137
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA KONSEP SISTEM KOLOID SKRIPSI Oleh WINDA SYAFITRI 105016200562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M

Winda Syafitri Fitk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Winda Syafitri Fitk

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA KONSEP

SISTEM KOLOID

SKRIPSI

Oleh

WINDA SYAFITRI

105016200562

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 2: Winda Syafitri Fitk
Page 3: Winda Syafitri Fitk

i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Winda Syafitri

NIM : 105016200562

Jurusan : Pendidikan IPA

Angkatan Tahun : 2005

Alamat : Jl. legal Parang Utara IV No.21 RT.008/04

Kec. Mampang Prapatan. Jakarta Selatan 12790

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa

Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

NIP Dosen : 196812282003031004

Jurusan : Pendidikan IPA/Kimia

2. Nama : Tonih Feronika, M.Pd

NIP Dosen : 197601072005011007

Jurusan : Pendidikan IPA/Kimia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 9 Maret 2011

Yang Menyatakan

Winda Syafitri

Page 4: Winda Syafitri Fitk

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI

PENDEKATAN INKUIRI PADA KONSEP SISTEM KOLOID

SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Winda Syafitri

105016200562

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

NIP. 196812282003031004

Tonih Feronika, M.Pd

NIP. 197601072005011007

Page 5: Winda Syafitri Fitk

iii

ABSTRAK

Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui

Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid, skripsi jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam program studi kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dapat berkembang melalui

pendekatan pembelajaran inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai

keterampilan proses sains apa saja yang muncul melalui pembelajaran inkuiri dan

mengetahui seberapa besar keterampilan proses sains siswa dapat berkembang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 3 Jakarta pada kelas XI jurusan IPA.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009-2010. Subjek

penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI 3 Jakarta kelas XI jurusan IPA

yang berjumlah 21 orang. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan, dari kategori tinggi, sedang, dan

rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelapan aspek keterampilan

proses sains siswa muncul pada pembelajaran inkuiri dengan persentase yang

bervariasi dengan kategori muncul sesuai dan muncul tidak sesuai. Aspek yang

muncul sesuai yaitu aspek investigasi, aspek observasi, aspek klasifikasi, aspek

prediksi, dan aspek komunikasi, sedangkan aspek bertanya, aspek hipotesis, dan

aspek interpretasi muncul tidak sesuai.

Kata kunci: Keterampilan Proses Sains, Inkuiri.

Page 6: Winda Syafitri Fitk

iv

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillahirabbil ‘alamin, ucapan syukur hanya pantas diberikan

kapada Allah, Rabb semesta alam, penggengam alam dan seisinya. Yang telah

memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan keikhlasan kepada kita semua

sehingga pada kesempatan kali ini dari sekian banyak kesempatan yang sudah

diberikan-Nya. Penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan kepada al-Qudwah kita

Rasululah SAW. Keluarga, sahabat, dan umatnya yang tetap istiqamah dalam

memperjuangkan agama-Nya dan menghidupkan Sunnah-sunnahnya.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang dihadapi dan dialami, baik yang menyangkut

pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan lain

sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai motivasi dan

bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi

dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan maksimal

Insya Allah.

Tanpa mengurangi penghargaan dan terimakasih, secara khusus penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: Winda Syafitri Fitk

v

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dedi Irwandi M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

sekaligus Penasehat Akademis atas pengarahan dan bimbingan yang telah

diberikan.

5. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang dengan

keikhlasan dan kesabaran membimbing penulis hingga akhir penulisan.

6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, memberi motivasi dan

pengarahan serta dengan keikhlasan dan kesabaran membimbing penulis

hingga akhir penulisan.

7. Bapak Drs. H. Achmad Sjamsuri, MM, selaku Kepala Sekolah Sekolah

Menengah Atas PGRI 3 Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ayahanda (Rachmat Alwi) dan Ibunda (Netty Herawaty), serta kakak-

kakak tercinta (Firmansyah dan Firdaus) atas tetesan-tetesan keringat,

airmata dalam mendidik, merawat, memberikan doa, dukungan baik moril

maupun materil serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat- Sahabat tercinta, seperjuangan di atmosfer penuh Cinta Ilahi,

Nilma Purnama, Nur Subechan, Khusnul Khotimah, Agustiana, Agustiani,

Rizki Fauziah, Fatimah Azzahra, dan Gita Nurhasanah. Jazakumullah

khairan katsir atas support dan do’anya. Serta kesabaran dan

keikhlasannya dalam berjuang bersama. Semoga Allah kekalkan ukhuwah

ini dan pertemukan kita di Jannah-Nya nanti.

10. Teman-teman seperjuangan di KARIMA, adik-adik Rohis SMAN 55 dan

komda FITK, LDK Syahid, teman-teman SOLID 2005, teman-teman

jurusan IPA program studi kimia, dan semua pihak yang tak bisa

disebutkan satu per satu, tak bersua bukan berarti tidak ada motivasi dan

kalian membuktikan itu. Jazakumullah bi akhsanul Jaza.

Page 8: Winda Syafitri Fitk

vi

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berserah atas segala

sesuatu. Semoga semua kebaikan yang sudah dilakukan menjadi ladang dan

tabungan di yaumil akhir nanti, dan dibalas oleh Allah dengan balasan sebaik-

baiknya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya. Amin yaa Rabbal alamin.

Jakarta, 17 Februari 2011

Penulis

Page 9: Winda Syafitri Fitk

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii

ABSTRAK .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................... 6

E. Tujuan Penelitian......................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIK

A. Hakikat Pendekatan Inkuiri ......................................... 8

B. Kemampuan Psikomotor ............................................. 17

C. Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................ 20

D. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Inkuiri ...... 24

E. Hakikat Ilmu Kimia .................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 34

B. Metode Penelitian ....................................................... 34

C. Subjek Penelitian ......................................................... 34

D. Instrumen Penelitian ................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 37

F. Teknik Pemeriksaan dan Keterpercayaan Studi .......... 39

Page 10: Winda Syafitri Fitk

viii

G. Teknik Analisis Data ................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................... 45

B. Pembahasan ................................................................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................. 60

B. Saran ............................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 64

Page 11: Winda Syafitri Fitk

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa ........................... 26

Tabel 3.2 Format Wawancara ............................................................ 43

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Keterampilan Proses Sains ........ 45

Tabel 4.2 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan

pendekatan inkuiri ..............................................................

48

Page 12: Winda Syafitri Fitk

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Kemunculan Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan...........................

52

Page 13: Winda Syafitri Fitk

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran ................................................ 64

a. Silabus .................................................................... 64

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............ 66

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 83

Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 94

a. Format Lembar Observasi ...................................... 94

b. Kisi-kisi Pengamatan Lembar Observasi ............... 97

c. Format Wawancara ................................................. 104

Lampiran 3. Pengolahan Data ............................................................ 105

a. Hasil Perhitungan Lembar Observasi Secara

Keseluruhan ............................................................

109

b. Data Hasil Wawancara Tiap Kelompok ................. 111

Lampiran 4. Lembar Uji Referensi 112

Lampiran 5. a. Surat Permohonan Izin Penelitian 118

b. Surat Bimbingan Skripsi 119

c. Surat Keterangan Penelitian 120

Page 14: Winda Syafitri Fitk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteristik spesifik yang

membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya, Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan salah satu cabang pokok ilmu pengetahuan yang

didalamnya terdapat berbagai cabang keilmuan, antara lain ilmu fisika, ilmu

biologi, dan ilmu kimia.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa di

SMA/MA adalah kimia, Michael Purba menjelaskan bahwa

Ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rakayasa

yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk

dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu

kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi

oleh karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi,

serta energi yang menyertai perubahan tersebut.1

Bidang studi kimia seharusnya merupakan pelajaran yang

menyenangkan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan

tetapi apa yang diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini

dapat terjadi salah satunya adalah dengan penggunaan pendekatan

pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru lebih

banyak menanamkan konsep-konsep materi pelajaran melalui transfer

informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa,

sehingga tidak membentuk konsepsi yang benar. Pembelajaran seperti ini

tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton, dan

membosankan. Dengan demikian perlu adanya peran guru dalam menentukan

pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar

dan keterampilan siswa.

1 Michael Purba. Kimia SMU Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3.

Page 15: Winda Syafitri Fitk

2

Proses belajar merupakan hasil yang kompleks. Belajar terkait dengan

apa yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Guru hanya berfungsi sebagai

pembimbing dan pengarah, sedangkan yang menggerakkan proses tersebut

harus datang dari siswa. Dengan demikian, seorang pendidik perlu

menerapkan sebuah pendekatan yang mengarahkan siswa untuk berperan

aktif dan menggali potensi yang ada pada dirinya sendiri, sehingga siswa

mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu seperti

keterampilan dalam mengamati, menafsirkan pengamatan, mengelompokkan,

meramalkan, komunikasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian,

menggunakan alat/bahan, dan mengajukan pertanyaan.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, pembelajaran cenderung hanya

mengembangkan beberapa keterampilan saja, misalnya keterampilan

berkomunikasi dan observasi. Keterampilan komunikasi kegiatan yang

dilakukan misalnya dengan diskusi kelompok, siswa melakukan kegiatan

diskusi dan tanya jawab. Sedangkan keterampilan observasi kegiatan yang

biasa dilakukan misalnya melalui kegiatan praktikum. Dalam kegiatan

praktikum siswa melakukan kegiatan diantaranya merancang dan

menggunakan alat, serta mencatat hasil pengamatan. Dari aspek keterampilan

komunikasi dan observasi tersebut sebenarnya tidak hanya sebatas itu, tetapi

masih banyak keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran, misalnya keterampilan menyampaikan ide atau

gagasan, keterampilan mengamati, menggunakan/mengumpulkan fakta yang

relevan, menganalisis data, menyajikan pemahaman baru, dan masih banyak

lagi keterampilan-keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran.

Menurut Zulfiani dkk, “pendekatan proses adalah pendekatan

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk ikut

menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu

keterampian proses”.2 Pendekatan proses dikenal juga dengan keterampilan

2 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), cet. I, h. 93

Page 16: Winda Syafitri Fitk

3

proses, dengan mengembangkan kemampuan fisik dan mental, siswa akan

mampu menemukan dan menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta

menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan

demikian keterampilan proses menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap

dan nilai. Jadi keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran, dimana siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan suatu

interaksi dengan objek konkret sampai pada penemuan konsep.

Pada dasarnya siswa memiliki keterampilan dalam belajar, misalnya

keterampilan bertanya, hipotesis, investigasi (merencanakan percobaan),

observasi (pengamatan), klasifikasi (mengelompokkan), prediksi

(meramalkan), interpretasi (menafsirkan pengamatan), dan komunikasi.

Namun keterampilan-keterampilan tersebut terkadang tidak muncul, maka

diperlukan adanya pendekatan dalam pembelajaran yang mampu

memunculkan keterampilan proses sains siswa tersebut. Pendekatan

pembelajaran yang mengarahkan pada terciptanya suasana kegiatan di atas

salah satunya adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri merupakan cara

pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk menjadi kritis, analisis-

argumentatif dalam mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan yang

ada dalam alam, melalui pengalaman-pengalaman dan sumber lainnya. Tidak

hanya meteri yang disampaikan guru di kelas.

Kemampuan inkuiri selalu dikaitkan dengan kegiatan penyelidikan

atau eksperimen. Dalam proses belajar tidak cukup hanya menggunakan

metode ceramah dan membaca buku. Siswa seharusnya mampu

mengkonstruksi pemahamannya serta terlibat aktif dalam pembelajaran mulai

dari merumuskan masalah, berhipotesis, merancang atau menganalisis

eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, hingga membuat

kesimpulan. Siswa membutuhkan kesempatan untuk dapat berfikir dari ide

yang bersifat konkret menuju ide yang bersifat abstrak. Siswa perlu

memikirkan kembali hipotesisnya, mengadaptasi dan menguji coba

pemahaman dan maupun menyelesaikan masalah.

Page 17: Winda Syafitri Fitk

4

Salah satu prinsip utama inkuri, yaitu siswa dapat mengkonstruk

sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam

pembelajarannya. Dalam proses belajar mengajar, inkuiri ini digunakan

sebagai pendekatan pengajaran yang memungkinkan ide siswa berperan

dalam investigasi yang akan dilakukan oleh pembelajar/siswa.3

Melalui pendekatan inkuiri inilah siswa akan terdorong untuk belajar

melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang

sesuai, ditambah lagi dengan dorongan yang diberikan guru, agar setiap siswa

memiliki pengalaman dalam melakukan percobaan yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Dengan begitu,

keinginan siswa untuk mengetahui, akan menambah motivasi mereka untuk

melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawaban atau solusi

dari masalahnya. Pendekatan inkuiri juga mengajarkan kepada siswa untuk

belajar memecahkan masalah secara mandiri, sehingga dalam diri mereka

akan muncul kemampuan berpikir yang kritis, karena selama proses

pembelajaran berlangsung, guru terus menerus mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa yang dapat membangkitkan pemikiran siswa secara

ilmiah, dengan demikian pikiran siswa akan termotivasi untuk selalu berpikir.

Dalam pendekatan inkuiri setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru

menuntut siswa untuk aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan dari

masalah yang dihadapinya, dan dari masalah tersebut mereka dituntut untuk

mencari sumber sendiri belajar mengemukakan pendapat sendiri, serta

merumuskan kesimpulan sendiri, yang nantinya dengan kesimpulan mereka

tersebut, mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah, serta

mempertahankan pendapatnya masing-masing. Jika hal tersebut sudah benar-

benar dapat dijalankan oleh seorang siswa, maka tentunya pengalaman-

pengalaman yang sudah didapat oleh siswa akan mudah untuk diingat dalam

kehidupannya, dan akan selalu tersimpan dalam memori pikirannya, dengan

demikian keterampilan-keterampilan proses sains siswa akan muncul dengan

baik.

3 Ibid., h. 121

Page 18: Winda Syafitri Fitk

5

Pada penelitian ini penulis memilih pelajaran kimia pada pokok

bahasan sistem koloid, dimana pokok bahasan ini dianggap sesuai bila

diajarkan melalui pendekatan inkuiri, karena pada pokok bahasan ini aktivitas

pembelajarannya dapat dilakukan dengan praktikum dan diskusi. Karena

dalam pembelajaran inkuiri ada aktifitas merancang dan menganalisis

eksperimen. Dalam kegiatan praktikum, siswa melakukan aktifitas seperti

merancang percobaan, merangkai dan menggunakan alat, menganalisis data,

dan prediksi. Sedangkan dalam kegiatan diskusi siswa melakukan aktifitas

bertanya, menyampaikan ide atau gagasan, menjawab atau menanggapi

pertanyaan, yang secara keseluruhan aktifitas yang dilakukan siswa tersebut

merupakan keterampilan proses yang muncul melalui pendekatan inkuiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Keterampilan

Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran kimia tidak melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan

pengetahuan atau pemahaman sendiri.

2. Pembelajaran kimia belum melatih siswa mengembangkan keterampilan

proses.

3. Pembelajaran kimia lebih banyak menggunakan konsep-konsep materi

sebatas transfer informasi dan pemberian contoh-contoh.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah ini dapat dibahas dan tidak meluas, maka penulis

membatasi permasalahan skripsi ini sebagai berikut:

Page 19: Winda Syafitri Fitk

6

1. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan inkuiri menurut Erna

Suwangsih dengan tahapan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

fenomena alam, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merancang

dan menganalisis eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data,

membuat kesimpulan.

2. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah keterampilan mengamati

(observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan

(klasifikasi), meramalkan (prediksi), komunikasi, membuat hipotesis,

merencanakan penelitian (eksperimen), menggunakan alat/bahan,

mengajukan pertanyaan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Diantara aspek-aspek keterampilan proses sains yang muncul, aspek apa

yang paling dominan dijumpai dalam penerapan pembelajaran melalui

pendekatan inkuiri?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan

inkuiri?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains

yang dimiliki siswa muncul melalui pendekatan pembelajaran inkuiri.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru:

a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk membelajarkan peserta

didiknya dengan pendekatan pembelajaran yang membangun kreatifitas

juga pola pikir siswa yang kreatif.

b. Dari aspek keterampilan proses sains yang paling banyak muncul dapat

dimanfaatkan oleh guru untuk menentukan pendekatan pembelajaran

Page 20: Winda Syafitri Fitk

7

yang tepat karena pelajaran akan mudah diserap oleh siswa dengan

banyak melibatkan siswa pada aktivitas pembelajaran dari pada siswa

hanya membaca dan mendengar saja.

2. Bagi peneliti:

a. Dapat dijadikan literatur untuk penelitian lebih lanjut

b. Peneliti lebih memahami pendekatan pembelajaran inkuiri.

Page 21: Winda Syafitri Fitk

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK

A. Hakikat Pendekatan Inkuiri

1. Pengertian inkuiri

Menurut Agus Sugianto “Inkuiri adalah seni mengajukan

pertanyaan tentang alam sekitar dan penemuan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan tersebut. di dalam inkuiri terdapat proses

pengamatan yang cermat, pengukuran, perumusan hipotesis,

interpretasi, dan pembentukan teori”.1 Dengan mengembangkan

pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif, mengembangkan

kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa

memproleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir

mereka berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Mark T. Jones dan Carles J. Eick menjelaskan bahwa

“Pembelajaran inkuiri adalah sebuah proses aktif dan menggambarkan

inkuiri yang ilmiah dan terjadi dalam konteks pendidikan formal”.2

Yang terpenting pada pembelajaran inkuiri adalah bahwa dalam proses

pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah

yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru

atau orang lain, mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil

belajarnya.

Inkuiri adalah istilah yang berasal dari bahasa inggris (inquiry),

yang artinya penyelidikan. “Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara

yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas”.3 Dengan

mengembangkan pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif,

1 Agus Sugianto, dkk. Pembelajaran IPA MI, (Surabaya: AprintA, 2009), h. 19.

2 Mark T. Jones dan Charles J. Eick, Implementing Inquiry Kit Curriculum: Obstacles,

Adaptation, and Practical Knowledge Development in Two Middle School Science Teachers,

dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 Januari 2007, h. 493. 3 Roestiyah, NK. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. IV, h. 75.

Page 22: Winda Syafitri Fitk

9

mengembangkan kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran

dimana siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya.

Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang merupakan

suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar

di depan kelas. Dalam pelaksanaannya guru memberikan

tugas berupa permasalahan di kelas. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat

tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka

mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam

kelompok. Setelah hasil kerja mereka didiskusikan, kemudian

dibuat laporan yang tersusun dengan baik”.4

Dalam pembelajaran inkuiri ada interaksi antar siswa dalam

kelompok, mereka dapat mengembangkan keterampilan dalam

komunikasi. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah

yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok.

Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan

berfikir siswa, inkuiri juga mamapu mengembangkan keterampilan

siswa dalam berkomunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam

diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

“Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang

berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah,

pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”.5

Dengan pembelajaran inkuiri inilah mereka akan dilatih

bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh

keterampilan, serta memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap

perkemabangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan

4 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2005), cet. I, h.199. 5 Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alvabeta, CV., 2008), cet. VI, h. 196.

Page 23: Winda Syafitri Fitk

10

bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah

yang dihadapi.

“Pendekatan inkuiri adalah cara seorang ilmuan menyelidiki

dunia alam dan menghasilkan fakta-fakta, penjelasan mendasar (teori),

gambaran (hukum) dan produk (teknologi)”.6 Inkuiri memungkinkan

terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika melakukan

eksplorasi, peserta didik akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

akan melibatkan sains dan ilmu lainnya.

NRC dalam Arthur A. Charin menjelaskan bahwa:

Inkuiri adalah kumpulan produk yang saling terkait dimana

ilmuan dan siswa bertanya tentang dunia alam dan

menyelidiki suatu gejala, siswa memperoleh pengetahuan dan

mengembangkan pemahaman konsep, asas, model dan teori.

Inkuiri adalah komponen penting sebuah program sains pada

seluruh tingkatan kelas dan pada setiap bidang ilmu

pengetahuan.7

Inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta didik harus

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan.

Mereka juga harus melaporkan hasil temuanya, baik itu secara lisan

maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka akan belajar dan

mengajar satu sama lain.

Menurut Carin dan Sund dalam Erna Suwangsih,

mengemukakan bahwa:

Inkuiri adalah the proses of investigating a problem, yaitu

proses dari menemukan masalah”. Adapun Piaget

mengemukakan bahwa “metode inkuiri merupakan suatu

metode yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan

eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,

ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang

6 Jack Hassard dan Michael Dias, The Art of Teaching Science, (New York: Oxford

University Press, 2005), h. 35. 7 Arthur A. Charin dkk., Activities for Teaching Science as Inquiry, (New Jersey:

Pearson Merill Prentice Hall, 2005), h. 3.

Page 24: Winda Syafitri Fitk

11

lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

penemuan peserta didik lain”.8

Melalui kegiatan eksperimen, siswa diharapkan memiliki sikap ilmiah.

Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk menemukan dan mencari jawaban

sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Dengan

demikian siswa dapat menguasai beberapa keterampilan, diantaranya

keterampilan merencanakan dan keterampilan melaksanakan penelitian

ilmiah.

Menurut Hamalik, “pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu

strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa

dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok

yang digariskan secara jelas”.9 Dengan demikian, siswa akan lebih

termotivasi untuk belajar, selain itu adanya kelompok memberikan

keterampilan bagi siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan

teman kelompoknya dalam menjawab pertanyaan. Selain itu siswa

mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan

jawaban melalui diskusi kelompok. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri

selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mampu

mengembangkan keterampilan siswa dalam komunikasi. Karena ada

interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

Dari beberapa definisi inkuiri, maka dapat disimpulkan bahwa

inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari merumuskan

masalah, mengumpulkan data dan informasi, membuat pertanyaan,

membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis hasil

percobaan, dan membuat kesimpulan.

8 Erna Suwangsih dkk, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006),

cet. Pertama, h. 185. 9 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), cet. I, h.

220.

Page 25: Winda Syafitri Fitk

12

2. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri

Agar model pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dengan

baik, maka perlu dilalui beberapa tahapan sebagai berikut:10

a. Penyajian masalah, pada tahap ini kepada siswa disajikan masalah

yang ditemukan. Penyajian masalah dirancang begitu rupa sehingga

siswa dihadapkan kepada situasi teka-teki yang menuntut jawaban

dan keterangan. Melalui masalah yang disajikan, siswa mampu

berhipotesis.

b. Tahapan berikutnya adalah pengumpulan dan verifikasi data. Situasi

teka-teki tadi diharapkan dapat mendorong keinginan siswa untuk

mencari dan mengumpulkan data. Data-data yang dikumpulkan

diverifikasi untuk mencari kesahihannya. Data yang kurang sahih

dibuang dan data yang sahih dijadikan dasar untuk mengambil

kesimpulan guna tindak lanjut berikutnya.

c. Tahap eksperimen. Pada tahap ini, berdasarkan data yang diperoleh

dan yang sudah diuji kesahihannya sebelumnya dilakukan

eksperimen. Tujuannya adalah untuk menguji dan mengeksplorasi

secara langsung.

d. Tahap selanjutnya adalah mengorganisir data dan merumuskan

penjelasan. Data yang diperoleh diorganisir secara sistematis dan

diberikan penjelasan. Siswa mencari data yang diperlukan untuk

menjawab permasalahan.

e. Tahap berikutnya adalah mengadakan analisis. Di sini siswa diminta

membuat analisa untuk melihat pola-pola yang terdapat dalam

eksperimen yang telah dilakukan. Diharapkan dengan menganalisa

pola-pola tertentu yang muncul ditemukanlah sesuatu yang baru.

inilah yang menjadi sasaran dari seluruh proses inkuiri yang telah

dilakukan.

10

Yusri Panggabean, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006,

(Bandung: Bina Media Informasi, 2007), cet. I. h. 78-79

Page 26: Winda Syafitri Fitk

13

Inkuiri merupakan pendekatan penyelidikan yang melibatkan

proses mental dengan berbagai kegiatan, kendatipun pendekatan inkuiri

ini paling banyak mendapat dukungan dan paling banyak pula

digunakan oleh para pendidik, namun hal tersebut tidak berarti bahwa

pendekatan lainnya itu diabaikan atau tidak digunakan untuk mencapai

tujuan-tujuan inkuiri.

Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan pendekatan

inkuiri sebagai berikut:11

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam.

b. Merumuskan masalah yang ditemukan.

c. Merumuskan hipotesis.

d. Merancang dan melakukan eksperimen.

e. Mengumpulkan dan menganalisis data.

f. Menarik kesimpulan, mengembangkan sikap ilmiah, yakni: efektif,

jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.

Pendekatan inkuiri ini dilaksanakan oleh kelompok dengan

langkah-langkah sebagai berikut:12

a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri dengan jumlah kelompok

maksimal 6 (enam) kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri

atas lima atau enam orang.

b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok dan

setiap kelompok diharapkan memahami dan berminat

mempelajarinya.

c. Membentuk proposisi tentang kebijakan yang berhubungan dengan

topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin

terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah

pokok.

d. Merumuskan semua istilah dalam proposisi kebijakan.

11

op.cit., h. 186. 12

op.cit., h. 224.

Page 27: Winda Syafitri Fitk

14

e. Menyelidiki validitas logis dan konsistensi internal pada proposisi

dan unsur-unsur penunjangnya.

f. Mengumpulkan bukti untuk unsur atau posisi proposisi.

g. Menganalisis solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok.

h. Menilai proses kelompok.

Selama berlangsungnya proses ini, kelompok-kelompok

menyelenggarakan diskusi kelompok untuk membahas materi-materi

yang berkenaan dengan topik kelompok, masing-masing individu

berupaya menghimpun bukti-bukti yang dapat menunjang pemecahan

masalah kelompok. Proses tersebut diorganisasikan dan dipantau oleh

kelompok sendiri. Tiap individu bertanggung jawab memajukan

kelompoknya.

3. Keunggulan pendekatan inkuiri

Adapun teknik inquiry menurut Roestiyah NK dalam Rochmah

Yudhawati Dhewi, memiliki keunggulan sebagai berikut:13

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan

ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada

situasi proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya

sendiri, bersikap obyektif, jujur, terbuka dan bekerjasama.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih menarik bagi siswa.

g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar mandiri.

13

Rochmah Yudhawati Dhewi, Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Menggunakan Pendekatan Discovery dan Inquiry dalam Fisika, (Jakarta: Project Implementation

Commitee, 2007), h. 146.

Page 28: Winda Syafitri Fitk

15

i. Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang

tradisional. Kegiatan belajar menjadi lebih hidup, karena siswa

harus berperan aktif.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga

mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Keunggulan pendekatan inkuiri antara lain:14

a. Pembelajaran menjadi berpusat pada siswa.

b. Mengembangkan konsep diri siswa.

c. Siswa memiliki tingkat pengharapan yang tinggi, yaitu memiliki

ide tertentu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu

tugas dengan caranya sendiri.

d. Mengembangkan bakat kemampuan individu siswa.

e. Pembelajaran inkuiri menghindarkan siswa dari cara-cara belajar

menghafal.

f. Pembelajaran inkuiri memberikan waktu bagi siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

4. Manfaat pendekatan inkuiri

Metode inkuri memberikan pengalaman-pengalaman belajar

yang nyata dan aktif kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan

dapat mengambil inisiatif yang positif dalam proses belajarnya.

Dengan metode ini mereka akan dilatih bagaimana memecahkan

masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan, serta

memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap

perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan

bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalah-

masalah yang dihadapi.

Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual, model

pembelajaran inkuiri sangat baik untuk menjadikan siswa lebih

menghayati proses penyelidikan yang dilaksanakan dan belajar

14

Kinkin Suartini, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode

Discovery-Inquiry (Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar),

(Jakarta: Project Implementation Commitee, 2007), h. 105.

Page 29: Winda Syafitri Fitk

16

tentang prosedur ilmiah secara langsung. Tujuannya adalah agar

siswa memperoleh pengetahuan baru dengan cara mencari sendiri.15

Pembelajaran sains berbasis inquiry perlu dilakukan

mengingat hal-hal berikut:16

a. Dalam sains terkandung dimensi produk (pengetahuan) dan

dimensi proses (kerja ilmiah). Dengan inquiry kedua dimensi

dapat dicapai.

b. Dengan melibatkan rasa ingin tahu siswa-siswi yang diungkapkan

dengan pertanyaan, pengetahuan yang diperoleh siswa-siswi

menjadi lebih bermakna.

c. Metode pembelajaran mewadahi perbedaan tahap perkembangan

siswa-siswi.

d. Pembelajaran sains berbasis inquiry dapat membangun

keterampilan berkomunikasi melalui pertukaran gagasan sains

sehingga siswa-siswi saling belajar satu sama lain.

e. Inquiry membangun kemampuan berpikir kritis dan masyarakat

yang tidak mudah mempercayai isu.

f. Inquiry membangun kesadaran tentang perlunya perlindungan

alam.

Inkuiri memungkinkan terwujudnya integrasi berbagai disiplin

ilmu. Ketika melakukan eksplorasi, mereka akan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan sains dan ilmu lainnya.

Tidak hanya itu, inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta

didik harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan

berhubungan. Mereka juga harus melaporkan hasil-hasil temuannya,

baik itu secara lisan maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka

akan belajar dan mengajar satu sama lain.

15

op.cit., h. 78. 16

op.cit., h. 20.

Page 30: Winda Syafitri Fitk

17

B. Kemampuan Psikomotor

“Ranah perilaku psikomotorik menunjukkan pada segi

keterampilan atau kemahiran untuk meragakan suatu kegiatan atau

memperlihatkan suatu tindakan. Perilaku ini lebih merupakan

keterampilan secara fisik. Aspek-aspek perilaku ini mencakup tahapan:

menirukan, memanipulasi, artikulasi dan naturalisasi”.17

Hasil belajar pada

psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu.

Menurut Martinis Yamin, “Kawasan Psikomotor adalah kawasan

yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan

anggota tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara

syaraf dan otot.”18

Dengan demikian kawasan psikomotor adalah kawasan

yang berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya

koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat fisik tertentu.

Anas Sudiyono mengatakan bahwa “ranah psikomotor adalah

ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan

bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.”19

Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan

hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-

kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar

afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah

menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang

terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.

17

Uyu Wahyudin, dkk. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS,

2006), Cet. 1, h. 32. 18

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2004), Cet.II, h. 37. 19

Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2003), Cet. IV, h. 57-58.

Page 31: Winda Syafitri Fitk

18

Menurut Trowbridge dan Bybe dalam Ahmad Sofyan dkk.

menekankan bahwa “domain psikomotor mencakup aspek-aspek

perkembangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-keterampilan

fisik. Selanjutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain

psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: moving (bergerak),

manipulating (memanipulasi), communicating (berkomunikasi), dan

creating (menciptakan)".20

Ahmad Sofyan dkk. mengutip Trowbridge et.al (1981:127) yang

mencakup bergerak (moving), memanipulasi (manipulating),

berkomunikasi (communicating), dan menciptakan (creating). Berikut ini

akan dijelaskan satu persatu:21

Moving (bergerak), kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan

tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Dalam kelas

kimia, tujuan pembelajaran yang termasuk kategori ini adalah, misalnya:

siswa dapat membersihkan alat-alat praktikum atau siswa dapat membawa

mikroskop dengan benar, siswa dapat menempatkan atau menyimpan alat-

alat praktikum sesuai pada tempatnya. Kata kerja operasional yang dapat

digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara

lain: membawa, membersihkan, mengikuti, menempatkan atau

menyimpan.

Manipulating (memanipulasi), kategori ini merujuk pada aktivitas

yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata

kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator

pencapaian hasil belajar antara lain: mengkalibrasi, merangkai, meramu,

mengubah, membersihkan, menghubungkan, memanaskan,

mencampurkan, mengaduk, menimbang, mengoperasikan, dan

memperbaiki. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam kategori

20

op.cit., h. 24. 21

op.cit., h. 24-26.

Page 32: Winda Syafitri Fitk

19

ini, misalnya siswa dapat menuangkan larutan dari botol reagen ke dalam

gelas kimia dengan benar.

Communicating (berkomunikasi), kategori ini merujuk pada

pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk

diketahui oleh orang lain. kata kerja operasional yang dapat digunakan

untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa antara lain:

mengajukan pertanyaan, mengarang, menggambar, menjelaskan, membuat

grafik membuat tabel, mencatat, menulis, dan membuat rancangan. Tujuan

pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam aspek ini, misalnya: siswa

dapat mengajukan pertanyaan mengenai maslah-masalah yang sedang

didiskusikan atau siswa dapat melaporkan data percobaan secara akurat.

Creating (menciptakan), merujuk pada proses dan kinerja yang

dihasilkan dari gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran kimia

biasanya memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan

komunikasi dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik. Kata

kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator

pencapaian hasil belajar siswa antara lain: membuat kreasi, merancang,

mensintesis, menganalisis, dan membangun. Tujuan pembelajaran yang

dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut: siswa dapat menggabungkan

potongan-potongan alat untuk membentuk instrumen atau peralatan baru

dalam suatu percobaan.

Sedangkan menurut Sax dalam Mardapi, dikatakan bahwa

keterampilan psikomotor mempunyai enam peringkat yaitu gerakan

refleks, gerakan dasar, kemampuan perceptual, gerakan fisik, gerakan

terampil, dan komunikasi nondiskursip. Gerakan refleks adalah respon

motor atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar

adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang khusus.

Dari sini akan meuncul keterampilan proses siswa. Kemampuan perceptual

adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak. Kemampuan

fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling

terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar,

Page 33: Winda Syafitri Fitk

20

seperti keterampilan olah raga. Komunikasi nondiskursip adalah

kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.22

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan

ranah psikomotor mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan.

Keterampilan tangan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang

dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.

C. Hakikat Keterampilan Proses Sains

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains (KPS)

Menurut Agus Sugianto “pendekatan keterampilan proses

merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses

belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari”.23

Jadi, keterampilan proses adalah suatu

pendekatan dalam pembelajaran, dimana siswa memperoleh

kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dengan objek konkret

sampai pada penemuan konsep.

Zulfani dkk. mengungkapkan bahwa “keterampilan proses sains

merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan

untuk memperoleh pengetahuan”.24

Dengan menggunakan

keterampilan-keterampilan proses, siswa akan mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep.

Menurut E. Mulyasa “pendekatan keterampilan proses

merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses

belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari”.25

Jadi, keterampilan proses adalah suau

22

Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. I, h. 25. 23

op.cit., h.8. 24

op.cit., h. 51. 25

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. I, h. 99.

Page 34: Winda Syafitri Fitk

21

pendekatan dalam pembelajaran, dimana siswa memperoleh

kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dalam objek konkret

sampai pada penemuan konsep.

Dari beberapa definisi keterampilan proses, maka dapat

disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan

pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berproses ilmiah dengan tujuan mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk menemukan dan mengemukakan sendiri fakta,

konsep, nilai serta sikap dalam diri siswa sendiri. Hal yang perlu

ditekankan pada penelitian ini pendekatan keterampilan proses yang

digunakan adalah pendekatan keteampilan proses pada proses IPA atau

keterampilan proses sains (KPS), yaitu pengembangan dari pendekatan

keterampilan proses dalam pembelajaran sains.

2. Manfaat keterampilan proses Sains

Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam

pendidikan dasar dan menengah ialah:26

a. Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan.

b. Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara

bagaimana mempelajari sesuatu.

c. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.

d. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf

perkembangan berpikir konkret.

e. Mengembangkan kreativitas siswa.

3. Aspek-aspek keterampilan proses

Ada 7 jenis kemampuan yang hendak dikembangkan

melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan

proses, yakni:27

26

op.cit., h. 51-55. 27

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. I, h.

150-151.

Page 35: Winda Syafitri Fitk

22

a. Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat

inderanya: melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa.

Dengan kemampuan ini, dia dapat mengumpulkan

data/informasi yang relevan dengan kepentingan belajarnya.

b. Menggolongkan/mengklasifikasikan; siswa harus terampil

mengenal perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya

terhadap suatu objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan

ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Pembuatan

klasifikasi memerlukan kecermatan dalam melakukan

pengamatan.

c. Menafsirkan (menginterpretasikan); siswa harus memiliki

keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa.

Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan atau

penelitian sederhana.

d. Meramalkan; siswa harus memiliki keterampilan

menghubungkan data, fakta, dan informasi. Siswa dituntut

terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa

yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

e. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang

telah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman

baru. keterampilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa

yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses

belajarnya.

f. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan

masalah dan variabel-variabel yang akan diteliti, tujuan, dan

ruang lingkup penelitian. Dia harus menentukan langkah-

langkah kerja pengumpulan dan pengolahan data serta prosedur

melakukan penelitian.

g. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu menyusun dan

menyampaikan laporan secara sistematis dan menyampaikan

Page 36: Winda Syafitri Fitk

23

perolehannya, baik proses maupun hasil belajarnya kepada

siswa lain dan peminat lainnya.

