Upload
yeni-satrina-dewii
View
217
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BELERANG
I. TUJUAN
a. Mempelajari modifikasi belerang
b. Mempelajari sifat H2SO4
II. TEORI
Belerang mempunyai sifat alotrofi yaitu suatu kemampuan zat untuk
terdapat lebih dari satu macam bentuk. Sifat fisika dari bentuk alotrop
suatu unsur itu sama, tetapi berbeda dalam sifat kimianya.
Belerang rombik atau disebut juga belerang terdiri dari molekul Sg .
Belerang rombik ini melarut dalam alcohol, eter dan karbon disulfide dan
hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam pelarut-
pelarut ini menghasilkan Kristal octahedral.
Belerang monoklin disebut juga belerang. Belerang bentuk ini
mengkristal dari leburan belerang diatas 95,6oC berbentuk jarum-jarum
prisma. Molekul belerang terdiri dari cincin Sg.
Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan dalam tabung reaksi akan
meleleh menjadi cairan kuning terdiri dari molekul Sg. Titik lebur S adalah
96,50C dan titik leleh yang diamati bergantung pada kecepatan
pemanasan.
Jika suhu dinaikkan warna akan menjadi gelap dan cairan menjadi
kental karena cincin Sg mulai putus dan membentuk rantai. Kekentalan
bertambah sampai mencapai maksimum pada 200oC ketika cairan menjadi
hitam. Jika suhu terus dinaikkan kekentalan berkurang sampai pada titik
didih 444,6 oC .Uap terdiri dari S6 , S4 dan S2.
Apabila cairan belerang yang mendidih dituangkan kedalam air dingin,
akan diperoleh belerang plastis atau disebut juga belerang berbentuk rantai
spiral. Jika didiamkan bentuk rantai berubah menjadi belerang rombik
bercincin Sg.
Belerang koloid diperoleh dari:
1
a. Mencampurkan larutan hydrogen sulfide dingin dan belrang dioksida
2H2S + SO2 2H2O + S
b. Mereaksikan larutan natrium thiosulfate dengan asam klorida pekat
S2O32- + 2H+ H2O + SO2 + S
( Tim Kimia Anorganik,2014:19-20 )
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut
dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai
bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan
bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang
berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan
antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Sifat dari belerang ini sangatlah penting karena fase logamnya
memiliki suhu kritis yang sangat tinggi yang melampaui
superkonduktivitas dari unsur-unsur benda padat lainnya yang telah
diteliti. Lebih lanjut, suhu kritis ini meningkat dengan bertambahnya
tekanan, merupakan sifat yang luarbiasa. Sebagai contoh, selenium dan
telurium, yang merupakan satu golongan dengan belerang, menunjukkan
sifat yang berbeda. Belum ada yang tahu bagaimana menjelaskan
fenomena tersebut. Makna dari hasil penelitian tersebut adalah bahwa
belerang membuka kesempatan untuk pengembangan dari percobaan teori
superkonduktivitas. Para peneliti sedang merencanakan untuk
meningkatkan tekanan guna mempelajari sifat yang luar biasa ini.
(Sekewale Hyan :2012)
Belerang (sulfur) pada temperature biasa Kristal yang stabil
mempunyai system rhombis. Tetapi bila dipanaskan sampai 95,6 0C pada
tekanan 1 atm Kristal yang bersistem rhombi situ akan berubah menjadi
Kristal yang mempunyai system monoklin. Sebaliknya bila kristal yang
mempunyai system monoklin ini didinginkan, maka pada temperature
96,60C akan berubah menjadi Kristal yang bersistem rhombis. Jadi pada
2
contoh ini perubahan merupakan peristiwa yang dapat balik,yang disebut
dengan enantiotropy. Bila perubahan tidak dapat balik maka disebut
dengan monotropy.
Ada 4 phase dari belerang yang mungkin terjadi, tetapi keempat phase
ini tidak mungkin ada bersama – sama dalam suatu kesetimbangan. Jadi
untuk satu komponen, jumlah phase yang ada maksimal 3 dan disini
merupakan system invariant
(Respati, 1986 ; 168)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida
(SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak
mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen
yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur
akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif
masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di
udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang
terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme
pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai
berikut :
S + O2 < ——— > SO2
2 SO2 + O2 < ——— > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap
air sangat rendah.Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap
air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H2SO4 )
dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 + H2O2 ———— > H2SO4
(Yuli Wicahyo, 2010)
3
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Alat
Pembakar
Gelas ukut
Sendok plastik kecil
Gelas kimia 250ml
Tabung
Penjepir tabung reaksi
Kaca arloji
Cawan penguap
Corong
Rak tabung reaksi
Bahan
Belerang
Pb 1 M
Gula pasir C2H5OH
BaCl2
K2Cr2O7
H2SO4 pekat
CH3COOH
Na2SO
3.2 Skema Kerja
4
3.2.1 Modifikasi Belerang
a)
Dilarutkan dalam 5ml
Dituangkan larutan kedalam kaca arloji
Ditutup dengan kertas saring sebagian
Dibiarkan menguap
Diperhatikan Kristal yang terbentuk
b)
dileburkan 1 sendok dalam cawan
penguap
dipanaskan dengan hati-hati sampai
melebur (warna kuning coklat).
dihentikan pemanasan
dibiarkan membeku
diperhatikan garis-garis Kristal yang
terbentuk
c)
5
Serbuk belerang 0,5 gr
CS2
CS2
Serbuk belerang
Serbuk belerang
HASIL
HASIL
dipanaskan perlahan dalam tabung
reaksi sambil digoyang
diamati warna viskositasnya hingga
mendidih
d)
dituangkan kedalam gelas kimia yang
berisi air sampai terbentuk batang yang
panjang dan tipis
3.2.2 Hydrogen Sulfida
a.
diperiksa gas yang keluar dengan kertas
timbal
dicatat pengamatan
b.
6
Belerang
HASIL
Campuran paraffin, belerang dan asbes
Sebutir FeS dan HCL encer
HASIL
HASIL
direaksikan dalam tabung reaksi yang
dilengkapi dengan pipa yang ujungnya
lancip
3.2.3 Sifat Asam Sulfat
a.
dipanaskan hati-hati (tidak sampai
mendidih)
dicatat pengamatan
b.
dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 yang
diasamkan
diletakkan dimulut tabung reaksi
dicatat pengamatan
c.
7
HASIL
Sekeping tembaga dan 1 ml asam sulfat pekat
Kertas saring
Asam sulfat pekat
HASIL
HASIL
ditambahkan beberapa tetes pada gula
yang terdapat dalam reaksi
dicatat pengamatan
d.
dimasukan kedalam tabung reaksi
masing-masing 2ml
ditambahkan
dipanaskan dalam gelas kimia yang
berisi air panas
diamati
e.
dilarutkan sedikit dalam air
8
Asam asetat dan alkohol
Asam sulfat pekat
Na2SO3
HASIL
HASIL
ditambahkan
disaring
ditambahkan air brom sampai
warna kuning tidak hilang
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan dan Perhitungan
4.1.1 Modifikasi belerang
a) Serbuk belerang dalam CS2
9
HASIL
Barium klorida dan asam klorida encer
endapan
Hasil : CS2 menguap
Terbenuk Kristal-kristal
b) Serbuk belerang dipanaskan
Hasil : Warna kuning kecoklatan
Ketika dibiarkan terbentuk garis-garis Kristal
c) Srbuk belerang dipanaskan perlahan-lahan
Hasil : Warna viskositas ketika meleleh yaitu kuning
pekat
Warna viskositas ketika mendidih yaitu kuning
kecoklatan
d) Belerang yang mendidih dalam 40ml air
Hasil : Berbentuk gelembung-gelembung bulat
berwarna kuning tidak menyatu dengan air
4.1.2 Hidrogen sulfide
a) Campuran paraffin, belerang dan asbes (dipanaskan)
Hasil : Uapnya berwarna kuning, berbau menyengat
b) FeS direaksikan dengan HCl encer dalam tabung reaksi
lengkap dengan pipa yang ujungnya lancip
Hasil : berbau busuk, terdapat gelembung gas
4.1.3 Sifat asam sulfat
a) Sekeping tembaga dengan 1 mL asam sulfat pekat
Hasil : Berasap, terdapat endapan,berwarna hitam,
terbentuk 2 lapisan
b) Kertas saring yang dibaahi K2Cr2O7 dimulut tabung
Hasil : warna kertas saring menjadi biru
c) Gula yang ditambahkan 10tetes asam sulfat pekat
Hasil : Warna coklat kekuningan, lam-kelamaan
menjadi hitam , gula menjadi gosong
d) 2mL asam asetat+2mL alcohol+2mL asam sulfat pekat
dalam tabung reaksi (dipanaskan)
10
Hasil : Menghasilkan gelembung gas yang banyak
Sebelum dipanaskan campuran sucah panas dan
terdapat sedikit gelembug
e) Na2SO3 ditambah barum klorida
Hasil : Tidak dipraktikumkan
4.2 Pembahasan
Unsur belerang terdapat dalam jumlah besar dalam kerak bumi sebagai
mineral sulfide dan sulfat.Selain itu,belerang juga terdapat sebagai
hydrogen sulfide dalam gas alam dan berbagai senyawa belerang organic
dalam batu bara dan minyak.
Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin.Bentuk
kristalin yang dihasilkan biasanya berwarna kuning.bentuk kristal
tergantung pada suhu.Suhu dimana sati bentuk kistalin berubah menjadi
kristalin lain disebut kristalin transisi.
Modifikasi belerang
Untuk percobaan modifikasi belerang ini praktikan melakukan
empat percobaan. Yeng pertama serbuk belerang yang
dilarutkan dalam 5 mL CS2 setelah didiamkan beberapa saat
menghasilkan uap CS2 pada kertas saring, adapun terbentuk
Kristal belerang yang berwarna kuning dan bentuknya agak
memanjang. Kristal belerang yang dihasiljkan ini merupakan
belerang romik atau disebut juga belerang a terdiri dari molekul
Sg. Belerang rombik larut dalam alcohol, ester dsn karbon
disulfide dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan
belerang dalam ini menghasilkan Kristal octahedral.
Yang kedua, yaitu meleburkan serbuk belerang tetapi tidak
sampai meleleh. Setelah didiamkan hingga membeku terbentuk
garis-garis Kristal berwarna kuning. Jika belerang dipanaskan
perlahan-lahan belerang akan melelehmenjadi cairan kuning
11
terdiri dari molekul S8. Titik leleh S a 113oC dan titik leleh
119oC dan suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,6oC, titik
leleh yang diamati bergantung pada kecepatan pemanasan.
Kristal yang diperoleh pada percobaan kedua ini merupakan
belerang monoklin, belerang monoklin disebut juga belerang β.
Belerang bentuk ini mengkristal dari leburan belerang diatas
95,6oC, berbentuk jarum-jarum. Molekul belerang β terdiri dari
cincin S8.
Selanjutnya praktikan memanaskan perlahan-lahan serbuk
belerang dalam tabung reaksi dan menggoyang-goyangkan
tabung tersebut, dari pengamatan yang didapat warna viskositas
ketika meleleh yaitu kuning pekat dan warna viskositas setelah
mendidih yaitu kuning kecoklatan. Viskositas ini berkurang
sampai titik didih tercapai.
Modifikasi belerang yang keempat, setelah melebur dan
mendidih belerang dituangkan pada air dingin 40mL dan
hasilnya terbentuk Kristal bulat berwarna kuning. Kristal-
kristal tersebut terbentuk kecil-kecil dan mempunyai pola
menyeluruh karena lelehan belerang ini langsung dibekukan
secara tiba-tiba sehingga molekul-molekul belerang itu tidak
mempunyai waktu untuk menjuruskan (mengorientasikan) diri
mereka untuk membentuk kristal yang berkembang dengan
baik. Akibatnya, zat padat itu menjadi suatu massa dari kristalit
kecil=kecil sedangkan yang tak mempunyai pola menyeluruh
yakni zat padat terbentuk amort, Kristal inin disebut juga
dengan belerang plastic atau belerang berbentuk rantai spiral
Hidrogen sulfide
Untuk hydrogen sulfide ini praktikan melekukan dua
percobaan. Yang pertama mencampurkan paraffin, belerang
12
dan asbes kedalm tabung reaksi. Setelah dipanaskan
menghasilkan uap berwarna kuning dan berbau menyengat.
Yang kedua mereaksikan sebutir FeS dan HCl encer, hasilnya
terdapat gelembung gas dan berbau busuk.
Reaksi yang terbentuk yaitu ;
FeS + 2HCl FeCl2 + H2S
Sfat asam sulfat
Penentuan sifat asam sulfat ini praktikan melakukan 5
percobaan. Yang pertama hasil pemanasan sekeping tembaga
dengan 1mL asam sulfat pekat yaitu berasap dan terbentuk 2
lapisan dan endapan berwarna hitam.
Reaksi yang terbentuk ;
Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2H2O
Asam sulfat yang digunakan pada percobaan ini meupakan zat
pengoksida kuat. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan
logam via reakso penggantian tunggal menghasilkan gas
hydrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer menyerang besi,
aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi
dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas
dan pekat, dan reaksi ini akan menghasilkan sulfur dioksida
(SO2) dari pada hydrogen. Hal ini karena asam sulfat pekat
panas berperan sebagai oksidator. Sehingga ketika asam sulfat
pekat panas bereaksi dengan tembaga akan menghasilkan
garam, air, dan sulfur dioksida. Rekasi ini ditandai dengan
adanya gelembung gas.
Gelembung gas yang dihasilkan ini selanjutnya diuji dengan
meletakkan kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7
dimulut tabung reaksi. Beberapa saat kemuduan kertas saring
berubah warna menjadi biru, hal ini membuktikan adanya gas
13
SO2 yang dihasilkan dari reaksi tembaga dan asam sulfat pekat
ini bereaksi dengan K2Cr2O7 .
Reaksi yang terjadi ;
Cr2O72- + SO2 + H+ 2Cr3+ + SO42- + 5H2O
Warna biru yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan ion
kromium (III).
Percobaan selanjutnya menambahkan 10 tetes asam sulfat
pekat pada gula dalam tabung reaksi menghasilkan warna
hatam dan gula menjadi gosong. Penambahan H2SO4 pekat
menyebabkan gila terurai atau dipisahkan atom hydrogen dan
oksigen dari gula tersebut. Reaksi yang terjadi yaitu;
C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4
Dalam reaksi ini H2SO4 bertindak sebagai dehydrator untuk
gula. Reaksi ini akan menghasilkan karbon dan air yang
terserat dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan asam
sulfat). Adanya karbon yang dihasilkan dari reaksi ini dapat
dilihat dengan terbentuknya warna hitam pada campuran ketika
ditambahkan dengan H2SO4 pekat, gula tersebut akan menjadi
karbon berpori-pori yang mengembang mengeluarkan aroma
seperti caramel.
Selanjutnya mencampukan asam asetat, alcohol, dan asam
sulfat menghasilkan sedikit gelembung gas sebelumdipanaskan
dan campuran sudah panas terlebih dahulu. Setelah dipanaskan
gelembung semakin banyak.
Percobaan yang terakhir yaitu melarutkan Na2SO3 dan
menambahkan barium klorida, akan terbentuk endapan.
Kemudian endapan ini ditambahkan air brom. Namun, karena
bahan yang digunakan tidak ada jadi percobaan ini tidak
dipraktikumkan. Menurut literature hasil endapan adalah putih.
14
Reaksi yang tebentuk antara Na2SO3 dengan barium klorida,
yaitu ; Na2SO3 + BaCl2 BaSO3 + 2NaCl
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asm sulfat
memiliki sifat sebagai berikut :
Sifat asam
H2SO4(l)+ H2O(l) H3O(Aq) + H2SO4-
(Aq)
Sifat pengoksidasi
Cu(s) + 2 H2SO4 (l) CuSO4(s)+2H2O(l) + SO2(g)
Sifat dehidrasi
C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4
Sifat sulfonasi
C6H6 (l) + H2SO4 (l) C6H5SO2OH (l) + H2O (l)
Sebagai katalis pembentukan ester
CH3COOH + C2H5OH H2SO CH3COOC2H5
+ H2O
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hail percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin yang
berwarna kuning,bentuk kristalin belerang tergantung pada suhu.
Belerang terdapat dalam beberapa bentuk alotrop. Yang stabil
adalah belerang rombik yang mengandung S8.
Viskositas belerang makin berkurang dengan kenaikan suhu.
15
2. Asam sulfat dapat mengoksidasi logam tembaga menghasilkan
garam,air dan sulfur dioksida (SO2). H2SO4 dapat bereaksi
dengan gula.dalam reaksi ini,asam sulfat bertindak sebagai
dehydrator.hasil reaksi yang diperole yaitu karbon dan air yang
terserat dalam asam sulfat.
Sifat-sifat kimia asam sulfat adalah sebagai berikut:
Sifat asam
Sifat sebagai oksidator
Sifat dehidrasi
5.2 Saran
Dalam praktikum ini kami kekurangan air brom, bahkan tidak ada
sama sekali. Hal ini membuat praktikum kurang berjalan sebagaimana
mestinya. Untuk itu kami mengharapkan untuk praktikum yang akan
datang bahan-bahan ataupun alat yang dibutuhkan untuk melakukan
percobaan sudah terpenuhi, sehingga praktikum bisa berjalan dengan baik
dan sesuai dengan yang sebenarnya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan belerang
rombis dan monoklin serta reaksi antara firit dan HCl ?
Jawab : Reaksi belerang rombis
S8 (s) + CHCl3 (aq) S8 (rombis)
Reaksi belerang monoklin
S8 (s) + CS2 (aq) S8(monoklin)
2. Gambarkan struktur dari belerang rombis dan monoklin ?
Jawab : Gambar belerang rombis
17
Gambar belerang monoklin
3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari H2S
Jawab : Sifat fisika H2S
1. Terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur sulfur.
2. Tidak bewarna.
3. Bau yang merangsang, seperti telur busuk.
4. Dalam kosentrasi agak tinggi dapat menyebabkan orang jadi pingsan secara
cepat bila mencium baunya.
5. Pada kosentrasi yang lebih tinggi mempunyai bau dan rasa yang agak
manis. Dan segera dapat melumpuhkan saraf penciuman sehingga gas H2S ini
tidak dapat diketahui berdasarkan penciuman.
6. Konsentrasinya sangat rendah.
7. Sangat beracun.
Menempati urutan ke dua setelah Hidrogen sianida, dan 5 – 6 kali lebih
beracun dari karbon monoksida ( CO ).
8. Berat jenis Hidrogen sulfida sekitar 20% lebih berat daripada berat jenis
udara.
Dengan perbandingan Spesifik grafitasi.= 1,192 (udara Spesifik grafitasi=
1,00)
Sehingga Gas H2S akan cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah.
9. Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL ( Lower Explosive Limit
) 4,3 % ( 43.000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limit ) 46% (460.000
18
PPM) dengan nyala api bewarna biru pada temperatur 500° F (260° C).
10. Dapat larut dalam air ( daya larut dalam air 437 ml/100ml air pada 0° C,
186 ml/100ml air pada 40° C ), dan larut dalam hydrogen cair.
11. Bersifat korosif, sehingga dapat menyebabkan karat pada peralatan logam.
12. Bersifat iritasi terhadap mata, dan saluran pernafasan.
13. Bersifat flammable ( mudah terbakar ).
14. Bila terbakar menghasilkan asam belerang (SO2) yang kurang berbahaya
dari H2S. Tetapi mengganggu mata dan paru-paru yang menyebabkan infeksi
kimiawi dalam beberapa jam saja.
15. Mempunyai nilai ambang batas (NAB) : 10 PPM (part per million).
Sifat kimia H2S
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang
secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen
dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel
periodik.
• Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah
dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi
kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.
• Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi
tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta
disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan
sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini
merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur
dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk
pKa2 adalah 19±2
19
• Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion
hidroksil akan terbentuk
Hydrogen sulfide dan sulfide.
• Sebagai pereduksi.
Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan
belerang, namun
belerang akan terbakar dan terbentuk belerang
dioksida.
20
21