49
URAIAN KEGIATAN A. PERENCANAAN KEGIATAN Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi arah langkah selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan kegiatan akan dinilai kelayakan lingkungannya. Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur AMDAL yang terdiri dari: a) Proses penapisan (screening) wajib AMDAL b) Proses pengumuman c) Proses pelingkupan (scoping) d) Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL e) Kesepakatan KA-ANDAL f) Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL g) Persetujuan Kelayakan Lingkungan a) Proses Penapisan Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. b) Proses Pengumuman Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa

URAIAN KEGIATAN Analisis Dampak Lngkingan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

URAIAN KEGIATAN Analisis Dampak Lngkingan

Citation preview

URAIAN KEGIATANA.PERENCANAAN KEGIATANLangkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi arah langkah selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan kegiatan akan dinilai kelayakan lingkungannya.Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur AMDAL yang terdiri dari:a)Proses penapisan (screening) wajib AMDALb)Proses pengumumanc)Proses pelingkupan (scoping)d)Penyusunan dan penilaian KA-ANDALe)Kesepakatan KA-ANDALf)Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPLg)Persetujuan Kelayakan Lingkungana)Proses PenapisanProses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.b)Proses PengumumanSetiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.c)Proses PelingkupanPelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkaiti dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.d)Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDALSetelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.Hasil penilaian KA ANDAL adalah Surat Kesepakatan KA ANDAL yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan ANDAL, RKL dan RPL.e)Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL:Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.f)Persetujuan kelayakan lingkungan1)Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau kegiatan diterbitkan oleh:a)Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;b)Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi; danc)Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota.2)Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:a)Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; danb)Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat.Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau kegiatan. Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila kagiatan fisik utama suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungannya.Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka Pemrakarsa dapat mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi lingkungan yang bertanggung jawab untuk dikaji kembali, apakah harus menysun AMDAL baru atau dapat mempergunakan kembali untuk rencana kegiatannya.Keputusan kelayakan lingkungan dinyatakan batal apabila terjadi pemindahan lokasi atau perubahan desain, proses, kapasitas, bahan baku dan bahan penolong atau terjadi perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau sebab lain sebelum usaha atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan. Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak melaksanakan kegiatannya kembali maka Pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada Menteri/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai kewenangannya untuk diputuskan apakah diwajibkan untuk membuat AMDAL baru atau membuat adendum ANDAL, KL, dan RPL; atau mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan. Penetapan keputusan perubahan tersebut akan dibuat dalam suatu pengaturan mengenai kriteria perubahan yang lebih rinci.Izin lingkungan adalah izin yang wajib dimiliki setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; danpermohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.Pihak Berkepentingan dalam AMDALWRITTEN BY ADMINISTRATORCategory:Berita AMDALPublished on 12 December 2012Hits: 3357

PIHAK BERKEPENTINGAN DALAM AMDALPihak-pihak yang berkepentingan dalam proses Amdal adalah Pemerintah, pemrakarsa, masyarakat yang berkepentingan. Peran masing-masing pemangku kepentingan tersebut secara lebih lengkap adalah sebagai berikut:a.PemerintahPemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kabijakan pembangunan berkelanjutan. Untuk mengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari pemilik kegiatan/pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh Komisi penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk menilai apakah rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak layak berdasarkan suatu krieria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.b.PemrakarsaOrang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan kajian Amdal. Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan lingkungan hidup) untuk membantu melaksanakan kajian Amdal, namun tanggung jawab terhadap hasil dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan Amdal tetap di tangan pemrakarsa kegiatan.c.Masyarakat yang berkepentinganMasyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh oleh segala bentuk keputusan dalam proses Amdal. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Amdal yang setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang terlibat dalam Amdal. Di dalam kajian Amdal, masyarakat bukan obyek kajian namun merupakan subyek yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Amdal. Dalam proses ini masyarakat menyampaikan aspirasi, kebutuhan, nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dan usulan-usulan penyelesaian masalah untuk memperoleh keputusan terbaik.Dalam proses Amdal masyarakat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:Masyarakat terkena dampak: masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana kegiatan (orang atau kelompok yang diuntungkan (beneficiary groups), dan orang atau kelompok yang dirugikan (at-risk groups)Masyarakat Pemerhati: masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana kegiatan, tetapi mempunyai perhatian terhadap kegiatan maupun dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan.Pasal 9 ayat (2) PP 27 Tahun 2012 menyebutkan bahwa pengikutsertaan masyarakat dilakukan melalui pengumuman rencana usaha dan/ atau kegiatan, dan konsultasi publik. Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diumumkan, masyarakat berhak mengajukan saran, dan tanggapan terhadap rencana usaha dan atau kegiatan.d.Penyusun dokumen AMDALPenyusun dokumen AMDAL adalah orang yang memiliki kompetensi pada kualifikasi tertentu dan bekerja di bidang penyusunan dokumen AMDAL.1.Tim penyusun dokumen AMDAL terdiri dari:a.Ketua Tim Penyusun AMDALb.Anggota Tim Penyusun AMDAL2.Kualifikasi Tim Penyusun AMDAL :Pemrakarsa pada umumnya membutuhkan jasa Tim Konsultan untuk mengerjakan AMDAL dari rencana kegiatanya. Tentu tidak sembarangan untuk dapat menjadi anggota Tim Konsultan itu. Mereka harus memahami metodologi penyusunan AMDAL, termasuk dalam melakukan pelingkupan, prakiraan dampak dan evaluasinya, serta perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Untuk menjamin kompetensi dari para penyususn AMDAL, KLH mewajibkan mereka untuk memiliki sertifikat kompetensi sebelum dapat terlibat sebagai ketua atau anggota Tim Konsultan. Kewajiban ini disebutkan dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang PPLH berikut sanksi bagi mereka yang melanggarnya.Mulai tanggal 30 Oktober 2010 penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikasi kompetensi. Apabila penyusun dokumen AMDAL tidak mengindahkan kewajiban tersebut, maka penyusun AMDAL yang tidak memiliki sertifikat kompetensi penyusun AMDAL akan dikenakan sesuai Pasal 110 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 (dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar upiah). Pemerintah telah memberi kelonggaran bagi dokumen AMDAL yang sudah diproses di komisi penilai AMDAL sebelum 30 Oktober 2010 dapat dilanjutkan hingga dokumen selesai tanpa menyertakan sertifikasi bagi penyusun dokumen AMDAL.Menteri Negara Lingkungan Hidup juga mewajibkan lembaga penyedia jasa penyusun dokumen MDAL darimana Tim penyusun berasal untuk teregistrasi di KLH. Lembaga penyedia jasa penysun dokumen AMDAL adalah lembaga berbadan hukum yang bergerak di bidang jasa penyusunan dokumen AMDAL. Ada beberapa syarat untuk memperoleh tanda registrasi tersebut. Salah satunya adalah perusahaan itu yang setidaknya memiliki 2 (dua) tenaga ahli penyusun AMDAL yang sudah bersertifikat. Semua persyaratan ini diberlakukan KLH agar kualitas hasil kajian AMDAL dapat lebih terjaga. Tanpa AMDAL yang berkualitas, sulit bagi pihak-pihak berkepentingan untuk mengambil keputusan dengan tepat.Apa itu AMDAL ?WRITTEN BY ADMINISTRATORCategory:Berita AMDALPublished on 12 December 2012Hits: 1143

AMDALAMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, dan Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidaklayak lingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat.AMDAL dilakukan untuk menilai kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Melalui proses AMDAL, suatu kegiatan yang dinyatakan layak lingkungan akan memperoleh Surat Kelayakan Lingkungan. Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Kelayakan Lingkungan adalah Menteri Negara Lingkungan Hidup di tingkat penilaian pusat, Gubernur di tingkat povinsi, Bupati/ Walikota di tingkat kabupaten/ kota. Surat Kelayakan Lingkungan dibutuhkan oleh instansi pemberi izin sebagai pasyarat penerbitan Izin Lingkungan bagi suatu kegiatan.MaksudDan Tujuan AMDALMaksud pelaksanaan dan penyusunan dokumen AMDAL adalah :1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.Tujuan pelaksanaan dan penyusunan dokumen AMDAL adalah untuk :1. Mengetahui dampak penting dari suatu rencana usaha dan/ ataukegiatan.2. Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi aspek ekonomis, teknis, dan lingkungan.3. Menjadi bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.Tata Cara dan Waktu PelaksanaanWRITTEN BY ADMINISTRATORCategory:Berita AMDALPublished on 12 December 2012Hits: 1722

TATA CARA PELAKSANAANInti dari pengerjaan AMDAL adalah perkiraan dampak. Dalam langkah itu, pemrakarsa akan memprakirakan besaran dari dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh berbagai komponen kegiatan. Hasil prakiraan kemudian akan dievaluasi guna menentukan sifat dampak dan perlu tidaknya dampak tersebut dikendalikan. Metodologi prakiraan dampak harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Demikian juga dengan data yang digunakan dan tentunya tenaga ahli yang dilibatkan dalam prakiraan dampak.Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) PP 27 Tahun 2012, dokumen Amdal yang terdiri dari 4 (empat) dokumen, yaitu: Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisis tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai Amdal melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi di dalam dokumen KA-ANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menetukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan olehj pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menetukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL. Rencana Pemantauan Lingkungan hidup (RPL)RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan wajib AMDAL dan UKL-UPL membutuhkan Izin Lingkungan sebagai prasyarat untuk memperoleh Izin Usaha atau izin kegiatannya, sebagaimana diamanahkan UU Nomor 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Izin Lingkungan hanya dapat diterbitkan jika rencana kegiatan sudah memiliki Surat Kelayakan Lingkungan. Jadi tanpa AMDAL dan UKL-UPL suatu kegiatan tidak akan mendapatkan izin untuk memulai aktivitasnya. Keterkaitan AMDAL dengan perizinan ini jelas memperkuat posisi AMDAL. Pemerintah kabupaten/ kota menempatkan Izin Lingkungan sebagai prasyarat izin yang mengesahkan suatu rencana dasar.ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)A. PENGERTIAN AMDALSebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.B. DAMPAK YANG DITIMBULKANPerlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memerhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan fungsinya, antara lain:1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer.2. Sumber daya manusia.3. Keanekaragaman hayati.4. Kualitas udara.5. Warisan alam dan warisan udara.6. Kenyamanan lingkungan hidup.7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.Kemudian, komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan penting bagi masyarakat disekitar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain:1. Kepemilikan dan penguasaan lahan2. Kesempatan kerja dan usaha3. Taraf hidup masyarakat4. Kesehatan masyarakatBerikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL secara baik dan benar adalah sebagai berikut:1. Terhadap tanah dan kehutanana. Menjadi tidak subur atau tandus.b. Berkurang jumlahnya.c. Terjadi erosi atau bahkan banjir.d. Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai berikut hewan dan tumbuhan yang ada disekitarnya.e. Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak hutan sebagai sumber resapan air.f. Punahnya keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, akibat rusaknya hutan alam yang terkena dampak dengan adanya proyek/usaha.2. Terhadap aira. Mengubah warna sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan sehari-hari.b. Berubah rasa sehingga berbahaya untuk diminum karena mungkin mengandung zat-zat yang berbahaya.c. Berbau busuk atau menyengat.d. Mengering sehingga air disekitar lokasi menjadi berkurang.e. Matinya binatang air dan tanaman disekitar lokasi akibat dari air yang berubah warna dan rasa.f. Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air bila dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari.3. Terhadap udaraa. Udara disekitar lokasi menjadi berdebub. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti proyek bahan kimia.c. Dapat menimbulkan suara bising apabila ada proyek perbengkelan.d. Menimbulkan aroma tidak sedap apabila ada usaha peternakan atau industri makanan.e. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada keluaran industri tertentu.4. a. Akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap karyawan dan masyarakat sekitar.b. Berubahnya budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi akibat berubahnya struktur penduduk.c. Rusaknya adat istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan perkembangan didaerah tersebut.Alternatif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak diatas adalah sebagai berikut:1. Terhadap tanaha. Melakukan rehabilitasi.b. Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagai penggalian yang menyebabkan tanah menjadi berlubang.2. Terhadap aira. Memasang filter/saringan air.b. Memberikan semacam obat untuk menetralisir air yang tercemar.c. Membuat saluran pembuangan yang teratur ke daerah tertentu.3. Terhadap udaraa. Memasang alat kedap suara untuk mencegah suara bising.b. Memasang saringan udara untuk menghindari asap dan debu.4. Terhadap karyawana. Menggunakan peralatan pengaman.b. Diberikan asuransi jiwa dan kesehatan kepada setiap pekerjac. Menyediakan tempat kesehatan untuk pegawai perusahaan yang terlibat.5. Terhadap masyarakat sekitara. Menyediakan tempat kesehatan secara gratis kepada masyarakat.b. Memindahkan masyarakat ke lokasi yang lebih aman.C. TUJUAN DAN KEGUNAAN STUDI AMDALTujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL:1. Mengidentifikasi semua rencana usaha yang akan dilaksanakan2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting.3. Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.4. Merumuskan RKL dan RPL.Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL:1. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.2. Membantu proses pengambilan.3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha.4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha.5. Memberi informasi kepada masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha.D. RONA LINGKUNGAN HIDUPRona lingkungan hidup pada umumnya sangat beranekaragam dalam bentuk, ukuran, tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah:1. Wilayah studi rencana usaha.2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai SDA yang ada di wilayah studi rencana usaha.Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa dipilih untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL:Fisik KimiaKomponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingana. Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.b. Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi rencana usaha.c. Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut.d. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk.e. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.2. Fisiografisa. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara geologis.3. Hidrologia. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.b. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.c. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.d. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.e. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari dan industri.g. Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.4. HidrooseanografiPola hidrodinamika kelautan seperti:a. Pasang surutb. Arus dan gelombangc. Morfologi pantaid. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.5. Ruang, lahan, dan tanaha. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.b. Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.c. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.d. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.BilologiKomponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Floraa. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.b. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.2. Faunaa. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha.b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.c. Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.SosialKomponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Demografia. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.b. Tingkat kepadatan penduduk.c. Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).d. Tenaga kerja.2. Ekonomia. Ekonomi rumah tangga.b. Ekonomi sumber daya alam.c. Perekonomian lokal dan regional.3. Budayaa. Kebudayaan.b. Proses sosial.c. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.d. Warisan budaya.e. Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.f. Kekuasaan dan kewenangan.g. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.h. Adaptasi ekologis.4. Kesehatan masyarakata. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.e. Sumber daya kesehatan.f. Kondisi sanitasi lingkungan.g. Status gizi masyarakat.h. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.E. PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTINGDampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi, dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup.2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup bagi masyarakat diwilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada pedoman penentuan dampak.3. Dalam melakukan telaah butir 1 & 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan tidak langsung.4. Mengingat usaha atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha maka telaahan dilakukan untuk masing-masing alternatif.5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode formal secara sistematis.F. EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTINGHasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak dari rencana usaha selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggungjawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha sebagaimana dimaksud dalam PP No. 27 Tahun 1999.1. Telaahan terhadap dampak besar dan pentinga. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistis adalah telaah secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup.b. Telaahan secara holistis dengan menggunakan metode-metode evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak penting dalam AMDAL sesuai keperluannya.c. Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.2. Telaahan sebagai dasar pengelolaana. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.b. Ciri dampak penting juga perlu dikemukakan dengan jelas.c. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat kegiatan pembangunan.d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak penting pembangunan.e. Analisis bencana alam dan analisis resiko bila rencana usaha berasa dalam daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam.G. RUANG LINGKUP STUDI DAN METODE ANALISIS DATARuang lingkup studi meliputi dampak besar dan penting yang ditelaah, yakni:1. Rencana usaha penyebab dampak terutama komponen langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan.3. Jenis-jenis kegiatan yang ada disekitar rencana lokasi beserta dampak yang ditimbulkannya.4. Aspek pada butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan untuk AMDAL.Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang menggambarkan lokasi rencana usaha beserta kegiatan-kegiatan yang berada disekitarnya.Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL1. Pemrakarsa:a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha dan penanggungjawab pelaksanaan rencana usaha.2. Penyusun AMDAL:a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan rujukannya dan penanggungjawab penyusun AMDAL.Wilayah StudiLingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan dilapangan. Batas wilayah studi AMDAL digambar pada peta dengan skala yang memadai.Pelingkupan Wilayah StudiPenetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi wilayah studi AMDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang, sebagai berikut:1. Batas ProyekYakni ruang dimana suatu rencana usaha melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, dan operasi.2. Batas EkologisYakni ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha menurut media transportasi limbah, termasuk ruang disekitar rencana usaha yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha.3. Batas SosialYakni ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha.4. Batas AdministratifYakni ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Batas Ruang Lingkup Studi AMDALYakni ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah diatas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data.Metode Pengumpulan dan Analisis DataPerlunya dilakukan metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun sekunder yang dapat dipercaya yang diperoleh melalui metode atau alat yang bersifat sahih.2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang diteliti.3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi sosial ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data yang realibitasnya tinggi.H. SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDALAMDAL perlu disusun secara sistematis, sehingga dapat:1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan rencana usaha.2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat.3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan dampaknya serta kesenjangan data informasi yang dihadapi selama menyusun AMDAL.I. KEGUNAAN DAN KEPERLUAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANKegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha harus dilakukan ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun segi menunjang program pembangunan.1. Penentuan batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha harus dinyatakan dengan peta berskala memadai.2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dengan jarak dan tersedianya SDA hayati dan non hayati.3. Alternatif usaha berdasarkan hasil studi kelayakan.4. Tata letak usaha dilengkapi dengan peta berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun.5. Tahap pelaksanaan.a. Tahap prakonstruksi/persiapanb. Tahap konstruksic. Tahap operasid. Tahap pasca operasi

Analisis Dampak Lingkungan Proyek Pembangunan Pabrik Amonium NitratPresentation Transcript 1. Oleh : Zuliyana MAGISTER TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012 2. Berdasarkan data dari CIC (Capricorn Indonesian Consult), konsumsi ammonium nitrat mengalami kenaikan 10-15% ton tiap tahunnya. Perusahaan pertambangan membutuhkan Ammonium Nitrat untuk keperluan bahan peledak. Sebagian besar devisa negara diperoleh dari pertambangan. 3.Kendala : Pabrik AN di Indonesia yang telah beroperasi baru satu yaitu PT Nitrotama Kimia, sehingga masih impor dari luar negri. 4.1. 2. 3. Dapat memenuhi kebutuhan AN dalam negeri Membuka lapangan kerja baru Memberikan kesempatan kepada industriindustri lain yang menggunakan AN sebagai bahan baku. 5. Pabrik AN ini memiliki tingkat resiko yang tinggi terhadap lingkungan hidup karena kebanyakan menghasilkan limbah cair dan gas. Air limbah yang berasal dari unit produksi ammonium nitrat sebagian besar berupa ammonia bebas. Gas buang berasal dari gas sisa proses yang tidak bereaksi. 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka pembangunan pabrik ammonium nitrat ini, masuk ke dalam kategori jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Lokasi pabrik mudah di jangkau dan hanya 1,5 km dari pintu keluar tol dawuhan Cikampek dan terletak pada pertemuan jalan darat yang menghubungkan Jakarta, Bandung dan Cirebon. Lokasi pabrik dekat dengan bahan baku, amonia dapat diperoleh dari PT. Pupuk Kujang dan asam nitrat dari PT. MNK. Kedua pabrik tersebut terletak didalam satu kawasan Industri Kujang Cikampek . Pabrik ammonium nitrat direncanakan dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek, Jawa Barat. 7. 8. Pra Konstruksi Survey, perijinan dan pengukuran Persetujuan kontrak Perencanaan tata letak pabrik Perencanaan tata letak fasilitas Tahap Konstruksi Rekrutmen tenaga kerja Mobilisasi alat berat dan material Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan unit pengolahan limbah Rencana pemulihan 9. Tahap Operasi Rekrutmen tenaga kerja Identifikasi, pengangkutan dan penyimpanan bahan baku Proses produksi Distribusi Tahap Pasca Operasi Pemeliharaan dan monitoring 10. Kondisi lingkungan dikawasan ini sangat ideal untuk bekerja dan tempat tinggal karena udaranya yang bersih dan lingkungan sekitar yang masih alamiah dengan pepohonan yang hijau. Temperatur setempat berkisar 23 0C dan maksimum 35 0C. Kelembaban relatif sekitar 73% sampai 94%, sedangkan arah angin utama dari Utara ke Selatan. Kawasan ini berada pada Zona 3 berdasarkan klasifikasi zona gempa Indonesia. 11. Matriks Identifikasi Dampak Kegiatan Tahap Pra Konstruksi a b c d Tahap Konstruksi Tahap Pasaca Oprasi Tahap Operasi e f g h i j k l m X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Komponen Lingkungan A. Komponen Geofisik Kimia 1. Kualitas udara 1. Kualitas air 1. Kebisingan 1. Ruang, tanah dan lahan A. Komponen Biotis 1. Flora X X X X 1. Fauna X X X X A. Komponen Sosekbudkesmas 1. Kesempatan Kerja 1. Perekonomian 1. Sosial Budaya 1. Kesehatan Masyarakat X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X n Mobilisasi alat berat dan material Pembangunan sarana dan prasarana Proses produksi 12. Kegiatan yang akan diprakirakan dampaknya terhadap komponen lingkungan (kualitas udara) adalah kegiatan: 13. Dengan adanya aktivitas kegiatan pengangkutan peralatan dan bahan serta lalu lintas kendaraan pengangkut secara langsung akan meningkatkan kandungan gas buang dan peningkatan kadar debu, sehingga dapat menimbulkan penurunan kualitas udara di sepanjang lokasi kegiatan dan menyebar ke lingkungan pemukiman. 14. Keluar masuknya kendaraan yang digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana pabrik, secara tidak langsung kendaraan tersebut telah menurunkan kualitas udara. Selain itu penurunan kualitas udara dapat diakibatkan dari emisi penggunaan alat-alat berat pada pembangunan sarana dan prasarana. Prakiraan dampak yang akan timbul akibat adanya pembangunan sarana dan prasarana adalah meningkatnya gas CO, NO2, SO2 dan debu. 15. Pada proses produksi ammonium nitrat dengan proses gas-liquid ammonia dan asam nitrat menggunakan proses stengel, terdapat gas buang yang berasal dari gas sisa proses yang tidak bereaksi. Dengan dilepaskannya gas buang ke udara, maka kualitas udara akan menurun dan dapat membahayakan masyarakat sekitar pabrik, serta komponen biotik seperti flora dan fauna yang berada di sekitar pabrik. 16. Kriteria Evaluasi Dampak Magnitude Skala Keterangan Importance Skala Keterangan 1 Sangat Kecil 1 Kurang penting 2 Kecil 2 Cukup penting 3 Sedang 3 Penting 4 Besar 4 Lebih Penting 5 Sangat Besar 5 Sangat Penting 17. M Kriteria Dampak Besar dan Penting I 3 a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak 3 3 a. Luas wilayah persebaran dampak 3 2 a. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 2 3 a. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak 3 3 a. Sifat komulatif 3 2 a. Berbalik atau tidaknya dampak 2 16 Total 16 2,7 Rata rata 2,7 3 (P) 18. M Kriteria Dampak Besar dan Penting I 3 a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak 4 3 a. Luas wilayah persebaran dampak 4 2 a. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 3 3 a. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak 4 3 a. Sifat komulatif 4 2 a. Berbalik atau tidaknya dampak 3 16 Total 23 2,7 Rata rata 3,8 4 (LP) 19. M Kriteria Dampak Besar dan Penting I 3 a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak 5 4 a. Luas Wilayah persebaran dampak 5 4 a. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 5 3 a. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak 4 4 a. Sifat Komulatif 5 4 a. Berbalik atau tidaknya dampak 5 22 Total 29 3,7 Rata rata 4,8 5 (SP) 20. Kegiatan Komponen Lingkungan Tahap Pra Konstruksi a b c d Tahap Konstruksi Tahap Pasaca Oprasi Tahap Operasi e f g h i j k l m X P P X X X X P X X X X X X X X X X X A. Komponen Geofisik Kimia 1. Kualitas udara 1. Kualitas air 1. Kebisingan 1. Ruang, tanah dan lahan A. Komponen Biotis 1. Flora X X X X 1. Fauna X X X X A. Komponen Sosekbudkesmas 1. Kesempatan Kerja 1. Perekonomian 1. Sosial Budaya 1. Kesehatan Masyarakat X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X n

Prosedur AMDAL terdiri dari:1. Proses penapisan (screening) wajib AMDALProses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Yang menjadi pertimbangan dalam penapisan adalah mengacu pada dasar pertimbangan suatu kegiatan menjadi wajib amdal dalam kep-menlh no. 17 tahun 2001 yaitu:a. Kep-BAPEDAL Nomor 056/1994 tentang Pedoman Dampak penting yang mengulas mengenai ukuran dampak penting suatu kegiatanb. Referensi internasional mengenai kegiatan wajib AMDAL yang diterapkan oleh beberapa Negarac. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak negatif pentingd. Beberapa studi yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam kaitannya dengan kegiatan wajib AMDALe. Masukan dan usulan dari berbagai sektor teknis terkait

2. Proses pengumumanSetiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

3. Proses pelingkupan (scoping)Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDALSetelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

5. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPLPenyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan

Prosedur AMDALSecara UmumProsedur AMDALterdiri dari:1. Proses penapisan (screening) wajibAMDAL2. Proses pengumuman3. Proses pelingkupan (scoping)4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL5. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL6. Persetujuan Kelayakan LingkunganBerikut kami sarikan masing-masing PROSEDUR AMDAL tsb:1. Proses Penapisan:Proses penapisan (Proses Seleksi) wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.2. Proses PengumumanSetiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL.Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.3. Proses PelingkupanPelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.4. Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDALSetelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.5. Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPLPenyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.6. Persetujuan kelayakan lingkungan1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau kegiatan diterbitkan oleh:b. Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;a. gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai provinsi; danc. bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota.2. Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:a) dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan;b) pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat.

Tugas tulisanTeknik Lingkungan & AMDAL.Materi tentang pencemaran industri paska panenSOSIS.Nama :Fatur Rachman Luthfi(22410636)Harry Rizky(23410160)Nugroho Setyo S.(25410102)Andhika Wahyu S.(20410668)Mukhlis Setyadi L.(24410885)

Topik :Produksi dan pengolahan SOSIS, serta penanganan limbah SOSIS yang bertujuan menambah nilai-nilai ekonomi dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Bahan UtamaDaging AyamDaging ayam memiliki ciri khusus yaitu warna keputihan / merah muda , mempunyai serat daging yang halus dan panjang , konsistensi sedors diantara serat , daging tidak ada depa lemak , lemak berwarna putih kekuningan dan konsistensi lembek.Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Ayam per 100gKomposisi (Bagian Edible)%

Air74.8

Protein43.1

Lemak2.5

Abu1.1

Bagian yang tak terpakai41.6

2. Bahan PembantuA Tepung TapiokaTepung tapioca dalam industri pangan digunakan sebagai bahan pengikat maupun sebagai bahan pengental. Fungsi dari tapioca adalah bahan pengikat dimana kemampuan sosis sebagai bahan restrukturisasi ditentukan oleh kemampuan saling mengikat diantara bahan-bahan yang digunakan , maka sebab itu digunakan pati , misalnya tepung tapioca. Tapioka mempunyai amilopektin tinggi , tidak mudah menggumpal , daya lekatnya tinggi , tidak mudah pecah , atau rusak dan mempunyai suhu gelatinasasi relative rendah. Pati Tapioka mempunyai sifat mudah mengembang (swelling) dalam air panas. Selain itu , pati tapioca mempunyai kadar amilosa sebesar 17%-23% dan suhu gelatinisasi berkisar 52C 64C.

Tabel.2 Komposisi kimia tapioca per 100 g bahan.KomposisiKadar (%)

Air9.0

Protein1.1

Lemak0.5

Karbohidrat84.2

Ca0.084

P0.125

Fe0.001

B.Pati KentangPati (starch) merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama , yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linear dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan -1,4-glukosida. Amilosa bersifat sangat hidrofilik karena banyak mengandung gugus hidroksil, maka molekul amilosa cenderung membentuk susunan paralel melalui ikatan hydrogen. Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel , meski konsentrasinya tinggi. Berbeda dengan amilopektin yang strukturnya bercabang maka pati akan mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air. Pati merupakan komponen terbesar yang terdapat pada kentang. Kandungan pati dalam kentang sekitar 80% pati , bahan kering.Pati kentang memiliki sifat-sifat fisik antara lain densitas 0.745 0.862 g/ml , absorbansi air 357-405 g/100 dan suhu gelatinisasi 60-69C. Pati kentang memiliki banyak kegunaan untuk aplikasi pada bahan pangan diantaranya untuk fast food , sosis , tablet , dan berbagai olahan pangan.C. Isolat Protein KedelaiIsolat protein kedelai merupakan bahan tambahan yang digunakan dalamcampuran adonan sosis , karena kandungan protein yang tinggi dan rendah karbohidrat maka berperan dalam mengikat air dan membentuk system emulsi. Isolat protein kedelai biasa digunakan sebagai binder dalam produk olahan daging seperti sosis.D. NitritFungsi dari nitrit adalah menstabilkan warna dari jaringan untuk mengkontribusi karakter dari daging curing untuk menghambat pertumbuhan dari racun makanan dan mikroorganisme pembusuk , menghambat ketengikan.Food Chemical Codex (1981) menyatakan , Natrium Nitrit dengan rumus molekul NaNO2adalah suatu bahan berwarna putih sampai kekuningan , berbentuk tepung butiran / bentuk stik. Nitrit berasa hambar / rasa garam , larutannya alkali pada kertas lakmus. Kelarutannya 1g sodium nitrit larut dalam 1.5 ml air , agak larut dalam alcohol. Syarat-syarat bahan ini adalah bentuk Arsen (As) tidak lebih dari 3ppm dan logam berat (Pb) tidak lebih dari 0.002%.Penggunaan nitritdan nitrat dalam makanan (terutama produk daging) dibatasi karena ada efek meracuni dari zat tersebut. Nitrit akan bereaksi dengan amino sekunder / tersier membentuk senyawa N-nitrosaminyang bersifat mutagen dan karsinogen , selanjutnya nitrosamine menunjukkan aktifitas karsinogenik. Residu nitrit yang tertinggal dalam produk akhir akan menimbulkan kematian bila melebihi 15-20mg /kg bobot badan yang mengkonsumsi.E. PhosphatPhosphat ditambahkan untuk meningkatkan kapasitas pengikatan air pada produk. Cara kerja phosphate dalam mengikat kapasitas pengikatan air adalah :1. Meningkatkan pH2. Menyebabkan pengembangan dari protein otot , sehingga menyebabkan munculnya banyak tempat yang cocok untuk mengikat air.Batasan yang dibenarkan dalam penambahan residu phosphate adalah 0.5% dari produk akhir. Sejak daging mengandung 0.01% phosphate alami , ini harus diikutsertakan dalam menghitung level yang ditambahkan selama curing (Desrorier , 1978).F. Sodium ErythorbateSodium Erythorbate adalah antioksidan yang merupakan garam sodium dari garam erythorbate berbentuk Kristal , dalam keadaan kering bersifat non reaktif tetapi dalam air mudah bereaksi dengan oksigen atmosfir serta dengan agen lain yang dapat mengoksidasi. Sifat tersebut menyebabkan bahan ini bermanfaat sebagai antioksidan. Bahan ini berfungsi untuk mengontrol dan mempercepat warna cerah pada daging. Sodium Erythorbate digunakan sebagai campuran curing untuk mempercepat pembentukan warna daging curing. Aksi senyawa ini adalah mereduksi NO2menjadi nitrit oksida yang kemudian bereaksi dengan pigmen mioglobin daging dan membentuk nitrit oksida mioglobin yang terbentuk berwarna merah kemudian dengan adanya pemanasan membentuk nitrosilhemokrom sehingga berwarna merah muda stabil.G. GaramGaram yang digunakan dalam pembuatan produk sosis adalah jenis garam dapur (NaCl). Garam tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk flavor , namun juga berpengaruh dalam pembentukan Karakteristik fisik dari adonan. Garam mempunyai peran yang cukup menentukan yaitu memberikan kelezatan produk , mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang digunakan , berfungsi sebagai pengikat adonan sehingga mengurangi kelengketan. Selain itu , garam juga dapat membantu mencegah berkembangnya mikroba yang ada dalam adonan.H. Bawang PutihKarakteristik bau yang kuat dari bawang putih disebabkan oleh adanya senyawa volatile sekitar 0,1% yang mengandung senyawa sulfur. Senyawa tersebut terbentuk ketika sel terpecah , sehingga terjadi reaksi antar precursor yang disebut allin dan enzim alliinase. Terbentuknya substansi yang disebut allicin (diali tiosulfat) , menimbulkan bau yang segar dari bawang putih. Allicin mengalami degradasi non enzimatik untuk membentuk metal dan allil mono , di , dan trisulfit dan sulfur oksida.

I. MericaBiji merica digunakan sebagai bumbu pemberi rasa dan aroma , karena rempah-rempah dapat menyamarkan makanan dengan menutup rasa bagi makanan yang kurang enak. Selain itu , juga berfungsi sebagai pengawet. Merica mengandung minyak atsiri , pinena , kariofilena , filandrena , alkaloid , piperina , kavisina , piperitina , zat pahit dan minyak lemak.J. Bahan PenyedapBahan penyedap yang digunakan sebagai pembangkit aroma dan cita rasa pada makanan merupakan senyawa-senyawa sintetik. Pada umumnya senyawa yang digunakan adalah senyawa-senyawa ester dalam jumlah sangat kecil telah dapat memberikan aroma dan cita rasa yang baik. Salah satu senyawa cita rasa adalah monosodium glutamate (MSG) yang merupakan garam natrium dari asam glutamat. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-tetes gula (molasses) oleh bakteri. Dalam proses fermentasi ini , akan dihasilkan asam glutamate , kemudian penambahan sodium karbonat akan terbentuk MSG setelah terlebih dahulu dimurnikan dan dikristalisasi. Tingkat penggunaan yang tepat secara umum berkisar antar 0,2- 0,6 % berdasarkan berat makanan yang dikonsumsi.K. Minyak GorengMinyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goring mempunyai fungsi sebagai media penghantar panas , penambah rasa gurih , serta penambah nilai gizi dan kalori pada bahan panganyang digoreng.Mutu minyak goreng dipengaruhi oleh titik asapnya yang merupakan suhu dimana pemanasan minyak mulai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Kerusakan minyak goreng yang berlangsung selama penggorengan akan berpengaruh terhadap mutu dan nilai bahan pangan yang digoreng yaitu tekstur dan kenampakan yang kurang menarik serta cita rasa dan bau yang kurang enak.ALAT YANG DIGUNAKAN Mechanical Deboning MachineAlat ini digunakan untuk memisahkan sisa-sisa daging yang masih menempel di karkas daging yang selanjutnya hasil gilingan tersebut yang disebut dengan carcass meat akan diolah kembali sebagai campuran sosis. Meat MincerAlat ini digunakan untuk menggiling daging tanpa tulang yang terdiri dari beberapa bagian seperti hopper , screw , saringan dan mata pisau. MixerAlat ini berfungsi untuk mencampur boneless meat , bahan penunjang dan premix hingga merata. Emulsifier MachineAlat ini digunakan untuk menghaluskan adonan sosis yang berasal dari mesin mixer supaya air dan lemak yang sudah terikat tidak terlepas kembali dimana hal tersebut akan merusak kualitas produk sosis. Selain itu juga akan memudahkan proses pengisian adonan sosis ke dalam casing. Proses emulsifikasi dilakukan secara mekanis dalam emulsifiers. SSP PumpUntuk memudahkan aliran bahan dari emulsifiers menuju stuffer digunakan sebuah pompa yaitu SSP Pump yang berfungsi sebagai pompa yang menggerakkan adonan sosis menuju mesin stuffer. Selain itu juga sebagai tempat penampungan bagi adonan dari mesin emulsifier menuju mesin stuffer. StufferAlat ini merupakan alat yang paling utama dalam pembuatan sosis. Alat ini akan membentuk adonan sosis menjadi padat dan memanjang dengan ukuran tertentu lalu diisikan ke dalam casing untuk membuat untaian produk sosis. Proses ini berjalan secara otomatis dan berlanjut / kontinyu sepanjang persediaan adonan daging. Smoked HouseAlat ini berfungsi untuk proses cooking dari sosis. Di dalam smoked house terdapat smoked generator untuk membakar kayu serutan untuk menghasilkan asap yang digunakan dalam proses cooking sosis. Selain itu terdapat steam yang digunakan untuk proses cooking sosis juga. Di dalam alat ini terdapat 4 macam proses yang dilakukan yaitu drying , smoking, cooking, dan exhausting. Sedangkan parameter yang dikontrol adlah suhu , RH , dan waktu dalampengontrolannya secara otomatis. Cooling ChamberAlat ini digunakan untuk proses pendinginan terhadap produk sosis yang telah melalui proses cooking. Di dalamnya terdapat aliran air dingin yang telah disterilkan (air ozon) yang nantinya akan disemprotkan secara cepat ke produk untuk menurunkan suhu produk. Cutting MachineAlat ini digunakan untuk memotong-motong sosis per pieces yang masih terikat di masing-masing bagian ujungnya. Dengan adanya mesin ini , maka dihasilkan sosis sesuai dengan panjang yang telah ditentukan. Alat ini dilengkapi dengan sensor yang menunjukkan bahwa di titik itulah sosis harus terpotong menjadi per pieces sosis. Selain itu juga dilengkapi dengan conveyor untuk memudahkan proses pemotongan.

Vacuum Packaging MachineAlat ini berfungsi untuk mengemas produk sosis secar vakum. Pada mesin ini terdapat pengaturan secara otomatis mulai dari proses sealing kemasan , pengeluaran udara / gas-gas dalam kemasan dan pendinginan yang dinyatakan dalam satuan detik. Proses pengemasan ini dibantu dengan conveyor untuk memudahkan pekerjaan. Dengan adanya proses pengeluaran udara dari dalam kemasan maka produk dikemas secara vakum sehingga mengurangi tingkat kerusakan produk. Metal Detector & Check WeigherAlat ini digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan logam (Fe dan Sus) dalam finished good (produk yang telah dikemas keluar dari vacuum packaging machine) dan pengecekan berat. Air Blast FreezerAlat ini berfungsi untuk membekukan finished good sehingga tercapai suhu pusat produk -18C.PROSES PEMBUATAN SOSIS PersiapanBahan yang digunakan untuk pembuatan sosis ayam disiapkan sesuai dengan kebutuhan untuk formula resepnya yaitu dengan proses penimbangan masing-masing bahan. Proporsi masing-masing bahan tersebut akan menghasilkan sifat reologis yang berbeda-beda tergantung formulanya. Pada tahap ini ada peluang untuk melakukan kreasi dan inovasi resep. FreezingFreezing merupakan suatu pembekuan yang paling mudah, membutuhkan waktu yang sedikit dan mampu menjaga daya tahan bahan maupun produk pengoahan lebih lama. Freezing tidak dapat mensterilkan makanan atau membunuh mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan atau produk rusak, melainkan hanya mampu menginaktifkan kerja dari enzim bakteri pembusuk, sehingga dapat memperlambat kerja dari mikroba pembusuk tersebut. ThawingThawing merupakan proses kelanjutan dari proses freezing.thawing akan mengembalikan bahan baku ataupun produk dari yang semula berbentuk fase padat menjadi fase cair. Dalam daging beku akan mengembalikan keempukan dari daging. Suhu thawing berkisar antara 100-150C.Ada 2 macam thawing yaitu slowly thawing dan rapid thawing. Slowly thawing menggunakan aliran udara hangat yang akan menyebabkan suhu bahan baku dan produk menjadi meningkat. Sedangkan cara lambat adalah dengan membungkus bahan baku dengan plstik kemudian dialiri oleh air.

PenggilinganDaging ayam dicincang sampai halus. Tujuan dari pencincangan ini adalah pengecilan ukuran daging ayam hingga mencapai ukuran seragam guna pembentukan emulsi pada produk sosis. Kemudian daging yang telah digiling, ditimbang beratnya untuk memkudahkan pemberian bumbu-bumbu. Pemberian bumbu dan PencampuranBumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan sosis adalah lada, pal , bawang putih, gula dan garam. Jumlah dan variasi bumbu yang digunakan tergantung selera, daerah dan aroma yang dikehendaki. Setelah daging dicincang halus , bumbu-bumbu ditambahkan pada adonan daging cincang kemudian dicampur hingga merata. Sluri dibuat dari bumbu-bumbu dan garam menggunakan dua gelas air lalu dicampur merata. Penambahan air bertujuan untuk memecah curing ingredients, memfasilitasi proses pencampuran dan memberikan karakteristik tekstur dan rasa pada produk sosis. EmulsifikasiEmulsifikasi adalah suatu system yang tidak stabil secara termodinamik yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur , satu diantaranya didispersikan sebagai globula-globula dalam fase cair lain. Fase yang didispersikan disebut sebagai fase terdispersi dan fase yang mendispersikan disebut sebagai fase kontinu.Struktur produk daging misalnya sosis hati , frankfurter dan bologna adalah contoh emulsi lemak dalam air. Lemak membentuk fase disperse dari emulsi sedangkan air yang mengandung protein dan garam terlarut membentuk fase kontinu. Protein-protein daging yang terlarut bertindak sebagai pengemulsi mempunyai afinitas,baik terhadap air yaitu porsi molekul hidrofilik , maupun terhadap lemak yaitu molekul hidrofobik. Kapasitasprotein dan air mengikat globula tau partikel-partikel lemak di dalam suatu emulsi disebut kapasitas emulsi. Protein daging yang larut dalam air, terutama adalah protein sarkosplasmik. Protein miofibrilar merupakan agensia pengemulsi yang lebih efisien dan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan stabilitas emulsi yang lebih besar dibandingkan protein daging lainnya , misalnya protein sarkoplasmik. StuffingStuffing merupakan tahap pengisian adonan sosis ke dalam selongsong. Pengisisan adonan sosis ke dalam selongsong tergantung tipe sosis, ukuran kemudahan proses, penyimpanan serta permintaan konsumen. PengeringanPengeringan merupakan suatu metode untuk mengurangi / mengeluarkan sbagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energy panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak dapat tumbuh didalamnya. Kadar air berpengaruh terhadap tekstur.Pengeringan bahan pangan dengan sinar matahari dapat menurunkan kandungan air dan menyebabkan pemekatan dari bahan-bahan yang ditinggal seperti karbohidrat, lemak , protein sehingga bahan pangan memilikikualitas simpan yang lebih baik. PemasakanProsess pemasakan bertujuan agar daging sosis menjadi matang, meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kekompakan struktur daging karena terjadi koagulasi protein dan dehidrasi sebagian untuk memberika rasa dan aroma tertentu, memberikan warna yang lebih menarik karena denaturasi mioglobin pembentukan nitrosihemokrom, pasteurisasi sosis dan oleh karenanya memperpanjang masas simpan produk sosis. Pemasakan dapat dilakukan dengan perebusan, pengukusasn, pengasapan, maupun kombinasi dari ketiganya selama 45-50 menit.Proses pemasakan sosis dengan pemanasan adalah memanaskan produk sosis hingga suhu produk mencapai 65-700C suhu ini cukup untuk membunuh mikroba ynag terdapat didalamnya. CoolingProses ini bertujuan untuk menjaga agar produk makanan teteap awet dan mikroba pembusuk yang tidak mati ataupun sel vegetatiifnya menjadi tidak aktif. Suhu chilling biasanya berkkisar antara 00C-50C bila terlalu lebih dari 50C dikuatirkan bakteri tetap bekerja dan bila kerja enzim dari mikrobia pathogen maupiun pembusuk tetap aktif , maka akan menyebabkan bahan pangan tersebut akan lebih cepat rusak, serta toksik bahkan akan juga menyebabkan keracunan terhadap makanan tersebut. PengemasanBeberapa syarat syarat bahan pengemas untuk bahan yang dibekukan adalah sebagai berikut:a) Harus mampu memberikan proteksi terhadap kemungkinan adanya dehidrasi. Dalam keadaan udara kering (suhu dingin) bahan pangan cenderung akan kehilangan air.b) Adanya oksigen bagi produk beku akan mempercepat terjadinya rancidity terutama bahan yang mengandung lemak sehingga bahan pengemas mampu menghalang masukn ya oksigenc) Bila terjadi dehidrasi dan oksidasi dalam bahan pangan yang dikemas menyebabkan terjadinya freezeburn, permukaan bahan pangan akan mengalami pemucatan warna dan kemunduran tekstur(bahan pengemas mampu menghalangai penguapan bahan organic sehingga aroma dan flavor bahan dapat dipertahankan)d) Bagian dari wadah terluar dapat digunakan agar embun udara atmosfer tidak meresap dalam wadah, bila terjadi peresapan uap air kedalam bahan yang dikemas mengakibatkan pembekuan yang berlebihan.

PenyimpananFactor yang mempengaruhi stabilitas penyimpanan dalam pangan meliputi :a) Jenis dan bahan baku yang digunakan,b) Metode dan keefektifan pengolahan,c) Jenis dan keadaan kemasan,d) Perlakuan mekanis yang cukup berat dalam produk yang dikemas dala penyimpanan, dan distribusi dan juga pengaruh yang ditimbulkan oleh suhu dan kelembaban penyimpanan.Setiap system atau jenis bahan pangan dalam suatu kondisi naik mempunyai daya simpan yang potensial, potensi ini dapat hilang dengan cepat oleh perlakuan mekanis yang cukup berat. Pengemasan yang tidak memadai dan kondisi penyimpanan yang jelek.Penentuan kualitas sosis ynag difermentasi kini dilakukan dengan:a) Pengukuran keasaman,b) Kadar air ,c) Aw disamping uji organpoleptikPenggunaan kultur pemula dalam proses fermentasi membutuhkan kondisi hygiene selam pengolahan karena kontaminasi kan sangat berpengaruh pada proses fermentasi. Pertumbuhan jamur pada permukaan sering dijumpai terjadi pada sosis yang diolah secara fermentasi dan pertumbuhan ini diakibatkan oleh kondisi panas serta kelembaban dalam ruang pemasakan.

Tinjauan limbahLimbahsosisterdiridari3 jenis, yaitu : limbah cair, padat dan limbah gasyang secara menyeluruh dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Penunjang

Pencucian danPenggilingandaging

Penggantungan

Pengeringan, Pemasakan, Pengasapan

Pengemulsian

Pengisian Selongsong Sosis

Penyemprotan Air

Pendinginan

Pengemasan Plastik

Perekatan Vakum

Pendeteksian Logam

Pengemasan karton Box

Penyimpanan dingin

Pre Loading

Loading

Limbah pencucian daging

Limbah platik sisa potongan plastik

Limbah gas hasil pengasapan

Limbah pencucian produk

Limbah plastik tak terpakai

Limbah karton tak terpakai

Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi sosis dan limbah yang dihasilkan

a. Limbah PadatLimbah padat terdiri dari bahan kertas, karton,danplastik yangrejectsepanjang proses produksi. Limbah padat kertas, karton dan plastik yang direject (potongan tidak sempurna, berat tidak sesuai) dikirim ke tempat pemesanan barang. Sedangkan limbah padat yang tidak dapat ditoleransi lagi, dibuang ke tempat pembuangan sampah.Mengenai volume dari limbah padat ini tidak tentu atau sangat fluktuatif karena tergantung dari kualitas plastik kemasan yang di pesan.Limbah padat yang lain adalah berupa tulang yang telah dipisahkan dari dagingnya dan telah dihancurkan. Volume dari limbah tulang ini setiap harinya mencapai 70 kg. Limbah yang berupa tulang ini diserahkan kepada industri pakan ternak yang akan dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak.Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai sumber protein ayam pedaging diyakini mampu meminimalisasi dampak pencemaran limbah bulu ayam dan menciptakan suatu industri peternakan yang ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah bulu ayam melibatkan peran mikroorganisme berupa jamur melalui proses fermentasi. Jamur dalam proses fermentasi berperan merombak komponen kompleks dalam tepung bulu ayam menjadi komponen yang lebih sederhana dan siap diserap oleh tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan isolat jamur kandang ayam dalam meningkatkan kecernaan tepung bulu ayam sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ayam dalam upaya meminimalisasi dampak pencemaran limbah bulu ayam di lingkungan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama pengujian fermentasi menentukan dosis inokulum jamur terbaik yang dapat meningkatkan kandungan protein yang tertinggi. Pada fase pertama ini penelitian menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, perlakuan terdiri dari R0 (kontrol/tepung bulu tanpa fermentasi), R1(dosis inokulum jamur 1%), R2 (dosis inokulum jamur 2%) dan R3 (dosis inokulum jamur 3%). Pengujian tahap kedua pengujian biologis untuk menentukan pengaruh penggunaan tepung bulu ayam dalam ransum terhadap pertumbuhan ayam. Pada fase kedua penelitian menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, yang terdiri dari 5 ekor ayam perplot dengan level penggunaan ransum yaitu T0 (ransum kontrol), T1 (tepung bulu 2,5%), T2 (tepung bulu 5%), T3 (tepung bulu 7,5%) dan T4 (tepung bulu 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan inokulum jamur sampai 3% dalam proses fermentasi memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap peningkatan kandungan protein tepung bulu ayam. Perbedaan ditunjukkan dengan peningkatan kandungan protein yang lebih tinggi dari T0 (tanpa fermentasi) dan T1 (dosis inokulum 1%) serta T2 (dosis inokum 2%). Pada pengujian tahap kedua menunjukkan bahwa penggunaan tepung bulu ayam yang difermentasi dengan isolat jamur Penicillium sp sampai level 5% dalam ransum, menunjukkan konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi ransum sangat berbeda nyata dengan kontrol (tanpa tepung bulu ayam). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dosis inokulum jamur yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein tepung bulu ayam adalah pada dosis 3%, sedangkan tepung bulu ayam fermentasi dengan inokulum jamur Penicillium sp yang dapat digunakan dalam ransum sebesar 5%.

b. Limbah GasLimbah gas terdiri dari emisi gas buang dariboilerlangsung dibuang ke udara luar tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan gas buang tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk dapat langsung dibuang ke udara luar.Gas bio adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme. Pada hewan ternak sapi dan kambing, misalnya, kotorannya mengandung mikroba tertentu yang secara otomatis berproses membentuk gas bio. Dalam teknik lingkungan, kotoran tersebut dicampur dengan air, kemudian dimasukkan ke dalam tangki pencerna gas bio.Kotoran ayam tidak tidak mengandung mikroba sebagaimana dalam kotoran sapi. Karena itu, perlu pemrosesan lebih lanjut agar kotoran ayam bisa digunakan untuk memproduksi gas bio. Caranya dengan memasukkan ragi ke dalam kotoran ayam tersebut. Ragi berupa kotoran yang telah diproses sebelumnya dan memiliki kandungan mikroba cukup, sehingga berfungsi sebagai strarter.

c. Limbah Cair(waste water)Limbah cair terdiri dari 2 jenis, yaitu:a.Open drainage, seperti air buangan komersial (toilet, dapur dan lain-lain). Limbah yang berasal dariopen drainagedibuang langsung melalui saluran pembuangan karena tidak dianggap berbahaya.b.Closed drainage, seperti limbah sisa pembersihan di tempat (Cleaning) dan limbah pencucian dagingyang berupa lemak.Dari data yang dikumpulkan dilapangan, diperoleh bahwa besarnya volume rata-rata limbah cair dari pencucian daging dari ruang produksi ini adalah sebesar 7,2 m3.Rembesan air dalam proses pengendapan gas bio memerlukan penanganan lanjutan untuk bisa digunakan sebagai pupuk cair.Caranya dengan melakukan oksidasi pada kolam untuk meningkatkan kandungan oksigennya. Proses ini memakan waktu sekitar seminggu.Setelah itu, limbah cair diberi bibit ganggang Chlorella untuk meningkatkan oksidasi. Di sisi lain, ganggang tersebut bisa dipanen untuk campuran pakan ayam karena mengandung protein dalam jumlah cukup tinggi. Bisa juga digunakan untuk makanan ikan.

PERATURAN PEMBATAS KLH UUDAMDAL diperkenalkan pertama kali th 1969 olehNational Environmental Policy Actdi Amerika Serikat. Menurut UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal -hal yang dikaji dalam proses AMDAL:1. aspek fisik-kimia2. ekologi3. sosial-ekonomi4. sosial-budaya5. dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatanTujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif. Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya digunakan kriteria mengenai :1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan2. Luas wilayah penyebaran dampak3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak5. Sifat kumulatif dampak6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampakPasal 15 (1) UU No. 23/1997 menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Hal ini kemudian ditegaskan dalam pasal 3 PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menyebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharu3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan4. Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya5. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya6. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya7. Introduksi jenis tumbuh -tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renikTahapan-tahapan pelaksanaan AMDAL adalah sebagai berikut:1. Pelingkupan adalah proses pemusatan studi pada hal hal penting yang berkaitan dengan dampak penting.2. Kerangka acuan (KA AMDAL) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup y ang merupakan hasil pelingkupan.3. Analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.4. Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.5. Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.Berdasarkan penelitian proses AMDAL di Indonesia memiliki banyak kelemahan, antara lain:1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima didalam proses pengambilan keputusan.3. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata lain, tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa.4. Masih lemahnya metode-metode penyusunan AMDAL, khusunya aspek sosial-budaya, sehingga kegiatan-kegiatan pembangunan yang implikasi sosial-budayanya penting, kurang mendapat kajian yang seksama.Selama ini AMDAL memerlukan waktu proses yang lama, tidak ada penegakan hukum terhadap pelanggar AMDAL, kontribusi pengelolaan lingkungan yang masih rendah, menjadi beban biaya, dan dipandang sebagai komodias ekonomi oleh (oknum) aparatur pemerintah, pemrakarsa atau konsultan. Lebih rusaknya, ketika AMDAL justru hanya sebagai alat retribusi, bukan sebagai bagian dari sebuah studi kelayakan, sehingga sering kali ditemui banyak AMDAL yang justru melanggar tata ruang. Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih banyak yang mengabaikan masalah lingkungan. Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri yang beroperasi tanpa terlebih dahulu memenuhi kewajiban studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, sejumlah industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulan sekali, menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).Banyaknya peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat dirasa mulai menggangu oleh warga, terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk. Sebelum suatu usaha memperoleh ijin untuk menjalankan usaha, maka perlu adanya AMDAL sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut akan menimbulkan dampak buruk pada lingkungan sekitarnya atau tidak. Dampak yang mungkin ditimbulkan adalah kerusakan yang bersifat fisik, kerusakan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Hal tersebut juga berlaku pada usaha peternakan ayam. Seperti kita ketahui bahwa untuk mendirikan usaha peternakan ayam harus memperoleh ijin AMDAL terlebih dahulu, selain itu harus ada persetujuan atas pendirian peternakan ayam tersebut dengan pihak pemerintah daerah dan masyarakat sekitarnya. Dampak yang sering ditimbulkan oleh adanya peternakan ayam adalah sebagai berikut:1. Polusi udara (bau) yang ditimbulkannya membuat warga tidak nyaman.Pemerintah perlu mengadakan sosialisasi pengelolaan lingkungan bagi peternak ayam yang berpotensi mencemari lingkungan. Keluhan tentang polusi bau sering muncul karena letak areal peternakan sangat dekat dengan pemukiman, sementara penanganan limbah tidak dilakukan dengan baik. Pembuatan pupuk organik dengan menggunakan teknologi EM, dapat mengolah limbah tersebut dengan cepat dan tidak menimbulkan bau. Permasalahan yang muncul ialah para pekerja enggan bergumul dengan kotoran ayam terlalu lama. Untuk mengatasi keadaan tersebut kegiatan ini menawarkan rancang bangun mesin pengaduk bokasi yang sederhana tetapi efektif. Mesin pengaduk bokasi dibuat dengan penggerak motor bensin 3,5 PK. Bagian utama berupa silinder tempat pengadukan yang di dalamnya terdapat pisau pengaduk, corong pengumpan yang berfungsi sebagai tutup silinder, bingkai, dan motor penggerak. Alat ini mempunyai kapasitas 400 kg bahan bokasi/jam. Beban limbah yang harus diolah peternak akan dapat ditangani dalam waktu kurang lebih 1 jam yaitu 200 kg kotoran ayam dengan 200 kg bahan kering yang lain. Dengan menggunakan alat ini, keengganan pekerja mengolah limbah dan keluhan bau dapat diatasi, selain itu peternak mendapatkan hasil samping berupa pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. Namun yang paling penting dalam penanganan polusi udara dari peternakan ayam adalah peternakan harus dijaga kebersihannya. Jangan sampai alasnya (kotoran ayam) sampai basah sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya bau. Selain itu, peternakan ayam harus sekurang-kurangnya berjarak 50 meter dari pemukiman penduduk sehingga dapat mengurangi polusi udara (bau).2. Timbulnya lalat yang sangat banyak.Lalat timbul karena kurangnya kebersihan dari kandang ayam, namun lalat tersebut dapat ditanggulangi dengan penyeprotan secara berkala pada kandang ayam.3.Ketakutan akan penyebaran virus Avian Influenza (AI).Saat ini untuk memperoleh perijinan pendirian peternakan ayam akan semakin sulit sebab masih takut akan menjangkitnya virus flu burung, dimana salah satu penularannya melalui kontak langsung dengan unggas. Masyarakat, kususnya para peternak unggas (ayam) perlu diberi pengarahan secara terperinci mengenai pedoman pencengahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan menular influensa pada unggas (Avian Influenza) sehingga dapat diambil tindakan secara dini bila dilaporkan adanya unggas yang mati disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit influenza pada unggas (Avian Influenza) disebabkan oleh virus influensa A darifamily Orthomyoviridaeyang dibagi kedalam subtype berdasarkan permukaanglikoprotein haemagglutinin(HA) danNeuraminidase(NA). Sampai saat ini telah dikenal sebanyak 15 jenis HA (Hi-15) dan 9 jenis NA (N1-9) yang sudah diidentifikasi. Di antara 15 subtype HA, hanya H5 dan H7 yang bersifat ganas (virulen) pada unggas. Infeksi pada ternak oleh virus Avian Influenza (AI) menimbulkan sindrom yang khas berupa infeksi asymptomatik pada respirasi, penurunan produksi telur pada kasus yang berat, dengan tingkat mortalitas yang dapat mencapai 100%. Virus penyakit influensa unggas umumnya dijumpai pada berbagai spesies burung liar. Pada hewan, virus ini umumnya tidak menimbulkan gejala klinis sehingga ia dapat disebut sebagai reservoir sekaligus sumber penularan. Virus AI dapat menimbulkan sindrom penyakit pernafasan pada unggas mulai dari tipe ringan (low pathogenic) sampai yang berdifat fatal (highly pathogenic). Selain menyerang organ pernafasan, virus AI juga dapat menyerang organ pencernaan dan sistem syaraf. Mengingat penyakit ini telah menimbulkan kematian yang sangat tinggi (hampir 90%) pada beberapa peternakan dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak, maka perlu adanya kebijakan yang mengatur akan tata letak peternakan dan cara untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut.

PENANGANAN Produksi bersih

Teknik pelaksanaan produksi bersih pada adalah :1.Pengurangan pada sumberPengurangan pada sumber merupakan pengurangan atau eliminasi limbah pada sumbernya. Upayamelalui volume buangan yang diperkecil melalui:PemisahanPemisahan limbah dimaksudkan untuk memisahkan limbah yang bersifat racun berbahaya dengan limbah yang tidak beracun.Teknologi ini dipakai untuk mengurangi volume limbah dan menaikan jumlah limbah yang dapat diolah kembali.MengkonsentrasikanMengkonsentrasikan limbah pada umumnya untuk menghilangkan sejumlah komponen. Dilakukan dengan pengolahan fisk, misalnya pengendapan atau penyaringan. Komponen yang terpisah dapat digunakan kembali.

2.Daur UlangDaur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai bentuk, diantaranya :Dikembalikan lagi ke proses semulaDipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaatDiolah kembali sebagai produk samping.

Upaya produksi bersihProses pengolahan limbah cairmenggunakan bak-bak pengolahan limbah, dimana proses ini terdiri dari satu buah bak control dan tiga buah kolam pengolahan limbah.Salah satu pengelolaan lingkungan adalah program minimalisasi limbah, yaitu usaha untuk mengurangi volume, konsentrasi toksitas, dan tingkat bahaya yang akan keluar ke lingkungan serta pencegahan langsung ke sumber pencemar.Dengan mengetahui sifat-sifat limbah dari industri pangan yang berbeda, maka proses penanganan limbahnyapun harus disesuaikan dengan kebutuhan pengendalian limbah yang dihasilkan tersebut. Penanganan limbah dapat dilakukan secara fisik, kimia dan mikrobiologis ataupun kombinasi cara-cara tersebut. Limbah padat dapat dieliminir dengan cara fisik seperti dengan penyaringan atau sedimentasi. Untuk menetralkan asam dan basa serta menghilangkan bahan organik dapat digunakan metode kimia atau metode fisikokimia seperti adsorbsi, pertukaran ion, dan osmosis ataupun dengan proses mikrobiologis.Pada prinsipnya penanganan limbah pengolahan limbahmenggunakanSkiming TankdanGrase Trap. Skiming Tankmerupakan kolam yang berfungsi sebagai penangkap sampah dan material lain yang terapung, sedangkanGrase Trapdigunakan untuk menangkap lemak. Prinsip kerja dari kedua unit ini sama, yaitu dengan mengalirkan air limbah ke dalam bak bersekat, aliraninflowdipermukaan, tetapioutflowuntuk aliran keluar haruslah selalu terendam air, sehingga material yang terapung tetap tinggal di dalam bak, dan secara periodikmaterial tersebut dibersihkan.

Berikut ini adalahbeberapa tahapanpengolahan limbah:Pengolahan Pendahuluan(pre treatment)Pada pengolahanpendahuluan,air limbahdari area produksi dialirkan secara gravitasi ke bak penampungan limbah No 1 melalui saluran air dalam ruang produksi.Sebelum masuk ke dalam bak penampung limbah No 1,air limbahmelalui bak control(bar screen)yang dipasang saringan dari kawat untuk memisahkan antara limbah padat (sisa raw material, plastik, dll)dengan air limbah.Partikel yang berukuran besartersebutdapat dipisahkan dengan saringan agar tidak mengganggu proses penanganan selanjutnya.Proses penyaringandilakukan padaBar Screenberukuran 1 m x 0.5 mx 0.4 m yang dindingnya berlubang-lubang menyerupai saringan dandiletakkan pada perlakuan paling awal pengolahan limbahnya, hal ini bertujuan untuk meminimalkan benda-benda yang cukup besar masuk ke dalam kolam berikutnya. Hasil saringan iniditampung di dalam tong plastik yang kemudian dilakukan penimbunanuntuk meminimalkan jumlahnya.PengolahanPertama(primarytreatment)Pada pengolahanpertama, limbah yang mengandung bahan organik dikurangi dengan bantuan mikroba yang berasal dari limbah itu sendiri. Pada tahap ini, menerapkan sistem aerobik di mana proses pengolahan ini membutuhkan udara/oksigen untuk membantu meningkatkan metabolisme mikroba.Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada praktiknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.Manfaat yang paling penting dari proses aerasi ini adalah dapat menurunkan kadar BOD secara siknifikan.Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau.Proses aerasi yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan metode aerasi difusi. Pada aerasi secara difusi sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melaluidiffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles).PenangananKedua(secondarytreatment).Pada penanganan tertier, tahap ini berada pada kolam pengolah yang kedua,dan ketiga,dimana air limbah limpahan dari kolam pertama dialirkan melalui saringan untuk menghambat lemak yang terapung, sehingga material yang diloloskan adalah air.Kolam-kolam ini disebut penangkap lemak (grase trap), prinsip kerja dari kolam ini adalah berdasarkan perbedaan massa jenis antara air dan lemak dimana lemak memiliki massa jenis yang lebih kecil dari air sehingga lemak ini bisa terapung diatas air. Air limbah dialirkan ke dalam bak/kolam yang bersekat, aliran inflow berada di permukaan, tetapi outlet haruslah selalu terendam air, sehingga material yang terapung tetap tinggal di dalam bak atautraptersebut.

Hambatan dalam penerapan produksiProses pengolahan limbah yang diterapkan diperusahaan ini sudah bagus, namun ada beberapa bagian yang akan lebih baik dan efisien jika proses pengaliran dari bak sebelumnya menuju bak berikutnya dialirkan seperti tampak padaGambar 16berikut ini:

Gambar 3. Proses Pengaliran Limbah yang DisarankanTujuan dari skema tersebut adalah untuk memperkecil lemak yang lolos ke proses berikutnya sehingga dapat meningkatkan mutu air yang akan dibuang.

Peluang-peluang Produksi BersihBanyak pihak yang belum mengetahui potensi ekonomi dari limbah peternakan ayam. Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya aktif dari pemerintah terkait dalam mensosialisasikan pengolahan limbah dengan lebih ekonomis.Saat ini, teknologi pengolahan limbah telah banyak berkembang. Misalnya dengan adanya mesin pengaduk bokasi sederhana dengan penggerak motor bensin 3,5 PK. Mesin semacam ini terbilang efektif untuk proses awal pengolahan limbah.Mesin yang dilengkapi pisau pengaduk, corong, bingkai, dan motor penggerak ini memiliki kapasitas 400 kg bahan bokasi/jam. Sangat tepat untuk pengolahan limbah industri menengah kecil. Dan diharapkan bisa mengurangi keengganan pemilik peternakan dalam mengelola limbahnya.Peluang produksi bersih yang dapat di lakukan ini adalah Limbah yang berupa tulang ini diserahkan kepada industri pakan ternak yang akan dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak.