Upload
nabilahfajriah
View
109
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Wrap Up Skenario 1 kedkel
Citation preview
WRAP UP SKENARIO 1
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA
DOKTER KELUARGA
Kelompok
Ketua : Robiyah Al Adawiyah 1102012256
Sekretaris : Nabilah Fajriah Barsah 1102012187
Anggota : Mochamad Reza I 1102010168
Yolanda Syafitri 1102011296
Moch Barliansyah Praja 1102012165
Muhammad Faisal Alim 1102012171
Nindi Trisiawany 1102012194
Rizal Fadhlurrahman 1102012250
Sila Inggit Faramita 1102012276
Siti Farhanan Aulia 1102012279
Tommy 1102012297
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
2015-2016
Dokter Keluarga
Tn. M. 50 tahun datang ke klinik “Sumber Sehat” untuk berobat penyakit diabetes melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. datang ke klinik ini atas saran temannya.
Menurut temannya, klinik “Sumber Sehat” pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang berpraktik di klinik ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa.
Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.
1
Kata Sulit
1. Dokter keluargaDokter yang memberikan pelayanan kepada komunitas baik secara aktif (dokter mengunjungi rumah) maupun pasif (pasien mengunjungi klinik) dan didiagnosis secara holistik dan komprehensif
Pertanyaan
1. Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum?2. Apa tugas dokter keluarga?3. Bagaimana kriteria dokter keluarga?4. Peraturan Negara yang mengatur deokter keluarga?5. Cara menjadi dokter keluarga?6. Program apa yang dilakukan oleh dokter keluarga?7. Apa saja jenis pelayanan yang tersedia di dokter keluarga?8. Apa keuntungan berobat di dokter keluarga?
Jawaban
1. Dokter keluarga : pelayanan lebih ke kesehatan personal, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan, proaktif sebagai anggota satuan keluarga, memantau pasien dari awal kehidupan sampai mati, juga memberikan pelayanan secara aktif dan pasif.Dokter umum : memberikan pelayanan secara pasif.
2. Menyelenggarakan pelayanan primer, diagnosis dan tatalaksana secara cepat, memantau pasien yang telah dirujuk.
3. 5 star doctor (community leader, decision maker, communicator, manager, care provider).
4. Peraturan presiden no 27 tahun 2005 dan UU no 40 tahun 2004.5. Dengan ikut pelatihan dari paket A-D yang dilakukan oleh PDKI.6. Program promotif, preventif, rehabilitasi, kuratif.7. Kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan.8. Pasien bisa lebih terbuka.
2
Hipotesis
3
DOKTER KELUARGA
5 Star Doctor
Pepres no 27 thn 2005 & UU no 40 thn 2004
Ikut pelatihan PDKI
Pelayanan pasif & aktif, mengutamakan kesehatan
individu
Pasien bisa lebih terbuka
Promotif, preventif, rehabilitasi, kuratif
Sasaran Belajar
LI 1. Memahami dan menjelaskan dokter keluarga
LO 1.1 Definisi
LO 1.2 Perbedaan dengan dokter umum dilihat berdasarkan tugasnya
LO 1.3 Latar belakang terbentuk dokter keluarga
LO 1.4 Cara menjadi dokter keluarga
LI 2. Memahami dan menjelaskan prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga
LO 2.1 Prinsip dokter keluarga
LO 2.2 Standar dokter keluarga
4
LI 1. Memahami dan menjelaskan dokter keluarga
LO 1.1 Definisi
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan khusus
di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter
keluarga (IKK FKUI, 1996).
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai
dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta
lingkungannya serta bila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi
bertindak sebagai koordinator dalam konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai
(AAFP, IDI, Singapura).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan
pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan
yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya
melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya dokter keluarga sebagai
dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter
umum padahal hal tersebut sangat penting, the continuity of care, atau kesinambungan
pelayanan.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan
pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan
diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di
tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan
dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat
pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya
serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin,
5
usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI/ Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan
kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa
memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat
mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi
serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan
yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung
jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang)
sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
LO 1.2 Perbedaan dengan dokter umum dilihat berdasarkan tugasnya
DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGACakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat
Kasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu
Lebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan
rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien Dokter – pasien – teman sejawat
dan konsultan
Awal pelayanan Secara individualSecara individual sebagai bagian
dari keluarga komunitas dan lingkungan
6
Tugas dokter keluarga antara lain:
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
6. Menangani penyakit akut dan kronik
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit
8. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat
di rumah sakit
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.
LO 1.3 Latar belakang terbentuk dokter keluarga
Sejarah
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi
Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya
beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi
anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres
Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali,
namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai
organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya, ditasbihkan
7
sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium
yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter Indonesia dan Masyarakat
Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).
Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai
sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun
1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter
Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota
IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik
dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja,
terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi
internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and
Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia
adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk
Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan
atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi
paling tidak 3 masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
LO 1.4 Cara menjadi dokter keluarga
Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan
melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari
beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan
kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO
bahwa “family medicine” selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan “community
medicine“ karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi
8
produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran
yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini
ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus
dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam
beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum
menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum
yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI
/ KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,
Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan usia
LI 2. Memahami dan menjelaskan prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga
LO 2.1 Prinsip dokter keluarga
Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan :
a. Pelayanan yang holistic dan kemprehensif
b. Pelayanan yang berkesinambungan
c. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
e. Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga , lingkungan kerja, dan lingkungan tempat
tinggalnya (dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistic dan mengobati secara
komprehensif).
g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum (untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan wewenang dokter )
h. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu ( untuk mengendalikan mutu dan biaya agar
tidak berlebih atau kekurangan ).
9
i. Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ngada dan tidak
menyealahgunakan data)
Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan berbagai aspek yang
dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang bersangkutan. Hal ini bisa berkaitan
antara psikis, fisik, asupan dan lingkungan yang bisa dijabarkan lebih banyak lagi. Diagnosa
secara holistik sangat penting dilakukan sebelum melakukan terapi karena:
1. Menentukan kedalaman letak penyakit
2. Menentukan kekuatan serangan patogen penyakit
3. Menentukan kekuatan daya tahan tubuh yang meliputi kekuatan fungsi organ dan materi di
dalamnya
4. Menentukan urutan tatacara terapi dan teknik terapi yang akan dipilihnya
5. Menentukan interfal kunjungan terapi.
LO 2.2 Standar dokter keluarga
Standar pelayanan dokter keluarga
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and
spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability
limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan
sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.
1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran
keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh
dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin
pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan
dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
10
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5. Kuratif medic
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan
medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan
kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan
rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau
kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan
keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik
kedokteran.
b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care).
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-
centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat
menegakkan diagnosis
11
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara
holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa
diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.
4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan
persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan,
demi kepentingan pasien semata.
8. Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak
lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
12
9. Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada
pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan
pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga.
c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa
pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual,
serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia yang
seutuhnya.
2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien
untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
13
d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1. Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama
antar dokter – pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2. Mitra dokter – pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien
pada saat proses penatalaksanaan medis.
3. Mitra lintas sektoral medic
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medic
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan, memperhatikan kebutuhan dan perilaku pasien
dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan
nonformal di sekitarnya.
e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi
kesehatan pasien.
1. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2. Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan
untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang
bersangkutan.
14
3. Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi
pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4. Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)
a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan
kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan
yang akan dilaksanakannya.
1. Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk
memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2. Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah
cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter
menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup
untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang
dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
3. Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi,
rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat
memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4. Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.
15
5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter
termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship in
practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan
manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1. Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional dalam
suasana kekeluargaan.
2. Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan pasien
dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.
3. Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri dari
beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen yang berbeda
di bawah tanggung jawab pimpinan.
c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)
Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan
kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara
profesional.
1. Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan
profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.
2. Hubungan baik sesama dokter
16
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter lain
dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama
dokter lain.
3. Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan profesi
yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-
kegiatan yang ada.
d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and
skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna
memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan
kedokteran sepanjang hayatnya.
1. Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara teratur
dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti pelatihan,
seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.
2. Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan / atau
bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.
3. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan
berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.
4. Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha untuk
menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi
kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.
5. Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan / atau pasif
pada jurnal ilmiah kedokteran.
17
e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as
community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan
peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi
kesehatan di daerahnya.
1. Menjadi anggota perkumpulan social
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter
keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan.
2. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya, pelayanan
dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
3. Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan
dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang
kesehatan.
3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)
a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas
kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
pelatihannya.
1. Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku
kesehatan.
2. Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3. Bidan
18
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4. Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti
pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.
b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.
1. Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum
dan bersifat transparansi.
2. Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat
mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-for service
c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut
klinik dengan manajemen yang profesional.
1. Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2. Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training)
terlebih dahulu.
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik
19
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang
lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitarnya.
1. Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai
dan dokter yang berpraktik.
2. Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.
3. Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi
permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang
aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4. Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
5. Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
organisasi profesi.
b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1. Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.
2. Peralatan penunjang medis
20
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata
pertama.
3. Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di
ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan
pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medic
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik
dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem oriented medical
record).
2. Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang
mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik
limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat
sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga
aman digunakan.
6. Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang
berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.
21
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, Cetakan 1.
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999. Kumpulan Materi
Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung. IDI.
Qomariyah. 2015. Sekilas Kedokteran Keluarga . Jakarta : IKALIPSI.
22