27
36 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran PT. Bank Bukopin, Tbk 5.1.1. Sejarah Berdirinya Bank Bukopin Bank Bukopin pada awalnya didirikan dengan bentuk badan hukum koperasi oleh delapan Induk Koperasi Indonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia dan disingkat menjadi BUKOPIN di Jakarta. Delapan koperasi tersebut terdiri dari Induk Koperasi Angkatan Laut (INKOPAL), Induk Koperasi Angkatan Udara (INKOPAU), Induk Koperasi Angkatan Darat (INKOPAD), Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (INKOPPOL), Induk Koperasi Karyawan Indonesia (INKOPKAR), Induk Koperasi Unit Desa (INKUD), Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia (INKOVERI), dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Pada tahun 1989 untuk lebih mempertegas keberadaan BUKOPIN sebagai sebuah bank, maka sebutan BUKOPIN diubah menjadi Bank Bukopin dengan misi utamanya adalah mengembangkan koperasi dan usaha kecil. Perkembangan jaman membuat Bank Bukopin terus berkembang. Seiring dengan bertambahnya struktur permodalan Bank Bukopin yang semakin kokoh, Bank Bukopin mengubah status badan hukumnya dari koperasi menjadi Perseroan Terbatas (P.T.) melalui surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 29 juni 1993. Walaupun badan hukum Bank Bukopin sudah berubah menjadi P.T., namun komitmen bank ini untuk mengembangkan koperasi dan usaha kecil tidak pernah berubah. Peningkatan pelayanan terus dikembangkan dan agar Bank Bukopin dapat ikut serta dalam kegiatan pasar internasional, Bank Bukopin mendapatkan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id V... · Terbatas (P.T.) melalui surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 29 juni 1993. Walaupun badan hukum Bank Bukopin

  • Upload
    tranque

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

36

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Gambaran PT. Bank Bukopin, Tbk

5.1.1. Sejarah Berdirinya Bank Bukopin

Bank Bukopin pada awalnya didirikan dengan bentuk badan hukum

koperasi oleh delapan Induk Koperasi Indonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan

nama Bank Umum Koperasi Indonesia dan disingkat menjadi BUKOPIN di

Jakarta. Delapan koperasi tersebut terdiri dari Induk Koperasi Angkatan Laut

(INKOPAL), Induk Koperasi Angkatan Udara (INKOPAU), Induk Koperasi

Angkatan Darat (INKOPAD), Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia

(INKOPPOL), Induk Koperasi Karyawan Indonesia (INKOPKAR), Induk

Koperasi Unit Desa (INKUD), Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia

(INKOVERI), dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Pada tahun 1989

untuk lebih mempertegas keberadaan BUKOPIN sebagai sebuah bank, maka

sebutan BUKOPIN diubah menjadi Bank Bukopin dengan misi utamanya adalah

mengembangkan koperasi dan usaha kecil.

Perkembangan jaman membuat Bank Bukopin terus berkembang. Seiring

dengan bertambahnya struktur permodalan Bank Bukopin yang semakin kokoh,

Bank Bukopin mengubah status badan hukumnya dari koperasi menjadi Perseroan

Terbatas (P.T.) melalui surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 29 juni 1993.

Walaupun badan hukum Bank Bukopin sudah berubah menjadi P.T., namun

komitmen bank ini untuk mengembangkan koperasi dan usaha kecil tidak pernah

berubah. Peningkatan pelayanan terus dikembangkan dan agar Bank Bukopin

dapat ikut serta dalam kegiatan pasar internasional, Bank Bukopin mendapatkan

37

ijin dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 5 Desember 1996 sebagai Bank

Devisa yang efektif beroperasi per tanggal 1 Januari 1997.

Bank Bukopin pada 28 Mei 1998 termasuk ke dalam salah satu dari

sembilan bank yang mengikuti program rekapitalisasi. Prestasi Bank Bukopin

yang membanggakan adalah dapat melakukan penurunan kebutuhan dana

rekapitalisasi yang diterbitkan oleh auditor internasional dan dinyatakan sehat

oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sehingga sebagai bank

pertama yang keluar dari program rekapitalisasi dan berhasil menyelesaikan kredit

bermasalahnya pada tahun 2001. Bank Bukopin terus berkembang dan dengan

semakin kokohnya strukur permodalan yang dimiliki, Bank Bukopin pada bulan

Juli 2006 melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sehingga menjadi sebuah

perseroan terbatas terbuka (go public) yang sekarang dikenal dengan nama PT.

Bank Bukopin, Tbk.

Kantor pertama Bank Bukopin adalah sebuah kantor kecil di Jalan Kramat

Raya No.27 Jakarta, dan saat ini Bank Bukopin tumbuh menjadi 280 kantor yang

tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on

line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro banking yang diberi

nama Swamitra yang sudah berdiri sebanyak 543 kantor (outlet), sebagai wujud

program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

5.1.2. Gambaran Umum PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang berdiri sebagai kantor cabang

ke-23 pada tanggal 27 Desember 1997 yang berlokasi di Teluk Jambe, Karawang

dengan menyewa tempat pada Koperasi Perum Peruri. Pada bulan Maret 2000,

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang dapat membangun dan memiliki

38

sebuah gedung sendiri yang terletak di tengah kota Karawang. Cabang ini terus

berkembang, sehingga sampai saat ini sudah memiliki tiga buah kantor yang

terdiri dari satu kantor cabang utama dan dua kantor kas.

