106
KESEPAKATAN GENCATAN SENJATA ANTARA PEMERINTAH YAMAN PADA MASA PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DENGAN PEMBERONTAK SUKU HOUTHI (2004-2009) SKRIPSI Disusun Oleh : FENNA TRI KUSUMA 151040182 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011

Yaman - Houthi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Yaman - Houthi

KESEPAKATAN GENCATAN SENJATA ANTARA

PEMERINTAH YAMAN PADA MASA PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DENGAN PEMBERONTAK

SUKU HOUTHI (2004-2009)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FENNA TRI KUSUMA 151040182

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Yaman - Houthi

KESEPAKATAN GENCATAN SENJATA ANTARA PEMERINTAH YAMAN PADA MASA PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DENGAN PEMBERONTAK

SUKU HOUTHI (2004-2009)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

dengan Spesialisasi Ilmu Hubungan Internasional

Disusun Oleh :

FENNA TRI KUSUMA 151040182

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2011

Page 3: Yaman - Houthi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : FENNA TRI KUSUMA N . I . M : 151040182 JUDUL SKRIPSI : Kesepakatan Gencatan Senjata Antara

Pemerintah Yaman Pada Masa Pemerintahan Ali Abdullah Saleh Dengan Pemberontak Suku Houthi (2004-2009)

Skripsi ini telah diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Pada Hari : Jum’at Tanggal : 12 Agustus 2011 Jam : 08.00 WIB – Selesai Tempat : Ruang Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(DRA. HARMIYATI, M.Si)

(IVA RACHMAWATI, SIP, M.Si )

Page 4: Yaman - Houthi

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : FENNA TRI KUSUMA N . I . M : 151040182 JUDUL SKRIPSI : Kesepakatan Gencatan Senjata Antara

Pemerintah Yaman Pada Masa Pemerintahan Ali Abdullah Saleh Dengan Pemberontak Suku Houthi (2004-2009)

Skripsi ini telah diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Pada Hari : Jum’at Tanggal : 12 Agustus 2011 Jam : 08.00 WIB – Selesai Tempat : Ruang Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

TIM PENGUJI

Dra. Harmiyati, M.Si KETUA

Iva Rachmawati, SIP, M.Si

ANGGOTA

Hikmatul Akbar, SIP, M.SiANGGOTA

Agussalim, SIP, M.Si ANGGOTA

Page 5: Yaman - Houthi

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa tulisan skripsi ini adalah benar-benar hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan kecurangan / penjiplakan / plagiat, maka saya siap menerima sanksi akademik, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Yogyakarta, 15 Agustus 2011

(Fenna Tri K)

Page 6: Yaman - Houthi

MOTTO

“Waktu memang tak terbatas tapi waktu kita terbatas” “Sukses adalah ketika kita dekat dengan ALLAH”

(Kata penyemangat)

Page 7: Yaman - Houthi

HALAMAN PERSEMBAHAN

 

To :  Papa dan Mama ..  My Sisters .. Dan Sang waktu ... 

Page 8: Yaman - Houthi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan kesempatan dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “KESEPAKATAN GENCATAN SENJATA ANTARA

PEMERINTAH YAMAN PADA MASA PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH

SALEH DENGAN PEMBERONTAK SUKU HOUTHI (2004-2009)”

dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

yang telah membantu penulis baik dalam penelitian,

penyusunan skripsi maupun selama kuliah disini. Untuk

itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. First of all, terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah, bimbingan, kesabaran sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Papa & Mama, yang telah memberikan segala sesuatu

bagi penulis. Terima kasih yang tidak terhingga

Page 9: Yaman - Houthi

dari penulis sehingga penulis dapat menjadi

seperti sekarang. Semoga apa yang telang engkau

berikan tidak akan pernah menjadi sia-sia. Do’a

dan restumu akan selalu ku tunggu. I Love You My

Dad and Mom.

3. Kedua saudara ku, my sister and my twin, Migma Dwi

R dan Fennie Tri K. terima kasih banyak karena

selalu mengingatkan, membantu dan berdo’a untuk

penulis. Akhirnya selesai juga, howreeeee …

4. Mamas ku, Arif P. terima kasih selalu menyemangati

kalau lg down, selesai juga skripsinya.

5. Dra. Harmiyati, M.Si selaku Dosen Pembimbing I

dalam penyusunan skripsi ini, yang telah dengan

sabar telah meluangkan waktunya memberikan

dorongan, bimbingan dan pengarahan-pengarahan

kepada penulis selama ini.

6. Iva Rachmawati, SIP, M.Si selaku Dosen Pembimbing

II atas bimbingan dan pengarahannya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Hikmatul Akbar, SIP, M.Si selaku Penguji I

Skripsi, terima kasih atas bimbingan dan arahan

yang diberikan.

Page 10: Yaman - Houthi

8. Agussalim, SIP, M.Si selaku Penguji II Skripsi,

terima kasih atas bimbingan dan arahan yang

diberikan.

9. Pak Yoto, terima kasih atas bantuan dan

dukungannya selama menempuh pendidikan di UPN.

Akhir kata semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, September 2011

Penulis

Page 11: Yaman - Houthi

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Pertama-tama untuk kedua orangtua ku, Pah-Mah, terima

kasih banyak ya sudah selalu berdoa dan menyemangati dalam

menyelesaikan skripsi, maaf lama, hehehe …

2. My sister’s, Migma Dwi R dan Fennie Tri K. Thank’s you ya dah

banyak bantu, kasih support & semangat,jangan crewe-crewet

lagi yap using neh dengarnya, upts, hahaha … Dah selesai neh

brarti dah boleh main2 ya, hehehe …

3. Mamasku Arif P, makasih atas semua bantuan (ga bantu juga

seh tapi gapapa lah, he ..), dorongan, semangat dan do’anya.

Makasih juga dah jadi tempat marah, keluh kesah, curhat,

hehehe …

4. My brother’s and sister’s, ms’Arif, ms’Bizon, ms’Rijax, ms’Woto,

ms’Janu, ms’Rifki “opa”, ms’Iskax, mb’Novi, d’Fennie. Akhirnya

selesai juga, terima kasih supportnya selama ini.

5. Buat my best friend, Ria Rahmanita. Impian qta tidak semulus

yang qta bayangkan, makasih ya dah temanin Fna kemana aja.

Huhuhu ,, kangeeeeeeeeeen pengen crita2, kapan qta ketemu,

jalan-jalan + shoping2 lagi ya …

Page 12: Yaman - Houthi

6. My friend Anggita J. Putra, terima kasih dah bantu doa dan

selalu tanyain skripsi jadi ingat harus selesein skripsi cepat2.

Gimana perkembangan grup “GEJE” qta, raja “Geje”nya

tetapkan ga ada perubahan, hehehe …

7. My sista mb’Nana a.k.a teteh makcik, semangat untuk

skripsinya ya, kalau bisa qta bareng biar rame, hahaha …

8. Buat Diah Ayu Padma P, tiada hari tanpa ketawa, kapan qta

ketawa sampai puas ??? Hahaha … Semangat selesaiin skripsinya

ya, maaf ga bisa bantu banyak cuma bisa bantu doa,

semangaaaaaaaat ya …

9. Retno, terima kasih ya dah bantuin cari judul walaupun

judulnya banyak yang ditolak tapi makasih banyak ya, miss u …

10. Anak-anak kost ijo jakal, my sister’s mb’Migma, d’Fennie, teh

Rina, mb’Vita, Ririn, mb’Nanik, kakak Oka, banyak cerita qta

disini. Kapan qta jalan-jalan & foto-foto lagi, hehehe …

11. Untuk teman seperjuangan angkatan ‘04, Ria, Diah, Hanggar,

Glen, Pongki, Anggi, Irvan, Wage, Harold, dan teman-teman

yang belum penulis sebutkan namanya terima kasih atas

bantuan, do’a dan supportnya.

Page 13: Yaman - Houthi

12. Pihak-pihak yang telah membantu penulis selama menyusun

skripsi ini yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu

persatu.

Page 14: Yaman - Houthi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PENGESAHAN iv HALAMAN PERNYATAAN v MOTTO vi HALAMAN PERSEMBAHAN vii KATA PENGANTAR viii UCAPAN TERIMA KASIH xi BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul .................. 1 B. Latar Belakang Masalah .................. 3 C. Perumusan Masalah ....................... 10 D. Kerangka Pemikiran ...................... 10 E. Argumen Pokok ........................... 18 F. Metode Penelitian ....................... 19 G. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........... 21 H. Batasan Penelitian ...................... 21 I. Sistematika Penulisan ................... 22 BAB II DINAMIKA HUBUNGAN PEMERINTAH YAMANN DENGAN

KELOMPOK PEMBERONTAK AL-HOUTHI

A. Pemerintah Yaman Di Bawah Kepemimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh..............

25

B. Latar Belakang Munculnya Kelompok Pemberontakan Al-Houthi..................

31

BAB III UPAYA PEMERINTAH YAMAN MENGHADAPI

PEMBERONTAKAN AL-HOUTHI MELALUI KESEPAKATAN PENARIKAN DIRI PASUKAN PEMBERONTAK YAMAN DARI BANGUNAN MILIK NEGARA DAN PEMBUKAAN JALAN DI UTARA

A. Upaya Pemerintah Yaman Menghentikan Perang dengan Kelompok Al-Houthi Melalui Jalan Perundingan Damai dan Gencatan Senjata .................................

48

B. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Al-Houthi Untuk Menarik Diri Dari Bangunan-bangunan Milik Pemerintah dan Pembukaan Jalan di Yaman Utara ...................................

57

Page 15: Yaman - Houthi

BAB IV UPAYA PEMERINTAH YAMAN MENGHADAPI PEMBERONTAKAN AL-HOUTHI MELALUI KESEPAKATAN PENGEMBALIAN SENJATA, PEMBEBASAN SELURUH TAHANAN, PENGOSONGAN POS-POS MILITER DAN PENGHENTIAN SERANGAN TERHADAP WILAYAH ARAB SAUDI

A. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Penyerahan Senjata Kepada Pemerintah Yaman ...................................

62

B. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Pembebasan Seluruh Tahanan ..............

66

C. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Pengosongan Pos-pos Militer di Yaman Utara ...................................

69

D. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Permintaan Penghentian Serangan Terhadap Wilayah Arab Saudi ......................

72

BAB V KESIMPULAN 76 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Page 16: Yaman - Houthi

No. Tabel Hal

Table I Daftar Nama Presiden Yaman .......... 27

Page 17: Yaman - Houthi

RESUME

Sejak awal bersatu, Ali Abdullah Saleh dikukuhkan

sebagai presiden pertama Yaman Utara dan Selatan hingga

sekarang. Penyatuan itu diharapkan mewujudkan sebuah

negara yang integral dan sejahtera, namun kini justru

terjadi konflik. Kelompok al-Houthi merupakan kelompok

pemberontak yang berbasis di Yaman Utara. Pengikut al-

Houthi terkenal dengan sebutan Houthis. Penamaan ini

dinisbatkan pada pencetusnya, yaitu Husein Badaruddin

Houthi. Ia memulai karir politiknya yaitu sebagai salah

satu pendiri partai Al-Haq yang pandangannya

berdasarkan Islam.

Pada tahun 1993 Husein Al-Houthi mengikuti pemilu

legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada

tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam

tubuh pemerintah Yaman. Hal itu diakibatkan kembalinya

warga Yaman yang bermazhab Wahabi dari Afganistan. Demi

mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras

tersebut, pemerintah Yaman meminta bantuan Husein Al-

Houthi.

Pada tahun 1997 Husein Al-Houthi keluar dari

Partai Al-Haq dan membentuk Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih

Page 18: Yaman - Houthi

memberikan bantuan kepada gerakan ini dan memberikan

kesempatan untuk melakukan aktivitas melawan pemikiran

Wahabi. Namun segalanya berubah total pada tahun 2003,

sekitar 650 anggota Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin) ditahan dan dijebloskan ke

dalam penjara akibat menyerukan slogan yang menjelekkan

Amerika Serikat dan Israel. Upaya keras Husein Al-

Houthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka

tidak kunjung berhasil, bahkan mencapai jalan buntu.

Sejak saat itu friksi antara Gerakan Al-Syabab Al-

Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Pada Juni 2004,

pemerintah Yaman akhirnya menawarkan hadiah sebesar

55.000 USD bagi siapa yang berhasil menangkap Husein

Al-Houthi. Penangkapan itu sebagai taktik pemerintahan

mengendorkan intensitas protes dan pemberontakan yang

dipimpinnya. September 2004, Menteri Pertahanan Yaman

mengumumkan, bahwa Husein Al-Houthi telah tewas oleh

militer Yaman di pegunungan sekitar Saada.

Intensitas pertempuran juga mulai berkurang

bersamaan dengan pernyataan pemerintah yang mengumumkan

gencatan senjata dengan beberapa persyaratan atau

kesepakatan yang harus disetujui oleh pihak pemberontak

kelompok al-Houthi. Dan satu-satunya solui untuk

mengatasi masalah di Yaman tersebut adalah melalui

Page 19: Yaman - Houthi

dialog antara semua pihak sesuai dengan konstitusi

Yaman. Pemerintahan Yaman telah melakukan berbagai

cara, salah satunya adalah melakukan kesepakatan

gencatan senjata dengan kelompok tersebut pada tanggal

12 Februari 2010. Dalam kesepakatan gencatan senjata

tersebut pemerintah Yaman mengajukan enam syarat,

yaitu:

1. Pertama, penarikan diri dari bangunan milik

negara. Pemberontak Houthi menargetkan

penghancuran proyek-proyek pembangunan di

beberapa kawasan di Saada, antara lain proyek

pengadaan air bersih, pertanian, dan proyek

gerbong kereta api.

2. Kedua, pembukaan kembali jalan-jalan di utara.

Kelompok pemberontak Houthi berbasis di daerah

utara Yaman maka kelompok Houthi menutup jalan-

jalan yang menghubungkan daerah-daerah

diwilayah utara Yaman, sehingga pemerintah

mengajukan syarat agar jalan-jalan di utara

dibuka kembali.

3. Ketiga, pengembalian senjata yang dirampas dari

aparat pemerintah. Hampir semua warga Yaman

bebas memegang senjata dan hingga kini

pemerintah San’a pun belum mencabut larangan

Page 20: Yaman - Houthi

memiliki senjata bagi warganya. Oleh karena

itu, kelompok pemberontak Houthi tidak terlalu

kesulitan untuk pasokan senjata, apalagi

kelompok Houthi juga dilaporkan telah

memperoleh rampasan senjata dari tentara Yaman

dan Arab Saudi.

4. Keempat, pembebasan seluruh tawanan termasuk

warga Saudi. Orang-orang suku di kawasan miskin

Yaman seringkali melakukan penyanderaan untuk

menekan pemerintah agar memberikan bantuan,

pekerjaan atau membebaskan orang-orang suku

mereka yang ditahan. Lebih dari 200 warga asing

diculik di Yaman dalam 15 tahun terakhir.

5. Kelima, pengosongan pos-pos militer di daerah

pengunungan. Pemerintah akan menghapus pos-pos

militer yang dahulu digunakan untuk memeriksa

apakah warga sipil atau pemberontak kelompok

Houthi.

6. Keenam adalah penghentian serangan terhadap

wilayah Arab Saudi. Kelompok Houthi mengatakan

bahwa Arab Saudi telah melancarkan 31 serangan

udara di kawasan Jaberi, wilayah Arab Saudi

yang memiliki tempat-tempat pemberontak dalam

jumlah besar. Arab Saudi dianggap telah

Page 21: Yaman - Houthi

bekerjasama dengan pemerintah Yaman untuk

melawan kelompok Houthi.

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut

pemerintah Yaman menggunakan bentuk kerjasama yaitu

dengan langkah gencatan senjata karena tidak ada

pihak ketiga yang ikut campur dalam penyelesaian

persoalan perselisihan tersebut. Pada awalnya para

pemberontak tersebut hanya menawarkan untuk menerima

lima persyaratan saja namun pemerintah Yaman menolak

mentah-mentah tawaran tersebut. Pihak pemerintah

mengatakan bahwa para pemberontak juga harus

menerima syarat keenam.

Pemerintah menetapkan batasan waktu kepada

kelompok pemberontak al-Houthi agar segera memenuhi

persyaratan untuk melakukan gencatan senjata,

menghentikan konflik di kawasan pegunungan utara

Yaman yang telah berlangsung selama bertahun-tahun

tersebut. Upaya yang pada akhirnya dapat

menyelesaikan konflik tersebut adalah dilakukan

dengan cara damai atau melakukan perundingan dengan

pihak-pihak yang terlibat konflik. Seperti keputusan

yang diambil pemerintah Yaman dalam menyelesaikan

konflik dengan meminta kepada mediator dari luar

negara Yaman adalah keputusan yang bijaksana dan

Page 22: Yaman - Houthi

bersifat netral agar tujuan kesepakatan damai

tersebut bisa terjadi. Dalam perundingan damai

tersebut agar dapat tercapai kesepakatan, salah satu

pihak yang bertikai harus rela mengorbankan

kepentingannya demi tercapainya keamanan dan

stabilitas suatu negara, serta melindungi rakyat

sipil dari ancaman kekerasan perang.

Page 23: Yaman - Houthi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Pasca penyerangan gedung World Trade Center

(WTC) 11 September 2001, pemerintahan Ali Abdullah

Saleh menyatakan dukungannya terhadap Amerika

Serikat yang berperang melawan terorisme. Kelompok

syi’ah al-Houthi merasa tidak puas dengan Pemerintah

pusat Yaman di San’a. Mereka tidak senang dengan

semakin eratnya hubungan baik antara pemerintahan

Yaman dengan Amerika Serikat. Kemarahan kelompok al-

Houthi muncul ketika Amerika Serikat melancarkan

agresi militernya ke Irak, aksi protes besar-besaran

muncul pada tahun 2003 di provinsi Sa’da mengecam

Israel, Amerika Serikat dan pemerintahan Ali

Abdullah Saleh.1

Presiden Ali Abdullah Saleh memerintahkan

melakukan tindakan militer ke basis-basis

pemberontak. Dalam menghadapi pemberontakan kelompok

al-Houthi ini pemerintah Ali Abdullah Saleh berupaya

1 “Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya bagi Dunia Islam” http://www.eramuslim.com/berita/analisa/menguak-konflik-yaman-dan-dampaknya-bagi-dunia-islam.htm diakses pada tanggal 4 Februari 2010

Page 24: Yaman - Houthi

2

melakukan perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh

al-Houthi dengan dukungan 78.000 personil tentara

dan beberapa pesawat tempur. Pemerintah Arab Saudi

pun ikut membantu Presiden Ali Abdullah Saleh dalam

mengatasi kelompok al-Houthi di Yaman Utara.2 Lebih

dari 100 orang pemberontak al-Houthi tewas karena

tembakan tank dan pemboman. Pemerintah Yaman

mengklaim bahwa telah berhasil menewaskan dua

pemimpin pemberontak al-Houthi. Tewasnya dua tokoh

pemberontak al-Houthi maka akan mempengaruhi

perjuangan dan gerakan pemberontakan yang dilakukan

kelompok al-Houthi. Pertempuran yang berlangsung

berhari-hari ini, menimbulkan kerugian yang sangat

besar, khususnya bagi para pemberontak kelompok

Syi’ah.3 Kebijakan reprensif pemerintah Yaman lewat

“Operasi Bumi Hangus” hingga kini belum mampu

menumpas perlawanan kelompok al-Houthi yang telah

menempati dan menguasai kawasan pegunungan di

Propinsi Saada, dan telah berhasil mengontrol 14

2 “Upaya Pemberontak Houthi Untuk Dirikan Negara Syiah di Yaman Utara” http://www.immasjid.com/?pilih=lihat&id=975 diakses 30 Oktober 2010

3 “Yaman : 100 Orang Tewas Akibat Perang Pemerintah-Syiah” http://www.eramuslim.com/berita/dunia/yaman-100-orang-tewas-akibat-perang-pemerintah-syiah.htm diakses pada tanggal 4 Februari 2010

Page 25: Yaman - Houthi

3

kabupaten dari 15 kabupaten di Yaman Utara, kecuali

kota Saada.4

Intensitas pertempuran juga mulai berkurang

bersamaan dengan pernyataan pemerintah yang

mengumumkan gencatan senjata dengan beberapa

persyaratan atau kesepakatan yang harus disetujui

oleh pihak pemberontak kelompok al-Houthi.

Dengan adanya masalah tersebut penulis mencoba

untuk mengangkat hal di atas sebagai judul skripsi

yaitu “Kesepakatan Gencatan Senjata Antara

Pemerintah Yaman Pada Masa Pemerintahan Ali Abdullah

Saleh Dengan Pemberontak Suku Houthi (2004-2009)”.

Dengan membahas judul ini penulis dapat mengetahui

kesepakatan yang dilakukan pemerintah Yaman dalam

menghadapi pemberontakan dalam negeri di Yaman.

B. Latar Belakang Masalah

Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di

Asia Barat Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman

berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah utara, di

sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arab, di

4 “Intervensi Arab Saudi Dalam Konflik Yaman” http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=16801&Itemid=27 diakses 27 Desember 2010

Page 26: Yaman - Houthi

4

sebelah timur berbatasan dengan Oman, dan di sebelah

barat berbatasan dengan Teluk Aden dan Laut Merah.

Peta Negara Yaman

Peta I : Letak geografis Yaman

Penduduk Yaman diperkirakan berjumlah sekitar

23 juta jiwa (Juli 2008). Luas negara Yaman sekitar

530.000 km2 dan wilayahnya meliputi lebih dari 200

Page 27: Yaman - Houthi

5

pulau. Yaman adalah satu-satunya negara republik di

Jazirah Arab.5

Yaman bagian utara dan bagian selatan adalah

suatu negara yang terpisah sebelum tahun 1982.

Melihat dominannya persamaan dalam banyak hal,

akhirnya Yaman Utara dan Yaman Selatan bersatu pada

22 Mei 1990.6 Sejak awal bersatu, Ali Abdullah Saleh

dikukuhkan sebagai presiden pertama Yaman Utara dan

Selatan hingga sekarang. Penyatuan itu diharapkan

mewujudkan sebuah negara yang integral dan

sejahtera, namun kini justru terjadi konflik.

Kelompok al-Houthi merupakan kelompok

pemberontak yang berbasis di Yaman Utara. Pengikut

al-Houthi terkenal dengan sebutan Houthis. Penamaan

ini dinisbatkan pada pencetusnya, yaitu Husein

Badaruddin Houthi. Ia merupakan pengikut Syi’ah

Zaidiyah Jurudiyah, yang lebih dekat dengan Syi’ah

5 “ Republik Yaman” http://www.tropis.com/sejarah/republik-yaman/ diakses pada tanggal 4 Februari 2010 6 “Upaya Pemberontak Houthi Untuk Dirikan Negara Syiah di Yaman Utara” http://www.eramuslim.com/berita/analisa/upaya-pemberontak-houthi-untuk-mendirikan-negara-syiah-di-yaman-utara.htm, diakses pada tanggal 29 Maret 2010

Page 28: Yaman - Houthi

6

Isna Assyiyah (Syi’ah 12) yang ada di Iran dan

lainnya.7

Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh

Badruddin Al-Houthi, tokoh Syi’ah Zaidiah Yaman. Ia

memulai karir politiknya yaitu sebagai salah satu

pendiri partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan

Islam. Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di

Yaman, untuk mencegah meluasnya pemikiran ekstrim

Partai Asosiasi Reformasi Yaman mereka membentuk

Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan Islam,

Husein Al-Houthi termasuk pendiri partai ini. Pada

tahun 1993 Husein Al-Houthi mengikuti pemilu

legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen.

Pada tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan

dalam tubuh pemerintah Yaman. Hal itu diakibatkan

kembalinya warga Yaman yang bermazhab Wahabi dari

Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran

ekstrim dan keras tersebut, pemerintah Yaman meminta

bantuan Husein Al-Houthi.8

Pada tahun 1997 Husein Al-Houthi keluar dari

Partai Al-Haq dan membentuk Gerakan Al-Syabab Al-

Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin). Di masa itu

7 “Republik Yaman”, Loc. cit 8 Ibid

Page 29: Yaman - Houthi

7

pemerintah masih memberikan bantuan kepada gerakan

ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan

aktivitas melawan pemikiran Wahabi. Namun segalanya

berubah total pada tahun 2003, sekitar 650 anggota

Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin)

ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat

menyerukan slogan yang menjelekkan Amerika Serikat

dan Israel. Upaya keras Husein Al-Houthi dan teman-

temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung

berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat

itu friksi antara Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin dengan

pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah menekan

gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan

ini mulai memasuki tahapan militer dan hal itu terus

berlangsung hingga saat ini.9

Kini konstelasi politik Yaman telah berubah

seratus delapan puluh derajat. Bila sebelumnya untuk

mencegah penyebaran Wahabi, pemerintah memanfaatkan

Husein Al-Houthi dan para pendukungnya, kini

pemerintah malah meminta bantuan Wahhabi untuk

menumpas Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin.

Pada Juni 2004, pemerintah Yaman akhirnya

menawarkan hadiah sebesar 55.000 USD bagi siapa yang

9 Ibid

Page 30: Yaman - Houthi

8

berhasil menangkap Husein Al-Houthi. Penangkapan itu

sebagai taktik pemerintahan mengendorkan intensitas

protes dan pemberontakan yang dipimpinnya. September

2004, Menteri Pertahanan Yaman mengumumkan, bahwa

Husein Al-Houthi telah tewas oleh militer Yaman di

pegunungan sekitar Saada. Pasca kematian itu sampai

sekarang, pemberontak al-Houthi dipimpin oleh adik

kandungnya, Abdul Malik Al-Houthi. Ia juga mempunyai

pengaruh yang luas di kawasan utara. Dalam melakukan

aksi pemberontak tahun ini, Abdul Malik Al-Houthi

tidak sendiri, ia juga dibantu oleh dua saudaranya,

Abdull Karim Houthi dan Yahya Houthi.

Pemberontakan al-Houthi kembali meletus dari

Juni hingga Oktober 2009, sebenarnya tak jauh

berbeda dengan peristiwa pembangkangan Husein Al-

Houthi di tahun 2004 silam. Pemerintah Yaman di

selatan menuding kelompok al-Houthi ingin

menggulingkan sistem pemerintahan dan

menggantikannya dengan imâmah. Sedangkan kelompok

Houthi yang didukung oleh penduduk Yaman utara

menuding pemerintah Yaman melakukan diskriminasi dan

marginalisasi ekonomi kawasan Saada di utara Yaman.

Para pemberontak kelompok al-Houthi menuntut untuk

pembebaskan semua tahanan, membangun kembali

Page 31: Yaman - Houthi

9

provinsi Saada, dan memungkinkan mereka untuk

mendirikan partai politik.10 Dalam pemberontakannya,

kelompok al-Houthi bergabung dengan banyak kelompok

separatis, kabilah, dan sebagian kalangan Zaidiyah.

Meleburnya sebagian pengikut Zaidiyah ke dalam

barisan pemberontak al-Houthi, bukan sepenuhnya

karena kedekatan ideologi, tapi juga faktor

kemiskinan Yaman Utara akibat ketidakadilan

pemerintah di Yaman Selatan.11

Di tahun 2009, motif konflik sebenarnya cukup

kecil, yaitu pada Juni 2009 lalu pemerintah Yaman

menuduh kelompok al-Houthi menculik 9 WNA yang

berlibur di Provinsi Saada. Tuduhan ini berlarut-

larut hingga pemerintah melancarkan "Operasi Bumi

Hangus (Scorched Earth)" pada 11 Agustus 2009 yang

menelan banyak korban. Menurut Palang Merah

Internasional, konflik Yaman tahun 2009

mengakibatkan sekitar 30.000 warga sipil terlantar.

Sejak pemberontakan al-Houthi 2004-2009, total

korban tewas mencapai sekitar 1.000 orang dan

150.000 jiwa lainnya terlantar. Sedangkan menurut

10 Ibid 11 “Siapa Suku Houthi di Yaman?” http://www.sabili.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=771:siapa-suku-houthi-di-yaman&catid=85:lintas-dunia&Itemid=284, diakses tanggal 29 Maret 2010

Page 32: Yaman - Houthi

10

situs resmi Yaman, jumlah korban tewas mencapai

5.000 orang dan 500.000 lainnya mengungsi.12

Konflik juga mengancam kemajuan Yaman sendiri,

baik secara teknologi, pembangunan, dan lainnya,

sehingga Yaman menjadi negara miskin dan tertinggal

yang secara tidak langsung menghambat kemajuan dunia

Islam. Untuk mengatasi pemberontakan itu, maka

pemerintah Yaman melakukan sejumlah langkah agar

persoalannya tidak semakin meluas.

C. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat

diambil permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi

ini yaitu:

• Bagaimana kesepakatan gencatan senjata antara

pemerintah pusat Yaman dengan kelompok Houthi

pada masa pemerintahan Ali Abdullah Saleh?

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan permasalahan, maka dalam

pembahasan suatu masalah diperlukan suatu konsep

berpikir atau teori yang dapat digunakan untuk

12 “Republik Yaman”, Loc. cit

Page 33: Yaman - Houthi

11

mencari pemecahan permasalahan. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teori Resolusi Konflik.

Resolusi konflik merupakan suatu proses untuk

menghentikan konflik dengan berimplikasi pada proses

atau tujuan untuk melakukan perubahan-perubahan dan

merujuk pada penyelesaian proses.13

Resolusi konflik merupakan suatu terminology

ilmiah yang menekankan kebutuhan untuk melihat

perdamaian sebagai suatu proses terbuka dan membagi

proses penyelesaian konflik dalam beberapa tahap

sesuai dengan dinamika siklus konflik.

K. J Holsti mengatakan bahwa studi resolusi

konflik bertujuan untuk menelaah berbagai macam

situasi, pemerintahan atau organisasi internasional

yang dapat menghindari krisis menjadi perang atau

jika perang terjadi maka akan berusaha mengakhiri

perang tersebut. Studi ini menjelaskan prosedur-

prosedur dan penyelesaian yang berkaitan dengan

berbagai bentuk kompromi dan penarikan mundur

pasukan. Studi resolusi juga bertujuan mencari

13 Hugh Miall, Resolusi Damai Konflik Kontemporer, terj. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Hal : 31

Page 34: Yaman - Houthi

12

penyelesaian dan memenuhi kebutuhan serta

kepentingan semua pihak.14

Tahapan proses resolusi konflik dibuat untuk

empat tujuan. Pertama, konflik tidak boleh hanya

dipandang sebagai suatu fenomena politik-militer,

namun harus dilihat sebagai suatu fenomena social.

Kedua, konflik memiliki suatu siklus hidup yang

tidak berjalan linear, siklus hidup suatu konflik

yang spesifik sangat bergantung dari dinamika

lingkungan konflik yang spesifik juga. Ketiga, suatu

konflik social harus dilihat sebagai suatu fenomena

yang terjadi karena interaksi bertingkat berbagai

factor. Keempat, resolusi konflik hanya dapat

diterapkan secara optimal jika dikombinasikan dengan

beragam mekanisme penyelesaian konflik lain yang

relevan.

Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau

konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan

akomodasi. Pihak-pihak yang berkonflik saling

menyesuaian diri pada keadaan tersebut dengan cara

14 K. J Holsti, Peace and War : Armed Conflict and International Order, Cambridge : Cambridge University Prss, 1991, Hal : 56

Page 35: Yaman - Houthi

13

bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai

berikut :15

a. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan

untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan

suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh

diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan

bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau

mengadakan perundingan perdamaian, merayakan

hari suci keagamaan, dan lain-lain.

b. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang

langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang

memberikan keputusan dan diterima serta ditaati

oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini

terlihat setiap hari dan berulangkali di mana

saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan

informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih

maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.

c. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh

pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan

yang mengikat. Contoh : PBB membantu

menyelesaikan perselisihan antara Indonesia

dengan Belanda.

15 “Penyelesaian Konflik” http://id.wikipedia.org/wiki/penyelesaian_konflik, diakses pada tanggal 8 April 2010

Page 36: Yaman - Houthi

14

d. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan

keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga

tercapai persetujuan bersama. Misalnya :

Panitia tetap menyelesaikan perburuhan yang

dibentuk Departemen Tenaga Kerja, bertugas

menyelesaikan persoalan upah, jam kerja,

kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-

lain.

e. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah

pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang

seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak

saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena

kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju

atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata

antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa

Perang dingin.

f. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian

perkara atau sengketa di pengadilan.

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut

pemerintah Yaman menggunakan bentuk kerjasama yaitu

dengan langkah gencatan senjata karena tidak ada

pihak ketiga yang ikut campur dalam penyelesaian

persoalan perselisihan tersebut. Tawaran gencatan

Page 37: Yaman - Houthi

15

senjata dari pemerintah Yaman diberikan setelah

sebuah pengadilan Yaman menjatuhkan vonis 15 tahun

penjara kepada Yahya Al-Houthi yang menjadi

buronan.16 Pengadilan tersebut menyatakan baha Yahya

Al-Houthi bersalah secara in absentia (terdakwa

tidak hadir dalam sidang) karena merencanakan

pembunuhan sejumlah tokoh senior, termasuk duta

besar Amerika Serikat untuk San’a.

Pemerintahan Ali Abdullah Saleh menyampaikan

pengumuman bahwa pemerintah dan pemberontak kelompok

al-Houthi hampir mencapai kesepakatan untuk

mengakhiri perang. Dan satu-satunya solui untuk

mengatasi masalah di Yaman tersebut adalah melalui

dialog antara semua pihak sesuai dengan konstitusi

Yaman.17 Pemerintahan Yaman telah melakukan berbagai

cara, salah satunya adalah melakukan kesepakatan

gencatan senjata dengan kelompok tersebut pada

tanggal 12 Februari 2010.18 Dalam kesepakatan

16 “Pemerintah Yaman – Pemberontak Syiah Dekati Kesepakatan” http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/17138-pemerintah-yaman--pemberontak-syiah-dekati-kesepakatan.html diakses pada tanggal 4 Februari 2010 17 “Para Pejabat Yaman Bertemu Sekjen Liga Arab” http://id.berita.yahoo.com/para-pejabat-yaman-bertemu-sekjen-liga-arab-045806962.html, diakses tanggal 15 Agustus 2011 18 “Presiden Yaman Umumkan Gencatan Senjata Dengan Pemberontak Syiah” http;//antaranew.com/berita/126592011/presiden-yaman-umumkan-gemcatan–senjata-dengan–pemberontak-syiah, diakses tanggal 31 Mei 2011

Page 38: Yaman - Houthi

16

gencatan senjata tersebut pemerintah Yaman

mengajukan enam syarat, yaitu :

1. Pertama, penarikan diri dari bangunan milik

negara. Pemberontak Houthi menargetkan

penghancuran proyek-proyek pembangunan di

beberapa kawasan di Saada, antara lain proyek

pengadaan air bersih, pertanian, dan proyek

gerbong kereta api.

2. Kedua, pembukaan kembali jalan-jalan di utara.

Kelompok pemberontak Houthi berbasis di daerah

utara Yaman maka kelompok Houthi menutup jalan-

jalan yang menghubungkan daerah-daerah

diwilayah utara Yaman, sehingga pemerintah

mengajukan syarat agar jalan-jalan di utara

dibuka kembali.

3. Ketiga, pengembalian senjata yang dirampas dari

aparat pemerintah. Hampir semua warga Yaman

bebas memegang senjata dan hingga kini

pemerintah San’a pun belum mencabut larangan

memiliki senjata bagi warganya. Oleh karena

itu, kelompok pemberontak Houthi tidak terlalu

kesulitan untuk pasokan senjata, apalagi

kelompok Houthi juga dilaporkan telah

Page 39: Yaman - Houthi

17

memperoleh rampasan senjata dari tentara Yaman

dan Arab Saudi.

4. Keempat, pembebasan seluruh tawanan termasuk

warga Saudi. Orang-orang suku di kawasan miskin

Yaman seringkali melakukan penyanderaan untuk

menekan pemerintah agar memberikan bantuan,

pekerjaan atau membebaskan orang-orang suku

mereka yang ditahan. Lebih dari 200 warga asing

diculik di Yaman dalam 15 tahun terakhir.

5. Kelima, pengosongan pos-pos militer di daerah

pengunungan. Pemerintah akan menghapus pos-pos

militer yang dahulu digunakan untuk memeriksa

apakah warga sipil atau pemberontak kelompok

Houthi.

6. Keenam adalah penghentian serangan terhadap

wilayah Arab Saudi. Kelompok Houthi mengatakan

bahwa Arab Saudi telah melancarkan 31 serangan

udara di kawasan Jaberi, wilayah Arab Saudi

yang memiliki tempat-tempat pemberontak dalam

jumlah besar. Arab Saudi dianggap telah

bekerjasama dengan pemerintah Yaman untuk

melawan kelompok Houthi.

Page 40: Yaman - Houthi

18

Pada awalnya para pemberontak tersebut hanya

menawarkan untuk menerima lima persyaratan saja

namun pemerintah Yaman menolak mentah-mentah tawaran

tersebut. Pihak pemerintah mengatakan bahwa para

pemberontak juga harus menerima syarat keenam.

Pemerintah menetapkan batasan waktu kepada

kelompok pemberontak al-Houthi agar segera memenuhi

persyaratan untuk melakukan gencatan senjata,

menghentikan konflik di kawasan pegunungan utara

Yaman yang telah berlangsung selama bertahun-tahun

tersebut.

E. Argumen Pokok

Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka

didapat sebuah argumen bahwa upaya pemerintah Yaman

dalam menghadapi pemberontakan dalam negeri pada

masa pemerintahan Ali Abdullah Saleh adalah : dengan

mengadakan kesepakatan gencatan senjata dengan

kelompok al-Houthi, yaitu :

1. Penarikan diri dari bangunan milik negara.

2. Pembukaan kembali jalan-jalan di utara.

3. Pengembalian senjata yang dirampas dari aparat

pemerintah.

Page 41: Yaman - Houthi

19

4. Pembebasan seluruh tawanan termasuk warga

Saudi.

5. Pengosongan pos-pos militer di daerah

pengunungan.

6. Penghentian serangan terhadap wilayah Arab

Saudi.

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara untuk mengelola suatu teori

dengan cara mengaplikasikannya kedalam data-data.19

1. Metode Penelitian

Metode kualitatif dimaksudkan sebagai jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistic atau

bentuk hitungan lainya, contohnya dapat berupa

tentang kehidupan, riwayat seseorang, perilaku

seseorang, peranan organisasi, pergerakan

sosial dan hubungan timbal balik.20 Metode

kualitatif digunakan penulis untuk menjelaskan,

menginterpretasikan dan menarik hubungan antara

19 Johari, J. C, International Relations and Politics : Theoritical Prospective, Sterling Publisher Private Ltd, New Delhi, 1985, Hal : 21–23 20 Anselm Strauss dan Julien Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal 14

Page 42: Yaman - Houthi

20

fakta atau data dengan teori yang ada sehingga

sampai pada kesimpulan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis tidak

melakukan observasi secara langsung (data

primer), penulis hanya melakukan studi pustaka

atau library research, yaitu penelitian melalui

buku, jurnal, media massa, skripsi-skripsi yang

telah ditulis sebelumnya, internet, dan media

elektronik serta data-data dari sumber-sumber

yang relevan lainnya.

3. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, melalui teknik ini

penulis memaparkan permasalahan melalui data-

data yang dikumpulkan untuk mendapatkan

gambaran-gambaran yang sebenarnya, kemudian

menganalisanya dan menarik hubungan-hubungan

dari gejala-gejala social yang ada,

mengintepretasikanya dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Page 43: Yaman - Houthi

21

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian

• Agar dapat mengetahui upaya-upaya apa saja

yang dilakukan pemerintah Yaman dalam

menghadapi pemberontakan dalam negeri.

• Untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh

gelar sarjana Ilmu Politik pada Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional.

H. Batasan Penelitian

Penulisan skripsi ini agar tidak terlepas dari

inti penelitiannya, maka dalam penulisan ini

dibatasi dari masa pemerintahan Ali Abdullah Saleh

saat beliau menjabat presiden pada tahun 2003-2010.

Diambilnya batasan awal tahun 2003 karena pada saat

itu untuk pertama kalinya pemerintah Ali Abdullah

Saleh merubah sikap politiknya untuk melawan

kelompok Al-Houthi. Sedangkan di tahun 2010

merupakan masa diberlakukannya gencatan senjata

antara pemerintah Ali Abdullah Saleh dengan kelompok

Al-Houthi. Namun tidak menutup kemungkinan diambil

data-data yang lain sebagai masukan dalam penulisan

ini.

Page 44: Yaman - Houthi

22

I. Rencana Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis

berdasarkan kaidah yang berlaku dalam kerangka

penulisan karya ilmiah, dan dibagi dalam bab per

bab, dengan pembahasan dalam wilayahnya tersendiri

namun masih saling berhubungan.

Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam

melakukan interpretasi terhadap topik persoalan,

maka skripsi ini di bagi dalam lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini terdiri dari alasan

pemilihan judul, latar belakang masalah,

perumusan masalah, kerangka pemikiran,

argumen pokok, teknik pengumpulan data,

tujuan penelitian, jangkauan penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II Menguraikan tentang dinamika hubungan

pemerintahan Yaman dengan kelompok

pemberontakan di Yaman.

BAB III Menguraikan tentang upaya-upaya yang

dilakukan pemerintah Yaman dalam

menghadapi pemberontakan kelompok Houthi

yaitu penarikan diri dari bangunan milik

Page 45: Yaman - Houthi

23

negara, pembukaan kembali jalan-jalan di

utara.

BAB IV Menguraikan tentang upaya-upaya yang

dilakukan pemerintah Yaman dalam

menghadapi pemberontakan kelompok Houthi

yaitu pengembalian senjata yang dirampas

kelompok Houthi, pembebasan seluruh

tawanan termasuk warga Arab Saudi,

pengosongan pos-pos militer ,dan

penghentian serangan terhadap wilayah

Arab Saudi.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesan yang dapat

ditarik sebagai hasil pembahasan dibab-

bab sebelumnya.

Page 46: Yaman - Houthi

24

BAB II

DINAMIKA HUBUNGAN PEMERINTAH YAMAN DENGAN KELOMPOK PEMBERONTAK AL-HOUTHI

Kelompok al-Houthi mulai melancarkan

pemberontakan terhadap pemerintah Yaman pada tahun

2003. Pemerintah Yaman mengatakan bahwa para

pemberontak mendapatkan dukungan dari Iran namun

kelompok al-Houthi menyangkal keterlibatan Iran dalam

konflik tersebut.21

Sejak peristiwa hancurnya gedung World Trade

Center (WTC) pada tanggal 11 September 2001, pemerintah

Yaman menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat

akan tetapi hubungan kerjasama tersebut menimbulkan

pertentangan oleh warga Yaman. Banyak terjadi

pertempuran dan pemboikotan terhadap barang-barang

Amerika Serikat, dan menyerukan slogan-slogan yang

mengecam Amerika Serikat.

Bagaimana dinamika hubungan antara pemerintah

Yaman dengan kelompok Al-Houthi, pada sub-sub bab

dibawah ini akan menjelaskan tentang pemerintahan yaman

di bawah kepemimpinan presiden Ali Abdullah Saleh dan

latar belakang munculnya gerakan Al-Houthi.

21 “Pimpinan Houthi Tewas Dalam Serangan Udara Saudi?” http://nurulilmi.com/akhbar/600-pimpinan-houthi-tewas-dalam-serangan-udara-saudi.html, diakses pada 19 Juli 2011

Page 47: Yaman - Houthi

25

A. Pemerintah Yaman Di Bawah Kepemimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh

Sepanjang sejarah perjalanan Yaman, negara ini

adalah negara pertama di Jazirah Arab yang

menyatakan kemerdekaannya. Sebelum terbentuknya

negara Yaman, negara ini terbagi menjadi dua wilayah

kekuasaan, yaitu wilayah yang mencakup bagian utara

dan Oman, disebelah selatan yang dikuasai oleh

Inggris. Sedangkan wilayah Yaman Utara dan Tengah

dipimpin oleh Imam Hammimuddin.

Pada tahun 1962 terjadi revolusi di Yaman,

dimana rakyat dan pemimpin negara tersebut

mengadakan perlawanan terhadap pendudukan Inggris.

Hingga pada tahun 1967 Revolusi Yaman telah secara

resmi menyatakan kemerdekaan atas pendudukan

Inggris.22

Sejak Yaman menyatakan kemerdekaannya, telah

membuka jalan bagi bersatunya Yaman Utara dan Yaman

Selatan. Melihat banyaknya persamaan dalam banyak

hal Yaman Selatan dan Yaman Utara, pada akhirnya

kedua wilayah tersebut secara resmi bersatu pada

22 “Sejarah Yaman” http://uin-malamg.ac.id/elvarug/2011/02/12/sejarag-yaman/ diakses tanggal 15 Juni 2011

Page 48: Yaman - Houthi

26

tanggal 22 Mei 1990.23 Bersatunya Yaman Utara dan

Yaman Selatan tersebut sekaligus mengubah negara

tersebut menjadi Republik Yaman.

Pada tahun 1990 Ali Abdullah Saleh diangkat

sebagai Presiden Republik Yaman pertama dan wakilnya

Ali Salim Al-Baidh yang sebelumnya merupakan ketua

Negara Yaman Selatan.24 Ali Abdullah Saleh sendiri

sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Arab

Yaman (Yaman Utara) yang ke-6 sejak 18 Juli 1978

sampai dengan 22 Mei 1990.25

23 “Upaya Pemerontak Houthi untuk dirikan Negara Syiah di Yaman Utara.” , loc.cit 24 Ibid. 25 Dresch, Paul,History of Modern Yemen, Cabridge: Cambridge Univercity Press, h.184

Page 49: Yaman - Houthi

27

Tabel I : DAFTAR PRESIDEN YAMAN

NO. NAMA MULAI MENJABAT AKHIR JABATAN

1. Abdullah As-Sallal 27 September 1962 5 November 1967

2. Abdul Rahman Al-Iryani 5 November 1967 13 Juni 1974

3. Ibrahim Al-Hamdi 13 Juni 1974 11 Oktober 1977

4. Ahmed Al-Ghashmi 11 Oktober 1977 24 Juni 1978

5. Abdul Karim Abdullah

Al-Arashi 24 Juni 1978 18 Juli 1978

6. Ali Abdullah Saleh 18 Juli 1978 22 Mei 1990

7. Ali Abdullah Saleh 22 Mei 1990 Sekarang

Sumber : “Presiden Yaman”, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Presiden_Yaman_Utara, diakses pada tanggal 23 Mei 2010

Dari table di atas dapat diketahui bahwa dari

awal bersatunya antara Yaman Selatan dan Yaman Utara

Ali Abdullah Saleh adalah presiden pertama dari

negara Yaman hingga saat ini.

Dalam memimpin pemerintahan Republik Yaman,

Presiden Ali Abdullah Saleh melakukan hubungan baik

dengan para oposisinya. Salah satunya, beliau

menjalin hubungan yang baik dengan Husein Baharuddin

Al-Houhti yaitu seorang tokoh sekaligus pemimpin

dari partai Al-Haq yang duduk di kursi parlemen

sejak partainya berhasil memperoleh banyak kursi

Page 50: Yaman - Houthi

28

pada pemilu Yaman tahun 1993 sampai 1997. Bahkan

Husein Baharuddin Al-Houhti sendiri sempat

mendirikan batalion bersenjata yang bernama Al-

Syabab Al-Mukminin (Gerakan Pemuda Mukmin).26

Krisis politik di Yaman pada tahun 1996 telah

menyebabkan terjadinya perpecahan di tubuh

pemerintahan, hal ini disebabkan oleh kembalinya

warga Yaman dari Afganistan dan mendirikan pusat

penyebaran paham di dekat San’a. Pemikiran ekstrim

kelompok Wahabi ini diadopsi dari pemikiran tokoh

Islam Bin Abdul Wahab, yang menyamakan kemusrikan

umat Islam saat ini sama dengan kemusrikan yang

terjadi paa Zaman Nabi Muhammad SAW, dan

menghalalkan darah bagi orang-orang yang musrik.27

Aliran Wahhabi adalah aliran Islam yang

bertujuan untuk mengembalikan umat kepada ajaran

Islam yang murni seperti yang termuat dalam Al-

Qur’an. Ajaran aliran ini lebih difokuskan kepada

ketauhidan atau Keesaaan Allah. Dalam penyebaran

aliran Wahhabi ini, para pengikutnya sangat tidak

26 ”Menuak Konflik Yaman dan Dampaknya Bagi Dunia Islam”, Loc.cit

27 “Bukti dokrin Takfir Wahabi” http://myquran.com/forum/showthread.php/10411-Bukti-Doktrin-Takfir-WAHABI/page7, diakses 2tanggal 7 Februari 2011

Page 51: Yaman - Houthi

29

sepakat dengan lawan-lawannya mengenai masalah

perantara. Bagi Muhammad bin Wahhab, ibadah itu

merujuk pada seluruh ucapan dan tindakan lahir dan

batin yang dikehendaki dan diperintah oleh Tuhan,

oleh karena itu mereka sangat melarang umat Islam

untuk menyembah kepada pohon, batu atau kuburan.

Mereka juga melarang berdoa di depan kuburan, meski

doa tersebut ditujukan untuk meminta kepada Tuhan.

Ajaran yang dibawa aliran Wahhabi ini sangat

bertentangan dengan warga muslim Yaman yang

kebanyakan beraliran Syi’ah. Moqbil Al-Waadi adalah

pembesar Salafi Takfiri yang berasal dari Arab Saudi

keturunan Yaman, Al-Waadi mendirikan sebuah pusat

penyebaran faham Wahabi dekat Sa’da. Al-Waadi

mempunyai banyak karya yang banyak menyudutkan

Syi’ah dan tulisan-tulisannya yang menyindir Imam

Khumaini (pendiri Revolusi Islam Iran) yang

dipercaya oleh kaum muslim Syi’ah menimbukan

kegelisahan dan kemarahan warga Yaman. Mencegah

semakin meluasnya dampak dari adaya aliran Wahhabi

di Yaman, maka pemerintah Ali Abdullah Saleh meminta

bantuan Husein Badaruddin Al-Houthi.

Husein Badaruddin Al-Houthi sendiri telah

mengundurkan diri dari partai Al-Haq pada tahun

Page 52: Yaman - Houthi

30

1997, ia mendirikan Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin). Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin) yang didirikan Husein

Badaruddin Al-Houthi lebih condong pada kegiatan

keagamaan dan dakwah di Sa’da. Sejak awal berdirinya

Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin)

juga melakukan perlawanan dengan kelompok Wahhabi di

San’a. Kelompok ini menentang keras tulisan-tulisan

para tokoh Wahhabi yang secara terang-terangan

menyudutkan kaum Syi’ah. Kelompok Wahhabi juga

menghina Imam Khumaini yang merupakan tokoh revolusi

besar di Iran. Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan

Pemuda Mukmin) yang memiliki kedekatan dengan aliran

Syi’ah di Iran tentunya sangat marah terhadap

kelompok Wahhabi. Perlawanan Gerakan Al-Syabab Al-

Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin) terhadap kelompok

Wahhabi ini mendapatkan dukungan dari pemerintahan

Ali Abdullah Saleh, yaitu dengan memberikan

kebebasan gerakan ini melakukan perlawanan terhadap

kelompok Wahhabi.

Page 53: Yaman - Houthi

31

B. Latar Belakang Munculnya Kelompok Pemberontakan Al-Houthi

Kelompok pemberontak Al-Houthi yang telah di

tanggap oleh pemerintah Ali Abdullah Saleh pada

awalnya adalah semacam gerakan pemuda Islam Yaman

yang bernama Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda

Mukmin) yang dibentuk oleh Husein Badaruddin Al-

Houthi pada tahun 1997. Tujuan dibentuknya gerakan

Pemuda Mukmin ini adalah untuk melawan kelompok yang

beraliran Wahhabi di Yaman. Pemerintah Ali Abdullah

Saleh juga mendukung aktivitas perlawanan yang

dilakukan gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan

Pemuda Mukmin) terhadap kelompok Wahhabi.

Namun ketika Amerika Serikat dengan gencar

mengkampanyekan program “pemberantasan teroris”,

kepada negara–negara di seluruh penjuru dunia, hal

ini berdampak pula pada kondisi politik dalam negeri

Yaman. Yaman adalah salah satu negara sekutu penting

Amerika Serikat di Timur Tengah yang terlibat dalam

perjanjian anti terorisme dengan Amerika Serikat.

Dukungan pemerintah Yaman terhadap program Amerika

Page 54: Yaman - Houthi

32

Serikat tersebut sehingga menerima kehadiran militer

dan intelejen Amerika Serikat di San’a.28

Dukungan pemerintahan Ali Abdullah Saleh

terhadap Amerika Serikat dan masuknya militer

Amerika Serikat di wilayah negara Yaman ini tentu

saja menimbulkan pertentangan dan protes dari

kelompok Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda

Mukmin). Aksi protes tersebut semakin panas ketika

Amerika Serikat melakukan invasi militer ke Irak,

untuk menggulingkan rezim Sadam Husein. Bahkan

Sayyid Thaba ‘thaba’i Al-Houthi yang saat itu

menjabat sebagai anggota parlemen Yaman mewakili

Provinsi Sa’da sekaligus Sekjen Partai Al-Haq, ikut

memprotes arah kebijakan yang dikeluarkan Presiden

Ali Abdullah Saleh.29

Sayyid Thaba ‘thaba’i Al-Houthi menggantikan

peran ayahnya Husein Badaruddin Al-Houthi memimpin

kelompok Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda

Mukmin), yang dikenal oleh pemerintah sebagai

kelompok Al-Houthi. Dalam upaya menentang keberadaan

28 Radio Islam, “Nasib Perang Yaman” http://politik.kompasiana.com/2010/01/03/nasib-perang-yaman/, diakses 27 Februari 2011

29“Perang Yaman” http://banjarkuumaibungasnya.com/2010/04/perang-yaman,hml, diakses tanggal 16 Juni 2011

Page 55: Yaman - Houthi

33

militer Amerika Serikat di Yaman, Sayyid Thaba

‘thaba’i Al-Houthi aktif menyelenggarakan pertemuan-

pertemuan keagaaman dan pengajian Al-Quran. Salah

satunya adalah dalam pertemuan di Madrasah Imam

Hadias di Kota Marran tanggal 17 Januari 2002,

beliau meminta kepada masyarakat untuk memboikot

produk-produk Amerika Serikat dan Zionis Israel.

Sayyid Thaba ‘thaba’i Al-Houthi juga dengan lantang

menyerukan slogan yang menjelekkan Amerika Serikat

dan Israel. Slogan ini menjadi slogan resmi kelompok

Syi'ah untuk menentang keberadaan Amerika Serikat di

Yaman.30 Seruan Sayyid Thaba ‘thaba’i Al-Houthi

mendapat respon yang baik oleh seluruh kalangan

masyarakat, bahkan kelompok–kelompok pemuda

bergabung dengan organisasi Al-Syaba Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin) untuk ikut menentang

keberadaan Amerika Serikat dan Zionis Israel di

Yaman ini, sekaligus menetang sikap pemerintahan Ali

Abdullah Saleh yang telah menjadi sekutu Amerika

Serikat.

Fenomena ini tentu saja sangat mengkhawatirkan

pemerintahan Ali Abdullah Saleh. Bagi pemerintah,

Gerakan kelompok Al-Houthi ini mengingatkan pada

30 Ibid

Page 56: Yaman - Houthi

34

semangat revolusi orang-orang Syi’ah dalam sepanjang

sejarah. Menurut pemerintah gerakan Al-Houthi akan

menimbulkan kendala besar terhadap berjalannya

pemerintahan di Yaman. Oleh karena itu langkah

pertama yang dilakukan pemerintah Ali Abdullah Saleh

adalah mencap kelompok Syi’ah Al-Houthi ini sebagai

kelompok pemberontak. Langkah pertama yang diambil

pemerintah ini bertujuan untuk dapat menarik

perhatian negara-negara lainnya untuk membantu

pemerintah Yaman dalam upaya meredam aksi kelompok

Al-Houthi.31

Demi menjalankan niatnya memberantas kelompok

Al-Houthi tersebut, Presiden Ali Abdullah Saleh pada

tahun 2004 ikut dalam pertemuan kepala-kepala negara

G-8 di Georgia, Amerika Serikat.32 Ia berunding

dengan George W. Bush dan kepala-kepala negara Eropa

lainnya dan berusaha untuk menarik dukungan mereka

menumpas orang-orang Syi’ah Yaman dan kelompok

teroris Al-Qaeda. Bersamaan dengan itu, Presiden Ali

Abdullah Saleh berusaha mempengaruhi negara-negara

lain dan memanfaatkan anasir-anasir Ahli Sunnah yang

31 “Sekilas tentang Gerakan Al–Houthi” http://Indonesian.irib.ir/index.php?option=comcontent&task=view&id=18214&Itemid=59, diakses pada tanggal 30 Oktober 2010 32 “Perang Yaman”, op.cit

Page 57: Yaman - Houthi

35

memusuhi Syi’ah. Pada tahun 2003 pemerintah Ali

Abdullah Saleh berubah sikap seratus delapan puluh

derajat untuk melawan kelompok Al-Houthi. Upaya

pemerintah Ali Abdullah Saleh untuk menghentikan

gerakan kelompok Al-Houthi ini juga mendapat bantuan

dari negara-negara lain seperti Arab Saudi dan

Amerika Serikat. Bahkan dalam memberantas gerakan

pemberontak Al-Houthi ini pemerintah juga meminta

dukungan dari kelompok Wahabi.

Pertikaian antara pemerintahan Presiden Ali

Abdullah Saleh dengan kelompok pemberontak Al-Houthi

yang dipimpin oleh Sayyid Thaba ‘thaba’i Al-Houthi

anak dari Husein Al-Houthi ini berujung pada

bentrokan senjata. Hingga sekarang bentrokan

tersebut masih berlangsung, bahkan sejak Sayyid

Husein Al-Houthi diumumkan telah tewas oleh serangan

militer Yaman di pegunungan di sekitar Sa’da, pada

tahun 2004.

Pada tahun 2004 adalah untuk pertama kalinya

meletus perang antara pemerintah Yaman dengan

kelompok pemberontakan Al-Houthi. Perang ini dipicu

dari adanya penangkapan terhadap 650 anggota

gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin)

yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara

Page 58: Yaman - Houthi

36

akibat menyerukan slogan yang menghina dan

menjelekkan Amerika Serikat. Upaya keras yang

dilakukan Sayyid Al-Houthi dan teman-temannya untuk

membebaskan anggota gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin) yang ditangkap oleh

pemerintah Ali Abdullah Saleh tak pernah berhasil,

bahkan upaya ini menemui jalan buntu. Sejak saat itu

friksi antara Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan

Pemuda Mukmin) dengan pemerintah semakin lebar. Pada

awalnya tindakan pemerintah Yaman untuk menghentikan

pemberontakan kelompok Al-Houti ini dilakukan lewat

jalur politik, namun lambat laun seiring dengan

semakin luasnya aksi yang dilakukan kelompok ini

membuat pemerintah Yaman lambat laun mulai melakukan

tahapan militer. Namun gerakan kelompok Al-Houthi

ini belum berhenti meski pemimpin mereka sudah tewas

ditangan miiliter Yaman. Perang antara kelompok Al-

Houthi dengan pemerintah Yaman terus berlanjut

hingga tahun 2009. Pasca kematian Sayyid Al-Houthi,

perjuangan kelompok Al-Houthi untuk melawan

pemerintah Yaman diteruskan oleh adik kandungnya.

Abdul Malik Al-Houthi yang merupakan adik kandung

Sayyid Al-Houthi memiliki pengaruh luas di kawasan

utara Yaman. Dalam melakukan aksi pemberotakannya

Page 59: Yaman - Houthi

37

dengan pemerintah Yaman Abdul Malik Al-Houthi

dibantu oleh dua saudaranya, Abdull Karim Al-Houthi,

dan Yahya Al-Houthi.

Meletusnya pertikaian antara kelompok

pemberontak Al-Houthi dengan pemerintahan Yaman

bukan hanya dipicu oleh kedekatan pemerintah dengan

Amerika Serikat, tetapi juga dipicu oleh

diskriminasi dan marginalisasi ekonomi di daerah

Sa’da, Yaman Utara. Sementara pemerintahan Yaman

menuding pemberontakan yang dilakukan kelompok al-

Houthi ini merupakan aksi dalam upaya menggulingkan

pemerintahan Ali Abdullah Saleh di Yaman. Pada masa

pemerintahan Ali Abdullah Saleh Bank Dunia

menghancurkan perekonomian Yaman melalui program-

program reformasi keuangan dan administrasi. Ali

Abdullah Saleh pun akhirnya meminta bantuan kepada

IMF (International Monetary Fund) agar membiayai

anggaran belanja negara untuk pemerintahannya yang

berkuasa pada waktu itu dan mengarahkan perekonomian

Yaman sesuka Ali Abdullah Saleh. Perekonomian Yaman

tidak terlihat mengalami perbaikan dengan munculnya

minyak pada masa Ali Abdullah Saleh, sebaliknya

perekonomian Yaman justru mengalami keterpurukan

Page 60: Yaman - Houthi

38

secara keseluruhan hingga mata uang lokal Real

terpuruk terhadap Dollar.

Munculnya indikasi-indikasi keterpurukan

ekonomi Yaman pada tahun 2006 sehingga meningkatkan

ketergantungan pada masa pemerintahan Ali Abdullah

Saleh kepada dana-dana investor asing.33 Hasil bumi

seperti minyak dan gas pun juga ikut terlantar

secara sengaja dan dijadikan sebagai alat untuk

menciptakan krisis-krisis mencekik dengan tujuan

untuk menyakiti masyarakat. IMF telah menyetujui

pinjaman sebesar 369,8 juta dollar Amerika (USD)

untuk membantu krisis moneter yang terjadi di negara

Yaman. Pada tahap wal IMF telah memberikan pinjaman

sebesar 52,8 juta USD dan sisanya akan diberikan

setelah evaluasi keuangan di negara Yaman

tersebut.34

Selama terjadinya konflik antara pemerintahan

Yaman dengan kelompok al-Houthi hingga tahun 2009

sudah terjadi enam kali bentrokan senjata antara

kedua kubu tersebut. Jumlah korban yang diderita

33 “Sebelum Meninggalkan Pemerintahan, Ali Abdullah Shalih Menghancurkan Perekonomian di Yaman” http://hizbut-tahrir.or.id/2011/05/20/sebelum-meninggalkan-pemerintahan-ali-abdullah-shalih-menghancurkan-perekonomian-di-yaman/, diakses pada 27 Februari 2011 34 “Yaman Krisis moneter” http://indo.hadhramaut.info/view/2662.aspx, diakses pada 19 Juli 2011

Page 61: Yaman - Houthi

39

akibat perang selama kurang lebih enam tahun

tersebut sudah mencapai puluhan ribu orang. Menurut

Palang Merah Internasional, sejak pemberontakan

Houthi 2004-2009, total korban tewas mencapai

sekitar 1.000 orang dan 150.000 jiwa lainnya

terlantar. Sedangkan menurut situs resmi Yaman,

jumlah korban tewas mencapai 5.000 orang dan 500.000

lainnya mengungsi.35

Aksi militer pertama yang dilakukan tentara

Yaman dilakukan pada saat Presiden Ali Abdullah

Saleh kembali dari Amerika Serikat untuk mengikuti

KTT G-8 di Gorgia tahun 2004. Pada saat itu Presiden

Ali Abdullah Saleh memerintahkan seluruh pasukan

militernya untuk menyerang total Provinsi Sa’da,

khususnya daerah–daerah Nushur, Al-Shafi’ah,

Dhuhyan, dan Marran setelah dikeluarkannya perintah

tersebut, jet-jet tempur dan pesawat pembom militer

ikut membantu, ratusan kendaraan berlapis baja dan

alterari berat untuk membumi hanguskan kawasan

tersebut. Tepatnya pada pada Senin pagi tanggal 17

Juni 2004, kawasan hijau di pegunungan Provinsi

Sa’da menjadi sasaran serangan brutal pasukan

35 ”Sekilas tentang Gerakan Al Houthi”,loc.cit

Page 62: Yaman - Houthi

40

militer dan hanya dalam waktu beberapa menit daerah

tersebut menjadi hancur.36

Pemerintah Yaman berusaha menutup-nutupi apa

yang sebenarnya terjadi di Propinsi Sa’da, dengan

menerapkan sensor berita ketat dan mengusir para

wartawan televisi termasuk Aljazeera, Al-rabiya dan

Al-Alam. Selama tiga bulan militer Yaman setiap

harinya membumihanguskan daerah-daerah Syi’ah di

utara negara ini. Mereka berhasil menguasai kota

Marran dan membunuh Sayyid Husein Thaba’thaba’i Al-

Houthi. Akhirnya pada tanggal 10 September

pemerintah secara resmi mengumumkan perang telah

berakhir.

Pasca kematian Sayyid Husein Al-Houthi,

pemerintah Yaman menganggap telah menguasai penuh

orang-orang Syi’ah Zaidiah yang berada di Provinsi

Sa’da dan merasa telah membersihkan kawasan dari

para pemberontak pemerintah. Dalam perang antara

pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak al-

Houthi, terdapat intervensi dari pemerintah Arab

Saudi yang mendukung pemerintah Yaman. Dukungan Arab

Saudi terhadap pemerintah Yaman diwujudkan oleh

penempatan ribuan tentara, pesawat tempur, kapal

36 “Perang Yaman”, Loc .cit

Page 63: Yaman - Houthi

41

perang, tank serta alteri dikawasan perbatasan yang

berdekatan dengan Yaman pada tanggal 11 Agustus

2004.37

Pasca serangan militer Yaman yang pertama

tanggal tanggal 17 Juni 2004, ketertindasan penduduk

Provinsi Sa’da membuat orang-orang Syi’ah Zaidiah

Yaman semakin solid dan menyatakan rasa

solidaritasnya. Banyak orang Syi’ah dari daerah

Haydan dan sejumlah provinsi lainnya membangun

kembali bangunan-bangunan yang hancur.

Perang kedua antara militer Yaman dan kelompok

al-Houthi dimulai akhir Januari 2005. Perang kali

ini semakin luas mulai dari gunung Marran hingga ke

kota Haydan. Kali ini panglima perang langsung

diambil alih oleh Sayyid Badruddin Al-Hauthi, ayah

Sayyid Husein al-Hauthi. Di hari-hari pertama perang

23 anggota al-Houthi meninggal dan seperti yang

dilaporkan militer Yaman, hanya 8 tentaranya yang

tewas dan mereka berhasil menahan 55 orang.

Setelah perang kedua warga kota Nushur dan

Haydan ini mengungsi ke gunung-gunung Al-Naf’ah, Al-

Mathrah, Alu Salim, ‘Ashaid dan Bani Mu’adz.

37 “Intervensi Arab Saudi dalam Krisis Yaman” http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=17190&Itemid=71,diakses 27 Februari 2011.

Page 64: Yaman - Houthi

42

Sementara itu pemerintah pada tanggal 27 Maret 2005

menyatakan perang kedua berakhir. Namun kali ini

dengan semakin meluasnya protes di dalam dan luar

negeri atas pembantaian warga Syi’ah Yaman,

pemerintah malah memutuskan untuk membantai seluruh

warga Syi’ah di Provinsi Sa’da. Pemerintah Yaman

menilai para pejuang Syi’ah sebagai penghalang utama

semakin kokohnya hubungan Yaman dengan Amerika

Serikat dan Arab Saudi. Pemerintah melarang segala

bentuk acara keagamaan di provinsi ini.

Perang Yaman ketiga terjadi di bulan Maret

2006. Kelompok al-Houthi kali ini dipimpin oleh

Abdul Malik Al-Houthi, adik Husein Al-Houthi. Luas

perang kali ini mencakup kota-kota di sekitar Sa’da

seperti Saqain, Majz, dan Haydan, hingga mengarah ke

pusat provinsi Sa’da. Perang ini untuk sementara

waktu dihentikan disebabkan masa pemilu presiden dan

kepala-kepala daerah di bulan Desember 2006.

Dalam perang ini, pasukan pemerintah dengan

alasan ingin membebaskan tentara Yaman yang ditawan

para pejuang al-Houthi, mereka menyerbu pusat-pusat

kekuatan kelompok Al-Houthi di ketinggian pegunungan

provinsi ini. Menurut klaim media-media pemerintah,

di awal serangan ini mereka berhasil menewaskan 80

Page 65: Yaman - Houthi

43

pejuang al-Houthi. Sementara korban yang jatuh di

pihak militer dikabarkan hanya 27 orang. Di hari-

hari selanjutnya pemerintah mengkonfirmasikan

militer negara ini berhasil menewaskan 7 orang.

Tidak cukup dengan menyerang warga Syi’ah di

daerah-daerah mereka, pemerintah Yaman dalam

pernyataanya juga melakukan pembersihan terhadap

orang-orang Syi’ah mulai dari ibu kota San’a,

Ma’rib, Jauf, Hajjah dan di daerah-daerah lainnya.

Akibatnya ratusan aktivis politik dan budaya

ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Perang Yaman keempat terjadi di bulan Februari

2008. Dalam perang keempat ini para pemuda anggota

Al-Syabab Al-Mukmin (Gerakan Pemuda Mukmin)

menjadikan seluruh Provinsi Sa’da sebagai tempat

operasi militer mereka terhadap pasukan pemerintah.

Dalam perang ini mereka berhasil memaksa pemerintah

mengalami kerugian besar, terutama gedung-gedung

pemerintah, keamanan dan militer. Kali ini para

pejuang al-Houthi lebih sigap dan menerapkan

strategi perang gerilya. Perang keempat ini pada

akhirnya memaksa militer Yaman mundur dari posisi-

posisi strategis di gunung-gunung dan Abdul Malik

Page 66: Yaman - Houthi

44

Al-Houthi menjadi seorang pemimpin yang disegani. Ia

juga menjadi panglima perang Yaman kelima.

Perang Yaman kelima ini dimulai bulan Februari

2008. Gerakan al-Houthi dalam perang ini telah

memanfaatkan senjata-senjata sedang dan berat

terhadap militer Yaman. Kawasan perang kali ini

mencakup Provinsi Sa’da, daerah Al-Hashishiyah,

bagian dari ibu kota San’a, dan kawasan Harf Sufyan,

bagian Provinsi ‘Amran. Luasnya perang kali ini

sangat membahayakan pemerintah Yaman. Perang kelima

ini mencakup daerah yang lebih luas, tapi telah

terjadi perubahan dalam kualitas dan kinerja perang

kelompok al-Houthi.

Presiden Ali Abdullah Saleh dalam kondisi yang

sulit akhirnya harus menerima mediasi Qatar dan

berujung pada kesediaan kedua pihak untuk gencatan

senjata. Berdasarkan kesepakatan Doha yang

ditandatangani langsung oleh kedua pihak demi

mewujudkan perdamaian, kedua pihak berjanji untuk

menghentikan aksi militer. Sesuai dengan kesepakatan

ini, pemerintah Yaman harus mengampuni para anggota

al-Houthi dan kedua pihak harus membebaskan para

tahanannya. Sementara itu, kelompok al-Houthi harus

Page 67: Yaman - Houthi

45

mengembalikan segala macam senjata yang mereka

rampas dari pasukan pemerintah.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, kontrol

Provinsi Sa’da berada di tangan pemerintah pusat dan

gerakan Al-Houthi dapat membentuk partai politik

demi melaksanakan aktivitasnya. Namun kesepakatan

yang dihasilkan pasca lima kali perang berdarah

tidak dapat diterapkan, kecuali masalah penukaran

tawanan. Kedua pihak masing-masing menuduh pihak

lainnya melanggar kesepakatan Doha. Pemerintah Yaman

dan negara-negara Timur Tengah yang mendukung

pemerintah Yaman menjadikan kesepakatan Doha sebagai

kesempatan untuk melakukan konsolidasi dan

memulihkan kembali kekuatan militernya. Pasca upaya

gelar perang urat saraf dan propaganda di San’a dan

Riyadh, perlahan-lahan mereka telah mempersiapkan

munculnya perang keenam.

Perang Yaman keenam meletus bulan Agustus 2009.

Pada hakikatnya perang kali ini adalah perang habis-

habisan. Pembunuhan dan pembantaian menjadi bukti

lepas kendalinya para komandan militer Yaman yang

bersumber dari kekalahan di perang sebelumnya.

Perang ini dilakukan dengan koordinasi politik,

militer dan intelijen antara Riyadh dan San’a.

Page 68: Yaman - Houthi

46

Pembantaian anak-anak dan wanita tidak berdosa

di Provinsi Sa’da dan daerah-daerah terpencil

provinsi ini menunjukkan kekalahan mutlak segala

program dan strategi pemerintah San’a. Dalam perang

ini ratusan warga sipil dan pasukan militer tewas,

ratusan ulama dan aktivis politik dan budaya diteror

atau dipenjara oleh agen-agen Yaman. Menurut Palang

Merah Internasional konflik Yaman tahun 2009

mengakibatkan 30.000 warga sipil terlantar. Sejak

pemberontakan al-houthi pada tahun 2004-2009 total

korban tewas mencapai sekitar 1.000 orang dan

150.000 jiwa laiinya terlantar, sedangkan menurut

situs resmi Yaman, jumlah korban tewas mencapai

5.000 orang dan 500.000 warga sipil lainnya

mengungsi.38

Di sini Abdullah ‘Aizhah Al-Razzami, komandan

militer para pejuang al-Houthi selalu menjadi tokoh

di balik layar setiap operasi militer gerakan ini.

Ia kini menjadi tangan kanan Sayyid Abdul Malik Al-

Houthi. Perbedaan perang kali ini dengan perang-

perang sebelumnya ada pada semakin kokohnya kekuatan

militer dan operasi militer para pejuang Syi’ah Al-

38 “Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya Bagi Dunia Islam” http://www.eramuslim.com/berita/analisa/menguak-konflik-yaman-dan-dampaknya-bagi-dunia-islam.htm, diakses pada 19 Juli 2011

Page 69: Yaman - Houthi

47

Houthi dalam menghadapi pasukan pemerintah. Kekuatan

ini dapat disaksikan saat para pejuang al-Houthi

berhasil menghancurkan tiga pesawat Sukhoi, sebuah

helikopter militer dan puluhan tank militer Yaman.

Page 70: Yaman - Houthi

48

BAB III

UPAYA PEMERINTAH YAMAN MENGHADAPI PEMBERONTAKAN KELOMPOK AL-HOUTHI MELALUI KESEPAKATAN PENARIKAN DIRI

PASUKAN PEMBERONTAK YAMAN DARI BANGUNAN MILIK PEMERINTAH DAN PEMBUKAAN JALAN DI UTARA

Pemerintah pusat Yaman telah bertempur melawan

kelompok al-Houthi namun konflik meningkat ketika

Sana’a melancarkan Operasi Bumi Hangus untuk meredam

tindakan kekerasan oleh kelompok pemberontak. Sejak

pertempuran pada tahun 2004 ribuan orang dari pihak

tentara dan gerilyawan tewas di Sa’da.

Pada bulan Februari tahun 2010 pemerintah Yaman

dan kelompok Houthi menandatangani kesepakatan gencatan

senjata, terdapat enam syarat dalamkesepakatan gencatan

senjata tersebut.

A. Upaya Pemerintah Yaman Menghentikan Perang Dengan Kelompok Al-Houthi melalui jalan Perundingan damai Dan Gencatan Senjata

Upaya pemerintah Yaman untuk memberantas

kelompok pemberotakan Al-Houthi dengan melakukan

pendekatan militer ternyata tidak mampu menghentikan

gerakan tersebut hingga sekarang. Selama perang yang

terjadi selama enam tahun tersebut membuat situasi

keamanan di Yaman menjadi tidak stabil. Konflik ini

juga mengancam kemajuan Yaman sendiri, baik secara

Page 71: Yaman - Houthi

49

teknologi, pembangunan, dan lainnya, sehingga Yaman

menjadi negara miskin dan tertinggal.

Pada perang yang berlangsung di negeri Yaman,

juga mengakibatkan penderitaan ratusan ribu rakyat

sipil dan ribuan tentara kedua belah pihak menjadi

korban akibat bentrokan senjata yang berlangsung

selama enam tahun tersebut. Dalam perang tersebut

pemerintah Yaman juga mengalami kerugian, berbagai

kemenangan-kemenangan yang diperoleh kelompok

pemberontak Al-Houthi, membuat kelompok tersebut

berhasil mengusai bangunan-bangunan milik negara dan

menutup jalan masuk menuju Yaman Utara.

Perang yang berlangsung berlarut-larut di

Yaman, timbul upaya dari pemerintah Yaman untuk

mengakhiri perang tersebut. Selama terjadinya perang

di Yaman situasi politik di negeri tersebut menjadi

tidak menentu, perdebatan yang timbul dikalangan

elit politik di Yaman. Kubu oposisi di Yaman

mendesak pemerintahan Ali Abdullah Saleh untuk

mengakhiri konflik dengan kelompok Al-Houthi dengan

mengelar perundingan damai. Menurut kubu oposisi

jika pemerintah Yaman dapat mengakhiri perang

tersebut dengan melalui penyelesaian damai bisa

dilakukan, maka masyarakat syi’ah di Yaman bisa

Page 72: Yaman - Houthi

50

lebih optimis untuk memperoleh hak-hak politik dan

agamanya.39

Sebenarnya keinginan para politikus di Yaman

untuk dilakukannya gencatan senjata dan perundingan

damai telah disambut baik oleh para pemimpin milisi

Al-Houthi, namun pemerintah Yaman tetap saja

bertahan untuk melakukan serangan militernya yang

banyak mengorbankan warga sipil. Pada kali ini

adanya desakan dari oposisi di Yaman, mendorong

pemerintahan Ali Abdullah Saleh melakukan upaya

penyelesaian konflik dengan kelompok Al-Houthi

dengan jalan perundingan damai. Hal ini dilakukan

untuk mencegah semakin meluasnya perang yang terjadi

di Yaman, serta dampak terhadap jatuhnya banyak

korban warga sipil akibat perang yang berkepanjangan

tersebut.

Upaya pertama yang dilakukan pemerintah Yaman

untuk menghentikan perang dengan kelompok

pemberontak Al-Houthi adalah melakukan perundingan

dengan kelompok tersebut. Presiden Ali Abdullah

39 “Nasib Perang Yaman” http://politik.kompasiana.com/2010/01/03/nasib-perang-yaman/, diakses 27 Februari 2011

Page 73: Yaman - Houthi

51

Saleh terpaksa meminta delegasi Qatar untuk masuk

menjadi mediator dalam perundingan antara pemerintah

Yaman dengan kelompok pemberontak Al-Houthi.

Perundingan antara pemerintah Yaman dan

kelompok Al-Houthi pernah terjadi pada tahun 2008,

tepatnya setelah meletusnya perang antara tentara

Yaman dengan kelompok pemberontak Al-Houthi.

Mencegah semakin meluasnya perang tersebut pemrintah

Qatar mengutus delegasinya untuk melakukan mediasi

antara pemerintah Yaman dengan kelompok Al-Houthi.

Upaya mediasi yang dilakukan delegasi Qatar tersebut

menghasilkan kesepakatan genjatan senjata yang

dilakukan kedua belah pihak yang bertikai di Yaman.

Dari hasil kesepakatan gencatan senjata tersebut

upaya mediasi yang dilakukan delegasi Yaman adalah

meminta kepada pemerintah Yaman untuk mengampuni

tindakan-tindakan yang pernah dilakukan kelompok Al-

Houthi. Kedua belah pihak juga diminta untuk segera

menghentikan perang tersebut, selain itu pemerintah

Yaman juga diminta untuk membebaskan seluruh

tawanan. Kepada kelompok al-Houthi juga diminta

menyerahkan segala persenjataan yang dirampas dari

tentara Yaman. Namun kesepakatan genjatan senjata

yang dilakukan kedua belah pihak tidak berlangsung

Page 74: Yaman - Houthi

52

lama, pada tahun 2009 untuk ke enam kalinya tentara

Yaman dan kelompok pemberontak Al-Houthi bertemu

dalam baku tembak yang terjadi di Propinsi San’a.

Memperkuat upaya kesepakatan gencatan senjata

antara pihak pemerintah Yaman dengan kelompok Al-

Houthi, maka kedua belah pihak kembali dibawa kemeja

perundingan yang diselenggarakan di Doha pada

tanggal 19 Desember 2009.40 Dalam perundingan

tersebut delegasi-delegasi pemerintah Yaman yang

beranggotakan wakil-wakil mititernya berada di Doha

dalam usaha menjadikan gencatan senjata yang dinilai

lemah itu menuju ke perjanjian damai resmi dengan

bantuan para mediator dari Qatar, yang sebelumnya

pernah menjadi penengah dalam perjanjian gencatan

senjata di Yaman pada tahun 2008.

Dalam upaya melakukan perundingan tersebut

presiden Ali Abdullah Saleh meminta keikutsertaan

kelompok Al-Houthi dalam perundingan tersebut.

Pemimpin kelompok pemberontak di Yaman utara

mengatakan menerima tawaran pemerintah Yaman untuk

perundingan dan gencatan senjata asalkan pemerintah

40 “Laporan: Kronologi Kebengisan Arab Saudi di Yaman” http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=18934&Itemid=51, diakses 27 Februari 2011

Page 75: Yaman - Houthi

53

mengakhiri perang terhadap mereka, yang dianggap tak

adil. “Kami ingin mengakhiri pertumpahan darah dan

juga menghindari bencana yang dihadapi negara baru-

baru ini serta mengakhiri aksi genosida melawan

penduduk sipil.”41 Menurut juru bicara kelompok Al-

Houthi, mengatakan bahwa: Yahya Al-Houthi yang

merupakan saudara kandung dari Sayyid Al-Houthi ikut

serta dalam perundingan tersebut.42

Pada perundingan damai yang dilakukan di

Doha, pemerintah Yaman mengajukan enam syarat kepada

kelompok pemeberontak AlHouthi. Keenam syarat yang

diajukan tersebut adalah:

1. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk

menarik pasukannya dari bangunan milik negara,

2. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk membuka

kembali jalan-jalan di utara Yaman,

3. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk

mengembalikan senjata yang dirampas oleh

kelompok Al-Houthi kepada pemerintah Yaman,

41 “Pemerintah Yaman Tolak Tawaran Gencatan Senjata” http://bataviase.co.id/detailberita-10579920.html, diakses 27 Februari 2011.

42 “Pemerintah Yaman dan Gerilyawan berembuk di Qatar” http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/08/25/131907-pemerintah-yaman-dan-gerilyawan-berembuk-di-qatar, diakses 27 Februari 2011

Page 76: Yaman - Houthi

54

4. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk

membebaskan seluruh tawanan, termasuk tawanan

warga Arab Saudi,

5. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk

mengosongkan pos-pos militer di wilayah

pegunungan, dan

6. Meminta kepada kelompok Al-Houthi untuk

menghentikan penyerangan terhadap tentara Arab

Saudi, yang dilakukan kelompok pemberontak Al-

Houthi.43

Hasil perundingan damai dan upaya melakukan

gencatan senjata antara pemrintah Yaman dengan

kelompok pemberontak Al-Houthi, ini hampir mencapai

satu kesepakatan damai anata kedua belah pihak.

Artinya kesepakatan tersebut, ada satu poin

persyaratan yang diajukan oleh pemerintah Yaman

kepada kelompok pemberontak Al-Houthi yang masih

menjadi perdebatan oleh kedua belah pihak.

Dari hasil perundingan tersebut para peminpin

kelompok Al-Houthi menyetuju permintaan persyaratan

dari pemerintah Yaman untuk menarik pasukannya dari

43 “Pemerintah Yaman–Pemberontak Syiah Dekati Kesepakatan” http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/17138-pemerintah-yaman--pemberontak-syiah-dekati-kesepakatan.html diakses pada tanggal 4 Februari 2010

Page 77: Yaman - Houthi

55

perbatasan (dengan Arab Saudi) dan menyerahkan

wilayah perbatasan tersebut kepada pemerintah Yaman.

Tujuan pemerintah Yaman mengajukan syarat ini adalah

untuk mencegah keberadaan kelompok Al-Houthi semakin

melewati perbatasan Yaman, memasuki wilayah Arab

Saudi untuk melakukan perlawanan terhadap tentara

pemerintah tersebut.

Para pemimpin kelompok Al-Houthi menyetujui

lima persyaratan yang diajukan oleh pemerintah

Yaman, tujuannya agar perang telah terjadi sejak

tahun 2004 tersebut bisa di akhiri. Hal ini seperti

yang dikatakan salah satu pemimpin kelompok Al-

Houthi Abdul Malik Al-Houthi yang menyatakan bahwa

kelompok Al-Houthi menerima lima poin untuk gencatan

senjata yang disampaikan pemerintah Yaman setelah

pemerintah Yaman mengakhiri agresi militernya.44

Namun lima persyaratan yang di tawarkan oleh para

pemimpin kelompok Al-Houthi ini mendapatkan

penolakan dari pemerintah Yaman. Pemerintah Yaman

juga mengiginkan kelompok Al-Houthi menerima

44 “Pemerintah Yaman Tolak Tawaran Gencatan Senjata”, op.cit

Page 78: Yaman - Houthi

56

persyaratan keenam yaitu menghentikan penyerang

terhadap tentara Arab Saudi di perbatasan Yaman.45

Dalam perundingan tersebut, syarat yang

keenam yang di ajukan oleh pemerintah Yaman,

mengenai penghentian penyerangan terhadap tentara

Arab Saudi oleh kelompok pemberotak Al-Houthi, belum

tercapai kesepakatan. Menurut pendapat dari pihak

kelompok Al-Houthi bahwa pasukannya akan menarik

diri dari seluruh wilayah perbatasan Yaman yang

telah diduduki sejak bulan November 2008. Namun

tentara Arab Saudi yang terus menerus melakukan

penyerang kelompok Al–Houthi hingga memasuki wilayah

Yaman, maka untuk merespon aksi militer tentara Arab

Saudi tersebut, kelompok Al-Houthi terus melakukan

perlawanan. Sejak tanggal 24 Desember 2009 hingga

tanggal 24 Januari 2010 perlawanan yang dilakukan

kelompok Al-Houthi terus dilakukan dalam upaya

menahan agresi militer yang dilakukan tentara Arab

Saudi di perbatasan Yaman.46

Mencegah semakin meluasnya perang antara

kelompok Al-Houthi dengan tentara Arab Saudi di

45 IRIB (Islamic Republic of Iran Broatcasting), Laporan: Kronologi Kebengisan Arab Saudi di Yaman, Loc. cit 46 Ibid

Page 79: Yaman - Houthi

57

perbatasan Yaman, maka Presiden Ali Abdullah Saleh

menyelenggarakan perundingan nasional pada tanggal

19 Desember 2009. Pada dasarnya perundingan ini

disenggarakan oleh pemerintah Yaman adalah menindak

lanjuti permintaan pemerintah kepada kelompok Al-

Houthi untuk menghentikan penyerangannya kepada

tentara Arab Saudi.

Dalam perundingan nasional tersebut kelompok

Al-Houthi mengajukan usulan agar Arab Saudi tidak

mencampuri urusan dalam negeri Yaman. Selain itu

kelompok Al–Houthi juga menyatakan bahwa pemerintah

Arab Saudi harus meminta maaf kepada Yaman dan

rakyat terkait dengan agresi militer mereka di

Yaman.47

B. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman Dengan Kelompok Al-Houthi untuk Manarik Diri Dari Bangunan-Bangunan Milik Pemerintah dan Pembukaan Jalan di Yaman Utara

Perang yang berlangsung sejak tahun 2004,

antara tentara pemerintah Yaman dengan kelompok Al-

Houthi, membuat pemerintah Yaman merasa kerepotan

menghadapi perlawanan yang dilakukan kelompok

pemberontak tersebut. Apalagi pada perang keempat

dimana seluruh wilayah di propinsi Sa’da oleh

47 Ibid

Page 80: Yaman - Houthi

58

kelompok pemberontak Al-Houthi dijadikan sebagai

daerah operasi militer mereka. Selama perang yang

terjadi di negeri Yaman tersebut kelompok

pemberontak Al-Houthi telah berhasil menguasai

bangunan-bangunan milik pemerintah, serta melakukan

pemblokiran terhadap jalan–jalan utama yang

menghubungkan Yaman utara dengan daerah-daerah

lainnya.48

Sebagai upaya yang dilakukan pemerintah Yaman

untuk menguasai kembali bangunan-bangunan milik

pemerintah dan jalan-jalan utama di wilayah Yaman

Utara adalah dimasukannya permasalahan tersebut

dalam perundingan damai yang dilakukan di Doha. Para

pemimpin kelompok Al-Houthi menyetujui persyaratan

yang diajukan pemerintah Yaman mengenai penarikan

tentara Al-Houthi dari bangunan-bangunan milik

pemerintah serta pembukaan jalan utama di wilayah

Yaman Utara tersebut. Menurut keterangan salah

seorang pejabat mediator Qatar yang dekat dengan Al-

Houthi, mengatakan: “Para pemberotak Al-Houthi

setuju untuk membuka kembali blockade jalan di Yaman

48 Perang Yaman, Loc .cit

Page 81: Yaman - Houthi

59

Utara dan mengosongkan bangunan-bangunan milik

pemerintah Yaman.”49

Pasca perundingan yang dilakukan di Doha

tersebut, Presiden Ali Abdullah Saleh menyerukan

kepada kelompok al-Houthi agar melakukan apa yang

menjadi kesepakatan perundingan damai tersebut,

untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata yang

dilakukan oleh kedua belah pihak. Menanggapi

pernyataan Presiden Ali Abdullah Saleh, kelompok al-

Houthi tidak mengingkari hasil perundingan damai

yang disenggarakan di Doha tersebut. Menurut laporan

dari komandan militer Yaman bahwa: ia melihat

sendiri mereka melihat sendiri para gerilyawan Al-

Houthi menyingkirkan penghalang-penghalang jalan

yang mereka letakan pada beberapa jalan utama,

melewati pegunungan utara Yaman.50

Selain itu sebagai langkah pertama kelompok

Al-Houthi dalam mejalani kesepakatan perundingan

damai dan gencatan senjata di Yaman adalah membuka

kembali tiga jalur besar di Yaman Utara, pada tahap

pertama kelompok Al-Houthi telah membuka jalan raya

49 Pemerintah Yaman Tolak Tawaran Gencatan Senjata, Log.cit 50 “Tentara Yaman: Prajurit Mati Pasca Huthi Batalkan Gencatan Senjata” http://www.islamtimes.org/vdcc11qi.2bqxx8f5a2.txt, diakses pada 27 Februari 2011

Page 82: Yaman - Houthi

60

yang menghubungkan Provinsi San’a dan provinsi

Sa’da. Membuka jalan raya barat yang menghubungkan

Provinsi Sa’da dengan dengan provinsi Walahids,

serta membuka kembali jalan raya timur yang

menghubungkan provinsi Sa’da dengan Al-Jawaf.

Bersamaan dengan itu para komandan militer Yaman

juga mengawasi upaya kelompok Al-Houthi memindahkan

ranjau-ranjau darat di wilayah Yaman Utara, tepatnya

disekitar pusat keberadaan kelompok Al-Houthi.51

Berdasarkan uraian di atas perang yang

berlangsung di Yaman sejak tahun 2004, upaya yang

dilakukan pemerintahan Yaman dalam untuk

menghentikan perang dengan kelompok Al-Houthi adalah

dengan meyelenggarakan upaya perundingan damai

sebanyak tiga kali. Mengenai hasil kesepakatan

perundingan yang dilakukan di Doha, kelompok Al-

Houthi setuju untuk menarik pasukannya dari

bangunan-bangunan milik negara serta penutupan jalan

di wilayah Utara Yaman. Upaya kelompok Al-Houthi

untuk mematuhi hasil perundingan damai di Doha

adalah dengan melakukan langkah pertama yaitu,

51 “Yaman Utara Tenang Setelah Gencatan Senjata” http://www.antaranews.com/berita/1265967135/yaman-utara-tenang-setelah-gencatan-senjata, diakses 27 Februari 2011

Page 83: Yaman - Houthi

61

pembukaan 3 jalan utama di wilayah Utara Yaman.

Meski belum adanya kesepakatan mengenai penghentian

penyerangan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak

Al-Houthi, namun lima persyaratan yang diajukan

pemerintah Yaman, secara keseluruhan telah disetujui

para pemimpin pemberontak Al-Houthi dalam

perundingan di Doha tersebut.

Page 84: Yaman - Houthi

62

BAB IV

UPAYA PEMERINTAH YAMAN MENGHADAPI PEMBERONTAKAN KELOMPOK AL-HOUTHI MELALUI KESEPAKATAN PENGEMBALIAN

SENJATA, PEMBEBASAN SELURUH TAHANAN, PENGOSONGAN POS-POS MILITER DAN PENGHENTIAN SERANGAN TERHADAP WILAYAH

WILAYAH ARAB SAUDI

Pemimpin kelompok pemberontak di Yaman Utara

mengatakan menerima tawaran pemerintah Yaman untuk

melakukan gencatan senjata asalkan pemerintah Yaman

mengakhiri serangan terhadap kelompok Houthi. Keinginan

pemberontak melakukan gencatan senjata dinilai ada

kemungkinan mengakhiri serangan atau konflik yang telah

berlangsung lima tahun lebih di Yaman tersebut.

Gencatan senjata tersebut dilaksanakan pada tanggal 12

Februari 2010.

A. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman Dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Penyerahan Senjata Kepada Pemerintah Yaman

Pemerintah Yaman telah mengajukan enam syarat

atau kesepakatan yang harus disepakati oleh kelompok

pemberontak Al-Houthi untuk mengupayakan perdamaian

antara pemerintah Yaman dengan kelompok Al-Houthi.

Syarat-syarat yg diajukan oleh pemerintah Yaman

dapat disetujui oleh Al-Houthi akan tetapi syarat

keenam yaitu penghentian serangan terhadap wilayah

Page 85: Yaman - Houthi

63

Arab Saudi awalnya tidak disetujui oleh kelompok

pemberontak Houthi dan kelompok Houthi hanya

menyetujui lima syarat. Pemerintah Yaman dengan

tegas menolak jika kelompok Houthi hanya menyetujui

lima syarat saja, pihak pemerintah mengatakan bahwa

kelompok Hothi juga harus menerima syarat keenam

tersebut. Pihak pemberontak mengatakan bahwa mereka

telah menarik diri dari seluruh wilayah Arab Saudi

pasca terjadi bentrokan di perbatasan bulan November

2009.

Selama perang yang terjadi di Yaman sejak

tahun 2004, kondisi stabiltas keamanan di Yaman

terus mengalami penurunan. Keberadaan kelompok

pemberontak Al-Houthi semakin kuat dalam melakukan

perlawanan menghadapi tentara Yaman dan tentara Arab

Saudi di wilayah Sa’da. Solidaritas yang digalang

kelompok-kelompok pejuang Al-Houthi untuk melawan

agresi militer yang dilakukan tentara Yaman dan Arab

Saudi membuat kelompok tersebut berhasil menguasai

wilayah provinsi Sa’da, dan menjadikan wilayah

tersebut menjadi daerah operasi militer kelompok

pejuang Al-Houthi.

Dari beberapa pertempuran yang terjadi antara

pemerintah Yaman dengan kelompok Al-Houthi. Tentara

Page 86: Yaman - Houthi

64

Yaman berhasil dipukul mundur oleh kelompok Al-

Houthi. Begitu pula saat kelompok Al–Houthi

melakukan perlawanan kepada tentara Arab Saudi. Dari

beberapa kemenangan yang diperoleh kelompok Al-

Houthi, membuat kelompok ini semakin kuat. Ratusan

senjata yang mereka dapat dari hasil rampasan perang

digunakan oleh kelompok Al-Houthi untuk mendukung

setiap perlawanan yang mereka lakukan terhadap

tentara Yaman dan tentara Arab Saudi.

Baik tentara Yaman maupuan tentara Arab Saudi

mengalami kesulitan dalam mengahadapi perlawan

sengit yang dilakukan oleh pejuang Al-Houthi,

ditambah dengan adanya dukungan persenjataan yang

melengkapi tentara Al–Houthi. Banyaknya jumlah

kerugian berupa kehilangan persenjataan yang dialami

oleh tentara pemerintah, maka dalam perundingan yang

diselenggarakan di Doha, pemerintah Yaman mengajukan

poin persyaratan yang meminta kepada kelompok Al-

Houthi. Dalam perundingan tersebut mencapai

kesepakatan bahwa para pemimpin Al-Houthi menyetujui

permintaan pemerintah Yaman untuk menyerahkan segala

persenjataan yang mereka dapatkan selama perang

melawan tentara Yaman dan Arab Saudi. Seorang

Page 87: Yaman - Houthi

65

pejabat suku membenarkan perjanjian itu telah

dicapai.52

Sebenarnya pada setiap perundingan gencatan

senjata yang dilakukan sejak meletusnya perang di

Yaman, pemerintah Yaman selalu mengajukan permintaan

kepada kelompok al-Houthi untuk menyerahkan

persenjataan yang mereka rampas dari tentara militer

pada saat terjadi bentrokan dan pihak al-Houthi

sendiri selalu menyetujui permintaan penyerahan

senjata untuk menghormati kesepakatan gencatan

senjata antara kedua belah pihak demi menghentikan

perang yang berlarut-larut di negara Yaman. Namun

gencatan senjata yang selalu berlangsung singkat.

Berdasarkan uraian di atas bahwa pada setiap

perundingan gencatan senjata yang dilakukan oleh

pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak al-

Houthi mengenai kesepakatan penyerahan senjata

kepada pemerintah Yaman selalu mendapatkan

persetujuan dari para pemimpin kelompok al-Houthi.

52 “Bentrokan Gagalkan Gencatan Senjata di Yaman” http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/01/2557/bentrokan_gagalkan_gencatan_senjata_di_yaman/#.Tkx8jW2osfU, diakses tanggal 15 Agustus 2011

Page 88: Yaman - Houthi

66

B. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman Dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Pembebasan seluruh Tahanan

Sejak awal terjadinya konflik antara

pemerintah Yaman dengan kelompok Al–Houthi,

pemerintah Yaman melakukan penahanan terhadap

gerakan 650 anggota gerakan Al-Syabab Al-Mukmin

(Gerakan Pemuda Mukmin). Bukan hanya itu selama

perang senjata yang terjadi sejak tahun 2004 yang

berlangsung di provinsi Sa’da pemerintah Yaman dalam

perang tersebut juga menawan 54 anggota kelompok Al-

Houthi. Begitu pula sejak tentara Arab Saudi ikut

membantu pemerintah Yaman memerangi kelompok Al-

Houthi, perlawanan yang dilakukan kelompok Al-Houthi

terhadap tentara Yaman di perbatasan menyebabkan

puluhan tentara Arab Saudi menjadi tahan kelompok

Al-Houthi.

Upaya perundingan damai yang dilakukan antara

pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak Al-

Houthi menghasilkan enam kesepakatan. Salah satu

kesepakatan yang dihasilkan dalam perundingan yang

dimediasi oleh delegasi Qatar tersebut adalah

mengenai pembebasan tawanan tentara yang dilakukan

kedua pihak. Dari hasil perundingan damai tersebut

Page 89: Yaman - Houthi

67

kedua belah pihak yang bertikai harus menghormati

hasil kesepakatan tersebut.

Pasca perundingan yang dilakukan di Doha

pemerintah Yaman telah mengeluarkan kebijakan untuk

membebaskan 164 tahanan. Tahanan yang dibebaskan

oleh pemerintah Yaman adalah mereka yang terlibat

dalam pertempuran di Utara Yaman. Kemudian

selanjutnya pemerintah Yaman membebaskan 54 tahanan

anggota Al- Houthi yang sebelumnya ditanggkap dalam

pertempuran yang terjadi di barat laut Yaman.53

Pembebasan tahanan kelompok Al-Houthi oleh

pemerintah Yaman dilakukan untuk menghormati

kesepakatan damai antara kedua belah pihak yang

telah mereka tandatangani pada perundingan di Doha,

serta sebagai upaya untuk menghentikan pertempuran

sporadis yang telah lama bergejolak di negeri Yaman.

Sedangkan langkah pemerintah Al-Houthi untuk

menghormati hasil kesepakatan tersebut, ia memenuhi

janjinya untuk membebaskan 5 orang tahanan Arab

Saudi yang terlibat dalam pertempuran 4 November

2009. Pemebebasan tahanan 5 tentara Arab Saudi ini

53 “Demi Gencatan Senjata Pemerintah Membebaskan 161 Tahanan” http://berita.liputan6.com/luarnegeri/201004/271319/Demi.Gencatan.Senjata.Yaman.Bebaskan.161.Pemberontak, diakses 27 Februari 2011

Page 90: Yaman - Houthi

68

adalah atas permintaan pemerintah Arab Saudi kepada

pemerintah Yaman. Pasca perundingan genjatan senjata

tahun 2009 tersebut pemerintah Arab Saudi memberikan

waktu 48 jam kepada kelompok Al-Houthi untuk

menyerahkan tentara mereka. Menanggapi pernyataan

pemerintah Arab Saudi juru bicara kelompok Al-Houthi

Muhammad Abdul Salam menyatakan mereka siap

membebaskan tawanan Arab Saudi yang ditangkap pada

bentrokan di perbatasan pada bulan November 2009

lalu. Selanjutnya ia mengatakan juga bahwa langkah-

langkah sedang berlangsung untuk menyerahkan para

tahanan Saudi itu kepada perantara.54

Niat baik kelompok Al-Houthi untuk membebaskan

tawanan tentara Arab Saudi ini adalah juga untuk

menghentikan perang serta demi memperoleh kembali

hak-hak rakyat Yaman, agar terbebas dari bencana

perang di Yaman. Berdasarkan pernyataan yang

dikeluarkan Muhhamad Abdul Salam diatas bahwa

mengenai masalah pembebasan tahanan tentara Arab

Saudi dilakukan penyerahannya tidak secara langsung

akan tetapi dilakukan penyerannya kepada pemerintah

Yaman sebagai perantara.

54 ”Situasi Yaman Kian Memanas” http://Chairulakhmad. Wordpress.com/2010/02/18/berkecamuk –perang –di- Yaman, diakses 27 Februari 2011

Page 91: Yaman - Houthi

69

Berdasarkan uraian dalam upaya menghormati

perjanjian damai antara pihak pemerintah Yaman

dengan kelompok Al-Houthi, kedua belah pihak sepakat

untuk sama–sama mematuhi kesepakatan mengenai

pembebasan tahanan perang. Hal ini sudah dilakukan

kedua belah pihak setelah perundingan damai yang

dilakukan di Doha dan ditandatangani bersama.

C. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman Dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Pengosongan pos–pos militer di Yaman Utara

Selama perang yang berlangsung di Yaman sejak

tahun 2004, kelompok Al-Houthi selain berhasil

menduduki bangunan-bangunan milik negara dan

penututupan jalan, kelompok ini juga berhasil

menduduki pos-pos militer di daerah Saa’da dan

perbatasan Yaman. Pendudukan pos-pos militer

terutama di daerah perbatasan Yaman adalah sebagai

bentuk perlawanan kelompok Al Houthi terhadap

pemerintah Yaman terutama terhadap serangan Agresi

militer tentara Arab Saudi.

Pada tanggal 24 November 2009 kelompok Al-

Houthi berhasil pangkalan militer di wilayah Al-

Ghawiyah setelah memukul mundur pasukan Arab Saudi

di wilayah tersebut. Tentara Arab Saudi gagal

Page 92: Yaman - Houthi

70

mempertahankan pangkalan militernya didarah tersebut

karena ia kehilangan sejumlah panser yang hancur

oleh kelompok Al-Houthi. Kemudian pada tanggal 12

Desember 2009 kelompok pejuang Al-Houthi berhasil

menduduki pangkalan militer Arab Saudi di Al-Jabir,

sebagai bentuk perlawanan kelompok Al-Houthi sebagai

upaya serangan agresi militer Yaman dan Arab Saudi

yang melakukan pembunuhan masal terhadap warga

Yaman. Pada tanggal 20 Januari 2010 kelompok Al-

Houthi berhasil mengusai pakalan militer di daerah

Al-Mujaldalah, setelah melalui bentorkan senjata

menghadapi Pasukan Yaman dan Arab Saudi di daerah

Jabel Al- Dukhan.55

Jadi selama pertempuran yang berlangsung antara

kelompok Al-Houthi dengan pemerintah Yaman dan

tentara Arab Saudi, kelompok Al-Houthi berhasil

menduduki 3 pos strategis milik tentara gabungan

pemerintah Yaman dan Arab Saudi. Mencegah semakin

meluasnya perlawanan kelompok Al-Houthi di

perbatasan terutama perlawanan terhadap tentara Arab

Saudi, maka dalam salah satu poin persyaratan

perundingan damai di Doha pemerintah Yaman meminta

55 ”Kronologi Kebiadaban Arab Saudi Di Yaman” http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/03/kronologi-kebiadaban-arab-saudi-di- Yaman, diakses 28 Februari 2011

Page 93: Yaman - Houthi

71

kepada kelompok Al-Houthi untuk mengosongkan pos-pos

militer tersebut. Tujuan pemerintah Yaman

memngajukan persayaratan ini adalah agar para

pejuang kelompok Al-Houthi menarik mundur pasukannya

menjauh dari perbatasan. Selain itu perayaratan ini

diajukan adalah untuk menghindari pasukan Al–Houthi

terus memasuki wilayah Arab Saudi untuk memukul

mundur tentara Arab Saudi yang selama ini ikut

campur dalam urusan dalam negeri Yaman.

Dari Hasil kesepakatan yang dilakukan dalam

perundingan di Doha, kelompok Al-Houthi menyetujui

poin mengenai permintaan pemerintah Yaman untuk

mundur dari pos militer di Yaman Utara.56

Berdasarkan uraian di atas bahwa upaya

perundingan damai antara pemerintah Yaman dengan

kelompok Al-Houthi, menghasilkan kesepakatan adanya

persetujuan dari para pemimpin kelompok Al-Houthi

terhadap permintaan Pemerintah Yaman untuk

mengosongkan pos-pos militer terutama yang dekat

dengan wilayah perbatasan Yaman dan Arab Saudi.

56 Pemerintah Yaman dan Pemberontak Syiah Dekati Kesepakatan, op.cit

Page 94: Yaman - Houthi

72

D. Kesepakatan Antara Pemerintah Yaman Dengan Kelompok Al-Houthi Mengenai Permintaan Menghentikan Serangan Terhadap Wilayah Arab Saudi

Perang antara pemerintah Yaman dan kelompok

Al-Houthi tidak telepas dari campur tangan tentara

Arab Saudi di wilayah perbatasan Yaman yang menukung

pemerintah Yaman untuk membasmi keberadaan kelompok

tersebut. Sebagai respon terhadap keberadaan agresi

militer Arab Saudi ini, kelompok Al-Houthi melakukan

perlawan terhadap tentara Arab Saudi yang berada di

perbatasan Yaman.

Menurut kelompok Al-Houthi keberadaan tentara

Arab Saudi di wilayah perbatasan Yaman sebagai

bentuk ikut campur pemerintahan Arab Saudi terhadap

konflik intern yang terjadi di Yaman. Agresi militer

yang dilakukan tentara Arab Saudi terhadap

pemerintah Yaman memicu kemarahan kelompok Al-Houthi

untuk melakukan perlawanan mencegah agresi militer

tersebut. Ditambah lagi agresi militer yang

dilakukan tentara Arab Saudi di Yaman Utara telah

menewaskan banyak warga sipil yang tidak bersalah.

Pada setiap penyerangan yang dilakukan tentara

Arab Saudi, baik dengan menggunakan jet-jet tempur,

kendaraan panser serta senjata darat lainnya, telah

menewaskan warga sipil dan anak-anak yang tak

Page 95: Yaman - Houthi

73

berdosa di wilayah tersebut. Hal ini membuat

kemarahan kelompok Al-Houthi memuncak dan melakukan

upaya perlawanan untuk membalas agresi militer Arab

Saudi, atas penembakan terhadap warga sipil di Yaman

Utara.

Pemerintah Yaman memandang perang antara

tentara Arab Saudi dengan kelompok pejuang Al-Houthi

menimbulkan semakin parahnya situasi kemamanan di

Yaman. Belum lagi adanya keterlibatan partai oposisi

yang prihatin atas pembantaian warga sipil yang

disebabkan adanya agresi militer Arab Saudi

tersebut. Kelompok oposisi Yaman, ikut membantu

pejuang Al-Houthi dengan peralatan senjata untuk

melawan agresi militer tentara Arab Saudi.

Menghindari dampak yang semakin parah di dalam

negeri Yaman akibat perlawanan para pejuang Al-

Houthi terhadap tentara Arab Saudi, maka dalam

perundingan yang berlangsung di Doha pemerintah

Yaman mengajukan persyaratan dalam poin ke enam.

Perseyaratan ini adalah mengenai permintaan kepada

kelompok Al-Houthi untuk mengentikan penyerangan

terhadap tentara Arab Saudi.

Mengenai permintaan kepada kelompok Al-Houthi

untuk mengentikan penyerangan terhadap tentara Arab

Page 96: Yaman - Houthi

74

Saudi ini tidak disetujui oleh para pemimpin Al-

Houthi yang terlibat dalam perundingan damai di

Doha. Bagi pihak Al-Houthi sejak pasukannya menarik

diri dari pos-pos militer di perbatasan Yaman,

tentara Arab Saudi tetap terus melakukan penyerangan

terhadap para pejuang Al-Houthi. Oleh karena

kelompok Al-Houthi terus melakukan perlawanan. Sejak

tanggal 24 Desember 2009 hingga tanggal 24 Januari

2010 perlawanan yang dilakukan kelompok Al-Houthi

terus dilakukan dalam upaya menahan agersi militer

yang dilakukan tentara Arab Saudi di perbatasan

Yaman.57

Selain itu alasan kelompok Al-Houthi tidak

menyetujui permintaan pemerintah Yaman tersebut,

karena menurut para pemimpin Al-Houthi, pemerintah

Yaman harus meminta maaf secara resmi kepada Yaman

dan rakyat sipil yang selama ini ikut menjadi

sasaran penembakan tentara Arab Saudi di Yaman dan

berjanji tidak akan ikut campur dalam urusan dalam

negeri Yaman. Hingga memasuki tahun 2010 kelompok

Al-Houthi belum menyetujui permintaan pemerintah

Yaman pada poin ke enam dan terus melakukan

57 Irib(Islamic Republic of Iran Broatcasting), Laporan: Kronologi Kebengisan Arab Saudi di Yaman, Loc. cit

Page 97: Yaman - Houthi

75

perlawanan dengan tentara Arab Saudi di perbatasan

Yaman sampai pemerintah Arab Saudi memenuhi tuntutan

kelompok Al-Houthi di Yaman.

Bardasarkan uraian syarat yang diinginkan

oleh pemerintah Yaman kepada kelompok Al-Houthi

mengenai penghentian penyerangan terhadap tentara

Arab Saudi belum mendapat persetujuan dari para

pemimpin Al–Houthi. Kelompok ini baru menyetujui

permintaan ini apabila tuntutan yang diminta yaitu

Arab Saudi meminta maaf kepada Yaman dan seluruh

rakyat Yaman dipenuhi.

Page 98: Yaman - Houthi

76

BAB V

K E S I M P U L A N

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan

secara keseluruhan bahwa konflik yang terjadi di Yaman

antara pemerintahan Ali Abdullah Saleh dengan kelompok

al-Houthi menyebabkan terjadinya enam kali bentrok

senjata antara kedua belah pihak tersebut. Pada awalnya

kelompok al-Houthi tidak senang melihat semakin eratnya

hubungan baik antara pemerintahan Ali Abdullah Saleh

dengan Amerika Serikat pasca penyerangan gedung WTC

pada tanggal 11 September 2001. Pemerintah Yaman di

selatan menuding kelompok al-Houthi ingin menggulingkan

sistem pemerintahan dan menggantikannya dengan imâmah.

Sedangkan kelompok al-Houthi yang didukung oleh

penduduk Yaman utara menuding pemerintahan Yaman yang

sejak bergabungnya antara Yaman Utara dan Yaman selatan

pada tanggal 22 Mei 1990 ini dipimpin oleh Ali Abdullah

Saleh melakukan diskriminasi dan marginalisasi ekonomi

kawasan Sa’da di utara Yaman. Perekonomian Yaman pada

masa pemerintahan Ali Abdullah Saleh mengalami

keterpurukan dan meminta bantuan kepada IMF

(International Monetary Fund) agar membiayai anggaran

belanja negara pemerintah Yaman.

Page 99: Yaman - Houthi

77

Konflik yang terjadi di Yaman tersebut semakin

diperparah dengan adanya campur tangan tentara Arab

Saudi yang ikut membantu pemerintah Yaman dalam

menghadapi kelompok pemberontak al-Houthi. Masalah

lainnya adalah hampir semua warga di Yaman bebas

memegang senjata. Senjata yang diperoleh oleh

pemberontak al-Houthi adalah dari rampasan dari senjata

militer Yaman pada saat terjadi bentrokan.

Presiden Ali Abdullah Saleh memerintahkan melakukan

tindakan militer ke basis-basis pemberontak. Pemerintah

Arab Saudi pun ikut membantu Presiden Ali Abdullah

Saleh dalam mengatasi kelompok Al-Houthi di Yaman

Utara. Untuk mencegah semakin parahnya kondisi konflik

di wilayah negara Yaman, maka pemerintah Yaman berupaya

untuk menghentikan perang tersebut melalui jalur

perundingan.

Pada perundingan pertama yang dilakukan di Doha,

pemerintah Yaman mengajukan enam persyaratan yaitu

meminta kepada kelompok al-Houthi untuk menarik

pasukannya dari bangunan milik negara, membuka kembali

jalan-jalan di utara Yaman, mengembalikan senjata yang

dirampas oleh kelompok al-Houthi kepada pemerintah

Yaman, membebaskan seluruh tawanan termasuk warga Arab

Saudi, mengosongkan pos-pos militer di wilayah

Page 100: Yaman - Houthi

78

pegunungan, dan menghentikan penyerangan terhadap

tentara dan wilayah Arab Saudi yang dilakukan kelompok

pemberontak al-Houthi.

Namun dari hasil kesepakatan tersebut pada awalnya

hanya lima syarat saja yang disetujui oleh para

pemimpin kelompok pemberontak al-Houthi, sedangkan

syarat poin keenam mengenai penghentian penyerangan

terhadap Arab Saudi, kelompok pemberontak al-Houthi

tidak akan menghentikan perlawannya tersebut dengan

tentara Arab Saudi sampai pemerintah Arab Saudi meminta

maaf kepada Yaman karena telah ikut campur dalam

konflik intern di negara Yaman dan telah melakukan

penyerangan terhadap warga sipil di Yaman. Namun

pemerintah Yaman dengan tegas menolak jika kelompok

pemberontak al-Houthi hanya menerima lima syarat

tersebut, pemerintah Yaman tetap memerintahkan kepada

kelompok al-Houthi agar menghentikan penyerangan

terhadap tentara Arab Saudi yang menjadi syarat keenam

dalam perjanjian gencatan senjata tersebut. Pemerintah

Yaman mengumumkan mulai memberlakukan kesepakatan

gencatan senjata tersebut pada hari Jumat tanggal 12

Februari 2010.

Berdasarkan uraian dari penelitian tentang Upaya

Pemerintah Yaman pada masa Pemerintahan Ali Abdullah

Page 101: Yaman - Houthi

79

Saleh dalam menghadapi pemberontakan al-Houthi ini

adalah dengan melakukan beberapa kesepakatan-

kesepakatan yaitu dengan melakukan gencatan senjata

yang disetujui oleh pemerintahan Yaman dan kelompok

pemberontak al-Houthi. Konflik intern atau dalam negeri

yang terjadi di suatu negara seperti yang terjadi di

negara Yaman ini dampaknya bukan hanya akan mengancam

stabilitas keamanan negara tersebut, hal yang

terpenting adalah dampak dari konflik tersebut adalah

terancamnya kehidupan warga sipil dalam suatu negara.

Terlebih jika konflik tersebut disertai adanya

intervensi dari negara lain seperti Arab Saudi dengan

tujuan membantu salah satu pihak yang terlibat konflik.

Situasi ini justru akan mengundang kemarahan dari salah

satu pihak dan sekaligus akan semakin memperparah

kondisi konflik tersebut.

Hal yang terpenting dari hasil penelitian ini

adalah tidak selamanya upaya pemerintah dalam

menyelesaikan konflik atau meredam munculnya perlawanan

dari kelompok yang tidak sejalan dengan kebijakan

pemerintah dilakukan dengan cara kekerasan atau

tindakan militer. Upaya yang pada akhirnya dapat

menyelesaikan konflik tersebut adalah dilakukan dengan

cara damai atau melakukan perundingan dengan pihak-

Page 102: Yaman - Houthi

80

pihak yang terlibat konflik. Seperti keputusan yang

diambil pemerintah Yaman dalam menyelesaikan konflik

dengan meminta kepada mediator dari luar negara Yaman

adalah keputusan yang bijaksana dan bersifat netral

agar tujuan kesepakatan damai tersebut bisa terjadi.

Dalam perundingan damai tersebut agar dapat

tercapai kesepakatan, salah satu pihak yang bertikai

harus rela mengorbankan kepentingannya demi tercapainya

keamanan dan stabilitas suatu negara, serta melindungi

rakyat sipil dari ancaman kekerasan perang.

Page 103: Yaman - Houthi

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Dresch, Paul, History of Modern Yemen, Cabridge: Cambridge University Press

Holsti, K. J, Peace and War : Armed Conflict and

International Order, Cambridge University Press, Cambridge, 1991

Johari, J. C, International Relations and Politics :

Theoritical Prospective, Sterling Publisher Private Ltd, New Delhi, 1985

Miall, Hugh, Resolusi Damai Konflik Kontemporer,

terj. PT. Raja Grafindo Persada, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002

Strauss, Anselm dan Corbin, Julien, Dasar-Dasar

Penelitian Kualitatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003

WEBSITE :

“Bentrokan Gagalkan Gencatan Senjata di Yaman” http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/01/2557/bentrokan_gagalkan_gencatan_senjata_di_yaman/#.Tkx8jW2osfU, diakses tanggal 15 Agustus 2011

”Bukti dokrin Takfir Wahabi” http://myquran.com/forum/showthread.php/10411-Bukti-Doktrin-Takfir-WAHABI/page7, diakses 27 Februari 2011

“Demi Gencatan Senjata Pemerintah Membebaskan 161 Tahanan”

http://berita.liputan6.com/luarnegeri/201004/271319/Demi.Gencatan.Senjata.Yaman.Bebaskan.161.Pemberontak, diakses 27 Februari 2011

Page 104: Yaman - Houthi

“Intervensi Arab Saudi Dalam Konflik Yaman” http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=16801&Itemid=27 diakses 27 Desember 2010

“Laporan: Kronologi Kebengisan Arab Saudi di Yaman”

http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=18934&Itemid=51, diakses 27 Februari 2011

“Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya bagi Dunia Islam”

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/menguak-konflik-yaman-dan-dampaknya-bagi-dunia-islam.htm diakses pada tanggal 4 Februari 2010

“Nasib Perang Yaman”

http://politik.kompasiana.com/2010/01/03/nasib-perang-yaman/, diakses 27 Februari 2011

“Para Pejabat Yaman Bertemu Sekjen Liga Arab” http://id.berita.yahoo.com/para-pejabat-yaman-bertemu-sekjen-liga-arab-045806962.html, diakses tanggal 15 Agustus 2011

“Pemerintah Yaman–Pemberontak Syiah Dekati Kesepakatan”

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/17138-pemerintah-yaman--pemberontak-syiah-dekati-kesepakatan.html diakses pada tanggal 4 Februari 2010

“Pemerintah Yaman dan Gerilyawan Berembuk di Qatar”

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/08/25/131907-pemerintah-yaman-dan-gerilyawan-berembuk-di-qatar, diakses 27 Februari 2011

“Pemerintah Yaman Tolak Tawaran Gencatan Senjata”

http://bataviase.co.id/detailberita-10579920.html, diakses 27 Februari 2011

“Penyelesaian Konflik”

http://id.wikipedia.org/wiki/penyelesaian_konflik, diakses pada tanggal 8 April 2010

Page 105: Yaman - Houthi

“Perang Yaman” http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/04/perang-yaman.html#axzz1F9zhv9pB, diakses 27 Februari 2011

“Pimpinan Houthi Tewas Dalam Serangan Udara Saudi?”

http://nurulilmi.com/akhbar/600-pimpinan-houthi-tewas-dalam-serangan-udara-saudi.html, diakses pada 19 Juli 2011

“Presiden Yaman”

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Presiden_Yaman_Utara, diakses pada tanggal 23 Mei 2010

“Presiden Yaman Umumkan Gencatan Senjata Dengan Pemberontak Syiah”

http;//antaranew.com/berita/126592011/presiden-yaman-umumkan-gemcatan–senjata-dengan–pemberontak-syiah, diakses tanggal 31 Mei 2011

“Republik Yaman” http://www.tropis.com/sejarah/republik-yaman/ diakses pada tanggal 4 Februari 2010

“Sebelum Meninggalkan Pemerintahan, Ali Abdullah Shalih Menghancurkan Perekonomian di Yaman”

http://hizbut-tahrir.or.id/2011/05/20/sebelum-meninggalkan-pemerintahan-ali-abdullah-shalih-menghancurkan-perekonomian-di-yaman/, diakses pada 27 Februari 2011

“Sejarah Yaman”

http://uinmalamg.ac.id/elvarug/2011/02/12/sejarag-yaman/, diakses tanggal 15 Juni 2011

“Sekilas tentang Gerakan Al–Houthi”

http://Indonesian.irib.ir/index.php?option=comcontent&task=view&id=18214&Itemid=59, diakses pada tanggal 30 Oktober 2010

“Siapa Suku Houthi di Yaman?” http://www.sabili.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=771:siapa-suku-houthi-di-yaman&catid=85:lintas-dunia&Itemid=284, diakses tanggal 29 Maret 2010

Page 106: Yaman - Houthi

”Situasi Yaman Kian Memanas” http://Chairulakhmad.Wordpress.com/2010/02/18/berkecamuk –perang –di- Yaman, diakses 27 Februari 2011

“Tentara Yaman: Prajurit Mati Pasca Huthi Batalkan Gencatan Senjata”

http://www.islamtimes.org/vdcc11qi.2bqxx8f5a2.txt, diakses pada 27 Februari 2011

“Upaya Pemberontak Houthi Untuk Dirikan Negara Syiah di Yaman Utara”

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/upaya-pemberontak-houthi-untuk-mendirikan-negara-syiah-di-yaman-utara.htm, diakses pada tanggal 29 Maret 2010

“Yaman : 100 Orang Tewas Akibat Perang Pemerintah-Syiah”

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/yaman-100-orang-tewas-akibat-perang-pemerintah-syiah.htm diakses pada tanggal 4 Februari 2010

“Yaman Krisis moneter”

http://indo.hadhramaut.info/view/2662.aspx, diakses pada 19 Juli 2011

“Yaman Utara Tenang Setelah Gencatan Senjata”

http://www.antaranews.com/berita/1265967135/yaman-utara-tenang-setelah-gencatan-senjata, diakses 27 Februari 2011