Upload
yayu-puji
View
237
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
1/43
BLOK NEOPLASIA
SKENARIO 1: Benjolan Di Payudara
Kelompok : B5
Ketua : Nadya Hasnanda (1102010201)
Sekretaris : Tamimiah Aini (1102010277)
1. Malen Saga Imartha (1102009164)
2. Mauliadanti Rizdana (1102010157)
3. Melyanti Lestari (1102010163)
4. Muhammad Adam Eldi (1102010169)
5. Muhammad Iqbal Ramadhan (1102010182)
6. Nabila (1102010197)
7. Nawar Najla Mastura (1102010204)
8. Yayu Puji Astuti (1102010295)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2012/2013
1
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
2/43
SKENARIO 1
BENJOLAN DI PAYUDARA
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah karena
adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan,kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa
berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat
penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien
meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng
berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir yang
bertambah dengan aktifitas tapi sesak tidak berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam
batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7 cm3 di
kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus, retraksi
papilla mamae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling melekat
satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesions di lobus superior
paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsi insisi memastikan
pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi simple
mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana seharusnya pasien menghadapi
penyakit berat dan terminal yang dideritanya dari sisi agama Islam?
2
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
3/43
Kata - Kata Sulit
1. Peau de orange : Keadaan kulit berlubang-lubang seperti kulit jeruk. (Dorland 2009)
2. Nipple discharge : Substansi yang terekskresi atau terevakuasi dari papilla mammae.
(Dorland 2009)
3. Coin lesion : Diskontinuitas jaringan yang patologis berbentuk koin. (Dorland 2009)
4. Simple mastectomy : Eksisi payudara. (Dorland 2009)
5. Nodul : Penonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya dalam, diameter >1cm. (Ilmu Penyakit
Kulit dan kelamin UI 2010)
6. Kemoterapi : Pengobatan dengan menggunakan unsur kimia. (Dorland 2009)
Pertanyaan Berdasarkan Skenario
1. Apakah hubungan kanker payudara yang diderita pasien dengan penurunan berat badan yang
drastis?
2. Apakah ada hubungannya riwayat keluarga dengan kejadian kanker yang diderita pasien?
3. Mengapa benjolannya tidak nyeri padahal diameter masaanya sebesar bola tenis?
4. Apakah ada hubungannya antara kanker yang diderita dengan pasien yang tidak memiliki
keturunan?
5. Apakah ada hubungannya antara sesak dengan kanker yang diderita?
6. Apa yang menyebabkan luka koreng berbau dikulit di atas benjolan payudara pasien?
7. Mengapa limfonodi melekat satu dengan yang lain?
8. Mengapa bisa terjadi retraksi papilla mamae?
9. Mengapa ditemukan coin lession pada paru?
10. Bagaimana prognosis penyakit jika setelah operasi tidak diberi kemoterapi dan radioterapi?
3
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
4/43
Menjawab Pertanyaan SecaraBrainstorming
1. Keganasan memicu pengluaran TNF dan IL-1 yang menekan nafsu makan dan menghambat
kerja lipoproteinlipase yang menghambat penglepasan asam lemak bebas dari lipoprotein
sehingga menyebabkan terurainya otot rangka.
2. Menurut penelitian, jika saudara primer wanita menderita karsinoma mammae, probabilitas
akan meningkat 2 3 kali lipat. Gen pertama yang terkait adalah BRCA-1 dan BRCA-2.
3. Benjolan massa tidak nyeri karena bukan lagi peradangan yang akut atau masa akutnya sudah
terlewati.
4. Pengaruh estrogen yang lebih tinggi pada wanita yang tidak memiliki keturunan.
5. Oleh karena faktor ekspansi massa yang ada di payudara, massa tumor yang telah
bermetastasis ke paru sehingga menyebabkan efusi pleura.
6. Invasi kanker yang menyebabkan iskemik pada daerah papilla mammae sehingga lama
kelamaan terjadi nekrosis dan ulserasi.
7. Karena terjadi infiltrasi pada jaringan sekitar termasuk jaringan limfonodi.
8. Karena massa tumor menginvasi jaringan subpapillar sehingga menyebabkan retraksi papilla
mammae.
9. Karena terjadi metastasis ke paru.
10. Kemungkinannya buruk.
4
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
5/43
Membuat Hipotesis Berdasarkan Skenario
Wanita 55 tahun, riwayat keluarga menderita tumor ganas di payudara. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan: keadaan umum baik, BB 40 kg, massa di payudara 8x7x7 cm3, keras, berbenjol,
peau dorange, ulkus, retraksi papilla mammae, nipple discharge, teraba limfonodi aksilla 2 buah (1
cm) saling melekat satu sama lain. Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan Rontgen terdapat coin
lession di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. Pada USG tidak didapatkan nodul di
abdomen dan pada biopsi insisi memastikan pasien menderita kanker payudara stadium terminal.
5
Wanita 55 tahun, riwayat keluarga menderita tumor ganas di
payudara
Keluhan: benjolan di payudara sebelah kanan, BB , luka koreng
berbau diatas benjolan, sesak.
Pemeriksaan
Fisik: KU baik, BB 40 kg, massa
di payudara 8x7x7 cm3, keras,
berbenjol, peau dorange, ulkus,
retraksi papilla mammae, nipple
discharge, teraba limfonodiaksilla 2 buah (1 cm) saling
melekat satu sama lain.
Rontgen: terdapat coin lession di
lobus superior paru kanan disertai
efusi pleura. USG: tidak ada noduldi abdomen. Biopsi insisi
Ca Mammae (stadium terminal)
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
6/43
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Mammae
1.1. Definisi Karsinoma Mammae
1.2. Epidemiologi Karsinoma Mammae
1.3. Etiologi Karsinoma Mammae
1.4. Klasifikasi dan Stadium Karsinoma Mammae1.5. Patofisiologi Karsinoma Mammae
1.6. Manifestasi Klinik Karsinoma Mammae
1.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Karsinoma Mammae
1.8. Komplikasi Karsinoma Mammae
1.9. Penatalaksanaan Karsinoma Mammae
1.10. Pencegahan Karsinoma Mammae
1.11. Prognosis Karsinoma Mammae
2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Penyakit Berat dan Terminal Menurut
Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan Tawakal
6
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
7/43
PENJELASAN SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Mammae
1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu tidakdibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase dapat terjadi pada kerlenjar getah bening (limfe) aksilla ataupun di atas tulang belikat
(clavicula). Selain itu, sel-sel kanker dapat pula bersarang di tulang, paru, hati, kulit dan bawah
kulit. Kanker payudara adalah salah satu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi
jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh.
1.2 Epidemiologi
Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada
daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah
di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat (di atas
100/100.000). Angka di bawah itu terlihat pada beberapa negara Eropa Barat (Swiss 73,5/100.000).Untuk Asia, masih berkisar antara (10-20/100.000). Yang menarik, angka ini ternyata akan berubah
bila populasi dari daerah dengan insiden rendah melakukan migrasi ke daerah yang insidennya lebih
tinggi, suatu bukti adanya peran faktor lingkungan pada proses terjadinya kanker payudara. Faktor
insiden usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.
Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral
atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan
payudara kanan.
Gambar.1.Epidemiologi Karsinoma Mammae di Dunia
7
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
8/43
American Cancer Society memperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru kanker payudara di tahun
2008. Insidens kanker payudara pada wanita bervariasi secara global dengan peningkatan sebesar
2,5 kali. Kisarannya antara 3,9 kasus per 100.000 di Mozambique sampai 101,1 kasus per 100.000
di Amerika Serikat. Dalam jangka waktu 25 tahun terakhir, insidens kanker payudara meningkat
secara global dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Negara-negara barat. Hal ini terjadi
diakibatkan terjadinya perubahan pada pola reproduksi, peningkatan skrining, perubahan pola
makan dan penurunan aktivitas. Walaupun insidensnya cenderung meningkat secara global,mortalitasnya cenderung menurun, terutama pada Negara maju.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 192.370 kasus baru dari kanker payudara invasive akan
terjadi pada wanita ditahun 2009. Setelah dua decade terakhirterjadi peningkatan insidens kanker
payudara, justru dari tahun 1999 sampai ke 2005 terjadi penurunan kasus kanker payudara baru
pada wanita sebesar 2,2% per tahun. Hal ini terjadi akibat menurunnya penggunaan hormone
replacement therapy (HRT) yang dipublikasikan oleh Womens Health Initiative pada tahun 2002.
Diperkirakan akan terjadi 62.280 kasus baru berupa kanker payudara in situ pada wanita di tahun
2009. Diperkirakan 85% kasus yang terjadi merupakan ductal carcinoma in situ.
1.3 Etiologi
Penyebab spesifik dari kanker payudara sampai saat ini masih belum diketahui. Kuat dugaanhal ini terkait dengan multifaktorial. Faktor yang berpengaruh besar dalam insiden carcinoma
mamae adalah genetik (gen BRCA1 dan BRCA2) dan hormonal (estrogen). Meskipun demikian,
pada penelitian mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu
tertentu, yang meliputi:
a. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Di Amerika serikat, kanker payudara
berjumlah 30% dari semua kanker invansive pada wanita dan kurang dari 1% dari kanker
yang ditemukan pada pria.
b. UsiaSebagian besar kanker mammae ditemukan pada wanita berusia 40 tahun keatas, namun
lebih banyak ditemukan pada wanita setelah berusia 50 tahun.
c. Riwayat kanker sebelumnya, terutama kanker payudara atau tumor payudara
Wanita yang mempunyai tumor payudara yang disertai perubahan epitel proliferatif
mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara.Sedangkan pada wanita
mempunyai riwayat kanker mammae beresiko terjadi kanker mammae pada payudara di
sebelahnya sebanyak 2 kali-4 kali kemungkinan terkena kanker.
d. Riwayat keluarga dengan kanker mammae dan genetik
Resiko meningkat 2 kali- 4 kali. Jika salah satu anggota keluarga dekat kanker. Resiko akan
meningkat > 4 kali jika ada 2 orang anggota keluarga dekat yang mengidap kanker.
e. Riwayat menstruasi
Resiko payudara meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun
dan mengalami menopause setelah 50 tahun.Hal ini dapat dikarenakan total waktu dimana
seseorang terekspose estrogen dan progesteron pada payudaranya disertai dengan
perkembangan sel dan perubahan jaringan payudara pada setiap siklus ovulasi.
