i
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA
KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
IRNAWATI
105331119616
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Irnawati
Stambuk : 105331119616
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karangan
Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Irnawati
NIM: 105331119616
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Irnawati
Stambuk : 105331119616
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karangan
Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya
menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Irnawati
NIM: 105331119616
vi
Moto dan persembahan
Kenapa harus ragu dengan sesuatu yang telah ditetapkan
bukankah semua telah ditentukan bahwasanya setiap orang
terlahir sudah dengan takdir dan jalan cerita masing-masing
Karya ini kupersembahkan sebagai bentuk terima kasihku kepada kedua orang
tuaku tercinta, Ibunda Jaha dan Ayah Sultan atas dukungan, doa, nasihat,
pengorbanan yang tulus dan ikhlas untuk kesuksesan ananda.
Untuk suamiku tercinta Asrul yang selalu memberikan semangat dan motivasi
serta setia mendengarkan keluh kesahku dalam penyusunan karya ini.
Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dalam
setiap langkah menuju pintu kesuksesan.
vii
ABSTRAK
Irnawati. 2020. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan
Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa” Skripsi. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Univertsitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Abd. Rahman
Rahim dan Pembimbing 2 Wahyuningsih.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kesalahan berbahasa pada karangan
eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah lembar hasil kerja siswa
yang menulis karangan eksposisi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
Kelas VIII SP Negeri 4 Sungguminasa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan, yaitu mengkaji dokumenberupa karangan eksposisi siswa. Adapun
teknik analisis data yang digunakan yaitu data divalidasi dengan menggunakan
trianggulasi yang terdiri dari empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 sungguminasa mencakup kesalahan pemakaian huruf
(huruf kapital, miring, tebal), penulisan kata, pemakaian tanda baca.
Kata Kunci: Analisis, karangan eksposisi, PUEBI
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah
Saw, yang membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang
seperti yang telah kita rasakan pada saat ini. Penyusunan skripsi ini, dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir sarjana pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda tercinta Sultan dan Ibunda
Jaha yang telah memberikan dukungan, motivasi serta doa yang tiada hentinya
kepada penulis. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang
tiada hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan canda
tawanya, Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M. Hum., selaku dosen
pembimbing I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi dalam
setiap permasalahan dalam penulisan proposal ini, dan Ibu Wahyuningsih, S.Pd.,
M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini dan memberikan banyak ilmu
serta solusi pada setiap permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
ix
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof.
Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Bapak Irwan Akib, S.Pd, M.Pd, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidkan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibu Dr. Munirah, M.Pd.,selaku
Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Makassar, Bapak Dr. Muhammad Akhir, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar dan seluruh
Bapak/Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
Ucapan terima kasih yang juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah,
Guru, Staf SMP Negeri 4 Sungguminasa yang telas memberikan izin dan bantuan
untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
sahahabat tercinta, Lilis Aulia, Sri Muliyani, Indah Sari Maskur, Tenriani, Adinda
Nabila Hani Fatunaza, Nur Islamiyah Alwi, Zulqaidah Ahmad yang selalu
menemani dalam suka maupun duka. Seluruh teman terkasih kelas F Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan semangat, kebersamaan dan
kekompakan selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar, serta rekan-rekan seangkatan 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
x
kritikan yang membangun berbagai dari pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Bahasa.
Makassar, September 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7
A. Penelitian Relevan ........................................................................................ 7
B. Teori Bahasa ................................................................................................. 8
C. Analisis Kesalahan Berbahasa ................................................................... 12
D. Ejaan Bahasa Indonesia .............................................................................. 18
E. Karangan Eksposisi .................................................................................... 56
F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 57
G. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 60
xii
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 61
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 61
B. Data dan Sumber Data ............................................................................... 61
C. Definisi OperasionalVariabel .................................................................... 61
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 62
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 62
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 64
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 85
A. Simpulan .................................................................................................... 85
B. Saran ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa kesatuan bangsa Indonesia, yang
umumnya digunakan sebagai bahasa sehari-hari baik dalam situasi formal
maupun nonformal. Namun pada hakikatnya bahasa Indonesia sering tidak
sesuai penggunaannya dalam penulisan, hal ini dikarenakan perkembangan
bahasa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seringkali seseorang
menggunakan bahasa Indonesia tidak mengikuti aturan penggunakan ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan dalam penulisannya. Penggunaan
bahasa asing salah satu yang paling berpengaruh dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang benar.
Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran
tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan tercipta
komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama,
yaitu penutur (komunitator), dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada
dasarnya akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan
kagiatan bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan
lainnya (Susanti, 2014: 26).
Kesalahan berbahasa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran
merupakan proses yang memengaruhi siswa dalam pempelajari bahasa itu.
Kesalahan berbahasa yang dibuat siswa merupakan suatu bagian belajar yang
tidak terhindarkan. Akan tetapi, semakin tinggi kuantitas kesalahan berbahasa,
2
semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa itu tercapai. Oleh karena itu,
kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dikurangi sampai ke batas
sekecil-kecilnya. Hal ini dapat dicapai jika guru pengajar bahasa telah
mengkaji secara mendalam segala aspek seluk beluk kesalahan berbahasa itu.
(Ariningsih, Nur Endah Ariningsih, Sumarwati dkk. 2012:42).
Salah satu keterampilan menulis yang dipelajari dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia adalah menulis eksposisi di samping jenis karang yang
lainnya (narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) disebutkan bahwa karangan eksposisi adalah
uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan tentang suatu maksud dan
tujuan (masalah suatu karangan). Melalui tulisan eksposisi, seseorang bisa
menjelaskan atau menerangkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
menambah pengetahuan membaca.
Tujuan karangan eksposisi adalah memberi informasi dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu, hendaknya penulis (siswa) mampu
menuangkan gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap. Namun, masih
banyak pula persoalan yang dihadapi siswa dalam membuat karangan
eksposisi. Karangan eksposisi termasuk jenis karangan bahasan. Karangan
bahasan adalah karangan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya tentang arti
sesuatu, tentang peristiwa, tentang proses dan lain-lain. Cara menerangkannya
antara lain dengan mendefinisikan, menguraikan, membandingkan, dan
menafsirkan.
3
Kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh
guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data,
pengidentifikasian data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian
kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta mengevaluasi taraf keseriusan
kesalahan tersebut.
Harimurti Kridalaksana, (2001:12) menyatakan bahwa analisis
kesalahan berbahasa istilah umum untuk berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh penyelidik bahasa dalam menggarap data yang diperoleh dari penelitian
laporan atau dari pengumpulan teks. Analisis kesilapan yaitu teknik untuk
mengukur kemajuan belajar bahasa dengan mencatat dan mengklasifikasikan
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok.
Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam penulisan karangan
eksposisi, ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa dalam
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Sehingga menyalahi kaidah dalam
penulisan berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),
karena kurangnya pemahaman siswa terhadap pemakaain huruf, penulisan
kata, dan penggunaan tanda baca ini mengakibatkan terjadinya kesalahan-
kesalahan pada penulisan karangan eksposisi.
Analisis kesalahan berbahasa pada karangan eksposisi siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Sunguminasa masih banyak terdapat kesalahan dalam
pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca pada karangan
eksposisi. Oleh karena itu, hal ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi guru
mata pelajaran bahasa Indonesia, untuk meningkatkan pemahan siswa tentang
4
kaidah-kaidah penulisan kata yang baik dan benar dalam karangan eksposisi.
Agar pengetahuan siswa semakin meningkat dalam menulis karangan eksposisi
dengan mengikuti aturan-aturan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 4 Sungguminasa
ditemukan bahwa hasil belajar rmenulis karangan eksposisi pada tahun ajaran
2019/2020 ditemukan bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan
berbahasa Indonesia khususnya dalam penulisan ejaan. Maka dari itu, saya
selaku peneliti akan mengkaji bentuk atau wujud kesalahan berbahasa
Indonesia pada karangan eksposisi siswa. Oleh karena itu judul penelitian ini
adalah “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Eksposisi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa”.
Rendahnya minat/kemampuan menulis siswa karena dipengaruhi oleh
kebiasaan menggunakan gawai. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai kaidah
dipengaruhi oleh bahasa-bahasa gaul, dan pergaulan yang semakin luas serta
penggunaan media sosial yang semakin merajalela di kalangan siswa.
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesalahan
berbahasa siswa seperti lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Kurangnya minat atau kemauan siswa dalam membaca juga merupakan
salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam kesalahan penulisan karangan
eksposisi. Oleh karena itu, besar peranan orang tua dan guru dalam
memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai pentingnya membaca.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini difokuskan pada
bentuk/wujud kesalahan berbahasa Indonesia siswa dalam karangan eksposisi.
Ditinjau dari:
- Pemakaian huruf (huruf kapital, miring, tebal)
- Penulisan kata
- Pemakaian tanda baca
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu, untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia siswa
pada karangan eksposisi. Ditinjau dari:
- Pemakaian huruf (huruf kapital, miring, tebal)
- Penulisan kata
- Pemakaian tanda baca
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bahasa Indonesia.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya yang sejenis.
6
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan pengetahuan bagi pembaca dalam menganalisis kesalahan
berbahasa Indonesia siswa pada karangan eksposisi.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran menganalisis kesalahan berbahasa
Indonesia dalam menulis karangan eksposisi siswa.
c. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai
pembelajaran terutama dalam pembelajaran teks eksposisi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Relevan
Penelitian yang terkait dengan analisis kesalahan berbahasa telah
dilakukan sebelumnya oleh Fauziah Nurul Fatimah, dkk (2018) yang
membahas mengenai “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Tuturan Pembawa
Acara dan Bintang Tamu dalam Talk Show Hitam Putih yang Berjudul
“Fenomena Kanjeng Mas”. Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam kegiatan
bertutur tak jarang manusia melakukan kesalahan berbahasa baik disengaja
maupun tidak disengaja.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Ratna Susanti, S.S., M.Pd (2014)
yang meneliti mengenai “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan
Media Luar Ruang di Kota Klaten”. Penelitian ini menjelaskan bahwa
penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi
cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi
itulah yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Heni Setya Purwandi, Budhi
Setiawan, Kundharu Saddhono (2014) yang meneliti mengenai “Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Surat Dinas Kantor Kepala Desa
Jladri”. Penelitian ini menyelaskan bahwa berdasarkan pengamatan awal,
surat dinas yang dikeluarkan kantor Desa Jladri masih banyak terdapat
kesalahan, baik dari segi bahasa maupun cara penulisannya. kesalahan, baik
dari segi bahasa maupun cara penulisannya.
