Oleh : Rini Widyastuti
HIDUNG
• Hidung merupakan suatu bentukan piramid berongga yang mempunyai rangka tulang dan tulang rawan
• Terdiri dari :1. Nasus externus2. Kavum nasi
NASUS EXTERNUS1. Apek nasi2. Dorsum nasi3. Radix nasi4. Kolumela5. Basis nasi6. Nares (lubang hidung
anterior)7. Ala nasi Note :
choane = lubang hidung posterior
Nasus externus
• Tegaknya hidung didukung oleh rangka hidung yang terdiri dari :– Os. Nasal D/S– Prosesus frontalis maksila D/S– Kartilago lateralis D/S– Kartilago alaris D/S– Septum nasi
Kavum Nasi• Kavum nasi = R. hidung• Dibagi 2 kanan kiri oleh septum nasi yang dibentuk oleh :
- bag. Superior oleh lamina perpendicularis os. Etmoidalis- bag. Anterior oleh kartil. Quadrangularis (kartil. septi nasi)- bag. Posterior oleh vomer
• Kav. Nasi merupakan rongga mempunyai :a. atap : dibentuk lam. Kribosa os. Etmoidalisb. dasar :
- dibentuk proc. Palatina os. Maksila- dibentuk proc. Horisontalis os. Palatina
c. dinding lat : dibentuk konka nasi & meati nasid. Dinding medial : dibentuk sept. nasi
• Aliran darah :a. Etmoidalis anterior & posteriorb. a. Sfenopalatinac. a. Lateralis nasid. a. Nasalis posterior septi
• Inervasi : sbg n. trigeminus
Septum nasi
1. Pars perpendicularis os. Ethmoidalis
2. Kartilago quadrangularis
3. vomer
Mukosa hidung
• Rongga hidung dilapisi oleh mukosa pernapasan dan mukosa penghidu / olfaktorius yang dilapisi oleh pseudo stratified columnar epithelium bersilia (ep. Torak berlapis semu). Gerakan silia secara otomatis ke arah belakang dan mendorong lendir ke arah nasofaring
• Pada keadaan normal, mukosa hidung berwarna merah muda dan selalu basah o.k. diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.
Fisiologi Hidung
• Fungsi hidung :1. Fungsi respiratoris2. Fungsi olfaktoris3. Fungsi resonansi suara4. Fungsi drainase-ventilasi
Fungsi Respiratoris
• Disebut juga conditioning the air mempersiapkan udara agar sesuai dengan keadaan fisiologis paru-paru
• Fungsi Respiratoris dilaksanakan dengan cara :a. Mengatur banyaknya udara yang masukb. Mempersiapkan udara yang masuk dengan menyaring, membasahi & memanasic. Disinfeksi oleh adanya enzim,sel phagocyt, lendir dll.
Pemeriksaan Hidung
• Terdiri dari :1. Inspeksi2. Palpasi3. Rinoskopi anterior4. Rinoskopi posterior5. Transiluminasi6. X. foto : WATER’S
1717
Rinoskopi Anterior (RA)
• Menggunakan lampu kepala dan spekulum hidung
• Melihat rongga hidung (lapang/sempit), konka nasi (besar, udim, hiperemi/pucat), septum nasi (deviasi), meatus nasi medius (sekret, polip)
• Memeriksa fenomena palatum mole
1818
Rinoskopi Posterior (RP)
• Melihat bagian belakang rongga hidung dan nasofaring melalui cermin kecil.
• Cermin kecil bertangkai diletakkan di orofaring dengan permukaan menghadap ke atas, sinar lampu kepala di arahkan ke cermin, posisi diubah-ubah.
• Dilihat dinding nasofaring, tuba Eustakhius, torus tubarius dan koana
1919
2020RINOSKOPI POSTERIOR
2121RINOSKOPI POSTERIOR
2222
Trans-Iluminasi (untuk Sinus Maksila)
• Dilakukan di kamar gelap• Lampu bertangkai dimasukkan ke dalam
rongga mulut, sinar lampu akan menembus rongga sinus maksila, terlihat di pipi, bandingkan kanan dan kiri. Sinus yang terisi cairan tampak suram/gelap
• Bermakna bila ada perbedaan kanan & kiri
2323
TRANS-ILUMINASI
LAMPU (a) (b)
KAMAR GELAP (c)
a b
c
2424
TRANS-ILUMINASI
SINUS FRONTAL SINUS MAKSILA
Obstruksi nasi
• Penyebab :1. kelainan bawaan mis atresia koane2. Radang mis rinitis akut3. Kelainan anatomis mis deviasi septum nasi4. massa/ tumor dalam rongga hidung5. Benda asing
Akibat buntu hidung1. akibat pada mata : epifora2. akibat pada hidung dan sinus paranasalis
a. gangguan resonansi suara : timbul rinolalia oklusa gangguan pengucapan huruf Ng, N, Ny,dan M. dimana aliran udara dari faring ke ruang hidung terganggu shg tidak ada resonansi :
pada rinolalia aperta terjadi gangguan pengucapan huruf K, G, T, D, P, B dimana terjadi aliran udara yang terlalu banyak dari faring ke rongga hidung mis. palatoskisis, parese palatum mole.
b. Gangguan ventilasi dan drainage sinus paranasalis.buntu hidungpenutupan ostium sinus paranasalis ventilasi terganggu resorbsi O2 oleh mukosa
penurunan tekanan → vakum sinus peningkatan permeabilitas p.darah & limfe, proliferasi kelenjar transudasi cairan kedalam sinus paranasalis hydrops ex vakuo sinusitis.
c. Gangguan pembauan anosmia/hiposmia
d. Aproksesia nasalis yi keadaan dimana px sukar memusatkan perhatian , mudah lupa, mengantuk.
3. Akibat pada mulut
Fs hidung (membasahi & memanasi) diambil alih mulut ludah menguapmulut kering pembusukan sisa makanan foetor ex ore
4. Akibat pada telingaTerjadi o k pembuntuan muara TEterjadi gangguan ventilasi dan drainage kavum timpani oklusi tuba otitis media
Tetes hidung (Guttae Nasalis)
• Zat aktif Vasokonstriktor- Tujuan :
1. Menghilangkan udim mukosa→ 2. membuka ostium SP3. membuka ostium TE
- Beberapa preparat :1. Oximelazolin HCl ( 0,025- 0,05 % )2. Xilometazolin HCl (0,05- 0.1 % )
Polip nasi
- Polip panjang, bertangkai ; merupakan massa ═lunak, licin, bening / translusen kadang keabuan / kemerahan.
- Penyebab : belum jelas- Faktor radang kronis yang terjadi berulang - Faktor alergi(“ bacterial allergy”)
Patofisiologi
- Bacterial alergy (berulang- ulang lama) → menyebabkan :
- degenerasi mukosa- peri phlebitis- peri lympangitis
Kongesti nasi
Udim (berlangsung lama)
Penonjolan mukosa
Polipkista
Bentuk :1. multiple → paling sering dijumpai
→ berasal dari sinus / selulae etmoidalis2. soliter → berasal dari sinus maksilaris
(= “ choanal polyp “=)Jenis :
1. seromucous : permukaan licin, lunak bila disentuh2. fibroudimatus : permukaan lebih kasar, terasa padat bila disentuh
Insidense : > terutama dewasa muda, jarang pada anak ♀ ♂
Gejala : 1. Hidung buntu progresif 2. rinore / pilek
Pemeriksaan fisik :1. inspeksi : dorsum nasi tampak lebar (‘ frog face deformity ‘) → terutama polip yang berasal dari selulae etmoidalis2. rinoskopi anterior: tampak polip seromucous /
fibroudimatusDiagnosis banding :
1. angiofibroma nasofaring 2. inverted cell papilloma → terutama pada penderita usia lanjut3. meningocele → terutama pada bayi / anak- anak
Terapi : 1. ekstraksi polip 2. Etmoidektomi 3. caldwell luc
Komplikasi = obstruksi nasi
3434
Benda Asing Rongga Hidung
• Macam :– Mineral : kertas, spon, plastik, manik-manik– Biji-bijian : kacang, biji asam– Binatang : pacet, larva lalat ( miasis hidung )
• Gx :– Hidung berbau– Pilek 1 sisi kadang bercampur darah– Buntu
• Tx : ekstraksi• Bila B.A ini terdapat lama dalam r. hidung tjd
granulasi,nekrosis mukosa tjd pembatuan terbentuk RINOLIT
Rinitis Alergi– Alergi adalah suatu reaksi hipersensitif yang terjadi pada seseorang & bersifat
khas & timbul bila terjadi kontak dengan alergen– RA :
• Musiman ( seasonal )• Sepanjang tahun (perenial)
– Penyebab :• Polen * Debu rumah• Kapuk * Bulu hewan• Makanan / ingestan
– Gx :• Bersin 3-5 X * Rinore• Buntu +/-
– Pem :• RA : mukosa pucat kebiruan * Lab : kadar eosinofil ↑• Tes alergi prick tes
– Tx :• Hindari penyebab• Medika mentosa :
– A.H - Dekongestan– Kortikosteroid
• Imuno terapi
Pembagian Rinitis Alergi
1. Intermiten : gejala kurang dari 4 hari / minggu atau < 4 minggu
2. Persisten : gejala > 4 hari / minggu atau > 4 minggu
Berdasarkan berat - ringannya
1. Ringan :- Tidak mengganggu aktifitas sehari-hari ; belajar,
bekerja, berolah raga- Tidak ada gangguan tidur
2. Sedang- Berat : - Terdapat gangguan aktifitas sehari-hari
Tes kulit → prick test- Macam alergen - inhalan
- ingestan- Reaksi berupa indurasi (wheal) dan kemerahan (erytema)- Dasar : menguji ig E (reagin) yang terikat pada mastosit
yang ada dikulit- Teknik : mencukit epidermis dg blood lancet
(perdarahan Θ )pada bagian volar lengan bawah yang telah ditetesi dg lar alergen & lar.
Kontrol pos.(histamin) dan kontrol negatif
- Penilaian: bentol histamin = +++ bentol lar.kontrol = - diantaranya = + dan ++ besar bentol 2x bentol histamin = ++++
Rinitis Hiperemika (R. medikamentosa)
Faktor Penyebab :- “rebound effect “ ( pemakaian tetes hidung yang
lama )Gejala : buntu hidungPem. Fisik : - mukosa tmpk. Udim, hiperemi
- konka nasi hipertrofiTerapi :
1. Hentikan pemakaian obat2. kortiko-steroid3. Dekongestan oral
Rinitis Vasomotor
Penyebab : tidak spesifik, diduga akibat gangguan keseimbangan fungsi vaso-motor dimana fungsi para simpatis bertambah.
Faktor yang mempengaruhi :1. obat-obatan yang menekan kerja saraf simpatis mis. anti hipertensi, ergotamin, CPZ, vaso konstriktor topikal2. faktor fisik a.l. udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, asap rokok3. faktor endokrin a.l. bumil, pemakaian pil KB, hipothyroid4. faktor psikis
Gejala : Berdasarkan gejala yang menonjol dibedakan 3
golongan yaitu gol obstruksi (blokers), rhinore (runners) dan sneezers
Pemeriksaan fisik : edema, mukosa berwarna merah gelap
Terapi : - Hindari faktor pencetus- Simptomatis : dekongestan, diatermi, kaustik,
kortiko-steroid topikal.- operasi
Rinitis Akut
Dif : radang akut kavum nasi yag ditandai rinore, obstruksi nasi, bersin- bersin disertai gejala demam, malaise
Etologi :1. Virus merusak pertahanan mukosa2. Bakteri
Penularan “ droplet infection “
• Faktor Yang mempengaruhi :a. Faktor Lingkungan
- Pengaruh udara / atmosfer : angin, suhu udara, kelembapan dsb.
- Ventilasi ruangan- Debu
b. Faktor Dalam :- Daya tahan tubuh ↓ mis. Kelelahan, kekurangan gizi,
defisiensi vitamin, penyakit kronis- Daya tahan lokal kavum nasi mis. alergi hidung,
obstruksi nasi.
Gambaran Klinis1. Stand. prodromal – hari 1
Keluhan : - rasa panas dan kering pada kavum nasi (pengar) - bersin- bersin - hidung buntu - pilek encer
Pem. Rinoskopi anterior : Kavum nasi udim hiperemi sekret serious
2. Stad. Akut : hari 2-4Keluhan : - Bersin- bersin ↓
- hidung buntu ↑ - pilek kuning kental - badan sumer
Pemeriksaan : Kavum nasi udim ↑, hyperemi3. Stad. Penyembuhan : hari 5-7 Gejala : ↓
Terapi :- Tetes hidung- Antihistamin mis. CTM, cetirizine, loratadine- Hindari tubuh kedinginan- Analgetik, antipiretic : asetosal, parasetamol
Pencegahan :- Hindari kontak- Me ↑ daya tahan tubuh- Hindari dingin
Komplikasi :
1. OMA- Tejadi langsung o.k cara buang ingus yang salah- Penjalaran infeksi → o.k kesamaan mukosa- Pada bayi/anak sering terjadi karena TE lebih datar,
lebih lebar, dan lebih pendek2. Sinusitis paranasalis3. Infeksi traktus respiratorius bagian bawah4. Pada bayi dapat menyebabkan GE
4848
RINOSINUSITIS AKUT (RSA)
BATASAN:Infeksi akut pada mukosa hidung dan sinus paranasal.
4949
RINOSINUSITIS AKUTPatogenesis
VIRUSKUMANAEROB
KUMAN ANAEROB
WAKTU
5050
5151
PATOFISIOLOGI RSA
INFEKSI VIRUS
UDIM MUKOSA
PENYUMBATAN OSTIUM
GANGGUAN DRAINASE/VENTILASI
5252
PENAMPANG FRONTAL
KOMPLEK OSTIO- MEATAL
5353
RINOSINUSITIS AKUTPATOFISIOLOGI
OBSTRUKSI OSTIUM
HIPOKSIA VASODILATASI DISFUNGSI KLJR
SILIA TERGANGGUTRANSUDASI SEKRET
KENTALSTAGNASI SEKRET
PENUMPUKAN SEKRET
5454
RS AKUT BAKTERIAL (RSAB)PATOFISIOLOGI
PENUMPUKAN SEKRETpH berubah
koloni kuman patogen
enzim proteolitik, metabolik asidosis
Pertahanan menurun, koloni kuman meningkat
RSA
5555
RSAB
Bakteriologi :• Kuman paling sering ditemukan adalah :
S. pneumoniae, H. influenzae, dan M. catarrhalis
• Kuman lainnya (jarang): S. aureus, S. pyogenes, dan kuman anaerob
• Di luar negeri 40% H. Influenzae menghasilkan enzim betalaktamase
5656
RSAB
• GEJALA &TANDA:– Pilek > 7-10 hari– Ingus purulen (kental kekuningan)– Nyeri di pipi/dahi/hidung, hidung buntu– RA : mukosa udim, mukopus di metus nasi
medius– Trans-iluminasi (pada sinus maksila)– X-Foto : Water/CT scanning
5757
RSAB
TERAPI MEDIKAMENTOSA• Memperbaiki drainase/ventilasi:
• Dekongestan • Mukolitik
• Membunuh kuman: (Antibiotik)• Simtomatik: (Analgesik/antipiretik)IRIGASI SINUS (untuk sinus maksila)
5858
RSAB
Antibiotik• Lini Pertama :
Amoksisilin atau Kotrimoksazol/Makrolid• Lini Kedua :
Amoksisilin+Klavulanat, Makrolid• Lini Ketiga :
Sefalosporin III, Makrolid
5959
6060
RINOSINUSITIS KRONIK
FAKTOR PENYEBAB: Pengobatan RSA tidak adekuat Kelainan di kompleks ostio-meatal (deviasi septum,
polip nasi, konka bulosa, dll.) Latar belakang alergi (80% RSK dewasa, ok alergi) Dentogenik (pada sinus maksila): kerusakan
pada gigi (P1 – M3)
6161
RINOSINUSITIS KRONIK
• SINUSITIS BERLANGSUNG > 3 BULAN• GEJALA AKUT TIDAK JELAS:
– Nyeri tidak jelas, Febris tidak ada, Buntu hidung tidak menojol
• RINORE DENGAN INGUS KENTAL• RS DENTOGENIK: gejala utama ingus berbau
busuk
6262
RINOSINUSITIS KRONIK
PENATALAKSANAAN:• Medikamentosa tidak efektif• Menghilangkan penyebab:
• Gangguan komplek ostio-meatal diperbaiki• Untuk sin. Maksila ----> obati kerusakan gigi
• BSEF (bedah sinus endoskopi fungsional)• Untuk Sin. Maksila : irigasi sinus, operasi
Caldwell-Luc
6363
FESS:Functional
Endoscopic
Sinus
Surgery
(BSEF):Bedah Sinus Endoskopik Fungsional
6464
6565
6666
6767
RINOSINUSITIS PADA ANAK
• DIAGNOSIS :– Pilek > 10 hari– Ingus kental, kuning kehijauan– Batuk berkepanjangan, terutama malam hari– Napas berbau
• TERAPI : medikamentosa, diatermi
6868
KOMPLIKASI RINOSINUSITIS
• KE ORBITA : SELULITIS ORBTA, ABSES ORBITA
• KE ENDOKRANIUM : MENINGITIS, ABSES SUBDURAL, ABSES EPIDURAL, ABSES OTAK, TROMBOSIS SINUS KAVERNOSUS
6969
SELULITS ORBITA
RINITIS DIPHTERIDif : radang akut spesifik pada mukosa kavum nasi o.k. inf.
Corynebacterium diphteriae khas!→ Pseudomembran
Gambaran klinik :- pilek bercampur darah- pemeriksaan : pseudomembran pada mukosa (konka inferior, septum bagian depan, dasar kavum nasi ) → mudah berdarah
Diagnosis banding- korpus alienum kavum nasi - dermatitis vestibulum nasi
Diagnosa pasti :
Nasal swab → kulturTerapi :
- Isolasi- ADS- Antibiotik : gol. Penicilin.
Komplikasi : menyebar ke naso faring, laringPrognose : Baik.
RINITIS KRONIKA ATROFICANS
Ada 2 jenis : 1. Foetida (ozaena)2. Non foetida
OZAENA
Penyebab : ?Faktor predisposisi :
1. Infeksi : - coccobacillus ozaena - klebsiella ozaena
2. Herediter3. Malnutrition / avitaminosis A4. Gangguan hormonal : wanita muda5. Defisiensi Fe
Hispatologi
Endarteritis lumen menebal
Periarteritis ↓ obliterasi
↓Atrofi mukosa ( kelenjar, syaraf )
Insidence : muda / pubertas ; : = 1:5♀ ♂ ♀
Gejala : 1. hawa nafas berbau yang dirasakan oleh orang sekitarnya2. Anosmia3. Hidung buntu → o.k krusta > gangguan aliran udara4. Faring terasa kering
Pemeriksaan : - kavum nasi luas - krusta kehijauan simetris
- sekret kental bilateral
Diagnosis banding: Sinusitis maksilaris kronik
Terapi : 1. INH2. Vit A 50.000- 200.000 U3. Estrogen4. Fe 5. Lar cuci hidung
Nabic NH4Cl 1 sdm obat +NaCl aa 5 9 sdm air hangatAqua ad 200
6. Operasi : - menebalkan septum - membesarkan konka
dengan infeksi parafin submus menyelipkan kartilago submucoperikondrium
Rinitis kronika atroficans non foetida
Penyebab: konkotomi berlebihan Radiasi
Post ekstraksi polip yang sangat besar
EPISTAKSIS• Dif : keluarnya darah dari kav. Nasi• Penyebab :
– Lokal• Trauma• Radang• Tumor
– Umum• Peny. Darah mis leukimia, hemofilia dll.• Peny. P.darah mis hipertensi• Tekanan udara• Peny inf.• Gangguan hormonal mis saat hamil, menstruasi
• Lokasi perdarahan : sulit untuk menentukan lokasi perdarahan– Anterior kav. Nasi sering pada anak dan dewasa muda
• Berasal dari plx Kiessel bach / a. etmoidalis ant– Posterior kav. Nasi sering pada hipertensi
Asal :• a. Sfenopalatina• a. Etmoidalis post
• Terapi : – Keluarkan bekuan darah dengan “sisi” atau di”suction”– Jepit ala nasi 5-15 menit– Vasokonstriktor lokal : lidrokain efedrin 1 %– Kaustik dengan trilklor acetic acid ( as. Trikhlor asetat) 100 %– Tampon KZ : pita / sprooces– Tampon Belloque / tampon post– Ligasi Arteri : karotis ext. maksilaris int sulit
Selain Tx diatas perlu juga dilakukan terapi umum
Tampon belloque- Memasang depper padat di naso faring - Kateter dimasukan mll hidung ditarik keluar dari mulut- Tali dari depper diikatkan pada keteter- Tarik kateter keluar mll hidung, depper terpasang di naso faring- Mengisi kavum nasi dg tampon pita- Beri antibiotik dan analgetik
Tu. Hidung & Sinus Paranasal• Kadang sulit ditentukan asalnya• Etiologi : ?• Jenis :
– Jinak – Ganas
• Gejala :– Gx nasal :
• Buntu progresif• Pilek bercampur darah kadang berbau• Deformitas hidung
– Gx orbita ok perluasan tu. Ke orbita• Diplopia• Proptosis• Gangg. visus
– Gx oral Penonjolan ulkus di palatum• Gigi goyang, nyeri
– Gx fasial– Gx. Intrakranial
Dx pasti : Biopsi PA
Tumor Jinak
• Tersering– Inverted papiloma :
• Cenderung residif• Dapat berubah menjadi ganas• Bentuk Tu. Mirip polip fibroudimatus yang terdapat
pada 1 sisi & lebih sering pada orang tua• Tx : bedah (operasi Rinotomi lateral)
– Angiofibroma nasofaring
Tumor Ganas
• Tersering adalah karsinoma sel skuamosa• Tx : tergantung jenis & stadium tumor
TRAUMA HIDUNG• Trauma hidung tgt kekuatan dan arahnya• Dapat mengakibatkan kelainan pada :
– Jaringan lunak pada nasus eksternus • Luka terbuka / robek• Hematom
– Rangka hidung : Fr. Nasi dengan / tanpa dislokasi– Septum nasi
• Deviasi sept• Hematom sept
– Mukosa kavum nasi• Robekan mukosa / konka nasi• epistaksis
FRAKTUR NASI• Gx :
– Riwayat trauma– Epistaksis– Hematom / udim– Obstr. Nasi– Hyposmia / anosmia– Deformitas– Krepitasi
• R A :– Gumpalan darah / perdarahan – Dislokasi septum nasi → kavum nasi sempit– Robekan mukosa / konka
• Tx ;– Reposisi → kasus ringan– Bedah rekontruksi → kasus berat
• Komplikasi :– Obstr. Nasi menetap– Sinekia– Hidung pelana ( “Saddle nose” )– Perforasi septum– Epifora → ok obstr duktus nasolakomalis
Akibat trauma pada:• Jaringan lunak• Tulang keras• Septum nasi• Epistaksis, laserasi mukosa, serebro spinal
rinore, gangguan pembauan• Blow out fracture
Kelainan Septum Nasi1. DEVIASI SEPTUM NASI
– Etiologi :• Trauma : lahir, kecelakaan• Ketidakseimbangan pertumbuhan
– Gejala :• pdu. Sept. nasi manusia tidak lurus• Obstr. Nasi unilateral bilateral• Kel. akibat obstr. Nasi
– Kompl :• Sinusitis• OM
– Tx :• Reseksi submukosa ( Killian )• Septo plasti
2. HEMATOMA SEPTUM NASI– Adalah timbunan darah dibawah perikondrium– Gx :
– Riwayat trauma *Buntu– Nyeri + epistaksis
– Pemeriksaan :• RA : Massa kemerahan / merah kebiruan pada septum permukaan
licin, terasa elastis/kenyal pada sentuhan.– Tx :
• Drainage :» - pungsi» Insisi pada daerah antero-inf kemudian dipasang
tampon KZ selama 24 jam• A B untuk cegah infeksi sekunder.
– Kompl : • Abses sept• Fibrosis sept
3. ABSES SEPTUM NASI– Etiol :
• Hematoma septum yang mengalami Infeksi.• Trauma + infeksi
– Gx :• Obstruksi, nasi * Nyeri• Demam
– Pemeriksaan :• Inspeksi : pada apex nasi :
» tampak hiperemi, udim» nyeri bila disentuh
• RA :» Massa / udim pada septum nasi bewarna kemerahan» Terasa lunak bila disentuh
– Tx :• Pungsi + insisi * Tampon KZ• A B dosis tinggi * Analgetik
– Komplikasi :• Nekrosis septum perforasi septum hidung pelana• Trombosis sinus kavernosus
Sinus paranasalisAda 4 pasang SP :
1. Sinus maksilaris2. Sinus ethmoidalis 3. Sinus frontalis4. Sinus sphenoidalis
1.Sinus maksilaris (anthrum highmori)
- Paling besar , paling bawah- Lahir Θ, hanya sebesar biji jagung → usia 3 th
mendekati ukuran dewasa- Bentuk : piramida terbalik
Batas atas : dasar orbitabawah : proc.alveolaris → dekat akar gigi
P2- M2
ostium : meatus medius
2. Sinus ethmoidalis (selulae etmoidalis )
- Waktu lahir sudah ada- Batas: - Atas : basis cranii
- Medial : konka medius & superior - Bawah : konka media &
bulla ethmoidalis - Lateral : lamina papyracea
- Selulae etmoidalis anterior : ostium meat. med. posterior : ostium meat. Sup.
3. Sinus Frontalis :
- Lahir Θ →mulai dibentuk usia 6 th- Bervariasi ( tidak sama besar, sangat besar, tidak
terbentuk, hanya 1 )- Ostium : M.M → duct. naso faring sempit dan
panjang
4. Sinus Sphenoidalis
- Lahir (+) - Terletak dalam corpus os sphenoidalis- Batas : sup : hipofise
Ka- ki posterior : sinus kavernosus dg lateral n. III, IV, VI
- Ostium : meatus superior
Gambar Ostium Sinus
SINUSITIS FRONTALIS
1. Sinusitis frontalis akut- Jarang - Modus infeksi : rinogen- Gejala klinis :
subyektif : malaise, febris, rinore, sefalgi( pagi ↑,
sore ↓) Obyektif : nyeri tekan, sinus frontalis
RA : mukosa udim, hiperemi pus di m.m transiluminasi : gelap homolat
- Pemeriksaan penunjang : Ro water’s, CT scan- Terapi :
- Lokal : - Perbaiki drainage ( TH, tidur miring sisi sehat )- Infraksi konka media
- Umum : - Analgesik antipiretik- Antibiotik
2. Sinus frontalis kronik
– Terjadi karena sinus frontalis akut yang susah / tidak diobati
– terdapat gangguan drainase mis polip , deviasi septum– Gejala klinis: seperti S.F.A tapi lebih ringan– Terapi :operasi ( hilangkan faktor obstruksi) – Komplikasi: osteomyelitis frontalis
infiltrat/ abses orbita trombosis sinus kavernosus endo kranial
SINUSITIS MAKSILARIS
• Berdasarkan waktunya dibedakan :– Sinusitis maks. Akut : < 4 mgg didapatkan
tanda-tanda radang akut– Sinusitis maks. Sub akut : 4mgg-3 bln tanda
akut (-)– Sinusitis maks. Kronis : > 3 bln perub. Mukosa
hidung sinus irrev. ( polip, kista, fibrosis )
• Sinusitis maks plg sering dijumpai oleh karena :– Letak ostiumnya tinggi– Letak ostiumnya paling rendah diantara sinus lain– Dasar S.M adalah dasar akar gigi ( proc. Alveolaris )
• Terdapat 2 sumber infeksi yaitu :– Rhinogen :
• Dari rinitis akut oleh karena buang ingus yang salah• Sept. deviasi• Polip nasi / rinitis alergi
– Dentogen : • Karies gigi P2 - M3
• Abses gigi• Post ekstraksi gigi→ fistel oro anthral
Sinusitis Maksilaris akut• Gejala :
– Pdu didahului kel. Rinitis akut– Febris / sub febris– Pipi kemeng, sefalgi t.u sore hari– Pilek 1 sisi kadang bercampur darah dan berbau
• Pemeriksaan fisik :- Inspeksi : ^ Udim di daerah pipi
^ Hiperemi di daerah pipi t.u jika kulit putih- Palpasi : nyeri tekan pada drh fossa kanina- Rinoskopi anterior : ^ Mukosa kav. Nasi udim, hiperemi
^ Pus di meatus med.
• Transluminasi : pdu gelap pada sisi yang sakit• X foto water’s : perselubungan pd sisi yang sakit• Tx :
– A B– Dekongestan lokal = TH– Analgetik– Hilangkan faktor penyebab
Sinusitis Maksilaris sub akut
• Gx : seperti sinusitis maks. akut hanya tanda-tanda radang akut sudah reda
• Tx :– Irigasi sinus– TH– Diatermi SWD : Short Wave Diathermy– Hilangkan faktor penyebab
Sinusitis Maksilaris Kronis• Terjadi perubahan mukosa sinus : degenerasi cystous, polip,
fibrosis, metaplasi.• Sering terjadi pada Px alergi• Dapat merupakan lanjutan dari SMA yang tidak diobati• Gx bervariasi ;
– Pilek berbau 1 sisi– Gejala tenggorok : rasa tidak nyaman, batuk– Sakit kepala 1 sisi
• Pem RA : terdapat pus di meatus med.• Pem RP : Post nasal drip• Tx :
– Medika mentosa– Irigasi SM 1x/minggu– Op. Caldwell luc/ Claue– Hilangkan faktor penyebab
• Komplikasi : Osteomyelitis, selulitis orbita – abses orbita
• DD : Ca Sinus Maksilaris– Orang tua– Nyeri kontinu & progresif– Sakit geraham tapi obyektif tak ada– Sekret hemorhagis
Sinusitis maksilaris pada anak• Penyebab : faktor rinogen • Gejala klinis : tidak khas
– Pilek lama, kental, hijau– Obstruksi nasi – Batuk terutama malam
• Pem. Penunjang: ro. Water’s• DD : adenoiditis kronis
rhinitis alergi• Terapi : SWD
irigasi sinus maksilaris operasi claue hilangkan faktor penyebab