Dhiza Namira Fatihanny-fitk

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    1/115

    IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI SARANA PRASARANA DI

    SMPN 5 TANGERANG SELATAN

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

    Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    Dhiza Namira Fatihany

    (1110018200045)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    2/115

     

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    3/115

     

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    4/115

     

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    5/115

    Abstrak

    Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementasi Strategi Pengelolaan

    Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan. Skripsi, Jakarta:

    Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta

     pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. strategi

    diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar

    dapat selalu memenangkan perang. Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang

    secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas,dan media pengajaran. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan

    dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di

    sekolah.

    Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,

    dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data

     penelitian menggunakan instrumen : observasi awal, dokumentasi serta

    wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan

     prasarana, kepala TU dan beberapa guru

    Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pengadaan serta pemeliharaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan belum semuanya terlaksana

    dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan beberapa fasilitas sarana dan

     prasarana yang ada seperti laboratorium biologi yang disatukan dengan gudang

    dan ruang guru yang kurang luas sehingga mengakibatkan suasana yang kurang

    kondusif.

    Kata Kunci : Strategi, Pengelolaan, Sarana dan Prasarana.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    6/115

    Abstract

     Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementation Strategy Education

     Facilities and Infrastructure Management at SMPN 5 South Tangerang. 

    Thesis,

     Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching

    Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.  April 2015 

    This study aims to determine the planning, procurement and maintenance of

     facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang. the strategy is defined

    as a plan to lead an army in order to always win the war. 

     Education means that

    the equipment is directly used for the educational process, such as tables, rate i,

    class, and teaching media.  Education infrastructure are all basic accessory device

    that indirectly support the implementation of the educational process at school. 

    This type of method is carried out in this study is a qualitative research, using

    descriptive analysis approach, using research data collection instruments

    instruments: initial observation, documentation and interview with the school

     principal, vice principal fields of infrastructure, head of TU and some teachers 

    The results showed that the planning, procurement and maintenance of facilities

    and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang's not all done well. 

     It can be seen

     from the state of some facilities of existing infrastructure such as biology

    laboratory and warehouse space together with teachers who are less extensive,

    resulting in an atmosphere which is less conducive. 

     Keywords: Strategy, Management, Infrastructures. 

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    7/115

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan

    karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi

    Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan“ penulis menyadari bahwa masih

     banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal

    yang dapat penulis lakukan.

    Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang

     berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan

    ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

    1.  Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.  Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen

    Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen pembimbing kedua, saya sangat

     berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan

    kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi.

    3.  Dr. Fathi Ismail MM, dosen pembimbing pertama yang selalu

    meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya

    skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam

    hidupnya. Amin.

    4. 

    Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5.  Bapak Alan Suherlan. S.Pd, MM. Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang

    Selatan yang dengan ramah dalam menerima dan membantu penulis

    selama proses penelitian.

    6.  Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam

    memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini,

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    8/115

    ii

    khususnya kepada Bapak Fatur Rachman, Ibu Umiyati S.Pd, Ibu

    Jumariah S.Pd, Bapak Haerudin S.Pd  yang telah membantu penulis

    dalam penelitian.

    7. 

    Buchori Muslim, S.Sos, suami yang baik, yang memberikan dorongan

    semangat moril maupun materiil. Yang selalu bekerja keras untuk

    menghidupi keluarga kecil kami. Terimakasih banyak Ayah. Kamu

    yang terbaik.

    8.  H. Dadang Sutrisna, ayah yang selalu memberikan semangat kepada

     penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN

    Syarif Hidayatullah.

    9.  Hj. Sri Mulyati, Amih yang baik, yang selalu membantu mengurus dan

    menjaga Syaqilla semasa penulis menyelesaikan skripsi.

    10. 

    Kedua Kakak, Rizsky Pratama Sutrisna, S.Sos dan Rizsa Mulyawan,

    ST, serta kedua kakak ipar yaitu Anggraini Puspitasari SE, Robiatul

    Alawiyah SE. Terimakasih telah memberikan semangat dan

     pengalaman kepada penulis.

    11. 

    Syaqilla Kanaya Adzra anak cantik yang memberikan senyuman

    semangat untuk bunda. Terimakasih sayang, kamu anak yang pintar.

    Bunda sayang Qilla selalu.

    12.  H. Supandi Mansyur dan Hj. Nuraini bapak dan mama mertua

    terimakasih sudah mendoakan dan memotivasi penulis dalam

    menyelesaikan skripsi. Untuk mama mertua semoga Allah memberikan

    mama kesehatan. Amin ya rabbal alamin

    13. 

    Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Popy Lukitawati,

    Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah,

    Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, makasih geng mecin udah

    mengajak penulis makan mecin terus dan Ari istiara yang rela

    mengorbankan waktunya untuk membantu penulis dalam

    menyelesaikan skripsi, Lia Dahlia makasih udah jadi teman semasa

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    9/115

    iii

     bimbingan, serta memberikan motivasi dan mendoakan penulis.

    Terimakasih teman-teman.

    14.  Mba Apong Nurhayati. Terimakasih ya mba sudah membantu dalam

    mengurus rumah dan selalu menanyakan kapan wisuda, sehingga

     penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

    15.  Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,

    terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan

    skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

    Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu

     penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

    skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

    Jakarta, 28 April 2015

    Penulis

    DHIZA NAMIRA FATIHANY S.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    10/115

      iv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN 

    LEMBARAN PERNYATAAN 

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

    ABSTRAK ......................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN 

    A.  Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. 

    Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

    C.  Pembatasan Masalah ........................................................................ 5

    D.  Perumusan Masalah........................................................................... 5

    E.  Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

    F.  Manfaat Penelitian........................................................................... ..6

    BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

    A.  Pengertian Strategi ............................................................................ 7

    1.  Perumusan Strategi .................................................................. ..8

    a.  Strategi Umum .................................................................. 10

     b.  Strategi Operasional .......................................................... 11

    B. 

    Sarana dan Prasarana Pendidikan

    1. 

    Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 13

    2.  Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan ................................ .15

    3. 

    Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan ................... .16

    a.  Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai ............................... 16

     b.  Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan ..... 16

    c. 

    Ditinjau dari Hubungan dengan Proses Belajar ................. 17

    4.  Pengelolaan Sarana dan Prasarana .......................................... ..18

    a. 

    Perencanaan ........................................................................ 18

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    11/115

      v

     b. 

    Pengadaan .......................................................................... 20

    c.  Pemeliharaan ...................................................................... 24

    C.  Penelitian yang Relevan .................................................................. 28

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 30

    B. 

    Metode Penelitian ............................................................................ 30

    C.  Sumber dan Jenis Data .................................................................... 31

    1.  Sumber Data ............................................................................. 31

    2. 

    Jenis Data .................................................................................. 31

    D.  Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31

    E.  Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 32

    F. 

    Analisa Data ................................................................................... 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 35

    1. 

    Profil SMPN 5 Tangerang Selatan ............................................ 35

    2.  Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5

    Tangerang Selatan .................................................................... 36

    3.  Keadaan Siswa .......................................................................... 38

    4.  Prestasi Siswa ........................................................................... 39

    B. 

    Deskripsi dan Analisa Data .......................................................... ...40

    1.  Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ...........…40

    2. 

    Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

    Pendidikan ................................................................................. 42

    a.  Perumusan Strategi ............................................................. 42

     b.  Strategi Umum .................................................................... 46

    c.  Strategi Operasional ............................................................ 49

    d.  Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan

    Prasarana ............................................................................. 52

    1) 

    Perencanaan .................................................................. 52

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    12/115

      vi

    2) 

    Pengadaan ..................................................................... 53

    3)  Pemeliharaan ................................................................. 56

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan ...................................................................................... 59

    B.  Saran ............................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    13/115

      vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Keterangan Halaman

    3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 32

    4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 36

    4.2 Data Tenaga Kependidikan 37

    4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 38

    4.4 Prestasi Akademik 39

    4.5 Prestasi Non Akademik 39

    4.6 Tabel Analisis SWOT 44

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    14/115

    vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Keterangan Halaman

    3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 41

    4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 41

    4.2 Data Tenaga Kependidikan 41

    4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 42

    4.4 Prestasi Akademik 43

    4.5 Prestasi Non Akademik 44

    4.6 Tabel Analisis SWOT 49

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    15/115

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah hal yang perlu dimiliki setiap orang, untuk investasi

    di masa depan. Pada hakikatnya, pendidikan di zaman era globalisasi

    menuntut manusia untuk lebih kreatif. Dengan pendidikan SDM akan mudah

    atau mampu mengatasi masalah-masalah yang terdapat disebuah organisasi

    atau sekolah. Memang sesungguhnya bahwa manusia merupakan unsur

    terpenting dalam organisasi atau sekolah. Mengingat pentingnya unsur

    manusia itulah mengapa dalam menyusun suatu perencanaan atau program,

     jenis, jumlah dan kualifikasi para pelaksananya harus tergambar secara

     jelas.1Sekolah membutuhkan manusia-manusia yang pandai dalam rangka

    meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 disebutkan bahwa

    “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

     pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

    tuntutan perubahan zaman.”2 

    1  Sondang P. Siagian,  Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

    1993 ,Jakarta: CV. Haji Masagung, h.872 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    16/115

    2

    Dalam konteks ini bahwa Pendidikan nasional harus berdasarkan pada

    Pancasila dan Undang-undang. Yang diharapkan peserta didik dapat

    menerapkan nilai-nilai agama, menjadi pribadi yang baik, taat kepada Tuhan

    yang Maha Esa, menerapkan kebudayaan nasional Indonesia dan dapat

    mengikuti perkembangan zaman. Pada era globalisasi hal yang penting

    dipersiapkan adalah manusia yang berkompeten. Untuk melahirkan manusia

    tersebut harus melalui jalur pendidikan. Pada saat ini masyarakat semakin

    menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan

    dimasa mendatang. Sumber daya manusia yang berkompeten juga dilahirkan

    untuk mengembangkan IPTEK, agar siap untuk menghadapi tantangan

    eksternal. Terbukti pada saat ini tekhnologi sudah masuk di dunia pendidikan.

    Dimana setiap siswa dapat mengakses informasi secara efisien dan

    efektif.Sekolah mempunyai pihak-pihak terkait mengenai perencanaan

     program pendidikan di sekolah. Pihak-pihak tersebut sangat dibutuhkan ide,

    ilmu pengetahuannya dalam merumuskan perencanaan strategis.

    Perencanaan strategis adalah suatu kegiatan jangka panjang yang

    dilakukan organisasi dalam menentukan strategi atau rancangan untuk

    mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi ke masa yang akan

    datang, apa saja yang dikerjakan, siapa yang melakukan, dan sebagainya, demi

    mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pentingnya perencanaan strategi

    adalah memberikan kerangka dasar mengenai perencanaan-perencanaan apa

    saja yang harus dibentuk, perencanaan strategi membantu akan pemahaman

    akan bentuk-bentuk perencanaan lainnya, perencanaan strategi memberikan

    konsepsi yang jelas bagi sebuah instansi untuk memformulasikan sasaran serta

    rencana-rencana yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi atau

    instansi.

    Perencanaan strategis mengandaikan bahwa sebuah organisasi harus

    tanggap terhadap lingkungan yang dinamis yang sulit diramal. Perencanaan

    strategis menekankan pentingnya membuat keputusan-keputusan yang

    menempatkan organisasi khususnya sekolah untuk berhasil menanggapi

     perubahan lingkungan. Fokus perencanaan strategis adalah pada pengelolaan

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    17/115

    3

    strategis, artinya, penerapan pemikiran strategis pada tugas pemimpin sebuah

    organisasi sekolah guna mencapai tujuan.3Perencanaan strategis memudahkan

    suatu organisasi untuk menentukan sasaran dan rencana-rencana yang dapat

    menunjang dalam proses pendidikan. Salah satunya yang dapat memajukan

    mutu sekolah adalah sarana dan prasarana.

    Sebagai lembaga pendidikan, dalam melaksanakan pendidikan tentu

    diperlukan hal-hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Proses

    kegiatan belajar memerlukan tempat yang layak sesuai standarisasi sarana

     prasarana yang ada, tempat yang nyaman untuk proses belajar mengajar dapat

     berjalan dengan lancar. Sarana prasarana yang mengacu untuk

    keberlangsungan proses belajar mengajar setidaknya memiliki tempat yang

    layak untuk berlangsungnya proses KBM. Karena proses KBM yang baik juga

    ditunjang dari sarana-prasarana nya. Sarana prasarana yang memadai dapat

    membantu mencari informasi, membantu menggali informasi, memudahkan

    guru dalam memberikan materi dengan media-media pembelajaran yang aktif

    dan unik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik.

    Sarana prasarana yang baik tentu sesuai dengan standarisasi sarana prasarana.

    Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI pasal 42 ayat 2 “Bahwa setiap

    satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

    ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

     perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

    ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,

    tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat yang lain diperlukan

    untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.”4 

    Sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan rencana yang sudah

    dibuat, harus pula sesuai dengan standarisasi yang ada, sehingga ketercapaian

    tujuan terlaksana dengan baik. Untuk menunjang proses belajar mengajarpun

     bisa terlaksana dengan baik, dengan sarana prasarana yang memadai. Sekolah

    yang baik tidak hanya sekolah yang mempunyai guru yang berkompeten,

    3 Michael Allison Jude Kaye,  Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, 2005, Jakarta:

    Media Grafika, h.54 Undang-Undang dan Pemerintahan RI tentang Pendidikan. h.178

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    18/115

    4

    tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap

    satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada.

    Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi

    daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai,

    maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang

    merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik

    kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak

     baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari

    cara pengadaan, penyimpanannya, pemeliharaan perlengkapan,

     penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak

     pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang

    sebenarnya.

    Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat

     belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena

    didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala

    sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk

    sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah

    meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat

    mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung.

    Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah

    kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal

    yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak

    Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena

     berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses

     pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima

    oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang

    diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam

     proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada

     perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada

    tahun depan.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    19/115

    5

    Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana

    dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan

    kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah

    yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan

    secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “ Implementasi

    Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang

    Selatan” 

    B.  Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan

    identifikasi masalah sebagai berikut :

    1.  Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis.

    2. 

    Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian

    fasilitas secara optimal.

    3.  Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu.

    4.  Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan.

    5. 

    Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan6.  Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan

     prasarana.

    C.  Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan

     pembatasan masalah sebagai berikut:

    1. 

    Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola

    sarana prasarana.

    2.  Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.

    D.  Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan

     perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi strategi

     pengelolaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan” 

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    20/115

    6

    E.  Tujuan Penulisan

    Penelitian ini bertujuan untuk: 

    1.  Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di

    SMPN 5 Tangerang Selatan.

    2.  Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5

    Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana.

    3. 

    Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN

    5 Tangerang Selatan

    F.  Manfaat Penulisan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:  

    1.  Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru

    yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam

    mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana

    demi menunjang kegiatan belajar mengajar.

    2.  Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide,

    gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang

    terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya

    terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana

     pendidikan.

    3.  Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi

    sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana

     pendidikan agar menjadi lebih berkualitas.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    21/115

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.  Pengertian Strategi

    Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani

    yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama

     perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam

    rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan

    dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas,

    dan lain sebagainya.1 

    Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu

    rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu

    memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam

    konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti

    lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan

    sumber daya dan usaha suatu organisasi.2 

    Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang

    dijelaskan oleh Jain sebagai berikut:

    a. 

    Sumber daya yang dimiliki terbatas.

     b.  Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.

    1

     Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik , ( Jakarta: PT.Grasindo, 2004) cet.II, h.52 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    22/115

    8

    c. 

    Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.

    d.  Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang

    waktu.

    e. 

    Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.3 

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu

    rencana untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang

    memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga

    sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah

    kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan

    ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas

     bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada

    ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya

    tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan

    komitmen sehingga komitmen tersebut dapat berjalan sesuai yang

    direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus

    dikoordinasikan sepanjang waktu, karena sebuah keputusan harus

    dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam

    menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

    Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih,

    karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia, kesalahan-

    kesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik

    dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang

    telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan.

    1. 

    Perumusan Strategi

    Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi

    strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan

    implementasi daripada mengatakan bahwa sedang berusaha

    melakukannya (perumusan strategi). Meskipun berhubungan, tetapi

    implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan

    impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

    3 Bambang tri cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    23/115

    9

    a. 

    Perumusan strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan

    tindakan

     b.  Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola

    semua hal selama tindakan dijalankan

    c.  Perumusan strategi berfokus pada efektivitas

    d.  Implementasi strategi berfokus pada efisiensi

    e. 

    Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual

    f.  Implementasi strategi terutama adalah proses operasional

    g.  Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang

     baik

    h.  Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian

    kepemimpinan

    i. 

    Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa

    individu

     j.  Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak

    individu.4 

    Perumusan strategi tidak selalu menjamin implementasi yang baik.

    Karena pada hakikatnya implementasi lebih sulit daripada

     perencanaannya, hambatan-hambatan selalu datang dan selalu mencari

    solusi yang terbaik agar tercapainya implementasi yang maksimal.

    Perbedaan-perbedaan yang melihatkan bahwa perumusan strategi dengan

    implementasi strategi sangat berbeda konsep tetapi tetap berhubungan

    yaitu perumusan strategi lebih kepada perencanaan sebelum dilakukannya

    tindakan. Perumusan menitikberatkan pada efektivitas atau tepat guna

    sedangkan implementasi strategi lebih kepada tepat sasaran. Perumusan

    strategi terutama adalah proses intelektual sedangkan implementasi proses

    operasional, karena perumusan strategi lebih kepada pemikiran yang

    matang agar terkonsep dan tidak salah dalam mengambil keputusan.

    Sedangkan implementasi lebih kepada proses yang dijalankan. Perumusan

    4

     Fred R. david,  Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) edisi 10 h.338-339

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    24/115

    10

    strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik jadi

     perumusan strategi harus mmpunyai keahlian evaluasi yang tepat secara

    cepat dengan analisa yang baik. Implementasi strategi membutuhksn

    motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan. Pada penerapannya proses

    implementasi membutuhkan kepemimpinan untuk memonitori target target

    yang ingin dicapai. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi setiap

    individu karna perumusan strategi dibuat oleh team-team yang

     bersangkutan, tidak banyak campur tangan tetapi hasil yang memuaskan.

    Sedangkan implementasi strategi harus dengan persetujuan atau kerjasama

    oleh banyak individu, karena pada penerapannya lebih sulit daripada

     perumusannya, jadi membutuhkan banyak orang seperti contoh di sekolah

    yang dibantu oleh karyawan, guru, dan staf-staf lain.

    a.  Strategi Umum

    Para perancang sistem perencanaan sepakat tentang pentingnya

     peran strategi umum. Strategi umum sering disebut dengan strategi

    induk atau bisnis, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik.

    Mereka merupakan dasar bagi tindakan terkoordinasi dan

     berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai sasaran bisnis

     jangka panjang. Strategi umum menetapkan periode waktu untuk

    mencapai sasaran jangka panjang.  5  Jadi, suatu strategi umum dapat

    didefinisikan sebagai rencana induk yang pedoman tindakan-tindakan

     penting yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu

    yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan harus mempunyai strategi

    umum karena merupakan acuan untuk mencapai tujuan. 

    Tujuan strategi umum ada dua: (1) menyajikan, menguraikan,

    membahas yang perlu dipertimbangkan para manajer strategic dan (2)

    menyajikan ancangan untuk memilih salah satu strategi umum yang

    optimal dari alternative-alternatif yang ada.

    5

      Pearce dan Robinson,  Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian ,(Jakarta: Binarupa Aksara,1997), jilid 1, h. 289.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    25/115

    11

    Dari tujuan strategi umum dapat disimpulkan bahwa strategi umum

    membahas hal-hal yang akan dipertimbangkan sehingga tidak salah

    langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi umum juga

    menyajikan rencana yang optimal dari alternative yang telah

    disediakan.

    b.  Strategi Operasional

    Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh

    menyimpang dari Renstra sehingga antara renstra dan Renop harus

    terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang

    selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan

    monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbing oleh berbagai

     pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Berikut langkah-langkah

    menyusun rencana operasional yaitu (1) melakukan analisis

    lingkungan sekolah saat ini, (2) melakukan analisis pendidikan sekolah

    saat ini, (3) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan,

    (4) merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan

    satu tahun kedepan, (5) merumuskan tujuan tahunan, (6)

    mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk

    mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat

    kesiapannya, (7) melakukan analisis SWOT, (8) menyusun langkah-

    langkah pemecahan persoalan, (9) menyusun rencana program sekolah,

    (10) menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai), (11)

    menyusun rencana biaya, (12) menyusun rencana pelaksanaan

     program, (13) menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, (14)

    membuat jadwal pelaksanaan program, (15) menentukan

     penanggungjawab program.6 

    6 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT.Refika Aditama,2009) cet-2, h.104

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    26/115

    12

    Dapat disimpulkan bahwa rencana operasional disusun berdasarkan

    Renstra dan tidak boleh menyimpang, karena akan menjadi pedomandalam menjalankan monitoring dan evaluasi terhadap proses disekolah.

    Terdapat langkah-langkah dalam rencana operasional yaitu melakukan

    analisis lingkungan sekolah, analisis lingkungan ini menitikberatkan

     pada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan

     berpengaruh pada operasional sekolah. Selanjutnya melakukan analisis

    sekolah saat ini, analisis ini dilakukan dalam menganalisis internal

    yang ada disekolah yang akan dan mempengaruhi penyelenggaraan

     pendidikan. Melakukan analisis satu tahun kedepan dimaksudkan agar

    sekolah dapat mempunyai potret sekolah yang diharapkan pada satu

    tahun kedepan, menentukan kesenjangan antara situasi sekolah dan

    yang akan diharapkan satu tahun kedepan sehingga apa yang

    diharapkan sekolah dapat dicapai. Merumuskan tujuan atau sasaran

    merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang lebih rinci terukur dari

    lima tahunan dalam renstra. Melakukan identifikasi terhadap fungsi-

    fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Melakukan

    analisis swot untuk mengenali tingkat kesiapan pada sekolah tersebut.

    Merumuskan alternative pemecahan persoalan yang dimaksudkan agar

    ketika planning A tidak dapat berjalan atau gagal sekolah juga harus

    memilki planning B untuk memberikan solusi yang tepat. Pihak terkait

    seperti kepsek, komite sekolah dll menentukan program-program

    untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menentukan tonggak-

    tonggak keberhasilan yaitu apa saja yang menjadi kunci keberhasilan

    dalam waktu kapan akan dicapai. Menyusun rencana biaya atau yang

    disebut dengan RAPBS. Didalam RAPBS sudah jelas bahwa setiap

     program atau kegiatan harus nampak jelas dan terperinci untuk

    memudahkan dalam menentukan dana yang diperlukan.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    27/115

    13

    Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih

    kepada cara untuk mensukseskan tujuan yang akan dicapai. Menyususrencana evaluasi yang dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat

    terkontrol dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Jika

     program-program telah disusun makan diperlukan alokasi waktu atau

    membuat jadwal pelaksanaan program. Setiap kegiatan harus

    menentukan siapa yang menjadi penanggungjawab program agar setiap

    kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.

    B. Sarana dan Prasarana Pendidikan

    1.  Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Guru merupakan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan

     proses pendidikan. Guru juga harus mampu mengelola proses belajar

    mengajar secara professional. Namun, bukan berarti bahwa unsur-unsur

    lain tidak pentiing dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang

     penting pula dalam proses kegiatan pendidikan ialah sarana dan prasarana.

    Sarana dan prasarana pendidikan tentu memiliki peran yang penting dalam

     proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dewasa ini menuntut

     pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi yang

    dibutuhkan, tidak terlepas oleh pentingnya sarana dan prasarana yang

    diperlukan dan dibutuhkan oleh murid. 

    Sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang proses kegiatan

     belajar mengajar untuk menjadikan proses pendidikan lebih baik efektif

    dan efisien. Sarana prasarana sekolah harus dipelihara dengan baik agar

    nilai kegunaannya terjaga sehingga proses pendidikan dapat terlaksana

    dengan baik. Berikut definisi sarana dan prasarana pendidikan menurut

     para ahli.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    28/115

    14

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing

    terkenal dengan istilah “ school plant administration”, yang mencakup

    lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.7 

    Menurut Sri Minarti, Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang

    secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja,

    kursi, kelas, dan media pengajaran.8  Menurut Ibrahim Bafadal, Sarana

     pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang

    secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.9 

    Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah

    semua perangkat, baik itu peralatan, bahan maupun perabot yang secara

    langsung digunakan dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.

    Menurut Ali Imron dan kawan-kawan, Prasarana pendidikan adalah

    semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung

    menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10 Menurut Suryadi,

     prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

    menunjang jalannya proses pendidikan.11 

    Dari definisi menurut para ahli diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa

     pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah segala proses kegiatan

     pendidikan yang direncanakan yang dapat menunjang proses kegiatan

     pendidikan baik menunjang secara langsung maupun tidak langsung.

    Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar akan mendapat

    nilai penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. Sarana prasarana

     juga mejadi aspek yang penting karena adanya tempat untuk belajar,

    media-media untuk menyampaikan materi akan menjadikan guru lebih

    mudah dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana dan

    7 Suryadi., Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya,  (Bandung: PT Sarana

    Panca Karya Nusa, 2009) h.1258 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta:

    Ar-Ruzz Media, 2012), h. 2519  Ibrahim Bafadal.,  Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya,  (Jakarta: PT

    Bumi Aksara, 2003) cet-1, h. 210

     Ali Imron, dkk,  Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003)cet-1 h.85

    11

     Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT SaranaPanca Karya Nusa, 2009) h.124

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    29/115

    15

     prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih,

    rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi

    guru maupun murid untuk berada di sekolah.

    2.  Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah

    memberikan layanan pendidikan secara professional di bidang sarana dan

     prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan

    secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan sarana dan prasarana

     pendidikan di sekolah sebagai berikut : 

    a.  Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui

    sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama,

    sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai

    dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

     b.  Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara

    tepat dan efisien

    c. 

    Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,

    sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap

    diperlukan oleh semua personel sekolah.12 

    Tujuan daripada sarana prasarana adalah memberikan layanan

     pendidikan yang baik, memfasilitasi berjalannya proses belajar

    mengajar demi terciptanya pembelajaran yang nyaman. Sarana

     prarasara diupayakan baik karena sekolah memerlukan fasilitas untuk

    dilakukannya pembelajaran. Karena sarana prasarana dapat membantu

     berjalannya program pemerintah yang tertera pada UUD 1945 yaitu

    mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya melalui sarana dan prasarana

    yang baik dan berkualitas.

    12

     Ali Imron, dkk,  Manajemen Pendidikan Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1, h.86-87

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    30/115

    16

    3.  Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Sehubung dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan

    menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1)

    habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3)

    hubungan dengan proses belajar mengajar.

    a.  Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai

    Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

     pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana

     pendidikan tahan lama.

    (1) 

    Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai

    Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau

    alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative

    singkat, seperti kapur tulis, sepidol, penghapus dan sapu, serta

     beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA.

    (2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama

    Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau

    alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu

    yang relative lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer,

    dan peralatan olahraga.

    b.  Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan

    (1) Sarana Pendidikan yang Bergerak

    Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang

     bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan

     pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa

    digerakkan atau dipindahkan kemana saja.

    (2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak

    Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana

     pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk

    dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta

    saluran air dari PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    31/115

    17

     pipanya, yang relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-

    tempat tertentu.

    c.  Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

    Dalam hubungannya proses belajar mengajar, ada dua jenis

    sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung

    digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis,

    sepidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan

    lainnya yang digunakan buru dalam belajar mengajar. Kedua, sarana

     pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses

     belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor.13 

    Macam-macam sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi 3

    klasifikasi dari bermacam sudut yaitu habis tidaknya dipakai,

     bergerak tidaknya pada saat digunakan dan hubungan dengan proses

     belajar. Dilihat dari sudut habis tidaknya dipakai ada dua macam

    sarana pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan

    sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang habis

    dipakai adalah segala alat yang digunakan dapat habis dalam waktu

    yang cepat atau singkat seperti spidol, kapur tulis dan lain-lain. Lalu

    sarana pendidikan yang tahan lama adalah segala bahan atau fasilitas

    yang digunakan dapat bertahan lama atau dapat habis dalam waktu

    yang lama seperti bangku, kursi, meja dan lain-lain. Adapun dari

    sudut bergerak tidaknya pada saat digunakan dapat dibedakan

    menjadi dua macam yaitu sarana pendidikan yang bergerak

    dansarana pendidikan yang tidak bergerak. Sarana pendidikan yang

     bergerak adalah sarana atau fasilitas sekolah yang digunakan dapat

    digerakkan atau dipindahkan sesuai fungsinya seperti lemari, meja,

    dan lain-lain.

    13

      Sri Minarti,  Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011) cet-1 h.254-256

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    32/115

    18

    Selanjutnya sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah

    sarana yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan contohnya

    adalah tanah, gedung dan lain-lain. Dilihat dari sudut yang ketiga

    yaitu hubungannya dengan proses mengajar adalah sarana yang

    langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti buku,

    ruang kelas, alat pelajaran (alat peraga), LAB dan-lain-lain. Dan

    sarana yang tidak langsung dalam proses belajar mengajar adalah

    taman, lapangan upacara dan lain-lain. Tetapi dalam hubungannya

    semua menjadi satunkesatuan untuk menunjang proses belajar

    mengajar agar lebih bermutu.

    4.  Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil

    atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang

     bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan

    sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif

    dan efisien.14  Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang

     berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik.

    Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3)

    Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7)

    Pemeliharaan dan (8) Penghapusan15

     

    Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas

    semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga

    hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana

    dan prasarana.

    a.  Perencanaan

    Ditinjau dari arti katanya,  perencanaan adalah suatu proses

    memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram

    14  Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran,

    (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.8115

     Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT SaranaPanca Karya Nusa, 2009) h.125. 

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    33/115

    19

    yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan

    tertentu.16 

    Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik

    dan tidak gegabah ( sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan

    ( planning/programming ) yang matang dan baik dilaksanakan demi

    menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.

     perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan,

    dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk

    mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk

    dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat

    kepentingannya.17 

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal

    dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari

    sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan

    datang.18

    .

    Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk

    kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya

    dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun

     berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat

     pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi

    dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu

    dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan

    ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan

    dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan

    untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila

    ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan

    dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan

    16  Ibrahim Bafadal,  Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya,  (Jakarta: PT

    Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26.17

     Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 114

    18

      Sri Minarti,  Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 250

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    34/115

    20

     pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana

     prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang

    harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana

    yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus

    diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi

    menunjangnya kegiatan belajar mengajar tetapi harus adanya

     perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak

     begitu dipentingkan menjadi penting adanya.

    Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan

    selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni

    Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu:

    1)  Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

    diajukan setiap unit kerja sekolah

    2)  Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.

    3)  Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan

     perlengkapan yang tersedia sebelumnya

    4) 

    Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran

    sekolah yang telah tersedia

    5) 

    Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana

    atau anggaran yang ada

    6)  Penetapan rencana akhir.

    b.  Pengadaan

    Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

    semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai

    dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala

    kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi

    keperluan pelaksanaan tugas.19

      Pengadaan adalah semua kegiatan

    19

      Sri Minarti,  Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 258

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    35/115

    21

     penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas

    sekolah.20 

    Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang

    dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan

    dalam proses kegiatan belajar mengajar.

    Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional

     pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan

     persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian

    kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan

     persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan

    spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun

    sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan

    sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh

    sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang

    ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22

     

    Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan

    hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk

    mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui

    tahap-tahap sebagai berikut:

    1)  Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang

    membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis

    materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan.

    Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

    2) 

    Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan

    daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala

     prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan

    yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

    20 Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h.

    17621

    Sri Minarti,  Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259

    22

      Sri Minarti,  Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 12

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    36/115

    22

    3) 

    Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada.

    Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan

    reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk

    diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya.

    4)  Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih

    dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak.

    5)  Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah

    mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana

     baik dari dana rutin maupun non rutin.

    6) 

    Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat.

    Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian,

    kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23 

    Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua

    keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan

    dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana

     pendidikan dilakukan sebagai berikut:

    1) 

    Pengadaan tanah

    Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara

    membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24 

    2)  Pengadaan bangunan

    Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan

    membangun/mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa,

    menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan

     pengadaan tanah)3)  Pengadaan perabot

    Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah

    tangga yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan atau

     pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang antara lain

    23  Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),

    (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259.24

     Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 137

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    37/115

    23

    meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan

    lain-lain.

    Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli,

    membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan.

    a)  Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock ) dan

    membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan

    ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan.

     b)  Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik

    serta disesuaikan dengan biaya dengan kemampuan yang

    tersedia.

    c)  Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3

    yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses

    verbal.

    4)  Pengadaan kendaraan/alat transportasi

    Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau

     barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah

    hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan

    untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat.

    5)  Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis

    kantor (ATK)

    Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alat-

    alat praktikum), alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat

     penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas,

    tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang

     berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender

    dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat

    diadakan/dibeli melalui dana taktis.25 

    25

     Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 137-138

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    38/115

    24

    c.  Pemeliharaan

    Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan

     perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus

    untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam

    keadaan baik dan atau siap pakai.26 

    Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan

    digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau

    hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan.

    Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan

     prasarana pendidikan adalah sebagai berikut: 1)  Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat

     penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk

    membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan

    dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

    2)  Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung

    kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

    3)  Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui

     pengecekan secara rutin dan teratur.

    4)  Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan

    alat tersebut.27 

    Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana

     juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan

    Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik,

    sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak

    diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya

     pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan

    sarana prasana yang berlebihan.

    Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan

    di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

    26 Piet A. Sahertian,  Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h.

    19527

      Sri Minarti,  Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 269.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    39/115

    25

    1) 

    Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan

     prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan

    tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan

    yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan,

     pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat.

    2)  Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam

     pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah

    3)  Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai,

    membersihkan pintu.

    4) 

    Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran

    tembok.28 

    Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang

    terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara

     berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.

    Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan

    orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan

    menjadi :

    1)  Pemeliharaan barang habis pakai

    Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat

    yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative

    singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu

    yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering

    digunakan oleh guru untuk pembelajaran.

    2) 

    Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama

    Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan

    atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara

    lain:

    28 Ali Imron, dkk.  Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003)

    cet-1 h.9129

     Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasiny, (Jakarta: PT BumiAksara, 2004) cet-II h.2

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    40/115

    26

    a) 

    Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin

     pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain), memerlukan

     pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh

     pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan

    cara membersihkan debu, menutup kembali setelah

    dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan

    ketentuan pabrik.

     b)  Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan

     perbaikan jika ada kerusakan.

    c) 

    Gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari seperti

     pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas

    kerusakan baik ringan maupun berat.

    d) 

    Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan

     perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh

     pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air

    radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat

    kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan

     berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik.

    e) 

    Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan

     berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan

    debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku

    dengan obat anti hama.

    f)  Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian

     pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan

     pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan

     petunjuk pabrik.

    g)  Tanah. Pemeliharaannya hanya berupa pemagaran dan

     pembersihan.30 

    30

     Piet A. Sahertian, Dimensi AdministrasiPendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet-1h. 196-198

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    41/115

    27

    Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat

     berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak

    menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut

     perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan

    adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian

    kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam

    keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau

     perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut

    ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang.

    Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari

    (setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam

     jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual),

    misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah

     jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu

    (mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan

     barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak

    habis pakai, seperti pemeliharaan  terhadap ketras, kapur dan

    sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab,

     bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai

    seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis

     bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau

    kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah

    dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan,

    menyapu, mengepel dan sebagainya.31 

    Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu

    tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun

    sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih

    dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana

     prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan.

    31

     Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 146

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    42/115

    28

    Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga

    dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat

    melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada

    disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang

    lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan

    sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan

     prasarana dilakukan bersama-sama.

    C.  Penelitian yang Relevan

    1. 

    Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana

    Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional

    (Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian,

    implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum

    seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan

    ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk

    keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung,

    walaupun masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan.

    Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus

    atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang

    keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung,

    dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus

    dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5

     jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang

    hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki.

    2.  Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di

    SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan

    Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

    Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di

    lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah

    di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan

    kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan inventarisasi, serta

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    43/115

    29

     pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang

    cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang

     pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni

     penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan

    serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang

     penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang

    sudah tak layak pakai.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    44/115

    30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat

    di Jalan Prima Barat no.59 Komplek Pondok Kacang Prima, Pondok Aren.

    Penulis memilih sekolah ini sebagai objek penelitian karena letak yangstrategis dan sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Tangerang Selatan

    yang memiliki manajemen sekolah yang baik serta memiliki fasilitas belajar

    yang sudah menunjang. Dari sekolah inilah penulis mengumpulkan data-data

    yang diperlukan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang

    lebih 3 bulan yang dimulai dari Oktober hingga akhir Desember 2014.

    B.  Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan

    metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan

    dari deskripsi ini membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di

    lingkungan di bawah pengamata, seperti apa pandangan partisipasi dan seperti

    apa peristiwa dan aktifitas yang terjadi di latar penelitian.1  Alasan penulis

    menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan penjelasan

    1 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008) h. 174 

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    45/115

    31

    deskriptif dan mengeksplorasi suatu fenomena atau masalah sosial yang

    sebenarnya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

    dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam hal ini penelitian akan

    mengadakan observasi untuk mengumpulkan keterangan seluas-luasnya

    mengenai hal tersebut. 

    C.  Sumber dan Jenis Data

    1.  Sumber Data

    Sumber Pengumpulan data ini adalah dari Kepala Sekolah SMPN 5

    Tangerang Selatan, Wakil Bidang Sarana Prasarana SMPN 5 Tangerang

    Selatan, Staff TU SMPN 5 Tangerang Selatan. Penulis juga melakukan

    studi dokumentasi dan observasi untuk menguatkan hasil penelitian.

    2.  Jenis Data

    a.  Data Primer

    Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala

    Sekolah, wakil bidang sarana prasarana, ketua TU dan guru bidang

    studi untuk memperoleh data implementasi strategi pengelolaan sarana

     prasarana pendidikan.

     b.  Data Sekunder

    Yaitu data yang diperoleh dari keadaan sekolah dan profil sekolah,

    dokumen-dokumen atau foto yang berisi sarana prasarana sekolah

    tersebut.

    D.  Teknik Pengumpulan Data

    Adapun instrument yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1.  Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan,

    wakil bidang sarana prasarana beserta staff TU mengenai sarana prasarana

    yang ada di SMPN 5 Tangsel. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    46/115

    32

    langsung dari informan secara lebih jelas tentang sarana prasarana di

    SMPN 5 Tangerang Selatan.

    2.  Observasi yaitu mengadakan pengamatan mengenai sarana prasarana yang

    ada disekolah dan pencatatan hal-hal apa yang terjadi dalam penelitian

    yang dianggap penting sebagai tambahan memperoleh informasi.

    3.  Studi Dokumentasi yaitu dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh

    dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan

    wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources),

    seperti dokumen, foto, bahan statistic. Dengan menggunakan foto akan

    dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat

    memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan

    maksud tertentu, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di

    SMPN 5 Tangsel. Selain foto, bahan statistic juga dapat memberikan

    informasi seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi.

    E.  Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi di

    SMPN 5 Tangsel. Pada penelitian ini yang dapat dijadikan pedoman sebagai

     berikut:

    Tabel 3.1

    Kisi-kisi instrument wawancara

    Fokus Dimensi Sub Dimensi Indikator

    1. 

    Perumusan

    Strategi

    1. 

    Strategi umum

    2.  Strategi

    operasional

    1. 

    Kondisi internal

    dan eksternal

    sarana prasarana

    sekolah.

    2.  Perumusan

    strategi umum

    mengenai sapras.

    3.  Mekanisme

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    47/115

    33

    Implementasi

    Strategi

    Pengelolaan

    Sarana Prasarana

     pembuatan

     perencanaan

    kebutuhan sapras.

    4.  Solusi dalam

     penyusunan

    strategi

    operasional.

    2. 

    Proses

    Sarana

    Prasarana

    1. 

    Perencanaan

    2.  Pengadaan

    3.  Pemeliharaan

    1. 

    Langkah-langkah

    dalam mengetahui

    kebutuhan sarana

     prasarana.

    2.  Perencanaan

    anggaran dalam

    mengalokasikan

     biaya.

    3. 

    Sumber anggaran

    alternative.

    4.  Proses pengadaan

    sarana prasarana.

    5. 

    Cara

     pemeliharaan

    sarana prasarana.

    6. 

    Upaya

     pemeliharaan

    terhadap sarana

     prasarana yang

    tidak terpakai.

    7. 

    Laporan periodik

    sarana prasarana.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    48/115

    34

    F. 

    Analisa Data

    Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

    menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar semua

    data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti),

    akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Data

    yang diperoleh kemudian diklasifikasi, diolah dan dianalisis menggunakan

    metode deskriptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan

    sebuah kesimpulan. Data-data yang ditemukan dilapangan akan disajikan dandijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau

     penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi pengelolaan sarana dan

     prasarana di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis data dimulai

    dengan menelaah data yang terfokus kepada penerapan strategi pengelolaan

    yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian dibandingkan dengan data

    yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara. Analisa data dilakukan

    selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    49/115

    35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A.  Gambaran Umum Objek Penelitian

    1.  Profil SMPN 5 Kota Tangerang Selatan

    SMPN 5 Kota Tangerang Selatan merupakan lembaga pendidikan

    formal dibawah naungan Kemendikbud yang beralamat di Jalan Prima

    Barat 59 Kompleks Pondok Kacang Prima, kelurahan Pondok Kacang

    Timur, kecamatan Pondok Aren 15225 provinsi Banten.Sekolah dengan

    nomor statistik/NPSN 20.1.280311.001/20603126. SMPN 5 Kota

    Tengerang Selatan nilai akreditasinya adalah “A” dengan skor 90.62 pada

    tahun 2012.Adapun Visi SMPN 5 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:

    Visi

    Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah.

    Penjelasan dari visi yang dimaksud yaitu SMPN 5 Tangerang selatan

    yang mampu menghasilkan lulusan yang cerdas terdepan dalam bidang

    akademiknya tetapi juga baik akhlak, rajin beribadah, dan mempunyai

     pribadi yang baik.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    50/115

    36

    Misi

    Dalam menggapai visi yang telat dirumuskan, SMPN 5 Tangerang

    Selatan memerlukan misi yang harus dijalankan. Adapun misi yang ada

    di SMPN 5 Tangerang Selatan yaitu:

    1.  Mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi

    2.  Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan

    3. 

    Mengembangkanproses pembelajaran kontekstual

    4. 

    Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat danminat

    5.  Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah

    2.  Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan

    Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting

    dalam proses belajar mengajar dengan tersedianya guru, maka proses

     belajar mengajar dapan belajar dengan lancar.

    Di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan jumlah keseluruhan tenaga

     pendidik dan staf berjumlah 65 orang. Yang terdiri dari 53 guru dan 12

    tenaga pendukung atau tenaga kependidikan.

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    51/115

    37

    Tabel 4.1

    Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan

     NoTingkat

    Pendidikan

    Jumlah dan Status Guru

    JumlahGT/PNS

    GTT/Guru

    Bantu

    L P L P

    1. S3 - - - - -

    2. S2 4 - - - 4

    3. S1/D4 13 26 5 4 48

    4. D3/Sarmud - 1 - - 1

    5. D2 - - - - -

    6. D1 - - - - -

    7. ≤ SMA/sederajat - - - - -

    Jumlah 17 27 5 4 53

    Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

    Tabel 4.2

    Data Tenaga Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan

     No Tenaga Pendukung

    Jumlah Tenaga Pendukung dan

    Statusnya Jumlah

    L P L P

    1 Tata Usaha - 1 1 2 4

    2 Perpustakaan - - - 1 1

    3 Penjaga Sekolah - - 3 1 4

    4 Tukang Kebun - - 1 - 1

    5 Keamanan - - 2 - 2

    Jumlah - 1 7 4 12

    Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMPN 5 Tangerang Selatan

    memiliki tenaga pendidik yang sangat kompeten di bidangnya. Dengan

     jumlah tenaga pendidikan 53 tenaga pendidik hanya ada 1 guru yang

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    52/115

    38

     berijazah D3. Sebanyak 48 tenaga pendidik adalah sarjana lulusan strata

    satu, dan 4 guru yang berijazah strata dua. Masing-masing mata pelajaran

    diampu oleh guru yang berkompeten dibidangnya, sehingga membuat

     penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik. SMPN 5 Tangerang

    Selatan juga memiliki 12 tenaga kependidikan. Tenaga pendukug di

     bidang Tata Usaha menurut kualifikasi pendidikannya strata 1 sebanyak 1

    orang, D3 sebanyak 1 orang, D1 sebanyak 1 orang dan SMA sebanyak 1

    orang. Di bidang Perpustakaan SMA sebanyak 1 orang. Penjaga sekolah

    SMP sebanyak 1 orang, SMA 1 orang. Tukang kebun SMP 1 orang, dan

    keamanan SMP sebanyak 2 orang. Sehingga jumlah total tenaga pendidik

    dan tenaga kependidikan berjumlah 65 orang.

    3.  Keadaan Siswa

    SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 memiliki siswa

    yang lebih banyak dibandingkan dari tahun sebelumya yaitu 1085

    siswa. Untuk mengetahui data siswa dapat dilihat pada table di bawah

    ini:

    Tabel 4.3

    Data Siswa 3 Tahun Terakhir

    TahunPelajaran

    Kelas VII Kelas VIII Kelas IXJumlah (Kls VII

    + VIII + IX)

    JmlSiswa Jml

    RBJml Siswa Jml

    RBJml Siswa Jml

    RBJml Siswa Jml

    RBL P L P L P L P

    2012/2013 167 195 9 139 156 8 168 147 9 474 491 26

    2013/2014 186 174 9 165 194 9 136 157 9 487 525 27

    2014/2015 202 193 10 181 166 9 152 191 9 535 550 28

    Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    53/115

    39

    Dari table diatas dapat disimpulkan jumlah siswa di SMPN 5

    Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 sebanyak 1085 siswa dengan

     perincian siswa kelas VII memiliki 10 rombel yang terdiri dari 202 laki-

    laki dan 193 perempuan, sehingga berjumlah 359 siswa. Pada kelas VII

    memiliki 9 rombel yang terdiri dari 181 laki-laki dan 191 perempuan,

    sehingga berjumlah 372 siswa. Dan pada kelas IX memiliki 9 rombel yang

    terdiri 152 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 343 siswa.

    Sehingga jumlah keseluruhan rombongan belajar berjumlah 28 yang terdiri

    dari 535 laki-laki dan 550 perempuan.

    4.  Prestasi Siswa

    Sebagai sebuah sekolah negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan

    sudah memiliki berbagai prestasi, baik ditingkat kabupaten, propinsi,

    maupun nasional. Pencapaian prestasi ini diperoleh berkat kerja sama

    yang baik antara tenaga pengajar dengan siswa serta ditunjang dengan

    keberadaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung

    kegiatan pembelajaran siswa. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh

    SMPN 5 Tangerang Selatan antara lain adalah :

    Tabel 4.4

    Prestasi Akademik

     No Nama Lomba

    Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014

    Juarake:

    Tingkat

    Juarake:

    Tingkat

    Kab/Kota

    Prop NasKab/Kota

    Prop Nas

    1 Sains/Matematika IV √  - - - - - -

    2 Sains/B. Inggris V √  - - - - - -

    3 Sains/IPS - - - - I √  - -

    4 Sains/TIK - - - - I √  - -

    Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    54/115

    40

    Tabel 4.5

    Prestasi Non Akademik

     No Nama Lomba

    Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014

    Juara

    ke:

    TingkatJuara

    ke:

    Tingkat

    Kab/

    KotaProp Nas

    Kab/

    KotaProp Nas

    1 FLS2N/Vocal Grup I √  - - - - - -

    2 FLS2N/Menulis Cerpen II √  - - - - - -

    3 Taekwondo III √  - - - - - -

    4 Lomba Cerita (B. Indo) - - - - III √  - -5 Futsal - - - - I √  - -

    6 O2SN/Bulutangkis - - - - I √  - -

    7 O2SN/Bulutangkis - - - - I - √  -

    8 O2SN/Bulutangkis - - - - IV - - √ 

    Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

    Dalam prestasi akademikSMPN 5 Tangerang Selatan mendapat juara

    empat pada lomba Sains/Matematika tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya

     juara 5 pada lomba Sains/B.Inggris tingkat Kabupaten/Kota. Lomba

    tersebut diadakan pada tahun ajaran 2012/2013. SMPN 5 Tangerang

    Selatan juga mendapatkan juara 1 pada lomba Sains/IPS, selanjutnya

    mendapatkan juara 1 kembali pada lomba Sains/TIK keduanya pada

    tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan pada tahun

    2013/2014.

    Data selanjutnya yaitu data prestasi non akademik SMPN 5 Tangerang

    Selatan menjadi juara 1 pada lomba Vocal Grup, Juara 2 pada lomba

    Menulis Cerpen, juara 3 pada lomba Taekwondo ketiganya pada tingkat

    yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tahun

    2012/2013. Selanjutnya SMPN 5 Tangerang Selatan mendapatkan juara 3

     pada lomba cerita (B.Indo) tingkat Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba

    Futsal tingkat Kabupaten/Kota, juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat

  • 8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk

    55/115

    41

    Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat Propinsi dan

     juara 4 masih pada lomba Bulutangkis tingkat Nasional.

    B.  Deskripsi dan Analisis Data

    1.  Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan

    Sebagai sebuah lembaga pendidikan negeri, SMPN 5 Tangerang

    Selatan memiliki sarana dan prasarana sekolah yang mampu menunjang

     proses belajar mengajar. Keberadaan sarana dan prasarana sekolah tersebut

    ditujukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi seluruh siswa,

    agar merasa nyaman dan konsentrasi dalam mempelajari berbagai mata

     pelajaran disekolah. Selain itu juga disediakannya sarana penunjang

    kegiatan ekstrakurikuler siswa.

    Selain sarana utama seperti ketersediaan ruang belajar yang sesuai

     jumlah siswa, SMPN 5 Tangerang Selatan juga didukung dengan

    keberadaan 3 laboratorium, yaitu laboratorium IPA, computer, dan bahasa.

    Dengan adanya laboratorium siswa dapat lebih memahami pelajaran tidak

    hanya teks buku saja melaikan dengan praktik dengan menggunakan

    sarana yang sudah disediakan.

    Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam belajar, SMPN 5

    Tangerang Selatan memiliki perpustakaan yang disediakan bagi siswa-

    siswinya dalam menunjang proses belajar. Bagi siswa yang ingin

    kondultasi dengan masa depannya atau dengan berbagai masalah yang

    dihadapi baik berkenaan dengan pelajaran maupun rencana masa depan,

     pihak sekolah menyediakan layanan bimbingan konseling.

    Fasilitas lain yang terdapat di SMPN 5 Tangerang Selatan adalah

    tersedianya berbagai sarana olah raga seperti bulu tangkis, basket, futsal,

    voli, dan tenis meja dengan status milik sendiri. Sarana dan prasarana ini

    ditujukan untuk memberikan fasilitasbagi siswa-siswi SMPN 5 Tangerang

    Selatan dalam menyalurkan minat dan bakatnya, baik dibidang keilmuan

    maupun bidang-bidang lainny