16
VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Muhamad Tolib NIM : B1J012077 Rombongan : IV Kelompok : 1 Asisten : Windy Nurul Wulandari LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum

Citation preview

Page 1: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

VAGINAL SMEAR

Oleh :

Nama : Muhamad TolibNIM : B1J012077Rombongan : IVKelompok : 1Asisten : Windy Nurul Wulandari

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2013

Page 2: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembuatan apus mukosa vagina (vaginal smear) merupakan metode yang

digunakan untuk mengidentifikasi fase siklus estrus yang sedang dialami oleh

individu betina. Vaginal smear juga digunakan untuk mengamati tipe-tipe sel dari

masing-masing fase estrus. Perbedaan tipe sel merupakan salah satu cara untuk

mengetahui suatu fase pada individu betina. Praktikum ini menggunakan tipe sel

epitel dan leukosit untuk mengidentifikasi fase dalam siklus estrus. Sel epitel

berbentuk oval atau poligonal, sedangkan leukosit berbentuk bulat dan berinti (Dewi,

2012).

Satu siklus estrus terdapat empat fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan

diestrus. Masing-masing fase tersebut berkaitan dengan perubahan aktivitas dan

struktur pada ovarium, uterus, dan vagina, selain itu juga terjadi perubahan tingkah

laku yang aneh dibandingkan diluar masa birahi. Mencit merupakan hewan mamalia

yang sistem reproduksinya secara seksual. Mencit sebelum melakukan reproduksi

seksualnya akan mengalami fase-fase birahi (estrus) khususnya pada mencit betina.

Pada Fase ini (estrus) mencit dapat diamati tingkah laku mencit yang mulai aneh, dia

memberikan respon fisiologis yang aneh terhadap lingkungannya, mencit gelisah dan

ketika didekati pejantan dia tidak menolak (Bartolomucci, 2009).

Fase-fase estrus dapat diamati dengan menggukanan metode vaginal smear.

Metode vaginal smear dilakukan untuk mengamati fase estrus pada mencit, selain

pada mencit metode ini juga dapat digunakan untuk megamati fase menstruasi pada

manusia (Rodriguez, 2011).

Page 3: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

Praktikum kali ini menggunakan mencit (Mus musculus) untuk mewakili kelas

mamalia karena mudah didapat dan mudah diamati siklus estrusnya serta siklus

estrus pada mencit berlangsung terus menerus. Mencit yang digunakan untuk

mengamati metode vaginal smear adalah setelah berumur lebih dari delapan minggu,

yang sudah masak kelamin dan tidak sedang hamil (Astirin dan Mutmainah, 2002).

B. TUJUAN

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk membuat preparat apus vagina dari

Mencit (Mus musculus), mengidentifikasi tipe-tipe sel darah preparat tersebut dan

menentukan fase dalam siklus estrus berdasarkan hasil vaginal smear.

Page 4: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

III. MATERI DAN METODE

A. MATERI

Alat-alat yang digunakan pada praktikum vaginal smear adalah cotton bud,

tissue, kamera digital, objek glass, cover glass dan mikroskop cahaya.

Bahan yang digunakan dalam praktikum vaginal smear adalah mencit (Mus

musculus) yang sudah masak kelamin dan tidak sedang hamil, larutan NaCl 0,9%,

alkohol 70%, akuades dan pewarna methylen blue 1% akuosa.

B. METODE

1. Mencit betina yang telah masak kelamin disiapkan.

2. Mencit betina diperiksa dengan cara mencit ditelentangkan di atas tangan.

3. Cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%, kemudian secara perlahan

dimasukkan ke dalam vagina mencit sedalam ± 5 mm, dan diputar perlahan dua

hingga tiga kali.

4. Object glass yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70% sebelumnya disiapkan.

5. Cotton bud dioleskan memanjang tiga baris olesan dengan arah yang sama pada

objek glass.

6. Olesan vagina ditetesi dengan methylen blue 1% dan diratakan dengan cara

memiringkannya, lalu dikering anginkan.

7. Pewarna yang berlebih pada object glass dibersihkan dengan air yang bertekanan

kecil.

Page 5: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

8. Object glass dikering anginkan atau tunggu selama 5 menit. Tutup object glass

dengan cover glass.

9. Preparat diamati dengan mikroskop dan catat hasilnya.

Page 6: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 1 : Mikroskopis Siklus Estrus Fase Estrus Perbesaran 400 X

Gambar 2 : Skematis Siklus Estrus Fase Estrus

Keterangan Gambar :

1. Sel epitel terkonifikasi

1

Page 7: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan preparat apus vagina yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa sel yang tampak merupakan siklus estrus pada fase estrus. Hal ini

dibuktikan dengan hasil pengamatan yang menunjukan bahwa tipe sel dalam preparat

apus vagina terlihat sel epitel yang terkonifikasi. Hormon estrogen menyebabkan

peningkatan mitosis dan proliferasi sel-sel epitel dan proses pertandukan pada sel-sel

epitel permukaan. Konsentrasi estrogen yang tinggi pada saat estrus mengakibatkan

penebalan dinding vagina dan mengakibatkan sel-sel epitel mengalami pertandukan

dan terlepas dari dinding epitel vagina. Sel-sel pertandukan terlihat dominan pada

hasil ulas vagina (Kumar et al, 2005). Menurut Perkembangan dan kemampuan

ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dapat dilihat secara tidak langsung

melalui efek estrogen yang dihasilkan terhadap perubahan sitologi epitel vagina.

Estrogen menyebabkan peningkatan mitosis dan proliferasi sel-sel epitel dan proses

pertandukan pada sel-sel epitel permukaan (Astirin dan Mutmainah, 2002).

Berdasarkan siklus reproduksi, ada hewan yang siklusnya berulang dalam

satu tahun, yaitu sekali dalam satu tahun bereproduksi, ada yang dalam satu tahun

beberapa kali. Bahkan ada yang proses reproduksinya terjadi satu kali dalam

hidupnya yang disebut dengan hewan monotelik. Lawannya monotelik yaitu

politelik, yaitu hewan yang beberapa kali mengalami proses reproduksi,

menghasilkan gamet masak dan menghasilkan keturunan ketika gamet yang

dihasilkan berhasil dibuahi/terbuahi dan menjadi individu baru (Yatim, 1982).

Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan

banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara

mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini ovulasi terjadi

Page 8: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri

banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu

perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika

kehamilan tidak terjadi. Siklus menstruasi endometrium akan meluruh dari uterus

melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi.

Siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan

yang banyak (Campbell, 2004).

Vaginal smear merupakan metode yang dilakukan pada hewan uji (mencit),

utuk melakukan uji yang sama pada manusia digunakan metode Pap Smear.

Pemeriksaan pap smear dilakukan untuk mendeteksi perubahan-perubahan prakanker

yang mungkin terjadi pada serviks. Uji ini bisa dilakukan pada semua wanita yang

berusia antara 20 sampai 64 tahun. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sekitar

separuh dari semua wanita yang didiagnosa mengidap kanker serviks adalah mereka

yang tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear atau terakhir kali melakukan

uji itu dalam waktu lebih dari lima tahun sebelumnya (Indrawati, 2009).

Dalam praktikum vaginal smear digunakan beberapa alat dan larutan

diantaranya cotton bud, alat ini digunakan untuk dioleskan pada vagina mencit untuk

menghasilkan apusan yang diinginkan namun sebelum dimasukan pada vagina

mencit, cooton bud diberikan larutan NaCl 0,9 % hal ini bertujuan agar olesan biar

melekat pada cotton bud. Larutan alkohol 70 % pun digunakan sebagai larutan untuk

menstrelilkan cover glass dan objek glass supaya sterill saat diusapkan hasil apusan.

Sebagai larutan pewarna digunakan larutan methylen blue 1% untuk memberikan

warna pada objek atau hasil apusan agar lebih mudah untuk diamatai dibawah

mikroskop.

Page 9: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

bahwa :

1. Prosedur pembuatan preparat apus vagina yaitu masukkan cotton bud yang

sudah dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% ke dalam vagina mencit kemudian

putar searah secara perlahan cotton budnya sedalam ± 5mm lalu cotton bud

tersebut dioleskan memanjang dua atau tiga baris olesan dengan arah yang

sama pada objek glass yang sudah diberi alkohol 70% kemudian olesan yang

ada di objek glass, lalu diberi larutan methylen blue 1% lalu keringkan kira-

kira 5 menit selanjutnya amati di mikroskop.

2. Fase pada mencit dalam praktikum ini adalah fase estrus, hal ini dapat dilihat

dari preparat lewat mikroskop bahwa yang terlihat hanya sel epitel yang

tekonifikasi.

3. Metode Vaginal smear dilakukan pada mencit, pada manusia menggunakan

metode Pap smear.

B. Saran

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan saran yang bisa saya berikan

adalah sebagai berikut :

1. Pada praktikum apus vagina ini sebaiknya setiap praktikan mencoba sendiri-

sendiri metode ini pada mencit yang telah disediakan dan mengamati

langsung dibawah mikroskop agar semuanya dapat mengetahui.

2. Sebaiknya semua praktikan memperhatikan standarisasi praktikum agar

praktikum berjalan lebih profesional dan lancer.

Page 10: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc

DAFTAR REFERENSI

Campbell, N. A. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Erlangga, Jakarta.

Bartolomucci,A.2009.Effects of Housing Social Context on Emotional Behaviour and Physiological Responses in Female Mice. Published Scand. J. Lab. Anim. Sci. 2009 Vol. 36 No. 1

Busman,Hendri.2013.Histologi Ulas Vagina Dan Waktu Siklus Estrus Masa Subur Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki.Jurusan Biologi FMIPA Unila Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.Lampung.

Dewi, Rosmala.2012. Pemeriksaan Pap Smear Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks. FMIPA USU. Medan.

Evennet K, 2004. Apa Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Pap Smear, Arcan, Jakarta.

Gilbert, S.F. 1994. Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc Publisher, Massachusetts.

Guyton, A. C and Hall, J. E. 1997. Textbook Medical Physiologi. Wb Saunders Company, Philadelphia.

Hafez, E. S. E. 1968. Reproduction in Farm Animals. Lea & Febiger, Philadelphia.

Hill,Mark.2006.Estrous Cycle. The university of new south wales. Sidney.http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/125/3Oogenesis.pdf. Tanggal 9 Oktober 2009.

Niam, B. 1995.Diktat Kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan II. Unsoed, Purwokerto.

Partodiharjo S.1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta.

Rodriguez ,Clara A.2011. Landmark learning in a navigation task is not affected by the female rats’ estrus cycle. Psicologica. University of Malaga. Spain.

Syahrum, H.M.1994. Reproduksi dan Embriologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Toelihere, M. R.1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa, Bandung

Yatim, W.1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.

Page 11: VAGINAL SMEAR FIXxxx.doc