Oleh : Abdul Mutholib, Lc.
Kelahiran Teologi Islam
Pemikiran teologi mula-mula lahir sebagaipersoalan politik.
Yaitu siapa yang berhak menduduki jabatansebagai khalifah.
Bermula dari lahirnya gerakan oposan terhadappemerintahan Usman yang dianggap nepotis,
yang kemudian meledak dengan terjadinyapembunuhan khalifah Usman.
Ali ra. diangkat menjadi khalifah,
situasi perpecahan dikalangan para sahabatmakin menajam, diperparah pemberontakan
Mua’wiyah terhadap pemerintahan Ali.
Akhirnya pecah pertempuran antara pemerintahAli dengan pemberotak Mu’awiyah
Berkat kecerdikan seorang jendral Amr bin Ash berakhir dengan disetujuinya “tahkim” atau
arbitrase itulah yang menjadi sebab lahirnyagolongan khawarij dan Syiah.
Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Khawarij
Syiah
Murjiah
Qadariah
Jabariah
Muktazilah
Jahmiah
Syiah ImamiahRafidhah Zaidiyah Ismailiyah
AHLUS SUNNAHmereka adalah orang-orang yang ittiba'
(mengikuti) kepada Sunnah Rasulullah danmengikuti Atsar (jejak Salaful Ummah)
Julukan Mereka :
Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba'. Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai
ath-Thaifah al-Manshuurah, al-FirqatunNaajiyah (golongan yang selamat), Ghuraba'
(orang asing).
Abu Hasan Al-Asy’ariNama Ali Ibn Ismail keluaga Abu Musa Al-Asy’ari.
Panggilan akrabnya Abu Al-Hasan,
lahir di Bashrah pada 260 H/875 M,
meninggal di Baghdad 324 H/935 M.
Guru : al-saji, Abu Halifah al-jumbi, Sahal Ibn , Abu
Ishak Al-Maruzi.
Sampai umur 40 tahun ia selalu menjadi pengikut setia
Imam Al-Jubai sebagai pembela Mu’tazilah.
Pada Usia 40 tahun Lebih
Alasan keluar dari mu’tazilah :
pertentangannya dengan Al-Jubai soalkeadilan Tuhan
Ketika Abu al-hasan bertanya kepada al-Jubai tentang nasib 3 orang bersaudara
wafat dalam tiga keadaan, yang satu matidalam takwa, yang kedua mati kafir, danyang ketiga meninggal saat masih kecil.
Al-Jubai menjawab yang takwa mendapat tempat sorgaterbaik, yang kafir mendapat tampat neraka yangburuk, yang kecil terselamatkan dari neraka.
Abu - Kalau si kecil ingin mendapatkan tempat yang lebihbaik di sorga, mungkinkah?
Jub - Tidak, karena tempat itu hanya dapat dicapai denganamal baik, sedang si kecil tak memiliki amal baik tersebut.
Abu - Kalau si kecil mengatakan kepada Tuhan, itu bukansalahku, sekiranya aku terus hidup aku akan mengerjakanamal baik seperti si takwa tersebut.
Jub - Allah akan menjawab , Aku tahu jika engkau terushidup, akan berbuat maksiat dan engkau akan masukneraka.
Abu - Sekiranya si kafir mengatakan ya Tuhanku sekiranyaEngkau tahu masa depanku, mengapa tidak Kau jagakepentinganku?
Jub - dalam dialog tersebut hanya diam tak menjawab.
Dalam dialog diatas tergambarkan begitu mudahnya sangguru dipatahkan logikanya dengan logika muridnya. Sangguru berangkat dari paradigma Tuhan harus dipahamimenurut batas-batas manusia, sedang si murid justru inginmembebaskan Tuhan tetap berada diatas batas-2 manusiatadi.
1. Sifat Allah, isbat bila takyif
(membenarkan tanpa mempersoalkanbentuknya)
Pandangannya menengahi mu'tazilah dan
mujassimah.
Mu'tazilah tak mengakui adanya sifat Tuhan
Mujassimah mempersamakan sifat Tuhan
dengan sifat Makhluk.
2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia.
Mu'tazilah, manusialah yang mengerjakanperbuatannya sendiri,
Jabariyah manusia tak kuasa mengadakan/ menciptakan perbuatannya sendiri, bak buluyang terbawa angin kemana ia berhembus,
al-As'ari mengemukakan teori kasb,
yaitu suatu perbuatan yang timbul dari manusiadengan perantaraan daya yang diciptakan Allah.
3.Dosa besar.
Orang mukmin yang fasik, terserah Tuhan
apakah langsung diampuni dan langsung masuk
sorga, atau dijatuhi siksa karena
kefasikannya, tetapi kemudian dimasukkan
kedalam sorga karena imannya.
Sedang mu'tazilah, pendosa besar yang tidak
tobat tetap akan di neraka meski mereka punya
iman dan ketaatan.
4. Melihat Tuhan pada hari Kiamat.
Mu'tazilah Tuhan tak dapat dilahat dengan mata
kepala,
Musabbihah Tuhan dapat dilhat dengan cara
tertentu dan pada arah tertentu.
Asy'ari menyatakan Tuhan dapat dilihat , tapi
tidak menurut cara tertentu dan pada arah
tertentu.
5. Al-Quran adalah Kalamullah dan bukan
makhluk
6. iman adalam ucapan dan perbuatan, dapat
bertambah dan berkurang.
7. Iman mempunyai usul (pokok) dan furu’
(cabang).
8. Mencintai sahabat Rasul, Ahli Bait dan Isteri-isteri baginda tanpa meyakini adanya
kemaksuman terhadap mereka kecuali RasulSAW sendiri.
9. Membenarkan adanya karamah para wali
10. mentaati pemimpin selagi pemimpin itumentaati Allah dan Rasul.
Karya Imam Al-Asy'ari
Ajarannya terrangkum dalam tiga bukunya yang sampai kepada kita yaitu:
maqalat islamiyyin,
al-Ibanah 'an Ushul al-diniyah,
al-Luma' fi al-Raad'ala ahl al-Zaigh wa al-Bida
Hampir setiap pemikirannya merupakan penengahantara pendapat yang berlawanan secara
ekstrim (rasionalis mu'tazilah dan tekstualishanabilah).
Perkembangan Aliran Asy'ariyah
Perkembangan pemikiran asy'ariyah dalam
menge-mukakan dalil dan alasan : ia secara
bersama menggunakan akal dan naqal.
Sesudah ia mempercayai isi qur'an dan hadis, ia
mencari alasan penguatan pada akal pikiran, jadi
tidak menganggap akal pikiran sebagai hakim
atas nas-nas agama.
Pemikiran Asy'ariyah mendekati mu'tazilahkarena memegangi prinsip :
1. Pengetahuan yang didasarkan atas unsurnaqli tidak memberikan keyakinan kepada
kita, kecuali yang bertalian amalansyara'(salat, puasa, haji)
2. sedang akidah hanya dengan dalil akalpikiranlah yang memungkinkan kita mencapai
keyakinan.
3. kelanjutannya, apabila dalil naqli berisi halyang tak bisa diterima akal, maka dalil itu mesti
dita'wilkan, karena akal fikiran mesti harusdidahulukan daripada dalil naqli.
Recommended