8
B. Teori Bahasa
Teori bahasa membicarakan bahasa formal (formal language),
terutama untuk kepentingan perancangan kompilator (compiler)
dan pemroses naskah (textprocessor). Bahasa formal adalah
kumpulan kalimat. Semua kalimat dalam sebuah bahasa
dibangkitkan oleh sebuah tata bahasa (grammar) yang sama.
Sebuah bahasa formal bisa dibangkitkan oleh dua ataulebih tata
bahasa berbeda. Dikatakan bahasaformal karena grammar
diciptakan mendahului pembangkitan setiap kalimatnya. Bahasa
manusia bersifat sebaliknya; grammar diciptakan untuk
meresmikan kata-kata yang hidup di masyarakat. Dalam
pembicaraan selanjutnya ‘bahasa formal’ akan disebut
‘bahasa’ saja.
Menurut Chaer (30: 2) kata bahasa dalam bahasa Indonesia
memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga
seringkali membingungkan. Definisi bahasa dari kridalaksana
yang dikutip dan sejalan dengan definisi mengenai bahasa dari
beberapa pakar lain, didapatkan ciri atau sifat yang hakiki
dari bahasa. Sifat atau ciri tersebut anatara lain.
1. Bahasa sebagai sistem
9
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dengan makna “cara atau aturan” sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur
atau komponen yang satu dengan yang lainnya behubungan secara
fungsional.
2. Bahasa sebagai lambang
Kata lambang sering dipadangkan dengan kata simbol dengan
pengertian yang sama. Lambang dengan pelbagai seluk beluknya dikaji
orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu
semiotika atau semiologi.
3. Bahasa adalah bunyi
Kata bunyi, yang sering sukar dibedakan dengan kata suara,
sudah biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis bunyi
adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendan telinga
yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
4. Bahasa itu bermakana
Lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam
bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase,
klausa, kalimat, dan wacana.
5. Bahasa itu artbitren
Kata arbitren bisa diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah,
tidak tetap, mana suka. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah
10
tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud
bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang
tersebut.
6. Bahasa itu konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut
untuk konsep tertentu bersifat knvensional. Artinya, semua anggota
masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu
digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
7. Bahasa itu produktif
Kata produktif adalah betuk ajektif dari kata benda produksi. Arti
produktif adalah banyak hasilnya atau lebih tepat terus-menerus
menghsilkan. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka
maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas.
8. Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesisfik yang tidak
dimiliki oleh orang lain. Lalu, jika bahasa dikatakan bersifat unik, maka
artinya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki
oleh bahasa lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat atau sistem-sistem
lainnya.
9. Bahasa itu universal
11
Selain bersifat unit, yakni mempunyai siat atau ciri masing-
masing, bahasa itu juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang
sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia. Ciri-ciri yang
universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang
bisa dikaitan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.
10. Bahasa dan faktor luar bahasa
Objek kajian linguistik mikro adalah struktur intern bahasa atau
sosok bahasa itu sendiri, sedangkan kajian linguistik makro adalah
bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor luar bahasa.
11. Masyarakat Bahasa
Karena titik berat pengertian masyarakat bahasa pada “merasa
menggunakan bahasa yang sama”. Maka konsep masyarakat bahasa
dapat menjadi luas dan dapat menjadi sempit.Masyarakat bahasa dapat
melewati batas batas provinsi batas negara, bahkan batas benua.
12. Variasi dan Status Sosial Bahasa
Dalam masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk
membedakan adanya dua variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan
status pemakaiannya.
13. Penggunaan Bahasa
Adanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan
masalah, umpamanya dalam bahasa Indonesia ada disebutkan bahwa kata
12
ganti orang kedua dalam bahasa indonesia adalah kamu atau engkau.
Kenyataannya, secara sosial kedua kata ganti itu tidak dapat dipakai
untuk menyapa orang kedua yang lebih tua atau dihormati.Kedua kata
ganti itu, kamu dan engkau, hanya dapat digunakan untuk orang kedua
yang sebaya, lebih muda, atau kedudukan sosialnya lebih rendah.
14. Kontak Bahasa
Indonesia adalah negara multilingual, artinya para anggotanya
dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu
atau lebi dari satu masyarakat. Akan terjadilah apa yang disebut kontak
bahasa.
15. Bahasa dan Budaya
Karena eratnya hubungan antara bahasa dengan kebudayaanini,
maka ada pakar yang menyamakan hubungan keduanya itu sebagai bayi
kembar siam, dua hal yang tidak bisa dipisahkan atau sebagai sekeping
mata uan sisi yang satu adalah bahasa dan yang lain adalah kebudayaan.
C. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Language
Learning” H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form)
khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun
program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yangtidak
13
diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah
bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang
mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum
mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan
berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan.
Sebagian besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa
baku sebagai standar penyimpangan.
Kesalahan berbahasa tidak sama dengan kekeliruan berbahasa.
Keduanya memang merupakan pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang
menyimpang. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum
dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa
tidak terjadi secara sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem
kaidah bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan
merealisasikan sistem kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai.
Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya
siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang
digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis.
Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan
biasanya dilakukan oleh guru, misalnya melalui remedial, latihan, praktik,
dsb. Sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap
pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajari olehnya. Bila
tahap pemahaman siswa tentang sistem bahasa yang sedang dipelajari
olehnya ternyata kurang, kesalahan berbahasa tentu sering terjadi. Namun,
14
kesalahan berbahasa akan berkurang apabila tahap pemahaman semakin
meningkat.
1. Jenis-jenis Kesalahan Berbahasa
Adapun jenis-jenis kesalahan berbahasa, yaitu:
a. Kesalahan Acuan
Kesalahan acuan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari, kesalahan acuan berkaitan dengan realisasi benda, proses, atau
peristiwa yang tidak sesuai dengan acuan yang dikehendaki
pembicara atau penulis. Untuk menghindari kesalahan acuan tidak
terjadi, sebaiknya pesan yang kita sampaikan harus jelas dan tidak
menimbulkan berbagai tafsiran.
b. Kesalahan Register
Kesalahan register berhubungan dengan variasi bahasa
yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang. Dengan demikian
kesalahan register, register error adalah kesalahan yang berhubungan
dengan bidang pekerjaan seseorang.
c. Kesalahan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak mungkin hidup
sendiri dalam kenyataan seperti itu, ia harus berkomunikasi dengan
orang lain. Dalam sosial linguistik dikenal variasi bahasa yang
dikaitkan dengan latar belakang sosialpembicara dan pendengar.
Yang dimaksud dengan latar belakang sosial disini, misalnya yang
15
berhubungan dengan jenis kelamin, pendidikan, umur, tempat
tinggal, dan jabatan.
d. Kesalahan Tekstual
Kesalahan tekstual, „textual errors‟ muncul sebagai akibat
salah menafsirkan pesan yang tersirat dalam kalimat atau wacana.
(Pateda, 1989:42). Jelas disini bahwa kesalahan tekstual mengacu
pada jenis kesalahan yang disebabkan oleh tafsiran yang keliru
terhadap kalimat atau wacana yang kita dengar atau yang kita baca.
e. Kesalahan Penerimaan
Kesalahan penerimaan, „receptive errors‟, biasanya
berhubungan dengan keterampilan menyimak atau membaca.
Dihubungkan dengan menyimak kesalahan penerimaan disebabkan
oleh, (1) pendengar yang kurang memperhatikan pesan yang
disampaikan oleh pembicara, (2) alat dengar pendengar, (3) suasana
hati pendengar, (4) lingkungan pendengar, misalnya kebisingan, (5)
ujaran yang disampaikan tidak jelas, (6) kata atau kalimat yang di
gunakan pembicara menggunakan makna ganda, (7) antara
pembicara dan pendengar tidak saling mengerti, dan (8) terlalu
banyak opesan yang disampaikan sehingga sulit diingat oleh si
pendengar.
f. Kesalahan Pengungkapan
Kesalahan pengungkapan, „expressive errors‟, berkaitan
dengan pembicara. Pembicara atau penulis salah mengungkapkan
16
atau menyampaikan apa yang dipikirkannya, dirasakannya, atau
yang diinginkannya. Misalnya petugas bandar udara
mengungkapkan fifteen, padahal yang dimaksudfifty. Akibat salah
pengungkapan itu pilot segera menukikkan pesawat nya dan tentu
saja kecelakaan tidak dapat dihindari.
g. Kesalahan Perorangan
Kesalahan perorangan, „errors of individuals‟, jelas
menggambarkan yang dibuat oleh seseorang dan diantara kawan-
kawannya sekelas. Kalau kita mengajar, pelajaran yang kita berikan
tentunya ditunjukan untuk sekelompok terdidik yang terdapat dalam
sebuah kelas namun yang belajar sesungguhnya individu-individu itu
sendiri. misalnya, semuanya menulis huruf kapital diawal kalimat
dan hanya seorang yang tidak. Kesalahan seperti ini disebut
kesalahan perorangan. Memperbaiki kesalahan perorangan tentu
bersifat perorangan pula.
h. Kesalahan Kelompok
Mempelajari kesalahan kelompok, „errors of group‟, hanya
berarti apabila kelompok itu homogen, misalnya menggunakan
bahasa ibu yang sama dan semuanya mempunyai latar belakang
yang sama, baik intelektual maupun sosial. Murid yang
menggunakan bahasa yang berbeda-beda, kesalahannya lebih banyak
daripada murid-murid yang homogen.
i. Kesalahan Menganalogi
17
Kesalahan menganalogi, „errors of overgeneralisation or analogycal
errors‟ adalah sejenis kesalahan pada si terdidik yang menguasasi
suatu bentuk bahasa yang dipelajari lalu menerapkannya dalam
konteks, padahal bentuk itu tidak dapat diterapkan. Kesalahan
dengan jalan menganggap kata anggota, sentosa, teladan berubah
menjadi anggauta, sentausa, tauladan, termasuk kesalahan
menganalogi.
j. Kesalahan Transfer
Kesalahan transfer, „transfer errors‟ terjadi apabila
kebiasaan-kebiasaan pada bahasa pertama diterapkan pada bahasa
yang dipelajari.
k. Kesalahan Guru
Kesalahan guru sebenarnya berhubungan dengan teknik dan
metode pengajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Kesalahan
guru, „teaching-induced‟ adalah kesalahan yang dibuat si terdidik
karena metode atau bahan yang diajarkan salah.
l. Kesalahan Lokal
Kesalahan lokal, „local errors‟ adalah kesalahan yang tidak
menghambat komunikasi yang pesannya diungkapkan dalam sebuah
kalimat. Menurut Valdman (1975) yang dikutip oleh Ruru dan Ruru
(1985:2), kesalahan lokal adalah suatu kesalahan lungistis,
„linguistic errors‟ yang menyebabkan suatu bentuk „form‟ atau
18
struktur dalam sebuah kalimat tampak canggung, tetapi bagi seorang
penutur yang mahir bahasa asing hampir tidak ada kesulitan untuk
mengerti apa yang dimaksud dalam kalimat itu.
m. Kesalahan Global
Kesalahan global, „global errors‟ adalah kesalahan karena
efek makna seluruh kalimat (Norrish, 1983:127). Kesalahan jenis ini
menyebabkan pendengar atau pembaca salah mengerti suatu pesan
atau menganggap bahwa suatu kalimat tidak dapat dimengerti.
