113
APARATUR PEMERINTAH

 · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

APARATUR PEMERINTAH

Page 2:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …
Page 3:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

BAB XXII

APARATUR PEMERINTAH

A. PENDAHULUAN

Usaha penyempurnaan Aparatur Pemerintah yang dilakukan secara terus menerus sejak tahun 1966, selama Repelita I dan Repeli - ta II telah dilanjutkan dalam tahun pertama Repelita Ill (1979/80).

Kegiatan penyempurnaan Aparatur Pemerintah dalam tahun per-tama Repelita III ditujukan kepada penyempurnaan sistem adminis- trasi dalam rangka meningkatkan kemampuan aparatur untuk lebih menggerakkan dan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna. Hal ini adalah penting karena tuntutan akan kemampuan aparatur pemerintah dalam Repelita III adalah jauh lebih besar daripada apa yang dihadapi pada masa sebe-lumnya sebagai akibat meningkatnya kegiatan pembangunan yang tercermin dalam makin besarnya penyediaan biaya pembangunan.

Dalam hubungan ini maka pada tahun pertama pelaksanaan Repelita III dilakukan peningkatan usaha-usaha penyempurnaan ke-lembagaan, prosedur kerja, hubungan kerjasama antar lembaga, penyempurnaan di bidang kepegawaian serta sarana dan fasilitas kerja, baik pada aparatur Departemen maupun Lembaga Pemerintah Non Departemen. Demikian pula penertiban operasional terhadap semua aparatur pemerintah terus dilanjutkan sebagai usaha ke arah tercip- tanya aparatur pemerintah yang makin bersih dan berwibawa.

Dalam usaha penyempurnaan aparatur pemerintah seperti dike-mukakan di atas dilakukan pula perbaikan sistem perencanaan operasional tahunan, sistem pembiayaan pembangunan, tatalaksana program dan proyek, sistem perijinan dan bidang-bidang lain yang erat berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Demi-kian pula pengendalian dan pengawasan pembangunan telah diting-katkan pengembangannya. Hal itu penting karena pelaksanaan ber -

957

Page 4:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

bagai kegiatan pemerintah dan pembangunan perlu diusahakan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai sasarannya secara lebih baik.

B. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN PENYEMPURNAAN APARATUR PEMERINTAH

Tata penyelenggaraan Pemerintahan mencerminkan peranan Peme-rintah dalam pembangunan. Usaha pembangunan dewasa ini yang mempunyai prioritas di bidang ekonomi, penyelenggaraannya bersen -dikan demokrasi ekonomi. Pembangunan yang didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan bahwa masyarakat yang harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Pemerintah berkewajiban dan mengutamakan keterlibatannya dengan pemberian pengarahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat bagi kegairahan masyarakat untuk membangun. Dengan demokrasi eko -nomi kegiatan Pemerintahan harus lebih bersifat pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka ini pula aparatur pemerintah harus lebih peka terhadap masalah-masalah pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat. Aparatur pemerintah dikembangkan untuk memiliki kemampuan guna memberikan pengarahan dan dorongan kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Arah kebijaksanaan penyempurnaan aparatur pemerintah per- tama-tama ditujukan kepada peningkatan pengabdian dan kesetiaan- nya kepada cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Aparatur Pemerintah harus benar-benar merupakan abdi negara dan abdi masyarakat yang bermental baik dalam mendukung tugas-tugas pembangunan dan melayani masya- rakat. Selanjutnya penyempurnaan aparatur pemerintah juga ditujukan ke arah terciptanya aparatur pemerintah yang makin bersih dan ber -wibawa, serta makin meningkat kemampuannya untuk menjalankan baik tugas umum Pemerintahan maupun tugas pembangunan.

Sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang telah menggariskan pokok-pokok kebijaksanaan dan pengarahan penyem-purnaan aparatur pemerintah maka sasaran-sasaran dalam usaha

958

Page 5:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

penyempurnaan aparatur pemerintah dalam Repelita III ditetapkan sebagai berikut :a. Meningkatkan hubungan fungsional yang makin

mantap antara lembaga-lembaga perwakilan rakyat dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

b. Meningkatkan daya guna dan hasil guna aparatur pemerintah ting- kat pusat dan tingkat daerah, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara dan milik daerah.

c. Mengembangkan hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atas dasar keutuhan Negara Kesatuan yang diarahkan pada pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggungjawab yang dapat menjamin perkem- bangan dan pembangunan daerah, dan dilaksanakan bersama- sama dengan dekonsentrasi dan sertatantra.

d. Meningkatkan hubungan kerja antar lembaga, koordinasi dan ke- terpaduan usaha Pemerintah yang makin mantap guna mendukung keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan serta pelaksanaan program-program pembangunan secara menyeluruh.

e. Meningkatkan pengawasan dan penertiban seluruh aparatur pemerintah, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara dan milik daerah.

f. Meningkatkan produktivitas, kegairahan dan disiplin kerja dengan terus mengembangkan sistem karier yang diserasikan dengan sistem prestasi kerja.

g. Memantapkan pembinaan dan pengelolaan badan-badan usaha ekonomi, lembaga-lembaga keuangan untuk meningkatkan pendapatan negara, peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat serta turut mengembangkan golongan ekonomi lemah.

h. Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah dalam penyusun- an rencana, perumusan kebijaksanaan dan program, kemampuan dalam pelaksanaan serta kemampuan dalam mengendalikan dan menyelenggarakan pengawasan

Page 6:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

yang efektif dan efisien dengan sistem di mana setiap sektor pembangunan semakin jelas penang-gungjawab dan aparatur pemerintah yang menanganinya.

959

Page 7:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

C. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAAN DAN HASIL PENYEMPURNAAN APARATUR PEMERINTAH TAHUN 1979/80.

1. Aparatur Pemerintah Tingkat PusatAparatur Pemerintah Pusat terdiri dari organisasi

Departemen-departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Lembaga Tinggi Negara.

Selama Repelita II telah dilakukan langkah penyempurnaan yang cukup mendasar di bidang aparatur pemerintah tingkat pusat, yaitu dengan ditetapkannya Pokok-pokok Organisasi Departemen dan Susunan Organisasi Departemen, masing-masing dalam Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya. penyempurnaan organisasi departemen-departemen berdasar-kan Keputusan Presiden tersebut telah dilanjutkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing departemen agar dapat menghada- pi tuntutan di bidang administrasi pembangunan yang makin meningkat sebagai akibat daripada peningkatan pembangunan dalam Repelita III. Dalam hubungan ini organisasi Departemen Keuangan telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut dengan Keputusan Presi- den No. 12 tahun 1976 yang kemudian disusul secara berturut-turut dengan Keputusan-keputusan Presiden No. 6 tahun 1977 mengenai Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, No. 15 tahun 1978 tentang penyesuaian organisasi-organisasi Departemen dengan susunan Kabinet Pembangunan III, No. 27 tahun 1978 tentang Departemendepartemen Dalam Negeri, Perindustrian, Pertambangan dan Energi, Pekerjaan Umum serta Pendidikan dan Kebudayaan, No. 40 tahun 1978 tentang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan Keputusan Presiden No. 47 tahun 1979 telah 960

Page 8:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

diadakan perubahan susunan organi-sasi Departemen-departemen Kehakiman, Perdagangan dan Koperasi, Pertanian, Perindustrian, Pertambangan dan Energi, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pendidikan dan Kebudayaan, Kesehatan, Agama, Sosial serta Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Terakhir dengan Keputusan Presiden No. 22 tahun 1980 telah diadakan penyempurnaan pada organisasi Departemen Agama.

Page 9:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Perubahan susunan organisasi tersebut adalah antara lain penam-bahan jumlah Inspektur-Inspektur pada Inspektorat Jenderal Depar - temen untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pengawasan dalam lingkungan Departemen yang bersangkutan.

Sejalan dengan penyempurnaan organisasi Departemen, maka or-ganisasi Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen juga perlu disempurnakan secara menyeluruh. Walaupun sampai dewasa ini belum seluruhnya berhasil dilakukan namun azas-azas yang dipergunakan dalam penyempurnaan organisasi Departemen sejauh mungkin telah diterapkan, tanpa mengabaikan sifat-sifat khusus dan ruang lingkup tugas pokok masing-masing. Kesulitan dalam penetapan pola keduduk- an, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tatakerja Lembaga -lembaga Pemerintah Non Departemen secara standar terletak pada per -bedaan dasar hukum pembentukan masing-masing lembaga, yaitu ada yang dengan undang-undang, ada pula dengan peraturan pemerintah dan sebagian besar dengan Keputusan Presiden. Selain itu penyempur-naan secara menyeluruh menemui kesulitan dengan adanya perbedaan sifat, ialah adanya kelompok Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai dan melaksanakan tugas eksekutif, kelompok lain sebagai badan staf tingkat pusat serta kelompok yang mempunyai dan melaksanakan tugas koordinasi sehingga dapat disebut badan koordinasi.

Dalam pada itu tanpa mengurangi arti penyempurnaan secara me-nyeluruh, penyempurnaan organisasi telah dilakukan pula terhadap Biro Pusat Statistik dengan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980. Penyempurnaan tersebut dipandang mendesak karena kegiatan Biro Pusat Statistik perlu berkembang sejalan dengan lajunya pembangunan yang memerlukan data statistik yang makin luas bagi perencanaan dan penetapan kebijaksanaan pembangunan. Demikian pula dengan Keputusan Presiden No. 51 tahun 1979 telah disempurnakan organi- sasi Badan Tenaga Atom Nasional yang peranannya makin penting. Pada tahun sebelumnya Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departe- men yang telah disempurnakan ialah Badan Koordinasi Keluarga Be-rencana Nasional (BKKBN) dengan Keputusan Presiden No. 38 tahun 1978 dan Badan Urusan Logistik (BULOG) dengan Keputusan Pre - siden No. 59 tahun 1978.

961

Page 10:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Dalam rangka pembinaan aparatur pemerintah yang ditujukan kepada peningkatan pengabdian dan kesetiaannya kepada cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka telah dibentuk suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen, yaitu Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Pengha- yatan dan Pengamalan Pancasila (BP 7) dengan Keputusan Presiden No. 10 tahun 1979. BP 7 mempunyai tugas utama untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa), UUD 1945 serta GBHN oleh masyarakat.

Dalam pada itu pada tahun anggaran 1979/80 sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden No. 12 tahun 1978 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Menteri Koordinator serta Su- sunan Organisasi Staf Menteri Koordinator, telah dapat disusun pedoman mekanisme koordinasi antara departemen-departemen/lem-baga-lembaga pemerintah non departemen di lingkungan Menteri Koordinator masing-masing. Demikian pula sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden No. 28 tahun 1978 dan No. 12 tahun 1978, masing-masing tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tatakerja Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, Menteri Negara Peng-awasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Menteri Negara Riset dan Teknologi serta tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tatakerja Menteri Muda, maka dengan keputusan para Menteri masing-masing telah tersusun organisasi staf menteri masing-masing.

Sejak Repelita I dan dilanjutkan pada Repelita II, berbagai usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institutional maupun prosedural. Perbaikan tata hu -bungan kerja antar berbagai aparatur yang telah dilakukan antara lain adalah dalam pelaksanaan program-program keluarga berencana, peningkatan gizi, peningkatan produksi dan pengadaan pangan, penyelenggaraan transmigrasi, administrasi pembiayaan pembangunan, administrasi bantuan luar negeri, penyelenggaraan perdagangan luar negeri, khususnya untuk meningkatkan ekspor, pengelolaan pelabuhan, penanaman modal dan lain-lain.

962

Page 11:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Dalam tahun 1979/80, berbagai tata hubungan kerja telah di -lembagakan dalam badan-badan koordinasi seperti Badan Koordinasi Bimas (Keppres No. 6 tahun 1979), Badan Pengembangan Pemba- ngunan Daerah Transmigrasi (Keppres No. 29 tahun 1974) yang telah disempurnakan menjadi Badan Koordinasi Penyelenggaraan Transmi-grasi (Keppres No. 26 tahun 1978), Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda (Keppres No. 23 tahun 1979), Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam (Keppres No. 28 tahun 1979) sebagai pengganti Badan Pertimbangan Penanggulangan Bencana Alam (Keppres No. 256 tahun 1966), dan bahkan dalam bentuk Lembaga Pemerintah Non Departemen yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (Keppres No. 38 tahun 1978) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (Keppres No. 53 tahun 1977).

Surat-surat Keputusan Bersama beberapa Menteri mengenai pedoman pelaksanaan pembangunan untuk berbagai bentuk bantuan kepada Daerah yang diterbitkan pada tahun anggaran 1979/80 yang mengandung berbagai penyempurnaan pedoman pelaksanaan telah mengatur peningkatan tata hubungan kerja antar instansi, baik di tingkat Pusat maupun tingkat Daerah. Demikian pula dalam tahun pertama Repelita III telah ditingkatkan keserasian hubungan kerja- sama dalam bentuk Surat-surat Keputusan Bersama beberapa Menteri dalam menangani pelaksanaan pembinaan dan pengembangan koperasi pada umumnya, dan BUUD/KUD pada khususnya. Peningkatan kerja sama juga telah dilakukan antara Direktorat-Direktorat Jenderal Per -hubungan Laut dan Udara, Administrator Pelabuhan, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai serta instansi lainnya sesuai dengan tugasnya masing-masing untuk menanggulangi masalah penyelundupan, dan antara Departemen Luar Negeri dan Departemen Kehakiman guna lebih meningkatkan pelayanan pemberian visa serta pengawasan terhadap orang asing di Indonesia.

Dalam rangka makin meningkatkan efisiensi pengadaan/pembelian bagi Pemerintah, maka telah dibentuk Team Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan Pemerintah. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 10 tahun 1980. Team Pengendali tersebut yang diketuai oleh Menteri/

963

Page 12:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Sekretaris Negara bertugas mengendalikan dan mengkoordinasi peng-adaan atau pembelian barang/peralatan yang diperlukan departemen atau lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan prioritas dan dengan anggaran yang dapat disediakan, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lancar, berdayaguna dan berhasilguna. Di samping itu pelaksanaan Keppres No. 10 Tahun 1980 ini juga sekaligus diarah- kan untuk menyerasikan pengadaan/pembelian barang/peralatan Peme-rintah dengan tujuan untuk mengembangkan kegiatan/kemampuan pro-duksi dalam negeri.

Walaupun dalam bidang tata hubungan kerja antar lembaga telah terasa terselenggaranya pelaksanaan hubungan kerja yang makin man-tap, usaha-usaha untuk meningkatkannya sehingga tercipta koordinasi fungsional dan horisontal yang benar-benar serasi, berhasilguna dan berdayaguna akan dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.

Untuk lebih mendorong pengembangan usaha golongan ekonomi lemah dalam rangka mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha yang makin meningkat bagi golongan ini, pemerataan kesempatan ker- ja, pemerataan pendapatan dan pemerataan pembangunan di daerah, maka dalam tahun anggaran 1979/80 dikeluarkan Keputusan Presiden No. 14 Tahun 1979 khususnya pasal 19.

Keputusan Presiden No. 14 Tahun 1979 tersebut beserta pedoman pelaksanaannya mewajibkan kepada Departemen, Lembaga Pemerin- tah Non Departemen dan instansi Pemerintah lainnya di Pusat dan di Daerah, Pimpinan Perusahaan Negara seperti Perjan, Perum, Per- sero, Bank Milik Negara, Pertamina, Perusahaan Daerah termasuk Bank Pembangunan Daerah, bahwa dalam pelaksanaan anggaran in-stansinya masing-masing agar mengutamakan :

a. penggunaan golongan ekonomi lemah sebagai rekanan barang/jasa;

b. penggunaan hasil produksi dalam negeri;

c. penggunaan perusahaan setempat, yaitu perusahaan-perusahaan yang mendapat ijin usaha di daerah yang bersangkutan dan pimpi-nannya sebagian besar adalah penduduk daerah yang bersangkutan.

964

Page 13:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Di samping itu kepada perusahaan-perusahaan Negara juga diwa-jibkan untuk mengutamakan penggunaan golongan ekonomi lemah sebagai penyalur bagi barang yang dihasilkan/diperdagangkan oleh perusahaan milik Negara.

Khusus pengutamakan golongan ekonomi lemah sebagai rekanan barang/jasa bagi pembelian/pengadaan Instansi Pemerintah tersebut ditetapkan sebagai berikut :a. untuk pemborongan/pembelian yang bernilai Rp. 10 juta dilaksana -

kan oleh pemborong/rekanan golongan ekonomi lemah dengan mengutamakan pemborong/rekanan setempat;

b. untuk pemborongan/pembelian Rp. 10 - 25 juta diadakan pelelang- an antara pemborong/rekanan golongan ekonomi lemah dengan mengutamakan pemborong/rekanan setempat; dan

c. untuk pemborongan/pembelian Rp. 25 — 50 juta diadakan pele -langan dengan memberikan kelonggaran kepada pemborong/ rekanan golongan ekonomi lemah sebesar 5% di atas harga pena-waran dari peserta yang tidak termasuk golongan ekonomi lemah.

Dengan langkah-langkah tersebut di atas maka Pemerintah yang merupakan pembeli terbesar untuk berbagai macam barang dapat menggunakan kedudukannya untuk lebih mendorong kegiatan dunia usaha terutama golongan ekonomi lemah, yang berarti makin mem-perlancar pencapaian sasaran pemerataan kesempatan berusaha khu-susnya golongan ekonomi lemah, serta memperlancar pencapaian sasar- an pemerataan pembangunan di daerah, pemerataan kesempatan kerja. dan perluasan kesempatan kerja pada umumnya yang sekaligus mem-perlancar pula pemerataan pendapatan.

2. Aparatur Pemerintah Tingkat Daerah

Pemantapan dan penyempurnaan aparatur pemerintah pada ting- kat daerah pada dasarnya telah dilakukan dengan Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah serta peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dalam rangka pelaksanaan un- dang-undang tersebut maka oleh Menteri Dalam Negeri telah dikelu- arkan Keputusan No. 219 dan No. 220 tahun 1979 masing-masing

965

Page 14:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

mengenai Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Wilayah Propinsi dan mengenai Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Wilayah Kabupaten/ Kotamadya. Penyempurnaan lembaga pengawasan di tingkat Propinsi dan pembentukannya di tingkat Kabupaten/Kotamadya dilakukan berkenaan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan Pemerintahan di daerah dan dalam rangka pening- katan penyelenggaraan pengawasan.

Kemudian dengan Keputusan Presiden No. 27 tahun 1980 telah disempurnakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang telah dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 15 tahun 1974. Penyempurna-an didasarkan atas pertimbangan perlunya peningkatan keserasian antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Juga menjadi pertimbangan ialah perlunya perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di daerah.

Dengan Keputusan Presiden tersebut maka pembentukan Bappeda pada tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II dewasa ini sedang dalam proses persiapan.

Dalam rangka usaha peningkatan koordinasi perencanaan, penyusunan program dan penganggaran serta pelaksanaan pembangunan maka menjelang akhir tahun anggaran dilangsungkan Konsultasi Nasi-onal, yaitu konsultasi Bappeda seluruh Indonesia dengan Departemendepartemen dan Bappenas untuk menelaah masalah-masalah pokok pembangunan di daerah. Pelaksanaan Konsultasi Nasional tahun ini di-lakukan secara tersendiri untuk masing-masing daerah. Dengan demi- kian perhatian kepada masalah 966

Page 15:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

dan rencana pembangunan masing- masing daerah dapat diberikan secara lebih baik. Di samping itu juga pertimbangan-pertimbangan regional lebih diperhatikan dalam rangka peningkatan potensi serta pemerataan pembangunan.

Untuk pengisian otonomi daerah penting pula dikemukakan bahwa dengan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979 telah diserahkan sebagian urusan Pemerintahan dalam bidang kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I, sehingga urusan-urusan seperti obyek pariwisata,

Page 16:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Mandala wisata, usaha kawasan, promosi dan lain sebagainya akan dapat dikelola oleh aparatur Pemerintah Daerah sendiri. Dalam pada itu perlu dikemukakan bahwa untuk pengintegrasian segala kegiatan penanaman modal di tingkat daerah maka dengan Keputusan Presiden No. 26 tahun 1980 telah dibentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) sebagai aparatur pembantu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dalam bidang penanaman modal.

Dalam tahun pertama Repelita I l l dapat disebutkan pula telah di-mulainya inventarisasi tanah di daerah atas dasar Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 593.22/3228/agr. tahun 1979 agar dapat diciptakan adanya catur tertib pertanahan yaitu tertib hukum, tertib administrasi, tertib penggunaan tanah, tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup. Inventarisasi tanah yang diharapkan selesai dalam tahun perta- ma Repelita III didasarkan pada Instruksi Presiden No. 3 tahun 1971 dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1977, khususnya yang menyang- kut penataan semua kekayaan negara. Selain itu berdasarkan Instruksi Presiden No. 16 tahun 1979 daerah-daerah telah diminta untuk mem-persiapkan penyelenggaraan sensus penduduk tahun 1980 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1979 tentang pelaksanaan Sensus Penduduk.

Untuk memantapkan Pemerintahan desa guna lebih menggairah- kan pembangunan di tingkat desa, maka telah diselesaikan dan di-undangkan Undang-undang No. 5 tahun 1979 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Desa sebagai pengganti Undang-undang No. 19 tahun 1965 tentang Desapraja yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkem-bangan keadaan. Menurut undang-undang baru itu, dibedakan 2 sis- tem Pemerintahan desa, ialah kelurahan yang dipimpin oleh seorang Lurah yang merupakan aparatur Departemen Dalam Negeri pada tingkat terbawah, dan desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang tetap merupakan lembaga masyarakat.

Dengan berlakunya undang-undang tersebut maka kedudukan Pe-merintahan desa sejauh mungkin diseragamkan, dengan mengindahkan kesamaan keadaan desa dan adat istiadat yang masih berlaku untuk memperkuat Pemerintahan desa agar makin mampu menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan.

967

Page 17:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Dalam pada itu sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden No. 2 tahun 1978 tentang pembinaan dan pengembangan BUUD/KUD, telah dikeluarkan serangkaian keputusan, baik bersama maupun sendiri- sendiri, oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Dalam Ne- geri, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Pertanian, Menteri Pertambangan dan Energi, Direksi Bank Indonesia dan Direksi Bank Rakyat Indonesia yang pada pokoknya mengatur pelaksanaan bimbingan sesuai dengan bidang masing-masing. Keputusan bersama dalam penanganan BUUD/KUD mencerminkan tatacara terpadu yang telah ditempuh Pemerintah dengan tujuan untuk menggairahkan serta meningkatkan prakarsa dan swadaya masyarakat desa untuk membangun melalui BUUD/KUD.

Salah satu usaha pembinaan panting ialah dilibatkannya KUD da- lam pelaksanaan gagasan "listrik masuk desa" sesuai dengan Peratur- an Pemerintah No. 36 tahun 1979 tentang Kebijaksanaan Pengusahaan Kelistrikan Nasional yang mengatur pemberian kesempatan kepada koperasi untuk ikut serta mengusahakannya.

Usaha-usaha penyempurnaan program pembangunan di daerah lainnya ialah penyerasian antara proyek-proyek dalam rangka bantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah berdasarkan Instruksi Presiden pada permulaan tahun anggaran. Dalam tahun anggaran 1979/80 banyaknya bantuan telah diperluas menjadi :a. Program Bantuan Pembangunan Desa,b. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II,c. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I,d. Program Bantuan untuk Pembangunan Sekolah

Dasar kepada Daerah Tingkat II,e. Program Bantuan untuk Pembangunan Sarana 968

Page 18:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Kesehatan kepada Daerah Tingkat II,f. Program Bantuan Penghijauan dan Reboisasi,g. Program Bantuan Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar,h. Program Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan/Pemugaran

Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan,

i. Program Bantuan Penunjangan Jalan dan Jembatan Kabupaten

yang diberikan kepada tiap Kabupaten.

Page 19:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Prosedur pelaksanaan program-program bantuan tersebut yang dituangkan dalam bentuk Surat-surat Keputusan Bersama beberapa Menteri telah pula mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan itu antara lain adalah mengenai Pemimpin Proyek yang ditunjuk dari instansi yang paling berwenang dan Bupati/Walikota madya Kepala Daerah Tingkat II adalah sebagai penanggung jawab. Tatacara perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan Pelaporan untuk semua program bantuan dilakukan berdasar kriteria yang sama dan diperjelas.

3. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Garis-garis Besar Haluan Negara telah menggariskan bahwa da- lam rangka melancarkan pelaksanaan pembangunan yang tersebar di seluruh pelosok Negara dan dalam rangka membina kesatuan Bangsa, maka hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dikembangkan atas dasar keutuhan Negara Kesatuan dan diarahkan pada pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggungjawab yang dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah dan dilaksanakan bersama-sama dengan dekonsen- trasi.

Keserasian hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah diusahakan sejak Repelita I dan dikembangkan secara terus-menerus selama Repelita II. Usaha tersebut meliputi antara lain penegasan ke-dudukan Gubernur/Kepala Daerah sebagai penguasa tunggal dan administrator pembangunan di daerah, bentuk kerjasama dan tata kerja aparatur pemerintah Daerah dan Kantor-kantor Wilayah Departemen yang ada di Daerah, penetapan pedoman komunikasi Pusat Daerah, pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), pedoman pemupukan sumber-sumber keuangan daerah dan lain-lain. Kemudian Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah telah memberikan dasar dan pengarahan yang le- bih mantap sesuai dengan pengembangan dekonsentrasi,

Page 20:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

desentralisasi dan sertatantra sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Demikian pula dengan diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjutnya telah lebih memantapkan hubungan Pemerintah Pu- sat dan Daerah. Dalam hubungan ini dapat disebutkan pula pemben-

969

Page 21:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

tukan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah dengan Keputusan Pre-siden No. 23 tahun 1975 yang bertugas merumuskan kebijaksanaan agar segala kegiatan yang terjadi di daerah dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Usaha-usaha selanjutnya mengenai peningkatan hubungan antara aparatur Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dilakukan melalui peningkatan koordinasi perencanaan. Seperti pada tahun-tahun sebelum nya, pada tahun 1979/80 telah dilangsungkan Konsultasi Nasional dengan pertemuan konsultasi antara Departemen-departemen teknis dan Bappenas dengan masing-masing Bappeda Tingkat I. Konsultasi Nasional Bappeda ini didahului dengan penyelenggaraan Konsultasi Regional antara Bappeda dalam lingkungan satu Wilayah Pembangun- an Utama. Bappeda juga merupakan aparatur Pemerintahan di daerah yang dilibatkannya dalam pelaksanaan pengendalian proyek-proyek pem-bangunan sektoral. Hal ini mendapat penegasan dalam Keputusan Presiden No. 14 tahun 1979 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN yang pada pasal 62 dan Lampiran II mewajibkan Bappeda untuk me -nyampaikan laporan triwulanan dari proyek-proyek yang ada di dae -rahnya, baik mengenai DIP tahun bersangkutan maupun mengenai DIP SIAP, kepada Gubernur/Kepala Daerah yang bersangkutan, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator bidang EKUIN/Ketua Bappenas dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Ling-kungan Hidup, selambat-lambatnya 1 bulan setelah ber akhirnya 1 triwulan.

Sejalan dengan peningkatan koordinasi perencanaan dan pengen-dalian proyek-proyek pembangunan telah pula dimantapkan pensera- sian antara proyek-proyek dalam rangka bantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah yang didasarkan pada Instruksi-Instruksi Presiden.

Pada tahun 1979 / 80 dimulai pelaksanaan program Inpres yang baru, yaitu program Penunjangan Jalan dan Jembatan Kabupaten yang maksudnya untuk mempercepat perbaikan jalan-jalan Kabupaten yang penting untuk menunjang pembangunan daerah-daerah ber-sangkutan. Di samping itu telah dimulai program Pengembangan Wi-layah dengan tujuan mengisi hal-hal yang belum ditangani oleh ber-

970

Page 22:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

bagai program/proyek lain, khususnya di daerah-daerah yang ter- golong terbelakang dan/atau miskin.

Di bidang pengawasan maka mengingat makin meningkatnya volu- me pembangunan pada tahun 1979/80 unsur pengawasan dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri telah diperkuat dengan disem-purnakannya Inspektorat Wilayah Daerah (yang diubah menjadi Inspektorat Wilayah Propinsi) dan dibentuknya Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kotamadya. Sehubungan dengan peningkatan di bidang organisasi tersebut secara bertahap pada bulan Februari 1980 telah dilakukan penataran terhadap seluruh Kepala Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kotamadya yang diselenggarakan dalam rangka kerja- sama Departemen Dalam Negeri, Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, OPSTIB Pusat dan Lembaga Administrasi Negara. Menurut rencana penataran terdiri atas 11 angkatan dengan jumlah peserta sebanyak 530 orang.

Di bidang pengawasan preventif telah banyak dikeluarkan pro- duk-produk yang mengatur tatacara yang harus ditempuh dalam me -laksanakan suatu tindakan, misalnya berupa berbagai peraturan Men- teri di bidang pelaksanaan APBD sesuai dengan penyempurnaan di bidang pelaksanaan APBN sebagaimana telah ditetapkan dalam Ke-putusan Presiden No. 14 tahun 1979. Bahkan di bidang pengelolaan barang milik Pemerintah Daerah, telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 tahun 1979 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Barang Pemerintah Daerah.

Kerjasama antara perangkat pengawasan di tingkat daerah dilaku-kan melalui koordinasi regional di daerah-daerah, terutama antara Inspektorat Wilayah Propinsi dengan perwakilan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara. Demikian pula dalam kordinasi pe-nanganan kasus-kasus pengaduan kerjasama dengan OPSTIB Pusat/ Daerah telah terjalin secara serasi. Selama tahun anggaran 1979/80 telah dapat diselesaikan 1.575 kasus pengaduan disertai tindakan pengamanan, yaitu 2.609 orang telah dikenakan tindakan administrasi, sedangkan 214 orang dikenakan tindakan justisional.

Dengan peningkatan hubungan antara aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah melalui peningkatan koordinasi perencanaan, pelaksanaan

971

Page 23:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

dan pengendalian, di samping peningkatan koordinasi pengawasan pembangunan seperti dikemukakan di atas, maka secara terus-menerus diusahakan pemecahan hambatan-hambatan melalui konsultasi dan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

4. Aparatur perekonomian negara.Penyempurnaan aparatur perekonomian negara yang menyang-

kut badan-badan usaha negara dan lembaga-lembaga ekonomi- keuangan, tetap mendapat perhatian dalam tahun pertama Repelita III. Aparatur perekonomian negara, khususnya perusahaan-perusaha- an negara, dapat menjadi pendorong kegiatan pembangunan dan produksi pada sektor swasta yang belum mampu, pemupukan modal dan keuntungan, penyediaan jasa sosial ekonomi, termasuk bimbingan kegiatan dan turut aktif mengamankan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah serta stabilitas ekonomi.

Mengingat pentingnya peranan perusahaan-perusahaan negara maka secara terus-menerus diusahakan peningkatan efisiensi perusa- haan. Segi lain dalam penyempurnaan adalah pembinaan dan peng-awasannya ke arah pengelolaan/manajemen yang sehat. Setiap per-usahaan negara diawasi oleh suatu dewan komisaris. Dewan komi- saris ini bertanggungjawab kepada pemegang saham, yakni Negara yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri Keuangan dan Menteri yang membina bidang kegiatan perusahaan bersangkutan. Perusaha- an negara diwajibkan membuat rencana anggaran belanja yang harus disetujui oleh pemegang saham dan diwajibkan pula membuat laporan secara berkala.

Demikian pula pembinaan lembaga-lembaga keuangan ditujukan ke arah peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka menggairahkan dunia usaha, terutama pengembangan pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah secara mantap.

Dalam tahun pertama Repelita III dalam rangka pembinaan badan-badan usaha negara telah dilakukan antara lain :

a. Pengalihan bentuk PN Perkebunan X menjadi Persero dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1979;

972

Page 24:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

b. Pembubaran Perusahaan Perikanan Negara Sumatera Utara dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1979 karena tidak dapat dipertahankan kelangsungan pengusahaan berdasar prinsipprinsip ekonomi yang rasional;

c. Pendirian Persero di bidang Produksi Gula dengan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1979 untuk meningkatkan produksi bagi sektor pertanian, khususnya produksi gula;

d. Penambahan penyertaan modal negara dalam PT Dept Store Indonesia Sarinah dengan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1979;

e Perubahan PN Perkapalan Dok Alirmenjaya dan penggabungan ke dalam Persero PT Galangan Koja Indonesia dengan Peratur- an Pemerintah No. 28 tahun 1979;

f. Penambahan penyertaan modal negara ke dalam saham Unilect Indonesia PT dengan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1980;

g. Pengalihan bentuk Perum Dok dan Galangan Kapal menjadi Persero dengan Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1980;

h. Pendirian Persero Taman Wisata Candi Borobudur dan Pram- banan dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1980.Sementara itu selama tahun anggaran 1979/80

proses pengalihan bentuk perusahaan negara menjadi Persero berjalan terus. Sampai pada akhir tahun pertama Repelita III perusahaan negara berstatus Persero berjumlah 129 buah, yaitu 6 Persero yang beroperasi di sektor jasa keuangan, 42 Persero di sektor jasa umum, 49 Persero di sektor industri (termasuk PT Krakatau Steel), dan 32 di sektor pertanian.

Perusahaan Negara (PN) yang belum ditentukan statusnya menu- rut Undang-undang No. 9 tahun

973

Page 25:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

1969 tinggal 42 buah, sedang sisa PN yang telah diusulkan untuk dialihkan menjadi Persero, tetapi belum dilaksanakan, berjumlah 5 buah.

Perusahaan Negara yang berkedudukan sebagai Perum dan PN berjumlah 69 buah, dengan perincian 4 buah bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum, 10 buah di bawah Departemen Perindustrian, 3 buah di bawah Departemen Keuangan, 1 buah di bawah

Page 26:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Departemen Kesehatan, 24 buah di bawah Departemen Pertanian, 15 buah di bawah Departemen Perhubungan, 4 buah di bawah Depar -temen Pertambangan dan Energi, 3 buah di bawah Departemen Pene-rangan, 1 buah di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 3 buah di bawah Departemen Hankam dan 1 buah di bawah Depar -temen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Perusahaan Negara yang berkedudukan sebagai Perjan berjumlah 2 buah, yaitu 1 buah di bawah Departemen Keuangan dan 1 buah di bawah Departemen Perhubungan.

Perusahaan Negara yang mempunyai status khusus ialah PN Pertamina.

Selanjutnya sampai tanggal 31 Maret 1980 keadaan badan-badan usaha negara secara lebih terperinci adalah seperti dapat dilihat pada Tabel X X I I - 1 .

Dalam pada itu untuk mengembangkan pasar uang dan modal maka sebagai tindak lanjut dari pembentukan Persero Danareksa dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1976 dan Badan Pelak- sana Pasar Modal (Bapepam) dengan Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 serta tatacara penjualan saham perusahaan yang diatur dengan berbagai surat keputusan Menteri Keuangan, maka dalam tahun anggaran 1979/80 oleh Menteri Keuangan telah ditetapkan :

a. Penunjukan lembaga/badan usaha yang dapat bertindak selaku pembeli saham melalui pasar modal, yakni perusahaan asuransi, dana pensiun, badan sosial, yayasan, koperasi, bank dan badan usaha lainnya, baik mink negara maupun swasta nasional;

b. Tatacara penawaran saham bank swasta nasional kepada masya -rakat melalui pasar modal;

c. Ketentuan tentang ijin usaha bagi badan hukum, lembaga ke- uangan non bank serta perorangan yang melakukan kegiatan. perantaraan dalam perdagangan efek; dan

d. Tatacara menawarkan obligasi kepada masyarakat melalui pasar modal oleh badan usaha.Kecuali itu kebijaksanaan penyempurnaan kelembagaan dan tata-

cara telah dikembangkan terus dalam rangka pembinaan dunia usaha.

974

Page 27:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 1

KEADAAN BADAN-BADAN USAHA NEGARASAMPAI 31 MARET 1980

No. U r a i a n Jumlah Keterangan

1. PN yang diusulkan oleh Depar- 107temen-departemen untuk dialihkan bentuknya menjadi Persero

2. PN yang telah selesai dinilai oleh 103 Dengan perincianTeam Penilai Pengalihan bentuk 1 PN dijadikan PerumPN menjadi Persero 4 PN dilikwidasikan

98 PN diusulkan untukmenjadi Persero

3. PN yang status pengalihan ben- 5 tuknya masih dalam penyelesaian Team Penilai

4. PN yang telah dikeluarkan Per- 96 Dialihkan menjadi 82 Per-aturan Pemerintahannya

5. Persero yang modalnya telah di-80 tetapkan oleh Menteri Keuangan

6. Persero yang telah ditandatangani80 akte pendiriannya

7. Persero yang telah ditetapkan48 neraca pembukuannya oleh Men- teri Keuangan

8. Pendirian Persero baru 40 Dengan perincian : 20 joint venture,20 seluruh modal milik negara

9. Persero baru yang anggaran da-40 sarnya telah ditandatangani di hadapan notaris

10. PT yang didirikan sebelum PP 23 12 telah disesuaikan 12/1969

11. Persero yang mempunyai anak 40 perusahaan

12. Perum dan PN 47

dengan 92 anak perusahaan/ Partisipasi modal

13. Perjan 2

14. Bank Pemerintah 815. Perusahaan negara dengan status 1 Pertamina

khusus

sero karena penggabungan

dengan 92 anak perusahaan/ partisipasi modal

975

Page 28:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Antara lain pembinaan itu dilakukan dengan usaha penyederhanaan sistem perijinan. Departemen Perdagangan dan Koperasi pada tahun Pertama Repelita III telah berhasil menyempurnakan tatacara pe- ngajuan permohonan, penanganan dan pengeluaran surat ijin usaha perdagangan (SIUP) yang jauh lebih sederhana dari masa sebelum- nya. Dalam rangka pelelangan maka surat fiskal yang semula tidak ditentukan masa lakunya, ditetapkan mempunyai masa laku 1 (satu) tahun.

Pengembangan dan pembinaan pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah telah pula dilakukan antara lain dengan pemberian fasilitas perbankan yang diberikan berupa kredit, bantuan berupa pembinaan teknik manajemen, pemasaran, kursus-kursus ketrampilan, peralatan dan percontohan guna mendorong kewiraswastaan melalui program-program dari berbagai Departemen.

5. Pengawasan dan penertiban operasional

Pengawasan dan penertiban operasional merupakan usaha pen- ting yang dilakukan Pemerintah secara terus-menerus. Masalah- masalah pembangunan dalam Repelita III yang makin meningkat sesuai dengan makin meningkatnya volume pembiayaan pembangunan memerlukan peningkatan pengawasan dan penertiban, baik oleh aparat pengawasan fungsional maupun oleh aparat pengawasan yang melekat pada pimpinan, yaitu pengawasan oleh atasan terhadap ba -wahan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan yang telah ditetapkan.

Perangkat pengawasan yang luas dan usaha-usaha penertiban secara terus-menerus menggambarkan usaha yang sungguh-sungguh dari Pemerintah dalam membina keseluruhan aparatur supaya meru -pakan alat yang berwibawa, kuat, efektif, efisien dan bersih guna menjamin keberhasilan usaha pembangunan. Operasi Tertib yang di -lancarkan berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1977 dimak-sudkan untuk mendinamisir fungsi aparatur pengawasan Pemerintah, dengan melakukan tindakan korektif terhadap pejabat Pemerintah yang melakukan penyimpangan terhadap pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan Operasi Tertib ini sekurang-

976

Page 29:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

kurangnya telah dapat diciptakan suatu iklim yang tidak merangsang untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan.

Langkah-langkah untuk melanjutkan dan meningkatkan kebijak-sanaan-kebijaksanaan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan penertiban aparatur Pemerintah selama tahun anggaran 1979/80 ada - lah antara lain sebagai berikut :a. Mengintensifkan rapat koordinasi dan kerjasama aparatur peng-

awasan.b. Meningkatkan pengawasan yang bersifat bagian dari pelaksanaan

manajemen, yaitu pengawasan oleh atasan terhadap bawahan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan.

c. Memantapkan kedudukan dan fungsi Inspektorat Jenderal Depar -temen sebagai aparatur pengawasan fungsional dan meningkatkan kemampuan personil yang bertugas di bidang pengawasan melalui penataran.

d. Mengembangkan terselenggaranya pengawasan yang terkoordinasi -kan di daerah dengan lebih memantapkan kedudukan dan fungsi Inspektorat Wilayah Propinsi dan Inspektorat Wilayah Kabupaten/ Kotamadya sebagai aparat pengawasan Pemerintah Daerah.

e. Telah mengadakan langkah-langkah khusus, yaitu :(i) pembentukan Team Koordinasi Penanganan Masalah Perta-

nahan dengan Keputusan Presiden No. 51 tahun 1979 dalam rangka penertiban masalah pertanahan yang menyangkut berbagai instansi Pemerintah;

(ii) pembentukan Team Khusus Kehutanan dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 232 tahun 1980 guna membantu ter -wujudnya ketertiban di bidang kehutanan.

(iii) pembentukan Team Khusus Agraria dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 61 tahun 1979 dalam rangka penertiban secara integral guna membantu terwujudnya "catur tertib" di bidang agraria.

(iv) penyelenggaraan penataran sebanyak 421 orang petugas pemeriksa di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen dan 250 orang Kepala Inspektorat dan Inspektur Pembantu di

977

Page 30:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

lingkungan wilayah Propinsi/Kabupaten/Kotamadya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan operasional pengawasan;

(v) penyelenggaraan latihan bagi 54 Perwira Menengah sebagai Inspektur Opstib yang ;diperbantukan pada Departemen dan Pemerintah Daerah Tingkat I untuk mendinamisir fungsi peng-awasan dan penertiban pada aparat pengawasan di tingkat Pusat maupun tingkat Daerah.

(vi) penertiban dan penindakan terhadap oknum-oknum pegawai negeri yang memiliki/menggunakan ijazah palsu dan ijazah asli tapi palsu dalam rangka pembinaan pegawai sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Sejak dilancarkan Operasi Tertib pada bulan Juni 1977 sampai dengan Maret 1980 maka telah ditangani 4.299 buah kasus yang me -libatkan 6.729 orang. Dari jumlah orang yang terlibat itu 5.763 orang dikenakan tindakan administratif, 726 orang tindakan hukum dan 240 orang tindakan lainnya. Ikhtisar perkembangan Operasi Tertib selama periode tersebut dapat dilihat pada Tabel XXII — 2.

Dalam pada itu melalui sarana operasi justisi terus diusahakan pemberantasan korupsi. Pada umumnya korupsi yang dilakukan oleh sementara pegawai negeri atau mereka yang memperoleh fasilitas dari negara berkisar pada 2 pola :

a. menyalahgunakan milik atau keuangan negara yang secara langsung atau tidak langsung berada di bawah kekuasaan atau pengaruh pelaku;

b. memasukkan keterangan-keterangan palsu dalam sarana adminis -trasi; yang kesemuanya diperoleh dengan terbukanya peluang dalam sistem manajemen yang belum sempurna.

Data penyelesaian perkara korupsi selama tahun 1979 adalah se-bagai berikut : disidik 178 buah perkara, belum putus 234 buah perkara dan sudah putus 209 perkara.

978

Page 31:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 2

IKHTISAR PERKEMBANGAN OPSTIB DI LINGKUNGANAPARATUR NEGARA PERIODE JUNI 1977 S/D MARET 1980

No. U r a i a n KasusTindakan Penertiban (orang)

Administrasi Hukum Lain-lain *) Jumlah

1. Departemen 3.179 4.444 641 239 5.324

2. Lembaga Pemerintah Non Departemen,Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara 71 98 3 1 102

3. Kejaksaan Agung 85 77 14 91

4. Bank-bank Pemerintah 964 1.144 68 1.212

J u m l a h: 4.299 5.763 726 240 6.729

*) Bukan pegawai negeri atau pegawai Perusahaan Negara(Perusahaan swasta sebagai supplier/Kontraktor)

Page 32:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …
Page 33:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

6. Penyempurnaan di bidang kepegawaian

Dalam rangka usaha meningkatkan pengabdian dan kesetiaan aparatur Pemerintah dilaksanakan usaha-usaha secara berencana dan terarah agar segenap pegawai negeri mempunyai kesetiaan dan ketaatan yang penuh kepada Pancasila, Undang-Undang 1945, Negara dan Pemerintah serta bermental baik, berwibawa, berdayaguna, berhasil- guna, bersih, berkualitas tinggi, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat, dalam menjalankan tugas Pemerintahan dan pembangunan.

Usaha pembinaan pegawai negeri dalam tahun pertama Repelita III ditujukan kepada peningkatan pengabdian dan kesetiaan tersebut di atas. Tujuan tersebut antara lain akan dicapai melalui pembinaan yang berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja secara beren- -cana dan terarah. Usaha ini merupakan kelanjutan dari kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Repelita I dan Repelita II yang meliputi : (a) penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian; (b) penyempurnaan dasar-dasar penyusunan formasi pegawai; (c) pengadaan dan pengangkatan pegawai serta penyelesaian kepangkatan; (d) perbaikan penghasilan pegawai negeri dan pejabat Negara; (e) perbaikan gaji ,dan penghasilan pensiunan; (f) penyem-purnaan tata usaha kepegawaian; (g) peningkatan kemampuan manajemen para pejabat serta peningkatan ketrampilan dan produk- tivitas kerja pegawai; dan (h) penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;

Dengan berbagai penyempurnaan tersebut diharapkan akan se- makin terjamin

980

Page 34:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

ketenangan dan kegairahan dan kemantapan kerja pegawai negeri dan pada gilirannya akan mendorong pegawai negeri untuk bekerja dengan lebih tekun, tertib dan bersemangat sehingga tugas-tugas pemerintah dan pembangunan berjalan lebih lancar.a. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan di

bidang kepegawaian.Sebagai usaha untuk lebih memantapkan pembinaan

pegawai negeri maka dalam tahun anggaran 1979 / 80 telah dikeluarkan per- aturan perundang-undangan berupa:

Page 35:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 3

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH DITETAPKANTAHUN 1979/80 SEBAGAI PERATURAN PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG No. 8 TAHUN 1974

Bentuk NomorPeraturan Urut

Nomor Tahun Perihal

Peraturan 1 9 1979 Pemberian Gaji Bulan Ketiga BelasPemerintah Dalam Tahun Anggaran 1979/80

Kepada Pegawai Negeri Dan PejabatNegara

2 10 1979 Penilaian Pelaksanaan PekerjaanPegawai Negeri Sipil

3 15 1979 Daftar Urut Kepangkatan PegawaiNegeri Sipil

4 16 1979 Pengangkatan Calon/Pegawai Per-usahaan Jawatan Kereta Api Men-jadi Calon/Pegawai Negeri Sipil

5 19 1979 Penetapan Kembali Dan PenyesuaianPensiun Pokok Bagi Pensiunan Per-usahaan Negara Tertentu SertaJanda/Dudanya

6 32 1979 Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil7 37 1979 Pemberian Gaji Bulan Keempat

Belas Dalam Tahun Anggaran 1979/80 Kepada Pegawai Negeri DanPejabat Negara

8 38 1979 Pemberian Pensiun Tambahan Da-lam Tahun 1979/80 Kepada ParaPenerima Pensiun/Tunjangan Yangbersifat Pensiun

9 3 1980 Pengangkatan Dalam Pangkat Pega-wai Negeri Sipil

10 8 1980 Pensiun Bagi Bekas Ketua DanBekas Wakil Ketua Majelis Permu-syawaratan Rakyat Sementara SertaJandanya

11 9 1980 Hak Keuangan/Administratif KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah DanBekas Kepala Daerah/Bekas WakilKepala Daerah

12 10 1980 Pemberian Tunjangan KehormatanKepada Bekas Anggota Komite Na-sional Indonesia Pusat Dan Janda/Dudanya

981

Page 36:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

BentukPeraturan

NomorUrut

Nomor Tahun

13 11 1980

14 12 1980

15 13 1980

16 14 1980

17 15 1980

18 16 1980

KeputusanPresiden

1 62 1979

2 19 1980

3 20 1980

4 21 1980

Perihal

Pengangkatan Pegawai Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Tekstil, Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Selulosa Dan Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin Menjadi Pegawai Negeri SipilTunjangan Penghargaan Bagi Bekas Ketua/Bekas Wakil Ketua Anggota DPA dan Badan Pemeriksa Keuangan/Dewan Pengawas Keuangan Yang Diangkat Sebelum Berlakunya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1967 dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1965 Serta JandanyaPerubahan dan Penambahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri SipilPemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri dan Pejabat NegaraPemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Bagi Penerima Pensiun/ Tunjangan Yang Bersifat PensiunPemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Bagi Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan Dan Bekas Anggota Komite Nasional Indonesia PusatPemberian Penghargaan Bagi Pega-wai Bekas TRIKORA Dan Janda/ DudanyaTunjangan Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil Yang Dipekerjakan/Diperbantukan Pada Perguruan Tinggi Swasta Dan Sekolah SwastaPerubahan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1979 Tentang Tunjangan Khusus Timor TimurPerubahan Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1977 Tentang Tunjangan Khusus Irian Jaya

982

Page 37:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

(i) 18 buah Peraturan Pemerintah sebagai ketentuan pelaksanaan yang bersifat mengatur Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

(ii) 4 buah Keputusan Presiden sebagai ketentuan pelaksanaannya yang bersifat operasional.

Perincian dari peraturan-peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai tersebut dalam Tabel XXII — 3.b. Penyempurnaan dasar-dasar penyusunan formasi pegawai

Sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Repelita II di bidang kepegawaian, yaitu agar setiap satuan organisasi Negara mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang sesuai dengan jenis dan besarnya beban tugas yang menjadi tanggung jawab- nya, maka dalam Repelita III akan terus disempurnakan pelaksanaan ke arah penyusunan formasi pegawai negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976.

Sebagai langkah pertama ke arah itu dalam Repelita II telah di- adakan inventarisasi jabatan dengan maksud untuk dapat mengetahui semua jumlah dan jenis jabatan yang ada pada organisasi Pemerintah. Untuk memudahkan penyusunan dan pencarian maka jabatan yang ada pada organisasi Pemerintah dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yang terdiri dari:(i) Jabatan struktural, yaitu jabatan yang nyata-nyata tercantum

pada suatu organisasi Pemerintah yang bersangkutan, misalnya jabatan-jabatan Sekretaris Jenderal Departemen, Kepala Biro, Kepala Direktorat dan sebagainya;

(ii) Jabatan non struktural, yaitu jabatan yang tidak nyata-nyata ter-cantum pada struktur organisasi Pemerintahan, akan tetapi adanya diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas pokok organisasi Pemerintahan yang bersangkutan.

Dalam Repelita III usaha inventarisasi jabatan masih diteruskan dengan melengkapi daftar jabatan yang telah terkumpul dari instansi pusat maupun Daerah Otonom, sedang terhadap jabatan-jabatan yang telah terkumpul setelah diadakan penelitian akan disusun suatu daftar jabatan.

983

Page 38:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Inventarisasi jabatan merupakan dasar dalam membuat uraian jabatan, penggolongan serta penilaian selanjutnya. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut telah dapat diselesaikan, maka akan diperoleh lan- dasan bagi penyusunan formasi pegawai negeri yang sebenarnya.c. Pengadaan dan pengangkatan pegawai serta penyelesaian pangkatnya.

Pengadaan pegawai negeri dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong pada masing-masing satuan organisasi Pemerintah. Dalam tahun anggaran 1979 / 80 pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil pada masing-masing Departemen dan Lembaga adalah sejumlah 85.420 orang.

Selain dari pada pengangkatan tersebut di alas maka telah diangkat pub,:(i) Pegawai/Guru SD yang diangkat berdasarkan Ins-

truksi Presiden No. 12 tahun 1979 sejumlah 50.000 orang(ii) Tenaga-tenaga medis dan para medis di Puskes- -

mas yang diangkat berdasarkan Instruksi Pre- -siden No. 13 tahun 1979 sejumlah 4.550 orang

J u m l a h : 54.550. orang

Pengangkatan seluruh calon Pegawai Negeri Sipil dalam tahun anggaran 1979 / 80 adalah 139.979 orang.

Dalam pada itu jumlah pegawai negeri yang bekerja pada Depar-temen/Lembaga yang mengalami kenaikan pangkat dalam tahun ang-garan 1979/80 adalah 201.298 orang. Jumlah kenaikan pangkat dalam tahun anggaran sebelumnya ialah 143.094 orang. Dengan demikian maka pertambahan kenaikan pangkat dalam tahun anggaran 1979/80 dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya adalah 141 %.

Lebih banyak pegawai negeri yang memperoleh kenaikan pangkat dalam tahun anggaran 1979/80 disebabkan antara lain:(i) sebagai basil pemeliharaan data kepegawaian yang makin sem-

purna;(ii) adanya standarisasi formulir usul-usul kenaikan pangkat yang

merupakan penyederhanaan administrasi;

984

Page 39:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

(iii) makin bertambahnya jumlah tenaga yang terlatih pada masing-masing Departemen dan Lembaga.

d. Perbaikan penghasilan pegawai negeri dan pejabat Negara

Sebagai usaha untuk meningkatkan kegairahan bekerja maka Pemerintah secara bertahap dan secara nyata berusaha memperbaiki penghasilan pegawai negeri dan pejabat Negara dalam batas-batas kemampuan keuangan Negara.

Dalam tahun anggaran 1979/80 usaha Pemerintah untuk mening-katkan kesejahteraan pegawai negeri dan pejabat Negara ialah:(i) pemberian gaji bulan Juni 1979 sebesar 1 bulan gaji (gaji bulan

ke - 13) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1979;(ii) pemberian gaji bulan Januari 1980 sebesar 1 bulan gaji (gaji bulan

ke - 14) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1979.Besarnya masing-masing gaji bulan ke - 13 dan gaji bulan ke - 14

adalah sebagai berikut:Untuk pegawai negeri bagi golongan I sebesar 125 %, bagi go-

longan II dan III masing-masing sebesar 100 % dan bagi golongan IV sebesar 75 % .

Untuk pejabat Negara besarnya gaji bulan ke-13 dan bulan ke-14 adalah masing-masing 75 %.

Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 11 tahun 1979 telah diadakan perubahan besarnya tunjangan jabatan bagi pejabat Negara tertentu sebagaimana ditentukan dalam Keputusan Presiden No. 14 tahun 1977 tentang Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat Negara Tertentu. Perubahan besarnya tunjangan yang berlaku sejak 1 April 1979 dapat dilihat pada Tabel XXII — 4.

Adapun perkembangan perbaikan penghasilan rata-rata pegawai negeri dan pejabat Negara dalam Repelita III adalah sebagai tersebut dalam Tabel XXII — 5 dan Tabel XXII — 6.

Perlu pula dikemukakan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerin- tah No. 13 tahun 1980 telah diadakan perubahan batas usia anak yang menjadi tanggungan pegawai negeri yang semula ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1977 batas usia maksimum adalah

985

Page 40:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 4

PERUBAHAN BESARNYA TUNJANGAN JABATAN BAGI PEJABAT NEGARA TERTENTU

BESARNYA TUNJANGANJABATAN MENURUT

NO. PEJABAT NEGARA KEPPRES14/1977

(LAMA)

KEPPRES11/1979(BARU)

1. Presiden dan Wakil Presiden 100% 100%2. Ketua Lembaga Tinggi Negara dan

Menteri Negara 100% 100%3. Wakil Ketua Lembaga Tinggi Negara

termasuk Wakil Ketua MPR yangtidak merangkap Wakil Ketua DPRdan Ketua Muda Mahkamah Agung 75% 100%

4. Anggota Lembaga Tinggi Negara 60% 100%5. Kepala Daerah Tingkat I, Wakil Ke-

pala Daerah Tingkat I, KepalaDaerah Tingkat dan Wakil KepalaDaerah Tingkat II 60% 100%

18 tahun, diubah menjadi 21 tahun atau 25 tahun apabila masih duduk dalam bangku sekolah/perguruan tinggi.

Kepada pegawai bekas Trikora yang sudah bertugas di Irian Jaya sebelum 1 Mei 1969 diberikan penghargaan berdasarkan Keputusan Presiden No. 62 tahun 1979 dengan penghargaan yang berhak diterima oleh masing-masing kelompok sebagaimana disebut dalam Tabel XXII — 7.e. Perbaikan penghasilan pensiun

Sejalan dengan perbaikan penghasilan pegawai negeri, maka secara bertahap diusahakan pula perbaikan penghasilan dari para penerima pensiun/tunjangan yang bersifat pensiun.

Dengan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 1979 tentang Pem-berian Tunjangan Pensiun Tambahan Dalam Tahun Anggaran 1979/ 80 pada bulan Januari 1980 kepada para penerima pensiun/tunjang- an yang bersifat pensiun diberikan pensiun tambahan. Besarnya

986

Page 41:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII – 5

PERBAIKAN PENGHASILAN RATA-RATA PEGAWAI NEGERI SIPILTAHUN ANGGARAN 1979/80

987

Page 42:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 6PERBAIKAN PENGHASILAN RATA-RATA PEJABAT NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1979/80

1 - 4 - 1979No. PEJABAT NEGARA S/D

31- 3 - 1980(1) (2) (3)

1. MENTERI 527.500

2. KETUA DPR BEPEKA, DPA DANMAHKAMAH AGUNG

527.500

3. WAKIL KETUA DPR,BEPEKA, DPA, DANMAHKAMAH AGUNG

409.200

4. ANGGOTA DPR,BEPEKA, DPA, DANMAHKAMAH AGUNG

256.500

pensiun tambahan adalah sebesar penghasilan pensiun bersih/uang tunggu bersih sebulan berdasarkan peraturan pensiun/tunjangan yang bersifat pensiun/uang tunggu yang berlaku, tidak termasuk tunjang- an beras. Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1980 tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Pensiun maka kepada penerima pensiun/tunjangan yang bersifat pensiun ter - hitung mulai tanggal 1 April 1980 diberikan setiap bulan tunjangan perbaikan penghasilan pensiun sebesar 35 % dari penghasilan.

Perkembangan perbaikan penghasilan penerima pensiun/tunjang- an yang bersifat pensiun tahun anggaran 1979/80 adalah seperti tercantum dalam Tabel XXII — 8.

KETERANGAN

(4)

1. Setiap Pejabat Negara dianggap mempunyai seorang isteri dan 3 orang anak.

2. Pada bulan Juni 1979 dan bulan Januari 1980 diberikan masing-masing gaji bulan ketiga belas dan gaji bulan keempat belas sebesar 75 % dari penghasilan bersih sebulan.

3. Dalam perhitungan ini belum termasuk tunjangan pangan.

4. Belum dikurangi iuran wajib 10 % dari penghasilan.

988

Page 43:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 7

PERINCIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAIBEKAS TRIKORA

Diberikan kepadaPegawai Bekas Trikora Ketera-

No. Uraian Penghargaan Kelom-pokI

Kelom-pok

II

Kelom-pokIII

Kelompok

IV

ngan

1. Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dengan ya ya tidak tidakketentuan :a. yang bersangkutan telah sekurang-kurangnya

2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinyab. yang bersangkutan masih berkedudukan sebagai

Pegawai Negeri Sipil atau pegawai perusahaan milik Negara/Daerah pada tanggal31 Desember 1979.

2. Piagam Penghargaan disertai dengan uang ban- ya ya ya yatuan sebesar Rp. 100.000,— (seratus ribu rupiah).

3. Cuti beserta keluarganya ke tempat asal selama ya tidak tidak tidak12 (dua belas) hari kerja di tempat atas biayaNegara atau bantuan uang sejumlah biaya cutitersebut.

4. Bantuan perumahan sebanyak Rp. 500.000,— ya tidak tidak tidak(lima ratus ribu rupiah), kecuali mereka yangtelah memperoleh/menempati rumah dinas.

5. Biaya perjalanan untuk kembali ke tempat asal tidak tidak tidak yaBeserta keluarganya atau bantuan uang sejumlabbiaya perjalanan tersebut.

Page 44:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII – 8PERBAIKAN PENGHASILAN RATA-RATA PENSIUNAN PEGAWAI

NEGERI SIPIL TAHUN ANGGARAN 1979/80

f. Penyempurnaan tata usaha kepegawaian.Dalam rangka usaha peningkatan pembinaan pegawai negeri atas

dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja sangat diperlukan adanya data kepegawaian yang lengkap, dapat dipercaya dan ditemukan dengan seketika apabila diperlukan. Untuk ini telah dimulai penyu- sunan dan pemeliharaan tata usaha kepegawaian.

Dalam rangka usaha ini telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :(i) Penetapan NIP bagi calon pegawai negeri sipil sebanyak 99.818

orang;(ii) Pemberian KARPEG bagi calon pegawai negeri sipil yang diangkat

menjadi pegawai negeri sipil sebanyak 185.074 orang;(iii) Perekaman data setiap pegawai negeri berikut perkembangannya

ke dalam magnetic tape; dan

990

Page 45:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

(iv) Penyusunan berkas pegawai negeri ke dalam almari khusus yang diperuntukkan untuk itu.

Selain dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka telah di- berikan pula kepada masing-masing Pimpinan Departemen, Lem- baga dan Pemerintah Daerah tingkat I daftar pegawai negeri dalam lingkungannya masing-masing yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.

Dengan kegiatan-kegiatan sebagaimana disebutkan di atas maka pada masa-masa mendatang diharapkan akan dapat lebih ditingkat - kan pembinaan pegawai negeri.g. Peningkatan kemampuan manajemen para pejabat serta pening-

katan ketrampilan dan produktivitas kerja pegawai.

Sejalan dengan penyempurnaan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan maka telah diusahakan pula peningkatan mutu, kemampuan, pengetahuan dan semangat pengabdian para pegawai negeri melalui berbagai program pendidikan dan latihan untuk men-dukung sistem karier dan sistem prestasi kerja. Kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparatur Pemerintah dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum Pemerintahan dan pem-bangunan.

Ruang lingkup pembinaan pendidikan dan latihan pegawai negeri meliputi bidang yang luas, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :(i) bidang teknis fungsional, yaitu yang bersangkutan dengan ke-

trampilan teknis untuk sesuatu pekerjaan berkenaan dengan tugas pokok dan tanggung jawab fungsional dari sesuatu Depar -temen / Lembaga;

(ii) bidang administrasi, yaitu yang menyangkut administrasi umum untuk meningkatkan kemampuan dalam manajemen, kepemim- pinan dan lain-lain yang secara umum diperlukan oleh para pejabat pimpinan;

(iii)bidang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan pejabat-pejabat di bidang perencana-

991

Page 46:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

an dan pelaksanaan pembangunan pada semua Departemen/Lem-baga dan Pemerintah Daerah dalam penguasaan tehnik-tehnik perencanaan pembangunan serta peralatan analisanya.Di antara program-program pendidikan dan latihan di bidang

administrasi yang terutama ialah program pendidikan dan latihan pegawai senior pada Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA), baik yang diselenggarakan secara interdepartmental maupun oleh Departemen masing-masing.

Penyelenggaraan SESPA selama tahun pertama Repelita III adalah sebagai tertera pada Tabel XXII — 9.

TABEL XXII — 9JUMLAH LULUSAN SESPA TAHUN 1979/80

Departemen Angkatan Jumlah lulusan

Departemen Dalam Negeri V 34 orangDepartemen Pertanian VI 30 orangDepartemen Kesehatan IV 34 orangDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan VIII 30 orangDepartemen Penerangan V 20 orangDepartemen Agama V 31 orangDepartemen Perdagangan dan Koperasi IV 31 orangDepartemen Perindustrian VIII 37 orangDepartemen Kehakiman VII 23 orangLembaga Administrasi Negara XVIII 28 orang

J u m l a h 298 orang

Selanjutnya program pendidikan dan latihan administrasi umum tingkat madya, tingkat lanjutan dan tingkat dasar dewasa ini telah dikembangkan. Program-program ini telah menjadi program pendidik- an dan latihan bagi pegawai negeri yang dipromosikan ke jenjang jabatan setingkat lebih tinggi dalam golongan jabatan pimpinan.

Sementara itu program pendidikan dan latihan pegawai lainnya yang penting adalah Program Perencanaan Nasional (PPN) yang telah diselenggarakan sejak tahun 1972. Pada tahun pertama Repelita III telah dilaksanakan program angkatan ke-8 yang diikuti oleh 42

992

Page 47:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

orang pejabat, baik dad Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Di samping "general project course" yang berlangsung selama 8 bulan tersebut oleh PPN telah pula diselenggarakan kursus-kursus perencana- an proyek transportasi, proyek pertanian dan proyek agro-industri yang masing-masing berlangsung selama 2 bulan.

Kecuali itu terdapat pula Studi Pembangunan Indonesia (SPI) sebagai program pendidikan dan latihan pegawai. SPI yang diseleng-garakan sejak tahun 1975 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pejabat untuk menguasai teknik-teknik perencanaan di bidang sosial budaya. Sampai akhir tahun pertama Repelita III SPI telah menghasilkan 131 orang lulusan yang terdiri dari pejabat-pejabat yang bekerja pada berbagai instansi Pemerintah di seluruh Indonesia.

Untuk meningkatkan pengawasan pada aparatur Pemerintah Daerah, maka Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan bekerja sama dengan Departemen Dalam Negeri, Sekretariat Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara dan Team Operasi Tertib pada tahun anggaran 1979/80 telah menyelenggarakan penataran petugas Inspek-torat Jenderal Departemen sebanyak 9 angkatan dengan jumlah peserta 246 orang dan petugas Inspektorat Wilayah Propinsi/Kabupaten/ Kotamadya sebanyak 3 angkatan dengan jumlah peserta 148 orang.

h. Penyelenggaraan penataran Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan PancasilaBerdasarkan Instruksi Presiden No. 10 tahun 1978 telah diadakan

penataran di kalangan pegawai negeri mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR No. II/MPR/1978), Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara (Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978).

Penataran dilaksanakan secara bertingkat, ialah :(i) penataran calon penatar tingkat nasional yang telah diselenggara-

kan sebanyak 4 angkatan bertempat .di Istana Bogor;

(ii) penataran tingkat nasional yang diselenggarakan sebanyak 19 angkatan, yaitu bertempat di Gedung DKI untuk 2 angkatan dan di Taman Mini Indonesia Indah untuk 17 angkatan.

993

Page 48:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

(iii) penataran tingkat instansi pusat dan tingkat propinsi yang penye-lenggaraannya dilaksanakan selama 11/2 tahun, yaitu mulai dari bulan September 1978 sampai Februari 1980;

(iv) penataran tingkat kabupaten; dan(v) penataran tingkat kecamatan.

Penataran juga dilakukan secara bertahap, ialah :(i) penataran tipe A yang diikuti oleh pegawai negeri golongan III

ke atas atau yang dipersamakan dengan itu;(ii) penataran tipe B yang diikuti oleh pegawai negeri golongan II

atau yang dipersamakan dengan itu;(iii) penataran tipe C yang diikuti oleh pegawai negeri golongan I atau

yang dipersamakan dengan itu.Penatar nasional dan peserta penataran tingkat nasional seluruhnya

berjumlah 4.186 orang, sedang peserta penataran tingkat instansi pusat, propinsi dan kabupaten/kotamadya tipe A sampai dengan akhir Maret 1980 seluruhnya berjumlah 215.497 orang yang terdiri dari pegawai negeri sipil, anggota ABRI yang dikaryakan, pegawai perusahaan milik negara, bank Pemerintah, perusahaan dan bank milik daerah.

Penataran tipe B sebagai kelanjutan dari rangkaian penataran P4 akan diselenggarakan mulai tahun anggaran 1980/81. Penataran ini akan diikuti oleh lebih dari 2 juta orang, termasuk 1.120.712 orang pegawai negeri sipil golongan II.

7. Penyempurnaan administrasi bidang-bidang lain.Berbagai usaha yang dilakukan dalam tahun anggaran 1979/80

dalam rangka penyempurnaan tata kerja, pengawasan dan penertiban antara lain ialah mengenai administrasi keuangan, administrasi pene-rimaan negara, administrasi material, kearsipan dan sebagainya.

Dalam rangka penyempurnaan administrasi keuangan yang terpadu untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian APBN, maka Pusat Analisa Informasi Keuangan pada Departemen Keuangan yang telah dibentuk pada tahun 1976 telah disempurnakan dengan diadakannya bidang pembinaan komunikasi data pada Pusat Analisa Informasi Keuangan tersebut.

994

Page 49:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Sebagaimana diketahui Pusat Analisa Informasi Keuangan mem-punyai tugas melakukan pembinaan dan pengembangan dalam peng-olahan berbagai data keuangan untuk memungkinkan dilakukannya pelaksanaan pengawasan dengan dukungan komputer. Data keuangan yang dimaksud ialah misalnya data impor, ekspor, cukai tembakau, susunan dan realisasi anggaran, bantuan dan hutang-hutang luar negeri serta arus pemasukan dan pengeluaran uang melalui Kantor-kantor Kas Negara.

Bidang pembinaan komunikasi data diadakan untuk lebih me-ningkatkan kelancaran pelaksanaan pengembangan sistem informasi keuangan dan untuk lebih menjamin terselenggaranya komunikasi data antara pusat pengolahan dan terminal-terminal pengolahan perekaman, baik di Pusat maupun di daerah dengan kerjasama yang lebih erat dengan instansi-instansi yang ber kepentingan.

Dalam pada itu ,dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mengamankan penerimaan Negara, maka dalam tahun 1979/80 berdasarkan Instruksi Presiden No. 6 tahun 1979 kepada Menteri Keuangan telah diminta untuk mengadakan pengaturan guna mewujudkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat wajib pajak, pengawasan dan penertiban terhadap aparatur perpajakan, penegakan disiplin fiskal dan kepatuhan wajib pajak serta pengaturan tentang penggunaan jasa Akuntan Publik. Ditegaskan pula dalam Instruksi Presiden tersebut bahwa untuk membina iklim perpajakan yang sehat serta mencapai kewajaran dalam perpajakan, maka badan-badan usaha perlu didorong untuk lebih terbuka dan memberikan laporan keuangan yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Untuk keterbukaan dan penyampaian laporan keuangan yang benar itu kepada badan-badan usaha diberikan keringanan per -pajakan. Berhubung dengan itu Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 191 tahun 1979 telah mengatur penyederhanaan pelaksanaan sanksi administratif di bidang perpajakan untuk memberi- kan kepastian dan kemudahan bagi wajib pajak.

Langkah-langkah tersebut di atas sejalan dengan usaha untuk mewujudkan iklim yang lebih baik bagi para wajib pajak pada umum -nya. Dengan adanya pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat

995

Page 50:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

wajib pajak maka diharapkan dapat ditingkatkan disiplin serta ke- patuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak oleh para pembayar pajak.

Mengenai kearsipan Negara dapat dikemukakan bahwa usaha penyempurnaan terns dilakukan agar keseluruhan penyelenggaraan kearsipan, terutama pada aparatur Pemerintah merupakan satu sistem yang baik dan yang diikuti oleh semua unit organisasi sehingga terdapat keseragaman.

Dalam tahun pertama pelaksanaan Repelita III sistem kearsipan dinamis yang telah diterapkan di berbagai instansi terns ditingkatkan sehingga menjadi makin mantap dalam penerapannya. Di samping itu telah dipersiapkan penanganan dan penertiban arsip-arsip dinamis inaktif yang ada di berbagai instansi Pemerintahan, baik di tingkat Pusat maupun Daerah. Dalam hubungan ini telah dikeluarkan Per- aturan Pemerintah No. 34 tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip, yang pelaksanaannya dewasa ini sedang dipersiapkan.

Penyebar luasan sistem kearsipan dinamis melalui penataran kearsipan telah dilaksanakan oleh instansi-instansi yang bersangkutan di bawah koordinasi .dan bimbingan Arsip Nasional. Di tingkat Pusat berbagai instansi telah menerapkan sistem kearsipan pola baru, sedangkan beberapa instansi lainnya telah mempersiapkan penggunaannya. Usaha perbaikan kearsipan pada tingkat Daerah telah pula dimantapkan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 30 tahun 1979 tentang Tata Kearsipan Departemen Dalam Negeri, di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II. Menteri Dalam Negeri telah pula mengeluarkan Instruksi No. 1 tahun 1980 yang 996

Page 51:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

maksudnya ialah agar daerah-daerah melaksanakan sistem kearsipan pola baru.

Sejalan dengan program pembinaan kearsipan maka pada tahun anggaran 1979/80 Arsip Nasional dengan bekerja sama dengan Lem- baga Administrasi Negara telah mulai menyelenggarakan penataran-penataran yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.

Page 52:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

C. SISTEM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN NEGARA

1. Pendahuluan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan rencana tahunan dari pada Repelita, dan khususnya anggaran pembangunan diusahakan mencerminkan pola kebijaksanaan, prioritas dan pro- gram dari pada Repelita untuk tahun bersangkutan. Klasifikasi penyediaan biaya pembangunan dalam sistem anggaran dilakukan secara fungsional menurut program-program yang akan dilakukan dan kemudian diperinci lagi dalam penyediaan biaya untuk tiap proyek.

Sebagaimana dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya Anggar- an Pendapatan dan Belanja Negara 1979/80 disusun atas dasar prinsip-prinsip :(i) anggaran berimbang dan dinamis;(ii) dana-dana pembangunan yang berasal dari kemampuan sendiri

harus semakin besar;(iii) penentuan prioritas yang tepat; dan(iv) bekerja berdasarkan program yang terpadu.

Demikian pula sistem pembiayaan yang bersumber pada Ang- garan Pendapatan dan Belanja Negara pada tahun pertama Repelita III dilaksanakan melalui perencanaan proyek-proyek berdasarkan penyusunan Daftar Isian Proyek. Di samping itu juga dilakukan dalam bentuk bantuan kepada daerah-daerah dan dana-dana yang disalurkan untuk pembiayaan pembangunan melalui perbankan se- bagai kredit atau sebagai penyertaan modal dalam badan-badan usaha.

Pada tahun 1979/80 sistem pembiayaan pembangunan telah mengalami berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan terutama di -lakukan dalam hal perencanaan proyek-proyek atau perencanaan penggunaan dana pembangunan, tata hubungan kerja antara instansi yang terlibat dalam kegiatan penyusunan pembiayaan pembangunan serta administrasi pembiayaannya. Tujuan penyempurnaan ini adalah supaya penyediaan biaya menjadi lebih terarah, wajar, tidak meng-

997

Page 53:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

hambat, tetapi tidak pula memberi peluang bagi kebocoran-kebocor- an. Dalam usaha lebih menyerasikan pembangunan yang bersifat nasional maupun yang dilaksanakan oleh daerah-daerah, telah di -sempurnakan pula tatacara pembiayaan pembangunan pada tingkat daerah. Demikian pula diusahakan secara terus menerus penyempur- naan sistem pembiayaan pembangunan.

Di bidang pembiayaan dalam bentuk bantuan kepada daerah- daerah juga terdapat berbagai perbaikan yang cukup penting dan bahkan perluasan. Dalam tahun 1979/80 di samping program-program bantuan pembangunan desa, bantuan pembangunan Daerah Tingkat II, bantuan pembangunan Daerah Tingkat I, bantuan pembangunan seko- lah dasar, bantuan pembangunan sarana kesehatan, bantuan penghijau- an dan reboisasi serta bantuan kredit pembangunan dan pemugaran pasar telah pula diadakan program-program bantuan kredit konstruksi pembangunan/pemugaran pusat pertokoan/perbelanjaan/perdagangan dan/atau pertokoan serta bantuan penunjangan jalan dan jembatan kabupaten.

Penyempurnaan dalam program-program bantuan kepada daerah-daerah yang dikenal sebagai program Inpres meliputi keseragaman format, sistematika, penggunaan kriteria yang sama dalam prosedur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan bantuan pem-bangunan. Demikian pula terdapat penyempurnaan dalam volume dan isi bantuan. Dalam hal pengorganisasian diadakan penyempur- naan yang mengarah kepada fungsionalisasi dinas-dinas yang ber -sangkutan. Apabila sebelum tahun 1979/80 Bupati/Walikota madya Kepala Daerah Tingkat II adalah Pemimpin Proyek untuk seluruh proyek-proyek bantuan pembangunan Daerah Tingkat II, sekolah dasar, sarana kesehatan, kredit pasar dan penghijauan, maka pada tahun 1979 / 80 fungsi Bupati/Walikota madya Kepala Daerah Ting- kat II adalah sebagai penanggungjawab. Pemimpin Proyek adalah dari Dinas yang paling berwenang secara fungsional. Hal ini juga diberlakukan untuk Proyek Inpres penunjangan jalan dan jembatan Kabupaten.

Tatacara penyelenggaraan pembiayaan seperti yang telah dila- kukan oleh Pemerintah setiap tahun melalui Pedoman Pelaksanaan

998

Page 54:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

APBN akan terus disempurnakan. Untuk tahun anggaran 1979/80 tatacara pelaksanaan anggaran ditetapkan dengan Keputusan Presi- den No. 14 tahun 1979. Dalam bidang ini telah dilakukan berbagai penyempurnaan yang cukup berarti dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan sebelumnya. Penyempurnaan tersebut antara lain adalah penghapusan penyediaan pembiayaan secara triwulanan, berlakunya DIP/DIK sebagai SKO, pengaturan wewenang yang lebih luas bagi Departemen/Lembaga dan bagi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran untuk mengadakan revisi DIP dan pengaturan pelelangan yang lebih terbuka.

Sistem pengendalian proyek-proyek pembangunan sebagai sistem yang memungkinkan identifikasi bagi tindakan-tindakan korektif se-cepatnya serta penyempurnaan perencanaan berikutnya, telah dikem-bangkan. Hasil utama yang diperoleh dari sistem pengendalian yang mulai berlaku sejak tahun 1977/78 itu ialah diketahui nya masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangun- an yang perlu ditanggulangi oleh instansi-instansi berwenang.

Di bidang pengawasan keuangan Negara telah ditempuh cara pendekatan preventif maupun represif atau pendekatan pre-audit dan post-audit.

Dalam hat ini telah diusahakan perbaikan-perbaikan nya antara lain dengan penyempurnaan berbagai peraturan, adanya koordinasi pelaksanaan pengawasan di bawah Menteri Negara Pengawasan Pem-bangunan dan Lingkungan Hidup, peningkatan kemampuan para petugas pengawasan, peningkatan mutu inspeksi, pengaturan tindak lanjut pengawasan dan penyempurnaan-penyempurnaan lainnya.

2. Penyusunan anggaran pembangunan

Seperti dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, anggaran pem-bangunan dalam tahun 1979/80 disusun dan ditetapkan berdasarkan perkiraan penerimaan Negara, khususnya tabungan Pemerintah dan penerimaan pembangunan. Untuk menjamin kontinuitas pekerjaan dalam penyelenggaraan proyek-proyek, tetap dilaksanakan sistem firemen, yaitu sistem yang mengijinkan penggunaan sisa anggaran pembangunan tahun-tahun lalu dalam tahun anggaran yang sedang

999

Page 55:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

berjalan. Namun demikian penggunaan sisa anggaran pembangunan (SLAP) dalam tahun anggaran berikutnya dibatasi hingga selambat-lambatnya 3 tahun anggaran berturut-turut.

