85
ADMINISTRASI PEMERINTAH

 · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

ADMINISTRASI PEMERINTAH

Page 2:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan
Page 3:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

B A B XX

ADMINISTRASI PEMERINTAH

A. PENDAHULUAN

Usaha-usaha penyempurnaan Administrasi Pemerintah yang meliputi bidang yang cukup luas dalam tahun kedua Repelita II merupakan lanjutan dan peningkatan dari usaha-usaha dalam tahuntahun sebelumnya. Telah cukup banyak kemajuan-kemajuan yang diperoleh meskipun masih banyak masalah-masalah yang harus diatasi serta tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam rangka perbaikan secara terus-menerus.

Sasaran dari kegiatan di bidang penyempurnaan Administrasi Pemerintah dalam tahun kedua Repelita II ditujukan kepada peningkatan daya-guna dan hasil-guna administrasi untuk dapat mengimbangi semakin luas dan meningkatnya pelaksanaan pembangunan.

Sebagaimana dikemukakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara usaha-usaha penertiban dan penyempurnaan Aparatur Pemerintah yang meliputi baik struktur, prosedur kerja, personalia maupun sarana dan fasilitas kerja perlu dilakukan secara terus-menerus. Usaha-usaha penyempurnaan tersebut telah dilaksanakan, baik pada aparatur Departemen maupun Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Negara Tertinggi/Tinggi, aparatur perekonomian negara serta aparatur pemerintahan di daerah.

Penyempurnaan administrasi dilakukan pula untuk sektor-sektor pembangunan yang memperoleh prioritas seperti misalnya produksi dan pengadaan

785

Page 4:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pangan, pembangunan perumahan, perbaikan kesehatan rakyat, pembangunan prasarana, pemeliharaan lingkungan hidup, demikian pula pembangunan daerah-daerah dan lain-lain.

Di dalam rangka penyempurnaan Administrasi Pemerintah diusahakan pula perbaikan di bidang sistim pembiayaan pembangunan dengan lebih mengefektifkan mobilisasi serta penggunaan dana-dana

Page 5:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembangunan. Perbaikan telah pula dilakukan terhadap sistim administrasi pembangunan yang meliputi perencanaan program dan proyek, penserasian perencanaan dengan penyusunan anggaran, prosedur pelaksanaan anggaran, laporan dan pengendalian (monitoring) pelaksanaan proyek-proyek pembangunan.

Dalam hubungan ini berbagai penelitian di bidang administrasi seperti penelitian mengenai struktur dan tugas pokok serta kewe- nangan-kewenangan lembaga pemerintahan, penelitian mengenai daya serap penggunaan anggaran pembangunan, sistim pengelolaan mate- riil, administrasi pembangunan daerah dan desa, dan lain-lain telah dilakukan. Hasil-hasil penelitian tersebut diharapkan akan menjadi bahan penting bagi penyempurnaan Administrasi Pemerintah men -

datang.

Sebagai kelanjutan dari usaha-usaha dalam Repelita I maka selama tahun pertama Repelita II telah dilakukan berbagai penyempurnaan administrasi pemerintah yang telah menampakkan hasil- hasilnya. Usaha-usaha itu meliputi antara lain penyempurnaan organisasi Departemen, hubungan kerja antara lembaga-lembaga, aparatur pemerintahan di daerah, hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, organisasi perusahaan negara, administrasi penanaman modal, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan serta sistim perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

B. KEBIJAKSANAAN PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH

786

Page 6:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Kemajuan dan perbaikan dalam bidang administrasi pemerintah merupakan salah satu segi yang turut menentukan kelancaran dan keberhasilan pembangunan dengan baik. Walaupun demikian masih banyak masalah yang dihadapi dan perlu diselesaikan dalam rangka peningkatan kemampuan administrasi dan aparatur pemerintah untuk secara terus-menerus menggerakkan dan memperlancar pembangunan. Ruang lingkup serta kompleks dan Baling kait-mengkaitnya per-

Page 7:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

masalahan menghendaki penyelesaian secara menyeluruh, tetapi dilakukan secara bertahap dengan prioritas-prioritas yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

Hal ini menjadi sangat penting oleh karena tantangan di bidang administrasi pemerintah dalam Repelita II memang makin besar dan dengan sendirinya menuntut peningkatan administrasi pemerintah yang menunjang peningkatan pembangunan.

Dalam masa Repelita II sasaran-sasaran dalam usaha penyempurnaan adalah sebagai berikut :1. Meningkatkan pelaksanaan fungsi dan hubungan

kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar Lembaga-lembaga Tinggi Negara.

2. Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh aparatur negara dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan dan orientasi pelayanan kepada masyarakat.

3. Mengusahakan keserasian antara pelaksanaan dekonsentrasi, sertatantra dan swatantra di Daerah.

4. Meningkatkan keserasian hubungan kerja antar lembaga terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan sektoral serta program-program yang sifatnya antar sektor yang melibatkan berbagai Departemen/Lembaga serta khususnya yang merupakan prioritas.

5. Meningkatkan pengawasan pembangunan dengan tetap mengusahakan adanya keluwesan dalam pelaksanaan.

6. Meningkatkan produktivitas kerja, iklim kegairahan kerja untuk menegakkan disiplin kerja di bidang kepegawaian dalam rangka pembinaan sistim karier pegawai negeri sipil.

7. Membina dan menyempurnakan badan-badan usaha ekonomi, lembaga-lembaga keuangan dalam rangka pembinaan dunia usaha.

8. Menyempurnakan administrasi pelaksanaan

Page 8:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber pembiayaan, program perencanaan

787

Page 9:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dan pelaksanaan proyek-proyek, sistim anggaran dan pembiayaan pembangunan, masalah-masalah manajemen dalam pelaksanaan rencana tahunan.

C. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAAN DAN HASIL PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH TAHUN 1975/76

1. Aparatur Pemerintah

a. Lembaga-lembaga Negara Tertinggi/Tinggi Negara

Dengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan Undangundang Dasar 1945 dan dengan hubungan kerja seperti telah dituangkan dalam Ketetapan MPR No. VI/MPR/ 1973 telah lebih terbina keserasian hubungan kerjasama dalam pelaksanaan fungsinya masing-masing.

Hubungan kerjasama yang serasi antara Pemerintah dan DPR dalam tahun kedua Repelita II telah menghasilkan penyelesaian Undang-undang yang mempunyai arti penting dalam kehidupan de-mokrasi Pancasila, yaitu:(1) Undang-undang No. 3 tahun 1975 tentang Partai

Politik dan Golongan Karya yang mengukuhkan pemberian landasan hukum bagi dua partai politik dan satu golongan karya untuk dasar-dasar dan arah kehidupan dan kegiatannya sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Ketetapan MPR. Peraturan pelaksanaan Undang-undang No. 3 tahun 1975 telah pula diselesaikan, berupa Peraturan Pemerintah No. - 6 tahun 1976.

788

Page 10:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

(2) Undang-undang No. 4 tahun 1975 tentang Pemilihan Umum anggota-anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat. Dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1976 telah diatur pelaksanaan Undang-undang No. 4 tahun 1975. Antara lain telah ditetapkan bahwa pemilihan umum sebagaimana dimaksud

Page 11:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

oleh undang-undang tersebut akan dilangsungkan pada bulan Mei 1977.

(3) Undang-undang No. 5 tahun 1975 tentang susunan, kedudukan MPR/DPR/DPRD.Undang-undang No. 4 dan 5 tahun 1975 tersebut

merupakan masing-masing penyempurnaan Undang-undang No. 15 dan 16 tahun 1969 sebagai penyempurnaan serta penyesuaian dengan ketetapan MPR No. IV tahun 1973 tentang GBHN dan No. VIII tahun 1973 tentang Pemilihan Umum. Tujuan dari kedua undang-undang terse-but ialah meningkatkan kesadaran rakyat agar sebanyak mungkin menggunakan hak pilih.

Dalam pada itu dengan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1975 uang kehormatan bagi Ketua/Wakil Ketua MPR telah dinaikkan dari Rp. 15.000,— menjadi Rp. 20.000,—/bulan, sedangkan untuk anggota MPR kenaikannya adalah dari Rp. 7.500,— menjadi Rp. 10.000,—/bulan. Ketentuan tersebut berlaku surut mulai April 1975.

Kecuali itu dengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1976 telah dilakukan perbaikan penghasilan pensiun/tunjangan yang bersifat pensiun bekas pejabat negara (bekas menteri, ketua/wakil ketua/anggota DPA, Bepeka dan DPR, ketua/wakil ketua/ketua muda dan hakim Mahkamah Agung, ketua dan anggota Badan Peker-ja Komite Nasional Indonesia Pusat).

Di samping itu semua dalam tahun 1975/76 telah diadakan penyempurnaan organisasi dan personalia serta prasarana fisik dari lembaga-lembaga negara termasuk sekretariatnya untuk memungkinkan peningkatan kerja-sama dan pelaksanaan tugas masing-masing.

b. Administrasi dan aparatur pemerintah pusatDengan telah diadakannya penataan kembali

satuan-satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dengan Keputusan Presiden No. 44 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen dan Keputusan Presiden No. 45 tahun 1974 tentang

Page 12:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

susunan Organisasi Departemen maka dalam tahun ke dua Repelita II telah dapat di-

789

Page 13:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

selenggarakan tata-kerja yang lebih mantap dalam aparatur pemerintah. Sebagaimana diketahui dalam Keputusan-keputusan Presiden tersebut telah ditentukan tugas pokok dan fungsi Departemen, yaitu pengaturan, pelayanan, pembinaan, pemberian bimbingan dan pem- berian perijinan. Kemudian dengan Keputusan Menteri yang bersangkutan serta persetujuan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara telah diperinci tugas pokok dan fungsi serta uraian jabatan dalam Departemen masing-masing.

Dewasa ini masih sedang dilakukan penelitian mengenai jumlah serta penyempurnaan organisasi unit-unit pelaksana di lingkungan Departemen yang belum diatur dalam Keputusan Presiden dan Ke-putusan Menteri tersebut di atas. Unit-unit pelaksana ini terutama terdapat dalam bidang penelitian, pendidikan dan latihan dan lain-lain yang harus dilaksanakan sendiri oleh Departemen yang bersang-kutan, misalnya balai-balai penelitian, lembaga-lembaga pendidikan, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan dan sebagainya.

