ANALISIS KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN
DI DIVISI KAPAL NIAGA (DKN)
PT. PAL INDONESIA (Persero) SURABAYA
Fransiskus Madai
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. H. Sajiyo, M.Kes dan Handy Febri Satoto, ST., MT
Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan agar mengetahui
kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan di Divisi Kapal Niaga (DKN) PT.PAL
INDONESIA (Persero) Surabaya perlu dilakukan Analisis secara menyeluruh dan sesuai
dengan batasan masalah penelitiannya.
Dalam penelitian ini dilakukan jenis penelitian observasional deskriptif. Data yang di
gunakan dalam pengerjaan penelitian ini adalah Jenis kecelakaan, Frekuensi kecelakaan kerja,
Jam kerja yang hilang, Tingkat keparahan kecelakaan, Kecenderungan kecelakaan, Penyebab
terjadinya kecelakaan kerja dan Upaya pengendalian kecelakaan kerja. Data primer diperoleh
dengan cara menyebarkan Kuisioner kepada karyawan dan observasi. Data sekunder
diperoleh dari dokumen perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan kerja berdasarkan jenis
kecelakaan mayoritas adalah Kebakaran sebesar 35,29% dan berdasarkan jenis luka adalah
luka robek sebesar 50,00%. Maka banyak karyawan yang tidak berhati-hati dalam bekerja,
kurangnya perawatan mesin, kurangnya pengawasan dan pengontrolan ke setiap bengkel-
bengkel dari pihak manajemen lebih khususnya pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) bagi karyawan pada saat bekerja di Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia (Persero)
Surabaya.
Kata Kunci: Analisis kecelakaan kerja, Penyebab kecelakaan, Upaya pengendalian kecelakan
Abstract
This study is an experimental research which has aim to find out the work accidents
that occur on employees in the Division of Commercial Ship (DKN) PT.PAL INDONESIA
(Persero) Surabaya needs to be analyzed thoroughly and in accordance with the limits of
research problems.
Descriptive observational research is applied in this research,. The collecting data of
this research are Type of Accidents, Work Accident Frequency, The Loss of Working Hours,
Accident Severity, Trend Incidence, Causes of Work Accident, Work Accident Control
Measures. Primary data was obtained by distributing questionnaires to employees and
observation. Secondary data is obtained from the company.
The results of this study indicate that the number of occupational accidents based on
the type of accidents that is more affected by fire 35.29% and by the type of injury is
dominated by open wounds by 50.00%. Many employees are not careful in their working
place. Another cause of accidents are lack of machine maintenance, lack of supervision and
control over every workshop that is run by the management, especially the use of Personal
Protective Equipment (APD) for employees during working period in the Commercial Ship
Division at the PT. PAL Indonesia (Persero) Surabaya.
Keywords: Work accident analysis, the causes of the accident, efforts to control accidents
PENDAHULUAN
Perilaku manusia dalam hal keselamatan dan kecelakaan kerja karyawan (Pekerja)
harus mendapat perhatian penting karena masih tingginya angka atau kejadian kecelakaan
kerja. Perilaku ini bertujuan untuk menciptakan keselamatan dan kecelakaan kerja bagi
karyawan (Pekerja) dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, waktu dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi angka atau
kejadian kecelakaan kerja dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Penerapan ini
dilakukan dengan harapan terciptanya lingkungan kerja yang aman, efisien, kondusif dan
produktif.
Menurut Suma’mur (2009), kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan
dengan kegiatan pada perusahaan, yang berarti bahwa kecelakaan yang terjadi dikarenakan
oleh pekerjaan dan pada waktu melakukan pekerjaan serta kecelakaan yang terjadi pada saat
perjalanan ke dan dari tempat kerja.
Pengelolaan dan penerapan keselamatan dan kecelakaan kerja pada pendekatan
modern lebih maju dengan diperhatikan dan diikutinya perilaku keselamatan dan kecelakaan
kerja sebagai bagian dari manajemen perusahaan. Hal ini disadari karena dari data kecelakaan
kerja yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar, baik pada kayawan
(Pekerja) maupun barang-barang atau material. Dengan mengakibatkan banyaknya resiko
yang diperoleh perusahaan maka mulailah diterapkan pentingnya keselamatan dan kecelakaan
kerja yang menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan yang terjadi.
Penerapan keselamatan dan kecelakaan kerja di atas sesungguhnya merupakan
kebutuhan, baik dalam rangka pertimbangan ekonomi (Efisiensi dan Safety), maupun
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial
perusahaan. Pertimbangan lainnya adalah dalam rangka perdagangan bebas (Free Trade
Barrier) yang menuntut kepedulian terhadap sistem manajemen mutu, sistem manajemen
lingkungan, sertifikasi produk dan perilaku keselamatan dan kecelakaan kerja. Bahkan saat
ini, perilaku keselamatan dan kecelakaan kerja sudah menjadi prasyarat dalam ISO 9000:2000
dan CEPAA ( Council On Economic Priorities Accreditiation Agency) sosial accountability.
PT. PAL Indonesia adalah perusahaan bermula dari sebuah galangan kapal yang
bernama Marine Establishment (ME) dan pada saat itu telah diresmikan oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama
menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi
Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal
15 April 1980, Pemerintah merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi
Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro,
SH. Lokasi Perusahaan di Jl. Ujung, Kel. Ujung, Kec. Semampir, Surabaya, dibawah
pimpinan Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie. Lima tahun kemudian bertepatan pada tanggal 15 April
1985 diresmikan berdirinya PT. Pabrik Kapal Indonesia oleh Presiden Soeharto, yang
selanjutnya dinamakan PT. PAL Indonesia.
Dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga. PT. PAL
Indonesia (Persero) juga memberikan jasa perbaikan dan jasa pemeliharaan kapal, serta
rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Hal ini karena bekerja di
PT. PAL Indonesia termasuk pekerjaan yang rawan terjadinya kecelakaan terutama pada
bagian Assembly dan Produksi Kapal maka diperlukanlah Penanganan serius kecelakaan kerja
pada karyawan (pekerja). Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk menganalisis
kecelakaan kerja pada karyawan di divisi kapal niaga yang ada di PT. PAL Indonesia
(Persero).
Dengan melihat kecelakaan yang terjadi di PT. PAL tersebut, maka ada dua Jenis
kerugian yang lebih dominan sesuai dengan yang di kemukaan oleh (Suma’mur PK, 1989)
adalah Direct Cost atau biaya langsung dan Indirect Cost atau biaya yang tidak langsung.
Maka perlulah Alat Pelindung Diri (APD) harus mendapat perawatan secara teratur. Misalnya
pakaian kerja, harus dipelihara, yaitu sering dicuci bersih agar terhindar dari kelapukan karena
keringat dapat mempercepat kelapukan bahan pakaian yang terbuat dari katun. Perlengkapan
lainnya yang perlu dijaga bersih adalah kacamata, masker permanen, dan pelindung telinga.
Perlengkapan tersebut harus dijaga (Steril) setelah digunakan yaitu dicuci dengan alkohol
(Buntarto, 2015).
Penyebab terjadinya kecelakaan kerja selain dipengaruhi oleh peralatan kerja dan
lingkungan kerja juga disebabkan oleh faktor manusia atau tenaga kerja, seperti bergurau
sewaktu bekerja, kurannya motivasi dan kurangnya ketrampilan merupakan unsur penyebab
terjadinya kecelakaan kerja dari tenaga kerja, termasuk kurang disiplin dalam menaati
peraturan kerja, khususnya tentang pemakaian APD (Alat Pelindung Diri).
Mengetahui dampak dari kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan di PT. PAL
Indonesia (Persero) Surabaya perlu dihitung dengan mengunakan rumus Frekuensi kecelakaan
kerja, jam kerja yang hilang, tingkat keparahan kecelakaan, kecenderungan kecelakaan kerja,
mengunakan diagram pareto dan diagram sebab akibat. Maka dengan semua kejadian
kecelakaan ini kita pasti akan mengetahui penyebab kecelakaan terbesar yang dialami dan kita
akan mengetahui cara penangganannya atau solusinya.
MATERI DAN METODE
a. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Observasi dan penelitian
Ex-Post Facto. Penelitian obseravasi adalah penelitian yang dilakukan pada populasi tetapi
data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel. Penelitian
observasi biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam. Generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang
representatif. Dalam penelitian observasional harus memperhatikan bagaimana cara
mengambil sampel yang benar, dan bagaimana cara menghitung jumlah sampel yang benar.
Penelitian Ex-Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi, dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kejadian
tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang tidak melakukan perlakuan langsung
terhadap variabel bebas.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengambil dan mengumpulkan data-data
penelitian, hal ini harus dilakukan secara benar dan tepat, sehingga penelitian benar-benar
mendapatkan data yang valid dan reliabel. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang
peneliti lakukan adalah sebagai berikut: wawancara, kuisioner, dan observasi. Adapun
penjelasan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara, digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin
melupakan studi pendahulu untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Asumsi yang perlu dipegang oleh peneliti dalam pengumpulan data dengan metode
wawancara adalah :
a. Subjek penelitian (responden) adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya
sendiri.
b. Apa yang di informasikan (dikatakan) oleh subjek penelitian (responden) adalah
benar dan dapat dipercaya.
c. Interpretasi subjek tentang pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Peneliti sudah melakukan wawancara dengan kepala Divisi Keselamatan dan
Kecelakaan Kerja dan Lingkungan Hidup dan Fasilitas Umum (K3LH dan FASUM)
kawasan PT.PAL INDONESIA (Persero). Selanjutnya wawancara lebih fokus pada
penelitiannya tepatnya di kepala K3LH dan FASUM serta kepala bengkel produksi di
Divisi Kapal Niaga.
2. Kuisioner (Angket), merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi perangkat pertanyaan atau pernyataan kepada subjek penelitian
(responden) untuk dijawabnya. Pertanyaan atau pernyataan tersebut harus memenuhi
validitas dan reliabilitas. Kuisioner yang digunakan untuk penelitian harus sudah lulus
uji validitas dan uji reliabilitas.
Peneliti sudah melakukan sebaran kuisioner (angket) kepada karyawan bagian
produksi atau Assembly Divisi Kapal Niaga berupa pertanyaan lebih ke kecelakaan
kerja sesuai dengan judul Tugas Akhir (Skripsi) peneliti.
3. Observasi, merupakan suatu proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses
secara sistematis, yang paling penting dalam observasi adalah proses pengamatan dan
proses ingatan. Untuk itu observasi harus dirancang secara sistematis tentang apa yang
harus diamati, kapan dilakukan pengamatan, berapa lamanya pengamatan, dan dimana
pengamatan dilakukan. Disamping itu, peneliti harus mengetahui secara detail tentang
variabel-variabel penelitian yang akan diamati, mempersiapkan instrumen-instrumen
observasi yang valid dan reliabel.
Peneliti sudah melakukan pengamatan di area bengkel produksi (Assembly) sebelum
sebaran kuisioner kepada karyawan dan wawancara kepada kepala bengkel produksi
(Assembly), agar lebih mengetahui titik permasalahannya.
c. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua analisis data yaitu data kuantitatif
(mengunakan rumus-rumus) dan kualitatif (mengunakan tabel-tabel) karena peneliti lebih
fokus ke Analisis Kecelakaan Kerja. Analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Frekuensi Kecelakaan Kerja.
Frekuensi kecelakaan kerja digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja akibat kecelakaan selama
periode satu tahun.
Rumus:
b. Jam Kerja yang Hilang.
Banyaknya jam kerja yang hilang dihitung berdasarkan jumlah jam kerja yang hilang,
jumlah jam nimbrung, jumlah jam pengantar ke rumah sakit, lalu dijumlahkan
(totalkan) semua. Jam Kerja Reguler Perusahaan adalah (8 Jam). Perhitungan setiap
kecelakaan kerugian jam kerja adalah sebagai berikut:
Rumus:
Jumlah jam kerja yang hilang karena kecelakaan adalah sebagai berikut:
a) Jam kerja yang hilang terhadap personal yang celaka: Jumlah orang yang
mengakami kecelakaan x Lama kecelakaan dan berobat =
b) Jam kerja yang hilang karena petugas mengantar ke rumah sakit: Jumlah
pengantar kerumah sakit x Lama pengantar =
c) Jam kerja yang hilang karena temannya nimbrung: Jumlah orang yang nimbrung x
Lama nimbrung =
c. Kecenderungan Kecelakaan Kerja (Safe-T Score/STS)
Safe T score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat perbedaan antara dua
kelompok yang dibandingkan. Apakah perbedaan pada dua kelompok tersebut
bermakna atau tidak.
Rumus:
d. Tingkat Keparahan Kecelakaan (Severity Rate/SR)
Tingkat keparahan kecelakaan (SR) adalah jumlah total hilangnya hari kerja atau
kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang.
Rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Sebelum menganalisa suatu permasalahan, maka terlebih dahulu dilakukan suatu
proses pengumpulan data sebagai bahan dalam menganalisa dan mengolah suatu masalah.
Proses pengumpulan dan pengolahan data peneliti dilakukan pada bulan Juli sampai dengan
bulan Agustus 2017. Proses pengumpulan atau pengambilan data hanya data yang dibutuhkan
saja, seperti: tenaga kerja, jam kerja, kecelakaan kerja, dan struktur organisasi perusahaan PT.
PAL Indonesia (Persero).
b. Data Tenaga Kerja
Berikut ini merupakan data tenaga kerja pada bagian bengkel Sub Assembly (CBL dan
MPL). Jumlah tenaga kerja adalah 60 orang karyawan, semuanya berjenis kelamin laki-laki.
Data tersebut dikelompokkan dalam tabel berdasarkan usia, tingkat pendidikan, masa kerja
dan status karyawan. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:
1) Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Usia
Tabel 1. Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Usia
No Umur ∑ Tenaga Kerja
1 19-30 23
2 31-40 21
3 41-50 13
4 51-60 3
Jumlah 60
2) Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2. Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan ∑ Tenaga Kerja
1 SMP 13
2 SMA/SMK/STM 43
3 Perguruan Tinggi 4
Jumlah 60
3) Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 3. Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja (Tahun/Bulan) ∑ Tenaga Kerja
Bulan
1 1-5 4
2 5-10 5
3 <12 1
Tahun
4 1-10 28
5 11-20 7
6 21-30 13
7 31-40 2
Jumlah 60
4) Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Karyawan
Tabel 4. Data Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Karyawan
No Status Karyawan ∑ Tenaga Kerja
1 Pekerja Kontrak Waktu Tidak
Tetap (PKWTT)
26
2 Pekerja Kontrak Waktu Tetap
(PKWT)
34
Jumlah 60
c. Data Jam Kerja
Jam kerja setiap tenaga kerja atau karyawan bagian bengkel Sub Assembly (CBL dan
MPL) adalah 9 jam/hari. Karena waktu istirahat 1 jam/hari maka jam kerja efektifnya adalah 8
jam/hari. Hari kerja efektif yang di gunakan adalah 6 hari/minggu. Rincian tabel jam kerja
reguler adalah sebagai berikut:
1) Data Jam Kerja berdasarkan Jam Kerja Reguler
Tabel 5. Data Jam Kerja berdasarkan Jam Kerja Reguler
Tahun
2015
No Bengkel
∑
Tenaga
Kerja
Total Jam
Kerja Efektif
per hari
Total hari
Kerja Efektif
per tahun
Jumlah Jam Kerja
orang efektif
pertahun
1 MPL 35 8 295 82600
2 CBL 25 8 295 59000
Jumlah 60 16 590 141600
Tahun
2016
1 MPL 35 8 295 82600
2 CBL 25 8 295 59000
Jumlah 60 16 590 141600
d. Data Jumlah Kecelakaan Kerja
Data jumlah kecelakaan kerja pada bagian bengkel Sub Assembly (CBL dan MPL)
berdasarkan jenis kecelakan, ringan dan beratnya kecelakaan dan sifat luka. Tabel jumlah
kecelakaan kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Jenis Kecelakaan
Tabel 6. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Jenis Kecelakaan
Tahun No Jenis Kecelakaan Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2015
1 Kepanasan 1 5,88%
2 Terjatuh 4 23,53%
3 Kebakaran 6 35,29%
5 Terbentur 5 29,41
6 Terjepit 1 5,88%
Jumlah 17 100,00%
Tahun No Jenis Kecelakaan Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2016
1 Terbentur 1 11,11%
2 Terjatuh 3 33,33%
3 Terjepit 1 11,11%
4 Kebakaran 4 44,44%
Jumlah 9 100,00%
2. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Ringan dan Beratnya Kecelakaan.
Tabel 7. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Ringan, sedang dan Beratnya
Kecelakaan
Tahun No Tingkat Kecelakaan Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2015
1 Ringan 15 88,24%
2 Sedang 2 11,76%
3 Berat - -
Jumlah 17 100,00%
Tahun No Tingkat Kecelakaan Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2016
1 Ringan 6 66,67%
2 Sedang 3 33,33%
3 Berat - -
Jumlah 9 100,00%
Catatan:
Ringan: Memar, Robek, Mata Meradang, Urat Tertarik, Luka Bakar
Sedang: > 1 luka kategori ringan, Patah Tulang, Tulang Gegar dan Remuk
Berat: Mati Lemas, Amputasi
3. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Sifat Luka
Tabel 8. Data Jumlah Kecelakaan Kerja berdasarkan Sifat Luka
Tahun No Sifat Luka Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2015
1 Iritasi 2 14,29%
2 Luka Robek 7 50,00%
3 Luka Lecet 1 7,14%
4 Tulang Retak 2 14,29%
5 Luka Bakar 1 7,14%
6 Luka Memar 1 7,14%
Jumlah 14 100,00%
Tahun No Sifat Luka Jumlah Kecelakaan % Kecelakaan
2016
1 Luka Robek 3 50,00%
2 Luka Memar 1 16,67%
3 Tulang Retak 1 16,67%
4 Luka Bakar 1 16,67%
Jumlah 6 100,00%
Analisis Data Penelitian
a. Analisis Frekuensi Kecelakaan Kerja (Frequency Rate/FR)
Parameter yang di gunakan untuk menghitung keseringan terjadi kecelakaan kerja dan
banyaknya terjadi kecelakaan setiap 1.000.000 jam kerja orang per tahun. Perhitunga data
2015 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Data kecelakaan Tahun 2015 adalah sebagai:
Rumus:
FR = 118,08 ∼ 118 kali kecelakaan
Dari perhitungan nilai Frequency Rate (FR) dari data tahun 2015 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga pada bengkel Asembely (CBL dan MPL) mempunyai arti bahwa
telah terjadi 118 kali kecelakaan setiap 1.000.000 jam kerja orang pertahun.
Data kecelakaan Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
FR = 62,53 ∼ 63 kali kecelakaan
Dari perhitungan nilai Frequency Rate (FR) dari data tahun 2016 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga pada bengkel Asembly (CBL dan MPL) mempunyai arti bahwa
telah terjadi 63 kali kecelakaan setiap 1.000.000 jam kerja orang pertahun.
b. Analisis Jam Kerja yang Hilang
Jam kerja hilang pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Analisis Jam Kerja yang Hilang karena Kejadian Kecelakaan pada Tahun 2015
No Tanggal Jenis
Kecelakaan
∑ Orang
Kecelakaan
∑ Jam
Kerja Orang yang Hilang
1 5 Februari 2015 Terjatuh 1 375 menit = 6 jam 15 menit
2 24 Maret 2015 Kepanasan 1 480 menit = 8 jam
3 31 Maret 2015 Terjepit 1 270 menit = 4 jam 30 menit
4 17 April 2015 Terbentur 1 190 menit = 3 jam 10 menit
5 27 April 2015 Terjepit 1 205 menit = 3 jam 35 menit
6 3 Juni 2015 Terjepit 1 570 menit = 9 jam 30 menit
7 17 Juni 2015 Terlepas 1 420 menit = 7 jam
8 10 Agustus 2015 Terjepit 1 200 menit = 3 jam 20 menit
9 15 September 2015 Kebakaran 1 189 menit = 3 jam 9 menit
10 22 Oktober 2105 Jatuh 1 405 menit = 6 jam 45 menit
11 28 Oktober 2015 Terjepit 1 250 menit = 4 jam 10 menit
12 4 November 2015 Kebakaran 1 190 menit = 3 jam 10 menit
13 4 November 2105 Jatuh 1 190 menit = 3 jam 10 menit
14 10 November 2015 Kebakaran 1 225 menit = 3 jam 45 menit
15 11 November 2015 Terlempar 1 195 menit = 3 jam 15 menit
16 21 November 2015 Terbentur 1 375 menit = 6 jam 15 menit
17 25 November 2015 Kebakaran 1 195 menit = 3 jam 15 menit
Jumlah 17 4924 menit = 82 jam 4 menit
Dari Tabel 9 diatas, terlihat bahwa paling banyak jam kerja yang hilang adalah pada
tanggal 3 Juni 2015 dengan 579 menit = 9 jam 30 menit karena kecelakaan 1 hari hilang.
Maka total keseluruhan jam kerja hilang adalah 4924 menit = 82 jam 4 menit.
Jam kerja hilang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Analisis Jam Kerja yang Hilang karena Kejadian Kecelakaan pada Tahun 2016
No Tanggal Jenis
Kecelakaan
∑ Orang
Kecelakaan
∑ Jam
Kerja Orang yang Hilang
1 20 Januari 2016 Terbentur 1 130 menit = 2 jam 10 menit
2 21 Februari 2016 Terjatuh 1 130 menit = 2 jam 10 menit
3 1 April 2016 Terjatuh 1 190 menit = 3 jam 10 menit
4 2 Juli 2016 Terjepit 1 990 menit = 16 jam 30 menit
5 19 Juli 2016 Terbakar 1 1330 menit = 22 jam 10 menit
6 26 Juli 2016 Terjatuh 1 130 menit = 2 jam 10 menit
7 16 Agustus 2016 Terbakar 1 190 menit = 3 jam 10 menit
8 14 September 2016 Terjatuh 1 250 menit = 4 jam 10 menit
9 18 Oktober 2106 Kebakaran 1 310 menit = 5 jam 10 menit
Jumlah 9 3650 menit = 60 jam 50 menit
Dari Tabel 10 diatas, terlihat bahwa paling banyak jam kerja yang hilang adalah pada
tanggal 19 Juli 2016 dengan 1330 menit = 22 jam 10 menit karena kecelakaan 3 hari hilang.
Maka total keseluruhan jam kerja hilang adalah 3650 menit = 60 jam 50 menit.
c. Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan
Tingkat keparahan kecelakaan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan pada Tahun 2015
No Tanggal Jenis
Kecelakaan
∑ Orang
Kecelakaan
∑ Jam Tingkat
Keparahan Kecelakaan
1 5 Februari 2015 Terjatuh 1 2171 menit = 36 jam 11 menit
2 24 Maret 2015 Kepanasan 1 2778 menit = 46 jam 18 menit
3 31 Maret 2015 Terjepit 1 1562 menit = 26 jam 2 menit
4 17 April 2015 Terbentur 1 1099 menit = 18 jam 19 menit
5 27 April 2015 Terjepit 1 1187 menit = 19 jam 47 menit
6 3 Juni 2015 Terjepit 1 3299 menit = 54 jam 59 menit
7 17 Juni 2015 Terlepas 1 2431 menit = 40 jam 31 menit
8 10 Agustus 2015 Terjepit 1 1158 menit = 19 jam 18 menit
9 15 September 2015 Kebakaran 1 1094 menit = 18 jam 14 menit
10 22 Oktober 2105 Jatuh 1 2344 menit = 39 jam 4 menit
11 28 Oktober 2015 Terjepit 1 1447 menit = 24 jam 7 menit
12 4 November 2015 Kebakaran 1 1099 menit = 18 jam 19 menit
13 4 November 2105 Jatuh 1 1099 menit = 18 jam 19 menit
14 10 November 2015 Kebakaran 1 1303 menit = 21 jam 43 menit
15 11 November 2015 Terlempar 1 1129 menit = 18 jam 49 menit
16 21 November 2015 Terbentur 1 2171 menit = 36 jam 11 menit
17 25 November 2015 Kebakaran 1 1129 menit = 18 jam 49 menit
Jumlah 17 28500 menit = 475 jam
Jadi, total keseluruhan jam tingkat keparahan kecelakaan pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Jumlah karyawan = 60 orang
Hari kerja per tahun = 6 x 50 = 300
Jumlah jam kerja orang setahun = (Jumlah karyawan x Hari kerja efektif
setahun x Jam kerja efektif Perhari)
= (60 x 300 x 8 jam)
= 144000 jam/tahun
Jumlah jam kerja hilang setahun = 475 jam
SR = 3299 jam
Dari hasil perhitungan SR (Saverity Rate) dari data tahun 2015 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga pada bengkel Asembely (CBL dan MPL) dapat disimpulkan
bahwa 3299 jam kerja yang hilang setiap 1.000.000 jam kerja orang per tahun.
Tingkat keparahan kecelakaan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan pada Tahun 2016
No Tanggal Jenis
Kecelakaan
∑ Orang
Kecelakaan
∑ Jam Tingkat
Keparahan Kerja
1 20 Januari 2016 Terbentur 1 753 menit = 12 jam 33 menit
2 21 Februari 2016 Terjatuh 1 753 menit = 12 jam 33 menit
3 1 April 2016 Terjatuh 1 1099 menit= 18 jam 19 menit
4 2 Juli 2016 Terjepit 1 5729 menit= 95 jam 29 menit
5 19 Juli 2016 Terbakar 1 7697 menit= 128 jam 17 menit
6 26 Juli 2016 Terjatuh 1 753 menit = 12 jam 33 menit
7 16 Agustus 2016 Terbakar 1 1099 menit= 18 jam 19 menit
8 14 September 2016 Terjatuh 1 1447 menit= 24 jam 7 menit
9 18 Oktober 2106 Kebakaran 1 1794 menit= 29 jam 54 menit
Jumlah 9 21124 menit= 353 jam 4 menit
Jadi, total keselurahan jam tingkat keparahan kecelakaan pada tahun 2016 adalah sebagai
berikut:
Jumlah karyawan = 60 orang
Hari kerja per tahun = 6 x 50 = 300
Jumlah jam kerja orang setahun = (Jumlah karyawan x Hari kerja efektif
setahun x Jam kerja efektif Perhari)
= (60 x 300 x 480 menit)
= 8640000 menit/tahun = 144.000 jam/tahun
Jumlah jam kerja hilang setahun = 21124 menit = 353 Jam 4 menit
SR = 2445 menit = 40 jam 45 menit
Dari hasil perhitungan SR (Saverity Rate) dari data tahun 2016 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga pada bengkel Asembely (CBL dan MPL) dapat disimpulkan
bahwa 40 jam 45 menit kerja yang hilang setiap 1.000.000 jam kerja orang per tahun.
d. Analisis Kecenderungan Kecelakaan Kerja (Safe-T Score/STS)
Parameter untuk mengetahui angka kecenderungan kecelakaan. Perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Rumus:
Dimana:
STS antara - 2.00 dan + 2.00 tidak menunjukkan perubahan yang berarti
STS diatas + 2.00 menunjukkan keadaan yang memburuk
STS dibawah – 2.00 menunjukkan keadaan membaik
Diketahui:
FR 2015 : 118 kali
FR 2016 : 63 kali
STS = - 0,46
Dari hasil perhitungan Safe-T Score (STS) di dapat angka (-0,46) berarti kecenderungan angka
kecelakaan menurun.
Besarnya angka penurunan Safe-T Score (STS) berdasarkan porsentase (%) adalah
sebagai berikut:
STS = 46,6 %
e. Analisis menggunakan Diagran Pareto
Gambar 1, diagram pareto berdasarkan jenis kecelakaan tahun 2015
Dari diagram Gambar 1 diatas, terlihat bahwa jenis kecelakaan terbanyak yang dialami
pada tahun 2015 di PT. PAL INDONESIA (Persero) bagian Divisi Kapal Niaga adalah
kabakaran dengan 35, 29 %.
Gambar 2, diagram pareto berdasarkan jenis kecelakaan tahun 2016
Dari diagram Gambar 2 diatas, terlihat bahwa jenis kecelakaan terbanyak yang dialami
pada tahun 2016 di PT. PAL INDONESIA (Persero) bagian Divisi Kapal Niaga adalah
kabakaran dengan 44, 44 %.
KESIMPULAN
1. Dari perhitungan nilai Frequency Rate (FR) pada tahun 2015 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga mempunyai arti bahwa telah terjadi 118 kali kecelakaan.
Sedangkan pada tahun 2016 adalah 63 kali kali kecelakaan.
2. Jam Kerja Reguler atau efektif PT. PAL INDONESIA (Persero) Surabaya adalah 8 Jam.
Maka jam kerja yang hilang pada tahun 2015 adalah 82 jam 4 menit, sedangkan jam
kerja yang hilang pada tahun 2016 adalah 60 jam 50 menit.
3. Dari hasil perhitungan SR (Saverity Rate) pada tahun 2015 di PT. PAL Indonesia
(Persero) Divisi Kapal Niaga dapat di peroleh hasil 3299 jam kerja yang hilang setiap
1.000.000 jam kerja orang per tahun. Sedangkan Dari hasil perhitungan SR (Saverity
Rate) pada tahun 2016 di PT. PAL Indonesia (Persero) Divisi Kapal Niaga dapat
diperoleh 40 jam 45 menit kerja yang hilang setiap 1.000.000 jam kerja orang per tahun.
4. Dari hasil perhitungan Safe-T Score (STS) di dapat angka (-0,46) berarti dari tahun 2015
ke tahun 2016 kecenderungan angka frekuensi kecelakaan kerja menurun. Jika di
prosentasekan penurunan angka kecelakaan tersebut sebesar 46,6%.
5. Dari diagram pareto terlihat bahwa jenis kecelakaan terbanyak yang dialami pada tahun
2015 di PT. PAL INDONESIA (Persero) bagian Divisi Kapal Niaga adalah kabakaran.
Sedangkan pada tahun 2016 juga adalah kebakaran. Artinya bahwa karyawan tidak
berhati-hati saat pengelasan.
6. Penyebab yang lebih dominan terjadinya kecelakaan kerja adalah kurang atau tidak
menggunakan dengan baik APD saat pengelasan, kurangnya pengawasan dan
pengontrolan dari pihak manajemen atau kepala bengkel, kurangnya membuat rambu-
rambu kecelakaan kerja dan pekerja kurang mengecek lingkungan sekitar saat pekerja
melakukan pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Pratam., Prasetiya, 2015. Analisis Kecelakaan Kerja Dibagian Produksi Genteng PT.
Varia Usaha Beton Sidoarjo. Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Boedi Rijanto., B, 2010. Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) Industri Kontrusksi. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Bantarto dkk, 2015. Panduan Praktis Keselamatan & Kesehatan Kerja untuk Industri.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sum’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Gunung Agung: Jakart