Valdman (1975) yang dikutip Ruru dan Ruru (1985:2) mengadakan
modifikasi terhadap batasan yang dikemukakan diatas. Valdman
mendefinisikan kesalahan global sebagai kesalahan komunikatif
yang menyebabkan seorang penutur yang mahir dalam suatu bahasa
asing, salah tafsir terhadap pesan lisan atau yang tertulis.
D. Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis
yang distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek
fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
penyusunan abjad.
Sebelum menjadi bahasa yang baik dan memiliki ejaan yang baik dan
benar, bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem ejaan.
Dimulai dari Ejaan Van Ophuysen pada 1901 menjadi Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi pada tahun 1947 hingga menghasilkan Ejaan Bahasa
19
Indonesia yang Disempurnakan pada tahun 1972 yang mana dipergunakan
hingga saat ini oleh seluruh masyrakat Indonesia.
Menurut Permendikbud No 50 tahun 2015 ejaan bahasa Indonesia
terbagi atas, yaitu:
1. Pemakaian huruf
a. Huruf Kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Misalnya:
Amir
Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Catatan:
3) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta- ma nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuanukuran.
20
Misalnya:
ikan mujair
mesindiesel
5 ampere
4) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna „anak dari‟, seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf pertama katatugas.
Misalnya:
Abdul Rahmanbin
Zaini Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
5) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
langsung.Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah,
Nak!” “Mereka berhasil meraih medali emas,”.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama
agama, kitabsuci, danTuhan, termasuk sebutan dan kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
21
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yangEngkau
beri rahmat.
7) a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akade- mik yang
diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti
nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
NabiIbrahim
b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan
dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
22
Semoga berbahagia, Sultan
Prof. Mohon izin, Jenderal.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau namatempat.
Misalnya:
Wakil Presiden
Adam Malik
Perdana Menteri
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau namatempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama namabangsa, suku
bangsa, danbahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia
23
suku Dani bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
Pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
11) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ta-hun,
bulan, hari, dan hari besar atau hariraya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikhMasehi
bulan Agustus bulan Maulid
hariJumat hariGalungan
hariLebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsurnama
peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
24
sebagainama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-
kaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa
risiko pecahnya perang dunia.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
PulauMiangas AmerikaSerikat
BukitBarisan Jawa Barat
DataranTinggiDieng Danau Toba
JalanSulawesi GunungSemeru
Catatan:
a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti-
dak ditulis dengan hurufkapital.
Misalnya:
Berlayar keteluk mandi di sungai menyeberangiselat
berenang didanau
b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai
sebagainama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
25
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka
belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena
glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan
nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula
jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula
anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempu-
nyai fungsi yang berbeda..
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, ba
tik Solo, batik Yogyakarta, dan batikMadura.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tari- an
Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian
Sulawesi Selatan.
26
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata atau
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama
negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan,
artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali
kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidakterletak pada posisiawal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan
Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas
27
Hukum Perdata.
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsursingka- tan
nama gelar, pangkat, atausapaan.
Misalnya:
S.H. sarjanahukum
S.K.M. sarjana kesehatanmasyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister
humaniora M.Si.
magister sains
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan
paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. Dendi
bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik. Catatan:
a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe- nyapaan
28
ataupengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua
kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awalkapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda?
b. Huruf Miring
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tu- lisan, termasuk dalam
daftarpustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan
Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangatke-
bangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
29
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan.
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapandalam
bahasa daerah atau bahasaasing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna „pandangan dunia‟.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan
negara Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah ti-
dak ditulis dengan hurufmiring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik(bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan-
30
dai dengan garisbawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha- sa
daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan hurufmiring.
c. Huruf Tebal
a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti „dan‟.
b. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atausubbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang danMasalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa
standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae- rah,dan
ditambah beberapa bahasa asing, membutuh- kan
penanganan yang tepat dalam perencanaan baha- sa. Agar
lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan
31
secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 LatarBelakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan
bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap ba- hasa
daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa In- donesia.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap ba- hasa
masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan
sebagai formulasi kebijakanperencanaan ba- hasa
yangdiambil.
1..2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng- ukur
sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang
tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia.
2. Penulisan kata
a. Kata dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
32
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.
b. Kata berimbuhan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan,
atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
Sukuisme
seniman
2) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-kutinya.
Misalnya:
Antibiotik kosponsor semiprofesional
Adibusana infrastruktur proaktif
Antarkota kontraindikasi saptakrida
33
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal
kapital atau singkatan yang berupa hurufka-pital
dirangkaikan dengan
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng- acu
pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengam-pun.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada
nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, di- tulis
serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup
kita.
34
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melin-
dungi kita.
3) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak
buku-buku
hati-hati
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
surat kabar surat-surat kabar
kapalbarang kapal-kapal barang
4) Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut
katamajemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah.
Misalnya:
35
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah
pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda
hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah
tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan
akhiran seka-ligus ditulis serangkai.
36
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis
serangkai.
Misalnya:
Acapkali hulubalang radioaktif
Adakalanya kacamata saptamarga
Apalagi kasatmata saputangan
6. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
1) Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
2) Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
37
pan-dai
au-la
sau-da-ra
3) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma-suk
gabungan hurufkonsonan) di antara dua hurufvokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
4) Jikadi tengah kata dasar terdapat dua hurufkonsonanyangberurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan
itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
5) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf kon-sonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Misalnya:
38
ul-tra
in-fra
Catatan:
a) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
b) Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di
antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu mempertanggungjawabkan
di-ambil memper-tanggungjawabkan
Catatan:
c) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-nya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
39
me-ma-kai
d) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata
dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
e) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu
huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai
masalah itu telah disampaikan
b. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal
seperti pada kata dasar.
Misalnya:
Biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
c. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara unsur-unsurnya.
40
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya”
digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
d. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih
tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
3. KataDepan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
4. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan katayang
mendahuluinya.
Misalnya:
41
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat
mengata-sinya dengan bijaksana.
c. Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
5. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-kat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
b. 1) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen-didikan, badan atau
42
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama
diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tan-da titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
c. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n atas nama
d.a dengan alamat
43
e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim-bangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
cm sentimeter
f. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
g. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan
Pembangungunan nasional
h. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku
kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
44
pemilu pemilihan umum
i. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagailambang
bilangan atau nomor.
Angka Arab = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX,
X, L (50),C (100), D (500), M (1.000), V (5.000),
M (1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai se-cara
berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa
daripemerintah daerah.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya-takan
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
45
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se-bagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, be-rat, luas,
isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
j. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
k. Kata Sandang si dan sang
1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
3. Pemakaian tanda baca
46
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
1. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
1. Bahasa Indonesia
a. Kedudukan
b. Fungsi
2. Bahasa Daerah
a. Kedudukan
b. Fungsi
3. Bahasa Asing
a. Kedudukan
b. Fungsi
2. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
47
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20
detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama
penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
2008.
Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jakarta.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
48
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang
asing lagi
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng-
hubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah;
49
b. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa
klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng-kap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Tahap
penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
5. Tanda Hubung (-)
50
a. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-ra baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-put
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anakberulang-ulang
6. Tanda Pisah (—)
a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diaba-
dikan menjadi nama bandar udara internasional.
7. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
51
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya-
takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata-
an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan ke-
sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!
9.Tanda Elipsis (...)
52
a. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).
b. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele-
sai dalam dialog.
Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik(jumlah titik empat buah)
10 Tanda Petik (“…”)
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
53
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da-lam
kalimat.
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!
11. Tanda Petik Tunggal („…‟)
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, “Kaudengar bunyi „kring-kring‟ tadi?” “Kita
bangga karena lagu „Indonesia Raya‟
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-
jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
Tergugat„yang digugat‟
retina „dinding mata sebelah dalam‟
12. Tanda Kurung ((…))
a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang-an
atau penjelasan.
Misalnya:
54
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
13. Tanda Kurung Siku ([…])
a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas
kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang di-
tulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da-
lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentang-kan
di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da-lam
dua tahun takwim.
55
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,
serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi „mahasiswa dan mahasiswi‟
c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak be-
berapa kali.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof („)
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia „kan kusurati. („kan = akan)
Mereka sudah datang, „kan? („kan = bukan)
Malam „lah tiba. („lah = telah)
56
5-2-„13 (‟13 = 2013)
E. Karangan Eksposisi
Salah satu keterampilan menulis yang dipelajari dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis eksposisi di samping jenis
karangan yang lainya (narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi). Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan bahwa karangan
eksposisi adalah karangan yang berupa petunjuk, uraian atau paparan tentang
suatu maksud dan tujuan.
Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis karangan yang
berisi informasi atau pengetahuan yang disajikan secara singkat, akurat dan
padat. Karangan eksposisi atau dapat disebut teks eksposisi memiliki tujuan
memaparkan atau menjelaskan informasi tertentu guna menambah wawasan
pembaca. Jadi karangan ini bukanlah fiksi belaka. Jenis karangan eksposisi
biasa ditemukan dalam berita-berita.
Tujuan karangan eksposisi adalah memberi informasi dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka
pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau
kejadian. Oleh karena itu, hendaknya penulis (siswa) mampu menuangkan
gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap. Namun kenyataannya,
masih banyak pula persoalan yang dihadapi siswa dalam membuat karangan
57
eksposisi.sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan
mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.
Ciri-Ciri Karangan Eksposisi
Adapun ciri-ciri karangan eksposisi yangdiantaranya yaitu:
a. Memaparkan atau menjelaskan informasi (pengetahuan)
b. Menggunakan gaya penulisan persuasif
c. Menggunakan bahasa yang lugasdan baku bersifat objektif,
d. Tidak memihak dan tidak memaksakan kehendak penulis kepada
pembaca
e. Berisifakta
Jenis-jenis Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi memiliki beberapa jenis, yaitu:
a. Eksposisi definisi
b. Eksposisi proses
c. Eksposisi laporan
d. Eksposisi perbandingan
e. Eksposisi klasifikasi.
F. Kerangka Pikir
Pembalajaran Bahasa Indonesia dalam K 13 diarahkan pada empat
aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
58
menulis. Dimana dalam penelitian ini mengambil bagian keterampilan menulis
pada materi teks eksposisi dalam menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia.
Pada keterampilan menulis peneliti lebih fokus pada keterampilan
menulis karangan eksposisi siswa untuk dianalisis dan dijadikan data dalam
penelitian ini. Sehingga akan ditemukan bentuk kesalahan apa saja yang paling
sering dilakukan siswa dalam penulisan.
Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis karangan yang berisi
informasi atau pengetahuan yang disajikan secara singkat, akurat dan padat.
Karangan eksposisi atau dapat disebut teks eksposisi memiliki tujuan
memaparkan atau menjelaskan informasi tertentu guna menambah wawasan
pembaca.
Dalam menganalisis data karangan ekpsosisi siswa ada 3 aspek yang
dijadikan patokan oleh peneliti pada Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia
yaitu pada penggunaan huruf, pemakaian kata, dan pemakain tanda baca.
Karena pada temuan masih banyak siswa yang melakukan kesalahan berbahasa
khususnya pada penulisan karangan eksposisi.
59
Menyimak Menulis Membaca Berbicara
Karangan Eksposisi
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia K 13
Ejaan Bahasa Indonesia
- Pemakaian huruf - Penulisan Kata - Pemakaian tanda baca
Keterampilan Berbahasa
Data
Analisis
Temuan
60
Bagan 2.1
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa Indonesia
dalam karangan teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa
61
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis.
B. Data dan Sumber Data
1. Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan lembar hasil
kerja siswa yang menulis karangan eksposisi untuk dianalisis dan
dijadikan data oleh peneliti.
2. Sumber Data
Siswa dijadikan sumber data dalam penelitian ini untuk dianalisis
hasil kerja menulis karangan yang dilakukan.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak
diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa.
62
2. Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis karangan yang berisi
informasi atau pengetahuan yang disajikan secara singkat, akurat dan
padat.
3. Pemakaian huruf (huruf kapital, miring, tebal) adalah
4. Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan “ dan “kata”.
Penulisan adalah proses, cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan
kata adalah unsur bahasa yang di ucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapatdigunakan dalam
berbahasa.
5. Pemakaian tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan
fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan
untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi
serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah karangan eksposisi, pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia dijadikan panduan untuk menganalisis kesalahan
berbahasa sisawa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara mengkaji
dokumen yang berupa karangan eksposisi siswa untuk memperoleh data
63
mengenai kesalahan berbahasa khususnya kesalahan penggunaan ejaan
(pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca).
F. Teknik Analasis Data
Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehinga datanya jenuh. Aktivitas dalam
analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen terdapat 3 (tiga)
tahap:
1. Tahap Reduksi Data
Reduksi data didasarkan pada proses memilih, kefokusan, penyederhaan,
memisahkan, dan proses transformasi data mentah yang terdapat pada
catatan yang tertulis.
2. Penyajian data (Data Display)
Tampilan dalam konteks ini adalah kumpulan informasi testruktur yang
memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
3. Simpulan/verifikasi
Kesimpulan membutuhkan verifikasi oleh orang lain yang ahli di bidang
yang diteliti.
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa
tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan berbahasa pada
karangan eksposisis siswa SMP Negeri 4 Sungguminasa. Dalam
menganalisis kesalahan berbahasa pada siswa rujukan yang digunakan ialah
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dengan berpatokan pada
pemakaian huruf (huruf kapital, miring, tebal), penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca. Adapun analisis penyajiannya ialah sebagai berikut:
Data 1
“Sekarang di mana-mana semua orang pakai masker dan selalu
menyediakan hanzanitiser kalau mau pergi-pergi keluar rumah. Masker
juga semakin banyak dijual dipinggir jalan dan dimana-mana. sekarang
kalau keluar rumah harus menggunakan masker demi keamanan diri dan
orang lain. Dan jika pergi ke Mall harus siap-siap di cek suhu tubuhnya
dan harus normal karena kalau tinggi tidak bisa masuk ke dalam Mall.”
Data di atas menunjukkan kesalahan penulisan kata sekarang dan
mall pada awal kalimat. Kata mall tidak mesti menggunakan huruf kapital
karena tidak diikuti oleh nama tempatnya. Sedangkan setelah titik, huruf
pertama kata harus menggunakan huruf kapital sehingga huruf s pada kata
sekarang harus menggunakan huruf kapital. Di mana pada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia penulisan di awal kalimat harus menggunakan
huruf kapital. Kesalahan lainnya terdapat pada penggunaan di- pada kata
65
dipinggir dan dimana-mana. Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, di- sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang diikuti
serta mengkuti kata yang menunjukkan tempat. Penggunaan di- pada kedua
kata tersebut adalah sebagai preposisi/kata depan sehingga penulisan yang
tepat adalah di pinggir dan di mana-mana.
Data 2
“Pada hari senin saya dan teman” saya pergi ke pasar untuk membeli buah
apel karena ada temanku yang sakit dan buah apel itu aku mau bawakan
temanku ke rumahnya.”
Kesalahan penulisan pada kutipan di atas terdapat pada kata
“senin” penulisan kata hari pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
harusnya menggunakan huruf kapital di awal kata. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Jadi penulisan nama hari yang benar pada kutipan di atas adalah “Senin”.
Sedangkan penulisan kata teman” dimana jika merujuk pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata tersebut salah karena tidak
sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Pada umumnya masih banyak
siswa melakukan kesalahan berbahasa Indonesia khususnya pada penulisan
kata, kata teman” merupakan bentuk ulang yang harusnya di tulis dua kali
dengan menggunakan tanda hubung (-) sehingga penulisan yang benarnya
adalah teman-teman.
Data 3
“Waktu hari Selasa kakak saya pulang dari bandung dan membawakan
saya sepatu yang saya sudah lama mengidamkannya, saya sangat bahagia
66
dan senang karena mendapatkan sepatu idamanku. Pada malam harinya
ibu saya masak yang enak untuk menyambut kedatangan kakak saya, semua
orang berbahagia karena setelah hampir satu tahun kita berpisah akhirnya
kakak saya pulang ke rumah.”
Pada kutipan karangan di atas terdapat kata “bandung”. Penulisan
kata “bandung” jika berpatokan pada (PUEBI) maka penulisannya tidak
sesuai dengan kaidah penulisan. Jika penulisannya disesuaikan kaidahnya
maka penulisan yang benar adalah “Bandung” karena Bandung merupakan
nama kota di mana huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi.
Data 4
“Pada hari minggu saya pergi ke milenium bersama teman” pada jam
08.30. setelah itu, saya pergi dibintang mencari silicon pada jam 09.00
setelah itu saya pulang terus singgah membeli bakso bakar dan saya terus
pulang pada jam 09.45.”
Kesalahan penulisan pada kutipan di atas terdapat pada kata
“minggu” dan “dibintang” karena dalam kaidah penulisan kata hari
harusnya menggunakan huruf kapital di awal kata. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya
oleh karena itu penulisan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia adalah “Minggu”. Sedangkan kata “dibintang”
menunjukkan kesalahan penggunaan di. Berdasarkan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia, di- sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata
yang diikuti serta mengikuti kata yang menunjukkan tempat. Kesalahan
penulisan selanjutnya terdapat pada kata “teman”” yang di tulis dengan
menggunakan tanda petik ganda pada penulisannya. Tanda petik ganda pada
67
kata teman” diartikan sebagai bentuk ulang kata teman. Pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata tersebut tidaklah tepat karena
menyalahi aturan kaidah penulisan yang benar. Harusnya penulisan kata
teman” ditulis dengan benar misalnya “teman-teman” karena merupakan
bentuk ulang yang harus ditulis dengan menggunakan anda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Data 5
“Pada hari minggu saya berangkat di rumah menuju kemakassar pada jam
02:30 setelah itu dalam perjalanan saya singgah membeli bensin setelah
saya sudah mengisi bensin saya melanjutkan perjalanan dalam perjalanan
saya sngga makan pada jam 04:30 setelah itu saya terus melanjutkan
perjalanan sampai tujuan pada jam 05:40.”
Kesalahan kata pada kutipan di atas terdapat pada kata
“kemakassar” dan “minggu”, dimana kata ke makassar menunjukkan kata
depan dan kata tempat. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya sedangkan untuk kata tempat harus menggunakan huruf
kapital di awal katanya. Jadi penulisan yang sesuai dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah “Ke Makassar”.
Sedangkan pada penulisan “minggu” merupakan kata hari dimana
jika berpatokan pada kaidah penulisan maka kata pertama harus ditulis
kapital. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, dan hari besar atau hari raya maka penulisan yang benar adalah
“Minggu”.