Selain dari pada penegasan tentang tugas pokok dan fungsi Departemen juga telah lebih ditegaskan lagi kedudukan dan fungsi dari Inspektorat Jenderal sebagai aparat pengawasan intern Depar-temen. Dengan disertai usaha-usaha peningkatan kemampuan para pengawas dan penyempurnaan dalam prosedur dan hubungan kerja di bidang pengawasan, maka diharapkan fungsi pengawasan dalam tiap-tiap Departemen dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam rangka peningkatan pelaksanaan pengawasan ini maka telah diciptakan koordinasi sebaik-baiknya melalui rapat-rapat koordinasi secara berkala dengan semua aparat pengawasan tingkat pusat yang dipimpin oleh Wakil Presiden.790

Page 14:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Di samping penyempurnaan organisasi Departemen juga telah dimulai usaha-usaha penyempurnaan organisasi Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen. Penyempurnaan tersebut dimaksudkan antara lain untuk menentukan secara jelas batas-batas dan kaitan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga serta untuk menghindarkan adanya pertumburan kewenangan, baik dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun tugas-tugas

Page 15:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembangunan. Dalam usaha ini termasuk pula penelitian Sekretariat Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Dewan-dewan. Walaupun usaha penyempurnaan terhadap lembaga-lembaga tersebut bersifat menyeluruh, yaitu untuk mencari pola pokok tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja yang akan dipergunakan, namun usaha perbaikan terhadap lembaga-lembaga yang sifatnya mendesak juga mendapat perhatian khusus.

Kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri juga sedang dalam penyempurnaan.

Dalam hubungan ini pemerintah sedang mengusahakan perumusan kembali kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi serta tata kerja Perwakilan Republik Indonesia yang terdiri dari Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler yang pembentukannya masing-masing diatur berdasarkan besar kecilnya kepentingan Negara Republik Indonesia serta kepentingan timbal-balik antar negara.

Sementara itu dalam tahun 1975/76 telah diadakan penyempurnaan Dewan Telekomunikasi dengan Keputusan Presiden No. 18 tahun 1975 dan, penyempurnaan Sekretariat Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional dengan Keputusan Presiden No. 31 tahun 1975.

Kemudian dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pelaksanaan tugas urusan piutang negara telah dibentuk Badan Urusan Piutang Negara di lingkungan Departemen Keuangan yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 11 tahun 1976. Badan tersebut mempunyai tugas menyelenggarakan pelaksanaan pengurusan piutang negara yang terhutang kepada instansi-instansi pemerintah/badan usaha negara atau badan-badan lainnya baik di pusat maupun di daerah.

c. Penyempurnaan tata hubungan kerja antar lembaga

Page 16:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusionil maupun proseduril secara terus-menerus juga dilakukan selama tahun kedua Repelita II. Sebagaimana diketahui selama Repelita I telah banyak disempurnakan hubungan kerja antara lembaga dalam banyak bidang, antara lain dalam proses perencanaan

791

Page 17:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembangunan, penyelenggaraan administrasi pembiayaan pembangunan, administrasi perdagangan luar negeri, tata cara penanaman modal, peningkatan produksi dan pengadaan pangan, penyelenggaraan program keluarga berencana, pengelolaan pelabuhan-pelabuhan, administrasi bantuan luar negeri dan banyak lagi program-program lainnya yang diprioritaskan.

Pada tahun kedua pelaksanaan Repelita II dalam bidang-bidang tersebut dapat dirasakan terselenggaranya pelaksanaan hubungan kerja yang lebih mantap dan serasi, baik antara aparatur di tingkat pusat maupun antara aparatur tingkat pusat dan tingkat daerah.

Langkah-langkah kebijaksanaan Pemerintah yang dikenal sebagai "Paket 1 April" pada tahun 1975, untuk menanggulangi laju inflasi akibat krisis moneter internasional telah melibatkan banyak instansi Pemerintah yang bertugas di bidang perdagangan, perpajakan dan perkreditan. Langkah-langkah tersebut telah dapat mengatasi hambatan dan kemacetan dalam bidang administrasi dan koordinasi ke- lembagaan.

Demikian pula perlu disebutkan terbentuknya BIPIK (Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil) sejak tahun 1975 sebagai badan koordinasi dari beberapa departemen untuk mengembangkan industri kecil) dan kerajinan rakyat yang bertujuan untuk memperkuat pengusaha dari golongan ekonomi lemah dengan jalan pembe- rian pendidikan dan latihan, bimbingan dan penyuluhan, bantuan peralatan dan percontohan, bantuan promosi dan informasi. Dalam tahun 1975 sebanyak 700 orang instruktur telah dididik untuk me- latih pengusaha industri kecil. Latihan-latihan yang diikuti oleh para pengusaha dan pengrajin telah dilaksanakan di Aceh,

Page 18:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Berbagai penyempurnaan tata hubungan kerja juga telah dilaksanakan dalam usaha perbaikan menu makanan rakyat, demikian pula dalam bidang pengawasan serta pengendalian (monitoring). Pelaksanaan pembangunan melalui bantuan-bantuan

kepada Daerah mengalami perbaikan melalui surat-surat keputusan bersama antara

792

Page 19:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

beberapa Menteri. Dengan demikian diusahakan keserasian kebijaksanaan dan langkah kegiatan antar Lembaga.

d. Administrasi dan aparatur pemerintah tingkat Daerah

Usaha penyempurnaan administrasi pemerintah meliputi pula penyempurnaan aparatur pemerintah di daerah. Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka telah diletakkan dasar bagi pelaksanaan sistim dekonsentrasi, sertatantra dan desentralisasi yang lebih serasi serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam pelaksanaan pemba-ngunan. Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang tersebut telah dikeluarkan beberapa peraturan pelaksanaan seperti tentang organisasi Sekretariat Wilayah/Daerah, termasuk Inspektorat Daerah, ten-tang penyempurnaan Badan-badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan sebagainya. Sehubungan dengan itu telah dibentuk suatu Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah dengan Keputusan Presiden No. 23 tahun 1975 yang bertugas merumuskan kebijaksanaan agar segala kegiatan yang terjadi di daerah dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Di antara kebijaksanaan yang telah dirumuskan ialah diadakannya pelarangan pungutan-pungutan liar di daerah dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 61 tahun 1976 yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih menggairahkan bagi dunia usaha di daerah.

Kebijaksanaan lain ialah berupa penyerahan sebagian urusan Pemerintah Pusat di bidang perkebunan besar kepada Pemerintah Daerah tingkat I dengan Keputusan Presiden No. 22 tahun 1975 dalam rangka pengisian otonomi yang dapat

793

Page 20:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

menjamin perkembangan dan pembangunan Daerah. Juga dengan Keputusan Presiden No. 33 tahun 1975 telah ditetapkan Daerah-daerah Tingkat I yang terkena bencana alam untuk diberi bantuan biaya perbaikan kerusakan sosial (sekolah, rumah sakit, puskesmas dan lain-lain).

Dalam rangka usaha pembinaan Badan-badan Perencanaan Pembangunan Daerah maka dalam tahun 1975/76 telah diselenggarakan beberapa pekan orientasi/konsultasi, ialah :

Page 21:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

(1) Pekan orientasi antara BKPM dengan Pemerintah Daerah/BAPPEDA pada bulan Agustus 1975 dalam mana diharapkan hendaknya peranan BKPM di daerah tidak menjadi tambahan mata rantai penghambat usaha penanaman modal di daerah, bahkan justru untuk menyederhanakan prosedur. Juga diharapkan agar BKPM Daerah bekerja-sama erat dengan BAPPEDA untuk menggarap perencanaan pembangunan daerah dalam lingkungan perencanaan nasional.

(2) Pekan konsultasi antara BAPPEDA-BAPPEDA pada bulan Oktober 1975 untuk merumuskan pola saling berkaitan dalam perencanaan pembangunan propinsi-propinsi bertetangga.

(3) Pekan konsultasi antara BAPPEDA-BAPPEDA pada bulan Desember 1975 untuk merumuskan pola perencanaan dan monitoring pelaksanaan pembangunan di daerah.Dalam hubungan dengan penyempurnaan

administrasi keuangan Daerah maka sebagai tindak lanjut dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1972, Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 1973 dan Kepu-tusan Menteri Dalam Negeri No. 22 tahun 1974 yang inti pokoknya adalah pemisahan anggaran belanja rutin dengan anggaran pembangunan daerah, maka pada tahun 1975 telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 5 tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggung-jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No, 6 tahun 1975 tentang cara penyusunan APBD.

Dengan usaha-usaha penyempurnaan serta pembinaan tersebut di atas diharapkan akan terdapat hubungan yang lebih serasi, baik antara aparatur pemerintah pusat dengan aparatur pemerintah daerah, maupun antara aparatur 794

Page 22:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pemerintah daerah satu sama lain.e. Lembaga-lembaga ekonomi/keuangan dan

perusahaan-perusahaan negaraDalam usaha penyempurnaan administrasi

pemerintah penyempurnaan badan-badan usaha negara dan pembinaan lembaga-lembaga ekonomi/keuangan juga ditingkatkan secara terus-menerus. Penyempurnaan badan-badan usaha negara ditujukan untuk meningkatkan

Page 23:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pelayanan kepada masyarakat, menyelenggarakan kemanfaatan umum yang lebih baik dan merata, serta meningkatkan pemupukan pendapatan dan laba yang berguna bagi dana pembangunan. Pembinaan lembaga-lembaga keuangan ditujukan untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam usaha pengerahan dana-dana masyarakat dan pengarahan penggunaannya oleh serta pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik.

Dalam tahun 1975/76 proses pengalihan bentuk perusahaan negara menjadi Persero berjalan terus. Pengalihan itu juga dimaksudkan agar perusahaan-perusahaan mampu bekerja dengan azas-azas ekonomi dan administrasi niaga sehingga keuntungan yang diperoleh dapat dikembalikan kepada negara untuk keperluan rakyat banyak. Dalam iklim pembangunan perusahaan negara tidak hanya harus mampu meningkatkan produksi, tapi juga harus meningkatkan keuntungan melalui peningkatan efisiensi perusahaan secara sehat. Namun demikian penyempurnaan di bidang pengendalian dalam peng-awasan juga ditingkatkan supaya tidak terjadi pemborosan.

Sampai pada tanggal 31 Maret 1967 keadaan badan-badan usaha Negara adalah seperti dapat dilihat pada Tabel XX-1.

Dalam rangka usaha menertibkan perusahaan sebagaimana disebutkan di atas maka dengan Keputusan Presiden No. 44 tahun 1975 telah diadakan reorganisasi Pertamina dan dengan Keputusan Presiden No. 30/M dan 31/M tahun 1976 telah diadakan pergantian pimpinannya.

Seterusnya untuk menyelenggarakan pembinaan, pengembangan dan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air dan Peleburan

795

Page 24:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Aluminium Asahan dengan Keputusan Presiden No. 5 tahun 1976 telah dibentuk Badan Pembina Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan.

Kemudian dalam rangka memupuk kemampuan nasional di bidang industri pesawat terbang maka dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1976 ditetapkan penyertaan modal negara untuk pendirian Persero dalam bidang industri pesawat terbang.

Page 25:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

TABEL XX -1KEADAAN BADAN-BADAN USAHA NEGARA SAMPAI 31 MARET 1976

796

Page 26:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Dengan bertolak dari prinsip demokrasi ekonomi yang menghendaki peranan aktif dari masyarakat maka Pemerintah telah memberi keleluasaan guna peningkatan peranan modal/dana masyarakat dengan pemberian fasilitas perpajakan berupa pemutihan modal dan pembebanan pajak kekayaan bagi modal yang ditanam yang akan berakhir pada tanggal 31 Maret 1979 sebagaimana diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 501 /MK/II/7/1973. Dalam hubungan ini Pemerintah telah mencari kemungkinan guna peningkatan peranan modal nasional dalam PMA serta kemungkinan peningkatan peranan pengusaha lemah.

Dalam pada itu lembaga-lembaga keuangan seperti perasuransian, lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pasar uang dan modal, lembaga-lembaga pembina golongan ekonomi lemah terus disempurnakan mengingat pentingnya peranan badan-badan tersebut dalam menunjang kegiatan pembangunan.

Sementara itu pada bulan Nopember 1975 telah dilangsungkan seminar pimpinan biro-biro konsultasi. Jasa-jasa konsultan diharapkan dapat menekan biaya investasi, mengurangi pemborosan, mencegah kegagalan dan memperlancar pelaksanaan investasi itu sendiri. Untuk menunjang dunia konsultasi ini Pemerintah telah membentuk Proyek Pengembangan Konsultan Indonesia.

Hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha menghendaki perhatian bukan saja kepada tujuan produksi, melainkan juga kepada perlindungan terhadap konsumen.

Bertalian dengan itu maka pada permulaan tahun 1976 dalam rapat kerja Departemen Perindustrian telah dinyatakan perlunya melengkapi Undang-undang No. 10 tahun 1961 tentang Barang dengan tujuan menekan harga supaya dapat dijangkau oleh masyarakat konsumen, menyempurnakan ketentuan-ketentuan mengenai standarisasi, mutu, wajib uji, merk dagang dan sebagainya yang pada dasarnya

Page 27:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

tercakup dalam Undang-undang No. 10 tahun 1961. Apabila kelengkapan Undang-undang tentang Barang telah terpenuhi dan dilaksanakan maka akan terlaksana penjaminan empat hak konsumen, yaitu

797

Page 28:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

perlindungan rakyat terhadap hasil produksi yang membahayakan kesehatan atau hidupnya, perlindungan rakyat terhadap penerangan (iklan, reklame, dsb.) yang menyesatkan dan bersifat penipuan, ja-minan adanya macam-macam produk dengan harga bersaing, dan hak konsumen untuk didengar dan diperhatikan oleh yang berwajib.

Khusus untuk membantu pemerintah dalam perlindungan konsumen serta menjaga martabat produsen maka pada tahun 1975 telah dibentuk suatu Yayasan Lembaga Konsumen.f Penyempurnaan di bidang kepegawaian

Usaha pembinaan pegawai negeri sipil yang dilaksanakan dalam tahun kedua Repelita II adalah kelanjutan dari usaha-usaha yang telah dilaksanakan sebelumnya. Peningkatan pembinaan pegawai negeri sipil atas dasar sistim karier dan sistim prestasi kerja secara berencana dan terarah terus dilakukan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya usaha peningkatan pembinaan tersebut meliputi:(1) perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil,(2) perbaikan penghasilan bekas pejabat negara,(3) perbaikan komposisi dan formasi pegawai,(4) pengadaan dan pengangkatan pegawai serta

penyelesaian kepangkatan(5) tata usaha kepegawaian dan pensiun serta

penyempurnaan peraturan, perundang-undangan,(6) peningkatan kemampuan manajemen para

pejabat serta peningkatan ketrampilan dan produktivitas kerja pegawai.Usaha peningkatan pembinaan tersebut pada

dewasa ini telah dipermudah karena tersedianya data kepegawaian yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya sebagai hasil dari Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil yang telah dapat diselesaikan 798

Page 29:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pada tahun anggaran 1974/75.

(1) Perbaikan penghasilan pegawaiSejak Repelita I Pemerintah secara bertahap .telah

berusaha memperbaiki penghasilan pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan

Page 30:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

hidup serta dalam rangka usaha meningkatkan prestasi kerja untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya.

Sesuai dengan kemampuan keuangan negara, kenaikan gaji pegawai negeri sipil pada tanggal 1 Januari kali ini hanya diadakan perbaikan penghasilan pegawai negeri golongan I saja yang dilaksanakan dengan menaikkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok, baik pegawai negeri sipil maupun anggota Angkatan Bersenjata RI. Perbaikan penghasilan pegawai negeri golongan I itu dituangkan da- lam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1976.

Perkembangan perbaikan penghasilan rata-rata pegawai negeri sipil sejak Repelita I sampai sekarang adalah sebagai tersebut dalam tabel XX — 2. Perbaikan penghasilan anggota Angkatan Bersenjata RI, dasar-dasarnya adalah sama dengan perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil.

Pemerintah dewasa ini sedang merencanakan perbaikan gaji pegawai yang dititik beratkan pada perbaikan gaji pokok. Dengan demikian jumlah tunjangan dikurangi dan dilimpahkan pada gaji pokok sehingga gaji pokok berjumlah lebih besar dan dengan sendirinya penghasilan pensiunan juga diharapkan membaik.

(2) Perbaikan penghasilan bekas pejabat negaraDengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1976

telah diadakan perbaikan penghasilan bekas pejabat negara tertentu, termasuk janda dan yatim piatunya, yaitu bekas pejabat negara yang telah ada peraturan pensiunnya, meliputi :(i) bekas Perdana Menteri, bekas Wakil Perdana

Menteri, bekas Menteri Pertama, bekas Menteri Koordinator, bekas Menteri Utama, bekas

799

Page 31:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Menteri Muda dan bekas Wakil Menteri.(ii) bekas Ketua, bekas Wakil Ketua, dan bekas

anggota DPA, Bepeka dan DPR.(iii)bekas Ketua, bekas Wakil Ketua, bekas Ketua

Muda, dan bekas Hakim Anggota Mahkamah Agung.

(iv) bekas Ketua dan bekas Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat.

Page 32:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

TABEL XX – 2 PERBANDINGAN PENGHASILAN RATA-RATA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

DARI TAHUN 1969/1970 s/d 1976/1977GOLONGAN 1-1-

1969NO. RUANG MASA s/d31_ 1970/ 1971 1972/ 1973/ 1974/ 1976/ KETERANGANPGPS-1968 KERJA 3-1970. 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977

1. I/a 4 1.053 1.753 2.353 3.353 4.050 7.500 10.000 10.5001. Setiap Pegawai Ne-

geri Sipil 2. I/b 7 1.072 1.772 2.372 3.372 4.050 7.500 10.000 10.700 mempunyai seorang3. 1/c 9 1.093 1.793 2.393 3.393 4.050 7.500 10.000 10.900 isteri/suami dan 3prang anak.

4. 1/d 11 1.199 1.899 2.494 3.480 4.5513 7.700 10.920 11.100 2. Dalam5. II/a 12 3.106 4.659 6.212 8.582 10.952 15.700 24.440 24.440 penghasilan ini

be-6. II/b 13 3.747 5.621 7.494 10.354 13.214 18.940 29.490 29.490 lum termasuk::a. Tunjangan jabat-7. II/c 13 4.166 6.249 8.332 11.512 14.692 21.060 32.790 32.790 an pimpinan

8. II/d 13 4.612 6.918 9.224 12.744 16.264 23.310 36.300 36.300 b. Tunjangan pangan9. III/a 15 6.446 9.669 12.892 17.812 22.732 22.580 50.730 50.730

10. III/b 15 7.036 10.554 14.072 19.442 24.812 35.580 55.370 55.37011. III/c 15 7.651 11.477 15.302 21.142 26.982 38.670 60.310 60.31012. III/d 15 8.293 12.440 16.440 22.586 29.246 41.910 65.270 65.27013. IV/a 18 9.904 14.856 19.808 27.368 34.928 50.050 77.950 77.95014. IV/b 18 10.664 15.996 21.328 29.468 37.608. 53.890 83.930 83.93015. IV/c 18 11.450 17.175 22.900 31.640 40.380 57.860 90.110 90.11016. IV/d 18 12.262 18.394 24.524 33,884 43.244 61.970 96.510 96.51017. IV/e 18 13.100 19.650 26.200 36.200 46.200 66.200 103.100 103.100

Dasar PP 12 Ta-hun 1967

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 10 Tahun 1970

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 17 Tahun 1971

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 13

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 35 Tahun

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 11 Tahun

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 41 Tahun

PP 12 Ta-hun 1967 jo. PP 7 Tahun

800

Page 33:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Perbaikan penghasilan bekas pejabat negara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1976 tersebut adalah merupakan perbaikan kedua sejak pemerintah Orde Baru. Perbaikan penghasilan yang pertama ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1967.

Perbandingan penghasilan bekas pejabat negara sebelum dan sesudah berlakunya Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1976 dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL XX — 3PERBANDINGAN PENGHASILAN RATA-RATA BEKAS PEJABAT

NEGARA SEBELUM DAN SEJAK 1 APRIL 1976

PenghasilanNo. Bekas Pejabat Keterangan

Negara Sebelum

1 April

Sejak1 April

1976 1976

1. Menteri Negara 34.950,— 61.650,— Praanggapan :2. Ketua DPR/BEPEKA/

DPA 43.150,— 61.650,— a. Pensiun 3. Wakil Ketua DPR/ maksimum.