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki karyawan sebanyak

66 orang dengan rincian 19 orang karyawan bisnis (marketing funding & lending),

10 orang karyawan frontliner (Customer Service dan Teller), tiga orang karyawan

backoffice, 10 orang karyawan support, 11 orang karyawan security dan sembilan

orang karyawan pengemudi. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki

asset aktiva sebesar Rp. 228,2 Milyar pada tahun 2008 dan Rp.187,8 Milyar pada

tahun 2007, sehingga mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 40,4 Milyar.

Sedangkan dalam penyaluran kredit, PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang

pada tahun 2008 sebesar Rp. 104,2 Milyar dan tahun 2007 sebesar Rp. 86.9

Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 17,3 Milyar dan untuk perolehan

laba pada tahun 2008 sebesar Rp.3,7 Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar

Rp.900 juta dari tahun 2007. Pengumpulan dana masyarakat mengalami

peningkatan pada tahun 2008 sebesar Rp.21,7 Milyar dari tahun 2007 sebesar

Rp.170,6 Milyar.

5.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Bank Bukopin, Tbk yang memiliki tiga pilar bisnis yaitu segmen

usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi (UMKMK), segmen komersil dan

konsumer memiliki visi dan misi yang tetap konsisten dari awal pendiriannya.

Adapun visi dari PT. Bank Bukopin, Tbk adalah menjadi bank yang terpercaya

dalam pelayanan jasa keuangan. Visi yang dimiliki berkesinambungan dengan

ketiga misi yang dijalankan oleh PT. Bank Bukopin, Tbk. Misi tersebut adalah :

39

1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah.

2. Turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan

koperasi.

3. Serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan

kesejahteraan karyawan.

5.1.4. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan suatu cerminan aturan perilaku yang

umum disebut dengan kode etik. PT. Bank Bukopin, Tbk didalam menjalankan

kegiatan usahanya serta menimbang alam bisnis yang dijalankan erat dengan

unsur Trust (kepercayaan), maka sebagai suatu organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk

dituntut untuk memiliki suatu aturan yang mengikat seluruh jajarannya dalam

bertindak sesuai dengan standar tertinggi dalam integritas profesional dan

personal di seluruh aspek kegiatan perusahaan, serta mematuhi seluruh undang-

undang, tata tertib, peraturan dan kebijakan perusahaan. Berkenaan dengan hal

tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk telah mengembangkan nilai-nilai dasar yang

menjadi inti dari pengembangan budaya perusahaan PT. Bank Bukopin, Tbk yang

mencakup lima budaya perusahaan sebagai berikut :

1. Fokus pada nasabah. Memahami, mengembangkan, melayani, dan

memenuhi kebutuhan serta keinginan bagi pihak yang membutuhkan, baik

internal maupun eksternal.

2. Kerjasama. Saling membantu, melakukan koordinasi dan bekerjasama

sehingga menghasilkan sinergi positif.

3. Disiplin. Mematuhi setiap peraturan, ketentuan dan memenuhi komitmen

baik internal maupun eksternal.

40

4. Kompetensi. Memiliki pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan

pengalaman dalam bidang tugasnya serta senantiasa meningkatkannya.

5. Integritas. Memiliki, menjunjung tinggi, dan menjalankan nilai-nilai

kejujuran, ketulusan, menghindari benturan kepentingan dan

penyalahgunaan kewenangan.

5.1.5. Struktur Organisasi

Kelancaran dan kontinuitas suatu perusahaan merupakan hal penting dan

menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini ditunjang dengan adanya struktur

organisasi yang handal. Struktur organisasi mempunyai wewenang pada setiap

perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, juga

mengatur sistem dan hubungan struktural antar fungsi atau orang-orang dalam

hubungan satu dengan lainnya pada pelaksanaan fungsi mereka.

Sejak pertama kali berdiri sampai sekarang, PT. Bank Bukopin, Tbk telah

mengalami beberapa reorganisasi. Struktur organisasi yang berlaku saat ini adalah

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.029/SKEP/DIR/II/08 tanggal 1 Februari

2008. Berdasarkan surat keputusan tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki

hierarki dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan rutin satu tahun sekali yang

dilaksanakan pada pertengahan tahun setelah acara ulang tahun PT. Bank

Bukopin, Tbk yaitu pada Bulan Juli. Agenda rutin di dalam rapat umum

pemegang saham adalah membahas kinerja PT. Bank Bukopin, Tbk setiap

tahunnya.

2. Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah

41

PT. Bank Bukopin, Tbk saat ini telah memiliki dua jenis pelayanan, yaitu

konvensinal dan syariah. Dewan komisaris dan pengawas syariah

berfungsi untuk mengawasi dan membimbing direktur utama dalam

menjalankan pengoperasian PT. Bank Bukopin, Tbk.

3. Direktur Utama

Direktur Utama membawahi enam direktur lain yang membawahi

bidangnya masing-masing. Selain itu, direktur utama juga membawahi

empat orang general manager yang bertanggung-jawab untuk wilayah-

wilayahnya. Setiap tahunnya, direktur utama mempertanggung-jawabkan

hasil kinerjanya di dalam rapat umum pemegang saham.

