249
1 UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KATA-HUBUNG (LINK WORD METHOD ) ( PTK Di SMP Kasih Ananda Kelapa Gading Jakarta Utara ) TESIS Diajukan Kepada Universitas Islam Jakarta ( UIJ ) untuk memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Konsentrasi Menajemen Pendidikan Islam M.Pd.I Oleh : Anik Retnowati, S.Pd NIM : 5109037 NIRM:009.01.12.1957 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM JAKARA 1432 H / 2011M

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

1

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPS MELALUI METODE KATA-HUBUNG

(LINK WORD METHOD ) ( PTK Di SMP Kasih Ananda Kelapa Gading Jakarta Utara )

TESIS

Diajukan Kepada Universitas Islam Jakarta ( UIJ ) untuk memenuhi Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Konsentrasi Menajemen Pendidikan Islam M.Pd.I

Oleh :

Anik Retnowati, S.Pd NIM : 5109037

NIRM:009.01.12.1957

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM JAKARA

1432 H / 2011M

Page 2: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi

penghuni di permukaan bumi ini senantiasa berhadapan dengan dimensi waktu,

ruang dan berbagai bentuk kebutuhan serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam

skala individual maupun skala berkelompok. Di era masyarakat global manusia

senantiasa mengalami perubahan besar setiap saat dan setiap waktu untuk itulah di

perlukan disiplin ilmu yang mampu menjawab tantangan masyarakat yang selalu

berubah dan berkembang terus menerus.

Berkenaan dengan sebagian dari hakekat manusia tersebut dan kemudian

di hadapkan dengan berbagai disiplin ilmu sosial, maka terdapat relasi, relevansi,

dan fungsi yang cukup signifikan apabila dimensi ruang (permukaan bumi)

dengan segala fenomenanya sangat relevan menjadi kajian obyek (bahan) kajian

geografi. Sedangkan demensi manusia baik dalam skala individual ataupun skala

kelompok (masyarakat dan satuan sosial lainnya) sangat relevan menjadi bahan

kajian/telaah disiplin sosiologi dan spikologi sosial. Kemudian dimensi waktu dan

peristiwa-peristiwa yang di alami manusia dari waktu ke waktu sangat relevan

menjadi obyek kajian bagi disiplin ilmu sejarah, sedangkan dimensi kebutuhan

yang senantiasa memiliki karakteristik/sifat keterbatasan ekonomi sangat tepat

menjadi obyek kajian bagi disiplin ilmu ekonomi.

Pengetahuan sosial sebagai suatu mata pelajaran menjadi wahana dan alat

bagi siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain : Siapa dirinya di

Page 3: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

3

tengah atau di hadapan orang lain dan masyarakat? Masyarakat apakah yang saya

miliki? Persyaratan-persyaratan apakah yang diperlukan diri saya untuk menjadi

anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa? Apakah artinya menjadi

masyarakat bangsa dan dunia? Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat

berubah dari waktu ke waktu yang berikutnya?

Pertanyaan di atas perlu dijawab oleh setiap orang terutama generasi muda

dan jawabannya telah disediakan dalam Pengetahuan Sosial secara sistematis dan

komprehensif. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi

keberhasilan transisi dan kehidupan kanak-kanak menuju kehidupan dewasa dan

dalam rangka membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan prinsip dan

semangat kebangsaan. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi Negara Indonesia perlu

ditularkan secara terus menerus untuk pemahaman yang mendalam tentang

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peserta didik dituntut untuk memahami seperangkat fakta, peristiwa,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia

untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya

berdasarkan pada pengalaman masa lalunya yang dapat dimaknai untuk masa kini,

dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Maka tujuan dari pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah agar peserta

didik mampu mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, keekonomian,

kesejahteraan dan kewarganegaraan. Mengembangkan kemampuan berfikir

Page 4: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

4

pemecahan masalah, keterampilan sosial. Membangun komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Meningkatkan kemampuan kompetensi dan

bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun

slaka international.

Fakta, peristiwa dan generalisasi yang terdapat dalam Pengetahuan Sosial

berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dan

kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan

masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.

Peserta didik dituntut untuk mengetahui tentang fakta, peristiwa konsep

dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku manusia baik skala individual

ataupun skala kelompok maka untuk memenuhi tuntutan tersebut aktivitas

menghafal sangat diperlukan untuk ketercapaian intelektual sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Sebab tanpa menghafal peserta didik tidak akan mungkin

dapat memahami peristiwa, konsep generalisasi perilaku manusia baik secara

individual ataupun secara kelompok.

Beberapa sumber akademik maupun sumber-sumber populer telah sepakat

bahwa kemampuan dalam mengingat merupakan hal yang mendasar dalam

efektifitas intelektual. Menghafal dan mengingat merupakan aktifitas aktif yang

cukup menantang. Aktivitas menghafal sebenarnya selalu muncul sepanjang hidup

kita di saat lahir dunia artefak dan kejadian-kejadian yang baru telah tersaji di

hadapan kita. Kita bertugas untuk memisah-misahkannya dan mengingat elemen-

elemen yang sudah lebih dulu di berikan nama oleh orang lain atau yang lahir

Page 5: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

5

sebelum kita. Kita dituntut untuk mempelajari kata-kata dan menghubungkannya

dengan obyek, kejadian, tingkah laku, dan kualitas yang dihadirkan.

Berdasarkan fakta yang telah tersaji di atas maka menghafal merupakan

aktivitas penting bagi peserta didik, saat mengkaji dimensi ruang (permukaan

bumi) contoh benua, maka peserta didik harus belajar nama-nama Negara, fitur-

fitur geografisnya, kejadian-kejadian penting dalam sejarahnya agar peserta didik

dapat mengambil pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini,

dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Guru memberikan informasi kepada peserta didik tentang obyek-obyek

yang baru sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, dengan harapan agar

peserta didik dapat memaknai dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk

kebutuhan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya baik skala individu

maupun skala kelompok.

Namun pada kenyataannya peserta didik sangat sulit memaknai dimensi-

dimensi waktu, ruang dan peristiwa,di saat guru memberikan informasi tentang

materi yang di ajarkan kepada peserta didik terdapat sedikit siswa yang

mempunyai kemampuan menghafal yang efektif tetapi terdapat sebagian besar

siswa yang mempunyai kemampuan menghafal yang kurang efektif. Yang

mengakibatkan ketercapaian kurikulum pelajaran Pengetahuan Sosial menjadi

rendah.

Guru mencoba membangkitkan ingatan peserta didik tentang informasi

yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan metode menghafal

konvensional, namun peserta didik begitu mudah melupakan informasi yang telah

Page 6: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

6

disampaikan. Peserta didik seakan menganggap informasi yang telah diberikan

guru sebagai hal yang remeh, yang tidak terlalu penting untuk diingat kembali,

terlebih jika peserta didik mempunyai anggapan bahwa pelajaran Pengetahuan

Sosial tidak masuk dalam Ujian Nasional.

Kesulitan dalam mengingat kembali informasi atau materi yang telah

disampaikan guru kepada peserta didik baik ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan

sosial menjadi kendala kemajuan pendidikan terutama Pendidikan Sosial.

sehingga rendahnya mengingat materi yang telah diajarkan dapat mengakibatkan

rendahnya intelektual yang akan menghasilkan peserta didik kurang mampu

dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial

sehingga peserta didik tidak mampu merefleksikannya dalam kehidupan

masyarakat, bangsa dan Negara.

Kesulitan dalam menghafal materi yang telah diberikan guru kepada

peserta didik menjadikan rendahnya prestasi peserta didik, maka sebagai guru

yang professional hendaknya mencermati apa yang terjadi pada peserta didiknya,

dan mencari solusi yang efektif agar peserta didik dapat mencapai standar yang

telah ditetapkan dalam kurikulum.

Penulis mengamati bahwa siswa kelas IX SMP Kasih Ananda yang

berdomisili di Jalan Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta Utara mengalami

kesulitan dalam menghafal atau mengingat kembali materi yang diberikan guru

kepada peserta didik, khususnya pada pelajaran Pengetahuan Sosial yang

mengakibatkan peserta didik sangat sulit memahami fakta, konsep dan

generalisasi tentang sistem sosial, budaya dan ekonomi sehingga peserta didik

Page 7: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

7

tidak mampu untuk mengembangkan sikap kritis dalam situasi sosial yang timbul

dalam masyarakat.

Untuk mengatasi kesulitan belajar atau kesulitan dalam menghafal, guru

Ilmu Pengetahuan Sosial mencoba mengubah cara menghafal konvensional

dengan menghafal menggunakan metode kata-hubung (Link-Word Method). Guru

mengharapkan cara menghafal menggunakan metode kata-hubung (Link-Word

Method) dapat menjadikan proses menghafal menjadi lebih efektif dan

menyenangkan sehingga siswa lebih banyak menyimpan informasi dalam

memorinya.

Metode kata-hubung (Link-Word Method) telah dikembangkan oleh

Sekolah Tinggi Phoenix jurusan Ilmu Sosial di Negara Amerika. Dalam kajian

Atkinson (1975) menyatakan bahwa “metode kata-hubung ( Link-Word Mentod)

sekitar 50 persen lebih efektif dari pada metode hafalan konvensional” namun

dalam kajian-kajian berikutnya, metode kata-hubung (Link-Word Method)

ternyata dua kali lebih efisien bahkan lebih (Presley,1997: Presley, Levin, dan

Miller,1981a,1981b). Beliau menyatakan bahwa yang penting, dalam strategi

kata-hubung, siswa lebih mudah menyimpan informasi. Lebih banyak yang

dihafal, lebih banyak kata-link yang digunakan. Sedangkan penelitian yang cukup

lama dilakukan oleh Mastropieri dan Scruggs (1994) beliau telah berhasil

menyelesaikan perangkat-perangkat kata-hubung pada kurikulum dengan

perhatian pada siswa yang bermasalah dalam belajar.

Menghafal dengan menggunakan metode kata-sambung ( Link-Word

Menthod ) dapat membuat siswa terbiasa menggunakan link sendiri ketika mereka

Page 8: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

8

sedang belajar materi baru, dan siswa dapat membuat asosiasi sendiri dalam

melatih hafalannya. Karena pada metode ini terdapat dua komponen dasar yaitu

pertama menyediakan materi yang sudah dikenal dengan dihubungkan pada link

yang berisi obyek-obyek yang tidak dikenal. Kedua siswa menyediakan asosiasi

dalam membangun makna materi baru. Contoh ketika siswa belajar tentang peta

buta timur tengah, terdapat Negara Israel di dalamnya, maka untuk mempermudah

siswa dalam mengingat Negara Israel maka siswa membangun kata link nya

dengan obyek-obyek yang sering di lihatnya, kita ambil contoh dengan obyek “rel

kereta api” maka Negara Israel siswa mengasosiasikannya dengan kata hubung

“rel kereta api”.

Dengan metode kata-hubung (Link-Word Menthod) siswa diharapkan

dapat menguasai materi dengan lebih cepat dan dapat menyimpannya lebih lama

karena pada umumnya dengan strategi-strategi yang lebih cermat akan

menemukan kemudahan dalam menghafal materi pelajaran.

Bertolak dari pemikiran di atas penulis melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) hal ini di lakukan untuk mengkaji upaya guru dalam maningkatkan

hasil belajar IPS melalui metode kata- hubung ( Link-Word Method ).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba mengidentifikasi

beberapa masalah yang terjadi pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

yang menjadi sebab rendahnya hasil belajar IPS yang berlangsung di SMP Kasih

Ananda :

Page 9: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

9

a. Kurangnya respon siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,

dikarenakan Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial tidak masuk daftar ujian

Nasional

b. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dimensi ruang, waktu dan

berbagai bentuk kebutuhan dan peristiwa baik skala individu maupun

kelompok

c. Metode mengajaran guru yang konvensional, sehingga murid merasa

bosan

d. Siswa mengalami kesulitan dalam menghafal sehingga siswa tidak dapat

menguasai materi dengan benar.

e. Kemampuan belajar siswa rendah

f. Kurangnya motivasi belajar siswa

g. Belum ditemukan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang

tepat

h. Sarana dan Prasarana yang kurang memadai

i. Kurangnya peran aktif orang tua dalam membimbing siswa belajar di

rumah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan banyaknya masalah penelitian dalam

pembelajaran IPS di kelas IX SMP Kasih Ananda Jakarta Utara dan tanpa

bermaksud mengabaikan masalah-masalah lainnya yang tidak diteliti, maka

peneliti membatasi ruang lingkup penelitian tindakan ini pada penerapan metode

kata hubung (methode link Word Method) dengan asumsi bahwa methode kata

Page 10: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

10

hubung ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS.

Dikarenakan pelajaran IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu

sosial antara lain sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah. Maka peneliti

membatasi penelitian hanya pada disiplin ilmu geografi kelas IX, semester I,

Standar Kompetensi: Memahami kondisi perkembangan negara di dunia,

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi cirri-ciri negara maju dan berkembang

dengan Materi Pokok: Persebaran Negara Maju dan Berkembang di Dunia.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah penelitian ini, yakni bagaimana penerapan

metode kata hubung (Link word method) dapat meningkatkan hasil belajar IPS

pada disiplin ilmu georgafi kompetensi dasar pembagian permukaan bumi dan

samudera materi pokok negara-negara di masing-masing kawasan benua kegiatan

pembelajaran mengamati peta negara-negara di kawasan Benua Asia Tenggara.

Maka rumusan masalah ini adalah :

1. Apakah penggunaan metode kata hubung (Link Word Method) dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS?

2. Bagaimana mengembangkan metode kata hubung (Link Word Method) yang

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS,

disiplin ilmu geografi ?

E. Tujuan Penelitian

Pembelajaran Pengetahuan Sosial, sangatlah penting bagi siswa karena

dengan mempelajari Pengetahuan Sosial, siswa akan mempunyai kemampuan

untuk memaknai kehidupan dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya baik skala

Page 11: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

11

individu maupun skala kelompok serta memaknai masa lalu yang dapat dimaknai

untuk masa kini yang akhirnya siswa dapat mengantisipasi untuk masa yang akan

datang.

Salah satu bentuk peningkatan prestasi siswa, pada pelajaran Pengetahuan

Sosial adalah dengan cara meningkatkan hafalan siswa terhadap materi yang telah

disampaikan guru, namun pada realitanya siswa mengalami kesulitan dalam

menghafal materi-materi yang telah disampaikan dan kesulitan menghafal ini

menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap gejala peristiwa yang terjadi

di sekitarnya.

Jika siswa mempunyai hafalan yang efektif, maka akan meningkatkan

prestasi akademik di sekolah khususnya pelajaran di bidang Pengetahuan Sosial

dan meningkatkan pemahaman tentang gejala yang terjadi di sekitarnya baik skala

individu dan kelompok. Siswa mampu memahami fakta, konsep generalisasi

sistem sosial budaya sehingga menghasilkannya untuk bersifat kritis dalam situasi

sosial yang timbul akibat perbedaan yang terjadi di masyarakat, terampil

memperoleh, mengolah, menyajikan informasi geografis, berperilaku rasional dan

manusiawi dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi dan mempunyai

kemampuan dalam merekonstruksi masa lalu, memaknai masa kini, dan

memprediksi masa yang akan datang.

Pembelajaran Pengetahuan Sosial sangatlah penting bagi kedewasaan

siswa, membentuk kepribadian siswa, membentuk hubungan antar kelompok,

memahami perilaku masyarakat terhadap perubahan yang ada, memahami pelaku-

Page 12: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

12

pelaku ekonomi dan perjalanan sejarah bangsa. Dengan paparan yang telah

disebutkan di atas maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan :

1. Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang Pengetahuan Sosial

2. Meningkatkan hasil belajar Pengetahuan sosial siswa kelas IX SMP Kasih

Ananda

3. Membantu siswa agar dapat menjadi penghafal yang efektif dengan metode

kata-hubung ( Link-Word Method ).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara

praktis

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan,

khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan pengembangan profesi guru di SMP.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Siswa Kelas IX (SMP) Kasih Ananda.

Bagi siswa SMP Kasih Ananda dapat dijadikan sebagai upaya untuk

mengoptimalkan pengembangan potensi siswa, agar terhindar dari hambatan-

hambatan yang muncul dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya

dalam penghafalkan materi-materi yang diajarkan guru bidang studi IPS pada

materi persebaran negara maju dan berkembang di dunia

b. Guru SMP Kasih Ananda

Page 13: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

13

Bagi guru SMP Kasih Ananda dapat dijadikan sebagai salah satu upaya

dalam meningkatkan kompetensi pedagogic dan professional dalam melaksanakan

proses belajar mengajar khususnya bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Kepala Sekolah

Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan

daya saing SMP Kasih Ananda dengan sekolah-sekolah yang ada di lingkungan

Pegangsaan Dua Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara.

d. Orang tua

Bagi orang tua dapat dijadikan sebagai bahan masukan, bekal dan

konstribusi positif terhadap keberhasilan siswa.

e. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai masukan untuk

melaksanakan penelitian lanjutan, khususnya yang terkait dengan penerapan

berbagai strategi pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi dan inovasi

pembelajaran.

Page 14: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Belajar

1. Pengertian Belajar

Kegiatan belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua makhluk yang

hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai yang paling

kompleks.Efektivitas kegiatan belajar tergantung dari tingkat kerumitan jenis

kehidupannya. Manusia sebagai makhuk yang unik melakukan kegiata belajar

dengan cara dan sistem yang unik.

Terdapat berbagai macam tafsiran tentang belajar, bergantung pada

pembuat rumusan itu dan sangat ditentukan oleh aliran atau sistem psikologi yang

dianut, contoh psikologi daya berpendapat bahwa belajar adalah melatih daya

yang dimiliki manusia, dengan melatih daya diharapkan manusia dapat

berkembang berbagai daya yang dimikinya sebagaimana mestinya, seperti daya

ingat, daya rasa, daya fikir dan sebagainya. Pandangan baru belajar merupakan

perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. Pandangan terakhir

berpendapat belajar merupakan suatu proses, bukan hasil yang hendak dicapai

semata. Proses itu berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi

modifikasi pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa proses sebagai alat untuk mencapai tujuan yang di kehendaki

dalam pendidikan.

Page 15: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

15

Terdapat beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan diantaranya :

Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975)

mengemukakan : “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap sesuatu situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu”. (Atmowidjoyo, 2009: 75)

a. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa:

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari

waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami

situasi tadi”. (Atmowidjoyo, 2009:75)

b. Morgan dalam bukunya Introduction to Psikology (1978) mengemukakan :

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. (Atmowidjoyo,

2009:75)

c. Witherington dalam bukunya Educasional Psichology mengemukakan :

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian atau pengertian”. (Atmowidjoyo, 2009:75)

d. Howard L.Kingsley mengemukakan : ”Belajar adalah suatu proses di mana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau

latihan”. (Atmowidjoyo, 2009:75)

Page 16: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

16

e. Skiner yang dikutip dari Dimyati dan Mujiono (2006:9) adalah : ”Belajar

adalah suatu perilaku, pada saat belajar, maka responnya menjadi lebih baik

sebaliknya jika tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar

ditemukan adanya kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon

pebelajar, respon pembelajar dan terdapat konsekuensi yang bersifat

menguatkan respon tersebut”. Sebagai ilustrasi perilaku respon si pembelajar

jika ia telah berbuat baik maka diberi hadiah dan jika perilaku buruk maka

diberikan teguran sampai hukuman.

f. Rosyada dengan mengutip pendapat Kochhar menyatakan belajar adalah :

”Sebuah proses yang dengannya memperoleh bentuk perubahan perilaku yang

cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju sebuah

peningkatan”. Perubahan perilaku tersebut terdiri dari berbagai proses

modifikasi menuju bentuk permanen, yang terjadi pada aspek perbuatan,

berfikir, sikap dan perasaan.

g. Good dan Brophy dalam bukunya Edukasional Psykology mengemukakan :

”Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat di lihat dengan nyata ,

proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar”.

Sehingga dalam belajar diperlukan analisis untuk menemukan persoalan-

persoalan yang terjadi selama kegiatan belajar. (Atmowidjoyo, 2009:75)

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli terdapat beberapa

elemen yang penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu : dalam belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek kepribadian,

baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian pemecahan masalah,

Page 17: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

17

berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan dan sikap di mana perubahan itu

dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik atau lebih buruk,

belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,

perubahan itu relatif mantap dalam kehidupannya.

2. Teori-Teori Belajar

Dalam peoses belajar mengajar perlu diperhatikan beberapa teori belajar

agar belajar dapat menjadi efektif. Sebagai seorang pendidik perlu mencoba

mengajar dengan cara menguatkan bagaimana anak belajar secara internal

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaimana mestinya yang

diharapkan. Terdapat beberapa teori-teori belajar yang paling berpengaruh di

bidang pendidikan selama bertahun-tahun diantaranya : teori belajar aliran

behaviorisme, Piaget dan Vygotsky, teori IQ, multiple intellegences, teori kognitif

dan penelitian otak.

a. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme di kembangkan pada tahun 1920-an sampai 1930-an oleh

para psikologi seperti Skiner, Pavlov, dan Thordike. Teori ini masih memiliki

pengaruh yang kuat pada praktik pendidikan, atau teori pendidikan.

Behavioral learning teory menekankan adanya perubahan tingkah laku

sebagai hasil utama proses belajar. Para pakar teori ini berkonsentrasi pada

fenomena yang dapat di observasi secara langsung dengan menggunakan metode

ilmiah yang dipinjam dari ilmu pengetahuan alam. Skiner menganggap semua

studi tentang perilaku yang tidak dapat di observasi (mentalisme) tidak ilmiah

Page 18: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

18

(O’Donohue dan Ferguson, 2001: Hilgard, 1995). Tetapi Bandura (1995)

mengembangkan pandangan mereka dengan memasukkan aspek ekspektasi,

pikiran, motivasi, dan kenyakinan. Belajar merupakan sesuatu yang dilakukan

orang untuk merespon stimuli eksternal. Dimana ketika orang dapat merespons

keadaan tertentu ketika dihadapkan pada suatu kondisi.

Behavioral conditionisional terjadi bila respon terhadap stimulus

diperkuat. Atau terdapat sistem umpan balik sederhana bila reward (hadiah) atau

penguatan mengikuti respon terhadap suatu stimulus. Hadiah dan hukuman

merupakan bagian penting teori belajar behaviorisme konsekuensi yanng

menyenangkan, atau reinforcer, menguatkan perilaku sedangkan konsekuensi

yanng tidak menyenangkan atau punisher dapat memperlemah perilaku. Temuan

Skinner ini masih menjadi dasar bagi banyak sistem manajeman perilaku sekolah

dan bagi banyak penelitian tentang pengajaran efektif (misalnya, Muijs dan

Reynolds, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa aliran behaviorisme ini beranggapan bahwa

kesan dan ingatan merupakan kegiatan organisme manusia yang tidak dapat

teramati tetapi kelakuan jasmani dapat teramati, lewat kelakuan itulah dapat

menjelaskan tentang jiwa manusia, melalui kelakuan merupakan jawaban terhadap

stimulus dari luar sehingga belajar dapat diartikan hubungan antara stimulus dan

respon (S-R) hubungan ini dapat diperkuat atau diperlemah bergantung pada

latihan yang diadakan. Sebagai implikasinya dengan mempelajari kelakuan

manusia dapat disusun program yang serasi dan memuaskan.

b. Piaget dan Vygotsky

Page 19: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

19

Jean Pieget adalah seorang psikolog Swiss yang sebelum perang dunia ke

dua memulai pekerjaannya tentang bagaimana anak berkembang dan belajar. Jika

kaum behaviorisme melakukan observasi menggunakan eksperimen laboratorik

maka Piaget melakukan observasi langsung terhadap anak-anak.

Menurut Pieget, beberapa pengaruh utama perkembangan kognitif

(perilaku dalam bentuk bagaimana anak mengenal alam sekitarnya sepeti

mengamati, memikirkan, mengingat dan mencipta) adalah apa yang diintilahkan

dengan maturation (maturasi, kematangan), activity (aktivitas) Semakin

meningkat kematangan anak semakin meningkatkan kemampuan anak dalam

menghadapi lingkungannya. Yang pada akhirnya dapat menghasilkan perubahan

proses berfikir anak, social transmission (transmisi sosial), belajar dari orang lain,

pada saat anak menghadapi lingkungannya anak akan berinteraksi dengan orang

lain dengan demikian anak akan belajar dengan mereka dengan tingkat belajar

yang berbeda tergantung dari perkembangannya sesuai dengan tahapan-tahapan.

Tahapan sensori motor (0-2) tahap dimana bayi mengenal dunianya dengan

tindakan informasi inderawinya, tahap operasional konkret (7-12) anak mulai

berfikir logis dan sistematik tetapi masih terkait dengan realitas fisik. Tahap

operasional formal (12+) anak mampu membayangkan tentang dunia ideal yang

tidak ada, dan karakteristik lain adalah adanya egosentris remaja. Salah satu

temuan penting dari Piaget adalah tumbuh bukan sekedar berarti tahu lebih

banyak tetapi melibatkan cara berfikir kita.

Vigotsky adalah psikolog Rusia yang bekerja dalam kurun waktu yang

sama dengan Piaget, meskipun ia meningal dalam usia yang lebih muda. Ia

Page 20: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

20

berkonsentrasi pada cara-cara dimana belajar adalah sebuah proses social. Kita

belajar melalui interaksi dengan orang lain baik yang umurnya sebaya dengan kita

atau pun yang lebih tinggi. Proses ini bekerja melalui scaffolding (penopangan) di

dalam zone of proximal development (ZPD). ZDP adalah gap (kesenjangan)

antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh seseorang dan apa yang dapat

dilakukanya dengan bantuan orang lain yang lebih ahli dibanding dirinya sendiri.

Scaffolding mengacu pada bagaimana orang lain dapat membantu kita

menjembatani kesenjangan. Ide Vygotsky dapat berpengaruh pada program

belajar kolaboratif antara peran guru, orang dewasa dan teman sebaya untuk

meningkatkan hasil belajar. Hal yang ditekankan pada penelitian ini adalah

pentingnya interaksi dengan wakil-wakil budaya yang masih hidup.

c. Teory IQ

Teory IQ merupakan teori yang memiliki pengaruh abadi di bidang

pendidikan. Teori IQ adalah teori IQ (Intellgence Quotient). Teori ini menitik

beratkan pada konsep intelegensi (kecerdasan), yang dilihat sebagai penentu

kemampuan untuk belajar, untuk mencapai prestasi akademik dan untuk

mengambil peran pemimpin di dalam masyarakat. Teori ini mengatakan bahwa

orang memiliki intellgensi umum dasar, yang akan memprediksi seberapa baik

kemampuan mereka untuk belajar dan berprestasi di sekolah (Howe,1997).

Teori IQ ini berkembang pada abad dua puluh dikembangkan oleh

William Stern yang menyatakan bahwa inti kecerdasan dibawa sejak lahir.

Banyak psikologi AS dan Eropa mendukung kesimpulan ini Terman dan Binet

mengembangkan instrumen-instrumen yang dirancang khusus untuk mengetahui

Page 21: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

21

intelegensi bawaan orang dengan menggunakan metode statistik, Thurstone dan

Spearmen mengembangkan dengan menggunakan analisis faktor. Analisis ini

menggunakan pertanyaan di dalam tes. Pada dasarnya tes yang dilakukan untuk

mengukur sebuah sebuah faktor besar yang si sebut G atau “general intelligence”

(integensi umum).

Pada penelitian selanjutnya bahwa IQ dapat dinaikkan melalui intervensi

pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa intelgensi tidak sepenuhnya bawaan

sejak lahir melalui program CASE di Inggris (Adey dan Shayer, 2002). Tetapi

bakat umum dasar mempengaruhi prestasi murid diberbagai pelajaran.

d. Multiple Intelligences

Pencetus teori ini adalah Howard Gardner (1983) dengan diterbitkanya

Frames of Mind. Gardner memiliki pandangan yang berbeda dengan teori IQ

menurutnya, orang tidak punya intelegensi umum tetapi ditandai dengan

serangkaian intelgensi. Jadi dapat dikatakan cerdas secara global. Gardner (1983-

1993) membedakan tujuh macam inteligensi utama yaitu :

a) Visual/spatial intelligence : ini adalah kemampuan untuk mempersepsikan

hal-hal yang bersifat visual kecerdasan ini cenderung berfikir dalam bentuk

gambar dan menciptakan gambaran mental untuk menyimopan informasi.

Mereka cenderung menikmati melihat gambar, grafik, film dan

semacamnya.

b) Verbal/Linguistic intelligence : ini adalah kemampuan untuk menggunakan

kata-kata dan bahasa, mereka memiliki kemampuan autorik yang tinggi atau

pembicara yang elegan, kemampuan ini dapat diukur oleh verbal tes IQ.

Page 22: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

22

c) Logical/mathematical intelligence : ini adalah kemampuan untuk

menggunakan penalaran, logika, dan angka-angka. Mereka cenderung

berfikir konseptual dalam bentuk logis dan numerik bereka banyak bertanya

dan bereksperimen.

d) Bodily/kinaesthetic intelligence : ini adalah kemampuan untuk mengontrol

gerakan tubuh dan menangani obyek-obyek dengan terampil, mereka

memiliki keseimbangan antara mata dan tanngan. Mereka mampu

mengingat dan memproses informasi.

e) Musical/rhytikmic intelligence : ini adalah kemampuan untuk memproduksi

dan mengapresiasikan musik, mereka cenderung berfikir dalam bentuk

suara, ritme dan pola. Mereka juga sensitif terhadap suara dan mereka juga

bersikap manipulatif.

f) Intrapersonal intelgence : ini adalah kemampuan untuk melakukan refleksi-

diri dan menyadari keadaan batiniahnya sendiri. Serta memahami kekuatan

kelemahan dirinya.

g) Interpersonal (Cerdas Bergaul/People Smart) Anak belajar lewat interaksi

dengan orang lain. Kecerdasan ini mengutamakan kolaborasi dan

kerjasama dengan orang lain.

h) Naturalis (Cerdas Alam/Nature Smart)Anak senang belajar dengan cara

pengklasifikasian, pengkategorian, dan urutan. Bukan hanya menyenangi

sesuatu yang natural, tapi juga senang menyenangi hal-hal yang rumit.

i) Existential( cerdas makna existence smart )

Page 23: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

23

Anak belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa

kita di sini?” “Untuk apa kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam

keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari

koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.

Pada teori multiple intellgences dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki

semua kecerdasan tersebut tetapi berada pada derajat yang berbeda.

e. Teori Kognitif dan Penelitian Otak

Menurut pandangan ahli psikologi kongnitif bahwa tingkah laku seseorang

senantiasa didasarkan pada kognisi (ingatan) atau tindakan mengenal atau

memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Sehingga peran ingatan sangat

penting dalam proses belajar. Ingatan terdiri dari tiga bagian penting : sensory

buffer, working memory, dan long-term memory.

Ingatan bekerja dengan cara sebagai berikut : pengalaman dicatat dalam

memory buffer (ingatan jangka pendek) kemudian dikonversikan menjadi bentuk

dimana pengalaman itu dipakai dalam working memory dan ingatan jangka

pendek. Sensory buffer dapat mencatat informasi tetapi tidak mampu bertahan

lama melainkan hanya dalam waktu yang singkat, yang sebagian disalurkan pada

working memory (proses berfikir dilakukan). Bagian ingatan ini berisi dari

memory buffer dan ingatan jangka panjang tetapi memiki ingatan yang terbatas

untuk menyimpan informasi, working memory ini berisi informasi yang

digunakan secara aktif pada saat tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa menurut teori kognitif, memorisasi dan

membentuk hubungan merupakan dua komponen krusial dalam belajar.

Page 24: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

24

Penelitian otak, teori ini menunjukkan bahwa otak adalah pembuat pola.

Otak sangat senang mengambil informasi secara acak dan kacau lalu di

tertibkannya. Otak, bila dimungkinkan untuk mengekpresikan perilaku

membentuk polanya, membentuk korehensi dan makna. Maka belajar dapat

diselesaikan dengan baik bila kegiatan belajar yang dikaitkan secara langsung

dengan pengalaman fisik. Implikasi penerapan penemuan ini yang terkait dengan

koherensi dan makna bahwa belajar difasilitasi di dalam sebuah lingkungan

pencelupan total di dalam banyak pengalaman interaktif kompleks yang di

dalamnya termasuk metode-metode pengajaran tradisional sebagai bagian

pengalaman yang lebih besar (Lacky,2003,Kutolak, 1996).

Penelitian otak menunjukkan bahwa otak terus tumbuh dan berubah

sepanjang hidup proses perkembengan ini paling nyata di tahap perkembangan

tertentu, yang dianggap sebagai “jendela kesempatan” untuk belajar. Yaitu pada

masa kanak-kanak karena pada masa ini terjadi proses selektif menguatkan dan

melemahkan berbagai hubungan di dalam otak secara selektif di dalam keadaan

paling intens biasanya terjadi pada usia antara 2 dan 11 tahun, pada periode ini

otak menuntut input-input penstimulusi tertentu dan ekstensif untuk menciptakan

dan mengonsolidasikan berbagai jaringan syaraf, khususnya dalam bidang bahasa,

kontrol emosional dan belajar memainkan musik. Meskipun orang dapat belajar di

luar periode ini, tetapi apa yang diperoleh selama periode “jendela kesempatan”

ini krusial bagi apa yang dipelajari selanjutnya (Sousa, 1998).

Penelitian otak adalah bidang yang berkembang pesat di psikologi yang

menghasilkan temuan-temuan berharga bagi para pendidik. Salah satu temuan

Page 25: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

25

adalah kita dapat belajar dengan baik bila kita belajar dengan tertantang tetapi

tidak stres. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa salah satu penemuan

dari penelitian otak ini adalah bahwa otak dapat membentuk pola-pola tertentu,

hal ini mengisyaratkan kepada pendidik bahwa perlu memberikan kesempatan

kepada anak didik untuk menciptakan pola-pola. Penelitian ini pula memberikan

informasi bahwa kita dapat belajar seumur hidup, tetapi masa kanak-kanak awal

merupakan periode kunci dalam mengembangkan kapasitas untuk belajar.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik hendaklah

memperhatikan prinsip-prinsip belajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai

dengan efektif ada beberapa pendapat para pakar pendidikan yang semuanya

mempunyai sudut pandang yang berbeda sesuai dari sudut pandang masing-

masing, prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal (1961) sebagai berikut :

a) Prinsip Kesiapan (Readiness)

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan

kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat

belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan

belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk

melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah

putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan

fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi,

persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Page 26: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

26

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal

sebagai berikut :

1. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas

yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan

latar belakangnya.

2. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti

bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk

mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

3. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas,

kemudian tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya

kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan

siswa.

4. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya

dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat

berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.

5. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan

faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

b) Prinsip Motivasi (Motivation)

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah.

Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,

mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-

anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam

Page 27: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

27

lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat

dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.

Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa prinsip yang seyogianya

kita perhatikan.

1. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan

biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan

untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.

2. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan

mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan

yang tidak merusak citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan

memelihara kesungguhannya dalam belajar.

3. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa.

Contohnya seorang murid yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa

berubah lebih dari itu, karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena

keinginan untuk mencapai seauatu.

4. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri,

atau keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga

bisa menghadapi masalah.

5. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung

meningkatkan motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau

menurunkan motivasi tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap

siswa diberi dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu.

Page 28: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

28

6. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa

sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.

7. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh

terhadap motivasi dan perilaku.

8. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,

memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan

bukan karena ingin belajar.

9. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila

kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi

motivasi dalam mencapai tujuan.

10. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam

suasana belajar yang memuaskan.

11. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu

dapat mempertinggi motivasi.

c) Prinsip Persepsi

Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia

memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap

individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.

Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat

memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara

seseorang melihat suatu situasi tertentu.

Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal penting yang harus

kita perhatikan :

Page 29: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

29

a) Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena setiap

pelajar memiliki lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat

lingkungan yang sama dengan cara yang sama.

b) Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan,

pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuannya.

c) Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya.

Dalam sesuatu situais seorang pelajar cenderung bertindak sesuai dengan cara

ia melihat dirinya sendiri.

d) Para pelajar dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya

sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik bergantung

pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi. Guru dan pihak

lain dapat membantu pelajar menilai persepsinya.

e) Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para pelajar pandangan bagaimana

hal itu dapat dilihat.

f) Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan

sarana untuk mengklasifikasi persepsi mereka.

g) Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi

pandangannya terhadap dirinya.

d) Prinsip Tujuan

Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para

pelajar pada saat proses belajar terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang

hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan :

Page 30: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

30

1. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.

2. Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan

individu dan masyarakat

3. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat memenuhi

kebutuhannya.

4. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai

5. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan

pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku.

6. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang

dicanangkannya dan yang dapat ia capai.

7. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat

mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa

rendah diri atau prestasinya menurun.

8. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk

para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan

dapat diterima para pelajar.

e) Prinsip Perbedaan Individual

Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang, Proses pengajaran

seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat

memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya.

Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal

memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu

memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan

Page 31: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

31

menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek

tersebut.

Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu

diingat :

1. Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan

dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas

belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.

2. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk

merenncanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.

3. Para pelajar membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai

dengan tujuan , minat dan latarbelakangnya.

4. Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan

pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap

pelajar biasanya memberi respon yang berbeda-beda karena memang setiap

orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengalamannya.

5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila

individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka

untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala para

pelajar memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat sebagai individu,

upaya untuk memecahkan masalah motivasi dan kreativitas akan lebih

meningkat.

6. Pelajar yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar

lebih giat dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang

Page 32: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

32

lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap

belajar.

f) Prinsip Transfer dan Retensi

Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan

menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apa pun yang dipelajari dalam

suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses

tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk

menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari

dan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa prinsip

yang harus kita ingat :

1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif

untuk mengingat atau menugaskan sesuatu latuhan untuk dipelajari dapat

meningkatkan retensi.

2. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.

3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses

belajar itu terjadi. Karena itu latihan seyogianya dilakukan dalam suasana

yang nyata.

4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar

yang dibagi ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses

belajar dengan retensi yang lebih baik daripada proses belajar yang

berkepanjangan. Waktu belajar dapat ditentukan oleh struktur-struktur logis

dari materi dan kebutuhan para pelajar.

Page 33: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

33

5. Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat

meningkatkan retensi dan nilai transfer.

6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat

memberikan hasil yang memuaskan.

7. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan

proses pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak

disepakati tidak akan dapat diserap sebaik bahan-bahan yang

menyenangkan.

8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang

sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap

bahan yang lama dapat terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut.

9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan

baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-

hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan

illustrasi unsur-unsur yang serupa.

10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan

bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan

dalam situasi yang agak sama dibuat.

11. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik

generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan

transfer.

Page 34: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

34

g) Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan. Belajar

kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,

dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku

baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang

berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada

berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif.

1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan

sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar

perlu mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif benar-

benar terjadi.

2. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis

perbedaan individual yang ada.

3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca,

kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar

kognitif.

4. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau

unit-unit yang sesuai.

5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting .

Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat

diperlukan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.

Page 35: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

35

6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan

dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai,

menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir

menyebar (divergent thinking).

7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif

dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan

masalah, analisis, sintesis dan penalaran.

h) Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia

menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup

nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin

tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi

dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan,

minat dan sikap individu.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam proses belajar afektif.

1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.

2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap

situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.

3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak

akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah

akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.

Page 36: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

36

4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain

dan bukan hasil dari belajar langsung.

5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.

6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku

kelompok.

7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang

erat. Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar

lebih mudah daripada yang memiliki masalah.

8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru

dengan kelas.

9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka

mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap

sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar

memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

i) Proses Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu

mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek

mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan.

1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam

kemampuan dasar psikomotor.

2. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.

Page 37: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

37

3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf

penampilan psikomotor.

4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh

kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.

5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan

dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.

6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan

penampilan psikomotor individu.

7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat

menambah efisiensi belajar psikomotor.

8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat

membantu proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya

mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa

hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata.

9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan

frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

j) Prinsip Evaluasi

Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses

belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan

bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian

individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk

menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan,

motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan

Page 38: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

38

yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada

gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai

pengalamannya.

Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan.

1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada

pelajar.

2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting

bagi pelajar.

3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat

dalam evaluasi dan belajar.

4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru

dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.

5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan

guru dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat

memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.

6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan

siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.

7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Selain pendapat di atas terdapat pendapat lain yang dikemukakan oleh

William H. Burton dalam bukunya ”The Guidance of Learning Activities” seperti

yang dikutip oleh Atmowijoyo (2009:82) ia berpendapat bahwa terdapat prinsip-

prinsip belajar sebagai berikut :

Page 39: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

39

1. Belajar hanya akan berhasil jika siswa melihat tujuan pelajaran itu,

hendaknya tujuan itu di tentukan oleh murid sendiri.

2. Tujuan itu hendaknya timbul dari kehidupan siswa yang berhubungan

dengan kehidupannya

3. Jika tujuan itu bermanfaat bagi siswa ,ia akan tekun dalam menghadapi

rintangan dan kesulitan yang terjadi dalam peoses belajar

4. Hasil pelajaran dapat di lihat dari adanya perubahan pola kelakuan yang

akan berlangsung bagi kehidupan siswa selanjutnya.

5. Proses belajar terutama terdiri dari perbuatan hal-hal yang harus di pelajari

di samping bermacam-macam hal lain yang membantu proses belajar.

6. Kegiatan belajar serta hasilnya berpusat dan berhubungan dengan suatu

tujuan

7. Pelajar bereaksi sebagai keseluruhan, serempak baik secara jasmani, rohani

maupun secara emosional.

8. Siswa itu bereaksi terhadap sebagian dari lingkungan yang mengandung arti

baginya

9. Dalam proses belajar siswa itu di bantu oleh orang-orang di dalam

lingkungannya, agar proses belajar efisien

10. Siswa dapat mengejar tujuan-tujuan lain di samping tujuan utama yang

berhubungan dengan tujuan utama.

Sedangkan prinsip belajar menurut pendapat Abu Ahmadi dalam bukunya

“Teknik Belajar Yang Tepat” (1982) seperti yang dikutip Atmowijoyo (2009:83)

berpendapat :

Page 40: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

40

1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar

untuk mencapai tharapan-harapannya

2. Belajar memerlukan bimbingan,baik dari guru atau dari buku pelajaran

3. Belajar memerlukan pemahaman akan hal yang dipelajari sehingga

diperoleh pengertian.

4. Belajar memerlukan latihan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat

dikuasai

5. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara

dinamis antara murid dan lingkungannya.

6. Belajar harus disertai keiginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai

tujuan.

7. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menterapkan ke dalam

bidang praktek sehari-hari.

Beberapa prinsip belajar di atas dapat menjadi bahan kajian atau

pertimbangan yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar agar proses

belajar dapat terarah dengan tepat dan menghasil kan kualitas belajar yang benar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa

Prinsip-prinsip belajar seperti yang telah dibahas di atas hanya

memberikan petujuk umum tentang belajar. Sehingga prinsip-prinsip belajar tidak

dapat dijadikan sebagai hukum belajar sehingga bersifat mutlak. Jika tujuan

belajar berbeda maka cara belajar harus berbeda. Maka guru harus memperhatikan

Page 41: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

41

bagaimana siswa belajar dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi siswa belajar

sehingga guru dapat mengambil strategi pengajaran yang tepat sesuai dengan

kondisi siswa. Terdapat faktor-faktor belajar yang mempengaruhi belajar siswa

seperti yang diungkapkan oleh pakar pendidikan diantaranya :

Faktor-faktor belajar yang dikemukakan oleh (Oemar Hamalik,2007,109)

sebagai berikut :

a) Kegiatan Belajar

Belajar memerlukan banyak kegiatan, seperti melihat, mendengar,

merasakan, berfikir, kegiatan motorik dan kegiatan lainnya, yang bertujuan agar

anak didik memperoleh pengalaman guna meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman, sikap dan nilai serta meningkatkan ketrampilan. Pengajaran

dianggap efektif jika anak bersikap aktif, sedangkan guru bertindak sebagai

pembimbing.

b) Latihan dan Ulangan

Belajar akan lebih mantap jika siswa diberikan latihan secara berkala dan

terbimbing dengan jalan relearning, recalling dan reviewing agar pelajaran yang

terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat

di pahami.

c) Kepuasan dan Kesenangan

Dorongan belajar akan bertambah besar jika belajar itu memberikan

kepuasan kepada siswa. Kepuasan akan tumbuh jika siswa mengetahui kemajuan

belajarnya, sedangkan kegagalan akan memunculkan rasa frustasi yang tidak

diharapkan.

Page 42: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

42

d) Asosiasi dan Transfer

Berbagai pengalaman yang diperoleh baik itu pengalaman lama atau baru,

harus diasosiasikan agar menjadi satu kesatuan. Pengalaman dari satu situasi perlu

diasosiasikan dengan pengalaman dari situasi lain sehingga memudahkan transfer

hasil belajar.

Berkaitan dengan transfer, sering dibahas tiga teori diantaranya :

1) Teori dan disiplin formal. Pembentukan berbagai daya pada manusia dapat

dibentuk melalui latihan akademis.

2) Teori unsur-unsur dan identik ,transfer terjadi jika di antara dua situasi

atau kegiatan terdapat unsur-unsur yang bersamaan

3) Teori Generalisasi, tranfer terjadi jika siswa memiliki pengertian atau

kesimpulan umum

e) Pengalaman Masa Lampau dan Pengertian

Berbagai pengalaman dan pengertian yang telah dimiliki siswa akan

memudahkannya menerima pengalaman baru, pengalaman dan pengertian masa

lampau tersebut menjadi dasar serta pengalaman apersepsi.

f) Kesiapan dan Kesediaan Belajar

Faktor kesiapan turut menentukan hasil belajar, kesiapan di sini

mengandung arti kesiapan mental, sosial, emosional dan fisik. Kesiapan

memudahkan para siswa untuk belajar mencapai keberhasilannya

g) Minat dan Usaha

Kegiatan belajar yang didasari dengan penuh minat akan lebih mendorong

siswa belajar lebih baik sehingga akan meningkatkan hasil belajar. Minat akan

Page 43: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

43

muncul jika siswa merasa tertarik terhadap berbagai hal yang akan dipelajari, atau

jika siswa menyadari kaitan hal yang dipelajarinya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pribadinya.

h) Fisiologis

Kesehatan dan keseimbangan jasmani siswa perlu mendapat perhatian

sepenuhnya, karena kondisi fissiologis ini sangat berpengaruh terhadap

konsentrasi, kegiatan dan hasil belajar. Keberhasilan atau kegagalan belajar

ditentukan oleh faktor fisiologis siswa itu sendiri.

i) Intelegensi dan Kecerdasan

Kemajuan belajar juga ditentukan oleh tingkat perkembangan intelegensi

siswa seperti cerdas, atau lamban. Maka dalam proses belajar mengajar hendaklah

memperhaikan faktor ini sehingga siswa mampu menyerap materi yang diberikan

guru yang pada akhirnya memberikan hasil belajar yang memadai.

Faktor-faktor belajar di atas perlu mendapat perhatian dan pertimbangan

dalam proses belajar mengajar, agar hasil belajar siswa sedapat mungkin tercapai

sesuai dengan target yang dirumuskan sesuai dengan harapan lembaga pendidikan

yang terkait.

Selain pendapat di atas terdapat pula pendapat para ahli pendidikan seperti

(Atmowidjo,2009:83) menyatakan terdapat faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi belajar siswa diantaranya :

a) Faktor Internal

Page 44: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

44

Faktor internal ini adalah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi

siswa termasuk fisik maupun mental, misalnya rasa aman, kesehatan, kemampuan,

minat dll. Hal ini ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar.

b) Faktor Ekternal

Faktor ekternal ini adalah faktor yang berasal dari luar siswa seperti alat

pelajaran, ruang belajar dan lain-lain. Serta lingkungan sosial maupun lingkungan

alamiahnya.

Faktor ekternal dapat di bagi sebagai berikut :

1) Lingkungan keluarga yang meliputi :

a) Cara mendidik : jika orang tua dalam mendidik anaknya denngan

penuh kekerasan maka di sekolah kelak akan menjadi anak penakut,

atau jika orang tua dalam mendidik anaknya dengan memanjakannya

maka jika anak sekolah kelak akan cenderung menjadi anak yang tidak

mempunyai tanggung jawab dan takut menghadapi tantangan.

b) Suasana keluarga : Hubungan keluarga sangat berpengaruh terhadap

belajar siswa, jika dalam keluarga terjadi kekakuan dan hubungan

antara keluarga tidak intim maka akan menurunkan semangat belajar

siswa, tetapi jika hubungan antar keluarga terjadi keharmonisan maka

akan menimbulkan semangat dan motivasi belajar siswa.

c) Pengertian Orang tua : Pengertian dari orang tua sangat diharapkan

dalam memotivasi belajar siswa, jika anak terbebani dengan tugas-

tugas rumah yang di berikan orang tua maka akan menimbulkan

turunnya motivasi belajar siswa.

Page 45: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

45

d) Keadaan sosial ekonomi keluarga : Dalam belajar anak membutuhkan

sarana dan prasarana yang terkadang membutuhkan harga yang mahal,

bila keadaan ekonomi tidak memungkinkan maka akan menghambat

belajar anak, namun kendati demikian anak sedapat mungkin harus

diberikan pengertian. Agar semua kendala dapat teratasi.

e) Latar belakang kebudayaan : Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam

keluarga mempengaruhi sikap belajar siswa, untuk itu maka sangatlah

di perlukan memberikan contoh atau menanamkan kebiasaan-

kebiasaan baik kepada anak agar mendorong semangat belajar anak.

2) Lingkungan Sekolah yang meliputi :

a) Interaksi guru dan murid : jika dalam berinteraksi antara guru dan

murid kurang harmonis maka dapat menyebabkan terhambatnya proses

belajar mengajar siswa, hal ini disebabkan siswa merasa jauh dengan

guru sehingga siswa enggan untuk berpartisipasi langsung dalam

belajar.

b) Cara Penyajian : Dibutuhkan inovasi dalam mengajar agar dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, jika guru hanya

menggunakan metode ceramah dalam belajar maka siswa cenderung

untuk pasif dalam belajar, siswa cenderung hanya menulis dari ucapan

guru.

c) Hubungan antar murid : jika dalam kelas terdapat kelompok-kelompok

yang kurang sehat yang saling bersaing, (klik) dan kurang

mendapatkan pembinaan dari guru maka hal ini pula dapat

Page 46: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

46

menghambat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar untuk

itu diperlukan kebijaksanaan guru untuk mengatasi hal ini agar proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif.

d) Standar pelajaran di atas ukuran : Sering guru berpendapat

meningkatkan standar pelajaran dengan dalih meningkatkan mutu

pendidikan, akibatnya anak merasa tidak mampu untuk mengikuti

pelajaran sehingga anak takut pada guru.

e) Media Pendidikan : Media pendidikan mutlak dibutuhkan dalam

belajar agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar,

seiring semakin banyaknya siswa yang masuk sekolah maka

diperlukan media pembelajaran yang cukup memadai misalnya buku,

laboratorium, media pendidikan dan lain-lain.

f) Kurikulum : Guru dituntut untuk mempunyai program perencanaan

yang benar agar dapat melayani siswa belajar secara individual.

g) Keadaan Gedung : Keadaan gedung harus memadai antara jumlah

siswa dengan kapasitas gedung, agar siswa tidak duduk berjejal-jejal di

dalam kelas yang pada ahirnya dapat menghambat proses belajar-

mengajar siswa.

h) Waktu Sekolah : Dengan bertambahnya jumlah anak yang masuk

sekolah sedangkan tidak disertai dengan penambahan gedung sekolah

yang cukup, maka menyebabkan siswa terpaksa masuk sekolah siang

atau sore hari, hal ini kurang dapat dipertanggung jawabkan.

Page 47: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

47

i) Pelaksanaan Disiplin : pelaksanaan disipin di sekolah sangat

berpengaruh terhadap proses belajar siswa, pelaksanaan disiplin yang

ketat, kaku dan mati membuat siswa enggan untuk belajar begitu pula

jika disiplin dilaksanakan dengan penuh toleransi tanpa ada ukuran

yang jelas akan membuat siswa tidak termotivasi untuk berbuat

disiplin yang pada ahirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

j) Metode Belajar : Cara belajar yang keliru dapat menghambat

keberhasilan siswa dalam belajar contoh jika siswa hanya belajar jika

ada ulangan saja, sehingga dalam belajar siswa menggunakan waktu

yang berlebihan dan melupakan waktu istirahat. Untuk itu diperlukan

bimbingan guru agar siswa dapat mngetahui cara belajar dengan baik

dan benar.

k) Pekerjaan Rumah (PR) : PR yang terlalu banyak dapat menghambat

proses belajar siswa.

3) Lingkungan Masyarakat meliputi :

a) Mass Media : Mass media seperti tv, radio, bioskop, internet, novel

dan lain-lain dapat menghambat proses belajar siswa jika dalam

penggunaan media tersebut siswa bersikap secara berlebihan sehingga

melupakan tugas belajar, yang pada ahirnya mengakibatkan hasil

belajar siswa kurang memadai.

b) Teman Bergaul : Dalam kehidupan anak, pergaulan dan teman dapat

membentuk kepribadian dan sosialisasi anak, untuk itu agar orang tua

Page 48: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

48

memperhatikan anak agar mendapatkan teman bergaul yang baik

sehingga dapat bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.

c) Kegiatan dalam Masyarakat : tidak jarang anak mempunyai kegiatan di

luar rumah seperti pencak silat, tari ,drama dan lain-lain, hal itu baik

untuk anak agar mengembangkan kreativitasnya, namun jika

berlebihan akan menghambat belajarnya.

d) Cara Hidup Lingkungan : Lingkungan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan anak, jika anak tinggal di lingkungan yang rajin belajar

maka akan memberikan motivasi belajar yang baik, namun jika anak

tinggal dalam lingkunngan yang kurang kondusif maka akan

mengganggu belajar siswa. Yang pada ahirnya dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa.

Sebagai pendidik, dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan

faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat belajar siswa, sehingga guru dapat

mencari solusi jika ditemukan faktor-faktor penghambat tersebut dan guru dapat

menemukan metode yang tepat dalam mentransfer ilmunya. Sehingga proses

belajar dapat berhasil sesui dengan yang diharapkan.

5. Hambatan-Hambatan Dalam Belajar

Dalam proses belajar siswa, tidak selamanya berjalan dengan baik terdapat

hambatan-hambatan yang menjadi penghambat belajar anak, yang dapat

menurunkan kualitas hasil belajar siswa. Jika diteliti dengan seksama maka

Page 49: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

49

hambatan itu dapat digolongkan menjadi hambatan yang bersifat Endogen dan

Eksogen.

a) Endogen: Hambatan endogen ini adalah hambatan yang berasal dari dalam

anak sendiri biasanya bersifat : 1. biologis biasanya cacat badan phisik anak,

kurang makan dan lain-lain 2. spikologis, hambatan bersifat psikis seperti

perhatian, motivasi, bakat, IQ, dan lain-lain.

b) Eksogen : Hambatan yang berasal dari luar diri anak, seperti orang tua dengan

cara mendidiknya, hubungan orang tua dengan anak, suasana rumah, keadaan

sosial ekonomi, latar belakang kebudayaan, lingkungan sekolah dan

masyarakat sekitarnya dimana anak berinteraksi apakah tinggal di lingkungan

kumuh, lingkungan terpencil, lingkungan padat penduduk, lingkungan

industri, lingkungan perkampungan, tinggal di desa atau di kota hal ini dapat

mempengaruhi kepribadian siswa yang berdampak pada cara belajar siswa.

Faktor yang datang dalam diri pelajar terutama kemampuan yang dimiliki,

faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang

dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi

terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat, perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan faktor psikis. Adanya pengaruh dari

dalam diri pelajar merupakan hal yang logis, jika dilihat bahwa perbuatan belajar

adalah perubahan tingkah laku individu yang disadarinya. Jadi sejauh mana usaha

pelajar untuk mengkondisikan dirinya bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil

belajar yang akan dicapai.

Page 50: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

50

Meskipun demikinan hasil belajar yang dicapai oleh pelajar masih

dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya, yaitu lingkungan. Salah satu

lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

kualitas pengajaran guru, oleh sebab itu hasil belajar si sekolah dipengaruhi oleh

kapasitas pelajar dan kualitas pengajaran.

B. Hakekat Hasil Belajar

1. Manisfestasi Perilaku Belajar

Hasil belajar mengandung arti terdapat perubahan pada diri pelajar. Setiap

proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada

setiap siswa tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan

pendidikan (Purwanto,2009:34) sementara Sujdana mendefinisikan hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman (Sudjana,2009:22). Sedangkan menurut pendapat (Suparta,2008:44)

berpendapat hasil belajar pada umumnya termanisfestasikan dalam hal-hal berikut

: a) kebiasaan, b) keterampilan, c) pengamatan, d) berfikir asosiatif, e) berfikir

rasional dan kritis, f) sikap, g)inhisbi, h)apresiasi, i) tingkah laku afektif.

a) Kebiasaan

Kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah di kuasai, bersifat

persistent (tahan uji), seragam, dan hampir-hampir otomatis sedangkan pelaku

hampir tidak menyadarinya, untuk itu orang yang telah melakukan kebiasaan

masih dapat memusatkan pikirannya terhadap persoalan lain. Terdapat dua jalan

yang membentuk kebiasaan, yaitu : pertama kebiasaan terbentuk dari suatu

Page 51: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

51

tindakan sederhana yang di lakukan dengan cara tertentu dimana orang tidak perlu

mengerahkan usaha besar dengan memulai rintangan-rintangan. semakin sering

tindakan diulang maka makin sulit ia melakukan dengan cara yang lain. Kedua,

kebiasaan terbentuk karena seseorang sengaja melakukan sesuatu dengan cara

tertentu agar terbentuk semacam pola sambutan otomatis. Biasanya cara ini di

lakukan bila membentuk kebiasaan baru.

Kebiasaan terbentuk sejak usia muda. Sejalan dengan bertambahnya usia

anak sebagian kebiasaan itu bisa berubah atau hilang.

b) Keterampilan

Ketrampilan adalah setiap perbuatan yang menuntut keahlian,

keterampilan berbeda dengan kebiasaan, perbedaan tersebut terdapat pada hal-hal

berikut : kebiasaan muncul secara otomatis sedangkan keterampian membutuhkan

kesadaran tingkat tinggi serta minat dan kemampuan, kebiasaan bersifat uniform

(seragam) sementara keterampilan dapat berubah dari waktu ke waktu,

keterampilan dituntut untuk ulangan atau latihan terus menerus untuk

meningkatkan kualitas sedangkan kebiasaan tidak demikian.

c) Pengamatan

Salah satu manifestasi belajar yang pertama-tama timbul pada anak adalah

penyesuaian pengamatan. Proses ini dimulai dengan membedakan obyek yang

satu dengan obyek yang lain. bentuk pengamatan yang paling sederhana adalah

mengamati pekerjaan pelajar sehari-hari di sekolah, ketika belajar membaca anak

mulai mengamati, membedakan kata-kata, atau huruf. pengamatan yang lebih

tinggi berkenaan dengan hubungan logis. Dimana anak mulai memecahkan

Page 52: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

52

persoalan mekanis biasanya merupakan suatu bentuk perbuatan belajar rasional

yangmenuntut pengamatan yang jelas mengenai hubungan antara bagian-bagian

penting dari mekanisme.

d) Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat

Manisfestasi belajar dapat terlihat pada terbentuknya cara berfikir asosiatif

dan daya ingat. Berfikir asosiatif adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan

sesuatu dengan yang lainnya. Berfikir asosiatif ini merupakan proses

pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.kemampuan pelajar

untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar di pengaruhi oleh tingkat atau

pengetahuan yang di peroleh dari hasil belajar.

Terdapat dua macam asosiasi, yaitu:

1) Asosiasi buatan (arbitrary). Asosiasi ini terjadi apabila obyek yang di

ingat tidak mempunyai hubungan kausal.misalnya, dalam bahasa bila di

sebut nama shinta seseorang akan teringat dengan rama.

2) Asosiasi logis menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat.

Umpamanya, malaria dan nyamuk, atau hutan gundul dengan banjir.

Mempelajari asosiasi-asosiasi semacam ini terdapat dalam segala bentuk

belajar tingkat tinggi.

Daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur

pokok dalam berfikir asosiatif. Pelajar yang telah mengalami proses belajar akan

di tandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian)

dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut

Page 53: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

53

dengan situasi atau stimulus yang sedang di hadapi biasanya daya ingat terbatas

pada obyek-obyek verbal.

e) Berfikir Rasional dan Kritis

Belajar dimanisfestasikan dalam berfikir rasional. dengan berfikir rasional

pelajar berusaha memperoleh jawaban terhadap pertanyaan bagaimana (how), dan

mengapa (why) hasil perbuatan belajar semacam ini menunjukkan adanya didikan,

sikap rasional, pengertian intelektual, dan pengetahuan fungsional.

f) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu.

sikap terhadap suatu nilai dalam aspek kultural merupakan hasil belajar tingkat

tinggi, sikap terhadap suatu nilai dapat berupa suatu cara berfikir terhadap atau

cara menghargai seseorang, suatu persoalan, suatu lembaga atau situasi yang

selalu di ikuti, setiap kali timbul ancaman terhadap nilai-nilai tertentu.

g) Inhibisi

Inhisbi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu

respon tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang

berlangsung.Hendaknya pelajar memiliki kesanggupan untuk mengurangi atau

menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan

lain yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya.inhisbi

menimbulkan rasa hormat dan harga diri.

h) Apresiasi

Apresiasi merupakan suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai

sesuatu. dalam penerapannya apresiasi sering di artikan sebagai penghargaan atau

Page 54: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

54

penilaian terhadap suatu benda baik abstrak maupun konkret yang memiliki nilai

luhur. Bagi pelajar mereka akan memiliki apresiasi apabila sebelumnya telah

mempelajari materi yang berkaitan dengan obyek sebelumnya.

i) Tingkah laku afektif

Belajar di manisfestasikan dalam tingkah laku afektif yaitu : tingkah laku

yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti rasa sedih, marah, kecewa,

benci dan sebagainya.

Perbuatan belajar mengandung arti terdapat perubahan dalam diri si pelajar

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri pelajar hendaknya terdapat perubahan

dari tidak mengerti menjadi mengerti atau dari tidak tahu menjadi tahu, sehingga

menjadikan setiap perubahan kearah yang lebih baik sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar yang hendak di capai.

2. Tipe Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh pelajar menggambarkan usaha yang

dilakukan guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan belajar

mereka. Dengan kata lain tujuan usaha guru diukur dengan hasil belajar mereka.

Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan tercapai, guru perlu mengetahui tipe hasil

belajar yang dicapai melalui kegiatan belajar.

Sistem pengajaran di sekolah mengelompokkan tujuan pendidikan dalam

tiga bidang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a) Segi Kognitif

Page 55: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

55

Segi kognitif ini memiliki enam taraf diantaranya:

pengetahuan(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan(aplikasi),

analisis,sintesis dan evaluasi.

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan mencakup berbagai hal baik umum ataupun khusus, hal-hal

yang bersifat factual,dan pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu di ingat

kembali seperti metode, hokum, rumus dan lain-lain. ciri utama kognitif ini adalah

ingatan, untuk memperoleh dan menguasai pengetahuan yang baru pelajar perlu

mengingat dan menghafal. Cara yang di gunakan adalah dengan mengulang

pelajaran itu dengan teknik yang lazim di sebut dengan jembatan keledai. Tipe

hasil belajar ini adalah syarat untuk menguasai hasil belajar yang lain.

2) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman lebih tinggi satu tigkat dari pengetahuan yang sekedar

hafalan, karena pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari

suatu konsep, maka diperlukan adanya hubungan antara konsep dan makna yang

ada di dalamnya. Pemahaman dapat di golongkan menjadi tiga : a) penerjemahan

yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung dalam suatu obyek, b)

penafsiran yaitu membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, c)

pemahaman ekstrapolasi yaitu memperluas wawasan.

3) Penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan abstraksi dalam suatu situasi

konkret.dalam aplikasi terdapat konsep, teori, hokum ,rumus dan lain-lain, dapat

Page 56: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

56

pula di sebut aplikasi bukan keterampilan motorik tetapi lebih pada keterampilan

mental.

4) Analisis

Analisis adalah kesanggupan mengurai suatu integritas (kesatuan uyang

utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti sehingga

hirarkinya menjadi jelas. Analisis ini menunjukkan hasil belajar yang kompleks

yang memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya.

5) Sintesis

Sintesis adalah lawan dari analisis. Jika analisis menekankan kesanggupan

mengurai suatu integritas menjadi unsur-unsur yang bermakna, maka sintesis

adalah kesanggupan menyatukan unsure menjadi satu integritas.atau

menghubungkan potongan menjadi pola yang sebelumnya tidak nampak menjadi

jelas.

6) Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu

berdasarkan criteria yang dipakainya. Evaluasi ini menekankan pertimbangan

suatu nilai mengenai baik buruk benar dan salah.

Melalui evaluasi berarti siswa telah menggunakan tipe hasil belajar yang

di kategorikan paling tinggi yang terkandung dalam semua tipe hasil belajar

diantaranya pengetahuan, pemahaman, aplikasi analisis dan sintesis sehingga

siswa dapat menentukan dan mempertimbangkan sesuatu hal baik atau buruk.

b) Segi Afektif

Page 57: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

57

Segi Afektif dapat digolongkan menjadi lima yaitu : Memperhatikan

(Receiving/attending), Merespons (Responding), Menghayati nilai (Valuing),

Mengorganisasikan, Menginternalisasi nilai.

1) Memperhatikan (Receiving/attending)

Taraf yang pertama ini berkenaan dengan kepekaan pelajar terhadap

rangsangan fenomena yang datang dari luar.taraf ini di bagi lagi tiga kategori

yaitu kesadaran akan fenomena, kesediaan menerima fenomena, dan perhatian

yang terkontrol atau terseleksi terhadap fenomena.

2) Merespons (responding)

Pada taraf ini pelajar lebih dari sekedar memperhatikan fenomena ia sudah

memiliki motivasi yang cukup sehingga siswa dapat memperhatikan dan bereaksi

terhadap rangsangan. Sehingga siswa dapat menjawab stimulus dari luar.

3) Menghayati nilai (Valuing)

Pada taraf ini pelajar sudah menghayati dan menerima nilai, perilaku

sudah cukup konsisten, sehingga dapat di katakana bahwa pelajar di pandang

sebagai orang yang sudah menghayati nilai.

4) Mengorganisasikan

Pada taraf ini pelajar mengembangkan nilai-nilai ke dalam satu system

organisasi, dan menentukan hubungan satu nilai denngan nilai yang lain, sehingga

menjadi satu system nilai.Termasuk dalam proses organisasi ini adalah

memantapkan dan memprioritaskan nilai-nilai yang telah di milikinya. Nilai-nilai

itu terdapat dalam berbagai situasi pelajaran, terutama sejarah dan agama.

5) Menginternalisasi nilai

Page 58: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

58

Pada taksonomi afektif tertinggi ini, nilai-nilai yang di miliki pelajar telah

mendarahdaging serta mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Dengan demikian ai sudah dapat di golongkan sebagai orang yang memegang

nilai.

Taksonomi hasil belajar afektif ditemukan oleh Krthwohl (Winkel

1996:242;Sudjana, 1990:29-30; Subiono, 1987:23-26; Gronlund dan Linn,

1990:508; Suciati,2001:2001:19;). Kratwohl membagi hasil belajar menjadi lima

tingkat yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c) Segi Psikomotorik

Segi psikomotorik dapat diurai ke dalam taraf-taraf : persepsi,

kesiapan(set), gerakan terbimbing (respons terbimbing), gerakan terbiasa

(respons mekanistis), gerakan(respon) kompleks.

1) Persepsi

Taraf pertama dalam melakukan kegiatan motorik ialah menyadari obyek,

sifat, atau hubungan-hubungan melalui alat indra. Taraf ini mencakup kemampuan

menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan dan mendiskriminasikan

rangsangan taraf ini merupakan bagian utama dalam rangkaian situasi yang

menimbulkan kegiatan motorik.

2) Kesiapan (set)

Pada taraf ini terdapat kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau

untuk bereaksi terhadap sesuatu kejadian menurut cara tertentu. Kesiapan

mencakup tiga aspek yaitu intelektual, fisis, dan emosional. Karena pada taraf ini

Page 59: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

59

terlihat tindakan seseorang bahwa ia sedang berkonsentrasi dan menyiapkan diri

secara fisis maupun mental.

3) Gerakan Terbimbing (respons terbimbing)

Pada taraf ini yang di tekankan adalah kemampuan-kemampuan yang

merupakan kemampuan kompleks, gerakan terbimbing adalah perbuatan individu

yang dapat teramat, yang terjadi karena di bimbing oleh individu lain.

4) Gerakan terbiasa (respons mekanistis)

Pada taraf ini pelajar mempunyai kemampuan dan terampil melakukan

suatu perbuatan di dalam dirinya sudah terbentuk kebiasaan untuk memberi

respon sesuai dengan jenis-jenis perangsang dan situai yang di hadapi.

5) Gerakan (respon) komplek

Pada taraf ini pelajar dapat melakukan perbuatan motoris yang kompleks,

karena pola gerakan ini yang di tuntut memang sudah kompleks, perbuatan itu

dapat dilakukan secara lancar,luwes,supel,gesit atau lincah, dengan menggunakan

tenaga dan waktu yang sesedikit mungkin. Taraf terahir ini masih dapat

dikembangkan dengan keterampilan menyesuikan diri dan bervariasi. lebih tinggi

dari itu muncul kreativitas untuk berinisiatif dan menciptakan sesuatu yang baru.

Sebagai pengajar hendaklah guru memperhatikan ketiga ranah tersebut

diantaranya kognitif,efektif, dan psikomotorik, hal ini perlu di lakukan agar hasil

belajar dapat tercapai dengan baik, jika guru hanya mengutamakan aspek kognitif

saja tanpa mempertimbangkan aspek afektif dan spikomotorik maka tumbuh

kembang anak tidak seimbang sehingga hasil belajar yang diinginkan tidak akan

tercapai.

Page 60: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

60

Bentuk penilaian ketiga ranah ini memiliki perbedaan, menurut Sudjana

(2009:67), kuisioner dan wawancara pada umumnya di gunakan untuk menilai

aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seseorangserta harapan dan

aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Sedangkan skala di

gunakan untuk menilai aspek afektif seperti skala sikap dan skala minat serta

aspek kognitif seperti skala penilaian. Observasi pada umumnya di gunakan untuk

memperoleh data mengenai perilaku individu atau proses kegiatan tertentu. Studi

kasus untuk memperoleh data yang komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu

dari individu, terutama hubungan sosialnya. Catatan komulatif di gunakan untuk

memperoleh data dan informasi yang mendalam dan menyeluruh mengenai

individu yang di lakukan secara terus menerus sehingga di peroleh data dan

informasi yang komprehensif. Kelebihan nontes dari tes adalah sifatnya yang

lebih konprehensif, artinya dapat di gunakan untuk menilai berbagai aspek dari

individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek

afektif dari individu sehingga guru tidak hanya untuk menilai aspek kognitif,

tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.

C. Hakekat Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

1. Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,

disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri.

2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for

Page 61: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

61

Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan

“Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat

terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu

hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.

Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut

meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

1) Ilmu Sosial (Sicial Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial

(Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut : “Ilmu Sosial terdiri disiplin-

disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari

pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.

Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin

intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah,

memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau

masyarakat yang ia bentuk.

Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan

maupun tingkah laku kelompok. Maka dapat di simpulkan bahwa ilmu sosial

adalah ilmu pengetahuan yang bertaraf akademis yang mempelajari tingkah laku

manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat di mana ia di

bentuk.

2) Studi Sosial (Social Studies).

Page 62: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

62

Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang

keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang

pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad

Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu

bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi

siswa sejak pendidikan dasar.

3) Pengetahuan Sosial (IPS)

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika

Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut

pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of

Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga

itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum

Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang

mempunyai minat sama.

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),

mendifisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study of the

science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program,

socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such

disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy,

political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate

content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary

purpose of social studies is to help young people develop the ability to make

Page 63: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

63

informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally

diverse, democratic society in an interdependent world.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah

merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari

pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-

ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah,

geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh

Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil

pemfungsian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,

ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

2. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial

Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika

Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies

dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827,

atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18), yang ditandai

dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.

Latar belakang dimasukkannya Social studies dalam kurikulum sekolah di

Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi yang

menyebabkannya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari berbagai

macam ras diantaranya ras Indian yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih

yang datang dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari Afrika untuk

dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.

Page 64: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

64

Pada awalnya penduduk Amerika Serikat yang multi ras itu tidak

menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung perang saudara antara utara dan

selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang berlangsung tahun l861-

1865 dimana pada saat itu Amerika Serikat siap untuk menjadi kekuatan dunia,

mulai terasa adanya kesulitan, karena penduduk yang multi ras tersebut merasa

sulit untuk menjadi satu bangsa.

Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam. Para

pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan

penduduk yang multi ras tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa

Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan social

studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun 1892.

Setelah dilakukan penelitian, maka pada awal abad 20, sebuah Komisi Nasional

dari The National Education Association memberikan rekomendasi tentang

perlunya social studies dimasukkan ke dalam kurikulum semua sekolah dasar dan

sekolah menengah Amerika Serikat. Adapun wujud social studies ketika lahir

merupakan semacam ramuan dari mata pelajaran sejarah, geografi dan civics.

Di samping sebagai reaksi para pakar Ilmu Sosial terhadap situasi sosial di

Inggris dan Amerika Serikat, pemasukan Social Studies ke dalam kurikulum

sekolah juga dilatarbelakangi oleh keinginan para pakar pendidikan. Hal ini

disebabkan mereka ingin agar setelah meninggalkan sekolah dasar dan menengah,

para siswa: (1) menjadi warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan

menjalankan hak-hak dan kewajibannya; (2) dapat hidup bermasyarakat secara

seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat. Untuk

Page 65: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

65

mencapai tujuan tersebut, para siswa tidak perlu harus menunggu belajar Ilmu-

ilmu Sosial di perguruan tinggi, tetapi sebenarnya mereka sudah mendapat bekal

pelajaran IPS di sekolah dasar dan menengah. Pengembangan Pendidikan IPS SD

1 – 9.

Pertimbangan lain dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum

sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan dalam pemilihan dan

pengorganisasian materi IPS. Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih

mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah, bahan-bahannya diambil

dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi yang diambil

dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, dan

masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah dipahami karena mempunyai

makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran yang abstrak dan

rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.

Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum

sekolah di Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris dan Amerika Serikat.

Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam

bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat

ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah

melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I

(1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima

masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:

1. Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan

belajar.

Page 66: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

66

2. Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan

3. Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan

kebutuhan pembangunan.

4. Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan

dana.

5. Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif

bagi kepentingan pembangunan nasional.

Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali

yangn dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum

SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial. Pengembangan kurikulum

Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai perkembangan informasi,

ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi

program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan kebutuhan

setempat.

3. Rasional Mempelajari IPS.

Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah adalah agar siswa dapat :

1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah

dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.

2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional

dan bertanggung jawab.

Page 67: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

67

3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan

antar manusia.

IPS atau disebut Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2004, merupakan

satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI sampai SMP dan MTs.

Untuk jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial

dan Kewarganegaraan sedangkan untuk jenjang sekolah menengah adalah

geografi, ekonomi dan sejarah.

Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi suatu mata pelajaran yang

menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:

1. Siapa diri saya?

2. Pada masyarakat apa saya berada?

3. Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi

anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa?

4. Apa artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia?

5. Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke

waktu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan

jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan

komprehensip. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi

keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju

kedewasaan serta menjawab tantangan kehidupan di dunia globalisasi.

4. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP

Page 68: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

68

Ilmu Pengetahuan Sosial dapat memberikan dampak kehidupan yang

cukup bagus terhadap kehidupan anak dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara hal ini di karenakan pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang

mempelajari kegiatan manusia baik perorangan atau bermasyarakat bagaimana

anak mampu menjawab tantangan kemajuan zaman yang di hadapinya. Maka

tujuan pembelajaran ips adalah anak mampu menempatkan dirinya dalam

kehidupan bermasyarakat, bernegara, mampu menjawab kehidupan globalisasi

meningkatkan kemampuan kompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang

majamuk, baik skala nasional maupun internasional.

Menurut KTSP 2006 tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

:

a. Agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dlm

masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.

e. Mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sifat mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih keterampilan untuk

Page 69: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

69

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri

sendiri atau masyarakat.

Berdasarkan pada falsafah pengetahuan dan keterampilan, Ilmu

pengetahuan sosial dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat

menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan

kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya,

dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaktub dalam UUD

1945. Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas maka tujuan pendidikan IPS

yang akan dicapai harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan

tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal

tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat smp menyatakan bahwa, Pengetahuan

Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk :

Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,

dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan sosial

Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid

Sumaatmadja adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi

Page 70: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

70

dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik

merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa,

yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai

sosial dan sikap, (4) Keterampilan.

Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan

tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran ips di sekolah di

organisasikan secara baik serta program-program pelajaran ips di sesuaikan

dengan tuntutan dan kebutuhan anak dalam menjawab tantangan globalisasi.

Dari rumusan tujuan tersebut (Awan Mutakin, dalam puskur, 2006: 4)

dapat merinci sebagai berikut:

a) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di

gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

Page 71: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

71

d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

e) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

f) Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral.

g) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat

menghakimi.

h) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan

penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang di

hadapinya.

i) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan

siswa terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan.

Dengan pendapat yang telah di kemukakan para ahli pendidikan di bidang

ips maka Ilmu pengetahuan sosial sangatlah di butuhkan bagi anak untuk tumbuh

dan kembang anak dalam menjawab kemajuan zaman dan arus globalisasi yang

semakin meningkat tajam, maka dibutuhkan kecerdasan dan keterampilan dalam

hidup bermasyarakat sehingga anak mampu bertahan di mana ia tinggal.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SMP

Page 72: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

72

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia

yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan

cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi,

budaya, dan kejiwaannya memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan

bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya

dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di

permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota

masyarakat.dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian

luas,pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan

kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS

pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan

pendidikantinggi.Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS

dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada

geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari

yang ada di lingkungan peserta didik.Pada jenjang pendidikan menengah, ruang

lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan

keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.

Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi

pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi

menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara ber

kesinambungan.Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari

IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang

Page 73: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

73

lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang

bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial

tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan

secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang

akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan

sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,

pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.

Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak

berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

Ditinjau dari aspek-aspeknya meliputi hubungan sosial,ekonomi, psikologi

sosial, budaya, sejarah, gegrafi dan politik.Ditinjau kelompoknya meliputi

keluarga, RT, RW, WK, Warga Desa, ormas. Sampai ke tingkat desa. Lokal,

nasional, regional, global. Proses interakksi sosial meliputi interaksi bidang

Kebudayaan, politik dan ekonomi. Mengingat luasnya cakupan IPS maka guru

IPS wajib melakukan seleksi agar sesuai dengan tingkat jenajang dan kemampuan

peserta didik. Wajib mengenali sumber dan pendekatan yang sesuai dengan

peserta didik, maka untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, pada jenjang

pendidikan sekolah menengah pertama ruang lingkup pelajarannya meliputi : (1)

Manusia, tempat dan lingkungan (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (3)

Sistem sosial dan budaya, (4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Dengan ruang lingkup pembelajaran yang telah di sebutkan di atas di

harapkan agar peserta didik pada jenjang pendidikan tingkat pertama dapat hidup

bermasyarakat dan mampu menjawab tantangan kehidupan di dunia globalisasi.

Page 74: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

74

6. Penilaian Mata Pelajaran IPS di SMP

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembelajaran telah mencapai

tujuan atau ketercapaian kompetensi yang di tetapkan dalam rancangan

pembelajaran,di perlukan kegiatan penilaian pembelajaran.Penilaian di katakan

baik dan benar jika instrumen penilaian yang di gunakan benar benar mengukur

apa yang seharusnya di ukur.

Sistem penilaian yang di lakukan oleh sekolah atau madrasah harus

mengikuti pedoman atau prinsip penilaian yang di tetapakan oleh pemerintah

melalui Permendiknas nomor 20 tahun 2007 yang menyatakan “ Prinsip penilaian

beracuan kriteria berarti penilaian di dasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang telah di tetapkan”.

Oleh karena itu kurikulum KTSP berdasarkan kompetensi dan untuk

mengukur serta menilai keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan

penilaian acuan kriteria (PAK) jika pada saat ini di kenal dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Besarnya skor kkm pada dasarnya di serahkan pada

sekolah/madrasah itu sendiri di karenakan madrasah/sekolah lebih tahu tentang

kondisinya sendiri misalnya sumber daya yang di miliki, karakteristik peserta

didik,media pembelajaran dan lain-lain. Hal ini sebagaimana di nyatakan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no:20 tahun 2007

standar penilaian pendidikan sub bab pengertian point 10 bahwa “ Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang di

tentukan oleh satuan pendidikan KKM pada ahir jenjang satuan pendidikan harus

Page 75: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

75

memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan

kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik”.

Untuk dapat melakukan penilaian yang tepat guru hendaknya menguasai

tentang: (1) ranah penilaian hasil belajar, (2) menyusun instrumen penilain baik

tes maupun non tes, (3) penentuan besaran kriteria ketuntasan minimal (KKM)

hasil belajar siswa. Maka tahap penilaian harus di lakukan dengan matang oleh

guru IPS baik format penilaian atau besaran skor KKM harus di tetapkan secara

bersama oleh anggota tim guru mata pelajaran IPS pada awal tahun/awal semester

bersama dengan acara pemetaan SK dan KD serta penyusunan silabus.

Hasil penilaian di jadikan sebagai pertimbangan utama untuk memasuki

jenjang pendidikan selanjutnya. Penilaian di lakukan dalam bentuk tes maupun

non tes.pengukuran dalam ranah afektif dapat di lakukan dengan menggunakan

cara non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara, sementara

terhadap ranah spikomotorik dengan tes perbuatan dengan menggunakan lembar

pengamatan. (Departemen Agama,2003:5).

D. Hakekat Strategi Pembelajaran.

1. Pendekatan Pembelajaran

Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-

masing kalimat tersebut, Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan,

“sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut

Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan

pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut

Page 76: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

76

H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction merupakan usaha

sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan

mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”.

Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana

para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga

terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.

Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai

sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan

siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini

sesuai pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah

cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan

tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut

Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan

yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional

untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada

kegiatan belajar mengajar, antara lain :

a. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih

bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah,

tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak

hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali

Page 77: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

77

siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses

pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut

untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip

membelajarkan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa

(http://smacepiring.Wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-

pembelajaran/).

Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran

kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan

cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana

anak hidup dan berada serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya

(http.//www.contextual .org.id). Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang

dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen,

2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan

kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di

lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-

benar terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan

lingkungan masyarakat luas.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam

mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang

bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas

Page 78: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

78

yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan

bukan dari “apa kata guru.

Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk

mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk

mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah

yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan

sesama teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga

mengembangkan ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6).

Lebih lanjut Schaible, Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172)

menyatakan bahwa pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang

sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang

penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau

metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara

dalam mengatasi masalah.

b. Pendekatan Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual.

Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-

tiba(Suwarna,2005).

Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel

(1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999)

kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan

secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan

Page 79: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

79

pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran

terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.

Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur

kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan

atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang

akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini

dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang

boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali

sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep

dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan

pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993)

konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia

ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.

Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran

kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan

perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam

proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu

perkara.

Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999)

membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan

konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan

berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional.

Page 80: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

80

Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis

(1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme

dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang

lebih tinggi dan signifikan.

c. Pendekatan Deduktif – Induktif

1. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan

istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh

suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila

siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep

dasarnya(Suwarna,2005).

2. Pendekatan Induktif

Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah

menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian.

Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa

kasus-kasus nyata yang terjadi di lingkungan.

Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah

pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan

meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba

pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan

teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama

mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka.

Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer

Page 81: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

81

informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006)

melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All

new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya

semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran

sebelumnya.

Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan

deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan

melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi

disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh

dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang

definisi yang disampaikan.

Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran

pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif. Beberapa contoh

pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,

pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran

berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan

induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan

menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual,

siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur

berdasar pengamatan siswa sendiri.

Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan

induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali

dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau

Page 82: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

82

generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun

dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan

utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati

dan menganalisis apa yang diamati.

Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan

soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat

dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif.

Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya

diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan

pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau

diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan

memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan

pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara

bergantian. (http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-

induktideduktif.html)

d. Pendekatan Konsep dan Proses

1. Pendekatan Konsep

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa

dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung

di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan

subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk

memahami konsep. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-

dan-metode-pembelajaran/).

Page 83: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

83

2. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti

mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan.

Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum

1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam

kegiatan belajar. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-

metode-pembelajaran/).

Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu

dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses

mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi

peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian

integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman

yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.

Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam

setiap proses pendidikan yang dialaminya (http://groups.yahoo.com/group/sd-

islam/message/1907).

e. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat

National Science Teachers Association (NSTA) (1990:1) memandang

STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human

experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai

dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk

meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains

Page 84: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

84

dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN

STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach which

reflects the widespread realization that in order to meet the increasing demands

of a technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan

demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan

dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka memahami

berbagai hubungan yang terjadi diantara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini

berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi

masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-

hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalam pengembangan

pembelajaran di era sekarang ini.

Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006:1),

bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore a

understand the many ways that scinence and technology shape culture, values,

and institution, and how such factors shape science and technology. STM dengan

demikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui

bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di

masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan

teknologi.

Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) (

dalam Poedjiadi,2000) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan

menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika

dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan

Page 85: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

85

aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan.

Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang

diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah,

tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari,

yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah

(ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-

pembelajaran/).

Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39)

adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana

pakai kacamata merah-semua tampak kemerah-merahan.

Pengertian pendekatan pembelajaran pembelajaran (instructional

approach), yang ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5).

Menurutnya pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu

pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran

sebagai bahan kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran sebagai

dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam Praktek

Profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk

mendukung pencapaian Kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: (1) mendukung

kelancaran guru dalam proses pembelajaran; (2) membantu para guru

menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran di kelas; (3) sebagai panduan

bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan (4) sebagai bahan

Page 86: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

86

masukan bagi para penyusun kurikulum untuk mendesain kurikulum dan

pembelajaran yang terintegrasi.

Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang,

oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang di maknai selain sebagai Kerangka

umum untuk Praktek Profesional guru, juga dimaksudkan sebagai studi

komprehensif tentang praktik pembelajaran, maupun petunjuk pelaksanaanya.

Selain itu dokumen itu juga dimaksudkan untuk mendorong para guru untuk: (1)

mengkaji lebih jauh tentang pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lainnya;

(2) menjadi bahan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukannya; (3)

merupakan seni, seperti hal nya ilmu mengajar yang terus berkembang, dan (4)

juga sebagai katalisator untuk mengembangkan profesional guru lebih lanjut.

Gambaran mengenai pendekatan pembelajaran yang lebih jelas terdapat

dalam artikel pendidikan yang diterbitkan oleh Saskatchewan education (1980)

Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka besar tentang tugas

profesional guru yang di dalamnya meliputi: model-model pembelajaran, Strategi-

strategi pembelajaran, metode-metode pembelajaran dan juga keterampilan-

keterampilan mengajar. Pendekatan pembelajaran juga merupakan skenario

pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dengan menyusun dan memilih model

pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran maupun keterampilan

mengajar tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang

skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Meliputi hubungan antara model

Page 87: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

87

pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan keterampilan

mengajar.

Menurut Philip R. Wallace (1992: 13) pendekatan pembelajaran dibedakan

menjadi 2, yaitu : Pendekatan konservatif (conservative approaches) dan

pendekatan liberal (liberal approach). Pendekatan konservatif memandang bahwa

proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan

materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa,

sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal

(liberal approaches) adalah pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan

luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya

sendiri.

Para ahli pendidikan lebih senang menggunakan istilah pendekatan yang

berpusat pada guru (teacher centered approach) untuk pendekatan konservatif dan

pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach) untuk

pendekatan liberal sebagaimana ditulis dalam websait http://www.wcer.

wisc.edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html McCombs and Whistler

(1997), Papalia (1996), Stuart (1997), Silberman (1996) dan Benson and Voller

(1997) lebih suka menggunakan istilah tersebut.

Di Indonesia kedua istilah di atas lebih familier digunakan dengan istilah

pendekatan konvensional dan pendekatan siswa aktif atau PAKEM. Kosa kata

PAKEM yang merupakan kependekakan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif

dan Menyenangkan tersebut mulai banyak digunakan sejak tahun 1999, yaitu pada

saat UNICEF dan UNESCO membantu untuk meningkatkan mutu pembelajaran

Page 88: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

88

di Indonesia dengan programnya CLCC (Creating Learning communities for

Children) yang kemudian di Indonesia lebih dikenal dengan program MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah). Sejak saat itu untuk membandingkan antara

pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada

siswa, hampir semua program bantuan luar negeri di Indonesia seperti: PLAN,

AUSAID, USAID, NZAID, dan Intel Teach lebih suka menggunakan istilah

pendekatan konvensional v.s pendekatan siswa aktif / PAKEM. Bahkan mulai

tahun 2003 Departemen Pendidikan Nasional juga sudah sering menggunakan

istilah tersebut. Baik dalam pendekatan pembelajaran konvensional maupun

dalam pendekatan pembelajaran PAKEM di dalamnya ada: model-model

pembelajaran (instructional models), strategi pembelajaran (instructional

strategies), metode-metode pembelajaran (instructional methods) dan ada juga

keterampilan-keterampilan mengajar (instructional skillks).

Dari pernyataan di atas pendekakan pembelajaran dapat diartikan sebagai

titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk

pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred

approaches) menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),

Page 89: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

89

pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran

discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

1. Strategi Pembelajaran

Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas

untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru di

harapkan memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan

efisien.pengertian strategi pembelajaran dapat di kaji dalam dua kata

pembentuknya, yaitu strategi dan pembelajaran. Kata strategi berasal dari bahasa

Latin strategia, yang di artikan sebagai “Seni menggunakan rencana untuk

mencapai tujuan”. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

method, or series of activities designed to achieves a particular aducational goal

(J.R. David 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan

yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan atau

rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dari pengertian ini dapat di pahami bahwa strategi

mengandung arti cara dan seni menggunakan sumberdaya untuk mencapai tujuan.

Sedangkan pembelajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dan

banyak faktor yang mempengaruhinya.definisi pembelajaran yang di anut A.

Chaedar Alwasilah dalam pengantarnya untuk versi terjemahanbuku Elaine B.

Johnson, Contextual Teaching and Learning sebagai berikut : (1)”A relatively

Page 90: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

90

permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced

practice” dan (2) “A change in human disposition or capability, Which can be

retained, and which is not simply ascribable to the proses of growth”. maka dari

devinisi di atas terdapat tiga prinsip yang dapat di perhatikan.

Pertama, proses pembelajaran menghasilkan perubahan tingkah laku anak

didik yang relative permanen kedua, anak memiliki potensi dan kemampuan yang

merupakan benih kodrati untuk di tumbuh kembangkan tanpa henti.ketiga,

perubahan atau pencapaian kualitas ideal tidak tumbuh linier sejalan proses

kehidupan artinya proses belajar merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri,

tetapi ia di desain secara khusus demi tercapainya tujuan ideal.

Berdasarkan pengertian strategi dan pembelajaran dapat di simpulkan

bahwa strategi pembelajaran adalah cara dan seni menggunakan sumber daya

untuk menyampaikan meteri pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran yang

di ciptakan secara kondusif, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang

dapat memberikan pengalaman belajar siswa secara efektif.

Sedangkan menurut (Firdaus Zarkasih,2009:43) menyatakan “secara

umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan”.dapat pula di

artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.terdapat

empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi: (1) Mengidentifikasi

tingkah laku dan kepribadian anak didik,(2) memilih pendekatan belajar

berdasarkan aspirasi masyarakat,(3) memilih dan menetapka prosedur,

Page 91: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

91

metode,dan teknik belajar mengajar yang dinggap paling tepat dan efektif,(4)

menetapkan norma dan batasan minimal keberhasilan siswa atau mengadakan

evaluasi.

J.R David mengartikan strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (Sanjaya, 2009:126) senada dengan J.R David, Dick and

Carey menyebutkan bahwa staregi pembelajaran adalah suatu set materi dan

prosedur pembelajaran yang di gunakan secara bersama-sama untuk mencapai

hasil belajar pada siswa. (Sanjaya, 2009:126) sedangkan Hilda Jaba mengatakan

strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses

pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju

tercapainya tujuan pembelajaran (Zarkasi,2009:45). sedangkan (Hasibuan,1986:1)

mengatakan “Strategi belajar-mengajar merupakan pola umum perbuatan guru

dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar”.pengertian strategi

dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru-siswa dalam

peristiwa belajar actual tertentu.

Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dilihat dari strateginya, pembelajaran

dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery

learning dan (2) group-individual learning (Rowntree). Dalam strategi exposition,

bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut

untuk menguasai bahan tersebut. Sebagaimana yang dikutip oleh Wina, Roy

Page 92: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

92

Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).

Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa,

siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya

secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai

penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan

pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,

sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi

siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan

strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh

siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran

siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.

Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.

Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar

bahasa melalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok

dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang guru atau

beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran

kelompok besar atau pembelajaran klasikal,atau bisa juga siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak

memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh

karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan

tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja,

Page 93: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

93

sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi

pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan

strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi

pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu

untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran

yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan

menuju hal yang konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari

umum ke khusus.

Sebaliknya, dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari

dimulai dari hal-hal yang konkrit atu contoh-contoh yang kemudian secara

perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini

kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus

dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa

yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini

sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan

bagaimana cara mencapainya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

Page 94: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

94

pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai

pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi

disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua

keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan

langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar

semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu

dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

2. Metode pembelajaran

Permasalahan yang sering di jumpai dalam pengajaran adalah bagaimana

cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga di peroleh hasil yang

efektif dan efisien.untuk itu guru di tuntut untuk menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi, konsidilingkungan

di mana pengajaran berlangsung.hal ini dikarenakan metode mengajar merupakan

bagian integral dalam suatu pengajaran yang tidak boleh di abaikan oleh guru

sebagai pengajar.

Metode pembelajaran (Basyiruddin Usman,2002:31) menyatakan “suatu

cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.hal

senada juga di kemukakan oleh (H.M. Suparta,2008:159) menyatakan metode

mengajar adalah “cara yang di gunakan ole guru untuk menyampaikan pelajaran

kepada pelajar”.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

Page 95: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

95

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya:

(1) Ceramah

Ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan

yang partisipatif (curah pendapat, diskusi, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu,

ceramah yang di maksud di sini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu

melibatkan siswa melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan

pendapat dan pengalaman siswa. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan

serahan (handouts), transparansi yang ditayangkan dengan, OHP, bahan presentasi

yang ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano,

dll.

Page 96: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

96

(2) Diskusi Umum (Diskusi Kelas)

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/

pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran

(gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta

dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan

pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya

digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode

lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok,

permainan, danlain-lain.

(3) Curah Pendapat (Brain Storming)

Page 97: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

97

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka

menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua

peserta.

Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi

(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada

penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.

Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat,

informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya

kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan

(mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.

Page 98: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

98

(4) Diskusi Kelompok

Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik

dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok

kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat

membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga

meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam

diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan

kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik

mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan

diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau

diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai

dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.

Page 99: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

99

(5) Bermain Peran (Role-Play)

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’

peran peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di

dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar

peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya : menilai keunggulan maupun

kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/

alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih

menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan

pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

Page 100: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

100

(6) Simulasi

Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk

mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun

fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam

kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di

dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek

penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi

penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi

dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang

sebenarnya (replikasi kenyataan). Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan

fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan

tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya

berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam

keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam

contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi

Page 101: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

101

dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat

melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.

(7) Sandiwara

Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang

menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan.

Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa

peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan

berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis

solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan

kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

Page 102: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

102

(8) Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta

dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah

pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada

peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi

proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk

memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah

demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil,

peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat,

melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan

dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.

Page 103: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

103

(9) Praktek lapangan

Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan

kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat

kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman

nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat

memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat

metode praktek adalah pengembangan keterampilan.

Page 104: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

104

(10) Permainan (Games)

Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain

pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker

adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah

situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk

membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.

Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

(fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan

suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh

menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai

secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal

yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses

belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan.

Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami

Page 105: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

105

sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi

hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah

perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.

Mengajar merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar

metode yang di gunakan guru di harapkan mampu menumbuhkan berbagai

kegiatan belajar bagi para pelajar sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

Sehingga terjadi proses interaksi edukatif antara guru dan murid, di sini murid

membeerikan respons terhadap guru. Maka metode mengajar yang baik adalah

metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi para pelajar,dan upaya

guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu

pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggung jawab seorang guru.

Dari uraian tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan

metode pembelajaran yang telah di uraikan di atas maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut

pandang seorang guru terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, yang di

dalamnya mewadai, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah di tetapkan selanjutnya di

turunkan ke dalam strategi pembelajaran, hal ini di karenakan strategi

pembelajaran adalah rangkaian perencanaan kegiatan pembelajaran yang di

desain di guru, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif rangkaian

Page 106: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

106

perencanaan ini masih bersifat konseptual tentang keputusan yang di ambil dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Dikarenakan srategi pembelajaran masih bersifat konseptual maka untuk

mengimplementasi kannya di gunakan metode pembelajaran, sehingga metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang di gunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan atau cara yang

di pakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Dalam proses belajar mengajar

ketiga komponen tersebut tidak dapat di pisahkan semua terdapat hubungan yang

erat, untuk mencapai hasil belajar yang di inginkan.

E. Metode Kata-Hubung (link-Word Method)

1. Mnemonik

Ilmuwan Yunani kuno menyatakan bahwa “Memori adalah anugerah

seseorang bisa mengingat masa lalu, mengutarakan keadaan yang mengagumkan

yang membuat sekarang dan merenungkan masa depan melalui persamaannya

dengan masa lalu” (adaptasi dari http://www.ababasoft.com/

mnemonik/mnemonik01.htm). Secara lebih khusus, mnemonic berarti rumusan

atau ungkapan untuk membantu mengingat-ingat sesuatu (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Dan menurut Stine, mnemonic adalah kemampuan otak untuk

menghubungkan kata-kata, ide, dan khayalan. Peranti mnemonik (umunya dikenal

metode menghafal ‘jembatan keledai’) adalah teknik-teknik khusus untuk

membantu mengingat daftar kata-kata (Best, 2003:76)

Page 107: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

107

Sedangkan Kamus Oxford mengartikan mnemonik adalah “tentang atau

terdesain untuk membantu ingatan”. Mnemonic berasal dari bahasa Yunani,

"Mnemosyne", yang berarti Dewi Memori. Yang dimaksud Mnemonic adalah

menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan tersebut bisa berupa singkatan,

pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan

hubungan dengan suatu hal lain), dan masih banyak metode lain. Contoh

Mnemonic yang paling populer adalah "MEJIKUHIBINIU" (Merah-Jingga-

Kuning-Hijau-Biru-Nila-Ungu) yang digunakan untuk menghafalkan warna

pelangi.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa mnemonic adalah

teknik untuk memudahkan mengingat sesuatu yang dilakukan dengan membuat

rumusan atau ungkapan, atau menghubungkan kata, ide, dan khayalan. Dengan

kata lain mnemonic berarti teknik untuk mendayagunakan daya ingat dengan cara-

cara tertentu.

Adapun manfaat penggunaan mnemonic, karena memudahkan mengingat,

tentunya juga akan memudahkan belajar. Hambatan belajar akan hilang. Ini akan

membangkitkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar, sehingga akhirnya dapat

mencapai hasil belajar yang optimal.

Instruksi mnemonik mengacu kepada instruksi atau strategi belajar yang

terancang secara khusus untuk mengingatkan memori. Hal ini dimaksudkan untuk

memodifikasi atau mengubah informasi yang bisa dipelajari dan bertujuan

menghubungkan langsung dengan informasi dimana para pembelajar segera dapat

mengetahuinya.

Page 108: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

108

Mnemonik adalah teknik yang teruji ilmiah berdasarkan pengetahuan

manusia tentang prinsip-prinsip memori. Terdapat hubungan kata untuk

membantu mengingat bahan-bahan, metode pancang, teknik potong, asosiasi

(cerita), asosiasi konyol dan penggunaan akronim dan akrostik. Teknik akronim

dapat digunakan saat mempelajari warna-warna pelangi, yaitu mejikuhibiniu.

Strategi mnemonik terkumpulkan dari berbagai artikel-artikel penelitian yang

digunakan untuk mempelajari nama orang, bahasa asing, negara, ibukota, huruf-

huruf alphabet dan pengejaan beberapa nama.

Mnemonic yang diambil dari bahas Yunani yaitu mnemonikos yang

artinya “mengingat”. Ada banyak teknik mnemonic yang dapat dilakukan supaya

daya ingat bisa lebih kuat dan hapalan bisa bertahan lebih lama di kepala.

Contohnya:

a) Acronyms. Teknik ini yang paling mudah dan paling sering digunakan.

Carannya dengan menyingkat hal-hal yang harus kita ingat. Misalnya

untuk warna pelangi, seringnya disingkat mejikuhibiniu (merah, jingga,

kuning, hijau, nila, dan ungu).

b) Acrostics. Hampir-hampir sama dengan acronyms, kita berusaha

mengingat sesuatu dengan membuat kalimat baru. Misalnya menghafal

nama-nama planet yang berurutan dari matahari, Merkurius, Venus, Bumi,

bisa disingkat menjasi Merah Vespa Baru.

c) Rhymes and Songs. Banyak orang yang jauh lebih jago menghafal lirik

lagu dibandingkan pelajaran, maka dalam menghafal sesuatu, metode ini

cocok untuk digunakan. Misalnya dalam mengingat nama-nama hari atau

Page 109: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

109

alfabet waktu kecil, kita diajarkan menghafalnya dengan lagu. Nah, itu

adalah conton dari metode mnemonic rhymes and songs.

d) Metode Loci. Metode ini bisa dipakai jika kita harus mengingat banyak

hal dalam satu waktu. Misalnya untuk menghafal unsur-unsur kimia, kita

menggunakan barang-barang yang ada di kamar kita, contohnya laci

sebagai Oksigen, pintu sebagai Hidrogen, dan sebagainya.

e) Chunking. Ini teknik yang digunakan jika ingin menghafal angka.

Teorinya adalah, daripada menghafal delapan digit angka secara

bersamaan, lebih baik membagi angka-angka itu ke beberapa bagian.

Misalnya untuk angka 47857988, bisa dibagi ke 478-579-88.

f) Link System. Teknik ini digunakan dalam menghafal daftar. Kita bisa

mencoba menggunakan mnemonic link system. Misalnya kita perlu

menghafal daftar yang di dalamnya terdiri dari: anjing, amplop, angka 13,

benang, dan jendela. Kita bisa membuat sebuah cerita, seekor anjing

mengirim amplop ke rumah nomor 13 yang isinya benang lewat jendela

g) Teknik Kata Penghubung,Menghubungkan adalah proses mengaitkan

atau mengasosiasikan satu kata dengan kata yang lain melalui sebuah aksi

atau gambaran. Strategi ini biasa digunakan dengan sistem kata penanda

untuk mengingatkan serangkaian informasi dalam urutan tertentu. Dengan

strategi kata penanda yang telah diajarkan tadi, misalnya nomor telepon

438-0367 dapat diingat dengan dihubungkan dengan (4) roda mobil

mogok ditarik oleh bemo beroda (3) sampai di sebuah sirkuit balap (8)

yang kosong (0). Bemo beroda (3) itu membawa telur setengah lusin (6)

Page 110: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

110

untuk makan selama semingu (7). Atau anda ingin mneyederhanakan

proses mengingatnya dengan mengkombinasikan nomor dalam beberapa

unit, sehingga nomor 1945-1965 dapat diingat dengan tahun kemerdekaan

Indonesia yang coba dikudeta oleh PKI. Kunci dalam membuat hubungan

adalah menggunakan imajinasi. Hubungan yang dibentuk tidak perlu logis

atau realistis, yang penting hubungan itu memicu ingatan siswa.

h) Teknik kata kunci (key word), Teknik kata kunci adalah salah satu

teknik mnemonik. Teknik kata kunci mempunyai berbagai macam variasi

aplikasi yang bisa membantu untuk mengingat. Salah satu

kemungkinannya yaitu dalam mengajarkan kata-kata baru.

Teknik ini membantu untuk mengingat bahwa barrister adalah kata lain

dari lawyer, pertama-tama ciptakan kata kunci dari kata asing, barrister.

Kata kunci adalah kata yang terdengar seperti kata baru dan mudah

digambarkan. Lalu ciptakan sebuah gambar dari kata kunci dan definisi

tersebut bersama-sama. Kedua hal tersebut penting saat saling berinteraksi

dan tidak ditampilkan dalam gambar yang sama. Jangan menggunakan

gambar bear dan lawyer dalam satu gambar yang terpisah. Ini

menyebabkan gambar tidak menarik karena elemen-elemennya tidak

saling berinteraksi. Lebih baik jika gambar tersebut adalah gambar

beruang yang sedang berakting sebagai pengacara di pengadilan,

contohnya; membela kliennya yang tidak bersalah. Cara lain adalah

dengan menciptakan gambar dan memperlihatkan di atas proyektor, tetapi

Page 111: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

111

bisa juga dilakukan dengan media lainnya. Saat menggunakan teknik ini,

harus dipastikan telah memahami semua bagian dengan baik.

i) Teknik mengingat dengan Huruf, Teknik huruf, adalah teknik

menggunakan huruf dengan cepat untuk mengingat suatu daftar kata, dan

paling mudah dikenal oleh anak-anak. Akronim dari nama benda akan

mudah diingat saat huruf pertama bisa diingat. Hal ini tidak selalu benar

adanya. Sebagai contoh, jika seorang anak tidak tahu tentang sesuatu,

hanya dengan mengingat huruf pertama, tidak akan cukup untuk bisa

mengingat kemudian.

Kesesuaian kata tidak bisa diperoleh dari huruf pertama saja, sebagai

contoh, jika ingin menghafal nama planet yang mengelilingi matahari,

huruf yang tersusun akan menjadi, M-V-B-M-J-S-U-N-P, dari huruf mana

kata kemudian bisa terbentuk. Dalam kasus ini, akrostik bisa digunakan

untuk mempermudah, dimana huruf pertama dapat dikreasi sedemikian

rupa sehingga menjadi kalimat. Dapat dibuat kalimat seperti ”Mbak

Vonny beli mangga, jambu dan salak untuk non poppy”. Nama-nama

planet tersebut harus cukup mudah untuk dikenal dengan hanya memberi

huruf pertama, dan harus mudah dibedakan bahwa M itu kepanjangan dari

Merkurius, dan bukan Mars. Contoh yang lain, untuk mengingat

klassifikasi taksonomi dari benda hidup, seperti kalimat, “King Philip’s

class ordered a family of gentle Spaniels.” Kalimat ini bisa berarti,

kingdom, phylum, class, oreder, family, genus, dan species.

Page 112: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

112

j) Teknik Simonides (pasak lokasi), Teknik hafalan ini ditemukan setelah

peristiwa tanah liat di Yunani kuno. Sekitar tahun 500 sebelum masehi,

seorang yunani bernama Simonides telah memenangkan pertandingan

Olimpiade, dan kemenangan tersebut dirayakan di rumahnya. Ia memberi

kata sambutan dan pujian untuk pegulat, kemudian ia meninggalkan

perjamuan tersebut. Ketika ia keluar dari rumah, atap runtuh dan

menjatuhi siapa saja yang ada di dalam rumah. Walaupun tubuh para

korban telah terkoyak-koyak, tetapi Simonides masih dapat mengingat

dimana mereka duduk. Dengan hal itu, ia bisa menyebutkan nama-nama

orang yang mengahadiri perjamuan tersebut. Ia mengetahui dimana setiap

orang duduk dan bisa mengingat siapa mereka.

Simonides menyadari bahwa dengan menggunakan imajinasi dan satu

rangkaian lokasi dapat membantu mengingat hal lainnya. Teknik ini

dikenal dengan teknik simonides (teknik pasak lokasi), tetapi harus

mebiasakannya di rumah bukan di tempat perjamuan.

Teknik ini membantu untuk mengingat suatu keadaan, sama seperti

gambar yang membantu untuk mengingat.

Untuk pembelajaran, cara penggunaan mnemonic sebagai berikut: (1)

siapkan fakta atau kata kunci dari materi pelajaran yang harus diingat, (2) kaitkan

kata-kata tersebut antara satu dengan yang lain, (3) buat visualisasi (khayalan) di

dalam pikiran, (4) panggil ulang kata-kata tersebut.

Mnemonic adalah teknik untuk mengingat informasi, yang informasi itu

sangat sulit untuk diingat kembali. Terdapat tiga prinsip dasar ketika

Page 113: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

113

menggunakan mnemonic, yakni imajinasi, asosiasi, dan lokasi. Dengan

memadukan ketiganya, maka ketiga prinsip ini untuk membangun sistem

mnemonic memori yang powerful.

1. Imajinasi/ visualisasi, adalah sesuatu yang gunakan untuk membuat dan

memperkuat asosiasi yang dibutuhkan, untuk membuat mnemonic menjadi

efektif. Imajinasi adalah tool untuk membuat mnemonic yang bermanfaat

untuk siswa.Semakin kuat apa yang siswa imajinasikan dan visualisasi

sebuah situasinya, maka semakin efektif pula akan melekat di dalam

pikiran siswa jika suatu saat siswa perlu mengingatnya kembali. Gambaran

imajinasi pikiran dapat berupa kehebatan, semangat, atau sensualitas

seperti yang inginkan, selama hal tersebut dapat memudahkan ingatan.

2. Asosiasi, adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghubungkan

sesuatu yang perlu diingat dengan jalan untuk mengingat nya hal ini dapat

melakukannya dengan cara :

Menempatkan sesuatu di tingkat teratas di setiap hal yang perlu diingat

Memadukan atau menghubungkan hal tersebut

Menyatukan gambaran imajinasi

Melingkupi gambaran imajinasi tersebut di sekeliling benda atau hal

yang perlu diingat

Memutar imajinasi yang mengelilinginya atau memadukan imajinasi

dengan hal atau benda tersebut

Menghubungkan semua benda atau hal yang perlu diingat dengan

warna, bau, bentuk atau rasa yang sama

Page 114: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

114

Sebagai contoh, siswa dapat menghubungkan angka 1 dengan

visualisasi bentuk 1 seperti tombak yang digunakan untuk menombak.

3. Lokasi, akan memberikan dua hal kepada siswa, yakni siswa dapat

menempatkan informasi dalam context secara langsung, dan sebuah jalan

memisahkan mnemonic satu dengan yang lainnya. Dengan men-setting

mnemonic satu dalam contoh, Wimbledon, dan memisahkan mnemonic

lainnya dalam Indonesia, maka siswa dapat memisahkan mnemonic

pikirannya tanpa adanya kebingungan. siswa dapat membangun selera dan

atmosfir dari lokasi informasi tersebut ke dalam mnemonic, untuk

memperkuat rasa dari lokasi informasi ingatan.

Misalnya siswa harus mengingat 10 kata kunci berikut: Rusia, Amerika,

Gajah, Pelawak, Api, Taj Mahal, Mesir, Hitam, Matahari, Laut (diadopsi dari

Kapadia, 2003:56-57 dengan penyesuaian). Kata-kata itu kemudian dikaitkan

dengan teknik mnemonic.

Contoh kaitan mnemonic: Rusia berperang melawan Amerika dan

mengubah Amerika menjadi seekor gajah. Gajah itu dinaiki seorang pelawak

yang pergi ke Indonesia untuk menonton API (Akademi Pelawak TPI). Pelawak

itu kemudian mengajak peserta API ke India untuk menyaksikan Taj Mahal. Dari

India, mereka melanjutkan perjalanan ke Mesir untuk menyaksikan piramida. Di

Mesir, mereka bertemu orang-orang yang berkulit hitam. Mereka heran dan

bertanya mengapa orang-orang itu berkulit hitam, yang dijawab bahwa mereka

terbakar matahari. Mendengar jawaban itu mereka kaget dan jatuh ke laut.

Page 115: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

115

Dari contoh kaitan mnemonic di atas terlihat bahwa pikiran (ide) satu

saling berkait dengan pikiran yang kedua dan seterusnya. Satu pikiran diikat oleh

pikiran berikutnya seperti rantai. Jika kita mengingat satu pikiran, maka pikiran

lainnya akan mengikutinya secara otomatis. Kaitan yang tersusun menyerupai

sebuah cerita itu semakin memudahkan siswa mengingat keseluruhan kata, karena

kata-kata yang semula seperti tidak saling berhubungan kini semuanya tampak

logis dan saling terkait.

Visualisasi dalam mnemonic dilakukan, misalnya dengan membuat

gambaran mental tentang seekor gajah yang dinaiki lima orang pelawak. Di atas

kepala mereka tampak matahari bersinar terang dan membakar tubuh orang-orang

berkulit hitam. Atau visualisasi kunci di atas.

Dengan bantuan mnomenik di harapkan siswa mudah mengingat kembali

informasi yang telah tersimpan dalam memori memudahkan untuk belajar

sehingga hambatan belajar akan hilang.

2. Pengertian Methode Kata-Hubung (Link-Word Method )

Aktivitas menghafal sebenarnya selalu muncul sepanjang hidup manusia,

banyak kejadian-kejadian baru yang muncul tersaji di hadapan manusia di sinilah

kemampuan ingatan manusia di uji. Apakah menjadi penghafal yang efektif atau

tidak.Manusia di tuntut untuk mempelajari kata-kata dan menghubungkannya

dengan obyek,kejadian,tingkah laku,dan lain-lain dalam hidup, manusia di tuntut

untuk belajar bahasa yang bermakna.

Page 116: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

116

Kajian tentang hafalan memiliki sejarah yang panjang.Walau “tujuan dari

teori yang koheren, terpadu, dan memuaskan tentang memori/hafalan manusia”

(Estes,1976:11) masih belum tercapai, ada kemajuan kemajuan yang dapat di

rasakan banyak strategi-strategi menghafal di kembangkan oleh para ahli

pendidikan yang bertujuan membantu siswa belajar lebih efektif. ”Banyak obyek

di sajikan pada individu dalam waktu yang singkat, dan hanya obyek yang

mendapat perhatian yang mampu masuk dalam ingatan, dan hanya dengan

latihan,siswa dapat mempertahankan obyek tersebut lebih lama seraya

membangun dasar inngatan yang kuat.”(Estes,1976:7). Dengan kata lain jika

siswa tidak memperhatikan sesuatu, mungkin tidak akan mampu mengingatnya,

namun jika siswa memperhatikan sedemikian rupa maka akan mampu

mengulanginya pada waktu yang akan datang.

Ingatan jangka pendek seringkali di asosiasikan dengan pengalaman panca

indera (sensory). Untuk ingatan jangka panjang otak akan menggabungkannya

dengan segala sesuatu menurut isyarat episodic (episodic cues ) yakni, mengingat

rangkaian pengalaman pada obyek-obyek yang pernah kita hafal sebelumnya dan

obyek-obyek lain yang berhubungan dengannya.

Metode Kata-Hubung (Link-word Method) merupakan suatu metode yang

dapat di gunakan guru untuk membantu meningkatkan ingatan siswa secara

efektif. Masih sedikit sekali literatur yang membahas methode ini, namun penulis

mencoba mengangkat metode kata-hubung (link-word method) dalam proses

belajar mengahar yang bertujuan terdapat membaharuan dalam proses

Page 117: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

117

pembelajaran, khususnya di sekolah tempat mengajar SMP Kasih Ananda yang

berdomisili di Kelapa Gading Jakarta Utara.

Metode dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:652) menyatakan

“cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud ( dl ilmu

pengetahuan dsb );cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan”. Sedang kan arti kata

dalam ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:451) adalah “ Unsur bahasa yang di

ucapakan atau di tulis yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran

yang dapat di gunakan di berbahasa”. Dan arti dari hubung menurut (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1995:358) adalah” bersambung atau berangkaian yang satu

dengan yang lain”.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan metode kata hubung adalah cara

yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan,

dengan menghubungkan serta merangkai unsur bahasa yang di ucapkan atau di

tulis yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan fikiran.

Metode ini mempunyai dua komponen dasar,dengan asumsi bahwa salah

satu tujuan balajar adalah menguasai materi yang tidak di ketahui. Komponen

pertama menyediakan materi yang sudah di kenal dengan di hubungkan pada link

yang berisi obyek-obyek yang tidak di kenal. Komponen ke dua menyediakan

asosiasi dalam membangun makna materi baru. Contoh, saat siswa belajar bahasa

asing, maka kata-link pertama berhubungan dengan bunyi dalam bahasa

Inggris.sedangkan link ke dua berhubungan dengan kata-kata baru yang sedang di

pelajari. Contoh, kata Spanyol carta (kartu pos) mungkin saja di hubungkan

Page 118: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

118

(linked) dengan bahasa Inggris cart dan sebuah gambar sepucuk surat di belakang

kereta belanja/shoping cart (Pressley,Levin,dan Delaney, 1982:62).

Penemuan penting dari penelitian yang di lakukan oleh Pressley dan

kawan-kawan dalam menghafal materi adalah menggunakan mnomenik

(pembantu penghafalan) kedua perangkat-perangkat seperti metode kata-link

ternyata lebih rinci dari pada metode yang di gunakan oleh pengingat alami,hal ini

di karenakan metode kata-link mensyaratkan lebih banyak aktivitas mental dari

pada melakukan prosedur-prosedur lain yang sekedar menghafal. Aktivitas mental

di sini adalah siswa membentuk asosiasi-asosiasi tambahan pada proses linking,

hal ini akan meningkatkat aktivitas kognitif siswa.kombinasi aktivitas dan

asosiasi-asosiasi menyediakan jangkar/anchor yang lebih baik dalam system

ingatan siswa dalam memproses informasi.

Selain asosiasi–asosiasi tambahan, metode ini menggunakan kata-kunci

(key-word method) seperti pernyataan Pressley ketika menjawab, apakah metode

kata-kunci (key-word method) akan membantu siswa yang pada umumnya adalah

pengingat yang baik, buruk, dan sedang? Tampaknya, Ya (Pressley dan Dennis-

Rounds, 1980). Mnemonik dapat di ajarkan kepada siswa walaupun tanpa bantuan

guru, siswa dapat membangun link mereka sendiri. Selanjutnya (Presley,Levin,

dan Miller, 1981a) menyatakan “Siswa-siswa yang masih muda seperti TK dan

kelas satu dapat memanfaatkan Mnemonik walaupun mereka sulit untuk

membangun link mereka sendiri, tetapi mereka dapat memanfaatkan mnemonic

dengan bantuan guru”.

Page 119: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

119

Penelitian metode kata hubung memberikan pengaruh yang besar dalam

dunia pendidikan, dalam kajian Atkinson (1975) menyatakan “Metode kata-link

sekitar 50 persen lebih efektif dari pada metode “hafalan”konvensional”.tetapi

kajian berikutnya (Pressley,1977;Presley,Levin, dan Miller,1981a,1981b)

menyatakan bahwa “Methode kata-link ternyata dua kali lebih efisien atau bahkan

lebih di banding dengan hafalan konvensional”.sedangkan penelitian yang di

lakukan oleh Mastropieri dan Scruggs (1994) berhasil menyesuaikan perangkat-

perangkat mnemonik pada kurikulum dengan perhatian khusus pada siswa yang

memiliki masalah dalam belajar.

3. Konsep-Konsep tentang Memori

Konsep-konsep berikut seperti kesadaran,asosiasi,system link,asosiasi

konyol, system kata ganti dan kata kunci (Key word) pada dasarnya merupakan

prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk meningkatkan kapasitas memori siswa

pada materi pelajaran.

a. Kesadaran (Awareness)

Menurut Lorayne dan lucas, segala hal yang betul-betul kita sadari, akan

sangat sulit untuk di lupakan. Dan menyatakan pula bahwa (Lorayne dan

Lucas,974:6) “Pengamatan penting untuk memunculkan kesadaran yang sejati”.

Dari pernyataan Lorayne dan lucas adalah kesadaran manusia yang terjadi di

sekelilingnya akan meninggalkan memori dalam waktu jangka panjang.

b. Asosiasi (Association)

Page 120: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

120

Asosiasi adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan

yang lainnya.Berfikir asosiasi merupakan proses pembentukan hubungan antara

rangsangan dengan respons. “Anda dapat mengingat semua informasi baru jika

anda mengasosiasikanya dengan sesuatu yang sudah anda kenal dan ingat

sebelumnya (Lorayne dan Lukas, 1974:4).

Terdapat dua macam asosiasi, yaitu: pertama, asosiasi buatan (arbitrary),

asosiasi ini terjadi apabila obyek- obyek yang harus di ingat tidak mempunyai

hubungan kausal. Contoh apabila shinta di sebut maka akan teringat rama. Kedua,

asosiasi logis adanya hubungan sebab akibat contoh malaria dan nyamuk. Pelajar

yang telah mengalami proses belajar akan di tandai dengan bertambahnya

simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori, serta

meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau

stimulus yang sedang di hadapi.

c. Sistem Link (Link System)

Inti dari prosedur memori ini adalah persambungan dua gagasan dengan

gagasan ke dua yang memicu gagasan lain, dan seterusnya.Secara umum siswa

belajar dengan mengunakan energy apabila belajar materi yang bermakna.

d. Asosiasi Konyol(Ridiculous Asociation)

Asosiasi merupakan dasar memori, kekuatan dapat di perbesar jika gambar

yang diasosiasikan di wujudkan sebagai gambar yang jelas dan lucu, sesuatu yang

mungkin atau tidak masuk akal.ada beberapa cara untuk membuat asosiasi

menjadi lucu. Pertama, menerapkan aturan substansi/ penggantian kedua,

menerapkan ketidak seimbangan ketiga,membuat aturan membesar-

Page 121: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

121

besarkan,khususnya dengan angka. Mengambarkan asosiasi konyol tidak selalu

susah jika siswa adalah anak kecil.tetapi akan menjadi susah jika siswa sudah

mampu berfikir logis.

e. Sistem Kata-Ganti (Sustitute-Word System)

“Sistem kata-ganti merupakan cara untuk membuat hal-hal yang tidak

dapat di sentuh menjadi hal-hal yang dapat di sentuh,dan bermakna”.(lorayne dan

lukas,1974:21). Sistem ini sederhana, yakni hanya dengan mengucapkan kata-kata

atau frasa-frasa yang tampak abstrak dan”berfikir sesuatu yang bunyinya mirip

dengan, atau mengingatkan anda pada materi yang abstrak dan dapat di

gambarkan dalam pikiran anda”(Lorayne dan Lukas, 1974:22). Contoh Negara

Mesir di visualisasikan dengan kata pasir dan gambar pasir, Negara Israel dengan

rel dan lain-lain.

f. Kata Kunci (Key Word)

Inti dari system kata kunci adalah memilih satu kata untuk

mempresentasikan pemikiran atau beberapa pemikiran subordinate (di

bawahnya) yang lebih panjang.jika kata kuncinya bersifat abstrak, maka sangat

penting menggunakan system kata ganti sebelum menciptakan gambar yang di

hafal.

4. Model Pengajaran

Model pengajaran yang di kembangkan dari kajian Pressley,Levin, dan

rekan-rekannya meliputi empat tahap: (1) memperjelas materi dengan

menggunakan teknik seperti menggaris bawahi, membuat daftar dan

Page 122: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

122

merefleksikan, (2) mengembangkan hubungan-hubungan sehingga membuat

informasi menjadi familier dan mengembangkan hubungan dengan menggunakan

teknik dari system kata kunci,kata ganti,dan kata hubung, (3) meningkatkan

gambar sensori dengan menggunakan asosiasi konyol dan melebih-lebihkan

mengubah gambar, (4) melakukan pengulangan dengan mengingat kembali materi

hingga tuntas dipelajari. Tahap-tahap ini didasarkan pada prinsip perhatian (the

principle of attention ) dan teknik-teknik meningkatkan ingatan(the technigues for

enhancing recall).

5. Struktur Pengajaran

Tahap pertama : Mempersiapkan materi

Menggunakan teknik-teknik yang mencakup menggaris bawahi

(underlining), membuat daftar (listing), dan merefleksikan (reflecting).

Tahap ke dua : Mengembangkan hubungan-hubungan

Membuat materi menjadi familiar dan mengembangkan hubungan-

hubungan dengan menggunakan teknik-teknik system kata kunci (key word)

Tahap ke tiga : Memperluas gambar-gambar sensori

Menggunakan teknik asosiasi konyol (ridiculous association) dan

melebih-lebihkan (exaggeration).mengubah gambar.

Tahap ke empat: Mengingat kembali

Melakukan recalling pada materi hingga semuanya tuntas di pelajari.

Dalam proses belajar-mengajar menggunakan metode kata-hubung

terdapat system social yang dapat di ambil diantaranya adalah bersifat kooperatif.

Page 123: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

123

Di mana guru dan siswa menjadi satu tim yang sama-sama bekerja dengan materi

baru. Prakarsa ini di tekankan pada siswa agar mereka dapat melakukan control

pada strategi dan menggunakannya untuk menghafal gagasan,kata, dan formula-

formula.

Peran guru, dalam pembelajaran metode kata-hubung membantu siswa

mengidentifikasi obyek-obyek kunci, pasangan, dan gambar-gambar, dengan

menawarkan sugesti-sugesti tetapi tetap merujuk pada kerangka rujukan siswa.

Unsure-unsur familiar utamanya harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Dalam metode kata-hubung terdapat system pendukung yang di maksud di

sini adalah semua perangkat bidang kurikulum yang tradisional dapat di bawa ke

dalam pembelajaran seperti gambar,film dan materi audiovisual lain yang sangat

berguna, khususnya untuk meningkatkan kekayaan sensorik siswa dalam

membentuk asosiasi.

6. Langkah-langkah Penerapan Metode Kata-Hubung (link Word-Method)

a) Komponen Utama Metode Kata-Hubung

Mastropieri dan Scruggs (1991) menyediakan aplikasi, yang meliputi

materi-meteri yang di kembangkan untuk semua bidang yang cukup sulit bagi

siswa, seperti tempat-tempat geografis dan penduduknya.

Pada dasarnya model memori dapat di terapkan pada seluruh bidang

kurikulum yang meterinya menuntut hafalan siswa, pada pengajaran model ini

guru membantu siswa mengidentifikasi obyek-obyek kunci, pasangan, dan

gambar-gambar yang merujuk pada materi pembelajaran dengan tidak

Page 124: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

124

mengabaikan kerangka rujukan siswa. Tetapi lambat laun setelah siswa menguasai

model ini, maka siswa dapat menggunakan secara independen pada persoalan dan

materi lain.

Untuk menghilangkan ketergantungan siswa kepada guru dalam

menggunakan metode ini maka siswa di ajarkan.langkah- langkah sebagai berikut:

1. Mengolah informasi untuk dapat di pelajari,pada dasarnya semakin banyak

informasi yang diolah,semakin mudah untuk dipelajari, informasi dapat di

olah dengan mengasosiasikan materi menurut kategori-kategori.

2. Menata informasi untuk dipelajari, menjadikan informasi atau materi

menjadi satu rangkaian yang mudah untuk di simpan.

3. Menghubungkan informasi dengan materi yang familier (bunyi dan arti

keduanya harus menjadi pertimbangan)

4. Menghubungkan informasi dengan representasi visual contoh dengan

gambar ,film, komik dan lain-lain.

5. Menghubungkan informasi dengan informasi lain yang telah diasosiasikan.

6. Perangkat-perangkat yang membuat informasi menjadi hidup juga

bermanfaat. Lorayne dan Lucas menyukai asosiasi konyol yang

informasinya dihubungkan dengan asosiasi yang absurd (missal”the silly

two carries his twin two on his back so his back so they are really four”)

7. Praktik dan latihan sangat penting agar siswa dapat melatih diri mereka

sendiri.

b) Persiapan untuk menggunakan model pengajaran Kata-Hubung

Page 125: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

125

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan belajar mengajar

dengan menggunakan metode kata-hubung sebagai berikut:

1. Menyiapkan materi dan mengolah materi untuk di pelajari.

Persiapan pertama adalah guru mempersiapkan materi yang akan di

ajarkan kepada siswa dengan menggunakan metode kata-hubung, pada dasarnya

metode ini dapat di gunakan pada semua materi kurikulum pelajaran.tetapi pada

kali ini materi yang di ajarkan adalah pelajaran IPS kelas IX Kompetensi dasar

mengidentifikasi cirri-ciri Negara maju dan Negara berkembang, materi pokok

pelajaran persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia, kegiatan

pembelajaran contoh Negara maju dan berkembang di Asia, Eropa, Afrika,

Amerika dengan menggaris bawahi materi pelajaran yang perlu di ingat,

membuat daftar (listing) dengan mengasosiasikan materi menurut katagori atau

mendaftar gagasan-gagasan secara terpisah dan mengutarakan kembali gagasan

tersebut dengan kata-kata sendiri, merefleksikan materi dan menentukan

hubungan dengan gagasan.

2. Mengolah materi pelajaran untuk di pelajari .

Mengolah materi dengan mengklarifikasi dan mengevaluasi sehingga

menjadi familier selanjutnya siswa mengembangkan hubungan-hubungan dengan

teknik-teknik system kata kunci (key word) untuk menghafal kutipan yang

panjang dan kompleks, menggunakan kata ganti (substitute word),dan selanjutnya

siswa mengembangkan kata hubung (Link word) dengan gagasan. Gagasan

adalah menghubungkan materi baru dengan kata-kata, gambar-gambar atau

gagasan-gagasan yang familier dan menghubungkan gambar dengan kata.

Page 126: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

126

3. Memperluas gambaran-gambaran sensorik.

Setelah siswa mampu mengidentifikasi materi dengan gambar-gambar

selanjutnya guru menyuruh siswa untuk mengasosiasikan gambar tersebut dengan

indera dan menciptakan dramatisasi lucu melalui asosiasi konyol dan melebih-

lebihkan.yang pada ahirnya gambar-gambar tersebut memberikan kekuatan

ingatan yang besar.dalam memilih gambar yang baik hendaknya guru

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya: hendaknya gambar di buat sesuai

dengan tingkat pengalaman siswa yang artinya penggunaan gambar dapat di

mengerti oleh siswa pada saat gambar itu di gunakan. Sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam menafsirkan gambar, menggunakan gambar yang sederhana dan

jelas sehingga mudah di mengerti, menggunakan symbol dan lambing yang jelas.

4. Mengingat kembali

Setelah siswa mampu menghubungkan gambar dengan kata-kata yang

bermakna yang beracuan pada materi pelajaran selanjutnya tugas siswa adalah

mengingat kembali atau melakukan recall pada meteri yang di ajarkan.

5. Menentukan nilai awal

Nilai awal di tentukan dengan memberikan evaluasi materi yang sama,

bembandingkan tingkat keberhasilan siswa secara kognitif antara sebelum

memakai metode kata-hubung dan sesudah memakai metode kata hubung.

c) Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode kata-

hubung dilakukan pada kegiatan belajar secara regular, jadwal kegiatan belajar

mengajar adalah sebagai berikut:

Page 127: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

127

(1) Mengajar.

Gagasan Utama : Mengajar

Waktu : 1-2 periode kelas

Materi : Rancangan Rencana Pengajaran (RPP)

Guru menyampaikan materi pelajaran yang mencakup pembukaan,

pengembangan dan pengarahan praktis tiap-tiap komponen dari keseluruhan

pelajaran kepada siswa hingga siswa mengerti proses pembelajaran yang di

kehendaki oleh guru yaitu melakukan pembelajaran dengan metode kata-hubung.

(2) Belajar

Gagasan Utama : Belajar

Waktu : 1-2 Periode

Materi : Peta persebaran Negara maju dan Negara

berkembang di dunia, gambar-gambar

sensori,mengembangkan kata hubung

(3) Tes (Ujian)

Gagasan Utama : Melaksanakan ujian

Waktu : 1-2 periode kelas

Materi : soal materi pelajaran pesebaran Negara maju dan

Negara berkembang di kawasan Asia, Eropa,

Afrika, Amerika.

Page 128: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

128

Tabel

Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Kata-Hubung (Link Word

Method)

No Langkah-langkah Keterangan

1 Komponen Utama

Mengolah informasi menurut kategori

Menata informasi menjadi satu

rangkaian

Menghubungkan informasi dengan

gambar

Menghubungkan informasi dengan

informasi lain yang telah di asosiasikan

Membuat asosiasi konyol

Praktik latihan

2 Persiapan

Menyiapkan materi

Mengolah materi

Memperluas gambaran sensorik

Mengingat kembali

Menentukan nilai awal

3 Jadwal kegiatan

Mengajar waktu 1-2 periode kelas

Belajar waktu 1-2 periode kelas

Tes ujian waktu 1-2 periode kelas

F. Penelitian yang Relevan

Secara khusus penulis belum menemukan hasil penelitian tindakan kelas

yang menggunakan metode kata-hubung ( link-word method ) untuk mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia. Maka untuk mengetahui hasil-

hasil penelitian yang relevan penulis merujuk beberapa sumber diantaranya:

Page 129: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

129

1. Pressley, Levin, dan Delaney (1982) menemukan bahwa orang yang

menguasai materi lebih cepat dan menyimpannya lebih lama pada

umumnya menggunakan strategi mnomenik,dan perangkat seperti metode

kata-link mensyaratkan lebih banyak aktivitas mental dari pada melakukan

aktivitas lain dari sekedar menghafal.

2. Pressley dan Dennis-Round (1980) menyatakan metode kata-kunci (key-

word method) akan membantu siswa untuk menjadi pengingat yang lebih

baik.

3. Pressley, Levin, dan Miller (1981) menyatakan mnomenik dapat di ajarkan

pada siswa tanpa bantuan guru, siswa dapat mengembangkan sistem-

sistem untuk membuat link-link mereka sendiri, khusus untuk siswa muda

TK maka guru membantu menyediakan link-link bantuan.

4. Atkinson (1975) menyatakan metode kata-link sekitar 50 persen lebih

efektif dari pada metode hafalan konvensional.

5. Pressley, 1977;Pressley, Levin, dan Miller, 1981a, 1981b menyatakan

metode kata-link dua kali lebih efisien atau bahkan lebih di banding

dengan hafalan secara konvensional.

6. Mastropieri dan Scruggs (1994) menyatakan lebih banyak yang dihafal

lebih banyak kata link yang di gunakan, dan peneliti telah berhasil

menyesuaikan perangkat-perangkat mnomenik pada kurikulum dengan

perhatian khusus pada siswa yang memiliki masalah dalam belajar.

Page 130: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

130

7. Lorayne dan Lukas (1974) menyatakan bahwa mengingat informasi yang

baru akan lebih mudah jika mengasosiasikannya dengan sesuatu yang

sudah di kenal dan di ingat sebelumnya.

8. Lorayne dan Lukas (1974) menyatakan bahwa system ini sangat sederhana

yakni dengan mengucap kata-kata atau frase-frase yang tampak abstrak

dan berfikir sesuatu yang bunyinya mirip dengan materi yang di hafal.

G. Acuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Penelitian ini dimulai dari proses belajar yang biasa di lakukan tanpa

mengubah jadwal pelajaran yang telah di tentukan, konseptual perencanaan

tindakan yang akan di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti proses belajar-mengajar di

dalam kelas dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi

dasar mengidentifikasi ciri-ciri Negara maju dan Negara berkembang ,

materi pokok pelajaran persebaran Negara maju dan Negara berkembang

di dunia, kegiatan pembelajaran mengamati peta tentang persebaran

Negara maju dan Negara berkembang, indikator membuat peta wilayah

Negara maju dan Negara berkembang.

2. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa mereka akan belajar dengan

menggunakan metode belajar kata-hubung ( link-word method ) guru

menjelaskan proses belajarnya yaitu dengan menyiapkan gambar-gambar

sensori, membangun link dan menghubungkannya dengan materi yang

baru.

Page 131: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

131

3. Guru menyiapkan media pelajaran yang akan di pakai berupa peta dunia,

buku materi pelajaran, OHP, transparan yang bergambar peta Negara maju

dan Negara berkembang.

4. Pada setiap ahir pembahasan dalam setiap siklus akan diadakan tes

penilaian untuk mengukur kemampuan masing peserta didik.

5. Setelah di ketahui hasil penilaian, nilai akan di masukkan ke dalam nilai

kemajuan siswa.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan beberapa teori di dalam BAB II , pada penelitian ini penulis

menduga bahwa proses menghafal khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial akan mudah di lakukan apabila menggunakan metode belajar kata-hubung

(link-word method), hal ini di karenakan dalam menghafal dengan methode ini

siswa mencoba membuat kata atau frase yang telah di kenalnya dan di hubungkan

dengan informasi yang baru di terimanya, sehingga bisa di katakan bahwa dengan

membuat kata frase atau link yang di bangunnya merupakan alat bantu atau

jangkar untuk mengingat informasi yang baru dan dapat menyimpannya lebih

lama dan memudahkannya untuk mengingatnya kembali apabila di butuhkan. Di

samping itu jika siswa telah terbiasa dan terampil dalam membangun link, maka

siswa akan mudah menerapkan metode kata-hubung dalam mata pelajaran yang

lain tanpa bantuan guru, yang pada ahirnya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Page 132: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

132

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara harfiah penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari bahasa inggris,

yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research ( penelitian

tindakan) yang di lakukan di kelas.terdapat beberapa pendapat tentang penelitian

tindakan kelas (PTK) diantaranya :

Arikunto, seorang ahli di bidang penelitian tindakan kelas (PTK)

menjelaskan pengertian PTK secara sistematis

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang

hal-hal yang dapat meningkatkan mutu obyek yang diamati.

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana

dengan tujuan tertentu dalam PTK tindakan ini di sebut dengan siklus

kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang

dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas, penelitian ,tindakan dan kelas dapat di

simpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah “Pencermatan dalam

bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja di munculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan”(Arikunto,2008:2).

Page 133: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

133

Sementara Carr dan Kemmis, berpendapat pengertian PTK dalam Carr dan

Kemmis (McNiff,991) adalah:” Action research is a form of self-refective enquiry

undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in

social (including educational) situation in order to improve the rationality and

justice of their own social or educational practices, their understanding of these

practices, and the situation (and institution) in which the practices are carried

out,” Berdasarkan pengertian di atas dapat di garis bawahi beberapa poin penting

tentang PTK yakni:

a. PTK adalah suatu bentuk inquiri atau penyelidikan yang di lakukan

melalui refleksi diri.

b. PTK di lakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang di teliti,

seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.

c. PTK di lakukan dalam situasi social, termasuk situasi pendidikan.

d. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan

dari praktik-praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau

lembaga tempat praktik tersebut di lakukan.

Dari keempat ide pokok tersebut, dapat di simpukan PTK adalah

pencermatan yang di lakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru,

peserta didik, kepala sekolah ) dengan menggunakan metode refleksi diri dan

bertujuan untuk melalukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.

Sedangkan Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengartikan Penelitian

Tindakan Kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis

Page 134: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

134

persoalan yang di hadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan

ilmu social dengan kerja sama dalam kerangka etika yang di sepakati bersama.

Mulyasa (2009:34) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai upaya

yang di tujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan

masalah yang di hadapi dalam pembelajaran. Definisi yang sama di kemukakan

oleh Latief(2009:2) bahwa penelitian tindakan kelas adalah satu rancangan

penelitian yang di rancang khusus untuk meningkatkan kualitas praktek

pembelajaran.

Dari beberapa devinisi di atas penulis menyimpulkan bahwa tindakan

kelas (PTK) adalah pencermatan guru atau sekelompok guru di dalam kelasnya,

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam proses pembelajaran, dan melihat

pengaruh nyata dari upaya perbaikan itu, penelitian tindakan kelas di lakukan

untuk meningkatkan profesi guru dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai karakter tersendiri jika di

banding dengan penelitian lain pada umumnya. Misalnya penelitian naturalistic,

eksperimen, survey dan lain-lain tetapi jika di kaitkan dengan penelitian yang lain

PTK dapat di kategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen, di

katakan kualitatif karena pada saat data di analisis di gunakan strategi kualitatif,

tanpa ada perhitungan statistic. Di katakana sebagai penelitian eksperimen karena

penelitian ini di awali dengan perencanaan, adanya perlakuan terhadap subyek

Page 135: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

135

penelitian, dan ada nya evaluasi terhadap hasil yang di capai sesudah adanya

perlakuan. (Iskandar, 2009:24).

Sementara itu Latief (2009:16) berpendapat bahwa PTK bisa di masukkan

ke dalam rancangan kuantitatif sekaligus kualitatif atau sebaliknya PTK tidak

dapat di masukkan ke dalam rancangan kuantitatif karena melibatkan data yang

tidak bias di analisis dengan statistic. Atau tidak bisa di masukkan ke dalam

rancangan kualitatif karena melibatkan data yang analisisnya menggunakan

formula statistic. Maka tidak usah berfikir memasukkan PTK ke dalam kuantitatif

atau kualitatif, sebutkan saja bahwa PTK mempunyai cirri khas yang berbeda dari

penelitian yang lainnya, yaitu menggunakan rancangan penelitian sesuai dengan

kebutuhan.

Di tinjau dari karakteristiknya, penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki

karakteristik antara lain: (1) guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak

untuk segera di selesaikan di dalam kelasnya; (2) adanya kolaborasi dalam

pelaksanaannya; (3) peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi; (4)

bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek instruksional;(5)

di laksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. (Iskandar,

2009:24).

Menurut Richard Winter dalam Iskandar (2009:24) terdapat enam

karakteristik dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) diantaranya: (1)

kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko,(5) susunan jamak,

(6) internalisasi teoridan praktek.

Page 136: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

136

Sementara menurut Suyadi (2010:22) karakteristik penelitian tindakan

kelas antara lain : (1) terdapat permasalahan yang di hadapi guru, (2) refleksi diri,

(3) PTK di lakukan di dalam kelas sehingga focus perhatian adalah proses

pembelajaran antara guru dan siswa melalui interaksi, (4) PTK bertujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus.

Sedangkan menurut Gunawan Undang (2008:9) menyatakan terdapat lima

karakteristik dalam PTK diantaranya : (1) masalah yang di teliti adalah masalah

mikro yang di batasi oleh dinding kelas, (2) bertujuan untuk memperbaiki PBM,

(3) PTK merupakan penelitian terapan untuk memecahkan masalah real yang di

hadapi guru dan siswa, (4) PTK bersifat siklus, (5) PTK berorientasi pada daya

serap dan taraf serap materi pengajaran.

C. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Prinsip adalah pegangan, fungsi dari pegangan adalah untuk pedoman

dalam PTK terdapat beberapa prinsip atau pedoman yang harus di penuhi di

antaranya: (1) PTK di laksanakan dalam lingkungan pembelajaran yang

alamiah,artinya PTK di lakukan tanpa mengubah situasi dan jadwal pelajaran, (2)

adanya inisiatif guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, artinya guru harus

peka terhadap persoalan-persoalan yang muncul dalam PBM bahkan gru di tuntut

untuk lebih peka terhadap prestasi belajar siswa, (3) menggunakan analisis SWOT

sebagai dasar tindakan hal ini di cetuskan oleh Arikunto (2006:7) SWOT yang di

maksud adalah strength (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunity

(kesempatan) dan threat (ancaman), (4) adanya upaya secara kongkret dan dapat

Page 137: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

137

di terapkan sebagai manisfestasi inisiatif dan analisis SWOT, (5) merencanakan

dengan SMART, smart di sini bukan cerdas tetapi spesifik( tidak terlalu luas),

manageable ( dapat di laksanakan ), acceptable (di terima lingkungan), realistic (

tidak menyimpang dari tujuan), time-bound (di ikat oleh waktu dan terencana).

Berdasarkan prinsip SMART, khususnya acceptable, maka sebelum

melakukan penelitian tindakan kelas guru harus mengomunikasikannya dengan

siswa. Hal ini di maksudkan untuk mencari kesepakatan apakah siswa mampu

melakukan inisiatif guru atau tidak.

E. Setting Penelitian

Setting Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Reseach) meliputi :

tempat penelitian dan waktu penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Kasih Ananda yang

berdomisili di Jalan Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta Utara, pada

penelitian ini ditujukan untuk meneliti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Social

dengan menggunakan metode belajar kata-hubung (link-word method) hal ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata

pelajaran IPS pada siswa kelas IX SMP Kasih Ananda.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester I tahun

ajaran 2011/2012. Waktu penelitian direncanakan dari minggu ke empat bulan

September tahun 20011 sampai 1 Desember 20011. Rentang waktu ini termasuk

Page 138: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

138

di dalamnya mulai perencanaan pembelajaran siklus persiklus sampai pada

penilaian dan refleksi terhadap kegiatan penilaian. Penentuan waktu penilaian

mengacu pada kalender akademik sekolah, hal ini dikarenakan PTK memerlukan

beberapa siklus dan proses pembelajarannya tidak mengganggu PBM sehingga

pembelajaran berjalan dengan efektif, aktif dan kreatif .

F. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tidakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas IX di SMP

Kasih Ananda. Jumlah seluruh siswa kelas IX berjumlah 34 siswa, dengan

perbandingan 19 orang laki-laki dan 15 orang perempuan, karakteristik di kelas

IX SMP Kasih Ananda ini memiliki tingkat kemampuan daya serap yang berbeda,

latar belakang yang berbeda dan terdapat perbedaan terhadap minat belajar pada

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada setiap siswa.

G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) terdapat empat

tahapan yang ada pada setiap siklus dalam pelaksanaan penelitian, hal ini

mengacu kepada model Hopkins (1993). Tahapan-tahapan tersebut berupa

perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi

(Mulyasa, 2009:181). Tahapan-tahapan tersebut di sebut dengan satu siklus

kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-

tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset di lanjutkan

pada siklus ke dua , dan seterusnya, sampai peneliti mencapai tujuan

Page 139: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

139

penelitiannya. Adapun desain prosedur penelitian tindakan kelas ( PTK ) sebagai

berikut:

Desain Prosedur Tindakan Kelas

Berdasarkan desain penelitian di atas, tahapan penelitian di jelaskan

sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan sebagai berikut :

SIKLUS I PELAKSANAAN REFLEKSI

SIKLUS II PELAKSANAAN REFLEKSI

PERENCANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

PENGAMATAN

DILANJUTKAN KE

SIKLUS BERIKUT

Page 140: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

140

a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar, materi

pokok pelajaran dan indikator yang akan di sampaikan kepada siswa

dalam proses pembelajaran.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu

pada pembelajaran dengan menggunakan metode belajar kata-hubung

(link-word method).

c. Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi di kelas

d. Membuat lembar kegiatan siswa dan membuat soal-soal persebaran negara

maju dan Negara berkembang.

e. Membuat instrument yang di gunakan dalam siklus PTK.

2. Pelaksanaan Tindakan

Deskripsi yang akan di lakukan, scenario kerja tindakan perbaikan yang akan

di kerjakan dan prosedur tindakan yang akan di terapkan, sebagai berikut:

a. Presentasi pelajaran di dalam kelas yang di lakukan oleh guru dengan

menyampaikan kompetensi dasar sesuai kurikulum. Kompetensi Dasar

pada pelaksanaan tindakan kelas sikulus I ini adalah mengidentifikasi ciri-

ciri Negara maju dan Negara berkembang ,materi pokok pelajaran

persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia dengan kegiatan

pembelajaran mengamati peta tentang persebaran Negara-negara maju dan

Negara-negara berkembang , indikator pelajaran memberi contoh Negara-

negara yang tergolong maju dan berkembang beserta peta wilayahnya.

Page 141: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

141

b. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa peta dunia, OHP, trasparan,

buku pelajaran, gambar-gambar sensori, membangun link dan

menghungkannya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Guru membantu siswa mengidentifikasi obyek-obyek kunci, pasangan dan

gambar-gambar dengan menawarkan sugesti-sugesti tetapi tetap pada

kerangka rujukan siswa. Dan membangun unsure familier utamanya yang

disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

d. Menguji kemampuan individual peserta didik, dengan menyajikan peta buta

materi pokok pelajaran persebaran Negara-negara maju dan Negara-negara

berkembang di dunia, siswa mencoba mengingat kembali dengan

mengamati dan menyebutkan Negara-Negara yang termasuk Negara maju

dan berkembang.

e. Hasil tes peserta didik di koreksi oleh guru yang merangkap sebagai

peneliti dan di bantu dengan teman sejawat dalam hal ini adalah guru Ilmu

Pendidikan Sosial (IPS).

f. Setelah hasil tes di ketahui, langkah selanjutnya guru memberikan

penghargaan kepada siswa yang berprestasi dengan memberikan hadiah.

3. Observasi/Pengamatan Tindakan

Observasi/pengamatan dilakukan oleh guru mata pelajaran dalam

penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti yang dibantu oleh teman sejawat,

bentuk pengamatan dengan menggunakan instrument yang telah disediakan.

Fokus mengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar melalui

metode kata-hubung (link-word method). Selain mengajar guru bertindak sebagai

Page 142: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

142

peneliti, memonitor, memfasilitasi dan mengawasi jalannya proses pembelajaran

serta mengevaluasi hasil tindakannya. Sedangkan tugas teman sejawat adalah

memberikan masukan kepada peneliti dan ikut mengamati jalannya penelitian

tindakan kelas (PTK).

4. Refleksi

Hasil penemuan yang diperoleh dari pengamatan peneliti, dianalisis secara

kualitatif, sedangkan data kuantitatif (nilai belajar siswa) akan dianalisis secara

deskriptif. Hasil tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menentukan langkah

berikutnya pada siklus ke dua, ke tiga dan seterusnya. Penelitian kelas ini berhasil

apabila :

a. Minimal 75% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntus

(KKM=70)

b. Sebagian besar (75% dari siswa) termotivasi belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) dengan menggunakan metode belajar kata-hubung (link-word

method).

c. Sebagian besar (75% dari siswa) telah mampu membangun link dan

menghubungkannya dengan informasi yang baru tanpa bantuan guru.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat rencana program pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama

2. Pelaksanaan Tindakan

Page 143: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

143

Peneliti yang merangkap sebagai guru melaksanakan pembelajaran dengan

metodhe belajar kata-hubung (link-word method)berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Observasi/Pengamatan Tindakan

Peneliti dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran berdasarkan instumen yang telah di sediakan.

4. Refleksi

Peneliti dibantu teman sejawat melakukan refleksi terhadap pelaksanaan

siklus ke dua dan apabila diperlukan kembali peneliti dan teman sejawat

menyusun rencana untuk siklus selanjutnya.

Siklus III

Siklus ke tiga (jika diperlukan) akan dilaksanakan berdasarkan pada

refleksi siklus ke dua.

H. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh adalah hasil dari proses penilaian yang dimulai dari

tahap perencanaan, tindakan, dan hasil penelitian itu sendiri, data dan sumber data

berupa :

1. Hasil belajar siswa yang berupa tes siswa

2. Wawancara dengan siswa

3. Observasi

4. Dokumen dari pengamatan lapangan

5. Catatan lapangan

Page 144: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

144

6. Informasi dari teman sejawat

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah:

1. Methode kata-hubung (link-word method)

2. Lembar tes/lembar jawaban

3. Lembar kuisioner tentang pendapat siswa mengenai metode pembelajaran

menggunakan metode kata-hubung (link-word method).

4. Lembar pedoman wawancara alat evaluasi siswa.

5. Teknik

6. Catatan lapangan

7. Alat evaluasi guru dan

J. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah :

1. Lembar observasi

2. Lembar evaluasi guru dan hasil belajar siswa dalam bentuk lembar jawaban.

3. Lembar wawancara

4. Jurnal harian pengamat

5. Catatan lapangan

6. Dokumentasi

Page 145: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

145

K. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam pemeriksaan keabsaan data

yaitu : (1) wawancara, (2) observasi, (3) kuisioner/dokumentasi.

Pemeriksaan keabsahan data dapat di lihat dari tiga sumber, yaitu:

1. Peneliti dan teman sejawat, yang berupa catatan peneliti dan catatan teman

sejawat sebagai pembanding dan juga sebagai bahan masukan serta pendapat

tentang pengalaman proses belajar mengajar menggunakan metode kata-

hubung (link-word method), yang berupa kuisioner maupun wawancara.

2. Hasil wawancara antara peneliti dengan subyek penelitian (siswa)

3. Hasil tes siswa yang berupa lembar jawaban

L. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan akan dianalisis. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan (1) data kualitatif, (2) data

kuantitatif.

1. Analisis data kuanlitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang terdapat

dalam proses pembelajaran yang mencakup (1) data deskripsi, (2) interprestasi,

(3) refleksi terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran.

2. Analisis data kuantatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk membandingkan kemampuan

siswa sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Teknis analisa data yang

digunakan adalah analisis varians (anava) dengan menggunakan statistik uji-F

Page 146: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

146

untuk menguji perbedaan rerata antara tiap-tiap siklus, dan statistik uji-t (uji-t

anava) untuk menguji mana yang berbeda secara signifikan antara siklus-siklus

tersebut.

a) Pengujian dengan analisis varians ( anava )

Untuk mencari perbedaan antar rerata nilai beberapa hasil tes, peneliti

menggunakan teknik analisis varians (anava ) untuk mendapatkan nilai F.

Sebelum analisis varians di lakukan untuk pengujian hipotesis, maka di perlukan

pengujian homogenitas varians terlebih dahulu supaya data yang akan di analisis

itu homogeny yaitu dengan cara membandingkan varians terbesar dibagi varians

terkecil. Dengan criteria pengujian sebagai berikut : Jika nilai Fhitung lebih besar

maka data tidak homogen tetapi jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftable maka tersebut

homogeny. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus

berikut:

Setelah uji homogenitas maka di lanjutkan dengan uji F untuk rerata

menggunakan analisis varians (Anava) satu jalan yang menggunakan simple

randomized design. Untuk mendapatkan nilai F ada beberapa langkah yang harus

di tempuh terlebih dahulu diantaranya ( Kadir dan Raihan, 2009: 140)

(1) Mengitung jumlah kuarat (JK) untuk beberapa sumber variansi, yaitu Antar

(A), Dalam (D),dan Total (T), dengan formula sebagai berikut:

Page 147: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

147

(2) Menentukan derajat kebebasan (dk) masing-masing sumber varians

dk(T) =nt – 1 dk(A)= na – 1 dk(D)=nt – na

(3) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat (RJK)

RJK(A)

dan RJK(D)

(4) Menyusun tabel anava

Sumber

Varians

JK Dk RJK Fhitung

F1

0,05 0,01

Antar JK(A) dk(A) RJK(A)

Fhit

Dalam JK(D) dk(D) RJK(D)

Total JK(T) dk(D) RJK(T)

Setelah harga F hitung sudah di ketahui maka di bandingkan dengan harga F

tabel jika F hit lebih besar di bandingkan dengan F tabel untuk kesalahan 0,05 atau

0,01 maka hipotesis nol (Ho) di tolak berarti ada peningkatan terhadap hasil

belajar siswa. Tetapi jika harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel maka (Ho) di

terima yang berarti tidak ada perubahan atau peningkatan hasil belajar siswa.

b) Perbedaan rerata antara dua hasil tes (uji satu pihak)

Hipotesis Penelitian ke dua yang akan di uji adalah terdapat perbedaan

antara nilai dua hasil tes. Untuk membuktikan antara dua hasil penilaian tersebut

peneliti menggunakan statistic uji-t (uji-t anava) dengan rumus:

Page 148: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

148

(1) Perbedaan rerata nilai pada pre tes (X1)dan tes siklus I (X2).

Jika di peroleh t hitung X1 dan X2 lebih besar di bandingkan t tabel maka Ho di

tolak yang berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rerata nilai pre

tes X1 dan siklus 1 (X2)

(2) Perbedaan rerata nilai pada pre tes (X1) dan tes siklus II (X3).

Jika di peroleh t hitung X1 dan X3 lebih besar di banding t tabel maka Ho di

tolak yang berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rerata nilai pre

tes X1 dan siklus II (X3).

(3) Perbedaan rerata nilai pada siklus I (X2) dan tes siklus II (X3)

Jika di peroleh t hitung X2 dan X3 lebih besar di banding t tabel maka Ho di

tolak yang berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rerata nilai tes

siklus I (X2) dan nilai siklus II (X3).

Page 149: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

149

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

a. Data Umum SMP Kasih Ananda

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, maka secara global

kondisi SMP Kasih Ananda dapat di gambarkan sebagai berikut :

1. Data guru dan tenaga kependidikan

a) Status Kepegawaian

Jumlah guru dan tenaga kependidikan di SMP Kasih Ananda

berjumlah 25 orang yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepala

sekolah, 3 orang guru pegawai negeri sipil (PNS), 2 orang guru tetap yayasan, 11

orang guru tidak tetap yayasan, sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 7

orang, yang terdiri dari, 2 orang tenaga administrasi, 1 orang tenaga pustakawan,

1 orang BK, 1 orang laboran dan 2 orang tenaga kebersihan. Untuk lebih jelasnya

dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan

No Personel

PNS Non PNS Jumlah

Lk Pr Lk Pr

1 Kepala sekolah 1 1

2 Wakil kepala sekolah 1 1

3 Guru PNS 3 3

Page 150: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

150

4 Guru tetap yayasan 1 1 2

5 Guru tdk tetap yayasan 6 5 11

6 Tenaga administrasi 1 1 2

7 Pustakawan 1 1

8 BP/BK 1 1

9 Laboran 1 1

10 Personil lainnya 2 2

Jumlah 3 9 13 25

b) Tenaga Pendidik berdasarkan Pendidikan

Untuk lulusan S 2 berjumlah 1 orang, lulusan S 1 berjumlah 14 orang, D 3

berjumlah 3 orang, SLTA berjumlah 4 orang. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat

pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Pendidikan

No Personal

Non PNS PNS

Jml

SLTA D3 S1 SLTA D3 S1 S2

1 Kepala Sekolah - - 1 - - - - 1

2 Wakil kepala Sekolah - 1 - - - - - 1

Page 151: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

151

3 Guru PNS - - - - - 2 1 3

4 Guru Tetap Yayasan - 1 1 - - - - 2

5 Guru Tidak Tetap

Yayasan

- - 11 - - - - 11

6 Pustakawan - - 1 - - - - 1

7 BP/BK - - 1 - - - - 1

8 Laboran - - 1 - - - - 1

9 Administrasi 2 - - - - - - 2

10 Personil Lainnya - - 2 - - - - 2

Jumlah 2 2 15 2 1 25

2. Data Siswa

Jumlah siswa SMP Kasih Ananda terdiri dari 161 siswa yang terdiri dari

75 siswa kelas VII yang terbagi menjadi dua kelas, VII A terdiri dari 37 siswa dan

VII B terdiri dari 38 siswa, untuk kelas VIII terdiri dari 32 siswa yang terbagi

menjadi dua kelas, VIII A terdiri dari 26 siswa dan VIII B 26 siswa, sedangkan

pada siswa kelas IX terdiri dari 34 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

tabel 3 di bawah ini :

Page 152: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

152

Tabel 3 : Data Siswa SMP Kasih Ananda

No Sekolah

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

Lk Pr Jmh Lk Pr Jmh Lk Pr Jmh Lk Pr Jmh

1 SMP

Kasih

Ananda

16 18 34 28 24 52 42 33 75 86 75 161

b. Kondisi Awal Subyek Penelitian dan Pra Tes ( Tes I )

Sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan

pengamatan terhadap subyek penelitian siswa kelas IX SMP Kasih Ananda yang

terdiri dari 16 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki, hal ini di lakukan untuk

mengetahui aktivitas siswa, respon siswa dan motivasi belajar siswa dalam

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Data penelitian tindakan kelas ini di peroleh

dari hasil tes siswa melalui pre tes sebelum di adakan tindakan penelitian kelas,

post test siklus I dan post test siklus II, di samping itu data juga di peroleh melalui

wawancara siswa, observasi, yang terdiri dari observasi guru dalam kegiatan

pembelajaran pesertadidik, interaksi belajar siswa, dokumentasi, kuesioner,

catatan lapangan, dan informasi teman sejawat serta pengamatan secara langsung

di lapangan.

Di bawah ini di jabarkan beberapa pengamatan awal terhadap kondisi subjek

penelitian (peserta didik) dan hasil pre test.

1. Kondisi Peserta Didik

Setelah melakukan pengamatan, secara Umum kondisi kelas IX SMP

Kasih Ananda dapat di gambarkan sebagai berikut:

Page 153: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

153

a) Kurangnya motivasi terhadap pembelajaran IPS

b) Kurang adanya keberanian siswa untuk bertanya kepada guru tentang

materi yang belum di pahami

c) Tingkat kesukaran dalam menghafal sangat tinggi

d) Tidak mampu mengembangkan potensi dirinya

e) Tidak mampu membangun kata-hubung atau link untuk di sambungkan

dengan materi yang di ajarkan

f) Tidak mampu menentukan kata kunci dalam sebuah materi

g) Tidak terdapat interaksi yang memuaskan antara siswa dengan

guru,maupun siswa dengan siswa lainnya.

h) Siswa cenderung pasif dalam belajar

i) Kurangnya respon yang baik dari siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran IPS

2. Hasil Pra Tes ( Test I )

Sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti

mengadakan pra tes untuk mengetahui dan mengukur kemampuan awal peserta

didik.dari hasil pra tes di dapat data bahwa belum ada peserta didik yang

memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang telah di tetapkan yaitu 70, nilai

tertingg 68 dan terendah 32 sementara rata-rata kelas di peroleh 48

Berdasarkan temuan data di atas , maka di susunlah perencanaan terhadap

penelitian tindakan kelas yang di tujukan pada peningkatan hasil belajar peserta

didik terhadap pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran kata-hubung atau

link-word method dengan menggunakan dua siklus.

1. Siklus I

Page 154: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

154

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan awal tentang kenyataan yang ada di lapangan serta

hasil pre test, maka penulis merencanakan untuk melakukan tindakan atau

perbaikan terhadap kondisi yang sedang terjadi pada kelas IX SMP Kasih

Ananda.Tindakan yang akan dilakukan di sesuaikan dengan prosedur penelitian

tindakan kelas pada BAB III, maka di rencanakan siklus I, Pada siklus I ini

berlangsung selama dua kali pertemuan (2x2 jam pelajaran) atau masing-masing

tindakan berlangsung selama (2x45 menit) agar tidak mengganggu proses

pembelajaran maka pokok bahasan yang di angkat adalah yang sesuai dengan

silabus yang telah di tetapkan yaitu Standar Kompetensi Memahami kondisi

perkembangan Negara di dunia, Kompetensi Dasar Meng identifikasi cirri-ciri

Negara berkembang dan Negara maju di dunia, materi pokok pelajaran persebaran

negara-negara maju dan negara-negara berkembang di dunia, kegiatan

pembelajaran mengamati peta tentang persebaran Negara-negara maju dan Negara

berkembang di dunia, indikator membuat peta wilayah Negara maju dan Negara

berkembang di dunia.

Sebagai teman kolaborasi pada siklus ini penulis meminta bantuan kepada

Dra. Hj. Miratul Fuad selaku guru IPS di sekolah tempat penelitian, hal ini di

lakukan untuk membantu penulis mengobservasi proses pembelajaran dengan

menggunakan metode kata-hubung (link-word method) Pemilihan nama tersebut

di dasarkan pada pertimbangan bahwa saat penelitian di lakukan nama tersebut

mempunyai waktu luang dan berkompeten untuk menilai proses pembelajaran

dengan metode kata- hubung ( link-word method) hal ini di karenakan nama

Page 155: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

155

tersebut mengajar IPS pada sekolah tempat penelitian dilaksanakan, sehingga

nama tersebut tidak merasa terganggu dalam pelaksanaan penelitian bahkan nama

tersebut merasa terbantu dengan metode pembelajaran yang di terapkan. Dan akan

menerapkannya pada kelas VII dan VII khusus pada bidang sudi IPS.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang permasalahan yang di jumpai pada

pengamatan awal serta masalah akademis yang ada pada peserta didik serta

tindakan dan tujuannya di laksanakan siklus I.maka penulis membuat peta konsep

rencana tindakan kelas terlabih dahulu. Peta konsep rencana tindakan kelas siklus

I dapat di lihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4 : Peta Konsep Rencana Tindakan Kelas Siklus I

No Keadaan Awal Masalah Rencana

Tindakan

Tujuan

1 Kurangnya

motivasi

terhadap

pembelajaran

IPS

Siswa tidak

belajar dengan

serius hal ini di

karenakan

pelajaran IPS

tidak masuk

dalam UN

Memberikan

motivasi kepada

siswa, bahwa

pelajaran IPS

masuk pada Ujian

Ahir Sekolah dan

dapat menentukan

proses kelulusan,

hal ini di

karenakan system

penilain 60% nilai

UN dan 40% nilai

sekolah.

Agar siswa

termotivasi

untuk mengikuti

pelajaran IPS

dengan sungguh-

sungguh dan

serius yang

ahirnya

meningkatkan

hasil belajar

siswa.

2 Kurang adanya

keberanian siswa

untuk bertanya

kepada guru

tentang materi

yang belum di

Siswa cenderung

diam dan pasif,

tidak mau

bertanya kepada

guru ataupun

teman tentang

Melibatkan siswa

dengan methode

pembelajaran

kata-hubung (link

–word method)

Agar siswa lebih

aktif dalam

proses belajar-

mengajar

Page 156: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

156

pahaminya materi yang

belum mereka

pahami

3 Tingkat

kesukaran dalam

menghafal

sangat tinggi

Siswa tidak

dengan sungguh-

sungguh

berusaha

mengingat

materi yang telah

di ajarkan

kepadanya,

siswa cenderung

menganggap

remeh hal-hal

yang harus di

ingat.

Memberikan

motivasi kepada

siswa, bahwa

ingatan harus di

tingkatkan dengan

berbagai cara

karena mengingat

merupakan

aktivitas yang

harus di lakukan

sepanjang hidup

manusia

Agar siswa

termotivasi

untuk

mengembangkan

daya ingatnya.

4 Siswa tidak

mampu

mengembangkan

potensi dirinya

untuk

mengembangkan

daya

ingngatannya

dan daya

kreasinya

Siswa mudah

sekali melupakan

materi yang telah

di sampaikan,

dan siswa tidak

mempunyai

teknik-teknik

bagaimana

mengembangkan

daya ingat yang

baik dan tidak

berani berkreasi

untuk

mengembangkan

imajinasinya.

Mengajarkan pada

siswa tentang

proses mengingat

dengan metode

kata-hubung

(link-word

method) dengan

mendayakan

imajinasinya

dalam membuat

asosiasi yang

telah di kenalnya

Siswa berani

mengembangkan

daya ingatnya

dengan

mendayakan

kreatifitas

imajinasinya

dalam membuat

asosiasi dengan

sesuatu yang

telah di kenalnya

5 Tidak mampu

membangun kata

hubung /link

untuk di

sambungkan

dengan materi

Siswa tidak

terbiasa

membuat kata-

hubung

Guru

mengajarkan

kepada siswa

bagaimana

mengembangkan

kata-hubung

dengan

Siswa dapat

mengembangkan

materi menjadi

familier dan

Page 157: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

157

yang di ajarkan menggunakan

teknik-teknik dari

system kata kunci,

kata ganti,dan

kata hubung

sehingga

membuat meteri

menjadi familier

siswa dapat

mengembangkan

kata –hubung

6 Siswa tidak

mampu

menentukan kata

kunci dalam

sebuah materi

yang di pelajari

Siswa cenderung

menulis semua

paragraph dalam

materi yang di

pelajari tanpa

dapat

menemukan kata

kunci nya

dengan tepat

Guru

mengajarkan

bagai mana

mencari ide

pokok dalam

sebuah paragraph

dan

menentukannya

sebagai kata kunci

dengan menggaris

bawahi, membuat

daftar kosakata

yang sejenis dan

merefleksikannya.

Siswa mampu

menentukan kata

kunci

7 Tidak terdapat

interaksi yang

memuaskan

antara siswa

dengan guru atau

siswa dengan

siswa

Siswa cenderung

diam dan

mendengarkan

materi yang di

ajarkan tanpa

mau bertanya

Memberi motifasi

kepada siswa agar

mau bertanya

Siswa berani

bertanya

8 Siswa cenderung

pasif dalam

belajar

Siswa cenderung

untuk diam tanpa

adanya

kreatifitas dalam

mengembangkan

meteri yang di

pelajari

Mengembangkan

kreatifitas siswa

dengan membuat

gambar-gambar

untuk

membangun

ingatan

Siswa mampu

membuat

gambar-gambar

untuk

membangun

ingatannya

Page 158: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

158

9 Kurangnya

respon yang baik

untuk mengikuti

proses

pembelajaran

IPS

Siswa tidak

merespon materi

yang di ajarkan

Memberikan

motivasi kapad

siswa

Meningkatkan

respon siswa

dalam proses

belajar mengajar

Sebagai gambaran rencana tinadakan kelas pada siklus I dapat di lihat

pada tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5 : Rencana Tindakan Kelas Siklus I

Siklus I Perencanaan Merencanakan pembelajaran

Menentukan Kompetensi Dasar

Mengembangkan scenario pembelajaran

Menyusun lembar kerja siswa

Menyiapkan sumber belajar

Mengembangkan format penilaian

Mengembangkan format observasi

pembelajaran

Mengembangkan format dokumentasi

penilaian harian

Pelaksanaan Melakukan tindakan sesuai scenario

pembelajaran dan lembar kegiatan siswa

Pengamatan Melakukan observasi sesuai format yang

di siapkan

Melakukan penilaian perilaku harian

Menilai hasil tindakan sesuai format yang

di siapkan

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah di

lakukan

Melakukan pertemuan untuk membahas

hasil evaluasi tentang scenario, lembar

kegiatan siswa dan lain-lain

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

Page 159: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

159

hasil evaluasi untuk di gunakan pada

siklus selanjutnya

Agar rencana tindakan dapat di laksanakan dengan baik dan lebih terarah

maka perlu di susun jadwal pelaksanaan tindakan. Sebagai gambaran pelaksanan

kegiatan tindakan kelas pada siklus I dapat di lihat pada tabal 6 di bawah ini:

Tabel 6 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

No Hari/Tanggal Pokok Bahasan/Sub Pokok

Bahasan dan Jenis Tindakan

Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar

1 Rabu, 28-09-

20011

Memahami kondisi

perkembangan Negara di dunia

Persebaran negara maju dan

berkembang di dunia, contoh

Negara maju di benua

amerika bagian utara dan

tengah

Jenis tindakan:

Presentasi kelas

Guru memberikan

motivasi pentingnya

belajar IPS

Guru memberikan

pengertian bagaimana

belajar dengan

menggunakan metode

kata-hubung (link-word

method)

Meyiapkan media

pembelajaran

Pembagian kelompok

SK : Memahami kondisi

perkembangan

Negara di dunia

KD : Mengidentifikasi

ciri-ciri Negara maju

dan Negara

berkembang

Page 160: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

160

2 Jumat 30-09-

2011

Memahami kondisi kondisi

perkembangan Negara di dunia

Persebaran Negara-

negara maju dan Negara

berkembang di dunia

contoh benua Amerika

utara dan tengah

Jenis tindakan:

Presentasi kelas

Menggaris bawahi

Membuat kata kunci

Mengembangkan kata-

hubung

Membuat gambar-gambar

Siswa mengingat kembali

materi yang di berikan

Pengelompokan siswa

SK : Memahami kondisi

perkembangan

nagara di dunia

KD : Mengidentifikasi

cirri-ciri Negara

berkembang dan

Negara maju

3 Rabu, 05-10-

2011

Tes ke II kemampuan

individu

SK : Memahami kondisi

perkembangan

Negara di dunia

KD: Mengidentifikasi

cirri-ciri Negara

berkembang dan

Negara maju di

dunia

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, segala sesuatu yang telah di

rencanakan berhubungan dengan rencana pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS dengan menggunakan metode pembelajaran , metode kata-hubung (link- word

Page 161: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

161

method) yang akan di terapkan serta tahapan-tahapan penelitian berdasarkan

acuan teoritis yang telah di uraikan pada BAB II.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama, Rabu 28-09-2011

Pada pertemuan pertama, standar kompetensi yang di bahas adalah

memahami kondisi perkembangan Negara dunia , kompetensi dasar

mengidentifikasi persebaran Negara berkembang dan Negara maju , pokok

bahasan persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia, kegiatan

pembelajaran merumuskan persebaran Negara maju dan Negara berkembang,

indikator mengidentifikasi persebaran Negara maju dan Negara berkembang.

Guru yang bertindak sebagai peneliti memberikan motivasi kepada siswa

tentang pentingnya belajar IPS, bahwa dengan belajar IPS siswa akan mengerti

fenomena-fenomena dinamika social, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian

penting dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dari tempat ke tempat

baik dalam skala kelompok masyarakat, local, nasional, regional dan global.

Setelah siswa termotivasi dan memahami pentingnya belajar IPS,

selanjutnya guru menjelaskan bagaimana belajar dengan menggunakan metode

kata-hubung (link-word method) yaitu dengan empat tahapan, yaitu (1)

menghadirkan materi, dengan menggunakan teknik seperti menggarisbawahi,

membuat daftar (2) mengembangkan hubungan-hubungan, dan membuat materi

menjadi familier, dengan menggunakan teknik-teknik system kata kunci(key

word), kata ganti (substitute word), dan kata hubung (link-word) selanjutnya

(3)membuat gambar-gambar sensorik, dengan menggunakan teknik-teknik

Page 162: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

162

asosiasi konyol dan melebih-lebihkan dank (4) tahap mengingat kembali dengan

melakukan recalling pada materi yang di pelajari. Untuk mempermudah

mengetahui tahapan menghafal metode kata-hubung (link-word method) berikut

ini di hadirkan tabel ke 7 tentang model pengajaran method kata-hubung (link-

wordmethod)

Tabel 7: Model Pengajaran Kata-Hubung (Link-Word Method)

No Tahapan Pelaksanaan

1 Tahapan Pertama,

Menghadirkan Materi

Menggunakan teknik-teknik, seperti menggaris

bawahi, membuat daftar, dan merefleksikan

2 Tahapan Dua,

Menggembangkan

Hubungan-hubungan

Membuat materi menjadi familier dan

mengembangkan hubungan-hubungan dengan

menggunakanteknik-teknik dari system kata kunci,

kata ganti, dan kata hubung

3 Tahapan tiga,

meningkatkan gambar

(sensori)

Menggunakan teknik asosiasi konyol dan melebih-

lebihkan. Mengubah gambar

4 Tahapan

Empat,Mengingat

kembali

Mengingat kembali materi hingga tuntas di

pelajari

Selanjutnya guru dan peserta didik mempersiapkan media pembelajaran

berupa buku pelajaran, peta dunia, atlas dunia, OHP, transparan, alat tulis,

gambar-gambar yang di butuhkan yang berhubungan dengan materi yang di

ajarkan. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri

dari 7 siswa, terdapat satu kelompok dengan jumlah siswa 6 orang, hal ini di

sebabkan jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 34 siswa.guru yang bertindak

Page 163: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

163

sebagai peneliti membagi kemampuan siswa berdasarkan hasil nilai semester

ganjil kelas VIII dengan taraf kemampuan tinggi, sedang dan rendah, sehingga

dalam satu kelompok terdapat kemampuan tinggi sedang dan rendah. Pada

pertemuan ini guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk membaca materi

pokok Negara maju dan Negara berkembang, menggaris bawahi ,membuat daftar,

menentukan kata kunci dari materi yang di ajarkan, selanjutnya guru

memerintahkan kepada siswa untuk mengembangkan kata kunci dengan kata

hubung yang sudah mereka kenal, dan menghubungkannya dengan materi yang

baru, sehingga materi baru menjadi materi yang familier. Untuk mempermudah

mengingat materi baru ,di terjemahkan melalui gambar-gambar sensorik yang

berhubungan dengan materi yang bersangkutan. Kerja yang terpenting pada pada

penggunaan methode kata-hubung (link-word method ) guru dengan bantuan

siswa mempersiapkan link dan membuat materi visual seperti pada tabel 8 tentang

link persebaran Negara maju dan berkembang di Amerika Utara dan Tengah

Tabel 8 : Link dan Gambar Negara Maju dan Negara Berkembang di

Amerika Utara dan Tengah

No Materi Link Gambar

Negara di Benua

Amerika Utara

Lihat gambar 1

1 Alaska Alas Lihat gambarl 8.1

2 Canada Kasih ananda Lihat gambar 8.2

3 Amerika Serikat Amerika Serikat Lihat gambar 8.3

4 Mexsiko Taksi Lihat gambar 8.4

Negara di benua

Amerika Tengah

Lihat gambar 2

Page 164: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

164

1 Panama Panah Lihat gambar 8.5

2 Costa rica Kos nya rica Lihat gambar 8.6

3 Nicara gua Nih, cara gua Lihat gambar 8.7

4 Elsavador Elsa Lihat gambar 8.8

5 Honduras Honda Lihat gambar 8.9

6 Guatemala Gua the Lihat gambar 8.10

7 Belize Bel Lihat gambar 8.11

Pada Pertemuan Pertama ini di mulai dengan menyajikan peta kosong

Amerika Utara dan Amerika Tengah yang beberapa negaranya telah di beri nomor

(lihat peta 1) ,seorang ketua kelompok mengilustrasikan dengan cara bercerita

seperti berikut ini: bayangkan kita mencari Alasan untuk pergi ke kasih ananda

ternyata kita pegi ke amerika serikat dengan mengendarai taksi, setelah bercerita

demikian, ketua kelompok tadi menunjuk negara Alaska, seraya menunjukkan

gambar kartunnya dan berkata:” Kata link untuk negara Alaska adalah alas

an”(lihat kartun 8.1) Anggota kelompok kemudian mengucapkan kembali kata

link tersebut. Lalu, ketua kelompok menunjuk Negara ke dua dan menunjukkan

gambar kedua seraya berkata:”alas an pergi ke kasih ananda kata link untuk

canada adalah kasih ananda “ (lihat kartun 8.2) Anggota kelompok kemudian

mengucapkan kembali kata link tersebut. Kemudian ketua kelompok menunjuk

menunjuk Negara ke tiga seraya menunjukkan gambar kartun ke tiga seraya

berkata:” Alasan pergi ke kasih ananda ternyata ke Amerika serikat kata link

untuk Amerika serikat adalah Amerika serikat” (lihat kartun 8.3) kemudian

anggota kelompok mengucapkan kembali kata link tersebut. Selanjutnya ketua

Page 165: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

165

kelompok menunjuk gambar ke empat sambil berkata: “ alasan pergi ke kasih

ananda ternyata ke amerika serikat naik taksi kata link untuk meksiko adalah

taksi”( lihat kartun 8.4) anggota kelompok kemudian mengucapkan kembali kata

link tersebut. Kemudian ketua kelompok mengulang dari awal Negara-negara

yang ada di amerika utara di ikuti oleh anggota kelompok nya.

Gambar 1: PetaBenua Amerika Utara

Gambar 2 : Kartun link Benua Amerika Utara

Gambar 8.1 : Alaska = Alas kaki

Gambar 8.2 : Canada = Kasih Ananda

Page 166: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

166

Selanjutnya proses belajar mengajar di lanjutkan pada benua amerika

tengah, seperti pada pembelajaran yang pertama, guru menyajikan peta kosong

benua amerika bagian tengah dengan memberi nomor pada masing-masing

Negara (lihat gambar 2). Seorang ketua kelompok mengilustrasikan dengan cara

bercerita: “ bayangkan kita membawa panah pergi ke cosnya rica kita bilang nih,

cara gua elsa naik Honda untuk melihat gua the”.

Setelah bercerita demikian, ketua kelompok tadi menunjuk Negara

panama, Panama, seraya menunjukkan gambar kartunnya, dan berkata: “ kata link

untuk panama adalah panah” ( lihat kartun 8.5) Anggota kelompok kemudian

mengucapkan kembali kata link tersebut. Lalu ketua kelompok menunjuk Negara

kedua seraya berkata: kita pergi ke costarika katalink untuk kostarika adalah

cosnya rica (lihat kartun 8.6) Anggota kelompok mengucapkan lagi kata link

tersebut dan Negara-negara seperti yang di tunjukkan oleh ketua mereka.

“panama, panah; costarica, cosnya rica” latihan terus berlanjut .Kata link untuk

Gambar 8.3 : AS = Amerika Serikat

Gambar 8.4 : Taxi = Meksiko

Page 167: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

167

Nicaragua adalah “nih, cara gua” lihat kartun (8.7) sambil menunjuk Negara ke

empat.dan elsavador adalah elsa”(lihat kartun 8.8) sambil menunjuk negara ke 4

.kemudian ketua kelompok melanjutkan dengan menunjuk Negara ke 5 dengan

berkata “kita naik motor Honda kata link untuk hondarous adalah Honda.” (lihat

kartun 8.9) selanjutnya ketua kelompok menunjuk Negara ke 6 dengan berkata “

kita pergi ke gua the kata link untuk Guatemala adalah gua the”(lihat kartun 8.10)

kemudian ketua kelompok melanjutkan dengan berkata:” Belize link untuk Belize

adalah bel” sambil menunjuk peta no 7 dan memperlihatkan kartunnya. Anggota

kelompok mengikuti dan berkata:” belize,bel” anggota kelompok mengulang

kembali 7 Negara-negara beserta link-link yang telah di ucapkan oleh ketua

mereka.

Gambar 3: Peta benua Amerika bagian Tengah

Page 168: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

168

Gambar 4 : Link Benua Amerika Bagian Tengah

Gambar 8.5 : Panama = Panah

Gambar 8.6 : Kos nya Rica = Costa Rica

Nih, Cara

Gua!

Gambar 8.7 : Nih, cara gua = Nicaragua

Gambar 8.8 : Elsa = Elsavador

Gambar 8.9 : Honda = Honduras

Gambar 8.10 : Gua theh = Guetamala

Page 169: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

169

Pada pertemuan pertama ini, peserta didik sangat antusias mengikuti

proses belajar mengajar. Peserta didik mulai belajar membangun link dan gambar-

gambar sesuai dengan materi yang di ajarkan. Guru mengawasi dan mencatat

peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung guna

melihat kekurangan dan kelemahan yang terjadi sehingga kekurangan dan

kelemahannya dapat di perbaiki pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan ke dua, jum’at 30-9-2011

Pada pertemuan ke dua siklus ke I pokok materi yang bahas adalah

persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia, guru mengambil

contoh persebaran Negara maju dan berkembang di benua Amerika, kegiatan awal

pada pertemuan ini adalah peserta didik mempersiapkan media pembelajaran

berupa buku pelajaran, alat tulis, globe/peta/atlas, gambar-gambar sensorik, OHP,

transparasi, dan mempersiapkan kata- hubung. Guru menjelaskan kembali proses

pembelajaran menggunakan metode kata-hubung (link-word method) pada materi

pokok yang telah di tentukan sesuai dengan silabus yang telah di tetapkan. Guru

Gambar 8.11 : Bel = Belize

Page 170: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

170

memerintahkan kepada siswa agar duduk dengan kelompoknya sesuai dengan

pertemuan pertama, selanjutnya Peserta didik mengidentifikasi Negara-negara

yang masuk dalam daftar Negara maju dan Negara berkembang yang terdapat

pada Benua Amerika pada atlas yang telah di persiapkan, sedangkan guru

menyajikan peta kosong Benua Amerika, beberapa negaranya telah di beri nomor

yang menunjukkan persebaran Negara maju dan Negara berkembang di benua

Amerika. Pada pertemuan pertama telah di bahas persebaran Negara di benua

amerika bagian utara dan tengah maka pada pertemuan ke dua ini guru membahas

persebaran Negara di Benua Amerika bagian selatan dengan link dan gambar

seperti pada tabel 9 persebaran Negara di benua Amerika bagian tengah

Tabel 9 : Persebaran Negara di benua Amerika bagian selatan

No Materi Link Gambar

1 Peru Peluru Lihat kartun 9.1

2 Chili Chili Lihat kartun 9.2

3 Argentina Antena Lihat kartun 9.3

4 Uruguay Urugan Lihat kartun 9.4

5 Paraguay Paralon Lihat kartun 9.5

6 Bolivia Bali Lihat kartun 9.6

7 Brazilia Ber AC Lihat kartun 9.7

8 Guyana Yana Lihat kartun 9.8

9 Suriname Sirine Lihat kartun 9.9

10 Venezuella Pen jel Lihat kartun 9.10

11 Colombia Kalam Lihat kartun 9.11

12 Ekuador Eskalator Lihat kartun 9.12

Page 171: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

171

Pada pertemuan ini guru menyajikan peta kosong Benua Amerika Selatan

yang beberapa Negara nya telah di beri nomor, (lihat gambar peta 3). Seorang

ketua kelompok mengilustrasikan dengan bercerita:” Bayangkan peluru chili kena

antena nyenggol urugan masuk ke paralon, bali, ber AC, Bu Yana pencet sirine

pakai pen jel dan kalam lalu naik escalator”

Setelah bercerita demikian ketua kelompok menunjuk Negara nomor 1

Peru seraya menunjukkan gambar kartunnya dan berkata:” kata link untuk Peru

adalah peluru” (lihat kartun 9.1).Anggota kelompok mengikutinya kemudian

mengucapkan kata link tersebut.lalu ketua kelompok menunjuk Negara ke 2 dan

berkata:” chili link untuk chili adalah chili” semua anggota kelompok mengikuti

kemudian mengucapkan kata link (lihat kartun 9.2).selanjutnya ketua kelompok

menunjukkan Negara ke 3 Argentina sambil berkata: “Argentina link untuk

Argentina adalah Antena”(lihat kartun 9.3) kemudian anggota kelompok

mengikutinya dan berkata” Antena, Argentina. Selanjutnya ketua kelompok

menunjuk Negara ke 4 seraya menunjukkan gambar sambil berkata:” antenna

nyenggal urugan Uruguai link untuk Uruguai adalah Urugan”( lihat kartun 9.4 )

anggota kelompok mengikuti sambil mengucapkan linknya. Ketua kelompok

melanjutkan dengan menunjuk peta pada nomor 5 sambil menunjukkan kartunnya

dan berkata:”Paraguai link untuk paraguai adalah paralon (lihat gambar 9.5)

“Anggota kelompok mengucapkan kembali link nya secara bersamaan. Ketua

kelompok menunjuk angka 6 sambil menunjukkan kartunnya dan berkata:”Bolivia

link untuk Bolivia adalah Bali, pergi ke bali” (lihat kartun 9.6) semua anggota

kelompok mengikuti dan mengucapkan link tersebut. Kemudian ketua kelompok

Page 172: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

172

menunjuk Negara ke 7 dan berkata Brazilia sambil menunjukkan kartunnya dan

berkata:” Bali ber AC, Brazillia link untuk Brazillia adalah ber AC” (lihat kartun

9.7) anggota kelompok mengucapkan kembali Negara beserta linknya.

Ketua kelompok menunjuk angka 8 pada peta sambil menunjukkan

kartunnya Guyana, dan berkata “kata link Guyana adalah Pok Yana “ (lihat kartun

9.8) anggota kelompok kembali mengucapkan Negara beserta kata linknya.

Sekarang ketua kelompok menunjuk angka 9 pada peta, Suriname ,seraya

menunjukkan gambar kartunnya ketua kelompok berkata:” Pok Yana mencet

suriname link untuk suriname adalah sirine (lihat kartun 9.9), kemudian anggota

mengucapkan kembali Negara dan kata linknya. Ketua kelompok melanjutkan

kembali dengan menunjuk angka 10, Venezuella,sambil menunjukkan kartun dan

berkata: “ pok Yana mencet sirine menggunakan penjel, link untuk venezuella

adalah pen jel” (lihat kartun 9.10) anggota kelompok mengikuti dan mengucapkan

kembali Negara dan link yang telah di ucapkan oleh ketua kelompok. Selanjutnya

ketua kelompok melanjutkan dengan menunjuk angka 11 pada peta, Colombia

sambil menunjukkan kartunnya ( lihat gambar 9.11) dan berkata :” mencet sirine

pakai pen jel dan kalam link untuk Colombia adalah kalam” anggota kelompok

mengikuti dan mengucapkan kembali Negara-negara beserta linknya. Kemudia

ketua kelompok menunjuk peta pada angka 12 seraya berkata “ Ekuador link

untuk ekuador adalah escalator “(lihat gambar 9.12) anggota kelompok mengkuti

dan mengucapkan escalator, Ekuador. Selanjutnya ketua kelompok dan

anggotanya mengulang kembali nama-nama Negara beserta linknya di mulai dari

Negara nomor 1 sampai nomor 12 seraya menunjukkan gambar-gambar linknya .

Page 173: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

173

Guru sebagai peneliti dan teman sejawat mengamati berjalannya proses

belajar mengajar dengan melakukan penilaian sesuai dengan instrument yang

telah di sediakan. Hal ini di lakukan untuk mencari kelemahan agar dapat di

perbarui pada siklus selanjutnya.

Gambar 5 : Peta Benua Amerika Selatan

Gambar 6 : Link Benua Amerika Selatan

Gambar 9.1 : Peluru = Peru

Gambar 9.2 : Chili = Chili

Page 174: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

174

Gambar 9.3 : Antena = Argentina

Gambar 9.4 : Urugan = Uruguay

Gambar 9.5 : Paralon = Paraguay

Gambar 9.6 : Bali = Bolivia

Gambar 9.7 : Ber AC = Brazilia

Gambar 9.8 : Yana = Guyana

Page 175: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

175

3) Pertemuan ke tiga, 5-10-2011

Setelah melaksanakan pertemuan selama dua kali pertemuan langkah

selanjutnya adalah melakukan tes individu dengan melakukan tes tulis dan

menunjukkan Negara-negara pada peta kosong yang telah di sediakan. Para siswa

di berikan motivasi agar tidak bekerjasama dengan siswa lainnya atau mencotek

Gambar 9.9 : Sirine = Suriname

Gambar 9.10 : Pen jel = Venezuela

Gambar 9.11 : Kalam = Colombia

Gambar 9.12 : Ekskalator = Ekuador

Page 176: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

176

buku pelajaran, catatan atau peta. Sehingga terjadi kejujuran atas hasil tes yang

akan di dapat masing-masing siswa.

Tes yang akan di berikan berupa tes tulis dengan menyebutkan dan

menunjukkan Negara pada peta kosong yang telah di sediakan. Soal yang di

berikan sesuai dengan soal pre tes hal ini di lakukan untuk mengetahui sejauh

mana peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode kata-hubung

atau (link-word method). Hasil penilaian akan di analisis apakah perlu untuk di

lakukan tindakan siklus selanjutnya.

c. Observasi atau Pengamatan

Pada tahapan observasi atau pengamatan guru sebagai peneliti

menggunakan 3 instrumen, yang di jadikan sebagai alat observasi adalah : (1)

pengamatan langsung oleh guru (peneliti) (2) pedoman observasi interaksi belajar

siswa yang di lakukan oleh teman sejawat yaitu Dra.Hj. Miratul Fuad (3) Hasil

belajar tes III.

1) Observasi Guru Dalam Pembelajaran metode kata-hubung (link-

word method)

a) Penampilan, secara umum penampilan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode kata hubung (link-word method) cukup baik,

tetapi masih terdapat kekurangan diantaranya peserta didik merasa takut

dalam berbicara, tidak dapat menggunakan OHP dengan benar.

b) Interaksi antara siswa, setiap peserta didik mempunyai peran sendiri-

sendiri, pada siklus pertama ini peran peserta didik cukup bagus dalam

Page 177: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

177

memainkan perannya ,tetapi masih terdapat sedikit kendala yaitu peserta

didik saling menertawakan temannya yang melakukan kesalahan.

c) Kemampuan memotivasi anggota kelompok, kemampuan memotivasi

anggota kelompok belum bagus, hal ini di karenakan ketua kelompok

tidak selalu memberikan motivasi yang positif kepada anggotanya.

d) Kemampuan membangun link, kemampuan membangun link cukup

bagus, peserta didik mencari kata hubung yang sesuai dengan nama-nama

Negara yang akan mereka hafal tetapi terdapat beberapa siswa yang salah

dalam membangun link, sehingga kata hubung yang di buatnya tidak

sesuai dengan meteri yang di pelajari

e) Kemampuan menyampaikan cerita, pada siklus pertama ini kemampuan

menyampaikan cerita cukup beragam dan tidak keluar dari link-link yang

telah di persiapkan, tetapi terdapat sedikit kekurangan bahwa peserta didik

terutama ketua kelompok masih malu dan takut dalam bercerita sehingga

mengganggu daya serap peserta didik yang berperan sebagai anggota

kelompok.

f) Kemampuan menyampaikan link,pada siklus pertama ini kemampuan

menyampaikan link atau kata hubung cukup bagus, tetapi masih terdapat

kekurangan bahwa peserta didik sering salah jika kata hubung tersebut di

hubungkan dengan materi yang di pelajari

g) Kemampuan menerima link, pada siklus pertama ini kemampuan

menerima link belum bagus, walaupun peserta didik selalu mengulang-

Page 178: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

178

ulang kata hubung yang telah mereka terima sampai mereka benar-benar

menguasai.

h) Kemampuan menghafal Negara –Negara, pada siklus pertama ini

kemampuan menghafal Negara cukup bagus walaupun masih terdapat

beberapa peserta didik salah dalam menyebutkan nama-nama Negara yang

terdapat pada benua Amerika

i) Kemampuan menghafal lokasi Negara, pada siklus pertama ini

kemampuan menghafal lokasi Negara cukup bagus tetapi terdapat

kekurangan bahwa beberapa peserta didik lupa nama Negara dan di mana

lokasi Negara tersebut.

2) Observasi teman sejawat

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan teman sejawat/kolaborator pada

proses pembelajaran IPS dengan metode mengajar metode kata-hubung (link-

word method) melalui lembar observasi kemampuan menghafal siswa di temukan

beberapa poin penting di antaranya adalah:

a) Interaksi antara siswa dengan siswa lainnya dalam belajar kelompok, belum

maksimal dan perlu di tingkatkan

b) Kerjasama dalam kelompok,kerjasama dengan kelompok umumnya baik

tetapi terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam belajar

c) Tindakan siswa ketika ada salah satu anggota kelompok yang tidak aktif

hanya melihat tidak memberi motivasi

d) Komunikasi antara peserta didik umumnya baik tetapi jika terdapat

kesalahan peserta didik saling menertawakan

Page 179: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

179

e) Kemampuan siswa dalam mempengaruhi anggota kelompok belum

maksimal sehingga terdapat beberapa peserta didik yang pasif

f) Kemampuan siswa mengendalikan emosi antar kelompok belum maksimal

g) Kemampuan menyampaikan wacana/kata hubung dengan materi yang di

pelajari umumnya sudah baik tetapi ada beberapa peserta didik yang

gemetar dan takut untuk tampil di depan kelas

h) Kemampuan menerima link yang sudah di siapkan pada umumnya cukup

baik tetapi terdapat beberapa siswa yang masih lupa antara link dengan

materi

i) Kemampuan menghubungkan link dengan materi cukup baik tetapi terdapat

beberapa peserta didik yang lupa

j) Kemampuan menghafal Negara-negara cuku baik tetapi masih terdapat

bberapa peserta didik yang lupa sehingga harus di pancing dengan kaata

hubungnya

k) Kemampuan menghafal lokasi Negara-negara dalam peta kosong cukup

baik tetapi terdapat beberapa peserta didik yang lupa nama Negara dan

likasinya

l) Kemampuan guru dalam penerapan metode kata- hubung(link- word

method) cukup baik tetapi terdapat sedikit kekurangan yaitu dalam

menyampaikan materi terlalu cepat

m) Komunikasi guru dengan peserta didik cukup baik

n) Reaksi guru ketika melihat siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran

mengingatkan dan memberikan motivasi

Page 180: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

180

o) Suasana dan interaksi siswa saat guru melakukan refleksi terhadap proses

belajar mengajar cukup tenang dan terkonsentrasi tetapi masih terdapat

beberapa siswa yang berbicara dengan temannya.

3) Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil belajar siklus I ( test II ) Di peroleh data sebagai berikut:

tidak di temukan siswa dengan nilai di bawah KKM. Standar Ketuntasan Minimal

yaitu : 70 sedangkan seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM nilai terendah

adalah 72 dan tertinggi adalah 100 sementara rata-rata kelas mencapai 96 dengan

demikian hasil belajar setelah di lakukan Penelitian Tindakan Kelas mencapai

100% agar lebih jelasnya lihat tabel 10 tentang Perbandingan Nilai Pra tes dan

hasil belajar tes II

Tabel 10: Perbandingan nilai pra tes dan hasil belajar test II

No. Nilai Tes I Tes II Keterangan

1 Skor nilai 1632 3284 Mengalami

peningkatan

sebesar 100 % 2 Rata-Rata 48 96

3 Nilai maksimal 68 100

4 Nilai minimal 32 72

Secara keseluruhan hasil test II bisa di lihat pada lampiran …………….

Pada tes II ini ada beberapa poin penting yang dapat di jadikan refleksi untuk

melakukan perbaikan pada siklus II poin-poin tersebut adalah :

Soal berbentuk esay

Pada Penelitian ini soal berbentuk esay sebanyak 25 butir soal,

kemampuan peserta didik untuk kompetensi dasar I yaitu memahami persebaran

Page 181: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

181

Negara-negara maju dan berkembang di dunia, peneliti mengambil contoh

persebaran Negara-maju dan berkembang di benua Amerika Serikat sudah

menunjukkan peningkatan namun masih terdapat beberapa butir soal yang di rasa

sulit bagi peserta didik yaitu butir soal ke 17 kemampuan menjawab 80 % dan

butir soal ke 22 sebanyak 74%.Tetapi pada umumnya peserta didik telah

menguasai Kompetensi dasar Persebaran Negara maju dan Berkembang

khususnya benua amerika.

D. Refleksi Siklus I

Berdasarkan pengamatan guru sebagai peneliti melalui lembar observasi

guru dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dengan menggunakan metode

kata hubung (link- beberapa word method) dan teman sejawat sebagai kolaborator

melalui lembar kemampuan menghafal siswa serta kamampuan guru mengelola

pembelajaran dan hasil tes II peserta didik yang telah di uraiakan di atas dapat di

jadikan refleksi untuk tindakan selanjutnya yaitu siklus ke dua. Terdapat beberapa

hal yang perlu di perhatikan untuk di perbaiki.

1) Kemampuan menghafal siswa

Secara umum kemampuan menghafal siswa sudah menunjukkan

kemajuan, namun terdapat beberapa siswa yang belum menunjukkan kemajuan

menghafal dengan baik, masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena

itu terdapat beberapa aspek yang harus di perbaiki seperti: membuat kata hubung

yang mudah di kenal oleh siswa, membuat gambar-gambar sensori yang lebih

jenaka atau melebih-lebihkan sehingga mudah di ingat, membuat cerita yang

mudah di cerna dan di buat sangat sederhana, memotivasi siswa bahwa proses

Page 182: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

182

menghafal itu mudah apabila ada kemauan dalam diri siswa, membuat suasana

menjadi lebih tenang sehingga peserta didik merasa nyaman dan tidak takut,

memberikan peluang kepada peserta didik untuk menyampaikan ide gagasan

,kritik dan saran kepada guru.

2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode kata-hubung(link –

word method)

Berdasarkan hasil dari pengamatan teman sejawat/kolaborator melalui

lembar pengamatan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode kata-hubung link-word method pada umumnya

kemampuan guru dalam kegiatan proses belajar-mengajar cukup baik, dengan

menggunakan metode kata-hubung ini atau link-word method ini peserta didik

mendapat nuansa belajar yang baru, hal ini di karenakan peserta didik belajar

dengan hanya menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Dengan menggunakan metode kata-hubung ini, peserta didik belajar untuk

meningkatkan hafalannya dengan membangun hubungan-hubungan materi yang

sudah di kenalnya lalu di hubungkan dengan materi yang baru di kenalnya

dengan bantuan gambar-gambar.guru yang bertindak sebagai peneliti membantu

peserta didik untuk membangun link-link yang mereka inginkan.

Sebagai metode yang baru di terapkan di sekolah SMP Kasih Ananda

tepatnya di kelas IX, guru sebagai peneliti memberikan penjelasan yang cukup

baik kepada siswa agar siswa mengerti bagaimana menerapkan metode ini agar

mencapai hasil belajar yang telah di tetapkan, selain itu guru memberikan

motivasi kepada peserta didik bahwa proses manghafal akan lebih mudah jika di

Page 183: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

183

terapkan melalui metode kata-hubung ini. Jika di temukan peserta didik yang

tidak aktif maka guru memberikan motifasi secara personal .

Ada beberapa catatan yang harus di perhatikan oleh guru yang bertindak

sebagai peneliti agar menjadi pertimbangan untuk melakukan siklus selanjutnya

hal-hal yang harus di pertimbangkan antaralain:

a. Guru perlu membangkitkan cara berfikir yang kreatif kepada siswa agar

siswa dapat membuat kata hubung yang akan di hubungkannya dengan

materi yang belum di kenalnya dan siswa mampu membuat gambar –

gambar sensorik sebagai bantuan untuk mempermudah mengingat.

b. Guru perlu memberikan motivasi kepada siswa bahwa dengan

menggunakan metode belajar kata-hubung akan mempermudah untuk

mengingat dan metode ini dapat di terapkan untuk mata pelajaran lain

selain IPS.

c. Guru perlu memberikan contoh kepada siswa bagaimana menggunakan

dan menerapkan metode kata –hubung ini dengan jelas dan tidak terlalu

cepat sehingga siswa dapat memahami dengan baik dan benar sehingga

dapat di terapkannya pada mata pelajaran selain pelajaran IPS.

3) Hasil Belajar Peserta Didik

Seperti yang telah di uraikan pada hasil pengamatan tentang hasil belajar

tes II, bahwa secara keseluruhan kemampuan belajar siswa mengalami

peningkatan dari sebelum diadakan tindakan kelas sebesar 100%, namun masih di

temukan beberapa kelemahan dan kekurangan yang ada pada siklus I yang perlu

di perbaiki, di tingkatkan pada siklus berikutnya.

Page 184: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

184

Kelemahan dan kekurangan meliputi pengelolaan kelas yang kurang

kondusif sehingga kelas masih gaduh, peserta didik belum mampu menggunakan

sarana dan prasarana dengan baik, pemilihan kata hubung yang kurang tepat,

gambar yang di sajikan kurang menarik, dan hasil belajar yangkurang dari

keriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk itu penulis menilai perlunya di

lakukan penelitian tindakan kelas yang lebih baik dan mendalam pada siklus II.

2) Siklus II

a. Perencanaan

Bersadarkan temuan yang ada pada siklus I di mana masih di jumpai

kelemahan dan kekurangan yang meliputi: suasana kelas yang kurang kondusif,

peserta didik belum mampu menggunakan sarana prasarana dengan baik,

pemilihan kata hubung yang kurang tepat,penyajian gambar yang kurang

menarik dan hasil belajar siswa yang belum mencapai criteria ketuntasan

minimal (KKM) unutk itu, peneliti yang merangkap sebagai guru berupaya

untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan cara melanjutkan penelitian

pada siklus II

Rencana pembelajaran dengan metode kata-hubung (link-word method)

paa penelitian tindakan kelas ini dirumuskan berdasarkan pertimbangan seluruh

aspek pembelajaaran termasuk informasi dan masukan-masukan positif serta

saran yang membangun dari teman sejawat.

Pada prinsipnya perencanaan pelaksanaan pada siklus II ini tidak jauh

berbeda dengan perencanaan pada siklus I.Berdasarkan catatan hasil pengamatan

pada siklus I, maka perencanaan pada siklus kedua lebih bersifat perbaikan dan

Page 185: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

185

peningkatan pada siklus I untuk menyempurnakan hasil yang telah di capai.

Pada siklus II ini berlangsung selama dua kali pertemuan (2x2 jam pelajaran)

atau masing-masing tindakan berlangsung seang di lama (2x45 menit). Pokok

bahasan yang di bahas adalah sama dengan penelitian pada siklus I yaitu

Persebaran Negara maju dan berkembang di dunia.

Untuk mengetahui lebih jelas permasalahan yang di jumpai pada siklus I

dan tujuan yang akan di laksanakan pada siklus II, eneliti membuat peta konsep

rencana tindakan kelas terlebihdahulu, seperti pada siklus I, peta konsep rencana

tindakan kelas siklus II dapat di lihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11: Peta Konsep Rencana Tindakan Kelas Siklus II

NO Keadaan Pada

Siklus I Masalah

Rencana

Tindakan Tujuan

1 Motifasi belajar

IPS mulai tumbuh

Kemauan belajar

belum muncul,

disiplin masih

rendah

Memberikan

motifasi kepada

siswa agar

meningkatkan

belajar

Siswa

mempunyai

keinginan untuk

belajar tanpa

harus di paksa

2 Berani

mengungkapkan

ide dan saran yang

membangun

Sering Ide yang

lontarkan tidak

sesuai dengan

materi yang di

pelajari

Memberikan

pengarahan

kepada siswa

tentang

gagasan-

gagasan atau

ide yang di

milikinya agar

sesuai dengan

materi yang di

hadapi

Siswa berani

menyampaikan

ide dan saran

dengan benar

sesuai dengan

materi pelajaran

yang di hadapi

3 Membuat kata-

hubung

Kata-hubung

yang di buat oleh

siswa terkadang

tidak sesuai

dengan materi

yang sedang di

Memberikan

pengarahan dan

contoh

bagaimana

membuat kata-

hubung yang

Siswa mampu

membuat kata-

hubung sesuai

dengan materi

yang di pelajari

Page 186: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

186

pelajari sesuai dengan

materi yang di

pelajari

4 Membuat gambar-

gambar

Dalam membuat

gambar peserta

didik sering

membuatnya

tanpa

memperhatikan

kebutuhan materi

yang pelajari,

peserta didik

hanya membuat

sesuai dengan

kemampuannya

tanpa

meningkatkan

kualitas yang ada

pada dirinya

Mengarahkan

siswa agar

dalam membuat

gambar-gambar

yang

dibutuhkan

harus sesuai

dengan materi ,

rapi dan

menarik

Siswa dapat

membuat

gambar-gambar

yang di

butuhkansesuai

dengan kata –

hubung yang

telah di

persiapkan

5

Sarana dan

prasarana

Peserta didik

belum mampu

menggunakan

OHP dengan

benar sehingga

sering terjadi

kesalahan dalam

penampilannya di

depan kelas yang

berdampak siswa

tidak percaya diri

atau takut

Memberikan

pelatihan

kepada peserta

didik dalam

menggunakan

OHP

Siswa mampu

menggunakan

OHP dengan

benar

Sebagai gambaran rencana tindakan kelas pada siklus II dapat di lihat pada

tabel 12 di bawah ini:

Tabel 12 : Rencana Tindakan Kelas Siklus II

Siklus II Perencanaan Merencanakan pembelajaran

Menentukan Kompetensi Dasar

Mengembangkan scenario pembelajaran

Menyusun lembar kerja siswa

Page 187: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

187

Menyiapkan sumber belajar

Mengembangkan format penilaian

Mengembangkan format observasi

pembelajaran

Mengembangkan format dokumentasi

penilaian harian

Mengembangkan format kemampuan guru

Pelaksanaan Melakukan tindakan sesuai hasil

pengamatan siklus I sesuai dengan

sekenario pembelajaran dan lembar

kegiatan siswa

Pengamatan Melakukan observasi sesuai format yang

di siapkan

Melakukan penilaian perilaku harian

Menilai hasil tindakan sesuai format yang

di siapkan

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah di

lakukan

Melakukan pertemuan untuk membahas

hasil evaluasi tentang scenario, lembar

kegiatan siswa dan lain-lain

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

hasil evaluasi untuk di gunakan pada

siklus selanjutnya

Agar rencana tindakan siklus II ini dapat di laksanakan dengan baik dan

dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada pada siklus I, maka perlu

di susun jadwal pelaksanaan tindakan siklus II. Sebagai gambaran pelaksanaan

kegiatan tindakan kelas siklus II dapat dinlihat pada tabel 13 di bawah ini:

Tabel 13 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

No Hari/Tanggal Pokok Bahasan/Sub Pokok

Bahasan dan Jenis Tindakan

Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar

1 jumat,7-10-

20011

Memahami kondisi

perkembangan Negara di dunia

Persebaran negara maju dan

SK :Memahami kondisi

perkembangan

Negara di dunia

Page 188: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

188

berkembang di dunia,

contoh Negara maju di

benua amerika bagian utara

dan tengah

Jenis tindakan:

Presentasi kelas

Guru memberikan

motivasi pentingnya

belajar IPS

Guru memberikan

pengertian bagaimana

belajar dengan

menggunakan metode

kata-hubung (link-word

method)

Meyiapkan media

pembelajaran

Pembagian kelompok

KD:Mengidentifikasi

ciri-ciri Negara maju

dan Negara

berkembang

2 Rabu,12-10-

2011

Memahami kondisi kondisi

perkembangan Negara di dunia

Persebaran Negara-

negara maju dan Negara

berkembang di dunia

contoh benua Amerika

utara dan tengah

Jenis tindakan:

Presentasi kelas

Menggaris bawahi

Membuat kata kunci

Mengembangkan kata-

hubung

Membuat gambar-

gambar

Siswa mengingat

kembali materi yang di

berikan

SK : Memahami kondisi

perkembangan nagara

di dunia

KD : Mengidentifikasi

cirri-ciri Negara

berkembang dan

Negara maju

Page 189: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

189

Pengelompokan siswa

3 Jumat,14- 10-

2011

Tes ke III kemampuan

individu

SK : Memahami kondisi

perkembangan

Negara di dunia

KD: Mengidentifikasi

cirri-ciri Negara

berkembang dan

Negara maju di dunia

Dalam pelaksanaan kegiatan tindakan kelas pada siklus II ini, semua

perencanaan yang berhubungan dengan rencana pembelajaran, perangkat

pembelajaran dan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas berpedoman pada

acuan PTK yang ada pada bab III

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran tindakan kelas pada siklus ke dua ini

tidak jauh berbeda dengan tindakan kelas pada siklus pertama, di bawah ini di

paparkan pelaksanaan pembelajaran siklus II, yaitu:

1) Pertemuan Pertama, jumat, 7-10-2011

Pada pertemuan pertama siklus II, standar kompetensi yang di bahas

adalah memahami kondisi perkembangan Negara dunia , kompetensi dasar

mengidentifikasi persebaran Negara berkembang dan Negara maju , pokok

bahasan persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia, kegiatan

Page 190: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

190

pembelajaran merumuskan persebaran Negara maju dan Negara berkembang,

indikator mengidentifikasi persebaran Negara maju dan Negara berkembang.

Guru yang bertindak sebagai peneliti memberikan motivasi kepada siswa

tentang pentingnya belajar IPS, bahwa dengan belajar IPS siswa akan mengerti

fenomena-fenomena dinamika social, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian

penting dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dari tempat ke tempat

baik dalam skala kelompok masyarakat, local, nasional, regional dan global.

Setelah siswa termotivasi dan memahami pentingnya belajar IPS,

selanjutnya guru menjelaskan bagaimana belajar dengan menggunakan metode

kata-hubung (link-word method) yaitu dengan empat tahapan, yaitu (1)

menghadirkan materi, dengan menggunakan teknik seperti menggarisbawahi,

membuat daftar (2) mengembangkan hubungan-hubungan, dan membuat materi

menjadi familier, dengan menggunakan teknik-teknik system kata kunci(key

word), kata ganti (substitute word), dan kata hubung (link-word) selanjutnya

(3)membuat gambar-gambar sensorik, dengan menggunakan teknik-teknik

asosiasi konyol dan melebih-lebihkan (4) tahap mengingat kembali dengan

melakukan recalling pada materi yang di pelajari. Untuk mempermudah

mengetahui tahapan menghafal metode kata-hubung (link-word method) berikut

ini di hadirkan tabel ke 14 tentang model pengajaran method kata-hubung (link-

wordmethod)

Tabel 14: Model Pengajaran Kata-Hubung (Link-Word Method)

No Tahapan Pelaksanaan

1 Tahapan Pertama,

Menghadirkan Materi

Menggunakan teknik-teknik, seperti menggaris

bawahi, membuat daftar, dan merefleksikan

Page 191: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

191

2 Tahapan Dua,

Menggembangkan

Hubungan-hubungan

Membuat materi menjadi familier dan

mengembangkan hubungan-hubungan dengan

menggunakanteknik-teknik dari system kata kunci,

kata ganti, dan kata hubung

3 Tahapan tiga,

meningkatkan gambar

(sensori)

Menggunakan teknik asosiasi konyol dan melebih-

lebihkan. Mengubah gambar

4 Tahapan

Empat,Mengingat

kembali

Mengingat kembali materi hingga tuntas di

pelajari

Selanjutnya guru dan peserta didik mempersiapkan media pembelajaran

berupa buku pelajaran, peta dunia, atlas dunia, OHP, transparan, alat tulis,

gambar-gambar yang di butuhkan yang berhubungan dengan materi yang di

ajarkan. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri

dari 7 siswa, terdapat satu kelompok dengan jumlah siswa 6 orang, hal ini di

sebabkan jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 34 siswa.guru yang bertindak

sebagai peneliti membagi kemampuan siswa berdasarkan hasil nilai semester

ganjil kelas VIII dengan taraf kemampuan tinggi, sedang dan rendah, sehingga

dalam satu kelompok terdapat kemampuan tinggi sedang dan rendah. Pada

pertemuan ini guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk membaca materi

pokok Negara maju dan Negara berkembang, menggaris bawahi ,membuat daftar,

menentukan kata kunci dari materi yang di ajarkan, selanjutnya guru

memerintahkan kepada siswa untuk mengembangkan kata kunci dengan kata

hubung yang sudah mereka kenal, dan menghubungkannya dengan materi yang

baru, sehingga materi baru menjadi materi yang familier. Untuk mempermudah

mengingat materi baru ,di terjemahkan melalui gambar-gambar sensorik yang

Page 192: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

192

berhubungan dengan materi yang bersangkutan. Kerja yang terpenting pada pada

penggunaan methode kata-hubung (link-word method ) guru dengan bantuan

siswa mempersiapkan link dan membuat materi visual seperti pada tabel 15

tentang link persebaran Negara maju dan berkembang di Amerika Utara dan

Tengah.

Tabel 15 : Link dan Gambar Negara Maju dan Negara Berkembang di

Amerika Utara dan Tengah

No Materi Link Gambar

Negara di Benua

Amerika Utara

Lihat gambar 5

1 Alaska Alas Lihat gambarl 15.1

2 Canada Kasih ananda Lihat gambar 15.2

3 Amerika Serikat Amerika Serikat Lihat gambar 15.3

4 Mexsiko Taksi Lihat gambar 15.4

Negara di benua

Amerika Tengah

Lihat gambar 6

1 Panama Panah Lihat gambar 15.5

2 Costa rica Kos nya rica Lihat gambar 15.6

3 Nicara gua Nih, cara gua Lihat gambar 15.7

4 Elsavador Elsa Lihat gambar 15.8

5 Honduras Honda Lihat gambar 15.9

6 Guatemala Gua the Lihat gambar 15.10

7 Belize Bel Lihat gambar 15.11

Pada Pertemuan Pertama ini di mulai dengan menyajikan peta kosong

Amerika Utara dan Amerika Tengah yang beberapa negaranya telah di beri nomor

Page 193: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

193

(lihat peta 5) ,seorang ketua kelompok mengilustrasikan dengan cara bercerita

seperti berikut ini: bayangkan kita mencari Alasan untuk pergi ke kasih ananda

ternyata kita pegi ke amerika serikat dengan mengendarai taksi, setelah bercerita

demikian, ketua kelompok tadi menunjuk negara Alaska, seraya menunjukkan

gambar kartunnya dan berkata:” Kata link untuk negara Alaska adalah alas

an”(lihat kartun 15.1) Anggota kelompok kemudian mengucapkan kembali kata

link tersebut. Lalu, ketua kelompok menunjuk Negara ke dua dan menunjukkan

gambar kedua seraya berkata:”alas an pergi ke kasih ananda kata link untuk

canada adalah kasih ananda “ (lihat kartun 15.2) Anggota kelompok kemudian

mengucapkan kembali kata link tersebut. Kemudian ketua kelompok menunjuk

menunjuk Negara ke tiga seraya menunjukkan gambar kartun ke tiga seraya

berkata:” Alasan pergi ke kasih ananda ternyata ke Amerika serikat kata link

untuk Amerika serikat adalah Amerika serikat” (lihat kartun 15.3) kemudian

anggota kelompok mengucapkan kembali kata link tersebut. Selanjutnya ketua

kelompok menunjuk gambar ke empat sambil berkata: “ alasan pergi ke kasih

ananda ternyata ke amerika serikat naik taksi kata link untuk meksiko adalah

taksi”( lihat kartun 15.4) anggota kelompok kemudian mengucapkan kembali kata

link tersebut. Kemudian ketua kelompok mengulang dari awal Negara-negara

yang ada di amerika utara di ikuti oleh anggota kelompok nya.

Page 194: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

194

Gambar 7 : Peta Benua Amerika Utara

Gambar 8 : Kartun link Benua Amerika Utara

Gambar 15.1 : Alaska = Alas kaki

Gambar 15.2 : Canada = Kasih Ananda

Page 195: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

195

Selanjutnya proses belajar mengajar di lanjutkan pada benua amerika

tengah, seperti pada pembelajaran yang pertama, guru menyajikan peta kosong

benua amerika bagian tengah dengan memberi nomor pada masing-masing

Negara (lihat gambar 2). Seorang ketua kelompok mengilustrasikan dengan cara

bercerita: “ bayangkan kita membawa panah pergi ke cosnya rica kita bilang nih,

cara gua elsa naik Honda untuk melihat gua the”.

Setelah bercerita demikian, ketua kelompok tadi menunjuk Negara

panama, Panama, seraya menunjukkan gambar kartunnya, dan berkata: “ kata link

untuk panama adalah panah” ( lihat kartun 15.5) Anggota kelompok kemudian

mengucapkan kembali kata link tersebut. Lalu ketua kelompok menunjuk Negara

kedua seraya berkata: kita pergi ke costarika katalink untuk kostarika adalah

cosnya rica (lihat kartun 15.6) Anggota kelompok mengucapkan lagi kata link

tersebut dan Negara-negara seperti yang di tunjukkan oleh ketua mereka.

“panama, panah; costarica, cosnya rica” latihan terus berlanjut .Kata link untuk

Nicaragua adalah “nih, cara gua” lihat kartun (15.7) sambil menunjuk Negara ke

Gambar 15.3 : AS = Amerika Serikat

Gambar 15.4 : Taxi = Meksiko

Page 196: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

196

empat.dan elsavador adalah elsa”(lihat kartun 15.8) sambil menunjuk negara ke 4

.kemudian ketua kelompok melanjutkan dengan menunjuk Negara ke 5 dengan

berkata “kita naik motor Honda kata link untuk hondarous adalah Honda.” (lihat

kartun 15.9) selanjutnya ketua kelompok menunjuk Negara ke 6 dengan berkata “

kita pergi ke gua the kata link untuk Guatemala adalah gua the”(lihat kartun

15.10) kemudian ketua kelompok melanjutkan dengan berkata:” Belize link untuk

Belize adalah bel” sambil menunjuk peta no 7 dan memperlihatkan kartun (lihat

kartun 15.11). Anggota kelompok mengikuti dan berkata:” belize,bel” anggota

kelompok mengulang kembali 7 Negara-negara beserta link-link yang telah di

ucapkan oleh ketua mereka.

Gambar 9 : Peta benua Amerika bagian Tengah

Page 197: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

197

Gambar 10 : Link Benua Amerika Bagian Tengah

Gambar 15.5 : Panama = Panah

Gambar 15.6 : Kos nya Rica = Costa Rica

Nih, Cara

Gua!

Gambar 15.7 : Nih, cara gua = Nicaragua

Gambar 15.8 : Elsa = Elsavador

Gambar 15.9 : Honda = Honduras

Gambar 15.10 : Gua theh = Guetamala

Page 198: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

198

Pada pertemuan pertama siklus II ini, peserta didik sangat antusias

mengikuti proses belajar mengajar. Peserta didik mulai belajar membangun link

dan gambar-gambar sesuai dengan materi yang di ajarkan. Guru lebih

menekankan pada materi yang belum di kuasai peserta didik sambil mengawasi

dan mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung guna melihat kekurangan dan kelemahan yang terjadi sehingga

kekurangan dan kelemahannya.

2) Pertemuan Kedua, Rabu, 12-10-2011

Pada pertemuan ke dua siklus II pokok materi yang bahas adalah

persebaran Negara maju dan Negara berkembang di dunia, guru mengambil

contoh persebaran Negara maju dan berkembang di benua Amerika, kegiatan awal

pada pertemuan ini adalah peserta didik mempersiapkan media pembelajaran

berupa buku pelajaran, alat tulis, globe/peta/atlas, gambar-gambar sensorik, OHP,

transparasi, dan mempersiapkan kata- hubung. Guru menjelaskan kembali proses

pembelajaran menggunakan metode kata-hubung (link-word method) pada materi

pokok yang telah di tentukan sesuai dengan silabus yang telah di tetapkan. Guru

Gambar 15.11 : Bel = Belize

Page 199: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

199

memerintahkan kepada siswa agar duduk dengan kelompoknya sesuai dengan

pertemuan pertama, selanjutnya Peserta didik mengidentifikasi Negara-negara

yang masuk dalam daftar Negara maju dan Negara berkembang yang terdapat

pada Benua Amerika pada atlas yang telah di persiapkan, sedangkan guru

menyajikan peta kosong Benua Amerika, beberapa negaranya telah di beri nomor

yang menunjukkan persebaran Negara maju dan Negara berkembang di benua

Amerika. Pada pertemuan pertama siklus ke II telah di bahas persebaran Negara di

benua amerika bagian utara dan tengah maka pada pertemuan ke dua ini guru

membahas persebaran Negara di Benua Amerika bagian selatan dengan link dan

gambar seperti pada tabel 16 persebaran Negara di benua Amerika bagian tengah

Tabel 16 : Persebaran Negara di benua Amerika bagian selatan

No Materi Link Gambar

1 Peru Peluru Lihat kartun 16.1

2 Chili Chili Lihat kartun 16.2

3 Argentina Antena Lihat kartun 16.3

4 Uruguay Urugan Lihat kartun 16.4

5 Paraguay Paralon Lihat kartun 16.5

6 Bolivia Bali Lihat kartun 16.6

7 Brazilia Ber AC Lihat kartun 16.7

8 Guyana Yana Lihat kartun 16.8

9 Suriname Sirine Lihat kartun 16.9

10 Venezuella Pen jel Lihat kartun 1610

11 Colombia Kalam Lihat kartun 16.11

12 Ekuador Eskalator Lihat kartun 16.12

Page 200: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

200

Pada pertemuan ini guru menyajikan peta kosong Benua Amerika Selatan

yang beberapa Negara nya telah di beri nomor, (lihat gambar peta 9). Seorang

ketua kelompok mengilustrasikan dengan bercerita:” Bayangkan peluru chili kena

antena nyenggol urugan masuk ke paralon, bali, ber AC, Bu Yana pencet sirine

pakai pen jel dan kalam lalu naik escalator”

Setelah bercerita demikian ketua kelompok menunjuk Negara nomor 1

Peru seraya menunjukkan gambar kartunnya dan berkata:” kata link untuk Peru

adalah peluru” (lihat kartun 16.1). Anggota kelompok mengikutinya kemudian

mengucapkan kata link tersebut.lalu ketua kelompok menunjuk Negara ke 2 dan

berkata:” chili link untuk chili adalah chili” semua anggota kelompok mengikuti

kemudian mengucapkan kata link (lihat kartun 16.2).selanjutnya ketua kelompok

menunjukkan Negara ke 3 Argentina sambil berkata: “Argentina link untuk

Argentina adalah Antena”(lihat kartun 16.3) kemudian anggota kelompok

mengikutinya dan berkata” Antena, Argentina. Selanjutnya ketua kelompok

menunjuk Negara ke 4 seraya menunjukkan gambar sambil berkata:” antenna

nyenggal urugan Uruguai link untuk Uruguai adalah Urugan”( lihat kartun 16.4 )

anggota kelompok mengikuti sambil mengucapkan linknya. Ketua kelompok

melanjutkan dengan menunjuk peta pada nomor 5 sambil menunjukkan kartunnya

dan berkata:”Paraguai link untuk paraguai adalah paralon (lihat gambar 16.5)

“Anggota kelompok mengucapkan kembali link nya secara bersamaan. Ketua

kelompok menunjuk angka 6 sambil menunjukkan kartunnya dan berkata:”Bolivia

link untuk Bolivia adalah Bali, pergi ke bali” (lihat kartun 16.6) semua anggota

kelompok mengikuti dan mengucapkan link tersebut. Kemudian ketua kelompok

Page 201: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

201

menunjuk Negara ke 7 dan berkata Brazilia sambil menunjukkan kartunnya dan

berkata:” Bali ber AC, Brazillia link untuk Brazillia adalah ber AC” (lihat kartun

16.7) anggota kelompok mengucapkan kembali Negara beserta linknya.

Ketua kelompok menunjuk angka 8 pada peta sambil menunjukkan

kartunnya Guyana, dan berkata “kata link Guyana adalah Pok Yana “ (lihat kartun

16.8) anggota kelompok kembali mengucapkan Negara beserta kata linknya.

Sekarang ketua kelompok menunjuk angka 9 pada peta, Suriname ,seraya

menunjukkan gambar kartunnya ketua kelompok berkata:” Pok Yana mencet

suriname link untuk suriname adalah sirine (lihat kartun 16.9), kemudian anggota

mengucapkan kembali Negara dan kata linknya. Ketua kelompok melanjutkan

kembali dengan menunjuk angka 10, Venezuella,sambil menunjukkan kartun dan

berkata: “ pok Yana mencet sirine menggunakan penjel, link untuk venezuella

adalah pen jel” (lihat kartun 16.10) anggota kelompok mengikuti dan

mengucapkan kembali Negara dan link yang telah di ucapkan oleh ketua

kelompok. Selanjutnya ketua kelompok melanjutkan dengan menunjuk angka 11

pada peta, Colombia sambil menunjukkan kartunnya ( lihat gambar 16.11) dan

berkata :” mencet sirine pakai pen jel dan kalam link untuk Colombia adalah

kalam” anggota kelompok mengikuti dan mengucapkan kembali Negara-negara

beserta linknya. Kemudia ketua kelompok menunjuk peta pada angka 12 seraya

berkata “ Ekuador link untuk ekuador adalah escalator “(lihat gambar 16.12)

anggota kelompok mengkuti dan mengucapkan escalator, Ekuador. Selanjutnya

ketua kelompok dan anggotanya mengulang kembali nama-nama Negara beserta

Page 202: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

202

linknya di mulai dari Negara nomor 1 sampai nomor 12 seraya menunjukkan

gambar-gambar linknya .

Guru sebagai peneliti dan teman sejawat mengamati berjalannya proses

belajar mengajar dengan melakukan penilaian sesuai dengan instrument yang

telah di sediakan. Hal ini di lakukan untuk mencari kelemahan agar dapat di

perbarui pada penelitian selanjutnya.

Gambar 11 : Peta Benua Amerika Selatan

Page 203: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

203

Gambar 12: Link Benua Amerika Selatan

Gambar 16.3 : Antena = Argentina

Gambar 16.4 : Urugan = Uruguay

Gambar 16.1 : Peluru = Peru

Gambar 16.2 : Chili = Chili

Gambar 16.5 : Paralon = Paraguay

Gambar 16.6 : Bali = Bolivia

Page 204: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

204

Gambar 16.7 : Ber AC = Brazilia

Gambar 16.8 :Bu Yana = Guyana

Gambar 16.9 : Sirine = Suriname

Gambar 16.10 : Pen jel = Venezuela

Gambar 16.11 : Kalam = Colombia

Gambar 16.12 : Ekskalator = Ekuador

Page 205: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

205

4) Pertemuan ke tiga jumat,14-10-2011

Setelah melaksanakan pertemuan selama dua kali pertemuan langkah

selanjutnya adalah melakukan tes individu dengan melakukan tes tulis dan

menunjukkan Negara-negara pada peta kosong yang telah di sediakan. Para siswa

di berikan motivasi agar tidak bekerjasama dengan siswa lainnya atau mencotek

buku pelajaran, catatan atau peta. Sehingga terjadi kejujuran atas hasil tes yang

akan di dapat masing-masing siswa.

Tes yang akan di berikan berupa tes tulis yang terdiri dari 25 soal esay

dengan menyebutkan dan menunjukkan Negara pada peta kosong yang telah di

sediakan. Soal yang di berikan sesuai dengan soal pre tes dan tes II pada siklus I

hal ini di lakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar IPS

dengan menggunakan metode kata-hubung atau (link-word method) dan di

jadikan pertimbangan apakah diperlukan tindakan selanjutnya atau cukup sampai

siklus II saja.

c. Observasi atau Pengamatan

Pada tahapan observasi atau pengamatan guru sebagai peneliti

menggunakan 3 instrumen, yang di jadikan sebagai alat observasi adalah : (1)

pengamatan langsung oleh guru (peneliti) (2) pedoman observasi interaksi belajar

siswa yang di lakukan oleh teman sejawat yaitu Dra.Hj. Miratul Fuad (3) Hasil

belajar tes III.

1) Observasi guru

Page 206: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

206

Berdasarkan catatan lapangan yang di lakukan oleh peneliti melalui lembar

observasi guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode belajar

kata-hubung(link-word method)

a) Penampilan, secara umum penampilan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode kata hubung (link-word method) cukup baik,

peserta didik mulai terbiasa untuk berbicara dan mengemukakan pendapat,

rasa takut, malu tidak muncul lagi dan peserta didik sudah mampu

menggunakan OHP dengan benar.

b) Interaksi antara siswa, setiap peserta didik mempunyai peran sendiri-

sendiri, pada siklus ke dua ini peran peserta didik cukup bagus dalam

memainkan perannya, jika terdapat kesalahan yang di lakukan oleh

temannya peserta didik tidak menertawakannya tetapi memancingnya

dengan kata hubung yang telah di persiapkan.

c) Kemampuan memotivasi anggota kelompok, kemampuan memotivasi

anggota kelompok cukup bagus, hal ini di karenakan ketua kelompok

selalu memberikan motivasi yang positif kepada anggotanya.

d) Kemampuan membangun link, kemampuan membangun link cukup

bagus, peserta didik mencari kata hubung yang sesuai dengan nama-nama

Negara yang akan mereka hafal.

e) Kemampuan menyampaikan cerita, pada siklus ke dua ini kemampuan

menyampaikan cerita cukup beragam dan tidak keluar dari link-link yang

telah di persiapkan, ketua kelompok tidak lagi malu dan takut ketika harus

tampil di depan kelas hal ini membawa dampak positif bagi anggotanya,

Page 207: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

207

yang pada ahirnya akan meningkatkan daya serap peserta didik yang

berperan sebagai anggota kelompok.

f) Kemampuan menyampaikan link,pada siklus kedua ini kemampuan

menyampaikan link atau kata hubung cukup bagus, peserta didik

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi untuk menyampaikan kata-

hubung yang telah di sesuaikannya dengan materi yang di pelajari

g) Kemampuan menerima link, siklus ke dua ini kemampuan menerima link

cukup bagus, peserta didik selalu mengulang-ulang kata hubung yang telah

mereka terima sampai mereka benar-benar menguasai.

h) Kemampuan menghafal Negara –Negara, pada siklus ke dua ini pada

umumnya kemampuan menghafal Negara cukup bagus walaupun masih

terdapat beberapa peserta didik salah dalam menyebutkan nama-nama

Negara yang terdapat pada benua Amerika selatan

i) Kemampuan menghafal lokasi Negara, pada siklus ke dua ini kemampuan

menghafal lokasi Negara cukup bagus peserta didik telah mampu

menghafal nama Negara beserta lokasinya dengan tepat.

2) Observasi teman sejawat

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan teman sejawat/kolaborator pada

proses pembelajaran IPS dengan metode mengajar metode kata-hubung (link-

word method) melalui lembar observasi kemampuan menghafal siswa di temukan

beberapa poin penting di antaranya adalah:

Page 208: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

208

a) Interaksi antara siswa dengan siswa lainnya dalam belajar kelompok,

sangat aktif dan saling bertukar fikiran hal ini menimbulkan semangat

dalam belajar

b) Kerjasama dalam kelompok,kerjasama dengan kelompok umumnya

baik peserta didik saling bekerjasama sesuai dengan perannya masing-

masing

c) Tindakan siswa ketika ada salah satu anggota kelompok yang tidak

aktif, peserta didik sangat perhatian dan mengajak temannya untuk

memberikan sumbangan kata-hubung yang sesuai dengan materi yang

sedang di pelajari

d) Komunikasi antara peserta didik umumnya baik, mereka saling

memberikan tanggapan dan argumen yang sesuai dengan materi yang

di pelajari.

e) Kemampuan siswa dalam mempengaruhi anggota kelompok sangat

bagus sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif

f) Kemampuan siswa mengendalikan emosi antar kelompok cukup

maksimal sehingga suasana kelas tidak gaduh dan tercipta kondisi

kelas yang nyaman.

g) Kemampuan menyampaikan wacana/kata hubung dengan materi yang

di pelajari umumnya sudah baik, rasa takut dan gugup dapat di

hilangkan oleh peserta didik

Page 209: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

209

h) Kemampuan menerima link yang sudah di siapkan pada umumnya

cukup baik sehinga pesera didik dapat menghafal Negara-negara

dengan mudah

i) Kemampuan menghubungkan link dengan materi cukup baik sehingga

terdapat kemudahan peserta didik untuk menghafal nama-nama negara

j) Kemampuan menghafal Negara-negara cukup baik, peserta didik telah

mampu mengubungkan kata-hubung yang sudah mereka kenal untuk

di hubungkan dengan materi yang belum di kenalnya.

k) Kemampuan menghafal lokasi Negara-negara dalam peta kosong

cukup baik , peserta didik mampu menghafal lokasi beserta nama-

nama negaranya

l) Kemampuan guru dalam penerapan metode kata- hubung(link- word

method) cukup baik, tidak terlalu cepat sehingga penjelasan yang di

sampaikannya dapat di engerti oleh peserta didik

m) Komunikasi guru dengan peserta didik cukup baik, guru memotifasi

siswa sehingga siswa mempunyai semangat untuk belajar

n) Reaksi guru ketika melihat siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran

mengingatkan dan memberikan motivasi

o) Suasana dan interaksi siswa saat guru melakukan refleksi terhadap

proses belajar mengajar cukup tenang dan terkonsentrasi.

3) Hasil Belajar Siklus II ( tes III )

Berdasarkan hasil belajar siklus II ( test III ) Di peroleh data sebagai

berikut : penguasaan materi pada siklus ini mengalamai peningkatan. Hasil rerata

Page 210: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

210

pada siklus ini adalah 97 sedangkan skor ideal adalah 100 dan KKM adalah 70.

Dengan demikian setelah di lakukan tindakan kelas skor tertinggi adalah 100

sedangkan skor terendah adalah 76 hal ini menunjukkan bahwa seluruh peserta

didik telah mencapai KKM. Dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat

peningkatan 100% setelah tindakan kelas pada siklus pertama dan mengalami

peningkatan 2 % dari pra tes. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel : 17 tentang

perbandingan nilai tes II dan tes III di bawah ini

Tabel 17 : Perbandingan nilai tes II dan hasil belajar test III

No Nilai Tes II Tes III Keterangan

1 Skor nilai 3284 3318 Mengalami

peningkatan

sebesar 2 % 2 Rata-Rata 96 97

3 Nilai maksimal 100 100

4 Nilai minimal 72 76

d. Refleksi Siklus II

1) Kemampuan Menghafal Siswa

Pada siklus II ini terdapat kemajuan yang di tunjukkan oleh peserta

didik dalam menghafal materi yang di ajarkan, peserta didik mulai mampu

membuat kata hubung yang familier untuk di hubungkan dengan materi

yang baru di kenalnya, selain itu peserta didik telah mampu membuat

gambar-gambar jenaka sebagai bantuan untuk menghafal materi yang baru

di terimanya, sehingga memudahkan untuk mengingat materi yang di

pelajari,kemampuan peserta didik dalam mengolah kata-hubung menjadi

Page 211: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

211

sebuah cerita yang menarik mulai menunjukkan peningkatan sehingga

memudahkan peserta didik untuk menghafal Negara beserta lokasi nya.

Pada siklus II ini, peserta didik saling memberikan motifasi agar

aktif dalam menghafal sehingga tampak terlihat interaksi peserta didik

yang positif, mereka saling memberikan ide, kritik dan saran yang

membangun sehingga suasana kelas tampak aktif,efektif dan

menyenangkan.

2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode kata-hubung(link –

word method)

Berdasarkan hasil dari pengamatan teman sejawat/kolaborator melalui

lembar pengamatan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode kata-hubung link-word method pada umumnya

kemampuan guru dalam kegiatan proses belajar-mengajar cukup baik, dengan

menggunakan metode kata-hubung atau link-word method, peserta didik

mendapat nuansa belajar yang baru, hal ini di karenakan selama ini peserta didik

belajar dengan hanya menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Dengan menggunakan metode kata-hubung ini, peserta didik belajar untuk

meningkatkan hafalannya dengan membangun hubungan-hubungan materi yang

sudah di kenalnya lalu di hubungkan dengan materi yang baru di kenalnya

dengan bantuan gambar-gambar.guru yang bertindak sebagai peneliti membantu

peserta didik untuk membangun link-link yang mereka inginkan.

Sebagai metode yang baru di terapkan di sekolah SMP Kasih Ananda

tepatnya di kelas IX, guru sebagai peneliti memberikan penjelasan yang cukup

Page 212: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

212

baik kepada siswa agar siswa mengerti bagaimana menerapkan metode ini agar

mencapai hasil belajar yang telah di tetapkan, selain itu guru memberikan

motivasi kepada peserta didik bahwa proses manghafal akan lebih mudah jika di

terapkan melalui metode kata-hubung ini. Jika di temukan peserta didik yang

tidak aktif maka guru memberikan motifasi secara personal .

Perbaikan yang telah di lakukan selama siklus dua adalah:

a. Guru telah dapat membangkitkan cara berfikir yang kreatif kepada siswa

agar siswa dapat membuat kata hubung yang akan di hubungkannya dengan

materi yang belum di kenalnya dan siswa mampu membuat gambar –gambar

sensorik sebagai bantuan untuk mempermudah mengingat.

b. Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa bahwa dengan

menggunakan metode belajar kata-hubung akan mempermudah untuk

mengingat dan metode ini dapat di terapkan untuk mata pelajaran lain selain

IPS.

c. Guru selalu memberikan contoh kepada siswa bagaimana menggunakan dan

menerapkan metode kata –hubung ini dengan jelas, tidak terlalu cepat

sehingga siswa dapat memahami dengan baik dan benar yang pada ahirnya

dapat di terapkannya pada mata pelajaran selain pelajaran IPS.

Dari hasil pengamatan teman sejawat secara umum dapat di gambarkan

bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada

siklus I, sehingga terdapat peningkatan menghafal peserta didik khususnya siswa

SMP Kasih Ananda kelas IX.

3) Hasil Kuesioner Siswa

Page 213: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

213

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil lembar kuisioner pendapat

siswa mengenai metode belajar kata-hubung (link- word method) dengan cara

mengelompokkan responden dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang lebih mudah dengan

menggunakan metode kata-hubung link-word method. Sementara

terdapat 1 orang siswa yang menyatakan titak tahu, den terdapat 3 orang

siswa yang menyatakan tidak setuju. Dengan data ini sebagian besar

siswa menyatakan menyukai metode kata-hubung link-word method

2. Terdapat 32 siswa atau 94% siswadari 34 siswa yang menyatakan bahwa

belajar menggunakan kata-hubung link-word method membuat belajar

menjadi menyenangkan sedangkan terdapat 2 orang siswa aatau 6% dari

34 siswa yang menyatakan tidak siswa setuju, dari data ini menunjukkan

bahwa methode kata-hubung dapat membuat belajar siswa lebih

menyenangkan.

3. Terdapat 30 siswa atau 88% dari 34 siswa yang menyatakan semangat

belajar menjadi besar jika menggunakan metode kata-hubung link-word

method sedangkan yang menjawab tidak tahu sebesar 1 orang siswa atau

sebesar 3% sedangkan terdapat 2orang siswa atau sekitar 6% yang

menjawab tidak tahu hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar

dengan menggunakan metode link-word method dapat meningkatkan

semangat belajar siswa.

Page 214: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

214

4. Terdapat 32 siswa atau 94 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat membuat belajar lebih

focus dan terdapat 2 siswa atau 6% siswa yang menyatakan tidak setuju

hal ini menunjukkan bahwa dengan belajar menggunakan metode kata

hubung dapat membuat peserta didik belajar lebih terfokus.

5. Terdapat 34 siswa atau 100 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat membuat belajar lebih

mudah memahami materi pelajaran yang di berikan guru. hal ini

menunjukkan bahwa dengan belajar menggunakan metode kata hubung

dapat membuat peserta didik belajar lebih mudah memahami materi yang

di ajarkan.

6. Terdapat 34 siswa atau 100 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat membuat aktif dalam

belajar hal ini menunjukkan bahwa dengan belajar menggunakan metode

kata hubung dapat membuat peserta didik belajar lebih aktif dalam

belajar.

7. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa lebih mandiri

dalam belajar jika menggunakan metode kata-hubung link-word method.

Sementara terdapat 2 orang siswa atau 6% yang menyatakan titak tahu,

den terdapat 2 orang siswa atau 6 % yang menyatakan tidak setuju.

Page 215: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

215

Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode ini dapat

meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar

8. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa lebih percaya

diri dalam belajar jika menggunakan metode kata-hubung link-word

method. Sementara terdapat 3 orang siswa atau 9% yang menyatakan

titak tahu, den terdapat 2 orang siswa atau 6 % yang menyatakan tidak

setuju. Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode ini

dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar.

9. Terdapat 32 orang siswa atau 94% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa lebih kreatif

dalam belajar jika menggunakan metode kata-hubung link-word method.

Sementara terdapat orang siswa atau 6% yang menyatakan tidak setuju.

Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode kata-hubung

link-word method ini dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar.

10. Terdapat 33 orang siswa atau 97% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa lebih kreatif

dalam belajar jika menggunakan metode kata-hubung link-word method.

Sementara terdapat 1 orang siswa atau 3% yang menyatakan tidak setuju.

Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode kata-hubung

Page 216: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

216

link-word method ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan inovasi

siswa dalam belajar.

11. Terdapat 32 orang siswa atau 94% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa lebih mudah

menghafal materi pelajaran yang di berikan guru jika menggunakan

metode kata-hubung link-word method. Sementara terdapat 2 orang

siswa atau 6% yang menyatakan tidak tahu. Dengan data ini dapat di

simpulkan bahwa dengan metode kata-hubung link-word method ini

dapat meningkatkan pemahaman materi belajar siswa.

12. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa dapat

menyampaikan ide kritik dan saran jika menggunakan metode kata-

hubung link-word method. Sementara terdapat 2 orang siswa atau 6%

yang menyatakan tidak tahu dan 2 orang siswa atau 6% siswa yang

menyatakan tidak setuju. Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa

dengan metode kata-hubung link-word method ini dapat menyampaikan

ide, saran dan kritik.

13. Terdapat 33 orang siswa atau 97% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa tidak jenuh

jika menggunakan metode kata-hubung link-word method. Sementara

Page 217: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

217

terdapat 1 orang siswa atau 3% yang menyatakan tidak tahu. Dengan

data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode kata-hubung link-word

method ini dapat membuat siswa tidak jenuh dalam belajar.

14. Terdapat 25 siswa atau 73% dari 34 siswa yang menyatakan metode

kata-hubung link-word method dapat di terapkan pada mata pelajaran

lain.sedangkan yang menjawab tidak tahu sebesar 6 orang siswa atau

sebesar 18% sedangkan terdapat 3 orang siswa atau sekitar 9% yang

menjawab tidak tahu hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar

dengan menggunakan metode link-word method dapat di terapkan pada

mata pelajaran lain.

15. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat guru lebih aktif

dalam mengajar siswa .jika menggunakan metode kata-hubung link-word

method. Sementara terdapat 2 orang siswa atau 6% yang menyatakan

tidak tahu.sedangkan terdapat 2 orang siswa atau 6% siswa Dengan data

ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode kata-hubung link-word

method ini dapat membuat guru lebih aktif dalam mengajar siswa.

16. Terdapat 28 orang siswa atau 82% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa setiap mata pelajaran, selain pelajaran IPS dapat

di terapkan dengan menggunakan metode kata-hubung link-word

method. Sementara terdapat 5 orang siswa atau 15% yang menyatakan

tidak tahu.sedangkan terdapat 1 orang siswa atau 3% siswa Dengan data

Page 218: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

218

ini dapat di simpulkan bahwa siswa menginginkan belajar dengan

metode kata-hubung link-word method pada mata pelajaran lain selain

IPS.

17. Terdapat 34 siswa atau 100 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat membuat suasana kelas

lebih aktif dalam belajar hal ini menunjukkan bahwa dengan belajar

menggunakan metode kata hubung dapat membuat suasana kelas lebih

aktif.

18. Terdapat 34 siswa atau 100 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat meningkatkan hasil

belajar siswa data ini menunjukkan bahwa dengan belajar menggunakan

metode kata hubung dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

19. Terdapat 30 orang siswa atau 88% dari 34 orang siswa memberikan

pendapat setuju bahwa materi pelajaran IPS dengan kompetensi dasar

persebaran negara maju dan berkembang membuat siswa menjadi

penghafal yang aktif, jika menggunakan metode kata-hubung link-word

method. Sementara terdapat 14 orang siswa atau 12% yang menyatakan

tidak tahu. Dengan data ini dapat di simpulkan bahwa dengan metode

kata-hubung link-word method ini dapat membuat siswa menjadi

penghafal yang aktif.

20. Terdapat 34 siswa atau 100 % dari 34 siswa yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan metode kata-hubung dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, selain pelajaran IPS, data ini menunjukkan bahwa dengan

Page 219: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

219

belajar menggunakan metode kata hubung dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran lain.

Berdasarkan hasil kuisioner pendapat siswa mngenai pembelajaran dengan

menggunakan kata-hubung (link-word method) mendapat tanggapan yang positif

dari mayoritas siswa untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 18: Hasil

kuisioner pendapat siswa mengenai metode kata-hubung.

Tabel 18 : Hasil Kuesionar Pendapat Siswa Mengenai Metode Kata-Hubung

(link-word Method)

NO Pertanyaan S TT TS

1 Materi pelajaran ilmu Pengetahuan social lebih mudah

saya pelajari jika menggunakan metode kata-hubung

(link-word method)

30 1 3

2 Peoses- belajar mengajar menjadi menyenangkan bila

menggunakan Metode kata-hubung (link-word

method)

32 0 2

3 Semangat belajar saya menjadi besar jika belajar

menggunakan metode kata-hubung (link-word

method)

30 1 3

4 Belajar dengan metode kata-hubung (link-word

method) membuat saya lebih focus dalam belajar

32 0 2

5 Belajar dengan metode kata-hubung (link word

method) membuat saya lebih mudah memahami materi

yang di pelajari

34 0 0

6 Belajar dengan metode kata-hubung membuat saya

menjadi aktif dalam belajar

34 0 0

7 Belajar menggunakan kata-hubung membuat saya

lebih mandiri

30 2 2

Page 220: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

220

8 Belajar dengan kata-hubung membuat saya lebih

percaya diri

29 3 2

9 Belajar menggunakan kata-hubung membuat saya

lebih kreatif untuk memikirkan kata-katahubungnya

32 0 2

10 Belajar menggunakan kata hubung ni saya lebih

berfikir aktif dan inovasi dalam membuat gambar-

gambar yang berhubungan dengan materi

33 0 1

11 Belajar menggunakan kata-hubung membuat saya

lebih mudah menghafal materi yang di berikan

32 2 0

12 Belajar menggunakan metode kata hubung membuat

saya dapat menyampaikan ide,saran dan kritik

30 2 2

13 Belajar menggunakan kata-hubung membuat saya

tidak jenuh di dalam kelas

33 1 0

14 Metode kata hubung dapat saya terapkan pada mata

pelajaran lain selain IPS

25 6 3

15 Dalam mengajar menggunakan metode kata hubung,

guru sangat aktif dan tidak membosankan

30 2 2

16 Saya sangat menginginkan jika setiap mata pelajaran

menggunakan metode kata-hubung

28 5 1

17 Dengan menerapkan kata-hubung suasana kelas

menjadi lebih aktif

34 0 0

18 Dengan metode kata-hubung meningkatkan hasil

belajar saya (nilai)

34 0 0

19 Metode kata-hubung memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melatih dirinya menjadi penghafal yang

aktif

30 4 0

20 Belajar menggunakan metode kata-hubung sangat

membantu saya dalam meningkatkan hasil belajar

selain pelajaran IPS

34 0 0

Page 221: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

221

4 Wawancara antara guru dan siswa

Wawancara antara guru dan siswa di adakan pada hari jumat, 14-10-2011.

Proses wawancara berlangsung saat pelajaran berlangsung. Guru memanggil

siswa secara bertahap setiap tahap terdiri dari 5 orangsiswa siswa yang di

wawancarai sejumlah 17 orang siswa yang di ambil secara acak . secara lengkap

kutipan wawancara dapat di lihat pada lampiran…………

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan siswa dapat di simpulkan sebagai berikut:

1) Para siswa merasa termotivasi belajar jika menggunakan metode –kata

hubung (link-word method), sebab selama ini mereka belajar hanya

mengunakan metode ceramah dan tanyajawab.

2) Dengan menggunakan metode kata-hubung (link-word mwthod) suasana

kelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan walaupun

terkadangagak ramai.

3) Suasana belajar mengajar dengan menggunakan metode kata-hubung

sangat menyenangkan karena di sini siswa di latih untuk berani tampil di

depan membimbing anggota kelompoknya untuk mengingat materi yang

di sajikan.

4) Peranan Guru dalam mengajar sangat aktif di mana guru membimbing

siswa dalam menerapkan metode kata-hubung (link-word method) dengan

semangat dan penuh kesabaran.

5) Dalam metode kata-hubung ini, pemilihan kata hubung yang di hubungkan

dengan materi yang baru di kenalnya, sangat membantu peserta didik

dalam menghafal materi yang baru di kenalnya.

Page 222: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

222

6) Pemilihan gambar sangat menarik sehingga siswa terkonsentrasi dan

menghubungkannya dengan materi yang baru di kenalnya.

7) Pembentukan nama negara menjadi sebuah cerita sangat membantu siswa

dalam menghafal materi yang sedang di pelajari.

8) Pada mulanya penggunaan sarana dan prasarana sangat menakutkan siswa,

karena peserta didik belum pernah mencoba OHP, tetrapi setelah pelajaran

berlangsung peserta didik mulai terbiasa dan menyukai OHP.

9) Hasil belajar yang di capai siswa sangat mengagumkan karena terjadi

peningkatan yang cukup signifikan, dari sebelum mengalami tindakan dan

sesudah mengalami tinadakan.

10) Para siswa masih kebingungan apakah mungkin metode kata-hubung ini

dapat di terapakan pada mata pelajaran lain selain IPS, tetapi setelah

menerima penjelasan dari guru siswa mulai menyakini bahwa metode ini

dapat di terapkan pada mata pelajaran lain.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pengumpulan data di lakukan secara menyeluruh dan di peroleh

berdasarkan pemerolehannya. Data yang pnulis peroleh yaitu data pribadi yang

berupa catatan observasi guru terhadap proses pembelajaran, dokumentasi, hasil

observasi teman sejawat tentang kemampuan menghafal siswa, kemampuan guru

mengelola pembelajaran kuisioner siswa tentang pembelajaran metode kata-

hubung( link-word method) dan pendapat dari siswa mengenai penerapan

metode kata-hubung melalui lembar wawancara serta hasil belajar siswa baik tes

I, tes II dan tes III.

Page 223: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

223

Temuan-temuan yang di dapat baik dari peneliti maupun dari teman

sejawat yang mempunyai pengaruh langsung terhadap prosespembelajaran pada

setiap siklus baik tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas,

kemampuan siswa mengikuti pembelajaran maupun peristiwa-periatiwa yang

muncul pada setiap siklus yang perlu mendapat perhatian sendiri untuk bias di

perbaiki dan di tingkatkan di bahas dengan teman sejawat. Keberadaan teman

sejawat di dalam kelas untuk melakukan pengamatan kemampuan menghafal

siswa, berbagi pendapat merupakan pengendalian dari penelitian tindakan kelas

ini.

Agar dapat mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran

dengan metode kata-hubung (link-word method), PTK yang di lakukan peneliti

ini di kendalikan oleh langkah-langkah dalam pembelajaran metode kata-

hubungdan acuan konseptual perencanaan tindakan kelas.

C. Analisis Data

Analisis data di lakukan mulai dari pengambilan pra tes sebelum di

lakukan tindakan kelas,perencanaan tindakan masing-masing pertemuan, seluruh

temuan yang di peroleh pada saat proses pembelajaran, observasi dan refleksi

siklus I dan siklus II. Berdasarkan data-data yang di peroleh kemudian di telaah

dan di bahas dengan teman sejawat/kolaborator di nilai cukup signifikan untuk

di ambil kesimpulan bahwa hasil penelitian ini memiliki hasil ahir yang cukup

signifikan. Ada beberapa komponen penelitian ini yang kiranya penting untuk di

kaji pada penelitian tindakan kelas ini yaitu: (1) hasil belajar siswa, (2) hasil

penilaian yang mencakup perubahan atau perbaikan, peningkatan proses hasil

Page 224: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

224

belajar siswa dan deskripsi data dari masing-masing siklusyang akan di

tampilakan dalam bentuk distribusi frekuensi, histogram, dan diagram batang

serta pengujian hipotesis untuk mengetahui tingkat signifikasi rerata dari ketiga

hasil tes yaitu: pra tes (tes I), tes II, tes III.

Berikut komponen-komponen yang di teliti dalam penelitian tindakan

kelas ini yang akan di uraikan di bawah ini:

1. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pra tes IPS tentang persebaran Negara-negara maju dan

berkembang di dunia pada siswa kelas IX SMP Kasih Ananda Jakarta Utara,

hasil pra tes dapat di katakana masih sangat jauh dari criteria ketuntasan

minimal. Hasil rata-rata yang di peroleh adalah 4,8 sementara criteria ketuntasan

minimal yang di harapkan adalah 70 dan minimal siswa yang memperoleh nilai

sama atau lebih dari 70 adalah 0%.

Dengan kenyataan temuan pra tes tersebut maka pembelajaran IPS perlu

mendapat perhatian lebih sehingga bisa di tingkatkan kemampuannya. Oleh

karena itu maka di perlukan tindakan kelas dalam dua siklus yang masing-

masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dari dua siklus yang di laksanakan

, siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, peningkatan ini terjadi

karena beberapa faktor di antaranya kata-hubung, gambar-gambar sensorik dan

penyampaian dalam bentuk cerita. Selain itu guru sebagai peneliti selalu

memberikan motifasi kepada siswa bahwa proses menghafal akan lebih mudah

jika menggunakan metode kata-hubung (link word method), kegiatan

pembelajaran tidak terpusat kepada guru melainkan terpusat pada peserta didik.

Page 225: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

225

2. Hasil Penilaian

Pada hasil penilaian ini, penulis ingin memaparkan tentang (a) Perubahan

atau perbaikan proses kegiatan hasil belajar siswa, (b) Deskripsi data hasil

penelitian, dan (c) Pengujian hipotesis. Berikut ini akan di uraikan tentang hasil

penilaian satu per satu.

a) Perubahan atau Perbaikan Proses Kegiatan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti bersama dengan teman

sejawat, ada beberapa perubahan atau perbaikan pada proses kegiatan

pembelajaran dengan metode kata-hubung (link-word method) dari keadaan

awal, siklus I,dan siklus II. Untuk melihat perbedaan dari hasil pengamatan yang

di lakukan oleh guru sebagai peneliti bias di lihat pada tabel 18 di bawah ini.

Tabel 19 : Perbedaan Hasil Pengamatan Guru Siklus I dan Siklus II

No Hasil Pengamatan

Guru Siklus I Siklus II

1 Penampilan secara umum

penampilan peserta

didik dalam kegiatan

pembelajaran dengan

metode kata hubung

(link-word method)

cukup baik, tetapi

masih terdapat

kekurangan

diantaranya peserta

didik merasa takut

dalam berbicara,

tidak dapat

menggunakan OHP

dengan benar.

secara umum

penampilan peserta didik

dalam kegiatan

pembelajaran dengan

metode kata hubung

(link-word method)

cukup baik, peserta didik

mulai terbiasa untuk

berbicara dan

mengemukakan

pendapat, rasa takut,

malu tidak muncul lagi

dan peserta didik sudah

mampu menggunakan

OHP dengan benar.

Page 226: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

226

2 Interaksi antar siswa setiap peserta didik

mempunyai peran

sendiri-sendiri, pada

siklus pertama ini

peran peserta didik

cukup bagus dalam

memainkan perannya

,tetapi masih terdapat

sedikit kendala yaitu

peserta didik saling

menertawakan

temannya yang

melakukan kesalahan.

setiap peserta didik

mempunyai peran

sendiri-sendiri, pada

siklus ke dua ini peran

peserta didik cukup

bagus dalam

memainkan perannya,

jika terdapat kesalahan

yang di lakukan oleh

temannya peserta didik

tidak menertawakannya

tetapi memancingnya

dengan kata hubung

yang telah di

persiapkan.

3 Kemampuan

memotivasi anggota

kelompok

kemampuan

memotivasi anggota

kelompok belum bagus

hal ini di karenakan

ketua kelompok tidak

memberikan motivasi

yang positif kepada

anggotanya.

memotivasi anggota

kelompok, kemampuan

memotivasi anggota

kelompok cukup bagus,

hal ini di karenakan

ketua kelompok selalu

memberikan motivasi

yang positif kepada

anggotanya.

4 Kemampuan

membangun Link

kemampuan

membangun link

cukup bagus, peserta

didik mencari kata

hubung yang sesuai

dengan nama-nama

Negara yang akan

mereka hafal tetapi

terdapat beberapa

siswa yang salah

dalam membangun

link, sehingga kata

kemampuan membangun

link cukup bagus,

peserta didik mencari

kata hubung yang sesuai

dengan nama-nama

Negara yang akan

mereka hafal.

Page 227: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

227

hubung yang di

buatnya tidak sesuai

dengan meteri yang di

pelajari

5 Kemampuan

Menyampaikan cerita

pada siklus pertama ini

kemampuan

menyampaikan cerita

cukup beragam dan

tidak keluar dari link-

link yang telah di

persiapkan, tetapi

terdapat sedikit

kekurangan bahwa

peserta didik terutama

ketua kelompok masih

malu dan takut dalam

bercerita sehingga

mengganggu daya

serap peserta didik

yang berperan sebagai

anggota kelompok.

pada siklus ke dua ini

kemampuan

menyampaikan cerita

cukup beragam dan tidak

keluar dari link-link yang

telah di persiapkan, ketua

kelompok tidak lagi

malu dan takut ketika

harus tampil di depan

kelas hal ini membawa

dampak positif bagi

anggotanya, yang pada

ahirnya akan

meningkatkan daya

serap peserta didik yang

berperan sebagai anggota

kelompok.

6 Kemampuan

menyampaikan link

siklus pertama ini

kemampuan

menyampaikan link

atau kata hubung

cukup bagus, tetapi

masih terdapat

kekurangan bahwa

peserta didik sering

salah jika kata hubung

tersebut di hubungkan

dengan materi yang di

pelajari

pada siklus kedua ini

kemampuan

menyampaikan link atau

kata hubung cukup

bagus, peserta didik

mempunyai rasa percaya

diri yang tinggi untuk

menyampaikan kata-

hubung yang telah di

sesuaikannya dengan

materi yang di pelajari

7 Kemampuan menerima

link

pada siklus pertama ini

kemampuan menerima

link belum bagus,

siklus ke dua ini

kemampuan menerima

link cukup bagus, peserta

Page 228: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

228

walaupun peserta didik

selalu mengulang-

ulang kata hubung

yang telah mereka

terima sampai mereka

benar-benar

menguasai.

didik selalu mengulang-

ulang kata hubung yang

telah mereka terima

sampai mereka benar-

benar menguasai.

8 Kemampuan

menghafal Negara-

negara

siklus pertama ini

kemampuan

menghafal Negara

cukup bagus walaupun

masih terdapat

beberapa peserta didik

salah dalam

menyebutkan nama-

nama Negara yang

terdapat pada benua

Amerika

pada siklus ke dua ini

pada umumnya

kemampuan menghafal

Negara cukup bagus

walaupun masih terdapat

beberapa peserta didik

salah dalam

menyebutkan nama-

nama Negara yang

terdapat pada benua

Amerika selatan

9 Kemampuan

menghafal lokasi

Negara

pada siklus pertama ini

kemampuan

menghafal lokasi

Negara cukup bagus

tetapi terdapat

kekurangan bahwa

beberapa peserta didik

lupa nama Negara dan

di mana lokasi Negara

tersebut.

pada siklus ke dua ini

kemampuan menghafal

lokasi Negara cukup

bagus peserta didik telah

mampu menghafal nama

Negara beserta lokasinya

dengan tepat.

Page 229: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

229

Dari tabel di atas terlihat perbedaan yang jelas antara siklus pertama dan

siklus ke dua. Perbedaan kedua siklus tersebut mengarah pada perubahan dan

perbaikan.

b) Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 34 orang siswa IX SMP Kasih Ananda

Jakarta Utara yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

Variabel yang di ukur meliputi pra tes (tes I), tes II (siklus I), dan tes III (siklus

II)

Data mentah hasil penelitian akan di sajikan dalam lampiran tersendiri.

Penyajian tentang deskripsi data yang di mulai dari hasil pra tes, tes II dan tes III

akan di tampilkan dalam bentuk deskripsi frekuensi, histogram dan diagram

batang.

1) Pra Tes ( tes I )

Nilai pra tes yang di peroleh dari tes yang di berikan sebelum siswa

mengalami tindakan kelas dari peneliti. Pra tes ini di berikan untuk mengukur

kemampuan siswa sebelum di lakukan tindakan. Skor maksimal berdasarkan

acuan penilaian adalah 100 dan skor terendah adalah 0. Dari hasil pra tes di

peroleh nilai tertinggi 68 dan terendah 32. Nilai rata-rata (mean) adalah 4,8 nilai

median adalah 48 nilai modus adalah 48 standar deviasi adalah 6,893 dan

variasnya adalah 47,513 daftar distribusi frewensi dapat dilihat pada tabel 19:

Daftar Distribusi Frekuwensi Data Pra Tes

Page 230: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

230

Tabel 20 : Daftar Distribusi Frekuwensi Data Pra Tes

No Kelas Interval Frekuwensi

Absolut

Frekuwensi

Relatif

1 30 – 35 1 1 %

2 36 – 41 4 12 %

3 42 – 47 9 26 %

4 48 – 53 11 32 %

5 54 – 59 8 24 %

6 60 – 65 - -

7 66 – 71 1 3 %

Jumlah 34 100 %

Kecenderungan nilai bentuk histogram dan diagram batang pada gambar

11 dan 12 di bawah ini:

Gambar 13 : Histogram Frekuwensi Pra tes

0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

30-35

36-41

42-47

48-53

54-59

60-65

66-71

Page 231: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

231

Gambar 14 : Diagram Batang Data Pra Tes

2) Tes II

Nilai tes II di peroleh dari tes yang di berikan setelah siswa mengalami

tindakan kelas selama dua kali pertemuan. Dari hasil tes II peroleh data sebagai

berikut nilai tertinggi adalah 100, terendah adalah 72 dan rata-rata adalah 96 ini

menunjukkan bahwa semua peserta didik telah mencapai nilai KKM yaitu 70

dari data tersebut di peroleh nilai median adalah 100 dan modus adalah 100

sedangkan standar deviasi adalah 6,839 sedangkan varians nya adalah

46,771.daftar distribusi frekuwensi dari siklus I (tes II) dapat dilihat seperti

tabel: 20 di bawah ini.

Tabel 21 : Distribusi Frekuwensi Data Tes II

No Kelas Interval Frekuwensi

Absolut

Frekuwensi

Relative %

1 70 – 74 1 3 %

2 75 – 79 - -

3 80 – 84 3 9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nama Siswa

S1 S2 S3

S4 S5 S6

S7 S8 S9

S10 S11 S12

S13 S14 S15

S16 S17 S18

S19 S20 S21

S22 S23 S24

S25 S26 S27

S28 S29 S30

S31 S32 S33

S34

Page 232: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

232

4 85 – 89 2 6

5 90 – 94 2 6

6 95 – 99 - -

7 100 – 104 26 76

Jumlah 34 100

Kecenderungan nilai bentuk histogram dan diagrambatang pada gambar 13

dan gambar 14 di bawah ini:

Gambar 15 : Histogram Frekuwenai Tes II

Gambar 16 : Diagram Batang Data Tes Siklus I (Tes II)

0

5

10

15

20

25

30

Frekuensi

70-74

75-79

80-84

85-89

90-94

95-99

100-104

0

20

40

60

80

100

120

Nama Siswa

S1 S2 S3

S4 S5 S6

S7 S8 S9

S10 S11 S12

S13 S14 S15

S16 S17 S18

S19 S20 S21

S22 S23 S24

S25 S26 S27

S28 S29 S30

S31 S32 S33

S34

Page 233: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

233

3) Test III

Nilai tes III di peroleh dari tes yang di berikan setelah siswa- siswa

mengikuti pelajaran yang di berikan selama dua kali pertemuan. Dari hasil tes III

ini di peroleh nilai tertinggi 100, terendah 76 dan rata-rata adalah 97 nlai median

adalah 100, nilai modusnya adalah 100 , nilai deviasinya adalah 5,113 dan nilai

variansnya adalah 26,142 .Daftar disrtibusi frekuwensi dari hasil siklus II ( tes

III) dapat dilihat pada tabel 21 : Distribusi Frekuwensi Data Tes III

Tabel 22 : Distribusi Frekuwensi Data Tes III

No Kelas Interval Frekuwensi

absolut

Frekuwensi

Relatif %

1 75 – 78 1 3 %

2 79 – 82 - -

3 83 – 86 - -

4 87 – 92 1 3 %

5 93 – 96 6 18 %

6 97 – 100 26 76 %

Jumlah 34 100 %

Kecenderungan nilai bentuk histogram dan diagram batang pada gambar

15 dan 16 berikut ini :

Page 234: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

234

Gambar 17 : Histogram Frekuwensi Tes III

Gambar 18 : Diagram Batang Data Tes III

c) Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis di lakukan untuk menghitung masing-masing

hipotesis penelitian yang telah di lakukan yaitu (a) Perbedaan rerata nilai ketiga

hasil tes yang menggunakan analisis varians (anava) untuk mendapatkan nilai F

(b) Perbedaan rerata nilai antara dua hasil penilaian yang menggunakan statistic

–t (uji-t anava)

Sebelum analisis varian s di lakukan untuk pengujian hipotesis, maka

di perlukan pengujian homogenitas varians terlebih dahulu yaitu dengan cara

0

5

10

15

20

25

30

Frekuensi

75-78

79-82

83-86

87-92

93-96

97-100

0

20

40

60

80

100

120

Nama Siswa

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34

Page 235: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

235

membandingkan varians terbesar di bagi dengan varians terkecil. Pengujannya

menggunakan rumus berikut:

F = Varian terbesar

Varian terkecil

Kriteria pengujian adalah Ho di terima apabila F hitung lebih kecil dari

pada F tabel pada = 0,05 Berdasarkan penghitungan dapat di ketahui bahwa

varians untuk pra tes adalah 47,513, tes II adalah 46,771 dan tes III adalah

26,142. Ketiga varians tersebut dapat di lihat seperti pada tabel 22: Varians Hasil

Belajar siswa

Tabel 23 : Varians Hasil Belajar siswa

Nilai Varians Jenis Variabel : Perbandingan Hasil Belajar

Pra tes (VII) Tes II ( VIII) Tes III (IX )

S 2 47,513 46,771 26,142

N 34 34 34

Dari tabel di atas maka di ketahui varians terbesar adalah 47, 513 dan

varians terkecil adalah 26, 142 dengan demikian F hitung dapat di peroleh :

Fhitung = 47,515 = 1,817

26,142

Langkah berikutnya adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel,

dengan rumus dk pembilang = n-1 = 34-1 = 33 (untuk varian terbesar) dan dk

penyebut = n-1 = 33-1 = 32 (untuk varian terkecil). Taraf signifikan ( ) = 0.05.

Dengan demikian diperoleh Ftabel = 1,82.

Page 236: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

236

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh Fnilai = 1,817 sedangkan Ftabel =

1,82. Jadi Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Ini berarti bahwa varians data ketiga tes

yang akan dianalisis homogeny.

Tabel 24 : Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Varians Nilai Fhitung Ftabel Kesimpulan

Terbesar 47,78 1,817 1,82

Fhitung < Ftabel

(Homogen) Terkecil 26,142

dk 33 dengan 20,05

(a). Perbedaan nilai rerata ketiga hasil tes

Untuk mencari perbedaan antara rerata nilai ketiga hasil tes, penulis

menggunakan teknik analisis varians (Avana). Untuk mendapatkan nilai F ada

bebrapa langkah yang harus ditempuh :

1. Menghitung jumlah kuadrat (JK) untuk beberapa sumber varians, yaitu :

Antar (A), Dalam (D), dan Total (T) :

JK(T) =

JK(A) =

=

=

JK(D) =

2. Menentukan derajat kebebasan (dk) masing-masing sumber varians :

Page 237: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

237

3. Menetukan rata-rata jumlah kuadrat (RJK) :

Tabel 25 : Tabel Avana Uji Segnitifikasi Rerata Ketiga Hasil Tes

Sumber

Varians JK db RJK Fhitung

Ftabel Keputusan

α=0,05 α=0,01

Antar 54,637 2 27.318,5

675.799 3,11 4,88

Fhit > Ftab

Ho ditolak

signifikan

Dalam 4002 99 40,424

Total 58.639 102 -

Fh = 675.799 > Ft 3.11 pada taraf signifikan 0.05 dengan dk

pembilang, yaitu dk(A) = 2 dan dk penyebut dk(D) = 99 maka Ho ditolak. Dengan

hipotesis ini dapat memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan peningkatan

selama tiga kali pengukuran yaitu sebelum siklus I (X1), sesudah siklus I (X2) dan

sesudah siklus II (X3). Disini belum diketahui apa yang berbeda itu X1 dengan X2,

X1 dengan X3, atau X2 dengan X3, oleh karena itu, peneliti mencoba untuk

membuktikan antara dua hasil penelitian tersebut.

(b). Perbedaan Rerata nilai antara dua hasil tes (uji satu pihak)

Hipotesis penelitian kedua yang akan diuji adalah terdapat perbedaan

antara nilai dua hasil tes. Untuk pengujian ini penulis menggunakan teknik

statistic uji-t (uji-t anava) dengan rumus :

Page 238: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

238

ttabel = t (0.95;99) = 1.671 ttabel = t (0.99;66) = -2.390 thitung > ttabel berarti

ditolak.

Interpretasi :

1. Perbedaan rerata nilai pra tes (X1) dan tes (X2)

Pada pengujian hipotesis ini diperoleh thitung X1 dan X2 = -31.352 dan ttabel

(0.95;99) = 1,671. Dari hasil perbandingan tersebut dijumpai bahwa thitung = -

31,352 < ttabel = 1,671, maka Ho ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan

yang signifikan antara rerata nilai pra tes dan nilai tes II (nilai siklus I).

Dengan kata lain rerata hasil belajar siswa siklus I (tes II) lebih tinggi dari

pada rerata pra tes atau rerata nilai hasil belajar pra tes lebih rendah dari pada

rerata nilai hasil belajar tes II.

2. Perbedaan rerata nilai pra tes (X1) dan tes III (X3)

Pada pengujian hipotesis yang kedua diperoleh thitung X1 dan X3 = -32.005

dan ttabel (0.95;99) = 1,671. Dari hasil perbandingan tersebut dijumpai bahwa

thitung = -32,005 < ttabel = 1,671, maka Ho ditolak. Dengan demikian, terdapat

perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pra tes dan nilai tes III (nilai

siklus II). Dengan kata lain rerata hasil belajar siswa siklus III (tes II) lebih

Page 239: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

239

tinggi dari pada rerata pra tes atau rerata nilai hasil belajar pra tes lebih

rendah dari pada rerata nilai hasil belajar tes III.

3. Perbedaan rerata nilai pra tes (X2) dan tes III (X3)

Pada pengujian hipotesis yang kedua diperoleh thitung X2 dan X3 = -0,808

dan ttabel (0.95;99) = 1,671. Dari hasil perbandingan tersebut dijumpai bahwa

thitung = -0,808 < ttabel = 1,671, maka Ho ditolak. Dengan demikian terdapat

perbedaan yang signifikan antara rerata nilai tes II dan nilai tes III (nilai

siklus II). Dengan kata lain rerata hasil belajar siswa tes III (siklus II) lebih

tinggi dari pada rerata tes II atau rerata nilai hasil belajar tes II lebih rendah

dari pada rerata nilai hasil belajar tes III.

d) Interpretasi Hasil Penelitian

Metode kata-hubung (link-word method) memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Kemampuan

mereka dalam membuat kata-hubung dan gambar memberikan nilai dan

warna yang positif dalam meningkatkan kemampuan memahami materi

pelajaran IPS. Peserta didik lebih kreatif, inovatif, berani dan terbuka

menyampaikan pendapat dan pikiran kepada teman-temannya terutama teman

satu kelompoknya. Interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan

siswa lainnya berjalan sangat baik yang menyebabkan mereka dapat belajar

sangat optimal. Permasalahan-permasalalahan dalam belajar sedikit demi

sedikit dapat teratasi dengan pemberian motivasi baik dari guru maupun

motivasi yang diberikan oleh rekan-rekannya sehingga terbentuk semangat

belajar yang tinggi.

Page 240: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

240

Suasana belajar yang kondusif dan lebih banyak melibatkan siswa

dalamproses pembelajaran dapat menciptakan komunikasi yang baik diantara

mereka. Pembelajaran yang terjadi di kelas tidak lagi bersifat kompetitif

tetapi mengarah kepada kooperatif. Dengan pembelajaran yang seperti ini

bisa menciptakan suasana keberhasilan bersama dalam memecahkan masalah

dan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi. Keberhasilan dalam

pembelajaran bukan semata-mata kerja keras guru tetapi karena adanya

kerjasama yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru serta

guru dengan rekan sejawatnya.

Tindakan yang dilakukan peneliti mampu membuat perubahan proses

pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada masing-masing pertemuan dalam

siklus telah memberikan gambaran yang sangat berarti untuk dapat

mengetahui perbaikan dan peningkatan kemampuan yang terjadi pada siswa

baik dari segi kemampuan kognitif maupun kemampuan berinteraksi,

berkomunikasi dan kemampuan memberikan motivasi kepada teman-

temannya. Dari segi kemampuan kognitif siswa dalam belajar IPS terlihat ada

peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklusnya. Dari siklus I siswa

rata-rata mengalami peningkatan sebesar 100% dari hasil pra tes (tes I),dan

pada siklus II siswa mengalami peningkatan sebesar 22,55%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa mengalami peningkatan hasil

belajar pada pelajaran IPS yang sangat signifikan setlah dilakukan tindakan

kelas selama dua siklus dengan menggunakan metode kata-hubung (link-word

method).

Page 241: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

241

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, hipotesis dan pengamatan, maka penelitian

tindakan kelas ini dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode kata-hubung ( link-word method ) yang di terapkan

dalam Penelitian Tindakan Kelas terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik khususnya pelajaran IPS kompetensi dasar negara maju dan negara

berkembang. Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah di lakukan

tindakan mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan. Hal ini bisa

di tunjukkan dengan hasil belajar yang di peroleh siswa pada setiap siklus yaitu

pada siklus pertama mengalami peningkatan sebesar……….% dari hasil pra tes

(tes I ) dan pada siklus dua mengalami peningkatan sebesar ……% dari tes II pada

siklus pertama mengalami peningkatan sebesar ….% dari pra tes

2. Pengembangan metode belajar menggunakan kata-hubung (link-word

method) bertujuan untuk meningkatkan hafalan peserta didik, metode menghafal

ini mengutamakan kata hubung sebagai alat bantu utama, dapat di katakan bahwa

kata-hubung merupakan jangkar untuk mengambil memori yang terekam dalam

ingatan,selain kata-hubung di gunakan pula gambar-gambar sensorik yang

menarik hal ini di lakukan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih

berkonsentrasi dan terfokus pada materi yang di pelajari dan yang harus di jadi

kan bahan pertimbangan adalah mengubah materi menjadi sebuah cerita yang

sederhana hal ini di lakukan peserta didik agar mudah mengingat materi yang baru

di kenalnya. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal peserta didik di berikan

Page 242: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

242

kebebasan untuk menentukan kata hubung, gambar-gambar sensorik dan

mengubah materi menjadi sebuah cerita, hal ini di lakukan agar peserta didik

terbiasa untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif. Dengan demikian menjadi lebih

menyenangkan.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian di temukan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan

menggunakan metode kata-hubung mampu mengadakan perubahan perbaikan

menghafal peserta didik menjadi lebih aktif, model menghafal ini di rancang

untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam menyimpan dan memperoleh

informasi kembali selain itu model menghafal ini mendidik peserta didik

mempunyai sensibilitas kekuatan intelektual, meningkatkan kesadaran akan

kemampuan nya dalam menguasai materi yang tidak di ketahuinya, serta

meningkatkan keterampilan melalui kata-hubung, mengubah materi menjadi

sebuah cerita yang sederhana, gambar-gambar, Pembentukan gambar

mengharuskan peserta didik untuk mengamati lingkungan atau menghadirkan

dunia di sekitarnya. Dengan membentuk gambar merupakan bagian dari kerja

memori untuk menghadirkan lingkungan secara otomatis.

Metode kata- hubung ini bersifat kooperatif, yang mana guru dan peserta didik

menjadi satu tim yang sama-sama bekerja dengan materi yang baru, guru

membantu peserta didik mengidentifikasi obyek-obyek kunci, pasangan dan

gambar-gambar yang merujuk pada kerangka rujukan siswa, pemilihan unsur-

unsur familiar harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Page 243: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

243

Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini guru sebagai peneliti

bekerjasama dengan teman sejawat, siswa dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa hal ini di perlukan agar mereka memberikan ide,saran dan kritik

untuk perbaikan hasil belajar siswa melalui metode kata-hubung (link-word

method) keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat di butuhkan guna

menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif .

Metode-kata hubung(link-word method )menuntut guru untuk mempersiapkan

bahan pembelajaran seperti RPP, gambar-gambar dan kata hubung agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tak lupa pula motivasi yang besar

sangat di perlukan untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik

Temuan pada penelitian ini adalah bahwa dengan metode kata-hubung (Link

word method) dapat meningkatkan hafalan siswa sekitar 50% lebih efektif

bahkan lebih, bila di bandingkan dengan menggunakan metode konvensional hal

ini selajan dengan temuan Atkinson (1975) yang menyatakan:” menghafal dengan

metode kata-link sekitar 50% lebih efektif dari pada menggunakan metode hafalan

konvensional” bahkan menurut temuan (Pressley, 1977;Pressley, Levin, dan

Miller, 1981a,1981b) menyatakan : “menghafal dengan menggunakan metode

kata-hubung ternyata dua kali lebih efisien atau bahkan lebih”.

Dari temuan di atas dapat di simpulkan bahwa meningkatkan hafalan dengan

menggunakan metode kata-hubung atau link-word method dapat meningkatkan

hafalan peserta didik lebih efektif yang pada ahirnya dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

C. Saran

Page 244: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

244

Berdasarkan hasil penelitian, telah terbukti bahwa metode kata-hubung

(link-word method) dapat meningkatkan hafalan siswa yang pada ahirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS, dari penelitian ini dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru, dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya guru:

a. Kompeten dan professional dalam mengajar, dan terdapat kemauan untuk

melakukan evaluasi diri terhadap pekerjaan yang telah di lakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran guna mendapatkan

hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu upaya dalam meningkatkan

hasil belajar siswa salah satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas

baik di lakukan sendiri atau berkolaborasi dengan teman sejawat hal ini di

butuhkan karena realitas di lapangan guru sering menemukan masalah-

masalah dan kesulitan-kesulitan yang di hadapi peserta didik.

b. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar mulai dari memetakan masalah,membuat scenario,membuat

RPP , saran dan praarana dan lain-lain yang dapat membantu lancarnya

proses belajar-mengajar.

c. Guru dapat menguasai kelas, dalam arti guru dapat menciptakan situasi

yangkelas yang kondusif, kooperatif,menyenangkan serta memberikan

kesempatan yang besar kepada peserta didik untuk menyampaikan ide,saran,

inovasi yang sesuai dengan kerangka pembelajaran.

Page 245: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

245

d. Guru hendaknya lebih peka terhadap kondisi di lapangan maka seorang guru

hendaknya dapat menerima kritikan dan saran dari teman sejawat, peserta

didik bahkan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

e. Guru selalu berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajan,

sehingga siswa tidak merasa jemu dan bosan.

2. Peserta Didik

a. Proses menghafal dapat di lakukan oleh siswa dengan metode kata-hubung (

link-word method) proses menghafal dengan metode ini di rasakan peserta

didik lebih efisien dan tepat di banding menghafal tanpa kata-bantu.

b. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal hendaknya menggunakan cara-

cara kooperatif dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik

atau antara peserta didik dengan peserta didik

c. Saling memotivasi dan semangat dalam belajar, yang pada ahirnya dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik

d. Memberikan saran dan kritik yang positif kepada guru, agar terjadi perbaikan

dalam proses belajar mengajar

e. Berani berfikir aktif, kreatif dan inovatif sehingga proses belajar mengajar

menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

Page 246: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

246

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Kurnia, Drs Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas IX (Jakarta:

Yudistira, 2007)

Arikunto, Suharmi, et al, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara : 2008

Asrori, Mohammad, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Wacana Prima : 2008

As’adi Muhammad Bila Otak Kanan dan otak kiri Seimbang (Jogjakarta : Diva

Press, 2010)

Atkinson, Rita L, at al, Pengantar Psikologi, Jilid I, Alih bahasa Nurjanah Taufik

dan Rukmini Barhana, Jakarta, Erlangga cet ke 6 : 1999

Atmowidjoyo, Sutarjo, Landasan Kependidikan, Prinsip-prinsip Dasar Teori

Belajar dan Konsep Intruksional, Jakarta, Universitas Islam Jakarta : 2007

..........................., Atlas Dunia (Jakarta: GBS, 2004)

…………………., Perencanaan Sistem Instruksional, Jakarta, Universitas Islam

Jakarta, cet ke 1 : 2009

Aunurrahmah, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, cet ke 3 : 2009

Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta, Erlangga, cet ke 2 : 1999

Daniel Muijs, dkk Efective Teaching Teori dan Aplikasi (Jakarta: Pustaka Pelajar

: 2008)

Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum

dan Hasil Belajar Fiqih Madrasah Alaiyah, Jakarta : 2003

…………….., Pdoman Khusus Pemebelajaran Fiqih, Jakarta : 2004

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jilid II, Jakarta, Ictar

Baru Van Hoove : 2001

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, cet ke 3

: 2006

Dwi Sukanti, Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas IX (Jakarta : Ganica Exact,

2007)

Emzir, Metodologi Penelitian Tindakan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta, Raja

Grafindo Persada : 2008

Page 247: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

247

Grendler, Bell dan Margaret, E, Belajar dan Membelajarkan, Alih bahasa

Munandir, Jakarta, Rajawali, cet ke 1 : 1991

Gunawan Undang, DR Tekhnik Penelitian Tindakan Kelas, cet ke 2 (Jakarta :

Sayagatama, 2008)

....... ................., Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas IX (Jakarta : Depdiknas ,

2004)

Hill, Winfred F, Theories of Learning, Alih bahasa M. Khozin, Bandung, Nusa

Media : 2009

Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pemebelajaran Kelompok, Bandung,

Alfabeta, cet ke 2 : 2009

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat, Caung Persada Press : 2009

Kadir dan Raihan, Statistika Sosial, Jakarta, Universitas Jakarta : 2006

Latief, Muhammad Adnan, Peneleitian Tindakan Kelas Pembelajaran Bahasa

(Inggris), Malang, Universitas Negeri Malang, [email protected] :

2009

Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang Kelas), Jakarta, cet ke 6, Grasindo : 2008

M. firdausi, Zarkasi, Belajar Cepat Dengan Diskusi (Surabaya : Indah, 2009)

Maksum, Ali dan Ruhendi, LY, Paradigma Pendidikan Universal di Era

Moderen dan Post Moderen, Yogyakarta, IRCi SoD : 2004

Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya :

2009

Nana, Sudjana, DR, dkk, Media Pengajaran (Bandung : Sinar Baru Algesindo,

2009) cet ke 8

Nana, Supriatna, dkk Ilmu Pengetahuan Alam Sosial IX (Jakarta: Grafindo

Media Pratama, 2007) cet I

Nasution, Berbagai Pndekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi

Aksara, cet ke 13 : 2007

Purwanto, Ngalim, Pycology Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet ke 9

: 1994

Riduan, DR, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis (Bandung: Alfabeta, 2010) cet

7

Page 248: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

248

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam

Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta, Kencana

Frenanda Media Group, cet ke 1 : 2009

Rosyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pemebelajaran, Jakarta, Uhamka Press

dan Yayasan PEP-Ex 8, cet ke 4 : 2003

Rosyad, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggaran Pendidikan, Jakarta, Prenanda Media,

Jakarta, cet ke 1 : 2004

Sadali, Dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial IX (Jakrta : Bumi Aksara, 2007)

........................., Model Silabus Pelajaran IPS (Jakarta : BSNP, Depdiknas, 2006)

Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kuruikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, Kencana Predana Media

Group, cet ke 2 : 2009

…………….., Wina, Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta, Prenada Media Group : 2009

Santrock, Jhon W, Psikologi Pendidikan, Alih bahasa Tribowo B.S, Jakarta,

Kencana Frenada Media Group : 2008

Seifert, Kelfin, Educational Pychology, Boston, Houghton Muflin Company :

1983

Sharan, Shlomo, Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan

Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas, Alih bahasa

Prawoto, Yogyakarta, Imperium, cet ke 1 : 2009

Slavin, Robert, E, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktis, Alih bahasa

Nurulita, Bandung, Nusa Media, cet ke 4 : 2009

Slavin, Robert, E, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jilid I, Alih bahasa

Marianto, Jakarta, PT. Indeks : 2008

Slavin, Robert, E, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Alih bahasa Marianto

Samosir, Jakarta, PT. Indeks, cet ke 2 : 2009

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,

Jakarta, Rineka Cipta : 1990

Solihatin, Etin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran

IPS, Jakarta, cet ke : 2008

Page 249: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kata Hubung (Link Word Method)

249

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru

Algesindo, cet ke 5 : 2000

……………, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja

Rosdakarya : 2009

Sugiyono, Prof, Dr, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2009) cet 13

Suparno, Paul, Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius :

1997

Suparta, HM dan Ali, Herry Noer, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta,

Amissco, cet ke 2 : 2008

Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta,

Pustaka Pengajar, cet ke 1 : 2009

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, cet ke

7 : 1995

Suyanto, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo, Masmedia Buana Pustaka,

cet ke 1 : 2009

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta : Diva Press, 2010)

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,

Bagian I, Bandung, Imperial Bakti Utama, cet ke 2 : 2007

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif, Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional, Jakarta, Bumi Aksara, cet ke 1 : 2009

Winkel, WS, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Gramedia, cet ke 4 : 1996

Wiroatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen, Bandung, Remaja Rosdakarya : 2007