BEPEKA/DPA 37.000,— 54.250,— b. Isteri satu orang.4. Anggota DPR/BEPEKA/

DPA 24.650,— 37.000,— c. Anak tiga orang.5. Ketua Mahkamah

Agung30.050,— 77.050,

—6. Wakil Ketua MahkamahAgung 28.850,— 67.800,—

7. Ketua Muda MahkamahAgung 28.850,— 53.950,—

8. Hakim Anggota Mahka-mah Agung 28.850,— 46.250,—

(3) Perbaikan komposisi dan formasi pegawai

Page 34:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. Formasi sebagaimana

dimaksud oleh Peraturan Pemerintah tersebut ialah jumlah

801

Page 35:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dan susunan pangkat pegawai negeri sipil yang diperlukan oleh sesuatu satuan organisasi negara supaya mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu. Formasi ditetapkan oleh Menteri Negara yang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan aparatur negara dengan memperhatikan pendapat pimpinan Departemen/Lembaga yang bersangkutan dan Kepala BAKN.

Penyusunan formasi didasarkan pada jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, perkiraan beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang pe-gawai negeri dalam jangka waktu tertentu. Penyusunan tersebut juga didasarkan atas prinsip pelaksanaan pekerjaan, jenjang dan jumlah pangkat dan jabatan yang tersedia, peralatan uang tersedia serta kemampuan keuangan negara.

Sebelum keluarnya Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976 maka yang dianut adalah apa yang disebut formasi anggaran yang ditetapkan pada tiap tahun anggaran, ialah jumlah pegawai negeri sipil bagi sesuatu Departemen/Lembaga didasarkan atas anggaran belanja yang tersedia bagi Departemen/Lembaga yang bersangkutan. Pada masa mendatang akan ditinggalkan formasi anggaran dan secara berangsur-angsur akan ditetapkan formasi setiap Departemen/ Lembaga berdasarkan ketentuan pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976.

Dalam hubungan ini perlu disebutkan bahwa Pemerintah kini sedang menyusun komposisi dan formasi pegawai negeri sipil dan diharapkan penyusunan tersebut dapat selesai pada akhir Repelita II.(4) Pengadaan dan pengangkatan pegawai serta

penyelesaian kepangkatan

802

Page 36:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Untuk pengadaan pegawai telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1976 yang mengatur syarat-syarat dan tata-cara pengadaan pegawai. Untuk menjamin obyektivitas dan keseragaman dalam pelaksanaan pengadaan tersebut maka BAKN dan LAN masing-masing telah mengeluarkan Surat Edaran, yaitu Surat Edaran BAKN No. 5/SE/1976 tahun 1976 tentang Prosedur Pengadaan Pe- gawai dan Surat Edaran LAN No. 01/10/SE tahun 1976 tentang Ujian.

Page 37:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Pada tahun anggaran 1975/76 pengangkatan pegawai negeri sipil pada Departemen dan Lembaga adalah :(i) pegawai baru 48.155 orang(ii) pengganti pensiun/pengganti yang berhenti 4.910

orangJ u m l a h 53.065 orang

Selain daripada pengangkatan tersebut di atas maka telah diangkat pula :(i) pegawai/guru SD yang diangkat berdasarkan

Inpres No. 6 tahun 1975 50.000 orang(ii) tenaga-tenaga medis dan para medis di

Puskesmas yang diangkat berdasarkanInpres No. 7 tahun 1975 5.000 orangJ u m l a h 55.000 orangJumlah seluruhnya ialah 108.065 orang:Mengenai kepangkatan dapat dikemukakan

bahwa jumlah pegawai negeri sipil pusat yang bekerja pada Departemen dan Lembaga yang mengalami kenaikan pangkat dalam tahun anggaran 1975/76 adalah 126.588 orang. Jumlah kenaikan pangkat dalam tahun anggaran 1974/75 adalah 57.414 orang. Dengan demikian maka per-tambahan kenaikan pangkat dalam tahun anggaran 1975/76 dibandingkan dengan tahun anggaran 1974/75 adalah 220%.

Makin meningkatnya jumlah pegawai negeri sipil pusat yang mengalami kenaikan pangkat adalah disebabkan antara lain :(i) Sebagai hasil Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri

Sipil :(a) pada bulan Mei 1975 telah disampaikan oleh

BAKN kepada semua Pimpinan Departemen/Lembaga daftar pegawai negeri

803

Page 38:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dalam lingkungannya yang telah empat tahun atau lebih belum mengalami kenaikan pangkat,

(b) pada bulan Mei 1975 telah disampaikan pula kepada Pim- pinan Departemen/Lembaga pegawai negeri yang dapat di-pertimbangkan kenaikan pangkatnya per 1 April 1975 dan 1 Oktober 1975.

Page 39:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

(ii) Adanya standarisasi formulir usul-usul kenaikan pangkat yang merupakan penyeragaman dan penyederhanaan administrasi.

(iii) Makin bertambahnya jumlah tenaga yang terlatih pada masing- masing Departemen dan Lembaga.Perincian pegawai negeri sipil yang mengalami

kenaikan pangkat tersebut menurut Departemen dan Lembaga dapat dilihat pada Tabel XX - 4.

Kenaikan pangkat menurut golongan/ruang dapat dilihat pada Tabel XX - 5.(5) Tata-usaha kepegawaian dan pension serta

penyempurnaan peraturan perundang-undanganDalam rangka usaha meningkatkan pembinaan

pegawai negeri sipil atas dasar sistim karier dan prestasi kerja sangat diperlukan adanya data kepegawaian yang lengkap, dapat dipercaya dan mudah ditemukan apabila diperlukan. Untuk ini telah dimulai penyusunan dan pemeliharaan tata usaha kepegawaian secara lebih baik.

Bertalian dengan itu telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :(i) penulisan data pegawai negeri sipil yang telah

ditetapkan NIP-nya ke dalam buku Induk sejumlah 1.593.577 orang.

(ii) pemberian KARPEG bagi sejumlah 1224.350 orang pegawai negeri sipil.

(iii) perekaman data setiap pegawai negeri sipil berikut perkembangannya ke dalam magnetic tape.

(iv) penyusunan berkas pegawai negeri sipil ke dalam almari khususDengan kegiatan-kegiatan sebagai tersebut di

atas maka pada masa-masa mendatang diharapkan akan dapat lebih ditingkatkan pembinaan pegawai negeri sipil.

Mengenai tata usaha pensiun dapat disebutkan

Page 40:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

bahwa masingmasing pimpinan Departemen/Lembaga telah mendapatkan daftar pegawai negeri sipil dalam lingkungannya yang mencapai usia 56 tahun bulan per bulan clan wilayah per wilayah sampai dengan akhir Desember 1977.

804

Page 41:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

TABEL XX - 4PERINCIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENGALAMI

KENAIKAN PANGKAT MENURUT DEPARTEMEN/LEMBAGATAHUN ANGGARAN, 1975/1976

No. Departemen/Lembaga Jumlah Kenaikan KeteranganPangkat

1. Dalam Negeri 3.3892. Luar Negeri 5843. Hankam 7.5764.Kehakiman 4.9165. Penerangan 3.0446. Keuangan 9.9007. Perdagangan 1.0778. Pertanian 3.3159. Perindustrian 1.175

10.Pertambangan 52311.P U T L 2.12212.Perhubungan 3.64413.P dan K 48.04214.Kesehatan 9.86015.Agama 12.20216.Nakertranskop 4.29617.Sosial 1.48718.Set Negara 34819.Set MPR 5620.D P A 2621.Set DPR 16422.Mahkamah Agung 6923.Kejaksaan Agung 2.89724.BEPEKA 21425.Sandi Negara 1426.B A K N 22527.L A N 3328.DEPANRI -29.Dewan Telekom 830.L A P A N 1631.B A K I N 2832.L I P I 26633.B A T A N 15234.B P S 1.17335.BAPPENAS 6836.Arsip Nasional 637.BAKOSURTANAL 638.B K K B N 1339.Perjan Pegadaian 2.72540.Perjan Kereta Api -41.PS Bersubsidi 929

Jumlah: 126.588

805

Page 42:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

TABEL XX – 5DAFTAR REALISASI KENAIKAN PANGKAT

PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DALAM TAHUNANGGARAN 1975/1976 MENURUT GOLONGAN RUANG

SPGS – 1968

806

Page 43:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Dengan ini dimaksudkan usaha memberikan pensiun pegawai dapat dilakukan tepat pada waktunya. Rekapitulasi dari data mengenai hal itu adalah sebagaimana disebut pada Tabel XX-6.

TABEL XX – 6

REKAPITULASI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCAPAI USIA

56 TAHUN SAMPAI DENGAN AKHIR DESEMBER 1977

No. I n s t a n s i J u m l a h

Jumlah seluruhnya 62.0881.Departemen Dalam Negeri 5.5992.Departemen Luar Negeri 1623.Departemen Hankam 4.1234.Departemen Kehakiman 1.3495.Departemen Penerangan 1.5756.Departemen Keuangan 1.8267.Departemen Perdagangan 2568.Departemen Pertanian 2.9009.Departemen Perindustrian 221

10.Departemen Pertambangan 6911.Departemen PUTL 1.32012.Departemen Perhubungan 4.64013.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 10.20114.Departemen Kesehatan 2.85415.Departemen Agama 5.25216.Departemen Nakertranskop 59417.Departemen Sosial 58218.Sekretariat Negara 5819.Sekretariat MPR 320.Sekretariat DPA 321.Sekretariat DPR 3922.Mahkamah Agung 1523.Kejaksaan Agung 46024.Bepeka 1925.Lembaga Sandi Negara 426.B A K N 5327.Lembaga Administrasi Negara 1128.Depanri 129.Dewan Telekomunikasi 130,LAPAN 1 807

Page 44:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

808

Page 45:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, maka telah dikeluarkan sejumlah Peraturan Pemerintah, yaitu :(i) Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1975

tentang wewenang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil.

(ii) Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1975 tentang sumpah/janji pegawai negeri sipil.

(iii)Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1976 tentang kedudukan pegawai negeri sipil yang menjadi pejabat negara.

(iv) Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976 tentang formasi pegawai negeri sipil.

(v) Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1976 tentang pengadaan pegawai negeri sipil.Ketentuan-ketentuan pelaksanaan lainnya dari

Undang-undang No. 8 tahun 1974 dewasa ini sedang dalam persiapan.(6) Pendidikan dan latihan pegawai negeri

Sejalan dengan penyempurnaan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan telah dilakukan usaha peningkatan kemampuan para pegawai negeri sebagai unsur utama dari aparatur pemerintah melalui berbagai program pendidikan dan latihan.

Ruang lingkup pendidikan dan latihan pegawai negeri mencakup bidang yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :(i) bidang teknis fungsionil sesuai dengan tugas

pokok instansi yang bersangkutan.(ii)bidang administrasi, yaitu administrasi umum,

teknik pengelolaan (manajemen) dan administrasi pembangunan.

809

Page 46:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

(iii) bidang kebijaksanaan dan pengendalian dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.Pendidikan dan latihan pegawai negeri dalam

bidang teknis fungsionil pada pokoknya diselenggarakan oleh masing-masing in-

Page 47:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

stansi itu sendiri yang paling mengetahui bidang tersebut sesuai dengan tugas pokoknya. Namun demikian LAN bertugas untuk mengadakan pengawasan dan koordinasi karena pendidikan dan latihan ini perlu dikaitkan dengan pembinaan karier pegawai masing-masing.

Mengenai pendidikan dan latihan di bidang administrasi maka telah ditetapkan pola yang sama dalam penyelenggaraan yang me- nyangkut kurikulum, metoda mengajar, persyaratan peserta, tenaga pengajar dan sebagainya. Pengarahan serta bimbingan penyelenggaraan pendidikan dan latihan tersebut dilaksanakan oleh LAN.

Pendidikan dan latihan administrasi umum meliputi pendidikan dan latihan bagi pejabat-pejabat tingkat tinggi, menengah dan tingkat rendah. Bagi pejabat-pejabat tinggi, baik sebagai pimpinan maupun staf, diselenggarakan Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA), baik yang reguler (secara terus-menerus dan meliputi jangka waktu agak lama) maupun non-reguler (berjangka waktu pendek).

LAN telah menyelenggarakan SESPA Inter-Departemental sampai tahun kedua Repelita II sebanyak 12 angkatan. Mengingat bahwa jumlah pejabat tinggi cukup besar, yaitu sebanyak 5.428 orang (pada tgl. 31 Maret 1975) maka pendidikan dan latihan itu tidak akan dapat diselesaikan apabila penyelenggaraan SESPA hanya dilakukan oleh LAN. Oleh karenanya masih diperlukan SESPA pada Departemen di samping SESPA Inter-Departemental.

Sampai sekarang telah ada 15 Departemen yang menyelenggarakan SESPA sendiri, yaitu

810

Page 48:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Departemen PUTL (SESPUT) 7 angkatanDepartemen Perhubungan 7 angkatan Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi 8 angkatanDepartemen Perindustrian 4 angkatanDepartemen Luar Negeri 4 angkatanDepartemen Kehakiman 3 angkatanDepartemen Perdagangan 2 angkatanDepartemen Pertanian 2 angkatan

Page 49:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Departemen Penerangan 2 angkatanDepartemen Kesehatan 2 angkatanDepartemen Hankam 2 angkatanDepartemen Dalam Negeri 1 angkatanDepartemen Agama 1 angkatanDepartemen Sosial 1 angkatan

Sementara itu program pendidikan latihan pegawai lainnya yang penting adalah PPN (Program Perencanaan Nasional) yang telah diselenggarakan sejak tahun 1972. Pada tahun 1975/76 telah dilaksanakan program angkatan ke 4 yang diikuti oleh 58 orang pejabat dari Biro-biro Perencanaan Departemen dan BAPPEDA. Sampai sekarang PPN telah menghasilkan 203 orang lulusan yang tersebar di instansi-instansi penting di seluruh Indonesia.

Kecuali itu telah diselenggarakan kursus perencanaan pembangunan untuk para Kepala Bidang dalam BAPPEDA bertempat di Yogyakarta dan Denpasar. Dikandung maksud kursus-kursus perencanaan semacam itu akan diadakan di tujuh tempat ialah Bandung, Surabaya. Medan, Palembang, Banjarmasin, Ujung Pandang dan Denpasar yang akan diikuti oleh pars pejabat dari Daerah-daerah tingkat II.

Mengenai pendidikan dan latihan tingkat menengah telah diselenggarakan program-program pendidikan dan latihan administrasi umum serta teknik-teknik manajemen baik oleh LAN maupun oleh

811

Page 50:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

instansi yang berkepentingan dengan bekerja sama dengan LAN. Pendidikan dan latihan teknik manajemen misalnya ialah kursus yang meliputi bidang organisasi dan metoda (O & M), pengelolaan peralatan dan perlengkapan, kearsipan, pengawasan, perencanaan dan evaluasi proyek, PPBS, dan sebagainya. Kecuali itu telah dimulai pendidikan dan latihan pegawai di bidang administrasi pembangunan. Walaupun belum banyak dilakukan di masa mendatang pendidikan dan latihan ini akan mendapat perhatian khusus.

Pendidikan dan latihan yang dilakukan di luar negeri yang merupakan pelengkap daripada pendidikan dan latihan di dalam negeri telah dapat dikoordinir lebih baik.

Page 51:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

g. Penyempurnaan tata-kerja dan penertiban administrasi

Berbagai usaha telah pula dilakukan untuk penyempurnaan dan penertiban dalam tata kerja, seperti administrasi pengerahan penerimaan negara, administrasi keuangan, administrasi materiil dan tatacara pengadaan, inventarisasi kekayaan negara, pengawasan dan lain sebagainya sehingga dengan demikian tugas-tugas pemerintah dapat terpenuhi dengan lebih baik.

Tentang penyempurnaan berbagai tata cara kerja selama tahun kedua Repelita II dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :

(1) Administrasi pengerahan penerimaan negaraPenerimaan negara bagi APBN merupakan hal

yang strategis bagi pembangunan. Untuk mobilisasi penerimaan negara maka Pemerintah telah melakukan berbagai perbaikan dalam sistim perpajakan serta perbaikan aparatur dan intensifikasi daripada penerimaan negara di bidang perpajakan (termasuk bea cukai) dan penertiban- penertiban di bidang penerimaan non-tax. Peningkatan penerimaan negara diusahakan dengan memperluas wajib pajak tanpa melepas- kan azas keadilan dan kewajaran serta tetap berorientasi untuk tidak mengurangi hasrat ataupun kegairahan berusaha. Sesuai dengan itu maka dalam rangka usaha peningkatan pendapatan negara, departe -

men/lembaga/instansi/bendaharawan/perusahaan mink negara telah dikenakan kewajiban untuk menyampaikan bahan-bahan keterangan untuk keperluan perpajakan kepada Departemen Keuangan.

Kecuali itu telah direncanakan penghapusan pungutan Cess mu-lai tahun anggaran 1976/77. Sebagaimana diketahui Cess adalah pu- ngutan yang

Page 52:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dikenakan terhadap beberapa komoditi tertentu yang diantar-pulaukan dan diekspor. Proyek-proyek yang mendapat pem- biayaan dari dana Cess akan ditampung dan diintegrasikan ke dalam proyek-proyek yang dibiayai oleh baik Anggaran Pembangunan maupun APBD.

Kecuali perbaikan tata cara penyelenggaraan perpajakan diinten-sifkan juga pelaksanaan kegiatan berbagai pungutan pajak. Untuk tahun 1975 antara

lain telah dilakukan pengiriman 27.000 bush Su-812

Page 53:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

rat Pemberitahuan (SPT) pajak perseroan yang berarti jumlah wajib pajak tersebut adalah sekitar 27.000 perseroan, ialah jumlah yang merupakan kenaikan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya.

Pemerintah juga berusaha untuk memberantas penyelundupan yang merugikan negara. Agar pemberantasan tersebut menjadi efektif, maka telah diadakan koordinasi yang lebih baik antara departe-men/lembaga serta ditingkatkan kemampuan aparat pelaksanaannya. Dewasa ini sedang diteliti pelbagai peraturan oleh suatu team yang terdiri dari ahli-ahli dari Departemen Perdagangan, Kopkamtib, Ke-jaksaan Agung, Kepolisian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.(2) Administrasi materiil

Administrasi materiil dewasa ini menjadi semakin kompleks disebabkan oleh dua macam tantangan yang dihadapi, yaitu meningkatnya jenis maupun volume serta intensitas peralatan dan perlengkapan, dan perkembangan teknologi yang pesat. Dengan terserapnya sebagian besar dari APBN untuk belanja barang maka untuk menghadapi tantangan itu diperlukan perencanaan yang mantap, pelaksanaan yang terarah dan pengelolaan yang tertib.

Dalam tahun 1975/76 perbaikan administrasi materiil terus diusahakan pada semua tahap, ialah tahap perencanaan kebutuhan, pengadaan (procurement), distribusi, pemeliharaan, penentuan penghapusan dan transportasi.

Team inter-departemental mengenai pengadaan sehubungan dengan ini telah merumuskan rancangan pengelolaan/administrasi peralatan dan perbekalan yang lebih efisien, seragam dan terkoordinir.

Juga telah diadakan perbaikan mengenai inventarisasi barangbarang milik negara/kekayaan

813

Page 54:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

negara yang bersumber seluruhnya atau sebagian dari APBN sebagaimana diinstruksikan oleh Presiden dengan Instruksi Presiden No. 3 tahun 1971.

(3) PengawasanDisamping peningkatan pengawasan keuangan

telah pula diusahakan penyempurnaan pengawasan bidang-bidang lainnya seperti pe-

Page 55:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

ngawasan terhadap pengelolaan perlengkapan, pengawasan terhadap pembinaan kepegawaian dan pengawasan terhadap karyawan badanbadan usaha.

Pengawasan terhadap pengelolaan perlengkapan meliputi pengadaan penggunaan, penginventarisasian, pemeliharaan, penghapusan, pendistribusian, penyimpanan dan lain-lain. Dalam hal ini diperlukan prosedur di bidang perlengkapan sehingga mudah diawasi.

Pengawasan terhadap pembinaan kepegawaian adalah penting mengingat pengaruhnya terhadap stabilisasi aparatur, sedangkan pe-ngawasan terhadap karyawan perusahaan, baik swasta maupun negara, meliputi bidang norma kerja, norma keselamatan kerja dan norma hygiene, pembatasan tenaga asing dan sebagainya.

Untuk dapat melaksanakan pengawasan tersebut dengan lebih efektif maka telah dikembangkan tata kerja departemen/lembaga sehingga semua kegiatan dapat mencapai sasaran pelaksanaan tugas pokok departemen/lembaga masing-masing.

(4) KearsipanKegiatan-kegiatan dalam rangka usaha

pembinaan dan pengembangan kearsipan, baik statis maupun dinamis, telah ditingkatkan pada tahun 1975/76.

Untuk dapat menampung arsip statis secara bertahap telah dibangun Depot Arsip Nasional dan pada tahun1975/76 telah dapat diselesaikan 2 buah gedung Depot Arsip beserta sebagian dari pera-latannya. Sedang Depot Arsip yang telah selesai diperkirakan dapat menampung arsip sepanjang kurang lebih 11 km. Sebuah ruangan untuk pengolahan arsip telah pula dapat diselesaikan.

814

Page 56:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Depot tersebut sejak tahun 1974/75 telah mulai digunakan untuk menyimpan arsip-arsip statis departemen/lembaga.

Mengenai bidang kearsipan dinamis telah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian, konsultasi dan pendidikan. Penelitian dan konsultasi yang intinya berupa penganalisaan data dan masalah yang terdapat dan dihadapi oleh instansi pemerintah, baik pusat maupun

Page 57:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

daerah, dilakukan dalam rangka perumusan sistim kearsipan yang lebih baik. Juga dalam rangka penyempurnaan kearsipan maka se-lama tahun anggaran 1974/75 dan 1975/76 telah diselenggarakan latihan/penataran sebanyak 9 angkatan yang rata-rata terdiri dari 30 orang peserta.

Dalam pada itu sebagai usaha memperlengkapi bahan-bahan sejarah perjuangan bangsa maka dalam rangka pelaksanaan kerjasama kebudayaan dengan pemerintah Belanda telah diusahakan untuk men-dapat kembali arsip Pemerintah R.I. pada masa perang kemerdekaan yang kini disimpan di negeri Belanda. Sebagian dari arsip itu pada bulan Nopember 1975 telah diserahkan kembali kepada pemerintah dan kini disimpan di Depot Arsip.

D. SISTIM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

1. Perencanaan dan Pembiayaan PembangunanBerbagai penyempurnaan penting telah dilakukan

pada tiap tahun anggaran sejak tahun 1969/70 dalam bidang perencanaan proyek, penyusunan rencana pembiayaan, pelaksanaan serta pengawasan anggaran. Sejalan dengan itu telah diusahakan pula peningkatan kemampuan mobilisasi sumber-sumber pembiayaan, disiplin anggaran serta pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran.

Sebagaimana diketahui anggaran pembangunan ditujukan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dengan mencerminkan pola-pola kebijaksanaan dengan program-program serta proyek-proyek yang diprioritaskan. Agar supaya pencapaian tujuan menjadi kenyataan maka administrasi

815

Page 58:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembiayaan dilakukan berdasar ketentuan-ketentuan yang cukup luwes tanpa meninggalkan keterarahan dan efisiensi pengawasan.

Baik perencanaan maupun penyusunan serta penyediaan anggaran dilaksanakan dalam rangka perencanaan tahunan yang dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara. Dengan berpegang pada pola dasar Repelita II penyusunan rencana proyekproyek melalui Daftar Isian Proyek (DIP) dikelompokkan dalam

Page 59:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

program, sub-sektor dan sektor sehingga secara integratif semua pro-gram kerja untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu satu tahun dapat terarah dan terkoordinir. Dengan klasifikasi anggaran yang dilakukan secara fungsionil dan berorientasikan program serta dengan tetap dipertahankannya prinsip anggaran berimbang maka keseluruhan sistim itu telah menunjukkan keberhasilannya dalam menunjang usaha pembangunan.

Pembiayaan pembangunan juga disediakan dalam bentuk bantuan kepada Daerah, di samping penyediaan untuk kredit yang disalurkan melalui perbankan serta penyediaan dana untuk penyertaan modal Pemerintah dalam badan-badan usaha negara.

Baik penyusunan maupun pelaksanaan anggaran pembangunan masih terus dikembangkan untuk pengintensifan pengarahan dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyempurnaan-penyempurnaan dilaku-kan juga terhadap prosedur bantuan kepada daerah, perencanaan penggunaan dana bantuan, tata hubungan kerja antara lembaga yang terlibat dalam kegiatan penyusunan proyek dan pembiayaan serta administrasi keuangan. Mengingat makin meningkatnya pembangunan maka telah diusahakan suatu sistim pengawasan pelaksanaan pembiayaan yang efektif dengan penentuan prioritas sasaran -

sasaran, cara pelaporan` yang lebih komprehensif dan cermat, men-, cegah pergandaan yang tidak perlu dalam pelaksanaan pengawasan dan pembuatan evaluasi dan proyek-proyek yang menjadi obyek pengawasan.

Demikian pula diusahakan secara terus-menerus penyempurnaan penyusunan anggaran rutin sehingga dapat melengkapi dan mendu- kung pembiayaan

816

Page 60:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembangunan.Kecuali itu penyempurnaan juga dilakukan

terhadap tata-cara pembiayaan pembangunan pada tingkat daerah maupun organisasinya dalam rangka usaha lebih meningkatkan keserasian usaha pemba-ngunan yang bersifat nasional maupun pembangunan daerah sendiri.

Di bidang pembiayaan dalam bentuk bantuan kepada daerahdaerah terdapat perbaikan-perbaikan dan perluasan. Dengan telah dimulainya pelaksanaan Inpres Bantuan Propinsi/Daerah Tingkat I

Page 61:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pada tahun 1973/74 maka kegiatan pembangunan daerah telah meningkat. Jumlah bantuan telah dinaikkan dan tata-cara penyelenggaraan bantuan telah disempurnakan. Demikian pula Inpres Bantuan Daerah Tingkat II dan Desa. Dalam tahun 1975/76 bantuan kepada Desa telah dinaikkan jumlah dengan dana tambahan untuk bantuan keserasian, sedangkan bantuan pembangunan SD dan bantuan pembangunan sarana kesehatan diperluas.

Mengenai penyaluran dana-dana melalui perbankan dan penyertaan modal pemerintah dalam badan-badan usaha negara juga mulai diadakan berbagai penyempurnaan dalam tata-institusionil dan tatacaranya (prosedur).

Perbaikan-perbaikan juga telah diusahakan dalam tata hubungan kerja dalam pembiayaan pembangunan terutama dalam rangka proses perencanaan dan penganggaran, dalam rangka bantuan kepada daerah-daerah dan dalam komunikasi yang lebih baik antara BAPPEDA dengan unsur-unsur perencanaan di tingkat pusat.

Usaha perbaikan juga dilakukan mengenai tata cara penyelenggaraan pembiayaan seperti yang telah dilakukan tiap tahun oleh Pemerintah melalui Pedoman Pelaksanaan APBN. Untuk tahun anggaran 1975/76 tata-cara pelaksanaan anggaran ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 7 tahun 1975. Penyempurnaan dilakukan antara lain mengenai batas nilai rupiah pada pelaksanaan pekerjaan pemborongan untuk dilakukan pelelangan, batas UUDP dan ketentuan bendaharawan dan perusahaan milik negara sebagai wajib pungut MPO dan pajak-pajak lainnya. Juga penyempurnaan dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan sebelumnya dilakukan terhadap ketentuan-ketentuan dalam rangka usaha

817

Page 62:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

peningkatan pendapatan negara serta penentuan sanksi terhadap kelalaian.

2. Penyusunan Anggaran Pembangunan

Sebelum rencana anggaran pembangunan diajukan untuk disahkan oleh DPR maka seperti dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, anggaran pembangunan disusun dan ditetapkan berdasarkan pada perkiraan penerimaan negara, khususnya tabungan pemerintah dan

Page 63:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

penerimaan pembangunan. Guna menjamin konstinuitas kegiatan pelaksanaan proyek-proyek sistim viremen, yaitu sistim yang memungkinkan penggunaan sisa anggaran pembangunan pada tahun-tahun anggaran lalu dalam tahun anggaran yang sedang berjalan, tetap dilaksanakan.

Perumusan proyek-proyek telah dapat diusahakan lebih baik dan lebih terarah. Hal ini disebabkan oleh penyempurnaan secara terus -

menerus dalam pembuatan Daftar Isian Proyek (DIP), demikian pula Daftar Isian Kegiatan (DIK) pada anggaran rutin. Juga susunan anggaran dalam APBN 1975/76 yang diperinci dalam susunan sektor, sub-sektor, program dan proyek, dan kemudian disusun dalam masing-masing bagian anggaran (per Departemen/Lembaga) bersangkutan tetap dilakukan.

Dengan susunan seperti tersebut di atas maka hubungan secara matriks antara susunan sektor (horisontal) dan susunan per Depar-temen/Lembaga (vertikal) dapat terlihat dengan jelas, termasuk alo- kasi baik, per sektor maupun per Departemen/Lembaga. Seperti dalam tahun 1974/75 maka susunan anggaran dalam tahun anggaran 1975/76 meliputi 17 sektor, yaitu Sektor Pertanian dan Pengairan, Sektor Industri dan Pertambangan, Sektor Tenaga Listrik, Sektor Perhubungan dan Pariwisata, Sektor Perdagangan dan Koperasi, Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sektor Pembangunan Regio-nal dan Daerah, Sektor Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional dan Pem- binaan Generasi Muda, Sektor Kesehatan, Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Sosial, Sektor Perumahan Rakyat dan Penyediaan Air Minum, Sektor Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum, Sektor Per- tahanan dan Keamanan Nasional, Sektor

818

Page 64:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Penerangan dan Komuni-kasi, Sektor Pengembangan limn dan Teknologi, Penelitian dan Statistik, Sektor Aparatur Negara dan Sektor Penyertaan Modal Pemerintah. Sedangkan susunan per Departemen/Lembaga (bagian ang-garan) adalah: MPR, DPR, DPA, Bepeka, Mahkamah Agung, Ke -

jaksaan Agung, Kepresidenan, Sekretariat Negara, Lembaga-lembaga Pemerintah Now Departemen (Bakin, Bappenas, Batan, LIPI, BPS, LAN, LAPAN, Bakosurtanal, Wanhankamnas, Lembaga Sandi Negara,

Page 65:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

BKPM, BAKN, Arsip Nasional, BKKBN), Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Hankam, Departemen Kehakiman, Departemen Penerangan, Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen Pertambangan, Departemen PUTL, Departemen Perhubungan, Departemen P & K, Departemen Kesehatan, Departemen Agama, Departemen Nakertranskop, Departemen Sosial dan Bagian XVI (Bagian Pembiayaan dan Perhitungan). Bagian XVI ini adalah penyediaan pembiayaan untuk pelaksanaan program-program yang khusus sifatnya, seperti pembiayaan yang disalurkan melalui perbankan, untuk penyertaan modal pemerintah dalam badan-badan usaha negara, untuk pembangunan di Irian Jaya, untuk bantuan Pemerintah kepada Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II dan Desa, dan lain sebagainya.

Tiap sektor, sub-sektor, program dan proyek kemudian diberi nomor kode anggaran masing-masing.

Perumusan program-program dan proyek-proyek diusahakan sejauh mungkin dengan penyertaan survey dan feasibility study sebagai langkah-langkah pendahuluan. Untuk meningkatkan kemampuan da-lam perumusan program maupun proyek telah dilakukan berbagai penataran dalam perencanaan maupun analisa proyek-proyek, seperti penyelenggaraan Program Perencanaan Nasional (PPN) yang memberikan kursus-kursus tentang prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik perencanaan serta kursus-kursus lain yang diselenggarakan oleh berbagai Departemen dan Lembaga.

Perencanaan proyek tetap dilakukan dengan penuangan dalam Daftar Isian Proyek (DIP). Dalam

819

Page 66:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

tiap DIP dimuat program kerja yang jelas dan terperinci untuk mencapai suatu hasil tertentu dalam jangka waktu satu tahun, mengandung aspek kegiatan fisik dan kebutuhan pembiayaan yang harus dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang ditetapkan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya maka pada tahun anggaran 1975/76 diberikan pula suatu pedoman pengisian DIP yang telah disempurnakan bagi para pejabat yang bersangkutan. Demikian pula telah disempurnakan pedoman penilaian DIP untuk

Page 67:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dipergunakan para pejabat Ditjen Anggaran dan Bappenas yang berkepentingan.

DIP-DIP sendiri telah mengalami perbaikan yang tujuannya untuk memberi derajat keluwesan demikian rupa tanpa mengurangi pengarahan, tujuan, volume pembangunan serta target yang hendak dicapai. Demikian pula dalam hal revisi DIP telah lebih banyak diberikan pelimpahan wewenang dalam hal perubahan/penggeseran hal-hal tertentu yang tidak merubah kwalitas dan kwantitas fisik maupun jumlah pembiayaan keseluruhan. Dengan cara demikian diusahakan agar pelaksanaan proyek dapat dilakukan secara lebih lancar.

3. Prosedur pelaksanaan Anggaran Pembangunan-

Dengan Undang-undang No. 1 tahun 1975 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan dan Pedoman Pelaksanaannya dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 7 tahun 1975. Jika dibandingkan dengan Pedoman-pedoman Pelaksanaan APBN sebelumnya dalam Keputusan Presiden ini terdapat berbagai perubahan dan penyempurnaan. Walaupun demikian pada hakekatnya pedoman tersebut tetap berpegang pada pola-pola yang telah digariskan terdahulu.

Usaha-usaha penyempurnaan tersebut antara lain meliputi penyederhanaan formulir DIP, pelimpahan wewenang dalam perubahan/ revisi DIP, pelaporan keuangan, pengelolaan barang milik negara dan sebagainya.

Di samping itu telah diadakan perubahan batas beban tetap dan beban sementara. Batas UUDP dinaikkan dari Rp. 500.000,— menjadi Rp. 2.000.000,—, sedangkan batas lelang (pelaksanaan pekerjaan

820

Page 68:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

yang dilaksanakan oleh pihak ketiga/pembelian barang kepada leveransir yang harus dilakukan melalui pelelangan) dinaikkan dari jumlah Rp. 2,000.000,— menjadi Rp. 5.000.000,—, Sehubungan dengan pelaksanaan pembelian/pemborongan tersebut telah ditentukan pengutamaan hasil produksi dalam negeri.

Walaupun apa yang telah ditetapkan dalam DIP itu mengikat bagi proyek yang bersangkutan untuk melaksanakannya, namun perubahan untuk penyesuaian dengan keadaan tetap dapat dilakukan. Hal

Page 69:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

ini adalah untuk kelancaran pelaksanaan proyek-proyek. Namun de-mikian penyimpangan dari pembiayaan yang telah ditetapkan dalam suatu DIP perlu dimintakan persetujuan kepada Menteri Keuangan cq. Ditjen Anggaran dan Menteri Negara EKUIN/Ketua Bappenas. Menyimpang dari ketentuan tersebut perubahan/pergeseran biaya dapat dinilai dan diputuskan dalam hal-hal yang tidak/kurang prinsipil oleh Kepala Kantor Vertikal Departemen Keuangan di daerah setempat dan dalam hal-hal tertentu oleh Menteri/Ketua Lembaga bersangkutan.

Mengenai pedoman pelaksanaan penyediaan biaya bantuan kepada daerah-daerah dapat dikemukakan sebagai berikut.

Program Bantuan Desa untuk tahun 1975/76 didasarkan pada Instruksi Presiden No. 10 tertanggal 23 April 1975. Program Bantuan Kabupaten/Kotamadya untuk tahun 1975/76dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden No. 8 tertanggal 18 April 1975. Bantuan tersebut telah ditingkatkan jumlahnya dari Rp. 300,—/jiwa untuk tahun 1974/ 75 menjadi Rp. 400,—/jiwa untuk tahun 1975/76. Program Bantuan Daerah Tingkat I yang dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 tanggal 8 Mei 1974 dan Surat Keputusan Bersama Menteri Da-lam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik serta Menteri Negara EKUIN/Ketua Bappenas tanggal 7 April 1975 alokasi minimumnya telah dinaikkan dari Rp. 500 juta menjadi sebesar Rp. 750 juta.

Demikian pula program bantuan pembangunan Sekolah Dasar yang telah dimulai pada tahun terakhir Repelita I pada tahun 1975/76 dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No. 6 tahun 1975, sedangkan program bantuan pembangunan sarana

821

Page 70:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

kesehatan untuk tahun 1975/76 didasarkan pada Instruksi Presiden No. 7 tahun 1975.

Mengingat cukup berhasilnya pelaksanaan proyek-proyek dari program-program bantuan tersebut sampai dalam tahun 1975/76 ini maka telah dimulai pemikiran perluasan program bantuan, ialah bantuan pembangunan pasar dan program bantuan penghijauan.

Khusus untuk proyek-proyek yang memperoleh Bantuan luar negeri dari anggaran pembangunan tetap berlaku ketentuan-ketentuan

Page 71:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

yang termaktub dalam Keputusan Presiden No. 28 tahun 1972 serta Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 703/MK/I/1971, sedangkan untuk proyek-proyek yang mendapat bantuan dari luar negeri bukan dari anggaran pembangunan berlaku landasan Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.-85/MK/I/3/1973.

Di samping itu terdapat berbagai pedoman serta pengaturan penggunaan dana penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara dan usaha bersama serta dana kredit jangka menengah dan jangka pan- jang kepada usaha pembangunan yang telah atau akan menjadi per- sahaan.

4. Laporan Pelaksanaan ProyekLaporan pelaksanaan proyek yang obyektif dan

tepat pada wak-tunya diperlukan agar perkembangan pelaksanaan proyek-proyek dan program-program dapat diikuti dan dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian apabila memerlukannya.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku maka pada umumnya pimpinan proyek berkewajiban menyampaikan tiga macam laporan, yaitua. laporan keuangan dalam bentuk Surat

Pertanggungan Jawab (SPJ) kepada Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) setempat yang dilakukan tiap bulan. Pengajuan SPJ merupakan syarat bagi dapat dikeluarkannya Surat Perintah Membayar (SPM) ber- ikutnya.

b. Laporan perkembangan fisik dan. pembiayaan secara triwulanan yang dikirim kepada Menteri /Ketua lembaga bersangkutan Menteri Keuangan, Menteri Negara EKUIN/Ketua Bappenas, Gubernur/Kepala Daerah bersangkutan dan Sekretariat Pengendalian Operasionil Pembangunan.

c. Laporan khusus jika proyek menerima bantuan luar negeri.

Dalam

Page 72:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

tahun 1975/76 antara Bappenas dengan Departemen- departemen serta unsur-unsur regional telah ditelaah tentang perbaikan sistim pelaporan. Dari hasil penelaahan tersebut dewasa ini sedang dikembangkan sistim pengendalian proyek-proyek pembangunan.

822

Page 73:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Dibanding dengan apa yang sedang berlaku maka rancangan sistim pengendalian baru akan lebih sederhana, lebih berorientasi pada identifikasi dan penyelesaian persoalan, lebih menitikberatkan pada pelaksanaan fisik dan fungsionil, lebih mengikutsertakan unsur-unsur daerah, serta lebih memudahkan untuk kegiatan tindak lanjut.

Bahwa titik berat dari pelaporan ini adalah pelaksanaan fisik tidak berarti bahwa data finansiil tidak mudah diketahui karma untuk itu akan disempurnakan pula sistim administrasi keuangan termasuk pelaporan dan pemrosesan di Departemen Keuangan.

5. Pengawasan Keuangan Negara

Dengan meningkatnya rencana kegiatan dan pelaksanaan pembangunan, maka pengawasan juga ditingkatkan, baik kwalitas maupun kwantitasnya. APBN tahun 1975/76 adalah sebesar Rp. 2.734,7 miljar yang berarti peningkatan 8,17 kali dibandingkan dengan APBN tahun pertama Repelita I sebesar Rp. 334,7 miljar. Untuk mengimbangi pe-ningkatan volume anggaran itu fungsi pengawasan secara terusmenerus ditingkatkan dan disempurnakan. Penyempurnaan-penyempurnaan meliputi organisasi, tata-kerja, mutu tenaga pelaksana, hubungan kerja sama dan koordinasi lembaga-lembaga pengawasan, bahkan juga sistim dan norma-norma pengawasan itu sendiri.

Pembentukan perangkat-perangkat pengawasan telah dirintis sejak Repelita I. Mengenai pengawasan keuangan negara maka untuk pengawasan intern bagi tiap departemen perangkat pengawasan ber-dasarkan Keputusan Presidium Kabinet No. 15/U/Kep/8/66 dan No. 75/U/Kep/66 telah

823

Page 74:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 yang menetapkan Inspektorat Jenderal yang bertugas membantu Menteri dalam penyelenggaraan pengawasan intern departemen. Sebagai tindak lanjut dari penegasan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal terus dikembangkan pembinaan yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan, antara lain :a. pembinaan hubungan kerja yang serasi dalam

lingkungan Inspektorat Jenderal sendiri, dengan Sekretariat Jenderal/Direktorat Jenderal departemen bersangkutan, dengan Direktorat Jenderal,

Page 75:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Pengawasan Keuangan Negara (Departemen Keuangan), para Inspektur Jenderal Pembangunan, Bepeka, unit-unit pengawasan perusahaan negara dan dengan Inspektorat-inspektorat Wilayah/ Daerah,

b. penyempurnaan tata cara pelaksanaan tugas pengawasan, termasuk pembuatan manual sehingga kegiatan pengawasan yang telah ditentukan prioritasnya dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

c. pengisian dengan tenaga pengawasan yang trampil dan tangguh,

d. penyediaan sarana fisik yang memadai dan lain sebagainya.Secara keseluruhan Inspektorat Jenderal bertugas

melakukan pengawasan dalam lingkungan departemen masing-masing terhadap pelaksanaan tugas semua unsur departemen agar supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku, baik tugas yang bersifat rutin maupun tugas pembangunan.

Sebagai salah satu usaha yang penting dalam rangka penyempurnaan pengawasan adalah pengesahan Undang-undang No. 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA) sebagai pengganti Undang-undang No. 17 tahun 1965. Undang-undang tersebut memberikan penempatan status BEPEKA yang disesuaikan dengan ketentuan UUD 1945, yaitu yang merupakan Lembaga Tinggi Negara dan dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan eksekutif.

Kemudian untuk pengawasan intern daerah telah terbentuk In-spektorat Wilayah/Daerah pada tiap 824

Page 76:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Daerah tingkat I sesuai denganUndang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

Di tingkat nasional ditunjuk pula beberapa Inspektur JenderalPembangunan di samping adanya Direktorat Jenderal PengawasanKeuangan Negara Departemen Keuangan yang melakukan pengawasan keuangan secara fungsionil guna menjamin terdapatnya keselarasan,

Page 77:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dan terciptanya keserasian dalam pengawasan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah, oleh Wakil Presiden secara berkala diadakan rapat-rapat kerja antara Inspektur jenderal Pembangunan, Direktur Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, para Inspektur jenderal dan instansi-instansi lain yang berkepentingan.

Dalam rangka koordinasi diharapkan akan terdapat keseragaman mengenai sasaran pemeriksaan, cara memeriksa dan cara serta bentuk pelaporan. Dengan demikian pelaksanaan pengawasan itu saling isi-mengisi dan saling lengkap-melengkapi dan dapat menunjukkan penyimpangan-penyimpangan serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaan anggaran pembangunan serta anggaran rutin. Dengan de-mikian masing-masing departemen/lembaga dapat melakukan tindakan-tindakan pengamanan, baik yang bersifat administratif proseduril maupun yang bersifat justisionil.

Khusus bagi anggaran pembangunan koordinasi antara Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara dengan tiap Inspektorat Jenderal Departemen telah ditingkatkan. Pada tahun 1974 berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Inspektorat-inspektorat jenderal Departemen dengan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara telah disepakati adanya keseragaman mengenai sasaran pemeriksaan, cara pemeriksaan, cara melaporkan serta keseragaman mengenai bentuk hasil pemeriksaan.

Pengawasan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan lebih dititikberatkan pada pemberian bimbingan dan pembinaan. Dalam pelaksanaannya pengawasan

825

Page 78:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

dilakukan melalui pengawasan preventif dan pengawasan represif. Kedua jenis pengawasan ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang saling isi-mengisi dan saling pengaruh-mempengaruhi.

Pengawasan yang bersifat preventif dilakukan melalui pre-audit, yaitu pengawasan sebelum tindakan dijalankan. Hal ini biasanya tercermin dalam tatacara yang harus ditempuh untuk melaksanakan suatu tindakan, misalnya dengan diadakannya berbagai peraturan/ ketentuan yang harus dipenuhi, antara lain :

Page 79:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

a. dengan digunakannya sistim DIP dalam pelaksanaan anggaran pembangunan dan DIK dalam pelaksanaan anggaran rutin sebagai alai untuk pengawasan,

b. pedoman mengenai pengawasan dan pemeriksaan kas,c. ketentuan mengenai keharusan bendaharawan

untuk menyelenggarakan buku kas umum dan cara mengerjakannya,

d. ketentuan tentang kewajiban untuk mempergunakan Kantor Lelang Negara dalam melaksanakan penjualan/pemindah-tanganan barang-barang milik negara,

e. ketentuan-ketentuan mengenai standarisasi kendaraan bermotor dan perumahan dinas serta ruangan kantor,

f. ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan APBN, juga APBD, yang dikeluarkan setiap tahun yang mengatur antara lain caracara melaksanakan pembelian/pemborongan, penerimaan negara, pengeluaran negara, cara mempertanggung-jawabkannya, dan sebagainya.Pengawasan yang bersifat preventif terhadap

kekayaan negara yang dipisahkan, dilaksanakan dengan mengadakan pembagian fungsi di dalam unit masing-masing. Demikian pula pengeluaran pedoman penyusunan anggaran perusahaan dari mans diharapkan agar perusahaan Negara dapat menyusun anggarannya dengan baik dan benar serta bimbingan penyusunan neraca dan perhitungan laba-rugi, juga merupakan salah satu usaha dalam rangka pengawasan preventif.

Pengawasan yang bersifat represif dilakukan melalui post audit, yaitu berupa pemeriksaan terhadap suatu pelaksanaan. Pengawasan yang bersifat represif ini telah pula ditingkatkan dan disempurnakan. Apabila dalam tahun Repelita I pemeriksaan hanya ditujukan terhadap kebenaran saldo kas pads seseorang bendaharawan, maka kemudian dari tahun ke tahun sasaran tersebut diperluas sesuai dengan tahap peningkatan pengawasan. Seperti misalnya kebenaran penggu -

naan uang, pemeriksaan fisik pekerjaan dan fisik

Page 80:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

pembelian.Dalam tahun pertama dan kedua Repelita II

bahkan sasaran pemeriksaan ini telah ditingkatkan lagi kearah apakah hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan telah secara fungsionil

826

Page 81:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Peningkatan pengawasan represif tidak saja ditujukan kepada kenaikan jumlah obyek yang diperiksa, melainkan juga dengan memperjelas dan menyerasikan fungsi pengawasan represif.

Selanjutnya dalam pemeriksaan terhadap pelaksanaan keuangan negara dilakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Obyek pemeriksaan rutin selain mencakup pelaksanaan APBN juga mencakup pelaksanaan APBD. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan terhadap bendaharawan rutin pusat, bendaharawan penerima, bendaharawan proyek Repelita, bendaharawan rutin Daerah (APBD) dan bendaharawan proyek Daerah. Dari pemeriksaan rutin akan dapat dilihat gejala penyimpangan tertentu. Untuk menilai apakah gejala penyimpangan tersebut merupakan gejala insidentil atau gejala umum, dilaksanakan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan khusus juga dilakukan untuk mengetahui kebenaran suatu fakta tertentu pada saat tertentu.

Dapat dikemukakan pula bahwa jumlah proyek Repelita yang telah diperiksa dalam rangka pemeriksaan khusus telah meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai gambaran dari hasil pemeriksaan khusus terhadap proyek-proyek Repelita dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL XX — 7

HASIL PEMERIKSAAN KHUSUS PROYEK-PROYEK REPELITA

Tahun Anggaran Jumlah Proyek

seluruhnya

Jumlah Proyek yang

diperiksa

Prosentase dari seluruh Proyek

Repelita

1973/1974 2.448 1.956 80 %1974/1975 2.731 2.001 79,06 %1975/1976 3.179 2.571 +)

+) Angka sementara

Catatan : angka-angka dalam 1974/75 dan sebelumnya merupakan koreksi

Page 82:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

terhadap angka-angka yang disajikan pada tahun lalu.

827

Page 83:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

Adapun pemeriksaan terhadap kekayaan negara yang dipisahkan ditempuh melalui dua cara, yakni cara pengawasan penuh dan cara penyelidikan.

Selain peningkatan dan penyempurnaan di bidang pengawasan, baik yang bersifat preventif maupun represif, dalam rangka peningkatan mutu keahlian di bidang keuangan negara, mulai tahun 1969/70 diadakan penataran para bendaharawan (penataran A) secara terarah dan terkoordinir serta mulai tahun 1971/72 penataran tenaga administrasi keuangan (penataran B) dan tenaga pengawasan keuangan (penataran C).

Hasil lulusan penataran-penataran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

TABEL XX – 8HASIL LULUSAN PENATARAN UNTUK BENDAHARAWAN

(A) TENAGA ADMINISTRASI KEUANGAN (B), DANTENAGA PENGAWASAN KEUANGAN (C)

TahunPenataran

“A”Penataran

“B”Penataran

“C”

1973/1974 4.712 orang 1.324 orang 307 orang1974/1975 2.597 orang 1.252 orang 172 orang1975/1976 1.574 orang 773 orang 409 orang

J u m l a h : 8.883 orang 3.549 orang 888 orang

Catatan : angka-angka tahun 1974/75 dan sebelumnya merupakan koreksiterhadap angka-angka yang disajikan pads- tahun lalu.

Page 84:  · Web viewDengan berfungsinya Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, yaitu Presiden, DPA, DPR, Bepeka serta Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan

828