8
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
9/43
f. Riwayat reproduksi
Keaadaan dimana anak pertama lahir setelah ibu berusia 30 tahun dapat menjadi faktor
resiko terjadi kanker payudara. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa lamanya ibu
memberikan ASI pada anaknya dapat menurunkan resiko kanker payudara. Wanita yang
tidak mempunyai anak juga beresiko untuk terkena kanker payudara (Nulliparity).
g. Obesitas dan diet tinggi lemakObesitas juga menunjukan peningkatan resiko kanker payudara pada wanita post
menopause. Diperkirakan wanita dengan obesitas mengalami peningkatan sirkulasi estrogen
yang dapat mengakibatkan sel kanker mengalami ketergantungan hormon.Selain itu,
obesitas dapat menghambat diagnosa dari penyakit kanker payudara sehingga diagnosa pada
wanita dengan obesitas cenderung lebih lambat.
h. Paparan radiasi
Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko
meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara sampai 2 kali lipat.
Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan pada payudara sangat sensitif sehinga efek
pengrusakan dari radiasi meningkat.
i. Penggunaan hormon dari luar tubuh
Hal ini meliputi penggunaan kontrasepsi oral maupun penggunaan therapi pengganti hormon
estrogen. Hal ini turut di pengaruhi oleh usia saat mulai menggunakan therapi, lama
penggunaan dan dosis yang digunakan. Beberapa studi menunjukan bahwa ada peningkatan
resiko terhadap kanker payudara saat hormon progestin diberi tambahan hormon estrogen
maupun saat seseorang menggunakan therapi jangkan panjang (lebih dari 5 tahun).
1.4Klasifikasi dan Stadium
9
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
10/43
Klasifikasi
A) Non invasive carcinoma
1) Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk pada sel kanker yang
telah terbentuk dalam saluran dan belum menyebar. Saluran menjadi tersumbat dan
membesar seiring bertambahnya sel kanker di dalamnya. Kalsium cenderung terkumpuldalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai kalsifikasi terkluster
atau tak beraturan (clustered or irregular calcifications) atau disebut kalsifikasi mikro
(microcalcifications) pada hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.
DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya massa yang secara jelas
terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada mammografi. DCIS kadang ditemukan dengan
tidak sengaja saat dokter melakukan biopsy tumor jinak. Sekitar 20%-30% kejadian kanker
payudara ditemukan saat dilakukan mamografi. Jika diabaikan dan tidak ditangani, DCIS
dapat menjadi kanker invasif dengan potensi penyebaran ke seluruh tubuh.
DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda, dimana salah satu sel cenderung lebih
invasif dari tipe satunya. Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat, terlihat lebih
kecil dibandingkan sel normal. Sel ini disebut solid, papillary atau cribiform. Tipe kedua,disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal perkembangannya, terlihat
sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk tak beraturan.
10
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
11/43
A
B
Gambar 1.12 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari ductus,
menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)
2) Lobular carcinoma in situ
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe
kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak
berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National Cancer Institute, AmerikaSerikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker invasive
(lobular atau lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.
Gambar : Lobular carcinoma in situ
B) Invasive carcinoma
1) Pagets disease dari papilla mammae
Pagets disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974. Seringnya
muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi,
atau halus. Paget's disease biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang
luas dan mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla mammae akan menunjukkan
suatu populasi sel yang identik (gambaran atau perubahan pagetoid). Patognomonis dari kanker ini
adalah terdapatnya sel besar pucat dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi
pembedahan untuk Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified radical
mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker invasif.
11
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
12/43
2) Invasive ductal carcinoma
a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST) (80%)
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60% kasus kanker ini
mengadakan metastasis (baik mikro maupun makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini biasanya
terdapat pada wanita perimenopause or postmenopause dekade kelima sampai keenam, sebagai
massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan pada potongan meilntang, tampak
permukaannya membentuk konfigurasi bintang di bagian tengah dengan garis berwarna putih kapuratau kuning menyebar ke sekeliling jaringan payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam
kelompok kecil, dengan gambaran histologi yang bervariasi.
b. Medullary carcinoma (4%)
Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara, berkisar 4% dari seluruh kanker
payudara yang invasif dan merupakan kanker payudara herediter yang berhubungan dengan BRCA-
1. Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis dan perdarahan. 20%
kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma berupa (1) infiltrat
limforetikular yang padat terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik besar
yang berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal
atau tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini berhubungan dengan DCISdengan karakteristik terdapatnya kanker perifer, dan kurang dari 10% menunjukkan reseptor
hormon. Wanita dengan kanker ini mempunyai 5-year survival rate yang lebih baik dibandingkan
NST atau invasive lobular carcinoma.
c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%)
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara, sekitar
2% dari semua kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan
ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapat tidak
terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.
d. Papillary carcinoma (2%)
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker
payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan sering menyerang
wanita non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm. McDivitt dan kawan-
kawan menunjukkan frekuensi metastasis ke KGB aksila yang rendah dan 5- and 10-year survival
rate mirip mucinous dan tubular carcinoma.
e. Tubular carcinoma (2%)
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker
payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita perimenopause dan pada periode awal
menopause. Long-term survival mendekati 100%.
3) Invasive lobular carcinoma (10%)
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran histopatologi meliputi sel-
sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus
dapat mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring
cell carcinoma). Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya yang
tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.
4) Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)
12
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
13/43
Tabel 1.2. Distribusi lokasi tumor menurut histologisnya pada semua pasien 1
Location Lobular (%) Ductal (%) Combination (%)
Nipple 2.2 1.7 1.9
Central 6.0 5.3 6.1
Upper inner 7.3 9.2 8.3
Lower inner 3.8 4.7 3.9
Upper outer 37.0 36.9 37.1
Lower outer 5.8 6.4 5.7
Axillary tail 0.8 0.8 0.6
Overlapping* 18.6 18.2 19.9
NOS (not otherwise specified) 18.6 16.8 16.5
*Lesions overlap between two quadrants within the breast.
Stadium
Stadium T N M 5 year survival rate
0 Tis (LCIS/DCIS) - -
I T1 N0 M0 93%
IIA T1
T2
N1
N0
M0
M0
72%
IIB T2
T3
N1
N0
M0
M0
72%
IIIA T1/T2
T3
N2
N1/N2
M0
M0
41%
IIIB T4 Any N M0 41%
IV Any T Any N M1 18%
Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cmT3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Mx : Metastasis tidak dapat dinilaiM0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya13
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
14/43
Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran
luas.
Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm
tanpa keterlibatan LN Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan
LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua
tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
Perkembangan Kanker
Stadium I (Stadium Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar
getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %.Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di
laboratorium.
Stadium II
14
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
15/43
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di
ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 % tergantung dari luasnya
penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel
kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk
sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan
hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker).
Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah.
Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk
meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
15
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
16/43
Stadium IV
Sudah mengalami metastase jauh, seperti pada paru, tulang, hati ataupun otak.
1.5 Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi
sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinyadengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu
sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal.
Mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel sel ini akan
berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira
kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah
bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
16
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
17/43
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki
mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan
adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom
kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2
(di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA.
Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau
cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan
kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan danindividu.
Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
Patofisiologi Karsinoma Mammae
A) Pengaturan Replikasi Sel
Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat
dibagi menjadi langkah-langkah sebagai berikut: (1) satu molekul, sering sebagai satu faktorpertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor faktor
pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3)
sinyal ditansmisikan melewati sitosol melalui second messenger menuju inti sel; (4)faktor
transkri psi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).
17
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
18/43
Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase siklus
replikasi sel(Gbr. 812). Siklus sd dapat ditetapkan sebagai duplikasi komponenintraseluler yang lebih awal, termasuk sel genom (DNA), diikuti dengan pembelahan sel
menjadi dua. Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: Gl (gap 1), S (sintesis), G2 (gap
2) dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut Go.
Beberapa sel sering membelah (set labil, seperti sel epidermal kulit dan usus); sel yang lain
jarang membelah (Sel seperti sel parenkim organ glandula), sedang permanen tidak pernah
membelah sejak terbentuk (misalnya, neuron CNS atau otot jantung). siklus sel G1,
disintesis enzim dan zat untuk replikasi DNA.
Selama siklus sel fase S, terjadi sintesis menghasilkan kromosom yang telah
bereplikasi.Peristiwa ini dipicu oleh sel-sel yang bersangkutan, yang kelihatannya kadang-
kadang untuk mengevaluasi sel-sel itu sendiri dalam fase Gl (titk restriksi G1) dan untukmenentukan apakah sel-sel tersebut memiiki sumber untuk membelah. Sekali dimulai,proses
pembelahan ini tidak dapat mundur; sel sudah mulai membelah. Sintesis asam ribonukleat
(RNA) dan protein dibutuhkan untuk terjanya mitosis selama fase G2 bersiap untuk mitosis.
18
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
19/43
B) Protoonkogen dan Onkogen
Protoonkogen adalah gen selular yang berfungsi untuk mendorong dan rneningkatkan
pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Gen tersebut ditunjukkan oleh huruf seperti c-rn
yc atau erb-B1. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dan gen ini disebut onkogen dan
memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel
dalam jumlah yang terbatas. Kira-kira diketahui 100 onkogen yang telah dikenali. Ketikabermutasi menjadi onkogen karsinogenik, protoonkogen normal menjadi aktif dan
mengakibatkan multiplikasi sel yang berlebihan. lstilah onkogen berasal dan bahasa Yunani
oncos yang berarti tumor.
Kode protoonkogen untuk protein terlibat dalam proliferasi yang diaktifkan oleh reseptor
dan jalur diferensiasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk juga faktor
pertumbuhan, reseptor faktor pertumbuhan, protein yang terlibat dalam sinyal transduksi,
protein pengaturan inti dan pengaturan siklus sel. Protoonkogen yang mengkode berbagai
komponen dalam aliran tersebut dapat bermutasi menjadi onkogen (menghasilkan
onkoprotein yang abnormal) yang tetap mengaktifkan jalur itu secara terus-menerus ketika
sebaliknya alirannya berhenti. Onkoprotein abnormal, yang menyerupai prothik onkogen
normal tanpa elemen pengaturan penting dan produksinya tidak bergantung pada faktorpertumbuhan atau sinyal eksternal lain. Dapat mengakibatkan produksi yang berlebihan dari
faktor pertumbuhan, membanjiri sel tersebut dengan sinyal replikasi, stimulasi jalur
intermedial yang tidak terkontrol, atau menggerakkan faktor pertumbuhan yang tidak
terkendali dengan meningkatkan kadar faktor transkripsi.
Selain itu, mutasi siklin dan kinase bergantung siklin (CDK), yang secara normal
berkembang melalui siklus replikasi sel dapat menyebabkan disregulasi. Protoonkogen dapat
diubah menjadi onkogen dengan empat mekanisme dasar: mutasi point, amplifikasi gen,
pengaturan kembali kromosom, dan insersi genom virus. Mutasi ini menyebabkan
perubahan struktur gen, menyebabkan sintesis produksi gen abnormal (onkoprotein) dengan
fungsi yang berbeda, atau perubahan dalam pengaturan ekspresi gen, menyebabkan sekresi
yang tidak adekuat atau peningkatan protein yang meningkatkan pertumbuhan normal secara
struktural.
Mutasi poin. Mekanisme ini melibatkan substitusi berdasar tunggal dalam rantai DNA yang
mengakibatkan kesalahan mengkode protein yang memiliki satu asam amino substitusi
untuk yang lain. Mutasi poin telah terdapat dalam proporsi tumor pembawa gen ras yang
besar, termasuk karsinoma kolon, pankreas, dan tiroid. Protein ras normal terlibat dalam
pengaturan jalur transduksi sinyal sitosol dan dalam pengaturan sikius sel.
Amplifikasi gen. Mekanisme ini menyebabkan sel memerlukan peningkatan jumlah salinan
protoonkogen yang menyebabkan ekspresi berlebihan dan hasil produksinya. Dua contohyang menarik adalah neuroblastoma yaitu sel-sel tumor yang berisi banyak salinan gen N-
myc dan pada beberapa kanker payudara dengan banyak salinan gen c-erb-B2. Lebih banyak
salinan gen yang terdapat dalam sel, lebih ganas tumornya dan lebih buruk prognosisnya.
Pengaturan kembali kromosomal. Translokasi satu fragmen kromosom ke kromosom
lainnya, atau penghapusan satu fragmen kromosom, mnenyebabkan jukstaposisi gen yang
normalnya berjauhan satu dengan yang lain.
Insersi genom virus. Insersi genom virus ke dalam genom sel hospes menyebabkan
kekacauan struktur kromosom normal dan disregulasi genetik. Banyak virus telah diketahui
bersifat onkogenik pada hewan. Beberapa jenis virus, kebanyakan dalam bentuk virus DNA
telah terlibat menyebabkan kanker pada manusia. HPV khususnya tipe 16 dan 18 yang
ditularkan melalui hubungan seksual memiliki hubungan kanker serviks uterus. Hepatitis Bdan C (HBV dan HCV) memiliki hubungan dengan karsinoma hepatoselular.
19
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
20/43
Virus Epstein-Barr (EBV) terlibat dalam patogenesis empat jenis kanker: linfoma Burkitt,
limfoma sel-B, karsinoma nasofaringeal dan beberapa kasus limfoma Hodgkin. Hanya satu
tipe virus RNA yaitu virus leukemia T-sel manusia tipe 1 (HTLV-1) yang benar-benar
sering terlibat dalam menyebabkan bentuk limfoma atau leukimia sel-T di Jepang.
C) Gen- gen Supresor Tumor
Gen- gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau "mengambil kerusakan" padapertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan sel
mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan
kerusakan dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak
terkontrolkanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor.
Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel
(master brake) pada titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk
protein p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam
perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi
transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu
berat, maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan
BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.
D) Gen- gen yang Mengatur Apoptosis
Gen- gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan menghambat
apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis (seperti
sebagai badatau bax).
E) Gen- gen Perbaikan DNA
Gen - gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan
kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan mutasi selanjutnya pada
gen supresor tumor dan protoonkogen untuk menumpuk.
(Price dan Wilson, 2006)
20
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
21/43
1.6 Manifestasi Klinis
a. Nyeri
Berubah dengan daur haid : penyebab fisiologis, misalnya pada tegangan
pramenstruasi atau penyakit fibrokistik.
Tidak tergantung daur haid : tumor jinak, tumor ganas, atau infeksi haid.
21
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
22/43
b. Benjolan di payudara
Keras : permukaan licin pada fibroadenoma atau kista.
permukaan kasar, berbenjol, atau melekat pada kanker atau
inflamasi non-infektif.
Kenyal : kelainan fibrokistik.
Lunak : lipoma.
c. Perubahan kulit
Bercawak : mengarah ke karsinoma.
Kelihatan benjolan : kista, karsinoma, fibroadenoma besar.
Peau de orange : tanda khas kanker.
Hiperemis : infeksi (jika terasa panas).
Ulkus : kanker lama (terutama pada pasien geriatri).
d. Kelainan puting/areola
Retraksi : fibrosis karena kanker.
Inversi baru : retraksi fibrosis karena kanker.
(kadang fibrosis karena pelebaran duktus).
Eksema : unilateral penyakit paget (tanda khas kanker).
e. Nipple discharge
Putih susu : kehamilan atau laktasi.
Jernih : normal.
Hijau : (peri)menopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistik.
Hemoragik : karsinoma, papiloma intraduktus.
Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kaliditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak
keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.
22
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
23/43
Perubahan kulit
a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda cekung
b. Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke
bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing
membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul
tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan
atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah
bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe ini sering padakanker mammae waktu hamil atau laktasi.
Perubahan papilla mammae
a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub
papilar
b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus
besar.
c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak
aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.
Perubahan kelenjar limfe regional
Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.
Gambar : Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
23
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
24/43
Gambar : Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.
Gambar : Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.
Gambar : Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam (retraksi).
1.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
A. Anamnesis
Riwayat keluarga
Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
B. Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang lebih 1 minggu dari siklus
menstruasi
a) Inspeksi
Sebaiknya dilakukan pada posisi duduk
Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna
24
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
25/43
Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa cekungan kulit akibat
terperangkapnya ligamentum Cooper segmental), peau dorange (terjadinya oenyumbatan
aliran limf sehingga kulit menjadi smebab dan menebal) kemerahan, ulser.
Gambar : Gambaran Kondisi Payudara pada Karsinoma Payudara
(http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/, 2011)
Gambar : Skin Dimpling pada Payudara (WHO-IARC, 2012)
b) Palpasi mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial, tengah dan profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari
papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)
Gambar : Palpasi Vertikal pada Payudara (WHO-IARC, 2012)
25
http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
26/43
Gambar : Palpasi sirkular pada payudara (oxford, 2010)
c) Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada tangan pemeriksa dan
dipalpasi oleh jari tangan yang satunya
Gambar : Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)
d) Lokalisasi benjolan
Gambar : Pembagian Kuadran Payudara
26
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
27/43
Menurut Haagensen (2002), lokalisasi benjolan karsinoma payudara kebanyakan terdapat pada
upper outer quadrant / lateral atas.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium meliputi:
o Morfologi sel darah
o Laju endap darah
o Tes faal hati
o Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
o Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan
dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.
Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua yaitu noninvasive dan
invasive.
Non-
Invasif
1. Mammografi Dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun.
Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan
menerapkan kategori BI-RADS (Breast Imaging
Reporting and Data system). Adapun kategori BI-
RADS, yaitu :
1. Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan
2. Kategori 1 : tidak tampak kelainan
3. Kategori 2 : lesi benigna
4. Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukanfollow up 6 bulan
5. Kategori 4 : kemungkinan maligna
6. Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna
Lesi ganas memperlihatkan gambaran stelata dan batas
irreguler, kelompok mikrokalsifikasi yang berspikula,distorsi parenkim disekitar lesi. Lesi jinak mempunyai
batas tegas dan bulat, bila ada kalsifikasi berbentuk
27
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
28/43
bulat dan jarang berkelompok.
Faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :
1. Usia
Bila usia < 30 tahun, struktur fibroglandular yang
padat akan memberikan gambaran densitas yangtinggi sehingga sulit mendeteksi mikrokalsifikasi
atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya
usia, struktur fibroglandular akan berkurang
kepadatannya sehingga gambaran mammografi
lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi
kelainan pada payudara.
2. Siklus haid/laktasi
Kompresi pada payudara akan memberikan rasa
tidak nyaman bahkan nyeri pada payudara. Olehkarena itu pemeriksaan mammografi dianjurkan
dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan
tidak ada kehamilan.
Indikasi mammografi :
Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan
samar dipayudara
Mamma kontralateral jika (pernah) ada kanker
payudara
Mencari karsinoma primer jika ada metastasis
sedangkan sumbernya tidak diketahui
Penapisan karsinoma mamma pada resiko tinggi
Penapisan sebelum tindak bedah plastik atau
kosmetik
2. Ultrasound Untuk mengevaluasi densitas payudara dan dalam
membedakan antara kista dengan massa padat.
Tidak dapat divisualisasi untuk massa yang lebih kecil
antara 5-10 mm
Massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.
Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak
nyeri.
28
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
29/43
3. Computed
Tomography
dan Magnetic
Resonannce
Imaging
Scans
Untuk mengevaluasi aksila, mediastinum dan area
supraklavikula untuk adenopati dan membantu dalam
melakukan staging pada proses keganasan.
Publikasi terkini menyatakan bahwa MRI dapat
mengidentifikasi secara tepat antara tumor primer atau
residual dan secara akurat memprediksi ekstensipenyakit pada pasien dengan diagnosis kanker
payudara.
Invasif 1. Sitologi
Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus
(ukuran 20 atau lebih kecil) dengan spuit untuk
mengaspirasi sel pada area yang dicurigai, lalu
dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai
untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara
tepat, prosedur ini sangat akurat.
Tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi
jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu
mengambil struktur jaringan sekitarnya.
Kelemahan : ketidakmampuan untuk menentukan
secara akurat reseptor esterogen dan progesteron pada
specimen yag sangat kecil.
2. Core Needle
Biopsy
(CNB)
Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar
sering dilakukan. Hal tersebut lebih invasive
dibandingkan dengan aspirasi jarun.
Lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan
reseptor esterogen dan progesteron serta bisa
dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.
Bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan
bantuan ultrasound.
3. Biopsi
Terbuka
a. Biopsi
eksisi
Mengangkat seluruh masa yang terlihat
dan biasanya dengan sedikit batas
jaringan yang sehat.
b. Biopsi insisi Untuk lesi yang besar dan sulit untuk
dilakukan biopsy eksisi biasanya
dilakukan biopsy insisi dengan hanya
mengambil sedikit jaringan.
a. Needle-
GuidedBiopsy
(NGB)
Tehnik ini dilakukan atas dasar prinsip
menghilangkan lesi secara presisi tanpamengorbankan jaringan sehat
sekitarnya.
29
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
30/43
a. Ultrasound-
Guided
Biopsy(UGB)
Untuk lesi yang tidak teraba namun,
terlihat gambarannya melalui
ultrasound. Bisa dilakukan biopsy
dengan bantuan ultrasound.
UGB dilakukan dengan pasien pada
posisi supine, dan payudara discanmenggunakan transducer. Lalu
kulitnya ditandai dengan pensil;
lalu dilakukan biopsy secara
standard. Aspirasi kista juga bisa
dilakukan dengan bantuan
ultrasound
a. Nipple
Discharge
Smear
(NDS)
Setelah menekan daerah putting maka
akan keluar cairan. Cairan yang keluar
bisa diusap pada gelas kaca difiksasi
dan dilihat untuk dievaluasi secarasitologi.
a. Nipple
Biopsy
Perubahan epithelium dari putting
sering terkait dengan gatal atau
nipple discharge biasa
diperbolehkan untuk dilakukan
biopsi puting.
Sebuah potongan nipple/areola
complex bisa dieksisi dalam local
anstesia dengan tepi yang minimal.
30
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
31/43
Diagnosis Banding
31
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
32/43
1.8 Komplikasi
Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin lesion yang
multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti pula mengenai pleura yang
dapat mengakibatkan pleural effusion. Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran
rontgen sebagai gambaran osteolitik atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis
berupa fraktur kompresi.
Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :
A. Metastasis melalui sistem vena
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan terjadinya
metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis
ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v. Interkostalis
dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V. Mammaria
interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui
sistem vena,
B. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah bening
aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut
beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke kelenjar
getah bening sentral.
Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah
paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila
lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke kelenjar
getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila metastase
tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai
payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan kasus dengan
metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa metastasis ke
payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic
fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma
mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw
metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat
pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang
terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat
terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar
getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran
ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke
kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui
sentinel nodes.
32
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
33/43
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering dari
yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran
medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis
karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor
primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui sistem
limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi metastasis ke
kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik
limfe ke hepar dan terjadi metastasis hepar.
1.9 Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap
kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari
pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon. Terapi penyinaran
digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya,
termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat
hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker)
digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi
pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak
mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi
(pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor
dan jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan
Pembedahan breast-conserving
Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di
sekitarnya
Eksisi luas atau mastektomi parsial: pengangkatan tumor dan jaringan normal di
sekitarnyayang lebih banyak
Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang
terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan
breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek sampingdari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak
merah atau melepuh.
33
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
34/43
Mastektomi
Mastektomi radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar
mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak subskapular.
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m. pektoralis
mayor dan minor.
Mastektomi total
Hanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe.
Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien lanjut usia.
Mastektomi segmental
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi
mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.
Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.
Terapi penyinaran
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko
kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya. Ukuran tumor
dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan
obat penghambat hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah
pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm,
kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan.
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak
menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral(pengangkatan kedua payudara).
Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita
yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Jika penderita memilih untuk menjalani
pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara
yang sama dengan karsinoma lobuler. Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi,
maka diberikan obat penghambat hormon yaitu tamoxifen.
Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidakpernah mengalami kekambuhan. Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang
dikombinasi dengan terapi penyinaran.
Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi.
Payudaratampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak. Pengobatannya terdiri
dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan
kontraindikasi atau menolak operasi.
Radioterapi adjuvan
34
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
35/43
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan
pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,
dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi
pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.
Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.
Rekonstrusi payudara
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang
diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi ataubisa juga dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah
dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras,
menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran
darah.
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan
dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan
memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif
dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obattersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang
menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Pada saat ini muntah relatif
jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak
1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung
kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga
menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut
akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan
setelah pembedahan. Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa
efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis
dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak
mengurangi hotflashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap semua
pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau sama dengan
1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.
35
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
36/43
Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai regimen
CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis golongan
antrasiklin.
Terapi Hormonal Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena
dalam, karsinoma endometrium.
Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-
adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen
dengan hasil turunya kadar estrogen.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering
diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker muncul pada
bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah
kanker terdiagnosis dan diobati. Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidakmenunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya
pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk
menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang,
maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif
untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
kanker yang didukung oleh estrogen
penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah
terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita.
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan
masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada
penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause. Tamoxifen memiliki sedikit efek samping
sehngga merupakan obat pilihan pertama. Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen
bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk
menghancurkan ovarium.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian
obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang lain. Aminoglutetimid
adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker
di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yangbersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.
36
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
37/43
Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel,
dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada
pemberian obat penghambat hormon.
1.10 Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakatbahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan
antara lain berupa:
A. Pencegahan primerPencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan
primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
B. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining
melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker
payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining
dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun.Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%.
C. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya
akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita sertamencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat
berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.
37
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
38/43
Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
1.11 Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
a. Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I : 5-10 thn 90-80%
Stadium II : 70-50%
Stadium III : 20-11%
Stadium IV : 0%
Stadium 0 / in situ : 96,2%
b. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan karsinomayang sudah invasif.
Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang dinamakan
mastitis karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup
kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil
berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.
2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Penyakit Berat dan Terminal Menurut
Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan Tawakal
Setiap manusia pasti tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Karena
itulah kita disyariatkan untuk selalu memohon ampunan kepada Allah, dan segera bertobat bila
melakukan kesalahan. Allah Subhaanahu wa TaAla berfirman :
2:222 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri(QS.Al-Baqarah:222)
38
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
39/43
Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia-
lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Az-Zumar:53)
Demikianlah, Allah Subhaanahu wa TaAla membukakan pintu ampunan dengan seluas-luasnya
bagi seluruh orang yang berdosa dan melakukan kesalahan. Meskipun dosa mereka setinggi langit
sekalipun. Sebagaimana sabda Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam :
Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan(dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai ke langit,
kemudian kalian bertobat, niscaya Allah akan memberikan tobat pada kalian.(Riwayat Ibnu
Majah).
Diantara keutamaan orang-orang yang bertobat adalah Allah Subhaanahu wa TaAla menugaskan
para malaikat muqarrabin untuk beristigfar bagi mereka serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa
TaAla agar Dia menyelamatkan mereka dari azab neraka dan memasukkan mereka ke dalam surga,
serta menyelamatkan mereka dari keburukan.
Allah Subhaanahu wa TaAla berfirman:
(Malaikat-malaikat) yang memikul arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih
memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya, serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan), Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan-Mu dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.
Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada
mereka dan orang-orang yang shalih diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan
keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,
dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari
(pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat
kepadanya, dan itulah kemenangan yang besar (QS.Ghafir:7-9)
Makna Dan Hakekat TawakalDari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah
seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada
Allah SWT. Sebagian ulama salafuna shaleh lainnya memberikan komentar beragam mengenai
pernak pernik tawakal, diantaranya adalah ungkapan : Jika dikatakan bahwa Dinul Islam secara
umum meliputi dua aspek; yaitu al-istianah (meminta pertolongan Allah) dan al-inabah (taubat
kepada Allah), maka tawakal merupakan setengah dari komponen Dinul Islam. Karena tawakal
merupakan repleksi dari al-istianah (meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT) : Seseorang
yang hanya meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah, menyandarkan dirinya hanya
kepada-Nya, maka pada hakekatnya ia bertawakal kepada Allah.
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)
39
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
40/43
Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Lihat juga QS.11:123, 25:58, 26:217, 27:79, 33:3, 33:48,
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2) Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) : Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mumin bertawakal.
Lihat juga QS.3:160, 5:11, 5:23, 7:89, 8:2, 9:51, 58:10, 64:13.
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)Allah berfirman (QS. 3 : 159) Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173) Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung."
Lihat juga QS.4:81, 4:109, 4:132, 4:171.
6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
Allah berfirman (QS. 8 : 49): "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana".
Lihat juga QS.17:65.
7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)
Allah berfirman (QS. 16: 41-42): * Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan
memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada
Tuhan saja mereka bertawakkal.
Lihat juga QS.29:58-59.
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3):
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yangbertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah
40
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
41/43
melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.
41
8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
42/43
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif.2008.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II.Jakarta:Media Aesculapius FKUI
Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S KankerDharmais.2003.Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1.Jakarta:Pustaka Obor
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7.Jakarta:EGC
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7.Jakarta:EGC
Price SA, Wilson LM. 2005.Patofisiologi.Jakarta:EGC
DeVita, Vincent T., Hellman, Samuel, Rosenberg, Steven A.2005.Cancer: Principles & Practice of
Oncology, 7th Edition.Lippincott Williams & Wilkins
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. EGC. Jakarta
Michaelson JS, Satija S, Kopans D, et al.2003. Gauging the impact of breast carcinoma screening
in terms of tumor size and death rate. Cancer
WHO-IARC (International Agency for Research on Cancer). 2012. Breast Cancer/ Breast Self
Examination. Diakses pada 29 Maret 2012 melalui http://screening
.iarc.fr/breastselfexamination.php
Ho, Evelyn. Yeoh, Ernest. Breast Cancer Signs What does it look like? diakses pada 29 Maret
2012 melalui http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast cancersigns.htm
Brashers, Valentina L. 2008 Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen Jakarta :
EGC
Muchlis, Ramli. Umbas, Rainy. 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FKUI
Fauci, Anthony S. Braunwald, Eugene. et all. 2009. Harrisons Manual of Medicine. 17th
edition. America : Mc Graw Hill
Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Bedah.Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Halaman:108-114.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Umar, Ummu.2009.Saat Tepat Memulai Tobat. Diakses pada 28 Maret 2012 melalui
http://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/
Maulan, Rikza.2009.Makna Tawakal. Diakses pada 28 Maret 2012 melalui
http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm
Setiati, Eni, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.
42
http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast%20cancersigns.htmhttp://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htmhttp://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast%20cancersigns.htmhttp://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5
43/43
Primary Care Guide to Managing a Breast Mass : Triple Diagnosis for Management of the Solid Breast
Mass. Diakses melalui http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12 pada 1 April 2012
Mayer, Mark et all. 2011 Breast Disorders and Breast Cancer Screening. Diakses melalui
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-
disorders-and-cancer-screening/pada 1 April 2012
http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/