68
Data 6
“Waktu hari Senin Tante saya pulang dari surabaya dan membawakan saya
tas yang saya titip ke dia. Setelah sudah asar Tante saya sampai di rumah
dan membawa banyak sekali barang karena banyak yang nitip. Setelah
beberapa saat tante saya istirahat tante saya langsung mandi dan siap-siap
membagikan titipan yang dibawa. Banyak sekali keluarga berkumpul untuk
mendapakan oleh-oleh yang dibawa oleh tante saya. Setelah semua
mendapatkan pesanannya semua langsung gembira dan sangat senang.”
Kesalahan pada kutipan di atas terdapat pada kata “surabaya”.
Kata “surabaya” merupakan kata tempat yang harus ditulis dengan huruf
kapital pada awal hurufnya. Dimana pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Oleh
karena itu, penulisan yang tepat adalah “Surabaya”.
Data 7
“Bapak sama Ipar saya waktu Kamis pergi ke kalimantan untuk ambil
mobil yang dibelinya di saudara ipar saya. Keluarga saya pergi mengantar
ke bandara satu mobil semua. Sekitar pukul 06.30 semua keluarga siap-siap
karena pesawat yang ditumpangi terbang pagi sekali. Setelah bapak sama
Ipar saya masuk ke bandara semua keluarga langsung pulang lagi ke
Rumah.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata misalnya
pada kata “kalimantan”. Kata “kalimantan” merupakan sebuah nama
geogarafi dimana jika melihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia maka huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Oleh karena itu, penulisan yang tepat adalah “Kalimantan”.
Data 8
“Kemarin waktu selesai salat jumat ada keributan di samping rumah saya.
Saya kira ada apa ternyata ada orang yang dicuri uangnya di rumahnya.
69
Saya kaget karena baru saja selesai salat juga dan langsung dengar orang
ribut. Banyak sekali orang karena banyak orang yang pulang sholat jumat
tinggal mendengarkan cerita. Suami tetangga saya langsung telfon polisi
dan minta bantuan. Tidak lama polisi pun datang dan langsung menyelidiki
siapa pelakunya. Tidak lama bapak juga pulang dari masjid dan langsung
ke samping rumah ke rumah tetangga.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata “bapak”.
Kata “bapak” pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia merupakan
penunjuk hubungan kekerabatan. Dimana huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
kakak, adik, dan paman, serta kata ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan. Oleh karena itu, penulisan yang tepat dan sesuai
adaah “Bapak.
Data 9
“Kemarin kakak saya melahirkan di Puskesmas dan melahirkan anak
perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan. Semua keluarga ke sana
untuk menemani kakak saya walaupun tidak masuk di ruangan bersalin.
Sekitar jam 08.00 anak kakak saya lahir dengan selamat dan sehat serta
sempurna. Semua keluarga langsung bahagia dan tidak sabar melihat bayi
lucu itu tapi belum bisa masuk karena belum selesai. Tidak lama kemudian
bidannya keluar dan membolehkan kita masuk untuk melihat bayinya dan
kakak saya.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata
“Puskesmas”. Kata Puskesmas tidak mesti menggunakan huruf kapital
karena tidak diikuti oleh nama tempatnya.
Data 10
“Waktu hari minggu saya dan keluarga pergi liburan di bira, saya sangat
senang karena sudah lama sekali saya tidak pergi jalan jalan. Saya juga
singgah foto-foto di beberapa tempat saat perjalanan kesana. Saya dan
keluarga sangat menikmati perjalanan itu karena sudah lama sekali kami
70
semua tidak jalan-jalan. Sampai di bira saya langsung foto-foto bersama
adik saya dan lari-lari di pingir pantai.”
Pada kutipan di atas terdapat penulisan kata “minggu” dan “bira”
dimana jika merujuk pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata
tersebut tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Pada umumnya
masih banyak siswa melakukan kesalahan penulisan khususnya pada
penulisan kata penggunaan huruf kapital. Pada penulisan kata hari dan kata
tempat harusnya menggunakan huruf kapital di awal kata, misalnya
“Minggu” dan “Bira”.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, dan hari besar atau hari raya. Jadi penulisan hari yang benar untuk
kutipan di atas adalah hari “Minggu”.
Data 11
“Tadi pagi mama saya beli sayur di penjual sayur yang lewat di depan
rumah. Saya ikut keluar liat-liat sayur yang dijual dan ikut memilih juga
sayuran. Banyak sekali jenis sayuran yang dijual ada kangkung, bayam,
sayu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tidak lama ada penjual ikan
lewat saya langsung menahanya karena saya mau makan ikan bolu yang di
bakar dan pakai sambal buatan Kakakku. Saya langsung bilang sama
Mamaku “mak mauka ikan bolu itu yang besarka enaki di bakar”. Lalu
Mamaku langsung membelinya dan membersihkannya dan langsung
dibakar.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata pada
kutipan langsung. Karena pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Sedangkan, pada kutipan di atas tidak memakai huruf kapital pada awal
71
kalimat petikan langsung tersebut. Oleh karena, penulisan yang tepat dan
benar adalah “Mak mauka ikan bolu itu yang besarka enaki di bakar”
Data 12
“Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang naik sepeda. alasannya karena
jika kita naik sepeda kita tidak akan bersentuhan dengan Orang lain sesuai
anjuran pemerintah, sekaligus dapat refresing karena pusing dengan
kesibukannya setiap hari. Orang yg suka naik sepeda biasanya adalah
orang yang mencintai lingkungan dan alam sekitarnya. Sekaligus perduli
dengan lingkungan saat kita melewatinya. Karena kalau kita naik sepeda,
kita dapat melihat suasana sekitar, sekaligus melihat perubahan-perubahan
yang terjadi dilingkungan sekitar tempat tinggal kita.
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan pada awal
kalimat. Dimana dijelaskan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Pada
kutipan setelah tanda titik tidak memakai huruf kapital di awal kalimat pada
kata “alasannya” padahal sebelumnya terdapat tanda baca titik (.) sebagai
bentuk akhir kalimat. Harusnya setelah tanda baca titik maka awal hurufnya
memakai huruf kapital.
Data 13
“Setelah ada virus corona banyak sekali aktivitas yang berhenti dikerjakan.
salah satunya tidak ada proses persekolahan karena semua sekolah
diliburkan. penyebabnya karena penyebaran virus corona semakin luas dan
semakin cepat juga. tapi masih bisa belajar melalui aplikasi di leptop dan
juga tetap ada tugas yang diberikan oleh guru. Kadang ada rasa rindu
untuk ketemu sama teman-teman yang lain untuk berkumpul lagi seperti
dulu.”
Pada kutipan di atas terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan
kalimat. Pada awal kalimat harusnya setiap awal katanya memakai huruf
72
kapital. Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesai huruf kapital
digunakan pada awal kalimat.
Data 14
“Setelah ada wabah virus corona sekarang banyak sekali yang
menggunakan masker karena himbauan pemerintah. Sekarang juga tidak
boleh keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Oleh karena
itu, saya selalu tinggal dirumah termasuk kalau sekolah hanya belajar
online saja. Semua orang harus tinggal dirumah saja agar tidak
memperluas penyebaran virus corona.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan pada kata
“dirumah”. Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata “di”
termasuk pada kata depan yang dimana kata depan seperti di, ke, dan dari,
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Oleh karena itu, penulisan
yang benar dan tepat adalah “Di rumah”.
Data 15
“Kemarin saya janjian bersama teman2 untuk pergi ke Akkarena karena
sudah lama tidak keluar rumah. Saya sangat senang karena sudah sangat
rindu jalan2 lagi seperti dulu. Sampai disana saya dan teman2 langsung
foto di pinggir pantai dan video stori di instagram.”
Pada kutipan di atas terdapat beberapa kata yang tidak sesuai
dengan kaidah penulisan seperti kata “teman2” dan “jalan2”. Karena kata
“teman2” dan “jalan2” termasuk dalam bentuk ulang dimana pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya. Jadi, penulisan
yang sesuai dengan kaidah adalah “teman-teman” dan “jalan-jalan”.
73
Data 16
“Waktu malam Selasa saya pergi ke rumah teman untuk main game di sana.
Sampai di sana banyak sekali orang2 yang sudah berkumpul ada juga
teman kelasku di sana. Saya main sampai tengah malam dan ditelfon terus
sama Bapak untuk pulang karena sudah tengah malam. Saya takut pulang
sendiri karena nanti dimarahi Bapak jadi saya ajak temanku untuk pulang
ke rumahku untuk menemaniku supaya tidak dimarahi. Sampai di rumah
Mamakku sudah tidur tapi Bapak belum karena menungguku pulang ke
rumah.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata “orang2”
yang dimana pada hakikatnya penulisan kata ulang harus menggunakan
tanda hubung (-) diantara unsur-unsur. Kata “orang2” yang dimaksud pada
kutipan di atas merupakan kata bentuk ulang tetapi menggunakan angka 2
sebagai penanda kata ulang. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia penulisan kata pada kutipan di atas tidak benar dalam kaidah
penulisan. Jadi, penulisan yang sesuai dengan kaidah adalah “Orang-orang”.
Data 17
“Kemarin sore pada jam 04.20 saya ke Pakatto sama Sepupuku untuk
mengambil kiriman di rumah Tanteku. Di perjalanan saya melihat anak
kucing berjalan di tengah jalan saya sangat kasihan melihatnya tapi saya
tidak bisa menolongnya karena banyak sekali kendaraan dan saya takut.
Sampai di rumah Tanteku saya langsung melihat Tanteku di depan
rumahnya sedang cerita” sama tetangganya. Tanteku langsung
memanggilku masuk ke rumahnya dan saya sama Sepupuku langsung masuk
ke rumah Tanteku. Tanteku membuatkan teh dan ada juga kue coklat, saya
dan sepupuku langsung makan kue coklatnya dan rasanya sangat enak.
Saya langsung bertanya soal kirimanku itu “tante mana kirimanyya
mamakku tanteku langsung bilang “oh iya nak tunggu dulu ku ambilkan”
setelah itu saya langsung pulang ke rumahku sama Sepupuku.”
Pada kutipan di atas terdapat kata “cerita”” yang merupakan
bentuk kata ulang. Jika melihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia maka penulisan kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah
74
penulisan. Karena pada hakikatnya bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya. Maka penulisan
yang benar dan sesuai dengan kaidah penulisan adalah “cerita-cerita”.
Data 18
“Saya dan Adikku kemarin pergi Sentral beli sepatu untuk dipakai pergi ke
Malino nanti karena saya dan Adikku tidak punya sepatu uang bagus untuk
di pakai jalan2. Sampai di Sentral saya mau pingsan karena panas sekali
dan banyak sekali orang, mamakku langsung menyuruhku duduk dan adikku
disuruh pergi beli minuman. Setelah beberapa saat, persaanku mulai enak
lagi dan langsung melanjutkan untuk mencari sepatu. Setelah beberapa
lama keliling pasar akhirnya saya menemukan sepatu yang saya suka. Saya
langsung membelinya dan setelah itu saya Adik saya lagi yang mencar
sepatu karena tidak ada yang dia suka di tempat tadi saya membeli. Setelah
beberapa lama dia mencari akhirnya dia menemukan dan tidak lama kami
semua pulang karena sudah sore.”
Terdapat kesalahan penulisan kata pada kutipan di atas yaitu kata
“jalan2” karena tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Kata “jalan2”
merupakan kata bentuk ulang yang harus di tulis dengan menggunakan
tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Maka penulisan yang tepat pada
yaitu “jalan-jalan.
Data 19
“Waktu malam Minggu saya keluar nongkrong karena diajak sama teman.
Awalnya saya tidak mau karena nanti di isinkan sama orang tuaku tapi
temanku langsung ke rumah dan langsung ketemu orang tuaku untuk
mengisinkan saya. Orang tua saya langsung mengisinkan saya keluar
nongkrong sama temanku yang penting jangan sampai tengah malam. Saya
senang sekali dan langsung pergi naik motor bersama temanku itu. Sampai
di sana banyak sekali orang dan susah sekali mencari tempat duduk yang
kosong. Tiba” saya melihat Sepupuku juga ada di sana dan saya langsung
mendatanginya dan duduk di tempatnya. Setelah jam 09.10 saya langsung
pulang karena takut di marahi kalau lama baru pulang dan sampai di
rumah saya langsung masuk dan teman saya langsung pulang.”
75
Pada kutipan di atas terdapat kata “tiba”” yang merupakan bentuk
kata ulang. Jika melihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
maka penulisan kata “tiba”” tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang
benar. Karena bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya. Maka dari itu penulisan yang benar dan tepat pada
kata tersebut adalah “Tiba-tiba”.
Data 20
“Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya tadi pergi kepasar bersama
nenek saya, Kami berdua pergi kepasar menggunakan sepeda motor.
Dipasar nenek saya membeli sayuran, ikan, tahu tempe dan lauk lainnya, di
sana kami bertemu banyak penjual dan pembeli yang menjual segala aneka
barang dagangan mereka.”
Walaupun keadaan dipasar itu tidak bersih dan kotor tetapi para Pedagang
tersebut tetap menikmati hal tersebut. Mereka tetap bersyukur dan tidak
pernah mengeluh akan hal itu, setelah itu kami berdua pun beranjak untuk
pulang karena semua belanjaannya sudah lengkap dan sesampainya kami
dirumah nenek saya langsung memasak belanjaan tadi yang dibeli, dan
setelah semuanya sudah siap saya dan nenek saya pun menikmatinya.
Pada kutipan di atas terdapat kata “kepasar” dan “dipasar” di
mana jika berpatokan pada kaidah penulisan maka tidak sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kata “ke” dan “di” termasuk
dalam kata depan yang ditulis terpiah dari kata yang mengikutnya. Maka
dari itu penulisan yang tepat adalah “ Ke pasar” dan “Di pasar”. Kesalahan
lainnya terdapat penggunaan tanda koma (,) jika dilihat maka penempatan
tanda koma pada kutipan di atas tidak sesuai karena pada kata setelahnya
menggunakan huruf kapital di awal kata. Penggunaan tanda baca haruslah
sesuai maka jika pada akhir kalimat harus menggunakan tanda titik (.) untuk
mengakhiri sebuah kalimat.
76
Data 21
“Minggu pagi ini saya dan teman2 saya ingin bermain bola di lapangan
sepak bola. Saya bangun pagi2 sekali supaya tidak terlambat. Saya singgah
kerumah teman saya supaya kam bersamaan pergi bermain bola tapi
ternyata teman saya belum bangun jadi saya meninggalkannya saya pergi
duluan ke lapangan sepak bola.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan kata misalnya
kata “teman2”, “pagi2” dan “kerumah”. Pada kutipan terdapat tanda petik
(“) sebagai tanda bahwa kata itu merupakan kata ulang. Karena pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Jadi penulisan
yang benar adalah “teman-teman” dan “pagi-pagi”.
Sedangkan pada penulisan kata “kerumah” terdapat penulisan
kata yang salah karena tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Kata “di” pada
kutipan termasuk dalam kata depan diamana pada Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia kata depan seperti di, ke, dan dari, di tulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Jadi, penulisan yang sesuai dan tepat adalah “Ke
rumah”.
Data 22
“Kemarin Ibu mengajakku pergi ke rumah tetangga karena sedang ada
acara di rumahnya. Anak tetanggaku ada yang melamar dan Ibu saya ke
sana untuk membantunya memasak dan menyiapkan makanan untuk tamu
yang akan datang. Setelah siang orang2 yang mau melamar sudah datang
dan semua orang langsung sibuk menyambut kedatangannya. Setelah
beberapa lama akhirnya mereka pulang dan Ibu saya sibuk membantu
membereskan rumah tetangga saya itu. Setelah semuanya beres akhirnya
saya dan Ibu langsung pulang ke rumah dan Ibu saya di kasi makanan dan
kue sama tetangga saya itu.”
77
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan bentuk kata
ulang. Dimana bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya. Penulisan kata “orang2” pada kutipan di atas
menggunakan angka dua (2) sebagai tanda bentuk ulang pada kata “orang-
orang”. Dalam kaidah penulisan kata tersebut tidak benar dan tidak sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia karena menyalahi aturan.
Maka dari itu penulisan yang tepat adalah “Orang-orang”.
Data 23
“Saya sama teman saya pergi ke Karebosi untuk jalan-jalan karena sudah
bosan di rumah terus. Dikarebosi belum terlalu ramai seperti biasanya
karena mungkin banyak yang takut corona. Di tengah-tengah perjalanan
tiba-tiba teman saya di telfon oleh mamanya dan disuruh pulang karena
mamanya mau pergi sama yang lain. Belum sempat dapat baju temanku
langsung mengajak saya pulang.”
Pada kutipan di atas terdapat penulisan kata yang salah yaitu
“dikarebosi”. Kata “Karebosi” yang dimaksud pada kutipan di atas
merupakan kata tempat sehingga kedudukan kata “di” pada kutipan
merupakan kata depan. Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata
depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Jadi, penulisan yang
tepat adalah “ Di Karebosi”.
Data 24
“Kemarin waktu libur sekolah saya pergi ke rumah tante yg di kampung, di
sana seru sekali karena banyak sepupuku berkumpul. Saya senang sekali
karena sudah lama tidak bertemu dengan mereka, kami semua di ajak sama
om pergi ke sungai untuk mandi”.”
Kesalahan penulisan kata pada kutipan di atas terdapat pada kata
“yg” dan “mandi””. Kata tersebut harusnya ditulis sesuai dengan (PUEBI)
78
dimana jika penulisannya disesuaikan dengan kaidah penulisan maka
penulisan yang benar adalah “yang” dan “mandi-mandi”. Kata mandi-mandi
termasuk dalam bentuk ulang yang dimana di tulis dengan menggunakan
tanda hubung (-). Jadi penulisan yang benar adalah “mandi-mandi”.
Data 25
“Sekarang kalau nonton tv hampir semua pemberitaan mengenai virus
corona. Banyak orang semakin takut untuk keluar rumah tapi banyak juga
orang yang tidak terlalu memperdulikan himbauan pemerintah. Setiap hari
semakin bertambah orang2 yang positif terkena virus corona.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan pada kata
“orang2”. Dimana pada kata “orang2” memakai angka (2) sebagai bentuk
tanda ulang. Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bentuk ulang
ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Oleh karena itu, penulisan yang sesuai dan tepat adalah “Orang-orang”.
Data 26
“Selama bulan puasa ini banyak yang berbeda dengan bulan puasa tahun
lalu. Sudah tidak ke Mesjid lagi teraweh sudah tidak ada bukber sama
teman2 dan keluarga lagi seperti dulu. Banyak sekali yang berbeda dan itu
buat saya rindu. Tapi alhamdulillah masih bisa kumpul dengan keluarga
dan buka bersama serta sahur bersama walaupun tidak seperti tahun
sebelumnya.“
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan misalnya
“teman2”. Pada kutipan di atas maksud angka dua (2) bermakna
pengulangan kata tapi tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.
Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Maka penulisan
yang benar adalah “teman-teman”.
79
Data 27
“Sekarang Sekolah diliburkan semua karena cepatnya penyebaran virus
corona di Indonesia. Jadi semua Sekolah diperintahkan oleh pemerintah
diliburkan untuk sementara waktu dan belajar di rumah aja dulu. Walaupun
tidak kesekolah tapi proses pembelajaran tetap berjalan walaupun dengan
belajar lewat online. Masih ada juga tugas dari guru dan tetap harus
dikerjakan karena akan dinilai dan tetap juga diabsen.”
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan penulisan pada kata
“kesekolah”. Kata “ke” pada kutipan merupakan kata depan dimana pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata depan seperti di, ke, dan dari,
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Oleh karena itu penulisan kata
“kesekolah” harus ditulis berpisah misalnya “Ke Sekolah”.
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan tanda koma (,) jika
dilihat maka penempatan tanda koma pada kutipan di atas tidak sesuai
karena pada kata setelahnya menggunakan huruf kapital di awal kata.
Penggunaan tanda baca haruslah sesuai maka jika pada akhir kalimat harus
menggunakan tanda titik (.) untuk mengakhiri sebuah kalimat.
Data 28
“Kemarin saya ingin ke pasar beli baju tapi tidak ada kendaraan yang mau
dipakai untuk ke pasar. Saya sangat sedih karena baju itu saya mau pakai
ke acara temanku dan acaranya pada malam harinya, Sehingga saya panik
karena tidak memiliki baju. Saya langsung menelfon Kakak saya untuk
mengantar ke pasar karena kakak punya motor. Setelah beberapa saat
akhirnya Kakak sayapulang juga dan mengantar saya ke pasar untuk
membeli baju. Setelah lama mencari akhirnya saya menemukan yang saya
suka dan langsung pulang ke rumah lagi dan langsung siap-siap ke acara
teman saya.”
