43
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art) Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Peneletian terdahulu dijadikan perbandingan dan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. Adapun penelitian terdahulu yang mendukung penulisan penelitian ini, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Monica Lovenia A.P., dalam penelitian yang berjudul Aktivitas Media Relations Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Analisis Deskriptif Mengenai Upaya Pencapaian Publisitas Sebagai Pendukung Promosi Pariwisata dalam Negeri), berfokus untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas media relations yang digunakan oleh Humas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai upaya pencapaian publisitas yang dapat digunakan hanya untuk mendukung promosi pariwisata dalam negeri serta melihat apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Faisal Slamet Riyadi. MM. dan Dra. Mawarta Onida S, M.Si., Asri Desiani dan Sita Utami, berjudul Kompetensi dan Kemampuan Bahasa Inggris Humas Pemda DKI Untuk 11

library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art)

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu sebagai

bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Peneletian terdahulu dijadikan

perbandingan dan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. Adapun penelitian

terdahulu yang mendukung penulisan penelitian ini, antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Monica Lovenia A.P., dalam

penelitian yang berjudul Aktivitas Media Relations Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Analisis Deskriptif Mengenai

Upaya Pencapaian Publisitas Sebagai Pendukung Promosi Pariwisata dalam

Negeri), berfokus untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas media

relations yang digunakan oleh Humas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif sebagai upaya pencapaian publisitas yang dapat digunakan hanya

untuk mendukung promosi pariwisata dalam negeri serta melihat apa saja

yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Faisal Slamet Riyadi. MM. dan

Dra. Mawarta Onida S, M.Si., Asri Desiani dan Sita Utami, berjudul

Kompetensi dan Kemampuan Bahasa Inggris Humas Pemda DKI Untuk

Meningkatkan Layanan Publik. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui

bagaimana staf Public Relations Officer dalam memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat yakni dalam berbicara bahasa Inggris dan menulis artikel

dalam bahasa Inggris.

Penelitian yang dilakukan Dewi Winarni Susyanti berjudul Peran

Media Sebagai Alat Publikasi Event Di Bidang MICE (Studi Kasus: Blue

Golf Open Tournament, APMCEE Event, Dan PPI Event). Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana menyusun perencanaan hingga

evaluasi, serta strategi dalam mengatasi hambatan pada media promosi

sebuah event yang diadakan perusahaan.

Penelitian terdahulu yang digunakan selanjutnya, yakni merupakan

penelitian yang dilakukan oleh Melonie Fullick, dengan judul The role of

communication in governance:

11

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

12

Universities and (new) media. Penelitian ini membahas mengenai

peran Public Relations sebagai alat manajemen strategis untuk perguruan

tinggi. dimana pengenalan teknologi komunikasi baru mempengaruhi cara

organisasi beroperasi. Hal ini membuat para profesional komunikasi dituntut

untuk bekerja secara efektif dan meningkatkan apa yang mereka kerjakan.

Adapun penelitian lain yang digunakan sebagai acuan, yakni

penelitian yang dilakukan oleh Denise O’Connor, Virginia Jones, dengan

judul Trust, Conversation And Creativity: Designing An Intentional Culture

Of Success. Penelitian ini menjelaskan pentingnya dasar kepercayaan sebagai

kondisi untuk menciptakan hubungan yang efektif dan efisien. Selain itu,

kreativitas merupakan prasyarat untuk inovasi yang menghasilkan perubahan

dan peluang baru muncul. Untuk itu, penting dalam merancang kebudayaan

organisasi dengan nilai-nilai perilaku yang mengarah pada hal tersebut.

Berikut akan dijabarkan perbandingan antara lima penelitian terdahulu

yang digunakan, dengan penelitian ini. Dimana perbandingan dijabarkan

dalam bentuk tabel.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

13

Tabel 2.1 State of Art

No.Keterang-

an

Nama Peneliti INama Peneliti

II

Nama

Peneliti III

Nama

Peneliti IVNama Peneliti

Nama Peneliti

pada

Penelitian Ini

Monica Lovenia

A.P.

Drs. Faisal

Slamet Riyadi.

MM. & Dra.

Mawarta Onida

S, M.Si.

Asri Desiani

dan Sita Utami

Dewi Winarni

Susyanti

Melonie

Fullick

Denise

O’Connor,

Virginia Jones

Febri Dwi

Sesara

1.Judul

Penelitian

Aktivitas Media

Relations

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi

Kreatif

Republik

Indonesia

(Analisis

Deskriptif

Mengenai

Upaya

Pencapaian

Publisitas

Sebagai

Pendukung

Promosi

Pariwisata

dalam Negeri)

Kompetensi dan

Kemampuan

Bahasa Inggris

Humas Pemda

DKI Untuk

Meningkatkan

Layanan Publik

Peran Media

Sebagai Alat

Publikasi

Event

Di Bidang

MICE (Studi

Kasus: Blue

Golf Open

Tournament,

APMCEE

Event, Dan

PPI Event)

The role of

communicatio

n in

governance:

Universities

and (new)

media

Trust,

Conversation

And Creativity:

Designing An

Intentional

Culture Of

Success

Presentasi

Persuasif

Dalam Rangka

Keprofesional

an Image

Kementerian

Pembangunan

Daerah

Tertinggal

(KPDT) Studi

Kasus:

Strategi

Presentasi

Persuasif Oleh

Humas KPDT

Kepada

Masyarakat

Lokal dalam

Kegiatan Expo

Pesisir Selatan

Tahun 2013

2.

Metode/

Teori yang

Digunakan

Kualitatif Kualitatif Teori yang

digunakan

dalam teori ini

adalah teori

sistem, yakni

teori yang

membahas

dan

mempelajari

organisasi

sebagai suatu

sistem.

Qualitative Qualitative Studi Kasus

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

14

No.Keterang-

anNama Peneliti I

Nama Peneliti

II

Nama

Peneliti III

Nama

Peneliti IVNama Peneliti

Nama Peneliti

pada

Penelitian Ini

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah metode

deskriptif

kualitatif.

3.Subjek

Penelitian

Humas

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi

Kreatif

Republik

Indonesia

Humas Pemda

DKI

Yayasan Putri

Indonesia,

PT Pacto

Convex

Niagatama,

dan PT

Laksmindo

Bahtera.

Canada’s

universities,

University

Public

Relations

Leaders from

private and

public sectors

Humas KPDT

dan

masyarakat

lokal Pesisir

Selatan.

4.Hasil

Penelitian

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi

Kreatif

Republik

Indonesia

melakukan

aktivitas media

relations yang

dilaksanakan

oleh Humas

yang tergabung

dalam Pusat

Komunikasi

Publik untuk

mencapai

publisitas yang

dapat digunakan

untuk

penyebarluasan

informasi

mengenai

pariwisata

dalam negeri

kepada

masyarakat

Penelitian ini

berjudul

kompetensi dan

komunikasi

humas DKI

Jakarta dalam

rangka untuk

menciptakan

berbagai

kompetensi atau

kemampuan

untuk

melakukan

berbagai

aktivitas public

speaking

seperti:

penyampaian

pidato,

membuat

presentasi,

melakukan

negosiasi dan

menjadi

pembawa acara

di acara resmi

Media sangat

berperan

sebagai alat

komunikasi

bagi

penyelenggara

an event-event

di bidang

MICE

(Meeting,

Incentive,

Conference,

Exhibition).

Keberhasilan

event sangat

dipengaruhi

oleh media

promosi yang

direncanakan

dengan baik

dan jauh hari

sebelum event

tersebut

berlangsung.

Event BLUE

Golf Open

This

commentary

examines the

emerging role

of public

relations

as a strategic

management

tool for

universities.

She argues

that the

almost

ubiquitous

introduction

and adoption

of new

communicatio

ns

technologies

has affected

the ways in

which

organizations

operate, how

work happens

This editorial

outlines a logic

model for the

design of an

intentional

culture of

sustained

success.

Evidence points

to the

fundamental

importance of

trust as a

necessary

condition for

effective and

efficient

relationships

and the

components of

trust

are well

documented. It

has also been

established that

creativity is a

Hasil dari

penelitian ini

adalah strategi

presentasi

persuasif yang

dilakukan oleh

Humas KPDT

dalam

kegiatan Expo

Pesisir Selatan

2013

mempengaruhi

keberhasilan

dari expo.

Meskipun

dalam

prakteknya

Humas KPDT

menjumpai

beberapa

hambatan,

namun

hambatan

tersebut dapat

ditanggulangi

dengan cara

No. Keterang- Nama Peneliti I Nama Peneliti Nama Nama Nama Peneliti Nama Peneliti

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

15

an II Peneliti III Peneliti IVpada

Penelitian Ini

khususnya calon

wisatawan

nusantara.

Penelitian ini

mencoba

menganalisis

secara deskriptif

mengenai

aktivitas media

relations untuk

mencapai

publisitas yang

dapat

mendukung

promosi

pariwisata

dalam negeri

dengan

menggunakan

pendekatan

kualitatif

dengan

wawancara

mendalam serta

melakukan studi

pustaka seperti

data yang

didapatkan dari

sumber literatur

kepustakaan

berupa buku-

buku, surat

kabar,

artikel/tulisan

pada media

massa dan

internet, foto,

dokumen dan

website

Kementerian

Pariwisata dan

seperti upacara.

Penelitian ini

bertujuan untuk

membuat staf

Public Relations

Officer tidak

hanya mampu

bagi publik

untuk melihat

kemampuan

mereka untuk

berbicara

bahasa Inggris

dan bagaimana

kemampuan

mereka untuk

menulis artikel

dalam bahasa

Inggris. Hal ini

sangat penting

sebagai petugas

pemerintah

yang

memberikan

pelayanan prima

kepada

masyarakat.

Penelitian

lapangan ini

dilakukan

langsung di

kantor

pemerintahan.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa humas

dapat berbicara

bahasa Inggris

dan menulis

artikel bahasa

Inggris

Tournament,

event Asian

Pacific

Mining

Conference

and

Exhibition

(APMCEE)

dan event

Pemilihan

Putri

Indonesia,

Media

RelationsOffi

cers

(MRO) harus

menyiapkan

event lebih

dari enam

bulan sebelum

hari-H, sejak

persiapan

penyelenggara

an, mulai dari

biding,

perencanaan,

pelaksanaan,

berikut

susunan acara,

hotel

dan supplier,

susunan

anggaran,

hingga

pemilihan

media

promosi.

Media juga

berperan

sebagai alat

publisitas

and the roles

that people

play in these

evolving

arrangements.

She argues

that

communicatio

ns

professionals

now face not

only the

challenge

of working

effectively in

environments

where the

mechanics of

the profession

are changing

rapidly, they

must also find

ways

of explaining

the nature and

the increasing

importance of

the

work they do.

prerequisite for

innovation that

responds to

change and

emergent

opportunities.

The assertion

presented here

isthat it

is possible to be

intentional in

designing

organizational

cultures

that embody

these values and

behaviours. The

editorial

introduces

a project that

will be

unfolding over

the next 12

months

that will

describe what

this looks like

through the

experiences

of

organizational

leaders.

bekerjasama

dengan Pemda

Pesisir Selatan

untuk

mengkomunik

asikan expo

kepada

masyarakat

lokal Pesisir

Selatan.

No. Keterang-

an

Nama Peneliti I Nama Peneliti

II

Nama

Peneliti III

Nama

Peneliti IV

Nama Peneliti Nama Peneliti

pada

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

16

Penelitian Ini

Ekonomi

Kreatif.

Kesimpulan

penelitian ini

memperlihatkan

bahwa

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi

Kreatif

menyadari

bahwa media

merupakan hal

yang sangat

penting untuk

dapat

menyebarluas-

kan informasi

mengenai

promosi

pariwisata

dalam negeri,

dan hubungan

dengan media

tersebut dapat

diupayakan

melalui aktivitas

media relations

yang dilakukan

oleh Humas

secara

konvensional

dan special

treatment

walaupun dalam

prakteknya

terdapat banyak

hambatan.

Humas juga

telah melakukan

peran, fungsi,

diterbitkan pada

media cetak.

Mereka mampu

untuk

melakukannya

karena mereka

dibantu oleh

konsultan

profesional

untuk mengatur,

menyusun

rancangan dan

konsep menulis

artikel. Kita bisa

melihat contoh

dari artikel yang

ditulis oleh

petugas humas

pada media

cetak seperti

kita cantumkan

pada lampiran.

untuk

memberikan

Pencitraan

kepada

publiknya.

Peran media

relation

yang sangat

penting dan

diterima

masyarakat,

akan

berdampak

pada

keberhasilan

program dari

perusahaan di

masa

mendatang.

No. Keterang-

an

Nama Peneliti I Nama Peneliti

II

Nama

Peneliti III

Nama

Peneliti IV

Nama Peneliti Nama Peneliti

pada

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

17

Penelitian Ini

dan tugasnya

dalam upaya

pencapaian

publisitas

pendukung

promosi

pariwisata

dalam negeri

melalui aktivitas

media relations

tersebut.

5.

Perbedaan

masing-

masing

Penelitian

Objek penelitian

dari penulisan

ini adalah

kegiatan media

relations pada

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi

Kreatif.

Sedangkan

penelitian yang

penulis lakukan

memiliki objek

penelitian yakni

presentasi

persuasif

Humas

Kementerian

Pembangunan

Daerah

Tertinggal

Kepada

masyarakat.

Dalam

penelitian ini,

ingin diketahui

kemampuan

Humas

Pemerintah

dalam

berkomunikasi

menggunakan

bahasa inggris.

Sementara

penelitian yang

penulis lakukan

adalah

kemampuan

Humas dalam

berkomunikasi

dengan

masyarakat

yang memiliki

kemampuan

berbahasa yang

terbatas.

Penelitian ini

bertujuan

untuk

mengetahui

bagaimana

menyusun

perencanaan,

pelaksansa,

strategi serta

evaluasi

dalam

menentukan

media

promosi

sebuah event.

Sedangkan

penelitian

yang penulis

lakukan

bertujuan

untuk

mengetahui

bagaimana

strategi yang

dilakukaan

Humas dalam

presentasi

persuasif

kepada

masyarakat

Penelitian ini

dilatar

belakangi

dengan

perkembangan

teknologi

komunikasi

dan new

media yang

menuntut

praktisi

humas

pemerintah

untuk

mengadopsi

teknologi baru

dan

menggunakan

nya dengan

benar.

Sedangkan

dalam

penelitian

yang penulis

lakukan,

Humas KPDT

harus

menjalankan

fungsinya

sebagai

Dalam

penelitian ini

mengidentifikas

i apakah

kebudayaan

organisai yang

sehat dengan

komunikasi dua

arah yang

efektif dan

efisien akan

menciptakan

inovasi dan

kreativitas

organisasi.

Sedangkan

penelitian yang

penulis lakukan

pentingnya

komunikasi dua

arah yang tidak

hanya dilakukan

di dalam

organisasi saja,

tetapi dengan

pihak eksternal

organisasi akan

meningkatkan

kepercayaan

publik.

Objek dari

penelitian ini

yakni strategi

presentasi

persuasif oleh

Humas KPDT

kepada

masyarakat

lokal Pesisir

Selatan dalam

kegiatan Expo

pesisir Selatan

2013.

Tujuannnnya

yakni

mengetahui

bagaimana

strategi Humas

KPDT

mempresentasi

kan mengenai

expo kepada

masyarakat

daerah

tertinggal yang

memiliki

banyak

keterbatasan.

No. Keterang-

an

Nama Peneliti I Nama Peneliti

II

Nama

Peneliti III

Nama

Peneliti IV

Nama Peneliti Nama Peneliti

pada

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

18

Penelitian Ini

mengenai

suatu event.

pelayan

masyarakat

namun dengan

penggunaan

teknologi baru

yang belum

efektif atau

terbatas.

6.

Persamaan

masing-

masing

Penelitian

Penelitian ini

mengidentifikas

i mengenai

peran dan fungsi

Humas

Pemerintah

dalam menjalin

hubungan

dengan publik

eksternal

organisasi

dengan tujuan

mempublikasi-

kan pariwisata

di suatu daerah.

Penelitian ini

menekankan

pada pentingnya

Humas instansi

pemerintah

dalam memiliki

kemampuan

berkomunikasi

karena sesuai

dengan prinsip

kerja instansi

pemerintah,

bahwa mereka

harus menjadi

pelayan

masyarakat

sehingga

tercapai tujuan

bersama.

Penelitian ini

membuktikan

bahwa media

berperan kuat

sebagai alat

publisitas

untuk

memberikan

pencitraan

kepada

publiknya.

Melalui

media,

organisasi

dapat

mempromosi-

kan suatu

kegiatan,

yakni sebagai

alat

komunikasi

bagi

penyelenggara

an event, akan

berdampak

pada

keberhasilan

event, dan

citra baik dari

organisasi

yang

menyelengga-

rakannya.

Penelitian ini

ingin

mengetahui

bagaimana

peran utama

komunikasi

dalam

organisasi

pemerintahan,

dan

pentingnya

praktisi

komunikasi

untuk

menjalankan-

nya secara

profesional

Penelitian ini

menekankan

pada pentingnya

rasa

kepercayaan

publik sebagai

suatu kondisi

yang

dibutuhkan

untuk

menciptakan

hubungan yang

efektif dan

efisien antara

organisai

dengan

publiknya.

Penelitian ini

ingin

mengtahui

bagaimana

strategi Humas

Pemerintahan

dalam

menjalankan

fungsi

kehumasannya

sesuai dengan

indikator

kinerja

Humas, demi

tercapainya

tujuan instansi

pemerintahan.

2.2 Landasan Konseptual

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

19

2.2.1 Komunikasi

2.2.1.1 Komunikasi Persuasif

Menurut John E. Marston dalam Nurjaman dan Umam (2012,

p.104), “Public Relations is planned, persuasive communication

designed to influence significant public.” Oleh karena itu, public

relations merupakan suatu bidang yang memerlukan perencanaan

yang matang dalam suatu pendekatan manajemen pada target-target

tertentu.

Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha

mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku seseorang atau

orang banyak. Sebenarnya, mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan

tingkah laku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Teror, boikot,

pemerasan, penyuapan, dan sebagainya, dapat juga memaksa orang

lain untuk bersikap atau bertingkah laku seperti yang diharapkan.

Namun, mempengaruhi yang dimaksud dalam persuasi tidaklah

menggunakan cara-cara demikian, melainkan didasarkan pada

interaksi yang menggunakan argumentasi serta alasan-alasan

psikologis. Demikian pula halnya dalam upaya Public Relations untuk

mempengaruhi publik perusahaannya (Suhandang, 2012, p.55).

Menurut Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye

Public Relations (2013, p.39-40), dalam melakukan kegiatan

komunikasi, seorang praktisi Public Relations yang bersangkutan

melakukan kegiatan persuasi (bujukan) dan sering dikatakan bahwa

sebetulnya kegiatan Public Relations itu sama dengan kegiatan

pembujuk atau persuader. Artinya, bagi PR bahwa melakukan

persuasi tersebut merupakan tujuan dari proses komunikasi yang

dilakukan dan persuasi (komunisuasi) itu merupakan proses belajar

yang bersifat emosional atau perpindahan panutan dari hal yang lama

ke hal yang baru melalui penanaman suatu pengertian dan

pemahaman.

Menurut Otto Lerbinger dalam Ruslan (2013, p.40-41) , ada

beberapa model untuk merekayasa persuasi, antara lain sebagai

berikut.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

20

a. Stimulus respon

Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan

konsep asosiasi.

b. Kognitif

Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk

peningkatan pemahaman, mudah dimengerti, dan logis bisa

diterima. Dalam melakukan persuasi pada posisi ini, komunikator

dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan

logis. Artinya, ide atau informasi yang disampaikan tersebut tidak

bisa diterima sebelum dikenakan alasan yang jelas dan wajar.

c. Motivasi

Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar

mau mengubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan

dapat terpenuhi dengan menawarkan sesuatu ganjaran. Dengan

memotivasi melalui pujian, hadiah, dan iming-iming janji tertentu

melalui berkomunikasi, maka lambat-laun orang bersangkutan

bisa mengubah opininya.

d. Sosial

Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial

dari publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu

sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses

komunikasi akan lebih mudah dilakukan.

e. Personalitas

Model persuasi disini memperhatikan karakteristik pribadi sebagai

acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu.

2.2.1.2 Presentasi Persuasif

Tujuan dari presentasi persuasif adalah untuk memimpin

anggota dan audiens untuk membuat keputusan, mengubah pemikiran

mereka, atau mendorong dalam pengambilan tindakan. Pembicara

yang membutuhkan untuk membujuk pendengar mereka

menggunakan jenis argumen dan daya tarik yang berbeda untuk

memperkuat kekuatan presentasi mereka. (Goodall et al, 2010, p.214).

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

21

Ada tiga cara untuk menarik khalayak menurut Goodall et al,

2010, p.214-215 yakni logical appeals, emotional appeals, or appeals

based on one’s status, celebrity, or character.

1. Logical appeals (daya tarik logis)

Menggunakan fakta dan angka, serta kutipan dari pihak

berpengaruh yang telah diterima secara luas oleh audiens untuk

membawa mereka ke pemahaman tentang masalah atau situasi dan

tindakan apa yang harus diambil. Jika daya tarik logis dibuat

dengan sangat baik itu juga akan meningkatkan etos ( karakter )

dari pembicara.

2. Emotional appeals (daya tarik emosi)

Adalah mereka yang menarik emosi atau simpati audiens.

Biasanya daya tarik ini disampaikan penuh semangat dan terikat

pada nilai-nilai dasar audiens.

3. Character appeals (daya tarik karakter)

Mengandalkan reputasi dan pengalaman dari pembicara untuk

membangun dasar daya tarik. Daya tarik karakter umumnya dibuat

oleh mereka yang diakui sebagai ahli di bidang tertentu, atau oleh

mereka yang sangat berpengetahuan luas tentang topik tertentu.

Namun, mereka juga dapat berasal dari pahlawan budaya dan

selebriti, jika status seseorang sebagai pahlawan atau selebriti

secara langsung relevan dengan topik. Daya tarik karakter

mungkin halus atau pembicara mungkin mengutip pendapat

berpendidikan dan keahlian untuk membuat daya tarik yang lebih

terbuka untuk penonton.

2.2.1.3 Tahapan Presentasi Persuasif

1. Choosing: The Goal for Your Presentation

Langkah pertama untuk menyiapkan presentasi yang

sukses adalah memilih satu atau lebih tujuan dan berbagai

hasil yang diinginkan yang akan memandu ini. Ada lima

komponen untuk memilih tujuan-tujuan presentasi bisnis.

