1
ujar Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo beberapa waktu lalu. Peraturan baru ini, kata dia, diharapkan semakin mendo- rong masyarakat menjalankan kewajiban keagamaan mereka dengan membayar zakat untuk umat Islam, dan sumbangan keagamaan wajib bagi pemeluk agama lain. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemen- terian Keuangan Agus Supri- yanto menegaskan, kebijakan baru ini bukan mengatur zakat sebagai faktor pengurang pajak, melainkan faktor pengurang penghasilan kena pajak. Menurutnya, selama ini terjadi salah pemahaman di masyarakat bahwa zakat bisa mengurangi besaran pajak secara langsung. Padahal sebenarnya, seperti diatur dalam PP No 60/2010 itu, zakat hanya menjadi salah satu pengurang penghasilan yang terkena pajak. “Jadi penghasilan berapa, di- kurangi zakat, sehingga meng- hasilkan penghasilan neto. Yang itu baru dipajaki,” tukasnya. Sebelumnya, Menteri Ke- uangan Agus Martowardojo juga pernah menolak usulan untuk memasukkan zakat seba- gai pengurang pajak. Usulan itu berkembang saat pembahasan revisi UU tentang Pengelolaan Zakat, September lalu. “Terkait zakat, kita rasa itu tidak tepat sebagai pengurang pajak (se- cara langsung),” kata Menkeu, ketika itu. Sosialisasi kurang Implementasi dan penga- wasannya nanti, Agus Supri- yanto menjelaskan, akan ber- jalan seperti selama ini. Yakni ketika wajib pajak mengisi surat pemberitahuan tahunan (SPT ) pajak pribadi, zakat dimasuk- kan ke biaya-biaya pengurang penghasilan kena pajak. “Se- lama ini sudah berjalan, kami yakin instrumen-instrumen (pengawasan lainnya) sudah disiapkan,” ujar Agus. Yang masih jadi persoalan justru pada proses sosialisasi- nya yang dinilai masih sangat kurang. Ahli perpajakan dari Tax Centre Universitas Indone- sia Darussalam mengatakan, PP No 60/2010 ini perlu sosialisasi yang lebih luas. “Perlu digalakkan sosialisa- sinya, toh tujuannya juga untuk mengajak masyarakat lebih giat membayar pajak. Juga supaya masyarakat tidak salah paham, zakat bukan pengurang pajak langsung,” ungkapnya saat di- hubungi, kemarin. Menurut Darussalam, ini peraturan yang bagus karena mampu membedakan antara pajak dan zakat dalam konteks tertentu. “Pajak berhubungan dengan pemerintahan, sedang- kan zakat berkaitan dengan keyakinan masing-masing warga negara. Untuk itu, yang diperlukan bukan pengurangan pajak secara langsung, melain- kan pengurangan terhadap penghasilan kena pajak.” Di sisi lain, Agus Supriyanto yakin PP baru ini tidak akan mengurangi penerimaan dari sektor pajak. Pemerintah op- timistis tetap mampu meraih target penerimaan pajak sebesar 12,1% terhadap produk domes- tik bruto pada 2011. (Ant/E-3) mustain @mediaindonesia.com K ABAR gembira buat para pembayar zakat di Indonesia. Pe- merintah telah me- masukkan zakat atau sumbang- an keagamaan yang sifatnya wajib sebagai faktor pengurang penghasilan kena pajak. Syarat- nya, zakat atau sumbangan dibayarkan kepada badan amil zakat, lembaga amil zakat, atau lembaga keagamaan yang diben- tuk atau disahkan pemerintah. Aturan itu tertuang dalam peraturan pemerintah (PP) No 60 Tahun 2010 dan sudah ber- laku efektif sejak 23 Agustus 2010 lalu. “PP ini sudah men- jelaskan bagaimana zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dapat dikurang- kan dari penghasilan bruto,” Tiga Calon Dirut Telkom KEMENTERIAN BUMN memilih tiga nama untuk bersaing men- jadi calon direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. Ketiganya berasal dari kalangan internal dan tengah memasuki proses penilaian nal di Tim Penilai Akhir (TPA). Berdasarkan dokumen yang didapat Media Indonesia di Kementerian BUMN kemarin, tiga nama itu adalah Direktur Network Solution Telkom Irmadi Dahlan, Direktur Wholesale and Enterprises Telkom Arif Yahya, dan Direktur Utama Telkom saat ini Rinaldi Firmansyah. “Siapa dari ketiganya yang jadi direktur utama akan putus hari ini (Jumat, 22/10),” ujar sumber di Kementerian BUMN, kemarin. Menurutnya, Rinaldi Firmansyah disebut-sebut berpeluang kuat memperpanjang masa jabatannya. Adapun untuk calon komisaris, ada tiga nama yang diseleksi TPA, yakni Jusman Safei Jamal (man- tan Menteri Perhubungan), Rudi Antara (mantan Wakil Dirut PLN), dan Johnny Suwandi Sjam (mantan Dirut Indosat). (*/E-4) Produksi Batu Bara Capai 75% dari Target PRODUKSI batu bara nasional sampai kuartal III 2010 mencapai 206,2 juta ton atau 75% dari target 2010 yang sebesar 275 juta ton. “Itu baru angka sementara, karena datanya belum masuk semua. Kita tidak khawatir atas tingginya curah hujan yang dikatakan dapat mengganggu produksi batu bara dan mineral lainnya tahun ini,” jelas Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Kementerian ESDM Bambang Setiawan di Jakarta, kemarin. Ia bahkan optimistis produksi batu bara akan menyentuh 290 juta ton akhir tahun ini. Bambang menambahkan, setoran pemasukan sektor pertam- bangan ke pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga ak- hir kuartal lalu sudah sesuai proyeksi. “Sampai September setoran PNBP pertambangan sudah Rp13 triliun, dari target 2010 Rp15,2 triliun,” yakinnya. Ia mengatakan, tahun depan target PNBP sektor pertambangan naik menjadi Rp16,5 triliun dengan target produksi batu bara 326,65 juta ton. “Dari produksi sebanyak itu, pemerintah mengalokasikan 78,97 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri,” tandas Bambang. (*/E-4) Hitung Ulang Neraca Gula Nasional DIREKTUR Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Subagyo meminta Dewan Gula Indonesia segera melakukan penghitungan neraca gula lagi supaya diketahui berapa ketersediaan stok. Pasalnya, harga gula di pasar domestik terus naik sejak Juli 2010. “Penghitungan harus kembali dilakukan agar prediksi stok gula lebih akurat sehingga pasokan tersedia cukup dan harga tidak bergerak liar,” ujarnya, di Jakarta, kemarin. Menurutnya, seharusnya penghitungan neraca gula dilakukan lebih sering supaya kebijakan gula bisa tepat sasaran, terutama soal kebutuhan impor untuk menutupi kekurangan produksi. Jika neraca sudah ditentukan, kondisi harga gula akan bergerak stabil. Menurutnya, hingga kini pemerintah masih berusaha mencari pe- nyebab kenaikan harga, apakah dampak cuaca atau perilaku para pedagang gula. Hingga 20 Oktober lalu, harga rata-rata gula kristal putih nasional Rp10.926/kg, atau naik 3,36% dari akhir September. Pada Juli 2010, harga rata-rata gula Rp10.390/kg. (Jaz/E-4) Zakat Jadi Pengurang Penghasilan Kena Pajak Perlu digalakkan sosialisasinya untuk mengajak masyarakat lebih giat membayar pajak. Akhmad Mustain MANAJEMEN RISIKO: Internal Control and Risk Management Senior Manager of Danone Aqua, Krisna Pillay (kanan), bersama Miryam Wijaya selaku moderator (tengah) saat diskusi di Jakarta, Kamis (21/10). MI/USMAN ISKANDAR SEKTOR korporasi di Indonesia masih cenderung memandang sisi negatif pengambilan risiko dan sebaliknya, kurang mem- perhitungkan manfaat positif atau potensi risiko. Hal itu dikemukakan De- wan Eksekutif Professionals in Risk Management Association (Prima) Diane Christina da- lam diskusi manajemen risiko bertema Manage your risks before they manage you, di Jakarta, Kamis (21/10). Diskusi itu bertujuan ber- bagi pengalaman praktis dan implementasi manajemen risiko di Indonesia dengan menghadirkan pembicara dari berbagai perusahaan, seperti dari Danone Aqua Group, PT Garuda Indonesia, dan PT Tiara Marga Trakindo. Menurut Diane, saat ini peru- sahaan di Indonesia masih lebih melihat downside pengambilan risiko dan belum menghitung deviasi dari potensi risiko. Ia juga mengingatkan perusa- haan harus selektif mengambil keputusan dalam mengelo- la serta memilih risiko yang ingin dieksploitasi atau ingin dieliminasi. “Misalnya, seperti Microsoft yang melakukan pengambi- lan risiko dengan mendesain Korporasi belum Optimal Kenali Risiko EKONOMIKA Total kredit yang disalurkan mencapai Rp10,42 triliun atau tumbuh 37,69%.’’ Ekonomi | 5 SABTU, 23 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Mandiri Perkuat Dukungan di Papua PT Bank Mandiri Tbk meres- mikan Kantor Wilayah XII di Jayapura, kemarin. Peresmian itu merupakan tindak lanjut upa- ya Bank Mandiri dalam mem- perkuat bisnis di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. ‘’Hal ini selaras dengan komit- men Bank Mandiri pascapelak- sanaan Papua Investment Day di Jakarta pada 8 Oktober 2009 untuk berperan aktif memba- ngun dan mengoptimalkan potensi perekonomian di tanah Papua,” ujar Direktur Bank Mandiri Zulkii Zaini di sela acara peresmian tersebut. Menurut Zulkifli, berdasar- kan data statistik, perbankan di wilayah Papua yang mencakup Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan II- 2010 secara umum meningkat. Pertumbuhan tersebut terli- hat dari perkembangan aktiva, penghimpunan dana pihak keti- ga, dan kredit yang disalurkan. Pertumbuhan beberapa in- dikator perbankan tersebut menunjukkan pertumbuhan yang positif. Total aset sampai dengan triwulan II 2010 me- ngalami pertumbuhan sebesar 25,30% secara year on year dari Rp27,82 triliun menjadi Rp36,11 triliun. Total kredit yang disalur- kan mencapai Rp10,42 triliun atau tumbuh 37,69% dibanding- kan dengan triwulan II 2010 sebesar Rp7,57 triliun. Pertumbuhan beberapa in- dikator perbankan yang me- ningkat, kata Zulkii, menjadi salah satu bukti tepatnya kepu- tusan manajemen meningkatkan status area Jayapura menjadi Kantor Wilayah XII Jayapura. Kehadiran Kanwil XII diha- rapkan dapat turut serta mem- percepat pertumbuhan per- ekonomian tanah Papua, yaitu dengan menyediakan produk dan layanan perbankan yang lengkap bagi masyarakat. Se- lain penyaluran kredit kepada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Bank Mandiri juga ingin me- nyalurkan kredit ke segmen kon- sumer dan kepada segmen usaha pertambangan, pariwisata, ener- gi, infrastruktur, pertanian, dan perkebunan. (Ndy/E-5) sistem operasi untuk produk personal yang saat itu belum berkembang,” tuturnya. “Atau Danone Aqua yang mengambil risiko dengan mengeluarkan produk kemasan botol atau air minum dalam kemasan (AMDK), sementara saat itu umumnya masih meng- gunakan botol kaca. Hasilnya, (mereka) berada di margin ber- beda dan menjadi pencetus,” imbuh Diane. Sementara itu, Vice Presi- dent Enterprise Risk Manage- ment Unit PT Garuda Indo- nesia Rini Purwandari meng- ungkapkan pihaknya telah menginisiasi enterprise risk management (ERM) pada tahun ini. Manajemen menemukan risiko finansial pada bisnis maskapai penerbangan lebih tinggi lantaran berkaitan de- ngan harga bahan bakar yang naik turun, serta kurs yang terus berubah. Adapun Internal Control and Risk Management Senior Ma nager of Danone Aqua Group Krisna Pillay mengata- kan ERM sudah ada sejak 2002 dan kuncinya ialah dengan memetakan serta menentukan akar setiap permasalahan, apakah termasuk risiko atau sebab. “Danone mempunyai 14 pabrik dan setiap unit merupa- kan satu kesatuan. Untuk me- nentukan corporate risk, setiap pabrik memberikan kontribusi pemetaan dan kemudian akan diteruskan ke top management dan ditentukan apakah masuk dalam corporate risk atau tidak,” tutup Krisna. (SN/E-4) BEASISWA BII: Presiden Direktur BII Ridha Wirakusumah secara simbolis menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa UGM Sherly Macella Septyana, disaksikan (dari kiri) Ketua Dewan Pembina Karya Salemba Empat (KSE) Mirza Adityaswara dan Rektor UGM Sudjarwadi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kemarin. BII menyediakan beasiswa sebesar Rp400 juta bagi 80 mahasiswa UGM dari berbagai fakultas untuk tahun ajaran 2010/2011. DOK DANONE KANWIL BANK MANDIRI: Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini (kiri) menyampaikan sambutan saat peresmian kantor wilayah (Kanwil) XII Bank Mandiri Jayapura, Papua, kemarin. Kehadiran Kanwil XII diharapkan bisa ikut memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut. ANTARA/JAFKHAIRI Butuh Koordinasi Atasi Perang Kurs NEGARA-NEGARA di dunia harus melakukan koordinasi untuk mengatasi ketegangan perang mata uang global. Koor- dinasi nilai tukar bisa dimulai dari tingkat regional. Ekonom Iwan Jaya Azis me- ngatakan itu dalam 8th Bank Indonesia Annual International Seminar, di Jakarta, kemarin. ”Koordinasi nilai tukar akan meredakan ketegangan. Pelu- ang koordinasi ada, kalau mau, kalau serius untuk memperkecil tendensi (perang mata uang).” Ia mencontohkan, koordinasi di Asia bisa dilakukan apabila salah satu negara di kawasan ini mata uangnya menguat, negara- negara lain juga membiarkan mata uangnya menguat. ”Saya mau lakukan kalau teman lain lakukan serupa. Supaya te- man lain lakukan serupa, harus koordinasi,” ujar pejabat Head of Office Regional Economic Integration Asian Development Bank (ADB) Filipina itu. Adapun perang mata uang berawal antara China dan Ame- rika Serikat (AS). China tidak mau menguatkan nilai mata uangnya, yuan, karena dianggap akan menaikkan harga barang yang diekspornya. AS menuduh China mempertahankan yuan terlalu di bawah nilai sebenarnya (undervalued) untuk mengun- tungkan eksportir. Namun perang mata uang kemudian melebar ke negara- negara emerging market (pasar berkembang). Hal itu dipicu masuknya modal asing ke ne- gara-negara berkembang, karena investor ingin mengejar hasil lebih tinggi daripada yang mere- ka bisa peroleh dari dolar AS. Penguatan mata uang pun terjadi di negara-negara ber- kembang. Akibatnya, harga ba- rang ekspor asal negara-negara itu lebih mahal. Untuk menghindari penguat- an kurs yang berlebihan, regula- tor moneter harus melakukan intervensi di pasar valuta asing. Namun intervensi tersebut me- merlukan biaya operasi moneter yang mahal. (*/Ant/E-1)

Zakat Jadi Pengurang Penghasilan Kena Pajak fileterian Keuangan Agus Supri-yanto menegaskan, kebijakan baru ini bukan mengatur zakat ... (PNBP) hingga ak-hir kuartal lalu sudah sesuai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Zakat Jadi Pengurang Penghasilan Kena Pajak fileterian Keuangan Agus Supri-yanto menegaskan, kebijakan baru ini bukan mengatur zakat ... (PNBP) hingga ak-hir kuartal lalu sudah sesuai

ujar Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo beberapa waktu lalu.

Peraturan baru ini, kata dia, diharapkan semakin mendo-rong masyarakat menjalankan kewajiban keagamaan mereka dengan membayar zakat untuk umat Islam, dan sumbangan keagamaan wajib bagi pemeluk agama lain.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemen-terian Keuangan Agus Supri-yanto menegaskan, kebijakan baru ini bukan mengatur zakat sebagai faktor pengurang pajak, melainkan faktor pengurang penghasilan kena pajak.

Menurutnya, selama ini terjadi salah pemahaman di masyarakat bahwa zakat bisa mengurangi besaran pajak secara langsung. Padahal sebenarnya, seperti diatur dalam PP No 60/2010 itu, zakat hanya menjadi salah satu pengurang penghasilan yang terkena pajak.

“Jadi penghasilan berapa, di-kurangi zakat, sehingga meng-hasilkan penghasilan neto. Yang itu baru dipajaki,” tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Ke-

uangan Agus Martowardojo juga pernah menolak usulan untuk memasukkan zakat seba-gai pengurang pajak. Usulan itu berkembang saat pembahasan revisi UU tentang Pengelolaan Zakat, September lalu. “Terkait zakat, kita rasa itu tidak tepat sebagai pengurang pajak (se-cara langsung),” kata Menkeu, ketika itu.

Sosialisasi kurangImplementasi dan penga-

wasannya nanti, Agus Supri-yanto menjelaskan, akan ber-jalan seperti selama ini. Yakni ketika wajib pajak mengisi surat pemberitahuan tahunan (SPT )pajak pribadi, zakat dimasuk-kan ke biaya-biaya pengurang penghasilan kena pajak. “Se-lama ini sudah berjalan, kami yakin instrumen-instrumen (pengawasan lainnya) sudah disiapkan,” ujar Agus.

Yang masih jadi persoalan justru pada proses sosialisasi-nya yang dinilai masih sangat kurang. Ahli perpajakan dari Tax Centre Universitas Indone-sia Darussalam mengatakan, PP No 60/2010 ini perlu sosialisasi

yang lebih luas. “Perlu digalakkan sosialisa-

sinya, toh tujuannya juga untuk mengajak masyarakat lebih giat membayar pajak. Juga supaya masyarakat tidak salah paham, zakat bukan pengurang pajak langsung,” ungkapnya saat di-hubungi, kemarin.

Menurut Darussalam, ini peraturan yang bagus karena mampu membedakan antara pajak dan zakat dalam konteks tertentu. “Pajak berhubungan dengan pemerintahan, sedang-kan zakat berkaitan dengan keyakinan masing-masing warga negara. Untuk itu, yang diperlukan bukan pengurangan pajak secara langsung, melain-kan pengurangan terhadap penghasilan kena pajak.”

Di sisi lain, Agus Supriyanto yakin PP baru ini tidak akan mengurangi penerimaan dari sektor pajak. Pemerintah op-timistis tetap mampu meraih target penerimaan pajak sebesar 12,1% terhadap produk domes-tik bruto pada 2011. (Ant/E-3)

[email protected]

KABAR gembira buat para pembayar zakat di Indonesia. Pe-merintah telah me-

masukkan zakat atau sumbang-an keagamaan yang sifatnya wajib sebagai faktor pengurang penghasilan kena pajak. Syarat-nya, zakat atau sumbangan dibayarkan kepada badan amil zakat, lembaga amil zakat, atau lembaga keagamaan yang diben-tuk atau disahkan pemerintah.

Aturan itu tertuang dalam peraturan pemerintah (PP) No 60 Tahun 2010 dan sudah ber-laku efektif sejak 23 Agustus 2010 lalu. “PP ini sudah men-jelaskan bagaimana zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib dapat dikurang-kan dari penghasilan bruto,”

Tiga Calon Dirut Telkom

KEMENTERIAN BUMN memilih tiga nama untuk bersaing men-jadi calon direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. Ketiganya berasal dari kalangan internal dan tengah memasuki proses penilaian fi nal di Tim Penilai Akhir (TPA). Berdasarkan dokumen yang didapat Media Indonesia di Kementerian BUMN kemarin, tiga nama itu adalah Direktur Network Solution Telkom Irmadi Dahlan, Direktur Wholesale and Enterprises Telkom Arif Yahya, dan Direktur Utama Telkom saat ini Rinaldi Firmansyah. “Siapa dari ketiganya yang jadi direktur utama akan putus hari ini (Jumat, 22/10),” ujar sumber di Kementerian BUMN, kemarin.

Menurutnya, Rinaldi Firmansyah disebut-sebut berpeluang kuat memperpanjang masa jabatannya. Adapun untuk calon komisaris, ada tiga nama yang diseleksi TPA, yakni Jusman Safei Jamal (man-tan Menteri Perhubungan), Rudi Antara (mantan Wakil Dirut PLN), dan Johnny Suwandi Sjam (mantan Dirut Indosat). (*/E-4)

Produksi Batu Bara Capai 75% dari TargetPRODUKSI batu bara nasional sampai kuartal III 2010 mencapai 206,2 juta ton atau 75% dari target 2010 yang sebesar 275 juta ton. “Itu baru angka sementara, karena datanya belum masuk semua. Kita tidak khawatir atas tingginya curah hujan yang dikatakan dapat mengganggu produksi batu bara dan mineral lainnya tahun ini,” jelas Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Kementerian ESDM Bambang Setiawan di Jakarta, kemarin. Ia bahkan optimistis produksi batu bara akan menyentuh 290 juta ton akhir tahun ini.

Bambang menambahkan, setoran pemasukan sektor pertam-bangan ke pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga ak-hir kuartal lalu sudah sesuai proyeksi. “Sampai September setoran PNBP pertambangan sudah Rp13 triliun, dari target 2010 Rp15,2 triliun,” yakinnya. Ia mengatakan, tahun depan target PNBP sektor pertambangan naik menjadi Rp16,5 triliun dengan target produksi batu bara 326,65 juta ton. “Dari produksi sebanyak itu, pemerintah mengalokasikan 78,97 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri,” tandas Bambang. (*/E-4)

Hitung Ulang Neraca Gula NasionalDIREKTUR Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Subagyo meminta Dewan Gula Indonesia segera melakukan penghitungan neraca gula lagi supaya diketahui berapa ketersediaan stok. Pasalnya, harga gula di pasar domestik terus naik sejak Juli 2010. “Penghitungan harus kembali dilakukan agar prediksi stok gula lebih akurat sehingga pasokan tersedia cukup dan harga tidak bergerak liar,” ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, seharusnya penghitungan neraca gula dilakukan lebih sering supaya kebijakan gula bisa tepat sasaran, terutama soal kebutuhan impor untuk menutupi kekurangan produksi. Jika neraca sudah ditentukan, kondisi harga gula akan bergerak stabil. Menurutnya, hingga kini pemerintah masih berusaha mencari pe-nyebab kenaikan harga, apakah dampak cuaca atau perilaku para pedagang gula. Hingga 20 Oktober lalu, harga rata-rata gula kristal putih nasional Rp10.926/kg, atau naik 3,36% dari akhir September. Pada Juli 2010, harga rata-rata gula Rp10.390/kg. (Jaz/E-4)

Zakat Jadi PengurangPenghasilan Kena Pajak

Perlu digalakkan sosialisasinya untuk mengajak masyarakat lebih giat membayar pajak.

Akhmad Mustain

MANAJEMEN RISIKO: Internal Control and Risk Management Senior Manager of Danone Aqua, Krisna Pillay (kanan), bersama Miryam Wijaya selaku moderator (tengah) saat diskusi di Jakarta, Kamis (21/10).

MI/USMAN ISKANDAR

SEKTOR korporasi di Indonesia masih cenderung memandang sisi negatif pengambilan risiko dan sebaliknya, kurang mem-perhitungkan manfaat positif atau potensi risiko.

Hal itu dikemukakan De-wan Eksekutif Professionals in Risk Management Association (Prima) Diane Christina da-lam diskusi manajemen risiko bertema Manage your risks before they manage you, di Jakarta, Kamis (21/10).

Diskusi itu bertujuan ber-bagi pengalaman praktis dan implementasi manajemen risiko di Indonesia dengan menghadirkan pembicara dari berbagai perusahaan, seperti dari Danone Aqua Group, PT Garuda Indonesia, dan PT Tiara Marga Trakindo.

Menurut Diane, saat ini peru-sahaan di Indonesia masih lebih melihat downside pengambilan risiko dan belum menghitung deviasi dari potensi risiko. Ia juga mengingatkan perusa-haan harus selektif mengambil keputusan dalam mengelo-la serta memilih risiko yang ingin dieksploitasi atau ingin dieliminasi.

“Misalnya, seperti Microsoft yang melakukan pengambi-lan risiko dengan mendesain

Korporasi belum Optimal Kenali Risiko

EKONOMIKA

Total kredit yang disalurkan mencapai Rp10,42 triliun atau tumbuh 37,69%.’’

Ekonomi | 5 SABTU, 23 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Mandiri Perkuat Dukungan di PapuaPT Bank Mandiri Tbk meres-mikan Kantor Wilayah XII di Jayapura, kemarin. Peresmian itu merupakan tindak lanjut upa-ya Bank Mandiri dalam mem-perkuat bisnis di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

‘’Hal ini selaras dengan komit-men Bank Mandiri pascapelak-sanaan Papua Investment Day di Jakarta pada 8 Oktober 2009 untuk berperan aktif memba-ngun dan mengoptimalkan potensi perekonomian di tanah Papua,” ujar Direktur Bank Mandiri Zulkifl i Zaini di sela acara peresmian tersebut.

Menurut Zulkifli, berdasar-kan data statistik, perbankan di wilayah Papua yang mencakup Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2010 secara umum meningkat. Pertumbuhan tersebut terli-hat dari perkembangan aktiva, penghimpunan dana pihak keti-ga, dan kredit yang disalurkan.

Pertumbuhan beberapa in-dikator perbankan tersebut

menunjukkan pertumbuhan yang positif. Total aset sampai dengan triwulan II 2010 me-ngalami pertumbuhan sebesar 25,30% secara year on year dari Rp27,82 triliun menjadi Rp36,11 triliun. Total kredit yang disalur-kan mencapai Rp10,42 triliun atau tumbuh 37,69% dibanding-kan dengan triwulan II 2010 sebesar Rp7,57 triliun.

Pertumbuhan beberapa in-dikator perbankan yang me-ningkat, kata Zulkifl i, menjadi salah satu bukti tepatnya kepu-tusan manajemen me ningkatkan status area Jayapura menjadi Kantor Wilayah XII Jayapura.

Kehadiran Kanwil XII diha-rapkan dapat turut serta mem-percepat pertumbuhan per-ekonomian tanah Papua, yaitu dengan menyediakan produk dan layanan perbankan yang lengkap bagi masyarakat. Se-lain penyaluran kredit kepada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Bank Mandiri juga ingin me-nyalurkan kredit ke segmen kon-sumer dan kepada segmen usaha pertambangan, pariwisata, ener-gi, infrastruktur, pertanian, dan perkebunan. (Ndy/E-5)

sistem operasi untuk produk personal yang saat itu belum berkembang,” tuturnya.

“Atau Danone Aqua yang mengambil risiko dengan

meng eluarkan produk kemasan botol atau air minum dalam kemasan (AMDK), sementara saat itu umumnya masih meng-gunakan botol kaca. Hasilnya,

(mereka) berada di margin ber-beda dan menjadi pencetus,” imbuh Diane.

Sementara itu, Vice Presi-dent Enterprise Risk Manage-ment Unit PT Garuda Indo-nesia Rini Purwandari meng-ungkapkan pihaknya telah menginisiasi enterprise risk management (ERM) pada tahun ini. Manajemen menemukan risiko finansial pada bisnis maskapai penerbangan lebih tinggi lantaran berkaitan de-ngan harga bahan bakar yang naik turun, serta kurs yang terus berubah.

Adapun Internal Control and Risk Management Senior Ma nager of Danone Aqua Group Krisna Pillay mengata-kan ERM sudah ada sejak 2002 dan kuncinya ialah dengan memetakan serta menentukan akar setiap permasalahan, apakah termasuk risiko atau sebab.

“Danone mempunyai 14 pabrik dan setiap unit merupa-kan satu kesatuan. Untuk me-nentukan corporate risk, setiap pabrik memberikan kontribusi pemetaan dan kemudian akan diteruskan ke top management dan ditentukan apakah masuk dalam corporate risk atau tidak,” tutup Krisna. (SN/E-4)

BEASISWA BII: Presiden Direktur BII Ridha Wirakusumah secara simbolis menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa UGM Sherly Macella Septyana, disaksikan (dari kiri) Ketua Dewan Pembina Karya Salemba Empat (KSE) Mirza Adityaswara dan Rektor UGM Sudjarwadi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kemarin. BII menyediakan beasiswa sebesar Rp400 juta bagi 80 mahasiswa UGM dari berbagai fakultas untuk tahun ajaran 2010/2011.

DOK DANONE

KANWIL BANK MANDIRI: Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini (kiri) menyampaikan sambutan saat peresmian kantor wilayah (Kanwil) XII Bank Mandiri Jayapura, Papua, kemarin. Kehadiran Kanwil XII diharapkan bisa ikut memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.

ANTARA/JAFKHAIRI

Butuh Koordinasi Atasi Perang KursNEGARA-NEGARA di dunia harus melakukan koordinasi untuk mengatasi ketegangan perang mata uang global. Koor-dinasi nilai tukar bisa dimulai dari tingkat regional.

Ekonom Iwan Jaya Azis me-ngatakan itu dalam 8th Bank Indonesia Annual International Seminar, di Jakarta, kemarin. ”Koordinasi nilai tukar akan meredakan ketegangan. Pelu-ang koordinasi ada, kalau mau, kalau serius untuk memperkecil tendensi (perang mata uang).”

Ia mencontohkan, koordinasi di Asia bisa dilakukan apabila salah satu negara di kawasan ini mata uangnya menguat, negara-negara lain juga membiarkan

mata uangnya menguat. ”Saya mau lakukan kalau teman lain lakukan serupa. Supaya te-man lain lakukan serupa, harus koordinasi,” ujar pejabat Head of Office Regional Economic Integration Asian Development Bank (ADB) Filipina itu.

Adapun perang mata uang berawal antara China dan Ame-rika Serikat (AS). China tidak mau menguatkan nilai mata uangnya, yuan, karena dianggap akan menaikkan harga barang yang diekspornya. AS menuduh China memperta hankan yuan terlalu di bawah nilai sebenarnya (undervalued) untuk mengun-tungkan eksportir.

Namun perang mata uang

kemudian melebar ke negara-negara emerging market (pasar berkembang). Hal itu dipicu masuknya modal asing ke ne-gara-negara berkembang, karena investor ingin mengejar hasil lebih tinggi daripada yang mere-ka bisa peroleh dari dolar AS.

Penguatan mata uang pun terjadi di negara-negara ber-kembang. Akibatnya, harga ba-rang ekspor asal negara-negara itu lebih mahal.

Untuk menghindari penguat-an kurs yang berlebihan, regula-tor moneter harus melakukan intervensi di pasar valuta asing. Namun intervensi tersebut me-merlukan biaya operasi moneter yang mahal. (*/Ant/E-1)