98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS IV (PTK ini di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta) SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh: FITRI LASTINI NIM. K7106024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

  • Upload
    lykhanh

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN

SOAL CERITA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

SISWA KELAS IV

(PTK ini di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta)

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

FITRI LASTINI

NIM. K7106024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam

Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Solving Siswa Kelas IV (PTK ini

di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta)

Oleh :

NAMA : Fitri Lastini

NIM : K7106024

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Prodi PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Usada, M.Pd. Dra. Rukayah, M.Hum.NIP. 19510908 198003 1 002 NIP. 19570827 198203 2002

Page 3: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal

Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Solving Siswa

Kelas IV (PTK ini di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta)

Oleh :

NAMA : Fitri Lastini

NIM : K7106024

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Prodi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 08 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M. Pd. ...........................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. ........................

Anggota I : Drs. Usada, M. Pd. ............................

Anggota II : Dra. Rukayah, M. hum ........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP. 196007271987021001

Page 4: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRACT

Fitri Lastini. NIM. K7106024. Improving Student’s Ability To Solving TheNature Stories In Learning Mathematic By Using Student’s Problem Solving Method. ( A Classroom Action Research on Fourth Grade Students of SD Negeri Dukuhan Kerten No. 5 Laweyan Surakarta). Minithesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. 2010.

The purpose of this research is to improve capability in finishing the story problem of learning mathematics on thefraction topic in fifth grade SD NegeriDukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta by using Problem Solving method.

This qualitative research uses a type of classroom action research. Subject of the research is all fourth grade students (36 individuals) of SD Negeri dukuhanKerten No. 58 Laweyan Surakarta Regency of 2009/2010 Academic Years. Thetechnique of collecting data used the observation techniques test and documentation. The techniques of analiting data used in the research is a descriptive interactive analysis and interactive analysis model with three component; data reduction, data presentation and conclusion or verification.

Based on results of the research, it can be concluded that the learningmathematics through problem solving method can be effective to increase thestudents ability to solving the nature stories. Of the students in the fourth grade elementary Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta. It can be evident in the first before the action implemented an average rating is 53,61 with presentation ofclassical completeness of 47,22%, acycle average value is 62,59 with the presentation classical completeness of 61,11% and the averafe value of cycle 2 class average increased to 67,98 with the percentage of 72,22%. Exhaustiveness classical and cycle three more average value increased to 71,05 with a percentage of 80,05% classical completeness in conclusion, it can be recommendation as a learning of mathematics by using problem solving method can be increasing the students ability to solving the nature stories the fourth grade students of elementary Dukuhan Kerten No. 582009/2010 years.

Page 5: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Fitri Lastini. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal CeritaDalam Pembelajaran Matematika Dengan Metode Problem Solving Siswa Kelas IV (PTK ini di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010

Tujuan penelitian ini yaitu: untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan denganmetode problem solving siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten N0. 58.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakankelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri NegeriDukuhan Kerten No. 58 Tahun Ajaran 2009/ 2010 berjumlah 36 siswa. Teknikpengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis deskriptif interaktif dan analisis interaktifyang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaranmatematika melalui metode problem so;ving efektif meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan, Surakarta. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 53,61 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 47,22%, siklus I nilai rata-rata kelas 62,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 61,11% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 67,98 denganpresentase ketuntasan klasikal sebesar 72,22% dan siklus III nilai rata-rata kelas lebih meningkat menjadi 71,05 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 80,05%.Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaranmatematika dengan menggunakan metode problem solving dapat meningkatkankemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pecahan kelas IV SD Negeri Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Tahun Ajaran 2009/2010.

Page 6: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang

merubahnya” (Ar. Ra’du : 11)

Sesungguhnya kamu lalai (dahulu memikirkan) hal ini, lalu kami bukakan tutup dari

(mata) mu, maka penglihatanmu hari ini amat tajam.

(Terjemahan Q. S. Qaaf:22)

Page 7: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

? Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan

mengingatkanku akan keagungan Illahi serta dengan ikhlas

memberikan kasih sayang.

? Kakek dan Nenekku tersayang yang selalu memberikan kasih

sayang dan memberikan dukungan.

? Kakak dan Adikku tercinta yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan dan motivasi.

? Sahabat-sahabatku yang setia menemaniku dalam suka dan

duka.

? Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD atas kebersamaan yang

indah.

? UNS yang selalu kubanggakan.

Page 8: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian

tindakan kelas yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Solving Siswa

Kelas IV (PTK ini di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Laweyan Surakarta)”

dengan baik.

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam

ujian skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak

kekurangan, namun berkat bimbingan dan pengarahan dari Bapak/ Ibu dosen pada

akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. , selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. , selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Usada, M. Pd. , selaku pembimbing I yang dengan sabar mengarahkan dan

membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Rukayah, M.Hum. , selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan

dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua Dosen Program Studi PGSD Universitas Sebelas Maret yang dengan

sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Keluarga Besar SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 yang telah membantu dan

menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian.

8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Page 9: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru maupun calon guru atau

pihak yang bersangkutan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 10: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN ............................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

ABSTRACT .................................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis ................................................................ 6

2. Manfaat Praktis ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. Konsep Pecahan ................................................................. 7

2. Macam-macam Pecahan .................................................... 10

3. Metode Mengajar ............................................................... 14

4. Problem Solving ................................................................ 15

5. Pembelajaran Matematika................................................... 18

6. Pembelajaran Pecahan dengan Metode Problem solving... 32

7. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita....... 33

Page 11: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Penelitian yang Relevan...................................................... 35

B. Kerangka Berpikir ................................................................... 35

C. Hipotesis .................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 38

A. Tempat danWaktu Penelitian ................................................. 38

1. Tempat Penelitian ............................................................. 38

2. Waktu Penelitian ............................................................... 38

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 38

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 38

D. Data dan Sumber Data ............................................................ 40

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 40

1. Observasi............................................................................ 40

2. Pencatatan Arsip ............................................................... 41

3. Tes ..................................................................................... 42

4. Metode Wawancara............................................................ 42

F. Validitas Data .......................................................................... 43

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 44

H. Indikator Kerja ........................................................................ 45

I. Prosedur Penelitian ................................................................. 46

1. Siklus 1 .............................................................................. 46

2. Siklus II ............................................................................. 48

3. Siklus III ………………………………………………… 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 50

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 50

B. Deskripsi Per Siklus ................................................................ 53

1. Siklus I ............................................................................... 53

2. Siklus II ............................................................................. 61

3. Siklus III…………………………………………………. 69

C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 78

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 80

Page 12: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 82

A. Simpulan .................................................................................. 82

B. Implikasi .................................................................................. 82

C. Saran ........................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Semangka ....................................................................................... 9

Gambar 2 Kue .................................................................................................. 9

Gambar 3 Sawo ................................................................................................ 9

Gambar 4 Roti ................................................................................................. 9

Gambar 5 Pecahan Seperempat ....................................................................... 10

Gambar 6 Pecahan Setengah ........................................................................... 10

Gambar 7 Pecahan Tiga Per Delapan .............................................................. 10

Gambar 8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................... 22

Gambar 9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 36

Gambar 10 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 39

Gambar 11 Model Analisis Interaktif ............................................................... 45

Gambar 12 Grafik Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Diterapkan Problem

Solving............................................................................................. 53

Gambar 13 Grafik Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem

Solving Pada Siklus I...................................................................... 61

Gambar 14 Grafik Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem

Solving Pada Siklus II..................................................... ................. 69

Gambar 15 Grafik Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem

Solving Pada Siklus III..................................................................... 77

Gambar 16 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Matematika Materi

Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Setiap Siklus....... ................... 81

Page 14: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Diterapkan Problem Solving ... 52

Tabel 2 Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem Solving

Siklus I .............................................................................................. 60

Tabel 3 Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem Solving

Siklus II ............................................................................................. 68

Tabel 4 Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Problem Solving

Siklus III ............................................................................................ 76

Tabel 5 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Matematika dan Prosentase Ketuntasan

Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ......... 80

Page 15: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Penelitian........................................................................... 84

Lampiran 2 Kisi-kisi Soal................................................................................. 86

Lampiran 3 Panduan Wawancara untuk Guru Sebelum diterapkan Problem

Solving........................................................................................... 89

Lampiran 4 Panduan Wawancara untuk Siswa Sebelum diterapkan Problem

Solving........................................................................................... 92

Lampiran 5 Indikator Ketercapaian Tujuan.................................................... 94

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus I .......................................................................................... 109

Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus I .......................................................................................... 111

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus II ......................................................................................... 113

Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus II ......................................................................................... 115

Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus III ........................................................................................ 117

Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Siklus III ........................................................................................ 133

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Menggunakan Problem

Solving........................................................................................... 135

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 137

Lampiran 14 Perolehan Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan

Problem Solving Siklus I............................................................... 169

Lampiran 15 Foto Siklus I .................................................................................. 141

Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 157

Lampiran 17 Perolehan Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan

Problem Solving Siklus II ............................................................. 159

Page 16: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 18 Foto Siklus II ................................................................................. 149

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II I..............................151

Lampiran 20 Perolehan Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan ProblemSolving Siklus III............................................................................166

Lampiran 21 Foto Siklus III................................................................................168

Lampiran 22 Perijinan Penelitian........................................................................170

Page 17: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan

suatu bangsa. Pendidikan membantu manusia dalam pengembangan potensi

dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi,

sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu :

Pendidikan membuat watak serta peradapan bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (UU RI No, 20 Tahun 2003 pasal 3 dalam Aneka Ilmu, Tahun: 2003 halaman 7).

Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan nasional, secara

bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan, pengembangan kurikulum,

dan kualitas pendidikan serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara. Ranah yang menjadi muara dari suatu

pendidikan adalah adanya peningkatan pada aspek kognitif atau pengetahuan,

afektif atau sikap, dan psikomotorik atau kepribadian yang semakin optimal

setelah siswa memperoleh pendidikan.

Selaras dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

semakin pesat. Pelaksanaan pendidikan tentunya perlu mendapat proporsi

yang cukup agar diperoleh out put yang unggul. Penanaman pendidikan ini

tentunya harus mengacu pada arah perbaikan, khususnya adalah peningkatan

kemampuan akademis. Langkah yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk

mendapatkan pendidikan yang optimal adalah dengan memaksimalkan fungsi

dari Tri Pusat Pendidikan, yaitu pendidikan keluarga (informal), pendidikan

sekolah (formal), dan pendidikan masyarakat (nonformal).

Page 18: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang diperolah siswa

sejak lahir, dan ada juga yang mengartikan pendidikan ini diberikan dan

diperoleh siswa sebelum lahir. Pada pendidikan sekolah, siswa memperoleh

bekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas apabila dibandingkan

dengan pendidikan keluarga. Karena pada pendidikan inilah siswa

memperoleh kemampuan akademik yang berguna untuk mengembangkan

dirinya. Sedangkan pendidikan masyarakat (nonformal) adalah pendidikan

yang diperoleh siswa melalui pengalaman dalam kegiatan-kegiatan atau

aktifitas bermasyarakat. Pelaksana dari pendidikan ini adalah para pemimpin

masyarakat, tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh di masyarakat

tersebut.

Pada pendidikan sekolah, kontribusi yang diberikan kepada siswa

lebih menekankan pada aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau

perbuatan, dan psikomotorik atau kepribadian. Pelaksana dalam pendidikan

ini tentunya adalah guru dan warga yang ada disekitar sekolah itu sendiri.

Agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan optimal, tentunya semua

fungsi yang terkait dengan pendidikan tersebut harus digerakkan bersama-

sama.

Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan baik

apabila ada komunikasi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru,

dan antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi positif harus

diciptakan agar pesan yang ingin disampaikan, khususnya materi pelajaran

dapat diterima oleh siswa dengan baik. Guru diharapkan mampu membimbing

aktivitas dan potensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Hal ini perlu dilaksanakan

agar kualitas pembelajaran pada mata pelajaran apapun menjadi optimal.

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih adalah

matematika.

Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar abstrak yang

dapat berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Dari objek dasar itu

berkembang menjadi objek-objek lain, misalnya pola pikir deduktif dan

Page 19: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

konsisten, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini, juga tidak

dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terbukti dengan banyaknya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan matematika. Pelajaran matematika diberikan pada semua

jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan

Tinggi.

Matematika sebagai ilmu dasar begitu cepat mengalami

perkembangan hal itu terbukti dengan makin banyaknya kegiatan matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu juga sangat diperlukan siswa

dalam mempelajari dan memahami mata pelajaran lain. Akan tetapi pada

kenyataannya banyak siswa merasa takut, enggan dan kurang tertarik terhadap

mata pelajaran matematika. Banyak siswa yang kurang tertantang untuk

mempelajari dan menyelesaikan soal-soal matematika.

Soal yang paling rumit dalam matematika adalah soal cerita dan

biasanya nilai siswa akan rendah pada soal dengan tipe seperti ini (soal cerita

matematika), karena untuk dapat menyelesaikan soal cerita matematika

dengan benar seorang siswa perlu memahami apa yang diketahui serta apa

yang ditanyakan. Memahami apa yang diketahui berarti memahami informasi

yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya. Sedangkan memahami apa

yang ditanyakan berarti mengerti tentang istilah atau konsep-konsep yang

berkaitan dengan yang ditanyakan. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah

atau proses penyelesaian ( www. Pontianakpost. com, 10 Januari 2010).

Beberapa faktor penyebab rendahnya nilai matematika pokok

bahasan soal cerita pecahan adalah siswa kurang serius dalam belajar di kelas,

semangat belajar siswa kurang, kreatifitas siswa di kelas kurang, siswa kurang

latihan soal dan penjelasan guru kurang jelas. Pembelajaran yang disampaikan

oleh guru selama ini hanya mengacu pada satu buku paket, dan cara guru

mengajar di kelas kelihatan monoton yaitu menggunakan metode ceramah,

sehingga suasana dalam kelas terlihat tidak ada variasi pembelajaran. Oleh

sebab itu, perlu dipilih metode pembelajaran yang tepat. Untuk memilih suatu

metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang akan

Page 20: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

disampaikan, tujuannya, waktu yang tersedia, kondisi siswa dan hal-hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Apabila seorang guru dalam

pemilihan metode mengajar kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa. Hasil belajar siswa tidak lepas dari bagaimana siswa mengalami proses

belajar. Dengan penggunaan metode yang tepat diharapkan siswa dapat

dengan mudah menerima informasi yang diberikan oleh guru. Metode-metode

yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain metode

konvensional, demonstrasi , driil, problem solving, diskusi kelompok dan

sebagainya.

Hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 setelah

diadakan pretest, diketahui bahwa dari 36 siswa yang terdiri dari 15 siswa

laki- laki dan 21 siswa perempuan. Diperoleh rata-rata kelas 55,44. Siswa

yang mendapat nilai di atas nilai = 6,0 adalah 17 siswa dan 19 siswa

memperoleh nilai 5,9.

Bertolak dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SD

Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, pada

mata pelajaran mateamatika KKM yang harus dicapai siswa kelas IV adalah

6,0. Hasil yang diperoleh dari pretest tersebut, yang memperoleh nilai di atas

KKM ada 17 siswa, sedangkan yang lain masih dibawah KKM. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa pada materi pecahan yaitu menyelesaikan

soal cerita, hasil yang diperoleh memang masih rendah. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka diperlukan suatu alternatif pemecahan agar dapat memberi

perubahan yang lebih baik dalam menguasai materi operasi pecahan.

Berkaitan dengan keadaan tersebut, akan digunakan suatu metode

pembelajaran yang diharapkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving. Metode

problem solving merupakan cara guru menyajikan bahan pelajaran dengan

mengajak siswa berpikir secara ilmiah melalui analisis dan interpretasi

Page 21: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

masalah berdasarkan informasi dan konsep yang telah diterima, untuk

menenukan jawaban permasalahan.

Berdasarkan hal-hal di atas, dalam PTK ini dibahas masalah Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Dalam Pembelajaran

Matematika Dengan Metode Problem Solving Siswa Kelas IV.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

penelitian dapat dirumuskan yaitu : “Apakah penerapan pembelajaran

matematika pada pokok bahasan pecahan dengan metode problem solving

dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa

kelas IV SD Negeri Dukuhan KertenNo. 58?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatakan kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita dalam

pembelajaran matematika melalui metode problem solving siswa kelas IV SD

Negeri Dukuhan Kerten N0. 58.

D. Manfaat Penelitian

Berpijak dari tujuan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Dengan pembelajaran problem solving akan merangsang keaktifan dan

kreatifitas siswa, sehingga siswa akan mempunyai kesempatan dalam

meningkatkan kemampuan masing-masing.

b. Pembelajaran problem solving menghadapkan siswa kepada suatu

masalah agar dipecahkan atau diselesaikan sehingga dapat

mempermudah siswa dalam mempelajari matematika khususnya soal

cerita pokok bahasan pecahan.

2. Manfaat Praktis

Page 22: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

a. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan serta masukan untuk

meningkatkan pembelajaran matematika

b. Bagi peneliti, bermanfaat untuk menemukan solusi dalam kemampuan

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan pada mata pelajaran

matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar

c. Bagi siswa, sebagai motivasi belajar agar prestasi belajar matematika

meningkat.

d. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan kepala sekolah dalam usaha

perbaikan proses belajar mengajar para guru dalam menggunakan

sarana dan prasarana sehingga hasil belajar siswa lebih baik dan mutu

sekolah dapat meningkat.

Page 23: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pecahana. Pengertian Konsep

Konsep adalah sesuatu yang abstrak yang menunjuk pada kategori

atau kelas dari suatu kejadian atau hubungan.(http://id.answers.yahoo.com).

Moore dalam (Tim Dosen IPS PGSD, 2002:2) mengungkapkan bahwa konsep

merupakan sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu

pemikiran, ide, atau gagasan. Sedangkan Parker berpendapat bahwa konsep

adalah gagasan tentang sesuatu yang ada dan dapat diwujudkan dengan

contoh.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, edisi tiga

2003) konsep berarti suatu rancangan. Dalam matematika, konsep adalah

suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan

suatu objek atau kejadian.

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa konsep adalah

sesuatu yang sifatnya abstrak yang digunakan untuk menggambarkan suatu

kejadian.

Begitu pentingnya pemahaman konsep bagi proses berpikir kita,

sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat pemahaman tentang suatu

konsep, yaitu : 1) Konsep membuat kita tidak perlu “mengulang-ulang

pencarian arti” setiap kali kita menemukan informasi baru, 2) Konsep

membantu proses mengingat dan membuatnya menjadi lebih efisien, 3)

Konsep membantu kita menyederhanakan dan meringkas informasi,

komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut,

4) Konsep-konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi, 5)

Page 24: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Konsep sangat diperlukan untuk problem solving, 6) Konsep menentukan apa

yang diketahui atau diyakini seseorang.

b. Pengertian PecahanMenurut Muchtar A. Karim (1998:6.4) pecahan adalah perbandingan

bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau himpunan

bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap

himpunan semula. Maksud dari “perbandingan bagian yang sama terhadap

keseluruhan dari suatu benda” adalah apabila suatu benda dibagi menjadi

beberapa bagian yang sama, maka perbandingan setiap itu dengan

keseluruhan bendanya menciptakan lambing dasar suatu pecahan. Sedangkan

maksud dari “himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu

himpunan terhadap himpunan semula” yaitu suatu himpunan dibagi atas

himpunan bagian yang sama, maka perbandingan setiap himpunan bagian

yang yang sama itu terhadap keseluruhan himpunan semula akan menciptakan

labang dasar suatu pecahan.

Cholis Sa`dijah (2003:73) mengemukakan bahwa pecahan merupakan

bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan cacah a

dan b, ditulis dengan syarat b ? 0. Dengan demikian secara simbolik

pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan

desimal,(3) pecahan persen, (4) pecahan campuran.

Pecahan (Roy Hollands dalam

www.wikipedia.org.wiki/pecahan.com) terdiri dari pembilang dan penyebut.

Pecahan adalah suatu bentuk bilangan , dengan a,b bilangan bulat dan b tidak

sama dengan 0, a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Menurut kamus

matematika, “pecahan adalah 1) hasil dari pembagian; 2) suatu perbandingan,

suatu pecahan dapat ditulis dengan dimana a dan b adalah yang

dibandingkan dengan 1”.

Page 25: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Pecahan yang dipelajari anak sekolah dasar merupakan bagian dari

bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk -, dengan a dan b

merupakan bilangan bulat dan tidak sama dengan nol. Secara simbolik

pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari: (1) pecahan biasa, (2)

pecahan desimal, (3) pecahan persen, (4) pecahan campuran. Begitu pula

pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tidak terhingga

banyaknya: - = - = - =- ….

Bertolak dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh,

terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilangan merupakan bilangan

terbagi, dan penyebut merupakan bilangan pembagi.

c. Mengenal Konsep PecahanKegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti dengan di

dahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek buah, misalnya apel,

sawo, semangka, jeruk atau kue misal cake, tart, dan apem dll.

Gambar 1: Semangka Gambar 2: Kue

Gambar 3: Sawo Gambar 4: Roti

Page 26: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi, lingkaran

yang nantinya akan sangat menbantu dalam pemahaman konsep.

Pecahan21

dapat di peragakan dengan melipat kertas berbentuk

lingkaran atau persegi sehingga lipatannya tepat menutupi bagian yang lainya.

Selanjutnya bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang di

kehendaki, sehingga di dapat gambar sebagai berikut :

Pecahan2

1dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. “1”

disebut pembilang yaitu merupakan daerah pengambilan. “2 “ disebut

penyebut yaitu merupakan 2 bagian yanga sama dari keseluruhan.

Peragaan tersebut dapat dilanjutkan untuk pecahan anan81

,41

dan

sebagainya. Gambarnya sebagai berikut :

Gambar 5 = 4

1Gambar 6 =

2

1

4

2atau Gambar 7 =

8

3

Selain mengenalkan pecahan dengan melipat kertas, peragaan dapat

pula di lakukan dengan pita atau tongkat yang di potong dengan pendekatan

pengukuran panjang, yang dapat pula mengenalkan letak pecahan pada garis

bilangan.

2. Macam-macam Pecahana. Pecahan berat atas

Page 27: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Adalah pecahan yang memiliki pembilang lebih besar daripada

penyebut. Ini termasuk pecahan tak wajar, hasilnya lebih dari 1.

b. Pecahan desimal

Adalah pecahan yang menggunakan sepersepuluh, seperseratus,

seperseribu, dan seterusnya. Pecahan desimal memiliki angka disebelah kanan

0.

c. Pecahan sebagai hasil bagi

Hasil bagi adalah pembagian dua bilangan, misalnya = 3:4

d. Pecahan sebagai nisbah

Pecahan dapat berupa nisbah antara dua bilangan. Nisbah artinya

sebanding.

e. Pecahan setara

Pecahan yang bernilai sama, misalnya= - = -

f. Pecahan suatu kuantitas (bilangan)

Pecahan yang dibagi dengan penyebut dan hasilnya dikalikan dengan

pembilang.

g. Pecahan tak wajar

Pecahan yang pembilangnya lebih besar dari penyebut.

h. Pecahan vulgar

Pecahan biasa yang pembilangnya lebih kecil dari penyebut.

i. Pecahan wajar

Pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebut..bernilai

kurang dari 1. ( Peter Patilla. 2007. Kamus Matematika Dasar).

j. Pecahan Senilai

Pecahan senilai disebut juga pecah yang ekivalen. Untuk

menentukannya dapat di lakukan cara sebagai berikut :

Page 28: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Kita akan menunjukan bahwa8

4

4

2

2

1?? dengan menggunakan 3

kertas persegi panjang. Ambil kertas dan dilipat menjadi 2 bagian yang sama

sehingga di dapat2

1. Kemudian ambil lagi kertas dilipat menjadi 2 bagian

yang sama dan di lipat lagi menjadi 2 di dapat42

. Gambarnya sebagai berikut

:

1) kertas ke-1

di lipat menjadi 2 bagian yang sama besar

Daerah yang diarsir2

1.

2) kertas ke-2

Daerah yang di arsir4

2, dari lipatan yang pertama

dilipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

3) kertas ke-3

yang di arsir 84

.dari

lipatan yang ke-2 di lipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

Dari gambar jelas bahwa 8

4

4

2

2

1??

k. Pecahan Perbandingan

Page 29: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pecahan adalah nama lain dari perbandingan. Pecahan dapat

diartikan sebagai perbandingan 2 : 3.

Contoh :

Andi mempunyai 4 butir kelereng, sedangkan Ari mempunyai 5 butir

kelereng. Tuliskan perbandingan banyak kelereng Andi terhadap Ari.

Jawab :

Banyak kelereng Andi (A) = 4 butir

Banyak kelereng Ari (B) = 5 butir

Perbandingan banyak kelereng Andi (A) dan Ari (B) adalah 4 butir

berbanding 5 butir.

A : B = 4 : 5 atau =

Jadi, perbandingan banyaknya kelereng Andi terhadap Ari adalah 4 :

5 atau (penulisan angka perbandingan tidak menggunakan satuan ukuran).

l. Pecahan Penjumlahan

Penjumlahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan

menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak

dijumlahkan.

Aturan penjumlahan pecahan yang berbeda penyebutnya

1) Samakan penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari bentuk pecahan

yang senilai).

2) Jumlahkan pecahan baru seperti pada penjumlahan pecahan berpenyebut

sama.

m. Pecahan Pengurangan

Pengurangan yang berpenyebut sama dilakukan dengan

mengurangkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak

dikurangkan.

Aturan pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya

Page 30: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Samakan penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari bentuk pecahan

yang senilai).

2) Jumlahkan pecahan baru seperti pada pengurangan pecahan berpenyebut

sama.

3. Metode MengajarDalam proses belajar mengajar, metode mengajar memiliki peranan yang

sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama berhasil atau tidaknya

seorang guru dalam mengajar. Di samping kecakapan dan keterampilan mengajar,

seorang guru harus menguasai metode-metode mengajar, serta dapat memilih dan

menggunakannya dengan tepat untuk menyampaikan topik-topik pelajaran agar

tujuan belajar dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Metode secara harfiah berarti “cara”, yakni cara mencapai suatu tujuan.

Menurut Muhibbin Syah (1997: 201) menjelaskan metode adalah cara melakukan

suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-

konsep secara sistematis. Metode mengajar berarti cara mencapai tujuan

mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh murid dalam

kegiatan belajar mengajar (Oemar Hamalik, 1989: 89).

Menurut Tim SBM PGSD (2007:85) metode merupakan cara-cara yang

ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar

menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya

prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode mengajar adalah cara melakukan

atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan member latihan isi pelajaran

kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Martinis Yamin, 2007: 138).

Adapun menurut Purwoto (1998: 70), “Metode mengajar adalah cara-cara yang

tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar mengajar mencapai tujuannya atau

sasarannya”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah

cara yang teratur yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 31: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4. ProblemSolvinga. Hakikat ProblemSolving

Metode pemecahan masalah atau problem solving

(www.wijayalabs.com) adalah penggunaan metode dalam kegiatan

pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik

itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk

dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada

dasarnya adalah pemecahan masalah.

Dalam jurnal internasional

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6028) tertera bahwa “Teaching

of Research Operation by using the Problem Solving is a teaching that based

on solving the problem. In this learning process, teacher and students are

really involved directly, so that teacher know when the students would be let

worked by themselves and when is it to take an intervention. In this time

students developed their ideas by solving the problem”. Artinya adalah

Pengajaran Operasi Riset dengan menggunakan Pendekatan Problem Solving

adalah pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah. Dalam pembelajaran

ini, guru dan siswa benar-benar terlibat langsung di sepanjang proses tatap

muka. Dari pihak guru, harus tetap mengamati proses jalannya proses belajar

terutama dalam proses pemecahan masalah, sehingga guru akan tahu, kapan

akan melakukan intervensi dan kapan membiarkan siswa bekerja bersama

kelompoknya, sedangkan dari pihak siswa sendiri terus berusaha

mengembangkan ide- ide mereka untuk mendapatkan jalan pemecahan

masalah.

Menurut Ulih Bukti Karo-karo (1981: 45) pemecahan masalah

adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menghadapkan pelajar

kepada persoalan yang harus dipecahkan dalam rangka pencapaian tujuan

Page 32: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pengajaran. Adapun menurut Tabrani Rusyan (1989: 12), belajar

memecahkan masalah berdasarkan beberapa prinsip atau gejala atau peristiwa

yang lalu dengan beberapa kemungkinan.

Mulyono Abdurrahman (1999: 254), pemecahan masalah adalah

aplikasi konsep dan keterampilan dalam pemecahan masalah biasanya

melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam studi baru

atau situasi yang berbeda. Agak berbeda dengan pendapat tersebut, Sriyono,

dkk (1992: 118) mendefinisikan bahwa “ metode problem solving adalah

suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar

dipecahkan atau diselesaikan”. Sedangkan menurut S. Nasution (2000:170)

berpendapat bahwa memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses

dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya

lebuh dahulu, yang digunakannya untuk memecahkan masalah yang baru.

Menurut Polya dalam Clara Ika sari Budhayanti (2009 : 9-5)

mengelompokkan masalah dalam matematika menjadi dua kelompok.

Pertama adalah masalah terkait dengan dengan menemukan sesuatu yang

teoritis atau praktis, abstrak atau konkrit. Kedua adalah masalah terkait

dengan membuktikan atau menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar

atau salah atau tidak kedua-duanya. Sedangkan Troutman dalam Clara Ika sari

Budhayanti (2009 : 9-5) mengelompokkan masalah matematika menjadi dua

jenis. Jenis pertama adalah pemecahan masalah yang merupakan masalah

rutin. Pemecahan masalah kedua adalah masalah yang diberikan merupakan

situasi masalah yang tidak biasa dan tidak ada standar yang masti untuk

menyelesaikannya.

Menyelesaikan suatu masalah merupakan proses untuk menerima

tantangan dalam menjawab masalah. Memecahkan masalah berarti

menemukan cara atau jalan mencapai tujuan atau solusi yang tidak mudah

menjadi nyata.

Page 33: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode problem

solving merupakan cara guru menyajikan bahan pelajaran dengan mengajak

siswa berpikir secara ilmiah melalui analisis dan interpretasi masalah

berdasarkan informasi dan konsep yang telah diterima, untuk menentukan

jawaban permasalahan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving

Keunggulan metode problem solving (www.gurupkn.wordpress.com)

sebagai berikut: 1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 2)

Berpikir dan bertindak kreatif, 3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara

realistis, 4) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, 5) Menafsirkan

dan mengevaluasi hasil pengamatan, 7) Merangsang perkembangan kemajuan

berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, 8)

Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,

khususnya dunia kerja.

Kelemahan metode problem solving (www.gurupkn.wordpress.com)

sebagai berikut: 1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan

metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk

melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau

konsep tersebut, 2) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang

dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

c. Cara Penggunaan ProblemSolvingMenurut Purwoto ( 1998:103 ), bahwa untuk menyelesaikan masalah

diikuti urutan langkah sebagai berikut: 1) Merumuskan permasalahan dengan

jelas; 2) Menyatakan lagi masalahnya dalam bentuk yang operasional ( dapat

dilaksanakan ); 3) Menyusun dugaan sementara ( hipotetis ); 4) Menentukan

strategi pemecahan; 5) Melaksanakan prosedur pemecahan; 6) Memeriksa

hasil kembali hasil pemecahan.

Menurut Polya dalam Clara Ika sari Budhayanti (2009 : 9-5) langkah-

langkah pemecahan masalah matematika sebagai berikut: 1) Memahami

Page 34: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

masalah; 2) Merencanakan cara penyelesaian; 3) Melaksanakan rencana; 4)

Melihat kembali.

Menurut John Dewey dalam Sujono (1988: 215-216) terdapat lima

langkah utama dalam pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut : 1). Tahu

bahwa ada masalah- Kesadaran tentang adanya kesukaran, rasa putus asa,

keheranan atau keraguan. 2). Mengenali masalah, klasifikasi dan definisi

termasuk pemberian tanda pada tujuan yang dicari. 3). Menggunakan

pengalaman yang lalu, misalnya informasi yang relevan, penyelesaian soal

yang dulu, atau gagasan untuk hipotesa dan proposisi pemecahan masalah. 4).

Menguji secara berturut-turut hipotesa akan kemungkinan-kemungkinan

penyelesaian. Bila perlu, masalahnya dapat dirumuskan kembali. 5).

Mengevaluasi penyelesain dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti

yang ada. Hal ini meliputi mempersatukan penyelesaian yang benar dengan

pengertian yang telah ada dan menerapkannya pada contoh lain dari masalah

yang sama.

Ken Watanabe (2009:14) berpendapat bahwa pemecahan masalah

adalah sebuah proses yang dapat dibagi menjadi empat langkah: 1).

Memahami situasi saat ini; 2) Mengidentifikasi akar penyebab masalah saat

ini; 3) Mengembangkan rencana tindakan yang efektif; 4). Dan melakukan

eksekusi hingga masalahnya terpecahkan, dengan membuat perubahan bila

diperlukan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

problem solving adalah 1) Memahami masalah; 2) Merencanakan cara

penyelesaian; 3) Melaksanakan rencana; 4) Melihat kembali hasil pemecahan.

5. Pembelajaran Matematika

a. Hakikat Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan tingkah laku

yang terjadi secara sadar melalui interaksi dengan lingkungannya.. Menurut

Slameto (1995 : 2) mengemukakan bahwa, Belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

Page 35: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Oemar Hamalik (1992:7) menyatakan bahwa

belajar sebagai proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Sedangkan W.S. Winkel (1991:36)

menyatakan bahwa belajar sebagai aktivitas mental atau psikis pada individu

yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar

menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai dan sikap. Perubahan itu secara relatif bersifat konstan

dan berbekas. Adapun menurut pendapat Cronbach (1954: 34) yaitu :

“learning is shown by a change in as eult of experience, belajar dapat

dilakukan secara baik dengan jalan mengalami”.

Menurut Hilgard dalam buku Strategi Pembelajaran sebagaimana

dikutip Wina Sanjaya (2007: 110) mengemukakan bahwa “ Learning is the

process by wich an activity organites or changed through training procedurs

(wether in the laboratory or in the nauran environment) as distingusished from

changes by factors not attributable to training”. Belajar itu adalah proses

perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam

laboratorium maupun dalam lingkungan ilmiah.

Menurut Hilgard dan Brower dalam Ngalim Purwanto (2000:84)

belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu, perubahan tingkah laku itu bukan karena pembawaan, kematangan,

atau keadaan sesaat seseorang (misalnya karena kelelahan, pengaruh obat dan

lain- lainnya). Menurut Slavin (1997:151) belajar adalah perubahan pada diri

seseorang yang disebabkan oleh adanya pengalaman.

Menurut Winkel dalam Gino, dkk (1988: 17), “Belajar adalah suatu

aktivitas mentalatau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan.

Konstan maksudnya tetap atau tahan lama”.

Page 36: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Nana Sudjana (1996:5) berpendapat bahwa ‘Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang terjadi

secara sadar karena adanya pengalaman atau latihan.

b. Faktor-faktoryang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (1995 : 54-72), faktor yang mempengaruhi belajar

dibedakan menjadi dua yaitu faktor interen dan eksteren.

1. Faktor-Faktor interen, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor ini meliputi faktor jasmani, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan.

(a) Faktor jasmani, yaitu faktor yang berasal dari anggota badan individu

itu sendiri. Faktor jasmani terdiri dari dua macam yaitu faktor

kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan adalah kondisi kesehatan

pada seseorang terbebas dari penyakit, tidak dalam keadaan lelah dan

capek. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Siswa

yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya

berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab

mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah

dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam

menerima pelajaran.

(b) Faktor psikologis, yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan setiap

individu. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat

dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.

Page 37: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya fisiknya

menurun. Kelelahan ada dua macam yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya

tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

hilang.

2. Faktor-faktor eksteren, meliputi:

(a) Faktor keluarga, yaitu siswa yang belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga yang berupa: cara orang tua mendidik yaitu dengan

memberikan bimbingan dan penyuluhan, relasi antar anggota keluarga

yaitu hubungan antara orang tua dengan anak, suasana rumah seperti

situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga

dimana anak belajar, keadaan ekonomi keluarga, orang tua yang

memahami perkembangan anak, serta latar belakang kebudayaan.

(b) Faktor sekolah, yaitu faktor yang terdapat dalam lingkungan sekolah

sehingga mempengaruhi belajar siswa. Faktor ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa dan relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan

gedung sekolah, metode belajar, dan tugas rumah.

(c) Faktor masyarakat, merupakan faktor eksteren yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Yang termasuk faktor masyarakat adalah

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat.

Bila dinyatakan dalam bentuk bagan, faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

Page 38: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Jasmani, seperti kesehatan dan

Faktor interen cacat tubuh

Psikologis, seperti intelegensi,

perhatian, minat dan bakat,

motif dan motivasi, kognitif,

Belajar dan daya nalar

Kelelahan, seperti tubuh yang

lunglai dan kebosanan.

Faktor eksteren Keluarga, seperti hubungan

tua dengan anak dan suasana

rumah.

Sekolah, seperti metode mengajar

relasi guru dengan siswa.

Masyarakat, seperti kegiatan

siswa dalam masyarakat dan

teman bergaul.

Gambar 8 : Bagan faktor- faktor yang mempengaruhi belajar.

c. Hakikat Pembelajaran

Banyak pendapat yang menerangkan tantang pembelajaran, menurut

Gagne dan Brigs dalam Nyimas Aisyah (2007:1-3) menyebutkan bahwa

Page 39: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembelajaran adalah upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang

belajar. Sedangkan dalam http: // franciscusti. Blogspot . com 2008 / 06 /

pembelajaran- merupakan-proses.html, pembelajaran merupakan proses

komunikatif- interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling

bertukar informasi.

Menurut Corey dalam Nyimas Aisyah (2007:1-3) pembelajaran

adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola

untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Sedangkan menurut Gino, dkk

(1998:32-33) “Pembelajaran adalah usaha sadardari guru untukmembuat

siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relative lama dank arena adanya usaha.

Menurut Gagne dalam Margaret E. Bell Gredler (1994: 207)

berpendapat bahwa “ Pembelajaran didefinisikan sebagai seperangkat acara

peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa

proses belajar, yang sifatnya internal”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari

kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi

“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

Depdikbud (2003:9) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah

sebagai suatu system atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar

yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Oemar Hamalik (1999:57)

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan dalam

(http://syarifartikel.blogspot.com tanggal 15 april 2010) pembelajaran adalah

Page 40: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau

mahluk hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti

“berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku

atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa atau

sumber belajar untuk saling memberi dan menerima informasi secara efektif

dan efisien.

d. Komponen Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada komponen-komponen yang harus

dipenuhi untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien. Selaras

dengan hal di atas, Oemar Hamalik (2009:77) berpendapat pembelajaran

merupakan suatu sistem, artinya pembelajaran merupakan kesatuan yang

terdiri dari komponen-komponen yang beriterelasi dan berinteraksi antara satu

dengan lainnya dan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya. Adapun komponen-

komponen itu adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau

siswa, tenaga kependidikan, perencanaan pembelajaran sebagai suatu segmen

kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.

Guru (pengajar) tidak termasuk komponen sistem pembelajaran,

karena fungsinya dapat digantikan atau dialihkan kepada media sebagai

pengganti sepeti : buku, slide, teks yang diprogram dan sebagainya. Namun

kepala sekolah dapat menjadi salah satu unsur sistem pembelajaran karena

berkaitan dengan prosedur perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen

pembelajaran adalah siswa, tujuan, materi, kegiatan atau prosedur, media,

evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran.

Page 41: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

e. Faktoryang Mempengaruhi Hasil Pembelajaran

Pembelajaran akan berhasil dengan baik dan efektif apabila faktor-

faktor yang berkaitan dengan pembelajaran dapat berperan sebagaimana

mestinya secara berkesinambungan dan saling melengkapi satu sama lain.

Menurut Oemar Hamalik (2009:32) ada 10 faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, yaitu : 1) Faktor kegiatan,

penggunaan, dan ulangan (memanfaatkan indra penglihatan, pendengaran,

merasakan, berfikir, kegiatan motoris) 2) Belajar memerlukan jalan, 3)

Dilakukan dalam suasana menyenangkan, 4) Perlu mengetahui apakah ia

berhasil atau gagal, 5) Faktor asosiasi, 6) Pengalaman masa lampau atau

apersepsi dan pengertian yang elah dimenegrti siswa, 7) Faktor kesiapan

belajar, 8) Faktor minat dan usaha, 9) Faktor fisiologis, dan 10) Faktor

intelegensi.

Dengan demikian keberhasilan dari suatu pembelajaran merupakan

hasil dari pengintegrasian faktor-faktor yang ada. Karena faktor-faktor

tersebut antara satu dengan yang lain saling pengaruh mempengaruhi,

sehingga baru akan menciptakan pembelajaran yang aktif dan menarik.

Senada dengan pendapat sebelumnya, Indra Munawar dalam

(http://indramunawar. blogspot.com tanggal 15 April 2010) berpendapat

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri. Faktor ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

a) Faktor Biologis (Jasmaniah)

Kondisi biologis tercermin dari kondisi fisik setiap siswa.

Kondisi fisik yang baik atau tidak memiliki cacat sejak dalam

Page 42: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kandungan sampai sesudah lahir tentunya akan lebih dapat menerima

pelajaran dari pada yang memiliki kelainan. Kondisi fisik ini terutama

meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi

kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar tentunya

berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental siswa.

Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah

kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi

intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar, kemauan, dan bakat.

Dengan demikian ketika psikologis siswa baik, maka akan semakin

memudahkan untuk menerima apa yang disampaikan oleh guru.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga rumah ini merupakan lingkungan

pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian

orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-

anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

b) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi

keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar,

kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan

siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang

ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

c) Faktor lingkungan masyarakat

Page 43: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Seorang siswa hendaknya dapat memilih dan memilah

lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Masyarakat merupkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap

belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan

yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah,

lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain- lain.

Sedangkan Slameto (2003:54) menyebutkan ada 2 faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Pertama adalah faktor internal

yang terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

Sedangkan yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga,

faktor sekolah, dan masyarakat.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah apa-apa yang

berkaitan dengan fisiologis dan psikologis, yaitu kesiapan berupa kemampuan

internal dan eksternal yang ada dalam diri siswa itu sendiri.

f. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani metheis atau

manthenien yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat

hubungannya dengan kata sansekerta medha atau widya yang artinya

kepandaian, ketahuan, atau intelegensi. Menurut Paling dalam Mulyono

Abdurrahman (2003:252) Matematika adalah suatu cara untuk menemukan

jawaban menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,

menggunakan pengetahuan tantang berhitung, dan yang paling penting adalah

memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan mengunakan

hubungan-hubungan.

Beberapa definisi tentang matematika dikemukakan oleh para ahli

dalam bukunya R. Soedjadi (2000: 11) sebagai berikut: 1) Matematika adalah

cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik; 2)

Page 44: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi; 3)

Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan; 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta

kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; 5) Matematika adalah

pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik; 6)Matematika adalah

pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Johson dan Rising (1967: 4-5) juga merangkum berbagai definisi

tentang matematika yang menurut mereka paling tidak ada enam pengertian

yang dapat dikaitkan dengan matematika, yaitu: 1). Mathematics is a creation

of the human mind, concerned primarily with ideas, processes, and reasoning

(matematika adalah kreasi pikiran manusia, terutama tentang ide, proses, dan

penalaran); 2) Primarily, mathematics is a way of thinking, a way of

organizing a logical proof (terutama, matematika adalah cara berpikir, cara

mengorganisasi bukti logis); 3) Mathematics is also a language, a language

that uses carefully defined terms and concise symbolic representation, which

add precision to communication. It is a language that works with ideograms,

symbols for ideas, rather than phonograms, symbols for sounds (matematika

juga bahasa, bahasa yang menggunakan istilah- istilah yang terdefinisi dengan

cermat dam membuat symbol, yang menambah keakuratan dalam

komunikasi. Ia adalah bahasa yang menggunakan ideogram, symbol untuk

ide, bukan phonogram, symbol untuk diperdengarkan); 4) Mathematics is an

organized structure of knowledge (matematika adalah struktur pengetahuan

yang terorganisir); 5) Mathematics is also the study of pattern (matematika

juga studi tentang pola); 6) Mathematics is finally an art (matematika

akhirnya juga sebuah seni).665

Matematika adalah simbol ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang dapat

didefinisikan, ke postulat dan selanjutnya ke dalil. (Ruseffendi dalam

Heruman, 2007:1). Adapun Menurut Bruner dalam Nyimas Aisyah (2007:1.6)

Page 45: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur

matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari , serta mencari

hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.

Taylor dan Francis Group (2008) dalam International Journal of

Education in Science and Technology: Mathematics is pervanding every study

and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the

responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent

among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so

that one professional group may benefit from the experience of others.

Matematika mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini.

Matematica memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang

sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan

interdisciplinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar

bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain.

www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp diakses pada 02 April 2010)

Matematika disampaikan oleh Kline dalam Mulyono Abdurrahman

(2003:253) merupakan bahasa simbolis yang memiliki ciri-ciri utama yaitu

penggunaan cara berfikir deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar

induktif. Menurut Purwoto (2003: 12-13) “Matematika adalah pengetahuan

tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang terorganisasikan

mulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang didefinisikan

keaksioma dan postulat dan akhirnya kedalil.

Kamus Besar Indonesia (1995: 637) “matematika adalah ilmu tentang

bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaian masalah mengenei bilangan.

Menurut Johsen dan Myklebus dalam bukunya Mulyono

Abdurrahman (1999: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan

keruangan, sedamgkan fungsi teorinya adalah untuk memudahkan berpikir.

Sedangkan menurut Asep Jihad (2008:152) menyampaikan bahwa

Page 46: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

matematika memiliki karakteristik di antaranya : 1) Objek pembicaraanya

abstrak, 2) Pembahasan mengandalkan tata nalar, 3) Konsep sangat jelas

berjenjang sehingga terjaga konsistensinya, 4) Melibatkan perhitungan atau

operasi, 5) Dapat dipakai dalam ilmu yang lain.

Dari beberapa pendapat dapat diambil kesimpulan bahwa matematika

adalah salah satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi yang memudahkan manusia berpikir dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

g. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut Nyimas Aisyah (2007:1-4) pembelajaran matematika

merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan

suasana lingkungan memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan

kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar

matematika.

Menurut Bruner dalam Heruman (2005:4) pembelajaran matematika

merupakan Depdikbud dalam http://pembelajaran matematika.htm diunduh

13 April 2010 menyebutkan bahwa pembelajaran matematika memiliki ciri-

ciri, yaitu 1). memiliki obyek yang abstrak, 2). memiliki pola pikir deduktif

dan konsisten, dan 3) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Bertolak dari pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran matematika adalah proses perubahan yang ada pada diri

seseorang berupa penguasaan simbol-simbol untuk menyelesaikan

perhitungan yang diperoleh melalui latihan-latihan dalam belajar matematika.

h. Fungsi Pembelajaran Matematika

Dalam kurikulum 2004 (2004: 6) disebutkan bahwa Matematika

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan

penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat komunikasi melalui

symbol, table, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Page 47: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253)

mengemukakan perlunya matematika diberikan kepada siswa karena

matematika : 1) Sarana belajar yang jelas dan logis, 3) Sarana untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, 2) Sarana mengenal pola-

pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) Sarana untuk mengembankan

kreatifitas, 5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan

budaya.

Menurut Asep Jihad (2008:153) menyebutkan matematika memiliki

fungsi 1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan

bilangan dan simbol, dan 2) Mengembangkan ketajaman pena laran yang

dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari. Menurut Cockroft yang dikutip Mulyono Abdurrahman (2003:253).

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena memiliki fungsi yang sangat

penting, yaitu : 1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, 2) Semua bidang

studi memerlukan matematika yang sesuai, 3) Merupakan sarana komunikasi

yang kuat, 4) Dapat digunakan dalam meyajikan informasi dengan berbagai

cara, 5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, keteletian dan kesadaran,

keruangan dan fungsi berupa memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang.

Bertolak dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

dapat memberikan bekal kepada peserta didik untuk berfikir logis, analisis,

kritis, mengembangkan kreatifitas, dan dapat meningkatkan kemampuan

dalam usaha memecahkan masalah yang menantang.

i. Tujuan Pembelajaran Matematika

Dalam kurikulum KTSP (2009:135) disebutkan bahwa pembelajaran

matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) Menggunakan

Page 48: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika, 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan

simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah, 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Sedangkan Asep Jihad (2008:153) mengemukakan bahwa

matematika memiliki beberapa tujuan, di antaranya : 1) menggunakan

algoritma atau prosedur pekerjaan, 2) melakukan manipulasi secara

matematika, (3) mengorganisasi data, 4) memanfaatkan symbol, table,

diagram dan grafik, 5) mengenal dan menemukan pola, 6) menarik

keimpulan, 7) membuat kalimat atau model matematika, 8) membuat

interpretasi bangun dalam bidang dan ruang, 9) mamahami pengukuran dan

satuan-satuannya, dan 10) menggunakan alat hitung dan alat bantu

matematika.

6. Pembelajaran Pecahan dengan Metode ProblemSolving

Di dalam skripsi ini kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut : 1) Memahami masalah dengan jelas; 2)

Merencanakan cara penyelesaian; 3) Melaksanakan prosedur pemecahan; 4)

Melihat kembali hasil pemecahan.

Misalnya :

Ibu Ema membuat kue sebuah kue yang cukup besar. Kue tersebut

dipotong-potong menjadi 16 bagian yang sama besar. Pulang sekolah Ema

Page 49: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mengajak Menik ke rumahnya. Ema dan Menik masing-masing makan 2 potong

kue. Berapa bagian kue yang dimakan Ema dan Menik?

Jawab :

a. Memahami masalah dengan jelas

Kue dibagi menjadi menjadi 16 potong, kemudian dimakan Ema 2 potong dan

dimakan Menik 2 potong.

b. Merencanakan cara penyelesaian

+ = = ….

c. Melaksanakan prosedur pemecahan

+ = = =

d. Melihat kembali hasil pemecahan

Jadi, kue yang dimakan Ema dan Menik bagian.

7. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Kemampuan yaitu kesanggupan; kecakapan; kekuatan (W.J.S.

Poerwadarminta 1999: 628). Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdikbud, 1999 : 623) berasal dari kata “mampu” yang berarti bisa atau

sanggup. Kemampuan dapat diidentifikasi sebagai kesanggupan, kecakapan,

kekuatan, atau potensi diri sendiri. Kemampuan awal siswa merupakan prasarat

yang diperlukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya.

Proses belajar mengajar kemampuan awal siswa dapat menjadi titik tolak untuk

membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru.

Soal cerita sangat penting bagi perkembangan proses berfikir siswa

dalam pengajaran matematika, maka keberadaannya sangat mutlak diperlukan.

Salah satu bahan ajar yang dapat menunjukkan suatu pelajaran matematika adalah

Page 50: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

proses penyelesaian soal cerita, misalnya : 1) Masalah atau apa yang diketahui

dalam soal, 2) Apa yang ditanyakan atau yang dicari, 3) Operasi dan simbol apa

saja yang terlibat dalam soal itu, 4) Model matematika manakah yang dapat

mewakili soal itu, 5) Apa yang telah dikuasai dan apa yang perlu digunakan.

Kemampuan siswa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal cerita

tidak hanya kemampuan skill (ketrampilan) dan mungkin algoritma (urutan logis

pengambilan keputusan) tertentu saja melainkan dibutuhkan kemampuan yang

lain.

Soal cerita matematika merupakan soal terapan dari suatu pokok bahasan

dalam mata pelajaran matematika yang dihubungkan dengan masalah sehari-hari

yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah yang sistematis

sebagai berikut: 1) Membaca soal cerita itu dan memikirkan hubungan antara

bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita itu, 2) Menulis kalimat matematika

yang menyatakan hubungan dalam operasi bilangan, 3) Menyelesaikan kalimat

matematika, 4) Menggunakan penyelesaian untuk menjawab pertanyaan dalam

soal.

Dalam menghadapi masalah matematika, khususnya soal cerita, siswa

harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan untuk

menentukan keputusan. Dalam memecahkan masalah, siswa harus menguasai

konsep-konsep dan cara mengaplikasikannya dalam berbagai situasi baru yang

berbeda.

Menurut Akbar Sutawijaya, dkk (1991: 56) langkah-langkah dalam

menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut: 1) Menentukan atau mencari

apa yang dapat ditanya oleh soal cerita, 2) Mencari informasi (keterangan) yang

esensial, 3) Memilih operasi yang sesuai, 4) Menulis model matematika, 5)

Menyelesaikan model matematikanya, 6) Menyatakan jawaban itu dalam bahasa

Indonesia sehingga menjawab pertanyaan dari soal cerita tersebut.

Menurut Bloom dalam Hamdani (www.pontianakpost.com), soal-soal

evaluasi (termasuk evaluasi matematika) dapat dikelompokkan atas 6 aspek

kemampuan kognitif, yaitu: 1) Ingatan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis,

Page 51: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

5) Sintesis, 6) Evaluasi. Sedangkan menurut Goerge Polya Hamdani

(www.pontianakpost.com), ada beberapa langkah untuk menyelesaikan soal

matematika, yaitu: 1) Memahami masalah, 2) Merencanakan penyelesaian, 3)

Melaksanakan Rencana, 4) Memeriksa kembali. Lebih lanjut Hamdani

menyatakan bahwa:

Bahwa menyelesaikan soal cerita matematika dengan benar seorangsiswa perlu memahami apa yang diketahui serta apa yang ditanyakan. Memahami apa yang diketahui berarti memahami informasi yangtersurat maupun tersirat di dalamnya. Sedangkan memahami apa yang ditanyakan berarti mengerti istilah atau konsep-konsep yang berkaitan dengan yang ditanyakan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan langkahatau proses penyelesaian. Jadi, apabila siswa sudah memahami apa saja yang diketahui dari informasi yang tersurat maupun tersirat sertamengetahui dan mengerti tentang hal- hal yang terkait dengan yangditanyakan, maka langkah atau proses penyelesaian soal akan menjadi lebih mudah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah kemampuan siswa memahami soal,

menuangkannya ke dalam model matematika, menyelesaikannya dan menjawab

pertanyaan dalam soal cerita.

Langkah proses pembelajaran dengan problem solving dalam

menyelesaikan soal cerita adalah: 1) Memahami masalah dengan jelas; 2)

Merencanakan cara penyelesaian; 3) Melaksanakan prosedur pemecahan; 4)

Melihat kembali hasil pemecahan.

8. Penelitian yang Relevan

a. Nur Yanti Fadilah. 2008. Pengaruh Pembelajaran Dengan Soal Cerita

Matematika Melalui Visualisasi Tokoh Film Kartun Terhadap Kecerdasan

Verbal dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah

Program Khusus Kotabarat Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Surakarta :

FKIP : UNS.

Kesimpulannya yaitu pembelajaran dengan soal cerita matematika melalui

visualisasi tokoh film kartun dapat meningkatkan prestasi belajar metematika

siswa kelas III, karena secara langsung anak bisa memahami dan mengerjakan

Page 52: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

soal cerita matematika maka nilai yang mereka dapatkan juga akan

meningkat.

b. Sumaejatie. 2004. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

Pokok Bahasan Pecahan Melalui Diskusi Kelompok Kecil Siswa Kelas IV SD

Negeri Kadiluwih Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Tahun Ajaran

2004/2005. Semarang : FMIP : UNES.

Kesimpulannya yaitu pembelajaran soal cerita pokok bahasan pecahan

melalui diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas IV.

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar merupakan usaha sadar untuk mencapai

tujuan pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum

pendidikan. Proses belajar mengajar ini berlangsung timbal balik antara siswa

dengan guru.

Pada kondisi awal, siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal

cerita pokok bahasan pecahan. Hal itu terjadi karena guru kurang inovatif

dalam melaksanakan pembelajaran yaitu belum menerapkan metode problem

solving. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode yang dapat

meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan,

diantaranya yaitu dengan metode problem solving yang diharapkan dapat

membantu meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok

bahasan pecahan.

Metode problem solving adalah suatu cara menyajikan bahan

pelajaran dengan mengajak siswa berpikir secara ilmiah melalui analisis dan

interpretasi masalah berdasarkan informasi dan konsep yang telah diterima,

untuk menenukan jawaban permasalahan.

Dengan demikian bahwa penggunaan metode problem solving dapat

mendorong meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika soal

Page 53: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

cerita pokok bahasan pecahan. Selain itu juga dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dengan jelas

pada gambar 9 di bawah ini.

A. Hipotesis

Gambar 9: Bagan kerangka berfikir

Dari kerangka berfikir tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

sebelum mengunakan metode Problem Solving hasil pembelajaran khususnya

menyelesaikan soal cerita pecahan masih rendah. Kemudian setelah

menggunakan metode Problem Solving ada peningkatan kemampuan

menyelesaikan soal cerita pecahan yang cukup berarti. Penelitian ini

direncanakan tiga siklus dan akan diakhiri sampai didapat hasil yang

mencapai 75% dari semua siswa kelas IV.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut. Melalui metode pembelajaran problem solving,

kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan siswa kelas IV

SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Kecamatan Laweyan Kabupaten

Surakarta meningkat.

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru masih menggunakan metodeceramah

Dalam pembelajaran guru menggunakan metode problem solving

Setelah guru menggunakan metodeproblem solving

kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan

masih rendah

Siklus

Siklus

Kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan

meningkat

Siklus

Page 54: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuhan Kerten no. 58

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta kelas IV. Tempat tersebut dipilih

dengan beberapa pertimbangan. Diantaranya waktu, biaya dan keberadaan

sampel untuk memudahkan peneliti memperoleh data. Disamping itu

tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2009/2010

selama 6 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai Juni 2010. Tahap

perencanaan akan dilaksanakan pada bulan Januari, tahap pelaksanaan

dibulan April.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SD Negeri Dukuhan

Kerten no. 58 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta . Siswa yang dijadikan

subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 36 orang yaitu

laki- laki 15 orang dan 21 orang perempuan dan tidak ada anak yang

berkebutuhan khusus dengan perkataan lain, kelas IV ditetapkan sebagai

subjek kelas.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini

lebih menekankan pada masalah proses. Sedangkan data yang akan

diperoleh berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan,

maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan

Kelas (classroom action research).

Page 55: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Adapun langkah- langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui

empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah

tersebut dapat digambarkan pada gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10: Bagan siklus penelitian tindakan kelas (Suharsimi

Arikunto, 2009: 12).

D. Data dan Sumber Data

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

Tindak Lanjut

PelaksanaanRefleksi

PelaksanaanRefleksi

PelaksanaanRefleksi

Page 56: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini, sebagian besar berupa data kualitatif. Data atau

informasi tersebut meliputi :

1. Informan, yaitu siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten no. 58

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

2. Tempat dan Peristiwa

a. Tempat : Ruang Kelas IV

b. Peristiwa : Proses belajar mengajar melalui metode problem

solving

3. Arsip dan Dokumen

a. Arsip : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran

Matematika dan Silabus

b. Dokumen : Daftar nilai digunakan untuk mendapatkan data nilai

siswa sebelum dilakukan tindakan.

4. Hasil Tes

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan

soal cerita setelah dilakukan tindakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber

data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Kegiatan observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilaksanakan melalui pengama tan yang disertai dengan pencatatan-

pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran

(Abdurrahmat Fathoni, 2006:104). Notoatmojo dalam Sandjaja (2006:

141) mendefinisikan observasi sebagai perbuatan jiwa secara aktif dan

penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan yang timbul

yang telah menimbulkan kesadaran untuk melaksanakan pengamatan.

Page 57: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Dengan

dilaksanakannya observasi, diharapkan gejala kekeliruan atau

ketidakberhasilan dalam perencanaan tindakan dapat diketahui lebih

awal sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum

berjalan lebuh lanjut (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127).

Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung.

Observasi langsung (direct observation) adalah observasi yang

dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang

diteliti. Observasi dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan

Kerten no. 58 untuk mengetahui minat dan perhatiannya selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode problem

solving.

2. Pencatatan Arsip

a. Arsip

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tentang ruang lingkup

materi, tujuan, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan

materi pokok kelas IV.

2) Silabus tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan.

b. Dokumen

Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa

tindakan dan hasil observasi proses pembelajaran. Menurut St. Y.

Slamet dan Suwarto ( 2007: 53) dokumen merupakan bahan

tertulis maupun film yang dapat digunakan sebagai sumber data.

Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan pedoman

dokumentasi yang memuat garis- garis besar atau kegiatan yang

akan dicari datanya dan check-list yakni variabel yang akan

dikumpulkan datanya (Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Dokumen

digunakan sebagai sumber data karena dapat dimanfaaatkan untuk

menguji, menafsirkan, bahkan dapat digunakan untuk meramalkan.

Page 58: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dokumentasi dibedakan menjadi dua macam yaitu

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan dokumen

resmi. Dokumen resmi untuk menjaring data awal yang berupa

Daftar nilai matematika siswa kelas IV pada pokok bahasan

menyelesaikan soal cerita pecahan, silabus. Sedangkan untuk

mengetahui perkembangan siswa dokumen yang digunakan berupa

rencana pelaksanaan pembelajaran, foto proses pembelajaran, dan

hasil evaluasi siswa.

3. Tes

Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok (Suharsimi Arikunto, 1996: 138). Tes digunakan untuk

mendapatkan data tentang peningkatan kemampuan menyelesesaikan

soal cerita. Dalam penelitian ini menggunakan tes bentuk uraian/essay.

Untuk mempermudah siswa menjawab soal-soal maka diberikan kisi-

kisi tes menyelesaikan soal cerita matematika terlampir pada lampiran

2 (Halaman 84).

4. Metode Wawancara

Menurut Moloeng (2007:186) wawancara adalah

percakapan tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai

(yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu). H. B. Sutopo (2006:

68) mengemukakan bahwa tujuan wawancara yaitu untuk menyajikan

konstruksi saat sekarang dalam konteks individu, peristiwa, aktivitas,

organisasi, perasaan, motivasi, keterlibatan, dan sebagainya untuk

membangun berbagai hal sebagai bagian dari pengalaman masa

lampau dan memproyeksikan dengan hal-hal yang bisa terjadi di masa

yang akan datang. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai

Page 59: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

keadaan seseorang, misalnya dalam memperoleh data tentang latar

belakang siswa,pendidikan, orangtua, perhatian dan sikap terhadap

sesuatu.

F. Validitas Data

Informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dari penelitian harus

diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat untuk

menarik kesimpulan. Beberapa cara yang digunakan adalah menggunakan

validitas isi dan trianggulasi data atau sumber.

1. Validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila di dalamnya mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data

yang diukur menggunakan validitas isi yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita dengan materi yang

diajarkan di kelas IV, maka pada penyusunan dilakukan dengan cara

memerinci kurikulum ataupun materi pelajaran. Oleh karena itu materi

yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering

disebut validitas kurikuler.

2. Triangulasi Data atau Sumber

Penelitian yang mengumpulkan data sejenis dari sumber berbeda.

Teknik ini dilaksanakan agar dapat memberikan informasi yang lebih

tepat sesuai keadaan siswa berkesulitan belajar Matematika. Teknik

pembelajaran menyelesaikan soal cerita dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan, minat, perhatian

siswa selama proses pembelajaran. Dengan cara ini data sejenis bisa

teruji kemantapan, kebenaran, dari sumber berbeda-beda sehingga

diharapkan dapat memberi informasi yang lebih tepat sesuai keadaan

sisi kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58.

Page 60: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif interaktif dan analisis interaktif. Bogdan dan

Taylor dalam Iskandar (2008: 254) mendefinisikan analisis data sebagai

proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha

untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Menurut Gay dalam

Iskandar (2008: 255) ”Analysis of data can investigated by comparing

responses on one data with responses on other data.” Analisis data

dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data

yang lain. Tahapan yang terdapat pada analisis interaktif menurut

Iskandar (2008: 222) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

1. Dalam reduksi merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan,

dirangkum, dan dipilih hal- hal yang pokok, kemudian dicari polanya.

Jadi, rekaman data sebagai bahan data Reduksi Data mentah singkat

disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting

sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalam penelitian ini, juga

mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh

bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai

pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk

melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini

ditulis dalam paparan data.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang

sering timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan

Page 61: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan

dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator- indikator yang

selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh

simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan

dengan skema sebagai berikut :

Sumber : H. B. Sutopo (1996:96)

Gambar 11 : Bagan model analisis interaktif

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan

acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan

penelitian. Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV

SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Surakarta melalui metode problem

solving, indikator kinerja dalam penelitian ini bersumber dari silabus

KTSP matematika kelas IV dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60

yaitu apabila 75% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal mendapat

nilai lebih dari 60. Indikator tersebut meliputi : (1) melakukan operasi

hitung penjumlahan tentang pecahan (2) melakukan operasi hitung

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Page 62: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pengurangan tentang pecahan, (3) melakukan operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan tentang pecahan.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus yang

masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan

pembelajaran yang dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang

masing-masing 2x35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Pada pra siklus,

dalam pembelajarannya peneliti hanya dengan menggunakan metode

ceramah dan pemberian tugas dan untuk meningkatkan kemampuan

menyelesaikan soal cerita dalam pembelajaran matematika pada siswa

kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 Surakarta diadakan observasi

terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil temuan di kelas, maka peneliti berusaha

meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam pembelajaran

matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58

Surakarta dengan menerapkan metode Problem solving.

Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

I. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana

tindakan yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah

dilakukan. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi

tentang permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci

mungkin.

Page 63: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran (terlampir) 2) Mempersiapkan

media atau peralatan yang akan digunakan. 3) Membuat lembar

observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di

kelas ketika diajarkan dengan metode problem solving 4)

Menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS yang diperlukan

dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan

diajarkan. 5) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah

kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pelajaran matematika

siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang digunakan

dapat ditingkatkan.

b. Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang

telah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat

terapiks yaitu upaya perbaikan melalui implementasi tindakan

yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian

tindakan sering terjadi belokan-belokan kecil dari rencana yang

telah disusun, karena itu peneliti akan selalu mencatat perubahan-

perubahan kecil tersebut dan alasan perubahan itu terjadi

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati

dan mencatat secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan,

pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan

tersebut.

d. Refleksi

Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa,

mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai

Page 64: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil

yang diperoleh belum maksimal.

II. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan

melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif

pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai

berikut: 1) Merencanakan pembelajaran dengan problem solving

2) Menentukan pokok bahasan. 3) Mengembangkan skenario

pembelajaran. 4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). 5)

Menyiapkan sumber belajar dan media. 6) Mengembangkan

format evaluasi. 7) Mengembangkan format observasi

pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki

tindakan pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran

yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

dan memantau proses peningkatan kemampuan menyelesaikan

soal cerita pokok bahasan pecahan.

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus

pertama dan memonitor serta membantu siswa jika menemui

kesulitan

d. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh

gambaran tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal

yang perlu diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar

diperoleh hasil yang maksimal.

Page 65: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

III. Rancangan Siklus III

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang ketiga ini adalah dengan

melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif

pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai

berikut: 1) Merencanakan pembelajaran dengan problem solving

2) Menentukan pokok bahasan. 3) Mengembangkan skenario

pembelajaran. 4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). 5)

Menyiapkan sumber belajar dan media. 6) Mengembangkan

format evaluasi. 7) Mengembangkan format observasi

pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki

tindakan pada siklus pertama dan kedua sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah disemp urnakan berdasarkan hasil refleksi

pada siklus I dan II dan memantau proses peningkatan kemampuan

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pecahan.

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus

pertama dan kedua dan memonitor serta membantu siswa jika

menemui kesulitan

d. Refleksi

Hasil analisis data dari siklus III ini digunakan sebagai

acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang

dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan

soal cerita dalam pembelajaran matematika dengan metode

problem solving siswa kelas IV.

Page 66: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Goegrafi Sekolah Dasar Negeri Dukuhan Kerten No. 58

Secara geografis, letak SDN Dukuhan Kerten No. 58 berada di desa Kerten,

kecamatan Laweyan, kabupaten Surakarta. SDN Dukuhan Kerten No. 58 berada di

antara pemukiman padat penduduk dekat dengan jalan raya. Lokasinya sangat

strategis sehingga memberikan banyak keuntungan bagi SD ini, diantaranya adalah

memberikan kemudahan bagi sekolah dalam melaksanakan tugas kedinasan dan

tersedia berbagai sumber belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk

proses pembelajaran sehingga menarik minat siswa untuk belajar.

2. Keadaan Personil Sekolah Dasar Negeri Dukuhan Kerten No. 58

SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 kecamatan Laweyan kota Surakarta

pada tahun 2009 /2010 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 18

guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 7 orang tenaga pengajar

yang masih Wiyata Bakti dan 2 orang penjaga sekolah. Semua personel telah

melaksanakan tugasnya masing- masing dengan baik sesuai dengan

tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai maka proses belajar

mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran proses

pembelajaran tersebut seharusnya para siswa SDN Dukuhan Kerten No. 58 dapat

meraih prestasi yang baik, baik secara akademik maupun non akademik. Bukan

hanya guru dan Kepala sekolah yang bertanggungjawab dalam membimbing siswa

namun peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah

diwujudkan di SDN Dukuhan Kerten No. 58 dalam wadah Paguyuban Orang Tua

Siswa dan Komite sekolah. Keberhasilan pendidikan siswa merupakan

tanggungjawab bersama sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak.

Page 67: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Keadaan sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Dukuhan Kerten

No. 58

Bangunan gedung SDN Dukuhan Kerten No. 58 berdiri di atas tanah seluas

658 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 12 ruang kelas yang terdiri kelas

paralel, 1 gudang, 1 rumah penjaga, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru dan Kepala

Sekolah, 1 ruang alat-alat olahraga, 1 ruang olahraga, 1 ruang agama Kristen, 1

ruang tempat sepeda siswa, 1 ruang komputer, 1 ruang tari, UKS, mushola,

perpustakaan, ruang serba guna dan 8 kamar mandi. Penjaga sekolah tinggal di

rumah dinas SDN Dukuhan Kerten No. 58 tepatnya di sebelah selatannya ruang

kelas agama kristen sehingga keamanan dan kebersihan SD terjaga dengan baik.

Selain mempunyai beberapa ruangan, SDN Dukuhan Kerten No. 58 juga

mempunyai halaman yang sangat luas yang biasanya digunakan unt uk

pembelajaran olahraga, upacara dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang

diadakan oleh sekolah serta tempat bermain bagi para siswa ketika jam istirahat.

Taman sekolah juga tertata secara rapi sehingga memberikan suasana nyaman bagi

para siswa dalam mengikuti pembelajaran ketika di luar ruangan.

4. Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri Dukuhan Kerten No. 58

Jumlah seluruh siswa di SDN Dukuhan Kerten No.58 pada tahun 2009/2010

adalah 412 siswa yang terdiri dari 219 siswa laki- laki dan 193 siswa perempuan.

Siswa terbagi dalam 12 kelas paralel yakni kelas IA sebanyak 36 siswa, kelas IB

sebanyak 37 siswa, kelas IIA sebanyak 43 siswa, kelas IIB sebanyak 43 siswa,

kelas IIIA sebanyak 32 siswa, kelas IIIB sebanyak 33 siswa, . kelas IVA sebanyak

37 siswa, kelas IVB sebanyak 36 siswa, kelas VA sebanyak 35 siswa, kelas VB

sebanyak 34 siswa, kelas VIA sebanyak 24 siswa dan kelas VIB sebanyak 23 siswa

Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian

besar orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta yang pendidikannya masih

terhitung rendah.

Berdasarkan data yang ada bahwa rata-rata pendidikan orang tua siswa

masih rendah maka pihak sekolah terdorong untuk memberikan pendidikan dan

pengajaran semaksimal mungkin karena orang tua siswa kurang begitu

Page 68: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

memperhatikan perkembangan anaknya dalam belajar. Sebagian dari mereka hanya

menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada pihak sekolah. Hal ini dapat

membuat terhambatnya perkembangan prestasi siswa terutama dalam pelajaran

Matematika. Siswa-siswa banyak menemui kesulitan karena mereka menganggap

bahwa Matematika merupakan pelajaran yang sulit dan sangat menakutkan.

Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas IV SDN Dukuhan Kerten pada materi

menyelesaikan soal cerita tentang pecahan. Siswa masih menemui kesulitan karena

guru belum mengupayakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang

diperolehpun juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya 19

siswa atau sekitar 54,28 % siswa yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka

peneliti mengadakan penelitian di kelas IV dengan menerapkan metode

pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan siswa

terhadap materi menyelesaikan soal cerita tentang pecahan .

Agar lebih jelas maka kondisi awal hasil belajar matematika pada pokok

bahasan pecahan dapat dilihat dari tabel 1 dan gambar 12 di bawah ini:

Tabel 1. Data Nilai Matematika Materi Pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan

Kerten No. 58 Pada Kondisi Awal

No IntervalKelas

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Fixi Prosentase

(%)

Keterangan

1 17-30 4 23,5 94 11,11 Di bawah KKM

2 31-44 4 37,5 150 11,11 Di bawah KKM

3 45-58 11 51,5 566,5 30,55 Di bawah KKM

4 59-72 14 65,5 917 38,88 Di atas KKM

5 73-86 3 79,5 268,5 8,33 Di atas KKM

6 87-100 0 93,5 0 0 Di atas KKM

Jumlah 36 1966 100

Page 69: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Nilai rata-rata= 1996 : 36 = 55,44

Ketuntasan klasikal= 17 : 36X 100 % = 47,22%

Dari tabel 1 nilai matematika materi menyelesaikan soal cerita pecahan pada

siswa kelas IV SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 sebelum diadakan tindakan

melalui penerapan metode problem solving, dapat disajikan dalam gambar 12 di

bawah ini:

Gambar 12: Bagan Grafik Nilai Matematika Materi Menyelesaikan Soal Cerita

Pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Kondisi Awal

B. Deskripsi Per Siklus

1. Tindakan siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 20 April 2010, 23 April 2010 dan 26 April 2010.

Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Page 70: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada tahap perencanaan peneliti mengadakan observasi terhadap proses

pembelajaran dan prestasi belajar Matematika pada kelas IV untuk mengetahui

media, metode, strategi pembelajaran yang telah digunakan oleh guru, serta proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti juga mencatat hasil belajar yang

diperoleh oleh masing-masing siswa.

Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses pembelajaran

dan prestasi belajar sebelum tindakan,dapat diperoleh informasi sebagai data awal.

Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 36 siswa kelas IV terdapat 19 siswa

atau sekitar 54,28 % yang masih belum memahami konsep pecahan. Hal ini

ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang belum mencapai nilai 60 ( KKM ).

Oleh karena itu, peneliti mengadakan koordinasi dengan Kepala sekolah dan guru

kelas serta guru-guru yang lain untuk membahas tentang alternatif yang dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuhan

Kerten No. 58 terhadap materi menyelesaikan soal cerita tentang pecahan.

Berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah dirumuskan rencana

tindakan yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian dengan

menggunakan acuan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2008

untuk kelas IV pada mata pelajaran Matematika materi menyelesaikan soal cerita

pecahan, peneliti melakukakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1)

Menyiapkan rencana pembelajaran (terlampir) 2) Mempersiapkan media atau

peralatan yang akan digunakan. 3) Menyiapkan materi pembelajaran 4) Membuat

lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika

diajarkan dengan metode problem solving. 5) Menyiapkan sumber pelajaran yang

diperlukan dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

6) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah kemempuan menyelesaikan soal

cerita pecahan pada pelajaran matematika siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran yang digunakan dapat ditingkatkan. 7) Membagi kelompok siswa

yang masing- masing beranggotakan 9 orang.

Page 71: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

metode problem solving sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 April 2010. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah soal cerita operasi penjumlahan

pecahan. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar

mengajar berlangsung.

Guru mengawali pelajaran dengan doa bersama dan mengabsen siswa.

Selanjutnya menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan soal cerita

operasi penjumlahan pecahan. Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang

dibutuhkan. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada

pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan.

Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru namun masih terlihat malu-malu.

Karena Siswa masih belum begitu berani mengungkapkan pendapat maka guru

memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tetap tertarik dalam mengikuti

pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang soal cerita operasi

penjumlahan pecahan dengan kertas untuk memperjelas materi. Siswa membentuk

kelompok heterogen yang beranggotakan 9 orang. Setelah terbentuk kelompok,

setiap kelompok di beri kertas yang berbentuk lingkaran. Masing-masing kelompok

diminta untuk membagi kertas tersebut menjadi beberapa bagian yang berbeda

dengan kelompok lain. Hasil bagian kertas tersebut di jumlahkan dengan kelompok

lain. Siswa yang bisa diminta untuk maju. Siswa masih malu-malu mengungkapkan

pendapatnya. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan evaluasi kepada siswa

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu yang telah

bekerja dengan baik. Siswa dan guru menyimpulkan materi tentang menyelesaikan

soal cerita operasi penjumlahan pecahan yang telah didiskusikan bersama.

Page 72: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan materi yang belum jelas. Siswa dengan bimbingan guru membuat

rangkuman materi pelajaran dan memberikan pekerjaan rumah untuk persiapan

pembelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan II

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 April 2010. Pada

pertemuan yang ke-2 ini materi yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita

operasi pengurangan pecahan. Kegiatan diawali dengan: guru menentukan masalah

yang berkaitan dengan pokok bahasan soal cerita operasi pengurangan pecahan.

Selanjutnya guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan. Siswa

mulai menyiapkan diri mengikuti pembelajaran dan mamperhatikan guru. Guru

mengadakan tanya jawab tentang pecahan dengan mengkaitkan pada pengalaman

siswa dalam kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan pecahan. Kegiatan

dilanjutkan dengan guru memberikan materi tentang operasi pengurangan pecahan.

Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 9 orang. Masing-

masing kelompok diberi kertas yang berbentuk lingkaran. Setiap kelompok diminta

membagi kertas tersebut menjadi beberapa bagian yang berbeda dengan kelompok

lain. Hasil bagian kertas tersebut di lakukan operasi pengurangan dengan kelompok

lain. Siswa kemudian diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tadi.

Kegiatan pelajaran diakhiri dengan menyimpulkan tentang operasi

pengurangan pecahan yang telah pelajari. Siswa mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes individual pada akhir

pelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita operasi pengurangan yang telah

didiskusikan. Individu atau kelompok yang memperoleh skor tinggi diberi

penghargaan oleh guru.

3) Pertemuan III

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010. Pada

pertemuan yang ke-3 ini materi yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita

operasi campuran yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kegiatan diawali

Page 73: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan: guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan soal

cerita operasi campuran penjumlahan dan pengurangan pecahan. Selanjutnya guru

mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan. Siswa mulai menyiapkan

diri mengikuti pembelajaran dan mamperhatikan guru. Guru mengadakan tanya

jawab tentang pecahan dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan pecahan. Kegiatan dilanjutkan dengan

guru memberikan materi tentang operasi campuran penjumlahan dan pengurangan

pecahan. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 9 orang.

Masing-masing kelompok diberi kertas yang berbentuk lingkaran. Setiap kelompok

diminta membagi kertas tersebut menjadi beberapa bagian yang berbeda dengan

kelompok lain. Hasil bagian kertas tersebut di lakukan operasi penjumlahan dan

pengurangan dengan kelompok lain. Siswa kemudian diminta berdiskusi untuk

menjawab pertanyaan tadi.

Kegiatan pelajaran diakhiri dengan menyimpulkan tentang operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang telah pelajari. Siswa mengumpulkan

hasil kerja kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes individual pada

akhir pelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita operasi penjumlahan dan

pengurangan yang telah didiskusikan. Individu atau kelompok yang memperoleh

skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

c. Observasi

Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita

tentang pecahan dengan metode problem solving. Dalam tahap ini peneliti

mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan

peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang disusun dengan

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran

Page 74: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuhan Kerten No.

58 tentang menyelesaikan soal cerita pecahan.

Berdasarkan pada lampiran 6 halaman 100, diperoleh hasil sebagai berikut:

Kegiatan guru: 1) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria

sangat kurang, 2) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria sangat kurang,

3) kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria cukup, 4)

kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria kurang, 5) kemampuan

menyampaikan materi dalam kriteria kurang, 6) kemampuan guru dalam

memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, 7) kemampuan guru dalam

membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep dalam kriteria baik, 8)

perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, 9) kemampuan guru dalam

mengembangkan aplikasi dalam kriteria sangat kurang, 10) kemampuan guru dalam

menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan pada lampiran 7 halaman 101, diperoleh hasil sebagai berikut:

Kegiatan siswa: 1) Siswa aktif masih kurang memperhatikan penjelasan guru

walaupun dan di tengah pembelajaran konsentrasi siswa terhadap pelajaran

berkurang karena mengobrol dengan teman lain di luar materi pelajaran. 2)

Kemauan siswa untuk menerima pelajaran masih kurang terlihat. Siswa masih

belum begitu antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. 3) Keaktifan

siswa dalam mengerjakan tugas masih rendah. 4) Siswa belum memanfaatkan

media dengan baik sesuai dengan kegunaannya. 5) Kesungguhan siswa

mengerjakan tugas individu maupun kelompok masih kurang. 6) Hasrat untuk

bertanya dan mengeluarkan pendapat masih rendah karena siswa masih terlihat

malu- malu. 7) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. 8) Siswa

belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru

kelas, peneliti memperoleh temuan bahwa sebagian besar siswa belum mampu

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara optimal karena guru belum

dapat menyampaikan informasi secara jelas. Hal ini membuat kurangnya

Page 75: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas dan mereka hanya asik dengan

berbicara dengan temannya di luar materi pelajaran karena kelompok terlalu banyak

anggotanya sehingga kurang efektif.

Apabila dicermati kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat

proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal- hal sebagai berikut: 1) siswa

belum memahami materi yang di ajarkan 2) Masih ada siswa yang suka

mengganggu teman sehingga menghambat dalam pembelajaran. Hal tersebut terjadi

karena terlalu banyakknya anggota dalam satu kelompok sehingga kurang efektif.

Dengan demikian dapat direnungkan bahwa penelitian dalam siklus I belum

menunjukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa materi yang di

ajarkan dengan metode problem solving. Selain itu, peneliti juga mengubah jumlah

anggota dalam kelompok dari 9 orang menjadi 5 orang pada masing- masing

kelompok. Hal ini dilakukan dengan alasan agar pembelajaran dapat berjalan

efektif. Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti juga memberikan motivasi berupa

penghargaan kepada siswa agar mereka lebih bersemangat dalam belajar. Berkaitan

dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 dan

gambar 13 di bawah ini:

Tabel 2. Data Nilai Matematika Materi Menyelesaikan soal cerita Siswa Kelas IV

SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus I

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Fixi Prosentase

(%)

Keterangan

1 17-30 0 23,5 0 0 Di bawah KKM

2 31-44 0 37,5 0 0 Di bawah KKM

3 45-58 14 51,5 721 38,88 Di bawah KKM

Page 76: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4 59-72 17 65,5 1113,5 47,22 Di atas KKM

5 73-86 5 79,5 397,5 13,88 Di atas KKM

6 87-100 0 93,5 0 0 Di atas KKM

Jumlah 36 2232 100

Nilai rata-rata= 2232 : 36 = 62

Ketuntasan klasikal= 22: 36 X 100 % = 61,11%

Dari tabel Nilai Matematika Materi pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan

Kerten No. 58 setelah tindakan melalui penerapan pembelajaran metode problem

solving, dapat disajikan pada gambar 13 di bawah ini:

Gambar 13: Bagan Grafik Nilai Matematika Materi menyelesaikan

soal cerita pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan

KertenNo.58 Pada Siklus I

2. Tindakan siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

Page 77: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dua minggu yaitu pada tanggal 28 April 2010, 03 Mei 2010 dan 06 Mei 2010. Pada

siklus II ini peneliti mengkaji hasil renungan dari siklus I. Adapun tahapan-tahapan

yang dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa

ada peningkatan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran Matematika

tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum

tuntas dalam pembelajaran Matematika pada materi menyelesaikan soal cerita

pecahan.

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas dan

memberikan arahan kembali kepada siswa tentang materi pembelajaran.

2) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan penghargaan

atau hadiah.

3) Siswa diajak bernyanyi agar tidak bosan.

4) Guru mengubah jumlah anggota dari masing-masing kelompok dari 9 orang

menjadi 5 orang pada masing- masing kelompok.

5) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang

menarik siswa.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2008 kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

Matematika dengan metode problem solving sebagai berikut:

1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas IV

Standar Kompetensi

6. menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

6.5. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

Page 78: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2) Merencanakan pembelajaran dengan metode problem solving untuk tiga kali

pertemuan dengan indikator: dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan

pecahan yang dalam mengatasai masalah, dapat melakukan operasi

pengurangan bilangan pecahan dalam mengatasai masalah, dapat melakukan

operasi campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dalam

mengatasai masalah.

3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa mengenai

materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih

mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran .

4) Menyiapkan sumber belajar dan media roti.

5) Mengembangkan format evaluasi.

6) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan menerapkan

metode problem solving yang didukung dengan penggunaan media bangun kertas

dan roti. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II dilaksanakan tiga kali

pertemuan.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 April 2010. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah penjumlahan yang berpenyebut sama

dan berbeda. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar

mengajar berlangsung.

Kegiatan diawali dengan doa bersama, mengabsen siswa dan

mengkondisikan siswa. Sebagai kegiatan awal guru menentukan masalah yang

berkaitan dengan pokok bahasan operasi penj umlahan menyelesaikan soal cerita

pecahan. Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan yaitu media

kertas dan roti. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pecahan dengan

mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

Page 79: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dengan operasi penjumlahan pecahan dalam pemecahan masalah. Selanjutnya Guru

memberikan materi operasi penjumlahan yang berpenyebut sama dan berbeda

beserta medianya untuk memperjelas materi. Siswa membentuk kelompok

heterogen yang beranggotakan 5 orang. Guru memberikan media kertas dan roti

pada setiap kelompok. Kertas dan roti tersebut di bagi menjadi beberapa bagian

yang berbeda dengan kelompok lain. Bagian kertas dan roti tersebut di jumlahkan

dengan bagian kertas dan roti kelompok lain, sehinggan terjadi operasi

penjumlahan. Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil dari penjumlahan pecahan

tadi. Guru berkeliling membimbing dan memantau kegiatan siswa. Kegiatan

selanjutnya siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui kedalaman pemahaman

siswa terhadap materi. Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun

individu agar siswa tetap termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Sebagai kegiatan penutup siswa dan guru membuat kesimpulan tentang

operasi penjumlahan dalam pemecahan masalah yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas berkaitan dengan materi yang telah

dipelajari. Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak lanjut dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2010. Materi pecahan

pertemuan II pada siklus II ini adalah tentang pengurangan yang berpenyebut sama

dan berbeda. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa

bersama, dan mengabsen siswa. Siswa bersama dengan guru membahas pekerjaan

rumah. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang

operasi penjumlahan yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya agar siswa

lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang operasi pengurangan

yang berpenyebut sama dan berbeda beserta media untuk memberikan kemudahan

bagi siswa dalam memahami materi. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok

Page 80: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

heterogen yang masing- masing beranggotakan 5 orang. Guru memberikan media

kertas dan roti pada setiap kelompok. Kertas dan roti tersebut di bagi menjadi

beberapa bagian yang berbeda dengan kelompok lain. Bagian kertas dan roti

tersebut di kurangkan dengan bagian kertas dan roti kelompok lain, sehingga terjadi

operasi penpengurangan. Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil dari

pengurangan pecahan tadi. Guru berkeliling membimbing dan memantau kegiatan

siswa. Kegiatan selanjutnya siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui

kemampuan siswa terhadap materi. Guru memberikan penghargaaan pada

kelompok maupun individu agar siswa tetap termotivasi dalam melaksanakan

pembelajaran.

Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu sehingga

siswa tetap antusias untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapat. Siswa diminta

untuk mengerjakan evaluasi secara individu.

Proses pembelajaran ditutup dengan penarikan kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut, guru

memberikan pesan-pesan kepada siswa untuk mempelajari soal cerita pecahan

dalam pemecahan masalah. dan agar siswa dapat menyelesaikan persoalan dalam

kehidupan sehari-harinya yang berhubungan dengan pecahan.

3) Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2010. Pada pertemuan

yang ke-3 ini materi yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita operasi

campuran yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kegiatan diawali dengan:

guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan soal cerita operasi

campuran penjumlahan dan pengurangan pecahan. Selanjutnya guru

mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan. Siswa mulai menyiapkan

diri mengikuti pembelajaran dan mamperhatikan guru. Guru mengadakan tanya

jawab tentang pecahan dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan pecahan. Kegiatan dilanjutkan dengan

guru memberikan materi tentang operasi campuran penjumlahan dan pengurangan

Page 81: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pecahan. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 5 orang.

Masing-masing kelompok diberi kertas dan roti yang berbentuk lingkaran. Setiap

kelompok diminta membagi 5 tersebut menjadi beberapa bagian yang berbeda

dengan kelompok lain. Hasil bagian kertas dan roti tersebut di lakukan operasi

penjumlahan dan pengurangan dengan kelompok lain.Siswa kemudian diminta

berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tadi.

Kegiatan pelajaran diakhiri dengan menyimpulkan tentang operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang telah pelajari. Siswa mengumpulkan

hasil kerja kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes individual pada

akhir pelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita operasi penjumlahan dan

pengurangan yang telah didiskusikan. Individu atau kelompok yang memperoleh

skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku

siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar

dengan metode problem solving pada pecahan khususnya menyelesaikan soal

cerita. Adapun data hasil observasi menunjukkan bahwa siswa aktif berpartisipasi

dalam pembelajaran. Siswa sudah memiliki motivasi dan keberanian untuk bertanya

dan mengungkapkan pendapatnya.

Berdasarkan pada lampiran 8 halaman 103, diperoleh data sebagai berikut:

Hasil Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus II, dapat diperoleh hasil kinerja guru

sebagai berikut: 1) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria

baik, 2) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, 3) kemampuan guru

mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, 4) kemampuan guru memberikan

apersepsi dalam kriteria baik, 5) kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria

baik, 6) kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat

baik, 7) kemampuan guru dalam membimbing diskusi dan melakukan penjelasan

konsep dalam kriteria sangat baik, 8) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria

Page 82: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sangat baik, 9) kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria

kurang, 10) kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan pada lampiran 9 halaman 104, diperoleh data sebagai berikut:

Lembar observasi kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II diperoleh

hasil kegiatan siswa sebagai berikut: 1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru

karena pembelajaran dibuat lebih menarik; 2) Kemauan siswa untuk menerima

pelajaran belum cukup karena siswa masih ada yang bermain dan berbicara sendiri;

3) Siswa menjadi masih kurang aktif dalam mengerjakan tugas karena rasa

tangungjawab siswa belum mulai tumbuh; 4) Siswa telah memanfaatkan media

dengan baik sesuai dengan kegunaannya; 5) Siswa sudah mempunyai kesungguhan

untuk mengerjakan tugas individu maupun kelompok karena mereka termotivasi

oleh penghargaan yang diberikan oleh guru; 6) Hasrat untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat cukup sedang; 7) Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sudah cukup baik; 8) Siswa sungguh-sungguh dalam mengerjakan

tes.

d. Refleksi

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan

diskusi yang mendalam terhadap derkripsi data yang dipaparkan di atas. Pada

lembar observasi kegiatan siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup. Pada

siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan gagasannya,

namun pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok

atau diskusi, siswa masih belum memperlihatkan kegiatan yang baik. Siswa belum

juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuan terhadap materi menyelesaikan

soal cerita pecahan. Apabila dicermati kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas

pada saat proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal sebagai

berikut:1) siswa belum memahami langkah- langkah dalam menyelesaikan soal 2)

siswa masih belum sungguh-sungguh mengerjakan soal karena jika tidak diberi

hadiah siswa tidak berminat untuk menjawab. Masih ada sebagian siswa yang

Page 83: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

bermain sendiri dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat direnungkan bahwa

penelitian dalam siklus I dan 2 belum menunjukan keberhasilan dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang langkah-

langkah dalam menyelesaikan soal cerita yang di ajarkan dengan metode problem

solving. Selain itu, peneliti juga akan menambah hadiah atau penghargaan kepada

siswa.peneliti juga akan mengajak siswa bernyanyi atau bermain tepuk nama disaat

siswa diketahui sedang ramai atau agak jenuh. Hal ini dilakukan dengan alasan agar

pembelajaran dapat berjalan efektif. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti

mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai Matematika materi menyelesaikan

soal-soal cerita tentang pecahan seperti di bawah ini:

Tabel 3. Data Nilai Matematika Materi Menyelesaikan Soal Cerita Pecehan Siswa

Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus II

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah

(xi)

fixi Prosentase

(%)

Keterangan

1 17-30 0 23,5 0 22,22 Di bawah KKM

2 31-44 0 37,5 0 19,44 Di bawah KKM

3 45-58 10 51,5 515 19,44 Di bawah KKM

4 59-72 19 65,5 1244,5 16,66 Di atas KKM

5 73-86 5 79,5 397,5 8,33 Di atas KKM

6 87-100 2 93,5 187 11,11 Di atas KKM

Jumlah 36 2344 100

Nilai rata-rata= 2344 : 36 = 65,11

Ketuntasan klasikal= 26: 36 X 100 % = 72,22%

Page 84: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dari data tabel 3 nilai Matematika Materi menyelesaikan soal cerita pecahan

Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 melalui penerapan pembelajaran

metode problem solving yang telah diterangkan di atas, dapat disajikan pada

gambar di bawah ini:

Gambar 14: Bagan Grafik Nilai Matematika Materi menyelesaikan soal

cerita pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58

Pada Siklus II

3. Tindakan siklus III

Tindakan siklus III dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 10 Mei, 12Mei dan 14 Mei 2010. Pada siklus III ini

peneliti mengkaji hasil renungan dari siklus I dan siklus II. Adapun tahapan-

tahapan yang dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I dan siklus II telah

diketahui bahwa ada peningkatan pamahaman dan kemampuan siswa terhadap

materi pembelajaran Matematika tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan

Page 85: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran Matematika pada

materi menyelesaikan soal-soal cerita pecahan.

Perencanaan pada siklus yang ketiga ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan lebih jelas

dengan benda-benda nyata atau kehidupan sehari-hari dan memberikan arahan

kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja dalam menyelesaikan soal-

soal cerita pecahan dengan metode problem solving.

2) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan penghargaan

dan hadiah lebih banyak dan menarik bagi siswa.

3) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang

menarik siswa dengan diajak bernyanyi dan bermain disaat siswa ramai dan

merasa jenuh.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2008 kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

Matematika dengan metode problem solving sebagai berikut:

1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas IV

Standar Kompetensi

6. menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

6.5. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

2) Merencanakan pembelajaran dengan metode problem solving untuk tiga kali

pertemuan dengan indikator: dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan

pecahan yang dalam mengatasai masalah, dapat melakukan operasi

pengurangan bilangan pecahan dalam mengatasai masalah, dapat melakukan

Page 86: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

operasi campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dalam

mengatasai masalah.

3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa mengenai

materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih

mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran .

4) Menyiapkan sumber belajar dan media apel.

5) Menyiapkan skenario buat siswa untuk diajak bermain peran.

6) Mengembangkan format evaluasi.

7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan menerapkan

metode problem solving yang didukung dengan penggunaan media roti,semangka

dan apel. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus III dilaksanakan tiga kali

pertemuan.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2010. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah penjumlahan yang berpenyebut sama

dan berbeda. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar

mengajar berlangsung.

Kegiatan diawali dengan doa bersama, mengabsen siswa dan

mengkondisikan siswa. Sebagai kegiatan awal guru menentukan masalah yang

berkaitan dengan pokok bahasan operasi penjumlahan menyelesaikan soal cerita

pecahan. Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan yaitu media

roti dan apel. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pecaha n dengan mengkaitkan

pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi

penjumlahan pecahan dalam pemecahan masalah. Selanjutnya Guru memberikan

Page 87: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

materi operasi penjumlahan yang berpenyebut sama dan berbeda beserta medianya

untuk memperjelas materi. Siswa membentuk kelompok heterogen yang

beranggotakan 5 orang. Guru memberikan media roti dan apel pada setiap

kelompok. roti dan apel tersebut di bagi menjadi beberapa bagian yang berbeda

dengan kelompok lain. Bagian roti dan apel tersebut di jumlahkan dengan bagian

roti dan apel kelompok lain, sehinggan terjadi operasi penjumlahan. Siswa diminta

untuk mendiskusikan hasil dari penjumlahan pecahan tadi dan bermain peran sesuai

soal yang diberikan. Guru berkeliling membimbing dan memantau kegiatan siswa.

Siswa diajak bermain dan bernyanyi agar lebih semangat. Kegiatan selanjutnya

siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi.

Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu agar siswa tetap

termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Sebagai kegiatan penutup siswa dan guru membuat kesimpulan tentang

operasi penjumlahan dalam pemecahan masalah yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas berkaitan dengan materi yang telah

dipelajari. Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak lanjut dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2010. Materi pecahan

pertemuan II pada siklus II ini adalah tentang pengurangan yang berpenyebut sama

dan berbeda. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa

bersama, dan mengabsen siswa. Siswa bersama dengan guru membahas pekerjaan

rumah. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang

operasi penjumlahan yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya agar siswa

lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.

Kegiatan diawali dengan doa bersama, mengabsen siswa dan

mengkondisikan siswa. Sebagai kegiatan awal guru menentukan masalah yang

berkaitan dengan pokok bahasan operasi pengurangan menyelesaikan soal cerita

Page 88: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

pecahan. Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan yaitu media

roti dan apel. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pecahan dengan mengkaitkan

pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi

penjumlahan pecahan dalam pemecahan masalah. Selanjutnya Guru memberikan

materi operasi pengurangan yang berpenyebut sama dan berbeda beserta medianya

untuk memperjelas materi. Siswa membentuk kelompok heterogen yang

beranggotakan 5 orang. Guru memberikan media roti dan apel pada setiap

kelompok. roti dan apel tersebut di bagi menjadi beberapa bagian yang berbeda

dengan kelompok lain. Bagian roti dan apel tersebut di kurangkan dengan bagian

roti dan apel kelompok lain, sehinggan terjadi operasi pengurangan. Siswa diminta

untuk mendiskusikan hasil dari pengurangan pecahan tadi dan bermain peran sesuai

soal yang diberikan. Guru berkeliling membimbing dan memantau kegiatan siswa.

Siswa diajak bermain dan bernyanyi agar lebih semangat. Kegiatan selanjutnya

siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi.

Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu agar siswa tetap

termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Guru memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu sehingga

siswa tetap antusias untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapat. Siswa diminta

untuk mengerjakan evaluasi secara individu.

Proses pembelajaran ditutup dengan penarikan kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut, guru

memberikan pesan-pesan kepada siswa untuk mempelajari soal cerita pecahan

dalam pemecahan masalah. dan agar siswa dapat menyelesaikan persoalan dalam

kehidupan sehari-harinya yang berhubungan dengan pecahan.

3) Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2010. Pada pertemuan

yang ke-3 ini materi yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita operasi

campuran yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kegiatan diawali dengan

guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan soal cerita operasi

Page 89: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

campuran penjumlahan dan pengurangan pecahan. Selanjutnya guru

mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan. Siswa mulai menyiapkan

diri mengikuti pembelajaran dan mamperhatikan guru. Guru mengadakan tanya

jawab tentang pecahan dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan pecahan. Kegiatan dilanjutkan dengan

guru memberikan materi tentang operasi campuran penjumlahan dan pengurangan

pecahan. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 5 orang.

Masing-masing kelompok diberi roti dan apel yang berbentuk lingkaran. Setiap

kelompok diminta membagi 5 tersebut menjadi beberapa bagian yang berbeda

dengan kelompok lain. Hasil bagian roti dan apel tersebut di lakukan operasi

penjumlahan dan pengurangan dengan kelompok lain. Siswa diajak bermain dan

bernyanyi agar lebih semangat. Siswa kemudian diminta berdiskusi untuk

menjawab pertanyaan tadi.

Kegiatan pelajaran diakhiri dengan menyimpulkan tentang operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang telah pelajari. Siswa mengumpulkan

hasil kerja kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes individual pada

akhir pelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita operasi penjumlahan dan

pengurangan yang telah didiskusikan. Individu atau kelompok yang memperoleh

skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku

siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar

dengan metode problem solving pada materi menyelesaikan soal-soal cerita

pecahan. Adapun data hasil observasi menunjukkan bahwa siswa aktif

berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa sudah memiliki motivasi dan keberanian

untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

Berdasarkan pada lampiran 10 halaman106, diperoleh data sebagai berikut:

Hasil Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus III, dapat diperoleh hasil kinerja

guru sebagai berikut: 1) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria

Page 90: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

sangat baik, 2) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, 3)

kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria sangat baik, 4)

kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, 5) kemampuan

menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, 6) kemampuan guru dalam

memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat baik, 7) kemampuan guru dalam

membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep dalam kriteria sangat baik,

8) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria sangat baik, 9) kemampuan guru

dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria baik, 10) kemampuan guru dalam

menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan pada lampiran 11 Halaman 107, diperoleh data sebagai berikut:

Lembar observasi kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus III diperoleh

hasil kegiatan siswa sebagai berikut: 1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru

karena pembelajaran dibuat lebih menarik; 2) Kemauan siswa untuk menerima

pelajaran cukup tinggi karena siswa masih antusias terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan. Siswa juga mempunyai rasa keingintahuan yang besar terhadap

materi pelajaran; 3) Siswa menjadi lebih aktif dalam mengerjakan tugas karena rasa

tangungjawab siswa sudah mulai tumbuh; 4) Siswa telah memanfaatkan media

dengan baik sesuai dengan kegunaannya; 5) Siswa sudah mempunyai kesungguhan

untuk mengerjakan tugas individu maupun kelompok karena mereka termotivasi

oleh penghargaan yang diberikan oleh guru; 6) Hasrat untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat cukup tinggi karena siswa sudah memiliki keberanian

untuk melaksanakan hal tersebut; 7) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

sudah cukup baik; 8) Siswa sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II dan pada siklus III

juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap derkripsi data yang dipaparkan di

atas. Pada lembar observasi aktivitas siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup

berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam

menyampaikan gagasannya dan ada siswa yang belum jelas langkah-langkah

menyelesaikan soal cerita dengan problem solving, namun pada siklus II siswa

Page 91: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya

dan siswa sudah mulai mengetahui langkah-langkah menyelesaikan soal cerita

dengan problem solving. Pada siklus III siswa sudah bisa mengerjakan soal-soal

cerita dengan problem solving dan siswa juga dapat mengerjakan tugas kelompok

atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik.

Siswa juga menunjukkan peningkatan dalam pemahaman dan kemampuan terhadap

materi menyelesaikan soal-soal cerita pecahan.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai Matematika materi menyelesaikan

soal-soal cerita pecahan seperti pada table 4 di bawah ini:

Tabel 4. Data Nilai Matematika Materi Menyelesaikan Soal-Soal Cerita

Pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus III

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah

(xi)

fixi Prosentase

(%)

Keterangan

1 17-30 0 23,5 0 30,55 Di bawah KKM

2 31-44 0 37,5 0 25 Di bawah KKM

3 45-58 7 51,5 360,5 19,44 Di bawah KKM

4 59-72 18 65,5 1179 5,55 Di atas KKM

5 73-86 7 79,5 556,5 5,55 Di atas KKM

6 87-100 4 93,5 374 13,88 Di atas KKM

Jumlah 36 2470 100

Nilai rata-rata= 2470: 36= 68,61

Ketuntasan klasikal= 29: 36 X 100 % = 80.55%

Dari data tabel 4 nilai Matematika Materi Menyelesaikan Soal-Soal Cerita

Pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 melalui penerapan

pembelajaran metode problem solving yang telah diterangkan di atas, dapat

disajikan pada gambar di bawah ini:

Page 92: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 15: Bagan Grafik Nilai Matematika Materi Menyelesaikan Soal

Cerita Pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58

Pada Siklus III

Dari hasil penelitian silklus III, maka peneliti mengulas secara teliti bahwa

dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran Matematika menggunakan metode

problem solving sudah berhasil tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) masih ada 7 siswa yang belum tuntas.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses pembelajaran serta

diskusi dengan observer dan siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran dengan problem solving sangat menyenangkan karena dapat dapat

membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

dan memupuk keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat. Selain hal

tersebut, ditunjukkan pula peningkatan terhadap pemahaman materi dan

kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita pecahan. Dari fakta tersebut maka

penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus III.

Page 93: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya

peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuhan Kerten No.

58 dalam pembelajaran Matematika materi menyelesaikan soal-soal cerita pecahan

sebagai berikut:

1. Kegiatan Siswa Selama Proses PembelajaranMatematika

Berdasarkan hasil observasi peningkatan kegiatan siswa dalam

pembelajaran adalah siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan dari guru, siswa

lebih aktif dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru, keberanian siswa untuk

bertanya dan menyampaikan pendapat meningkat, siswa mulai dapat

mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah, dan siswa lebih aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga timbul kemauan untuk menerapkan

hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman dan kemampuan

siswa terhadap materi pun meningkat.

2. Hasil Proses Pembelajaran Matematika

Peningkatan hasil dari proses pembelajaran Matematika adalah siswa lebih

dapat memahami konsep kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan karena

telah mengikuti setiap langkah atau tahapan pembelajaran dengan sungguh-

sungguh. Hal ini dapat ditunjukkan dalam deskripsi berikut ini:

a. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sebelum Dilaksanakan

Tindakan

Dari daftar nilai yang terlampir pada lampiran 12 halaman , dapat diketahui

bahwa nilai Matematika sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa yang

memperoleh nilai 17-30 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 31-44 ada 4 siswa,

yang mendapat nilai 45-58 ada 11 siswa, yang mendapat nilai 59-72 ada 14 siswa,

yang nilainya 73-86 ada 3 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 87-100 ada 0

siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 55,44. Siswa yang

mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 19 siswa atau 52,77% sedangkan siswa

yang mendapat nilai di atas KKM ada 17 siswa atau 47,22%.

Page 94: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Siklus I

Berdasarkan hasil tes pada siklus I selama tiga kali pertemuan, dapat

diketahui nilai pembelajaran Matematika yaitu dapat diketahui bahwa nilai

Matematika siklus 1 yaitu siswa yang memperoleh nilai 17-30 ada 0 siswa, yang

memperoleh nilai 31-44 ada 0 siswa, yang mendapat nilai 45-58 ada 14 siswa, yang

mendapat nilai 59-72 ada 17 siswa, yang nilainya 73-86 ada 5 siswa, dan siswa

yang memperoleh nilai 87-100 ada 0 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang

diperoleh sebesar 62. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 14

siswa atau 38,88% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 23 siswa

atau 61,11%.

c. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Silkus II

Berdasarkan hasil tes pada siklus II selama tiga kali pertemuan, dapat

diketahui nilai pembelajaran Matematika yaitu dapat diketahui bahwa nilai

Matematika siklus II yaitu siswa yang memperoleh nilai 17-30 ada 0siswa, yang

memperoleh nilai 31-44 ada 0 siswa, yang mendapat nilai 45-58 ada 10 siswa, yang

mendapat nilai 59-72 ada 19 siswa, yang nilainya 73-86 ada 5 siswa, dan siswa

yang memperoleh nilai 87-100 ada 2 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang

diperoleh sebesar 65,11. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 10

siswa atau 27,77% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 26 siswa

atau 72,22%.

d. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Silkus III

Berdasarkan hasil tes pada siklus III selama tiga kali pertemuan, dapat

diketahui nilai pembelajaran Matematika yaitu dapat diketahui bahwa nilai

Matematika siklus III yaitu siswa yang memperoleh nilai 17-30 ada 0 siswa, yang

memperoleh nilai 31-44 ada 0 siswa, yang mendapat nilai 45-58 ada 7 siswa, yang

mendapat nilai 59-72 ada 18 siswa, yang nilainya 73-86 ada 7 siswa, dan siswa

yang memperoleh nilai 87-100 ada 4 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang

diperoleh sebesar 68,61. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 7

siswa atau 19,44% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 29 siswa

atau 80,55%.

Page 95: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui

adanya peningkatan proses pembelajaran terutama kemampuan siswa terhadap

materi pada masing-masing siklus melalui penerapan metode problem solving.

Peningkatan terlihat dari perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa

pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan

tindakan siklus I, siklus II dan silkus III yang masing-masimg siklusnya

dilaksanakan tiga kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada table 5 seperti berikut:

Tabel 5: Rata-rata nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58

Materi menyelesaikan soal cerita pecahan Diatas KKM Pada Kondisi Awal, Siklus

I, siklus II dan Siklus III

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai ? 60 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini

merefleksikan bahwa pembelajaran Matematika yang dilaksanakan oleh guru dapat

dinyatakan berhasil.

Peningkatan rata-rata nilai Matematika melalui penerapan pembelajaran

dengan metode problem solving dapat disajikan dalam gambar 16 di bawah ini :

No PembelajaranMatematika

SebelumTindakan

Sesudah Dilaksanakan Tindakan

Siklus I Siklus II Siklus III

1 Nilai rata-rata 55,44 62 65,11 68,61

2 Prosentase 47,22% 61,11% 72,22% 80,55%

Page 96: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 16: Bagan Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Matematika Materi

menyelesaikan soal cerita pecahan Siswa Kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58

Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II dan Sik lus III

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan kemampuan terhadap pelajaran Matematika tentang menyelesaikan

soal-soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SDN Dukuhan Kerten No. 58 yaitu

dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving. Hal ini terjadi karena

pembelajaran dengan dapat metode pembelajaran problem solving merangsang

keberanian siswa untuk bertanya dan menyampaikan gagasan serta aktif

mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya terhadap permasalahan kehidupan

sehari-hari.

Page 97: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga

siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti

kebenarannya. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dapat

meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV

SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 tahun ajaran 2009/2010. Hal ini terbukti pada

siklus I nilai rata-rata kelas 62, siklus II nilai rata-rata kelas 65,11 dan siklus III

nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 68,61. Dengan demikian penerapan

pembelajaran metote problem solving dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran Matematika di kelas IV sehingga dapat meningkatkan

kemampuan siswa terhadap menyelesaikan soal cerita pecahan .

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan metote problem solving dalam pelaksanaan

pembelajaran Matematika. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti metode

problem solving dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap menyelesaikan

soal cerita pecahan. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan strategi dan metode

pembelajaran yang tepat dengan metote problem solving untuk meningkatkan

mkemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada pelajaran Matematika

khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.

2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat

dan mengembangkan kreativitas serta inisiatifnya untuk menunjang proses

pembelajaran.

3. Menunjukkan pentingnya menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif, salah satunya adalah metode problem solving yang terbukti dapat

Page 98: UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN …/Upaya... · Skripsi dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

C. Saran

Sesuai dengan saran dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran

yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan

bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi

untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pemahaman konsep pada materi pelajaran.

b. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan metode

problem solving pada pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan, motivasi

belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses

pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran metode problem solving guna melengkapi kekurangan yang ada

serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep

siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih

baik.