Upload
winni-febriari
View
7
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisa Data Sel-Sel Spermatogenik
5.1.1 Analisa Deskriptif Hasil Penelitian
Data jumlah rerata sel spermatogenik dari kelompok kontrol, kelompok
perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 terlihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1Jumlah Rerata Sel Spermatogenik Pre-Test Post-Test dari
Kelompok Kontrol, Pelakuan 1 dan Perlakuan 2
Sel Spermatogenik Kelompok KontrolKelompok
Perlakuan 1Kelompok
Perlakuan 2Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Spermatogonium A 39,56 30,43 39,14 37,89 39,06 41,39Spermatosit Pakiten 45,84 35,25 46,69 41,29 44,85 44,39Spermatid 7 106,10 47,10 102,93 84,34 104,91 99,90Spematid 16 107,86 52,49 108,89 85,31 105,49 98,10
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok kontrol
mengalami penurunan jumlah sel-sel spermatogenik, sedangkan pada kelompok
perlakuan 1 dan 2 terjadi peningkatan jumlah sel-sel spermatogenik.
5.1.2 Uji Normalitas Data
Dari hasil uji data dengan uji Shapiro-Wilk didapatkan data terdistribusi normal (p>0,05) baik pada data kelompok pre-test kontrol, pre-test perlakuan 1, pre-test perlakuan 2 maupun pada data kelompok post-test kontrol, post-test perlakuan 1 dan post-test perlakuan 2. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3
Tabel 5.2
50
2Normalitas Data Sel Spermatogenik Pre-Test Kelompok Kontrol, Perlakuan 1 dan Perlakuan 2 dengan Uji Shapiro-Wilk
Sel-sel Spermatogenik Kelompok Statistik df Sig
Spermatogonium A
Pre-test kontrol 0,925 8 0,471Pre-test perlakuan 1 0,834 8 0,066Pre-test perlakuan 2 0,900 8 0,289
Spermatosit Pakiten
Pre-test kontrol 0,858 8 0,115Pre-test perlakuan 1 0,861 8 0,122Pre-test perlakuan 2 0,973 8 0,923
Spermatid 7Pre-test kontrol 0,946 8 0,673
Pre-test perlakuan 1 0,942 8 0,627Pre-test perlakuan 2 0,939 8 0,602
Spermatid 16Pre-test kontrol 0,934 8 0,557
Pre-test perlakuan 1 0,974 8 0,927Pre-test perlakuan 2 0,957 8 0,779
Tabel 5.3Normalitas Data Sel Spermatogenik Post-test Kelompok Kontrol, Perlakuan
1 dan Perlakuan 2 dengan Uji Shapiro-Wilk
Sel-sel Spermatogenik Kelompok Statistik df Sig
Spermatogonium A
Post-test kontrol 0,947 8 0,677Post-test perlakuan 1 0,937 8 0,583Post-test perlakuan 2 0,928 8 0,496
Spermatosit Pakiten
Post-test kontrol 0,916 8 0,401Post-test perlakuan 1 0,882 8 0,196Post-test perlakuan 2 0,906 8 0,326
Spermatid 7Post-test kontrol 0,943 8 0,638
Post-test perlakuan 1 0,947 8 0,676Post-test perlakuan 2 0,895 8 0,259
Spermatid 16Post-test kontrol 0,951 8 0,725
Post-test perlakuan 1 0,907 8 0,332Post-test perlakuan 2 0,935 8 0,564
5.1.3 Uji Homogenitas Data
3Data Spermatogonium A, Spermatosit Pakiten, Spermatid 7 dan Spermatid
16 diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene Test. Hasilnya
menunjukkan data homogen (p>0,05), terlihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4Homogenitas Data Sel Spermatogenik Pre-Test dan Post-Test Kelompok
Kontrol, Perlakuan 1 dan Perlakuan 2 dengan Uji Levene Test
Sel-sel Spermatogenik Kelompok Statistik Sig
Spermatogonium A
Pre-test 0,156 0,857Post-test 2,599 0,098
Spermatosit Pakiten
Pre-test 2,515 0105Post-test 2,323 0,123
Spermatid 7 Pre-test0,796 0,464
Post-test 4,339 0,066
Spermatid 16 Pre-test0,754 0,483
Post-test 6,742 0,055
5.1.4 Uji Komparabilitas
5.1.4.1 Uji Komparabilitas Pre-Test antar Kelompok Penelitian
Uji komparabilitas bertujuan membandingkan rerata jumlah
Spermatogonium A, Spermatosit Pakiten, Spermatid 7 dan Spermatid 16 antar
kelompok pre-test. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data
berdistribusi normal dan homogen, maka analisis komparatif yang digunakan
adalah uji parametrik yaitu One Way Anova. Hasil analisis kemaknaan dengan uji
One Way Anova disajikan pada Tabel 5.5 sampai Tabel 5.8.
4Tabel 5.5Rerata Jumlah Spermatogonium A antar Kelompok Pre-Test
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatogonium ASB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
39,53
39,14
39,06
2,05
1,75
1,85
0,139 0,871
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji One Way Anova dari data rerata jumlah
Spermatogonium A antar kelompok pre-test menunjukkan p>0,05 (p=0,087) yang
berarti tidak adanya perbedaan secara bermakna rerata Spermatogonium A pre-
test antar kelompok penelitian.
Tabel 5.6Rerata Jumlah Spermatosit Pakiten antar Kelompok Pre-Test
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatosit PakitenSB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
45,84
46,69
44,85
2,70
2,68
1,10
1,291 0,296
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji One Way Anova dari data rerata jumlah
Spermatosit Pakiten antar kelompok pre-test menunjukkan p>0,05 (p=0,296) yang
berarti tidak adanya perbedaan secara bermakna rerata Spermatosit Pakiten pre-
test antar kelompok penelitian.
5Tabel 5.7Rerata Jumlah Spermatid 7 antar Kelompok Pre-Test
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatid 7SB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
106,10
102,93
104,91
8,26
5,45
7,37
0,406 0,672
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji One Way Anova dari data rerata jumlah
Spermatid 7 antar kelompok pre-test menunjukkan p>0,05 (p=0,672) yang berarti
tidak adanya perbedaan secara bermakna rerata Spermatid 7 pre-test antar
kelompok penelitian.
Tabel 5.8Rerata Jumlah Spermatid 16 antar Kelompok Pre-Test
Kelompok Subjek nRerata Jumlah Spermatid 16
SB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
107,86
108,89
105,49
8,76
6,02
9,11
0,373 0,693
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji One Way Anova dari data rerata jumlah
Spermatid 16 antar kelompok pre-test menunjukkan p>0,05 (p=0,693) yang
berarti tidak adanya perbedaan secara bermakna rerata Spermatid 16 pre-test antar
kelompok penelitian.
65.1.4.2 Uji Komparabilitas Post-Test antar Kelompok Penelitian (Analisis Efek
Perlakuan)
Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata jumlah Spermatogonium
A, Spermatosit Pakiten, Spermatid 7 dan Sprematid 16 antar kelompok sesudah
diberi perlakuan beta karoten dan pelatihan fisik berlebih. Hasil analisis
kemaknaan Spermatogonium A dengan uji One Way Anova dapat dilihat pada
Tabel 5.9.
Tabel 5.9Uji One Way Anova Rerata Jumlah Spermatogonium A Post-Test
Antar Kelompok Penelitian
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatogonium ASB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
30,43
37,89
41,39
2,79
1,41
3,77
31,384 0,000
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai
F = 31,384 dan nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa perbedaan rerata jumlah
Spermatogonium A post-test antar ketiga kelompok sangat bermakna (p
7Tabel 5.10Analisis Komparasi Spermatogonium A Sesudah Perlakuan antar
Kelompok Penelitian
Kelompok Beda Rerata p Interpretasi
Kontrol dan Perlakuan 1 -7,46 0,000 Berbeda
Berbeda
Berbeda
Kontrol dan Perlakuan 2 -10,96 0,000
Perlakuan 1 dan Perlakuan 2 -3,50 0,000
Hasil uji lanjutan di atas menunjukan sebagai berikut.
1. Rerata Spermatogonium A kelompok kontrol sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 1, dan rerata kelompok perlakuan 1 lebih
besar daripada rerata kelompok kontrol.