4. Direktur

Direktur terdiri dari enam orang yang menangani bidangnya masing-

masing, yaitu direktur komersial, direktur usaha kecil menengah dan

koperasi, direktur konsumer, direktur pelayanan dan distribusi, direktur

keuangan dan perencanaan, dan direktur manajemen risiko, kepatuhan dan

pengembangan SDM.

5. General Manager

General Manager terbagi atas empat wilayah kerja, yaitu regional I,

regional II, regional III dan regional IV. Wilayah ini dibagi dari wilayah

Jawa Barat sebagai regional I, Sumatera & Kalimantan sebagai regional II,

Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Sulawesi sebagai regional III, dan

regional IV terdiri dari Bali, NTB, NTT dan Sulawesi. Keempat general

manager memberikan pertanggung-jawaban utama kepada direktur utama

42

dan berkoordinasi dengan keenam direktur untuk menangani masalah

sesuai bidangnya masing-masing.

6. Kepala Divisi atau Pemimpin Cabang

Kepala divisi atau pemimpin cabang membawahi manajer dan koordinator

setiap bagian. Kepala divisi berkedudukan di Jakarta (kantor pusat)

sedangkan pemimpin cabang berkedudukan di setiap daerah yang

memiliki kantor cabang utama. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki 32

kantor cabang utama yang tersebar di seluruh Indonesia.

7. Manajer

Manajer di setiap cabang minimal terdiri dari dua bagian, manajer bisnis

usaha kecil, mikro dan menengah serta manajer bisnis konsumer. Manajer

membawahi minimal dua koordinator di setiap cabang yaitu koordinator

account officer (AO) dan relationship officer (RO).

8. Koordinator

Koordinator membawahi beberapa orang staf karyawan. Koordinator

memimpin satu tim kecil yang berfungsi untuk lebih intensif memonitor

dan mengkoordinir para staf yang dipimpinnya.

9. Staf

Staf merupakan karyawan yang terdiri dari dua jenjang, yaitu clerical dan

non clerical. Saat ini jumlah karyawan dari PT. Bank Bukopin, Tbk

sebanyak kurang lebih 4.000 orang yang tersebar di seluruh cabang di

Indonesia.

Struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk secara bagan dapat dilihat

pada Lampiran 1.

43

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang merupakan cabang utama kelas

C. Pembagian kelas didasarkan atas jumlah kepemilikan asset. PT. Bank Bukopin,

Tbk Cabang Karawang memiliki total asset sebesar Rp.228.228.753.870,07,- pada

posisi akhir tahun 2008. Adapun struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk

Cabang Karawang secara bagan dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.1.6. Produk

Setiap bank memiliki jenis produk yang beragam disesuaikan dengan

kebutuhan dan segmentasinya masing-masing. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki

dua bagian produk, yaitu produk dana (funding) dan produk kredit (lending).

5.1.6.1. Produk Dana (Funding)

PT. Bank Bukopin, Tbk termasuk salah satu bank yang memiliki produk

dana dengan jenis yang beragam dan lengkap sesuai dengan manfaatnya masing-

masing. Adapun jenis-jenis dari produk dana PT. Bank Bukopin, Tbk sebagai

berikut :

1. Tabungan, adalah simpanan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing,

yang mana dapat dilakukan penyetoran dan penarikan kapan saja sesuai

dengan syarat-syarat yang telah disepakati dengan bank. PT. Bank Bukopin,

Tbk memiliki beberapa jenis tabungan dengan fungsi yang berbeda

disesuaikan dengan peruntukannya masing-masing. Jenis tabungan tersebut

sebagai berikut :

a. Tabungan SiAga Bukopin

Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan, mendapatkan kartu ATM,

fasilitas e-banking, pembayaran listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.

44

b. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis Badan Usaha

Tabungan yang dapat dimiliki oleh badan usaha berupa persero

komanditer, perseroan terbatas dan koperasi dimana yang berhak

menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi

tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-

banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.

c. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis

Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana yang berhak

menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi

tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-

banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya.

d. Tabungan Bukopin Premium

Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana diperuntukkan

bagi pengusaha yang melakukan transaksi per harinya dan mendapatkan

bunga yang maksimal setara dengan deposito, mendapatkan kartu ATM,

fasilitas e-banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan

lainnya.

e. Tabungan Haji

Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana dana yang

disimpan diperuntukkan bagi pemberangkatan ibadah haji/umroh, tidak

dibebankan biaya administrasi per bulan dan tidak mendapat bunga, tidak

dapat dilakukan penarikan setiap saat. Kelebihan lainnya, PT. Bank

Bukopin, Tbk memberikan bantuan dana talangan haji untuk pendaftaran

pemberangkatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

45

f. Tabungan Sikosi

Tabungan yang khusus diperuntukkan bagi badan hukum koperasi.

Fungsi lainnya sama dengan jenis tabungan lainnya.

g. Tabungan Rencana

Tabungan rencana diperuntukkan bagi perorangan yang ingin

menginvestasikan dana sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang

disepakati dengan bank. Tabungan rencana bukopin terbagi atas dua

jenis, yaitu tabungan rencana multiguna dan tabungan rencana

pendidikan. Sesuai dengan namanya tabungan rencana multiguna dapat

diatur jangka waktunya dari satu tahun sampai dengan 18 tahun dan dana

dapat dipergunakan untuk apa saja dimana dana dapat diambil sesuai

dengan jangka waktu yang disepakati, sedangkan tabungan rencana

pendidikan diperuntukkan bagi perorangan untuk menyimpan dana bagi

keperluan sekolah / pendidikan anak, jangka waktu penarikan

disesuaikan dengan usia anak.

2. Giro, adalah simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya yang

dapat digunakan sebagai sarana pembayaran dan penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah

pembayaran lainnya.

3. Deposito, adalah Simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya

yang pencairan dan pembayaran bunganya hanya dapat dilakukan pada saat

jatuh tempo sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.

Bilamana deposito tersebut dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo maka

46

akan dikenakan pinalti. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beberapa jenis

deposito sebagai berikut :

a. Deposito Rupiah, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah,

dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat disesuaikan

dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal deposito atau

dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga,

enam atau dua belas bulan.

b. Deposito Merdeka, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah,

bebas penalty, dapat dicairkan kapan saja, dapat dijadikan jaminan kredit,

dan pembayaran bunga dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah

dengan cara menambah nominal deposito atau dibayarkan per bulannya

sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga, enam atau dua belas

bulan. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Bank

Bukopin, Tbk.

c. Deposito Dollar, merupakan deposito dalam bentuk mata uang selain

rupiah, dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat

disesuaikan dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal

deposito atau dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang

disepakati satu, tiga, enam atau dua belas.

d. Deposito On Call, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah

atau mata uang asing, yang mana penempatan jangka waktunya hanya

beberapa hari saja, tujuh hari atau empat belas hari.

e. Deposito Investa, merupakan paket investasi antara deposito umum

dengan reksadana, pendapatan tetap dari PT. Trimegah Sekuritas, Tbk.

47

5.1.6.2. Produk Kredit (Lending)

PT. Bank Bukopin, Tbk membagi kreditnya ke dalam dua segmen, yaitu

kredit usaha dan kredit konsumer. Kredit usaha berdasarkan penggunaannya

terbagi menjadi dua jenis yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit

Investasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur guna membiayai

pengadaan aktiva tetap/sarana ataupun pembangunan suatu proyek yang dapat

menunjang kelancaran usaha, mengolah/menghasilkan suatu barang atau jasa,

dimana pengembalian kredit tersebut berasal dari operasionalisasi dan atau

komersialisasi proyek tersebut. Sedangkan Kredit modal kerja merupakan kredit

yang diberikan kepada debitur guna menunjang kegiatan operasional perusahaan

untuk satu siklus usaha.

Kredit usaha dari PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beragam jenis

peruntukkan yang diatur dalam skim (aturan) tersendiri dimana dapat dibagi

sebagai berikut :

a. Kredit Ketahanan Pangan (KKP), adalah kredit investasi atau modal kerja

yang diberikan Bank Bukopin kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan,

kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka :

i. Pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar.

ii. Pembiayaan pengembangan budidaya tanaman tebu.

iii. Pembiayaan peternakan sapi potong, ayam buras dan itik.

iv. Pembiayaan usaha penangkapan dan budidaya ikan.

v. Pembiayaan kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa

gabah, jagung dan kedelai.

48

Kredit ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan

peningkatan pendapatan petani, peternak, nelayan dan petani ikan melalui

penyediaan kredit investasi dan atau modal kerja dengan tingkat suku bunga

terjangkau. Sasaran produk ini adalah petani, peternak, nelayan, petani ikan

yang bergabung dalam koperasi, kelompok tani atau perorangan. Ciri khas

dari skim ini adalah adanya subsidi bunga pinjaman dari pemerintah.

b. Kredit Dana Penjaminan, dimana kredit ini merupakan kerjasama antara

Bank Bukopin dan Kementerian UKKM. Sasarannya adalah UKM

perorangan atau badan usaha, koperasi simpan pinjam, dan koperasi lainnya

yang memiliki program unggulan/strategis. Besarnya pembiayaan maksimal

Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Besarnya pemberian kredit sesuai

dengan analisa Bank Bukopin dengan besar agunan minimal 35 persen dari

plafond kredit yang disetujui dan penjaminan sebesar 70 persen dari

plafond kreditnya.

c. Kredit Surat Utang 005, merupakan penyaluran kredit untuk usaha mikro,

kecil dan menengah dengan sumber dana dari pemerintah dengan tingkat

suku bunga yang disepakati antara pemerintah Republik Indonesia dengan

PT. Bank Bukopin, Tbk. Rasio jaminan satu banding satu dengan plafond

kreditnya.

d. Kredit Kepemilikan Kendaraan untuk Usaha (KPKU), merupakan kredit

yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum yang

direkomendasikan oleh dealer kendaraan untuk pembelian kendaraan yang

diperuntukkan untuk usaha atau mendukung usaha yang bukan angkutan

penumpang umum. Pembiayaan ini harus melalui dealer yang telah disetujui

49

oleh Bank Bukopin, dan dealer juga berfungsi sebagai avalis (penjamin) dan

agunannya berupa kendaraan yang dibeli.

e. Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan kredit yang diberikan kepada

perorangan atau badan hukum untuk kredit investasi usaha ataupun modal

kerjanya. Besaran kredit yang diberikan sampai dengan Rp.500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) dengan nilai rasio jaminan kurang dari 30 sampai 40

persen dan sisanya merupakan kerjasama PT. Bank Bukopin, Tbk dengan

pihak penjaminan kredit yaitu PT. Askrindo.

f. Kredit kepada Koperasi Karyawan untuk Anggota (K3A), merupakan kredit

yang diberikan kepada koperasi karyawan dari suatu perusahaan atau

pegawai negeri dengan metode pembayaran yang dipotong langsung dari

gaji karyawan peminjam. Tujuan dari kredit ini untuk penggunaan

kebutuhan konsumtif anggota koperasi karyawan.

Adapun kredit konsumer terdiri dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR),

Kredit Pemilikan Mobil (KPM), Kredit Serba Guna (KSG), Dana Talangan Haji,

dan Kredit Jaminan Rumah (KPR refinancing). Kredit konsumer diperuntukkan

hanya untuk perorangan dengan status pekerjaan sebagai karyawan dan atau

pengusaha untuk keperluan konsumtifnya.

5.2. Gambaran Perekonomian Kabupaten Purwakarta

5.2.1. Keadaan Geografis Purwakarta

Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Jawa

Barat yang terletak di antara 107°30’–107°40’ Bujur Timur dan 6°25’–6°45’

Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas

wilayah sebagai berikut :

50

a. Bagian Barat dan sebagian wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Karawang.

b. Bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur berbatasan dengan

Kabupaten Subang.

c. Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

d. Bagian Barat Daya berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.

Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km2

atau sekitar 2,81

persen dari luas Wilayah Propinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001 Kabupaten

Purwakarta mempunyai 17 Kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Jarak antar

kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat antara

Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh adalah 60

km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari.

Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi

atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah

Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta,

Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana

sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas

permukaan laut (dpl).

Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian

yang merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107

m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400

m dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi

Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan

Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.

51

5.2.2. Demografi Purwakarta

Kabupaten Purwakarta dengan luas wilayah sebesar 971,72 Km2

mempunyai tingkat kepadatan penduduk 839 orang per Km2, meningkat 2,19

persen dibandingkan tahun 2007. Kecamatan Purwakarta masih merupakan

kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi dengan 5.989 orang per Km2,

sedangkan Kecamatan Sukasari mempunyai kepadatan penduduk terendah yaitu

161 orang per Km2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Purwakarta (18,25

persen) tinggal di Kecamatan Purwakarta (BPS Kab. Purwakarta,2008). Hal ini

disebabkan karena Kecamatan Purwakarta merupakan pusat kota dan pusat

pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan

masyarakat.

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 memberikan gambaran bahwa dalam

kurun waktu sepuluh tahun (1990 – 2000), rata-rata laju pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Purwakarta adalah 2,28 persen per tahun. Berdasarkan hal tersebut,

maka penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2009 diproyeksikan menjadi

815.049 orang, terdiri dari 406.285 orang laki-laki dan 408.764 orang perempuan.

Dilihat dari Komposisi Umur, ada sebanyak 26,96 persen penduduk berusia 0-14

tahun. Sedangkan penduduk usia 15-64 tahun mempunyai komposisi terbanyak

yaitu 68,70 persen, dan sisanya 4,34 persen adalah penduduk usia 65 tahun ke

atas.

5.2.3. Sosial Ekonomi Purwakarta

Pada tahun 2008 jumlah pegawai negeri di Kabupaten Purwakarta secara

keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 14,76 persen jika dibandingkan

52

dengan keadaan tahun 2007. Untuk pegawai otonom terjadi kenaikan sebesar

18,24 persen. Jika ditelusuri lebih lanjut per golongan pegawai, pegawai negeri

Golongan III mempunyai jumlah terbesar yaitu sebanyak 5.414 orang atau

mencapai 62,53 persen. Sedangkan pegawai Golongan I hanya merupakan

sebagian kecil, yaitu 86 orang atau sekitar 0,99 persen saja. Keadaan ini sejalan

dengan kebijakan Pemerintah Daerah untuk senantiasa meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia di segala bidang.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2008

lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan struktur yang tidak mengalami

banyak perubahan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau total nilai

tambah bruto (NTB) yang dihitung atas dasar harga berlaku di Kabupaten

Purwakarta mencapai Rp. 11,27 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar

16,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp. 9,69 trilyun.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan

sebesar 3,90 persen, yaitu dari Rp. 5,96 trilyun tahun 2007 naik menjadi Rp. 6,19

trilyun pada tahun 2008. Secara umum, pada tahun 2007 perekonomian

Kabupaten Purwakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,90 persen.

Sampai dengan tahun 2008 sektor industri pengolahan di Kabupaten Purwakarta

mendominasi perekonomian dengan kontribusi yang diberikan lebih dari 40

persen yakni 46,90 persen. Pada tahun 2005, 2006 dan tahun 2007 menjadi 45,07

persen, 45,33 persen dan 46,56 persen. Kegiatan ekspor non migas yang

merupakan salah satu andalan dalam mendatangkan devisa Negara, tahun ini

mengalami peningkatan dari $188.971.936,48 US pada tahun 2006 menjadi

$89.763.808,54. Nilai ekspor tertinggi tahun 2008 didapat dari Serat Rayon yang

53

mempunyai volume ekspor sebanyak 19.479.215,81 Kg dengan nilai produksi

$60.080.255,21 US. Urutan kedua diperoleh dari Hino Vechiles dengan nilai

produksinya mencapai $10.000.138,79 US. Diharapkan ekspor ini dapat

dilaksanakan bukan saja oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh

industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang banyak terdapat di Kabupaten

Purwakarta.

5.2.4. Potensi Agribisnis Kabupaten Purwakarta

5.2.4.1. Sub Sistem Hulu

Potensi agribisnis di bidang pengadaan sarana pertanian seperti bibit dan

pupuk sebagian besar dikelola oleh koperasi-koperasi yang berada di daerah

pertanian. Berdasarkan data dari BPS tahun 2008, jumlah koperasi yang tercatat

sebanyak 20 unit. Daerah pertanian tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya

Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan

Wanayasa, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Plered. Sampai dengan saat ini,

PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang belum ada memiliki satu nasabah pun

untuk usaha agribisnis yang bergerak di bidang penyediaan prasarana pertanian.

Hal ini dapat dijadikan potensi yang akan dikembangkan kemudian. Adapun

produk yang dapat ditawarkan adalah penyaluran kredit untuk usaha tersebut, baik

itu untuk simpan pinjam koperasi maupun modal kerjanya.

5.2.4.2. Sub Sistem Usahatani

A. Pertanian Tanaman Pangan

a. Padi dan Palawija

Pada tahun 2008 produksi padi di Kabupaten Purwakarta mencapai

226.987 ton Gabah Kering giling (GKG). Hal ini menunjukkan bahwa

54

telah terjadi peningkatan produksi sebesar 11,25 persen bila dibandingkan

dengan tahun 2007. Secara umum, peningkatan tersebut disebabkan

meningkatnya luas panen disertai dengan peningkatan produktivitas.

Apabila ditelusuri lebih lanjut, padi sawah mengalami peningkatan baik

luas panen maupun produktivitasnya sedangkan padi ladang mengalami

penurunan luas panen dan peningkatan produktivitas. Secara total pada

tahun 2008 luas panen padi meningkat sebesar 3,9 persen dibandingkan

tahun 2007.

Pada tahun 2008, produksi palawija umumnya mengalami penurunan,

yaitu kedelai, kacang tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Penyebab utama dari

penurunan tersebut adalah menurunnya luas panen. Perbandingan besarnya

produksi tanaman pangan menurut jenisnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta, 2008 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Purwakarta,

diolah (2008)

PT. Bank Bukopin, Tbk didalam penyaluran kreditnya untuk menangani

usaha tanaman pangan ini diatur dalam skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP).

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang juga telah menjalin kerjasama dengan

ubi kayu

24%

Padi

51%

kubis

0%

cabe rawit

3%

ubi jalar

4%

bawang daun

3%

petsai/sawi

3% tomat

3%

terung

4%

kedelai

0%

kacang tanah

1%kacang hijau

0%

Jagung

4%

55

Sub Divre Dolog Kabupaten Karawang di dalam hal pelayanan untuk proses

pengadaan gabah dan beras. Kerjasama ini disertai dengan pemberian kredit bagi

kelompok tani dan pengusaha perseorangan untuk membantu permodalan dalam

proses pengadaan gabah dan beras tersebut. Potensi pasar Kabupaten Purwakarta

sangat terbuka lebar, dimana dapat dilihat pada Gambar 4, bahwa produksi padi

menguasai lebih dari 50 persen produksi tanaman pangan.

b. Sayuran dan Buah-buahan

Kondisi tahun 2008 untuk tanaman sayuran hampir sama dengan palawija,

dimana hampir semua produksi tanaman sayur-sayuran mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan kondisi tahun 2007, kecuali bawang daun, kacang panjang

dan terung. Penurunan tersebut sebagian besar terjadi akibat menurunnya luas

panen yang disertai dengan penurunan pada produktivitas. Peningkatan produksi

tertinggi terjadi pada tanaman kacang panjang dari 83.792 kwintal pada tahun

2007 menjadi 87.771 kwintal pada tahun 2008 atau naik sebesar 4,7 persen,

sedangkan penurunan yang tertinggi terjadi pada cabe besar, yaitu dari 18.816

kwintal menjadi 16.153 kwintal atau turun sebesar 14,15 persen. Sementara itu

produksi tanaman buah-buahan tahun 2008 sebagian besar mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2007. Adapun tanaman buah-buahan yang produksinya

mengalami peningkatan, diantaranya jambu biji, pepaya, manggis,

nangka/cimpedak, melinjo, jeruk besar dan jambu air. Peningkatan tertinggi

terjadi pada tanaman Manggis yang meningkat sebesar 438,57 persen dari 6.857

kwintal menjadi 36.941 kwintal. Sedangkan penurunan produksi yang tertinggi

terjadi pada tanaman durian dari 93.184 kwintal menjadi 60.417 kwintal (Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2008).

56

B. Perkebunan

Pembangunan di bidang perkebunan terutama ditujukan untuk

meningkatkan mutu dan produksi hasil perkebunan. Dengan demikian,

perkebunan akan mempunyai arti penting dalam pengembangan pertanian.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kabupaten Purwakarta tahun 2008, sebagian besar luas areal dan produksi

tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan. Tanaman cengkeh, karet,

kelapa, aren, kapulaga, vanili, melinjo, kapuk, kemiri, pala, nilam, jahe dan luas

areal meningkat diikuti dengan peningkatan produksi, sedangkan tanaman lada

dengan meningkatnya luas areal produksinya justru menurun. Tanaman kopi,

kunir dan kencur tahun 2007 terjadi penurunan luas areal tetapi produksinya justru

meningkat.

Tanaman perkebunan rakyat yang potensial untuk tahun 2008 dalam arti

produksinya tinggi adalah teh, kelapa, cengkeh, melinjo dan kunir. Pada tahun

2008 tercacat luas areal tanaman perkebunan teh adalah 4.252,75 hektar, kelapa

1.210,38 hektar, cengkeh 1.342,84 hektar, melinjo 305,67 hektar dan kunir 48,21

hektar. Produksi tertinggi dari komoditi tersebut adalah teh sebanyak 3.205,30

ton, kelapa 552,17 ton, cengkeh 302,87 ton, melinjo 146,95 ton dan kunir 142,84

ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta,

diolah, 2008). Data mengenai jumlah keluarga/pemilik yang mengelola tujuh

produk perkebunan terbanyak dan hasil produksinya dapat dilihat pada Tabel 4.

57

Tabel.4. Data Jumlah Keluarga yang Mengelola Produk Perkebunan dan Hasil Produksi Perkebunan Tahun 2008.

No. Jenis

Tanaman

Jumlah

Pemilik

(KK)

Lokasi Kecamatan

Hasil

Produksi

(Ton)

1 Teh 12.223 Plered, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam

3.205,30

2 Cengkeh 2.470 17 Kecamatan (semua) 302,87

3 Karet 143 Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Plered 125,62

4 Kelapa 5.249 17 Kecamatan (semua) 552,17

5 Kopi 3.204 17 Kecamatan (semua) 107,29

6 Aren 1.321 Kecuali Purwakarta, Babakancikao, Bungursari

54,02

7 Melinjo 2.411 17 Kecamatan (semua) 186,95

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan, 2008 (diolah)

Potensi untuk penyaluran kredit dan pengumpulan dana untuk usaha

perkebunan masih terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemilik dari

usaha perkebunan dan hasil produksi yang besar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang

Karawang sampai dengan akhir tahun 2008, baru memiliki dua orang debitur dan

nasabah dari pengusaha perkebunan di Kabupaten Purwakarta, yaitu pengusaha

kelapa.

C. Kehutanan

Data mengenai kehutanan diperoleh dari PT Perhutani (Persero) Kesatuan

Pemangku Hutan Wilayah Purwakarta. Pengamatan terhadap produksi kehutanan

tahun 2008 menunjukkan bahwa hasil hutan yang potensial di Kabupaten

Purwakarta adalah berupa kayu pertukangan, sedangkan kayu bakar untuk tahun

2008 berproduksi walaupun lebih rendah dibandingkan tahun 2007.

58

Komoditi kayu pertukangan, kayu jati untuk pertukangan merupakan yang

paling dominan, terutama di wilayah KPH Sadang. Produksi kayu jati secara total

mengalami peningkatan dari 3.375 m3

pada tahun 2007 menjadi 7.270,69 m3

atau

naik sebesar 115,40 persen, sedangkan kayu pertukangan jenis kayu rimba

mengalami penurunan sebesar 72,01 persen, yaitu dari 3.134 m3

tahun 2007

menjadi 877 m3

pada tahun 2008. Sampai saat ini, PT. Bank Bukopin, Tbk

Cabang Karawang baru memiliki nasabah dan debitur sebanyak tiga orang di

Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang pengolahan kayu berupa palet dan

meubelair/furniture kayu.

D. Peternakan

Tujuan pembangunan sub sektor peternakan antara lain berupaya

meningkatkan populasi dan produksi ternak beserta hasil-hasilnya dalam rangka

perbaikan gizi masyarakat dan juga meningkatkan pendapatan petani ternak. Jenis

ternak dan unggas yang diusahakan di Kabupaten Purwakarta antara lain ternak

besar (sapi potong, sapi perah, kerbau dan kuda), ternak kecil (domba dan

kambing) serta unggas yang terdiri dari ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras

petelur dan itik.

Dari kelompok ternak besar pada tahun 2008, hampir semua populasi

meningkat kecuali sapi potong dan sapi perah. Jika dibandingkan dengan tahun

2007, populasi sapi potong menurun sebesar 8,17 persen, sapi perah 19,04 persen,

kerbau naik 4,23 persen dan kuda naik 248,25 persen.

Pada ternak kecil, kenaikan yang terjadi pada domba sebesar 28,81 persen

dan kambing sebesar 17,32 persen. Sementara itu pada kelompok unggas hampir

semua populasi mengalami peningkatan pada tahun 2008 jika dibandingkan

59

dengan keadaan tahun 2007, kecuali ayam buras yang mengalami penurunan

sebesar 33,37.

Ternak yang dipotong pada tahun 2008 mengalami penurunan untuk jenis

ternak besar sedangkan untuk ternak kecil terjadi peningkatan. Penurunan

tertinggi untuk ternak besar yang dipotong terjadi pada ternak sapi yaitu sebesar

3,62 persen dan peningkatan tertinggi ternak kecil yang dipotong terjadi pada

ternak domba sebesar 1,56 persen.

Produksi peternakan selain daging adalah berupa kulit, susu dan telur.

Kulit pada umumnya di tahun 2008 mengalami penurunan. Penurunan produksi

kulit yang tertinggi terdapat pada kulit kebau sebesar 88,54 persen dan kulit

kambing sebesar 43,97 persen, sedangkan kulit sapi mengalami penurunan sebesar

3,6 persen dan kulit domba mengalami kenaikan sebesar 1,56 persen. Pada tahun

2008 produksi susu mengalami penurunan sebesar 29,16 persen jika dibandingkan

dengan keadaan tahun 2007. Produksi telur mengalami penurunan, baik telur

ayam buras maupun telur itik. Apabila dibandingkan dengan tahun 2007

penurunannya berturut-turut adalah sebagai berikut : telur ayam buras 8,78 persen

dan telur itik 1,20 persen (Dinas Peternakan dan Perikanan, diolah, 2008).

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai akhir tahun 2008,

memiliki nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta sebanyak tiga orang yang

bergerak di bidang perternakan yaitu sapi potong dan ayam. Peluang pasar untuk

penyaluran kredit dan menghimpunan dana masih terbuka lebar. Skim kredit yang

dapat dipergunakan untuk pengusaha peternakan adalah Kredit Surat Utang 005,

karena rasio jaminan yang diminta oleh PT. Bank Bukopin, Tbk berbanding sama

dengan nilai kreditnya dan mendapat suku bunga pinjaman yang lebih rendah

60

kurang lebih dua persen dari suku bunga kredit komersil (sesuai dengan ketentuan

dari pemerintah).

E. Perikanan

Pembangunan Sub sektor perikanan di Kabupaten Purwakarta belum dapat

ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan, keadaan ini terutama setelah

terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang mengakibatkan harga

pakan ikan semakin mahal begitu pula ongkos produksi lainnya sehingga produksi

ikan semakin terpuruk disamping gangguan alam lainnya. Namun demikian,

berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Purwakarta, secara umum total produksi ikan tahun 2007 di Kabupaten

Purwakarta mengalami peningkatan sebesar 11,58 persen dari 61.655,6 ton pada

tahun 2008 menjadi 68.799,03 ton. Jika ditelusuri lebih lanjut yang mengalami

peningkatan produksi adalah ikan dari jari apung , air tenang, air deras dan

perairan umum. Sedangkan ikan dari sawah mengalami penurunan. Peningkatan

tertinggi terjadi pada produksi ikan yang dihasilkan dari jaring apung yaitu

sebesar 11,54 persen, sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada produksi ikan

dari sawah yaitu sebesar 17,26 persen. Potensi untuk pasar perikanan juga masih

terbuka lebar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang baru memiliki tiga

nasabah di Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang perikanan.

5.2.4.3. Sub Sistem Hilir

A. Industri Pengolahan

Pada tahun 2008 perusahaan industri pengolahan yang termasuk kategori

perusahaan industri Besar/Sedang berjumlah sekitar 176 perusahaan dengan

jumlah tenaga kerja 51.101 orang. Secara populasi maupun jumlah tenaga kerja

61

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2007, dimana

jumlah perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,8 persen diiringi dengan

penurunan jumlah tenaga kerja sebesar 13,28 persen. Industri Besar/Sedang di

Kabupaten Purwakarta tersebar pada 14 Kecamatan dan terkonsentrasi pada

sentra-sentra industri, seperti Kecamatan Tegalwaru dan Plered serta kawasan

industri Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungursari. Kecamatan Plered dan

Tegalwaru merupakan sentra industri dimana sebagian besar industrinya tergolong

ke dalam kategori Industri Sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20 hingga

99 orang. Sementara itu di Kecamatan Bungursari dan Jatiluhur sebagian besar

adalah Industri Besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih. Data industri kecil

tahun 2008 yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman

Modal Kabupaten Purwakarta memperlihatkan pada sektor formal terjadi

peningkatan baik unit usaha maupun nilai produksi, begitu juga pada sektor non

formal. Dibandingkan dengan tahun 2008, pada sektor formal terjadi peningkatan

jumlah unit usaha sebesar 1,12 persen, jumlah tenaga kerja meningkat 0,83

persen, nilai investasi meningkat 1,74 persen dan nilai produksi meningkat 0,24

persen. Sedangkan pada sektor non formal jumlah unit usaha terjadi peningkatan

sebesar 0,83 persen, jumlah tenaga kerja meningkat sebesar 0,30 persen, nilai

investasi turun 0,37 persen dan nilai produksi turun sebesar 0,02 persen.

Adapun jenis usaha pengolahan yang bergerak di bidang agribisnis

diantaranya berupa industri pengolahan kayu (meubelair dan pallet), tahu,

pencelupan kain, benang tenun, polyester, serat buatan, sepatu, kertas, dan

penyulingan minyak pala. Adapun untuk rincian daftar perusahaannya dapat

dilihat pada Lampiran 3.

62

PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai dengan akhir tahun

2008, baru memiliki satu nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta yang

bergerak di bidang usaha industri pengolahan. Minimnya nasabah dan debitur

yang dimiliki terkait erat dengan tidak adanya sarana kantor dari PT. Bank

Bukopin, Tbk di Kabupaten Purwakarta, dimana kantor terdekat berada di

Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang yang memiliki jarak tempuh

lumayan jauh kurang lebih sekitar 20 kilometer. Hal inilah yang membuat adanya

rencana pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk dengan mendirikan satu unit

kantor di Kabupaten Purwakarta.