Pada kutipan di atas terdapat pemakaian tanda baca yang tidak
sesuai dengan kaidah penulisan. Penggunaan tanda koma (,) pada kutipan di
80
atas tidak tepat karena pada kata yan mengikutinya menggunakan huruf
kalimat di awal katanya. Huruf kapital di pakai di awal kalimat dan juga
setelah tanda titik (.) sebagai tanda akhir kalimat. Sedangkan untuk tanda
koma hanya digunakan sebagai tanda jeda dalam sebuah kalimat dan kata
yang mengikutinya tidak menggunakan huruf kapital di awal katanya.
Data 29
“Kemarin saya ke rumah temanku untuk mengerjakan tugas. Pada saat
ingin pulang ban motor saya pecah dan saya sangat sedih karena saya
ingin cepat-cepat pulang ke rumah karena takut dimarahi bunda, karena
bunda sering melarang saya pulang malam. Karena katanya tidak baik
anak perempuan pulang malam. Katanya nanti apa kata tetangga.”
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan tanda baca yang tidak
sesuai. Tanda baca koma (,) harusnya dipakai sebagai tanda jeda pada
kalimat. Sedangkan tanda titik digunakan sebagai tanda berhenti atau tanda
pada akhir kalimat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian sebelumnya, peneliti telah menyajikan data dan
menganalisis bentuk kesalahan berbahasa pada karangan eksposisi siswa.
Pada bagian ini penulis memaparkan hasil pengamatan dan pembahasan
dari analisis kesalahan berbahasa siswa pada karangan eksposisi. Berikut
ini pembahasan hasil analisis kesalahan berbahasa pada karangan
eksposisi siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 sungguminasa.
1. Pemakaian Huruf ( huruf kapital, miring, tebal)
81
Pada pemakaian huruf terbagi atas tiga bagian yaitu huruf
kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, pada data yang diperoleh terdapat 14
bentuk kesalahan pada pemakaian huruf khususnya pada pemakaian
huruf kapital. Kesalahan penggunaan huruf kapital pada karangan
eksposisi siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa yakni
terdapat pada awal kalimat. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada data
1, 13, dan 14. Telah dijelaskan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia bahwa huruf kapital di pakai pada awal kalimat.
Kesalahan penggunaan huruf kapital juga sering terjadi
pada penulisan nama hari misalnya pada data ditemukan kesalahan
penulisan nama hari Senin, dan Minggu seperti yang terlihat pada data
2, 5, dan 11. Kesalahan penggunaan huruf kapital juga sering terjadi
pada penulisan nama kota dan tempat misalnya Bandung, Surabaya,
Kalimantan, Bandara, Bira. Telah dijelaskan pada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama geografi.
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada karangan
eksposisi siswa sering kali terjadi pada penulisan kata penunjuk
hubungan misalnya pada kata Kakak, Bapak, Ibu, Om, Tante.
Kesalahan penulisan penunjuk hubungan dapat dilihat pada data 3, 4,
9, 10. Jika melihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
82
maka huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan.
Kesalahan penggunaan huruf kapital juga terjadi pada
penulisan kata kutipan langsung. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada
data 12 dimana bentuk kesalahannya yaitu tidak memakai huruf
kapital diawal kalimat petikan langsung misalnya “Mak mauka ikan
bola itu yang besarka enaki dibakar”.
2. Penulisan Kata
Penulisan kata terbagi atas beberapa bagian yaitu:
a. Kata dasar
b. Kata berimbuhan
c. Bentuk depan
d. Singkatan dan akronim
e. Angka dan bilangan
f. Kata ganti
g. Kata sandang
Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata
misalnya pada kata “dirumah”, kepasar”,”dipasar”, “kerumah”,
“dikarebosi”, dan “kesekolah”. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada
83
data 1, 8, 10, 12 dan 16. Kesalahan tersebut terjadi pada penggunaan
kata depan yang dimana pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Kesalahan penulisan kata sering pula terjadi pada
penggunaan bentuk ulang. Kesalahan tersebut berupa kata “teman””,
“jalan””, “orang2”, “cerita””, “jalan2”, “tiba””, “pagi2”,
“mandi””, dan “teman2”. Kesalahan penulisan kata tersebut dapat
dilihat pada data 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, dan 15. Pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia penulisan kata bentuk ulang
ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-
unsurnya.
3. Pemakaian Tanda Baca
Kesalahan pemakaian tanda baca pada karangan eksposisi
siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa terdapat pada data 1,2,
dan 3. Dimana pada data tersebut sering salah menempatkan tanda
baca antara tanda titik (.) dan tanda koma(,). Misalnya pada data 1
penggunaa tanda koma yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan
yang benar. Karena pada kata yang mengikutinya menggunakan huruf
kapital di awal kata.
Kesalahan pada data 2 sama seperti pada bentuk kesalahan
yang terdapat pada data 1. Kesalahan penempatan tanda baca yang
84
tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Misalnya tanda baca koma (,)
yang tidak sesuai dengan penempatannya karena kata yang setelahnya
menggunakan huruf kapital diawal kalimat. Sehingga penggunaan
tana baca yang benar harusnya menggunakan tanda baca titi (.)
sebagai tanda akhir kalimat.
Kesalahan penggunaan tanda baca pada karangan eksposisi
Siswa SMP Negeri 4 Sungguminasa dapat dilihat pula pada data 3.
Pada data 3 tedapat pula kesalahan penggunaan tanda baca yang tidak
sesuai karena pada umumnya tanda baca koma (,) hanya digunakan
sebagai tanda jeda bukan sebagai tanda akhir kalimat seperti tanda
baca titik (.). Pada kesalahan penggunaan tanda baca ditemukan tiga
data.
85
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesalahan berbahasa pada karangan eksposisi siswa Kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa terdapat pada pemakaiannya hurufnya,
penulisan kata dan tanda baca yang digunakan tidak sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Pada pemakaian huruf kadang siswa menulis kata geografi tidak
menggunakan huruf kapital pada awal kata sehingga itu menjalahi aturan
kaidah penulisan yang benar. Salah satu bukti kesalahan penulisan kata
geografi adalah pada penulisan kata Bandung yang dimana penulisannya
pada huruf pertama tidak menggunakan huruf kapital.
Pada penulisan kata masih banyak siswa yang melakukan
kesalahan penulisan misalnya saja pada kata yang dan mandi-mandi serta
kata yang lainnya yang ditulis tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Kata yang seringkali ditulis yang seringkali ditulis
dengan “yg” dimana jika diperhatikan maka kata itu tidak memiliki arti
dan mandi-mandi ditulis dengan menggunakan tanda petik ganda.
Kesalahan penulisan siswa juga masih sering terjadi pada penulisan
tanda baca misalnya antar tanda koma(,) dan tanda titik (.). tanda koma
yang harusnya hanya sebagai jeda untuk berhenti sejenak kadang dianggap
sebagai tanda titik untuk mengakhiri suatu kalimat.
86
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam berbahasa
indonesia pada suatu penulisan agar sesuai dengan kaidah penulisan yang benar
dan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini diharapkan dapat menjadi
langkah awal dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, Nur Endah, Sumarwati dkk. 2012. AnalisisKesalahan Berbahasa
Indonesia dalam Karangan Eksposisi siswa Sekolah Menengah Atas.
(diakses tanggal 14 Desember 2019)
Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.
Fatimah Fauziah Nurul, Dewi Purnamasari, dkk. 2018. Analisi Kesalahan
Berbahasa Pada Tuturan Pembawa Acara dan Bintang Tamu Dalam Talk
Show Hitam Putih Yang Berjudul “Fenomena Kanjeng
Mas”.(https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/vi ew/11
27). (diakses tanggal 18 Desember 2019).
Kridalaksana Harimurti.(2001). Edisi Ketiga Kamus Linguistik. Jakarta: Sinar
Baru.
Purwandi Heni Setya, Budhi Setiawan, dkk. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia Pada Surat Dinas Kantor Kepala Desa Jladri.
(http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/45.
(diakses pada tanggal 18 Desember 2019).
Prasetyo Agung. 2016. Cabang-cabang ilmu linguistik.
(https://www.linguistikid.com/2016/12/cabang-cabang-ilmu-
linguistik.html) (diakses tanggal 25 Desember 2019)
Satini, Ria. 2016. KemampuanMenulis Karangan Eksposisi Dengan
Menggunakan Teknik Mind Map Siswa.
Setiawan Samhis. 2019. Teks eksposisi: Pengertian, contoh, ciri, jenis, struktur,
kaidah. (https://www.gurupendidikan.co.id/teks-eksposisi/). (diakses
tanggal 25 Desember 2019)
Susanti, Ratna. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Media Luar
Ruang di Kota Klaten. (http://scholar.google.co.id). (diakses tanggal 14
Desember 2019)
88
LAMPIRAN
89
KORPUS DATA HASIL PENELITIAN
No Data Kategori Kesalahan Perbaikan
Penggunaan
huruf
Penulisan
kata
Pemakain
tanda baca
1 “Sekarang di
mana-mana semua
orang pakai
masker dan selalu
menyediakan
hanzanitiser kalau
mau pergi-pergi
keluar rumah.
Masker juga
semakin banyak
dijual dipinggir
jalan dan dimana-
mana. sekarang
kalau keluar
rumah harus
menggunakan
masker demi
keamanan diri dan
orang lain. Dan
jika pergi ke Mall
harus siap-siap di
cek suhu tubuhnya
dan harus normal
karena kalau
tinggi tidak bisa
masuk ke dalam
Mall.”
sekarang,
Mall
Dipinggir,
dimana-
mana
sekarang Sekarang
Mall
Di pinggir
Di mana-
mana
2
“Pada hari senin
saya dan teman”
saya pergi ke
pasar untuk membeli buah apel
karena ada
temanku yang
sakit dan buah
apel itu aku mau
senin teman” Senin
Teman-teman
90
bawakan temanku
ke rumahnya.”
