12
Perawatan Water Seal Drainage (WSD) A. Konsep Dasar 1. Pengertian WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung (Ediawati, 2009). 2. Indikasi Pneumothoraks : a. Spontan > 20% oleh karena rupture bleb b. Luka tusuk tembus c. Klem dada yang terlalu lama d. Kerusakan selang dada pada sistem drainase Hemothoraks : a. Robekan pleura b. Kelebihan antikoagulan c. Pasca bedah thoraks Thorakotomy : a. Lobektomy b. Pneumoktomy Efusi pleura : Post operasi jantung

wsd 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wsdd

Citation preview

Page 1: wsd 1

Perawatan Water Seal Drainage (WSD)

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan

udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan

menggunakan pipa penghubung (Ediawati, 2009).

2. Indikasi

Pneumothoraks :

a. Spontan > 20% oleh karena rupture bleb

b. Luka tusuk tembus

c. Klem dada yang terlalu lama

d. Kerusakan selang dada pada sistem drainase

Hemothoraks :

a. Robekan pleura

b. Kelebihan antikoagulan

c. Pasca bedah thoraks

Thorakotomy :

a. Lobektomy

b. Pneumoktomy

Efusi pleura : Post operasi jantung

Emfiema :

a. Penyakit paru serius

b. Kondisi inflamsi

3. Tujuan

a. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak

Page 2: wsd 1

b. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

c. Mengembangkan kembali paru yang kolaps

d. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada

4. Tempat Pemasangan WSD

Bagian apex paru (apical)

a. anterolateral interkosta ke 1-2

b. fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura

Bagian basal

a. postero lateral interkosta ke 8-9

b. fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura

5. Jenis-jenis WSD

a. WSD dengan sistem satu botol

1. Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple

pneumothoraks

2. Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang

yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol

3. Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm

untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan

kolaps paru

4. Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi

udara dari rongga pleura keluar

5. Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi

6. Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :

a) Inspirasi akan meningkat

b) Ekpirasi menurun

Page 3: wsd 1

Gambar 1. WSD dengan sistem 1 botol

Keutungan WSD dengan sistem 1 botol

1) Penyusunan sederhana.

2) Mudah untuk klien yang dapat jalan.

Kerugian WSD dengan sistem 1 botol

1) Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan diperlukan untuk

memungkinkan udara dan cairan pleural untuk keluar dari dada masuk ke

botol.

2) Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol

yang membatasi garis permukaan drainase.

3) Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.

b. WSD dengan sistem 2 botol

1. Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2

botol water seal

2. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa

udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang

berisi water seal

3. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga

pleura masuk ke water seal botol 2

Page 4: wsd 1

4. Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari

rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang

masuk ke WSD

5. Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi

peural

Gambar 2. WSD dengan sistem 2 botol

Keuntungan WSD dengan sistem 2 botol

1) Mempertahankan unit water seal pada tingkat konstan.

2) Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik.

Kerugian WSD dengan sistem 2 botol

1) Menambah area mati pada sistem drainase yang mempunyai potensial

untuk masuk ke dalam area pleura.

2) Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan

botol.

3) Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran

pleura.

c. WSD dengan sistem 3 botol

1. Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah

hisapan yang digunakan

2. Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan

Page 5: wsd 1

3. Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3.

Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam

air botol WSD

4. Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan

5. Botol ke-3 mempunyai 3 selang :

1) Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua

2) Tube pendek lain dihubungkan dengan suction

3) Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka

ke atmosfer

Gambar 3. WSD dengan sistem 3 botol

Keuntungan WSD dengan sistem 3 botol

Sistem paling aman untuk mengatur pengisapan

Kerugian WSD dengan sistem 3 botol

1) Lebih kompleks.

2) Lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan

pemeliharaan.

6. Komplikasi Pemasangan WSD

a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial

aritmia

b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema

B. Prosedur Pemasangan WSD

Page 6: wsd 1

a. Pengkajian

1) Memeriksa kembali instruksi dokter

2) Mencek inform consent

3) Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan

b. Persiapan pasien

1) Siapkan pasien

2) Memberi penjelasan kepada pasien mencakup : Tujuan tindakan, posisi tubuh

saat tindakan dan selama terpasang WSD, posisi klien dapat duduk atau

berbaring, upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas

dalam distraksi, latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang

terkena.

c. Persiapan alat

1) Sistem drainage tertutup

2) Motor suction

3) Slang penghubung steril

4) Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau

jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk

bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set

balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker

d. Pelaksanaan

Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur

dapat dilaksanakan dengan baik , dan perawat member dukungan moril pada

pasien.

e. Tindakan setelah prosedur

1. Perhatikan undulasi pada sleng WSD. Bila undulasi tidak ada, berbagai

kondisi dapat terjadi antara lain :

a) Motor suction tidak berjalan

b) Slang tersumbat

Page 7: wsd 1

c) Slang terlipat

d) Paru-paru telah mengembang

Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa

kondisi sistem drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas

2. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar

3. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah

ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air

4. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui

jumlah cairan yg keluar

5. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama

6. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan

7. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan

sampai slang terlipat

8. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi

9. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu

10. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan

yang dibuang

11. Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran

12. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema

subkutan

13. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif

14. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh

15. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD

16. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan

gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

C. Perawatan WSD

a. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.

Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari

sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya

slang dan tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien.

Page 8: wsd 1

b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang

hebat akan diberi analgetik oleh dokter.

Dalam perawatan yang harus diperhatikan :

1) Penetapan selang. Selang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang

dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa

sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.

2) Pergantian posisi badan.Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan

memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang,

melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat

badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.

c. Mendorong berkembangnya paru-paru.

1) Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.

2) Latihan napas dalam.

3) Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk

waktu slang diklem.

4) Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.

d. Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.

Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika

perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi.

Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara

bersamaan keadaan pernapasan.

e. Suction harus berjalan efektif :

1) Perhatikan setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap

1 - 2 jam selama 24 jam setelah operasi.

2) Perhatikan banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna

muka, keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.

Page 9: wsd 1

3) Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika

suction kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2

terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di

cari penyababnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang

bengkok atau alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena

perlekatanan di dinding paru-paru.