1
[JAKARTA] Survei Gallup World Poll yang dipublikasikan pekan lalu memperlihatkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi, yakni sebesar 80%. Sikap konsisten dalam membangun pemerintahan yang bersih, profesional, dan menggerakan instrumen-instrumen kelemba- gaan untuk memperkuat sinergi berbagai program prorakyat dinilai sebagai faktor utama yang membuat Jokowi semakin dipercaya rakyat. Kepercayaan di dalam negeri itu kian memperkuat posisi tawar pemerintah dalam untuk menarik investasi asing. Diharapkan, kepercayaan rakyat itu tidak diganggu oleh kepentingan sesaat elite politik. Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maxentius Tri Sambodo menya- takan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Jokowi bisa menjadi modal untuk melaksanakan pembangunan dan perbaikan ekonomi. “Saya kira, ini menjadi modal penting untuk melanjutkan dan memantapkan program peme- rintah. Pengakuan ini kian mem- perkuat posisi tawar pemerintah dalam membangun kepercayaan internasional untuk mendongkrak investasi,” ujarnya kepada SP di Jakarta, Kamis (20/7). Sikap pemerintah yang kon- sisten membangun pemerintahan yang bersih, profesional, dan menggerakan instrumen-in- strumen kelembagaan untuk memperkuat sinergi program, jelasnya, merupakan faktor utama yang membuat pemerintahan Jokowi semakin dipercaya publik. Oleh karena itu, dukungan yang baik dari masyarakat ide- alnya bisa dimanfaatkan untuk secara konsisten untuk mem- buat banyak perubahan, mulai dari kemudahan berbisnis dan berinvestasi, serta memperkuat kepastian hukum. “Saya kira, dukungan itu akan semakin kuat selaras dengan hiruk pikuk kondisi politik saat ini,” ucapnya. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Benny Soetrisno mengaku, sebagai pengusaha, dirinya sangat percaya jika langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah saat ini sudah benar. Jika langkah itu diikuti pemerintah daerah ting- kat I dan I, maka hasilnya akan sangat sempurna. “Karena sistem politik yang sudah kita pilih adalah demokrasi dengan sekaligus memberikan otonomi daerah tingkat II, maka peran pemerintah tingkat II sa- ngat penting untuk menciptakan kondisi yang kondunsif bagi terciptanya aktivitas ekonomi di daerah,” ujarnya. Dikatakan, semua langkah dilakukan dengan tujuan men- ciptakan aktivitas ekonomi yang kompetitif dan memberikan kemampuan pengusaha untuk lebih banyak dapat membuka lapangan pekerjaan. Pada akhir- nya hal itu memberikan imbal balik kemampuan membayar pajak yang semakin besar ( snow ball effects), serta menciptakan sistem logistik yang cepat dan kompetitif. Sebelumnya, Menteri Keu- angan Sri Mulyani Indrawati te- lah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa Indonesia men- duduki peringkat pertama untuk Trust and Confidence in National Government berdasarkan survei Gallup Data. Laporan itu juga merangkum berbagai indikator pencapaian sektor pubik dari negara-negara yang tergabung dalam OECD serta beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei itu, Indonesia bersama Swiss menduduki ranking tertinggi untuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. “Tingkat kepercayaan terhadap peme- rintah dipengaruhi oleh apakah masyarakat menganggap peme- rintah dapat diandalkan, cepat tanggap dan adil, serta mampu melindungi masyarakat dari risiko-risiko dan memberikan pelayanan publik secara efektif,” ujar Menkeu. Tingkat kepercayaan ter- hadap Pemerintah Indonesia (80%) merupakan angka yang tertinggi jika dibandingkan de- ngan negara-negara maju yang tergabung dalam OECD, antara lain Amerika Serikat (30%), Inggris (31%), Jerman (55%), dan Prancis (28%). Demikian juga di antara negara-negara berkembang nonanggota OECD, seperti India (73%), Brasil (26%), dan Afrika Selatan (48 %). Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia pada 2016 adalah sebesar 80% atau meningkat sebesar 28% dibandingkan 2007 yang men- capai 52%. Modal Pilpres Peneliti Saiful Mujani Resear- ch and Consulting (SMRC) Siro- juddin Abbas menilai, Presiden Jokowi bakal menang kembali jika bertarung di Pemilihan Presiden 2019. Penilaian itu berdasarkan kinerja dan kepe- mimpinan Jokowi yang efektif selama tiga tahun menjabat sebagai Presiden. “Dalam survei SMRC yang terakhir, rata-rata kepercayaan dan kepuasan publik secara nasional terhadap Presiden Jokowi di atas 75%, baik kinerja dan kepemim- pinannya. Publik menilai Jokowi efektif mengelolah pemerintahan sehingga sebagian besar pro- gram-programnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujar Abbas di Jakarta, Kamis (20/7). Soal kepemimpinan, kataAb- bas, publik percaya bahwa Jokowi memimpin bangsa Indonesia ke arah yang benar, yang berujung pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Apalagi, kata dia, Jokowi merupakan figur yang bersih dari KKN dan merakyat. Senada dengan itu, Peneliti Populi Center Nona Evita meng- akui pencapaian-pencapaian pemerintahan Jokowi, khususnya di bidang infrastruktur, mening- katkan kepercayaan dan kepuasan publik atas kinerja pemerin- tahannya. “Program-program prorakyat tentu harus didukung oleh semua pihak. Bukan hanya eksekutif, tetapi juga legislatif,” kata Nona. Permasalahan yang dihadapi Jokowi, katanya, adalah kerap kali kebijakan prorakyat tidak didukung penuh oleh legislatif. Parpol, terutama yang bukan anggota koalisi, kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Namun, hal itu tidak menurunkan ke- percayaan publik, karena hasil riset menunjukkan publik lebih percaya kepada Presiden diban- dingkan parpol. Pengamat politik dari Uni- versitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengakui, hasil survei Gallup dapat menjadi modal pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dan perbaikan yang lebih baik lagi di Indone- sia. “Sebagai orang nomor satu, Presiden Jokowi tentunya masih membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia. Ini modal yang bagus dalam menja- lankan program pembangunan,” kata Cecep. Menurutnya, jika hasil survei itu dapat dibuktikan keakurat- annya, tentu juga bisa menjadi modal utama bagi Jokowi untuk kembali maju dalam perhelatan Pilpres 2019. “Dukungan yang tinggi dari masyarakat tentunya juga bisa menjadi modal utama untuk kembali maju di Pilpres 2019. Kondisi ini memang harus dipertahankan jika ingin kembali terpilih,” ucapnya. Ada sejumlah alasan yang bisa dijadikan tolok ukur besar dan kecilnya dukungan seorang pemimpin negara dari rakyatnya. Alasan itu, antara lain bekerja dengan tulus dan lebih pro kepada rakyat ketimbang kelompok-ke- lompok tertentu. [YUS/O-2/Y-7] H ari ini, Kamis (20/7) DPR menggelar rapat paripurna, yang salah satu agendanya pengambilan ke- putusan terkait RUU Penyelenggaraan Pemilu. Rapat paripurna DPR hari ini akan menjadi titik awal, apakah RUU Pemilu dapat disahkan atau tidak. Fraksi-fraksi di DPR dan Pemerintah belum menemukan titik temu atas sejumlah isu krusial yang akan diputus di rapat paripurna. Isu yang paling krusial dan selalu mengalami jalan buntu saat pembahasan di Panitia Khusus (Pansus) RUU Penyelenggaraan Pemilu adalah soal syarat ambang batas perolehan suara/kursi terkait pen- calonan presiden dan wakil presiden (presidential threshold/Pres-T). Partai koalisi pemerintah terpecah dalam menentukan besaran angka Pres-T. Lima fraksi seperti Partai Golkar, PPP, PDI-P, Partai Hanura, dan Partai Nasdem masih sepakat dengan usulan pemerintah terkait Pres-T sebesar 20%-25%. Sementara, dua partai koalisi pemerintah lainnya, yakni PAN dan PKB, masih belum sepakat de- ngan usulan pemerintah. “PAN dan PKB hanya ingin melakukan tawar menawar supaya pemerintah tahu bahwa kebera- daan mereka cukup penting di koalisi. Saya kira, pada akhirnya dua fraksi itu akan mendukung opsi pemerintah,” ujar sumber SP di Jakarta, Kamis (20/7). Sumber yang juga politisi itu mengakui, hingga Kamis pagi masih sangat sulit untuk me- lobi semua fraksi agar pengesahan RUU Pemilu dilakukan secara musyawarah. Apalagi, ujarnya, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PKS tetap pada opsi Pres-T sebesar 0%. Menurutnya, posisi PKB dan PAN cukup pen- ting dalam menentukan angka Pres-T di RUU Pe- milu. Sebab, dua fraksi itu memiliki suara yang cukup signifikan di DPR. “Saya kira paripurna hari ini akan berakhir voting. Sulit untuk menca- pai musyawarah untuk mufakat,” ucapnya. Sumber itu memperkirakan, seluruh fraksi koalisi pemerintah akan bersatu dalam voting RUU Penyelenggaraan Pemilu nanti. Dengan demikian, usulan pemerintah agar Pres-T sebesar 20%-25% akan disetujui di rapat paripurna DPR. [H-14] Utama 2 Suara Pembaruan Kamis, 20 Juli 2017 Manuver Politik PAN dan PKB di RUU Penyelengaraan Pemilu Jokowi Kian Dipercaya Rakyat ANTARA/ALOYSIUS JAROT NUGROHO Presiden Joko Widodo memberi makanan untuk ikan yang diternak di lahan pertanian padi di Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu Presiden Joko Widodo mengamati langsung hasil panen benih unggulan teknologi padi Jarwo Super karya penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil panen biasanya.

Utama Sua ra Pme baur an Manuver Politik Jokowi Kian ... filemelaksanakan pembangunan dan ... pemerintahan Jokowi, khususnya ... Permasalahan yang dihadapi Jokowi, katanya, adalah

  • Upload
    letuyen

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Utama Sua ra Pme baur an Manuver Politik Jokowi Kian ... filemelaksanakan pembangunan dan ... pemerintahan Jokowi, khususnya ... Permasalahan yang dihadapi Jokowi, katanya, adalah

[JAKARTA] Survei Gallup World Poll yang dipublikasikan pekan lalu memperlihatkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi, yakni sebesar 80%. Sikap konsisten dalam membangun pemerintahan yang bersih, profesional, dan menggerakan instrumen-instrumen kelemba-gaan untuk memperkuat sinergi berbagai program prorakyat dinilai sebagai faktor utama yang membuat Jokowi semakin dipercaya rakyat.

Kepercayaan di dalam negeri itu kian memperkuat posisi tawar pemerintah dalam untuk menarik investasi asing. Diharapkan, kepercayaan rakyat itu tidak diganggu oleh kepentingan sesaat elite politik.

Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maxentius Tri Sambodo menya-takan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Jokowi bisa menjadi modal untuk melaksanakan pembangunan dan perbaikan ekonomi.

“Saya kira, ini menjadi modal penting untuk melanjutkan dan memantapkan program peme-rintah. Pengakuan ini kian mem-perkuat posisi tawar pemerintah dalam membangun kepercayaan internasional untuk mendongkrak investasi,” ujarnya kepada SP di Jakarta, Kamis (20/7).

Sikap pemerintah yang kon-sisten membangun pemerintahan yang bersih, profesional, dan menggerakan instrumen-in-strumen kelembagaan untuk memperkuat sinergi program, jelasnya, merupakan faktor utama yang membuat pemerintahan Jokowi semakin dipercaya publik.

Oleh karena itu, dukungan yang baik dari masyarakat ide-alnya bisa dimanfaatkan untuk secara konsisten untuk mem-buat banyak perubahan, mulai dari kemudahan berbisnis dan berinvestasi, serta memperkuat kepastian hukum. “Saya kira,

dukungan itu akan semakin kuat selaras dengan hiruk pikuk kondisi politik saat ini,” ucapnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Benny Soetrisno mengaku, sebagai pengusaha, dirinya sangat percaya jika langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah saat ini sudah benar. Jika langkah itu diikuti pemerintah daerah ting-kat I dan I, maka hasilnya akan sangat sempurna.

“Karena sistem politik yang sudah kita pilih adalah demokrasi dengan sekaligus memberikan otonomi daerah tingkat II, maka peran pemerintah tingkat II sa-ngat penting untuk menciptakan kondisi yang kondunsif bagi terciptanya aktivitas ekonomi di daerah,” ujarnya.

Dikatakan, semua langkah dilakukan dengan tujuan men-ciptakan aktivitas ekonomi yang kompetitif dan memberikan kemampuan pengusaha untuk lebih banyak dapat membuka lapangan pekerjaan. Pada akhir-nya hal itu memberikan imbal balik kemampuan membayar pajak yang semakin besar (snow ball effects), serta menciptakan sistem logistik yang cepat dan kompetitif.

Sebelumnya, Menteri Keu-angan Sri Mulyani Indrawati te-lah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa Indonesia men-duduki peringkat pertama untuk Trust and Confidence in National Government berdasarkan survei Gallup Data. Laporan itu juga merangkum berbagai indikator pencapaian sektor pubik dari negara-negara yang tergabung dalam OECD serta beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei itu, Indonesia bersama Swiss menduduki ranking tertinggi untuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. “Tingkat kepercayaan terhadap peme-rintah dipengaruhi oleh apakah masyarakat menganggap peme-

rintah dapat diandalkan, cepat tanggap dan adil, serta mampu melindungi masyarakat dari risiko-risiko dan memberikan pelayanan publik secara efektif,” ujar Menkeu.

Tingkat kepercayaan ter-hadap Pemerintah Indonesia (80%) merupakan angka yang tertinggi jika dibandingkan de-ngan negara-negara maju yang tergabung dalam OECD, antara lain Amerika Serikat (30%), Inggris (31%), Jerman (55%), dan Prancis (28%). Demikian juga di antara negara-negara berkembang nonanggota OECD, seperti India (73%), Brasil (26%), dan Afrika Selatan (48 %). Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia pada 2016 adalah sebesar 80% atau meningkat sebesar 28% dibandingkan 2007 yang men-capai 52%.

Modal PilpresPeneliti Saiful Mujani Resear-

ch and Consulting (SMRC) Siro-juddin Abbas menilai, Presiden Jokowi bakal menang kembali jika bertarung di Pemilihan Presiden 2019. Penilaian itu berdasarkan kinerja dan kepe-mimpinan Jokowi yang efektif selama tiga tahun menjabat sebagai Presiden.

“Dalam survei SMRC yang terakhir, rata-rata kepercayaan dan kepuasan publik secara nasional terhadap Presiden Jokowi di atas 75%, baik kinerja dan kepemim-pinannya. Publik menilai Jokowi efektif mengelolah pemerintahan sehingga sebagian besar pro-gram-programnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujar Abbas di Jakarta, Kamis (20/7).

Soal kepemimpinan, kata Ab-bas, publik percaya bahwa Jokowi memimpin bangsa Indonesia ke arah yang benar, yang berujung pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Apalagi, kata dia, Jokowi merupakan figur yang bersih dari KKN dan merakyat.

Senada dengan itu, Peneliti

Populi Center Nona Evita meng-akui pencapaian-pencapaian pemerintahan Jokowi, khususnya di bidang infrastruktur, mening-katkan kepercayaan dan kepuasan publik atas kinerja pemerin-tahannya. “Program-program prorakyat tentu harus didukung oleh semua pihak. Bukan hanya eksekutif, tetapi juga legislatif,” kata Nona.

Permasalahan yang dihadapi Jokowi, katanya, adalah kerap kali kebijakan prorakyat tidak didukung penuh oleh legislatif. Parpol, terutama yang bukan anggota koalisi, kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Namun, hal itu tidak menurunkan ke-percayaan publik, karena hasil riset menunjukkan publik lebih percaya kepada Presiden diban-dingkan parpol.

Pengamat politik dari Uni-versitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengakui, hasil survei Gallup dapat menjadi modal pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dan perbaikan yang lebih baik lagi di Indone-sia. “Sebagai orang nomor satu, Presiden Jokowi tentunya masih membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia. Ini modal yang bagus dalam menja-lankan program pembangunan,” kata Cecep.

Menurutnya, jika hasil survei itu dapat dibuktikan keakurat-annya, tentu juga bisa menjadi modal utama bagi Jokowi untuk kembali maju dalam perhelatan Pilpres 2019. “Dukungan yang tinggi dari masyarakat tentunya juga bisa menjadi modal utama untuk kembali maju di Pilpres 2019. Kondisi ini memang harus dipertahankan jika ingin kembali terpilih,” ucapnya.

Ada sejumlah alasan yang bisa dijadikan tolok ukur besar dan kecilnya dukungan seorang pemimpin negara dari rakyatnya. Alasan itu, antara lain bekerja dengan tulus dan lebih pro kepada rakyat ketimbang kelompok-ke-lompok tertentu. [YUS/O-2/Y-7]

Hari ini, Kamis (20/7) DPR menggelar rapat paripurna, yang salah

satu agendanya pengambilan ke-putusan terkait RUU Penyelenggaraan Pemilu.

Rapat paripurna DPR hari ini akan menjadi titik awal, apakah RUU Pemilu dapat disahkan atau tidak.

Fraksi-fraksi di DPR dan Pemerintah belum menemukan titik temu atas sejumlah isu krusial yang akan diputus di rapat paripurna. Isu yang paling krusial dan selalu mengalami jalan buntu saat pembahasan di Panitia Khusus (Pansus) RUU Penyelenggaraan Pemilu adalah soal syarat ambang batas perolehan suara/kursi terkait pen-calonan presiden dan wakil presiden (presidential threshold/Pres-T).

Partai koalisi pemerintah terpecah dalam menentukan besaran angka Pres-T. Lima fraksi seperti Partai Golkar, PPP, PDI-P, Partai Hanura, dan Partai Nasdem masih sepakat dengan usulan pemerintah terkait Pres-T sebesar 20%-25%. Sementara, dua partai koalisi pemerintah lainnya, yakni PAN dan PKB, masih belum sepakat de-ngan usulan pemerintah.

“PAN dan PKB hanya ingin melakukan tawar menawar supaya pemerintah tahu bahwa kebera-daan mereka cukup penting di koalisi. Saya kira, pada akhirnya dua fraksi itu akan mendukung opsi pemerintah,” ujar sumber SP di Jakarta, Kamis (20/7).

Sumber yang juga politisi itu mengakui, hingga Kamis pagi masih sangat sulit untuk me-lobi semua fraksi agar pengesahan RUU Pemilu dilakukan secara musyawarah. Apalagi, ujarnya, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PKS tetap pada opsi Pres-T sebesar 0%.

Menurutnya, posisi PKB dan PAN cukup pen-ting dalam menentukan angka Pres-T di RUU Pe-milu. Sebab, dua fraksi itu memiliki suara yang cukup signifikan di DPR. “Saya kira paripurna hari ini akan berakhir voting. Sulit untuk menca-pai musyawarah untuk mufakat,” ucapnya.

Sumber itu memperkirakan, seluruh fraksi koalisi pemerintah akan bersatu dalam voting RUU Penyelenggaraan Pemilu nanti. Dengan demikian, usulan pemerintah agar Pres-T sebesar 20%-25% akan disetujui di rapat paripurna DPR. [H-14]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Kamis, 20 Juli 2017

Manuver PolitikPAN dan PKB di RUU Penyelengaraan Pemilu

Jokowi Kian Dipercaya Rakyat

ANTARA/Aloysius JARoT NugRoho

Presiden Joko Widodo memberi makanan untuk ikan yang diternak di lahan pertanian padi di Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu Presiden Joko Widodo mengamati langsung hasil panen benih unggulan teknologi padi Jarwo super karya penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil panen biasanya.