2. Rerata Spermatogonium A kelompok kontrol sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih
besar daripada rerata kelompok kontrol.
3. Rerata Spermatogonium A kelompok perlakuan 1 sangat berbeda
bermakna dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2
lebih besar daripada rerata kelompok perlakuan 1.
8Analisis rerata jumlah Spermatosit Pakiten post-test antar kelompok
penelitian sesudah diberikan perlakuan beta karoten dan pelatihan fisik berlebih.
Hasil kemaknaan dengan uji One Way Anova dapat dilihat pada Tabel 5.11
Tabel 5.11Uji One Way Anova Rerata Jumlah Spermatosit Pakiten Post-Test
Antar Kelompok Penelitian
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatosit PakitenSB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
35,25
41,29
44,39
3,83
1,31
2,74
21,678 0,000
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F =
21,678 dan nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa rerata jumlah Spermatosit
Pakiten post-test antar ketiga kelompok sangat berbeda bermakna (p
9Berbeda
Berbeda
Kontrol dan Perlakuan 2 -9,14 0,000
Perlakuan 1 dan Perlakuan 2 -3,10 0,000
Hasil uji lanjutan di atas menunjukan sebagai berikut.
1. Rerata Spermatosit Pakiten kelompok kontrol sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 1, dan rerata kelompok perlakuan 1 lebih
besar daripada rerata kelompok kontrol.
2. Rerata Spermatosit Pakiten kelompok kontrol sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih
besar daripada rerata kelompok kontrol.
3. Rerata Spermatosit Pakiten kelompok perlakuan 1 sangat berbeda
bermakna dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2
lebih besar daripada rerata kelompok perlakuan 1.
Analisis rerata jumlah Spermatid 7 post-test antar kelompok penelitian
sesudah diberikan perlakuan beta karoten dan pelatihan fisik berlebih. Hasil
kemaknaan dengan uji One Way Anova dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13Uji One Way Anova Rerata Jumlah Spermatid 7 Post-Test
Antar Kelompok Penelitian
10
Kelompok Subjek nRerata Jumlah
Spermatid 7SB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
47,10
84,34
99,90
2,65
4,46
6,58
251,632 0,000
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F =
251,632 dan nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa rerata jumlah Spermatid 7
post-test antar ketiga kelompok sangat berbeda bermakna (p
11
1. Rerata Spermatid 7 kelompok kontrol sangat berbeda bermakna dengan
kelompok perlakuan 1, dan rerata kelompok perlakuan 1 lebih besar
daripada rerata kelompok kontrol.
2. Rerata Spermatid 7 kelompok kontrol sangat berbeda bermakna dengan
kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih besar
daripada rerata kelompok kontrol.
3. Rerata Spermatid 7 kelompok perlakuan 1 sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih
besar daripada rerata kelompok perlakuan 1.
Analisis rerata jumlah Spermatid 16 post-test antar kelompok penelitian
sesudah diberikan perlakuan beta karoten dan pelatihan fisik berlebih. Hasil
kemaknaan dengan uji One Way Anova dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15Uji One Way Anova Rerata Jumlah Spermatid 16 Post-Test
Antar Kelompok Penelitian
Kelompok Subjek nRerata Jumlah Spermatid 16
SB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
52,49
85,31
98,10
7,53
2,59
8,31
100,294 0,000
12
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F =
100,294 dan nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa rerata jumlah Spermatid 16
post-test antar ketiga kelompok sangat berbeda bermakna (p
13
2. Rerata Spermatid 16 kelompok kontrol sangat berbeda bermakna dengan
kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih besar
daripada rerata kelompok kontrol.
3. Rerata Spermatid 16 kelompok perlakuan 1 sangat berbeda bermakna
dengan kelompok perlakuan 2 dan rerata kelompok perlakuan 2 lebih
besar daripada rerata kelompok perlakuan 1.
5.1.4.3 Uji Paired T-Test Kelompok Penelitian
5.1.4.3.1 Kelompok Kontrol
Uji Paired T-test dilakukan untuk mengetahui rata-rata antara kelompok
pre-test dengan post-test. Hasil uji Paired T-test dari data sel spermatogenik pre-
test post-test kelompok kontrol sangat berbeda bermakna (p
14
sel Spermatosit Pakiten dan Spermatid 16 sangat berbeda bermakna (p0,05) yang ditunjukkan
pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19Uji Paired T-Test Pre-Test dan Post-Test Kelompok Perlakuan 2
Pair Pre-testPost-test Perlakuan
Perbedaan t df SigMean Standar DeviasiSpermatogonium A -2,33 3,73 -1,766 7 0,121
Spermatosit Pakiten 0,46 2,66 0,493 7 0,637
Spermatid 7 5,01 5,82 2,437 7 0,054
Spermatid 16 7,39 16,71 1,250 7 0,251
5.2 Analisa Data Tubulus Seminiferus
15
5.2.1 Pengujian Kenormalan Data Tubulus Seminiferus
Data pre-test post-test kualitas tubulus seminiferus kelompok kontrol,
perlakuan 1 dan perlakuan 2 ditunjukkan pada Tabel 5.20
Tabel 5.20Presentasi Kualitas Tubulus Seminiferus Normal Pre-test Post-test Kelompok
Kontrol, Perlakuan 1 dan Perlakuan 2
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan 1 Kelompok Perlakuan 2Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test
KualitasTubulus
99,19 20,91 99,00 69,18 99,35 92,79
Hasil uji normalitas berdasarkan uji Shapiro-Wilk dari data presentase
kualitas tubulus pre-test kelompok kontrol, pre-test kelompok perlakuan 1, pre-
test kelompok perlakuan 2 menunjukkan data tidak berdistribusi normal (p
16
Hasil uji normalitas berdasarkan uji Shapiro-Wilk dari data kualitas tubulus
seminiferus post-test kelompok penelitian dapat dilhat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22Normalitas Data Kualitas Tubulus Seminiferus Post-Test Kelompok
Penelitian dengan Uji Shapiro-Wilk
Kualitas Tubulus
Seminiferus (post-test)
Kelompok Statistik df SigKontrol 0,931 8 0,523
Perlakuan 1 0,947 8 0,677Perlakuan 2 0,937 8 0,579
Hasil uji normalitas berdasarkan uji Shapiro-Wilk dari data beda
presentase kualitas tubulus seminiferus pre-test post-test kelompok penelitian
dapat dilhat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23Normalitas Data BedaPresentase Kualitas Tubulus Seminiferus Pre-test
Post-Test Kelompok Penelitian dengan Uji Shapiro-Wilk
Kualitas Tubulus
Seminiferus (beda/selisih)
Kelompok Statistik df SigKontrol 0,982 8 0,972
Perlakuan 1 0,988 8 0,990Perlakuan 2 0,948 8 0,695
5.2.2 Pengujian Homogenitas Data Tubulus Seminiferus
17
Berdasarkan uji Levene test, maka data kualitas tubulus seminiferus
menyebar secara homogen (p>0,05). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24Homogenitas Data Kualitas Tubulus Seminiferus dengan Uji Levene Test
Kelompok Statistik SigKualitas Tubulus
SeminiferusPre-test 0,699 0,508
Post-test 1,792 0,191Beda(selisih) 0,757 0,482
5.2.3 Pengujian Komparatibilitas Data Tubulus Seminiferus
Analisis efek perlakuan diuji beda presentase kualitas tubulus seminiferus
(pre-test post-test) antar kelompok penelitian. Hasil analisis kemaknaan kualitas
tubulus seminiferus dengan uji One Way Anova dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.25Uji One Way Anova Beda Presentase Kualitas Tubulus Seminiferus Post-Test
Antar Kelompok Penelitian
Kelompok Subjek nBeda Presentase Kualitas Tubulus
SeminiferusSB F p
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
8
8
8
78,28
29,83
6,56
4,81
3,56
5,35
498,60 0,000
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai
F = 498,60 dan nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa beda rerata presentase
18
kualitas tubulus seminiferus t antar ketiga kelompok sangat berbeda bermakna
(p
19
Hasil uji Wilxocon menunjukkan bahwa pre-test post-test kelompok
perlakuan 1 berbeda secara bermakna (p0,05).
20