Yakni:

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

22

a. Memilih tujuan dan tipe pidato/pembicaraan (Selecting a

speech purpose and type)

b. Mengembangkan profil audiens (Developing an audience

profile)

c. Menetapkan hasil (Establishing outcomes)

d. Membangun kredibilitas Anda (Establishing your

credibility)

e. Mengembangkan kriteria yang memungkinkan Anda untuk

mengukur kesuksesan (Developing criteria that allow you

to measure success)

2. Creating: The Business Presentation

Setelah Anda menetapkan tujuan Anda dan menilai

audiens Anda, sekarang saatnya untuk mulai membuat pesan

Anda. Ketika Anda membuat presentasi, persuasif atau

informatif, adalah penting untuk mengikuti struktur organisasi

yang sehat. Struktur organisasi untuk sebuah presentasi berisi

komponen berikut :

a. Sebuah tujuan yang jelas (A clear purpose)

b. Sebuah pernyataan tesis (A thesis statement)

c. Sebuah pratinjau (A preview)

d. Poin utama dan subpoin (Main points and subpoints)

e. Dukungan untuk setiap poin (Support for each point)

f. Transisi dari satu poin utama ke poin berikutnya

(Transitions from one main point to the next)

g. Pengantar yang efektif (An effective introduction)

3. Coordinating: The Business Presentation

Komunikasi sadar berarti peduli terhadap kebutuhan

dan harapan orang lain . Ketika kita mengatakan "orang lain",

kita mengartikan orang lebih dari sekedar audiens langsung;

kita merujuk kepada semua orang yang mungkin dipengaruhi

oleh aktivitas komunikasi. Mengkoordinasikan komunikasi

juga memungkinkan kita untuk mendapatkan wawasan penting

(umpan balik) yang kita tidak bisa didapatkan dari bekerja

sendiri. Akhirnya, mengkoordinasikan komunikasi kita berarti

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

23

memastikan setiap orang yang seharunya disertakan dalam

aktivitas komunikasi, diberitahu mengenai aktivitas, dan jika

mungkin, diingatkan kembali pada hari apa itu terjadi .

4. Delivering: The Business Presentation

Komponen menyampaikan dimulai dari latihan.

a. Practice, Practice, Practice

Gladi resik pesan tidak terbatas pada berbicara

presentasional. Kita telah menemukan bahwa kebanyakan

orang merasa lebih percaya diri jika mereka berlatih presentasi

formal setidaknya tiga kali sebelum menyampaikan.

b. Fluency

Kefasihan mengacu pada artikulasi halus atau mudah

dari kata-kata yang meliputi bahasa. Dengan latihan, kefasihan

meningkat secara natural .

c. Naturalness

Kealamian mengacu pada mudah, asli, cara bercakap

dari berbicara. Pembicara yang alami menarik kita ke dalam

pesan, membuat kita merasa bahwa kita merupakan bagian

dari presentasi. Mereka fasih dalam materi dan nyaman

berbicara tentang hal tersebut.

d. Vivacity

Kelincahan adalah mengacu pada energi dan

antusiasme yang digunakan dan dihasilkan diantara anggota

audiens ketika berbicara (Goodall et al, 2010, p.213-238).

2.2.1.4 Hambatan Presentasi Persuasif

Menurut Suhandang (2012, p.57-59), hal yang paling sukar

dalam usaha persuasi melalui komunikasi itu adalah usaha agar orang

lain dapat menerima atau menanggapinya seperti cara kita berpikir.

Seringkali tidak berlangsung mudah seperti apa yang kita sangka,

sebab di antara kedua belah pihak (petugas Public Relations dengan

publiknya), ada celah sosial yang menghambat. Hambatan terhadap

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

24

jalannya komunikasi itu bisa berupa: kebisingan, faktor semantik,

interes, motivasi, dan prasangka.

1. Kebisingan (noise-factor) adalah hambatan berupa suara-suara

yang menggangu jalannya komunikasi sehingga pesan

komunikasinya tidak bisa diterima sebagaimana mestinya.

2. Faktor semantik adalah hambatan berupa pemakaian kata atau

istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian. Hambatan

demikian tidak jarang dapat mengakibatkan kesalahan-kesalahan

dan kegagalan yang fatal.

3. Kepentingan akan membuat seseorang atau orang banyak selektif

dalam hal penghayatan atau hal tanggapanya. Orang-orang

cenderung hanya memperhatikan rangsangan-rangan yang ada

hubungan dengan kepentingannya.

4. Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai

benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.

Komunikasi yang semakin berkesuaian dengan garis motivasi

seseorang, semakin besar pula keinginan pesannya diterima

dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Ssebaliknya, pihak

komunikan atau publik sasaran akan mengabaikan komunikasi

yang tidak sesuai dengan motivasinya. Selain itu seringkali pulaa

terjadi seorang komunikator, antara lain petugas Public Relations

tertipu oleh tanggapan komunikan atau publiknya yang seolah-

olah (tampaknya) khusu memperhatikan (attentive), meskipun isi

komunikasinya tidak sesuai dengan motivasi mereka. Tanggapan

semu demikian tentunya dilakukan karena ada motivasi terpendam

pada diri komunikan (khalayak sasaran atau publik).

5. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat terhadap

berlangsungnya komunikasi, sebab orang yang memiliki

prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang

komunikator atau pembicara yang hendak melancarkan

komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk

menarik kesimpulan atas dasar syak-wasangka tanpa

menggunakan pikiran secara rasional.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

25

Menurut Maksum dalam bukunya Jago Presentasi (2014, p.73),

saat melakukan presentasi, penting untuk menyajikan ide sebaik

mungkin. Berikut ini, beberapa tanda kegagalan dalam melakukan

presentasi.

1. Kurang/tidak maksimal dalam melakukan persiapan.

2. Tidak memahami siapa (profil) audiens yang hadir.

3. Tidak ada pesan yang melekat.

4. Slide presentasi yang buruk

5. Memulai presentasi dengan asumsi yang keliru.

6. Menyatakan fakta dengan apa adanya.

7. Persiapan yang tidak memadai.

8. Kurangnya latihan.

9. Menggunakan catatan yang kurang memadai.

10. Penyampaian visual yang berlebihan

11. Kurangnya perhatian pada pentingnya komunikasi nonverbal.

12. Kegagalan mengenal medan.

13. Kegagalan mempersiapkan tanya-jawab.

14. Bersembunyi di balik mimbar.

15. Tampil tidak siap dan tidak terorganisir.

16. Terlambat memulai dan mengakhiri pelatihan.

17. Terkesan tidak sesuai jadwal atau tidak mencapai sasaran yang

ditetapkan.

18. Kurang waktu istirahat.

19. Menanggapi pertanyaan secara tidak tepat.

20. Menggunakan alat bantu dengan tidak profesional

21. Tidak melibatkan peserta.

22. Tidak membina rapport.

23. Menampilkan kebiasaan-kebiasaan buruk.

24. Humor yang tidak tepat.

25. Sok tahu dan tidak mengakui kesalahan.

26. Menggunakan bahasa dan pengucapan yang tidak tepat.

27. Tidak memperbaharui materi dan kurang informasi.

2.2.2 Public Relations

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

26

2.2.2.1 Definisi Public Relations

Menurut Harlow dalam Nurjaman dan Umam (2012, p.108),

Public Relations adalah fungsi manajemen khas yang mendukung

pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan

publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja

sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan:

membantu manajemen untuk memahami dan tanggap terhadap opini

publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen

untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen dalam

mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak

sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi

kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi

yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Menurut British Institute Public Relations dalam Nurjaman

(2012, p.116) mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka

menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling

pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City pada

bulan Agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai PR sebagai

berikut: “ Praktik PR adalah sebuah seni, sekaligus ilmu sosial yang

menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap

kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran

kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program

tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan

kepentingan khalayaknya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan Public

Relations adalah usaha dalam menciptakan hubungan yang harmonis

suatu organisasi, baik kedalam lingkungannya maupun keluar yakni

masyarakat dan stakeholder sehingga tercapainya tujuan organisasi

.

2.2.2.2 Fungsi Public Relations

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

27

Menurut Nova (2014, p.20), Public Relations atau PR adalah

bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang

ataupun sebuah lembaga di mata publik. Profesi PR bekerja di wilayah

publik untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat

(Public Relations), manajemen krisis (crisis management), hubungan

pelanggan (customer relations), hubungan karyawan (employee

relations), hubungan pemerintahan (government relations), hubungan

industri (industry relations), hubungan investorr (investor relations),

hubungan dengan media (media relations), mediasi, publisitas,

menulis pidato, dan guest/visitor relations.

Menurut Maria dalam Nurjaman dan Umam (2012, p.114)

bahwa Public Relations merupakan satu bagian dari satu napas yang

sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas

organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu

mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan

mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi

tersebut. Gambaran tentang fungsi Public Relations, yaitu sebagai

berikut: kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik,

kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau

masyarakat pada umumnya; memiliki sasaran untuk menciptakan

opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak;

unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,

sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau

perusahaan; usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara

organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan

opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi

organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Bertrand R. Canfield dalam Suhandang (2012, p.54),

mengemukakan bahwa fungsi Public Relations adalah: (1) It should

serve the public’s interest, (2) Maintain good communication, dan (3)

Stress good morals and manners. Pada pokoknya kegiatan Public

Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan

tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan

pengertian dari publik. Sebagai abdi masyarakat, Public Relations

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

28

harus selalu mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat

umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik, guna

terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat.

Komunikasi yang didasarkan atas strategi dan teknik berinteraksi yang

mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara badan

atau perusahaan dengan publiknya.

2.2.3 Hubungan Masyarakat Pemerintah

2.2.3.1 Definisi Humas Pemerintah

Menurut Ruslan (2012, p.341), perbedaan pokok antara

fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di

instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial)

adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah

juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan

periklanan. Humas Pemerintah lebih menekankan pada public service

atau demi meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program

kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya

atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan

tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau

kewajiban-kewajiban kepemerintahannya.

2.2.3.2 Fungsi Humas Pemerintah

Menurut John D. Millet dalam Ruslan (2011, p.107), yang

artinya peran Humas/PR dinas instansi atau lembaga kepemerintahan

terdapat beberapa hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban

utamanya, yaitu sebagai berikut :

1. Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan, dan aspirasi

yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires

and aspirations).

2. Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam

menanggapi apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi/lembaga

pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya

(advising the public about what is should desire).

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

29

3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan

memuaskan antara publik dengan para pejabat pemerintahan

(ensuring satisfactory contact between public and government

official).

4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah

diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahaan yang

bersangkutan (informing and about what agency is doing).

Fungsi pokok Humas Pemerintah pada dasarnya adalah

sebagai berikut (Ruslan, 2011, p.110) :

1. Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang

diwakilinya;

2. Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan

informasi mengenai kebijaksanaan, hingga mampu

mensosialisasikan program-program pembangunan, baik secara

nasional maupun daerah kepada masyarakat;

3. Menjadi komunikastor sekaligus mediator yang proaktif dalam

upaya menjembatani kepentingan instansi pemerintahan di satu

pihak dan menampung aspirasi atau opini publik (masyarakat),

serta memperhatikan keinginan-keinginan masyarakat di lain

pihak;

4. Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang

kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan program

pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

2.2.4 Strategi Humas

2.2.4.1 Definisi Strategi Humas

Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Public

Relations (2013, p.37), strategi itu pada hakikatnya adalah suatu

perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Komunikasi

secara efektif adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

30

b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behavior)

Menurut Pace et al dalam Ruslan (2013, p.37), tujuan strategi

komunikasi tersebut sebagai berikut.

a. To secure undertanding

Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam

berkomunikasi.

b. To establish acceptance

Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

c. To motive action

Penggiatan untuk memotivasinya.

d. The goals which the communicator sought to achieve.

Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak

komunikator dari proses komunikasi tersebut.

Menurut Ruslan (2011, p.110), peran taktis dan strategis

kehumasan pemerintah menyangkut beberapa hal sebagai berikut:

1. Secara taktis dalam jangka pendek, Humas/PR instansi

pemerintah berupaya memberikan pesan-pesan atau informasi

yang efektif kepada masyarakat sebagai khalayak sasarannya.

Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif,

memotivasi dan memiliki pengaruh terhadap opini publik sebagai

upaya menyamakan persepsi dengan tujuan dan maksud dari

instansi/lembaga yang bersangkutan.

2. Secara strategis (jangka panjang), Humas/PR instansi pemerintah

berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision

making process), dalam memberikan sumbang saran, gagasan,

dan ide yang kreatif serta cemerlang untuk menyukseskan

program kerja lembaga bersangkutan, hingga mampu menunjang

keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang serta

mendorong melalui kerjasama dan mendapat dukungan

masyarakat.

Pengenalan khalayak untuk memahami struktur publik sangat

relevan dengan konteks public reelations. Di pihak lain, pengenalan

publik erat hubungannya dengan perumusan penelitian proses

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

31

perencanaan PR suatu organisasi yang meliputi 6P, yaitu people,

process, practise, product, plan, dan publication. (Nova, 2014, p.30-

31).

2.2.4.2 Problem Solving

Menurut Cutlip, Center, dan Broom, dalam bukunya Effective

Public Relations berpendapat bahwa proses manajemen Public

Relations adalah mendefinisikan masalah hubungan masyarakat,

membuat rencana dan program, mengambil tindakan dan

berkomunikasi, mengevaluasi program (Nurjaman dan Umam, 2012,

p.113).

Ruslan (2011, p.111) mengatakan Pejabat Humas harus

memiliki kemampuan dalam menguasai permasalahan yang dihadapi

oleh instansinya sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan yang

menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak yang menjadi

target sasarannya.

2. Kemampuan melaksanakan hubungan komunikasi timbal balik

yang efektif, dinamis, kreatif, dan saling mendukung kedua belah

pihak, serta menarik perhatian terhadap audiensnya.

3. Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat

umum (opini publik) yang menguntungkan terhadap

instansi/lembaga yang diwakilinya.

4. Kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik, saling kerja

sama, mempercayai, dan saling mendukung bagi kedua belah

pihak yang terkait.

Menurut Nurjaman dan Umam (2012, p.46-48), ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu komunikasi

yang efektif.

1. Ketahui mitra bicara (audience). Dengan mengetahui hal tersebut,

kita bisa memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan

informasi atau buah pikiran kita. Artinya, bahasa yang dipakai

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

32

sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mitra bicara kita.

Pengetahuan mitar bicara kita pun harus diperhatikan.

2. Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi sangat menentukan

cara kita menyampaikan informasi.

3. Perhatikan konteks. Konteks disini bisa saja berarti keadaan atau

lingkungan pada saat berkomunikasi. Konteks sangat berperan

dalam memperjelas informasi yang disampaikan.

4. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang

atau masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

5. Pahami bahasa. Dengan memahami bahasa orang lain berarti kita

berusaha menghargai orang lain. Hal yang lebih penting adalah

memahami gaya orang lain berbahasa. Untuk memperjelas pesan

yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakan kalimat-

kalimat sederhana yang mudah dipahami.

2.2.5 Professional Image

2.2.5.1 Komunikasi Profesional

Menurut Goodall et al (2010, p.6), yakni bisnis dan

komunikasi profesional adalah istilah singkat yang mengacu pada

semua bentuk berbicara, mendengarkan, berhubungan, menulis, dan

merespon di tempat kerja, baik dengan manusia dan media elektronik.

Komunikasi manusia termasuk percakapan informal, wawancara,

kelompok dan tim pertemuan, pengarahan informatif dan pidato, nada

penjualan, dan presentasi persuasif. Komunikasi media elektronik

termasuk percakapan telepon, pesan teks, konferensi satelit, e-mail,

pesan instan, halaman web pribadi dan perusahaan, dan penggunaan

internet untuk komunikasi bisnis melalui jaringan sosial dan e-

commerce. Situasi bisnis dan profesional memerlukan keterampilan

komunikasi baik yang sesuai dan efektif untuk tempat kerja dan

dialamatkan pada khalayak internal dan eksternal yang melekat di

tempat kerja global.

PR profesional berfokus pada membangun hubungan yang

baik dengan publiknya. PR profesional harus tahu cara menulis,

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

33

berbicara, dan berpikir analitis. Keterampilan ini diperlukan karena

komunikasi konstan antara PR dan masyarakat merupakan roh dari

public relations. PR juga harus berpikir kritis sehingga bisa

memberikan solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan

(Nova, 2014, p. 20).

2.2.5.2 Komponen Conscious Communication

Menurut Goodall et al (2010, p.7), untuk belajar tentang

komunikasi berarti lebih dari sekedar melakukan hal itu. Ini juga

berarti belajar dan memperoleh pengetahuan tentang hal itu. Sebagai

hasil dari berhasilnya sebuah penyelesaian kursus komplit khusus

dirancang untuk meningkatkan baik pemahaman dan keterampilan,

Anda harus menjadi komunikator yang lebih sadar.

Berikut komponen conscious communication:

1. Conscious communication is mindful

Menurut Damasio dalam Goodall et al (2010, p.8),

Berkomunikasi dengan penuh perhatian berarti bahwa Anda

mempertimbangkan kebutuhan dan harapan orang lain, serta

konteks. Sadar komunikasi untuk mencapai tujuan, adalah sama

penting untuk mencapai tujuan bisnis dan profesional secara etis.

2. Conscious communication displays awareness of communication

as a process

Meskipun kita menggunakan istilah “episode” atau “peristiwa”

untuk menggambarkan suatu tindakan komunikasi di tempat

kerja, hal ini lebih akurat untuk memikirkan komunikasi sebagai

proses yang berkelanjutan. Salah satu aktivitas komunikasi

mengarah ke yang lain, memperluas konteks komunikasi di

seluruh organisasi.

3. Conscious communication respects diversity

Sensitivitas terhadap orang lain termasuk kesadaran mendalam

dari keragaman: budaya, jenis kelamin, usia ras, agama, dan

perbedaan sosial ekonomi. Untuk menjadi komunikator yang

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

34

mindful berarti untuk meneliti dan merespon secara cerdas

dengan perbedaan yang Anda temui di tempat kerja.

4. Conscious communication requires balancing strategy, ethics,

and outcomes.

Komunikasi sadar membutuhkan menjadi strategis dalam

formulasi pesan Anda seraya menyadari konsekuensi etis dan

bisnis dari penyampaian pesan Anda. Dalam lingkungan bisnis

global saat ini, komunikasi sadar adalah penting untuk

kesuksesan.

Menjadi sadar berarti bahwa kita sekaligus adalah sebagai

“pengamat, perasa, berpengetahuan, pemikir, dan aktor potensial”

(Damasio dalam Goodall et al 2010, p.8). Ketika kita berbicara

tentang komunikasi strategis, kita mengacu pada komunikasi

terencana dengan khalayak spesifik dan niat tertentu dalam pikiran,

komunikasi yang sadar akan perbedaan individu dan kebudayaan.

2.2.6 Publik Eksternal

Pengertian publik dalam public relations adalah sekelompok

orang yang menjadi sasaran kegiatan public relations. Artinya,

kelompok masyarakat yang harus senantiasa dihubungi dan

diperhatikan dalam rangka pelaksanaan fungsi public relations. Publik

terbagi menjadi publik internal dan eksternal. Publik internal adalah

karyawan, pemegang saham, dan manajemen; sedangkan publik

eksternal adalah komunitas sekitar organisasi, konsumen, pemerintah,

pemasok, media dan lain-lain. (Nova, 2014, p.32).

Menurut Nova (2014, p.22), tujuan public relations adalah

untuk membina hubungan baik dengan publiknya.

Publik adalah kekuatan data bagi praktisi Public Relations

untuk bersinergi dengan lingkungan di luar perusahaan. Dengan

mendengarkan, mengamati, dan memahami publik, tindakan yang

diambil oleh seorang praktisi public relations dapat selaras antara

kepentingan perusahaan dengan harapan publik. “relations”

(hubungan) yang berarti a logical or natural association between two

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

35

or more things; relevance of one to another; connection. Dengan kata

lain “relations” adalah suatu hubungan alami dan logis antara dua

pihak atau lebih; yang terdapat relevansi satu sama lain. Melihat

esensi dari kata public dan relations maka praktik public relations

harus ditujukan kepada kepentingan publik.

2.2.6.1 Hubungan Masyarakat Sekitar

Menurut Suhandang dalam bukunya Studi dan Penerapan

Public Relations (2012, p.80), suatu perusahaan yang mau

memaksakan kehendaknya ke tengah-tengah masyarakat, jelas tidak

akan bisa hidup lama. Kecuali kalau mereka ada di negara totaliter

atau fasis, dimana pendapat masyarakat masyarakat tidak dipedulikan

lagi. Bagi negara-negara demikian hanya kemauan golongan (yang

berkuasa) saja harus berlaku dan diterima, walaupun secara terpaksa.

Hubungan yang harmonis dan baik dapat tercapai hanya

dengan pengertian yang ikhlas, tidak dengan paksaan. Apalagi

hubungan atau komunikasi itu harus berkembang dalam masyarakat

demokratis. Semua komunikasi dengan publik ekstern hendaknya

dilakukan perusahaan itu secara informatif dan persuasif. Informasi

hendaknya diberikan secara jujur, teliti, sempurna, dan berdasarkan

fakta yang sebenarnya. Dalam hal ini, publik mempunyai hak untuk

mengetahui keadaan sesuatu hal yang berhubungan dengan

kepentingannya. Publik kadang-kadang sangat kritis terhadap sesuatu

yang aktual dan tidak biasa. Karenanya sifat yang ramah merupakan

salah satu syarat yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha

Eksternal Public Relations. Secara persuasif, komunikasi dapat

dilaksanakan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan

(publik), sehingga timbul rasa tertarik akan pesan atau barang yang

disodorkan kepadanya. Dengan cara penyajian yang bijaksana akan

timbul keinginan publik untuk mencoba memiliki barang itu atau

menyesuaikan dirinya dengan pesan tersebut, yang kemudian disusul

dengan keputusannya untuk memiliki barang itu atau menerima pesan

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

36

itu. Dengan keputusannya itu akhirnya mereka mengambil sikap atau

bertindak membeli barang itu atau menerima pesan tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian ini berdasarkan fakta yang

ditemukan dan permasalahan yang ingin diteliti yakni mengenai strategi

presentasi persuasif dalam rangka keprofesionalan image Kementerian

Pembangunan Daerah Tertinggal oleh Humas KPDT kepada masyarakat

lokal Pesisir Selatan pada kegiatan expo.

Landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah

presentasi persuasif dan professional image menurut Goodall et al, 2006.

Melalui wawancara dan studi dokumen, data yang diperoleh dianalisis

menggunakan teknik reduksi data, hingga diperoleh kesimpulan dan saran.

Berikut ini merupakan kerangka pemikiran dari keseluruhan penelitian. Yakni

bagaiman penelitian dilakukan, alasan dilakukannya penelitian, metode yang

digunakan, hingga didapat simpulan.

Keprofesionalan Image Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan 2013.

Fakta Kesenjangan Keadaan Diinginkan

Presentasi Persuasif (Goodall et al, 2006)

Reduksi Data

Professional Image (Goodall et al, 2006)

Wawancara dan Studi Dokumen

HASIL

Keberhasilan strategi presentasi persuasif

Humas KPDT kepada masyarakat lokal

PENGUJIAN

Kesimpulan dan Saran

TUJUANMengetahui strategi presentasi persuasif Humas KPDT kepada masyarakat lokal Pesisir Selatan dalam kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan 2013Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalm pelaksanaan presentasi persuasif kepada masyarakat lokal dalam kegiatan expoMengetahui upaya penanggulangan hambatan.

Strategi presentasi

persuasif Humas KPDT kepada

masyarakat lokal Pesisir Selatan

Kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan sebagai indikator kinerja Humas

Pesisir Selatan merupakan kabupaten daerah tertinggal yang memiliki potensi cukup tinggi.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web viewObjek dari penelitian ini yakni strategi presentasi persuasif oleh Humas KPDT kepada masyarakat

37

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran