Namun tidak jarang
ekspresi yang diungkapkan justru tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di
sekolah. Banyak ditemukan kenakalan remaja yang dilakukan secara
berkelompok atau geng seperti membully, menghabiskan waktu untuk bermain,
dan tak jarang mengganggu kenyaman masyarakat tempat mereka bermain atau
nongkrong.
Hal ini membuat pandangan negatif terhadap kelompok teman sebaya
semakin berkembang baik di sekolah maupun di tengah masyarakat. Padahal jika
dikaji secara ilmiah, kelompok teman sebaya memiliki banyak unsur positif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
sangat dibutuhkan oleh siswa. Beberapa unsur positif kelompok teman sebaya
yang telah dikaji secara ilmiah antara lain, kelompok teman sebaya terbentuk
sesuai dengan situasi, kebutuhan dan perkembangan siswa. Kelompok teman
sebaya juga bermanfaat sebagai sarana mengembangkan kemampuan baik segi
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Selain itu metode berkelompok
memberi rasa nyaman, percaya diri dan pengakuan sosial, pengaruh kelompok
teman sebaya luas dan mendalam, serta merupakan sarana penanaman nilai-nilai
hidup yang bebas dan menarik.
Unsur-unsur positif dalam kelompok teman sebaya yang telah dikaji
memiliki kesamaan dengan tujuan dan proses pembelajaran PAK, maka perlu
diintegrasikan dalam pembelajaran PAK untuk memacu motivasi belajar siswa.
Oleh karena itu peneliti membutuhkan gambaran pergaulan kelompok teman
sebaya dan motivasi belajar PAK siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro.
Hasil penelitian terhadap siswa ini diperlukan untuk merumuskan progam atau
cara mengintegrasikan unsur-unsur positif kelompok teman sebaya yang mereka
lakukan ke dalam proses pembelajaran PAK. Peniliti memiliki keyakinan bahwa
usaha ini dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran PAK. Hal inilah yang mendorong peniliti untuk melakukan
penelitian tentang gambaran kelompok teman sebaya dan motivasi belajar siswa
kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran perteman dalam kelompok teman sebaya siswa kelas
IX SMP Kanisius Bambanglipuro.
2. Memperoleh gambaran bagaimana motivasi belajar siswa Kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro ?
3. Mengetahui apa yang menjadi harapan siswa terhadap kelompok teman
sebaya dan proses pembelajaran untuk mendapatkan apresiasi lewat
pendamping guru PAK ?
3. Definisi Operasional
a. Kelompok Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya atau peer group merupakan kelompok yang
memiliki tingkat usia dan ciri-ciri serta hobi yang sama pula. Kelompok
teman sebaya biasanya menghabiskan waktu bersama tanpa adanya sebuah
jadwal yang pasti. Intensitas perjumpaan antar anggota membuat hubungan
mereka semakin dekat, saling mengenal dan memahami satu sama lain.
b. Motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik:
Motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik sebagai dorongan yang
membuat siswa bersemangat untuk mempelari Pendidikan Agama Katolik
sehingga siswa semakin mengenal Yesus Kristus dan imannya semakin
berkembang (Samana, 1994: 70).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif.
Peneliti memilih jenis penelitian kualitatif karena masalah yang akan diteliti
memang mengharuskan peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami subjek secara
menyeluruh, tentang persepsi, perilaku, motivasi, dan tindakannya. Jenis
penelitian ini diolah dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Metode alamiah yang dimaksud adalah metode yang mampu
mengumpulkan data di lapangan secara objektif sesuai kenyataan yang ada
(Moleong, 2012: 6). Dalam penelitian ini, konteks khusus yang diteliti adalah
hubungan pergaulan teman sebaya dengan motivasi belajar siswa SMP Kanisius
Bambanglipuro, Bantul.
4. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah desain ex post facto.
Penelitian dengan desain ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke
belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut
(Sugiyono, 2013: 50). Desain ini menunjuk kepada perlakuan yang telah terjadi
sebelumnya, sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, peneliti
hanya melihat efeknya. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro, Bantul.
5. Responden Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 297) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian kualitatif, istilah yang digunakan bukan populasi tetapi “social
situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Hal ini
menunjukkan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang menjadi komunitas tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari, diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah Siswa kelas IX SMP Kansius Bambanglipuro Bantul dengan
kelompok teman sebayanya.
Responden adalah subjek atau orang yang menjadi sumber data penelitian
yang mewakili populasi (sampel). Salah satu syarat sampel adalah harus bersifat
representatif, artinya bisa mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yakni mengambil sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 300). Dalam penelitian ini,
pertimbangan peneliti adalah sejauh mana sumber data memiliki kelompok teman
sebaya. Peneliti akan membagikan kuisioner ke semua siswa kelas IX yang
berjumlah 43 siswa. Peneliti akan menuliskan pertanyaan awal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mengungkapkan apakah siswa memiliki kelompok teman sebaya dan berapa
jumlahnya. Lalu peneliti hanya mengambil responden yang memiliki kelompok
teman sebaya dengan jumlah kelompok minimal 3 orang.
6. Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Penulis memilih
kuesioner dengan tujuan supaya siswa mampu mengungkapkan berbagai
perasaannya dengan lebih leluasa dan objektif. Kuesioner dipilih untuk
melengkapi data dan mengcross check data yang sudah didapatkan. Kuesioner
menurut Sugiyono (2014: 199) merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu variabel yang akan diukur dan tahu siapa yang
diharapkan menjadi responden. Kuesioner yang dipilih peneliti untuk melakukan
penelitian ini dalam bentuk skala likert dan pertanyaan essai.
Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 2 bagian. Kuesioner bagian I akan
mengungkapkan gambaran kelompok teman sebaya dengan skala likert dan
kuesioner II mengenai motivasi belajar PAK juga dengan skala likert. Sugiyono
(2014: 134) mengungkapkan bahwa skala likert digunakan “untuk mengukur
sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro yang beralamat
di Jalan Ganjuran, Jogodayoh, Bantul 123456 Yogyakarta. Waktu pelaksanaan
penelitian pada tanggal 22 Agustus 2017
8. Variabel Penelitian
Sugiyono (2014: 60) menjelaskan variabel penelitian sebagai “suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan.” Dalam hal ini variabel yang akan diteliti adalah:
1) Gambaran pertemanan dalam kelompok teman sebaya siswa kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro.
2) Gambaran bagaimana motivasi belajar siswa Kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro
3) Harapan siswa terhadap kelompok teman sebaya mereka dan proses
pembelajaran untuk mendapatkan apresiasi lewat pendamping guru PAK
9. Kisi-kisi Penelitian
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Aspek Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1 Gambaran
kelompok
teman sebaya
- Latar
belakang
membuat
- Mengungkapkan
alasan membentuk
atau masuk dalam
7 Soal
1, 2, 3,
4, 5
Essai no
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kelompok
pergaulan
teman
sebaya
- Kegiatan
dalam
kelompok
teman
sebaya
- Dampak
positif
pergaulan
teman
sebaya
- Harapan
kelompok pergaulan
teman sebaya
- Menceritakan
kegiatan yang
dilakukan dalam
kelompok teman
sebaya
-Mengungkapkan
dampak positif
pergaulan teman
sebaya yang diikuti
- Mengungkapkan
harapan terhadap
kelompok teman
terdekat atau teman
sebaya yang diikuti
6 Soal
13 Soal
1 Soal
36
10, 11,
12, 13,
14
Essai no
37
6, 7, 8,
9, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22
Essai no
38
2 Motivasi belajar
PAK siswa
kelas IX SMP
Kanisius
Bambanglipuro
- Tingkat
motivasi
belajar PAK
- Mengungkapkan
tingkat motivasi
siswa dalam belajar
PAK
7 Soal
23, 24,
25, 26,
27, 28,
29
Essai no
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
- Faktor
pendukung
motivasi
belajar
- Faktor
penghambat
motivasi
belajar
- Harapan
- Mengungkapkan
faktor yang
mendukung
motivasi belajar
siswa
- Mengungkapkan
faktor yang
menghambat
motivasi belajar
siswa
- Mengungkapkan
harapan terhadap
proses pembelajaran
PAK
4 Soal
4 Soal
1 Soal
30, 31,
32
33, 34,
35
Essai 40
D. Laporan Penelitian Unsur-unsur Positif Dalam Kelompok Teman
Sebaya dan Usaha Mengintegrasikannya Sebagai Sarana Untuk
Memotivasi Belajar Siswa Kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro
Bantul
Pada bagian ini, penulis akan menyampaikan hasil penelitian mengenai
gambaran umum pertemanan dalam kelompok teman sebaya dan motivasi belajar
PAK siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul. Penelitian ini
dilaksanakan pada hari: Selasa, 22 Agustus dan jadwal penelitian terlampir.
Penelitian ini menggunakan tehnik penyebaran kuesioner. Subjek penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Penulis akan membahas hasil kuesioner siswa yang disajikan dalam
bentuk persentase dan cara menghitung persentase adalah dengan
mengelompokkan siswa yang memilih jawaban alternatif tertentu dibagi dengan
jumlah total responden penelitian dan dikalikan 100 %. Rumus untuk menentukan
persentase adalah:
Keterangan:
P = Persentase
J = Jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban tertentu
T = Jumlah total seluruh responden
1. Laporan Hasil Kuesioner
Peneliti menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 2 pokok pembahasan
yang dilaporkan dalam bentuk tabel. Tabel pertama berisi kuesioner I yang
berkaitan dengan gambaran kelompok teman sebaya dan tabel kedua berisi
kuesioner II yang berkaitan dengan motivasi belajar PAK siswa kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro Bantul. Selain berupa pernyataan-pernyataan, peneliti
juga menyediakan 2 pertanyaan awal sebagai dasar informasi dalam penelitian
yang menanyakan apakah siswa memiliki kelompok teman sebaya dan jumlah
anggotanya. Untuk lebih menggali informasi mengenai gambaran pertemanan
kelompok sebaya serta motivasi belajar siswa, peneliti juga menyediakan 5
pertanyaan dalam bentuk essai yang terbagi dalam beberapa indikator.
P = 𝐽
𝑇 X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Jumlah siswa kelas IX A dan B seharunya 43, namun pada hari selasa, 22
Agustus 2017 tidak masuk 3 orang sehingga total seluruh responden yang mengisi
kuesioner sebanyak 40 siswa. Kuesioner I terdiri dari 22 pertanyaan yang harus
dijawab siswa dengan memberikan penilaian pada gambaran kelompok teman
sebaya. Pada pernyataan yang menunjukkan pendapat, siswa diminta untuk
memberi tanda centang (√) pada kolom SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak
setuju), STS (sangat tidak setuju). Sementara pada pernyataan yang menunjukkan
sikap dan perilaku, siswa diminta untuk memberi tanda centang (√) pada kolom
SL (selalu), SR (sering), K (kadang-kadang), dan TP (tidak pernah). Contoh pada
pertanyaan nomor 1 yang menyatakan saya membutuhkan teman sebaya agar
lebih percaya diri, terdapat: 18 siswa menjawab sangat setuju, dan 22 siswa
menjawab setuju.
Tabel 2
Kuesioner I: Hasil Gambaran Kelompok
Teman Sebaya
N = 40
No Pernyataan Jawaban Jumlah Jawab
an Prosentase
1 Saya membutuhkan teman
sebaya agar lebih percaya diri
Sangat
Setuju
18
45%
22
55%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
2 Dengan mempunyai teman
sebaya, saya merasa diakui
oleh teman yang lain
Sangat
Setuju
17
42,5
%
23
57,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
3 Saya memiliki teman sebaya
yang hobbynya sama dengan
saya
Sangat
Setuju
34
85%
6
15%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4 Teman-teman sebaya saya
memiliki usia yang hampir
sama dengan usia saya
Sangat
Setuju
33
82,5
%
7
17,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
5 Saya dan teman sebayaku
memiliki tujuan yang sama
Sangat
Setuju
9
22,5
%
26
65%
5
12,5
%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
6 Saya semakin rajin belajar
setelah memiliki teman sebaya
Selalu 10
25%
28
70%
2
5%
0%
Tidak
pernah
7 Wawasan hidup saya semakin
luas setelah memiliki teman
sebaya
Selalu 13
32,5
27
67,5
0%
0%
Tidak
pernah
8 Bakat saya semakin
berkembang setelah memiliki
teman sebaya
Selalu 32
80%
8
20%
0%
0%
Tidak
pernah
9 Saya menjadi anak yang lebih
aktif setelah memiliki teman-
teman terdekat
Selalu 31
77,5
%
9
22,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
10 Saya lupa waktu kalau sedang
bermain atau berkumpul
dengan teman-teman terdekat
saya
Selalu
0%
11
27,5
27
67,5
%
2
5%
Tidak
pernah
11 Jika saya sedang merasa bosan,
saya akan berkumpul dengan
teman-teman terdekat saya
Selalu 14
35%
26
65%
0%
0%
Tidak
pernah
12 Saya berkumpul dengan
teman-teman terdekatku setiap
hari
Selalu 9
22,5
%
30
75%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
13 Saat berkumpul kami
menghabiskan waktu dengan
bercerita tentang apa saja yang
kami alami
Selalu 12
30%
26
65%
2
5%
0%
Tidak
pernah
14 Saya mendengarkan dengan Selalu 4 26 10 Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
serius saat teman yang lain
sedang bercerita
10% 65% 25% 0% pernah
15 Saya merasa nyaman saat
berkumpul dengan teman-
teman terdekatku
Selalu 35
87,5
%
5
12,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
16 Saya berani mengungkapkan
semua yang saya rasakan
kepada teman-teman
terdekatku
Selalu 16
40%
22
55%
2
5%
0%
Tidak
pernah
17 Saya merasa diterima dan
diakui oleh teman-teman
terdekatku
Selalu 18
45%
22
55%
0%
0%
Tidak
pernah
18 Saya merasa bangga menjadi
bagian dari kelompok teman-
teman terdekatku
Selalu 31
77,5
%
9
22,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
19 Saya semakin merasa percaya
diri saat bersama dengan
teman-teman terdekatku
Selalu 20
50%
20
50%
0%
0%
Tidak
pernah
20 Kami saling berbagi
pengetahuan saat berkumpul
bersama
Selalu 9
22,5
%
31
77,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
21 Saya lebih semangat belajar
bersama teman-teman
terdekatku daripada belajar
sendiri
Selalu 17
42,5
%
19
47,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
22 Saat bersama dengan teman-
teman terdekat, saya berani
menunjukkan bakat-bakat yang
saya miliki
Selalu 13
32,5
%
26
65%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
Dalam kisi-kisi terdapat 4 indikator yang ingin diketahui melalui
pernyataan-pernyataan berikut serta pertanyaan essai. Indikator yang pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yaitu mengungkapkan alasan membentuk atau masuk dalam kelompok pergaulan
teman sebaya. Berdasarkan hasil penelitian nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 terdapat rata-
rata 55,5% atau setara dengan 22 siswa yang mengatakan sangat setuju dan 42%
atau setara 17 siswa menjawab setuju, sedangkan 2,5% atau setara dengan 1 siswa
menjawab tidak setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa setuju
pada pernyataan yang mengatakan alasan siswa membentuk kelompok teman
sebaya adalah agar lebih percaya diri, merasa diakui oleh teman yang lain, hooby
yang sama, persamaan usia, dan memiliki tujuan yang sama.
Pertanyaan essai berbicara mengenai alasan yang melatarbelakangi para
siswa masuk atau bergabung dengan kelompok teman sebayanya. Hasil penelitian
menunjukkan ada 18 siswa beralasan bahwa mereka membutuhkan teman dekat
atau akrab, 14 siswa beralasan karena teman-temannya baik, tidak sombong,
menyenangkan, dan mudah diajak bercanda, 5 orang beralasan karena mempunai
hobby atau kegemaran yang sama, 2 orang menjawab karena mereka sudah
berteman sejak lama, dan 1 orang menjawab karena memang ingin berkelompok.
Indikator kedua yaitu menceritakan kegiatan yang dilakukan dalam
kelompok teman sebaya terdapat pada kuesioner nomer 10, 11, 12, 13, dan 14.
Dari hasil penelitian terdapat rata-rata 19,5% atau setara dengan 8 siswa
menjawab selalu dan 59,5% atau setara dengan 24 orang menjawab sering, 20%
atau setara 8 orang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak
pernah hanya sebanyak 1%. Hal ini menunjukkan pada umumnya siswa setuju
bahwa mereka sering lupa waktu jika sedang berkumpul dengan teman-temannya.
Mereka berkumpul dengan teman-teman sebayanya ketika merasa bosan. Hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
setiap hari mereka berkumpul bersama teman-teman sebaya, menghabiskan waktu
dengan bercerita tentang apa yang dialami pada saat berkumpul, dan serius
mendengarkan temannya saat sedang bercerita.
Pada pertanyaan essai mengenai kegiatan yang paling disukai dalam
kelompok teman sebaya, beberapa siswa menjawab lebih dari satu macam
jawaban. Jawaban-jawaban dari siswa menunjukkan, terdapat 27 anak menjawab
kegiatan yang paling disukai adalah bermain. Lalu 18 siswa menjawab belajar
bersama, mengerjakan tugas bersama, dan les. Ada 14 siswa mengatakan kegiatan
yang paling disukai adalah bercerita, 6 siswa mengatakan jalan-jalan, dan 6 siswa
menjawab olahraga.
Indikator yang ketiga adalah mengungkapkan dampak positif pergaulan
teman sebaya yang diikuti. Dari hasil kuesioner nomor 6, 7, 8, 9, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22 terdapat rata-rata 51% atau setara 20 siswa menjawab selalu dan
47% atau setara 19 siswa menjawab sering. Sedangkan siswa yang menjawab
kadang-kadang ada 2% atau setara dengan 1 siswa. Hasil penelitian pada tabel 2
ini menunjukkan pada umumnya siswa selalu dan sering merasa bahwa dengan
memiliki teman sebaya mereka semakin rajin belajar, wawasan hidupnya semakin
luas, bakatnya semakin berkembang, menjadi anak yang lebih aktif, merasa
nyaman saat berkumpul dengan teman sebayanya, dan berani mengungkapkan apa
yang sedang dirasakan. Mereka juga merasa diterima dan diakui oleh teman-
teman, merasa bangga menjadi bagian dari kelompok, dan merasa percaya diri
saat berkumpul bersama, Selain itu siswa juga merasa bahwa dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
teman sebaya mereka saling berbagi pengetahuan, dan lebih semangat belajar saat
bersama teman-teman daripada belajar sendiri.
Pada indikator yang keempat, pertanyaan mengenai harapan terhadap
kelompok teman sebaya yang diikuti tersaji dalam bentuk essai pada item nomor
3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat, 13 siswa menjawab agar mereka
menjadi teman yang lebih baik dan saling mendukung satu sama lain. Kemudian
ada 13 siswa menjawab supaya mereka bisa terus bersama-sama, 12 siswa
menjawab agar mereka semakin kompak dan dekat/akrab, dan 4 siswa menjawab
mereka kelak bisa sukses.
Tabel ketiga berisi kuesioner II yang berkaitan dengan motivasi belajar
Pendidikan Agama Katolik siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul.
Kuesioner II terdiri dari 13 pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan
memberikan penilaian mengenai motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik
siswa. Siswa diminta untuk memberi tanda centang (√) pada kolom SL (selalu),
SR (sering), K (kadang-kadang), dan TP (tidak pernah). Sebagai contoh pada
pertanyaan nomor 23 mengenai saya mengulang pelajaran sekolah di rumah
dengan kemauan sendiri, terdapat: 9 siswa menjawab sering, dan 31 orang siswa
menjawab kadang-kadang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 3
Kuesioner 2: Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas IX
N = 40
No Pernyataan Jawaban Jumlah Jawab
an Prosentase
23 Saya mengulang pelajaran
sekolah di rumah dengan
kemauan sendiri
Selalu
0%
9
22,5
%
31
77,5
%
0%
Tidak
pernah
24 Saya rajin belajar karena orang
tua mengharuskan saya
mendapatkan nilai yang baik
Selalu 9
22,5
%
27
67,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
25 Saya bercerita dengan teman
saat pelajaran agama
berlangsung
Selalu
0%
4
10%
32
80%
4
10%
Tidak
pernah
26 Saya rajin mengerjakan tugas
dari sekolah
Selalu 8
20%
31
77,5
%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
27 Saya belajar mandiri di rumah
dengan kesadaran saya tanpa
disuruh orang lain
Selalu 3
7,5%
21
52,5
%
16
40%
0%
Tidak
pernah
28 Saya mencari sumber
pengetahuan yang lain karena
ingin menambah pengetahuan
saya
Selalu 2
5%
22
55%
16
40%
0%
Tidak
pernah
29 Saya mencatat materi yang
diberikan guru pada saat
mengikuti pelajaran karena
saya tahu itu penting
Selalu 17
42,5
%
22
55%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
30 Cara guru Agamaku mengajar
menarik dan menyenangkan
Selalu 1
2,5%
15
37,5
%
24
60%
0%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
31 Saya senang berjumpa dengan
guru Agamaku
Selalu 3
7,5%
32
80%
5
12,5
%
0%
Tidak
pernah
32 Saya mudah memahami
pelajaran Agama yang
dijelaskan oleh guru
Selalu
0%
30
75%
10
25%
0%
Tidak
pernah
33 Suasana kelas riuh saat
pelajaran Agama berlangsung
Selalu
0%
2
5%
36
90%
2
5%
Tidak
pernah
34 Materi pelajaran Agama sulit
untuk dipahami
Selalu
0%
8
20%
32
80%
0%
Tidak
pernah
35 Terlalu banyak tugas yang
diberikan oleh guru Agama
membuat saya malas belajar
Agama
Selalu
0%
13
32,5
%
22
55%
5
12,5
%
Tidak
pernah
Dalam kisi-kisi terdapat 4 indikator yang ingin diketahui melalui
pernyataan dan pertanyan berikut. Indikator yang pertama yaitu mengungkapkan
tingkat motivasi siswa dalam belajar PAK. Berdasarkan hasil penelitian nomor 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29 terdapat rata-rata 14% atau setara 6 siswa menjawab selalu,
49% atau setara dengan 19 siswa menjawab sering, 36% atau setara 14 siswa
menjawab kadang-kadang dan 1% atau setara dengan 1 siswa menjawab tidak
pernah. Hasil ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sering mengulang
pelajaran sekolah di rumah, rajin belajar karena orang tua mengharuskan
mendapatkan nilai yang baik, bercerita saat pelajaran agama berlangsung, rajin
mengerjakan tugas dari sekolah, belajar mandiri di rumah tanpa disuruh orang
lain, mencari sumber pengetahuan untuk menambah wawasan, serta mencatat
materi yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung karena penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pada pertanyaan essai tentang perasaannya saat mengikuti pelajaran PAK,
ada 30 siswa yang menjawab perasaannya biasa saja, 9 siswa mengungkapkan
perasannya senang, dan sebanyak 2 siswa mengatakan perasaannya susah atau
sedih saat mengikuti pelajaran PAK.
Indikator kedua yaitu mengungkapkan faktor yang mendukung motivasi
belajar siswa yang terdapat pada kuesioner nomor 30, 31, 32. Hasil penelitian
terdapat rata-rata 3% atau setara 1 siswa menjawab selalu dan 64% atau setara 26
siswa menjawab sering, sedangkan 33% atau setara dengan 13 siswa menjawab
kadang-kadang. Hasil ini menunjukkan pada umumnya siswa sering merasa
bahwa mereka senang berjumpa dengan guru agamannya, melihat cara guru
agamannya mengajar menarik dan menyenangkan, serta mudah memahami
pelajaran yang diberikan guru.
Indikator ketiga adalah mengungkapkan faktor yang menghambat motivasi
belajar siswa terdapat pada kuesioner nomor 33, 34, 35. Dari hasil penelitian
terdapat 19% atau setara 8 siswa menjawab sering dan 75% atau setara 30 siswa
menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah sebesar 6%
atau setara dengan 2 siswa. Hasil ini menunjukkan pada umumnya siswa kadang-
kadang merasa suasana kelas riuh saat pelajaran agama berlangsung, materi
pelajaran agama sulit untuk dipahami, serta terlalu banyak tugas yang diberikan
guru agama membuat mereka menjadi malas belajar.
Pada indikator ke empat ini mengunakan pertanyaan berbentuk essai. Hasil
penelitian mengenai harapan terhadap pelajaran PAK, terdapat: 20 siswa
mengatakan agar pelajaran PAK dapat lebih menyenangkan lagi, 17 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mengatakan agar pelajaran PAK lebih mudah lagi, 3 siswa menjawab agar
pelajaran PAK lebih bervariasi lagi, dan 1 siswa mengatakan tidak ada harapan
untuk pelajaran PAK.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan data dari kajian teori
mengenai Pergaulan Kelompok Teman Sebaya dan motivasi belajar Pendidikan
Agama Katolik yang sudah dibahas pada bab sebelumnya dan didukung dengan
data hasil laporan penelitian. Dalam pembahasan ini peneliti akan
mempertemukan pandangan dari para ahli dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan. Data dari hasil laporan penelitian diperoleh dengan menggunakan
teknik penyebaran kuesioner kepada seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro Bantul. Pembahasan ini dibagi berdasarkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dalam skripsi adalah untuk memperoleh gambaran perteman
dalam kelompok teman sebaya siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro,
memperoleh gambaran bagaimana motivasi belajar siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro, serta mengetahui apa yang menjadi harapan siswa terhadap
kelompok teman sebaya dan proses pembelajaran untuk mendapatkan apresiasi
lewat pendamping guru PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1. Gambaran Pertemanan Dalam Kelompok Teman Sebaya Siswa Kelas IX
SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul
a. Latar Belakang Pertemanan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa.
Dalam masa ini remaja akan mengalami perkembangan yang pesat baik dari fisik
maupun psikisnya. Selain itu, masa remaja merupakan masa bagi seseorang untuk
mencari dan menemukan identitas dirinya. Seiring dengan perkembangan
psikologisnya, pergaulan remaja juga akan semakin berkembang luas. Dalam
masa ini keingintahuan remaja akan hal-hal baru semakin tinggi. Remaja tidak
lagi merasa puas dengan bermain sendiri ataupun dengan lingkungan rumah.
Mereka akan mulai mencoba hal-hal baru yang tidak mereka dapatkan dalam
lingkungan keluarga. Remaja perlahan mulai melepaskan diri dari lingkungan
keluarga dan mengalihkan perhatiannya terhadap teman-teman sebayanya. Hal ini
tidak lepas dari perkembangan psikologis remaja yang memang ingin berteman,
bergaul, dan menggabungkan diri ke dalam suatu kelompok dimana kesamaan
tingkat usia, hobby, kepentingan dan lain sebagainya juga turut mempengaruhi
dalam pembentukan kelompok pertemanan.
Oleh karena itu peneliti melakukan penyebaran kuesioner untuk
memperoleh gambaran pertemanan dari siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius
Bambamnglipuro. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan ada 17 siswa
atau setara 42,5% karena mereka ingin mendapatkan pengakuan oleh teman-
temannya akan keberadaannya (pernyataan 2). Dengan masuk ke dalam kelompok
teman sebaya, siswa akan merasa diakui oleh teman-teman yang lain. Hal ini
sangat penting bagi seorang remaja karena untuk menambah rasa percaya diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
55% siswa menjawab demikian (pernyataan 1). Hal ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Santrock (2002: 55) yang mengatakan pada banyak remaja,
bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang
terpenting dalam kehidupan mereka. Bahkan remaja akan melakukan apapun, agar
dapat dimasukkan sebagai anggota. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan
psikologi remaja yang ingin dipandang hebat dan memperoleh pengakuan dari
orang lain.
Selain kedua hal itu, 85% atau setara 34 siswa yang menyatakan setuju
bahwa alasan mereka membentuk kelonpok teman sebaya yaitu karena memiliki
tingkat usia yang hampir sama (pernyataan 3), 82,5% atau setara 33 siswa
mengungkapkan punya hobby atau kegemaran yang sama (pernyataan 4) serta
65% atau setara 26 siswa memiliki tujuan yang sama pula (pernyataan 5). Hal ini
juga diungkapkan oleh Santrock (2003: 55) yang mengatakan bahwa kelompok
teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
kematangan hampir sama yang saling berinteraksi dan memiliki peran yang unik
dalam budaya atau kebiasaannya. Adanya kesamaan dalam berbagai hal ini
membuat remaja akan lebih mudah bergaul dan berinteraksi dengan kelompok
teman sebayanya.
Hal senada juga diungkapkan Desmita (2009: 225) yang mengakatan
bahwa dalam menentukan sebuah kelompok pertemanan, remaja lebih
menekankan pada pentingnya aktivitas yang dilakukan bersama-sama, seperti
berbicara, pergi ke sekolah, dan bermain. Hal-hal tersebut merupakan alasan dasar
bagi terbentuknya kelompok teman sebaya. Mereka membentuk suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
perkumpulan dengan aturan-aturan tertentu serta mempunyai keanggotaan inti.
Masing-masing anggota kelompok memiliki peran dalam aktivitas kelompok.
Selain itu pada pertanyaan essai no 36 (pertanyaan 1) mengenai alasan
yang melatarbelakangi para siswa masuk atau bergabung dengan kelompok teman
sebayanya, ada 18 siswa beralasan bahwa mereka membutuhkan teman dekat atau
akrab, 14 siswa beralasan karena teman-temannya baik, tidak sombong,
menyenangkan, dan mudah diajak bercanda. Ketika remaja mempunyai teman
dekat terlebih yang baik dan saling mendukung, mereka akan merasa lebih
percaya diri karena tidak lagi kesepian, mereka juga akan lebih intens lagi dalam
berinteraksi dan itu bagus untuk perkembangan diri seorang remaja. Kemudian 5
orang beralasan karena mempunai hobby atau kegemaran yang sama. Hal ini akan
membuat siswa menjadi semakin nyaman dalam bergaul karena merasa cocok
sehingga mereka juga akan lebih berani dan maksimal dalam mengembangkan
kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Lalu 2 orang menjawab karena mereka
memang sudah berteman sejak lama sehingga sudah merasa cocok, dan 1 orang
menjawab karena memang ingin berkelompok.
Maka hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa kelas IX
SMP Kanisius Bambanglipuro memiliki keinginan yang tinggi untuk
menggabungkan diri dalam kelompok teman sebaya. Mereka ingin bergabung
dengan kelompok teman sebaya karena memiliki berbagai kesamaan baik hobby,
dan usia. Mereka juga ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman lain akan
keberadaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
b. Kegiatan Dalam Kelompok Teman Sebaya
Dalam membentuk kelompok teman sebaya, remaja biasanya tidak asal-
asalan, mereka biasanya membentuk kelompok berdasarkan kesamaan dalam
berbagai kegiatan. Hal itu penting bagi remaja karena kesamaan dalam berbagai
aktivitas akan membuat remaja merasa nyaman saat berkumpul bersama sehingga
interaksi dalam kelompok akan semakin akrab. Remaja masih dalam tahap
pencarian identitas diri, karena itu penting bagi remaja dalam memperoleh
kenyamanan bergaul dengan kelompok teman sebaanya.
Hasil penelitian mengenai pernyataan tentang kegiatan yang dilakukan
dalam kelompok teman sebaya, ada 67,5% atau setara 27 siswa menyatakan
bahwa mereka kadang-kadang lupa waktu saat bermain atau berkumpul dengan
teman-teman sebayanya (pernyataan 10). Mereka sering berkumpul dengan
teman-teman sebayanya agar tidak merasa bosan (65%) dan intensitas
perkumpulam mereka terjadi hampir setiap hari yaitu sebanyak 75% (pernyataan
11 dan 12). Hal ini sejalan dengan pernyataan Santrock (2003: 348) yang
mengatakan bahwa remaja itu meluangkan lebih dari 40% waktunya untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Remaja menganggap bawa
interaksi dengan teman-teman sebayanya memiliki peran yang sangat penting
dalam proses perkembangan diri remaja menuju kemandirian serta perkembangan
sosial mereka.
Selain itu pada saat remaja berkumpul dan berinteraksi dengan kelompok
teman sebayanya, tentu akan ada berbagai kegiatan yang mereka lakukan dalam
kelompok. Data yang diperoleh menunjukkan sebanyak 65% siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
menyatakan bahwa saat mereka berkumpul, mereka sering menghabiskan
waktunya dengan saling bercerita tentang apa saja yang mereka alami (pernyataan
13). Mereka juga sering mendengarkan dengan serius pada saat teman lain sedang
bercerita (65%) (pernyataan 14). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mereka
merasa cukup nyaman dan senang saat mereka saling berbagi cerita dan
pengalaman tentang apa yang mereka alami dan rasakan.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Mappiare (1983: 5) yang mengatakan
bahwa remaja merasa lebih aman bila membagikan permasalahan, ide-ide,
pikiran-pikiran yang dimiliki untuk dibagikan pada orang lain yang dikatakan
teman atau sahabat. Hasil kuesioner tersebut menandakan bahwa siswa dengan
kelompok teman sebayanya memiliki kedekatan yang lebih intim sehingga
membuat mereka merasa nyaman dalam membagikan pengalamannya kepada
kelompok teman sebayanya serta lebih bebas dalam mengekspresikan diri.
Pada pertanyaan essai mengenai kegiatan yang paling disukai dalam
kelompok teman sebaya, beberapa siswa menjawab lebih dari satu macam
jawaban. Dari jawaban-jawaban tersebut, terdapat 27 anak menjawab kegiatan
yang paling disukai adalah bermain. Lalu 18 siswa menjawab belajar bersama,
mengerjakan tugas bersama, dan les. Ada 14 siswa mengatakan kegiatan yang
paling disukai adalah bercerita, 6 siswa mengatakan jalan-jalan, dan 6 siswa
menjawab olahraga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan bermain dengan
kelompok teman sebaya lebih menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan
belajar kelompok. Ini berarti siswa menemukan kenyamanan tersendiri saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
bermain bersama teman-temannya dan pergaulan dengan teman sebaya sangat
berpengaruh bagi siswa.
c. Dampak Positif Pergaulan Kelompok Teman Sebaya Yang Diikuti
Proses berinteraksi dan bersosialisasi dengan kelompok teman sebaya
merupakan aspek penting bagi seorang remaja dalam perkembangan diri menuju
kemandirian sebagai usaha mengisi masa transisi dari anak-anak menuju dewasa
dengan mencari jawaban tentang siapa dirinya sebenarnya. Dalam prosesnya,
interaksi dengan teman-teman sebayanya tersebut memiliki banyak pengaruh
positif.
Hasil penelitian mengenai dampak positif pergaulan dengan teman sebaya
menunjukkan kalau peranan kelompok teman sebaya memberikan banyak dampak
positif bagi siswa-siswi. Hasil kuesioner menunjukkan ada 70% siswa
menyatakan semakin rajin belajar setelah memiliki teman sebaya (pernyataan 6).
Mereka juga lebih semangat belajar bersama kelompok teman sebayanya daripada
belajar sendiri (47,5% (pernyataan 21)). Hal ini tentu sangat baik karena
kelompok teman sebaya dapat menjadi sarana untuk lebih meningkatkan semangat
belajar para siswa. Selain itu sekitar 72,5% siswa juga menyatakan mereka saling
berbagi pengetahuan saat berkumpul bersama sehingga membuat wawasan hidup
mereka menjadi semakin luas (pernyataan 7 dan 20). Mereka merasa menjadi
anak yang lebih aktif dan berani mengungkapkan apa yang mereka rasakan
kepada teman-teman sebayanya (66,25% (pernyataan 9 dan 16)). Mereka juga
bangga bisa menjadi bagian dari kelompok teman-teman sebayanya karena merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
diterima dan diakui sehingga mereka merasa nyaman saat berkumpul dan
membuat proses interaksi dalam kelompok semakin akrab (73% (pernyataan 15,
17, 18)).
Dampak positif lain kelompok teman sebaya dari hasil kuesioner adalah
siswa berani menunjukkan bakat-bakat yang dimiliki terlebih saat bersama dengan
kelompok teman sebayanya (65% (pernyataan 22)). Hal ini membuat siswa
menjadi semakin percaya diri dan bakatnya pun menjadi semakin berkembang
(65% (pernyataan 8 dan 19)).
Hal-hal positif di atas sejalan dengan pernyataan Desmita yang
menyampaikan pandangan Kelly dan Hansen (2009: 230) tentang fungsi positif
teman sebaya. Ia mengatakan bahwa bersama kelompok teman sebaya, remaja
dapat saling berukar pikiran antar anggota kelompok, semakin terbuka dan berani
untuk mengekspresikan perasaan-perasaan yang mereka alami. Mereka juga
termotivasi untuk mengembangkan kemampuan dan bakatnya, belajar mengenai
sikap dan tingkah laku, belajar mengembangkan moralitas mereka karena hal itu
merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi seseorang sebagai anggota
sosial, serta belajar mengembangkan dan meningkatkan harga dirinya dihadapan
anggota lainnya karena bagi remaja menjadi orang yang diakui dan disukai oleh
sejumlah besar teman-teman sebayanya membuat remaja merasa senang tentang
dirinya serta membuatnya menjadi semakin percaya diri.
Hasil tersebut menjadi bukti bahwa peran kelompok teman sebaya
memang berperan besar pada perkembangan diri siswa sebagai seorang remaja
khususnya siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro. Lewat pergaulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kelompok teman sebaya, siswa menjadi lebih berkembang baik dari interaksi antar
individu, pembentukan kepribadian, tingkah laku maupun perkembangan sosial.
d. Harapan Terhadap Kelompok Teman Sebaya Yang Diikuti
Dari proses interaksi antar anggota kelompok teman sebaya, tentu banyak
hal yang sudah dilalui bersama karena pada umumnya remaja menghabiskan
sebagian waktunya untuk berkumpul dan berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya. Dari proses tersebut peneliti ingin mengetahui apa harapan dari para
siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro terhadap kelompok teman
sebayanya. Oleh karena itu peneliti memberikan sebuah pertanyaan berbentuk
essai untuk mengetahui apa yang menjadi harapan siswa-siswi kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro terhadap kelompok teman sebayanya untuk situasi
pertemanan mereka ke depannya.
Jawaban atas pertanyaan tersebut terdapat beberapa siswa menjawab lebih
dari satu macam jawaban. Hasil penelitian pada pertanyaan nomor 3 menunjukkan
sebagian besar siswa berharap agar teman sebayanya tetap menjadi teman yang
baik, bahkan lebih baik lagi dan saling mendukung satu sama lain (32,5%). Siswa
juga berharap agar mereka dan kelompok teman sebayanya bisa terus bersama,
tetap bersahabat, semakin kompak dan akrab satu sama lain (31,25%). Selain itu
ada beberapa siswa yang berharap kelak mereka dan kelompok teman sebayanya
bisa menjadi orang yang sukses dengan kehidupannya masing-masing (10%). Hal
itu menunjukkan kalau siswa memiliki keinginan yang besar untuk terus bersama
dan menjadi teman serta sahabat meskipun sudah lulus sekolah. Mereka seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menemukan keluarga baru selain keluarga asli mereka. Dari teman sebaya remaja
belajar saling mengenal, memahami, mendukung satu sama lain, melatih
kemandirian serta lebih mengenali siapa dirinya sebenarnya.
2. Gambaran Bagaimana Motivasi Belajar Siswa Kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro
a. Tingkat motivasi belajar PAK
Motivasi yang bekerja dalam diri setiap orang memiliki kekuatan yang
berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi yang kuat akan
memberi pengaruh yang besar untuk melakukan suatu tindakan dan sebaliknya.
Kuat atau lemahnya motivasi sesorang dapat diamati lewat ciri-ciri yang dimiliki
dalam melakukan suatu tindakan. Beberapa ciri orang yang memiliki motivasi
dalam melakukan suatu tingkah laku yakni:
1). Memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tindakan. Siswa yang
memiliki motivasi akan terlihat dari kemauannya yang kuat untuk belajar
tanpa harus diminta atau disuruh oleh orang lain (Handoko, 1992: 59).
Kemauan yang kuat ini membuat siswa tidak mudah merasa lelah, putus asa,
dan malas saat belajar khususnya PAK. Hal yang sama juga disampakan
Kompri dengan mengulas pendapat Santrock (2015: 3) yang mengatakan
bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Seberapa kuat motivasi yang
dimiliki seseorang akan banyak menentukan kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar maupun bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada 77,5% siswa yang
menyatakan bahwa hanya kadang-kadang mereka mengulang pelajaran di
rumah dengan kemauan sendiri dan 22,5% menyatakan sering [Lampiran 5
(pernyataan 23)]. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa kurang
memiliki motivasi belajar PAK karena kemauan mereka untuk mengulang
pelajaran PAK di rumah masih kurang dan belum didasari atas kemauan
mereka sendiri.
Pernyataan berikutnya ada 52,5% siswa yang menyatakan bahwa
mereka sering belajar mandiri di rumah dengan kesadaran tanpa disuruh oleh
orang lain. Sisanya ada 40% memilih kadang-kadang, dan 7,5% menyatakan
selalu [Lampiran 5 (pernyataan 27)]. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
siswa melakukan tindakan belajar, mereka melakukannya atas kesadaran dan
kemauan sendiri. Namun jika dihubungkan dengan pernyataan no 23 siswa
jarang belajar mandiri. Hal ini berarti bahwa siswa masih kurang memiliki
motivasi untuk belajar. Meskipun belajar mandiri dilakukan atas kesadaran
sendiri namun frekwensinya jarang. Pada umumnya siswa rajin belajar karena
orang tua mengharuskannya mendapatkan nilai yang baik. Ada 67,5% siswa
yang menyatakan sering, 22,5% selalu, dan 10% kadang-kadang [Lampiran 5
(pernyataan 24)]. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemauan siswa untuk rajin
belajar masih tergantung pada tuntutan nilai bagus dari orangtua. Ini juga
berarti bahwa siwa masih kurang memiliki motivasi belajar PAK.
2). Handoko (1992:59) mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar
PAK akan menyediakan waktu yang cukup untuk mempelajari materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
disediakan serta tugas-tugas yang ada. Hal yang sama diungkapkan oleh
Sondang (1989: 138) yang menyampaikan pandangannya bahwa motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota atau
organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk
keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam pembelajaran PAK waktu yang ditentukan biasanya sudah
sesuai dengan kurikulum dan kesepakatan sekolah. Namun bagi siswa yang
memiliki motivasi belajar yang kuat akan menyediakan waktu khusus selain
jam pelajaran di sekolah untuk memperdalam pengetahuannya. Berdasarkan
penelitian ditemukan ada 55% siswa yang menyatakan sering menyediakan
waktu untuk mencari sumber yang lain untuk menambah pengetahuannya.
Sisanya ada 40% yang menyatakan kadang-kadang dan hanya 5% yang
menayatakan selalu [Lampiran 5 (pernyataan 28)]. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki motivasi belajar PAK dengan
menyediakan waktu khusus untuk menambah sumber pengetahuannya.
3). Handoko (1992: 59) mengatakan bahwa orang yang termotivasi akan memiliki
kerelaan meninggalkan kewajiban atau kegiatan lainnya demi melakukan
tindakan yang diinginkan. Dalam hal belajar PAK, siswa yang termotivasi
akan mengutamakan pelajaran PAK dari kegiatan lainnya bahkan rela
meninggalkan kegiatan lainnya. Wingkel (1983: 27) juga mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan. Hal ini juga berarti bahwa siswa yang termotivasi
untuk belajar PAK akan fokus saat pelajaran berlangsung dan mampu
mengarahkan seluruh perhatiannya pada pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan penelitian ada 80% siswa yang menyatakan bahwa kadang-
kadang mereka bercerita dengan teman saat pelajaran agama berlangsung
kadang-kadang, 10% menyatakan sering dan 10% menyatakan tidak pernah
(pernyataan 25). Siswa juga menyatakan bahwa mereka mencatat materi yang
diberikan oleh guru pada saat mengikuti pelajaran PAK karena ia tahu itu
penting, ada 42,5% siswa yang menyatakan selalu, 55% menyatakan sering,
dan 2,5% menyatakan kadang-kadang (pernyataan 29). Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya siswa mampu memusatkan perhatian pada proses
pembelajaran PAK, tidak terpengaruh untuk bercerita dengan temannya dan
mau mencatat materi pelajaran atas kedasaran mereka sendiri.
Namun demikian hal ini belum sepenuhnya menunjukkan bahwa siswa
memiliki motivasi belajar PAK karena masih ada faktor lain yang
mempengaruhi pernyataan siswa seperti aturan yang mungkin diberikan guru
agar tidak bercerita saat pelajaran PAK berlangsung. Sanksi yang diberikan
oleh guru dapat menjadi alasan bagi siswa untuk tidak bercerita saat guru
mengajar, artinya siswa belum memiliki kesadaran penuh dari dirinya.
Demikian juga dalam hal mencatat materi pelajaran, bila dihubungkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa pada umumnya rajin belajar
karena tuntutan nilai yang diharapkan oleh orangtua mereka. Hal ini dapat
menjadi alasan bagi siswa untuk mencatat materi pelajaran. Ini juga berarti
bahwa tindakan tersebut belum sepenuhnya didasari oleh kesadra siswa itu
sendiri.
4). Handoko (1992: 59) mengatakan bahwa orang yang termotivasi akan memiliki
ketekunan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dalam
belajar PAK hal ini berati siswa dengan tekun melakukan semua tugas-tugas
yang diberikan oleh guru atas kesadaran dan kemauan siswa itu sendiri. Elida
Prayitno (1989: 10) juga menyampaikan pandangan Anderson, C.R. dan
Faust, G.W yang mengatakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari
karakteristik perilaku siswa itu sendiri yang menyangkut minat, konsentrasi
dan ketekunan. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar akan
memperlihatkan minat dan ketekunan yang besar dalam belajar serta
memberikan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.
Berdasarkan penelitian ada 77,5% siswa yang menyatakan sering rajin
mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, 20% menyatakan selalu, dan 2,5%
menyatakan kadang-kadang (pernyataan 26). Hal ini menunjukkan bahwa
siswa masih kurang memiliki motivasi belajar PAK karena tugas dari guru
agama seharusnya dikerjakan dengan baik. Namun siswa pada umumnya
menyatakan sering dan hanya 20% yang menyatakan selalu mengerjakan tugas
PAK dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pada pertanyaan yang berbentuk essai tentang perasaan yang dialami saat
belajar PAK, ada 30 siswa mengungkapkan perasaannya biasa saja. Hal ini
merujuk pada pembelajaran yang dirasa siswa kadang susah kadang juga
mudah sebagai alasannya. Kemudian 9 siswa menjawab perasaannya senang,
dan 2 orang menjawab sedih atau susah. Hal ini menunjukkan jika metode
yang digunakan dalam pembelajaran PAK masih harus dibenahi agar para
siswa merasa senang dan mudah memahami materi pelajaran. Hal ini penting
karena PAK sangat dbutukan untuk mengarahkan siswa ke arah yang lebih
baik karena berisi ajaran-ajaran nilai Kristiani.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Slameto (2013: 54-60) mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi
remaja dalam belajar yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern ini
muncul dari dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern
berasal dari luar individu yang mempengaruhi tingkah lakunya. Kedua faktor ini
dapat mendukung dan menghambat siswa dalam proses belajar. Berdasarkan
penelitian ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendukung siswa
dalam proses belajar PAK. Faktor penghambat yang dialami oleh siswa adalah
cara mengajar guru kurang menarik dan menyenangkan. Ada 60% siswa yang
menyatakan bahwa hanya kadang-kadang saja cara mengajar guru agama menarik
dan menyenangkan bagi mereka, 2,5% menyatakan selalu dan 37,5% menyatakan
sering [Lampiran 5 (pernyataan 30)]. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
siswa merasa kurang tertarik pada cara guru PAK mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Faktor penghambat ini berasal dari luar diri siswa, namun peranan guru
sangat penting dalam memotivasi siswa untuk belajar. Guru sebagai bagian dari
lembaga sekolah dan pendidikan harus bisa membangkitkan semangat belajar
siswanya agar hasil belajar yang diperoleh dapat lebih optimal (Slameto (2013:
54-60)). Salah satu caranya adalah dengan mengemas bahan pelajaran menjadi
lebih menarik dan bervariasi agar siswa menjadi semangat, tertarik, dan tidak
bosan dalam belajar. Contohnya dengan menggunakan media seperti gambar-
gambar, video, maupun film yang sesuai dengan bahan yang dipelajari.
Sementara faktor pendukung motivasi siswa belajar PAK cukup banyak
dan beragam baik itu dari dalam dirinya (intern) maupun dari luar dirinya
(ekstern). Pertama faktor psikologis yakni inteligensi atau kecerdasan siswa.
Slameto (2013: 54-60) mengatakan bahwa intelegensi adalah kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Berdasarkan penelitian pada umumnya
siswa menyatakan mudah memahami pelajaran yang dijelaskan guru, ada 75%,
menyatakan sering, dan 25% kadang-kadang [Lampiran 5 (pernyataan 32)]. Siswa
juga menyatakan bahwa hanya kadang-kadang saja mereka kesulitan memahami
materi PAK, ada 20% siswa menyatakan sering, dan 80% kadang-kadang
[Lampiran 5 (pernyataan 34)].
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kecerdasan yang
cukup baik dalam memahami materi PAK. Hal ini merupakan faktor pendorong
yang sangat mempengaruhi perkembangan belajar siswa. Jika kecerdasan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dilengkapi dengan metode guru mengajar yang menarik maka siswa akan semakin
termotivasi untuk belajar. Inteligensi memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan
belajar peserta didik. Namun inteligensi yang tinggi tidak menjamin keberhasilan
seseorang dalam belajar. Siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi belum
tentu berhasil jika tidak belajar dengan baik, sedangkan siswa yang berinteligensi
normal dapat berhasil jika belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh.
Kedua, faktor pendukung yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
berasal dari luar dirinya yakni dari lingkungan sekitarnya baik itu guru, sekolah
dan teman-temannya. Slameto (2013: 54-60) mengatakan bahwa selain
kemampuan guru mengajar, lingkungan sekolah yang baik seperti relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, peraturan sekolah yang disiplin,
tersedianya jam pelajaran yang memadai, serta keadaan gedung sekolah juga
dapat mendorong siswa untuk belajar yang lebih tekun dan rajin.
Berdasarkan penelitian pada umumnya siswa merasa senang berjumpa
dengan guru PAK, ada 80% siswa menyatakan sering, 12,5% kadang-kadang dan
7,5% menyatakan selalu (pernyataan 31). Hal ini menunjukkan bahwa ada relasi
yang baik antara guru dengan siswanya. Relasi yang baik antara guru dan siswa
memberikan pengaruh yang baik pula bagi motivasi belajar siswa. Suasana kelas
yang mendukung pembelajaran juga menjadi faktor yang mampu mendukung
motivasi siswa belajar. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pada umumnya
siswa menyatakan bahwa saat pelajaran berlangsung hanya kadang-kadang (90%)
saja kelas menjadi riuh, 5% menyatakan selalu dan 5% menyatakan tidak pernah
(pernyataan 33). Siswa juga menyatakan bahwa tugas yang diberikan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tidak terlalu banyak, 55% menyatakan kadang-kadang, 32,5% sering dan 12,5%
menyatakan tidak pernah (pernyataan 35).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak faktor pendukung
motivasi belajar PAK yang dialami oleh siswa. Faktor utama yakni kecerdasan
sudah mereka miliki dan didukung oleh relasi yang baik dengan guru, teman dan
peraturan sekolah. Namun kemampuan guru mengajar yang dinilai siswa masih
kurang menarik dan menyenangkan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi
motivasi belajar siswa. Maka metode guru mengajar menjadi bagian yang paling
perlu mendapatkan perhatian agar siswa semakin termotivasi untuk belajar agama.
c. Harapan Terhadap Proses Pembelajaran PAK
Mintara Sufiyanta (2010: 218-223) mengungkapkan 6 ciri khas peranan
guru terhadap muridnya secara personal salah satunya ialah mendorong
antusiasme dan motivasi belajar siswa. Guru dapat memotivasi siswa dengan cara
mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara
mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi, melontarkan
tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan dan semangat dalam
mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang efektif seperti ini
sebagai sosok pemimpin yang memotivasi. Ke enam ciri khas peranan guru
terhadap muridnya ini dapat menjadi tolak ukur guru ideal yang diharapkan siswa
mampu memotivasi mereka dalam proses pembelajaran PAK.
Berdasarkan penelitian siswa mengungkapkan beberapa harapan mereka
terhadap pembelajaran PAK, ada 17 siswa mengharapkan pelajaran PAK menjadi
lebih mudah, 20 siswa berharap pelajaran PAK lebih menyenangkan lagi, 3 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
mengungkapkan agar pelajaran PAK lebih bervariasi lagi sehingga tidak
membosankan, dan 1 siswa tidak memberikan harapan apapun. Hasil tersebut
menunjukkan kalau pada umumnya pembelajaran PAK belum begitu
menyenangkan bagi para siswa. Pelajaran PAK yang dirasa cukup menyulitkan
siswa karena berisi ajaran nilai-nilai kristiani semakin sulit dipahami karena
metode yang digunakan serta suasana PAK kurang memperhatikan perkembangan
psikologis siswa, sehingga mereka memiliki harapan agar pelajaran PAK lebih
menyenangkan dan materi lebih mudah dipahami.
Pendidikan Agama Katolik identik dengan pendidikan nilai-nilai Kristiani.
PAK memperkenalkan dan memperkembangkan kehidupan yang berpola Kristiani
melalui bermacam-macam jalan yang saling melengkapi seperti saling berbagi dan
mengasihi demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Itulah mengapa PAK
sangat dibutuhkan siswa sebagai sarana yang membantu mereka menemukan
masa perubahan psikologi mereka dan mengarahkannya agar semakin terarah
kepada hal-hal yang positif baik dari segi kognitif, afektif, maupun tindakan.
Oleh karena itu PAK penting untuk mengakomodasi kenyataan atau
konteks sosial siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran. Konteks sosial ini
tidak akan lepas dari empat elemen yang meliputi keluarga, masyarakat, gereja,
dan sekolah karena itu merupakan lingkungan hidup dari para peserta didik
(Heryatno, 2008: 38). Elemen-elemen konteks PAK tersebut bisa berdampak baik
maupun tidak baik untuk perkembangan karakter, sikap, maupun tingkah laku
peserta didik, tergantung dari keadaan konkret suasana keempat lembaga itu. Bila
tercipta keadaan yang kondusif, maka akan membantu untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kepribadian, hati, dan tingkah laku dari peserta didik serta tercipta
penyelenggaraan PAK yang utuh dan kontekstual sehingga siswa pun akan
termotivasi belajar PAK.
F. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, penulis menyampaikan
kesimpulan dari penelitian menjadi 3 pokok guna menanggapi tujuan penelitian.
Pertama, Perbandingan semangat atau motivasi siswa dalam kelompok teman
sebayanya dan dalam pelajaran PAK. Melalui hasil penyebaran kuesioner dapat
dilihat bahwa semangat atau motivasi siswa dalam kelompok teman sebayanya
dengan berbagai kegiatan lebih besar daripada semangat siswa dalam pelajaran
PAK. Siswa memberikan waktu lebih dengan teman-teman sebayanya dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka, sedangkan di sisi lain siswa kurang
memberikan waktu lebih untuk belajar di luar jam sekolah khususnya PAK. Siswa
sudah merasa nyaman dan tertarik dengan kelompok teman sebayanya, dengan
kegiatannya yang membuat mereka semakin merasa percaya diri, sehingga bisa
lebih maksimal dalam memperkembangkan diri dan mencari identitasnya. Di sisi
lain siswa kurang tertarik dengan pelajaran PAK yang dirasa susah. Kemudian
ditambah dengan pemberian waktu yang tidak seimbang anatara keduanya
membuat motivasi siswa bersama kelompok teman sebayanya lebih besar
darpiada belajar PAK.
Kedua, Alasan siswa lebih tertarik bersama dengan kelompok teman
sebayanya daripada belajar PAK. Masa remaja adalah masa pencarian identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
yang mana pada masa ini sesuai dengan perkembangan psikologis remaja, mereka
biasanya ingin bebas berekspresi, ingin diterima dan diakui, dihargai dan ingin
tahu banyak hal. Hal ini sangat mereka dapatkan bersama dengan kelompok
teman sebaya karena menarik, memberikan banyak informasi baru, dan sesuai
dengan perkembangan psikologis mereka. Namun, tidak sama dengan kelompok
teman sebaya, hal ini tidak mereka dapatkan dalam pembelajaran PAK karena
PAK biasanya membosankan, bahan materinya cukup sulit, cara guru mengajar
yang tidak menarik, serta PAK yang kurang mengakomodasi kenyataan atau
konteks sosial siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Ketiga, Banyak hal yang dinilai remaja positif dari kelompok teman
sebayanya. Bukan berarti menjelekkan PAK karna PAK tetap penting, namun
penelitian ini bukan untuk sekedar menilai mana yang lebih baik anatara PAK
atau kelompok teman sebayanya di mata remaja tetapi bagaimana
menggabungkan unsur-unsur positif dari keduanya dalam proses pembelajaran
PAK dengan mencari metode yang cocok agar tercipta penyelenggaraan PAK
yang utuh dan kontekstual sehingga siswa pun akan termotivasi belajar PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
UPAYA MENGINTEGRASIKAN UNSUR-UNSUR POSITIF PERGAULAN
KELOMPOK TEMAN SEBAYA KE DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PAK
Pada bab III telah dibahas mengenai gambaran bagaimana tingkat
pergaulan kelompok teman sebaya dan motivasi belajar PAK siswa kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketertarikan siswa terhadap suasana pertemanan dalam kelompok teman sebaya
cukup tinggi dan memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan pribadi siswa.
Sementara dalam proses pembelajaran PAK siswa masih mengalami hambatan
yang membuat motivasi belajar mereka menurun. Hambatan utama yang dialami
siswa dalam belajar PAK adalah proses pembelajaran yang kurang menarik.
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan usulan
kegiatan sebagai upaya untuk upaya mengintegrasikan unsur-unsur positif dalam
pergaulan kelompok teman sebaya ke dalam proses pembelajaran PAK agar
memotivasi siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul.
Bab IV ini merupakan tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan. Penulis mengusulkan kegiatan pelaksanaan rekoleksi pendalaman iman
siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul dalam bentuk outbond. Bab
ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan pemikiran dasar kegiatan,
bagian kedua berupa usulan kegiatan beserta matriksnya dan bagian ketiga adalah
contoh persiapan pelaksanaan rekoleksi pendalaman iman siswa kelas IX SMP
Kanisius Bambanglipuro Bantul dalam bentuk outbond.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
A. Pemikiran Dasar Kegiatan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro menunjukkan ketertarikan yang cukup kuat terhadap kelompok
teman sebayanya dan merasa senang menghabiskan banyak waktu untuk
melakukan berbagai kegiatan dalam kelompoknya. Suasana keakraban dan ruang
yang bebas bagi siswa untuk berekspresi membuat siswa merasa betah bersama
teman-temannya. Sementara dalam proses pembelajaran PAK ketertarikan siswa
masih kurang. Cara mengajar guru yang kurang menarik, terkesan membosankan
membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar. Banyak di antara siswa yang
mengikuti pelajaran karena merupakan suatu kewajiban, demi nilai dan tuntutan
orangtua mereka.
Siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang tergolong dalam
tahap remaja memiliki ketertarikan pada situasi yang memberi mereka ruang
untuk mengekspresikan diri mereka tanpa mendapat banyak aturan dari pihak lain.
Hal ini mereka lakukan bukan sekedar bermain-main tetapi sekaligus merupakan
cara mereka meminta penerimaan, kenyamanan dan apresiasi dari orang lain.
Bersama dengan teman-temannya remaja merasa lebih percaya diri dan berani
untuk melakukan apa yang diinginkan karena sebenarnya jika sendirian mereka
mudah merasa malu, gugup dan kesepian. Proses pembelajaran PAK seringkali
kurang menyadari situasi perkembangan siswa. Metode dan sarana yang kurang
mampu menarik perhatian siswa membuat proses pembelajaran terkesan
membosankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Dalam proses pembelajaran PAK, siswa mengharapkan agar pengelolaan
materi lebih menarik, menyenangkan dan memudahkan mereka untuk memahami
apa yang dikemukakan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
umumnya siswa mengatakan bahwa materi PAK tidak sulit untuk dipahami.
Mereka cepat merasa bosan mengikuti pelajaran karena metode pelajaran tidak
menarik. Hal ini sebaiknya dimaknai sebagai tantangan sekaligus peluang bagi
PAK untuk membangkitkan motivasi siswa. Lewat penelitian yang telah
dilakukan, ada beberapa unsur positif pergaulan kelompok teman sebaya yang
memiliki peranan penting dalam perkembangan siswa. Unsur-unsur positif
tersebut adalah sebagai berikut:
- Fungsi kelompok teman sebaya: mengontrol rangsangan agresif, menyediakan
dorongan emosional dan sosial, meningkatkan keterampilan-keterampilan
sosial, mengembangkan sikap dan tingkah laku, memperkuat penyesuaian
moral dan nilai-nilai, dan meningkatkan harga diri
- Faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelompok teman sebaya: kesamaan
usia, situasi atau keadaan remaja, kebutuhan akan keakraban, dan
perkembangan kognitif.
- Kegiatan dalam kelompok teman sebaya: berkumpul, berbagi cerita, bermain,
dan melakukan hobby mereka
Maka yang perlu dilakukan oleh guru dan sekolah adalah mengintegrasikan
unsur-unsur positif dari pergaulan kelompok teman sebaya dalam proses
pembelajaran PAK agar siswa tidak merasa bosan. Usaha yang perlu dilakukan
sekolah antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1). Unsur-unsur positif tersebut dapat dikemas dalam penggunaan metode.
Metode bercerita, menonton dan dinamika kelompok yang menarik akan
membantu siswa memahami materi sekaligus menciptakan suasana
menyenangkan.
2). Dinamika kelompok lebih ditekankan karena sangat sesuai dengan situasi
siswa yang suka berkelompok. Namun perlu didampingi dan diarahkan agar
tidak menyimpang dari tujuan yang dimaksud. Dinamika ini juga perlu dibuat
bervariasi agar siswa tidak mudah bosan.
3). Materi diolah dengan menarik yakni memulai dengan metode atau sarana
yang disukai oleh siswa, lebih berfokus pada kemampuan dan keinginan
siswa, kemudian di akhir baru diteguhkan dengan materi yang disiapkan oleh
guru. Hal ini sesuai dengan konteks siswa yang lebih suka menemukan
sendiri daripada diberitahu atau didikte.
4). Menggunakan sarana yang sesuai dengan konteks siswa serta tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai contohnya dengan menggunakan game,
video, dan alat lainnya sebagai sarana penyampaian materi. Hal ini sesuai
dengan tujuan kelompok teman sebaya yang melatih remaja untuk
mengontrol dan mengolah emosi sekaligus mengembangkan daya pikir dan
imajinasi siswa.
5). Tempat pembelajaran disiapkan lebih menarik (bukan kelas belajar
mengajar). Siswa juga dapat dilibatkan untuk mempersiapkan tempat yang
nyaman dan menarik. Hal ini juga dapat memberi kesempatan pada siswa
untuk mengekspresikan ide-ide mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
6). Memberikan kesempatan pada siswa untuk membagikan pengalaman pribadi
mereka. Hal ini sangat sesuai dengan konteks remaja yang ingin didengarkan
dan dipahami. Guru atau pendamping dapat mengajak siswa untuk saling
mendengarkan, meneguhkan, menjalin keakraban dan percaya satu sama lain.
7). Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menampilkan bakat mereka baik
lewat game maupun pertunjukan sebagai hasil pembelajaran. Hal ini penting
untuk mengapresiasi kemampuan siswa.
Penulis mengusulkan kegiatan pelaksanaan rekoleksi pendalaman iman
siswa dalam bentuk outbond. Tema yang diambil adalah materi pembelajaran
PAK yang diolah dalam berbagai metode dan sarana yang membantu siswa
memahami materi pelajaran dengan baik, merasa tertarik, menyenangkan
sekaligus menemukan makna yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesi-sesi yang digunakan dalam rekoleksi ini menekankan model kooperatif di
mana kerjasama tim sangat ditekankan. Kegiatan ini juga sesuai dengan situasi
siswa yang lebih tertarik pada suasana kebersamaan, permaianan dan “curhat”.
Maka kemampuan pendamping sebagai fasilitator sangat dibutuhkan untuk
membuat suasana yang menyenangkan sekaligus mendalam agar tujuan yang
hendak dicapai tidak menyimpang.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 1 hari dalam 4 sesi pertemuan.
Waktu pelaksanaan rekoleksi diusahakan pada hari libur sehingga suasananya
berbeda dari yang biasanya. Untuk menghemat biaya, tempat pelaksanaannya
dapat menggunakan gedung dan kompleks sekolah yang sudah diatur sebaik
mungkin. Pendamping bekerjasama dengan guru PAK dan sekolah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
menambah anggota pendamping yang dianggap mampu bekerjasama
melaksanakan kegiatan ini. Metode yang lebih banyak digunakan adalah games
(sesuai dengan materi) yang kemudian direfleksikan dan dibagikan baik dalam
kelompok kecil maupun kelompok besar.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi masukan kepada sekolah dan
guru PAK untuk semakin kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran PAK
yang menarik sekaligus bermakna. Seluruh proses yang dilalui dalam rekoleksi ini
akan dievalusi sehingga dapat menentukan apa yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan demi mengembangkan iman siswa sesuai dengan konteks kehidupan
mereka yang masih sangat membutuhkan kelompok teman sebaya dalam
pembentukan karakter mereka. Selain itu siswa juga diharapkan semakin
terdorong untuk membangun kelompoknya dengan berbagai kegiatan yang positif
sesuai dengan nilai-nilai Kristiani yang ditemukan dalam pelajaran PAK.
B. Usulan Kegiatan Pelaksanaan Rekoleksi Pendalaman Iman Siswa kelas
IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul Dalam Bentuk Outbond
Dalam merancang usulan program, penulis menyusun langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan dalam pendalaman iman siswa. Hal ini dimaksudkan
mempermudah dan memperlancar pelaksanaan rekoleksi pendalaman iman siswa
SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul dalam bentuk outbond.
1. Tema Umum: Menjadi Murid Yesus Yang Menjunjung Tinggi Martabat
Manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
2. Sub tema:
a. Aku, Kamu dan Kita Adalah Citra Allah
b. Menemukan Allah Dalam Diri Orang Lain
c. Menjadi Pribadi Yang Menjungjung Tinggi Martabat Manusia
d. Bersama Sahabat Mewarnai Dunia Dengan Cinta
3. Tujuan: Siswa menyadari bahwa setiap orang adalah citra Allah yang memiliki
martabat yang sama dihadapanNya, mampu menemukan Allah dalam setiap
pribadi dan mau belajar menjadi pribadi yang selalu menjunjung tinggi
martabat manusia sebagaimana yang dilakukan Yesus dan tokoh-tokoh lainnya.
4. Penjelasan tema: Tema ini diambil dari materi pelajaran PAK kelas IX
semerter 2. Tema ini masih sangat relevan dengan situasi siswa yang semakin
banyak mengalami dan melihat kenyataan di sekitarnya dimana manusia
banyak melakukan perbuatan yang tidak menjunjung martabat manusia seperti
tindakan membully, melukai, bahkan membunuh sesamanya. Tema ini
membantu siswa untuk menyadari bahwa semua orang adalah citra Allah,
memiliki martabat yang luhur dan tergerak untuk melakukan perbuatan yang
menunjukkan keluhuran martabat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tema
ini akan diolah dalam bentuk outbond yang membuat suasana santai,
menyenangkan sekaligus bermakna sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Peserta: Siswa-siswi kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul
6. Tempat dan Waktu:
a. Tempat: Kompleks SMP Kanisius Bambanglipuro
b. Waktu: Februari 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
7. Sarana: Sarana pendukung kelancaran rekoleksi ini adalah handout, LCD,
speaker, laptop, dan peralatan game (Tali rafia, gunting, sedotan, lilin, stik es
krim, kantong plastik).
8. Susunan Acara
Tabel 4
Susunan Kegiatan Rekoleksi
No Waktu Acara Petugas
Sabtu
1. 16.00-16.30 Snack
3. 16.30-17.30 - Salam dan Pengantar
- Doa Pembuka
Pendamping
- Perkenalan Tim Pendamping
- Energizer
Pendamping
4. 17.30-19.00 - Ice Breaking: Play MP3
- Sesi I: Aku, Kamu dan Kita Adalah
Citra Allah
- Tanya/Jawab tentang “kisah Anja dan
Hope”
- Sharing tentang refleksi pribadi
Pendamping
5. 19.00-19.30 Makan Malam Petugas
6. 19.30-21.30 - Ice breaking: People to people
- Sesi II: Menemukan Allah Dalam Diri
Orang Lain
- Video Teamwork
- Curhat Pengalaman pribadi
Pendamping
7. 21.30-22.00 Doa Penutup Pendamping
Minggu
1. 05.30-06.00 Doa Pagi dan senam pagi Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2. 06.00-06.30 Makan pagi
06.30-08.30
Outbond:
- Si buta, bisu, tuli
- Lilin berjalan
- Atom bom
- Spider web
Pendamping
2. 08.30-09.00 MCK Petugas
3. 09.00-10.30 - Ice breaking: True false
- Sesi III: Menjadi Pribadi Yang
Menjungjung Tinggi Martabat
Manusia
Pendamping
4. 10.30-11.00 Snack
5. 11.00-12.30 -Sesi IV: Bersama Sahabat Mewarnai
Dunia Dengan Cinta
Game: Membuat menara impian
Pendamping
6. 12.30-13.00 Penutup Pendamping
7. 13.00-13.30 Makan Siang Petugas
8. 13.30 Berkemas Pulang
9. Rincian Usulan Kegiatan
a. Salam dan Pengantar
Selamat sore dan selamat datang kepada para guru pendamping dan
seluruh siswa yang terkasih dalam Kristus. Pada kesempatan yang baik ini kita
akan bermain dan belajar bersama sebagai saudara, sahabat dan keluarga. Tema
rekoleksi kita pada kesempatan ini adalah “Menjunjung Tinggi Martabat
Manusia”. Tema inilah yang akan kita dalami selama rekoleksi ini dan diharapkan
setelah ini kita menyadari bahwa setiap orang adalah citra Allah yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
martabat yang sama dihadapanNya, mampu menemukan Allah dalam setiap
pribadi dan mau belajar menjadi pribadi yang selalu menjunjung tinggi martabat
manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang dilakukan Yesus.
b. Doa Pembukaan
Pendamping: Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati, pikiran
dan tindakan kita sebelum mengikuti kegiatan rekoleksi ini. Silahkan teman-
teman berdiri melingkar dan saling menggenggam tangan kita mohon kehadiran
Roh Kudus dalam seluruh rangkaian kegiatan rekoleksi ini.
Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur ke hadapanMu karena
Engkau telah mengasihi kami dengan memberikan segala rahmat yang kami
butuhkan dalam kehidupan kami. Bapa Engkau telah menciptakan kami secitra
denganMu, satu Bapa dalam namaMu dan menjadi saudara dalam cinta kasihMu.
Namun seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kami kurangmenghargai sesama
kami dan tak luput dari berbagai sikap dan perkataan yangmerendahkan sesama,
oleh karenaitu pada kesempatan ini kami mohon utuslah Roh KudusMu untuk
menyertai kami selama rekoleksi ini agar kami mampu menemukan makna dan
rahmat yang memampukan menjadi pribadi yang selalu menjunjung tinggi
martabat manusia sebagaimana yang dilakukan Yesus Sang Guru Sejati.
c. Perkenalan Tim Pendamping dan energizer
Tim pendamping kemudian memperkenalkan diri kepada para peserta dan
mengajak peserta untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain lewat sebuah
energizer terlebih dahulu dengan mengikuti gerak dan lagu “ke kanan ke kiri”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Gerak dan lagu ini dilakukan secara berpasangan dengan gerakan menyerupai tari
dansa dan berganti-ganti pasangan. Hal ini merupakan upaya untuk memberikan
ruang bagi siswa untuk mengekspresikan perkembangan psikomotorik dan
psikologisnya. Sebagai remaja, siswa lebih senang melakukan banyak gerakan
daripada duduk diam untuk mendengarkan ceramah. Lagu ini juga
mengakomodasi kebutuhan siswa akan suasana keakraban.
Ke kanan ke kanan, ke kiri ke kiri
Ke kanan ke kiri, putarlah setengah
Tumitmu jarimu, putarlah setengah
Tumitmu jarimu, teman baru datang
d. Sesi 1: “Aku, kamu, dan kita adalah citra Allah”
Tujuan: Peserta bersama pendamping menyadari bahwa semua orang adalah
citra Allah yang mempunyai martabat yang sama dihadapanNya.
Bahan: - kisah Anja dan Hope (Lampiran 11)
- Kej 1 ; 26-28 (Lampiran 11)
Metode: dinamika kelompok, sharing pengalaman, dan informasi.
Media: Video, games
Langkah-langkah:
- Pengantar: pendamping memberi pengantar mengenai tema pertemuan,
tujuan dan gambaran pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
- Ice Breaking:
Pendamping mengajak peserta untuk mencairkan suasana dengan bermain
game “play MP3” (Lampiran 11)
- Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan “ aku, kamu, dan kita
adalah citra allah” dengan suara lantang dan gerakan yang telah disiapkan
sebagai slogan sesi pertama. Slogan ini bisa dipakai untuk mengecek
semangat siswa selama sesi dan sekaligus mengingatkan siswa akan sub tema
dari sesi I. pendamping dapat meminta siswa mengungkapkannya secara
berkelompok baik besar ataupun kecil. Metode ini mengakomodasi unsur
positif dari pergaulan kelompok teman sebaya yang suka berkelompok,
berlomba dan selalu menginginkan yang terbaik bagi kelompoknya.
- Pendamping mengajak para peserta untuk melihat video tentang “Kisah Anja
dan Hope. Pendamping membagi peserta dalam 8 kelompok dengan
komposisi lawan jenis yang seimbang untuk menanggapi video tersebut
dengan menjawab beberapa pertanyaan. Hal ini perlu agar kelompok siswa
tidak merasa bosan dan cara ini sesuai dengan konteks remaja yang sedang
puber dan senang berelasi dengan lawan jenis.
1. Cerita tersebut menggambarkan situasi seperti apa ?
2. Bagaimana perasaanmu melihat video tersebut ? Mengapa ?
3. Menurut anda, inspirasi apa yang dapat kalian ambil dari kisah tersebut ?
4. Bagaimana dengan pengalaman anda masing-masing ?
- Setelah itu, peserta sharing dalam kelompok kecil sesuai dengan hasil refleksi
pribadinya. Hasil sharing peserta dirangkum dalam kertas flap dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
diplenokan dalam kelompok besar. Pada saat sharing peserta diberi
kebebasan memilih tempat yang nyaman. Sharing atau berbagi pengalaman
merupakan hal positif dari kelompok teman sebaya, maka perlu memberikan
waktu yang cukup dan suasana yang nyaman.
- Pada saat pleno peserta diminta untuk duduk melingkar, setiap kelompok
diberi tepuk tangan saat hendak memulai sharing dan setelah selesai. Hal ini
bertujuan untuk membuat siswa yang sedang bicara merasa dihargai dan
didengarkan. Maka unsur psikologis dalam pergaulan teman sebaya dapat
terintegrasikan dalam proses belajar siswa.
- Selanjutnya, pendamping memberikan peneguhan:
Keutamaan yang tampak dalam kisah ini adalah ketulusan dan rasa peduli
dari Anja terhadap bocah Nigeria yang bernama Hope. Dalam kisah tadi,
Hope adalah anak yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Saat ditemukan Anja,
Hope dalam kondisi kurus, cacingan, dan sangat memprihatinkan. Orangtua
dan masyarakat sekitar pun menganggap kalau hope adalah “seorang
penyihir” sehingga tidak ada yang berani mendekati Hope karena takut
terkena sial. Namun, hal berbeda ditunjukkan Anja yang merupakan relawan
kemanusiaan asal Denmark. Hatinya tersentuh melihat Hope yang terlihat
kelaparan. Ia memutuskan untuk membawa untuk diraawat dan kemudian
diadopsi.
Anja melihat sesuatu yang tidak orang lain lihat. Ia merasa bahwa Hope
juga pantas untuk hidup dan mendapatkan perlakuan yang sama karena dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
juga manusia yang diciptakan Allah. Kita semua adalah pribadi manusia yang
diciptakan Allah. Setiap dari kita adalah pribadi yang paling luhur dan
berharga. kita diciptakan Allah sebagai citra-Nya. Maka sepantasnya kita
sebagai manusia saling peduli, menghormati dan menghargai walaupun ada
perbedaan. Dalam perbedaan itu manusia diajak untuk menyadari bahwa
setiap pribadi mempunyai keutuhan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga
rohani. Setiap manusia mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan
tindakan, semuanya tak hanya bersifat fisik, tetapi juga didasari olah jiwa
yang membuat manusia itu menjadi berperasaan. Inilah yang seharusnya
menyadarkan kita untuk selalu mengembangkan dan mempersembahkan
segala yang telah dikaruniakan Allah kepada kita dengan sebaik mungkin.
Kita diciptakan sebagai citra Allah karena kita sungguh berarti di mata
Allah dan kita memiliki keunggulan dari ciptaan yang lain. Dalam Kitab
Kejadian juga dikatakan, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi
dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi (Kej 1: 26-28)”. Dalam kutipan teks Kitab Suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
tersebut mengatakan betapa Allah telah memberikan karunia keluhuran bagi
setiap pribadi. Anugerah yang diberikan sebelum kita di lahirkan di dunia.
Anugerah, bahwa kita semua berarti dan dipilih oleh Allah dalam situasi
apapun, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Dalam
kekurangan dan kelebihan itu baik secara fisik, tetaplah merupakan pribadi
yang bermartabat. Semua pribadi manusia tercipta baik adanya, dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, manusia tetap manusia yang
bermartabat. Dan karena kita semua adalah citra Allah, maka kita harus
menghargai sesama manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dalam konteks kehidupan sekarang, kita melihat banyak sekali kejadian
yang terkadang tidak sesai dengan apa yang kita harapkan, seperti kekerasan,
pengucilan terhadap seseorang, bullying, dan sebagainya. Salah satu
penyebabnya adalah karena adanya perbedaan. Perbedaan yang dibawa dari
masing-masing individu malah menimbulkan konflik karena tidak bisa
membuka diri untuk menerima berbagai perbedaan. Hal ini membuat manusia
seperti tidak punya martabat. Seharusnya adanya perbedaan itu bisa menjadi
sarana untuk saling melengkapi satu sama lain. Perlu adanya keterbukaan hati
untuk saling memahami, menghargai, dan peduli terhadap orang lain secara
tulus sehingga membuat perbedaan itu menjadi sebuah kebanggaan. Seperti
dalam kisah Anja dan Hope diatas yang mengajarkan kita akan keterbukaan
hati, sikap peduli, dan tulus tanpa memandang perbedaan karena pada
hakikatnya manusia adalah citra Allah yang memiliki harkat dan marabat
yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
e. Penutup:
Pendamping memberi kesempatan kepada peserta untuk bercerita dengan
temannya (berdua-berdua) tentang seluruh proses yang dialami sepanjang sesi
pertama. Doa penutup dilaksanakan dalam kelompok ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan kesimpulan dari
rumusan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I. Bagian kedua
menyampaikan saran untuk beberapa pihak yang terkait mengenai apa yang
menjadi harapan siswa terhadap kelompok teman sebaya dan proses pembelajaran
untuk mendapatkan apresiasi lewat pendamping guru PAK
A. Kesimpulan
Pada prosesnya usia remaja adalah usia yang identik dengan teman sebaya
dan juga geng atau kelompok. Remaja memiliki tingkat ketertarikan yang besar
terhadap kelompok teman sebayanya. Bersama kelompok teman sebaya, seorang
remaja merasa lebih bebas berekspresi, percaya diri, serta memperoleh
pengetahuan baru yang tidak mereka dapatkan dalam lingkup keluarga. Hal itu
sesuai dengan perkembangan psikologis remaja yang memang sedang dalam
masa pencarian identitas mereka. Namun ketertarikan remaja terhadap kelompok
teman sebaya tersebut tidak sejalan dengan ketertarikan mereka pada pelajaran
PAK.
Berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius
Bambanglipuro memiliki kelompok teman sebaya. Selain itu, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa semangat atau motivasi siswa dalam kelompok teman
sebayanya dengan berbagai kegiatan lebih besar daripada semangat siswa dalam
pelajaran PAK. Mereka menilai PAK itu masih kurang menarik, membosankan,
serta cara guru mengajar yang tidak menarik. Hal ini bisa dilihat juga dari waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
yang mereka luangkan untuk kelompok teman sebaya dan pada PAK itu berbeda.
Mereka lebih banyak meluangkan waktunya untuk bersama dengan teman
sebayanya. Hal ini menunjukkan para siswa lebih tertarik pada kelompok teman
sebaya daripada PAK.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan unsur-unsur positif
dari kelompok teman sebaya ke dalam proses pembelajaran PAK lewat kegiatan
yang relevan dengan situasi siswa salah satunya adalah melalui kegiatan rekoleksi
yang dikemas dalam bentuk outbound. Namun tema yang diambil menggunakan
materi pembelajaran PAK yang diolah dalam berbagai metode dan sarana.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi masukan kepada sekolah dan guru PAK
untuk semakin kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran PAK yang
menarik sekaligus bermakna.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis menyampaikan
beberapa saran kepada pihak yang terkait dalam usaha mengintegrasikan unsur-
unsur positif kelompok teman sebaya ke dalam proses pembelajaran PAK.
Bagi siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro, agar lebih terbuka
menyampaikan apa yang mereka rasakan dalam proses pembelajaran PAK.
Apabila siswa merasa tidak nyaman dengan metode yang digunakan guru pada
saat mengajar sehingga suasana belajar menjadi kurang menarik dan bahan
pelajaran sulit untuk dipahami, langsung katakan kepada guru. Jangan ragu-ragu
atau takut menyampaikan masalah tersebut agar guru dapat mencari dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
mengganti metode mengajar sebelumnya dengan metode yang belajar yang lebih
menarik dan bervariatif. Siswa pun harus lebih giat dalam belajar dan dapat
menyeimbangkan waktu antara kelompok teman sebaya dengan belajar PAK.
Bagi guru PAK SMP Kanisius Bambanglipuro, harus lebih peka dan jeli
melihat situasi siswa. Guru bisa merancang metode pembelajaran PAK yang lebih
menarik dan bervariatif bagi siswa, seperti menggunakan bahasa yang sederhana,
menggunakan sarana video, gambar, atau game yang sesuai dengan materi agar
bahan pelajaran juga lebih mudah untuk dipahami siswa. Apabila siswa cepat
mengerti dan merasa nyaman, maka proses belajar akan lebih mudah unuk guru
maupun siswa sendiri sehingga tujuan dari pembelajaran PAK pun dapat tercapai.
Bagi SMP Kanisius Bambanglipuro, agar sekolah dapat memfasilitasi
segala peralatan dan sarana yang dibutuhkan guru PAK dalam mengajar. Dengan
begitu proses belajar akan menjadi semakin lancar dan siswa diharapkan dapat
memotivasi siswa agar semakin tekun dalam belajar khususnya PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
DAFTAR PUSTAKA
1. Dokumen
Lembaga Alkitab Indonesia. (2009). Kitab Suci Alkitab Deuterokanonika. Jakarta:
LAI, 2009.
Yohanes Paulus II. (1994). Gravissimum Educationis. (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius (Dokumen asli diterbitkan tahun
1965).
2. Buku
Bambang Warsito. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Basrowi. (2005). Pengantar sosiologi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Brouwer. (1982). Pergaulan. Jakarta: Gramedia
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset
Elida Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud
Groome, Thomas.H. (2010). Christian Religious Education. Jakarta: Gunung
Mulia
Hamzah B Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara
Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius
Heryatno W.W, FX. (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Kompri (2015). Motivasi Pembelajaran. Bandung : PT Rosda Karya
Mappiare, A. (1983). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Maslow, Abraham.H. (1984). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Gramedia
Mintara Sufiyanta. (2009). Roh Sang Guru. Jakarta: Obor
Moh. Uzer Usman. (1991). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. (2001). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Papalia, Diane E, dkk. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan).
Jakarta: Kencana
Ritzer, George Goodman, Douglas J.(2004). Teori Sosiologi Modern (edisi
keenam). Jakarta : Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Rukiyanto, B.A. (2012). Pewartaan Di Zaman Global. Yogyakarta : PT. Kanisius
Samana. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius
Santrock, John W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta:
Erlangga
Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Schroorl, J.W. (1988). Modernisasi. Jakarta : PT Gramedia
Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Singgih D Gunarsa. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta: PT
Gunung Mulia
Slamet Santosa. (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta
Suyanto & Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta:
Erlangga.
Syah Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Telaumbanua, M. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: OBOR
Winkel, W.S., (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
Laporan PPL Menengah SMP Kanisius Bambanglipuro
http://www.smpk-ganjuran.sch.id. Diakses pada tanggal 27 Juli 2017 pukul 20.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2: Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Daftar Siswa Kelas IX
Daftar Siswa Kelas IX
NO NISN NAMA SISWA L/P Tempat Tanggal
Agama Lahir Lahir
1 24811827 Agatha Fitria Putri P Jakarta 4/12/2002 Katolik
2 3006441 Agustina Etik Pramita Sari P Bantul 10/10/2000 katolik
3 18328106 Agustinus Dwi Atmaka L Bantul 27/05/2001 Katolik
4 30992516
Albertus Yudhis Ananda
Kristiawan L Bantul 28/03/2003 katolik
5 20617883 Aloysia Erni Yumiarti P Bantul 20/06/2002 Katolik
6 24811895 Anastasia Adelia Rafinnasti P Bantul 20/11/2002 katolik
7 26786912 Anisa Julianti
P
Langsa,
Aceh 24/07/2003 Katolik
8 30992508 Antonius Bagus Sanjaya L Bantul 17/01/2003 Katolik
9 24835204 Cicilia Deden Anggraini P Bantul 18/11/2002 Katolik
10 24811891 Emanuela Oki Suryani Putri P Bantul 10/10/2002 Katolik
11 26389247
Fransiskus Xaverius Nael
Haryo Binangkit L Tangerang 8/12/2002 Katolik
12 31017098 Gishella Raniyunita Putri P Bantul 25/02/2003 Katolik
13 11942892
Ignasius Novantio Hendy
Kurniawan L Bantul 9/2/2001 Katolik
14 24811880 Krisdiyanto L Bantul 15/04/2002 Katolik
15 32328793 Ludwina Adela Maheswari P Bantul 1/4/2003 Katolik
16 30372755 Nicholas Angger Hartanto L Yogyakarta 9/7/2003 Kristen
17 Stepanus Petra Pambudi
L
Kulon
Progo 26/02/2003 Katolik
18
Theresa Evelyna Cheisya
Parapat P Bantul 13/02/2002 Katolik
19
Tunas Christian Vieri
Manihuruk P
Bandar
Lampung 10/12/2002 Katolik
20 24835208
Yohanes De Ketty Deo
Christuaji L Bantul 23/12/2002 Katolik
21 32158699 Andrianus Damar Atmaja L Bantul 1/3/2003 Katolik
22 31017097 Atania Siva Agriana P Bantul 20/02/2003 Katolik
23 30992523 Bagas Alki Pratama P Salatiga 30/06/2003 Kristen
24 30875579 Bayu Pramana L Sleman 21/12/2003 Katolik
25 30992506 Bernadus Bayu Nugroho L Bantul 4/1/2003 Katolik
26 30992525
Callextus Kuncoro Adi
Nugroho L Bantul 13/10/2003 Katolik
27 11942878 Dwi Purnama Yoga Santosa L Bantul 11/5/2001 Katolik
28 24811890 Emanuel Oka Suryawan Putra L Bantul 10/10/2002 Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
29 30992520 Emiliana Happy Swastika Putri P Bantul 6/3/2003 Katolik
30 24811879 Febilia Pratiwi P Bantul 11/2/2002 Katolik
31 30498816
Filipus Neri Eucharistio
Sepasthika Eba L Bantul 26/05/2003 katolik
32 14696041 Henricus Bangun Primanto L Bantul 28/07/2001 Katolik
33 Louis Kristopan Arinto Mukti L Bantul 24/01/2003 Katolik
34 14695741
Marcelo Osaka Pranauval
Dwinarto L Bantul 30/10/2001 Katolik
35 34107771 Maria Dominika Rambu Sedu P Lato 17/01/2003 Katolik
36 30992510 Michael Sunu Wijaya L Bantul 26/01/2003 Katolik
37 24811883
Monica Mutiara Wahyu Putri
Atmaka P Bantul 26/08/2002 Katolik
38 20617875 Stefanus Hendra Pradana L Bantul 20/03/2002 Katolik
39 24811887 Stephanus Nirvan Indanto L Bantul 14/09/2002 Katolik
40 40117985 Stephina Mesdi Ferisa Nababan P Jakarta 28/09/2003 Kristen
41 20618429 Stevanus Rengga Pratama L Bantul 15/02/2002 Katolik
42 30992517 Thomas Dani Artha L Bantul 17/04/2003 Katolik
43 30992513 Valentina Ety Purwaningtyas P Bantul 12/2/2003 Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 4: Tabel 1, Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
No Variabel Aspek Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1 Gambaran
kelompok
teman sebaya
- Latar
belakang
membuat
kelompok
pergaulan
teman
sebaya
- Kegiatan
dalam
kelompok
teman
sebaya
- Dampak
positif
pergaulan
teman
sebaya
- Harapan
- Mengungkapkan
alasan membentuk
atau masuk dalam
kelompok pergaulan
teman sebaya
- Menceritakan
kegiatan yang
dilakukan dalam
kelompok teman
sebaya
-Mengungkapkan
dampak positif
pergaulan teman
sebaya yang diikuti
- Mengungkapkan
harapan terhadap
7 Soal
6 Soal
13 Soal
1 Soal
1, 2, 3,
4, 5
Essai no
36
10, 11,
12, 13,
14
Essai no
37
6, 7, 8,
9, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22
Essai no
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
kelompok teman
terdekat atau teman
sebaya yang diikuti
2 Motivasi belajar
PAK siswa
kelas IX SMP
Kanisius
Bambanglipuro
- Tingkat
motivasi
belajar PAK
- Faktor
pendukung
motivasi
belajar
- Faktor
penghambat
motivasi
belajar
- Harapan
- Mengungkapkan
tingkat motivasi
siswa dalam belajar
PAK
- Mengungkapkan
faktor yang
mendukung
motivasi belajar
siswa
- Mengungkapkan
faktor yang
menghambat
motivasi belajar
siswa
- Mengungkapkan
harapan terhadap
proses pembelajaran
PAK
7 Soal
4 Soal
4 Soal
1 Soal
23, 24,
25, 26,
27, 28,
29
Essai no
39
30, 31,
32
33, 34,
35
Essai 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian
Pertanyaan Tentang Pertemanan Dan Semangat Belajar PAK
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pertanyaan berikut ini dngan sesama
2. Isilah setiap jawaban dengan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai
dengan apa yang anda alami dan ketahui:
Contoh 1 :
No Pernyataan Jawaban Skor Nilai Jawaban
4 3 2 1
1 Saya mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru.
Selalu
√
Tidak Pernah
Contoh 2 :
No Pernyataan Jawaban Skor Nilai Jawaban
4 3 2 1
1 Saya mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru.
Sangat
Setuju
√
Sangat Tidak
Setuju
Daftar Pertanyaan :
❖ Apakah kamu mempunyai teman dekat baik sesama teman sekolah atau di sekolah
lain ?
…………………………………………………………………………………………
❖ Berapakah jumlah teman dekat atau sebayamu tersebut ?
…………………………………………………………………………………………
No Pernyataan Jawaban Skor Nilai Jawaban
4 3 2 1
1 Saya membutuhkan teman sebaya
agar lebih percaya diri
Sangat
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
SL
SR
K
TP
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4
3
2
1
SS
S
TS
STS
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
4
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
2 Dengan mempunyai teman sebaya,
saya merasa diakui oleh teman yang
lain
Sangat
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
3 Saya memiliki teman sebaya yang
hobbynya sama dengan saya
Sangat
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
4 Teman-teman sebaya saya memiliki
usia yang hampir sama dengan usia
saya
Sangat
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
5 Saya dan teman sebayaku memiliki
tujuan yang sama
Sangat
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
6 Saya semakin rajin belajar setelah
memiliki teman sebaya
Selalu Tidak pernah
7 Wawasan hidup saya semakin luas
setelah memiliki teman sebaya
Selalu Tidak pernah
8 Bakat saya semakin berkembang
setelah memiliki teman sebaya
Selalu Tidak pernah
9 Saya menjadi anak yang lebih aktif
setelah memiliki teman-teman
terdekat
Selalu Tidak pernah
10 Saya lupa waktu kalau sedang
bermain atau berkumpul dengan
teman-teman terdekat saya
Selalu Tidak pernah
11 Jika saya sedang merasa bosan,
saya akan berkumpul dengan
teman-teman terdekat saya
Selalu Tidak pernah
12 Saya berkumpul dengan teman-
teman terdekatku setiap hari
Selalu Tidak pernah
13 Saat berkumpul saya menghabiskan
waktu dengan bercerita tentang apa
saja yang kami alami
Selalu Tidak pernah
14 Saya mendengarkan dengan serius
saat teman yang lain sedang
bercerita
Selalu Tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
15 Saya merasa nyaman saat
berkumpul dengan teman-teman
terdekatku
Selalu Tidak pernah
16 Saya berani mengungkapkan semua
yang saya rasakan kepada teman-
teman terdekatku
Selalu Tidak pernah
17 Saya merasa diterima dan diakui
oleh teman-teman terdekatku
Selalu Tidak pernah
18 Saya merasa bangga menjadi
bagian dari kelompok teman-teman
terdekatku
Selalu Tidak pernah
19 Saya semakin merasa percaya diri
saat bersama dengan teman-teman
terdekatku
Selalu Tidak pernah
20 Saya dan teman-teman sebayaku
saling berbagi pengetahuan saat
berkumpul bersama
Selalu Tidak pernah
21 Saya lebih semangat belajar
bersama teman-teman terdekatku
daripada belajar sendiri
Selalu Tidak pernah
22 Saat bersama dengan teman-teman
terdekat, saya berani menunjukkan
bakat-bakat yang saya miliki
Selalu Tidak pernah
23 Saya mengulang pelajaran sekolah
di rumah dengan kemauan sendiri
Selalu Tidak pernah
24 Saya rajin belajar karena orang tua
mengharuskan saya mendapatkan
nilai yang baik
Selalu Tidak pernah
25 Saya bercerita dengan teman saat
pelajaran agama berlangsung
Selalu Tidak pernah
26 Saya rajin mengerjakan tugas dari
sekolah
Selalu Tidak pernah
27 Saya belajar mandiri di rumah
dengan kesadaran saya tanpa
Selalu Tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
disuruh orang lain
28 Saya mencari sumber pengetahuan
yang lain karena ingin menambah
pengetahuan saya
Selalu Tidak pernah
29 Saya mencatat materi yang
diberikan guru pada saat mengikuti
pelajaran karena saya tahu itu
penting
Selalu Tidak pernah
30 Cara guru Agamaku mengajar
menarik dan menyenangkan
Selalu Tidak pernah
31 Saya senang berjumpa dengan guru
Agamaku
Selalu Tidak pernah
32 Saya mudah memahami pelajaran
Agama yang dijelaskan oleh guru
Selalu Tidak pernah
33 Suasana kelas riuh saat pelajaran
Agama berlangsung
Selalu Tidak pernah
34 Materi pelajaran Agama sulit untuk
dipahami
Selalu Tidak pernah
35 Terlalu banyak tugas yang
diberikan oleh guru Agama
membuat saya malas belajar Agama
Selalu Tidak pernah
Essay
36. Apa yang membuatmu tertarik untuk bergabung ke dalam kelompok teman
sebayamu ? Jelaskan ?
37. Kegiatan apa yang paling kamu sukai dalam kelompokmu ? Mengapa ?
38. Apa harapanmu untuk kelompokmu ? Mengapa ?
39. Bagaimana perasaanmu saat mengikuti pelajaran PAK ? Mengapa ?
40. Apa harapanmu terhadap pembelajaran PAK ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
Lampiran 6: Hasil Kuesioner
Hasil Kuesioner
Gambaran Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar PAK Siswa
Kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro
No Pernyataan Jawaban Skor Nilai Jawaba
n 4 3 2 1
1 Saya membutuhkan teman
sebaya agar lebih percaya diri
Sangat
Setuju
18
45%
22
55%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
2 Dengan mempunyai teman
sebaya, saya merasa diakui
oleh teman yang lain
Sangat
Setuju
17
42,5
%
23
57,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
3 Saya memiliki teman sebaya
yang hobbynya sama dengan
saya
Sangat
Setuju
34
85%
6
15%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
4 Teman-teman sebaya saya
memiliki usia yang hampir
sama dengan usia saya
Sangat
Setuju
33
82,5
%
7
17,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
5 Saya dan teman sebayaku
memiliki tujuan yang sama
Sangat
Setuju
9
22,5
%
26
65%
5
12,5
%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
6 Saya semakin rajin belajar
setelah memiliki teman sebaya
Selalu 10
25%
28
70%
2
5%
0%
Tidak
pernah
7 Wawasan hidup saya semakin
luas setelah memiliki teman
sebaya
Selalu 13
32,5
27
67,5
0%
0%
Tidak
pernah
8 Bakat saya semakin
berkembang setelah memiliki
teman sebaya
Selalu 32
80%
8
20%
0%
0%
Tidak
pernah
9 Saya menjadi anak yang lebih
aktif setelah memiliki teman-
teman terdekat
Selalu 31
77,5
%
9
22,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
10 Saya lupa waktu kalau sedang
bermain atau berkumpul
dengan teman-teman terdekat
saya
Selalu
0%
11
27,5
27
67,5
%
2
5%
Tidak
pernah
11 Jika saya sedang merasa bosan,
saya akan berkumpul dengan
teman-teman terdekat saya
Selalu 14
35%
26
65%
0%
0%
Tidak
pernah
12 Saya berkumpul dengan
teman-teman terdekatku setiap
hari
Selalu 9
22,5
%
30
75%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
13 Saat berkumpul kami
menghabiskan waktu dengan
bercerita tentang apa saja yang
kami alami
Selalu 12
30%
26
65%
2
5%
0%
Tidak
pernah
14 Saya mendengarkan dengan
serius saat teman yang lain
sedang bercerita
Selalu 4
10%
26
65%
10
25%
0%
Tidak
pernah
15 Saya merasa nyaman saat
berkumpul dengan teman-
teman terdekatku
Selalu 35
87,5
%
5
12,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
16 Saya berani mengungkapkan
semua yang saya rasakan
kepada teman-teman
terdekatku
Selalu 16
40%
22
55%
2
5%
0%
Tidak
pernah
17 Saya merasa diterima dan
diakui oleh teman-teman
terdekatku
Selalu 18
45%
22
55%
0%
0%
Tidak
pernah
18 Saya merasa bangga menjadi
bagian dari kelompok teman-
teman terdekatku
Selalu 31
77,5
%
9
22,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
19 Saya semakin merasa percaya
diri saat bersama dengan
teman-teman terdekatku
Selalu 20
50%
20
50%
0%
0%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
20 Kami saling berbagi
pengetahuan saat berkumpul
bersama
Selalu 9
22,5
%
31
77,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
21 Saya lebih semangat belajar
bersama teman-teman
terdekatku daripada belajar
sendiri
Selalu 17
42,5
%
19
47,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
22 Saat bersama dengan teman-
teman terdekat, saya berani
menunjukkan bakat-bakat yang
saya miliki
Selalu 13
32,5
%
26
65%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
23 Saya mengulang pelajaran
sekolah di rumah dengan
kemauan sendiri
Selalu
0%
9
22,5
%
31
77,5
%
0%
Tidak
pernah
24 Saya rajin belajar karena orang
tua mengharuskan saya
mendapatkan nilai yang baik
Selalu 9
22,5
%
27
67,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
25 Saya bercerita dengan teman
saat pelajaran agama
berlangsung
Selalu
0%
4
10%
32
80%
4
10
%
Tidak
pernah
26 Saya rajin mengerjakan tugas
dari sekolah
Selalu 8
20%
31
77,5
%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
27 Saya belajar mandiri di rumah
dengan kesadaran saya tanpa
disuruh orang lain
Selalu 3
7,5%
21
52,5
%
16
40%
0%
Tidak
pernah
28 Saya mencari sumber
pengetahuan yang lain karena
ingin menambah pengetahuan
saya
Selalu 2
5%
22
55%
16
40%
0%
Tidak
pernah
29 Saya mencatat materi yang
diberikan guru pada saat
Selalu 17
42,5
22 1 Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
mengikuti pelajaran karena
saya tahu itu penting
% 55% 2,5% 0%
30 Cara guru Agamaku mengajar
menarik dan menyenangkan
Selalu 1
2,5%
15
37,5
%
24
60%
0%
Tidak
pernah
31 Saya senang berjumpa dengan
guru Agamaku
Selalu 3
7,5%
32
80%
5
12,5
%
0%
Tidak
pernah
32 Saya mudah memahami
pelajaran Agama yang
dijelaskan oleh guru
Selalu
0%
30
75%
10
25%
0%
Tidak
pernah
33 Suasana kelas riuh saat
pelajaran Agama berlangsung
Selalu
0%
2
5%
36
90%
2
5%
Tidak
pernah
34 Materi pelajaran Agama sulit
untuk dipahami
Selalu
0%
8
20%
32
80%
0%
Tidak
pernah
35 Terlalu banyak tugas yang
diberikan oleh guru Agama
membuat saya malas belajar
Agama
Selalu
0%
13
32,5
%
22
55%
5
12,
5%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
Jawaban Essai Responden:
R1
a. Punya
b. 6
1) Karena orang-orangnya baik-baik dan saya bersama teman-teman saya
punya kegemaran yang sama
2) Cerita dan bermain, karena menyenangkan
3) Harapannya semoga bisa lebih kompak lagi
4) Perasaan biasa saja karena kadang-kadang susah
5) Pelajarannyalebih mudah
R2
a. Punya
b. 5
1) Orangnya baik dan enak diajak bercanda
2) Pada saat mengobrol dan bercanda karena seru dan menyenangkan
3) Semoga bisa terus bersama
4) Kadang menyenangkan kadang tidak, kadang susah
5) Pelajarannya lebih mudah lagi
R3
a. Iya, saya punya
b. 8
1) Karena teman saya baik-baik semua dan tidak sombong
2) Saat bermain bersama karena menyenangkan
3) Semoga bisa terus bersama biarpun nanti sudah lulus
4) Senang tetapi kadang susah
5) Semoga pelajarannya lebih mudah lagi
R4
a. Iya
b. 5
1) Karena saya butuh teman dekat dan teman-teman saya baik semua
2) Yang disukai pada saat bermain bersama
3) Bisa semaik dekat karena orangnya baik-baik
4) Biasa saja
5) Pelajarannya ditambah dengan video
R5
a. Punya banyak
b. 10
1) Karena supaya bisa bermain bersama mereka
2) Saat bercerita dan jalan-jalan karena seru
3) Semoga bisa terus bersahabat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
4) Kadang menyenangkan kadang tidak
5) Harapan semoga pelajarannya lebih menyenangkan
R6
a. Punya
b. 6
1) Karena ingin punya banyak teman
2) Pada saat kerja kelompok dan bercerita
3) Semoga saya dan teman-teman bisa tetap dekat dan tidak bermusuhan
4) Perasaan saya senang tetapi kadang pelajarannya susah
5) Semoga pelajarannya semakin menyenangkan
R7
a. Punya
b. 4 orasng
1) Karena saya ingin sekali punya banyak teman
2) Saat berkumpul dan bermain
3) Semoga bisa bersama-sama terus
4) Biasa saja
5) Pelajarannya lebih mudah
R8
a. Ya, punya
b. Banyak, 8 orang
1) Karena saya dan teman-teman sudah berteman sejak lama dan
orangnya baik semua
2) Kegiatan yang disukai pada saat olahraga bersama dan bermain
bersama karena menyenangkan
3) Semoga nanti bisa menjadi orang sukses, semoga bisa tetap berteman
sampai besar nanti
4) Menyenangkan, karena saya suka pelajaran agama
5) Semoga pelajarannya lebih menyenangkan lagi
R9
a. Punya
b. 3
1) Karena saya bisa mempunyai banyak teman
2) Bermain, karena menyenangkan
3) Semoga saya dan teman-teman bisa terus bersahabat
4) Biasa saja, pelajarannya kadang gampang kadang susah
5) Pelajarannya ditambahi video
R10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
a. Punya
b. 10
36) Karena saya ingin mempunyai teman dekat
37) Olahraga
38) Bisa bersama terus dan tambah kompak
39) Perasaannya biasa saja
40) Pelajarannya jangan sulit-sulit
R11
a. Punya
b. 6
36) Karena aku ingin punya sahabat dekat yang baik
37) Yang paling disukai pada saat belajar bersama, bermain, bercerita, dan
jalan-jalan
38) Semoga bisa tetap bersama meskipun sudah lulus nanti
39) Perasaannya menyenangkan, tetapi kadang-kadang pelajarannya susah
40) Semoga pelajarannya tambah menyenangkan
R12
a. Iya
b. 4
36) Karena saya ingin mempunyai teman dekat dan karena teman-teman
saya
baik dan ramah
37) Bermain, karena seru dan menyenangkan
38) Semoga semakin kompak dan tetap berteman baik
39) Kadang enak, kadang pelajarannya membosankan
40) Pelajarannya diselingi video seperti Pak Andre dulu
R13
a. Punya
b. 6
36) Karena orang-orangnya menyenangkan
37) Saat mengerjakan tugas bersama, saat bermain bersama
38) Semoga nanti dapat meraih cita-citanya
39) Sedih karena pelajarannya susah
40) Pelajarannya jangan susah-susah
R14
a. Punya
b. 6
36) Karena teman-temannya menyenangkan dan saya ingin lebih dekat
dengan mereka
37) Pada saat belajar kelompok dan bermain karena menyenangkan
38) Semoga tetap menjadi teman yang baik sampai lulus nanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
39) Kadang senang kadang tidak
40) Semoga pelajaran agamannya menjadi lebih mudah
R15
a. Punya
b. 6
36) Karena orang-orangnya baik dan sudah berteman sejak lama
37) Kegiatan yang disukai pada saat olahraga bersama dan mengerjakan
tugas
bersama-sama
38) Semoga saya dan teman-teman bisa saling mendukung satu sama lain
39) Perasaannya senang, Karena saya suka pelajaran agama
40) Pelajarannya lebih menyenangkan lagi
R16
a. Punya
b. 4
36) Supaya lebih akrab dengan teman-teman
37) Saat bermain bersama
38) Semoga semakin akrab dan rajin belajar
39) Biasa saja
40) Pelajarannya menjadi lebih mudah
R17
a. Iya, saya punya
b. 4
36) Ingin berkelompok dengan teman-teman
37) Saat saling bercerita
38) Harapannya semoga semakin kompak
39) Membosankan
40) Semoga pelajarannya lebih menarik lagi
R18
a. Punya
b. 8
36) Karena orang-orangnya baik dan menyenangkan
37) Saat belajar bersama dan saling curhat atau bercerita
38) Semoga saya dan teman-teman semakin kompak dan tidak bertengkar
lagi
39) Perasaannya cukup senang
40) Semoga pelajarannya semakin gampang
R19
a. Punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
b. 5
36) Karena sudah berteman dari dulu dan baik orangnya
37) Saat bermain bersama, belajar bersama
38) Harapannya semoga semakin akrab lagi
39) Biasa saja, karena kadang enak kadang membosankan
40) Semoga pelajarannya enak terus dan mendapat nilai yang baik
R20
a. Ya, punya
b. 4
36) Karena Saya ingin punya teman dekat
37) Kegiatan yang paling disukai pada saat olahraga bareng, main bareng,
main sepak bola karena menyenangkan
38) Semoga nanti dapat sukses bareng
39) Biasa saja karena kadang-kadang membosankan
40) Pelajarannya tidak membosankan lagi
R21
a. Punya
b. 5
36) Karena orang-orangnya baik dan menyenangkan
37) Mengerjakan tugas bersama, ke gereja bersama, bermain bersama
karena
Menyenangkan
38) Semoga bisa terus bersama meskipun sudah lulus
39) Biasa saja
40) Semoga pelajaran agama semakin menyenangkan
R22
a. Punya
b. 6
36) Karena orangnya baik-baik
37) Saat les menari bersama, bermain bersama
38) Semoga bisa tetap baik dan bersahabat
39) Kurang bersemangat karena bosan
40) Pelajaran agama semakin mudah
R23
a. Punya
b. 4
36) Karena saya dan teman-teman saya memiliki kegemaran yang sama
37) Pada saat saling bercerita dengan teman-teman
38) Semoga bisa tetap berteman baik
39) Kadang senang kadang tidak karena kadang susah dan membuat bosan
40) Pelajarannya tambah menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
R24
a. Punya
b. 5
36) Karena saya dan teman-teman punya hobi yang sama
37) Saat bermain bersama dan jalan-jalan
38) Semoga tetap menjadi teman baik
39) Biasa saja
40) Semoga pelajarannya tambah mudah
R25
a. Iya punya
b. 8
36) Karena aku ingin punya teman dekat
37) Waktu olahraga dan bermain bersama
38) Semoga nanti bisa sukses bersama-sama
39) Biasa saja karena kadang pelajarannya terasa membosankan
40) Semoga pelajarannya tambah menarik
R26
a. Punya
b. 7
36) Karena orangnya baik-baik dan kita sering bersama
37) Pada saat bercerita, bermain, dan membuat tugas bersama-sama
38) Semoga saya dan teman-teman bisa tetap bersama
39) Kadang enak kadang tidak
40) Pelajarannya lebih mudah dipahami
R27
a. Ya, punya
b. 4
36) Alasannya karena teman-teman saya menyenangkan semua dan baik
juga lucu
37) Saat berkumpul dan bermain bersama karena menyenangkan
38) Harapannya semoga teman-teman tetap baik dan menyenangkan dan
bisa terus bersama
39) biasa saja, karena kadang membosankan
40) semoga pelajarannya semakin menyenangkan
R28
a. Punya
b. 9
36) Karena saya ingin lebih dekat dengan teman-teman saya
37) Pada saat berkumpul dan bercerita bersama serta saat belajar bersama
38) Semoga bisa terus berteman baik sampai nanti
39) Biasa saja, karena kadang pelajarannya susah tapi kadang juga mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
40) Semoga pelajarannya lebih menyenangkan
R29
a. Punya
b. 5
36) Karena orang-orangnya baik dan menyenangkan
37) Waktu bermain bersama, karena menyenangkan
38) Semoga bisa semakin berteman baik
39) Kadang enak kadang tidak
40) Semoga pelajarannya menyenangkan
R30
a. Punya
b. 4
36) Karena saya ingin lebih dekat dengan teman-teman baik saya
37) Pada waktu bercerita, bermain, dan mengerjakan tugas bersama
38) Semoga bisa tetap bersama dan dekat sampai nanti
39) Kadang menyenangkan kadang tidak, tetapi lebih banyak
menyenangkan
40) Semoga pelajarannya makin mudah
R31
a. Punya
b. 5
36) Karena teman-teman saya baik dan menyenangkan
37) Kegiatan yang disukai pada saat belajar bersama dan bermain bersama
38) Saya dan teman-teman saya bisa terus bersahabat dan bersama terus
39) Kadang menyenangkan kadang tidak
40) Pelajarannya lebih mudah
R32
a. Punya
b. 2
36) Karena aku ingin punya teman-teman yang akrab
37) Kegiatan yang paling dsukai adalah saat bermain dan jalan-jalan
bersama
38) Semoga tetap jadi teman baik
39) biasa saja
40) Semoga pelajarannya lebih menyenangkan dan tidak membosankan
R33
a. Punya
b. 4
36) Karena saya ingin punya banyak teman dekat
37) Pada saat bermain dan membuat tugas bersama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
38) Semoga bisa tetap dekat
39) biasa saja
40) Semoga pelajarannya jadi mudah
R34
a. Punya
b. 4
36) Karena saya dan teman-teman saya punya kegemaran yang sama
37) Bermain, mengerjakan tugas bersama, jalan-jalan karena
menyenangkan
38) Semoga tetap kompak dan tidak sering bertengkar
39) Biasa saja, kadang mudah kadang sussah
40) Pelajaran agamannya semakin mudah
R35
a. Punya
b. 5
36) Supaya saya bisa punya teman-teman dekat dan kita sering bermain
bersama
37) Saat bermain bersama teman-teman
38) Semoga bisa tetap dekat sampai besar nanti
39) perasaannya cukup senang, karena pelajarannya menyenangkan
40) Semoga pelajarannya semakin menyenangkan
R36
a. Punya
b. 3
36) karena teman-temannya asyik dan menyenangkan
37) Saat bercerita, bermain, dan belajar bersama
38) Semoga tetap menjadi teman yang baik
39) kadang senang kadang tidak
40) pelajarannya tambah mudah
R37
a. punya
b. 4
36) karena saya dan teman-teman punya hobby ang sama
37) Saat bermain dan belajar bersama
38) semoga tetap menjadi sahabat yang baik dan menyenangkan
39) kadang senang kadang tidak
40) pelajarannya semakin menyenangkan
R38
a. punya
b. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
36) Karena saya ingin punya teman dekat yang baik
37) Kegiatan yang paling disukai pada saat berceritabersama, belajar
bersama,
mengerjakan tugas bersama, bermain bersama
38) Semoga bisa menjadi teman dan sahabat yang lebih baik lagi dan tetap
kompak
39) Cukup menyenangkan, karena kadang-kadang gurunya lucu
40) Pelajarannya semakin menyenangkan lagi
R39
a. punya
b. 4
36) Karena teman saya baik-baik semua
37) pada saat bermain dan olahraga bersama
38) semoga bisa tetap bersama-sama terus sampai jadi kakek-kakek
39) biasa saja
40) harapannya semoga pelajarannya lebih menyenangkan lagi
R40
a. punya
b. 4
36) Karena saya ingin punya teman dekat untuk bisa saling berbagi
37) Kegiatan ang paling disukai saat bercerita, jalan-jalan bersama,
membuat
tugas bersama-sama
38) Semoga saya dan teman-teman saya semakin dekat dan tidak mudah
bertengkar lagi dan bisa tetap bersama-sama
39) Kadang menyenangkan kadang biasa saja karena pelajarannya kadang
susah
40) Semoga pelajarannya lebih menarik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
Lampiran 7: Tabel 2, Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 1
Kuesioner I: Hasil Gambaran Kelompok
Teman Sebaya
N = 40
No Pernyataan Jawaban Skor Nilai Jawab
an 4 3 2 1
1 Saya membutuhkan teman
sebaya agar lebih percaya diri
Sangat
Setuju
18
45%
22
55%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
2 Dengan mempunyai teman
sebaya, saya merasa diakui
oleh teman yang lain
Sangat
Setuju
17
42,5
%
23
57,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
3 Saya memiliki teman sebaya
yang hobbynya sama dengan
saya
Sangat
Setuju
34
85%
6
15%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
4 Teman-teman sebaya saya
memiliki usia yang hampir
sama dengan usia saya
Sangat
Setuju
33
82,5
%
7
17,5
%
0%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
5 Saya dan teman sebayaku
memiliki tujuan yang sama
Sangat
Setuju
9
22,5
%
26
65%
5
12,5
%
0%
Sangat
Tidak
Setuju
6 Saya semakin rajin belajar
setelah memiliki teman sebaya
Selalu 10
25%
28
70%
2
5%
0%
Tidak
pernah
7 Wawasan hidup saya semakin
luas setelah memiliki teman
sebaya
Selalu 13
32,5
27
67,5
0%
0%
Tidak
pernah
8 Bakat saya semakin
berkembang setelah memiliki
teman sebaya
Selalu 32
80%
8
20%
0%
0%
Tidak
pernah
9 Saya menjadi anak yang lebih
aktif setelah memiliki teman-
Selalu 31
77,5
9
22,5
0%
0%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
teman terdekat % %
10 Saya lupa waktu kalau sedang
bermain atau berkumpul
dengan teman-teman terdekat
saya
Selalu
0%
11
27,5
27
67,5
%
2
5%
Tidak
pernah
11 Jika saya sedang merasa bosan,
saya akan berkumpul dengan
teman-teman terdekat saya
Selalu 14
35%
26
65%
0%
0%
Tidak
pernah
12 Saya berkumpul dengan
teman-teman terdekatku setiap
hari
Selalu 9
22,5
%
30
75%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
13 Saat berkumpul kami
menghabiskan waktu dengan
bercerita tentang apa saja yang
kami alami
Selalu 12
30%
26
65%
2
5%
0%
Tidak
pernah
14 Saya mendengarkan dengan
serius saat teman yang lain
sedang bercerita
Selalu 4
10%
26
65%
10
25%
0%
Tidak
pernah
15 Saya merasa nyaman saat
berkumpul dengan teman-
teman terdekatku
Selalu 35
87,5
%
5
12,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
16 Saya berani mengungkapkan
semua yang saya rasakan
kepada teman-teman
terdekatku
Selalu 16
40%
22
55%
2
5%
0%
Tidak
pernah
17 Saya merasa diterima dan
diakui oleh teman-teman
terdekatku
Selalu 18
45%
22
55%
0%
0%
Tidak
pernah
18 Saya merasa bangga menjadi
bagian dari kelompok teman-
teman terdekatku
Selalu 31
77,5
%
9
22,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
19 Saya semakin merasa percaya
diri saat bersama dengan
Selalu 20 20 Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
teman-teman terdekatku 50% 50% 0% 0%
20 Kami saling berbagi
pengetahuan saat berkumpul
bersama
Selalu 9
22,5
%
31
77,5
%
0%
0%
Tidak
pernah
21 Saya lebih semangat belajar
bersama teman-teman
terdekatku daripada belajar
sendiri
Selalu 17
42,5
%
19
47,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
22 Saat bersama dengan teman-
teman terdekat, saya berani
menunjukkan bakat-bakat yang
saya miliki
Selalu 13
32,5
%
26
65%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
Lampiran 8: Tabel 3, Rekap Hasil Prosentase Kuesioner 2
Kuesioner 2: Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas IX
SMP Kanisius Bambanglipuro
N = 40
No Pernyataan Jawaban Jumlah Jawab
an Prosentase
23 Saya mengulang pelajaran
sekolah di rumah dengan
kemauan sendiri
Selalu
0%
9
22,5
%
31
77,5
%
0%
Tidak
pernah
24 Saya rajin belajar karena
orang tua mengharuskan saya
mendapatkan nilai yang baik
Selalu 9
22,5
%
27
67,5
%
4
10%
0%
Tidak
pernah
25 Saya bercerita dengan teman
saat pelajaran agama
berlangsung
Selalu
0%
4
10%
32
80%
4
10%
Tidak
pernah
26 Saya rajin mengerjakan tugas
dari sekolah
Selalu 8
20%
31
77,5
%
1
2,5%
0%
Tidak
pernah
27 Saya belajar mandiri di rumah
dengan kesadaran saya tanpa
disuruh orang lain
Selalu 3
7,5%
21
52,5
%
16
40%
0%
Tidak
pernah
28 Saya mencari sumber
pengetahuan yang lain karena
ingin menambah pengetahuan
saya
Selalu 2
5%
22
55%
16
40%
0%
Tidak
pernah
29 Saya mencatat materi yang Selalu 17 22 1 Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
diberikan guru pada saat
mengikuti pelajaran karena
saya tahu itu penting
42,5
%
55% 2,5% 0% pernah
30 Cara guru Agamaku mengajar
menarik dan menyenangkan
Selalu 1
2,5%
15
37,5
%
24
60%
0%
Tidak
pernah
31 Saya senang berjumpa dengan
guru Agamaku
Selalu 3
7,5%
32
80%
5
12,5
%
0%
Tidak
pernah
32 Saya mudah memahami
pelajaran Agama yang
dijelaskan oleh guru
Selalu
0%
30
75%
10
25%
0%
Tidak
pernah
33 Suasana kelas riuh saat
pelajaran Agama berlangsung
Selalu
0%
2
5%
36
90%
2
5%
Tidak
pernah
34 Materi pelajaran Agama sulit
untuk dipahami
Selalu
0%
8
20%
32
80%
0%
Tidak
pernah
35 Terlalu banyak tugas yang
diberikan oleh guru Agama
membuat saya malas belajar
Agama
Selalu
0%
13
32,5
%
22
55%
5
12,5
%
Tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
Lampiran 9: Contoh Jawaban Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
Lampiran 10: Susunan Kegiatan Rekoleksi
Susunan Kegiatan Rekoleksi
No Waktu Acara Petugas
Sabtu
1. 16.00-16.30 Snack
3. 16.30-17.30 - Salam dan Pengantar
- Doa Pembuka
Pendamping
- Perkenalan Tim Pendamping
- Energizer
Pendamping
4. 17.30-19.00 - Sesi I: Aku, Kamu dan Kita Adalah
Citra Allah
- Sharing
- Tanya/Jawab
- Ice Breaking: Play MP3
Pendamping
5. 19.00-19.30 Makan Malam Petugas
6. 19.30-21.30 -Sesi II: Menemukan Allah Dalam Diri
Orang Lain
- Video “Teamwork”
- Curhat
- Ice breaking: People to people
Pendamping
7. 21.30-22.00 Doa Penutup Pendamping
Minggu
1. 05.30-06.00 Doa Pagi dan senam pagi Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
2. 06.00-06.30 Makan pagi
06.30-08.30
Outbond:
- Si buta, bisu, tuli
- Lilin berjalan
- Atom bom
- Spider web
Pendamping
2. 08.30-09.00 MCK Petugas
3. 09.00-10.30 -Sesi III: Menjadi Pribadi Yang
Menjungjung Tinggi Martabat Manusia
- Ice breaking: True false
Pendamping
4. 10.30-11.00 Snack
5. 11.00-12.30 -Sesi IV: Bersama Sahabat Mewarnai
Dunia Dengan Cinta
Games: Membuat menara impian
Pendamping
6. 12.30-13.00 Penutup Pendamping
7. 13.00-13.30 Makan Siang Petugas
8. 13.30 Berkemas Pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
Lampiran 11: Bahan Rekoleksi
1. Kitab Suci (Kej 1:26-28)
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi."
2. Kitab Suci (Luk 9: 1-10)
Yesus mengutus kedua belas murid
9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga
dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit.
9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk
menyembuhkan orang,
9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan,
jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
9:4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ
sampai kamu berangkat dari situ.
9:5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota
mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap
mereka."
9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil
memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
Herodes dan Yesus
9:7 Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun
merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah
bangkit dari antara orang mati.
9:8 Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada
pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
9:9 Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa
gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia
berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
Yesus memberi makan lima ribu orang
9:10 Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang
telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke
sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama
Dia.
3. Mat 25: 31-46
Penghakiman terakhir
25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan
memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit,
kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan,
atau haus dan kami memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami
memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau
pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu tidak memberi Aku minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika
Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan
dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah
kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau
telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal.
4. Video “Kisah Anja dan Hope”
Dalam video dikisahkan seorang perempuan bernama Anja menyelamatkan
seorang anak di Afrika. Anak tersebut dibuang oleh keluarganya karena
dianggap sebagai pembawa petaka. Namun Anja dengan sepenuh hati
merawat anak itu hingga tumbuh menjadi anak yang sehat.
5. Games “MP3 player”
Games ini dimainkan dalam kelompok besar, peserta membentuk lingkaran,
merapat, memegang pundak teman yang didepan, memilih lagu dan gerakan
yang diketahui secara bersama.
Dalam permainan ini ada 3 peraturan;
• Play: saat pendamping mengatakan play maka seluruh peserta mulai
menyanyi dan menari
• Pause: saat pendamping mengatakan pause maka peserta berhenti tanpa
gerakan apapun.
• Replay: saat pendamping mengatakan replay maka seluruh peserta
mengulang lagu dan gerakannya dari awal dan mengubah arah putaran
gerakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI