27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini, membutuhkan peran peserta didik dan tenaga pendidik secara optimal untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dan dapat bersaing dalam kompetisi global untuk kemajuan negara kita. Menyadari keadaan tersebut, maka sebagai calon tenaga pendidik perlu memberi perhatian pada proses belajar mengajar. Proses pendidikan yang berlangsung saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena adanya masalah-masalah yang ditemui pendidik ketika melaksanakan pembelajaran. Salah satu cara untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan teori. Menurut Snelbecker (1974) dalam Dahar (1989), perumusan teori itu bukan hanya penting, melainkan vital bagi psikologi dan pendidikan, untuk dapat maju atau berkembang, dan memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam setiap bidang itu. Sehingga teori dibutuhkan dalam menunjang proses belajar mengajar. Teori belajar 1

UTS Teori Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori pembelajaran

Citation preview

Page 1: UTS Teori Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan saat ini, membutuhkan peran peserta didik dan tenaga

pendidik secara optimal untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

dapat meningkatkan sumber daya manusia dan dapat bersaing dalam

kompetisi global untuk kemajuan negara kita. Menyadari keadaan tersebut,

maka sebagai calon tenaga pendidik perlu memberi perhatian pada proses

belajar mengajar.

Proses pendidikan yang berlangsung saat ini belum sesuai dengan yang

diharapkan. Hal ini terjadi karena adanya masalah-masalah yang ditemui

pendidik ketika melaksanakan pembelajaran. Salah satu cara untuk

memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yaitu dengan

menggunakan teori. Menurut Snelbecker (1974) dalam Dahar (1989),

perumusan teori itu bukan hanya penting, melainkan vital bagi psikologi dan

pendidikan, untuk dapat maju atau berkembang, dan memecahkan masalah-

masalah yang ditemukan dalam setiap bidang itu. Sehingga teori dibutuhkan

dalam menunjang proses belajar mengajar. Teori belajar dapat juga

diterapkan dalam pembelajaran kimia, salah satu teori belajar yang dapat

digunakan yaitu teori belajar yang dikemukakan oleh Jerome Bruner.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran harus dipilih strategi pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik konsep yang diajarkan. Konsep-konsep

merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk

merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk

memecahkan masalah, seorang peserta didik harus mengetahui aturan-aturan

yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang

diperolehnya (Susiwi, 2007). Pengetahuan akan konsep juga dapat

1

Page 2: UTS Teori Pembelajaran

meningkatkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga peserta didik

dapat berperan aktif dalam pembelajaran di kelas.

Berdasarkan informasi diatas, maka pada makalah ini akan dibahas konsep

belajar dan teori belajar Bruner dalam materi Hukum-hukum Dasar Kimia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

adalah :

1. Bagaimana proses belajar menurut Jerome Bruner?

2. Bagaimana Teori pengajaran menurut Jerome Bruner?

3. Apakah perbedaan teori belajar kognitif Ausubel dan Bruner?

4. Apa saja alat mengajar menurut Jerome Bruner?

5. Bagaimana implikasi teori belajar Bruner dalam materi Hukum-hukum

Dasar Kimia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah

ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses belajar menurut Jerome Bruner.

2. Untuk mengetahui Teori pengajaran menurut Jerome Bruner.

3. Untuk mengetahui perbedaan teori belajar kognitif Ausubel dan Bruner.

4. Untuk mengetahui apa saja alat mengajar menurut Jerome Bruner.

5. Untuk mengetahui implikasi teori belajar Bruner dalam materi Hukum-

hukum Dasar Kimia?

2

Page 3: UTS Teori Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Belajar Menurut Jerome Bruner

Yang menjadi ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan

bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas, untuk itu

menurut Bruner, murid mengorganisir bahan yang dipelajari dalam suatu

bentuk akhir. Teori ini disebutnya dengan discovery learning, atau dengan

kata lain bagaimana cara orang memilih mempertahankan dan

mentransformasikan informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti

dari berajar.

Dalam buku Bruner tentang The Process of Education, 1960 (Dahar, 1989)

terdapat empat Tema tentang Pendidikan, yaitu :

1. Tema pertama mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan. Hal

ini perlu karena dengan struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk

untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada

hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain.

2. Tema kedua adalah tentang kesiapan untuk belajar. Menurut Bruner

kesiapan terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih

sederhana yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai

kerampilan-ketrampilan yang lebih tinggi.

3. Tema ketiga adalah menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan.

Dengan intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi-

formulasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk

mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupakan kesimpulan yang

benar atau tidak.

4. Tema keempat adalah tentang motivasi atau keingianan untuk belajar dan

cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.

3

Page 4: UTS Teori Pembelajaran

Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi

pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses

interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilakau Bruner yakin bahwa

orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan

tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri.

Asumsi kedua adalah bahwa orang mengkonstruksi pengetahuannya dengan

menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan

yang diperoleh sebelumnya, suatu model alam (model of the world). Model

Bruner ini mendekati sekali struktur kognitif Aussebel. Setiap model

seseorang khas bagi dirinya. Dengan menghadapi berbagai aspek dari

lingkungan kita, kita akan membentuk suatu struktur atau model yang

mengizinkan kita untuk mengelompokkan hal-hal tertentu atau membangun

suatu hubungan antara hal-hal yang diketahui.

Bruner menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut:

1. Perkembangan intelektul ditandai dengan adanya kemajuan dalam

menanggapi suatu rangsangan.

2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem

penyimpanan informasi secara realis

3. Perkembangan intelekual meliputi perkembangan kemampuan berbicara

pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang

tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini

berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.

4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan

anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya

5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif karena bahasa merupakan alat

komunikasi antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada

diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu

konsep ke pada oraag lain.

6. Perkembaagan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan

beberapa alternatif secara simultan. memilih tindakan yang tepat, dapat

memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi

4

Page 5: UTS Teori Pembelajaran

Menurut Bruner dalam proses belajar ada tiga tahap, yaitu:

1. Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau

pengalaman baru dimana dalam setiap pelajaran diperoleh sejumlah

informasi yang berfungsi sebagai penambahan pengetahuan yang lama,

memperluas dan memperdalam dan kemungkinan informasi yang baru

bertentangan dengan informasi yang lama.

2. Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis

pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk yang baru yang

mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, yaitu informasi harus

dianalisis dan ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau

konsetual agar dapat digunakan dalam hal lebih luas.

3. Tahap evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada

tahap ke dua benar atau tidak. Evaluasi kemudian dinilai sehingga

diketahui mana-mana pengetahuan yang diperoleh dan transformasi dapat

dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Pendewasaan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang ditunjukkan

oleh bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus.

Pertumbuhan itu tergantung pada bagaimana seseorang menginternalisasi

peristiwa-peristiwa menjadi suatu ”sistem simpanan” yang sesuai dengan

lingkungan. Pertumbuhan itu menyangkut peningkatan kemampuan seseorang

untuk mengemukakan pada dirinya sendiri atau pada orang lain tentang apa

yang telah atau akan dilakukannya.

Teori belajar bruner dikenal oleh tiga tahapan belajarnya yang terkenal. Pada

dasarnya setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa yang

ada di dalam lingkungannya dapat menemukan cara untuk menyatakan

kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental

tentang peristiwa yang dialaminya. Hal tersebut adalah proses belajar yang

terbagi menjadi tiga tahapan, yakni:

1. Tahap enaktif; dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya

menggunakan atau memanipulasi obyek-obyek secara langsung.

5

Page 6: UTS Teori Pembelajaran

2. Tahap ikonik; pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak

mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek.

Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung obyek-obyek,

melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari

obyek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang

mewakili suatu konsep (Sugandi, 2004:37).

3. Tahap simbolik; tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara

langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai

transisi dari pengguanan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian

simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel.

Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah

informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai

pemahaman.

2.2 Teori Pengajaran Menurut Jerome Bruner

Bruner berpendapat bahwa pengajaran dapat dianggap sebagai hakikat

seseorang sebagai pengenal, hakekat dari pengetahuan, dan hakekat dari

proses mendapatkan pengetahuan. Manusia sebagai makhluk yang paling

mulia diantara makhluk-makhluk lain memiliki dua kekuatan yakni akal

pikirannya dan kemampuan berbahasa. Dengan dua kemampuan tersebut

maka manusia dapat mengembangkan kemampuan yang ada padanya.

Dorongan dan hasrat ingin mengenal dan mengetahui dunia dan lingkungan

alamnya menyebabkan manusia mempunyai kebudayaan dalam bentuk

konsepsi, gagasan, pengetahuan, maupun karya-karyanya. Kemampuan yang

ada dalam dirinya mendorongnya untuk mengekspresikan apa yang telah

dimilikinya.

Kondisi dan karakteristik tersebut hendaknya melandasi atau dijadikan dasar

dalam mengembangkan proses pengajaran. Dengan demikian guru harus

memandang siswa sebagai individu yang aktif dan memiliki hasrat untuk

mengetahui lingkungan dan dunianya bukan semata-mata makhluk pasif

menerima apa adanya sehingga terjadi belajar penemuan.

6

Page 7: UTS Teori Pembelajaran

Peneliti yang mengembangkan belajar penemuan ini adalah Ausubel dan

Bruner. Dari kedua peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang

berbeda.  Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (Advance Organizer)

yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.  Menurut Ausubel, konsep

tersebut dimaksudkan untuk penyiapan struktur kognitif peserta didik untuk

pengalaman belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan

bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas  bagaimana peserta didik 

memperoleh informasi dari lingkungan.  Bruner mengembangkan teorinya

tentang perkembangan intelektual, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic.

Sejalan dengan pernyataan di atas, maka untuk mengajar sesuatu tidak usah

ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting

bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya.

Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan

dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah

kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai

dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap

perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini

adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif

kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (discovery learning).

Bruner mempreskripsikan pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi

agar siswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen

untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan yang khas baginya.

Sedangkan Ausubel mempreskripsikan agar siswa dapat mengembangkan

stuasi belajar, memilih dan menstrukturkan isi, serta menginformasikannya

dalam bentuk sajian pembelajaran yang terorganisasi dari umum menuju

kepada yang rinci dalam satu satuan bahasan yang bermakna.

7

Page 8: UTS Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran Burner mementingkan pembelajaran melalui penemuan

bebas (Free discovery learning) atau penemuan yang dibimbing, atau latihan

penemuan. Bruner mementingkan aspek-aspek berikut dalam teori

pembelajarannya yaitu; cara manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitar

dan pengalamannya,  perkembangan mental manusia dan pemikiran semasa

proses pembelajaran, pemikiran secara logika, penggunaan istilah untuk

memahami susunan struktur pengetahuan, pemikiran analisis dan intuitif,

pembelajaran induktif untuk menguasai konsep/kategori, dan pemikiran

metakognitif.

Selanjutnya bruner berpendapat bahwa teori pengajaran harus mencakup lima

aspek utama yakni:

a. Pengalaman optimal untuk mempengaruhi siswa belajar

Bruner melihat bahwa ada semacam kebutuhan untuk mengubah praktek

mengajar sebagai proses mendapatkan pengetahuan untuk membentuk

pola-pola pemikiran manusia. Kefektifan belajar tidak hanya mempelajari

bahan-bahan pengajaran tetapi juga belajar berbagai cara bagaimana

memperoleh informasi dan memecahkan masalah. Oleh sebab itu diskusi,

problem solving, seminar akan memperkaya pengalaman siswa dan

mempengaruhi cara belajar.

b. Struktur pengetahuan untuk membentuk pengetahuan yang optimal

Tujuan terakhir dari pengajaran berbagai mata pelajaran adalah

pemahaman terhadap struktur pengetahuan. Mengerti struktur

pengetahuan adalah memahami aspe-aspeknya dalam berbagai hal dengan

penuh pengertian. Tugas guru adalah member siswa pengertian tentang

struktur pengetahuan dengan berbagai cara sehingga mereka dapat

membedakan informasi yang berarti dan yang tidak berarti.

c. Spesifikasi mengurutkan penyajian pelajaran siswa

Mengurutkan bahan pengajaran agar dapat dipelajari siswa hendaknya

mempertimbangkan criteria sebagi berikut; kecepatan belajar, daya tahan

untuk mengingat, transfer bahwa yang telah dipelajari kepada situasi baru,

bentuk penyajian mengekspresikan bahan-bahan yang telah dipelajari, apa

yang telah dipelajarinya mempunyai nilai ekonomis, apa yang telah

8

Page 9: UTS Teori Pembelajaran

dipelajari memilii kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan baru

dan menyusun hipotesis.

d. Peranan sukses dan gagal serta hakekat ganjaran dan hukuman

Ada dua alternative yang mungkin dicapai siswa manakala dihadapkan

dengan tugas-tugas belajar yakni sukses dan gagal. Sedangkan dua

alternative yang digunakan untuk mendorong perbuatan belajar adalah

ganjaran dan hukuman. Ganjaran penggunaannya dikaitkan dengan

keberhasilan (sukses) hukuman dikaitkan dengan kegagalan.

e. Prosedur untuk merangsang berpikir siswa dalam lingkungan sekolah

Pengajaran hendaknya diarahkan kepada proses menarik kesimpulan dari

data yang dapat dipercaya ke dalam suatu hipotesis kemudian menguji

hipotesis dengan data lebih lanjut untuk kemudian menarik kesimpulan-

kesimpulan sehingga siswa diajak dan diarahkan kepada pemecahan

masalah. Ini berarti belajar pemecahan masalah harus dikembangkan

disekolah agar para siswa memiliki ketrampilan bagaimana mereka

belajar yang sebenarnya. Melaui metode pemecahan masalah akan

merangsang berpikir siswa dalam pengertian luas mencakup proses

mencari informasi, menggunakan informasi, memanfaatkan informasi

untuk masalah pemecahan lebih lanjut.

Berdasarkan pemikiran diatas Bruner menganjurkan penggunaan metode

discovery learning, inquiry learning, dan problem solving.

Metode discovery learning yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yang

dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan reception

learning dan expository teaching, dimana guru menerangkan semua informasi

dan murid harus mempelajari semua bahan atau informasi itu.

Bruner mendapatkan pertanyaan, bagaimana kita dapat mengembangkan

program pengajaran yang lebih efektif bagi anak yang muda?. Jawaban

Bruner adalah dengan mengkoordinasikan metode penyajian bahan dengan

cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu yang sesuai dengan tingkat

kemajuan anak.

9

Page 10: UTS Teori Pembelajaran

2.3 Alat Mengajar Menurut Jerome Bruner

Dalam Nasution (2003), Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam

empat macam menurut fungsinya antara lain:

1. Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicaorus” (sebagai pengganti

pengalaman yang langsung) yaitu menyajikan bahan yang sedianya tidak

dapat mereka peroleh secara langsung di sekolah. Hal ini dapat dilakukan

melalui film, TV, rekaman suara dan sebagainya;

2. Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau

prinsip suatu gejala misalnya model molekul, model bangun ruang;

3) Alat dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau

tokoh, film tentang alam, untuk memberikan pengertian tentang suatu idea

atau gejala;

3. Alat automatisasi seperti teaching machine atau pelajaran berprograma

yang menyajikan suatu masalah dalam urutan teratur dan memberikan

balikan atau feedback tentang respon siswa.

Telah banyak alat-alat yang tersedia bagi guru namun yang penting adalah

bagaimana menggunakan alat-alat itu sebagai suatu system yang terintegrasi.

2.4 Implementasi Teori Bruner dalam Materi Hukum-hukum Dasar Kimia

Pelaksanaan teori belajar Bruner dalam pembelajaran kimia bisa dilakukan

dengan  cara guru menyajikan suatu problem dan mendampingi siswa

menemukan pemecahannya dengan mengajukan serentetan pertanyaan yang

terarah. Pada materi hukum-hukum dasar kimia, guru menyajikan video

pembakaran kayu, lalu memberi pertanyaan zat apakah yang tersisa dari

pembakaran kayu? Samakah berat kayu semula dengan berat abu sisa

pembakaran? Tentu abu tersebut lebih ringan bukan? Mengapa bisa

demikian? Selanjutnya agar siswa dapat lebih optimal menerima

pembelajaran ini, guru melakukan pembakaran kertas di kelas, dengan

perlakuan sebelum dan sesudah pembakaran dilakukan penimbangan massa.

Selanjutnya menanyakan hal yang serupa yaitu zat apakah yang tersisa dari

10

Page 11: UTS Teori Pembelajaran

pembakaran kertas? Samakah berat kertas semula dengan berat abu sisa

pembakaran? Tentu abu tersebut lebih ringan bukan? Mengapa bisa

demikian?

Sehingga dari problem-problem tersebut, guru dapat mengarahkan siswa

untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Menimbulkan suatu perasaan ingin tahu di dalam dirinya.

2. Mulai menyelidiki problem itu secara individual.

3. Berusaha memecahkan problem dengan menggunakan pengetahuannya.,

melihat fenomena-fenomena, menghubung-hubungkan pengetahuan yang

sebelumnya.

4. Menyatakan konsepnya atau prinsip-prinsip yang dapat menyelesaikan

problem-problem tersebut.

Berikut ini tabel kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

yaitu sebagai berikut :

1. Membuktikan berdasarkan percobaan

bahwa massa zat sebelum dan sesudah

reaksi tetap (hukum Kekekalan

Massa/Hukum Lavoisier)

2. Membuktikan berdasarkan percobaan

bahwa perbandingan massa unsur-unsur

dalam setiap senyawa selalu tetap/

hukum perbandingan tetap (Proust)

3. Menganalisis data perbandingan massa

unsur-unsur dalam beberapa senyawa

untuk membuktikan hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton) pada

beberapa senyawa.

4. Menggunakan data percobaan untuk

Siswa menyimak dan mencatat

tujuan pembelajaran.

11

Page 12: UTS Teori Pembelajaran

membuktikan hukum perbandingan

volum (hukum Gay Lussac)

5. Menghitung volum gas pereaksi atau

hasil reaksi berdasarkan hukum Gay

Lussac.

6. Menemukan hubungan antara volum

gas dengan jumlah molekulnya yang

diukur pada suhu dan tekanan yang

sama (hukum Avogadro)

2 Menanyakan bagaimana cara seorang

apoteker dapat meracik dengan tepat

komposisi suatu obat

Menjawab dengan menghitung

banyaknya zat yang harus

dicampurkan

3 Menanyakan apakah yang mendasari

perhitungan banyaknya zat yang harus

dicampurkan

Menjawab pasti ada dasar

untuk melakukan perhitungan

tersebut

4 Mengatakan bahwa dalam kimia, terdapat

hukum-hukum dasar yang dapat menjadi

dasar perhitungan tersebut

Merasa ingin tahu apa dan

bagaimana hukum-hukum

dasar itu

5 Menyajikan video pembakaran kayu, lalu

memberi pertanyaan zat apakah yang

tersisa dari pembakaran kayu? Samakah

berat kayu semula dengan berat abu sisa

pembakaran? Tentu abu tersebut lebih

ringan bukan? Mengapa bisa demikian?

- Mencaritahu Mengapa bisa

berat abu sisa pembakaran

lebih ringan dari kayu semula

- Menyelidiki bagaimana

proses pembakaran kayu

6 Melakukan pembakaran kertas di kelas,

dengan perlakuan sebelum dan sesudah

pembakaran dilakukan penimbangan

massa. Selanjutnya menanyakan hal yang

serupa yaitu zat apakah yang tersisa dari

pembakaran kertas? Samakah berat kertas

semula dengan berat abu sisa pembakaran?

Tentu abu tersebut lebih ringan bukan?

- Mencaritahu Mengapa bisa

berat abu sisa pembakaran

lebih ringan dari kertas

semula

- Menyelidiki bagaimana

proses pembakaran kertas

- Menganalisis proses

pembakaran kertas

12

Page 13: UTS Teori Pembelajaran

Mengapa bisa demikian?

7 Memberikan LKS untuk melakukan

percobaan mengenai hukum Kekekalan

Massa/Hukum Lavoisier

- Memahami LKS yang

diberikan oleh guru

- Melakukan percobaan

mengenai hukum Kekekalan

Massa/Hukum Lavoisier

- Menuliskan hasil percobaan

- Menganalisis hasil percobaan

- Menyimpulkan hukum

Kekekalan Massa/Hukum

Lavoisier berdasarkan

percobaan yang telah

dilakukan

- Menemukan konsep

mengenai hukum Kekekalan

Massa/Hukum Lavoisier

- Menyatakan konsep mengenai

hukum Kekekalan

Massa/Hukum Lavoisier

8 Memberikan LKS untuk melakukan

percobaan mengenai hukum Perbandingan

tetap

- Memahami LKS yang

diberikan oleh guru

- Melakukan percobaan

mengenai hukum

Perbandingan tetap

- Menuliskan hasil percobaan

- Menganalisis hasil percobaan

- Menyimpulkan hukum

Perbandingan tetap

berdasarkan percobaan yang

telah dilakukan

- Menemukan konsep

mengenai hukum

13

Page 14: UTS Teori Pembelajaran

Perbandingan tetap

- Menyatakan konsep mengenai

hukum Perbandingan tetap

9 Memberikan data perbandingan massa

unsur-unsur dalam beberapa senyawa untuk

membuktikan hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton) pada

beberapa senyawa

- Mengamati data yang

diberikan oleh guru

- Mencaritahu bagaimana data

itu bisa diperoleh

- Menganalisis data tersebut

- Menyimpulkan hukum

kelipatan perbandingan

(hukum Dalton)

- Menemukan konsep

mengenai hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton)

- Menyatakan konsep mengenai

hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton)

10 Memberikan data percobaan untuk

membuktikan hukum perbandingan volum

(hukum Gay Lussac)

- Menganalisis data yang

diberikan guru

- Menyimpulkan hukum

perbandingan volum (hukum

Gay Lussac)

- Menemukan konsep

mengenai hukum

perbandingan volum (hukum

Gay Lussac)

- Menyatakan konsep mengenai

hukum perbandingan volum

(hukum Gay Lussac)

11 Memberikan soal perhitungan volum gas

pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan

hukum Gay Lussac

Menghitung volum gas

pereaksi atau hasil reaksi

berdasarkan hukum Gay

14

Page 15: UTS Teori Pembelajaran

Lussac

12 Menjadi fasilitator agar enemukan

hubungan antara volum gas dengan jumlah

molekul dari hipotesis Dalton-Gay Lussac

- Menemukan hubungan antara

volum gas dengan jumlah

molekulnya yang diukur pada

suhu dan tekanan yang sama

(hukum Avogadro)

- Menyatakan hubungan antara

volum gas dengan jumlah

molekulnya yang diukur pada

suhu dan tekanan yang sama

(hukum Avogadro)

13 Membenahi jika terdapat siswa yang salah

konsep dan/atau mempertegas konsep yang

telah dimiliki siswa

- Memiliki konsep yang benar

mengenai hukum-hukum

dasar kimia

15

Page 16: UTS Teori Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bruner mengemukakan empat tema, yaitu; struktur, kesiapan, intuisi dan

motivasi.

2. Belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu; memperoleh informasi

baru, transformasi ilmu pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan

pengetahuan.

3. Penyajian kemampuan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu; cara

enaktif, ekonik, dan cara simbolik.

4. Teori belajar Bruner mementingkan pembelajaran melalui penemuan

bebas atau penemuan yang dibimbing, atau latihan penemuan.

5. Bruner mempreskripsikan pembelajaran hendaknya menciptakan situasi

agar siswa belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen

untuk menemukan pengetahuan/kemampuan yang khas baginya.

6. Pelaksanaan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dilakukan dengan 

cara guru menyajikan suatu problem dan mendampingi siswa menemukan

pemecahannya dengan mengajukan pertanyaan yang terarah sampai

akhirnya siswa menemukan konsep atau prinsip pengetahuan.

3.2 Saran

Sebagai seorang guru ada baiknya menggunakan metode yang variatif dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas. Diantaranya dengan menggunakan teori

belajar kognitif Bruner dengan pendekatan discovery learning.

Dalam menerapkan belajar penemuan, tujuan-tujuan mengajar hendaknya

dirumuskan secara garis besar dan cara-cara yang digunakan para siswa untuk

mencapai tujuan tidak perlu sama. Dalam belajar penemuan guru tidak begitu

mengendalikan proses belajar-mengajar.

16

Page 17: UTS Teori Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ardhi. 2011. Teori Belajar Bruner. http://blog.unnes.ac.id/ardhi/2009/10/07/teori

-belajar-bruner/ diakses tanggal 03 Mei 2014

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wilis Dahar, Ratna.1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

17