Upload
phunganh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP JALUR
KARTU MENUJU SEJAHTERAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN METODE GROUP DYNAMICS
( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII H
SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Cristina Nilawati
NIM: 121114081
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Man Jadda wajada Man shabara zhafira” Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Barang siapa
yang Bersabar maka ia akan berhuntung. (Pepatah Arab)
Motif paling penting bagi pekerjaan di sekolah dan dalam kehidupan adalah Menikmati pekerjaanya, menikmati hasilnya dan mengetahui nilai hasil kerja
tersebut bagi masyarakat (Albert Einstein)
Ku olah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alinea,
Ku bingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua,calon imam, dan calon mertua
pun berbahagia ( Cristina )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Allah SWT yang selalu mendampingiku, syukur alhamdulilah
selalu terucap ketika tugas
Tanggung jawab ini telah terselesaikan
Orang tua tercinta Bpk. Supandri dan Ibu Supriyati atas
dukungan serta dorongan semangatnya yang selalu diberikan
untuk anaknya.
Mbaku tercinta Sari Kurniawati S.Pd
Kakakku Andi Angga Kusuma
Adikku Nanda Eliyani
Keluarga besar Bude Sumarni & Pakde Yuli
Sahabat-Sahabat terkasih
Program Studi Bimbingan dan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP JALUR
KARTU MENUJU SEJAHTERAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN METODE GROUP DINAMYCS
( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kelas VIII H SMP
Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017)
Christina Nilawati
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa SMP jalur Kartu Menuju Sejahtera (KMS) melalui layanan bimbingan
kelompok dengan metode group dinamycs. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII H SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017
dengan jumlah 10 siswa. Metode pengumpulan data penelitian ini
menggunakan angket motivasi belajar, observasi terstruktur, wawancara
terstruktur, dan penilaian. Koefisien relialibilitas penelitian angket motivasi
belajar dianalisa menggunakan teknik korelasi Product Moment hasilnya
senilai 0,732 dan termasuk kategori tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP jalur KMS
mengalami peningkatan ke arah yang semakin baik dengan meningkatnya
hasil rata-rata skor pada setiap siklus. Hasil rata-rata skor pada pra tindakan
adalah sebesar 106,5 meningkat menjadi 148,9 pada siklus III. Tingkat
motivasi belajar pada siklus I 122,8, pada siklus II 134,0, dan pada siklus III
148,9. Selain itu hasil wawancara, observasi dan penilaian pun mengalami
peningkatan yang baik pada setiap siklus. Siklus I menunjukkan belum
mampu membangkitkan motivasi dalam belajar. Hal ini dapat dimaknai
bahwa dinamika jigsauw masih belum sesuai dengan kondisi siswa jalur
KMS sehingga siswa masih berada pada tahap penerimaan informasi. Pada
siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah berada pada tahap untuk
memperoleh tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi akan tetapi hal ini
belum sampai pada tingkat kesadaran terhadap motivasi belajar. Pada siklus
III menunjukkan bahwa pada progresif relaxation mampu memberikan
topik yang sesuai dengan kebutuhan siswa jalur KMS, sehingga siswa
mampu memunculkan keinginan dalam diri dan mampu membangkitkan
motivasi dalam belajar. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui layanan
bimbingan kelompok dengan metode group dinamycs dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VIII H jalur KMS SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Kata kunci : Bimbingan Kelompok, Siswa Kartu Menuju Sejahterah,
Metode group dinamycs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION
TOWARDS SEJAHTERAH SMP CARD TRACK THROUGH THE
SERVICE WITH GROUP COUNSELING GROUP DYNAMICS
(Action Research Guidance and Counseling Class VIII SMP Negeri
15 Yogyakarta H Academic Year 2016/2017 )
Cristina Nilawati
Sanata Dharma University
2017
This study aims to improve the way students' motivation to learn SMP
Program Sejahterah Card (KMS) through group counseling services with
methods of group dynamics.The subjects were students of class VIII SMP
Negeri 15 Yogyakarta H Academic Year 2016/2017 by the number of 10
students. This research data collection method using learning motivation
questionnaire, structured observation, structured interviews, and assessment.
Relialibilitas coefficient learning motivation questionnaire study were analyzed
using product moment correlation technique and the results are worth 0.732
including high category
The results showed that junior high school students Line KMS has
increased to a better direction with the score results an average increase in each
cycle. The average results of the pre-action amounted to 106.5 increased to
148.9 in the third cycle. The level of learning motivation 122.8 in the first cycle,
the second cycle of 134.0 and 148.9 in the third cycle. Besides the interviews,
observation and assessment also increased, in each cycle. Cycle I showed not
been able to raise the motivation to learn. This may imply that the dynamics
jigsauw still not in accordance with the conditions KMS students so that the
students are still at the stage of receiving the information. In the second cycle
shows that students already are at a stage to obtain the level of higher learning
motivation but it has not reached the level of awareness on motivation to learn.
In the third cycle shows that in progressive relaxation able to deliver the right
topic for students need KMS, so students are able to create a desire within
themselves and were able to increase the motivation to learn. The conclusion of
this research is through group counseling services with dinamycs group method
can increase students' motivation in class VIII H Line KMS Junior High School
15 Yogyakarta.
Keywords : Group Cousnseling, Student Card program Towards Sejahterah,
Group Dynamics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga, Penelitian tugas akhir dengan judul “Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP Jalur KMS Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok ( Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling Siswa
Kelas VIII H SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017)”
Selama Penelitian tugas akhir ini, Peneliti menyadari bahwa banyak
pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung
setiap proses yang Peneliti jalani. Oleh karenanya, Penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
2. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
memberikan saran, dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.
4. Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Yogyakarta atas ijin, kesempatan dan
dukungan untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Nurbowo selaku sebagai guru BK di SMP Negeri 15 Yogyakarta yang
telah membantu penulis selama proses penelitian berlangsung di SMP N 15
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
G. Definisi Operasional Variabel .................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 12
A. Hakikat Motivasi Belajar ........................................................... 12
1. Pengertian Motivasi .............................................................. 12
2. Pengertian Belajar ................................................................. 14
3. Macam-macam Motivasi Belajar .......................................... 16
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
5. Ciri-ciri Motivasi Belajar ...................................................... 17
6. Fungsi Motivasi Belajar ........................................................ 22
7. Pentingnya Motivasi Dalam Motivasi Belajar ...................... 23
B. Hakikat Kartu Menuju Sejahterah ............................................. 24
1. Pengertian Kartu Menuju Sejahterah .................................... 24
2. Dampak Positif dan Negatif Kartu Menuju Sejahterah ........ 27
3. Keuntungan Program Kartu Menuju Sejahterah................... 28
C. Hakikat Bimbingan Kelompok ................................................. 29
1. Pengertian Bimbingan Kelompok .......................................... 29
2. Tujuan Bimbingan Kelompok .............................................. 30
3. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Kelompok ........................... 32
4. Fungsi Bimbingan Kelompok ................................................ 32
5. Manfaat Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ............. 33
D. Hakikat Dinamika Kelompok .................................................... 34
1. Pengertian Dinamika .............................................................. 34
2. Pengertian Kelompok ............................................................. 35
3. Pengertian Dinamika Kelompok ............................................ 36
4. Jenis-jenis Dinamika Kelompok ............................................ 37
5. Keunggulan dan Kelemahan Kelompok ................................ 39
E. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 39
F. Kerangka Berfikir ...................................................................... 42
G. Hipotesis .................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 44
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 44
B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 45
C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 46
D. Setting Penelitian ..................................................................... 47
E. Prosedur Penelitian ................................................................ 49
F. Langkah Penelitian ................................................................... 51
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 58
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
I. Validitas dan Reliabilitas Angket ............................................ 66
J. Teknik Analisis Data ................................................................ 68
K. Kriterian Indikator Keberhasilan ............................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 74
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 74
1. Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling ........... .74
a. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I ....... .74
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II ...... .84
c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III .... .95
2. Gambaran Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS
Sebelum Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok ........... 107
3. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Selama Mengikuti
Layanan Bimbingan Kelompok .................................................. 108
4. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan ............................................. 113
a. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan dilihat dari Angket
Motivasi Belajar .................................................................... 113
A. Pembahasan ...................................................................................... 115
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 120
A. Kesimpulan ........................................................................................ 120
B. Keterbatasan ...................................................................................... 121
C. Saran ................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ................................................ 60
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Program Siswa ............................................... 62
Tabel 3.3 Kisi-kisi Panduan Observasi......................................................... 63
Tabel 3.4 Kisi-kisi Panduan Wawancara ...................................................... 65
Tabel 3.5 Nilai Indeks Diskriminasi Item .................................................... 67
Tabel 3.6 Kriteria Guilford ........................................................................... 68
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Skor Tingkat Motivasi Belajar .................... 70
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pada Siklus I....................................................... 77
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Pada Siklus I .................................................... 80
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus I .............................. 82
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Siklus I dan II ............................................... 87
Tabel 4.5 Hasil Observasi Pada Siklus II ..................................................... 88
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Pada Siklus II .................................................. 90
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus II ............................. 93
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Siklus I, II, dan III ...................................... 99
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pada Siklus III .................................................. 100
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Pada Siklus III ............................................... 102
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus III .......................... 105
Tabel 4.12 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pra Tindakan .................... 107
Tabel 4.13 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pada Siklus I .................... 109
Tabel 4.14 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pada Siklus II ................... 110
Tabel 4.15 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pada Siklus III .................. 112
Tabel 4.16 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase pada Pra Tindakan, Siklus I,
II, dan III ..................................................................................... 114
Tabel 4.17 Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus
I, II dan III .................................................................................. 114
Tabel 4.18 Perbandingan Rata-rata Total Skor Pada Siklus I,II, dan III ...... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Kemmis & Taggart ............................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus I .............................. 83
Grafik 4.2 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus II ............................. 94
Grafik 4.3 Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus III .......................... 106
Grafik 4.4 Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Sebelum Mendapatkan
Layanan Bimbingan Kelompok .................................................. 108
Grafik 4.5 Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Pada
Siklus I dan II ............................................................................. 111
Grafik 4.6 Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I, II,
dan III ......................................................................................... 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelayanan Bimbingan
Lampiran 2 Angket Motivasi Belajar
Lampiran 3 Penilaian Program Siswa
Lampiran 4 Panduan Observasi
Lampiran 5 Panduan Wawancara Terstruktur
Lampiran 6 Seleksi Berdasarkan Stastistik Daya Diskriminasi Item
Lampiran 7 Skor Angket Motivasi Belajar Pra Tindakan dan Siklus I
Lampiran 8 Skor Angket Motivasi Belajar Siklus II dan Siklus III
Lampiran 9 Kategorisasi Skor Angket Motivasi Belajar
Lampiran 10 Hasil Observasi
Lampiran 11 Hasil Validasi Program Siswa
Lampiran 12 Presensi Siswa
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Semua warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang
layak, bukan hanya masyarakat menengah keatas yang mendapatkan
pendidikan layak, masyarakat miskin pun berhak mendapatkannya.
Pemerintah segera merealisasikan program untuk pemerataan pendidikan
bagi masyarakat miskin. Salah satu bentuk dari program tersebut adalah
pemberian beasiswa bagi masyarakat tidak mampu. Pemberian beasiswa
bisa dilakukan melalui Kartu Menuju Sejahterah atau sering disebut KMS.
Beasiswa KMS ini telah dilaksanakan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta khususnya di Kota Yogyakarta.
Sebagai identitas layanan bagi program jaminan pendidikan dan
kesehatan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengeluarkan KMS
(Kartu Menuju Sejahtera). KMS untuk penyaluran beasiswa bagi siswa
tidak mampu dan layanan jaminan kesehatan (askeskin), serta berfungsi
memudahkan pembagian beras (raskin). Sesuai peraturan daerah kota
Yogyakarta nomor 5 tahun 2008 tentang sistem Penyelenggaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan dalam pasal 38 ayat (1), pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab pemerintah kota bekerja sama dengan Pemerintah Pusat.
Pemerintah kota Yogyakarta menerbitkan peraturan Walikota
nomor 17 tahun 2010 tentang pedoman pemberian beasiswa berprestasi,
didalamnya terdapat program beasiswa KMS bagi warganya. Penerapan
peraturan ini ditindak lanjuti pada tahun 2010 dan telah berjalan lebih dari
satu tahun. SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang
menyelenggarakan program KMS. SMP Negeri 15 Yogyakarta memiliki
dua golongan kelas yaitu kelas regular dan kelas KMS. Perbedaan kedua
hal ini dapat dilihat saat proses pendaftaran MOPDB (Masa Orientasi
Peserta Didik Baru). Ada dua jalur pendaftaran yang dilakukan di SMP
Negeri 15 Yogyakarta. Jalur pertama khusus calon peserta didik yang
memiliki kartu menuju sejahtera (KMS). Jalur kedua untuk calon peserta
didik yang tidak memiliki kartu KMS atau yang dirasa mampu. Sistem
pembagian kelas di SMP Negeri 15 Yogyakarta masing-masing memiliki
10 pararel, yaitu kelas A sampai J. 10 paralel dibagi dua bagian yakni,
tujuh kelas untuk regular dan tiga kelas lainya khusus kelas KMS.
Motivasi menjadi sangat penting bagi seorang siswa ketika mereka
mengenyam bangku sekolah, karena motivasi akan membuat siswa
bersemangat dalam belajar, menguasai pelajaran-pelajaran yang diberikan
oleh guru di sekolah, dan akhirnya siswa mampu berprestasi dalam proses
belajar di sekolah. Akan tetapi hal ini belum dimiliki oleh siswa jalur KMS
mengenai dorongan yang terdapat dalam diri untuk berusaha mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perubahan yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya sebagai
seorang pelajar.
Uno (2007:3) menjelaskan motivasi merupakan Individu yang
memiliki motivasi tinggi berbeda dengan individu yang memiliki motivasi
rendah. Sardiman (2008 :82-83) menyebutkan ciri-ciri individu yang
memiliki motivasi tinggi sebagai berikut : (1) tekun menghadapi tugas, (2)
ulet menghadapi kesulitan, (3) menunjukkan minat terhadap berbagai
macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan pada
tugas-tugas rutin, (6) dapat mempertahankan pendapat, (7) tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini, (8) senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal, dan (9) lingkungan yang kondusif.
Sebaliknya Suhaimin (2008:35) menjelaskan bahwa siswa yang
memiliki motivasi dalam belajar rendah dapat dilihat melalui ciri-ciri
diantaranya sebagai berikut: (1) jarang mengerjakan tugas,(2) mudah putus
asa, (3) harus memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, (4) tidak
senang mencari dan memecahkan soal-soal. Siswa yang tidak memiliki
motivasi selama belajar akan mengalami kesulitan dalam proses
belajarnya, tidak mampu menyerap informasi dan materi pelajaran.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru bimbingan
konseling di sekolah, peneliti menemukan fenomena pada SMP N 15
Yogyakarta bahwa siswa sering terasa bosan saat mengikuti pelajaran.
Dibuktikan dengan siswa yang kurang fokus mendengarkan apa yang
diajarkan guru, jarang mengerjakan tugas sekolah, saat ada materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tidak dimengerti siswa diam tidak bertanya, menganggu teman lain saat
berlangsungnya proses pembelajaran dikelas, berbicara dengan teman,
bahkan tidak mengikuti pelajaran.
Informasi dari guru bimbingan konseling diatas diperkuat lagi oleh
pernyataan guru mata pelajaran bahasa indonesia yang menyatakan bahwa
siswa kelas VIII H tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan
seringnya keluar saat pergantian jam pelajaran. Hal tersebut hampir serupa
dengan pernyataan dari wali kelas VIII H, dari sharing yang dilakukan
peneliti mendapatkan informasi tentang siswa jalur KMS. Narasumber
mengatakan bahwa selama membimbing siswa jalur KMS ini sering sekali
wali kelas mendapatkan keluhan dari guru lain dalam hal mengajar.
Seperti: siswa yang ribut susah untuk diatur, jarang mengerjakan tugas
tepat waktu, kurang memperhatikan guru saat mengajar.
Hal ini sejalan dengan adanya observasi yang peneliti lakukan
selama peneliti menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) siswa
jalur KMS menunjukkan sikap yang menggambarkan tentang rendahnya
motivasi belajar dalam diri siswa, seperti: malas dalam menerima
pelajaran di kelas, jarang mengerjakan tugas dengan tepat waktu, malas
mencatat materi yang diberikan oleh guru, kurang fokus saat guru
memberikan materi, bercanda dengan teman saat pelajaran berlangsung
dan sering keluar saat pergantian jam. Dapat dikatakan bahwa rendahnya
motivasi siswa dalam belajar di kelas karena beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut diantaranya karena pelajaran yang diberikan terlalu sulit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
suasana di kelas yang ramai, perhatian orang tua terhadap gaya belajar
anak kurang sehingga anak merasa tidak masalah jika tidak belajar , dan
lingkungan tempat tinggal mereka yang tidak mendukung situasi belajar.
Apabila fenomena-fenomena diatas tidak segera mendapatkan
penanganan dari guru bimbingan konseling di sekolah, maka akan
bermuara pada kegagalan belajar dan prestasi belajar yang tidak maksimal.
Pemberian motivasi telah dilakukan oleh guru bimbingan konseling bagi
setiap kelas dan berbagai cara seperti: ceramah, bimbingan klasikal,
sampai pelaksanaan pendampingan khusus bagi siswa KMS telah
dilakukan guna meningkatkan motivasi belajar. Akan tetapi, upaya
tersebut tidak memberikan perubahan, pasalnya hasil belajar siswa KMS
masih berada di bawah rata-rata. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian
dari pendidikan tentu saja memiliki peran strategi dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang tepat diaplikasikan dalam rangka peningkatan motivasi
belajar siswa adalah layanan bimbingan kelompok.
Prayitno (1995:61) menyatakan bahwa layanan bimbingan
kelompok merupakan sebagian upaya untuk membimbing kelompok-
kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri.
Bimbingan ini ditunjukkan untuk merespon kebutuhan dan minat para
peserta didik. Topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok ini,
adalah masalah yang bersifat umum ( common problem ) dan tidak rahasia.
Sukardi (2002:49) manfaat penggunaan layanan bimbingan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diantaranya adalah menumbuhkan kemampuan berkomunikasi antar
individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, dan
mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang
diinginkan sebagaimana terungkap dalam kelompok. Situasi dalam
kelompok akan memberikan banyak keuntungan bagi siswa. Jika siswa
merasa bahwa yang mengalami masalah ini adalah diri sendiri. Maka
dalam kelompok ini dia akan menyadari bahwa orang lain juga mengalami
hal yang sama bahkan mungkin keadaannya lebih buruk. Perasaan
semacam ini hanya akan ditemukan dalam situasi kelompok.
Komunikasi yang dilakukan juga bukan hanya komunikasi dua
orang saja, yakni konselor dan klien, tetapi dengan seluruh anggota
kelompok mereka akan berusaha saling membantu temannya. Dalam
bimbingan kelompok, suasana kelompok, yaitu hubungan dari semua
anggota yang terlibat dalam kelompok. Saling menggali informasi,
tanggapan, pendapat atau reaksi apapun selama konseling terjadi. Hal ini
akan sangat menguntungkan bagi para siswa. Jika situasi dalam layanan
bimbingan kelompok menyenangkan, maka bukan tidak mungkin para
siswa menemukan hal-hal yang baru pada akhirnya akan bisa mengatasi
permasalahan motivasi belajar yang sedang dihadapinya (Priyatno dan
Amti, 2004:75). Dari situasi yang ada, peneliti tertarik untuk mengangkat
judul“ PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KMS
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. ( Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VIII H SMP N
15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017).
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, terkait “Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa Jalur KMS Kelas
VIII H SMP N 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”. Dapat
diidentifikasikan berbagai masalah yang dialami siswa-siswi sebagai
berikut:
1. Program layanan yang diberikan untuk siswa jalur KMS disekolah,
khususnya di SMP N 15 Yogayakarta belum memberikan perubahan,
pasalnya hasil belajar siswa jalur KMS masih berada di bawah rata-
rata.
2. Perhatian orang tua terhadap gaya belajar anak kurang, sehingga anak
merasa tidak masalah jika tidak belajar.
3. Siswa jalur KMS yang kurang memiliki keberanian dalam bertanya
atau berpendapat.
4. Siswa jalur KMS cenderung pasif dan tidak memiliki ketertarikan
mengikuti pelajaran yang berlangsung.
5. Lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung situasi belajar.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang telah teridentifikasi masalah memang cukup
banyak dan sangat luas. Oleh karena itu, peneliti mencoba membatasi
masalah yang akan dikaji yang difokuskan pada beberapa poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
teridentifikasi yaitu poin 1, 3, dan 4. Fokus kajian diarahkan pada
peningkatan motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok pada
siswa KMS kelas VIII H SMP Negeri 15 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa KMS kelas VIII
H SMP N 15 Yogyakarta secara signifikan melalui bimbingan
kelompok antar siklus: siklus 1, 2, dan 3?
2. Seberapa tinggi kenaikan motivasi belajar siswa KMS kelas VIII H
SMP N 15 Yogyakarta pada: siklus 1 ke siklus 2, siklus 2 ke siklus
3?
E. Tujuan Masalah
1. Mengidentifikasi peningkatan motivasi belajar siswa KMS kelas VIII
H SMP N 15 Yogyakarta.secara signifikan melalui bimbingan
kelompok antar siklus: siklus 1,2, dan 3.
2. Mendeskripsikan kenaikan tingkat motivasi belajar siswa KMS kelas
VIII H SMP N 15 Yogyakarta pada : siklus 1 ke siklus 2 dan siklus 2
ke siklus 3.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pengetahuan baru,
khususnya dalam dunia Bimbingan dan Konseling terkait penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang bimbingan kelompok
dengan subjek, media, jenis metode, maupun tempat penelitian yang
berbeda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru BK
Hasil penelitian ini juga dapat membantu guru Bimbingan dan
Konseling dalam menentukan strategi-strategi layanan bimbingan
kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar di sekolah.
b. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok. Di sisi
lain diharapkan dapat memberikan masukan yang baik terhadap para
siswa KMS mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan bagi
pengolahan diri siswa terkait motivasi belajar melalui layanan
bimbingan kelompok.
c. Bagi peneliti
Meningkatkan keterampilan mengaplikasikan prosedur-prosedur
penelitian tindakan dalam Bimbingan dan Konseling guna
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan layanan bimbingan
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong siswa KMS
untuk belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa KMS dapat
tercapai. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
akan menampilkan ciri-ciri yaitu: (1) merasa senang dalam belajar; (2)
ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; (3) mempunyai
semangat untuk berprestasi; (4) menyadari pentingnya belajar; (5)
memiliki ketekunan dalam belajar; (6) mempunyai cita-cita untuk
masa depan.
2. Bimbingan Kelompok adalah upaya pemberian bantuan oleh
narasumber tertentu (diutamakan guru bimbingan dan konseling)
kepada individu atau siswa melalui suasana kelompok yang
memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan
berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap atau
keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya
masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
3. KMS (Kartu Menuju Sejahtera) sebuah program jaminan pendidikan
dan kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta. Keluarga miskin yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Keputusan
Walikota Yogyakarta Nomor 417/KEP/2009 tentang Penetapan
Parameter Pendataan Keluarga Miskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Siswa adalah peserta didik yang terdaftar pada program KMS kelas
VIII H SMP N 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi paparan mengenai hakikat motivasi belajar , hakikat
KMS dan hakikat bimbingan kelompok, kajian teori relevan yang mendasari
bangunan konseptual penelitian ,kerangka pikir, dan hipotesis tindakan.
A. Hakikat Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Makmun (2007:37) motivasi merupakan:
a. Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy);
atau
b. Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak
(to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak disadari. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat Uno (2009)
c. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku
tertentu.
Menurut Uno (2009: 3) motivasi merupakan dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan
tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Suryabrata (2011: 70) mengemukakan motif adalah keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktiviatas-
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif manusia
merupakan dorongan, hasrat, keingianan dan tenaga penggerak
lainnya, yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu
menurut Alex Sobour (2003: 265).
Sedangkan Sheriff & Sheriff dalam Alex Sobour (2003),
menyebutkan motif sebagai suatu istilah genetic yang meliputi semua
faktior internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang
bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (need) yang
berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi
dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.
Sebenarnya motivasi merupakan istilah yang lebih umum untuk
menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku
yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau
perbuatan.
Menurut Mc. Donald 2010 (dalam Sardiman 2010: 73)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian tersebut ada tiga hal penting yaitu: 1)
motivasi itu mengawali terjadinya energi pada setiap individu manusia,
2) motivasi tersebut ditandai dengan munculnya rasa ”feeling” atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
afeksi seseorang, dan 3) motivasi akan dirangsang karena adanya
tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi
yang ada pada diri manusia yang berkaitan dengan perasaan dan juga
emosi kemudian dapat menentukan tingkah laku manusia, dorongan
yang muncul itu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.
Menurut Purwanto (2007: 60) motif adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/
perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil pengertian
motivasi adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu
membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai keberhasilan.
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat
latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik, 2009: 106). Menurut
Makmun (2007: 157) adalah suatu proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Hal
senada juga diungkapkan Uno (2009:22) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan Sardiman (2011: 20) dalam bukunya
mengemukakan usaha pemahaman mengenai makna belajar akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar
sebagai berikut:
a. Cronbach memberikan definisi: Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience.
b. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to
read, to imitate, to try something themselves, to listen, to folleo
direction.
c. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a
result of practice.
Ketiga definisi tersebut dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik,
jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik.
Dari kedua pengertian motivasi dan juga belajar, maka dapat
digabungkan pengertian motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau
dorongan dalam diri individu membuat individu tersebut bergerak,
bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya yaitu
proses seorang individu melakukan perubahan perilaku berdasar
pengalaman dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Djamarah (2002:115) dalam bukunya yang berjudul
psikologi belajar, membagi motivasi dalam dua macam yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar
dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak
didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-
nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena
keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau
hadiah, dan sebagainya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi
instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi dikatakan
ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar
faktor-faktor situasi belajar (resides in some faktors outside the
learning situation). Anak didik belajar karena hendakmencapai
tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajari. Misalnya, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mencapai angka tinggi, diploma,gelar, kehormatan, dan
sebagainya.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Uno (2009: 23) motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik dan ekstrinsik
a. Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
b. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,
sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar
yang lebih giat dan semangat. Di dalam kegiatan belajar mengajar
peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat
diperlukan. Dengan adanya motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar
5. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi belajar, pada umumnya memiliki beberapa indikator
atau unsur yang mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar menurut Uno
(2009: 23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya penghargaan dalam belajar
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Menurut Sardiman (2008:82-83) Menyatakan ciri-ciri siswa
yang mempunyai motivasi belajar, sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukkan minat
d. Lebih senang bekerja mandiri dan tidak suka bergantung pada
orang lain
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h. Senang mencari dan memecahkan masalah
Penjelasan mengenai ciri-ciri motivasi belajar yang
dikemukakan beberapa pendapat, maka dapat diambil indikator atau
ciri-ciri motivasi belajar yang dilihat dari motivasi instrinsik dan
ekstrinsik yaitu:
a. Motivasi Instrinsik
1) Tekun menghadapi tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Motivasi belajar menjadi diperlukan saat menyelesaikan
tugas. Tekun dalam menghadapi tugas adalah rajin dan
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Juga dapat diartikan sebagai kesungguhan dalam berproses.
2) Ulet menghadapi kesulitan
Tidak mudah putus asa yang disertai dengan kemauan
keras dalam berusaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita.
Berusaha secara terus-menerus dengan giat dan keras kemauan
serta menggunakan segala kecakapannya untuk mencapai suatu
maksud atau tujuan.
3) Senang bekerja mandiri
Bebas dari pengawasan orang lain dan dapat
menggunakan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan.
Memiliki banyak kebebasan untuk bertindak dan membuat
keputusan tanpa harus mendapat persetujuan dari orang lain.
4) Keyakinan terhadap kemampuan
Keyakinan akan kemampuan diri atau self efficacy
adalah konsep utama yang besar pengaruhnya terhadap
perilaku. Secara teknis hal ini didefinisikan sebagai penilaian
seseorang terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengatur
dan melaksanakan suatu tindakan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil kerja yang telah ditentukan (Bandura,
1986). Dengan perkataan lain, ini adalah keyakinan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
seseorang akan seberapa besar kemungkinan dirinya akan
kemampuannya sendiri.
5) Senang mencari dan memecahkan soal-soal
Menurut Polya (2005) pemecahan masalah adalah
sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan guna mencapai tujuan yang tidak begitu segera dapat
dicapai. Menurut Solso (2007) pemecahan masalah adalah
suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk
menentukan suatu solusi, jalan keluar, untuk suatu masalah
yang spesifik.
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa pemecahan
masalah adalah suatu usaha individu menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman untuk menemukan
solusi dari suatu masalah.
6) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Seseorang yang mempunyai motivasi belajar tinggi
akan selalu tertantang untuk mencari permasalahan-
permasalahan yang baru dan mereka akan berusaha dengan
maksimal untuk mencari pemecahannya. Implikasi tantangan
bagi siswa menurut Dimyati (2009: 53) adalah “tuntutan
dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan
untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan”.
Bentuk-bentuk perilakunya adalah melakukan eksperimen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
melakukan tugas terbimbing ataupun mandiri, atau mencari
tahu pemecahan suatu masalah. Selain itu siswa juga memiliki
keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang
dihadapinya.
7) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Menurut Miarso Yusufhadi (2015: 9), belajar dapat
diperoleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja dirancang
maupun yang diambil manfaatnya. Konsep ini mengandung arti
bahwa bila seseorang mempunyai kesadaran dan minat untuk
belajar dia dapat mengambil pelajaran dari siapa saja, dan
anggota masyarakat lainnya
b. Motivasi Ekstrinsik
1) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar (variasi dalam
aktivitas belajar)
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu
proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik
menyebabkan proses belajar jadi bermakna. Sesuatu yang
bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti
kegiatan belajar diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat
dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Lingkungan belajar yang kondusif.
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi
muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh
lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan
sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat
dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan
latihan, dengan kata lain melalui pengaruh lingkungan.
Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong
belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau
masalah dalam belajar.
6. Fungsi Motivasi Belajar bagi Siswa
Fungsi motivasi menurut Sardiman (2011:85) adalah sebagai berikut:
a. Mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentuakan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan beljar
dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Selain itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain, dengan adanya
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
7. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Perilaku yang penting bagi seorang manusia khususnya pelajar
adalah belajar. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri
siswa. Motivasi belajar pada siswa merupakan penggerak kemajuan
prestasi siswa. Dimyati dan Mudjiono (2009: 85) menyatakan akan
pentingnya motivasi siswa dalam belajar sebagai berikut:
1. Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja yang bersinambungan.
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi
tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
seseorang, maka sesuatu pekerjaan dalam hal ini tugas belajar akan
terselesaikan dengan baik.
B. Hakikat KMS
1. Pengertian KMS
Kartu Menuju Sejahtera (KMS) sebagai identitas layanan bagi
program jaminan pendidikan dan kesehatan KMS bisa digunakan
untuk penyaluran beasiswa bagi siswa tidak mampu dan layanan
jaminan kesehatan (askeskin), serta berfungsi memudahkan pembagian
beras (raskin).
Sesuai kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta, KMS
diperuntukkan bagi keluarga miskin (gakin) ber-KTP Kota Yogyakarta
sesuai dengan daftar gakin hasil verifikasi dan updating data gakin
tahun 2007. Proses verifikasi data gakin di lapangan untuk mengetahui
keluarga masuk dalam suatu kategori, diantaranya kategori fakir
miskin ( keluarga sejahtera 1), miskin (keluarga menuju sejahtera 2),
hampir miskin (keluarga sejahtera 3) dan tidak miskin (keluarga
sejahtera), kesemua kategori tersebut merupakan kelompok masyarakat
yang digolongkan miskin dan tetap layak sebagai penerima berbagai
jaminan. Terutama jamina kesehatan dan jaminan pendidikan
Adapun jumlah data KMS di Kota Yogyakarta yaitu: Keluarga
Fakir Miskin jumlahnya 1.436 KK dengan 4.052 jiwa, Keluarga
Miskin jumlahnya 13.334KK dengan 43.609 jiwa, Keluarga Hampir
Miskin jumlahnya 11.915 KK dengan 42.157 jiwa. Sedangkan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penduduk miskin ber-KTP Kota Yogyakarta dengan jumlah
keseluruhan ada 89.848.
Jaminan Pendidikan Daerah mulai muncul atas inisiatif
Eksekutif yaitu H. Herry Zudianto (Wali Kota Yogyakarta periode
2001-2006 dan Periode 2006-2011). Jaminan pendidikan di Kota
Yogyakarta melalui KMS mulai dibahas pada Tahun 2007 yang
dituangkan melalui Keputusan Walikota Nomor 236 Tahun 2007
tentang Kuota Peserta Didik Baru Masuk SMP dan SMA Negeri di
Kota Yogyakarta.
Diterbitkannya Peraturan Walikota dimaksudkan memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu dalam rangka penuntasan Wajib Belajar Dua
Belas Tahun. Sedangkan kebijakan kuota KMS diberlakukan pada
Tahun 2009 karena memerlukan beberapa kesiapan baik dari
mekanisme penerimaan peserta didik baru (PPDB) khusus untuk
penerima KMS. Pada tahun ini 2012 adalah angkatan pertama
penerapan kebijkan kota KMS yang lulus. Jadi Kuota KMS
dilaksanakan 3 (tiga) tahun yang lalu. Kuota KMS sudah beberapa kali
dikaji dan dievaluasi dalam pelaksaannya dan memang sampai saat ini
walaupun berganti Walikota namun tetap diberlakukan karena program
tersebut merupakan salah satu program yang sangat memihak
masyarakat miskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sasarannya adalah anggota keluarga menuju sejahtera yaitu
anak kandung yang dibuktikan dengan Akta Kelahiran, anak angkat
yang dibuktikan dengan Penetapan Pengadilan Negeri setempat atau
Akta Pengangkatan Anak, dan anak tiri yang dibuktikan dengan Akta
Kelahiran dan Akta Perkawinan/Surat Nikah orang tua. Selain itu,
Jaminan Pendidikan Daerah juga diberikan kepada peserta didik
penghuni Panti Asuhan di Kota Yogyakarta yang bersekolah di Kota
Yogyakarta dan di Luar Kota Yogyakarta dalam Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dukungan atas jaminan pendidikan daerah kota
Yogyakarta didukung oleh anggaran yang meningkat. Pada Tahun
2012 anggaran meningkat, Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan
akses pendidikan masyarakat dengan menyediakan dana sebesar Rp
16,1 miliar. Hal ini tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (ABPD) Kota Yogyakarta 2012. Dengan adanya dukungan
dana tersebut tentunya inisiasi JPD terus berjalan karena program JPD
dianggap sebagai program yang perduli dengan pendidikan orang
miskin. Secara politis, disetujuinya anggaran untuk JPD merupakan
wujud dukungan atas inisiasi program jaminan pendidikan di daerah
Kota Yogyakarta. Dalam menghitung kebutuhan biaya pendidikan dan
menentukan besaran JPD yang diberikan memerlukan analisis
kebutuhan setiap satuan pendidikan.
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta memiliki rincian
penghitungan didasarkan biaya satuan di tingkat sekolah merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
jumlah biaya pendidikan tingkat sekolah yang dikeluarkan untuk
menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya
satuan persiswa merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa
besar biaya yang dialokasikan sekolah secara efektif untuk
kepentingan siswa dalam menempuh pendidikan.
2. Dampak Positif dan Negatif KMS
Menurut Jaminan Pendidikan Daerah Bagi Pemegang KMS
Kota Yogyakarta ada dua dampak positif dan negatif yang dimiliki
oleh siswa pemegang KMS , yakni
a. Dampak Positif
Kebijakan KMS secara selintas, diantara: memberikan
pendidikan gratis wajib belajar 12 Tahun bagi Warga Miskin Kota
Yogyakarta; adanya pemberian kesempatan yang terbuka bagi
peserta didik ber KMS untuk mengakses sekolah negeri yang
favorit; adanya kesempatan yang luas bagi anak potensial untuk
mengembangkan diri secara optimal; terciptanya sekolah inklusif
yang dapat mengkomodir semua peserta didik; pemberian
kesempatan bagi peserta didik yang mampu baik secara akademik
maupun non akademik, terutama aspek ekonomik; dan sebagainya.
b. Dampak Negatif
Kebijakan penggunaan KMS ternyata menimbulkan
dampak negatif di antaranya: munculnya pro kontra program JPD
KMS karena dianggap memanjakan masyarakat miskin; terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kesenjangan sosial bagi warga miskin dan warga yang mengaku
miskin/ hampir miskin untuk bisa mengakses pendidikan melalui
mekanisme KMS, terlebih ketika memiliki anak peserta didik yang
menempuh jenjang pendidikan swasta dan SMA/SMALB/MA, dan
SMK, karena biaya pendidikan mahal; terjadinya permasalahan
pendataan KMS; terjadi manipulasi informasi tentang perpindahan
penduduk dari luar kota Yogyakarta, sekolah dipaksa menerima
calon peserta didik “yang tak cualified” untuk belajar di sekolah
negeri unggulan, ada beberapa peserta didik KMS yang
mengindikasikan memiliki kesulitan beradaptasi dengan teman-
temannya.
3. Keuntungan Program Kartu Menuju Sejahtera
Selain medapatkan jaminan berupa biaya pendidikan, penerima
JPD juga mendapatkan beberapa keuntungan. Penerima JPD KMS
mendapatkan Kuota KMS dalam penerimaan peserta didik baru
(PPDB), yaitu dengan memberikan kuota tertentu bagi peseta didik
pemegang KMS dalam PPDB agar bisa mengakses sekolah yang
favorit. Kuota KMS dalam PPDB merupakan Affirmative action dari
Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta untuk memberikan peluang
peningkatan kualitas pendidikan bagi peserta didik pemegang KMS.
a. Penerima JPD KMS diberikan kepada peserta didik disetiap
jenjang pendidikan dari TK sampai SMA baik sekolah negeri
maupun swasta, serta sekolah luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Penerima JPD KMS tetap akan diberikan bagi peserta didik
pemegang KMS baik yang sekolah di Kota Yogykarta maupun luar
Kota Yogyakarta.
C. Hakikat Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Mugiarso,
2009: 4).
Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui
berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan orang-orang itu kemudian
menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan
demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok (Prayitno,
1995:14).
Bimbingan kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam
perilaku secara tidak langsung, melalui penyampaian informasi yang
menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka
dapat menerapkan sendiri suatu pengolahan kognitif tentang informasi
yang diberikan kepada anggota kelompok (Winkel, 2006: 543).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana
pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan
mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau
untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama (Wibowo, 2005: 17).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil
pengertian bimbingan kelompok merupakan upaya pemberian bantuan
kepada siswa melalui kelompok untuk mendapatkan informasi, baik
tentang pendidikan, karier, pribadi,dan sosial agar dapat menyusun
rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman terhadap dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan dalam menunjang terbentuknya perilaku yang efektif.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan dari layanan bimbingan kelompok yaitu supaya orang
yang mengikuti bimbingan kelompok mampu mengatur kehidupannya
sendiri, memiliki pandangan sendiri dan tidak sekedar mengikuti
pendapat orang lain, mampu dalam mengambil sikap sendiri dan
berani menanggung sendiri konsekuensi-konsekuensi dan tindakannya
(Winkel, 2006:548).
Tujuan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai
bahan dari konselor sekolah sebagai narasumber yang bermanfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun pelajar,
anggota dan masyarakat (Mugiarso, 2009: 66).
Tujuan umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi
peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan bahwa
kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang sering terganggu
oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak
objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif (Prayitno, 2004: 2)
Melalui layanan bimbingan kelompok hal-hal yang
mengganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan,
dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara; pikiran yang suntuk,
buntu atau beku dicairkan dan di dinamikan melalui berbagai
masukkan dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang
menyimpang dan/atau sempit diluruskan dan diperluas melalui peserta
seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan
umum dan khusus tersebut di atas.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hal yang paling penting
dalam kegiatan bimbingan kelompok merupakan proses belajar baik
bagi petugas bimbingan maupun bagi individu yang dibimbing.
Bimbingan kelompok juga bertujuan untuk membantu individu
menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok perlu jelaskan jenis-
jenis bimbingan kelompok. Menurut Prayitno (1995:25) dalam
penyelengaraan Bimbingan kelompok dikenal dua jenis yaitu
kelompok bebas dan kelompok tugas, adapun uraiannya sebagai
berikut:
a. Topik tugas, yaitu topik secara langsung dikemukakan oleh
pemimpin kelompok (guru pembimbing) dan ditugaskan kepada
seluruh anggota kelompok untuk bersama-sama membahasnya.
b. Topik bebas, yaitu anggota secara bebas mengemukakan
permasalahan yang dihadapi yang sedang dirasakan kemudian
dibahas satu persatu
4. Fungsi Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk memungkinkan
siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai informasi (terutama
dari guru pembimbing) yang bermanfaaat untuk kehidupan sehari-hari
baik sebagai individu maupun sebagai siswa, anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan layanan bimbingan kelompok para siswa diajak
untuk dapat mengemukan pendapat tentang sesuatu dengan
membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai dan
mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani masalah
yang akan dibahas dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dengan demikian selain dapat menciptakan hubungan baik
diantara anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar anggota
kelompok dan untuk mengembangkan sikap. Fungsi utama dari
layanan bimbingan kelompok adalah fungsi pemahamanan dan
pengembangan.
5. Manfaat Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002: 49) menyatakan manfaat
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok adalah:
a. Menumbuhkan hubungan yang baik antar anggota kelompok
b. Kemampuan berkomunikasi antara individu.
c. Pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan.
d. Mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal
yang di inginkan sebagaimana terungkap dalam kelompok.
Manfaat layanan bimbingan konseling diperkuat lagi oleh
Winkel dan Hastuti S (2004: 565) menyebutkan manfaat layanan
bimbingan kelompok adalah
a. Mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak siswa,
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa.
b. Siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi.
c. Siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-
temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan tantangan
yang kerap kali sama dengan dirinya.
d. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. Bila berada dalam kelompok diberikan kesempatan untuk
mendiskusikan sesuatu bersama.
f. Lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila
dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh
seorang konselor.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa manfaat dari layanan bimbingan kelompok adalah dapat melatih
siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan
kerjasama para siswa untuk dapat mengatasi masalah. Masalah disini
adalah bekerja sama untuk meningkatkan motivasi dirinya sendiri dan
motivasi teman-temannya menjadi lebih baik melalui kegiatan
bimbingan kelompok. Selain itu bimbingan kelompok dapat melatih
siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat
orang lain.
D. Hakikat Dinamika Kelompok
1. Pengertian Dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan,
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi
dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,
semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap
saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
2. Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan
kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan
mempunyai tujuan bersama. Menurut Kurt Lewin (1983) berpendapat
”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its
members but their interdependence”. H. Smith (2004) menguraikan
bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,
yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya
dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota
kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing
anggota kelompok:
a. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
b. Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
c. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
d. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara
anggota kelompok
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
a. Terdiri dari dua orang atau lebih
b. Berinteraksi satu sama lain
c. Saling membagi beberapa tujuan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian
kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua
orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
3. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara
jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung
dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga
dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses
kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap
anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling
menghargai
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling
menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota
kelompok
d. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi
yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-
beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok.
Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-
kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”.
Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang
kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”.
Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu,
pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap
kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua
anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok,
proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan
kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut
”performing”.
4. JENIS-JENIS DINAMIKA KELOMPOK
a. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan
erat dalam kehidupan.Sedangkan menurut Goerge Homans
kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari
beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya
sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(bertatap muka) tanpa melalui perantara Misalnya antara
lain:keluarga,RT,kawan sepermainan, kelompok agama dan lain-
lain.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung,
berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.Hubungan yang
terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik,
perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau
Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada.
Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini
adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.
Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok
Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat
informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.
Misalnya: kelompok arisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KELOMPOK
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang
menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa
kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
a. Kelebihan Kelompok
1) Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan
menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
2) Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan
kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
tercapainya tujuan kelompok
3) Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah
dan norma yang telah disepakati kelompok.
b. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu
penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan
yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.
E. Kajian Teori Relevan
Betania Cahya Amanda. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa Kelas VIII melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP N 1
Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan
berdasarkan fenomena yang ada di SMP N 1 Semarang yang menunjukkan
terdapat siswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah. Melalui layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bimbingan kelompok diharapkan motivasi belajar siswa ini dapat
ditingkatkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaran
motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan
kelompok, untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa setelah
mendapat layanan bimbingan kelompok, dan untuk mengetahui apakah
motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling dengan melaksanakan dua siklus.
Subyek penelitian ini yaitu 10 siswa kelas VIII SMP N 1 Semarang yang
terdiri atas 8 siswa bermotivasi belajar rendah dan 2 siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi, agar terjadi dinamika kelompok.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, skala
motivasi belajar dan observasi. Sedangkan teknik analisis datanya
menggunakan analisis deskriptif persentase dan kualitatif.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Motivas belajar siswa sebelum memperoleh
perlakuan berupa bimbingan kelompok,sebesar 44,4% kategori
rendah.Setelah diberi layanan bimbingan kelompok pada sikus I, motivasi
belajar siswa meningkat menjadi kategori sedang sebesar 65%.Sedangkan
pada siklus II motivasi belajar siswa terus meningkat menjadi kategori
tinggi dengan perolehan sebesar 74%.Hal ini menunjukkan layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa
kelas VIII di SMP Negeri 1 Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkanbahwa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok
motivasi belajar siswa sebesar 44,4% kategori rendah. Setelah diberikan
layanan bimbingan kelompok pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar
65% kategori sedang dan pada siklus II motivasi belajar siswa sebesar
74%. Sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar yang signifikan
setelah diadakan layanan bimbingan kelompok.Saran yang dapat diberikan
yaitu hendaknya guru pembimbing lebih mengembangkan layanan
bimbingan kelompok untuk membantu dalam meningkatkan
motivasibelajar siswa
Rantiyan 2014. Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di kelas VII.7di SMP 1
Wonokerto dari hasil pengamatan terdapat 10 siswa yang termasuk
kategori rendah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah
motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok dan untuk mengetahui hasil
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok.
Subyek penelitian berjumlah 10 siswa dengan metode
pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi
yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis “Interactive
model”yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompk
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan skor rata-rata 3,8.
Dari beberapa hasil penelitian diatas merupakan bukti yang
memberikan gambaran bahwa rendahnya motivasi perlu ditingkatkan
untuk memperbaiki cara belajar siswa. Oleh karena itu peneliti ingin
melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
jalur KMS melalui layanan bimbingan kelompok dengan metode group
dinamycs. Layanan bimbingan kelompok dengan metode group dinamycs.
adalah layanan yang digunakan peneliti untuk meningkatkan motivasi
siswa jalur KMS.
F. Kerangka berpikir
Pemerintah Yogyakarta telah merealisasikan program untuk
pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin. Salah satu bentuk dari
program tersebut adalah pemberian beasiswa bagi masyarakat tidak
mampu. Pemberian beasiswa bisa dilakukan melalui Kartu Menuju
Sejahtera atau sering disebut KMS. Hal ini dikarenakan permasalahan
yang menyangkut perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh pelajar yang
tidak menunjukkan motivasi belajar makin menimbulkan permasalahan.
Salah satu sekolah yang menerapkan program KMS adalah SMP N 15
Yogyakarta.
Salah satu metode yang perlu dikembangkan di SMP N 15
Yogyakarta adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat diartikan
sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya. Di Smp N 15 Yogyakarta ini penyadaran siswa tentang
motivasi belajar dirasa masih kurang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, akibatnya memunculkan permasalahan yang kerap kali terjadi
disekolah.
Melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling maka
dirancang sebuah tindakan berupa upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar pada siswa jalur KMS di SMP N 15 Yogyakarta. Penelitian
tindakan bimbingan dan konseling ini dilakukan dalam kegiatan layanan
bimbingan kelompok yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian memilih layanan bimbingan kelompok sebagai cara
untuk memudahkan penyampaian materi topik bimbingan dan siswa akan
lebih mudah menangkap dan memahaminya. Sehingga adanya perubahan
berupa pemahaman dan penerapan motivasi belajar yang semakin baik
yang ditunjukkan oleh siswa.
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ha : Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dapat
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Kelas
VIII H di SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan mengenai penelitian tindakan bimbingan dan
konseling. Metodologi penelitian meliputi: jenis dan desain penelitian,
subjek penelitian, waktu dan tempat, setting penelitian, prosedur
penelitian, langkah penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas,teknik analisis data dan indikator keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan
konseling (PTBK) yang dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis dan McTaggart ( dalam Hidayat
Dede Rahmat dan Aip Badrujman, 2012: 12), penelitian tindakan kelas
pada hakikatnya berupa rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat
langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama (Arikunto dkk, 2014:3).
Menurut Imam (2010:4) Penelitian Tindakan Bimbingan Kelas
dapat didefinisikan sebagai penelitian kolaboratif yang dilakukan oleh
konselor melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki motivasi
belajar siswa jalur KMS meningkat. Berdasarkan beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan bimbingan kelas adalah
suatu rangkaian kegiatan tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pelaksanaan, dan refleksi untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi
belajar melalui layanan bimbingan kelompok.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas VIII H jalur Kartu
Menuju Sejahtera di SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Siswa dipilih oleh peneliti, guru mata pelajaran, wali kelas serta guru
bimbingan dan konseling berdasarkan kriteria-kriteria tentang motivasi
belajar rendah yang disusun oleh peneliti. Adapun kriteria motivasi belajar
rendah adalah (1) jarang mengerjakan tugas, (2) mudah putus asa, (3)
harus memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, (4) tidak senang
mencari dan memecahkan soal-soal.
Kemudian untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat terhadap
pemilihan siswa, peneliti pun melakukan diskusi dengan wali kelas VIII H
mengenai kriteria-kriteria untuk setiap anak didiknya dan memilih 10 dari
30 siswa yang akan dijadikan subjek. Setelah wali kelas berkolaborasi
denga guru mata pelajaran lainnya dalam hal memilih siswa, akhirnya
didapatkannya 10 nama siswa kelas VIII H yang akan menjadi subjek
penelitian. Setelah peneliti mendapatkan 10 siswa dari wali kelas, peneliti
mendapatkan informasi dari wali kelas tentang siswa pada umumnya
memiliki masalah yang sama, namun dari 30 siswa terdapat 10 siswa yang
lebih memiliki permasalahan motivasi belajar rendah. Menurut wali kelas
hal ini terjadi karena faktor ekonomi sosial. Siswa jalur KMS ini
kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu; kebanyakan orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bekerja sebagai pedagang asongan, pedagang kaki lima. Hal inilah yang
membuat anak kurang diperhatikan oleh orangtua terutama dalam hal
membimbing anak untuk belajar. Wali kelas memberikan nama-nama
siswa yang memenuhi kriteria motivasi belajar rendah dan peneliti
memilih 10 orang. Kemudian peneliti mengkonsultasikan nama-nama
siswa tersebut dengan guru bimbingan dan konseling yang memiliki data
yang lebih lengkap tentang siswa-siswa tersebut.
Guru bimbingan dan konseling mengatakan bahwa 10 anak yang
terpilih ini merupakan siswa yang tepat untuk dijadikan subjek penelitian.
Sebab, dilihat dari buku catatan BK terhadap setiap siswa khususnya
dikelas VIII H. siswa-siswi inilah yang sering mengalami permasalahan,
baik dari akademik maupun tingkah laku, dan memenuhi kriteria motivasi
belajar rendah. Pada akhirnya peneliti mendapatkan hasil dari beberapa
penyeleksian yang dilakukan wali kelas, guru mata pelajaran dan guru
bimbingan dan konseling, peneliti mendapatkan 10 orang siswa yang
teridentifikasi memiliki motivasi belajar yang rendah. Objek penelitian ini
adalah peningkatan motivasi belajar siswa jalur KMS melalui layanan
bimbingan kelompok.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil pada bulan September
hingga November tahun ajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah
SMP N 15 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Setting Penelitian
1. Partisipan dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh satu mitra pengamat dari
guru dan dua pengamat mahasiswa/i, yaitu:
a. Mitra Pengamat 1
Nama : Nurbowo Budi Utomo S.Pd
NIP : 197007191996011001
Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling
b. Pengamat 2
Nama : Sebastinus Armedy
NIM : 121114043
Status : Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma
c. Pengamat 3
Nama : C. Rahayu Kusuma Rani
NIM : 121114028
Status : Mahasiswi Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma
2. Topik Bimbingan
Topik bimbingan yang dipilih oleh peneliti berlandaskan
perilaku nyata motivasi belajar rendah yang diungkap oleh subjek
peneliti yaitu kurang memiliki keberanian dalam bertanya atau
berpendapat, cenderung pasif dan tidak memiliki ketertarikan
mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, serta lingkungan tempat
tinggal yang tidak mendukung situasi belajar. Gejala-gejala perilaku
tersebut sangat bertentangan dengan ciri-ciri siswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
motivasi belajar yang tinggi seperti: (1) merasa senang dalam belajar;
(2) ingin mendalami materi yang dipelajari; (3) mempunyai semangat
untuk berprestasi; (4) menyadari pentingnya belajar; (5) memiliki
ketekunan dalam belajar; (6) mempunyai cita-cita untuk masa depan.
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa jalur KMS
tersebut disusunlah topik-topik bimbingan yang berkesinambungan.
Adapun topik bimbingan yang dipilih adalah sebagai berikut:
a. Siklus 1
Fokus Penelitian : Meningkatkan motivasi belajar
Topik Bahasan : Belajar Itu Menyenangkan
Tanggal & Waktu : 5 November 2016 / 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruangan Bimbingan dan Konseling
Jumlah siswa :10 siswa
b. Siklus 2
Fokus Penelitian : Meningkatkan motivasi belajar
Topik Bahasan : Pentingnya Belajar
Waktu : 12 November 2016/ 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas
Jumlah siswa : 10 siswa
c. Siklus 3
Fokus Penelitian : Meningkatkan motivasi belajar
Topik Bahasan : Meraih Cita-Cita
Waktu :19 November 2016/09.00-10.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tempat : Ruang AVA
Jumlah siswa : 10 siswa
E. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan bimbingan kelas ini menggunakan model
Kemmis & Mc. Taggart (dalam Kusumah & Dedi, 2009). Pelaksanaan
penelitian tindakan model ini terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam satu siklus.
Pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi pada setiap
tindakan. Model Kemmis & Mc. Taggart akan disaijikan pada halaman
selanjutnya.
Gambar 3.1
Prosedur penelitian tindakan kelas Model Kemmis & Mc. Taggart
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus I
Siklus II
Siklus III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada tahap pertama peneliti melakukan perencanaan yaitu
menyusun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian. Peneliti melakukan koordinasi dengan
pengamat untuk menyusun program kegiatan, serta jadwal pelaksanaan
tindakan. Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
proses tindakan, menyusun instrumen, pedoman wawancara pedoman
observasi dan pedoman penilaian siswa. Tahap ini digunakan sebagai
acuan pemberian tindakan bimbingan.
Tahap kedua yang dilakukan yaitu memberikan tindakan sesuai
perencanaan. Pada tahap tindakan ini adalah pemberian layanan
bimbingan kelompok sebagai upaya peningkatan motivasi belajar pada
siswa jalur KMS. Peneliti menyampaikan 3 topik bimbingan dalam 3
siklus penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Ketiga topik tersebut
adalah belajar itu menyenangakan, pentingnya belajar, dan meraih cita-
cita.
Tahap ketiga adalah pengamatan atau observasi. Melalui observasi
ini, pengamat mengumpulkan informasi tentang kelebihan dan kelemahan
pelaksanaan yang telah dilakukan oleh peneliti. Misalnya bagaimana
peneliti melakukan tindakan di kelas, situasi kelas, perilaku dan sikap yang
ditunjukkan oleh siswa lain. Hasil dari observasi yang dilakukan oleh
pengamat dan mitra ini akan dijadikan bahan perbaikan dan perencanaan
ulang tindakan pada siklus berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tahap terakhir yang dilakukan peneliti membuat refleksi tentang
hal-hal apa saja yang didapatkan selama proses tindakan, hal apa yang
menjadi kekuatan serta hal apa saja yang dirasa masih perlu ditingkatkan
pada proses tindakan selanjutnya. Selain itu, peneliti juga melihat hasil
refleksi yang dituliskan oleh siswa setelah mengikuti proses bimbingan
kelompok dan juga melakukan diskusi dengan mitra pengamat dalam
penelitian untuk memastikan apakah bimbingan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan tujuan atau sebaliknya. Jika pada tahap ini peneliti belum
mencapai tujuan yang telah dibuat maka peneliti melaksanakan siklus
selanjutnya dengan perbaikan yang telah dilakukan.
F. Langkah Penelitian
Tahapan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dapat dijabarkan
sesuai dengan bagan PTK di atas berikut dibawah ini.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Mempersiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB) dan
materi layanan bimbingan kelompok dengan topik” Belajar itu
Menyenangkan”
2) Mempersiapkan lembar skala motivasi, observasi, lembar
penilaian, dan pedoman wawancara terstruktur.
3) Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan penelitian.
4) Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1) Pengenalan awal dan penjelasan tujuan bimbingan kelompok
2) Mengisi instrumen penelitian berupa skala motivasi sebagai
pre test atau pra tindakan.
3) Ice breaking sebagai penyegar suasana
Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengajak siswa untuk
bernyanyi dengan judul “ treek dung”. Tujuannya untuk
pencairan suasana sehingga siswa merasa nyaman ketika masuk
ke dalam kegiatan selanjutnya.
4) Melakukan kegiatan
Peneliti memberikan materi tentang “ Belajar Itu
Menyenangkan” dengan kegiatan Jigsauw. Kegiatan berupa
teka-teki dalam sebuah cerita dan siswa secara berkelompok 3-
4 orang akan memecahkan sebuah cerita yang telah diberikan.
5) Penyampaian materi bimbingan
Peneliti menyampaikan materi tentang “ Belajar Itu
Menyenangkan” dengan mengkaitkan kegiatan jigsauw.
Peneliti mengajak setiap siswa untuk menceritakan kembali
tentang apa yang didapatkan dalam kegiatan tersebut. Tentu
saja kegiatan ini berisi tentang makna cara belajar yang
menyenangkan.
6) Menjelaskan tugas mingguan kepada siswa untuk
mempersiapkan dengan tema “ Pentingnya Belajar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Peneliti meminta setiap siswa untuk menuliskan kegiatan
selama satu minggu kedepan yang dibuat berdasarkan aktivitas
sehari-hari.
7) Penutup berupa pengisian angket motivasi sebagai siklus 1
Peneliti memberikan angket motivasi sebagai hasil siklus I.
dan lembar penilaian siswa terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Wawancara terstruktur akan diberikan kepada
siswa yang berada di kategori rendah terlihat dari hasil
pengisian angket motivasi siswa. Wawancara terstruktur akan
diberikan pada hari berikutnya setelahnya penghitungan hasil
skor angket motivasi belajar.
c. Tahapan Pengamatan
Mitra pengamat mengamati proses bimbingan kelompok.
Dari hasil pengamatan ini diperoleh informasi mengenai proses
layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan oleh
peneliti.
d. Tahap Refleksi dan Evaluasi
Peneliti dan mitra pengamat lain berdiskusi mengenai
proses jalannya bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.
Peneliti mendapatkan umpan balik sebagai bahan refleksi yang
akan digunakan sebagai upaya perbaikan pelaksanaan siklus
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Siklus II
Setelah melakukan refleksi dan evaluasi dari upaya perbaikan
siklus I disusun upaya perbaikan siklus II sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan RPB sebagai skenario proses jalannya layanan
bimbingan kelompok
2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa skala motivasi,
lembar observasi, lembar penilaian siswa dan pedoman
wawancara terstruktur.
3) Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi
b. Tahap Pelaksanaan
1) Membagikan cerita yang telah dibuat siswa
Peneliti meminta siswa untuk menceritakan kegiatan sehari-
hari dalam waktu satu minggu yang telah dibuat kepada teman-
teman lainnya. Peneliti mengundi siapa orang pertama yang
menceritakan pengalamannya. Usai seluruh siswa menceritakan
kegiatannya. peneliti mengajak masing-masing siswa untuk
mengidentifikasikan kegiatan mana yang utama seorang
pelajar.
2) Menyampaikan materi
Peneliti menyampaikan materi tentang “ Pentingnya
Belajar” dengan kegiatan memecahkan puzzle yang dibuat oleh
peneliti. Puzzle tersebut berisikan kalimat yang menceritakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tentang pentingnya belajar. Kata-kata yang terdapat pada
puzzle akan disusun oleh setiap kelompok menjadi sebuah
kalimat aslinya. Dalam kegiatan ini peneliti ingin menyadarkan
siswa bahwa belajar itu penting, sehingga siswa dapat
menemukan soal dan memecahkan soal-soal tersebut.
3) Peneliti menyampaikan tugas mingguan yaitu siswa membuat
pengalaman pribadi yang berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan di siklus II.
4) Penutup berupa pengisian angket motivasi sebagai siklus II
Peneliti memberikan angket motivasi sebagai hasil siklus II
dan lembar penilaian siswa terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Untuk wawancara terstruktur peneliti
mewawancarai siswa yang hasil pengisian angket motivasi
berada di kategori rendah.
5) Tahap Pengamatan
Pada tahap ini, mitra pengamat lain mengamati proses
kegiatan layanan bimbingan kelompok.
c. Tahap Refleksi
Seperti upaya perbaikan siklus 1, peneliti bersama
pengamat lain melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik
untuk upaya perbaikan siklus berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan RPB dengan tema Meraih cita-cita
2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa skala motivasi
belajar, pedoman observasi, pedoman penilaian siswa dan
wawancara secara terstruktur.
3) Menyiapkan camera sebagai alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Menonton film
Menonton film dari video tentang “inspirasi Lena dan kisah
anak sekolah bersama jembatan putusnya” diputar untuk
membangun motivasi diri. Usai menonton film dari video,
peneliti mengajak siswa untuk merefleksikan isi film tsb.
Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas
yang sudah diberikan pada siklus sebelumnya.
2) Menyampaikan materi
Peneliti menyampaikan materi tentang “ Meraih Cita-
cita” Peneliti mengajak siswa untuk saling menceritakan
tentang impian dan siswa lainnya saling mendengarkan. Usai
seluruh siswa bercerita, peneliti memberikan kartu yang harus
diisi oleh setiap siswa tentang cita-cita yang mengandung
kalimat positif. Kertas tersebut diberi nama Kartu Komitmen
peneliti mengajarkan siswa menyusun kalimat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menghindari kata-kata seperti harus, tidak, pasti, karena kata-
kata ini mengandung konotasi yang negatif. Setelah selesai
membuat kalimat, peneliti mulai mengajak siswa duduk
melingkar dengan posisi yang nyaman dan rileks karena
peneliti akan memberikan progresif relaxation untuk siswa.
Pada teknik progresif relaxation ini, peneliti berupaya
memunculkan keingininan yg didalam diri siswa untuk
menyadari pentingnya belajar untuk meraih cita-cita. Peneliti
mengajak siswa untuk berada pada alam bawah sadar yang
bereaksi terhadap sugesti dan bersifat sugestif, dan keadaan ini
akan diperoleh ketika siswa sangat rileks dan pemberiannya
pun berupa kalimat-kalimat positif . Teknik ini akan
bermanfaat untuk siswa jalur KMS dalam hal meningkatkan
semangat motivasi belajar, dan yang dilakukan oleh peneliti
adalah mencoba untuk membuat siswa jalur KMS untuk
membangunkan kesadaran terhadap pentingnya belajar.
3) Mengisi skala motivasi belajar sebagai siklus III
Peneliti memberikan angket motivasi sebagai hasil siklus
III . Kemudian dilanjutkan lagi dengan pengisian lembar
penilaian siswa terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
c. Tahap Pengamatan
Sama dengan tahap sebelumnya, pada tahap ini mitra
pengamat lain mengamati proses jalannya kegiatan layanan
bimbingan kelompok.
d. Tahap Refleksi dan Evaluasi
Pada tahap ini perbaikan siklus 1 dan 2, peneliti bersama
mitra kolaboratif, dan pengamat melaksanakan diskusi untuk
menganalisis data hasil observasi dan mengetahui efektifitas
tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus III.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan:
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012).
Angket motivasi belajar ini memiliki fungsi untuk mengukur
tingkat motivasi yang diterapkan atau diamalkan oleh siswa. Melalui
angket motivasi belajar ini akan didapatkan gambaran apakah terdapat
perkembangan tingkat motivasi belajar siswa jalur KMS di setiap
siklus yang dilaksanakan pada penelitian tindakan bimbingan dan
konseling sehingga pemberian angket ini dilakukan pada setiap akhir
siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana
tempatnya. Jadi peneliti akan dapat mengetahi dengan pasti tentang
variabel apa yang akan diamati. Pedoman dalam melakukan observasi
ini pengamat dapat menilai setiap perilaku dan ucapan siswa terhadap
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
motivas belajar siswa jalur KMS.
3. Wawancara Terstruktur
Menurut Arikunto (2013) wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur.
Wawancara tersktruktur merupakan wawancara dimana peneliti
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. Wawancara ini
akan diberikan kepada siswa yang masih memiliki hasil motivasi
rendah setelah diberikan tindakan di dalam setiap siklus. Setiap
responden diberi pertanyaan yang sama tentang kegiatan-kegiatan yang
berlangsung pada setiap siklusnya dan peneliti mencatatnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto
selama proses penelitian tindakan bimbingan dan konseling
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
H. Instrumen Pengumpulan Data
1. Angket Motivasi Belajar
Peneliti menggunakan angket langsung tertutup, artinya
responden menjawab pernyataan yang alternatif jawabannya sudah
disediakan dilembar angket dengan memberikan tanda centang pada
kolom alternative jawaban yang dianggap tepat. Instrument yang
digunakan berupa angket motivasi belajar. Angket yang disusun
peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:134).
Dalam skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban yang disediakan yaitu
( Sangat Setuju) SS, (Setuju) S, (Ragu-ragu) RR, (Tidak Setuju) TS,
dan (Sangat Tidak Setuju) STS. Siswa dapat memilih jawaban yang
sesuai dengan keadaan dirinya. Angket motivasi belajar dapat dilihat
pada lampiran 1. Berikut Kisi-kisi instrument penelitian disajikan
dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kisi-kisi angket motivasi belajar
Aspek Indikator Item Jumlah
Tekun Menghadapi
Tugas
Rajin dan bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan
suatu pekerjaan.
1,2,3,4,5,6,7,8 8
Ulet menghadapi
Kesulitan
Kemauan keras dalam
berusaha untuk mencapai
tujuan dan cita-cita
9,10,11,12,13 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Senang Bekerja
Mandiri
Memiliki kebebasan untuk
bertindak tanpa bantuan
orang lain
14,15 2
Tidak Mudah
Melepaskan Hal
Yang diyakini
Teguh dalam pendirian 16,17,18,19 4
Senang Mencari
dan Memecahkan
Masalah atau soal-
soal
Menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan
pemahaman untuk
menentukan solusi dari suatu
masalah
20,21,22 3
Adanya Hasrat dan
Keinginan Berhasil
Memiliki keingintahuan yang
besar terhadap segala
permasalahan yang dihadapi.
23,24,25,26, 4
Adanya Dorongan
dan Kebutuhan
Dalam Belajar
Belajar suatu kebutuhan dan
bukan merupakan beban
27,28,29,30 4
Adanya Kegiatan
Yang Menarik
Dalam Belajar
Suasana yang menarik
menyebabkan proses belajar
jadi bermakna
31,32 2
Lingkungan
Belajar Yang
Kondusif
Pendorog belajar, untuk
memperoleh bantuan yang
tepat dalam mengatasi
kesulitan atau masalah dalam
belajar.
33,34,35,36,37 5
2. Penilaian Program untuk Siswa
Penilaian program untuk siswa berbentuk skala Skala Guttman
digunakan pada validasi penilaian siswa. Menurut Sugiyono (2012)
pada skala Guttman didapatkan jawaban tegas seperti “ya-tidak”,
“benar-salah”, “positif-negatif”, “pernah-tidak pernah” dan lainnya.
Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dua alternatif). Maka, dalam skala Guttman hanya ada dua interval,
yaitu” ya-tidak”. Siswa sebagai responden diminta untuk memilih “ ya-
tidak” sebagai alternatif jawaban sehingga siswa dapat memberikan
penilaian terhadap program yang dilaksanakan. Instrument penilaian
program untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut disajikan
kisi-kisi penilaian program siswa pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Kisi-kisi Penilaian Program Siswa
No Item yang teramati
1 Malu dan malas bertanya
2 Bersemangat dalam mengikuti bimbingan
3 Tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan
4 Memperhatikan fasilitator yang sedang
berbicara
5 Menunjukkan sikap motivasi terhadap belajar
6 Mendengarkan teman yang sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat
7 Dapat menerima siapa saja yang menjadi
teman kelompok
8 Saling memberikan semangat sesama teman
9 Mengejek atau merendahkan teman lain
10 Berteriak saat berbicara
11 Melaksanakan tugas dari fasilitator
12 Menunjukkan perilaku tidak santun ( berkata
kotor)
13 Mengobrol sendiri saat bimbingan
14 Kemudahan siswa dalam menangkap materi
15 Puas terhadap bimbingan
16 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
17 Terdorong untuk terlibat aktif
18 Memotivasi untuk belajar
19 Peningkatan kesadaran siswa dalam hal
belajar
20 Mengikuti instruksi dari pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun untuk mengamati perubahan-
perubahan yang terjadi selama kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung. Panduan observasi dapat dilihat pada lampiran 3.
Berikut ditampilkan tabel berisi kisi-kisi panduan observasi pada tabel
3.3
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Panduan Observasi
Aspek Sub
Aspek/Dimensi
Item Jumlah
Motivasi
belajar siswa
jalur KMS
yang muncul
selama
kegiatan
proses
kegiatan
bimbingan
berlangsung
Perilaku siswa
yang menunjukan
tidak termotivasi
selama kegiatan
berlangsung
1. Siswa mengborol tentang
topik lain selama bimbingan
berlangsung
2. Siswa bermain-main selama
mengikuti bimbingan
3. Siswa membuat keributan
selama kegiatan bimbingan
sehingga suasana menjadi
ramai
4. Sering izin keluar kelas saat
bimbingan.
5. Siswa banyak melamun saat
bimbingan
6. Siswa bermain handphone saat
bimbingan.
7. Siswa menganggu teman lain.
8. Siswa pasif dalam kegiatan
bimbingan.
9. Sering melihat keluar kelas saat
bimbingan.
10. Berteriak/mengeluh minta
pulang.
11. Mondar-mandir di dalam kelas.
12. Siswa terlihat bosan saat
15 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bimbingan
13. Siswa tidak terlibat saat kegiatan
bimbingan.
14. Mengerjakan hal lain (gambar,
kerjakan tugas lain).
15. Berkemas-kemas sebelum jam
pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Wawancara Terstruktur
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa dan juga guru
pengamat di akhir kegiatan. Wawancara yang diberikan secara
terstruktur tentang pelaksanaan kegiatan. Berikut disajikan hal-hal
yang akan ditanyakan ketika wawancara pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Panduan Wawancara Terstruktur
1. Apakah kamu menyukai kegiatan yang sudah dilakukan hari ini?
2. Apa yang membuat kamu senang ketika mengikuti proses
kegiatan?
3. Apakah ada kesesuaian antara materi yang diberikan oleh peneliti
dengan kehidupan sehari-harimu?
4. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh peneliti?
5. Pengalaman baru apa yang kamu selama mengikuti proses kegiatan
ini?
6. Apakah kamu merasa tergugah semangatmu ketika mendapat
penjelasan dan dorongan dari peneliti?
7. Apakah kegiatan yang dilakukan membantumu memahami topik
bimbingan yang telah dilakukan?
8. Manfaat apa yang diperoleh siswa dari setiap topik bimbingan yang
telah diberikan?
Perilaku siswa
yang menunjukan
termotivasi
selama kegiatan
berlangsung
1. Terlibat aktif.
2. Antusias.
3. Memperhatikan.
4. Berpartisipasi.
5. Tampak gembira.
6. Tenang.
7. Fokus/konsentrasi.
8. Semangat.
9. Mendengarkan.
10. Bertanya.
11. Mengerjakan tugas yang
diberikan.
12. Menanggapi.
13. Menjalankan perintah.
14. Sharing.
15. Tampak serius.
15 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
9. Apakah kamu merasa bersemangat dan memiliki motivasi tinggi
dalam belajar setelah mengikuti proses kegiatan ini?
10. Bagaimana tanggapan dan saran kamu terhadap layanan bimbingan
yang sedang dilaksanakan ini?
I. Validitas dan Reliabilitas Angket
1. Validitas Angket
Menurut Azwar (2009) validitas mempunyai arti ketepatan dan
kecermatan suatu alat dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya. Validitas
instrument penelitian ini menggunakan validitas isi. Menurut Azwar
(2009:45) validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun
pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi dengan
analisis rasional atau lewat expert judgment. Expert judgment pada
angket motivasi belajar ini peneliti mengkonsultasikannya bersama
dosen pembimbing, yaitu Dr. M.M Sri Hastuti,M.S.i
Kemudian instrumen yang telah dianalisis` oleh ahli lalu
diberikan kepada subjek penelitian untuk dilakukan uji coba. Uji coba
dilakukan untuk mendapatkan daya beda atau diskrikriminasi sampai
dengan mendapatkan pernyataan-pernyataan final. Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor angket itu sendiri.
Berikut disajikan tabel nilai indeks diskriminasi item menurut
Periantalo (2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.5
Nilai Indeks Diskriminasi Item
Nilai Klasifikasi
Memuaskan
0,250-0,299 Dipertimbangkan
Tidak disarankan
-(minus) Gagal atau ditolak
Skor korelasi item dengan skor total akan dibandingkan dengan
kriteria (r it lebih besar sama dengan 0.30) maka akan
diinterpretasikan kedalam kategori diterima, tidak diterima,
dipertimbangkan bahkan gagal. Perhitungan daya diskriminasi item
dan seleksi item dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto
2009:221). Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Bila
dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dengan teknik Alfa
Cronbach. Berikut disajikan rumus koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach ( Sugiyono, 2008)
{
∑
}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dimana:
= reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Kemudian hasil dari perhitungan disesuaikan dengan
kriteria Guilford. Berikut tabel kriteria Guilford (Masidjo 1995)
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91-1,00 Sangat tinggi
2. 0,71-0,90 Tinggi
3. 0,41-0,70 Cukup
4. 0,21-0,40 Rendah
5. Negative-0,20 Sangat rendah
a. Pengujian Reliabilitas untuk Angket Motivasi Belajar
Dari hasil perhitungan dengan Alpha Cronbach, reliabilitas
sebesar 0,732. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan
koefisien realiabilitas pada kriteria Guilford. Dapat disimpulkan
bahwa koefisien reliabilitas instrument masuk kriteria tinggi.
J. Teknik Analisis Data
Data berupa angka maupun non-angka (kalimat atau kata-kata)
dianalisis secara deskriptif dan disajikan secara visual berupa tabel, grafik,
diagram, pictogram yang menggambarkan tindakan yang dilakukan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan ke arah yang
lebih baik jika dibandingkan keadaan sebelumnya. Berikut rincian teknik
analisis data dalam penelitian ini.
1. Analisis Data Angket Motivasi Belajar
Penelitian melakukan penskoran angket dengan memberikan
skor pada butir favorable (+) 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk
jawaban setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban tidak
setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Pada unfavorable (-)
diberi skor 1 untuk jawaban sangat setuju, 2 untuk jawaban setuju, 3
untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk
jawaban sangat tidak setuju.
Angket motivasi belajar pada penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan pengkategorisasian skor tingkat motivasi belajar siswa
terdapat 5 jenjang ordinal yaitu Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
sangat rendah. Peneliti membandingkan skor seluruh subjek pada
siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menyajikan dalam sebuah
grafik garis. Peneliti menghitung frekuensi siswa yang tidak
menunjukkan perubahan apapun (tetap) dan membuat persentasenya.
Peneliti membuat kategorisasi untuk lebih mudah
mengelompokkan skor subjek (siswa). Kategorisasi skor didapatkan
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Skor maksimum teoritik = 37 x 5 = 185
b. Skor minimum teoritik = 37 x 1 = 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Range (Luas Jarak) = 185 – 37 = 148
d. Mean teoritik (π) =
111
e. Simpangan baku (α) = =
24,6
Tabel 3.7
Kategorisasi Skor Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII H
Jalur KMS SMP N 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017
Formula Kriteria Rentang Skor Kategorisasi
µ + 1,5 α < x 147,9 < x Sangat Tinggi
µ + 0,5 α < x ≤µ +1,5
α
123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi
µ- 0,5 α< x ≤µ + 0,5
α
98,7 < x ≤ 123,3 Sedang
µ- 0,5 α< x ≤µ- 0,5 α 74,1 < x ≤ 98,7 Rendah
x ≤µ - 1,5 α x ≤ 74,1 Sangat Rendah
Keterangan :
Skor maksimum : skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan
skala
Skor minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian
berdasarkan perhitungan skala
Standar deviasi (α) : luas jarak rentangan yang dibagi
dalam enam satuan deviasi sebaran
Mean teoritik (µ) : rata-rata teoritik dari skor
maksimum dan minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Analisis Penilaian Program untuk Siswa
Peneliti memberikan skor pada alternatif jawaban yang dipilih
siswa sebagai responden dalam penilaian untuk siswa. Jika siswa
memilih “ya” maka diberikan skor 1, dan jika memilih “tidak”
diberikan skor 0. Tetapi jika memilih” tidak tahu” maka tidak
diberikan skor. Lalu peneliti menghitung jumlah siswa yang memilih
alternatif jawaban pada setiap item yang terdapat pada lembar
penilaian (validasi) kemudian membuat presentasenya.
3. Data observasi
Bentuk observasi yang digunakan untuk pengamat dalam
penelitian ini adalah skala observasi terstruktur yang merupakan
pedoman perilaku terhadap pelaksanaan bimbingan. skala observasi
terstruktur untuk pengamat, peneliti memberikan skor pada butir
positif (+) 5 untuk jawban sangat sering (SS), 4 untuk jawaban sering
(S), 3 untuk jawaban agak sering (AS), 2 untuk jawaban tidak sering
(AS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sering (STS). Pada butir
negative (-) diberi skor 1 untuk jawaban sangat sering (SS), 2 untuk
jawaban sering (S), 3 untuk jawaban agak sering(AS), 4 untuk jawaban
tidak sering (TS), dan 5 untuk jawaban sangat tidak sering (STS).
4. Data Wawancara
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara terstruktur yang diberikan setelah pelaksanaan
bimbingan. Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa yang masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dalam kategori rendah pada hasil skor angket motivasi belajar serta
satu Guru BK sebagai mitra pengamat terhadap layanan bimbingan
kelompok.Wawancara dilakukan setelah kegiatan layanan bimbingan
kelompok dilaksanakan sehingga akan mendapatkan data yang cukup
objektif. Teknik dalam pengoalahan data wawancara ini adalah analisis
kualitatif yang digunakan untuk mendukung data angket dan data
pengamatan.
K. Kriteria Indikator Keberhasilan
Hidayat & Badrujaman (2012) menjelaskan bahwa indikator
keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar
menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak.
Keberhasilan peneliti ini dapat dilihat melalui pengukuran angket motivasi
belajar, sejauh mana terdapat peningkatan motivasi dalam diri siswa jalur
KMS ke arah yang semakin baik.
1. Kriteria indikator keberhasilan dilihat dari angket motivasi belajar
Penelitian ini dikatakan berhasil jika :
a. Subjek (siswa) berada pada kategorisasi upaya peningkatan
motivasi belajar siswa berada diatas sedang. Dengan kata lain,
tidak ada subjek (siswa) berada pada capaian kategori sedang atau
dibawah kategori sedang.
b. Jumlah subjek (siswa) yang mengalami upaya peningkatan
motivasi belajar meningkat pada siklus I, siklus II, dan siklus III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
c. Terdapat peningkatan rata-rata skor subjek (siswa) angket motivasi
belajar pada siklus I, siklus II, dan siklus III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian serta pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK)
a. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus 1
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB)
dan materi layanan bimbingan kelompok dengan topik “ Belajar Itu
Menyenangkan”. Menyiapkan instrument berupa lembar observasi,
lembar refleksi untuk siswa, angket motivasi belajar, lembar
penilaian dan menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Kegiatan bimbingan, diawali dengan doa yang
dipimpin oleh seorang siswa. Peneliti kemudian
menjelaskan tujuan diadakannya bimbingan kelompok
tersebut. Usai menjelaskan pengantar singkat dari peneliti,
siswa diminta untuk mengisi angket motivasi belajar.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti mengawali bimbingan dengan melakukan
ice breking “ trekdung”, kemudian peneliti membentuk 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
nama kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok abstrak
dan menugaskan masing-masing kelompok untuk
membagikan cerita yang berbeda-beda ke setiap kelompok
lainnya.
Setiap siswa diberi tugas untuk memahami isi dari
cerita tersebut. Selama proses dinamika ini berlangsung,
ada beberapa siswa yang tampak serius mengikuti dan ada
yang tidak tampak serius. Melihat hal tersebut terjadi
peneliti berkeliling untuk mengamati aktivitas setiap
kelompok.
Setelah siswa selesai memahami setiap cerita
peneliti meminta siswa kembali ke kelompok asal. dan
mempersilahkan siswa untuk membagikan kepada teman-
temannya tentang apa yang dipahami dari cerita Disini
terjadi interaksi antar siswa dengan siswa lainnya.
Setelah itu peneliti menyampaikan materi singkat
tentang “ Belajar Itu Menyenangkan” dan mengaitkannya
dengan hasil diskusi siswa sebelumnya. Selanjutnya
peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya dan
mendiskusikannya bersama kelompok. Tujuannya adalah
agar apa yang dilakukan secara bersama-sama tidak hanya
sekedar cerita belaka, tetapi siswa dapat memahami dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
(3) Penutup
Peneliti membagikan lembar refleksi kepada seluruh
siswa dan meminta siswa mengisinya. Kemudian, peneliti
memberikan tugas untuk 1 minggu berikutnya dengan
menuliskan kegiatan sehari-hari selama 1 minggu. Tugas
tersebut akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Peneliti juga membagikan angket motivasi belajar
siswa dan lembar penilaian untuk diisi oleh siswa
mengisinya. Peneliti lalu menutup kegiatan dengan
menyimpulkan materi yang disampaikan pada hari ini.
3) Hasil Refleksi Siklus I
Hasil refleski yang peneliti lakukan bersama siswa di akhir
tindakan menyatakan bahwa sebagian dari siswa merasa sulit untuk
mengikuti kegiatan yang dilakukan di siklus I ini. Kesulitan yang
dialami siswa adalah menangkap ide dari sebuah cerita, Akan
tetapi, ada sebagian siswa yang mampu menangkap ide dari sebuah
cerita, sehingga siswa dapat memaknai proses dinamika yang di
berikan oleh peneliti. Maka dapat dikatakan bahwa dinamika yang
dilakukan oleh peneliti belum mampu mengajak siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar.
Setelah melihat dari hasil refleksi siswa, maka peneliti pun
melakukan evaluasi bersama dengan pengamat dan peneliti
memperoleh masukan bahwa kegiatan bimbingan ini menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
sehingga membuat siswa cukup antusias untuk mengikutinya.
Namun, masih terdapat kekurangan pada peneliti yakni.mengelola
aktivitas siswa untuk lebih efektif. Ada perasaan grogi yang
dialami peneliti, sehingga peneliti membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi siswa. Suara peneliti terlalu
lembut sehingga beberapa siswa sempat tidak memperhatikan dan
memilih mengerjakan hal lain.
Kemudian hasil rata-rata angket motivasi belajar,
menunjukkan bahwa sebanyak 4 siswa berada pada kategori baik,
4 siswa berada pada kategori sedang, dan 2 siswa berada pada
kategori rendah. Hasil ini berarti bahwa masih ada siswa yang
berada dikategori rendah. Maka dari itu pada upaya peningkatan
motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok perlu
dilakukan pada siklus II.
4) Hasil Observasi
Pengamat pertama mengamati 5 siswa dan pengamat kedua
mengamati 5 siswa lainnya ketika menanggapi pertanyaan dari
peneliti selama proses bimbingan berlangsung. Berikut hasil
observasi disajikan dalam bentuk tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Observasi Pada Siklus I
Aspek Item SS S AS TS STS
Perilaku siswa
yang
menunjukan
tidak
Siswa mengborol tentang
topik lain selama bimbingan
berlangsung
6 2 1 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Siswa bermain-main selama
mengikuti bimbingan
3 2 1 0 0
Siswa membuat keributan
selama kegiatan bimbingan
sehingga suasana menjadi
ramai
5 2 1 0 0
Sering izin keluar kelas saat
bimbingan
0 0 1 0 0
Siswa banyak melamun saat
bimbingan
0 2 0 0 0
Siswa bermain handphone
saat bimbingan
0 0 0 0 0
Siswa menganggu teman lain.
4 2 1 0 0
Siswa pasif dalam kegiatan
bimbingan
2 3 1 0 0
Sering melihat keluar kelas
saat bimbingan.
2 1 1 0 0
Berteriak/mengeluh minta
pulang.
0 0 1 0 0
Mondar-mandir di dalam
kelas.
3 1 1 0 0
Siswa terlihat bosan saat
bimbingan
1 0 2 0 0
Mengerjakan hal lain
(gambar, kerjakan tugas lain).
0 0 1 0 0
Siswa tidak terlibat saat kegiatan
bimbingan.
3 1 1 0 0
Perilaku siswa
yang
menunjukan
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Terlibat aktif 0 0 3 2 1
Antusias 0 0 2 1 1
Memperhatikan 0 2 3 1 1
Berpartisipasi 0 0 3 1 1
Tampak gembira 0 4 2 1 1
Tenang 0 0 0 5 3
Fokus/konsentrasi 0 0 3 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Semangat 0 0 1 3 5
Mendengarkan 0 0 3 3 3
Bertanya 0 0 2 3 1
Mengerjakan tugas yang
diberikan
0 0 3 3 2
Menanggapi 0 0 3 2 2
Menjalankan perintah 0 0 2 2 1
Sharing 0 2 2 2 1
Tampak serius 0 2 1 1 1
Berdasarkan tabel hasil observasi diatas terlihat dari dua
aspek menyatakan bahwa kedua pengamat melihat dari
tingginya responsi siswa yang tidak termotivasi terhadap
layanan bimbingan kelompok yaitu seringnya siswa yang
mengobrol dan siswa sering membuat keributan sehingga sangat
sering suasana kegiatan menjadi ramai.
Sehingga hal ini menyebabkan responsi siswa yang
termotivasi terhadap layanan bimbingan kelompok menjadi
rendah, yakni siswa sangat tidak sering bersemangat dan tidak
sering tenang terhadap layanan bimbingan kelompok yang
sedang berlangsung.
5) Hasil Wawancara
Melihat dari hasil skor angket motivasi belajar siswa jalur
KMS yang rendah, maka peneliti telah mendapatkan dua orang
siswa dan guru BK untuk dijadikan subjek wawancara. Berikut
hasil wawancara disajikan dalam tabel 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.2
Hasil Wawancara Pada Siklus I
Pertanyaan Jawaban
Guru BK Siswa 1 Siswa 2
Menyukai
kegiatan yang
sudah dilakukan
hari ini
Menyukai, sebab
dalam materi ada
dinamika yang
bisa siswa ikuti.
Menyukai Kurang
menyukai
Apa yang
membuat senang
ketika mengikuti
proses kegiatan
Dinamika
jigsauw yang
mampu
memberikan
pembaruan dalam
teknik mengajar.
Kegiatan jigsauw
nya yang
membuat senang
dalam proses
dinamika.
Tidak terlalu
senang, karena
malas kalau
disuruh berfikir
untuk meringkas
cerita dari
jigsauw
Adakah
kesesuaian
antara materi
yang diberikan
oleh peneliti
dengan
kehidupan
sehari-hari
Ada,materi
tentang belajar
yang
menyenangkan
merupakan
kebutuhan yang
diperlukan siswa
jalur KMS
Sesuai materi
yang
disampaikan
dengan
kehidupan
sehari-hari
Ada sedikit
sesuai dengan
kehidupan
sehari-hari,
misalnya tentang
belajar.
Kesulitan apa
yang akan
dialami dalam
mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh
peneliti
Mengatur siswa
yang ribut
sehingga peneliti
perlu menghandel
dengan baik
kondisi siswa saat
pemberian tugas
berlangsung
Membuat
ringkasan dalam
sebuah cerita.
Membuat sebuah
ringkasan dari
cerita
Pengalaman
baru apa yang
didapat selama
mengikuti
proses kegiatan
ini
Teknik dalam
membaca inilah
akan memberikan
hal baru bagi
siswa jalur KMS
dalam belajar.
Pengalaman
barunya adalah
teknik untuk cara
meringkas
sebuah bacaan
dengan cepat.
Teknik
meringkas
Apakah siswa
merasa tergugah
semangatnya
ketika mendapat
penjelasan dan
dorongan dari
peneliti
Siswa dapat
tergugah untuk
bersemangat
dalam mengikuti
proses yang
dilakukan oleh
peneliti
Sedikit
bersemangat,
sebab kondisi
kelompok yang
ribut terkadang
membuat diri
untuk malas.
Belum tergugah,
sebab banyak
teman yang
saling mengejek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kegiatan yang
dilakukan dapat
membantu untuk
memahami topik
bimbingan yang
telah dilakukan
Tentu, kegiatan
dinamika jigsauw
akan membantu
siswa untuk
memahami topik
tentang belajar
yang
menyenangkan.
Sedikit
membantu,
ketika saat
dinamika
berlangsung.
Kurang
membantu saya
dalam
memahami
kegiatan ini,
karena saat
dinamikanya
tidak saya sukai
Adakah manfaat
yang diperoleh
dari setiap topik
bimbingan yang
telah diberikan
Ada, siswa akan
semakin mengerti
bahwa belajar itu
merupakan hal
yang sangat
menyenangkan
apalagi sebagai
seorang pelajar
Sedikit
bermanfaat yang
diperoleh yaitu
saya harus
senang saat
belajar,
Ada sedikit
manfaat yang
saya peroleh
yaitu saya harus
lebih baik dalam
belajar.
Apakah bisa
bersemangat dan
memiliki
motivasi tinggi
dalam belajar
Bisa dilakukan
apabila peneliti
mampu
membawakan
dengan baik,
maka siswa jalur
KMS pun akan
dapat memiliki
semangat untuk
belajar dengan
baik lagi.
Dari kegiatan
yang dilakukan,
saya masih
belum banyak
memiliki
motivasi untuk
belajar.
Bisa
bersemangat
untuk belajar,
tetapi untuk
motivasi belum
terlalu ada dalam
diri.
tanggapan dan
saran terhadap
layanan
bimbingan yang
sedang
dilaksanakan ini
Untuk persiapan
materi sudah
baik, hanya saja
dinamika jigsauw
ini perlu
disederhanakan.
Dinamika
jigsauwnya
sedikit
membingungkan.
Kegiatannya
yang masih
membuat
suasana ribut.
Melihat dari hasil wawancara diatas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa dari ungkapan guru BK peneliti sudah baik
dalam membawakan sebuah materi yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun menurut pandangan kedua orang siswa dinamika
bimbingan belum mampu membangkitkan motivasi dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hal ini dapat dimaknai bahwa isi dinamika jigsauw masih belum
sesuai dengan kondisi siswa jalur KMS.
6) Hasil Penilaian Siswa
Setelah menganalisis data pada penilaian program untuk siswa
pada siklus I didapatkan hasil seperti pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Penilaian Program oleh Siswa Pada Siklus I
(Jumlah Siswa = 10)
No Item yang teramati Ya %
1 Malu dan malas bertanya 6 60
2 Bersemangat dalam mengikuti bimbingan 5 50
3 Tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan 8 80
4 Memperhatikan fasilitator yang sedang berbicara 6 60
5 Menunjukkan sikap motivasi terhadap belajar 6 60
6 Mendengarkan teman yang sedang berbicara atau
menyampaikan pendapat
5 50
7 Dapat menerima siapa saja yang menjadi teman kelompok 6 60
8 Saling memberikan semangat sesama teman 6 60
9 Mengejek atau merendahkan teman lain 7 70
10 Berteriak saat berbicara 6 60
11 Melaksanakan tugas dari fasilitator 8 80
12 Menunjukkan perilaku tidak santun ( berkata kotor) 6 60
13 Mengobrol sendiri saat bimbingan 4 40
14 Kemudahan siswa dalam menangkap materi 5 50
15 Puas terhadap bimbingan 5 50
16 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 7 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
17 Terdorong untuk terlibat aktif 3 30
18 Memotivasi untuk belajar 6 60
19 Peningkatan kesadaran siswa dalam hal belajar 5 50
20 Mengikuti instruksi dari pembimbing 5 50
Grafik 4.1
Hasil Penilaian Program Siswa Pada Siklus I
Hasil dari penilaian program siswa diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses tindakan yang dilakukan peneliti
memberikan manfaat bagi siswa dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang tertarik
untuk mengikuti kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh
peneliti. Dengan begitu siswa pun dapat melaksanakan tugas
yang diberikan oleh fasilitator sehingga membuat siswa berkesan
terhadap kegiatan yang diikuti. Tetapi, ketika pada pertengahan
proses bimbingan berlangsung; pada saat peneliti mulai
membentuk kelompok terlihat siswa malu dan malas untuk
bertanya kepada peneliti. Sebagian besar siswa bertingakah tidak
santun (berkata kotor), berteriak saat berbicara, bahkan mengejek
atau merendahkan teman lainnya.
0
5
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
siklus I
siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan RPB dengan tema “ Pentingnya Belajar”,
instrument penelitian berupa observasi, lembar refleksi, angket
motivasi belajar, lembar penilaian, lembar wawancara, dan alat
untuk dokumentasi berupa kamera.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Peneliti menjelaskan tema dan tujuan aktivitas
dalam siklus II ini.
(2) Inti
Kegiatan bimbingan pada siklus II diawali dengan
berdiskusi tugas tentang kegiatan selama 1 minggu
Berdasarkan undian, peneliti menentukan orang pertama
yang membacakan hasil tugas yang sudah dibuat tersebut
kepada teman-teman lainnya. Setelah mendengar dari setiap
siswa peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar
kegiatan siswa jalur KMS, seperti: membantu ibu di tempat
kerja (laundry), menonton, mengikuti kegiatan nari,
kegiatan sepak bola, dll. Hal ini dapat terlihat bahwa
sedikitnya waktu siswa jalur KMS untuk belajar dirumah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dan untuk hal belajar sebagian siswa jalur KMS
melakukannya didalam sekolah.
Peneliti mulai masuk kedalam kegiatan selanjutnya
yaitu pembagian kelompok untuk memainkan sebuah
puzzle. Peneliti memberikan puzzle yang berisikan tentang
kata-kata kepada kelompok untuk disambung-sambung
hingga menjadi sebuah kalimat sesuai dengan aturan.
Sebelum menyusun puzzle, peneliti menampilkan kalimat-
kalimat yang ada pada setiap puzzle tersebut dan siswa
harus mengingat kalimat seperti apa yang harus mereka
susun dari puzzle tersebut.
Saat peneliti selesai menampilkan kalimat-kalimat
tersebut, setiap kelompok dengan antusias membuka
lembaran puzzle itu dan mencari kata-kata untuk dijadikan
sebuah kalimat. Tujuan dari permainan puzzle ini adalah
untuk melihat seberapa kuat daya ingat mereka terhadap
kalimat yang dilihatnya dalam waktu 5 menit.
Peneliti berkeliling untuk memantau dinamika
setiap kelompok sampai waktu berakhir untuk menyusun
puzzle . Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk duduk
dalam lingkaran dan membahas pengalaman dalam proses
dinamika. Hal ini tentu berkaitan dengan tema “pentingnya
belajar” yang disampaikan oleh peneliti sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(3) Penutup
. Peneliti membagikan lembar refleksi kepada siswa,
lembar penilaian dan angket motivasi belajar untuk diisi
oleh siswa.
Kemudian, peneliti memberikan tugas untuk
minggu berikutnya adalah menyusun cerita singkat tentang
pengalaman yang diperoleh selama aktivitas ini dan
kaitannya dengan belajar. Diakhir pertemuan, peneliti
memberikan bombongan kepada siswa agar rajin untuk
belajar dan semakin bersemangat dalam belajar.
3) Hasil Refleksi Siklus II
Hasil refleksi yang peneliti lakukan bersama siswa diakhir
tindakan menyatakan bahwa sebagian dari siswa merasa senang
mengikuti kegiatan yang dilakukan di siklus II, karena di siklus II
ini peneliti melakukan dinamika dengan menggunakan permainan
pazzle. Permainan ini dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar. Sehingga,
siswa sedikit demi sedikit dapat memaknai tentang pentingnya
dalam belajar yang akan berguna untuk meningkatkan motivasi
belajar.
Setelah melihat dari hasil refleksi siswa, maka peneliti pun
melakukan evaluasi bersama dengan pengamat dan peneliti
memperoleh tentang kelemahan peneliti dalam menangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
perdebatan yang terjadi antar siswa. Hal ini terjadi karena peneliti
merasa kurang percaya diri dalam melakukan aktivitas pada siklus
kedua ini. Selanjutnya peneliti akan memaparkan hasil
perbandingan skor pada siklus I dan II. Berikut disajikan hasil
perbandingan skor angket pada siklus I dan II dalam bentuk tabel
4.4
Rentang Skor Kategori Hasil
Siklus
I
Rata-
rata
Siklus
II
Rata-
rata
147,9 < x Sangat Tinggi 0% 122,8 30% 134,0
123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 50% 40%
98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 30% 20%
74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 20% 10%
x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0% 0%
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Siklus I dan II
Terlihat pada siklus II tingkat skor angket motivasi siswa
masih ada 1 siswa yang berada di kategori rendah. Tetapi rata-rata
skor angket motivasi belajar pada siklus II mengalami peningkatan
dibanding siklus I yaitu 122,8 menjadi 134,0 atau naik sebesar
11,2. Dari hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa upaya
peningkatan motivasi belajar untuk siswa jalur KMS pada siklus II
ini berhasil dilaksanakan, tetapi peneliti merasa belum puas
sehingga peneliti memberikan tindakan lagi kepada siswa guna
untuk mencapai hasil yang maksimal.
4) Hasil Observasi
Pengamat pertama mengamati 5 orang siswa dan pengamat
kedua mengamati 5 orang siswa lainnya ketika menanggapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pertanyaan dari penelit selama proses bimbingan pada siklus II
berlangsung. Berikut hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel
4.5
Tabel 4.5
Hasil Observasi Pada Siklus II
Aspek Item SS S AS TS STS
Perilaku siswa
yang
menunjukan
tidak
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Siswa mengborol tentang
topik lain selama bimbingan
berlangsung
3 3 1 0 0
Siswa bermain-main selama
mengikuti bimbingan
3 2 1 0 0
Siswa membuat keributan
selama kegiatan bimbingan
sehingga suasana menjadi
ramai
3 1 1 0 0
Sering izin keluar kelas saat
bimbingan
0 1 1 0 0
Siswa banyak melamun saat
bimbingan
0 2 0 0 0
Siswa bermain handphone
saat bimbingan
0 0 0 0 0
Siswa menganggu teman lain.
5 2 1 0 0
Siswa pasif dalam kegiatan
bimbingan
2 1 1 1 0
Sering melihat keluar kelas
saat bimbingan.
2 1 1 0 0
Berteriak/mengeluh minta
pulang.
0 0 1 0 0
Mondar-mandir di dalam
kelas.
2 5 1 0 0
Siswa terlihat bosan saat
bimbingan
1 1 2 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
P
a
d
a
p
r
o
s
es bimbingan di siklus II kondisi kelas tampak kurang kondusif
ketika dinamika puzzle berlangsung. Siswa sering mondar-mandir
dan seringnya menganggu kelompok lainnya. Sehingga hal ini
menyebabkan siswa tidak sangat sering untuk mendengarkan dan
tidak sering menjalankan perintah atau instruksi dengan baik.
Meskipun kelas tampak kurang kondusif, namun terdapat
hal positif yang terjadi pada siklus II ini. Peneliti dan pengamat
melihat bahwa siswa sering terlibat aktif dan bersemangat dalam
mengikuti proses bimbingan siklus II. Hal ini terlihat bahwa siswa
yang sering mengobrol dan membuat keributan lebih sedikit
jumlahnya dibandingkan pada siklus I.
Mengerjakan hal lain
(gambar, kerjakan tugas lain).
2 1 1 0 0
Siswa tidak terlibat saat kegiatan
bimbingan.
3 0 1 0 0
Perilaku siswa
yang
menunjukan
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Terlibat aktif 0 6 1 1 1
Antusias 0 3 2 1 1
Memperhatikan 0 4 3 1 2
Berpartisipasi 0 0 3 1 1
Tampak gembira 0 4 2 1 1
Tenang 0 0 0 3 1
Fokus/konsentrasi 0 0 3 3 1
Semangat 0 5 2 1 1
Mendengarkan 0 0 2 2 5
Bertanya 2 1 2 0 1
Mengerjakan tugas yang
diberikan
0 3 2 1 1
Menanggapi 0 4 3 2 2
Menjalankan perintah 0 0 1 6 1
Sharing 0 5 1 1 1
Tampak serius 0 6 2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5) Hasil Wawancara
Melihat dari hasil skor angket motivasi belajar siswa jalur KMS
peneliti mengambil siswa dari kategori rendah dan kategori sedang.
Berikut hasil wawancara disajikan dalam tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Wawancara Pada Siklus II
Pertanyaan Jawaban
Guru BK Siswa 1(Erlina) Siswa 2 (Tyas)
Menyukai
kegiatan yang
sudah dilakukan
hari ini
Menyukai, karena
dengan adanya
kegiatan akan
membuat siswa
lebih aktif.
Sangat
menyukai
Menyukai
yang membuat
senang ketika
mengikuti proses
kegiatan
Permainan dalam
menyusun puzzle
akan membuat
siswa merasa
senang dan lbh
aktif.
Saya merasa
senang, karena
kegiatan hari ini
lebih pada
permainan.
Senang karena
ada
permainannya.
Adakah
kesesuaian antara
materi yang
diberikan oleh
peneliti dengan
kehidupan sehari-
hari
Ada, dalam
penyusunan
puzzle terdapat
kalimat mengenai
hal-hal
pentingnya
belajar, hanya
saja permainan ini
belum sampai
pada kesadaran
mereka tentang
pentingnya
belajar.
Ada kesesuaian
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Misalnya
bagaimana cara
saya untuk dapat
mengingat suatu
kalimat dengan
baik.
Sesuai dengan
kehidupan
sehari-hari saya
dalam belajar
Kesulitan apa
yang akan dialami
dalam
mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh
Suasana kelas
yang akan
menjadi ramai,
sama hal dengan
tindakan
sebelumnya.
Kesulitan dalam
mengingat suatu
kalimat yang
hanya dilihatkan
dengan waktu
sedikit.
Sulit dalam
menyusun
puzzle dengan
teman
kelompok.
Banyak teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
peneliti siswa tidak terlalu
serius dalam
mengerjakannya.
Sehingga hal itu
membuat
penyusunan
puzzlenya salah.
yang bikin
ribut saja
dibanding
membantu
untuk
menyusun
puzzle
Pengalaman baru
apa yang didapat
selama mengikuti
proses kegiatan
ini
Memberikan
siswa suatu
inovasi yang baru
dalam hal belajar.
Pengalamannya
adalah dapat
belajar bekerja
sama dengan
baik bersama
kelompok
Pengalamannya
bagaimana cara
untuk teliti
dalam memilih
kata
Apakah siswa
merasa tergugah
semangatnya
ketika mendapat
penjelasan dan
dorongan dari
peneliti
Siswa terlihat
sangat
bersemangat
dalam permainan
puzzle yang
diberikan oleh
peneliti.
Bersemangat
untuk menyusun
puzzle bersama
teman kelompok
Kurang
bersemangat
karena sikap
teman
kelompok
banyak yang
membuat kesal.
Kegiatan yang
dilakukan dapat
membantu untuk
memahami topik
bimbingan yang
telah dilakukan
Kegiatan ini
menunjang siswa
untuk dapat
memahami topik,
itu baru sampai
pemahaman
belum terlihat
kesadaran dalam
diri siswa dalam
tindakan ini.
Membantu saya
untuk dapat
memahami
bahwa belajar
itu penting.
Ya membantu
untuk
memahami
tentang
pentingnya
belajar.
Adakah manfaat
yang diperoleh
dari setiap topik
bimbingan yang
telah diberikan
Ada, siswa akan
semakin mengerti
bahwa belajar itu
merupakan hal
yang sangat
penting apalagi
sebagai seorang
pelajar
Ada, saya dapat
tahu belajar
bersama teman
kelompok untuk
memecahkan
suatu
permasalahan
seperti
menyusun
puzzle ini.
Sedikit, hanya
sekedar tahu
bagaiaman
memecahkan
suatu kalimat
dengan baik.
Apakah bisa
bersemangat dan
memiliki motivasi
tinggi dalam
belajar
Bisa dilakukan
apabila peneliti
mampu
membawakan
dengan baik,
maka siswa jalur
Dari kegiatan ini
saya
bersemangat
sehingga dapat
sedikit membuat
saya termotivasi
Kurang
bersemangat
sehingga belum
bisa membuat
saya
termotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Melihat dari hasil wawancara diatas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa dari ungkapan guru BK kegiatan yang
dibawakan peneliti baru sampai pada tahap pemahaman materi dan
belum sampai pada kesadaran siswa untuk mengerti pentingnya
belajar. Begitu pun menurut pandangan kedua orang dinamika
bimbingan yang memiliki jawaban yang sama dengan guru,
peneliti mampu belum sampai pada tingkat kesadaran. Hal ini
dapat dimaknai bahwa dinamika pazzle ini hanya berada pada
tahap untuk memperoleh tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi.
6) Hasil Penilaian Siswa
Setelah menganalisis data pada penilaian program untuk
siswa setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok pada siklus
KMS pun akan
dapat memiliki
semangat untuk
belajar dengan
baik lagi.
dalam belajar. dalam belajar.
tanggapan dan
saran terhadap
layanan
bimbingan yang
sedang
dilaksanakan ini
Pembawaan
peneliti sudah
lebih baik dari
sebelumnya,
tetapi dalam hal
permainan belum
memberikan yang
menyentuh dalam
diri siswa.
Permainan ini
membuat
suasana kelas
menjadi ribut..
setidaknya
peneliti dapat
mengandel
siswa dengan
baik.
Pembagian
kelompok yang
kurang baik,
saya
mendapatkan
kelompok yang
hanya bikin
ribut.
Seharusnya
pembagian
kelompok bisa
diatur dengan
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
II didapatkan hasil seperti pada tabel 4.7 yang sajikan dihalaman
selanjutnya
Tabel 4.7
Penilaian Program Siswa Pada Siklus II
(Jumlah Siswa =10)
No Item yang teramati Ya %
1 Malu dan malas bertanya 3 30
2 Bersemangat dalam mengikuti bimbingan 10 100
3 Tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan 10 100
4 Memperhatikan fasilitator yang sedang
berbicara
10 100
5 Menunjukkan sikap motivasi terhadap belajar 6 60
6 Mendengarkan teman yang sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat
10 100
7 Dapat menerima siapa saja yang menjadi
teman kelompok
7 70
8 Saling memberikan semangat sesama teman 7 70
9 Mengejek atau merendahkan teman lain 4 40
10 Berteriak saat berbicara 3 30
11 Melaksanakan tugas dari fasilitator 8 80
12 Menunjukkan perilaku tidak santun ( berkata
kotor)
2 20
13 Mengobrol sendiri saat bimbingan 2 20
14 Kemudahan siswa dalam menangkap materi 7 70
15 Puas terhadap bimbingan 8 80
16 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 9 90
17 Terdorong untuk terlibat aktif 9 90
18 Memotivasi untuk belajar 7 70
19 Peningkatan kesadaran siswa dalam hal
belajar
5 50
20 Mengikuti instruksi dari pembimbing 9 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Grafik 4.2
Hasil Perbandingan Penilaian Program Siswa
Pada Siklus I dan II
Hasil dari penilaian program siswa diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa proses tindakan yang dilakukan
peneliti semakin memberikan manfaat bagi siswa dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari siswa
yang bersemangat dalam mengikuti bimbingan, tertarik untuk
mengikuti kegiatan bimbingan, memperhatikan fasilitator yang
sedang berbicara, mendengarkan teman yang sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat, terdorong untuk terlibat aktif
dan mengikuti instruksi dari fasilitator. Hal ini berpengaruh
terhadap jumlah siswa yang malas untuk bertanya, berteriak
saat berbicara dan bersikap tidak santun (berkata kotor) yang
semakin sedikit dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Series1 6 5 8 6 6 5 6 6 7 6 8 6 4 5 5 7 3 6 5 5
Series2 3 10 10 10 6 10 7 7 4 3 8 2 2 7 8 9 9 7 5 9
02468
1012
sko
r su
bje
k
Hasil Perbandingan Penilaian Program
Pada Siklus I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB)
dan materi layanan bimbingan kelompok dengan topik” Meraih
cita-cita”. Selanjutnya, peneliti menyiapkan instrument penelitian
berupa lembar observasi, lembar refleksi untuk siswa, angket
motivasi belajar, lembar penilaian, lembar wawancara, serta
menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Peneliti menjelaskan tujuan bimbingan pada siklus
III dan menyampaikan pengantar singkat mengenai topik
bimbingan “ Meraih Cita-cita”. Kemudian, siswa diminta
untuk mengumpulkan tugas yang diberikan minggu lalu dan
peneliti mulai mendiskusikannya secara bersama-sama.
Selanjutnya peneliti mengajak siswa ice breaking “ Joget
Animasi” guna untuk membangkitkan semangat siswa
sebelum masuk pada kegiatan inti.
(2) Inti
Kegiatan layanan bimbingan kelompok diawali
dengan menonton film dari sebuah video. Peneliti
menampilkan dua film dari video motivasi dan meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
siswa untuk merefleksikan kedua video tersebut.
Berdasarkan hasil refleksi, sebagian besar siswa mampu
menangkap pesan moral disampaikan melalui video
mengenai perjuangan anak menuju sekolah, tidak adanya
keterbatasan umur untuk belajar dan bersekolah, pantang
menyerah untuk meraih cita-cita. Dari pesan moral yang
disampaikan oleh siswa membuat peneliti semakin yakin
untuk dapat melanjutkan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan membuat kartu
komitmen. Peneliti memberikan kartu kosong kepada setiap
siswa untuk diisi tulisan tentang impian yang ingin diraih
siswa pada masa depan, dan kalimat yang tidak
mengandung makna negatif karena menggunakan kata-kata
seperti ( pasti, tidak, harus, ragu-ragu, khawatir). Pada kata-
kata ini mengandung makna negatif, jadi siswa diminta
untuk menuliskan kata-kata positif
Setelah semua siswa menuliskan di kartu tersebut,
peneliti akan memberikan progresif relaxation kepada
siswa. dengan tujuan untuk memunculkan keinginan
didalam diri siswa menyadari pentingnya belajar dalam
meraih cita-cita. Pelaksanaan progresif relaxation
dilakukan dalam bentuk pemberian peneguhan yang diiringi
oleh music. Siswa duduk dalam kondisi rileks atau santai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kemudian secara perlahan peneliti mulai membacakan
kalimat peneguhan sampai di pertengahan waktu peneliti
mulai mengucapkan kata “orangtua”. Ternyata kata
orangtua dalam penyampaian progresif relaxation ini
memiliki dampak yang cukup baik sehingga membuat
siswa semakin menghayati setiap kalimat yang peneliti
ucapkan.
Selama proses progresif relaxation berlangsung,
peneliti bersama pengamat memperhatikan setiap siswa.
Terlihat ada sebagian siswa yang benar-benar menghayati
setiap kalimat yang peneliti ucapkan, sebagian besar siswa
meneteskan air mata. Sampai saatnya berada pada akhir
proses dan peneliti pun perlahan-lahan mengajak siswa
untuk membuka mata. Ketika semua siswa tersadar maka
semakin terlihat berbagai ekspresi siswa, lalu peneliti
mencoba menanyakan kepada siswa tentang perubahan
dalam yang terjadi sebelum dan setelah dilaksanakannya
progresif relaxation. Sebagian siswa pun menjawab adanya
perubahan dalam diri siswa yang semakin lebih baik dari
sebelumnya,
(3) Penutup
Peneliti menyimpulkan topik tentang meraih cita-
cita yang pada dasarnya semua orang harus memiliki cita-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
cita, supaya dengan adanya cita-cita akan memberikan
motivasi yang lebih tinggi untuk giat dalam belajar. Sebab
tidak ada seseorang yang dapat meraih cita-cita tanpa
belajar, semakin giat belajar maka semakin dekat dengan
cita-cita yang diinginkan
Selanjutnya peneliti membagikan lembar refleksi
untuk siswa. Setelah siswa selesai mengisi lembar
refleksi, peneliti membagikan instrument angket motivasi
belajar, lembar penilaian, dan lembar wawancara. Kelas
menjadi tenang dan sunyi karena siswa sedang mengisi
instrument.
3) Hasil Refleksi Siklus III
Hasil refleksi yang peneliti lakukan bersama siswa di akhir
tindakan menyatakan bahwa siswa dapat memaknai dari pesan
moral yang didapatkan dari sebuah film yang diputarkan oleh
peneliti seperti: jangan mudah pantang menyerah dalam menggapai
cita-cita, yakin terhadap kemampuan diri, bersyukur terhadap apa
yang sudah didapatkan, termotivasi diri untuk semakin semangat
dalam bersekolah
Setelah melihat dari hasil refleksi siswa, maka peneliti pun
melakukan evaluasi bersama dengan pengamat dan peneliti
memperoleh bahwa dalam progresif relaxation ini peneliti sudah
membawakan dengan baik dan sesuai dengan kondisi siswa KMS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Sehingga dapat membuat siswa tergugah untuk menyadari tentang
masalah belajar yang dihadapi selama ini dan membantu siswa
dalam mengatasi permasalahan dalam belajar. Setelah mengikuti
proses tindakan bimbingan yang dilakukan pada siklus I, II dan III
maka akan terlihat hasil berikut ini yang disajikan pada tabel. 4.8
Rentang
Skor
Kategori Hasil
Siklus
I
Rata-
rata
Siklus
II
Rata-
rata
Siklus
III
Rata-
rata
147,9 < x Sangat
Tinggi
0% 122,8 30% 134,0 70% 148,9
123,3 < x ≤
147,9
Tinggi 50% 40% 30%
98,7 < x ≤
123,3
Sedang 30% 20% 0%
74,1 < x ≤
98,7
Rendah 20% 10% 0%
x ≤ 74,1 Sangat
Rendah
0% 0% 0%
Tabel 4.8
Hasil Perbandingan Siklus I, II dan III
Melihat tabel diatas terlihat sebagian besar berada pada
kategori sangat baik yaitu sebesar 70 % atau sebanyak 7 siswa dan
hanya 3 atau sebanyak 30% siswa yang berada pada kategori baik.
Hal tersebut terbukti dari hasil skor rata-rata angket motivasi
belajar yang meningkat dari 134,0 pada siklus II menjadi 148,9
pada siklus III.
Upaya peningkatan motivasi belajar berhasil dilakukan,
dikarenakan keterbatasan waktu dan hasil yang diperoleh sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
cukup maksimal, artinya peneliti tidak diperlukan lagi untuk
melakukan penelitian dan menghentikan pada siklus III.
4) Hasil Observasi
Pengamat pertama mengamati 5 orang siswa dan pengamat
kedua mengamati 5 orang siswa lainnya ketika menanggapi
pertanyaan dari peneliti selama proses bimbingan pada siklus III
berlangsung. Berikut hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel
4.9
Tabel 4.9
Hasil Observasi Pada Siklus III
Aspek Item SS S AS TS STS
Perilaku siswa
yang
menunjukan
tidak
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Siswa mengborol tentang
topik lain selama bimbingan
berlangsung
0 1 1 0 0
Siswa bermain-main selama
mengikuti bimbingan
1 1 1 0 0
Siswa membuat keributan
selama kegiatan bimbingan
sehingga suasana menjadi
ramai
1 0 1 0 0
Sering izin keluar kelas saat
bimbingan
0 1 1 0 0
Siswa banyak melamun saat
bimbingan
0 2 0 0 0
Siswa bermain handphone
saat bimbingan
0 0 0 0 0
Siswa menganggu teman lain. 0 0 1 0 0
Siswa pasif dalam kegiatan
bimbingan
1 1 1 1 0
Sering melihat keluar kelas
saat bimbingan.
0 1 1 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
G
r
afik 4.3
Hasil Perbandingan Penilaian Program Siswa
Pada Siklus I,II, III
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hampir seluruh
siswa sangat antusias, sering mendengarkan, sering menjalankan
perintah, sudah sering tampak serius, memperhatikan,
berpartisipasi, tenang bahkan sangat sering siswa membagikan
pengalaman dengan teman dalam mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok. Sudah tidak tampak siswa yang sering membuat
keributan selama kegiatan, mengganggu teman bahkan berteriak-
teriak. Jika ada yang kurang jelas mereka bertanya langsung
kepada peneliti. Selain itu, jumlah siswa yang sering mengobrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
siklus 1 6 5 8 6 6 5 6 6 7 6 8 6 4 5 5 7 3 6 5 5
siklus 2 3 10 10 10 6 10 7 7 4 3 8 2 2 7 8 9 9 7 5 9
siklus 3 0 10 10 10 10 10 7 9 1 1 8 2 3 9 9 10 10 10 10 9
0
2
4
6
8
10
12
sko
r su
bje
k
Hasil Perbandingan Penilaian Program Pada Siklus I, II, dan III
Berteriak-teriak 0 0 1 0 0
Mondar-mandir di dalam
kelas.
0 1 1 0 0
Siswa terlihat bosan saat
bimbingan
0 1 1 0 0
Mengerjakan hal lain
(gambar, kerjakan tugas lain).
0 1 0 0 0
Siswa tidak terlibat saat kegiatan
bimbingan. 0 0 1 0 0
Perilaku siswa
yang
menunjukan
termotivasi
selama
kegiatan
berlangsung
Terlibat aktif 0 6 1 1 1
Antusias 0 7 0 0 0
Memperhatikan 0 6 1 1 0
Berpartisipasi 0 5 2 1 1
Tampak gembira 0 3 2 1 1
Tenang 0 5 0 1 1
Fokus/konsentrasi 0 0 3 3 1
Semangat 0 4 2 1 1
Mendengarkan 0 5 2 2 0
Bertanya 4 1 2 0 1
Mengerjakan tugas yang
diberikan
3 2 2 1 1
Menanggapi 3 4 3 2 2
Menjalankan perintah 1 5 3 0 0
Sharing 6 2 1 1 0
Tampak serius 0 6 2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
serta tidak mendengarkan orang lain (peneliti atau teman lain)
berkurang dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.
5) Hasil Wawancara
Melihat dari hasil skor angket motivasi belajar siswa jalur KMS
peneliti mengambil siswa dari kategori tinggi yang hasil skornya
kecil dibanding lainnya. Berikut hasil wawancara disajikan dalam
tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Wawancara Pada Siklus III
Pertanyaan Jawaban
Guru BK Siswa 1 Siswa 2
Menyukai
kegiatan yang
sudah dilakukan
hari ini
Menyukai,
karena teknik ini
akan
memberikan
sedikit kesadaran
buat siswa dalam
hal belajar
Menyukai Sangat
menyukai.
yang membuat
senang ketika
mengikuti proses
kegiatan
Isi dari kegiatan
ada berbagai
macam diberikan
dengan itu akan
membuat siswa
senang
mengikutinya
Pada saat
pemutaran film
dari video anak
sekolah dengan
jembatan putus
dan kegiatan
progresif
relaxation nya.
Saat menuliskan
kata-kata positif
pada kartu
komitmen dan
kegiatan
progresif
relaxation nya.
Adakah
kesesuaian antara
materi yang
diberikan oleh
peneliti dengan
kehidupan sehari-
hari
Ada,
kegiatannya akan
mampu
memberikan
kesesuaian
dengan
kebutuhan siswa
mengenai cita-
cita.
Ada kesesuaian
antara kegiatan
yang dilakukan
dengan
kehidupan
sehari-hari yaitu
meraih cita-cita.
Ada, antara isi
kegiatan dengan
kehidupan
sehari-hari
sebagai seorang
pelajar.
Kesulitan apa
yang akan dialami
Siswa tidak
serius mengikuti
Saat membuat
kata-kata positif
Saat menuliskan
sebuah cita-cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dalam
mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh
peneliti
dengan baik
dalam teknik
progresif
relaxation
berlangsung.
pada kartu
komitmen
sedikit
mengalami
kesusahan
dalam
membuatnya.
soalnya saya
masih belum
bisa menentukan
cita-cita.
Pengalaman baru
apa yang didapat
selama mengikuti
proses kegiatan
ini
pengalaman
barunya yaitu
siswa membuat
kartu komitmen
yang dilakukan
dalam proses
kegiatan.
Pengalaman
barunya dari 2
film yang saya
tonton sangat
menyentuh dan
memberikan
pelajaran. Jadi
hal ini
memberikan
pengalaman
baru bagi saya
pribadi.
Pengalaman
yang saya
dapatkan adalah
membuat kartu
komitmen.
Apakah siswa
merasa tergugah
semangatnya
ketika mendapat
penjelasan dan
dorongan dari
peneliti
Siswa terlihat
merasa tergugah
semangatnya
ketika kegiatan
progresif
relaxation telah
dilakukan.
Dari kegiatan
yang dilakukan
membuat saya
merasa
bersemangat .
Ya saya merasa
bersemangat
setelah
dilakukanya
kegiatan
progresif
relaxation.
Kegiatan yang
dilakukan dapat
membantu untuk
memahami topik
bimbingan yang
telah dilakukan
Tentu kegiatan
progresif
relaxation akan
membantu siswa
untuk memahami
topik tentang
meraih cita-cita
bahkan mampu
memberikan
sedikit kesadaran
bagi diri siswa.
Kartu komitmen
dan progresif
relaxation
membantu
dalam
memahami
topik tentang
meraih cita-cita.
Kegiatan yang
dilakukan dapat
membantu saya
untuk memahami
dan menentukan
cita-cita seperti
topik yang
disampaikan
tentang meraih
cita-cita.
Adakah manfaat
yang diperoleh
dari setiap topik
bimbingan yang
telah diberikan
Ada, siswa akan
semakin
menyadari
bahwa untuk
dapat meraih
cita-cita siswa
perlu belajar
dengan lebih
giat.
Ada, saya
menjadi tahu
bahwa dari
beberapa
kegiatan yang
dilakukan
bersama
membuat saya
menyadari
Ada, saya
menjadi ingin
memunculkan
keinginan saya
untuk bersekolah
dan belajar lebih
giat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
M
e
l
i
h
Hasil wawancara diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
progresif relaxation ini merupakan hal baru yang dialami oleh
siswa jalur KMS. Melihat hasil jawaban yang diungkapan oleh
guru BK dan kedua siswa diatas dapat dikatakan untuk kegiatan
tentang progresif relaxation peneliti telah mampu memberikan
topik yang sesuai dengan kebutuhan siswa jalur KMS, sehingga
siswa mampu memunculkan keinginan dalam diri dan menyadari
pentingnya belajar untuk meraih sebuah cita-cita.
untuk
pentingnya
belajar bagi
kehidupan.
Apakah bisa
bersemangat dan
memiliki motivasi
tinggi dalam
belajar
Adanya kegiatan
progresif
relaxation ini
akan membuat
siswa bisa
bersemangat,
tentu dengan
semangatnya itu
dapat
memunculkan
motivasi dirinya
dalam belajar.
Dari kegiatan
yang dilakukan,
saya mampu
membangkitkan
semangat serta
memunculkan
motivasi yang
tinggi dalam
diri untuk
belajar
Saya semakin
bersemangat dan
sudah memiliki
motivasi untuk
rajin dalam
belajar.
tanggapan dan
saran terhadap
layanan
bimbingan yang
sedang
dilaksanakan ini
Untuk kegiatan
ini sudah lebih
baik membuat
siswa lebih dapat
memahami
tentang
permasalahan
diri.
Kegiatan hari
ini seru dan
memberikan
pelajaran bagi
saya.
Kegiatannya
sangat saya sukai
ada banyak
kegiatan yang
bisa dilakukan
bersama dan
dapat
memberikan
pelajaran hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
6) Hasil Penilaian Siswa
Setelah menganalisis data pada penilaian program untuk
siswa setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok pada siklus
III didapatkan hasil yang sajikan pada halaman selanjutnya tabel
4.4
Tabel 4.11
Penilaian Program Siswa
(Jumlah Siswa=10)
No Item yang teramati Ya %
1 Malu dan malas bertanya 0 0
2 Bersemangat dalam mengikuti bimbingan 10 100
3 Tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan 10 100
4 Memperhatikan fasilitator yang sedang
berbicara
10 100
5 Menunjukkan sikap motivasi terhadap belajar 10 100
6 Mendengarkan teman yang sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat
10 100
7 Dapat menerima siapa saja yang menjadi
teman kelompok
7 70
8 Saling memberikan semangat sesama teman 9 90
9 Mengejek atau merendahkan teman lain 1 10
10 Berteriak saat berbicara 1 10
11 Melaksanakan tugas dari fasilitator 8 80
12 Menunjukkan perilaku tidak santun ( berkata
kotor)
2 20
13 Mengobrol sendiri saat bimbingan 3 30
14 Kemudahan siswa dalam menangkap materi 9 90
15 Puas terhadap bimbingan 9 90
16 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 10 100
17 Terdorong untuk terlibat aktif 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
18 Memotivasi untuk belajar 10 100
19 Peningkatan kesadaran siswa dalam hal
belajar
10 100
20 Mengikuti instruksi dari pembimbing 9 90
Grafik 4.3
Hasil Perbandingan Penilaian Program Pada
Siklus I,II, dan III
Hasil dari penilaian program siswa diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses tindakan yang dilakukan peneliti
semakin memberikan manfaat bagi siswa dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari siswa
yang bersemangat dalam mengikuti bimbingan, tertarik untuk
mengikuti kegiatan bimbingan, memperhatikan fasilitator yang
sedang berbicara, menunjukkan sikap motivasi terhadap belajar,
mendengarkan teman yang sedang berbicara, berkesan terhadap
kegiatan yang diikuti, terdorong untuk terlibat aktif, memotivasi
untuk belajar, peningkatan kesadaran siswa dalam hal belajar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
siklus 1 6 5 8 6 6 5 6 6 7 6 8 6 4 5 5 7 3 6 5 5
siklus 2 3 10 10 10 6 10 7 7 4 3 8 2 2 7 8 9 9 7 5 9
siklus 3 0 10 10 10 10 10 7 9 1 1 8 2 3 9 9 10 10 10 10 9
02468
1012
sko
r su
bje
k
Hasil Perbandingan Penilaian Program Pada Siklus I, II, dan III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Semakin banyak siswa mendapatkan manfaat yang
diperoleh dari siklus III ini, terlihat juga pada persentase yang
menurun pada penilaian negatif pada diri siswa seperti berteriak,
mengobrol, malu dan malas bertanya, serta menunjukkan sikap
tidak santun (berkata kotor).
2. Gambaran Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Sebelum
Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok.
Peneliti menyebarkan angket motivasi belajar sebelum
pemberian layanan bimbingan kelompok guna mendapatkan data awal
atau pra tindakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa jalur
KMS. Berikut disajikan dalam tabel hasil skor subjek angket motivasi
belajar yang dibuat kategorisasi.
Tabel 4.12
Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pra Tindakan
Motivasi belajar Siswa Jalur KMS
No Rentang Skor Kategori Jumlah
Subjek
Persentase
1 147,9 < x Sangat Tinggi 0 0%
2 123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 3 30%
3 98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 5 50%
4 74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 2 20%
5 x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0 0%
Berdasarkan hasil analisis dari angket motivasi belajar tersebut,
diketahui siswa jalur KMS memiliki motivasi diatas kategori rendah.
Dilihat dari capaian skor tingkat motivasi belajar siswa jalur KMS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu jumlah 5 siswa atau
sebesar 50% dan masih ada 2 siswa berada pada kategori rendah dan 3
orang siswa pada kategori tinggi. Guna melihat tingkat motivasi belajar
secara keseluruhan, maka peneliti menghitung hasil rata-rata perolehan
skor angket motivasi belajar sebelum diberikan tindakan ( pra tindakan)
yang nantinya akan dilihat dari hasil tindakan siklus I, II, dan III. Hasil
rata-rata skor angket tingkat motivasi belajar siswa pada pra tindakan
adalah 106,5. Hasil analisis deskriptif persentase siswa jalur KMS dapat
disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat tingkat hasil persentase, yaitu
sebagai berikut:
Grafik 4.4
Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Sebelum
Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok
3. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS Selama Mengikuti
Layanan Bimbingan Kelompok
a. Teknik Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Siklus I
96
121 117 126
100
130
107
72
124
72
annisa yanurita zaki hafidz erlina rahmat reflalda tyas habib sekar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Peneliti membagikan angket motivasi belajar siswa jalur KMS
diakhir siklus I. Berikut disajikan tabel hasil skor subjek yang
dikategorisasikan.
Tabel 4.13
Jumlah Subjek dan Hasil Persentase
Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus I
No Rentang Skor Kategori Jumlah
Subjek
Persentase
1 147,9 < x Sangat Tinggi 0 0%
2 123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 5 50%
3 98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 3 30%
4 74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 2 20%
5 x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0 0%
Berdasarkan kategorisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya
peningkatan motivasi belajar siswa jalur KMS sebagian besar berada
pada kategori tinggi dengan jumlah subjek 5 siswa atau 50% dan
sebanyak 4 siswa atau sebesar 40% berada pada kategori sedang.
Namun masih terdapat 2 siswa berada pada kategori rendah. artinya
adanya peningkatan pada siswa yang memiliki motivasi dalam kategori
tinggi ada sebanyak 5 siswa atau sebesar 50% meningkat dibandingkan
pada pra tindakan sebelumnya sebanyak 3 atau sebesar 30%
Guna melihat perkembangan tingkat motivasi belajar siswa secara
keseluruhan, peneliti menghitung rata-rata perolehan skor angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
motivasi belajar siswa pada siklus I meningkat dan hasilnya adalah
sebesar 122,8 dibandingkan pra tindakan adalah 106,5
b. Teknik Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Siklus II
Pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok siklus II, hasil
skor subjek angket motivasi belajar siswa jalur KMS dapat dilihat dari
kategorisasi yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.14
Jumlah Subjek dan Hasil Persentase
Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus II
No Rentang Skor Kategori Jumlah
Subjek
Persentase
1 147,9 < x Sangat Tinggi 3 30%
2 123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 4 40%
3 98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 2 20%
4 74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 1 10%
5 x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0 0%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat motivasi
belajar siswa jalur KMS yang berada pada kategori sangat baik
jumlahnya meningkat menjadi 3 siswa atau 30%, sedangkan siswa
yang berada pada kategori sedang menurun menjadi 2 siswa atau 20%
dan masih ada 1 atau sebesar 10% siswa yang berada pada kategori
rendah. Pada halaman berikut disajikan grafik perkembangan tingkat
motivasi belajar berdasarkan perbandingan skor subjek angket
motivasi belajar pada siklus I dan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Grafik 4.5
Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Jalur KMS
Pada Siklus I dan Siklus II
Dari grafik diatas dapat dilihat secara detail perkembangan
tingkat belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Siswa yang mengalami
perkembangan sebanyak 5 siswa atau sebesar 50 %, siswa yang tidak
mengalami perkembangan sebanyak 3 siswa atau sebesar 30%, serta
siswa yang tidak menunjukkan perubahan apapun (tetap) sebanyak 2
siswa atau sebesar 20%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
frekuensi siswa yang mengalami perkembangan cukup banyak
dibandingkan dengan tidak mengalami perkembangan.
Hasil rata-rata skor tingkat motivasi belajar pada siklus II ini
adalah sebesar 134,0. Hasil rata-rata skor angket motivasi belajar
tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,2 jika dibandingkan pada
siklus I.
c. Teknik Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Siklus III
Pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok siklus III, hasil
kategorisasi angket motivasi belajar menunjukkan bahwa terdapat 7
annisa
yanurita
zakihafid
zerlina
rahmat
reflalda
tyas habib sekar
siklus I 142 129 145 126 117 124 119 77 126 89
siklus II 148 154 145 124 115 145 119 98 157 135
0
50
100
150
200
Sko
r Su
bye
k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
siswa atau sebesar 70% berada pada kategori sangat tinggi dan terdapat
3 siswa atau sebesar 30% berada pada kategori tinggi. Berikut tabel
hasil skor subjek angket motivasi belajar pada siklus III.
Tabel 4.15
Jumlah Subjek dan Hasil Persentase
Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus III
No Rentang Skor Kategori Jumlah
Subjek
Persentase
1 147,9 < x Sangat Tinggi 7 70%
2 123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 3
30%
3 98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 0 0%
4 74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 0 0%
5 x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0 0%
Berdasarkan perbandingan skor seluruh subjek pada siklus
II dan siklus III dapat dilihat secara detail perkembangan tingkat
motivasi belajar siswa jalur KMS. Pada halaman berikutnya akan
disajikan grafik yang menggambarkan perkembangan motivasi belajar
siswa jalur KMS berdasarkan perbandingan skor subjek angket motivai
belajar pada siklus I, siklus II, dan siklus III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Grafik 4.6
Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Pada grafik tersebut siswa yang mengalamai perkembangan
sebanyak 7 siswa atau sebesar 80%, siswa yang tidak mengalami
perkembangan sebanyak 1 siswa atau sebesar 10% serta siswa yang
tidak menunjukkan perubahan apapun (tetap) sebanyak 1 siswa atau
sebesar 10%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi siswa
yang mengalami perkembangan lebih banyak dibandingkan dengan
yang tidak mengalami perkembangan. Hal tersebut menandakan
terdapat peningkatan jumlah siswa yang mengalami perkembangan
dibandingan siklus II.
Hasil rata-rata skor angket motivasi belajar pada siklus III
sebesar 148,9. Hasil rata-rata skor angket motivasi belajar tersebut
mengalami peningkatan sebesar 14,9 dibandingkan pada siklus II.
4. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan
a. Ketercapaian kriterian keberhasilan dilihat dari angket motivasi
belajar
annisa
yanurita
zakihafid
zerlin
arahm
atreflal
datyas
habib
sekar
siklus I 142 129 145 126 117 124 119 77 126 89
siklus II 148 154 145 124 115 145 119 98 157 135
siklus III 161 153 129 152 148 145 161 130 160 150
020406080
100120140160180
Sko
r Su
bye
k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1) Subjek (siswa) berada pada kategorisasi motivasi belajar setelah
dilaksanakan tindakan selama 3 siklus.
Berikut disampaikan tabel yang menggambarkan ketercapaian
kriteria keberhasilan setelah dilaksanakan tindakan selama 3 siklus
Tabel 4.16
Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Tingkat Motivasi Belajar
Pada Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Rentang Skor Kategori Pra
Tindakan
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
Persentase (%)
147,9 < x Sangat Tinggi 0% 0% 30% 70%
123,3 < x ≤ 147,9 Tinggi 30% 50% 40% 30%
98,7 < x ≤ 123,3 Sedang 50% 30% 20% 0%
74,1 < x ≤ 98,7 Rendah 20% 20% 10% 0%
x ≤ 74,1 Sangat Rendah 0% 0% 0% 0%
2) Jumlah subjek (siswa) yang mengalami perkembangan pada tingkat
motivasi belajar meningkat pada siklus I, siklus II, dan siklus III
Tabel 4.17
Perkembangan Tingkat Motivasi Belajar
Pada Siklus I,Siklus II, dan Siklus III
Keterangan Siklu I
-
Siklus II
Siklus II
-
Siklus III
Persentase (%)
Mengalami
Perkembangan
50% 80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tidak Mengalami
Perkembangan
30% 10%
Tetap 20% 10%
3) Terdapat peningkatan rata-rata total skor subyek (siswa) angket
motivasi belajar pada siklus I, siklus II, dan siklus III
Tabel 4.18
Perbandingan Rata-rata Total Skor Subjek (Siswa)
Angket Motivasi Belajar
Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
122,8 134,0 148,9
B. Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan sebagian besar siswa berada pada kategori
sedang dengan jumlah 5 siswa, dan 2 orang siswa berada pada kategori
rendah. Setelah siswa mengikuti aktivitas selama 3 siklus 7 orang siswa
berada pada kategori sangat tinggi dan 3 orang siswa berada pada kategori
tinggi. Secara keseluruhan perkembangan motivasi belajar pada saat sebelum
diberikan tindakan (pra tindakan) sampai sesudahnya diberi tindakan selama 3
siklus mengalami peningkatan sebesar 42,4. Rata-rata total skor pada pra
tindakan sebesar 106,5 dan pada hasil akhir siklus 3 sebesar 148,9.
Upaya peningkatan motivasi belajar yang mengalami perkembangan
ke arah yang semakin baik ini tidak begitu saja terjadi karena terdapat proses
yang dilewati. Seperti yang diungkapkan oleh Makmun (2007:37) bahwa
motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga. Pada
siswa jalur KMS di SMP N 15 Yogyakarta yang belum memiliki kesadaran
mengenai motivasi menjadi salah satu pendukung dalam meningkatkan
motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan Makmun yang menyatakan suatu
keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set)
dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke
arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Tindakan pada siklus I dengan topik bimbingan Belajar itu
Menyenangkan menunjukkan hasil bahwa sebagian besar tingkat motivasi
belajar siswa berada pada capaian kategori tinggi dengan jumlah 5 siswa. Hal
tersebut menandakan bahwa siswa sudah meningkat motivasi belajar.
Peningkatkan motivasi belajar dapat dilakukan dengan baik apabila adanya
kesadaran dan dorongan yang diterima oleh siswa dalam menerima pelajaran
yang didapatkan baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun lingkungan
tempat tinggal siswa sehingga secara tidak langsung siswa melakukan
perubahan tingkah laku yang lebih baik meningkatkan motivasi belajar.
Pada siklus II dengan topik Pentingnya Belajar menunjukkan bahwa
siswa yang tidak mengalami perkembangan pada tingkat motivasi jumlahnya
lebih sedikit dibanding yang mengalami perkembangan. Siswa yang
mengalami perkembangan sebesar 50% atau sebanyak 5 siswa dan yang tidak
mengalami perkembangan sebesar 30% atau 3 siswa dan 2 siswa lainya
mengalami perkembangan yang tetap. Banyaknya siswa yang mengalami
perkembangan juga diikuti oleh peningkatan rata-rata jumlah skor angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
motivasi belajar yang menjadi acuan untuk melihat perkembangan tingkat
motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Pada siklus I rata-rata skor angket
motivasi belajar sebesar 122,8 dan pada siklus II adalah 134,0, maka rata-rata
skor angket motivasi belajar naik sebesar 11,2. Hal ini sejalan dengan hasil
pengamatan yang dilakukan dimana siswa lebih aktif dan kegiatan yang
dilakukan juga lebih bervariatif, sehingga dapat mempengaruhi pada
peningkatan motivasi belajar siswa. Dalam pelaksanaan di siklus II ini peneliti
berpendapat bahwa materi yang disampaikan berkesinambungan dengan
materi yang dilakukan di sikus I. Pada siklus I topik yang dipilih adalah
belajar itu menyenangkan dan siklus II ini topiknya adalah pentingnya belajar.
Hal ini juga di perkuat oleh tugas yang diberikan oleh peneliti untuk siswa
yang diberikan pada setiap akhir siklus, sehingga dapat membantu peneliti
untuk melanjutkan materi yang sekiranya berkaitan dengan tugas tersebut.
Tindakan pada siklus III dengan topik Meraih Cita-cita yang menekan
pada upaya perbaikan tindakan pada siklus III memberikan hasil berupa
meningkatnya jumlah siswa yang mengalami perkembangan pada tingkat
motivasi belajar, yakni sebanyak 7 atau sebesar 70% berada pada kategori
sangat tinggi. Perkembangan tingkat motivasi belajar yang dilihat dari rata-
rata jumlah skor angket motivasi belajar juga mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus II. Rata-rata jumlah skor angket motivasi belajar
pada siklus II sebesar 134,0 meningkat pada siklus III menjadi sebesar 148,9.
Jika dilihat secara keseluruhan dari siklus I, siklus II, dan siklus III,
perkembangan tingkat motivasi belajar yang dilihat dari rata-rata jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
angket motivasi belajar pada siklus III sudah mampu meningkat melebihi
siklus I.
Peran mitra sangat mempengaruhi upaya peningkatan motivasi belajar
pada siswa jalur KMS melalui layanan bimbingan kelompok. Hal ini terlihat
pada saat pemilihan siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Tentu saja hal ini
tidak lepas dari hasil kolaborasi antara peneliti dan guru BK sebagai mitra
pengamat yang lebih memahami kondisi siswa yang akan menjadi subyek
penelitian sehingga peneliti mendapatkan gambaran mengenai kondisi siswa
jalur KMS tersebut. Selain itu peran mitra pengamat juga membantu dalam
upaya perbaikan pada setiap siklus yang dilaksanakan oleh peneliti seperti
menjadi pengamat memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan bimbingan,
serta memberikan penilaian terhadap keseluruhan program yang dilaksanakan
oleh peneliti melalui wawancara terstruktur.
Model implementasi yang dirancang oleh peneliti dimaksudkan agar
siswa dapat terlibat aktif dan bersemangat serta termotivasi bukannya hanya
mendengarkan apa yang dilakukan selama proses bimbingan berlangsung.
Selain itu, melalui layanan bimbingan kelompok ini siswa diarahkan untuk
belajar dari setiap pengalaman selama proses berlangsung karena hal itu
membangkitkan kesadaran siswa untuk termotivasi dalam belajar. Layanan
bimbingan kelompok pun dikenal dua jenis yaitu kelompok bebas dan
kelompok tugas (Prayitno1995:25), adapun uraiannya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
c. Topik tugas, yaitu topik secara langsung dikemukakan oleh pemimpin
kelompok (guru pembimbing) dan ditugaskan kepada seluruh anggota
kelompok untuk bersama-sama membahasnya.
d. Topik bebas, yaitu anggota secara bebas mengemukakan permasalahan
yang dihadapi yang sedang dirasakan kemudian dibahas satu persatu.
Kedua jenis layanan diatas akan lebih mudah dilaksanakan apabila ada
kerjasama yang baik antara guru BK dan wali kelas dalam memberikan
pendampingan terhadap siswa jalur KMS yang memiliki permasalahan yang
sama. Selama ini siswa jalur KMS kurang menyadari tentang arti pentingnya
belajar ditambah lagi dengan metode guru-guru dalam mengajar lebih menitik
beratkan pada penguasaan materi pelajaran dan mengesampingkan kesadaran
dalam diri siswa untuk membangkitkan motivasi terhadap belajar.
Selama layanan bimbingan kelompok yang diberikan kepada siswa
pada awalnya siswa tampak malas mengikuti kegiatan, namun pada akhirnya
siswa menikmati setiap proses yang terjadi di dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan. Hal ini tidak terlepas dari cara peneliti merancang program
layanan bimbingan kelompok dengan berbagai kegiatan yang bervariasi agar
lebih memberikan manfaat, lebih menarik, sehingga tidak membosankan,
serta mendorong siswa untuk terlibat aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasn, dan saran-saran untuk berbagai pihak.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka peneliti dapat menyimpulkan dua hal berikut.
1. Tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII H jalur KMS setelah
mendapatkan tindakan sebanyak 3 siklus sudah tergolong sangat baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatkan motivasi belajar subyek,
yakni subjek sudah memiliki pemahaman dasar dari setiap kegiatan yang
telah diberikan, sehingga membuat siswa dapat memunculkan keinginan
dalam hal belajar dan kesadaran atau dorongan dalam menerima pelajaran
yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Implementasi layanan bimbingan kelompok secara signifikan efektif
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII H jalur KMS SMP N 15
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Beberapa faktor yang dianggap
menunjang dalam meningkatkan motivasi belajar subjek, yakni :
kesesuaian antara topik bimbingan dengan motivasi belajar yang ingin
ditingkatkan untuk siswa kelas VIII H jalur KMS, model bimbingan
kelompok yang dikemas secara menyenangkan dan bervariasi dalam
bentuk dinamika kelompok (experiental learning ), serta pemberian
layanan bimbingan kelompok yang berkesinambungan dengan kebutuhan
siswa jalur KMS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu yang masih
dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi. Berikut merupakan hal-hal tertentu
yang masih dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi dalam penelitian ini.
1. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok
pada setiap siklus dengan subyek 10 siswa. Akan tetapi pada siklus II
peneliti hanya melakukan bersama 9 siswa, hal ini membuat proses
tindakan pada siklus II tidak berjalan dengan lancar. Sehingga untuk
mendapatkan hasil skor yang maksimal, peneliti melakukan siklus II
sebanyak 2 tindakan yang dilakukan pada hari berikutnya dengan subjek
10 siswa jalur KMS.
2. Peneliti menyadari bahwa angket motivasi yang digunakan masih jauh dari
kata sempurna; bahasa yang digunakan nampaknya masih sulit untuk
dipahami oleh siswa jalur KMS sehingga perlu berulang-ulang membaca
agar memahami maksud dari pernyataan-pernyataan yang disajikan.
C. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan, guna
mengoptimalkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa jalur KMS.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Penelitian yang diselenggarakan di SMP N 15 Yogyakarta dalam tujuan
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII H jalur KMS Tahun
Ajaran 2016/2017 ini terbukti efektif. Subjek pun masih memiliki potensi
dan kesempatan untuk meningkatkan motivasi belajar yang dimiliki. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
karena itu, subjek perlu bimbingan dalam hal mencerminkan semangat diri
dalam belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menganjurkan kepada
guru bimbingan dan konseling untuk melanjutkan layanan bimbingan
kelompok yang dirancang secara variasi, seperti: kegiatan atau dinamika
sehingga mampu membuat subjek dapat menumbuhkan tingkat motivasi
belajar yang dibutuhkan.
2. Bagi Para Orang Tua
Dalam rangka mewujudkan diri sebagai model yang baik bagi subjek,
peneliti menganjurkan orang tua untuk terbuka dan selalu memperhatikan
anak dalam hal belajar yang baik. Memperhatikan tersebut dapat
ditunjukkan dengan keterlibatan orang tua terhadap tugas sekolah atau
dalam kegiatan sekolah anak yang dapat menunjukkan semangatnya dalam
belajar
3. Bagi Para Peneliti Lain
Sebaiknya peneliti lebih dapat mengembangkan angket tentang motivasi
belajar yang lebih mengukur motivasi belajar dalam diri subjek penelitian
dengan tepat, akurat, dan sesuai dengan kenyataan yang dialami dalam
keseharian. Oleh sebab itu peneliti menganjurkan kepada peneliti
selanjutnya untuk menggunakan prosedur yang lebih cermat, yaitu dengan
melakukan uji coba alat, melakukan analisis butir, memperbaiki rumusan
item yang memiliki r it kurang baik, melakukan uji coba lagi sehingga
mendapatkan item-item yang sesuai dengan kebutuhan subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar.. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2005). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Hidayat, Dede Rahmat & Aip Badrujaman. (2012). Penelitian Tindakan dalam
Bimbingan dan Konseling. Jakarta :PT. Indeks.
Makmun, Abin Syamsudin (2007). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Cetakan 10. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Prayitno, dkk. (1998). Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP (Buku II).
Jakarta: Penebar Aksara.
Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Prayitno, (2004). Layanan Bimbingan Kelompok. Universitas Negeri Padang.
-----------, (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
ZUMAROH, AYU. (2013). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Underachiever Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Sd
Negeri Pekunden Semarang. Skripsi: Jurusan Bimbingan dan Konseling
UNES
Santoso. S., (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Kencana Prenada
Media Group.
Sardiman, A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sorsyth, (1983). Group Dynamics. Wadsworth, Inc: California
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratna, S.,dkk. (2003). Dinamika Kelompok. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi
Aksara
Winkel, W.S dan M.M Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan( Revisi ). Yogyakarta: Media Abadi.
Kedaulatan Rakyat, 30 September 2015
Keputusan walikota, Yogyakarta Nomor 227/Kep/2007 Tentang Penetapan
Parameter Pendataan Keluarga Miskin Kota Yogyakarta
Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 470/Kep/2007 Tentang Perubahan
Lampiran .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Topik/Pokok Bahasan Belajar itu Menyenangkan
B. Tugas perkembangan Mengembangkan konsep dan keterampilan
intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat
C. Bidang Bimbingan Bimbingan Akademik
D. Jenis Layanan
Kelompok
E. Fungsi Layanan Pemahaman dan Penyaluran
F. Standar Kompetensi Siswa mampu mewujudkan kegiatan belajar dalam
kehidupan mandiri yang sesuai kebutuhan baginya
G. Kompetensi Dasar
(Tujuan Umum)
Peserta didik dapat mengetahui, memahami cara
belajar yang menyenangkan sehingga dapat
menerapkannya dalam kegiatan belajarnya.
H. Indikator (Tujuan
Khusus)
a. Spesifik
Menjelaskan cara-cara belajar yang
menyenangkan.
b. Global
Menuliskan/mengidentifikasikan manfaat
yang diperoleh dengan mengikuti kegiatan
yang dilakukan dan direncanakan.
1. Sasaran Pelayanan
Bimbingan
Siswa SMP kelas VII H
2. Materi Bimbingan Belajar Itu Menyenangkan
Lampiran 1
Rencana Pelayanan Bimbingan dan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Metode (pendekatan) Dinamika, diskusi, dan Tanya-jawab
4. Tempat Penyelenggaraan Ruang kelas
5. Waktu 1 x 40 Menit
6. Alat/media Laptop, kertas, handout, spidol, Bolpoint
7. Refleksi Tuliskanlah hasil belajar yang kamu peroleh setelah
mengikuti kegiatan ini!
a. Saya menjadi tahu bahwa…
b. Apa yang hendak Anda lakukan untuk
meningkatkan kompetensi-kompetensi
tersebut?
8. Catatan Khusus a. Peserta diingatkan agar siap menjadi
fasilitator untuk kegiatan seperti yang sudah
diikuti.
b. Peserta diminta memberikan saran untuk
menyempurnakan SPB ini.
9. Daftar pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Intrakurikuler Waktu
Konselor (guru BK) Siswa
1 Pengantar
a. Pembimbing memulai dengan doa
b. Pembimbing mengajak siswa
untuk melakukan ice breaking
“Trekdung”
c. Pembimbing menjelaskan maksud
dan tujuan dari kegiatan
Bimbingan yang akan dilakukan.
Mendengarkan dengan baik
apa yang disampaikan oleh
guru.
4 menit
2 Pembimbing memberikan angket pertama
sebelum treatment dilakukan dan
kemudian pembimbing menjelaska secara
singkat mengenai materi pertama topik
Bimbingan mengenai cara belajar yang
efektif
Siswa mendengarkan
dengan penuh perhatian
7 menit
3 a. Pembimbing mengajak siswa
untuk dinamika “Jigsauw”
b. Pembimbing membagikan 3
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 5 siswa/I.
c. Pembimbing membagikan cerita
ke setiap kelompok dan peserta
pun mulai mencari inti cerita dari
bacaanya tsb.
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
15 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 a. Pembimbing mengacak kelompok
kemudian meminta peserta untuk
menjelaskan inti cerita dari
bacaan tsb kepada peserta didik
lainnya.
b. Pembimbing mendengarkan
penuh perhatian atas apa yang
disampaikan oleh peserta didik.
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
5 menit
6 a. Merefleksikan tentang kegiatan
dinamika tersebut.
b. Pembimbing merangkum semua
kegiatan yang dimulai dari awal-
akhir.
Siswa berperan aktif dalam
permainan tersebut.
5 menit
7 Pembimbing memberikan angket kedua
setelah treatment selesai dilaksanakan.
4 menit
Jumlah Waktu 40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Handout
1. Kelompokkan mahasiswa dengan anggota 4 orang. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Setiap anggota kelompok diberi nomor 1, 2, 3, dan 4.
2. Masing-masing anggota diberi bahan perkuliahan yang berbeda. Misalnya,
semua anggota bernomor 1 mendapat bahan A; semua anggota bernomor
2 mendapat bahan B, dst.
3. Selenggarakan diskusi kelompok ahli dengan anggota yang berasal dari
utusan kelompok-kelompok asal dengan nomor yang sama. Jadi, semua
anggota yang bernomor 1 akan berkumpul menjadi satu membahas bahan
A, demikian juga dengan anggota yang bernomor 2 akan berkumpul
menjadi satu membahas bahan B, dst.
4. Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan di dalam
kelompok asal, secara bergantian menjelaskan pengetahuan baru yang
diperolehnya dalam kelompok ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jigsaw
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cara Terbaik Memulai Proses Belajar di Sekolah Maupun di Rumah
1. Mulailah Belajar Ditempat Yang Kondusif.
Jika kamu ingin belajar, carilah suasana dan tempat kondusif,
tenang dan nyaman. Materi akan mudah dipahami saat kamu belajar
dalam suasana yang tenang tanpa ada gangguan yang dapat merusak
konsentrasimu.
2. Dalam Memulai Pembelajaran
Carilah ide pokok materi setiap paragraf, hal tersebut dapat
memudahkan kamu dalam memahami setipa bacaan dalam materi.
Perhatikan judul, gambar dan komponen-komponen lainnya, disertai
dengan rangkuman seadanya. Kamu perlu mengetahui kalimat deduktif
dan induktif di setiap paragraf untuk mengembangkannya ke dalam
penalaran lebih lanjut.
3. Agar Belajar Kamu Lebih Sistematis Maka Buatlah Ringkasan.
Ringkasan berguna dalam memudahkan pembaca dalam mencari
ide-ide penting dalam bacaan, selain itu berpotensi dalam
menghubungkan pemahaman di setiap bacaan.Dengan menulis ringkasan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kamu secara otomatis membaca materi yang kamu pelajari. Sebaiknya
ringkasan tersebut ditulis ke dalam buku kecil yang dapat kamu bawa
kemanapun.
4. Membiasakan Untuk Mengingat Apa Yang Telah Dipelajari
Untuk mempermudah ingatan terhadap bacaan yang telah di baca,
kami menyarankan untuk membuat singkatan atau kata-kata yang
gampang di ingat. Tentu saja kamu tidak asing dengan singkatan
MeJiKuHiBiNiU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu).
Tips ini bisa sangat berguna dalam mengingat apapun yang telah
dipelajari dan bertahan hingga beberapa tahun kemudian.
5. Belajar Rutin Disertai Dengan Ketekunan.
Belajar dengan tepat waktu dapat mempengaruhi peningkatan prestasi
belajar. buang jauh-jauh dari benak kamu belajar menjelang waktu ujian,
belajar dengan terburu-buru, belajar saat tidak memiliki keinginan, belajar
di saat suasana yang kurang kondusif. dll
6. Awali Belajar Dengan Berdo’a
Sebelum memulai belajar, berdo’alah terlebih dahulu supaya apa
yang ingin kita pelajari pun dapat dipahami dan juga diaplikasikan dengan
baik. Berdo’a sebelum belajar akan membuat jiwa kita menjadi lebih
tentram dan diharapkan semoga di proses belajar mendapatkan
keberkahan dan juga kemudahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Membuat Mind Map Dalam 6 Langkah Sederhana
1. Buat Judul
Langkah pertama buatlah judul di tengah-tengah catatan yang
hendak kita buat. Gunakan warna yang disukai anak Anda. Dalam contoh
ini saya membuat judul “Liburan Keluarga” berwarna merah kemudian
member bingkai di sekeliling judul. Anda juga bisa mengajak anak Anda
untuk memberi gambar pada judul.
2. Buat Cabang-Cabang Utama
Selanjutnya, ajak anak Anda untuk berimajinasi hal apa saja yang
terkait dengan liburan keluarga kita?
a. Apa aktivitas yang mau dilakukan?
b. Apa saja perlengkapan yang perlu dipersiapkan?
c. Siapa saja yang akan diajak ikut serta?
d. Ke mana saja tujuan perjalanan liburan kali ini?
Dalam contoh berikut, kita membuat 4 cabang utama yang terdiri
dari: aktivitas, perlengkapan, orang, dan jalan-jalan. Setiap cabang
sebaiknya menggunakan warna yang berbeda-beda untuk memudahkan
asosiasi. Setiap cabang karena merupakan cabang utama juga dibuat tebal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Mengembangkan Cabang “Aktivitas”
Ketika membahas cabang pertama, apa saja aktivitas yang hendak
dilakukan, ajaklah untuk berpikir dan berimajinasi. Bisa jadi akan
menyampaikan berbagai aktivitas menarik seperti:berkuda,
belajar,bersekolah, berkegiatan di luar sekolah, belanja dan bermain bola.
Jangan lupa untuk setiap aktivitas tambahkan gambar atau ilustrasi untuk
memudahkan asosiasi terhadap setiap cabang aktivitas tadi.
4. Mengembangkan Cabang “Perlengkapan”
Setelah selesai dengan aktivitas, sekarang minta untuk
menyebutkan perlengkapan apa saja yang perlu dibawa untuk liburan
keluarga?Mereka mungkin menyebutkan berbagai perlengkapan seperti
sepatu, kaos, pakaian renang, sandal, topi dan perlengkapan lainnya. Buat
cabang-cabang dari perlengkapan menggunakan warna yang sama dengan
cabang utamanya. Jangan lupa memberikan gambar untuk membuat
catatan ini lebih menarik sekaligus mudah diingat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mengembangkan Cabang “Orang"
Setelah itu, kita berpindah ke cabang berikutnya yakni siapa saja
orang-orang yang ingin diajak ikut serta dalam liburan?Menyebutkan siapa
saja yang ingin mereka ajak. Mereka mungkin menyebut ayah, ibu, paman,
sepupu atau teman-temannya. Untuk setiap orang yang diajak ikut serta
buat masing-masing cabang dan tuliskan siapa saja mereka. Jangan lupa
menambahkan gambar.
6. Mengembangkan Cabang “Jalan-Jalan”
Pada cabang terakhir, mintalah untuk menyebutkan ke mana saja
mereka ingin pergi selama liburan. Apakah itu ke pantai, ke mall, taman,
atau water park.Untuk masing-masing tujuan, buat cabang dan tambahkan
gambar yang menjadi asosiasi dari masing-masing tujuan tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TIPS BELAJAR ASYIK DAN MENYENANGKAN
1. Pilih waktu yang tepat.
Kamu pasti tahu kapan waktu yang tepat untuk belajar,untuk diri
kamu sendiri bisa siang, malam, atau subuh. Carilah waktu yang mana
yang membuatmu lebih relaks.
2. Bikin suasana nyaman.
Bukan hanya pilihan waktu, suasana pun sangat mendukung
efektifitas belajar. Cari tempat yang nyaman di kawasan rumah kamu,
bisa jadi itu adalah kamar kamu atau bahkan balkon rumah. Kalau
kamu terbiasa dengan musik, kamu juga bisa belajar sambil
mendengarkan music.
3. Bikin diagram/catatan pribadi.
Tidak semua yang ada di buku pelajaran atau yang disampaikan
guru kamu penting. Pilih poin-poin utama dan temukan kata kuncinya.
Sehingga apa yang kamu pelajari akan lebih sederhana.
4. Mengerti bukan Menghafal.
Disaat kamu mengerti topik yang kamu pelajari, secara otomatis
kamu akan paham. Pemahaman ini yang akan membantu kamu
menganalisa jawaban. Jadi, biar soalnya diputar-putar, kamu pasti bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawab. Mungkin benar, beberapa mata pelajaran memang butuh
hafalan. Misalnya saja tanggal bersejarah atau nama-nama tokoh.
Kuncinya; baca berulang-ulang, tanpa kamu sadari hafalan itu bakal
melekat di ingatan dengan sendirinya.
5. Ambil jeda waktu.
Yang namanya bosan dalam belajar sangatlah wajar. Selama proses
belajar berikan jeda per sekian menit untuk melakukan aktifitas lain.
Seperti berjalan- jalan atau sekedar stretching. Jangan lupa juga
sediakan air putih. Belajar juga harus memperhatikan kesehatan lho.
6. Jangan Dipaksa.
Belajar yang efektif adalah ketika kamu belajar karena benar-
benar ingin belajar. Untuk sampai ke level ini kamu harus disiplin,
lama kelamaan kamu akan merasakan belajar sebagai sebuah
kebutuhan.
7. Coba lah lebih kreatif.
Kamu nggak melulu harus mandangin text book. Tapi dengan
sedikit effort kamu bisa menemukan sumber dan media yang tepat.
Misalnya recording suara, rekaman video, slide presentasi, dan lain
sebagainya. Semakin kreatif media yang kamu gunakan, maka kamu
akan semakin betah belajar.
8. Belajar Kelompok.
Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng
teman. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat
menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok
sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa
termotivasi dan ketularan pintar. Hehehehe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Selalu Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar.
Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya
1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik
dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu
saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja.
10. Bertanya Kalau Belum Paham.
Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham
atau kurang mengerti.pertanyaan bisa ditujukan kepada teman atau
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Topik/Pokok Bahasan Pentingnya Belajar
J. Tugas perkembangan Memiliki kesadaran dan dorongan untuk
melaksanakan sikap dasar mandiri dalam
mengelola waktu.
K. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi-Belajar
L. Jenis Layanan
Kelompok
M. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
N. Standar Kompetensi
O. Kompetensi Dasar
(Tujuan Umum)
Peserta didik semakin menyadari pentingya
mendahulukan yang utama
P. Indikator (Tujuan
Khusus)
c. Spesifik
1. Menyebutkan 5 hal yang diutamakan
dalam hidupnya
2. Menjelaskan pentingnya/manfaatnya
mendahulukan yang utama dalam
hidupnya
3. Menjelaskan akibat negative jika tidak
mendahulukan yang utama dalam
hidupnya.
d. Global
Menjelaskan seberapa banyak manfaat
kegiatan yang baru saja diikuti bagi dirinya
sendiri secara lisan dan menuliskan dalam
buku catatan pribadinya.
10. Sasaran Pelayanan
Bimbingan
Siswa SMP kelas VII H
11. Materi Bimbingan a. 5 contoh hal yang diutamakan dalam hidup
b. Manfaat-manfaat mendahulukan hal yang
utama dalam hidup
Rencana Pelayanan Bimbingan dan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Akibat negative jika tidak mendahulukan
hal yang utama dalam hidup
12. Metode (pendekatan) Instrumentasi, diskusi, dinamika dan sharing
13. Tempat
Penyelenggaraan
Ruang kelas
14. Waktu 1 x 40 Menit
15. Alat/media Laptop, kertas, handout, spidol, Bolpoint
16. Refleksi Tuliskanlah hasil belajar yang kamu peroleh setelah
mengikuti kegiatan ini!
c. Saya menjadi tahu bahwa…
d. Apa yang hendak Anda lakukan untuk
meningkatkan kompetensi-kompetensi
tersebut?
17. Catatan Khusus -
18. Rencana Tindak
Lanjut
Menuliskan manfaat kegiatan ini dalam
buku pribadi dan meminta siswa menyusun
jadwal kegiatan dengan memperhatikan
prioritas dalam hidup.
19. Daftar pustaka a. Covey, S.R. (2000), 7 Kebiasaan Remaja
yang Sangat Efektif. Mitra Media.
Sanur.
b. Covey, S.R. (2000), First Things First :
Dahulukan yang Utama. Gramedia
Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Intrakurikuler Waktu
Konselor (guru BK) Siswa
1 Pengantar
d. Pembimbing memulai dengan
doa
e. Pembimbing mengajak siswa
untuk mengumpulkan tugas
minggu lalu
f. Pembimbing menjelaskan
maksud dan tujuan dari
kegiatan Bimbingan yang
akan dilakukan.
Mendengarkan dengan baik apa
yang disampaikan oleh guru.
4 menit
2 Pembimbing sebelum memberikan
treatment, pembimbing membagi
kelompok untuk masuk dalam
dinamika “pazzle”
Siswa mendengarkan dengan
penuh perhatian
7 menit
3 d. Pembimbing mengajak siswa
untuk dinamika “pazzle”
e. Pembimbing membagikan 3
kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa/I.
f. Pembimbing membagikan
cerita ke setiap kelompok dan
peserta pun mulai menyusun
kata pada pazzle tersebut.
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
15 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 c. Pembimbing mengacak
kelompok kemudian meminta
pesera untuk menjelaskan inti
hasil penyusunan pazzle yang
sudah dilakukan. Pembimbing
mendengarkan penuh
perhatian atas apa yang
disampaikan oleh peserta
didik.
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
5 menit
6 c. Merefleksikan tentang
kegiatan dinamika tersebut.
d. Pembimbing merangkum
semua kegiatan yang dimulai
dari awal-akhir.
Siswa berperan aktif dalam
permainan tersebut.
5 menit
7 Pembimbing memberikan angket
kedua setelah treatment selesai
dilaksanakan.
4 menit
Jumlah Waktu 40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Handout
1. TETAPKAN TUJUAN
Kamu mesti yakin, seyakin-yakinnya bahwa kamu dapat berubah.
Kamu mesti berubah untuk mencapai hasil yang maksimal. Jadi, pertama-
tama kamu harus membuat tujuan dan harus mengerti apa manfaat dari
setiap apa yang kamu lakukan.
2. SUSUNLAH TARGET YANG MASUK AKAL
Kalo kamu berhasil kamu harus punya target. Gak usah muluk-muluk
deh. Buatlah target yang bisa diraih dan masuk akal misalnya berjanji
untuk disiplin akan belajar selama 1 jam setiap malam. Alangkah baikanya
menghindari target yang sulit untuk dilakukan. Jangan lupa
mempertahankan keberhasilan yang udah kamu raih
3. BELAJARLAH MENGGUNAKAN BAHASA PRESTASI
Kalau kamu berhasil, misalnya dapat nilai 9 pada mata pelajaran
matematika, pujilah dirimu dan bergembiralah. Tetapi kalau kamu gagal,
katan “ Masih ada waktu aku harus berusaha lebih keras lagi”. Biasakan
berfikir seperti itu, jangan kaget kalau kamu akan selalu semangat. Yakin
Deh !!
4. JANGAN MALU BERTANYA
Ada pepatah mengatakan “ malu bertanya sesat dijalan”. Dalam
belajar juga sama, kalau kamu malu bertanya sama orang yang lebih tahu
maka kamu akan ketinggalan dan tersesat. Jadi bertanyalah kalau belum
tahu.
5. BELAJAR SENDIRI
Selalu belajar dengan orang lain, atau bertanya kepada yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahu, kamu juga harus berani mencoba, belajar sendiri. Karena masing-
masing orang memiliki cara belajar sendiri. Jadi, temukan cara belajarmu.
6. TEMUKAN HAL-HAL BARU UNTUK MEMOTIVASI DIRI
Supaya kamu tidak cepat bosan, cari hal-hal yang baru dan
menarik. Jangan lupa, dukungan orang lain sangat penting biar kamu tetap
semangat
7. LUANGKAN WAKTU UNTUK BERSANTAI DAN BERDOA
Nah, biar badan dan pikiran gak capek nyantai dulu lah. Misalnya
jalan-jalan, mancing, nonton, baca komik, naik sepeda, Tapi ingat, Jangan
keterusan. Entar bisa berabe! Kemudian, ingat selalu mengucap syukur
pada Tuhan dan mohon penyertaan-Nya selalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Topik/Pokok Bahasan Meraih Cita-cita
B. Tugas perkembangan Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang
dapat diterima dalam kehidupa yang lebih luas.
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap
tentang kehidupan mandiri secara emosional.
C. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi-Belajar
D. Jenis Layanan
Kelompok
E. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
F. Standar Kompetensi Siswa semakin mampu memiliki sikap dasar dalam
mengelola waktu dengan sebaik-baiknya baginya
G. Sasaran Pelayanan
Bimbingan
Siswa SMP kelas VII H
H. Materi Bimbingan Meraih cita-cita
I. Metode (pendekatan) Progresif relaxation, diskusi, dan sharing
J. Tempat Penyelenggaraan Ruang AVA
K. Waktu 1 x 40 Menit
L. Alat/media Laptop, kertas, handout, spidol, Bolpoint
M. Refleksi Tuliskanlah hasil belajar yang kamu peroleh setelah
mengikuti kegiatan ini!
e. Saya menjadi tahu bahwa…
f. Apa yang hendak Anda lakukan untuk
meningkatkan kompetensi-kompetensi
tersebut?
N. Catatan Khusus c. Peserta diingatkan agar siap menjadi
fasilitator untuk kegiatan seperti yang sudah
diikuti.
Rencana Pelayanan Bimbingan dan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Peserta diminta memberikan saran untuk
menyempurnakan SPB ini.
O. Daftar pustaka Handout Drs. Budi Sarwono M.Pd tentang
Progresif Relaxation
No Intrakurikuler Waktu
Konselor (guru BK) Siswa
1 a. Pengantar
1) Guru BK membuka
layanan dengan
mengucapkan salam dan
mengecek kehadiran
2) Guru BK menjelaskan
kegiatan dan tujuan
layanan
3) Guru BK mengajak siswa “
Joget Animasi”
Mendengarkan dengan baik apa
yang disampaikan oleh guru.
4 menit
2 b. Kegiatan Inti
1) Guru BK tanya jawab
dengan siswa tentang
aktivitad siswa pada pagi
hari
2) Guru BK bersama siswa
menonton video tentang “
Insipirasi Lena dan Anak
sekolah bersama jembatan
putus”
3) Guru BK meminta siswa
untuk sharing hal yang
menarik/ ditemukan dalm
video yang di tonton
Siswa mendengarkan dengan
penuh perhatian
7 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Guru BK menyebarkan
lembar kerja kepada siswa
5) Guru BK meminta siswa
untuk mengerjakan lembar
kerja siswa sesuai dengan
instruksi pengerjaan
3 c. Pembimbing mengajak siswa
untuk melakukan kegiatan
Progresif Relaxation”
d. Pembimbing menyiapkan
semua siswa untuk ambil
posisi duduk dengan santai dan
rileks.
e. Pembimbing mulai masuk
dalan kegiatan progresif
relaxation
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
15 menit
4 f. Setelah pemberiam progresif
relaxation,pembimbing
meminta siswa untuk masuk
dalam kelompok dan mulai
bersama-sama membagikan
pengalaman yang dirasakan
setelah mengikuti kegiatan tsb.
g. Pembimbing mendengarkan
penuh perhatian atas apa yang
disampaikan oleh peserta
didik.
Siswa mendengarkan dan
menjalankan intruksi.
5 menit
6 h. Merefleksikan tentang
kegiatan dinamika tersebut.
i. Pembimbing merangkum
semua kegiatan yang dimulai
Siswa berperan aktif dalam
permainan tersebut.
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari awal-akhir.
7 Pembimbing memberikan angket
kedua setelah treatment selesai
dilaksanakan.
4 menit
Jumlah Waktu 40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR KERJA
Belajar Itu Asyik Lho….
1. Kendala-kendala atau kesulitan dalam belajarku:
a.
b.
c.
2. Cara mengatasi kesulitanku dalam belajar:
a.
b.
c.
3. Akibat-akibat terburuk yang akan terjadi bila aku tidak belajar
a.
b.
c.
4. Akibat-akibat terbaik yang akan terjadi bila aku belajar dengan baik
a.
b.
c.
5. Setelah mengetahui akibat-akibat dari kebiasaan belajar yang buruk atau
kemalasan, apakah Anda akan tetap bersikap sama atau akan merubah
kebiasaan Anda? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesadaran Manusia
Kesadaran
Sadar
B. Pembagian Wilayah Kesadaran Manusia
1. Pikiran Sadar
Kita sangat menyadari tindakan atau perilaku yang sedang kita
lakukan.
2. Alam bawah sadar
Bereaksi terhadap sugesti dan bersifat sugestif. Keadaan ini kita
peroleh ketika kita sangat rileks atau ketika kita melamun dan
berkhayal.
3. Pikiran tidak sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam keadaan ini kita sama sekali tidak menyadari apa yang
sedang terjadi ketika kita bertindak atau berperilaku, meskipun kita
tahu bahwa proses itu ada. Proses itu terjadi dengan sendirinya
meskipun kita tidak memikirkannya.
AKU BERUBAH KARENA AKU TAU AKU
HARUS BERUBAH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Angket Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta
Nama :……………………………………
Petunjuk Pengisian:
Teman-teman, pernyataan tentang pengembangan kepribadian yang sedang atau
baru saja kalian ikuti ini tentu menimbulkan berbagai perasaan dalam diri kalian.
Ada yang merasa suka dengan pernyataan ini, senang, puas, tetapi ada juga yang
merasa biasa-biasa saja, bahkan mungkin juga ada yang merasa bosan.
Nyatakanlah sikap/persetujuanmu secara jujur dengan memberi penilaian pada
setiap butir pernyataan dalam daftar ini dengan cara memberi tanda √ pada
kolom jawaban.
SS = Sangat Setuju S= Setuju RR= Ragu-ragu TS= Tidak
Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju
Isilah seluruhnya, jangan ada yang terlewatkan, ya... ! Terima kasih atas
ketulusanmu.
No Pernyataan SS S RR TS STS
1. Saya mencatat pengetahuan atau informasi tentang
belajar yang dapat digunakan untuk mengerjakan
soal-soal latihan.
2. Ketika ada jawaban yang berbeda dari teman-teman,
saya memilih diam dan tidak mengungkapkan
pendapat.
3. Saya senang mencari cara-cara baru yang mudah
untuk mengerjakan soal ulangan atau tugas.
4. Saya memilih meninggalkan tugas daripada bertanya
kepada teman yang lebih pandai.
5. Saya mengerjakan soal-soal latihan tanpa disuruh
guru
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Saya memilih untuk menyalin pekerjaan teman pada
saat menemukan kesulitan dalam mengerjakan soal
ulangan atau tugas.
No Pernyataan SS S RR TS STS
7. Ketika saya tidak mendapatkan jawaban dari soal-
soal latihan maka saya berhenti mengerjakannya..
8. Ketika badan saya lelah, saya meninggalkan tugas dan
memilih untuk tidur.
9. Apabila saya tidak memahami suatu materi, saya
tidak mau mempelajarinya lagi
10. Saya berusaha untuk memahami suatu materi,
sehingga saya dapat mengerjakan tugas dengan
mudah
11. Saya akan bertanya kepada teman yang lebih pandai
tentang tugas-tugas belum saya pahami.
12. Saya mudah memahami suatu pelajaran apabila
pembelajaran dilakukan di di luar ruangan kelas
seperti: halaman sekolah, ataupun taman.
13. Saya terus belajar sebelum tugas sekolah (pekerjaan
rumah) yang saya kerjakan selesai ru.
14 Saya bisa mengerjakan tugas-tugas latihan tanpa
membaca buku pelajaran.
15. Saya akan membaca kembali hasil pekerjaan saya
hingga tidak di temukan kesalahan sebelum
mengumpulkannya
16. Saya senang menonton tv yang berisikan tentang
sinetron atau kartun sejenak untuk menghibur diri.
17. Meskipun dalam keadaan lelah, saya tetap berusaha
mengerjakan tugas sekolah hingga selesai.
.
18. Saya hanya dapat menyelesaikan beberapa tugas dari
guru apabila dikelas suasananya ramai
19 Saya memilih untuk mengerjakan tugas-tugas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru daripada bermain.
20 Walaupun ada banyak yang saya tidak ketahui, saya
memilih untuk diam saja dan malas untuk bertanya
kepada orang lain.
No Pernyataan SS S RR TS STS
21. Belajar di ruang perpustakaan membuat saya
mengantuk sehingga malas untuk mengerjakan tugas
dari guru.
22. Dengan belajar bersama teman-teman saya dapat
bebas untuk melihat hasil belajar mereka dibanding
belajar sendiri
23. Saya bosan mencatat materi pelajaran sedangkan
guru tidak memberi penjelasan
24. Saya menyukai mengerjakan tugas sendiri sehingga
saya bisa melihat seberapa besar kemampuan yang
saya miliki.
25. Saya menerima ajakan teman untuk bermain dan
meninggalkan tugas sekolah
26. Saya biasanya mengerjakan tugas sekolah sampai
selesai baru menonton acara tv yang saya sukai.
27. Saya kurang berani untuk mengungkapkan pendapat
ketika belajar bersama teman-teman
28. Saya belum tahu cita-cita , sehingga saya kurang giat
dalam belajar.
29. Saya merasa senang memperlajari hal-hal yang baru
karena bisa menambah pengetahuan.
30. Apabila ada acara tv yang menarik saya lebih memilih
menonton tv dahulu baru belajar.
31. Saya berani mengungkapkan pendapat ketika belajar
bersama teman-teman.
32. Saya memiliki keraguan dengan jawaban saya sendiri,
ketika berbeda dengan teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. Saya dapat menyelesaikan semua tugas dari guru
ketika suasana kelas tenang
34. Saya langsung mengumpulkan hasil pekerjaan
sekolah tanpa membacanya kembali
35. Saya memiliki cita-cita yang tinggi sehingga itu
mendorong saya untuk selalu rajin dalam belajar.
36. Saya menggunakan media sosial seperti google saat
mencari materi pelajaran.
37. Saya senang menonton tv yang berisikan acara
tentang kesehatan, sehingga dapat membantu dalam
menjaga kesehatan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PENILAIAN PROGRAM SISWA
Pengantar
Teman-teman yang baik hati, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan
bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak kegiatan yang
mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Fasilitator. Kegiatan ini telah selesai,
terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesedian
kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan
tersebut. Berilah tanda centang pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu
alami kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
No Item yang teramati Alternative Jawaban
Ya Tidak Tidak
Tahu
1 Malu dan malas bertanya
2 Berani menyampaikan pendapat
3 Tertarik untuk mengikuti kegiatan
bimbingan
4 Memperhatikan fasilitator yang sedang
berbicara
5 Menunjukkan sikap motivasi terhadapa
belajar
6 Mendengarkan teman yang sedang
berbicara atau menyampaikan pendapat
7 Dapat menerima siapa saja yang menjadi
teman kelompok
8 Saling memberikan semangat sesama
teman
9 Mengejek dan merendahkan teman lain
10 Berteriak saat berbicara
11 Melaksanakan tugas dari pembimbing
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 Menunjukkan perilaku tidak santun (
berkata kotor)
13 Mengobrol sendiri saat bimbingan
14 kemudahan siswa dalam menangkap
materi
15 puas terhadap bimbingan
16 berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
17 terdorong untuk terlibat aktif
18 memotivasi untuk belajar
19 peningkatan kesadaran siswa dalam hal
belajar
20 Mengikuti instruksi dari pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Sekolah :
Kelas :
Hari/tgl :
Petunjuk:
Mohon observer memberi tanda centang pada setiap perilaku yang muncul pada
siswa selama proses bimbingan berlangsung, terdapat 5 alternatif jawaban
SS = Sangat Sering S = Sering AS= Agak Sering TS= Tidak Sering
STS= Sangat Tidak Sering
Aspek Sub
Aspek/Dimensi
Item
SS
S
AS
TS
STS
Responsi
Siswa
Perilaku siswa
yang
menunjukan
tidak
termotivasi
terhadap
layanan
bimbingan
kelompok
1. Siswa mengborol
tentang topik lain
selama bimbingan
berlangsung
2. Siswa bermain-
main selama
mengikuti
bimbingan
3. Siswa membuat
keributan selama
kegiatan bimbingan
sehingga suasana
menjadi ramai
4. Sering izin keluar
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelas saat bimbingan.
5. Siswa banyak
melamun saat
bimbingan
6. Siswa bermain
handphone saat
bimbingan.
7. Siswa menganggu
teman lain.
8. Siswa pasif dalam
kegiatan bimbingan.
9. Sering melihat keluar
kelas saat bimbingan.
10. Berteriak/mengeluh
minta pulang.
11. Mondar-mandir di
dalam kelas.
12. Siswa terlihat bosan
saat bimbingan
13. Siswa tidak terlibat
saat kegiatan
bimbingan.
14. Mengerjakan hal lain
(gambar, kerjakan
tugas lain).
15. Berkemas-kemas
sebelum jam
pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku siswa
yang
menunjukan
termotivasi
terhadap
layanan
bimbingan
kelompok
1. Terlibat aktif.
2. Antusias.
3. Memperhatikan.
4. Berpartisipasi.
5. Tampak gembira.
6. Tenang.
7. Fokus/konsentrasi.
8. Semangat.
9. Mendengarkan.
10. Bertanya
11. Mengerjakan tugas
yang diberikan.
12. Menanggapi.
13. Menjalankan
perintah.
14. Sharing.
15. Tampak serius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR WAWANCARA TERSTRUKTUR
No Pertanyaan Jawaban Guru BK Siswa 1 Siswa @
1 Apakah kamu menyukai
kegiatan yang sudah
dilakukan hari ini?
2 Apa yang membuat kamu
senang ketika mengikuti
proses kegiatan?
3 Apakah ada kesesuaian
antara materi yang
diberikan oleh peneliti
dengan kehidupan sehari-
harimu?
4 Apakah kamu merasa
kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh peneliti?
5 Pengalaman baru apa
yang kamu selama
mengikuti proses
kegiatan ini?
6 Apakah kamu merasa
tergugah semangatmu
ketika mendapat
penjelasan dan dorongan
dari peneliti?
7 Apakah kegiatan yang
dilakukan membantumu
memahami topik
bimbingan yang telah
dilakukan?
8 Manfaat apa yang
diperoleh siswa dari
setiap topik bimbingan
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah diberikan?
9 Apakah kamu merasa
bersemangat dan
memiliki motivasi tinggi
dalam belajar setelah
mengikuti proses
kegiatan ini?
10 Bagaimana tanggapan
dan saran kamu terhadap
layanan bimbingan yang
sedang dilaksanakan ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seleksi Item Berdasarkan Stastistik Daya Diskriminasi Item
Berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan korelasi antara skor item dengan skor
total pada angket motivasi belajar dengan komputasi formula Person Correlation
menggunakan SPPS 21 beserta seleksi item yang didasarkan pada nilai indeks
diskriminasi item.
No Pernyataan Corrected Item-
Total
Correlation
Keputusan
Keputusan STS
1. Saya mencatat pengetahuan atau informasi tentang
belajar yang dapat digunakan untuk mengerjakan
soal-soal latihan.
.588
Diterima
2. Ketika ada jawaban yang berbeda dari teman-
teman, saya memilih diam dan tidak
mengungkapkan pendapat.
.357
Diterima
3. Saya senang mencari cara-cara baru yang mudah
untuk mengerjakan soal ulangan atau tugas.
.428
Diterima
4. Saya memilih meninggalkan tugas daripada
bertanya kepada teman yang lebih pandai. .558
Diterima
5. Saya mengerjakan soal-soal latihan tanpa disuruh
guru
.448
Diterima
6. Saya memilih untuk menyalin pekerjaan teman
pada saat menemukan kesulitan dalam
mengerjakan soal ulangan atau tugas.
.370
Diterima
7. Ketika saya tidak mendapatkan jawaban dari soal-
soal latihan maka saya berhenti mengerjakannya..
.615
Diterima
8. Ketika badan saya lelah, saya meninggalkan tugas
dan memilih untuk tidur. .762
Diterima
9. Apabila saya tidak memahami suatu materi, saya
tidak mau mempelajarinya lagi .610
Diterima
10. Saya berusaha untuk memahami suatu materi,
sehingga saya dapat mengerjakan tugas dengan .286
Diterima
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mudah
11. Saya akan bertanya kepada teman yang lebih
pandai tentang tugas-tugas belum saya pahami. .341
Diterima
12. Saya mudah memahami suatu pelajaran apabila
pembelajaran dilakukan di di luar ruangan kelas
seperti: halaman sekolah, ataupun taman.
.647
Diterima
13. Saya terus belajar sebelum tugas sekolah
(pekerjaan rumah) yang saya kerjakan selesai ru. .445
Diterima
14 Saya bisa mengerjakan tugas-tugas latihan tanpa
membaca buku pelajaran. .355
Diterima
15. Saya akan membaca kembali hasil pekerjaan saya
hingga tidak di temukan kesalahan sebelum
mengumpulkannya
.254
Diterima
16. Saya senang menonton tv yang berisikan tentang
sinetron atau kartun sejenak untuk menghibur diri. .397
Diterima
17. saat belajar bersama, saya mengikuti pendapat dari
teman -.177
Ditolak
18. Saya hanya dapat menyelesaikan beberapa tugas
dari guru apabila dikelas suasananya ramai
.487
Diterima
19 Saya memilih untuk mengerjakan tugas-tugas dari
guru daripada bermain.
.462
Diterima
20 Walaupun ada banyak yang saya tidak ketahui,
saya memilih untuk diam saja dan malas untuk
bertanya kepada orang lain.
.481
Diterima
21. Belajar di ruang perpustakaan membuat saya
mengantuk sehingga malas untuk mengerjakan
tugas dari guru.
.527
Diterima
22. Dengan belajar bersama teman-teman saya dapat
bebas untuk melihat hasil belajar mereka dibanding
belajar sendiri
.493
Diterima
23. Saya bosan mencatat materi pelajaran sedangkan
guru tidak memberi penjelasan .290
Diterima
24. Saya menyukai mengerjakan tugas sendiri
sehingga saya bisa melihat seberapa besar
kemampuan yang saya miliki.
.454
Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Saya menerima ajakan teman untuk bermain dan
meninggalkan tugas sekolah .669
Diterima
26. saya senang mengunjungi tempat museum karena
banyak pengetahuan yang bisa saya gunakan dalam
belajar
.062
Ditolak
27. Saya kurang berani untuk mengungkapkan
pendapat ketika belajar bersama teman-teman
.285
Diterima
28. Saya belum tahu cita-cita , sehingga saya kurang
giat dalam belajar. .251
Diterima
29. Saya merasa senang memperlajari hal-hal yang
baru karena bisa menambah pengetahuan.
.607
Diterima
30. Apabila ada acara tv yang menarik saya lebih
memilih menonton tv dahulu baru belajar.
.803
Diterima
31. Saya berani mengungkapkan pendapat ketika
belajar bersama teman-teman. .529
Diterima
32. Saya memiliki keraguan dengan jawaban saya
sendiri, ketika berbeda dengan teman-teman
.541
Diterima
33. saya meminta ulangan kembali kepada guru ketika
mendapatkan nilai rendah
.092
Ditolak
34. Saya langsung mengumpulkan hasil pekerjaan
sekolah tanpa membacanya kembali
.258
Diterima
35. Saya memiliki cita-cita yang tinggi sehingga itu
mendorong saya untuk selalu rajin dalam belajar. .478
Diterima
36. Saya menggunakan media sosial seperti google
saat mencari materi pelajaran. .536
Diterima
37. Saya senang menonton tv yang berisikan acara
tentang kesehatan, sehingga dapat membantu
dalam menjaga kesehatan diri.
.455
Diterima
38 Saya dapat menyelesaikan semua tugas dari guru
ketika suasana kelas tenang .370
Diterima
39 Meskipun dalam keadaan lelah, saya tetap
berusaha mengerjakan tugas sekolah hingga
selesai. .
.490
Diterima
40 Saya biasanya mengerjakan tugas sekolah sampai .524 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selesai baru menonton acara tv yang saya sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor Angket Motivasi Belajar Pra Tindakan
Skor Angket Motivasi Belajar Siklus I
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor Angket Motivasi Belajar Siklus II
Skor Angket Motivasi Belajar Siklus III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATEGORISASI SKOR ANGKET MOTIVASI BELAJAR
NO NAMA ANALISIS
Pra Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Annisa 96 Sedang 142 Tinggi 148 Sangat tinggi 161 Sangat tinggi
2 Yanurita 121 Sedang 129 Sedang 154 Sangat tinggi 153 Sangat tinggi
3 Zaki 117 Sedang 145 Tinggi 145 Tinggi 129 Tinggi
4 Hafidz 126 Tinggi 126 Tinggi 124 Tinggi 152 Sangat tinggi
5 Erlina 100 Sedang 117 Sedang 115 Sedang 148 Sangat tinggi
6 Rahmat 130 Tinggi 124 Tinggi 145 Tinggi 145 Tinggi
7 Reflalda 107 Sedang 119 Sedang 119 Sedang 161 Sangat tinggi
8 Tyas 72 Rendah 77 Rendah 98 Rendah 130 Tinggi
9 Habib 124 Tinggi 126 Tinggi 157 Sangat tinggi 160 Sangat tinggi
10 Adit 72 Rendah 89 Rendah 135 tinggi 150 Sangat tinggi
KETERANGAN KATEGORISASI RENTANG SKOR
Sangat Tinggi 147,9 < x
Tinggi 123,3 < x ≤ 147,9
Sedang 98,7 < x ≤ 123,3
Rendah 74,1 < x ≤ 98,7
Sangat Rendah x ≤ 74,1
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL VALIDASI PROGRAM SISWA SIKLUS I
NO NAMA NO ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 annisa 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 yanurita 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
3 zaki 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
4 hafidz 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
5 erlina 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
6 rahmat 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
7 reflalda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
8 tyas 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
9 habib 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
10 sekar 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
HASIL VALIDASI PROGRAM SISWA SIKLUS II
NO NAMA NO ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 annisa 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
2 yanurita 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
3 zaki 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
4 hafidz 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
5 erlina 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
6 rahmat 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 reflalda 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
8 tyas 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
9 habib 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
10 sekar 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
HASIL VALIDASI PROGRAM SISWA SIKLUS III
NO NAMA NO ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 annisa 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2 yanurita 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
3 zaki 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
4 hafidz 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
5 erlina 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 rahmat 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 reflalda 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
8 tyas 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
9 habib 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
10 sekar 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
LAMPIRAN 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DOKUMENTASI KEGIATAN PELAKSANAAN TINDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP JALUR
KMS MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA
KELAS VIII H SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2016/2017
LAMPIRAN 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI