4

Click here to load reader

Written by Puskomlik Kemenkes RI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Written by Puskomlik Kemenkes RI

Written by Puskomlik Kemenkes RI | 16 August 2012

Untuk menciptakan penduduk Indonesia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing tinggi diperlukan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang bermutu, terstandar, dan profesional. Karena itu, seluruh tenaga kesehatan baik tenaga kesehatan dari dalam negeri maupun luar negeri memiliki kewajiban untuk melakukan registrasi.

Berdasarkan hal tersebut, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, didampingi Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Dr. Faiq Bahfen, MH, menyerahkan kurang lebih 110.000 surat tanda registrasi (STR) bagi 19 jenis tenaga kesehatan kepada para ketua Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) pada pembukaan kegiatan Workshop MTKI-MTKP di Bandung (5/8).

Prof. Ghufron menyatakan, amanat kewajiban registrasi bagi tenaga kesehatan di Indonesia tercantum pada Permenkes 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Hal ini bertujuan agar para tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai dengan profesinya.

“Registrasi tenaga kesehatan dalam negeri, tidak dipungut biaya”, ujar Prof. Ghufron.

Lebih lanjut Prof. Ghufron menjelaskan, tenaga kesehatan yang akan melakukan registrasi harus melalui proses sertifikasi dengan menjalani uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi profesi masing-masing. Dengan demikian tenaga kesehatan yang teregistrasi terjamin mutunya

“Pelaksanaan Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Kesehatan melalui Uji Kompetensi   akan mulai dilaksanakan pada tahun 2013. Saya lihat beberapa Provinsi bahkan sudah mulai melakukan uji coba”, tambah Prof. Ghufron

Dalam sambutannya, Prof. Ghufron mengatakan bahwa untuk menjamin ketersediaan dan distribusi tenaga kesehatan ke seluruh wilayah, Indonesia menghadapi berbagai tantangan berupa kondisi sosial ekonomi dan geografi yang berbeda-beda di masing-masing provinsi, wilayah Indonesia yang luas, dan jumlah penduduk Indonesia yang besar.

“Jumlah penduduk Indonesia yang besar harusnya dapat dikembangkan menjadi SDM yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing tinggi”, tandas Prof. Ghufron.

MTKI merupakan lembaga baru di bawah Kementerian Kesehatan, dilantik pada Februari 2011, yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mempersiapkan dan melaksanakan uji kompetensi secara nasional, dan telah mempersiapkan sejumlah perangkat untuk pelaksanaan sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan. Sepanjang tahun 2011, MTKI sudah melantik MTKP di 33 Provinsi.

Pada kesempatan tersebut, Ketua MTKI, Dr. Faiq Bahfen, MH menjelaskan 19 jenis tenaga kesehatan yang dimaksud beserta organisasi profesinya, yaitu perawat (PPNI); Bidan (IBI); Fisioterapi (IFI); Perawat Gigi (PPI); Refraksionis Optisien (IROPIN): Terapis Wicara (IKATWI); Radiografer (PARI); Okupasi Terapis (IOTI); Ahli Gizi (Persagi); Perekam Medis (PORMIKI); Teknik Gigi (PTGI); Sanitarian (HAKLI); Elektromedik (IKATEMI); Analis Kesehatan (PATELKI); Anastesi (IPAI); Akupuntur Terapi (HAKTI); Fisikawan Medis (IKAFMI); Ortotik Prostetik (IOPI); dan Teknis Transfusi Darah (ITTDI).

Page 2: Written by Puskomlik Kemenkes RI

Pertemuan Evaluasi dan Sinkronisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Total view : 45 times

User Rating:  / 0

Poor Best 

Written by Administrator | 10 October 2012

SEMARANG – Untuk memberikan arah dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pemberdayaan tenaga kesehatan secara komprehensif dan menyeluruh, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melakukan Pertemuan Evaluasi dan Sinkronisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, yang diikuti oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota se Jawa Tengah, Direktur/Kepala Program Pendidikan Institusi Diknakes se Jawa Tengah, Pembantu Direktur III (Bagian Kemahasiswaan) Institusi Diknakes se Jawa Tengah dan Pejabat struktural dilingkungan Dinkes Provinsi Jawa Tengah (10/10/2012).

Pada pertemuan tersebut disampaikan tentang beberapa hal, diantaranya pengembangan tenaga kesehatan yang meliputi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan, pengadaan/pendidikan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan di Indonesia dewasa ini sangat banyak jenisnya, dan dalam Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan ini, tenaga kesehatan dibatasi pada 13 (tiga belas) jenis tenaga yaitu : dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sanitarian, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisan medis.

Upaya pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia di bidang kesehatan dari masyarakat dan   pemerintah. Selain itu mutu,   jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Mengingat Pengembangan sumberdaya manusia  merupakan hal yang sangat mendasar. Hubungan antara kinerja di tingkat organisasi dan tingkat nasional, serta investasi dibidang pengembangan sumberdaya manusia adalah hal yang nyata dan persuasif.

Dalam sistem kesehatan nasional terdapat 6 subsistem yaitu upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen dan informasi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam SDM Kesehatan, tenaga kesehatan merupakan unsur utama yang mendukung subsistem lainnya. Yang dimaksud

Page 3: Written by Puskomlik Kemenkes RI

dengan tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesiponal di bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Subsistem SDM kesehatan bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (ngw/her).

Materi dapat di unduh disini :  Kadinkes       MTKP