Menurut Sri Sulistyorini dalam Agus Sugianto,

kemampuan-kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui

partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut.28

a. Kemampuan bertanya/menemukan masalah

b. Kemampuan melakukan pengamatan

c. Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil

pengamatan.

d. Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi.

e. Kemampuan mengukur.

f. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan

penelitian.

g. Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah

dikuasai dalam suatu situasi baru.

h. Kemampuan menyajikan atau mengkomunikasikan suatu hasil

pengamatan dan atau hasil penelitian.

Sesungguhnya dalam jenis-jenis keterampian proses itu

tidak ada batas yang jelas, satu sama lain saling terikat dan

berhubungan. Misalnya untuk dapat mengelompokan seseorang

memerlukan keterampilan pengamatan. Pengkatagorian jenis-

jenis keterampilan proses ini dimaksudkan untuk meninjau

dengan penekanan pada keterampilan tertentu.

D. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Inkuiri

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sains merupakan satu

kesatuan sistem yang mempunyai pola (keteraturan) tertentu dan diperoleh

melalui studi komprehensif, teliti dan sistematis. Sehingga dalam kegiatan

pembelajaran, sains atau IPA tidaklah hanya mengedepankan produk atau

28

op.cit., h. 8

Page 37: Winda Syafitri Fitk

24

hasil saja melainkan proses pencapaian pembelajarannya. Jika

pembelajaran menekankan pada aspek proses maka pengalaman belajar

siswa lebih bersifat langsung, karena dalam hal ini belajar sains bagi siswa

bukanlah lagi menghafal teori atau konsep semata, melainkan

mengimplementasikan atau mengkonstruksi pengetahuan secara langsung

dan menerapkannya pada kehidupan nyata.

Dalam proses pembelajaran seperti halnya inkuiri, keterampilan

tersebut tidak dapat dipisahkan atau ditawar lagi keberadaannya, karena

keterampilan proses dalam pembelajaran merupakan keterampilan-

keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam memproses

pelajaran sains, karena dengan keterampilan proses sains ini siswa dapat

menemukan dan mengembangkan konsep dalam materi ajar. Peran dan

fungsi keterampilan proses juga tidak berhenti sampai disini saja,

melainkan akan berlanjut kepada pengembangan kemampuan siswa

berikutnya melalui proses interaksi antara kemampuan (keterampilan

memproses informasi sebelumnya) dengan konsep melalui proses belajar

mengajar hingga mengembangkan sikap dan nilai pada diri siswa.

Keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran selalu

disesuaikan dengan tingkatan jenjang pendidikan. Hal ini didasarkan atas

perbedaan tingkat perkembangan dan pengetahuan anak didik yang

berbeda-beda sesuai dengan usianya.

Keterampilan proses yang merupakan standar kelulusan bagi siswa

SMA dan MA meliputi: keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,

menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu

mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta

mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan

memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan

atau memecahkan sehari-hari.

Dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasikan keterampilan

proses, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Conny Semiawan dkk.

Page 38: Winda Syafitri Fitk

25

dalam penelitiannya, “dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan

memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian,

keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan

skap dan nilai”.29

Sikap ilmiah dalam pelaksanaannya ini hanya akan muncul atau

bahkan berkembang jika siswa diperlakukan dan dianggap sebagai seorang

saintis muda di kelas. Dalam hal ini anak memerlukan lebih banyak doing

science daripada listening to scientific knowledge. Dengan kata lain,

peningkatan scientific attitude dapat berlangsung jika penagajaran IPA

guru dengan mengurangi peran „pengkhutbah‟ dan meningkatkan peran

fasilitator melalui kegiatan praktis IPA (scientific activities) yang

mendorong anak doing science seperti pengamatan, pengujian, dan

penelitian dan jenis keterampilan lainnya.

Pembahasan ini juga diperkuat dengan hasil-hasil penelitian

sebelumnya yang membuktikan bahwa keterampilan proses memiliki

keterikatan dengan sikap ilmiah siswa. Hal ini terbukti dari berbagai jenis

keterampilan proses ternyata melibatkan sikap ilmiah yang ada, seperti

pada kegiatan mengidentifikasikan masalah, siswa dilatih untuk memupuk

rasa ingin tahu, bersifat jujur, objektif, dan teliti. Dalam kegiatan

mengkomunikasikan siswa dilatih jujur, kerja sama dan kreatif. Dalam

kegiatan menyimpulkan hasil pengamatan, siswa dilatih memupuk rasa

ingin tahu, objektif, jujur, terbuka, kritis, kerja sama, dan berinisiatif. Hal

senada juga telah diungkapkan oleh Semiawan, dkk dalam bukunya bahwa

pendekatan keterampilan proses merupakan suatu sistem pengajaran yang

lebih banyak mengaktifkan siswa, serta memberi kesempatan yang luas

29

Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Grasindo, 1992),

cet. I, h. 18

Page 39: Winda Syafitri Fitk

26

dalam mengembangkan inetelektual, keterampilan proses sains, minat, dan

sikap ilmiahnya.

Pengembangan keterampilan proses diatas hanya terbatas dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Namun kini,

beranjak dari konsep pendekatan ini yaitu pengajaran yang mengaktifkan

siswa, maka bisa ditemukan atau digunakan model pembelajaran baru

didalamnya yang serupa, seperti discovery dan inkuiri.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan atau

keterkaitan antara keterampilan proses sains dengan sikap ilmiah siswa,

yang mana dalam hal ini tentunya melibatkan kegiatan pembelajaran yang

dapat menumbuhkan kedua aspek tersebut, salah satunya seperti telah

disebutkan sebelumnya yaitu dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

Tabel 2.1 Aspek Keterampilan Proses Sains30

No. Keterampilan Proses

Sains

Aspek yang diamati

1 Bertanya/mengajukan

pertanyaan

Bertanya untuk meminta penjelasan

Mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis

2 Hipotesis Membuat hipotesis/dugaan

sederhana dengan bahasa sendiri

Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1

kejadian

Menyadari bahwa suatu penjelasan

perlu di uji kebenarannya dengan

memperoleh bukti

3 Investigasi/merencanakan

percobaan

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat campuran

Merangkai alat praktikum

Menggunakan alat dengan teknik

30

Op.cit., h. 56

Page 40: Winda Syafitri Fitk

27

yang benar

Membuat tabel hasil pengamatan

4 Observasi Mengamati perbedaan larutan,

suspensi, dan koloid.

Mengamati sifat-sifat koloid effek

tyndall dan koagulasi.

Menggunakan/mengumpulkan

fakta yang relevan

5 Klasifikasi Mencatat setiap pengamatan ke

dalam tabel

Mencari perbedaan dan persamaan.

Mengontraskan sifat-sifat

6 Prediksi Memperkirakan bentuk campuran

(homogen atau heterogen)

Memperikirakan terjadinya

gumpalan pada susu setelah

penambahan perasan jeruk nipis

7 Interpretasi Menggambarkan /menterjemahkan

data

Menganalisis data

Menyajikan pemahaman baru

Membuat keismpulan sesuai

dengan hasil pengamatan

8 Komunikasi Mempresentasikan hasil

pengamatan

Mendiskusikan hasil percobaan

Menampaikan ide/gagasn/data

Menyimak pendapat/gambaran

yang disampikan tiap kelompok

Menjawab/menanggapi pertanyaan.

Page 41: Winda Syafitri Fitk

28

E. Hakikat Ilmu Kimia

1. Pengertian Ilmu kimia

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

berbagai fenomena dan hukum alam. Adapun ilmu pengetahuan alam itu

mencakup: sub bidang studi fisika, biologi, geologi, astronomi, dan salah

satunya adalah kimia.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa

Ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi.

Rakayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang

lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu

memahami ilmu kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur,

serta sifat-sifat materi oleh karena itu, ilmu kimia dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan,

struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai

perubahan tersebut.31

Dalam pengertian yang lain dikatakan bahwa “kimia merupakan

experimental science, yaitu ilmu yang berbasiskan percobaan. Semua

teori dan hukum-hukum kimia didasarkan pada data percobaan dan

pengamatan.”32

Pendek kata, dewasa ini kehidupan kita sehari-hari semakin

dibanjiri oleh bahan kimia, yang sering kali pula menghasilkan reaksi-

reaksi kimia. Jadi, sekarang ini bukan hanya orang yang bekerja di

laboratorium kimia saja yang setiap saat selalu dihadapkan pada bahan

kimia, contohnya adalah garam dapur, yang kandungannya tidak seratus

persen murni dari air laut, melainkan ada zat kimia yang terkandung

dalam garam tersebut.

2. Manfaat mempelajari Ilmu kimia

Mungkin ada yang bertanya tentang apa manfaat mempelajari ilmu

kimia. “Manfaat yang segera kita dapat ketika mempelajari ilmu kimia

adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai

31

Michael Purba. Kimia SMU Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3. 32

Nana Sutresna, Kimia untuk SMA kelas X, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006),

cet. II, h. 1.

Page 42: Winda Syafitri Fitk

29

proses yang berlangsung di dalamnya, sehingga kita dapat mengontrol

perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan

lingkungan”.33

Manfaat lain dari belajar kimia adalah masalah

pembentukan sikap. “Dengan mempelajari ilmu kimia atau ilmu

pengetahuan pada umumnya, kita senantiasa berhadapan dengan masalah

dan berusaha memecahkannya secara sistematis. Seringkali masalah

dalam ilmu kimia terlihat rumit dan kompleks, sehingga ada kesan

bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar.34

Sebenarnya kerumitan itu

akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar apablia kita

menjadi terbiasa menghadapi masalah, kemudian memecahkannya

secara logis dan terencana, maka kebiasaan itu akan membantu kita

dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Diatas segalanya itu,

ilmu kimia akan menunjukkan kepada anda betapa teraturnya alam ini,

baik alam makro maupun mikro. Kiranya semua itu akan menambah

kekaguman kita kepada Sang pencipta

Adapun berikut ini akan diuraikan manfaat ilmu kimia secara garis

besarnya, yaitu:

a. Dengan belajar ilmu kimia, pola pikir ilmiah dapat terbentuk.

Artinya, jika kita terbiasa memecahkan masalah-masalah yang

timbul dalam ilmu kimia, diharapkan pola pikir ilmiah ini

terkristalisasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

diterapkan dalam banyak hal.

b. Dengan belajar ilmu kimia, kita dapat mengerti bahan-bahan kimia

yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya susu, vitamin,

shampo, detergen, sabun, racun, anti nyamuk, kabel listrik, dan lain-

lain.

c. Lebih memudahkan siswa yang ingin melanjutkan studinya ke

perguruan tinggi jurusan kedokteran, biologi, pertanian, teknik

lingkungan, teknik kimia, dan lain-lain.

33

op.cit., h. 5. 34

op.cit., h. 6.

Page 43: Winda Syafitri Fitk

30

3. Konsep sistem koloid

a. Pengertian sistem koloid

“Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa yunani

berarti “lem”. Istiah koloid perama kali diperkenalkan oleh Thomas

Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang

merupakan kistal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya

kristal mudah mengalami difusi”.35

Oleh karena itu, zat semacam

gelatin ini kemudian disebut dengan koloid. Koloid atau disebut

juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem

dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi

lebih kecil daripada suspensi.

Sistem koloid adalah campuran homogen antara fasa

terdispersi dan fasa pendispersi. Campuran ini homogen, artinya

campuran dua zat menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja fasa

terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul

tersebar), tetapi gabungan dari beberapa molekul. Jika kita ambil

contoh yang umum, zat terdispersi padatan dalam fasa pendispersi air

maka sistem koloid merupakan dispersi padatan (gabungan dari

banyak molekul) yang tersebar dalam medium pendispersi. Akan

tetapi, partikel padatan yang terdispersi ini kecil sehingga tidak bisa

dibedakan mana fasa terdispersi dan mana fasa pendispersi.36

b. Macam-macam koloid37

1) Sol: sistem koloid fase padat-cair disebut sol. Sol terbentuk dari

fase terdispersi berupa zat padat dan fase pendispersi berupa

cairan. Contoh: agar-agar, pektin, gelatin, cairan kanji.

35

Unggul Sudarmo, kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2004), h. 193. 36

Nana Sutresna dkk, Panduan Menguasai Kimia 2, (Bandung: penerbit Ganeca, 2000),

cet. I, h. 110 37

Nana Sutresna, Cerdas Belajar Kimia untuk kelas XI, (Bandung: Gravindo Media

Pratama, 2006), cet. I, h. 294-298.

Page 44: Winda Syafitri Fitk

31

2) Sol padat: sistem koloid fase padat-padat terbentuk dari fase

terdispersi dan fase pendispersi yang sama-sama berwujud zat

padat. Contoh: logam campuran (aloi), misalnya stainless steel.

3) Aerosol padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan

fase pendispersi berupa gas. Contoh: asap dari pembakaran

sampah atau dari kendaraan bermotor.

4) Aerosol: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase

pendispersi berupa gas. Contoh: hairspray, obat nyamuk

semprot, parfum, cat semprot.

5) Emulsi: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan

medium pendispersi yang juga berupa cairan. Contoh: krim

(emulsi yang berbentuk pasta), dan lotion (emulsi yang berbentuk

cairan kental atau krim yang encer).

6) Emulsi padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan

medium pendispersi berupa zat padat. Contoh: keju, mentega,

dan mutiara.

7) Busa: terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium

pendispersi berupa zat cair. Contoh: sabun, deterjen, protein, dan

tanin.

8) Busa padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan

medium pendispersi berupa zat padat. Contoh: karet busa, batu

apung.

c. Sifat-sifat koloid

1) Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari

partikel koloid.

2) Effek Tyndall

Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel

koloid.

Page 45: Winda Syafitri Fitk

32

3) Adsorbsi

Partikel koloid mempu menyerap molekul netral atau ion-

ion pada permukaannya. Jika partikel koloid menyerap ion

bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada

permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan.

Contoh:

a) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya

menyerap ion H+.

b) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya

menyerap ion S2-.

4) Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang

terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena

penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga

membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi

karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan

elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda

muatan, atau karena elektroforesis.

5) Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan

dan medium pendispersinya cairan.

a) Koloid liofil:

sistem koloid yang afinitas fase terdispersinya besar

terhadap medium pendispersinya.

Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat

b) Koloid liofob:

System koloid yang afinitas fase terdispersinya kecil

terhadap medium pendispersinya.

Contoh: sol belerang, sol emas.

Page 46: Winda Syafitri Fitk

33

6) Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang

ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid

yang stabil. Contoh koloid pelindung adalah gelatin yang

merupakan koloid padatan dalam medium air.

7) Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-

ion yang teradsorpsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan

dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan.38

38

ibid., h. 299-307.

Page 47: Winda Syafitri Fitk

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA PGRI 3 Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diambil yaitu materi sistem koloid yang

dipelajari di semester genap, maka penelitian ini dilakukan pada tanggal 4-

18 Mei 2010.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif, dalam Subana dijelaskan bahwa “Penelitian Deskriptif menuturkan

dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan

fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dan menyajikannya

apa adanya”.1 Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan

utama yakni menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek

atau subjek yang diteliti secara tepat, dalam penelitian ini aspek yang akan di

teliti adalah keterampilan proses sains siswa.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA

di SMA PGRI 3 Jakarta yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah

siswa sebanyak 21 orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 14 siswa

perempuan. Siswa kelas XI jurusan IPA dianggap sesuai dijadikan sampel

dalam penelitian ini karena kelas XI jurusan IPA pada semester genap

mempelajari mata pelajaran kimia pokok bahasan sistem koloid dimana pokok

bahasan tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian.

Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi lima kelompok, dimana tiap-tiap

kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi,

1 M. Subana, dkk, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet.

II, h. 89.

Page 48: Winda Syafitri Fitk

35

sedang, dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah

ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia.

Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap kelompok memiliki kemampuan

yang relatif homogen dalam hal praktikum dan diskusi.

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis.2 Observasi yang dilakukan di sini adalah

observasi langsung, yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan

yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian

melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan proses sains

yang diamati dengan menggunakan panca indera secara langsung.

Instrumen yang digunakan untuk menyaring data aspek keterampilan

proses sains secara tertulis berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

adalah lembar observasi. Untuk mengetahui urutan kemunculan

keterampilan proses dan frekuensi, dalam Subana yang mengutip

Ruseffendi bahwa “khusus untuk observasi terhadap interaksi belajar-

mengajar di kelas dikembangkan beberapa instrument yang disebut VICS,

Bias, dan Flanders”.3 Format observasi yang dikembangkan menggunakan

format yang dikembangkan oleh Flinders, namun dalam penelitian ini

dimodifikasi sesuai dengan keperluan penelitian. Format dalam penelitian

ini menggunakan 3 kategori yaitu muncul sesuai, muncul tidak sesuai, dan

tidak muncul. Lembar observasi digunakan untuk menjaring aspek

keterampilan proses sains secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang

ada. Aspek keterampilan proses yang diamati pada penelitian ini tiap

pertemuan berbeda, hal tersebut dilakukan karena disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran yang akan di lakukan.

Observasi mulai dilakukan pada pertemuan pertama, pada

pertemuan pertama persiapan untuk melakukan kegiatan praktikum,

2 Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

cet. V, h. 30. 3 op.cit., h.143.

Page 49: Winda Syafitri Fitk

36

dimana siswa mulai melakukan pembelajaran berbasis inkuiri yaitu siswa

diberi LKS yang berisi tujuan, alat dan bahan saja, sedangkan prosedur

penelitiannya siswa sendiri yang menentukannya. Oleh sebab itu pada

bagian ini siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan prosedur

penelitian, aspek keterampilan proses sains yang di amati observer pada

bagian ini adalah aspek bertanya dan aspek hipotesis.

Pada pertemuan ke dua siswa melanjutkan kegiatan diskusi

kelompok membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. Pada pertemuan ke dua

tidak ada pengamatan observasi.

Pada pertemuan ke tiga pelaksanaan praktikum, aspek keterampilan

proses sains yang diamati yaitu, aspek investigasi, aspek observasi, aspek

klasifikasi dan aspek prediksi. Pada bagian ini siswa ditugaskan untuk

melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan alat, bahan, dan

tujuan yang telah disediakan dalam LKS dengan pedoman prosedur yang

telah dibuat dan didiskusikan bersama kelompoknya masing-masing.

Pada pertemuan ke empat membahas hasil praktikum. Aspek

keterampilan proses yang diamati adalah aspek interpretasi dan

komunikasi, karena pada kegiatan ini pembelajaran dilakukan dengan cara

diskusi kelompok yang membahas tentang hasil yang di dapat dalam

praktikum.

Dalam penelitian ini keterampilan proses, pencuplikan data melalui

lembar observasi melibatkan empat orang observer yang mengobservasi

terhadap lima kelompok. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang

observer yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang

pelaksanaan ebservasi dari peneliti. Satu orang observer mengobservasi

dua kelompok. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan

lembar observasi pada saat mengamati kegiatan praktikum serta pemberian

kisi-kisi tiap poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah

tersebut diharapkan persepsi setiap observer terhadap fenomena yang

muncul pada saat pembelajaran menjadi sama.

Page 50: Winda Syafitri Fitk

37

2. Wawancara

Menurut Suharismi Arikunto “wawancara atau interviu (interview)

adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak dikatakan

sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan

sama sekali untuk mengajukan pertanyaan”.4 Dengan demikian wawancara

merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan, yang diaksanakan

dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka,

dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan Tanya jawab

langsung kepada perwakilan siswa di tiap-tiap kelompok. Wawancara

tersebut digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

berbasis inkuiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Agar semua dapat diperoleh dengan baik dan lengkap, ada beberapa

tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan pengumpulan data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Adapun langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai

berikut:

a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar

isi mata pelajaran Kimia SMA kelas XI sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) yang digunakan sekarang, serta

menganalsis materi pada buku teks atau paket untuk menentukan

pokok bahasan yang pembelajarannya dapat menggunakan metode

diskusi dan praktikum dengan menggunakan pembelajaran berbasis

inkuiri. Pada penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah sistem

koloid.

b. Membuat silabus, dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data.

4 op.cit., h. 30.

Page 51: Winda Syafitri Fitk

38

d. Menguji Validasi instrument penelitian oleh para ahli, kemudian

diperbaiki sesuai dengan sasaran para ahli. Apabila instrument tersebut

telah disetujui oleh para ahli, maka instrument tersebut akan langsung

digunakan untuk penelitian.

e. Memperbanyak instrument untuk digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian berlangsung selama 5 pertemuan. Adapun uraian

kegiatan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama

Pembagian kelompok, siswa dibagi ke dalam lima kelompok,

setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan siswa perempuan, siswa

dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Guru memberikan LKS

kepada setiap kelompok siswa untuk kemudian dipelajari dan

didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Siswa ditugaskan untuk

merumuskan prosedur/langkah kerja praktikum serta dasar teori sistem

koloid sebagaimana belum tersedia pada LKS, LKS yang telah

dilengkapi akan dijadikan pedoman siswa untuk melakukan kegiatan

praktikum pada pertemuan selanjutnya.

Pada pertemuan pertama mulai dilakukan observasi terhadap

keterampilan proses proses sains siswa selama melakukan kegiatan

diskusi, setiap kelompok didampingi satu observer, yang bertugas

untuk mencatat kemunculan keterampilan proses sains siswa pada saat

diskusi. Sebelum pertemuan pertama dimulai, para observer sudah

memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui siswa yang akan

diobservasi. Para observer diberikan pengarahan tentang cara penilaian

pada lembar observasi sebelum pertemuan pertama.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua siswa melanjutkan kegiatan diskusi

kelompok membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. Pada pertemuan ke

dua tidak ada pengamatan observasi.

Page 52: Winda Syafitri Fitk

39

c. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga dilakukan kegiatan praktikum mengenai

mengklasifikasikan suspensi kasar larutan sejati dan koloid

berdasarkan data hasil pengamatan (effek tyndall, kogulasi,

homogen/heterogen, dan penyaringan). Pada pertemuan kedua ini

dilakukan pula observasi terhadap keterampilan proses sains siswa

selama melakukan praktikum, setiap kelompok didampingi satu

observer.

d. Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat siswa melakukan kegiatan diskusi

dan presentasi mengenai hasil praktikum yang telah mereka lakukan

pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini dilakukan pula

observasi terhadap keterampilan proses sains siswa selama melakukan

diskusi, setiap kelompok didampingi satu observer.

e. Pertemuan kelima

Pada pertemuan kelima dilakukan wawancara terhadap

perwakilan kelompok siswa pada masing-masing kelompok.

3. Tahap Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam tahap pengolahan data adalah:

a. Pengolahan data lembar observasi

b. Pengolahan data hasil wawancara

F. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar

observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui

validitasnya dan proses pembelajaran direkam untuk menjaga reliabilitasnya.

1. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen.”5 Suatu instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketepatan

instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan proses sains

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168.

Page 53: Winda Syafitri Fitk

40

dilakukan validasi isi oleh dosen pembimbing. Validasi ini dilakukan

dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan, mengadakan

pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan indikator

dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua indikator

dalam tabel persiapan yang juga memuat aspek tingkah laku yang

terkandung dalam indikator.

2. Reliabilitas

“Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya dan konsisten”.6 “Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu

instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik”.7 Untuk menjaga reliabilitas dari

instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang

sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu untuk

“menyingkirkan” atau “menekan sampai sesedikit mungkin” unsur

objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari

reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.

6 op.cit., h. 105.

7 op.cit., h. 178.

Page 54: Winda Syafitri Fitk

41

ALUR PENELITIAN

Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA

Analisis Materi Pelajaran

Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Membuat Instrumen Penelitian

Validitas Instrumen

Memperbanyak Instrumen

Diskusi

Praktikum

Diskusi

Observasi

Penentuan Siswa yang Akan

Diwawancarai

wawancara Temuan Penelitian

Analisis dan

Pembahasan

Kesimpulan dan

saran

YA

P

E

R

S

I

A

P

A

N

P

E

L

A

K

S

A

N

A

A

N

P

E

N

G

O

L

A

H

A

N

D

A

T

A

Page 55: Winda Syafitri Fitk

42

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif

kualitatif, dalam Suharismi Arikunto dijelaskan bahwa

Analisis deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada

variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang

sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan agar

pemberian predikat dapat tepat maka sebelum dilakukan pemberian

predikat, dilakukan kondisi tersebut diukur dengan persentase, baru

kemudian ditransfer ke predikat.8

1. Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian

dianalisis lebih lanjut dengan cara:

a. Memberi di bagian mana tanda ceklis (√) di bubuhkan, dalam Slameto

dijelaskan bahwa “Chek-list atau daftar cek adalah salah satu

alat/pedoman observasi yang berupa daftar kemungkinan-

kemungkinan aspek tingah laku seseorang yang sengaja dibuat untuk

memudahkan mengenai ada tidaknya aspek-aspek tingkah laku tertentu

pada seseorang yang akan dinilai”.9 Tanda ceklis tersebut dimasukkan

kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap

aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama

berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri.

b. Perhitungan Skala Pengukuran10

Skala Keterangan

3 Muncul sesuai

2 Muncul tidak sesuai

1 Tidak muncul

Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 3 x 1 x 21

= 63. Untuk ini skor tertinggi tiap butir 3, jumlah butir 1, dan jumlah

8 Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-

7, h. 269. 9 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.I, h. 96.

10 op.cit., h. 108 – 110.

Page 56: Winda Syafitri Fitk

43

responden 21. Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x

21 = 21. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:

21 42 63

Tidak muncul 35 muncul tidak sesuai 49 muncul sesuai

Jika dibuat persentasenya menjadi:

77,9%

c. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek

keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya

rangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri.

2. Format Wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk

tabel untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif.

Tabel 3.2 Format Wawancara

Variabel Kisi-kisi Pertanyaan

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan

pendekatan

inkuiri

Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan pendapatmu!

Bagaimana kesanmu setelah mengikuti proses pembelajaran

kimia dengan pendekatan seperti ini (inkuiri) ?

Apakah pembelajaran ini menarik menurutmu? Jelaskan

pendapatmu!

Kegiatan apa saja kamu lakukan selama kegiatan praktikum

berlangsung?

Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum

Page 57: Winda Syafitri Fitk

44

berlangsung? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika

“tidak” apa alasanmu!

Menurutmu, apakah pembelajaran seperti ini efektif untuk

dilakukan? Berikan alasanmu!

Apakah melalui pembelajaran ini (inkuiri) kalian mampu

berhipotesis? Apakah kalian berantusias untuk menguji

hipotesis kalian?

Apakah kamu terlatih bekerja ilmiah melalui praktikum yang

telah dilakukan. Berikan alasanmu!

Keterampilan

proses sains yang

muncul

Keterampilan apa saja yang dapat kamu kembangkan melalui

pembelajaran seperti ini? Jelaskan pendapatmu!

Dengan pembelajaran seperti ini, apakah kamu termotivasi

untuk membuat pertanyaan dan meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Page 58: Winda Syafitri Fitk

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan temuan yang diperoleh dari penelitian beserta

pembahasannya.

A. Hasil Penelitian

Temuan yang diperoleh selama lima kali pertemuan berupa data hasil

observasi masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa yang

dilakukan selama 4 kali pertemuan, dan wawancara 1 kali pertemuan, maka

diperoleh hasil sebagaimana yang peneliti jabarkan dalam bentuk tabel-tabel

frekuensi dan presentase sebagai berikut:

1. Data Hasil Obeservasi Keterampilan Proses Sains

Aspek-aspek keterampilan proses sains yang dinilai selama 4 kali

pertemuan ini diantaranya aspek bertanya, hipotesis, investigasi, observasi,

klasifkasi, prediksi, interpretasi, dan komunikasi. Hasil temuan

keterampilan proses sains siswa disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Keterampilan Proses Sains

No

Aspek

keterampil

an proses

sains

Sub aspek yang

diamati

Persentas

e (%) sub

aspek

Persentas

e (%)

rata-rata

aspek

Kategor

i

1 Bertanya

a. Bertanya untuk

meminta penjelasan. 79,36

77,4

Muncul

tidak

sesuai

b. Mengajukan

pertanyaan yang

berlatar belakang

hipotesis

75,4

2 Hipotesis a. Membuat

hipotesis/dugaan 85,7 72,5

Muncul

tidak

Page 59: Winda Syafitri Fitk

46

sederhana dengan

bahasa sendiri

sesuai

b. Mengetahui bahwa

ada lebih dari 1

kemungkinan

penjelasan dari 1

kejadian

74,6

c. Menyadari bahwa

suatu penjelasan

perlu di uji

kebenarannya

dengan memperoleh

bukti

57,1

3 Investigasi

a. Menyiapkan alat dan

bahan 95,2

89,8 Muncul

sesuai

b.Membuat campuran 95,2

c. Merangkai alat

praktikum 90,5

d.Menggunakan alat

dengan teknik yang

benar

95,2

e. Membuat tabel hasil

pengamatan 73

4 Observasi

a. Mengamati

perbedaan larutan,

suspensi, dan koloid.

95,2

86,2 Muncul

sesuai b.Mengamati sifat-sifat

koloid effek tyndall

dan koagulasi.

87,3

c. Menggunakan/meng 76,2

Page 60: Winda Syafitri Fitk

47

umpulkan fakta yang

relevan

5 Klasifikasi

a. Mencatat setiap

pengamatan ke

dalam tabel

76,2

79,9 Muncul

sesuai b.Mencari perbedaan

dan persamaan. 87,3

c. Mengontraskan sifat-

sifat 76,2

6 Prediksi

a. Memperkirakan

bentuk campuran

(homogen atau

heterogen)

90,5

88,1 Muncul

sesuai b.Memperikirakan

terjadinya gumpalan

pada susu setelah

penambahan perasan

jeruk nipis

85,7

7 Interpretasi

a. Menggambar/menterj

emahkan data 93,7

82,6 Muncul

sesuai

b.Menganalisis data 98,4

c. Menyajikan

pemahaman baru 47,6

d.Membuat

kesimpulan sesuai

dengan hasil

pengamatan

90,5

8 Komunikasi

a. Mendiskusikan

hasil percobaan 88,9

88,2 Muncul

sesuai b. Mempresentasikan 100

Page 61: Winda Syafitri Fitk

48

hasil pengamatan

c. Menyimak

pendapat/gambaran

yang disampikan

tiap kelompok

85,7

d. Menjawab/menang

gapi pertanyaan 92

e. Mempresentasikan

hasil pengamatan 74,6

Persentase (%) rata-rata keterampilan proses sains 83,1 Muncul

sesuai

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa aspek bertanya muncul

tidak sesuai dengan persentase sebesar 77,4%, aspek hipotesis muncul

tidak sesuai dengan persentase sebesar 72,5%, aspek investigasi muncul

sesuai dengan persentase sebesar 89,8,3%, aspek observasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 86,2%, aspek klasifikasi muncul sesuai dengan

persentase sebesar 79,9%, aspek prediksi muncul sesuai dengan persentase

sebesar 88,1%, aspek interpretasi muncul tidak sesuai dengan persentase

sebesar 82,6%, dan aspek komunikasi muncul sesuai dengan persentase

sebesar 88,2%, rata-rata aspek keterampilan proses sebesar 83,1%. Nilai

rata-rata yang ditunjukkan dapat menunjukkan bahwa seluruh aspek

keterampilan proses yang muncul melalui pembelajaran berbasis inkuiri

muncul sesuai.

2. Hasil Wawancara

Dalam penelitian ini selain menggunakan data observasi

keterampilan proses sains siswa, data yang dapat memperkuat hasil

penelitian adalah data wawancara. Adapun hasil temuan wawancara

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Page 62: Winda Syafitri Fitk

49

Tabel 4.2 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan pendekatan inkuiri

No Pertanyaan Kesimpulan jawaban siswa

1 Apakah kamu senang belajar

kimia disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan pendapatmu!

Senang, karena belajar kimia dengan

kegiatan praktikum tidak membosankan

dan kami bisa mendapatkan

pengalaman baru, serta dapat

membuktikan suatu materi melalui

percobaan.

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses pembelajaran

kimia dengan pendekatan seperti

ini (inkuiri)?

Mengasyikkan, karena pembelajaran

seperti ini membuat kita lebih berani

dalam mengungkapkan pendapat, dapat

belajar mandiri, sehingga pelajaran

lebih mudah kita fahami. Tapi karena

kami belum terbiasa jadi masih sering

mengandalkan guru, dan kadang sulit

dimengerti.

3 Apakah pembelajaran ini menarik

menurutmu? Jelaskan

pendapatmu!

Menarik, karena pembelajarannya lebih

menekankan kepada penerapan,

sehingga kita dapat memecahkan

masalah secara langsung, selain itu bisa

berdiskusi dengan teman kelompok.

Dengan diskusi kelompok membuat

kami berani mengungkapkan pendapat,

dan bertanya.

4 Kegiatan apa saja kamu lakukan

selama kegiatan praktikum

berlangsung?

Kami masing-masing membagi tugas,

ada yang mengamati, mencatat,

membuat campuran, dan lain

sebagainya.

5 Apakah kamu menemukan

kesulitan selama praktikum

Ya, karena pembelajaran seperti ini

baru buat kami. Kami terbiasa

Page 63: Winda Syafitri Fitk

50

berlangsung? Jika “ya” kesulitan

apa yang kamu hadapi, jika

“tidak” apa alasanmu!

dibimbing sepenuhnya oleh guru. Tapi

kami senang, karena dalam kelompok

satu sama lain saling membantu.

6 Menurutmu, apakah pembelajaran

seperti ini efektif untuk

dilakukan? Berikan alasanmu!

Ya, karena dengan adanya kelompok

belajar dan praktik kita dapat

menguasai dengan cepat dari apa yang

sudah kita pelajari dan mendapat

masukan-masukan dari kelompok lain

untuk mengoreksi kekurangan

kelompok kami, selain itu kami dapat

mengembangkan pemikiran kami

sendiri dan masalah yang kami hadapi.

7 Keterampilan apa saja yang dapat

kamu kembangkan melalui

pembelajaran seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Keterampilan dalam bertanya, berfikir,

berpendapat, menggunakan alat, serta

keterampilan memecahkan masalah.

Karena dalam pembelajaran ini kita

dituntut untuk belajar mandiri.

8 Apakah melalui pembelajaran ini

(inkuiri) kalian mampu

berhipotesis? Apakah kalian

berantusias untuk menguji

hipotesis kalian?

Sulit, karena kami belum terbiasa

belajar dengan pembelajaran inkuiri.

Kami biasa mengandalkan guru, belum

terbiasa untuk belajar mandiri. Selain

itu kami tidak memiliki pengetahuan

sebelumnya tentang koloid, hanya

sebagian teman-teman yang sudah

mempelajari sebelumnya.

Kami merasa teori yang diberikan

sudah benar dan sesuai dengan apa

yang ada di dalam buku, jadi kami

merasa tidak perlu membuktikannya

dalam percobaan

Page 64: Winda Syafitri Fitk

51

9 Apakah kamu terlatih bekerja

ilmiah melalui praktikum yang

telah dilakukan. Berikan

alasanmu!

Ya terlatih, karena kita dapat

mengatahui hal-hal menarik yang baru

kita ketahui dari praktikum dari

pengalaman pembelajaran ini. Selain itu

dalam praktikum sudah ada

pedomannya dalam LKS, jadi kami

tinggal mengikuti saja apa yang

terdapat dalam LKS.

10 Dengan pembelajaran seperti ini,

apakah kamu termotivasi untuk

membuat pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas kamu?

Berikan alasanmu!

Ya, karena pembelajaran seperti ini

memberi rasa ingin tahu, terpacu dan

menimbulkan banyak pertanyaan.

Sehingga kita semakin termotivasi

dalam meningkatkan kreativitas kami.

Tetapi kami kurang bisa menanggapi

pertanyaan, buat kami cukup kelompok

yang presentasi yang menjawab atau

menanggapi pertanyaan.

B. Pembahasan

1.Katerampilan Proses Sains

Telah kita ketahui bahwa keterampilan proses memberi tekanan

kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikasikan perolehannya. Penelitian yang dilakukan selama empat

kali pertemuan ini aspek keterampilan proses yang diamati tiap pertemuan

berbeda-beda sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

Tingkat persentase munculnya aspek keterampilan proses sains siswa

selama pembelajaran melalui pendekatan inkuiri berlangsung menunjukkan

banyak variasi, ada yang muncul sesuai, dan ada yang muncul tidak sesuai,

hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.

Secara keseluruhan persentase kemunculan aspek keterampilan

proses sains yang diamati disajikan dalam bentuk diagram berikut:

Page 65: Winda Syafitri Fitk

52

Gambar 4.1 Diagram Batang Kemunculan Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan.

Aspek yang pertama yaitu aspek bertanya. Pada aspek bertanya sub

aspek bertanya untuk meminta penjelasan memiliki nilai persentase yang

cukup tinggi dibandingkan dengan sub aspek mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis. Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan

hal yang paling mudah dilakukan oleh siswa, karena siswa dapat bertanya

apa yang mereka belum mengerti tanpa ragu, namun tidak sedikit pula siswa

yang malu bertanya. Sedangkan sub aspek mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis muncul dengan persentase yang lebih rendah, sub

aspek ini muncul tidak sesuai karena untuk bertanya yang berlatar belakang

hipotesis membutuhkan pengetahuan yang dasar tentang hal yang sedang

dikaji, sehingga siswa belum mampu untuk membayangkan hal yang belum

pernah dilakukan kemudian dipertanyakan.

Pada aspek hipotesis, sub aspek membuat hipotesis/dugaan

sederhana dengan bahasa sendiri merupakan sub aspek yang muncul dengan

nilai persentase paling tinggi, artinya sub aspek ini muncul sesuai dan paling

dominan dibandingkan sub aspek lainnya pada aspek hipotesis, sedangkan

Page 66: Winda Syafitri Fitk

53

sub aspek menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya

dengan memperoleh bukti muncul tidak sesuai dengan persentase paling

rendah, karena berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa cukup

memperoleh bukti dari teori yang mereka dapatkan pada buku, sehingga

mereka tak perlu mengujinya kembali. Maka secara keseluruhan aspek

hipotesis muncul sesuai, hal ini berdasarkan hasil wawancara, siswa belum

terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, siswa

terbiasa menerima atau menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta

tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

Aspek berikutnya yaitu aspek investigasi, sub aspek yang memiliki

persentase paling tinggi adalah membuat campuran, menyiapkan alat dan

bahan, serta menggunakan alat dengan teknik yang benar. Aktivitas

membuat campuran banyak dilakukan oleh siswa karena dalam LKS siswa

ditugaskan untuk membuat campuran sebelum melakukan percobaan.

Sedangkan menyiapkan alat dan bahan merupakan bagian dari kegiatan

praktikum, dimana sebelum praktikum siswa harus menyiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan sesuai dengan pedoman pada LKS. Begitupun

menggunakan alat dengan teknik yang benar, siswa mampu menggunakan

alat praktikum dengan teknik yang benar karena sebelumnya siswa telah

ditugaskan membuat langkah kerja lengkap dengan gambar. Alat-alat yang

digunakan cukup sederhana dan siswa mampu menggunakannnya dengan

baik. Aktivitas merangkai alat praktikum memiliki persentase dibawah

aktivitas membuat campuran, menyiapkan alat dan bahan, serta

menggunakan alat dengan teknik yang benar. Karena pada aktivitas

merangkai alat praktikum, tiap kelompok mengandalkan salah satu teman

saja untuk merangkai alat praktikum, mereka telah membagi tugas kerja.

Aktivitas membuat tabel hasil pengamatan memiliki nilai persentase paling

rendah pada aspek ini, hanya sebagian siswa yang membuat tabel yang

lainnya tidak, hal tersebut menurut siswa cukup salah satu siswa dalam

kelompok yang bertugas membuat tabel hasil pengamatan. Maka aspek

investigasi/merencanakan percobaan secara keseluruhan muncul sesuai.

Page 67: Winda Syafitri Fitk

54

Aspek observasi. Sub aspek yang memiliki persentase paling tinggi

adalah mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid. Sub aspek ini

muncul sesuai. Sedangkan sub aspek menggunakan/mengumpulkan fakta

yang relevan muncul tidak sesuai dengan persentase yang lebih rendah.

Ativitas mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid banyak

dilakukan oleh siswa karena dalam LKS siswa ditugaskan untuk mencatat

perbedaan larutan, suspensi dan koloid. Dari hasil lapangan siswa

mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid dengan cara disaring,

homogen atau heterogen dan pengamatan effek tyndall, aktivitas ini

dilakukan dengan seksama dan teliti. Aktivitas

menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan memiliki persentase yang

lebih rendah karena siswa mengumpulkan fakta sebelum pelaksanaan

praktikum akan tetapi sedikit yang menggunakannya, siswa hanya

menggunakan LKS yang diberikan. Maka aspek observasi muncul dengan

baik, karena pada pelaksanannya siswa melakukan penelitian atau praktikum

sesuai dengan prosedur/langkah kerja yang telah mereka buat. Selain itu

siswa sangat antusias melakukan praktikum, karena kegiatan ini jarang

mereka lakukan sebelumnya.

Aspek prediksi, terdiri atas dua sub aspek yang muncul sesuai

dengan persentase yang hampir sama yaitu memperkirakan bentuk campuran

(homogen atau heterogen) dan memperkirakan terjadinya gumpalan pada

susu setelah diberi perasan jeruk nipis. Aktivitas ini banyak dilakukan siswa,

karena dari hasil lapangan untuk membedakan larutan, suspensi, dan koloid,

siswa sebelumnya memperkirakan apakah dari ketiga campuran tersebut

homogen atau heterogen, selain itu pada percobaan koagulasi siswapun

harus memperkirakan terjadinya gumpalan pada susu.

Aspek klasifikasi, sub aspek mencari perbedaan dan persamaan

muncul sesuai dengan persentase paling tinggi, karena aktivitas mencari

perbedaan dan persamaan merupakan bagian untuk mengerjakan LKS, yaitu

pada saat menulis kesimpulan dan mengerjakan evaluasi serta terdapat pada

langkah kerja yang mereka buat. Sedangkan mengontraskan sifat-sifat dan

Page 68: Winda Syafitri Fitk

55

mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel memiliki persentase yang sama

dan lebih rendah dari sub aspek mencari persamaan dan perbedaan, misalnya

pada praktikum effek tyndall, siswa hanya mengamati bagaimana cahaya

lampu saat disorotkan ketiga campuran tanpa mengamati bagaimana sifat-

sifat effek tyndall, mengapa cahayanya dihamburkan dan sebagainya. Selain

itu siswa yang mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel hanya sebagian

siswa saja, karena berdasarkan hasil wawancara siswa lebih mengandalkan

teman kelompoknya, karena praktikum ini dilaksanakan berkelompok,

mereka telah membagi tugas, ada yang mencatat dan sebagainya. Maka

aspek klasifikasi secara keseluruhan muncul sesuai.

Pada aspek komunikasi, sub aspek menyampaikan ide/gagasan/data,

menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok,

memprentasikan hasil pengamatan, dan mendiskusikan rancangan langkah

kerja muncul sesuai. Keempat sub aspek ini mudah dilakukan siswa, siswa

bebas menyampaikan ide/gagasan mereka dalam kerja kelompok maupun

saat diskusi kelas, selain itu adanya aktivitas mempresentasikan hasil

pengamatan, seluruh siswa menyimak dengan baik, karena dapat menjadi

bahan masukan bagi mereka. Sedangkan sub aspek menjawab/menanggapi

pertanyaan muncul tidak sesuai, dengan persentase dibawah keempat sub

aspek lainnya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara bahwa siswa cenderung

menerima pendapat dari siswa lainnya, dan ketika tanya jawab, lebih banyak

siswa yang presentasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa lainnya

lebih banyak aktivitas menyimak. Dan sebagian siswa tidak memperhatikan

ketika temannya presentasi. Maka secara keseluruhan aspek komunikasi

muncul sesuai, hal ini karena ada interaksi antar siswa dalam kegiatan

belajar, pada pelaksanaannya siswa melakukan diskusi kelompok sebelum

maupun sesudah melakukan praktikum, diskusi dalam kelompok maupun

diskusi kelas. Dalam kegiatannya siswa menyampikan ide/gagasan/data,

mempresentasikan hasil pengamatan, serta menjawab/menanggapi

pertanyaan, sehingga siswa telah melakukan komunikasi dengan baik.

Page 69: Winda Syafitri Fitk

56

Aspek interpretasi memiliki persentase terendah dari aspek

komunikasi. Sub aspek menggambar/menterjemahkan data, membuat

kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan dan menganalisis data muncul

dengan baik, karena dalam LKS siswa ditugaskan untuk mengisi hasil

pengamatan dan membuat kesimpulan. Untuk membuat kesimpulan

tentunya siswa melakukan aktivitas sebelumnya yaitu menganalisis data dan

menterjemahkan data.

Aktivitas menyajikan pemahaman baru muncul tidak sesuai dengan

persentase jauh di bawah ketiga aspek lainnya. Kegiatan menyajikan

pemahaman baru hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, dimana

pemahaman baru disini siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan

kegiatan praktikum akan tetapi diluar LKS. Dari data hasil wawancara,

siswa cenderung mengikuti saja apa yang sudah terdapat dalam LKS.

Berdasarkan pembahasan di atas, menunjukkan bahwa selama

kegiatan pembelajaran inkuiri, setiap pertemuan menggunakan aspek yang

berbeda karena tujuan pembelajaran pada tiap pertemuan berbeda-beda

sehingga setiap aspek memiliki nilai persentase yang bervariasi.

Dengan demikian, aspek keterampilan proses sains siswa yang

diamati ada beberapa aspek yang muncul sesuai dan ada pula aspek yang

muncul tidak sesuai. Aspek keterampilan proses yang muncul sesuai adalah

aspek investigasi, aspek observasi, aspek klasifikasi, aspek prediksi,

interpretasi, dan aspek komunikasi. Sedangkan aspek yang muncul tidak

sesuai adalah aspek bertanya dan hipotesis.

Dari delapan aspek keterampilan proses sains tersebut, aspek yang

memiliki persentase tertinggi dan paling dominan adalah aspek investigasi.

Aspek investigasi muncul dengan baik dan paling dominan karena pada

kegiatan ini siswa telah diberikan pedoman LKS yang sebelumnya mereka

ditugaskan untuk membuat rancangan langkah kerja pada LKS tersebut,

sehingga siswa dengan mudah merencanakan percobaan. Selain itu

berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa senang belajar dengan kegiatan

praktikum, menurut mereka belajar dengan kegiatan praktikum tidak

Page 70: Winda Syafitri Fitk

57

membosankan, mereka mendapat pengalaman baru, serta dapat

membuktikan suatu materi melalui suatu percobaan. Dengan demikian siswa

sangat berantusias untuk melakukan penelitian sehingga mereka sungguh-

sungguh untuk melakukan penelitian.

Sedangkan aspek yang muncul dengan persentase paling rendah

adalah aspek hipotesis. Aspek ini memiliki persentase paling rendah dengan

kategori muncul tidak sesuai, hal tersebut terjadi karena berdasarkan hasil

wawancara siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran berbasis

inkuiri, siswa terbiasa menerima atau menyimak materi yang disampaikan

oleh guru, tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

Pada diagram 4.1 jelas terlihat bahwa keterampilan proses sains yang

muncul sesuai dengan persentase tertinggi adalah aspek investigasi,

sedangkan aspek yang muncul tidak sesuai dengan persentase terendah

adalah aspek hipotesis.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki keterampilan dasar, oleh sebab

itu untuk mencapai kriteria keterampilan proses sains yang maksimal baik

yang dasar maupun yang terpadu harus terlatih kepada siswa, hal tersebut

sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa “Pendekatan

keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan

mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk

mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.

Kemampuan-kemampuan fisik dan mental tersebut pada dasarnya telah

dimiliki oleh siswa meskipun masih sederhana dan perlu dirangsang agar

menunjukkan jati dirinya.”.1

Secara keseluruhan persentase keterampilan proses sains siswa

sebesar 83,1% dengan muncul sesuai. Maka hasil penelitian menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri mampu mengungkap dan

mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

1 op.cit., h. 149.

Page 71: Winda Syafitri Fitk

58

2.Respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis inkuiri

Hasil penelitian menunjukkan adanya respon yang positif terhadap

pembelajaran berbasis inkuiri. Dimana sebagian siswa merasa senang

belajar kimia dengan pendekatan inkuiri tersebut, dalam pembelajaran

inkuiri ini siswa dilibatkan secara aktif mulai dari merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, merancang dan menganalisis percobaan,

mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan. Sehingga

kegiatan belajar yang mereka lakukan jadi lebih bermakna dan mereka jadi

lebih memahami materi pelajaran. Sebagaimana paham konstrutivisme

bahwa dalam proses pembelajaran Siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan

bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dibenak mereka sendiri.2

Dalam pembelajaran inkuiri siswa diminta untuk melakukan

hipotesis, menurut siswa ini sulit dilakukan karena mereka belum terbiasa

untuk belajar mandiri. Mereka terbiasa mengandalkan guru. Selain itu

banyak siswa yang belum membaca materi koloid sebelumnya, ini terlihat

ketika mereka diminta untuk berhipotesis, munculnya hipotesis diluar yang

diharapkan. Misalnya ketika guru menampilkan gambar tiga buah campuran

diantaranya campuran air dan gula, campuran air dan susu, campuran air

dan kopi. Siswa kurang mampu menafsirkan ketiga gambar tersebut, karena

menurut mereka guru yang akan menjelaskan gambar tersebut.

Namun, siswa merasa senang dengan adanya praktikum, mereka

diminta untuk merancang percobaan. Menurut mereka dengan adanya

praktikum kegiatan belajar jadi tidak membosankan, mereka dapat menguji

langsung teori yang mereka pelajari sebelumnya. Karena praktikum

dilakukan berkelompok, maka diantara mereka saling membantu,

bekerjasama, yang kurang faham dapat diajari oleh siswa yang lebih faham,

menurut mereka hal ini dapat mengembangkan pemikiran mereka. Selain itu

adanya kegiatan diskusi pada saat sebelum maupun sesudah praktikum

2 op.cit., h. 123

Page 72: Winda Syafitri Fitk

59

dalam pembelajaran inkuiri menurut siswa dapat menarik minat belajar

siswa, karena siswa merasa kegiatan pembelajaran tidak monoton.

Adanya kegiatan diskusi dapat memberikan pengaruh positif bagi

siswa, karena siswa merasa ditantang untuk selalu belajar dan berfikir lebih

keras selama merumuskan langkah kerja praktikum bersama kelompoknya.

Selain itu kegiatan diskusi juga dapat melatih siswa untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi, melalui kegiatan ini siswa menjadi lebih berani

untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan ide/gagasan/pendapat,

dan lainnya.

Namun demikian, pembelajaran seperti ini juga mempunyai

kekurangan, diantaranya pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran

yang baru bagi siswa sehingga di dalam proses pelaksanaannya siswa

merasa sedikit kaku karena belum terbiasa. Selanjutnya, dikarenakan dalam

pembelajaran ini lebih banyak berdiskusi dibandingkan dengan kegiatan

praktikum, siswa menjadi bosan dengan kegiatan diskusi, sehingga pada

saat diskusi ini dapat memberikan peluang kepada siswa yang kurang aktif

pada kegiatan diskusi untuk membicarakan topik lain di luar materi

pembelajaran.

Page 73: Winda Syafitri Fitk

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh

beberapa kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa dan

respon siswa terhadap pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan sistem

koloid, sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berpengaruh baik terhadap

keterampilan proses sains siswa, hal ini terlihat dari persentase

kemunculan keterampilan proses sains secara keseluruhan sebesar

83,1%. Dari kedelapan aspek keterampilan proses sains semua muncul

dengan nilai yang bervariasi. Pada aspek bertanya muncul tidak sesuai

dengan persentase sebesar 77,4%, aspek hipotesis muncul tidak sesuai

dengan persentase sebesar 72,5%, aspek investigasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 89,8%, aspek observasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 86,2%, aspek klasifikasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 79,9%, aspek prediksi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 88,1%, aspek interpretasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 82,6% , aspek komunikasi muncul sesuai

dengan persentase sebesar 88,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dari kedelapan aspek keterampilan proses sains yang diamati

aspek investigasi muncul paling dominan diantara aspek lainnya.

2. Sebagian siswa senang belajar dengan pendekatan inkuiri karena dalam

pembelajaran ini banyak melibatkan siswa dalam proses belajar.

Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam

menggunakan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Sedangkan

diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dan hubungan sosial antar siswapun semakin

meningkat. Adapun kekurangan dari pembelajaran ini adalah seringnya

berdiskusi membuat siswa merasa bosan.

Page 74: Winda Syafitri Fitk

61

B. Saran

1. Dalam mengambangkan pembelajaran inkuiri hendaknya guru lebih

kreatif menemukan hal-hal baru dan dapat mengemasnya dengan lebih

menarik dan tidak membosankan terutama pada saat diskusi.

2. Sebaiknya guru memberikan pengalaman yang bervariasi pada siswa,

dengan demikian siswa dapat mengembangkan kreativitas dan

menambah wawasan baru pada siswa.

Page 75: Winda Syafitri Fitk

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2005.

Arikunto, Suharismi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Charin, Arthur A, dkk., Activities for Teaching Science as Inquiry, New Jersey:

Pearson Merill Prentice Hall, 2005.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Hassard, Jack dan Michael Dias, The Art of Teaching Science, (New York: Oxford

University Press, 2005.

Jones, Mark T dan Charles J. Eick, Implementing Inquiry Kit Curriculum:

Obstacles, Adaptation, and Practical Knowledge Development in Two

Middle School Science Teachers, jurnal dari

www.interscience.wiley.com, 2006.

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: 2005

Panggabean, Yusri, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum

2006, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007.

Purba, Michael. Kimia SMU Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.

Roestiyah, NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005.

Segala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: CV. Alvabeta.

Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Grasindo,

1992.

Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1988.

Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:

UIN Press, 2007.

Page 76: Winda Syafitri Fitk

63

Suartini, Kinkin, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode

Discovery-inquiry, (Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan

Matematika Dasar), Jakarta: Project Implementation Committee, 2007.

Subana, M., dkk, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Sudarmo, Unggul, kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2004.

Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Sugianto, Agus, Pembelajaran IPA MI, Surabaya: AprintA, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta 2008.

Sutresna, Nana, Cerdas Belajar Kimia untuk kelas XI, Bandung: Gravindo Media

Pratama, 2006.

Sutresna, Nana, Kimia untuk SMA kelas X, Bandung: Grafindo Media Pratama,

cet. Kedua, 2006.

Sutresna, Nana, dkk, Panduan Menguasai Kimia 2, Bandung: penerbit Ganeca,

2000.

Suwangsih, Erna, dkk, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press,

cet. Pertama 2006.

Unggul Sudarmo, Kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2005.

Wahyudin, Uyu, dkk. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: UPI

PRESS, 2006.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2004.

Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009.

Page 77: Winda Syafitri Fitk

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 78: Winda Syafitri Fitk
Page 79: Winda Syafitri Fitk
Page 80: Winda Syafitri Fitk
Page 81: Winda Syafitri Fitk
Page 82: Winda Syafitri Fitk
Page 83: Winda Syafitri Fitk
Page 84: Winda Syafitri Fitk

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus

SILABUS

Nama Sekolah : SMA PGRI 3 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Genap

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu : 10 jam

Kompetensi

Dasar

Materi

Pelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber/Bahan/Alat

Mengelompokkan

sifat-sifat koloid

dan penerapannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

Sistem

koloid

Merancang dan

melakukan

percobaan untuk

melihat

perbedaan

suspensi, koloid,

Mengklasifikasikan

suspensi kasar,

larutan sejati dan

koloid berdasarkan

data hasil

pengamatan (effek

Jenis

tagihan

Tugas

kelompok

Bentuk

instrumen

8 Jam Sumber

Buku paket kimia

gravindo dan

sumber lain

Bahan/alat

LKS

Page 85: Winda Syafitri Fitk

dan larutan sejati

melalui

percobaan effek

tyndall,

homogen/heterog

en, dan

penyaringan.

Serta

mendeskripsikan

sifat-sifat effek

tyndall dan

koagulasi.

Menyimpulkan

perbedaan

koloid, suspensi

dan larutan sejati

serta sifat-sifat

effek tyndall dan

koagulasi.

tyndall,

homogen/heterogen,

dan penyaringan)

Mendeskripsikan

sifat-sifat koloid

(effek tyndall dan

koagulasi) melalui

percobaan.

Lembar

observasi

Bahan/alat

praktikum

Page 86: Winda Syafitri Fitk

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SMA PGRI 3

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar :

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Indikator :

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)

2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.

Materi Pembelajaran :

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan

suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat

heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid

merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu

media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer

(nm) hingga satu mikrometer (µm).

Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang

mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini

ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram.

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena

kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang

berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat

terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit,

pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena

elektroforesis.

Page 87: Winda Syafitri Fitk

Pendekatan Pembelajaran : inkuiri

Skenario Pembelajaran

Pertemuan Ke-1:

No Strategi Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa I Kegiatan Pendahuluan :

Mengecek kehadiran siswa

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

Tujuan :

1. Siswa dapat

Mengklasifikasikan

suspensi kasar, larutan

sejati dan koloid

berdasarkan data hasil

pengamatan (effek

Tyndall,

homogen/heterogen,

dan penyaringan) 2. Siswa dapat

mendeskripsikan sifat-

sifat koloid (efek tyndall

dan koagulasi) melalui

percobaan.

Menyampaikan kegiatan

pembelajaran yang akan

dilakukan: 1. Pertemuan pertama,

siswa melakukan diskusi

kelompok untuk

membuat rancangan

langkah kerja praktikum

koloid pada Lembar

Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan.

2. Pertemuan kedua

melanjutkan diskusi

kelompok membuat

rancangan langkah

kerja.

3. Pertemuan ketiga,

melakukan kegiatan

praktikum berkelompok.

Mendengarkan dan

memperhatikan guru.

Menyimak penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran

5 menit

10 menit

Page 88: Winda Syafitri Fitk

4. Pertemuan keempat,

mempresentasikan hasil

praktikum.

Apersepsi: (mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

tentang fenomena alam)

Memberikan pertanyaan

kepada siswa melalui gambar

(power point): a. “Apakah kalian pernah

ke puncak? Pernahkah

kalian memperhatikan

bagaimana cahaya sorot

lampu mobil ketika

berada di daerah

berkabut?”

b. “Minuman apa yang

biasa disajikan ketika

membaca koran atau

santai di pagi hari?”

c. “Pernahkah kalian

merebus telur?apa yang

terjadi pada telur yang

telah direbus?”

d. “Tahukah kalian disebut

apakah peristiwa-

peristiwa tersebut?

Mengapa demikian?”

Menjawab pertanyaan guru

tentang :

a. “Sorot lampu mobil pada

daerah berkabut terlihat

lebih jelas, tetapi jalan

tidak terlihat jelas.”

b. „Kopi atau susu”

c. “Telur yang telah

direbus akan

menggumpal atau

keras.”

d. “Koloid. Karena pada

sorot cahaya mobil di

daerah berkabut terjadi

pembiasan cahaya yang

disebut effek tyndall,

kopi adalah suspensi,

dan susu adalah koloid.

Sedangkan telur yang

mengeras adalah

koagulasi.”

15 menit

II Kegiatan inti

Membagi siswa ke dalam

empat kelompok berdasarkan

heterogenitas gender dan

kategori nilai tinggi, sedang,

dan rendah.

Perumusan Masalah:

Menampilkan gambar 3

buah campuran: 1) Air + kopi

2) Air + gula

Siswa berkumpul bersama

kelompok masing-masing .

Siswa merumuskan masalah:

Dari ke tiga campuran

tersebut manakah yang

10 menit

80 menit

Page 89: Winda Syafitri Fitk

3) Air + susu

Menampilkan gambar susu

yang diberi perasan jeruk

nipis.

Apa yang bisa kalian tafsirkan

dari gambar tersebut?

Hipotesis:

Membimbing siswa berhipotesis

dalam diskusi kelompok serta

membuat rancangan percobaan

untuk membuktikan salah satu

sifat koloid yaitu effek tyndall

dan koagulasi, serta percobaan

untuk membedakan antara

larutan sejati, koloid, dan

suspensi dengan alat dan bahan

seperti tertera dalam LKS!

termasuk larutan,

suspensi, dan koloid?

Mengapa susu yang diberi

perasan jeruk nipis

menjadi menggumpal?

Siswa melakukan hipotesis

melalui diskusi kelompok

dengan bersumber dari buku

paket: a. Campuran :

1) Air + kopi adalah

suspensi

2) Air + gula adalah larutan

3) Air + susu adalah koloid

Cara membedakannya :

Suspensi : campuran

heterogen, dapat disaring,

warnanya keruh.

Larutan : campuran homogen,

tidak dapat disaring, warnanya

jernih.

Koloid: campuran heterogen,

tidak dapat disaring, warnanya

agak keruh.

Dibuktikan dengan percobaan: 1) Effek tyndall

2) Mengukur ukuran zat.

3) Menyaring dengan suatu

membran

semipermeabel.

b. Susu yang diberikan

perasan jeruk nipis akan

menggumpal.

c. Langkah percobaan

a) effek tyndall.

ALAT :

Gelas kimia 3 buah ukuran

100 mL

Lampu senter 1 buah

Page 90: Winda Syafitri Fitk

Kotak karton 30 cm2 dengan

lubang pengamatan

Spatula 1 buah

BAHAN :

Kopi

Gula

Susu

Air suling/aquades

CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia

dengan 75 mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk hingga

rata.

3. Tempatkan gelas kimia yang

berisi campuran kopi dengan

air ke dalam kotak karton dan

senterlah larutan gula tersebut

melalui lubang karton.

4. Amati apa yang terlihat melalui

lubang pengamatan.

(Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu.

6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

7. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu.

b) Percobaan membedakan

suspensi kasar, larutan sejati

dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan

homogen/heterogen, dan

penyaringan.

ALAT :

Gelas kimia 3 buah ukuran

100 mL.

Kertas saring

Spatula 1 buah

BAHAN :

Kopi

Gula

Page 91: Winda Syafitri Fitk

Meminta perwakilan tiap

kelompok

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

melalui windows shoping.

Susu

CARA KERJA : Air suling/aquades

1. Isilah 3 buah kimia dengan

75 mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk

hingga rata.

3. Amati apakah campuran

tersebut larut (homogen)?

Atau terpisah (heterogen)?

Apakah terdapat endapan?

Apakah dapat disaring?

4. Catatlah hasil

pengamatanmu.

5. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

6. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari

hasil pengamatanmu.

c) Percobaan koagulasi

ALAT :

Gelas kimia 1 buah.

Tabung reaksi 1 buah.

Pipet tetes 1 buah.

Gelas ukur 1 buah.

BAHAN :

Susu

Air perasan jeruk nipis

CARA KERJA : 1. Isilah 1 buah kimia dengan

75 mL air.

2. Tambahkan 1 sendok teh

susu. Aduk hingga rata.

3. masukkan sebanyak 3 mL

campuran susu ke dalam

tabung reaksi

4. Tambahkan air perasan jeruk

nipis sebanyak 10 tetes.

5. Catatlah hasil

pengamatanmu.

6. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis)

7. Buatlah kesimpulan dari

Page 92: Winda Syafitri Fitk

hasil pengamatanmu

Perwakilan kelompok maju

untuk mempresentasikan hasil

diskusinya, siswa lain

menyimak dan menanggapi

hasil diskusinya. III Kegiatan Penutup:

Mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan materi

berdasarkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan.

Menyimpulkan materi

pembelajaran:

Koloid adalah campuran

heterogen yang umumnya

stabil, terdiri dari dua fase

(terdispersi dan pendispersi).

Koloid mempunyai ukuran

partikel antara 1- 100 nm,

yang tidak dapat disaring dan

warnanya agak keruh.

Suspensi adalah campuran

heterogen, tidak stabil dan

terdiri dari dua fase. Suspensi

mempunyai ukuran partikel

lebih dari 100 nm, dapat

disaring dan warnanya keruh.

Larutan adalah campuran

homogen yang stabil, dan

terdiri dari satu fase. Larutan

mempuntai ukuran partikel

kurang dari 1 nm, tidak dapat

di saring dan warnanya jernih.

Sifat-sifat koloid yang khas: a. Partikel koloid dapat

menghamburkan cahaya

(Effek tyndall)

b. Partikel koloid bergerak

secara acak yang disebut

dengan gerak Brown.

c. Partikel koloid dapat

menyerap partikel yang

bermuatan sehingga

partil koloid itu

bermuata (adsorpsi).

d. Geraknya dapat

dipengaruhi oleh medan

listrik. (elektroforesis)

e. Partikel koloid dapat

10 menit

5 menit

Page 93: Winda Syafitri Fitk

Memberikan tugas untuk

membaca buku sumber atau

referensi lain:

Buku pegangan guru buku

kimia gravindo

http://www.psb-

psma.org/forum/bahan-

ajar/kimia/koloid

http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia-

smk/kelas_x/pengelompokan

-koloid/

menyiapkan alat dan bahan

untuk praktikum

digumpalkan sehingga

kestabilannya hilang

(koagulasi).

Menyimak tugas yang

diberikan oleh guru.

Rencana Pelaksanaan Pemblajaran

Nama Sekolah : SMA PGRI 3

Mata Pelajaran : Kimia

Page 94: Winda Syafitri Fitk

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar :

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Indikator :

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)

2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.

Strategi Pembelajaran : inkuiri

Skenario Pembelajaran

Pertemuan Ke-2:

No Strategi Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa I Kegiatan Pendahuluan :

Mengecek kehadiran siswa

Menyampaikan kegiatan

pembelajaran yang akan

dilakukan: Pertemuan kedua,

siswa melanjutkan

kegiatan diskusi

kelompok untuk

membuat rancangan

langkah kerja

praktikum koloid

pada Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang

telah disediakan.

Mendengarkan dan

memperhatikan guru.

Menyimak penjelasan guru

5 menit

5 menit

II Kegiatan inti

Membagi siswa ke dalam

empat kelompok

berdasarkan heterogenitas

gender dan kategori nilai

tinggi, sedang, dan rendah.

Membimbing siswa dalam

Siswa berkumpul bersama

kelompoknya masing-masing

Langkah percobaan

5 menit

20 menit

Page 95: Winda Syafitri Fitk

diskusi kelompok membuat

rancangan percobaan untuk

membuktikan salah satu

sifat koloid yaitu effek

tyndall dan koagulasi, serta

percobaan untuk

membedakan antara larutan

sejati, koloid, dan suspensi

dengan alat dan bahan

seperti tertera dalam LKS!

a) effek tyndall.

Percobaan 1

ALAT :

Gelas kimia 3 buah ukuran

100 mL

Lampu senter 1 buah

Kotak karton 30 cm2 dengan

lubang pengamatan

Spatula 1 buah

BAHAN :

Kopi

Gula

Susu

Air suling/aquades

CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia dengan

75 mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk hingga

rata.

3. Tempatkan gelas kimia yang

berisi campuran kopi dengan air

ke dalam kotak karton dan

senterlah larutan gula tersebut

melalui lubang karton.

4. Amati apa yang terlihat melalui

lubang pengamatan.

(Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu.

6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

7. Analisislah hasil pengamatanmu.

(Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu.

b) Percobaan membedakan

suspensi kasar, larutan sejati

dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan

homogen/heterogen, dan

penyaringan.

ALAT :

Page 96: Winda Syafitri Fitk

Gelas kimia 3 buah ukuran

100 mL.

Kertas saring

Spatula 1 buah

BAHAN :

Kopi

Gula

Susu

CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah kimia dengan 75

mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk hingga

rata.

3. Amati apakah campuran

tersebut larut (homogen)? Atau

terpisah (heterogen)?

4. Apakah terdapat endapan?

5. Apakah dapat disaring?

6. Catatlah hasil pengamatanmu.

7. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

8. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis) 9. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu.

d) Percobaan koagulasi

ALAT :

Gelas kimia 1 buah.

Tabung reaksi 1 buah.

Pipet tetes 1 buah.

Gelas ukur 1 buah.

BAHAN :

Susu

Air perasan jeruk nipis

CARA KERJA : 1. Isilah 1 buah kimia dengan 75

mL air.

2. Tambahkan 1 sendok teh susu.

Aduk hingga rata.

3. masukkan sebanyak 3 mL

campuran susu ke dalam

tabung reaksi

4. Tambahkan air perasan jeruk

nipis sebanyak 10 tetes.

Page 97: Winda Syafitri Fitk

Meminta perwakilan

tiap kelompok

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan

kelas melalui windows

shoping.

5. Catatlah hasil pengamatanmu.

6. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis)

7. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu

Perwakilan kelompok maju

untuk mempresentasikan hasil

diskusinya, siswa lain

menyimak dan menanggapi

hasil diskusinya.

45 menit

III Kegiatan Penutup:

Mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan materi

berdasarkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan.

Menyimpulkan materi

pembelajaran:

Koloid adalah campuran

heterogen yang umumnya

stabil, terdiri dari dua fase

(terdispersi dan pendispersi).

Koloid mempunyai ukuran

partikel antara 1- 100 nm, yang

tidak dapat disaring dan

warnanya agak keruh.

Suspensi adalah campuran

heterogen, tidak stabil dan

terdiri dari dua fase. Suspensi

mempunyai ukuran partikel

lebih dari 100 nm, dapat

disaring dan warnanya keruh.

Larutan adalah campuran

homogen yang stabil, dan

terdiri dari satu fase. Larutan

mempuntai ukuran partikel

kurang dari 1 nm, tidak dapat di

saring dan warnanya jernih.

Sifat-sifat koloid yang khas: f. Partikel koloid dapat

menghamburkan cahaya

(Effek tyndall)

g. Partikel koloid bergerak

secara acak yang disebut

dengan gerak Brown.

h. Partikel koloid dapat

menyerap partikel yang

bermuatan sehingga partil

koloid itu bermuata

10 menit

Page 98: Winda Syafitri Fitk

(adsorpsi).

i. Geraknya dapat

dipengaruhi oleh medan

listrik. (elektroforesis)

j. Partikel koloid dapat

digumpalkan sehingga

kestabilannya hilang

(koagulasi).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SMA PGRI 3

Page 99: Winda Syafitri Fitk

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar :

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Indikator :

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)

2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.

Strategi Pembelajaran : inkuiri

Skenario Pembelajaran

Pertemuan Ke-3

No Strategi Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

1 Kegiatan Pendahuluan:

Mengecek kehadiran

siswa.

Memberikan arahan tata

cara kerja di laboratorium

Menyimak dan memeperhatikan

guru

Menyimak penjelasan guru.

5 menit

10 menit

2 Kegiatan inti:

Eksperimen

Membimbing dan

mengarahkan siswa dalam

melaksanakan kegiatan

praktikum secara

berkelompok

Melakukan kegiatan praktikum

secara berkelompok

berdasarkan langkah kerja yang

telah mereka buat pada lembar

LKS.

Langkah kerja praktikum (lihat

lampiran langkah kerja

praktikum)

Langkah percobaan 1 (effek

tyndall)

ALAT :

Gelas kimia 3 buah ukuran

100 mL

Lampu senter 1 buah

Kotak karton 30 cm2 dengan

lubang pengamatan

75 menit

Page 100: Winda Syafitri Fitk

Spatula 1 buah

BAHAN :

Kopi

Gula

Susu

Air suling/aquades

CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia

dengan 75 mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk hingga

rata.

3. Tempatkan gelas kimia yang

berisi campuran kopi dengan

air ke dalam kotak karton dan

senterlah larutan gula tersebut

melalui lubang karton.

4. Amati apa yang terlihat melalui

lubang pengamatan.

(Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu.

6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

7. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu.

Langkah percobaan 2

(membedakan suspensi kasar,

larutan sejati dan koloid

berdasarkan data hasil pengamatan

homogen/heterogen, dan

penyaringan).

ALAT :

Gelas bening 3 buah.

Kertas saring.

Spatula 1 buah.

BAHAN :

Kopi

Gula

Susu

CARA KERJA :

Page 101: Winda Syafitri Fitk

Membimbing siswa

melakukan diskusi

kelompok hasil praktikum

Air suling/aquades

1. Isilah 3 buah gelas bening

dengan 75 mL air.

2. Pada gelas 1 tambahkan 1

sendok teh kopi. Aduk hingga

rata.

3. Amati apakah campuran

tersebut larut (homogen)?

Atau terpisah (heterogen)?

Apakah terdapat endapan?

Apakah dapat disaring?

4. Catatlah hasil pengamatanmu.

5. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4

untuk campuran air dan susu,

serta campuran air dan gula.

6. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu.

Langkah percobaan 3 (koagulasi)

ALAT :

Gelas bening 1 buah.

Tabung reaksi 1 buah.

Pipet tetes 1 buah

Gelas ukur 1 buah

BAHAN :

Susu

Air perasan jeruk nipis

CARA KERJA : 1. Isilah 1 buah gelas kimia

dengan 75 mL air.

2. Tambahkan 1 sendok teh susu.

Aduk hingga rata.

3. Masukkan sebanyak 3 mL

campuran susu ke dalam

tabung reaksi

4. Tambahkan air perasan jeruk

nipis sebanyak 10 tetes

5. masukkan 3 mL campuran susu

ke dalam tabung reaksi

6. Catatlah hasil pengamatanmu.

7. Analisislah hasil

pengamatanmu.

(Menganalisis)

8. Buatlah kesimpulan dari hasil

pengamatanmu

30 menit

Page 102: Winda Syafitri Fitk

Siswa mendiskusikan hasil

praktikum.

3 Kegiatan Penutup:

Mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan materi

berdasarkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan.

Memberikan tugas kepada

siswa untuk membuat

laporan hasil praktikum

yang telah dilakukan

secara berkelompok, untuk

dipresentasikan pada

pertemuan berikutnya.

Menyimpulkan hasil praktikum. Efek Tyndall ialah gejala

penghamburan berkas sinar

(cahaya) oleh partikel-partikel

koloid. Hal ini disebabkan karena

ukuran molekul koloid yang cukup

besar. Efek tyndall ini ditemukan

oleh John Tyndall (1820-1893),

seorang ahli fisika Inggris. Oleh

karena itu sifat itu disebut efek

tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang

terjadi jika suatu larutan

terkena sinar. Pada saat larutan

sejati disinari dengan cahaya,

maka larutan tersebut tidak

akan menghamburkan cahaya,

sedangkan pada sistem koloid

cahaya akan dihamburkan. hal

itu terjadi karena partikel-

partikel koloid mempunyai

partikel-partikel yang relatif

besar untuk dapat

menghamburkan sinar tersebut.

Sebaliknya, pada larutan sejati,

partikel-partikelnya relatif kecil

sehingga hamburan yang terjadi

hanya sedikit dan sangat sulit

diamati

Menyimak tugas yang diberikan

oleh guru.

10 menit

5 menit

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LEMBAR KERJA SISWA

Page 103: Winda Syafitri Fitk

“Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek tyndall, koagulasi, homogen/heterogen, dan

penyaringan)”

A. Tujuan

Untuk mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid

berdasarkan data hasil pengamatan (effek tyndall, koagulasi,

homogen/heterogen, dan penyaringan).

B. Alat dan Bahan

B.1. Kegiatan 1: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek tyndall

No Nama Alat dan Bahan Satuan/Ukuran Jumlah

1. Gunting - 1

2. Kotak karton - 1

3. Gelas kimia 100 mL 3

4. Lampu senter - 1

5. Spatula - 1

6. Kopi - 1 sendok teh

7. Susu - 1 sendok teh

8. Gula - 1 sendok teh

9. Air suling/aquades - -

B.2. Kegiatan 2: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen, dan

penyaringan.

No Nama Alat dan Bahan Satuan/Ukuran Jumlah

1. Gelas kimia 100 mL 3

2. Kertas saring - 1

3. Spatula - 1

4. Kopi - 1 sendok teh

5. Susu - 1 sendok teh

Page 104: Winda Syafitri Fitk

6. Gula - 1 sendok teh

7. Air suling/aquades - -

B.3. Kegiatan 3: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan koagulasi

No Nama Alat dan Bahan Satuan/Ukuran Jumlah

1. Gelas kimia 100 mL 1

2. Tabung reaksi - 1

3. Pipet tetes - 1

4. Gelas ukur - 1

5. Susu - 1 sendok teh

6. Jeruk nipis - 1

7. Air suling/aquades - -

C. Permasalahan

1. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek tyndall?

2. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen dan kertas

saring?

3. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan

koloid berdasarkan data hasil pengamatan koagulasi?

D. Langkah Kerja

Page 105: Winda Syafitri Fitk

Berdasarkan alat dan bahan yang tersedia (pada butir B) dan permasalahan

pada (pada butr C), rumuskan langkah kerja untuk memecahkan permasalahan

pada butir C tersebut pada kolom di bawah ini:

Langkah kerja untuk kegiatan I:

Langkah kerja untuk kegiatan II:

Page 106: Winda Syafitri Fitk

Langkah kerja untuk kegiatan III:

Page 107: Winda Syafitri Fitk

E. Diskusi

Page 108: Winda Syafitri Fitk

Diskusikan hasil pengamatan kelompok kamu, kemudian rumuskan

kesimpulannya pada kolom di bawah ini:

E.1. Hasil Pengamatan (dalam bentuk tabel)

Hasil pengamatan kegiatan I:

Hasil pengamatan kegiatan II:

Page 109: Winda Syafitri Fitk

Hasil pengamatan kegiatan III:

Page 110: Winda Syafitri Fitk

E.2 Kesimpulan

Page 111: Winda Syafitri Fitk

Kesimpulan kegiatan I:

Kesimpulan kegiatan II:

Kesimpulan kegiatan III:

Page 112: Winda Syafitri Fitk

F. Evaluasi

Page 113: Winda Syafitri Fitk

1. Berdasarkan data hasil percobaan, manakah campuran yang termasuk

larutan sejati, suspensi dan koloid? Jelaskan!

Jawab:

2. Jelaskan sifat-sifat effek tyndall dan koagulsi!

Jawab:

3. Tuliskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya koagulasi pada

sistem koloid!

Jawab:

4. Jelaskan pengaruh penambahan air perasan jeruk nipis pada susu!

Jawab:

Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data

Page 114: Winda Syafitri Fitk

a. Format Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Pertemuan I Nama/kelompok: ………...

Penilaian keterampilan proses sains siswa

Aspek keterampilan proses sains yang diamati

Beri Tanda Ceklis

(√)

3 2 1

1.Bertanya/mengajukan pertanyaan

a. Bertanya untuk meminta penjelasan

b.Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang

hipotesis

2.Hipotesis

a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa

sendiri

b.Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan

penjelasan dari 1 kejadian

c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji

kebenarannya dengan memperoleh bukti

Keterangan:

3 = muncul sesuai

2 = muncul tidak sesuai

1 = tidak muncul

Catatan observer:

Observer,

(………………..)

Page 115: Winda Syafitri Fitk

LEMBAR OBSERVASI

Pertemuan II Nama/kelompok: ………...

Penilaian keterampilan proses sains siswa

Aspek keterampilan proses sains yang diamati Beri Tanda Ceklis (√)

3 2 1

1.Investigasi/merencanakan percobaan

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Membuat campuran

c. Merangkai alat praktikum

d. Menggunakan alat dengan teknik yang benar

e. Membuat tabel hasil pengamatan

2.Observasi

a. Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid.

b. Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall dan koagulasi.

c. Menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan

3.Klasifikasi

a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel

b. Mencari perbedaan dan persamaan.

c. Mengontraskan sifat-sifat

4.Prediksi

a. Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau

heterogen)

b. Memperikirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah

penambahan perasan jeruk nipis

Keterangan:

3 = muncul sesuai

2 = muncul tidak sesuai

1 = tidak muncul

Catatan observer:

Observer,

(………………..)

LEMBAR OBSERVASI

Page 116: Winda Syafitri Fitk

Pertemuan III Nama/kelompok: ………….

Penilaian keterampilan proses sains siswa

Aspek keterampilan proses sains yang diamati Beri Tanda Ceklis (√)

3 2 1

1. Interpretasi

a. Menggambarkan /menterjemahkan data

b.Menganalisis data

c. Menyajikan pemahaman baru

d.Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil

pengamatan

2. Komunikasi

a. Mempresentasian hasil pengamatan

b.Mendiskusikan hasil percobaan

c. Menyampaikan ide/gagasan/data

d.Menyimak pendapat/gambaran yang

disampaikan tiap kelompok

e. Menjawab/menanggapi pertanyaan

Keterangan:

3 = muncul sesuai

2 = muncul tidak sesuai

1 = tidak muncul

Catatan observer:

Observer,

(………………..)

Page 117: Winda Syafitri Fitk

b. Kisi-Kisi Pengamatan Lembar Observasi

Kisi-kisi pengamatan lembar observasi

Pertemuan I

Penilaian keterampilan proses sains

No Aspek yang diamati Indikator Penjelasan

Muncul sesuai Muncul tidak sesuai Tidak muncul

1. Bertanya Bertanya untuk

meminta penjelasan

Siswa bertanya apa, bagaimana, dan

mengapa, guna memperoleh kejelasan

tentang kegiatan pembelajaran.

Siswa bertanya tidak sesuai

dengan topik pembahasan.

Siswa tidak mengajukan

pertanyaan.

Mengajukan

pertanyaan yang

berlatar belakang

hipotesis

Siswa bertanya tentang kegiatan

pembelajaran sesuai dengan

pemikiran/penemuan awal.

Misalnya:

Dari ke tiga campuran tersebut manakah

yang termasuk larutan, suspensi, dan

koloid?

Siswa mengajukan pertanyaan

yang tidak berlatar belakang

hipotesis.

Misalnya:

Mengapa susu dicampur dengan

jeruk nipis, tidak dengan yang

lain?

Siswa tidak mengajukan

pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis.

2. Hipotesis

Membuat

hipotesis/dugaan

sederhana dengan

bahasa sendiri

Siswa membuat hipotesis dengan bahasa

sendiri.

Misalnya campuran:

4) Air + kopi adalah suspensi

5) Air + gula adalah larutan

6) Air + susu adalah koloid

Karena:

Suspensi: antara air dan kopi tidak larut,

terbentuknya endapan dan dapat

Siswa melakukan hipote yang

tidak sesuai. Misalnya:

1) Air + kopi adalah koloid

2) Air + gula adalah suspensi

3) .Air + susu adalah larutan.

Siswa tidak melakukan

hipotesis.

Page 118: Winda Syafitri Fitk

dipisahkan.

Larutan: antara air dan gula larut dan tidak

bisa dipisahkan, warna larutan homogen.

Koloid: seakan larut, tapi warna air

berubah menjadi putih

Mengetahui bahwa ada

lebih dari satu

kemungkinan

penjelasan dari satu

kejadian

Siswa mengetahui bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi sesuatu itu bisa

terjadi.

Misalnya: mengapa campuran susu

disebut koloid? Apakah karena terjadi

perubahan warna? tetapi susu sulit untuk

dipisahkan secara fisik.

Siswa tidak mengetahui

bahwa ada lebih dari satu

kemungkinan penjelasan

dari satu kejadian

Menyadari bahwa suatu

penjelasan perlu di uji

kebenarannya dengan

memperoleh bukti

Siswa sadar bahwa suatu penjelasan harus

didukung dengan konsep dan pembuktian.

Misalnya:

Siswa menduga campuran susu adalah

larutan sejati, untuk mendapatkan jawaban

yang benar maka siswa harus melakukan

praktikum.

Siswa hanya menyadari suatu

penjelasan harus didukung

dengan konsep dan pembuktian,

tapi tidak perlu diuji, karena

sudah merasa cukup dengan

penjelasan di buku paket kimia.

Siswa merasa tidak perlu

diuji kebenaran suatu

penjelasan dengan

memperoleh bukti.

Page 119: Winda Syafitri Fitk

Pertemuan III:

Penilaian keterampilan proses sains

No Aspek yang diamati Indikator Penjelasan

Muncul sesuai Muncul tidak sesuai Tidak muncul

1

Investigasi/merencanakan

percobaan

Menyiapkan alat dan

bahan

Siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai

dengan LKS.

Misalnya: menyiapkan gelas kimia,

spatula, air, kopi, gula, susu, dan lainnya

sesuai LKS.

Siswa menyiapkan alat dan

bahan tidak sesuai dengan LKS.

Siswa tidak menyiapkan

alat dan bahan sesuai

Membuat campuran kopi,

susu, dan gula

Siswa membuat campuran dengan cara

yang benar.

Misalnya: membuat larutan gula 75 mL.

berarti yang harus siswa lakukan yaitu

masukkan gula ke dalam gelas kimia,

kemudian larutkan dengan air ½ dari

volume larutan yang diminta (37,5 mL)

aduk dan pastikan terlarut, kemudian

baru tambahkan air sampai volumenya

75 mL.

Siswa membuat campuran tidak

sesuai dengan petunjuk pada

LKS.

Misalnya:

Siswa membuat campuran tanpa

mengukur volume larutan yang

digunakan.

Siswa tidak membuat

campuran kopi, susu, dan

gula.

Merangkai alat praktikum Siswa merangkai alat dengan benar.

Misalnya:

Pada percobaan effek tyndall, yang

digunakan adalah gelas kimia, kotak

pengamatan senter. Rangkaian alat yang

seharusnya yaitu gelas kimia diletakkan

di dalam kotak, dengan posisi gelas

Siswa merangkai alat tidak

dengan teknik yang benar.

Misalnya:

Pada percobaan effek tyndall,

lubang pengamatan yang dibuat

tidak cukup untuk pengamatan

gelas. Atau lubang terlalu besar

Siswa tidak merangkai

alat praktikum, siswa

hanya mengandalkan

teman lainnya untuk

merangkai alat

praktikum.

Page 120: Winda Syafitri Fitk

tepat di depan lubang pengamatan.

Pegang lampu senter mengarah ke dalam

lubang kecil di sisi kotak.

sehingga cahaya senter tidak

terlihat dengan jelas.

Menggunakan alat dengan

teknik yang benar

Siswa menempatkan gelas tepat pada

lubang penyinaran dan lubang

pengamatan pada percobaan effek

tyndall.

Siswa menempatkan gelas tidak

tepat pada lubang penyinaran

dan lubang pengamatan pada

percobaan effek tyndall.

Sistwa tidak

menggunakan alat (tidak

melakukan kegiatan

praktikum).

Membuat tabel hasil

pegamatan

Siswa membuat tabel untuk mencatat

hasil pengamatan

Siswa membuat tabel hasil

pengamatan namun tidak

lengkap.

Siswa tidak membuat

tabel hasil pengamatan.

2 Observasi Mengamati perbedaan

larutan, suspensi, dan

koloid.

Siswa mengamati perbedaan dari espek

kelarutan, penyaringan atau terbentuknya

endapan

Siswa melakukan pengamatan

tidak berdasarkan aspek

kelarutan, penyaringan atau

terbentuknya endapan.

Siswa tidak mengamati

perbedaan larutan,

suspensi, dan koloid.

Mengamati sifat-sifat

koloid effek tyndall dan

koagulasi.

Siswa mengamati sifat-sifat effek tyndall

dari adanya pembiasan cahaya, saat

campuran disorotkan lampu senter.

Siswa mengamati sifat-sifat koagulasi

dari adanya penggumpalan campuran

susu yang ditambahkan air perasan jeruk

nipis

Siswa hanya melakukan

pengamatan tanpa mencari tahu

hal-hal yang menyebabkan

terjadinya effek tyndall dan

koagulasi.

Siswa tidak mengamati

sifat-sifat koloid effek

tyndall dan koagulasi.

Mengumpulkan fakta

yang relevan

Siswa menggunakan fakta yang sesuai

dengan kenyataan

Hanya mengumpulkan teori-

teori yang tidak sesuai dengan

kenyataan.

Siswa tidak

mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan.

3 Klasifikasi Mencatat setiap

pengamatan ke dalam

tabel

Siswa mencatat apa yang terlihat dari

hasil praktikum

Siswa hanya mencatat sebagian

yang terlihat dari hasil

praktikum.

Siswa tidak mencatat

hasil pengamatan ke

dalam tabel.

Page 121: Winda Syafitri Fitk

Mencari perbedaan

/persamaan.

Siswa membedakan/menyamakan

percobaan yang satu dengan yang lain.

Misalnya: membedakan larutan,

suspensi, dan koloid

Siswa hanya melihat sifat

masing-masing campuran.

Siswa tidak mencari

perbedaan /persamaan

percobaan yang satu

dengan yang lain.

Mengontraskan sifat-sifat Siswa melihat sifat-sifat yang terjadi

pada sampel.

Misalnya: pada saat percobaan effek

tyndall dan koagulasi.

siswa melihat sifat-sifat yang

terjadi pada sampel hanya pada

satu percobaan saja. Misalnya

hanya pada percobaan effek

tyndall saja.

Siswa tidak melihat sifat-

sifat yang terjadi pada

sampel.

4 Prediksi Memperkirakan bentuk

campuran (homogen atau

heterogen)

Siswa memperkirakan apakah campuran

homogen atau heterogen (larut sempurna

atau dapat dipisahkan)

Siswa hanya memperhatikan

apakah campuran homogen atau

heterogen saja.

Siswa tidak

memperkirakan apakah

campuran homogen atau

heterogen (larut

sempurna atau dapat

dipisahkan)

Page 122: Winda Syafitri Fitk

Pertemuan ke IV

Penilaian keterampilan proses sains

No Aspek yang diamati Indikator Penjelasan

Muncul sesuai Muncul tidak sesuai Tidak muncul

1. Interretasi Menggambarkan/menterjemahkan

data

Siswa mnguraikan komponen-

komponen data,

menghubungkan, mendalami

dan memahami data.

Siswa hanya menguraikan komponen-

komponen data, tanpa

menghubungkan, mendalami dan

memahami data.

Siswa tidak mnguraikan

komponen-komponen data,

menghubungkan, mendalami

dan memahami data.

Menganalisis data Siswa menjelaskan data yang

diperoleh secara lengkap.

Siswa menjelaskan data yang

diperoleh tidak secara lengkap.

Siswa tidak menjelaskan data

yang diperoleh.

Menyajikan permasalahan baru Siswa meneliti bahan yang

tidak diinstruksikan di LKS

Siswa hanya meneliti bahan yang

diinstruksikan di LKS.

Siswa tidak meneliti bahan

baik yang tidak

diinstruksikan di LKS

maupun yang diinstruksikan

di LKS.

Membuat kesimpulan sesuai

dengan hasil pengamatan

Siswa menyimpulkan tentang

pembelajaran yang telah

dilakukan sesuai dengan hasil

pengamatan.

Siswa menyimpulkan berdasarkan

teori dari buku paket kimia.

Siswa tidak membuat

kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah

dilakukan.

2. komunikasi Mempresentasikan hasil Siswa menjelaskan hasil

pengamatan dengan baik

berdasarkan percobaan yang

benar dan sesuai teori.

Siswa menjelaskan hasil pengamatan,

namun hasil pengamatan tidak sesuai

dengan teori yang sebenarnya.

Siswa tidak

mempresentasikan hasil

pengamatan.

Mendiskusikan hasil pengamatan Siswa mendiskusikan hasil

pengamatan yang didapat, pada

masing-masing kelompok

dalam diskusi kelas.

Siswa mendiskusikan diluar topik

pembahasan.

Siswa tidak melakukan

diskusi.

Page 123: Winda Syafitri Fitk

Menyimak pendapat/gambaran

yang disampaikan tiap kelompok

Siswa mendengarkan,

memperhatikan, dan

menanggapi pendapat orang

lain.

Siswa hanya mendengarkan pendapat

orang lain.

Siswa tidak mendengarkan,

memperhatikan, dan

menanggapi pendapat orang

lain.

Menanggapi/menjawab

pertanyaan

Siswa menjawab pertanyaan

guru, teman dan sebagainya

dengan jawaban yang

sebenarnya.

Siswa menjawab pertanyaan guru,

teman dan sebagainya dengan jawaban

yang kurang tepat.

Siswa tidak menjawab

pertanyaan guru, teman dan

sebagainya

Menyampaikan ide/gagasan/data Siswa

mengusulkan/menyampaikan

ide/gagasan kepada teman,

guru, dan sebagainya.

Siswa tidak

mengusulkan/menyampaikan

ide/gagasan kepada teman,

guru, dan sebagainya.

Page 124: Winda Syafitri Fitk

c. Format Wawancara

WAWANCARA

Variabel Kisi-kisi Pertanyaan

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan pendekatan

inkuiri

Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

Bagaimana kesanmu setelah mengikuti proses pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini (inkuiri) ?

Apakah pembelajaran ini menarik menurutmu? Jelaskan pendapatmu!

Kegiatan apa saja kamu lakukan selama kegiatan praktikum berlangsung?

Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum berlangsung? Jika

“ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa alasanmu!

Menurutmu, apakah pembelajaran seperti ini efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Apakah melalui pembelajaran ini (inkuiri) kalian mampu berhipotesis?

Apakah kalian berantusias untuk menguji hipotesis kalian?

Apakah kamu terlatih bekerja ilmiah melalui praktikum yang telah

dilakukan. Berikan alasanmu!

Keterampilan

proses sains yang

muncul

Keterampilan apa saja yang dapat kamu kembangkan melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan pendapatmu!

Dengan pembelajaran seperti ini, apakah kamu termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!

Page 125: Winda Syafitri Fitk

Lampiran 3. Pengolahan Data

a. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Pertemuan pertama

Aspek KPS Nomor absent siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1. Bertanya/mengajukan

pertanyaan

a. Bertanya untuk meminta

penjelasan 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3

b. Mengajukan pertanyaan

yang berlatar belakang

hipotesis

1 3 3 2 3 1 1 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2

2. Hipotesis

a. Membuat hipotesis/dugaan

sederhana dengan bahasa

sendiri

1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

b. Mengetahui bahwa ada

lebih dari 1 kemungkinan

penjelasan dari 1 kejadian

1 1 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3

c. Menyadari bahwa suatu

penjelasan perlu di uji

kebenarannya dengan

memperoleh bukti

1 1 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 2 3 2 3 1 1 3

Page 126: Winda Syafitri Fitk

Pertemuan kedua

Aspek KPS Nomor absent siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

3. Investigasi/merencanakan

percobaan

a. Menyiapkan alat dan bahan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

b. Membuat campuran 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

c. Merangkai alat praktikum 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

d. Menggunakan alat dengan

teknik yang benar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

e. Membuat tabel hasil

pengamatan 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2

4. Observasi

a. Mengamati perbedaan

larutan, suspensi, dan

koloid.

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

b. Mengamati sifat-sifat

koloid effek tyndall dan

koagulasi.

3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3

c. Menggunakan/mengumpul

kan fakta yang relevan 3 3 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3

5. Klasifikasi

a. Mencatat setiap

pengamatan ke dalam tabel 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2

b. Mencari perbedaan dan

persamaan. 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3

c. Mengontraskan sifat-sifat

2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3

6. Prediksi

a. Memperkirakan bentuk

campuran (homogen atau

heterogen)

2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

b. Memperikirakan

terjadinya gumpalan

pada susu setelah

penambahan perasan

jeruk nipis

3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1

Page 127: Winda Syafitri Fitk

Pertemuan ketiga

Aspek KPS Nomor absent siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

7. Interpretasi

e. Menggambarkan

/menterjemahkan data 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3

f. Menganalisis data 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

g. Menyajikan pemahaman

baru 2 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1

h. Membuat keismpulan

sesuai dengan hasil

pengamatan

3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3

8. Komunikasi

a. Mempresentasian hasil

pengamatan 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2

b. Mendiskusikan hasil

percobaan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

c. Menyampaikan

ide/gagasan/data 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3

d. Menyimak

pendapat/gambaran yang

disampaikan tiap kelompok

3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

e. Menjawab/menanggapi

pertanyaan 1 2 3 3 2 1 3 2 3 1 2 1 3 1 2 3 3 3 3 2 3

Page 128: Winda Syafitri Fitk

b. Hasil Perhitungan Lembar Observasi Keterampian Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan

Pertemuan No

Aspek yang

diamati Sub aspek yang diamati

Persentase (%)

sub aspek

Persentase (%)

rata-rata aspek Kategori

I 1 Bertanya a. Bertanya untuk meminta penjelasan. 79,36

77,4 Muncul tidak

sesuai b. Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis 75,4

2 Hipotesis a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasa sendiri 85,7

72,5 Muncul tidak

sesuai

b. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian 74,6

c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di

uji kebenarannya dengan memperoleh bukti 57,1

II 3 Investigasi a. Menyiapkan alat dan bahan 95,2

89,8 Muncul sesuai

b.Membuat campuran 95,2

c. Merangkai alat praktikum 90,5

d.Menggunakan alat dengan teknik yang

benar 95,2

e. Membuat tabel hasil pengamatan 73

4 Observasi a. Mengamati perbedaan larutan, suspensi,

dan koloid. 95,2

86,2 Muncul sesuai b.Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall

dan koagulasi. 87,3

Page 129: Winda Syafitri Fitk

c. Menggunakan/mengumpulkan fakta yang

relevan 76,2

5 Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam table 76,2

79,9 Muncul sesuai b.Mencari perbedaan dan persamaan. 87,3

c. Mengontraskan sifat-sifat 76,2

6 Prediksi a. Memperkirakan bentuk campuran

(homogen atau heterogen) 90,5

88,1 Muncul sesuai b.Memperikirakan terjadinya gumpalan pada

susu setelah penambahan perasan jeruk

nipis

85,7

III 7 Interpretasi a. Menggambar/menterjemahkan data 93,7

82,6 Muncul sesuai

b.Menganalisis data 98,4

c. Menyajikan pemahaman baru 47,6

d.Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil

pengamatan 90,5

8 Komunikasi a. Mendiskusikan hasil percobaan 88,9

88,2 Muncul sesuai

b. Mempresentasikan hasil pengamatan 100

c. Menyimak pendapat/gambaran yang

disampikan tiap kelompok 85,7

d. Menjawab/menanggapi pertanyaan 92

e. Mempresentasikan hasil pengamatan 74,6

Rata-Rata 83,1 Muncul sesuai

Page 130: Winda Syafitri Fitk

c. Data Hasil Wawancara Tiap Kelompok

Kelompok: 1

Variabel No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan pendekatan

inkuiri

1 Apakah kamu senang

belajar kimia disertai

dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

Senang, karena dapat lebih memahami

apa yang dipelajari bukan hanya teori

di buku atau penjelasan guru,

melainkan saya lebih mengetahui apa

yang saya pelajari.

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses

pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini

(inkuiri) ?

menarik, dapat menambah

pengetahuan.

3 Apakah pembelajaran ini

menarik menurutmu?

Jelaskan pendapatmu!

Menarik, dapat berinteraksi antar

teman lain kelompok.

4 Kegiatan apa saja yang

kamu lakukan selama

kegiatan praktikum

berlangsung?

Mempersiapkan alat dan bahan,

meggunakan alat dan bahan,

mengamati hasil kegiatan.

5 Apakah kamu menemukan

kesulitan selama praktikum

berlangsung? Jika “ya”

kesulitan apa yang kamu

hadapi, jika “tidak” apa

alasanmu!

Ya, pada saat memperkirakan larutan

dan koloid melalui percobaan effek

tyndall. Kotak pengamatan yang

kelompok saya buat terlalu kecil,

sehingga saya sulit mengamati apakah

cahayanya dihamburkan atau

diteruskan.

6 Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti ini

efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Kurang efektif, karena banyak

bercanda dan ketika presentasi

berlangsung banyak yang kurang

memperhatikan sehingga apa yang

disampaikan banyak yang tidak

dimengerti.

7 Apakah melalui Saya tidak dapat berhipotesis, karena

Page 131: Winda Syafitri Fitk

pembelajaran ini (inkuiri)

kamu mampu berhipotesis?

Apakah kamu berantusias

untuk menguji hipotesismu?

saya tidak mengerti, saya tidak

membaca buku sebelumnya dan

kurang memperhatikan pelajaran.

8 Apakah kamu terlatih

bekerja ilmiah melalui

praktikum yang telah

dilakukan. Berikan

alasanmu!

Belum begitu terlatih, karena belum

terbiasa, dan ini merupakan hal yang

baru buat saya.

Keterampilan

proses sains

9 Keterampilan apa saja yang

dapat kamu kembangkan

melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Keterampilan bertanya, keterampilan

untuk berbicara i depan kelas,

memperoleh pengalaman untuk

menggunakan alat-alat yang

digunakan dalam pengujian materi

10 Dengan pembelajaran

seperti ini, apakah kamu

termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Ya, karena dengan bertanya saya jadi

tahu.

Kelompok: 2

Variabel No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan pendekatan

inkuiri

1 Apakah kamu senang

belajar kimia disertai

dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

Senang, karena bisa membuktikan

suatu materi melalui percobaan.

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses

pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini

(inkuiri) ?

Mengasikkan, karena kita mencoba

metode pembelajaran yang baru dan

menjadi lebih berani dalam

mengungkapkan pendapat.

Page 132: Winda Syafitri Fitk

3 Apakah pembelajaran ini

menarik menurutmu?

Jelaskan pendapatmu!

Menarik, karena dapat berhipotesis

menurut pendapat sendiri.

4 Kegiatan apa saja yang

kamu lakukan selama

kegiatan praktikum

berlangsung?

Mengamati dan mencari tahu

kebenaran yang sesuai dengan teori.

5 Apakah kamu menemukan

kesulitan selama praktikum

berlangsung? Jika “ya”

kesulitan apa yang kamu

hadapi, jika “tidak” apa

alasanmu!

Tidak, karena anggota kelompok satu

sama lain saling membantu dan

kompak.

6 Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti ini

efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Efektif, karena lebih mudah

dimengerti pelajaran yang sedang

dibahas.

7 Apakah melalui

pembelajaran ini (inkuiri)

kalian mampu berhipotesis?

Apakah kalian berantusias

untuk menguji hipotesis

kalian?

Saya kurang mampu berhipotesis,

karena saya malas dan tidak membaca

buku sebelumnya, selain itu saya

kurang percaya diri dalam

menyampikan pendapat.

8 Apakah kamu terlatih

bekerja ilmiah melalui

praktikum yang telah

dilakukan. Berikan

alasanmu!

Ya, karena saya jadi lebih mengetahui

secara spesfik alat dan bahan kimia

dan cara penggunaannya.

Keterampilan

proses sains

9 Keterampilan apa saja yang

dapat kamu kembangkan

melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Komunikasi, berpendapat,

bereksperimen.

Page 133: Winda Syafitri Fitk

10 Dengan pembelajaran

seperti ini, apakah kamu

termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Ya, karena memunculkan rasa ingin

tahu yang lebih besar.

Kelompok: 3

Variabel No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan pendekatan

inkuiri

1 Apakah kamu senang

belajar kimia disertai

dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

Senang, karena dapat melatih

keterampilan, kekompakkan dan dapat

mengaplikasikannya dikehidupan

sehari-hari.

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses

pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini

(inkuiri) ?

Lebih kepada kebersamaan sehingga

dapat memecahkan permasalahan

bersama-sama.

3 Apakah pembelajaran ini

menarik menurutmu?

Jelaskan pendapatmu!

Menarik, karena pembelajarannya

lebih menekankan kepada penerapan

sehingga kita dapat memecahkan

masalah secara langsung.

4 Kegiatan apa saja yang

kamu lakukan selama

kegiatan praktikum

berlangsung?

Membuat hipotesis, melakukan

eksperimen, berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

5 Apakah kamu menemukan

kesulitan selama praktikum

berlangsung? Jika “ya”

kesulitan apa yang kamu

hadapi, jika “tidak” apa

alasanmu!

Ya, karena masih memiliki

keterbatasan dalam mengamati suatu

sistem. Misalnya dalam mengamati

larutan dan koloid melalui percobaan

effek tyndall.

Page 134: Winda Syafitri Fitk

6 Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti ini

efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Cukup efektif, karena dengan adanya

kelompok belajar dan praktik saya

dapat menguasai dengan cepat dari

apa yang sudah kita pelajari dan

mendapat masukan-masukan baik dari

kelompok lain maupun dari guru.

7 Apakah melalui

pembelajaran ini (inkuiri)

kalian mampu berhipotesis?

Apakah kamu berantusias

untuk menguji hipotesismu?

Saya kurang bisa berhipotesis, saya

mencoba untuk berhipotesis tapi

hipotesis saya tidak tepat. Karena saya

tidak baca buku sebelumnya.

8 Apakah kamu terlatih

bekerja ilmiah melalui

praktikum yang telah

dilakukan. Berikan

alasanmu!

Terlatih, karena terbiasa.

Keterampilan

proses sains

9 Keterampilan apa saja yang

dapat kamu kembangkan

melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Bertanya, merumuskan masalah, dan

meningkatkan kreatifitas.

10 Dengan pembelajaran

seperti ini, apakah kamu

termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Ya, karena pembelajaran seperti ini

memberi rasa ingin tahu, dan

membuat saya ingin membuat hal

yang baru dan bermanfaat.

Kelompok: 4

Variabel No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

1 Apakah kamu senang

belajar kimia disertai

dengan kegiatan praktikum?

Senang, karena dengan praktikum

saya dapat memahami perbedaan

koloid, larutan, dan suspensi.

Page 135: Winda Syafitri Fitk

dengan pendekatan

inkuiri

Jelaskan pendapatmu!

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses

pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini

(inkuiri) ?

Senang, karena saya dapat belajar

mandiri dalam merumuskan suatu

masalah dan memecahkan masalah.

3 Apakah pembelajaran ini

menarik menurutmu?

Jelaskan pendapatmu!

Manarik, karena pembelajaran seperti

ini baru buat saya, selain itu saya

dapat berkomunikasi dengan baik

antara satu sama lain.

4 Kegiatan apa saja yang

kamu lakukan selama

kegiatan praktikum

berlangsung?

Melakukan percobaan, mangamati,

mencatat apa yang diamati.

5 Apakah kamu menemukan

kesulitan selama praktikum

berlangsung? Jika “ya”

kesulitan apa yang kamu

hadapi, jika “tidak” apa

alasanmu!

Tidak, karena kami saling membantu

satu sama lain.

6 Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti ini

efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Efektif, karena ada praktikum yang

dapat membuat saya lebih mengerti

dan memahami pelajaran.

7 Apakah melalui

pembelajaran ini (inkuiri)

kalian mampu berhipotesis?

Apakah kalian berantusias

untuk menguji hipotesis

kalian?

Ya. Karena saya sudah paham

dasarnya, saya sebelumnya sudah

membaca materi sistem koloid.

Saya berantusias untuk mencari tau

kebenaran hipotesis saya melalui

percobaan.

8 Apakah kamu terlatih

bekerja ilmiah melalui

praktikum yang telah

dilakukan. Berikan

Belum cukup terlatih, karena metode

ini baru buat saya, jadi saya belum

terbiasa.

Page 136: Winda Syafitri Fitk

alasanmu!

Keterampilan

proses sains

9 Keterampilan apa saja yang

dapat kamu kembangkan

melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Keterampilan menggunakan alat dan

bahan.

10 Dengan pembelajaran

seperti ini, apakah kamu

termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Ya, karena dengan pembelajaran

seperti ini kita dapat terpacu dan

menimbulkan banyak pertanyaan dan

pasti akan meningkatkan kreatifitas

kita.

Kelompok: 5

Variabel No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

Respon siswa

terhadap

pembelajaran

dengan pendekatan

inkuiri

1 Apakah kamu senang

belajar kimia disertai

dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

Senang, karena belajar kimia dengan

praktikum tidak membosankan dan

saya bisa mendapat pengalaman baru.

2 Bagaimana kesanmu setelah

mengikuti proses

pembelajaran kimia dengan

pendekatan seperti ini

(inkuiri) ?

Metode pembelajaran seperti ini lebih

mudah dimengerti dan dapat

dikembangkan oleh kita.

3 Apakah pembelajaran ini

menarik menurutmu?

Jelaskan pendapatmu!

Ya menarik, karena dalam

pembelajran ini dapat berbagi

pendapat dengan anggota kelompok

lain.

4 Kegiatan apa saja kamu

lakukan selama kegiatan

praktikum berlangsung?

Merumuskan masalah, hipotesis,

berdiskusi dan juga tanya jawab.

5 Apakah kamu menemukan Ya. Ada beberapa kesulitan yang saya

Page 137: Winda Syafitri Fitk

kesulitan selama praktikum

berlangsung? Jika “ya”

kesulitan apa yang kamu

hadapi, jika “tidak” apa

alasanmu!

hadapi, yaitu dalam berhipotesis atau

menduga-duga suatu masalah, juga

dalam merumuskan masalah. Hal ini

karena baru buat kami. Kami terbiasa

dibimbing oleh guru.

6 Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti ini

efektif untuk dilakukan?

Berikan alasanmu!

Sangat efektif, karena saya dapat

mengembangkan pemikiran saya

sendiri dan masalah yang saya hadapi.

7 Apakah melalui

pembelajaran ini (inkuiri)

kalian mampu berhipotesis?

Apakah kalian berantusias

untuk menguji hipotesis

kalian?

Ya. Saya cukup bisa berhipotesis.

Karena saya sudah mengetahuinya

melalui buku, saya sudah baca materi

sistem koloid sebelumnya.

Saya cukup berantusias untuk

membuktikan hipotesis saya.

8 Apakah kamu terlatih

bekerja ilmiah melalui

praktikum yang telah

dilakukan. Berikan

alasanmu!

Terlatih, karena saya dapat

mengetahui hal-hal menarik yang baru

saya ketahui dari praktikum dan

pengalaman dari pembelajaran ini.

Keterampilan

proses sains

9 Keterampilan apa saja yang

dapat kamu kembangkan

melalui pembelajaran

seperti ini? Jelaskan

pendapatmu!

Keterampilan dalam berkomunikasi,

berfikir, berpendapat, memecahkan

masalah. Karena dalam pembelajaran

ini kita dituntut untuk tidak

mengandalkan guru (belajar dari kita,

oleh kita, dan untuk kita).

10 Dengan pembelajaran

seperti ini, apakah kamu

termotivasi untuk membuat

pertanyaan dan

meningkatkan kreativitas

kamu? Berikan alasanmu!

Termotivasi untuk belajar lebih aktif,

kreatif, dan lebih baik dari

sebelumnya. Selain itu saya berani

bertanya dan mengemukakan

pendapat karena dapat melatih otak

saya untuk berfikir lebih kreatif, dan

saya cenderung banyak ingin tahu.