Penyusunan rencana proyek-proyek pembangunan tetap dituang- kan dalam Daftar Isian Proyek (DIP). DIP tersebut dimaksudkan sebagai program kerja yang jelas untuk mencapai suatu basil ter - tentu dalam jangka waktu setahun, dan memuat aspek fisik yang harus dilakukan maupun kebutuhan pembiayaan dari suatu proyek. Tatacara pengisian nya diusahakan secara terus menerus lebih baik dan lebih terarah. Demikian pula dalam perencanaan anggaran rutin, yang dilakukan melalui Daftar Usulan Kegiatan (DUK) dan kemu - dian secara konkrit dituangkan dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK).

Anggaran Pembangunan sebagai suatu keseluruhan diperinci dalam susunan Sektor-Sub-Sektor, Program dan Proyek. Kemudian juga disusun dalam masing-masing bagian anggaran (Departemen/ Lembaga) bersangkutan.

Dengan demikian terlihat secara jelas hubungan secara matrix antara penyusunan per sektor (horisontal) dan penyusunan per De-partemen / Lembaga (vertical).

Apabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi 18 Sektor. Ke-18 Sektor tersebut ialah Sektor Pertanian dan Pengairan; Sektor Industri; Sektor Pertam-bangan dan Energi; Sektor Perhubungan dan Pariwisata; Sektor Per -dagangan dan Koperasi; Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Sek- tor Pembangunan Daerah, Desa dan Kota; Sektor Agama; Sektor Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa; Sektor Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Peranan Wanita, Kependudukan dan Keluarga Berencana; Sek- tor Perumahan Rakyat dan Pemukiman; Sektor Hukum; Sektor Per-tahanan dan Keamanan Nasional; Sektor Penerangan, Pars dan Ko-munikasi Sosial; Sektor Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian; Sektor Aparatur Pemerintah; Sektor Pengembangan Dunia Usaha; dan Sektor Sumber Alam dan Lingkungan Hidup.

1000

Page 56:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Susunan anggaran dalam masing-masing Bagian Anggaran me- liputi Majelis Permusyawaratan Rakyat; Dewan Perwakilan Rakyat; Dewan Pertimbangan Agung; Badan Pemeriksa Keuangan; Mahkamah Agung; Kejaksaan Agung; Kepresidenan; Sekretariat Negara; Lem- baga-lembaga Pemerintah Non Departemen; Departemen Dalam Negeri; Departemen Luar Negeri; Departemen Pertahanan dan Keamanan; Departemen Kehakiman; Departemen Penerangan; De-partemen Keuangan; Pembiayaan dan Perhitungan; Departemen Perdagangan dan Koperasi; Departemen Pertanian; Departemen Perindustrian; Departemen Pertambangan dan Energi; Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Perhubungan; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Departemen Kesehatan; Departemen Agama, De-partemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi; dan Departemen Sosial.

Di antara 27 Bagian Anggaran tersebut di atas terdapat Bagian Anggaran XVI yang karena sifatnya disebutkan Bagian Pembiayaan dan Perhitungan. Dalam bagian ini terdapat sejumlah pembiayaan melalui perbankan, pembiayaan untuk penyertaan modal Pemerintah dalam badan-badan usaha Negara, berbagai bantuan kepada Daerah, pembangunan yang dikhususkan di Timor Timur serta lain-lainnya.

Mengenai revisi DIP, mulai tahun 1979/80 diberikan kelonggaran-kelonggaran yang makin besar kepada Departemen/Lembaga untuk mengadakan revisi DIP bilamana keadaan memerlukannya.

Kriteria pokok revisi adalah volume pekerjaan dan biaya tiap tolok ukur. Biaya sesuatu tolok ukur dapat terdiri atas satu atau beberapa jenis pengeluaran. Kewenangan revisi diberikan kepada Pemimpin Proyek untuk perubahan sampai setinggi-tingginya 10% di atas atau di bawah volume tolok ukur asal tidak melampaui batas biaya untuk keperluan itu dalam DIP yang asli. Sedang kewenangan revisi diberi - kan kepada Pemimpin Proyek dengan persetujuan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran untuk perubahan sampai se- tinggi-tingginya 15% di atas atau di bawah biaya untuk tolok ukur yang tercantum dalam DIP yang ash sepanjang tidak melampaui batas biaya yang tersedia untuk keperluan itu dalam DIP yang asli. Selanjutnya pergeseran dan atau perubahan biaya harus diputuskan

1001

Page 57:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

oleh Menteri/Ketua Lembaga bersangkutan dalam hal perubahan sam- pai setinggi-tingginya 20% di bawah volume tolok ukur yang tercan- tum dalam DIP yang asli asal tidak melampaui batas biaya yang tersedia untuk keperluan itu dalam DIP tersebut yang asli. Pelimpahan wewenang perubahan DIP yang khusus diberikan kepada Pemimpin Proyek selanjutnya ialah perubahan berupa penurunan volume peker- jaan yang terjadi karena adanya perubahan standar dan perubahan dalam pengadaan tanah untuk membeli bidang yang lebih luas dari pada yang tertera dalam DIP bersangkutan dalam batas biaya yang tersedia untuk keperluan itu.

Demikian pula ketentuan mengenai pemrosesan revisi diusahakan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan secara lebih cepat. Dalam hal revisi yang memerlukan persetujuan Kepala Kantor Wilayah Di -rektorat Jenderal Anggaran maupun Menteri/Ketua Lembaga ber -sangkutan harus mendapat keputusan selambat-lambatnya 2 minggu, sedangkan usul perubahan/pergeseran yang memerlukan persetujuan Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Bidang EKUIN/Ketua Bappenas keputusan dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah diterimanya usul revisi bersangkutan.

Dalam proses kegiatan penyusunan DIP maka usaha penyerasian proyek-proyek yang memperoleh bantuan proyek/bantuan tehnik juga terus ditingkatkan. Apabila semula untuk batuan proyek/bantuan tehnik itu dituangkan dalam DIP yang terpisah yang dinamakan DIP Suplemen, maka sejak tahun anggaran 1979/80 kegiatan serta biaya bantuan dituangkan dalam satu DIP. Maksud penyerasian dan sekali- gus perpaduan itu ialah selain tetap mempertahankan kejelasan hu -bungan antara kegiatan serta pembiayaan yang berasal dari dalam negeri dengan kegiatan serta pembiayaan yang berasal dari bantuan luar negeri, juga untuk memudahkan pengelolaan fisik proyek dan tanggung jawab keuangan sebagai satu kesatuan.

Seperti juga dengan tahun-tahun sebelumnya maka pada tahun 1979/80 diusahakan agar supaya hubungan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan dapat lebih serasi dan konsisten.

1002

Page 58:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

3. Prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan.

Tiap tahun RAPBN disampaikan kepada DPR 3 bulan sebelum masa berlakunya RAPBN sebagai rencana operasional tahunan disah- kan oleh DPR dan kemudian diterbitkan dalam bentuk Undang- undang APBN, sedang pedoman pelaksanaannya diatur dengan Ke-putusan Presiden. Undang-undang serta Keputusan Presiden untuk tahun 1979/80 adalah Undang-undang No. 2 tahun 1979 dan Keputus- an Presiden No. 14 tahun 1979. Keppres No. 14/1979 dimaksudkan se-bagai pedoman pelaksanaan anggaran yang tidak terikat hanya untuk tahun 1979/80.

Makin meningkatnya APBN dari tahun ke tahun, khususnya ang-garan pembangunan, yang untuk tahun anggaran 1979/80 mencapai jumlah sebesar Rp. 6.933,950 milyar, memerlukan tatacara sedemikian rupa sehingga pelaksanaannya harus lebih lancar tanpa mengabaikan segi pengawasan. Oleh karena itu dilakukan perbaikan dalam tahun anggaran 1979/80 untuk memperbesar daya serap serta mempercepat pelaksanaan pembangunan. Perbaikan tatacara ini sebenarnya merupa- kan kelanjutan dari penyempurnaan-penyempurnaan yang telah di-lakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai salah satu contoh usaha penyempurnaan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum April 1969 untuk setiap pengeluaran anggaran pembangu- nan harus diterbitkan SKO yang baru berlaku setelah disetujui oleh Departemen Keuangan, cq. Direktorat Jenderal Anggaran.

b. Mulai tahun anggaran 1969/70 untuk pelaksanaan anggaran pem-bangunan digunakan DIP, dan SKO diterbitkan oleh Departemen/ Lembaga bersangkutan tanpa memerlukan persetujuan terlebih da- hulu dari Direktorat Jenderal Anggaran. SKO ini diterbitkan untuk setiap kali diperlukan suatu pembiayaan tertentu.

c. Dari tahun 1973/74 sampai dengan 1978/79 SKO diterbitkan un- tuk masa triwulanan sebagaimana tercantum di dalam DIP.

Dalam tahun 1979/80 penyediaan dana secara triwulanan di dalam DIP ditiadakannya, dan DIP yang telah disahkan diperlukan se- bagai SKO. Hanya untuk hal-hal rutin SKO masih. diperlukan.

1003

Page 59:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Dengan perubahan-perubahan sebagaimana diuraikan di atas tampak dengan jelas bagaimana secara bertahap beberapa mata rantai dihilangkan.

Di samping diadakan penyederhanaan dalam tatacara revisi DIP seperti telah disebutkan terdahulu maka dalam Keputusan Presiden No. 14 tahun 1979 terdapat perubahan terhadap beberapa batas pembiayaan, ialah:a. batas antara beban tetap dan beban sementara

yang semula berjumlah Rp. 2 juta diubah menjadi Rp. 3 juta;

b. batas jumlah uang tunai yang diperkenankan ada pada bendaharawan yang semula berjumlah Rp. 1 juta diubah menjadi Rp. 2 juta;

c. batas keharusan pelaksanaan pemborongan pekerjaan/pembelian barang dengan pelelangan yang semula berjumlah Rp. 5 juta ke atas diubah menjadi di atas Rp. 10 juta;

d. batas penunjukan langsung yang harus dilaksanakan dengan Surat Perintalt Kerja (SPIC) yang semula berjumlah dari Rp. 500.000,sampai dengan Rp. 5 juta diubah menjadi di atas Rp. 1 juta sampai dengan Rp. 10 juta.

Salah satu penyempurnaan yang penting dalam tatacara pelaksanaan anggaran adalah tujuan untuk memberikan pengutamaan kepada golongan ekonomi lemah dan hasil produksi dalam negeri.

Sehubungan dengan itu maka agar dalam penafsiran terdapat pengertian yang sama, Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara telah mengirimkan surat edaran kepada Departemen/Lembaga dengan memberikan perincian lebih lanjut mengenai pengertian-pengertian yang disebut dalam Keputusan Presiden itu.

Selanjutnya mengenai ketentuan pelelangan terdapat berbagai penyempurnaan seperti keharusan pelaksanaan pelelangan yang lebih terbuka, adanya petunjuk penyusunan dokumen lelang lebih jelas,

Page 60:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

penghindaran perangkapan tugas dan kepentingan, dibukanya lembaga sanggahan, adanya ketentuan tentang prakwalifikasi, diadakannya daftar rekanan yang mampu (DRM) dan ditetapkannya penunjukan

1004

Page 61:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

langsung untuk kasus-kasus tertentu oleh Menteri/Ketua Lembaga bersangkutan yang dahulu memerlukan persetujuan Menteri Keuangan.

Dalam tatacara pelelangan juga terdapat perbaikan ketentuan, yaitu apabila surat fiskal yang semula hanya berlaku pada 1 kali pelelangan dan pelelangan berikutnya memerlukan surat fiskal yang baru, dalam Keputusan Presiden No. 14 tahun 1979/80 surat fiskal tersebut mempunyai masa laku 1 tahun.

Demikian pula penyempurnaan dilakukan terhadap pokok-pokok yang harus dimuat dalam surat perjanjian, ialah dicantumkannya ketentuan niinimum yang harus dimuat dalam surat perjanjian atau kontrak yang dalam Keputusan Presiden No. 12 tahun 1977 belum ditentukan secara tegas. Di dalam ketentuan minimal itu terdapat antara lain ketentuan bahwa dalam mengadakan ikatan perjanjian harus jelas dinyatakan stalus hukunt (wewenang), hak dan kewajiban yang terikat dalam perjanjian bersangkutan.

Usaha-usaha penyempurnaan telah dilaksanakan pula mengenai pedoman pelaksanaan program bantuan pembangunan kepada Daerah.

Penyenipurnaan terutama dilakukan dalam hal pertanggungjawab an dalam penyaluran bantuan, khususnya mengenai Surat Pertanggungjawaban (SPJ) bagi bantuan pembangunan Daerah Tingkat II, sekolah dasar, sarana kesehatan dan penghijauan serta reboisasi yang dikaitkan dengan pencantuman bantuan tersebut pada APBD Daerah Tingkat 11 yang bersangkutan. Mulai talmn 1979/80 SPJ diteliti oleh Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat 11 sebagai bahan perhitungan APBD masing-masing Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

Mengenai penyaluran biaya dan pertanggungjawaban bagi kegiatan yang SKO-nya dimintakan oleh Menteri-menteri yang bersangkutan berlaku ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Presiden. No. 14 tahun 1979.

Page 62:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

4. Pengendalian pelaksanaan proyekSistem pengendalian proyek-proyek pembangunan

yang memungkinkan identifikasi bagi tindakan korektif secepatnya serta penyempurnaan perencanaan berikutnya yang berlaku sejak tahun

1005

Page 63:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

anggaran 1977/78 telah dirasakan manfaatnya sebagai sistem pengen -dalian yang sifatnya aktif. Dalam sistem tersebut terdapat unsur-unsur yang mendorong instansi-instansi yang bersangkutan untuk bertindak aktif dalam mengelola proyek-proyeknya masing-masing. Demikian pula pelaksanaan sistem tersebut telah menghasilkan data identifikasi permasalahan dan perkembangan proyek secara lebih mantap.

Pada tahun anggaran 1979/80 sistem pengendalian proyek-proyek pembangunan didasarkan pada pasal 62 dan Lampiran II Keputusan Presiden No. 14 tahun 1979, yang menentukan kewajiban pemimpin proyek serta Bappeda untuk menyampaikan laporan triwulanan me- ngenai proyek bersangkutan, baik dari DIP yang berjalan maupun dari DIP SLAP.

Laporan triwulanan tersebut disampaikan kepada Menteri/Ketua Lembaga bersangkutan, Menteri Koordinator bidang EKUIN/Ketua Bappenas, Gubernur/Kepala Daerah yang bersangkutan, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup serta Inspektorat Jenderal/Unit pengawasan lembaga bersangkutan, se- lambat-lambatnya 1 bulan setelah ber akhirnya 1 triwulan.

Pelaporan proyek itu sendiri dituangkan dalam suatu formulir yang pada pokoknya berisi data umum, data keuangan, tolok ukur dan sasaran usaha, pelaksanaan berdasarkan wilayah administrasi/ fisik/pembiayaan/sasaran fungsional, tindak lanjut yang diperlukan dan catatan-catatan lain pelapor.

Demikian pula terdapat ketentuan bahwa Gubernur/Kepala Dae- rah mengikuti dan mengawasi perkembangan pelaksanaan proyek- proyek yang ada di daerahnya baik berdasarkan laporan dari pemimpin proyek maupun dengan melakukan penelitian sendiri serta dengan mengadakan pertemuan berkala dengan para pemimpin/bendaharawan proyek dalam wilayahnya. Laporan pengawasan oleh Gubernur/Kepala Daerah disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri serta kepada Departemen/Lembaga bersangkutan, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator bidang EKUIN/Ketua Bappenas dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Perlu pula dikemukakan bahwa untuk kelancaran proses pengendalian maka baik bagi pimpinan proyek maupun pejabat-pejabat yang

1006

Page 64:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

terlibat dalam proses tersebut telah tersusun buku pedoman sehingga memudahkan pelaksanaan pengendalian. Dengan melibatkan berbagai instansi dalam proses pengendalian, diusahakan dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam manajemen proyek, hubungan antar proyek, hubungan proyek dengan badan-badan Pemerintahan, pengaturan biaya, pelaksanaan perjanjian pemborongan dan pembelian, masalah teknis dan perburuhan, dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian pelaksanaan proyek mencapai tujuan sesuai dengan jadwal waktu dan rencana yang ditetapkan secara lebih baik.5. Pengawasan keuangan negara

Pengawasan keuangan negara merupakan salah satu di antara usaha penting yang dilakukan Pemerintah secara terus-menerus karena disadari bahwa dengan meningkatnya APBN tahun demi tahun, pengawasannya harus ditingkatkan pula.

Penyempurnaan di bidang pengawasan dilakukan dengan me-ningkatkan efisiensi dan efektivitas aparatur pengawasan fungsional maupun pengawasan atasan terhadap bawahan dan ditujukan kepada pengawasan intern serta ekstern, pengawasan preventif dan represif, dan pengawasan tehnik serta administratif. Demikian pula penyem-purnaan dilakukan dengan pelaksanaan koordinasi yang lebih baik di antara aparatur pengawasan fungsional, yaitu Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, Inspektorat Jenderal Departemen dan Inspektur Jenderal Pembangunan di bawah pimpinan Wakil Presiden dengan dibantu oleh Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Demikian pula Badan Pemeriksa Keuangan se- bagai aparatur pengawasan ekstern terhadap aparatur eksekutif telah mengintensifkan pemeriksaan, baik dalam frekuensi maupun sasaran- nya.

Dalam hubungan ini dapat dikemukakan bahwa sehubungan dengan makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan di daerah maka telah disempurnakan Inspektorat Wilayah Daerah (Itwilda) yang diganti menjadi Inspektorat Wilayah Propinsi dengan Keputusan Men- teri Dalam Negeri No. 219 tahun 1979. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 220 tahun 1979 dibentuk pula Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kotamadya.

1007

Page 65:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Pengawasan terhadap penggunaan keuangan negara ditujukan untuk sejauh mungkin mengurangi kebocoran, namun tetap diusa- hakan agar tidak menghambat kelancaran pelaksanaan pembangunan. Kebijaksanaan yang ditempuh untuk kelancaran pelaksanaan proyek-proyek pembangunan seperti dengan berlakunya DIP sebagai SKO dan pemberian wewenang kepada Pemimpin Proyek untuk sampai batas - batas tertentu merevisi DIP tidak mengurangi intensitas pengawasan.

Penyempurnaan pelaksanaan pengawasan pada tahun pertama Repelita III ditujukan kepada pengembangan sistem pengawasan yang mempunyai ciri-ciri :a. cara kerja kordinatif antara semua aparatur pengawasan secara

lintas sektoral dan lintas regional di tingkat Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah dan perusahaan negara;

b. mampu mendeteksi penyimpanan sedini mungkin agar dapat di- ambil langkah koreksi;

c. menjurus ke arah pengawasan yang melembaga sebagai bagian dari fungsi manajemen;

d. memberi gambaran mengenai pelaksanaan pembangunan dari segi-segi penggunaan dana keuangan dan pemenuhan fungsi proyek-proyek pembangunan.Sistem pengawasan dengan ciri-ciri seperti tersebut di atas me--

rupakan pemantapan hasil-hasil dari pelaksanaan kegiatan pengawas- an pada masa sebelumnya, antara lain :a. sinkronisasi pelaksanaan rencana kerja antara Direktorat Jenderal

Pengawasan Keuangan Negara dengan Inspektorat Jenderal De-partemen agar dapat menghindari adanya pemeriksaan berulang mengenai obyek, sasaran dan periode pemeriksaan yang sama dalam saat bersamaan;

b. kesepakatan bersama antara Direktorat Jenderal Pengawasan Ke-uangan Negara dengan Inspektorat Jenderal Departemen menge- nai keseragaman dalam sasaran pemeriksaan, cara pemeriksaan, cara pelaporan, bentuk pelaporan dan peristilahan yang dipergu- nakan dalam pemeriksaan sehingga hasil-hasil pemeriksaan saling mengisi dan melengkapi;

1008

Page 66:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

c. pelaporan pengawasan dikaitkan dengan pelaporan dalam sistem pengendalian proyek atau program pembangunan sehingga lapor- an dapat menggambarkan secara lengkap perkembangan penca- paian sasaran keuangan, fisik maupun fungsional.

Secara berkala telah diadakan rapat-rapat koordinasi di antara aparatur-aparatur pengawasan fungsional di bawah pimpinan Wakil Presiden dengan dibantu oleh Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup guna lebih memantapkan pelaksanaan sis- tem tersebut.

Mengenai tindak lanjut pengawasan maka Inspektorat-inspek- torat Jenderal Departemen telah banyak menggunakan wewenangnya dalam melakukan tindakan korektif di lapangan, demikian pula telah banyak menggunakan wewenang untuk melaporkan kepada alat-alat penegak hukum dalam hal terjadi tindak pidana, sesuai dengan maksu.1 Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Operasi Tertib. Dengan kedudukan serta wewenang seperti dikehendaki oleh Instruksi Presiden tersebut maka Inspektorat Jenderal Departemen menjadi lebih kuat dalam pelaksanaan pengawasan, baik pengawas- an terhadap tugas pokok Departemen maupun tugas-tugas pemba- ngunan.

Selanjutnya Pemerintah telah memperketat pengawasan peng-gunaan keuangan negara. Apabila pada tahun-tahun sebelumnya Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara hanya memeriksa atau meng-audit penggunaan keuangan negara saja, maka sejak tahun anggaran 1979/80 Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara bergerak lebih jauh dengan melakukan manajemen audit atau pemeriksaan operasional. Tujuan nya adalah untuk mengenal dan menelaah masalah pengelolaan pekerjaan yang dianggap penting untuk diketahui pimpinan instansi agar memperoleh perhatian dan perbaikan.

Berdasarkan tujuan itu pemeriksaan operasional dilakukan dengan menilai efektivitas kegiatan-kegiatan di tempat yang dipe- riksa, mengenai kegiatan-kegiatan yang rawan dan yang perlu segera diperbaiki serta bagaimana card memperbaikinya.

1009

Page 67:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

Dalam pada itu peningkatan pelaksanaan pengawasan tidak saja dilakukan dalam pengawasan represif, melainkan juga dalam peng-awasan preventif dengan usaha mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan. Pengisian DIP dan DIK secara benar serta pemeriksaan nya yang teliti merupakan usaha pengguna- an keuangan negara yang lebih ber disiplin.

Demikian pula penyusunan anggaran yang baik dan disampaikan tepat pada waktunya dan pengaturan-pengaturan mengenai berbagai kewajiban pejabat-pejabat yang ber kepentingan dengan pengurusan keuangan negara merupakan usaha-usaha pengawasan preventif.

Dalam rangka pengawasan secara represif dilakukan pemerik- saan terhadap pelaksanaan APBN dan APBD secara rutin dan secara khusus. Pemeriksaan secara rutin adalah pemeriksaan selama tahun anggaran berjalan, sedang pemeriksaan secara khusus adalah peme-riksaan secara serentak pada akhir tahun anggaran.

Flash-hash pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap proyek-proyek Re- pelita dapat dilihat pada Tabel XXII — 10, sedangkan banyaknya laporan pemeriksaan khusus terhadap proyek-proyek Repelita, pro- yek-proyek program bantuan kepada Daerah (Inpres) serta proyek-proyek dari badan-badan usaha negara sampai dengan tahun ang- garan 1979/80 dapat dilihat pada Tabel XXII — 11.

Kemudian dalam rangka peningkatan pengawasan sejak tahun 1978/79 telah diselenggarakan penataran pejabat-pejabat Inspektorat Jenderal Departemen serta inspektur pembantu pada Inspektorat Wi- layah Propinsi. Hasil lulusan tersebut dapat dilihat pada Tabel XXII — 12.

1010

Page 68:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

T A B E L X X I I — 10HASIL-HASIL PEMERIKSAAN KHUSUS DJPKN TERHADAP PROYEK-PROYEK REPELITA 1975/76 — 1979/80

1975/76 1976/77 1977/78 1978/79 1979/80

Jumlah Proyek Repelita yang diperiksa 2.512 2.783 2.940 3.178 4.024(% dari jumlah proyek) (81,21 0 '°) (88,74%) (89,66%) (90,10%) (96,45%)Nilai DIP yang diperiksa (RP) 355.102.879.695 507.866.989.448,53 647.024.940.115 846.772.869.073 1.141.520.381.325,09Nilai SKO yang diperiksa (RP) 350.173.038.095 501.444.707.018,53 632.543.633.044 834.956.123.600 ')Nilai SPMU yang diterbitkan (RP) 221.498.937462,01 304.151.560.357,65 355.404.390.540,38 406.014.798.906,741 624.060.121.077,35Beban Tetap 154.758.898.119,61 207.011.487.969,84 226.171.376.634,83 246.332.992.312,27( 362.420.625.316,62(% 8 T) (69,86%) (68,06%) (63,63%) (60,67 %) (58,07 %)Beban Sementara 66.740.039.342,46 97.140.072.387,81 129.233.013.905,55 159.681.8066.594,47 261.639.495.760,73(% B S) 130,14%) (31.94%) (36,37%) (41,93%)Nilai pembayaran berdasarkan Berita Acarapelaksanaan fisik yang tidak sesuai dengankeadaan fisiknya ( RP)

272.964.729,99 259.827.634,88 979.089.564,31 1.214.145.777,61 3.398.618.059,28Nilai SIAP per 1 April tahun berikutnya( R P ) 160 788.949.514,71 251.326.025.560,86 36 .9.361.354.256,81 566.014.557.128,97 704.540.000.148,86Jumlah penyimpangan prosedur 224 kejadian 136 kejadian 234 kejadian 181 kejadian 282 kejadian

') = Mulai tahun anggaran 1979:80 DIP berfungsi sebagai. SKO

Page 69:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 11BANYAKNYA LAPORAN PEMERIKSAAN KHUSUS TERHADAP

PROYEK-PROYEK REPELITA, INPRES DAN BADAN USAHA NEGARA

B i d a n g 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79 1979/80

Proyek-proyek Repelita 2.512 2.783 2.940 3.178 4.024

Proyek-proyek Inpres 775 834 835 783 1.661

Badan Usaha Negara 1.106 1.027 241 256 233

J u m l a h 4.393 4.644 4.016 4.217 5.918

Page 70:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …

TABEL XXII — 12PENATARAN PETUGAS PEMERIKSA PADA INSPEKTORAT JENDERAL

DEPARTEMEN DAN INSPEKTUR PEMBANTU PADA INSPEKTORATWILAYAH PROPINSI 1978/79 — 1979/80

1013

Page 71:  · Web viewApabila selama periode Repelita II susunan anggaran pem- bangunan meliputi 17 Sektor, maka dimulai dengan tahun pertama Repelita III susunan tersebut menjadi …