Upload
tranque
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Gambaran PT. Bank Bukopin, Tbk
5.1.1. Sejarah Berdirinya Bank Bukopin
Bank Bukopin pada awalnya didirikan dengan bentuk badan hukum
koperasi oleh delapan Induk Koperasi Indonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan
nama Bank Umum Koperasi Indonesia dan disingkat menjadi BUKOPIN di
Jakarta. Delapan koperasi tersebut terdiri dari Induk Koperasi Angkatan Laut
(INKOPAL), Induk Koperasi Angkatan Udara (INKOPAU), Induk Koperasi
Angkatan Darat (INKOPAD), Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia
(INKOPPOL), Induk Koperasi Karyawan Indonesia (INKOPKAR), Induk
Koperasi Unit Desa (INKUD), Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia
(INKOVERI), dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Pada tahun 1989
untuk lebih mempertegas keberadaan BUKOPIN sebagai sebuah bank, maka
sebutan BUKOPIN diubah menjadi Bank Bukopin dengan misi utamanya adalah
mengembangkan koperasi dan usaha kecil.
Perkembangan jaman membuat Bank Bukopin terus berkembang. Seiring
dengan bertambahnya struktur permodalan Bank Bukopin yang semakin kokoh,
Bank Bukopin mengubah status badan hukumnya dari koperasi menjadi Perseroan
Terbatas (P.T.) melalui surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 29 juni 1993.
Walaupun badan hukum Bank Bukopin sudah berubah menjadi P.T., namun
komitmen bank ini untuk mengembangkan koperasi dan usaha kecil tidak pernah
berubah. Peningkatan pelayanan terus dikembangkan dan agar Bank Bukopin
dapat ikut serta dalam kegiatan pasar internasional, Bank Bukopin mendapatkan
37
ijin dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 5 Desember 1996 sebagai Bank
Devisa yang efektif beroperasi per tanggal 1 Januari 1997.
Bank Bukopin pada 28 Mei 1998 termasuk ke dalam salah satu dari
sembilan bank yang mengikuti program rekapitalisasi. Prestasi Bank Bukopin
yang membanggakan adalah dapat melakukan penurunan kebutuhan dana
rekapitalisasi yang diterbitkan oleh auditor internasional dan dinyatakan sehat
oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sehingga sebagai bank
pertama yang keluar dari program rekapitalisasi dan berhasil menyelesaikan kredit
bermasalahnya pada tahun 2001. Bank Bukopin terus berkembang dan dengan
semakin kokohnya strukur permodalan yang dimiliki, Bank Bukopin pada bulan
Juli 2006 melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sehingga menjadi sebuah
perseroan terbatas terbuka (go public) yang sekarang dikenal dengan nama PT.
Bank Bukopin, Tbk.
Kantor pertama Bank Bukopin adalah sebuah kantor kecil di Jalan Kramat
Raya No.27 Jakarta, dan saat ini Bank Bukopin tumbuh menjadi 280 kantor yang
tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on
line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro banking yang diberi
nama Swamitra yang sudah berdiri sebanyak 543 kantor (outlet), sebagai wujud
program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
5.1.2. Gambaran Umum PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang berdiri sebagai kantor cabang
ke-23 pada tanggal 27 Desember 1997 yang berlokasi di Teluk Jambe, Karawang
dengan menyewa tempat pada Koperasi Perum Peruri. Pada bulan Maret 2000,
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang dapat membangun dan memiliki
38
sebuah gedung sendiri yang terletak di tengah kota Karawang. Cabang ini terus
berkembang, sehingga sampai saat ini sudah memiliki tiga buah kantor yang
terdiri dari satu kantor cabang utama dan dua kantor kas.
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki karyawan sebanyak
66 orang dengan rincian 19 orang karyawan bisnis (marketing funding & lending),
10 orang karyawan frontliner (Customer Service dan Teller), tiga orang karyawan
backoffice, 10 orang karyawan support, 11 orang karyawan security dan sembilan
orang karyawan pengemudi. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki
asset aktiva sebesar Rp. 228,2 Milyar pada tahun 2008 dan Rp.187,8 Milyar pada
tahun 2007, sehingga mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 40,4 Milyar.
Sedangkan dalam penyaluran kredit, PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang
pada tahun 2008 sebesar Rp. 104,2 Milyar dan tahun 2007 sebesar Rp. 86.9
Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 17,3 Milyar dan untuk perolehan
laba pada tahun 2008 sebesar Rp.3,7 Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar
Rp.900 juta dari tahun 2007. Pengumpulan dana masyarakat mengalami
peningkatan pada tahun 2008 sebesar Rp.21,7 Milyar dari tahun 2007 sebesar
Rp.170,6 Milyar.
5.1.3. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Bank Bukopin, Tbk yang memiliki tiga pilar bisnis yaitu segmen
usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi (UMKMK), segmen komersil dan
konsumer memiliki visi dan misi yang tetap konsisten dari awal pendiriannya.
Adapun visi dari PT. Bank Bukopin, Tbk adalah menjadi bank yang terpercaya
dalam pelayanan jasa keuangan. Visi yang dimiliki berkesinambungan dengan
ketiga misi yang dijalankan oleh PT. Bank Bukopin, Tbk. Misi tersebut adalah :
39
1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah.
2. Turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan
koperasi.
3. Serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan
kesejahteraan karyawan.
5.1.4. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan merupakan suatu cerminan aturan perilaku yang
umum disebut dengan kode etik. PT. Bank Bukopin, Tbk didalam menjalankan
kegiatan usahanya serta menimbang alam bisnis yang dijalankan erat dengan
unsur Trust (kepercayaan), maka sebagai suatu organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk
dituntut untuk memiliki suatu aturan yang mengikat seluruh jajarannya dalam
bertindak sesuai dengan standar tertinggi dalam integritas profesional dan
personal di seluruh aspek kegiatan perusahaan, serta mematuhi seluruh undang-
undang, tata tertib, peraturan dan kebijakan perusahaan. Berkenaan dengan hal
tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk telah mengembangkan nilai-nilai dasar yang
menjadi inti dari pengembangan budaya perusahaan PT. Bank Bukopin, Tbk yang
mencakup lima budaya perusahaan sebagai berikut :
1. Fokus pada nasabah. Memahami, mengembangkan, melayani, dan
memenuhi kebutuhan serta keinginan bagi pihak yang membutuhkan, baik
internal maupun eksternal.
2. Kerjasama. Saling membantu, melakukan koordinasi dan bekerjasama
sehingga menghasilkan sinergi positif.
3. Disiplin. Mematuhi setiap peraturan, ketentuan dan memenuhi komitmen
baik internal maupun eksternal.
40
4. Kompetensi. Memiliki pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan
pengalaman dalam bidang tugasnya serta senantiasa meningkatkannya.
5. Integritas. Memiliki, menjunjung tinggi, dan menjalankan nilai-nilai
kejujuran, ketulusan, menghindari benturan kepentingan dan
penyalahgunaan kewenangan.
5.1.5. Struktur Organisasi
Kelancaran dan kontinuitas suatu perusahaan merupakan hal penting dan
menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini ditunjang dengan adanya struktur
organisasi yang handal. Struktur organisasi mempunyai wewenang pada setiap
perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, juga
mengatur sistem dan hubungan struktural antar fungsi atau orang-orang dalam
hubungan satu dengan lainnya pada pelaksanaan fungsi mereka.
Sejak pertama kali berdiri sampai sekarang, PT. Bank Bukopin, Tbk telah
mengalami beberapa reorganisasi. Struktur organisasi yang berlaku saat ini adalah
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.029/SKEP/DIR/II/08 tanggal 1 Februari
2008. Berdasarkan surat keputusan tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki
hierarki dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan rutin satu tahun sekali yang
dilaksanakan pada pertengahan tahun setelah acara ulang tahun PT. Bank
Bukopin, Tbk yaitu pada Bulan Juli. Agenda rutin di dalam rapat umum
pemegang saham adalah membahas kinerja PT. Bank Bukopin, Tbk setiap
tahunnya.
2. Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah
41
PT. Bank Bukopin, Tbk saat ini telah memiliki dua jenis pelayanan, yaitu
konvensinal dan syariah. Dewan komisaris dan pengawas syariah
berfungsi untuk mengawasi dan membimbing direktur utama dalam
menjalankan pengoperasian PT. Bank Bukopin, Tbk.
3. Direktur Utama
Direktur Utama membawahi enam direktur lain yang membawahi
bidangnya masing-masing. Selain itu, direktur utama juga membawahi
empat orang general manager yang bertanggung-jawab untuk wilayah-
wilayahnya. Setiap tahunnya, direktur utama mempertanggung-jawabkan
hasil kinerjanya di dalam rapat umum pemegang saham.
4. Direktur
Direktur terdiri dari enam orang yang menangani bidangnya masing-
masing, yaitu direktur komersial, direktur usaha kecil menengah dan
koperasi, direktur konsumer, direktur pelayanan dan distribusi, direktur
keuangan dan perencanaan, dan direktur manajemen risiko, kepatuhan dan
pengembangan SDM.
5. General Manager
General Manager terbagi atas empat wilayah kerja, yaitu regional I,
regional II, regional III dan regional IV. Wilayah ini dibagi dari wilayah
Jawa Barat sebagai regional I, Sumatera & Kalimantan sebagai regional II,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Sulawesi sebagai regional III, dan
regional IV terdiri dari Bali, NTB, NTT dan Sulawesi. Keempat general
manager memberikan pertanggung-jawaban utama kepada direktur utama
42
dan berkoordinasi dengan keenam direktur untuk menangani masalah
sesuai bidangnya masing-masing.
6. Kepala Divisi atau Pemimpin Cabang
Kepala divisi atau pemimpin cabang membawahi manajer dan koordinator
setiap bagian. Kepala divisi berkedudukan di Jakarta (kantor pusat)
sedangkan pemimpin cabang berkedudukan di setiap daerah yang
memiliki kantor cabang utama. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki 32
kantor cabang utama yang tersebar di seluruh Indonesia.
7. Manajer
Manajer di setiap cabang minimal terdiri dari dua bagian, manajer bisnis
usaha kecil, mikro dan menengah serta manajer bisnis konsumer. Manajer
membawahi minimal dua koordinator di setiap cabang yaitu koordinator
account officer (AO) dan relationship officer (RO).
8. Koordinator
Koordinator membawahi beberapa orang staf karyawan. Koordinator
memimpin satu tim kecil yang berfungsi untuk lebih intensif memonitor
dan mengkoordinir para staf yang dipimpinnya.
9. Staf
Staf merupakan karyawan yang terdiri dari dua jenjang, yaitu clerical dan
non clerical. Saat ini jumlah karyawan dari PT. Bank Bukopin, Tbk
sebanyak kurang lebih 4.000 orang yang tersebar di seluruh cabang di
Indonesia.
Struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk secara bagan dapat dilihat
pada Lampiran 1.
43
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang merupakan cabang utama kelas
C. Pembagian kelas didasarkan atas jumlah kepemilikan asset. PT. Bank Bukopin,
Tbk Cabang Karawang memiliki total asset sebesar Rp.228.228.753.870,07,- pada
posisi akhir tahun 2008. Adapun struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Karawang secara bagan dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.1.6. Produk
Setiap bank memiliki jenis produk yang beragam disesuaikan dengan
kebutuhan dan segmentasinya masing-masing. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki
dua bagian produk, yaitu produk dana (funding) dan produk kredit (lending).
5.1.6.1. Produk Dana (Funding)
PT. Bank Bukopin, Tbk termasuk salah satu bank yang memiliki produk
dana dengan jenis yang beragam dan lengkap sesuai dengan manfaatnya masing-
masing. Adapun jenis-jenis dari produk dana PT. Bank Bukopin, Tbk sebagai
berikut :
1. Tabungan, adalah simpanan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing,
yang mana dapat dilakukan penyetoran dan penarikan kapan saja sesuai
dengan syarat-syarat yang telah disepakati dengan bank. PT. Bank Bukopin,
Tbk memiliki beberapa jenis tabungan dengan fungsi yang berbeda
disesuaikan dengan peruntukannya masing-masing. Jenis tabungan tersebut
sebagai berikut :
a. Tabungan SiAga Bukopin
Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan, mendapatkan kartu ATM,
fasilitas e-banking, pembayaran listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.
44
b. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis Badan Usaha
Tabungan yang dapat dimiliki oleh badan usaha berupa persero
komanditer, perseroan terbatas dan koperasi dimana yang berhak
menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi
tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-
banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.
c. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis
Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana yang berhak
menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi
tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-
banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.
d. Tabungan Bukopin Premium
Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana diperuntukkan
bagi pengusaha yang melakukan transaksi per harinya dan mendapatkan
bunga yang maksimal setara dengan deposito, mendapatkan kartu ATM,
fasilitas e-banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan
lainnya.
e. Tabungan Haji
Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana dana yang
disimpan diperuntukkan bagi pemberangkatan ibadah haji/umroh, tidak
dibebankan biaya administrasi per bulan dan tidak mendapat bunga, tidak
dapat dilakukan penarikan setiap saat. Kelebihan lainnya, PT. Bank
Bukopin, Tbk memberikan bantuan dana talangan haji untuk pendaftaran
pemberangkatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
45
f. Tabungan Sikosi
Tabungan yang khusus diperuntukkan bagi badan hukum koperasi.
Fungsi lainnya sama dengan jenis tabungan lainnya.
g. Tabungan Rencana
Tabungan rencana diperuntukkan bagi perorangan yang ingin
menginvestasikan dana sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang
disepakati dengan bank. Tabungan rencana bukopin terbagi atas dua
jenis, yaitu tabungan rencana multiguna dan tabungan rencana
pendidikan. Sesuai dengan namanya tabungan rencana multiguna dapat
diatur jangka waktunya dari satu tahun sampai dengan 18 tahun dan dana
dapat dipergunakan untuk apa saja dimana dana dapat diambil sesuai
dengan jangka waktu yang disepakati, sedangkan tabungan rencana
pendidikan diperuntukkan bagi perorangan untuk menyimpan dana bagi
keperluan sekolah / pendidikan anak, jangka waktu penarikan
disesuaikan dengan usia anak.
2. Giro, adalah simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya yang
dapat digunakan sebagai sarana pembayaran dan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah
pembayaran lainnya.
3. Deposito, adalah Simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya
yang pencairan dan pembayaran bunganya hanya dapat dilakukan pada saat
jatuh tempo sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Bilamana deposito tersebut dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo maka
46
akan dikenakan pinalti. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beberapa jenis
deposito sebagai berikut :
a. Deposito Rupiah, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah,
dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat disesuaikan
dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal deposito atau
dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga,
enam atau dua belas bulan.
b. Deposito Merdeka, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah,
bebas penalty, dapat dicairkan kapan saja, dapat dijadikan jaminan kredit,
dan pembayaran bunga dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah
dengan cara menambah nominal deposito atau dibayarkan per bulannya
sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga, enam atau dua belas
bulan. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Bank
Bukopin, Tbk.
c. Deposito Dollar, merupakan deposito dalam bentuk mata uang selain
rupiah, dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat
disesuaikan dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal
deposito atau dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang
disepakati satu, tiga, enam atau dua belas.
d. Deposito On Call, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah
atau mata uang asing, yang mana penempatan jangka waktunya hanya
beberapa hari saja, tujuh hari atau empat belas hari.
e. Deposito Investa, merupakan paket investasi antara deposito umum
dengan reksadana, pendapatan tetap dari PT. Trimegah Sekuritas, Tbk.
47
5.1.6.2. Produk Kredit (Lending)
PT. Bank Bukopin, Tbk membagi kreditnya ke dalam dua segmen, yaitu
kredit usaha dan kredit konsumer. Kredit usaha berdasarkan penggunaannya
terbagi menjadi dua jenis yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit
Investasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur guna membiayai
pengadaan aktiva tetap/sarana ataupun pembangunan suatu proyek yang dapat
menunjang kelancaran usaha, mengolah/menghasilkan suatu barang atau jasa,
dimana pengembalian kredit tersebut berasal dari operasionalisasi dan atau
komersialisasi proyek tersebut. Sedangkan Kredit modal kerja merupakan kredit
yang diberikan kepada debitur guna menunjang kegiatan operasional perusahaan
untuk satu siklus usaha.
Kredit usaha dari PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beragam jenis
peruntukkan yang diatur dalam skim (aturan) tersendiri dimana dapat dibagi
sebagai berikut :
a. Kredit Ketahanan Pangan (KKP), adalah kredit investasi atau modal kerja
yang diberikan Bank Bukopin kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan,
kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka :
i. Pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar.
ii. Pembiayaan pengembangan budidaya tanaman tebu.
iii. Pembiayaan peternakan sapi potong, ayam buras dan itik.
iv. Pembiayaan usaha penangkapan dan budidaya ikan.
v. Pembiayaan kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa
gabah, jagung dan kedelai.
48
Kredit ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan
peningkatan pendapatan petani, peternak, nelayan dan petani ikan melalui
penyediaan kredit investasi dan atau modal kerja dengan tingkat suku bunga
terjangkau. Sasaran produk ini adalah petani, peternak, nelayan, petani ikan
yang bergabung dalam koperasi, kelompok tani atau perorangan. Ciri khas
dari skim ini adalah adanya subsidi bunga pinjaman dari pemerintah.
b. Kredit Dana Penjaminan, dimana kredit ini merupakan kerjasama antara
Bank Bukopin dan Kementerian UKKM. Sasarannya adalah UKM
perorangan atau badan usaha, koperasi simpan pinjam, dan koperasi lainnya
yang memiliki program unggulan/strategis. Besarnya pembiayaan maksimal
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Besarnya pemberian kredit sesuai
dengan analisa Bank Bukopin dengan besar agunan minimal 35 persen dari
plafond kredit yang disetujui dan penjaminan sebesar 70 persen dari
plafond kreditnya.
c. Kredit Surat Utang 005, merupakan penyaluran kredit untuk usaha mikro,
kecil dan menengah dengan sumber dana dari pemerintah dengan tingkat
suku bunga yang disepakati antara pemerintah Republik Indonesia dengan
PT. Bank Bukopin, Tbk. Rasio jaminan satu banding satu dengan plafond
kreditnya.
d. Kredit Kepemilikan Kendaraan untuk Usaha (KPKU), merupakan kredit
yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum yang
direkomendasikan oleh dealer kendaraan untuk pembelian kendaraan yang
diperuntukkan untuk usaha atau mendukung usaha yang bukan angkutan
penumpang umum. Pembiayaan ini harus melalui dealer yang telah disetujui
49
oleh Bank Bukopin, dan dealer juga berfungsi sebagai avalis (penjamin) dan
agunannya berupa kendaraan yang dibeli.
e. Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan kredit yang diberikan kepada
perorangan atau badan hukum untuk kredit investasi usaha ataupun modal
kerjanya. Besaran kredit yang diberikan sampai dengan Rp.500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) dengan nilai rasio jaminan kurang dari 30 sampai 40
persen dan sisanya merupakan kerjasama PT. Bank Bukopin, Tbk dengan
pihak penjaminan kredit yaitu PT. Askrindo.
f. Kredit kepada Koperasi Karyawan untuk Anggota (K3A), merupakan kredit
yang diberikan kepada koperasi karyawan dari suatu perusahaan atau
pegawai negeri dengan metode pembayaran yang dipotong langsung dari
gaji karyawan peminjam. Tujuan dari kredit ini untuk penggunaan
kebutuhan konsumtif anggota koperasi karyawan.
Adapun kredit konsumer terdiri dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR),
Kredit Pemilikan Mobil (KPM), Kredit Serba Guna (KSG), Dana Talangan Haji,
dan Kredit Jaminan Rumah (KPR refinancing). Kredit konsumer diperuntukkan
hanya untuk perorangan dengan status pekerjaan sebagai karyawan dan atau
pengusaha untuk keperluan konsumtifnya.
5.2. Gambaran Perekonomian Kabupaten Purwakarta
5.2.1. Keadaan Geografis Purwakarta
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Jawa
Barat yang terletak di antara 107°30’–107°40’ Bujur Timur dan 6°25’–6°45’
Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas
wilayah sebagai berikut :
50
a. Bagian Barat dan sebagian wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Karawang.
b. Bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur berbatasan dengan
Kabupaten Subang.
c. Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
d. Bagian Barat Daya berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km2
atau sekitar 2,81
persen dari luas Wilayah Propinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001 Kabupaten
Purwakarta mempunyai 17 Kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Jarak antar
kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat antara
Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh adalah 60
km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari.
Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi
atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah
Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta,
Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana
sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas
permukaan laut (dpl).
Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian
yang merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107
m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400
m dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi
Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan
Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.
51
5.2.2. Demografi Purwakarta
Kabupaten Purwakarta dengan luas wilayah sebesar 971,72 Km2
mempunyai tingkat kepadatan penduduk 839 orang per Km2, meningkat 2,19
persen dibandingkan tahun 2007. Kecamatan Purwakarta masih merupakan
kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi dengan 5.989 orang per Km2,
sedangkan Kecamatan Sukasari mempunyai kepadatan penduduk terendah yaitu
161 orang per Km2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Purwakarta (18,25
persen) tinggal di Kecamatan Purwakarta (BPS Kab. Purwakarta,2008). Hal ini
disebabkan karena Kecamatan Purwakarta merupakan pusat kota dan pusat
pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat.
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 memberikan gambaran bahwa dalam
kurun waktu sepuluh tahun (1990 – 2000), rata-rata laju pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Purwakarta adalah 2,28 persen per tahun. Berdasarkan hal tersebut,
maka penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2009 diproyeksikan menjadi
815.049 orang, terdiri dari 406.285 orang laki-laki dan 408.764 orang perempuan.
Dilihat dari Komposisi Umur, ada sebanyak 26,96 persen penduduk berusia 0-14
tahun. Sedangkan penduduk usia 15-64 tahun mempunyai komposisi terbanyak
yaitu 68,70 persen, dan sisanya 4,34 persen adalah penduduk usia 65 tahun ke
atas.
5.2.3. Sosial Ekonomi Purwakarta
Pada tahun 2008 jumlah pegawai negeri di Kabupaten Purwakarta secara
keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 14,76 persen jika dibandingkan
52
dengan keadaan tahun 2007. Untuk pegawai otonom terjadi kenaikan sebesar
18,24 persen. Jika ditelusuri lebih lanjut per golongan pegawai, pegawai negeri
Golongan III mempunyai jumlah terbesar yaitu sebanyak 5.414 orang atau
mencapai 62,53 persen. Sedangkan pegawai Golongan I hanya merupakan
sebagian kecil, yaitu 86 orang atau sekitar 0,99 persen saja. Keadaan ini sejalan
dengan kebijakan Pemerintah Daerah untuk senantiasa meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia di segala bidang.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2008
lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan struktur yang tidak mengalami
banyak perubahan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau total nilai
tambah bruto (NTB) yang dihitung atas dasar harga berlaku di Kabupaten
Purwakarta mencapai Rp. 11,27 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar
16,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp. 9,69 trilyun.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan
sebesar 3,90 persen, yaitu dari Rp. 5,96 trilyun tahun 2007 naik menjadi Rp. 6,19
trilyun pada tahun 2008. Secara umum, pada tahun 2007 perekonomian
Kabupaten Purwakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,90 persen.
Sampai dengan tahun 2008 sektor industri pengolahan di Kabupaten Purwakarta
mendominasi perekonomian dengan kontribusi yang diberikan lebih dari 40
persen yakni 46,90 persen. Pada tahun 2005, 2006 dan tahun 2007 menjadi 45,07
persen, 45,33 persen dan 46,56 persen. Kegiatan ekspor non migas yang
merupakan salah satu andalan dalam mendatangkan devisa Negara, tahun ini
mengalami peningkatan dari $188.971.936,48 US pada tahun 2006 menjadi
$89.763.808,54. Nilai ekspor tertinggi tahun 2008 didapat dari Serat Rayon yang
53
mempunyai volume ekspor sebanyak 19.479.215,81 Kg dengan nilai produksi
$60.080.255,21 US. Urutan kedua diperoleh dari Hino Vechiles dengan nilai
produksinya mencapai $10.000.138,79 US. Diharapkan ekspor ini dapat
dilaksanakan bukan saja oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh
industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang banyak terdapat di Kabupaten
Purwakarta.
5.2.4. Potensi Agribisnis Kabupaten Purwakarta
5.2.4.1. Sub Sistem Hulu
Potensi agribisnis di bidang pengadaan sarana pertanian seperti bibit dan
pupuk sebagian besar dikelola oleh koperasi-koperasi yang berada di daerah
pertanian. Berdasarkan data dari BPS tahun 2008, jumlah koperasi yang tercatat
sebanyak 20 unit. Daerah pertanian tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya
Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan
Wanayasa, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Plered. Sampai dengan saat ini,
PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang belum ada memiliki satu nasabah pun
untuk usaha agribisnis yang bergerak di bidang penyediaan prasarana pertanian.
Hal ini dapat dijadikan potensi yang akan dikembangkan kemudian. Adapun
produk yang dapat ditawarkan adalah penyaluran kredit untuk usaha tersebut, baik
itu untuk simpan pinjam koperasi maupun modal kerjanya.
5.2.4.2. Sub Sistem Usahatani
A. Pertanian Tanaman Pangan
a. Padi dan Palawija
Pada tahun 2008 produksi padi di Kabupaten Purwakarta mencapai
226.987 ton Gabah Kering giling (GKG). Hal ini menunjukkan bahwa
54
telah terjadi peningkatan produksi sebesar 11,25 persen bila dibandingkan
dengan tahun 2007. Secara umum, peningkatan tersebut disebabkan
meningkatnya luas panen disertai dengan peningkatan produktivitas.
Apabila ditelusuri lebih lanjut, padi sawah mengalami peningkatan baik
luas panen maupun produktivitasnya sedangkan padi ladang mengalami
penurunan luas panen dan peningkatan produktivitas. Secara total pada
tahun 2008 luas panen padi meningkat sebesar 3,9 persen dibandingkan
tahun 2007.
Pada tahun 2008, produksi palawija umumnya mengalami penurunan,
yaitu kedelai, kacang tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Penyebab utama dari
penurunan tersebut adalah menurunnya luas panen. Perbandingan besarnya
produksi tanaman pangan menurut jenisnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta, 2008 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Purwakarta,
diolah (2008)
PT. Bank Bukopin, Tbk didalam penyaluran kreditnya untuk menangani
usaha tanaman pangan ini diatur dalam skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP).
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang juga telah menjalin kerjasama dengan
ubi kayu
24%
Padi
51%
kubis
0%
cabe rawit
3%
ubi jalar
4%
bawang daun
3%
petsai/sawi
3% tomat
3%
terung
4%
kedelai
0%
kacang tanah
1%kacang hijau
0%
Jagung
4%
55
Sub Divre Dolog Kabupaten Karawang di dalam hal pelayanan untuk proses
pengadaan gabah dan beras. Kerjasama ini disertai dengan pemberian kredit bagi
kelompok tani dan pengusaha perseorangan untuk membantu permodalan dalam
proses pengadaan gabah dan beras tersebut. Potensi pasar Kabupaten Purwakarta
sangat terbuka lebar, dimana dapat dilihat pada Gambar 4, bahwa produksi padi
menguasai lebih dari 50 persen produksi tanaman pangan.
b. Sayuran dan Buah-buahan
Kondisi tahun 2008 untuk tanaman sayuran hampir sama dengan palawija,
dimana hampir semua produksi tanaman sayur-sayuran mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi tahun 2007, kecuali bawang daun, kacang panjang
dan terung. Penurunan tersebut sebagian besar terjadi akibat menurunnya luas
panen yang disertai dengan penurunan pada produktivitas. Peningkatan produksi
tertinggi terjadi pada tanaman kacang panjang dari 83.792 kwintal pada tahun
2007 menjadi 87.771 kwintal pada tahun 2008 atau naik sebesar 4,7 persen,
sedangkan penurunan yang tertinggi terjadi pada cabe besar, yaitu dari 18.816
kwintal menjadi 16.153 kwintal atau turun sebesar 14,15 persen. Sementara itu
produksi tanaman buah-buahan tahun 2008 sebagian besar mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2007. Adapun tanaman buah-buahan yang produksinya
mengalami peningkatan, diantaranya jambu biji, pepaya, manggis,
nangka/cimpedak, melinjo, jeruk besar dan jambu air. Peningkatan tertinggi
terjadi pada tanaman Manggis yang meningkat sebesar 438,57 persen dari 6.857
kwintal menjadi 36.941 kwintal. Sedangkan penurunan produksi yang tertinggi
terjadi pada tanaman durian dari 93.184 kwintal menjadi 60.417 kwintal (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2008).
56
B. Perkebunan
Pembangunan di bidang perkebunan terutama ditujukan untuk
meningkatkan mutu dan produksi hasil perkebunan. Dengan demikian,
perkebunan akan mempunyai arti penting dalam pengembangan pertanian.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan
Kabupaten Purwakarta tahun 2008, sebagian besar luas areal dan produksi
tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan. Tanaman cengkeh, karet,
kelapa, aren, kapulaga, vanili, melinjo, kapuk, kemiri, pala, nilam, jahe dan luas
areal meningkat diikuti dengan peningkatan produksi, sedangkan tanaman lada
dengan meningkatnya luas areal produksinya justru menurun. Tanaman kopi,
kunir dan kencur tahun 2007 terjadi penurunan luas areal tetapi produksinya justru
meningkat.
Tanaman perkebunan rakyat yang potensial untuk tahun 2008 dalam arti
produksinya tinggi adalah teh, kelapa, cengkeh, melinjo dan kunir. Pada tahun
2008 tercacat luas areal tanaman perkebunan teh adalah 4.252,75 hektar, kelapa
1.210,38 hektar, cengkeh 1.342,84 hektar, melinjo 305,67 hektar dan kunir 48,21
hektar. Produksi tertinggi dari komoditi tersebut adalah teh sebanyak 3.205,30
ton, kelapa 552,17 ton, cengkeh 302,87 ton, melinjo 146,95 ton dan kunir 142,84
ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta,
diolah, 2008). Data mengenai jumlah keluarga/pemilik yang mengelola tujuh
produk perkebunan terbanyak dan hasil produksinya dapat dilihat pada Tabel 4.
57
Tabel.4. Data Jumlah Keluarga yang Mengelola Produk Perkebunan dan Hasil Produksi Perkebunan Tahun 2008.
No. Jenis
Tanaman
Jumlah
Pemilik
(KK)
Lokasi Kecamatan
Hasil
Produksi
(Ton)
1 Teh 12.223 Plered, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam
3.205,30
2 Cengkeh 2.470 17 Kecamatan (semua) 302,87
3 Karet 143 Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Plered 125,62
4 Kelapa 5.249 17 Kecamatan (semua) 552,17
5 Kopi 3.204 17 Kecamatan (semua) 107,29
6 Aren 1.321 Kecuali Purwakarta, Babakancikao, Bungursari
54,02
7 Melinjo 2.411 17 Kecamatan (semua) 186,95
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan, 2008 (diolah)
Potensi untuk penyaluran kredit dan pengumpulan dana untuk usaha
perkebunan masih terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemilik dari
usaha perkebunan dan hasil produksi yang besar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang
Karawang sampai dengan akhir tahun 2008, baru memiliki dua orang debitur dan
nasabah dari pengusaha perkebunan di Kabupaten Purwakarta, yaitu pengusaha
kelapa.
C. Kehutanan
Data mengenai kehutanan diperoleh dari PT Perhutani (Persero) Kesatuan
Pemangku Hutan Wilayah Purwakarta. Pengamatan terhadap produksi kehutanan
tahun 2008 menunjukkan bahwa hasil hutan yang potensial di Kabupaten
Purwakarta adalah berupa kayu pertukangan, sedangkan kayu bakar untuk tahun
2008 berproduksi walaupun lebih rendah dibandingkan tahun 2007.
58
Komoditi kayu pertukangan, kayu jati untuk pertukangan merupakan yang
paling dominan, terutama di wilayah KPH Sadang. Produksi kayu jati secara total
mengalami peningkatan dari 3.375 m3
pada tahun 2007 menjadi 7.270,69 m3
atau
naik sebesar 115,40 persen, sedangkan kayu pertukangan jenis kayu rimba
mengalami penurunan sebesar 72,01 persen, yaitu dari 3.134 m3
tahun 2007
menjadi 877 m3
pada tahun 2008. Sampai saat ini, PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Karawang baru memiliki nasabah dan debitur sebanyak tiga orang di
Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang pengolahan kayu berupa palet dan
meubelair/furniture kayu.
D. Peternakan
Tujuan pembangunan sub sektor peternakan antara lain berupaya
meningkatkan populasi dan produksi ternak beserta hasil-hasilnya dalam rangka
perbaikan gizi masyarakat dan juga meningkatkan pendapatan petani ternak. Jenis
ternak dan unggas yang diusahakan di Kabupaten Purwakarta antara lain ternak
besar (sapi potong, sapi perah, kerbau dan kuda), ternak kecil (domba dan
kambing) serta unggas yang terdiri dari ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras
petelur dan itik.
Dari kelompok ternak besar pada tahun 2008, hampir semua populasi
meningkat kecuali sapi potong dan sapi perah. Jika dibandingkan dengan tahun
2007, populasi sapi potong menurun sebesar 8,17 persen, sapi perah 19,04 persen,
kerbau naik 4,23 persen dan kuda naik 248,25 persen.
Pada ternak kecil, kenaikan yang terjadi pada domba sebesar 28,81 persen
dan kambing sebesar 17,32 persen. Sementara itu pada kelompok unggas hampir
semua populasi mengalami peningkatan pada tahun 2008 jika dibandingkan
59
dengan keadaan tahun 2007, kecuali ayam buras yang mengalami penurunan
sebesar 33,37.
Ternak yang dipotong pada tahun 2008 mengalami penurunan untuk jenis
ternak besar sedangkan untuk ternak kecil terjadi peningkatan. Penurunan
tertinggi untuk ternak besar yang dipotong terjadi pada ternak sapi yaitu sebesar
3,62 persen dan peningkatan tertinggi ternak kecil yang dipotong terjadi pada
ternak domba sebesar 1,56 persen.
Produksi peternakan selain daging adalah berupa kulit, susu dan telur.
Kulit pada umumnya di tahun 2008 mengalami penurunan. Penurunan produksi
kulit yang tertinggi terdapat pada kulit kebau sebesar 88,54 persen dan kulit
kambing sebesar 43,97 persen, sedangkan kulit sapi mengalami penurunan sebesar
3,6 persen dan kulit domba mengalami kenaikan sebesar 1,56 persen. Pada tahun
2008 produksi susu mengalami penurunan sebesar 29,16 persen jika dibandingkan
dengan keadaan tahun 2007. Produksi telur mengalami penurunan, baik telur
ayam buras maupun telur itik. Apabila dibandingkan dengan tahun 2007
penurunannya berturut-turut adalah sebagai berikut : telur ayam buras 8,78 persen
dan telur itik 1,20 persen (Dinas Peternakan dan Perikanan, diolah, 2008).
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai akhir tahun 2008,
memiliki nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta sebanyak tiga orang yang
bergerak di bidang perternakan yaitu sapi potong dan ayam. Peluang pasar untuk
penyaluran kredit dan menghimpunan dana masih terbuka lebar. Skim kredit yang
dapat dipergunakan untuk pengusaha peternakan adalah Kredit Surat Utang 005,
karena rasio jaminan yang diminta oleh PT. Bank Bukopin, Tbk berbanding sama
dengan nilai kreditnya dan mendapat suku bunga pinjaman yang lebih rendah
60
kurang lebih dua persen dari suku bunga kredit komersil (sesuai dengan ketentuan
dari pemerintah).
E. Perikanan
Pembangunan Sub sektor perikanan di Kabupaten Purwakarta belum dapat
ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan, keadaan ini terutama setelah
terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang mengakibatkan harga
pakan ikan semakin mahal begitu pula ongkos produksi lainnya sehingga produksi
ikan semakin terpuruk disamping gangguan alam lainnya. Namun demikian,
berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Purwakarta, secara umum total produksi ikan tahun 2007 di Kabupaten
Purwakarta mengalami peningkatan sebesar 11,58 persen dari 61.655,6 ton pada
tahun 2008 menjadi 68.799,03 ton. Jika ditelusuri lebih lanjut yang mengalami
peningkatan produksi adalah ikan dari jari apung , air tenang, air deras dan
perairan umum. Sedangkan ikan dari sawah mengalami penurunan. Peningkatan
tertinggi terjadi pada produksi ikan yang dihasilkan dari jaring apung yaitu
sebesar 11,54 persen, sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada produksi ikan
dari sawah yaitu sebesar 17,26 persen. Potensi untuk pasar perikanan juga masih
terbuka lebar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang baru memiliki tiga
nasabah di Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang perikanan.
5.2.4.3. Sub Sistem Hilir
A. Industri Pengolahan
Pada tahun 2008 perusahaan industri pengolahan yang termasuk kategori
perusahaan industri Besar/Sedang berjumlah sekitar 176 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja 51.101 orang. Secara populasi maupun jumlah tenaga kerja
61
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2007, dimana
jumlah perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,8 persen diiringi dengan
penurunan jumlah tenaga kerja sebesar 13,28 persen. Industri Besar/Sedang di
Kabupaten Purwakarta tersebar pada 14 Kecamatan dan terkonsentrasi pada
sentra-sentra industri, seperti Kecamatan Tegalwaru dan Plered serta kawasan
industri Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungursari. Kecamatan Plered dan
Tegalwaru merupakan sentra industri dimana sebagian besar industrinya tergolong
ke dalam kategori Industri Sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20 hingga
99 orang. Sementara itu di Kecamatan Bungursari dan Jatiluhur sebagian besar
adalah Industri Besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih. Data industri kecil
tahun 2008 yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman
Modal Kabupaten Purwakarta memperlihatkan pada sektor formal terjadi
peningkatan baik unit usaha maupun nilai produksi, begitu juga pada sektor non
formal. Dibandingkan dengan tahun 2008, pada sektor formal terjadi peningkatan
jumlah unit usaha sebesar 1,12 persen, jumlah tenaga kerja meningkat 0,83
persen, nilai investasi meningkat 1,74 persen dan nilai produksi meningkat 0,24
persen. Sedangkan pada sektor non formal jumlah unit usaha terjadi peningkatan
sebesar 0,83 persen, jumlah tenaga kerja meningkat sebesar 0,30 persen, nilai
investasi turun 0,37 persen dan nilai produksi turun sebesar 0,02 persen.
Adapun jenis usaha pengolahan yang bergerak di bidang agribisnis
diantaranya berupa industri pengolahan kayu (meubelair dan pallet), tahu,
pencelupan kain, benang tenun, polyester, serat buatan, sepatu, kertas, dan
penyulingan minyak pala. Adapun untuk rincian daftar perusahaannya dapat
dilihat pada Lampiran 3.
62
PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai dengan akhir tahun
2008, baru memiliki satu nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta yang
bergerak di bidang usaha industri pengolahan. Minimnya nasabah dan debitur
yang dimiliki terkait erat dengan tidak adanya sarana kantor dari PT. Bank
Bukopin, Tbk di Kabupaten Purwakarta, dimana kantor terdekat berada di
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang yang memiliki jarak tempuh
lumayan jauh kurang lebih sekitar 20 kilometer. Hal inilah yang membuat adanya
rencana pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk dengan mendirikan satu unit
kantor di Kabupaten Purwakarta.