86
PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN KWL (KNOW-WANT-LEARN) PADA MATERI KALOR DI KELAS X SMAN 6 PRABUMULIH Proposal Penelitian Oleh : Yuni Kurniati Nomor Induk Mahasiswa 2012 122 041 Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

YUNI KURNIATI (2012122041).docx

Embed Size (px)

Citation preview

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN KWL (KNOW-WANT-LEARN) PADA MATERI KALOR DI KELAS X SMAN 6 PRABUMULIH

Proposal PenelitianOleh :Yuni KurniatiNomor Induk Mahasiswa 2012 122 041Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PGRI PALEMBANG20141.1 Latar Belakang

Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak, demikian dalam undang-undang yang kita miliki dikatakan. Pendidikan yang layak terjadi sampai pada tingkatan yang paling kecil yaitu pembelajaran di dalam kelas, artinya bagi semua warga Indonesia yang belum masuk ataupun sudah berada dalam sistem pembelajaran di kelas memiliki hak yang sama untuk memperoleh pembelajaran yang layak. Pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memenuhi standar minimal pembelajaran yang harus terjadi di dalam kelas,ada kelas,ada guru,dan ada bahan ajar.Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan manusia kearah yang lebih baik. Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting yang mencakup kegiatan mendidik, mengajar, membimbing dan mengayomi. Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Keberhasilan pembelajaran di sekolah tergantung dari situasi kegiatan belajar mengajar dari siswa itu sendiri dalam mengikuti proses pembelajaran, dikarenakan pembelajaran yang belum menggunakan variasi dan inovasi baik mengenai strategi, media, maupun model dalam pembelajaran. Pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa hanya mendengarkan saja dan masih banyak siswa yang berbicara sendiri pada saat guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan. Hal itu dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik bagi siswa. Proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh guru sehingga belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikir. Cara guru mengajar yang hanya satu arah (teacher centered) menyebabkan penumpukan informasi atau konsep saja yang kurang bermanfaat bagi siswa. Guru selalu menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar dan menyelesaikan masalah. Fisika adalah bagian dari sains (IPA), pada hakikatnya IPA sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang bisa disebut produk selain itu yang paling penting dalam IPA adalah proses dalam pembelajaran. Selama ini siswa terkesan masih belajar secara individual dan masih kurang terjalin hubungan kerja sama antar siswa sehingga siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi terkesan lebih memahami pelajaran dan siswa yang memiliki akademik rendah akan tertinggal. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar ini disebabkan pembelajaran masih menitikberatkan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran fisika diantaranya pada pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Belajar adalah masalah yang aktual dan dihadapi oleh setiap orang, hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar dapat terjadi dimana-mana : dirumah, kantor, lapangan, lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal lainnya.Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru (Syaiful sagala, 2011:61). Hal ini berarti dalam pembelajaran selain dapat menyelesaikan materi, guru harus mampu menanamkan atau dapat membuat siswa mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Strategi pembelajaran adalah operator-operator kognitif yang terdiri dari proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses berfikir dan perilaku, membaca sepintas lalu, meringkas dan membuat catatan, di samping itu juga memonitor jalan berfikir diri sendiri agar mempermudah mempercepat, lebih mudah memahami secara langsung dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar (Trianto,2009:140). Tujuan strategi pembelajaran adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri, untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi, untuk memotivasi agar belajar lebih efektif (Trianto,2009: 142). Salah satu Strategi Pembelajaran yang diterapkan dalam mata pelajaran fisika adalah Strategi pemebelajaran Index Card Match dan KWL. KWL merupakan kepanjangan dari Know yang berarti mengetahui, Want yang berarti ingin, dan Learn yang berarti belajar. Jadi strategi KWL merupakan suatu strategi yang dapat membuat anak berfikir tentang apa yang diketahui suatu topik, dan apa yang ingin diketahui tentang topik (B. Uno Hamzah dan Nurdin Mohamad, 2011:108). Sedangkan Index Card Match merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas.Sesuai dengan uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Perbandingan Strategi Pembelajaran Index Card Match dan KWL pada Materi Kalor di Kelas X SMAN 6 Prabumulih. 1.2 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian1.2.1 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini agar pemasalahan tidak terlalu luas dan menyimpang dari sasaran sebenarnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Perbandingan dalam penelitian ini adalah dilihat dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Strategi Pembelajaran KWL yaitu memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca.2. Sedangkan Strategi Index Card Match merupakan strategi pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. 3. Hasil belajar pada penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran fisika siswa pada materi kalor yang didapat dari hasil tes tertulis setelah kedua strategi pembelajaran diterapkan.4. Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi kalor.5. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap di SMAN 6 Prabumulih tahun ajaran 2014/2015.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah perbandingan antara Strategi Pembelajaran Index Card Match dengan Strategi KWL terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 6 Prabumulih tahun ajaran 2014/2015 ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Strategi Pembelajaran Index Card Match dengan KWL terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 6 Prabumulih tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :1) Bagi Guru, Sebagai masukan untuk memilih teknik mengajar yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam belajar fisika.2) Bagi Sekolah, Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan kegiatan belajar fisika pada sekolah tersebut.3) Bagi Siswa, Sebagai bahan baru dalam beajar yang diharapkan siswa mampu menguasai materi sehingga bisa meningkatkan hasil belajar fisika siswa.4) Bagi Peneliti, Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran fisika.

Landasan Teori2.1 Pengertian Perbandingan

Kata Perbandingan menurut kamus besar bahasa indonesia (Diknas:2003) adalah selisih atau perbedaan. Penelitian yang diarahkan pada kegiatan perbandingan merupakan suatu proses dimana kegiatan penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan antara dua macam komponen atau dua macam variabel tertentu yang ingin diketahui perbedaannya. Misalnya, kualitas antara dua macam barang yang sejenis, cara mengajar yang berbeda untuk satu pokok bahasan yang sama, dan sifat dari dua macam kelompok yang berbeda serta masih banyak lagi yang lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan antara penyampaian pengajaran melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match dan Strategi Pembelajaran KWL.

2.2 Pengertian Belajar

Menurut Hintzman belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia (Muhibbin Syah, 2005:90). Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Jadi perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari sampai batas tertentu. Menurut Oemar Hamalik (2003:50) terdapat unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar diantaranya: 1) motivasi siswa, 2) bahan belajar, 3) alat bantu belajar, 4) suasana belajar, 5) kondisi subjek yang belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis yang sering berubah, menguat atau melemah dan mempengaruhi proses belajar siswa. Proses belajar pada hakekatnya merupakan perubahan dalam tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu yang berulang-ulang berdasarkan keadaan seseorang. Menurut peneliti perbuatan belajar adalah suatu perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman baru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam situasi tertentu yang berulang-ulang. Setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur yang bersifat dinamis (berubah-ubah) dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau melemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada diluar diri siswa yang tentu pula ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa.

2.3 Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku didalam diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan-perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005: 111). Pengukuran hasil belajar umumnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan test, observasi. Pengukuran dalam bentuk angka yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diperoleh disekolah.Fisika adalah Ilmu pengetahuan alam (IPA), fisika sebagai IPA yang menyangkut gejala-gejala alam yang dinyatakan dalam zat dan energi, sedangkan menurut Bob Foster (2002: 2) menyatakan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan benda mati.Hasil belajar fisika adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran fisika selama siswa mampu mengamati, memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta mampu menjawab permasalahan yang ada setelah siswa selesai mempelajari satu pokok bahasan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan dari hasil kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan atau penguasaan materi. Perubahan tingkah laku di dalam diri siswa setelah melalui proses belajar yang dilakukan siswa sehingga memberikan penguasaan materi yang diperoleh siswa disekolah. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian yang dilakukan melalui teknik pemberian tes berupa soal uraian yang diberikan oleh guru setelah menerapkan pengajaran melalui strategi pembelajaran Index Card Mach dan strategi pembelajaran KWL pada pokok bahasan Kalor.

2.4 Pembelajaran

Pendidikan menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian. Latihan menitikberatkan ini pada pembentukan keterampilan, sedangkan pengajaran merupakan proses pengajaran yang terarah pada tujuan yang drencanakan.Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pendidikan dinamisasi perubahan selalu menjadi tujuan. Demikian juga dalam proses pembelajaran, tentu juga mengiginkan keberhasilan terhadap subjek didik. Keberhasilan yang dimaksud adalah nilai atau hasil belajar siswa, khususnya dalam pelajaran fisika.

2.5 Strategi Pembelajaran2.5.1 Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi biasa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Trianto, 2009:139).Strategi pembelajaran merupakan cara yang diplih dan digunakan seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan.Perlunya penggunaan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran, karena untuk mempermudah mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna baik bagi peserta didik maupun pendidik. Bagi pendidik, strategi pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang ideal dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi peserta didik, penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar peserta didik di dalam kelas dan agar peserta didik lebih tertarik dengan adanya berbagai macam strategi pembelajaran yang dipakai pendidik.

2.6 Strategi Pembelajaran Index Card Match

Silberman (2006: 250) menyatakan Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan).Model Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman (2006: 249) salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Kurniawati (2009) juga mengatakan bahwa :Strategi pembelajaran Index Card Match merupakan suatu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran Index Card Match merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Model pembelajaran Index Card Match sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Handayani (2009) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pemelajaran Index Card Match.Kelebihan dari model pembelajaran Index Card Match yaitu :1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.Kelemahan dari model pembelajaran Index Card Match yaitu :1) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas.2) Guru harus meluangkan waktu yang lebih.3) Lama untuk membuat persiapan4) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas5) Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah6) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.

2.6.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Index Card Match

Dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan Index Card Match akan lebih aktif dan bergairah dalam belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran, Index Card Match dalam penggunaannya menunjukkan interaksi banyak arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif serta suasana kelas yang harmonis. Suprijono dalam bukunya Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM menguraikan langkah-langkah teknik Index Card Match. Langkah-langkah tersebut yaitu sebagai berikut:1) Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.2) Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut menjadi dua bagian yang sama.3) Pada separuh bagian potongan kartu-kartu, guru menuliskan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu pertanyaan.4) Pada separuh kartu yang lain, guru menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. 5) Guru mengocok semua kartu sehingga akan tercampur antara pertanyaan dan jawaban.6) Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru selanjutnya menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.7) Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, guru meminta kepada mereka untuk duduk berdekatan. Guru juga menjelaskan agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya.9) Guru mengakhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.2.7 Strategi Pembelajaran KWL2.7.1 Pengertian Strategi Pembelajaran KWL

KWL merupakan kepanjangan dari Know yang berarti mengetahui, Want yang berarti ingin, dan Learn yang berarti belajar. Jadi strategi KWL merupakan suatu strategi yang dapat membuat anak berpikir tentang apa yang diketahui suatu topik, dan apa yang ingin diketahui tentang topik. Strategi KWL untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik (Wijianti,2009:52).Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi KWL (know-want-learn) adalah cara-cara yang digunakan seorang guru untuk menarik minat siswa dalam berpikir tentang apa yang ingin diketahuinya pada suatu topik. Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif, sebelum dan sesudah membaca. Strategi KWL melibatkan tiga tahap dasar yang menuntun siswa, dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang ingin mereka ketahui, menentukan apa yang mereka sendiri ketahui, dan mengingat kembali tentang apa yang telah mereka pelajari, yaituTahap 1 : Know (K), peserta didik memberikan pendapat tentang apa saja telah mereka ketahui tentang materi yang akan diajarkan.Tahap 2 : Want I want to learn (W), peserta didik mengajukan pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui/pelajari sehubungan dengan materi yang akan diajarkan.Tahap 3 : What I have learned (L), terjadi setelah membaca. Peserta didik mengaitkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan apa yang dibaca dan menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacanya (B. Uno Hamzah dan Nurdin Mohamad, 2011:108).

2.7.2 Manfaat dan Tujuan Strategi Pembelajaran KWLMenurut Trianto (2009:140) manfaat dan tujuan penggunaan strategi pembelajaran KWL adalah sebagai berikut:1. Mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan sendiri2. Memberikan umpan balik saat menguji materi dengan strategi belajar.3. Mengevaluasi penggunaan strategi belajar.4. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi mandiri. 5. Membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik.

2.7.3 Langkah-langkah Pelaksanaan strategi pembelajaran KWL

Menurut Sujak (2011:10) langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran KWL adalah kegiatan awal :1. Menjelaskan tujuan, 2. Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah pembelajaran, 3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 siswa dalam setiap kelompok, 4. Mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab tentang apa yang pernah dibacanya.

Kegiatan inti : 1. Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan dipraktekkan,2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi langkah-langkah percobaan, 3. Guru membimbing siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada LKS (K), siswa memberikan pendapat tentang hasil percobaan yang dilakukan (K), 4. Guru mempertanyakan kepada setiap kelompok, siapa saja yang akan bertanya tentang percobaan yang telah dilakukan (W), siswa secara individu memberikan pertanyaan yang ditulis dikertas selembar (W), 5. Guru menukarkan pertanyaan-pertanyaan peserta didik antara kelompok yang satu dengan yang lain untuk dijawab masing-masing kelompok, siswa membaca buku yang mereka miliki tentang materi yang dibahas (L), guru membimbing siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan apa yang dibacanya dan menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacanya (L), setelah pertanyaaan dijawab, masing-masing kelompok secara perwakilan membacakan jawabannya, guru membimbing siswa memberikan jawaban yang tepat, guru melakukan penghitungan skor.

Kegiatan akhir : 1. Menyimpulkan materi,2. Refleksi kegiatan.Kelebihan Strategi pembelajaran KWL adalah memampukan siswa untuk menentukan tujuan membaca mereka sendiri, mengisi kolom merupakan cara yang efektif untuk menolong siswa memahami bacaan, dapat memotivasi siswa untuk berperan serta dalam proses belajar mengajar, memampukan guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, proses lebih efektif ketika siswa duduk berkelompok.Kelemahannya adalah siswa yang tidak mempunyai pengetahuan dasar akan kesulitan di dalam strategi mengisi kolom K, KWL tidak cocok untuk pembaca yang mempunyai daya pikir dan daya ingat yang lemah, proses yang memakan waktu, KWL tidak cocok digunakan untuk membaca karangan fiksi (Ferdinand, 2011-12).

2.8 Anggapan Dasar

Menurut Winarno Surakhmad Anggapan dasar atau postulat atau sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik (dalam Arikunto, 2010:104). Berdasarkan pengertian anggapan dasar di atas maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas.2. Strategi pembelajaran KWL merupakan suatu strategi yang dapat membuat anak berpikir tentang apa yang diketahui suatu optik dan apa yang ingin diketahui tentang topik serta memperkuatkan kemampuan mengembangkan pertanyaaan-pertanyaan tentang berbagai topik dan siswa juga dapat menilai pekerjaan mereka sendiri (B.Uno Hamzah dan Nurdin Mohammad, 2011-109).3. Hasil belajar siswa yang berbeda-beda.

2.9 Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2010:110) Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari pengertian diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : Ada perbandingan antara strategi pembelajaran Index Card Match dan strategi pembelajaran KWL terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di SMAN 6 Prabumulih tahun ajaran 2014/2015.

2.10 Kriteria Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis diatas, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis kerja (Ha).Ho = Ha : Tidak ada perbandingan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match debgan KWL di kelas X SMAN 6 Prabumulih.Ho Ha : Ada perbandingan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match dengan KWL di kelas X SMAN 6 Prabumulih.Dalam penelitian ini diambil taraf signifikan 5%, dengan kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian adalah : tolak Ho jika (t hitung < t (1-)).

Prosedur Penelitian3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian didefinisikan sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto,2010:161). Sesuai dengan pengertiannya maka variabel yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah :X1 Y1X2 Y2Dengan :Variabel Bebas (X1) yaitu: Strategi Pembelajaran Index Card MatchVariabel Bebas (X2) yaitu: Strategi Pembelajaran KWLVariabel Terikat (Y1) yaitu : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran Index Card Match di kelas X SMAN 6 Prabumulih.Variabel Terikat (Y2) yaitu : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran KWL di kelas X SMAN 6 Prabumulih.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel merupakan pengertian dari variabel-variabel yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Agar peneliti ini jelas dan terarah maka variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis strategi pembelajaran yaitu Strategi pembelajaran Index Card Match dan Strategi pembelajaran KWL. 2. Hasil belajar menggunakan Strategi pembelajaran Index Card Match merupakan hasil yang diperoleh siswa pada kelas kontrol.3. Sedangkan hasil belajar kelas eksperimen adalah hasil belajar fisika siswa setelah di terapkan Strategi pembelajaran KWL.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi objek dalam penelitian secara keseluruhan adalah seluruh siswa kelas X SMAN 6 Prabumulih tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 192 orang.

Tabel I POPULASI PENELITIANNoKelasJenis kelaminJumlah siswa

Laki-lakiPerempuan

1X.1122032

2X.2142034

3X.3111930

4X.4201232

5X.5111930

6X.6171734

Jumlah85107192

Sumber, TU SMAN 6 Prabumulih3.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi (Sudjana dan Ibrahim,2010:85). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 6 Prabumulih sebanyak dua kelas yang diambil dan membandingkan hasil belajar siswa.Dari jumlah populasi di atas di dapat dua kelas sebagai sampel yaitu kelas X.4 sebagai kelas eksperimen pertama, dan kelas X.5 adalah kelas eksperimen kedua. Penentuan kelas eksperimen satu dan kelas eksperimen dua dilakukan dengan cara pengundian. Adapun jumlah sampel dari kedua tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel II SAMPEL PENELITIAN

NoKelasJumlah SiswaPerlakuan

1.X.432Kelas Kontrol

2.X.530Kelas eksperimen

Jumlah62

Sumber, TU SMAN 6 Prabumulih.3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:203). Dalam metode penelitian ini peneliti bereksperimen pada dua kelompok yang terdiri dari dua kelas yang berbeda pada kelas X yaitu kelas X.4 sebagai kelas kontrol yang diterapkan dengan strategi pembelajaran Index Card Match dan kelas X.5 sebagai kelas eksperimen yang diterapkan Strategi pembelajaran KWL di SMAN 6 Prabumulih.Kedua kelas tersebut setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar diadakan evaluasi berupa tes tertulis berbentuk essai sehingga akhirnya akan diadakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 UjianUjian adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok serta pemahaman terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru (Sudjana, 2005:114).Dalam penelitian ini ujian yang digunakan adalah Tes tertulis dalam bentuk essai yang diberikan kepada siswa setelah diajarkan dengan strategi pembelajaran Index Card Match dan KWL pada materi kalor di kelas X SMAN 6 Prabumulih.Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan ujian yang digunakan adalah sebagai alat untuk mengukur kemajuan prestasi siswa.

3.6 Hasil Uji Coba InstrumenSebelum digunakan, instrumen tes terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini soal diujikan di kelas X.4 dan kelas X.5 SMAN 6 Prabumulih, Adapun uji validitas dan reliabilitas yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 3.6.1 Uji Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesashian suatu instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dengan kata lain dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arkunto, 2010:211).Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti harus mencobakan instrumen tersebut kepada sasaran penelitian (objek penelitian). Apabila data yang di dapat dari uji coba sesuai dengan yang ditentukan maka instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:212).Untuk menguji instrumen penelitian, menggunakan uji validitas apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Untuk mengukur validitas butir kuisioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment dikemukakan oleh pearson, yaitu sebagai berikut :

rxy = (Arikunto, 2010 :213)

Dengan :rxy= Koefisien kolerasiN= Jumlah sampelX= Jumlah skor total XY= Jumlah skor total YKriteria : Apabila rxy > rtabel, maka butir soal valid.

3.6.2 Uji Reabilitas soal Reabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen tersebut cukup baik. Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus Alpha, dimana rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instruct men yang skornya bukan satu atau nol, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto, 2010:239).Rumus Alpha :

r11 =

Keterangan :r11: Reliabilitas Instrumenk: Jumlah ItemSt: Jumlah varians skor tiap-tiap itemSt: Varian totalAdapun kriteria pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) yaitu r110,361 berarti tes yang sedang diuji reliailitasnya dinyatakan telah memiliki relabilitas yang tinggi.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengelola data-data yang terkumpul dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini sangat penting sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan untuk menguji normalitas data apakah data tersebut terdistribusi normal digunakan uji kemencengan kurva atau disebut juga rumus koefisien pearson yang ditulis sebagai berikut : Km = (Sudjana, 2005 : 70)

Keterangan :KM = Kemencengan kurva = Nilai hasil kurvaMO = ModusS = Simpangan baku

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan kesamaan varians dua kelompok yang membentuk sampel tersebut, yang berasal dari populasi yang sama.Pengujian homogenitas sampel dalam penelitian ini menggunakan uji F :

Fhitung = (Sudjana, 2005:249)Tolak Ho jika F K - (V1-V2) dengan F (V1-V2) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 0,5%, derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut pada rumus diatas dengan dalam taraf nyata.

3.8 Uji Hipotesis

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan uji t dengan taraf kepercayaan 5% dengan langkah-langkah sebagai berikut :

t = (Sudjana, 2005 : 239)

dengan : S2 = Dimana : t = Perbedaan rata-rata kedua kelas = Varians sampel eksperimen pertama = Varians sampel eksperimen keduaX1 = Nilai rata-rata sampel pertamaX2 = Nilai rata-rata sampel keduan1 = Jumlah sampel pertaman2 = Jumah sampel kedua

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka CiptaDiknas.2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta : Balai PustakaFerdinand, 2011.Meningkatkan kemampuan siswa didalam memahami bacaan.Surakarta : Sinar Baru AlgensindoHamalik,Oemar.2013.Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi AksaraHamzah,B. Uno dan Muhammad,Nurdin.2011.Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.Jakarta : Bumi AksaraHandayani.2009.Strategi Pembelajaran.Jakarta : Rineka CiptaKanginan,Marthen.2006.Fisika Untuk SMA Kelas X.Jakarta : Erlangga.Mudjiono, Damyati. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Rineka CiptaSudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : TarsitoTrianto,2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif.Surabaya : Prenada MediaSugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Fisika.Jakarta: Alfabeta.Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia.2014.Pedoman Penulisan SkripsiUniversitas PGRI Palembang.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan: SMAN 6 PrabumulihMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / GenapAlokasi Watu: 2 x 45 menitPertemuan : 1

Standar Kompetensi4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.Kompetensi Dasar4.1 Menganalisis cara perpindahan kalor.Indikator1. Peserta didik mampu menjelaskan sifat termometrik zat.2. Peserta didik mampu menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.3. Menerapkan rumus-rumus untuk menentukan besarnya kalor ke dalam soal.

A. Tujuan Pembelajaran

Dalam Strategi Pembelajaran Index Card Match peserta didik mampu :1. Menjelaskan sifat termometrik zat.2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.3. Menerapkan kalor jenis suatu zat dan kapasitas kalor.

Karakter siswa yang diharapkan ;1. Disiplin (disipline)2. Rasa hormat dan perhatian (respect)3. Tekun (diligence)4. Tanggung Jawab (responsibility)5. Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran : Kalor

C. Strategi / Metode Pembelajaran Strategi Pembelajaran : Index Card Match Metode : Ceramah dan diskusi

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

TahapanKegiatan

Kegiatan awal

Kegiatan Inti

Kegiatan akhir

1. Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran.2. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.3. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa.(Explorasi)1. Menyampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini.2. Memberikan kertas kepada masing-masing siswa tentang materi kalor dan menyuruhnya untuk membaca materi tersebut.3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila mendapatkan materi yang dikertas yang kurang dipahami.(Elaborasi)1. Memberikan potongan-potongan kertas sebanyak siswa yang ada dalam kelas.2. Menjelaskan kepada siswa bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan atau strategi Index card match. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuhnya jawaban.3. Pada tiap-tiap separuh kertas yang diberikan kepada siswa berbeda terdiri dari pertanyaan dan jawaban.4. Meminta siswa untuk mencari dan menemukan kelompoknya, meminta siswa untuk tidak memberi tahu materi apa yang didapatnya kepada teman yang lain.5. Setelah siswa mendapat pasangannya suruh mereka membaca dengan keras tentang soal materi yang ada padanya dan meminta pasangannya menjawab dari soal tersebut.

( Konfirmasi )i. 1. Mengakhiri proses dengan memberikan penguatan tentang materi kalor.ii. 2. Beri kesempatan kepada beberapa orang siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang dibahas bersama.iii. 3. Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar.

E. Sumber / Alat

Sumber: Buku Fisika SMA kelas X pengarang Marthen Kanginan, buku-buku referensi yang relevan, Lembar Kerja Siswa (LKS). Alat / Bahan: Potongan-potongan kertas kecil.

F. Penilaian

Indikator pencapaian kompetensiTeknik penilaianBentuk instrumenInstrumen / soal

Menjelaskan sifat termometrik zatTes tertulisTes isianJelaskan sifat termometrik zat ?

Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu bendaTes tertulisTes isianJelaskan yang dapat mempengaruhi besarnya kalor terhadap perubahan suhu benda ?

Menghitung perubahan kalorTes tertulisTes isianBerapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 Kg besi yang kalor jenisnya 460 J/Kg oC, dari suhu 15 oC sampai 100 oC ?

Menghitung kalor jenis suatu zatTes tertulisTes isianUntuk menaikkan suhu 1000 gram tembaga dari 10 oC menjadi 110 oC diperlukan kalor jenis tembaga tersebut ?

Menentukan kapasitas kalorTes tertulisTes isianSebuah benda dipanaskan dari 10 oC sampai menjadi 140 oC diperlukan kalor sebanyak 2,6 J. Berapa kapasitas kalor benda itu ?

Teknik Penilaian: Tes tertulis Teknik instrument: Soal uraian Soal instrument: TerlampirPenilaian akhir: Jumlah skor yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal

Palembang, 2014Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yusmalina, S.Pd Yuni KurniatiNIP. 197611102003122005 NIM. 2012122041

MengetahuiKepala SMA Negeri 6 Prabumulih

Ruslan Maladi, M.PdNIP. 197202111998031006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan: SMAN 6 PrabumulihMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / GenapAlokasi Watu: 2 x 45 menitPertemuan : 2

Standar Kompetensi4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.Kompetensi Dasar4.2 Menganalisis cara perpindahan kalorIndikator1. Peserta didik mampu menjelaskan sifat termometrik zat.2. Peserta didik mampu menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.3. Menerapkan rumus-rumus untuk menentukan besarnya kalor ke dalam soal.

A. Tujuan Pembelajaran

Dalam Strategi Pembelajaran KWL (Know-Want-Learn) peserta didik mampu:1. Menjelaskan sifat termometrik zat.2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.3. Menerapkan kalor jenis suatu zat dan kapasitas kalor.

Karakter siswa yang diharapkan ;1. Disiplin (disipline)2. Rasa hormat dan perhatian (respect)3. Tekun (diligence)4. Tanggung Jawab (responsibility)5. Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran : Kalor

C. Strategi / Metode Pembelajaran

Strategi Pembelajaran : KWL (Know-Want-Learn). Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen.

D. Langkah-langkah pembelajaran

TahapanKegiatan

Kegiatan awal

1. Motivasi dan Apersepsi : Sebutkan skala termometer ?Jawab : Skala termometer yaitu Celsius, Fahrenheit, Kelvin dan Reamur2. Prasyarat pengetahuan : Apakah yang dimaksud koefisien muai volum ?Jawab : Koefisien muai volum adalah perbandingan pertambahan volum terhadap volum awal benda ( V0 ) terhadap per satuan waktu.3. Prasyarat eksperimen : Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok eksperimen, yang terdiri dari 5 orang setiap kelompok. Guru menyampaikan tujuan secara singkat mengenai percobaan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti

1. Siswa mengembangkan pola pemikiran, bahwa belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya dalam kehidupan sehari-hari.2. Siswa melakukan percobaan mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan kalor.3. Hadirkan strategi sebagai contoh pembelajaran terlebih dahulu.4. Siswa ditugaskan untuk melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang berhubungan dengan materi kalor.5. Siswa memberikan pendapat tentang hasil percobaan yang dilakukan (Know)6. Siswa memberikan pertanyaan yang ditulis dikertas selembar (Want)7. Guru menukarkan pertanyaan peserta didik antara kelompok, siswa membaca buku yag mereka miliki tentang materi yang dibahas (Learn).

Kegiatan akhir

1. Siswa dibimbing oleh guru dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari.2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.

E. Sumber/Alat/Bahan

Sumber: Buku Fisika SMA untuk kelas X karangan Marthen Kanginan, buku-Buku referensi yang relevan, lembar kerja siswa (LKS). Alat/Bahan: Satu buah gelas kimia ukuran 200 ml, termometer, es, stopwatch, Korek api dan pembakar spiritus.

F. Penilaian

Indikator pencapaian kompetensiTeknik penilaianBentuk instrumenInstrumen / soal

Menjelaskan sifat termometrik zatTes tertulisTes isianJelaskan sifat termometrik zat ?

Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu bendaTes tertulisTes isianJelaskan yang dapat mempengaruhi besarnya kalor terhadap perubahan suhu benda ?

Menghitung perubahan kalorTes tertulisTes isianBerapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 Kg besi yang kalor jenisnya 460 J/Kg oC, dari suhu 15 oC sampai 100 oC ?

Menghitung kalor jenis suatu zatTes tertulisTes isianUntuk menaikkan suhu 1000 gram tembaga dari 10 oC menjadi 110 oC diperlukan kalor jenis tembaga tersebut ?

Menentukan kapasitas kalorTes tertulisTes isianSebuah benda dipanaskan dari 10 oC sampai menjadi 140 oC diperlukan kalor sebanyak 2,6 J. Berapa kapasitas kalor benda itu ?

Teknik penilaian: tes tertulis Bentuk instrument: soal uraian Soal instrument: terlampir Penilaian akhir: x 100

Palembang, 2014Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yusmalina, S.Pd Yuni KurniatiNIP. 197611102003122005 NIM. 2012122041

MengetahuiKepala SMA Negeri 6 Prabumulih

Ruslan Maladi, M.Pd NIP. 197202111998031006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan: SMAN 6 PrabumulihMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / GenapAlokasi Watu: 2 x 45 menitPertemuan : 3

Standar Kompetensi4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.Kompetensi Dasar4.2 Menganalisis cara perpindahan kalorIndikator1. Menganalisis perubahan wujud zat dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.2. Menganalisis faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.3. Menerapkan rumus energi kalor ke dalam soal.

A. Tujuan Pembelajaran

Dalam Strategi Pembelajaran Index Card Match peserta didik mampu :1. Menjelaskan sifat termometrik zat.2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.3. Menerapkan kalor jenis suatu zat dan kapasitas kalor.

Karakter siswa yang diharapkan :1. Disiplin (disipline)2. Rasa hormat dan perhatian (respect)3. Tekun (diligence)4. Tanggung Jawab (responsibility)5. Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran : Kalor

C. Strategi / Metode Pembelajaran

Strategi Pembelajaran : Index Card Match Metode : Ceramah dan diskusi

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

TahapanKegiatan

Kegiatan awal

Kegiatan Inti

Kegiatan akhir

1. Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran.2. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.3. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa.( Explorasi )1. Menyampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini.2. Memberikan kertas kepada masing-masing siswa tentang materi kalor dan menyuruhnya untuk membaca materi tersebut.3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila mendapatkan materi yang dikertas yang kurang dipahami.( Elaborasi )1. Memberikan potongan-potongan kertas sebanyak siswa yang ada dalam kelas.2. Menjelaskan kepada siswa bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan atau strategi Index card match. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuhnya jawaban.3. Pada tiap-tiap separuh kertas yang diberikan kepada siswa berbeda terdiri dari pertanyaan dan jawaban.4. Meminta siswa untuk mencari dan menemukan kelompoknya, meminta siswa untuk tidak memberi tahu materi apa yang didapatnya kepada teman yang lain.5. Setelah siswa mendapat pasangannya suruh mereka membaca dengan keras tentang soal materi yang ada padanya dan meminta pasangannya menjawab dari soal tersebut. ( Konfirmasi )1. Mengakhiri proses dengan memberikan penguatan tentang materi kalor.2. Beri kesempatan kepada beberapa orang siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang dibahas bersama.3. Tanya jawab tentang materi kalor.4. Memberikan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran. 5. Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar.

E. Sumber / Alat Sumber: Buku Fisika SMA kelas X pengarang Marthen Kanginan, buku-buku referensi yang relevan, Lembar Kerja Siswa (LKS). Alat / Bahan: Potongan-potongan kertas kecil.

F. Penilaian

Indikator pencapaianKompetensiTeknikPenilaianBentukinstrumenInstrumen/soal

Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat dan katakteristiknya serta memberikan contoh.

Menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penguapan.

Menentukan energi kalor pada kalor uap

Menentukan energi kalor pada kalor leburTes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulisTes isian

Tes isian

Tes isian

Tes isianSebutkan dan jelaskan macam-macam perubahan wujud zat, serta berikan salah-satu contoh dari masing perubahan wujud zat tersebut ?

Sebutkan 4 faktor yang dapat mempengaruhi proses mempercepat penguapan ?

Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanskan 10 kg air pada titik didihnya, jika kalor uap 2.260.000 J/kg ?

Berapakah kalor yang diperlukan 10 kg es untuk melebur menjadi air pada titik leburnya, jika kalor lebur es 336.000 J/kg ?

Teknik penilaian: tes tertulis Bentuk instrument: soal uraian Soal instrument: terlampir Penilaian akhir: x 100

Palembang, 2014Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yusmalina, S.Pd Yuni KurniatiNIP. 197611102003122005 NIM. 2012122041

Mengetahui,Kepala SMA Negeri 6 Prabumulih

Ruslan Maladi, M.Pd NIP. 197202111998031006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan: SMAN 6 PrabumulihMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / GenapAlokasi Watu: 2 x 45 menitPertemuan : 4

Standar Kompetensi4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.Kompetensi Dasar4.2 Menganalisis cara perpindahan kalorIndikator1. Menganalisis perubahan wujud zat dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.2. Menganalisis faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.3. Menerapkan rumus energi kalor ke dalam soal.

A. Tujuan Pembelajaran

Dalam Strategi Pembelajaran KWL (Know-Want-Learn) peserta didik mampu :

1. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat dan karakteristiknya serta memberikan contohnya.2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan.3. Menentukan energi kalor pada kalor uap dan kalor lebur.

Karakter siswa yang diharapkan ;1. Disiplin (disipline)2. Rasa hormat dan perhatian (respect)3. Tekun (diligence)4. Tanggung Jawab (responsibility)5. Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran : Kalor

C. Strategi / Metode Pembelajaran Strategi Pembelajaran : KWL (Know-Want-Learn).Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen.

D. Langkah-langkah pembelajaran

TahapanKegiatan

Kegiatan awal(10 Menit)Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.Motivasi : Perhatikan saat kamu memasukkan sebuah es ke dalam segelas minuman teh panas, apa yang terjadi ?Prasyarat pengetahuan : Sebutkan 3 macam wujud zatPrasyarat eksperimen : Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok eksperimen, yang terdiri dari 5 orang setiap kelompok. Guru menyampaikan tujuan secara singkat mengenai percobaan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti(70 Menit) Siswa mengembangkan pola pemikiran, bahwa belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa melakukan percobaan mengenai perubahan wujud zat. Hadirkan strategi sebagai contoh pembelajaran terlebih dahulu. Siswa ditugaskan untuk melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang berhubungan dengan materi kalor. Siswa memberikan pendapat tentang hasil percobaan yang dilakukan (Know) Siswa memberikan pertanyaan yang ditulis dikertas selembar (Want) Guru menukarkan pertanyaan peserta didik antara kelompok, siswa membaca buku yag mereka miliki tentang materi yang dibahas (Learn).

Kegiatan akhir(11 Menit) Siswa dibimbing oleh guru dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.

E. Sumber/Alat/Bahan

Sumber: Buku Fisika SMA untuk kelas X karangan Marthen Kanginan, buku-buku referensi yang relevan, lembar kerja siswa (LKS). Alat/Bahan: Satu buah gelas kimia ukuran 200 ml, termometer, es, stopwatch, korek api dan pembakar spiritus.

F. Penilaian

Indikator pencapaianKompetensiTeknikpenilaianBentukinstrumenInstrumen/soal

Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat dan katakteristiknya serta memberikan contoh.

Menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penguapan.

Menentukan energi kalor pada kalor uap

Menentukan energi kalor pada kalor leburTes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulisTes isian

Tes isian

Tes isian

Tes isianSebutkan dan jelaskan macamcam perubahan wujud zat, serta berikan salah-satu contoh dari masing perubahan wujud zat tersebut ?

Sebutkan 4 faktor yang dapat mempengaruhi proses mempercepat penguapan ?

Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanskan 10 kg air pada titik didihnya, jika kalor uap 2.260.000 J/kg ?Berapakah kalor yang diperlukan 10 kg es untuk melebur menjadi air pada titik leburnya, jika kalor lebur es 336.000 J/kg ?

Teknik penilaian: tes tertulis Bentuk instrument: soal uraian Soal instrument: terlampir Penilaian akhir: x 100

Palembang,2014Guru Mata PelajaranPeneliti

Yusmalina, S.PdYuni KurniatiNIP. 197611102003122005NIM. 2012122041

MengetahuiKepala SMA Negeri 6 Prabumulih

Ruslan Maladi, M.Pd NIP. 197202111998031006

Lembar Kerja Siswa

1. Tujuan Percobaan Mengetahui konversi satuan suhu dari brbagai skala dan mengetahui kenaikan titik didih.

2. Alat dan Bahan1) Beaker gelas2) Gelas ukur3) Pemanas4) Termometer5) Stopwatch6) Aquadest

3. Langkah Kerja1). Dengan volume tertentu, sampel diukur dengan menggunakan gelas ukur. Setelah itu, sampel dipindahkna ke dalam 2 buah beaker gelas.2). Kemudian sampel yang telah berada di dalam beaker gelas diukur suhunya (sebagai suhu awal).3).Sampel tersebut dipanaskan di atas pemanas dan satu lagi didinginkan, dengan waktu tertentu (sesuai dengan berbagai perlakuan/lamanya proses pemanasan dan pendinginan) ukur suhunya.4).Ulangi pengukuran suhu sampel sebanyak 3 kali dengan waktu yang telah ditetapkan. 5). Catat hasil pengukuran dalam tabel.NoPerlakuanKelompokSuhu awalSuhu akhirWaktu

1DipanaskanI5 menit10 menit15 menit

2DidinginkanII dan V5 menit10 menit15 menit

3DipanaskanIV5 menit10 menit15 menit

4DidinginkanIII dan VI5 menit10 menit15 menit

4. Berikan Kesimpulan !

GoodLuck

Kunci JawabanHasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah :

NoPerlakuanKelompokSuhu awalSuhu akhirWaktu

1DipanaskanI290C290C290C650C900C950C5 menit10 menit15 menit

2DidinginkanII dan V290C290C290C270C260C23,50C5 menit10 menit15 menit

3DipanaskanIV28,50C28,50C28,50C42,50C520C920C5 menit10 menit15 menit

4DidinginkanIII dan VI290C290C290C240C220C200C5 menit10 menit15 menit

KESIMPULAN :

Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :1. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda2. Penggunaan termometer berfungsi untuk mengukur suhu larutan pada percobaan ini.3. Dalam termometer terdapat 2 jenis zat yang digunakan, yaitu raksa dan alkohol.4. Skala yang terdapat pada suhu ada 3, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin, dalam Skala Internasional yang digunakan yaitu Kelvin ( K).5. Pengukuran suhu aquadest di lakukan sebanyak tiga kali, hal tersebut di tujukan untuk mengetahui kenaikan dan penuruna suhu yang terjadi setiap waktu yang telah ditentukan.6. Sebelum di panaskan atau didinginkan, suhu awal aquadest diukur terlebih dahulu agar kita dapat melihat berapakah kenaikan dan penurunan suhu setelah di panaskan dan didinginkan selama beberapa waktu tertentu.7.Data yang diperoleh berbeda-beda hal tersebut dapat dipengaruhi karena kesalahan pengamat, kesalahan membaca skala, dan yang paling sering terjadi yaitu kesalahan karena bagian termometer tersentuh atau dipegang oleh pengamat, kesalahan alat, yaitu kondisi masing-masing alat berbeda, kesalah penetapan dan pemberhentian waktu stopwatch menghitung lamanya pemananasan sampel dan kesalahan teknis.

Lembar Kerja Siswa

1. Tujuan Percobaan Menguji bahwa titik lebur es adalah 0C Menguji bahwa titik didih air adalah 100C

2. Alat dan Bahan- 2 batang lilin- Korek api- 1 botol air biasa - 1 cup besar air panas- 1 batang es batu- 2 buah sendok makan yang terbuat dari besi/aluminium- 1 buah gelas/cup dari aluminium/seng (yang pakai ganggang/tutup)- 1 lembar kertas- 1 lembar plastik gula- 1 batang kayu kecil/ranting kecil- 1 sendok makan gula pasir- 1 sendok makan minyak goreng- 3 buah mangkok berukuran sedang- Tissue- Kresek sampah

3. Langkah Kerja1) Mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.2) Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan mengaduknya pelan-pelan secara terus menerus sampai mencapai suhu 100C.3) Memperhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan suhu yang tertera pada termometer ( Tiap 2 menit sekali ).4) Mencatat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.

Data kenaikan suhu es

No2 menit ke 1Kenaikan suhuSuhu pada termometerKeterangan

1.1

2.2

3.3

4.4

5.5

4. Pertanyaan

1. Benarkah perubahan wujud es menjadi cair dikarenakan adanya pemanasan ? Berikan jawaban secara singkat.2. Saat thermometer menunjukan skala 00C, pemanasan masih berlangsung terus ! apakah yan terjadi pada peristiwa itu ?3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0oC walau terjadi pemanasan terus menerus ?4. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100oC ?5. Berikan kesimpulannya !

GOODLUCK

Kunci Jawaban

No2 menit ke 1Kenaikan suhuSuhu pada termometerKeterangan

1.100C00CEs melebur (dari padat ke cair)

2.2330C400CProses pencairan kemudian mulai memanas.

3.3430C830CSuhu air meningkat, keluar gelombang air.

4.4140C970CTimbu suara air mendidih

5.530C1000CTitik didih air maksimum

Jawaban Pertanyaan :

1. Memang benar perubahan wujud es menjadi cair disebabkan karena pemanasan. Hal ini terjadi karena es menyerap panas maka suhunya naik hingga terjadi proses peleburan dari padat ke cair.2. Pada saat termometer menunjukkan skala 00C pemanasan masih terus berlangsung, pada saat inilah terjadi proses peleburan dengan energi laten (tersembunyi).3. Bongkahan es dan air suhunya tetap 00C walau terjadi pemanasan terus menerus. Hal ini terjadi karena masih ada bongkahan es yang belum mencair.4. Suhu air dapat berubah mencapai suhu 1000C terjadi pada 2 menit ke -11 atau 8 menit setelah pemanasan.5. Kesimpulan : Titik lebur es pada suhu 00C. Titik didih air maksimum 1000C, namun kadang sebelum 1000C. Sudah mendidih. Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan, bila semakin tinggi/panas cuacanya maka akan lebih cepat mendidih.

55

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah: SMAN 6 PrabumulihKelas: XMata Pelajaran: FisikaSemester: GenapStandar Kompetensi: 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.KompetensiDasarMateriPokokKegiatanPembelajaranIndikator Pencapaian KompetensiPenilaianAlokasiWaktuSumberBelajar

TeknikBentuk InstrumenContoh Instrumen

4.2 Menganalisis cara perpindahan kalorKalor Mencari informasi melalui referensi tentang pengertian sifat termometrik zat. Mengidentifikasikan sifat termometrik zat dala kehidupan sehari-hariTes TertulisTes IsianDeskripsikan pengertian sifat termometrik zat !4x45 Buku Siswa Lks Alat-alat praktikum

Melakukan percobaan untuk menentukan perubahan wujud zat yang dipengaruhi kalor Menganalisis perubahan wujud zat dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hariTes TertulisTes IsianSebutkan dan jelaskan macam-macam perubahan wujud zat, serta berikan salah satu contoh dari masing-masing perubahan wujud zat tersebut?

Menentukan besarnya perubahan kalor dan menentukan kapasitas kalor Menghitung perubahan kalor dan menentukan kapasitas kalorTes TertulisTes UraianBerapa energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 Kg besi yang kalor jenisnya 460 J/Kg0C dari suhu 150C sampai 1000C?Kalor jenis tembaga 390 J/Kg0C, Berapakah kapasitas kalor 0,1 Kg tembaga ?

Melakukan penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.Tes TertulisTes IsianJelaskan perpindahan kalor secara : Konduksi ? Konveksi ? Radiasi ?

Mengetahui,Palembang,2014 Kepala SMA Negeri 6 PrabumulihPeneliti

Ruslam Maladi, M.PdYuni Kurniati NIP. 197202111998031006Nim. 2012122041

5