16
65 V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan dipraktekkan sejak awal agama Islam dikembangkan, perwujudannya dalam bentuk kelembagaan Bank yang didasarkan pada syariat Islam baru dirintis di Mesir tahun 1960an. Bermula dari sana, perbankan Islam berkembang ke berbagai belahan dunia sejalan dengan dinamika kebutuhan masyarakat, khususnya muslim, akan alternatif dari sistem perbankan konvensional. Banyak kelompok umat Islam yang telah lama meyakini bahwa sistem perbankan konvensional dengan sistem bunganya dianggap dan telah difatwakan tidak sesuai dengan syariah. Pada sisi lain, sistem perbankan konvensional juga dari waktu ke waktu memicu berbagai krisis yang bersumber dari kelemahan sistem yang melekat dengan sistem yang digunakan sehingga industri perbankan menjadi salah satu industri yang paling diatur (highly regulated) di dunia untuk meminimumkan dampak negatifnya. Dengan demikian, diperkenalkannya perbankan Islam tidak hanya ditunggu oleh mereka yang secara idiologis memang telah meyakini ketidaksesuaian sistem pebankan konvensional dengan syariah, tetapi juga menjadi harapan bagi mereka yang merasa tidak puas dengan sistem perbankan konvensional selama ini. Pada Bab ini akan diuraikan terlebih dahulu secara deskriptif sejarah perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan perundang-undangan yang mempengaruhi pertumbuhan industri perbankan syariah juga akan disajikan dalam satu sub-bab tersendiri. Setelah itu barulah diulas secara berturut-turut dinamika struktur pasar, perilaku persaingan dan terakhir kinerja industri perbankan syariah di Indonesia. Keseluruhan informasi pada Bab ini akan

V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

  • Upload
    vuhuong

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

65

V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan

dipraktekkan sejak awal agama Islam dikembangkan, perwujudannya dalam

bentuk kelembagaan Bank yang didasarkan pada syariat Islam baru dirintis di

Mesir tahun 1960an. Bermula dari sana, perbankan Islam berkembang ke

berbagai belahan dunia sejalan dengan dinamika kebutuhan masyarakat,

khususnya muslim, akan alternatif dari sistem perbankan konvensional. Banyak

kelompok umat Islam yang telah lama meyakini bahwa sistem perbankan

konvensional dengan sistem bunganya dianggap dan telah difatwakan tidak

sesuai dengan syariah. Pada sisi lain, sistem perbankan konvensional juga dari

waktu ke waktu memicu berbagai krisis yang bersumber dari kelemahan sistem

yang melekat dengan sistem yang digunakan sehingga industri perbankan

menjadi salah satu industri yang paling diatur (highly regulated) di dunia untuk

meminimumkan dampak negatifnya. Dengan demikian, diperkenalkannya

perbankan Islam tidak hanya ditunggu oleh mereka yang secara idiologis

memang telah meyakini ketidaksesuaian sistem pebankan konvensional dengan

syariah, tetapi juga menjadi harapan bagi mereka yang merasa tidak puas

dengan sistem perbankan konvensional selama ini.

Pada Bab ini akan diuraikan terlebih dahulu secara deskriptif sejarah

perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah

di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan perundang-undangan yang

mempengaruhi pertumbuhan industri perbankan syariah juga akan disajikan

dalam satu sub-bab tersendiri. Setelah itu barulah diulas secara berturut-turut

dinamika struktur pasar, perilaku persaingan dan terakhir kinerja industri

perbankan syariah di Indonesia. Keseluruhan informasi pada Bab ini akan

Page 2: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

66

menjadi latar belakang informasi untuk memahami berbagai hasil kajian empiris

yang akan dilakukan pada Bab-bab selanjutnya.

5.1. Sejarah Perkembangan Industri Perbankan Syariah di Indonesia

Mulainya perbankan syariah di Indonesia dapat dikatakan relatif terlambat

dibandingkan dengan perkembangan pada berbagai negara berpenduduk

muslim lainnya. Negara-negara seperti Mesir, Pakistan, Kuwait, Bahrain, UEA,

Malaysia, Iran dan Turki, misalnya, telah memulai industri perbankan syariah

sejak akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an yang berarti satu dekade lebih

awal dari Indonesia. Perkembangan pada berbagai negara berpenduduk muslim

tersebut terakselerasi sejak didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada

tahun 1975 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Salah satu tugas IDB, selain

memenuhi berbagai kebutuhan negara Islam untuk pembangunan, juga

membantu mendirikan bank-bank Islam di berbagai negara anggotanya dengan

menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan dan pengawasan bank

syariah. Untuk pengembangan sistem Ekonomi Syariah secara umum baik dalam

bidang perbankan maupun sektor keuangan secara umum, IDB membangun

Islamic Research and Training Institute (IRTI) yang juga berkedudukan di Jeddah

(Antonio, 2001).

Sejarah perbankan syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992 dengan

didirikannya Bank Muámalat Indonesia (BMI). Berdirinya BMI ini merupakan buah

dari rangkaian diskusi yang dilakukan oleh beberapa cendekiawan muslim yang

diikuti oleh prakarsa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok

kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia pada tahun 1990. Dari kelompok

kerja inilah akhirnya lahir bank Muámalat Indonesia sebagai bank syariah

pertama di Indonesia.

Page 3: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

67

Sampai tahun 1999 perkembangan perbankan syariah cenderung

stagnan karena pada dasarnya BMI belum mempunyai mitra untuk

mengembangkan diri selain beberapa BPRS yang sudah mulai banyak berdiri

pada periode tersebut. Baru setelah berdirinya Bank Syariah Mandiri pada tahun

1999 dengan suntikan modal yang besar dari Bank Mandiri sebagai bank

konvensional terbesar di Indonesia, perkembangan industri perbankan syariah

terlihat lebih hidup. Bank Umum Syariah (BUS) memang masih relatif lambat

perkembangannya pada saat itu, tetapi Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) berkembang lebih cepat. Jumlah BUS tidak

bergerak dari jumlah 2 bank sampai tahun 2003 dan hanya bertambah satu lagi

menjadi 3 (Bank Mega Syariah Indonesia) pada tahun 2004 yang bertahan

sampai tahun 2007. Setelah tahun 2007 baru berkembang relatif pesat sampai

mencapai 11 bank pada akhir tahun 2010 (lihat Tabel 5).

Sementara itu, bank BUMN dan swasta nasional maupun asing satu per

satu membuka bank syariah tetapi kebanyakan dimulai dengan bentuk UUS

pada awal berdirinya. Perkembangan UUS pada masa-masa awal berdirinya

sangat terbantu dengan menempel kepada citra, jaringan dan fasilitas induknya

seperti office channeling dan jaringan ATM. Namun UUS bukanlah bentuk ideal

bank syariah yang diharapkan karena ia hanya menjadi agen perluasan bisnis

bank konvensional. Bank syariah ideal yang diharapkan adalah BUS yang

mandiri terlepas dari bank konvensional. Pada akhirnya karena perkembangan

atau tuntutan peraturan, UUS seharusnya dikonversi menjadi BUS sehingga

pada tahun tertentu dapat saja ditemukan jumlah UUS berkurang dibandingkan

tahun sebelumnya. Bank BRI Syariah (2009), BNI Syariah (2000), Syariah

Bukopin (2008) dan BCA Syariah (2010) merupakan contoh-contoh bank yang

berawal dari UUS yang pada akhirnya berubah menjadi BUS beberapa tahun

Page 4: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

68

kemudian. Jumlah UUS sempat mencapai jumlah tertinggi sebanyak 27 bank

pada akhir tahun 2008.

5.2. Perkembangan Regulasi Industri Perbankan Syariah

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia lebih dipelopori oleh pihak

masyarakat dan dunia usaha dibandingkan inisiatif pemerintah. Oleh karena itu,

regulasi dan intervensi pemerintah biasanya datang belakangan setelah

mendapat masukan dan tekanan dari pihak pelaku usaha. Secara umum, bank

syariah di Indonesia berdiri berdasarkan landasan legal yang sangat sederhana

pada tahun 1992. Industri perbankan syariah baru mendapatkan landasan

sebuah Undang-undang yang utuh 16 tahun kemudian. Akibatnya dapat

dipahami kenapa pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia

sampai tahun 2008 bergerak lambat. Berdasarkan pengalaman negara-negara

lain, peranan keberpihakan pemerintah dalam pertumbuhan industri perbankan

syariah sngat besar, terutama pada saat awal-awal pertumbuhan. Oleh karena

itu, perkembangan jumlah dan aset bank syariah di Indonesia juga diduga

sejalan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang

mendukung.

Pada awal BMI berdiri, keberadaan bank syariah hanya didukung oleh

dibolehkannya bank beroperasi dengan sistem bagi hasil pada UU No. 7 Tahun

1992. Dalam UU ini, istilah bank syariah atau bank Islam sama sekali belum

disebutkan secara eksplisit di dalam batang tubuh. Kesimpulan bahwa bank yang

beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil baru mendapatkan penjelasan yang

mengarahkan kepada Bank Syariah pada PP No.2 Tahun 1992 dengan

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip

muamalat berdasarkan syariat dalam melakukan kegiatan usaha bank. Dengan

Page 5: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

69

demikian, pada tahapan ini, penjelasan tentang perbankan dengan sistem bagi

hasil terkesan hanya berupa sisipan dan hanya diuraikan secara sepintas

(Antonio, 2001). Penyebutan secara spesifik sebagai bank dengan prinsip bagi

hasil tanpa menyebut bank syariah menyebabkan kemampuan operasi bank

syariah pada saat itu menjadi sangat terbatas karena prinsip bagi hasil hanya

merupakan salah satu sistem yang dapat digunakan sebuah bank syariah.

Eksistensi kebaradaan perbankan syariah baru secara eksplisit

dikukuhkan pada UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Perbankan yang

merupakan perubahan UU tentang perbankan yang sebelumnya (UU

No.7/1992). Di dalam UU ini entitas perbankan Islam secara tegas disebutkan

sebagai Bank Syariah atau Bank Berdasarkan Prinsip Syariah. Walaupun masih

menjadi satu dengan UU Perbankan secara umum, landasan hukum serta jenis-

jenis usaha yang dapat dijalankan oleh bank syariah dijelaskan dengan rinci.

Namun demikian, sebagai bagian dari UU perbankan secara keseluruhan, tentu

saja keluasaan untuk menjelaskan berbagai aspek perbankan syariah secara

menyeluruh dan terintegrasi menjadi terbatas.

Tahun 2008 menjadi tahun yang bersejarah bagi industri perbankan

syariah karena akhirnya UU yang khusus mengatur Perbankan Syariah, yaitu UU

No. 21 Tahun 2008 disahkan pada bulan Juli. Secara rinci, batang tubuh UU ini

dapat dibaca pada Lampiran 6, namun untuk menghemat tempat pada Lampiran

tersebut tidak disertakan penjelasan pasal per pasal yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari UU. Untuk melihat sejauhmana pengaruh kebijakan

yang telah lama ditunggu oleh industri perbankan syariah ini terhadap kinerja

industri secara keseluruhan, maka pada penelitian ini akan diuji pengaruh

kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan industri di dalam model pertumbuhan

industri.

Page 6: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

70

Keluarnya UU No.42 /2009 tentang Amandemen UU PPN yang efektif

berlaku mulai 1 April 2010 semakin melengkapi kondusifnya peraturan yang

mendukung pertumbuhan industri perbankan syariah (Rohilina dan Wibisono,

2011). Sebelumnya bank syariah selalu terbebani dengan pajak berganda yang

dikenakan dalam transaksi murabahah, sehingga mempunyai dayasaing yang

lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional untuk transaksi yang

mereka lakukan. Mulai 1 April 2010, level of playing field antara perbankan

syariah dan perbankan konvensional menjadi setara. Hanya saja industri

perbankan syariah dengan pangsa yang sangat kecil tentu saja bukan tandingan

bagi bank konvensional yang sudah demikian besar dan mempunyai sejarah

jauh lebih panjang. Perlakuan pemerintah kepada industri perbankan syariah

sebagai infant industry masih banyak terdengar diharapkan oleh beberapa

pelaku bank syariah.

5.3. Dinamika Struktur Pasar Perbankan Syariah Indonesia

Karena umur industri yang masih relatif muda, maka struktur pasar pada

industri perbankan syariah masih sangat dinamis. Sejak dimulai tahun 1992,

industri perbankan syariah pada dasarnya dikuasai oleh hanya satu bank, yaitu

BMI sampai berdirinya BSM pada tahun 1999. Keberadaan BPRS pada periode

tersebut dapat diabaikan karena kecilnya pangsa pasar yang mereka kuasai dan

BPRS memang mempunyai karakteristik yang berbeda. Tabel 5 memperlihatkan

perkembangan jumlah bank syariah dari tahun 2000 sampai tahun 2010.

Dari segi jumlah, terlihat dari bahwa BUS secara stabil dikuasai oleh hanya dua

bank sampai tahun 2003 dan tiga bank sampai tahun 2007. Ketiga bank tersebut

adalah BMI, BSM dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Namun

dibandingkan dengan BMI dan BSM, pangsa BSMI sangat tertinggal jauh dengan

Page 7: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

71

pangsa pasar hanya sekitar 5 persen, dibandingkan BSM dan BMI dengan

pangsa masing-masing di atas 30 dan 20 persen. Karena umumnya BUS

berukuran jauh lebih besar daripada UUS dan BPRS, maka dapat dinyatakan

bahwa struktur pasar industri perbankan syariah sangat terkonsentrasi, paling

tidak sampai tahun 2007. Trend pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa memang

rasio konsentrasi dua bank terbesar (CR2) cenderung menurun dalam lima tahun

terakhir, akan tetapi kedua bank BSM dan BMI masih tetap mendominasi pangsa

pasar pada industri perbankan syariah Indonesia.

Tabel 5. Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2000-2010

Indikator 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

BUS (unit)

2 2 2 2 3 3 3 3 5 6 11

UUS (unit)

3 3 6 8 15 19 20 25 27 25 23

BPRS (unit)

79 81 83 84 88 92 105 114 131 138 150

Kantor (unit)

146 182 229 337 443 550 567 683 951 1223 1763

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI.

Penurunan CR2 merupakan konsekuensi logis dari semakin

bertambahnya bank syariah baik BUS maupun UUS, terutama pada tiga tahun

terakhir. Penurunan tingkat konsentrasi akibat semakin banyaknya jumlah bank

syariah mengindikasikan potensi terjadinya peningkatan persaingan dalam

industri perbankan syariah Indonesia. Trend ini semakin diperkuat jika dilihat dari

sisi konsumen. Pada saat awal periode bank syariah didirikan, kemungkinan

besar mayoritas nasabah adalah termasuk kategori nasabah syariah loyalist

yang berarti hanya mau berinteraksi dengan bank syariah. Pada periode awal ini,

bank syariah berarti diuntungkan oleh dua hal, yaitu masih sedikitnya pesaing

Page 8: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

72

sesama bank syariah dan tidak perlu khawatir nasabah akan berpindah ke bank

konvensional. Namun dengan berjalannya waktu, segmen nasabah kategori ini

yang diperkirakan tidak lebih dari 25 persen dari seluruh jumlah nasabah (Fahmi

2010) akan semakin habis digarap oleh bank syariah yang ada. Bank syariah

harus memperluas target pasarnya kepada kelompok nasabah yang tidak lagi

loyal hanya kepada bank syariah. Berubahnya karakter nasabah ini

menyebabkan batas persaingan bank syariah tidak hanya dengan sesama bank

syariah yang jumlahnya semakin banyak, tetapi juga dengan bank konvensional

yang secara relatif mempunyai berbagai keuntungan dari segi jangkauan

layanan, ukuran, dan pengalaman.

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, berbagai tahun, diolah.

Gambar 5. Kecenderungan Perubahan CR2 dan Pangsa Pasar Dua Bank Terbesar BSM dan BMI Periode 2005-2010

5.4. Dinamika Perilaku Bank Syariah Indonesia

Dinamika pada struktur pasar secara konseptual juga akan menyebabkan

dinamika pada perilaku bank. Namun untuk perilaku bank ini agak sulit diamati

Page 9: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

73

dengan hanya melihat data sekunder. Diperlukan pendalaman dengan

mengolahnya lebih jauh dan dukungan data primer untuk mendapatkan indikasi

perilaku bank yang berlangsung. Secara prinsip bank syariah seharusnya tetap

bersaing secara sempurna terlepas dari struktur pasar yang terjadi. Namun

sampai sekarang belum tersedia prosedur dan belum muncul urgency dari pihak

pengawas untuk secara efektif memperhatikan tingkat kepatuhan terhadap

prinsip bersaing secara islami tersebut. Akibatnya dapat terjadi baik disadari

atau tidak bank syariah menerapkan perilaku bersaing yang tidak islami,

terutama oleh bank dominan yang secara riil mempunyai kekuatan pasar.

Oleh karena itu beberapa indikasi awal dapat merujuk kepada beberapa

studi terdahulu, walaupun belum tentu masih menggambarkan kondisi terkini

yang mungkin sudah berubah. Sebagaimana diungkapkan pada Bab III, kajian

Amalia dan Nasution (2007) mengindikasikan bahwa bank syariah bersaing

dengan mengandalkan efisiensi bukan perilaku kolutif, terutama dari bank-bank

dominan, walaupun hasil estimasinya tidak sepenuhnya meyakinkan. Hasil studi

Weill (2009) berdasarkan data cross-country, walaupun tidak spesifik untuk

kasus Indonesia, sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Amalia dan Nasution

(2007) dengan menyimpulkan bahwa dalam industri perbankan syariah

ditemukan struktur pasar persaingan monopolistik seperti halnya pada industri

perbankan konvensional. Padahal pada awalnya Weill (2009) menduga

perbankan syariah akan mengindikasikan kekuatan pasar yang relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan perbankan konvensional karena tingkat loyalitas

nasabahnya. Temuan ini sebenarnya malah memberikan bukti awal akan prinsip

persaingan yang islami, yaitu terlepas dari struktur pasar yang terbentuk, bank

syariah harus menunjukkan tingkat persaingan tinggi.

Page 10: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

74

Salah satu indikator perilaku yang diduga menunjukkan tekanan

persaingan baik sesama bank syariah maupun dengan bank konvensional

adalah perilaku bank syariah dalam menetapkan tingkat bagi hasil. Hasil studi

Kasri (2007) menunjukkan terjadinya co-movement antara tingkat bagi hasil (rate

of return) dengan tingkat bunga bank konvensional. Hal ini ternyata juga

ditemukan oleh Chong dan Liu (2009) dan Zainol dan Kassim (2010) di Malaysia.

Kecenderungan ini berarti bank syariah selalu memperhatikan tingkat bunga

dalam menetapkan tingkat bagi hasil. Gambar 6 mengkonfirmasi kecenderungan

tersebut walaupun terlihat volatilitas tingkat bagi hasil relatif lebih kecil

dibandingkan dengan volatilitas tingkat bunga di perbankan konvensional.

Gambar 6. Perbandingan Pergerakan Rate of Return Perbankan Syariah dengan Pergerakan Tingkat Bunga Perbankan Konvensional Periode Tahun 2005-2010

Hal lain yang dapat dibaca dari Gambar 6 adalah strategi bank syariah

yang cenderung segera ikut menaikkan RR pada saat IR naik, namun tidak

mengikuti dengan kecepatan dan ketajaman yang sama pada saat IR menurun.

Page 11: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

75

Strategi ini diperkirakan harus dilakukan oleh bank syariah untuk menjaga agar

nasabahnya yang bukan syariah loyalist tidak memindahkan dana mereka ke

bank konvensional. Tentu saja strategi bank syariah untuk selalu mengikuti

pergerakan IR ini walaupun efektif juga beresiko merusak pencitraan perbankan

syariah yang terkesan menjadi tidak berbeda dengan bank konvensional. Jika

strategi ini hendak terus dilakukan diperlukan proses edukasi secara terus

menerus kepada masyarakat untuk menjelaskan bahwa itu hanya sekedar

strategi bersaing tanpa mengganggu kesyariahan akad yang telah disepakati.

Kecenderungan co-movement antara tingkat bagi hasil dengan tingkat

bunga bank konvensional diduga terkait dengan struktur pembiayaan industri

perbankan syariah yang masih didominasi skema murabahah yang merupakan

skema jual beli dengan marjin yang tetap. Untuk skema jenis ini, memang bank

syariah harus selalu memperhatikan tingkat bunga yang berlaku pada perbankan

konvensional untuk tetap kompetitif. Data pada Gambar 7 memperlihatkan

bahwa skema pembiayaan murabahah masih mendominasi dengan porsi di atas

55 persen sampai akhir tahun 2010, walaupun cenderung menurun dari tahun ke

tahun. Sayangnya kecenderungan penurunan murabahah tidak diikuti oleh

kenaikan porsi mudharabah/musyarakah yang hanya fluktuatif di sekitar angka

30-an persen.

Persistennya proporsi yang rendah pada skema pembiayaan yang

berdasarkan bagi hasil bukan hanya terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan

gejala umum pada bank Islam di berbagai negara lain. Jika dibandingkan dengan

proporsi pembiayaan berbasis bagi hasil di negara lain seperti Malaysia, Pakistan

dan negara-negara Timur Tengah, sebenarnya proporsi yang dicapai Indonesia

sudah lebih baik (Ascarya, 2011). Dalam kajiannya menggunakan metode ANP

Page 12: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

76

dengan responden 20 praktisi dan 15 ahli perbankan syariah, Ascarya

menemukan bahwa masalah utama yang menyebabkan persistensi rendahnya

skema pembiayaan berbasis bagi hasil adalah:

1. kurangnya pengetahuan nasabah tentang skema pembiayaan berbasis bagi

hasil,

2. kurangnya komitmen dari pihak otoritas untuk menerapkan skema pembiayaan

berbasis bagi hasil,

3. sistem nilai yang kurang mendukung penerapan skema pembiayaan berbasis

bagi hasil,

4. orientasi bisnis atau keuntungan dari manajemen puncak perbankan syariah,

dan

5. kurangnya dukungan dari pihak pemerintah.

Sumber: Bank Indonesia, Berbagai Tahun, Diolah

Gambar 7. Kecenderungan Persentase Pembiayaan Berdasarkan Skema Tahun 2005-2010

Page 13: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

77

Untuk mengatasi masalah utama di atas, beberapa solusi dirumuskan

oleh Ascarya (2011), yaitu edukasi tentang skema pembiayaan berbasis bagi

hasil kepada nasabah, meningkatkan komitmen manajemen puncak perbankan,

merumuskan protokal dan grand strategy, mengeluarkan regulasi yang

mendukung dan meningkatkan komitmen, kemauan serta serta keberanian politik

pemerintah. Agar solusi tersebut dapat terwujud diperlukan strategi

pengembangan produk, peningkatan pelayanan, dan pemetaan pasar serta

kebijakan perlakuan yang adil dan profesionalisme pelaku perbankan syariah.

5.5. Kinerja Industri Perbankan Syariah Indonesia

Pada Bab I telah disajikan beberapa indikator kinerja industri perbankan

syariah (lihat Tabel 1). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa industri perbankan

syariah sudah tumbuh secara konsisten dengan laju pertumbuhan yang jauh

lebih tinggi daripada laju pertumbuhan perbankan konvensional. Tabel 5 juga

menyajikan kinerja dalam bentuk jumlah bank baik BUS, UUS, BPRS maupun

jumlah kantor. Kesemua indikator kembali menunjukkan pertumbuhan yang

mengesankan seperti halnya pertumbuhan nilai aset, khususnya dalam hal

jumlah kantor yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam satu dekade.

Tabel 6 menyajikan data lain yang merupakan salah satu keunggulan

perbankan syariah yang belum pernah mampu ditandingi oleh perbankan

konvensional, yaitu tingginya rasio pembiayaan dibandingkan dengan jumlah

dana yang dikumpulkan dari masyarakat. Angka yang pada beberapa tahun

tertentu bahkan melebihi 100 persen menunjukkan bahwa perbankan syariah

berpotensi besar sebagi agen pertumbuhan ekonomi dengan tingginya

persentase dana yang dikembalikan kepada masyarakat. Satu masalah yang

masih menjadi kritik terhadap tingginya jumlah pembiayaan ini adalah pada

Page 14: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

78

aspek komposisi pembiayaan yang masih didominasi jenis murabahah (lebih dari

50% pembiayaan), bukan mudharabah dan musyarakah yang akan berhubungan

langsung dengan pertumbuhan sektor riil.

Tabel 6. Perkembangan Nilai Deposit, Pembiayaan dan Rasio Finance to

Deposit (FDR) Perbankan Syariah Periode 2000-2010

Indikator 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10

Pembiayaan (Rp. T)

1.3 2.1 3.3 5.5 11.5 15.2 19.5 27.9 38.2 46.9 68.2

Deposit (Rp. T)

1.0 1.8 2.9 5.7 11.9 15.6 20.7 25.7 36.9 52.3 76.0

FDR (%) 123 113 112 97 97 98 95 109 104 90 90 Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia, BI

Terlepas dari berbagai indikator kinerja perbankan syariah yang sangat

mengesankan, laju pertumbuhannya ternyata tidak cukup tinggi untuk

meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah secara signifikan. Akibatnya

target pencapaian pangsa pasar yang telah ditetapkan tidak pernah tercapai.

Tidak heran kalau muncul pertanyaan apakah pertumbuhan industri perbankan

syariah yang tinggi hanya karena fenomena umum dari sebuah industri yang

masih muda dan mempunyai pangsa yang masih kecil. Dalam kasus Indonesia,

hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengingat besarnya potensi yang dimiliki

oleh pasar Indonesia untuk pertumbuhan perankan syariah.

Beberapa indikator kinerja perbankan syariah yang harus mendapatkan

perhatian serius adalah tingkat Non Performing Financing (NPF) yang relatif lebih

tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata Non Performing Loan (NPL) perbankan

konvensional, walaupun persentasenya masih di bawah ambang batas yang

ditetapkan Bank Indonesia dan memperlihatkan kecenderungan yang semakin

membaik. Lebih tingginya NPF dibandingkan dengan NPL mengindikasikan

Page 15: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

79

bahwa tingkat eksposur perbankan syariah terhadap resiko relatif tinggi dan atau

kemampuan bank syariah mengelola resiko relatif lebih rendah dibandingkan

dengan perbankan konvensional (Rohilina dan Wibisono, 2011). Jika hal ini tidak

diperhatikan, maka dikhawatirkan akan dapat mengganggu dayasaing perbankan

syariah terhadap perbankan konvensional sehingga semakin memperberat

upaya meningkatkan pangsa pasar secara signifikan.

Selain masalah NPF, rasio BOPO yang sering dugunakan untuk

menggambarkan kualitas manajemen perbankan syariah juga relatif masih stabil

berada pada tingkat antara 75 sampai 85 persen seperti terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Rasio BOPO Dua Bank Syariah Terbesar dan Rata-rata Industri Periode 2005-2010

Aspek kualitas manajemen ini berpotensi untuk lebih ditekan lagi dalam rangka

meningkatkan dayasaing dan akhirnya pangsa pasar perbankan syariah.

Gambar 8 memperlihatkan bahwa bahkan untuk bank syariah yang besar dan

paling berpengalaman (BMI dan BSM), tingkat BOPOnya masih di atas rata-rata

BOPO industri perbankan syariah. Namun demikian, di tengah terbatasnya

ketersediaan SDM perbankan syariah, upaya ini memang tidak mudah. Tekanan

kepentingan bisnis dan keuntungan serta pertumbuhan dalam waktu cepat,

Page 16: V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA … · perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan

80

menyebabkan banyak bank syariah yang lebih senang membajak SDM yang

sudah jadi dari bank syariah lain daripada mengembangkannya sendiri. Jalan

pintas dengan merekrut tenaga profesional dari perbankan konvensional juga

tidak terhindarkan, walaupun tenaga profesional tersebut tidak sepenuhnya yakin

akan keunggulan perbankan syariah.