3
“Pada hari
minggu saya pergi
ke milenium
bersama teman”
pada jam 08.30.
setelah itu, saya
pergi dibintang
(mencari silicon
pada jam 09.00
setelah itu saya
pulang terus
singgah membeli
bakso bakar dan
saya terus pulang
pada jam 09.45.”
minggu dibintang Minggu
Di Bintang
4 “Pada hari
minggu saya
berangkat dari
rumah menuju
kemakassar pada
jam 02:30 setelah
itu dalam
perjalanan saya
singgah membeli
bensin setelah
saya sudah
mengisi bensin
saya melanjutkan
perjalanan dalam
perjalanan saya
sngga makan pada
jam 04:30 setelah
itu saya terus
melanjutkan
perjalanan sampai
tujuan pada jam
05:40.”
minggu kemakassar Minggu
Ke Makassar
5 “Waktu hari Senin
Tante saya pulang
dari surabaya dan
membawakan saya
surabaya Surabaya
91
tas yang saya titip
ke dia. Setelah
sudah asar Tante
saya sampai di
rumah dan
membawa banyak
sekali barang
karena banyak
yang nitip. Setelah
beberapa saat
tante saya
istirahat tante
saya langsung
mandi dan siap-
siap membagikan
titipan yang
dibawa. Banyak
sekali keluarga
berkumpul untuk
mendapakan oleh-
oleh yang dibawa
oleh tante saya.
Setelah semua
mendapatkan
pesanannya semua
langsung gembira
dan sangat
senang.”
6 “Bapak sama Ipar
saya waktu Kamis
pergi ke
kalimantan untuk
ambil mobil yang
dibelinya di
saudara ipar saya.
Keluarga saya
pergi mengantar
ke bandara satu
mobil semua.
Sekitar pukul
06.30 semua
keluarga siap-siap
karena pesawat
yang ditumpangi
terbang pagi
kalimantan Kalimantan
92
sekali. Setelah
bapak sama Ipar
saya masuk ke
bandara semua
keluarga langsung
pulang lagi ke
Rumah.”
7 “Kemarin waktu
selesai salat Jumat
ada keributan di
samping rumah
saya. Saya kira
ada apa ternyata
ada orang yang
dicuri uangnya di
rumahnya. Saya
kaget karena baru
saja selesai sholat
juga dan langsung
dengar orang
ribut. Banyak
sekali orang
karena banyak
orang yang pulang
sholat jumat
tinggal
mendengarkan
cerita. Suami
tetangga saya
langsung telfon
polisi dan minta
bantuan. Tidak
lama polisi pun
datang dan
langsung
menyelidiki siapa
pelakunya. Tidak
lama bapak juga
pulang dari mesjid
dan langsung ke
samping rumah ke
rumah tetangga.”
bapak Bapak
8 “Waktu hari
minggu saya dan
keluarga pergi
minggu
bira
Minggu
Bira
93
liburan di bira,
saya sangat
senang karena
sudah lama sekali
saya tidak pergi
jalan jalan. Saya
juga singgah foto-
foto di beberapa
tempat saat
perjalanan
kesana. Saya dan
keluarga sangat
menikmati
perjalanan itu
karena sudah
lama sekali kami
semua tidak jalan-
jalan. Sampai di
bira saya
langsung foto-foto
bersama adik saya
dan lari-lari di
pingir pantai.”
9 “Tadi pagi Mama
saya beli sayur di
penjual sayur
yang lewat di
depan rumah.
Saya ikut keluar
liat-liat sayur
yang dijual dan
ikut memilih juga
sayuran. Banyak
sekali jenis
sayuran yang
dijual ada
kangkung, bayam,
sayu, dan masih
banyak lagi yang
lainnya. Tidak
lama ada penjual
ikan lewat saya
langsung
menahanya karena
saya mau makan
ikan bolu yang di
“mak
mauka ikan
bolu itu
yang
besarka
enaki di
bakar”.
“Mak mauka
ikan bolu itu
yang besarka
enaki di
bakar”.
94
bakar dan pakai
sambal buatan
Kakakku. Saya
langsung bilang
sama Mamaku
“mak mauka ikan
bolu itu yang
besarka enaki di
bakar”.Lalu
Mamaku langsung
membelinya dan
membersihkannya
dan langsung
dibakar.”
10
“Akhir-akhir ini
banyak sekali
orang yang naik
sepeda. alasannya
karena jika kita
naik sepeda kita
tidak akan
bersentuhan
dengan Orang lain
sesuai anjuran
pemerintah,
sekaligus dapat
refresing karena
pusing dengan
kesibukannya
setiap hari. Orang
yg suka naik
sepeda biasanya
adalah orang yang
mencintai
lingkungan dan
alam sekitarnya.
Sekaligus perduli
dengan
lingkungan saat
kita melewatinya.
Karena kalau kita
naik sepeda, kita
dapat melihat
suasana sekitar,
sekaligus melihat
alasannya alasannya alasannya
95
perubahan-
perubahan yang
terjadi
dilingkungan
sekitar tempat
tinggal kita.
11 “Setelah ada virus
corona banyak
sekali aktivitas
yang berhenti
dikerjakan. salah
satunya tidak ada
proses
persekolahan
karena semua
sekolah
diliburkan.
penyebabnya
karena
penyebaran virus
corona semakin
luas dan semakin
cepat juga. tapi
masih bisa belajar
melalui aplikasi di
leptop dan juga
tetap ada tugas
yang diberikan
oleh guru. Kadang
ada rasa rindu
untuk ketemu
sama teman-teman
yang lain untuk
berkumpul lagi
seperti dulu.”
salah dirumah salah Salah
12 “Setelah ada
wabah virus
corona sekarang
banyak sekali
yang
mengguanakan
masker karena
himbauan
pemerintah.
dirumah Di rumah
96
Sekarang juga
tidak boleh keluar
rumah jika tidak
ada kepentingan
yang mendesak.
Oleh karena itu,
saya selalu tinggal
dirumah termasuk
kalau sekolah
hanya belajar
online saja. Semua
orang harus
tinggal dirumah
saja agar tidak
memperluas
penyebaran virus
corona.”
13 “Kemarin saya
janjian bersama
teman2 untuk
pergi ke Akkarena
karena sudah
lama tidak keluar
rumah. Saya
sangat senang
karena sudah
sangat rindu
jalan2 lagi seperti
dulu. Sampai
disana saya dan
teman2 langsung
foto di pinggir
pantai dan video
stori di
instagram.”
teman2
jalan2
Teman-
teman,
Jalan-jalan
14 “Waktu malam
Selasa saya pergi
ke rumah teman
untuk main game
di sana. Sampai di
sana banyak sekali
orang2 yang
sudah berkumpul
ada juga teman
orang2 Orang-orang
97
kelasku di sana.
Saya main sampai
tengah malam dan
ditelfon terus
sama Bapak untuk
pulang karena
sudah tengah
malam. Saya takut
pulang sendiri
karena nanti
dimarahi Bapak
jadi saya ajak
temanku untuk
pulang ke
rumahku untuk
menemaniku
supaya tidak
dimarahi. Sampai
di rumah
Mamakku sudah
tidur tapi Bapak
belum karena
menungguku
pulang ke rumah.”
15 “Kemarin sore
pada jam 04.20
saya ke Pakatto
sama Sepupuku
untuk mengambil
kiriman di rumah
Tanteku. Di
perjalanan saya
melihat anak
kucing berjalan di
tengah jalan saya
sangat kasihan
melihatnya tapi
saya tidak bisa
menolongnya
karena banyak
sekali kendaraan
dan saya takut.
Sampai di rumah
Tanteku saya
langsung melihat
cerita” Cerita-cerita
98
Tanteku di depan
rumahnya sedang
cerita” sama
tetangganya.
Tanteku langsung
memanggilku
masuk ke
rumahnya dan
saya sama
Sepupuku
langsung masuk ke
rumah Tanteku.
Tanteku
membuatkan teh
dan ada juga kue
coklat, saya dan
sepupuku
langsung makan
kue coklatnya dan
rasanya sangat
enak. Saya
langsung bertanya
soal kirimanku itu
“tante mana
kirimanyya
mamakku tanteku
langsung bilang
“oh iya nak
tunggu dulu ku
ambilkan” setelah
itu saya langsung
pulang ke
rumahku sama
Sepupuku.”
16 “Saya dan Adikku
kemarin pergi
Sentral beli sepatu
untuk dipakai
pergi ke Malino
nanti karena saya
dan Adikku tidak
punya sepatu uang
bagus untuk di
pakai jalan2.
Sampai di Sentral
jalan2 Jalan-jalan
99
saya mau pingsan
karena panas
sekali dan banyak
sekali orang,
mamakku
langsung
menyuruhku duduk
dan adikku
disuruh pergi beli
minuman. Setelah
beberapa saat,
persaanku mulai
enak lagi dan
langsung
melanjutkan untuk
mencari sepatu.
Setelah beberapa
lama keliling
pasar akhirnya
saya menemukan
sepatu yang saya
suka. Saya
langsung
membelinya dan
setelah itu saya
Adik saya lagi
yang mencar
sepatu karena
tidak ada yang dia
suka di tempat tadi
saya membeli.
Setelah beberapa
lama dia mencari
akhirnya dia
menemukan dan
tidak lama kami
semua pulang
karena sudah
sore.”
17 “Waktu malam
Minggu saya
keluar nongkrong
karena diajak
sama teman.
Awalnya saya
tidak mau karena
Tiba” Tiba-tiba
100
nanti di isinkan
sama orang tuaku
tapi temanku
langsung ke
rumah dan
langsung ketemu
orang tuaku untuk
mengisinkan saya.
Orang tua saya
langsung
mengisinkan saya
keluar nongkrong
sama temanku
yang penting
jangan sampai
tengah malam.
Saya senang sekali
dan langsung
pergi naik motor
bersama temanku
itu. Sampai di
sana banyak sekali
orang dan susah
sekali mencari
tempat duduk yang
kosong. Tiba”
saya melihat
Sepupuku juga
ada di sana dan
saya langsung
mendatanginya
dan duduk di
tempatnya. Setelah
jam 09.10 saya
langsung pulang
karena takut di
marahi kalau lama
baru pulang dan
sampai di rumah
saya langsung
masuk dan teman
saya langsung
pulang.”
101
18 “Saya ingin
bercerita tentang
pengalaman saya
tadi pergi kepasar
bersama nenek
saya, Kami berdua
pergi kepasar
menggunakan
sepeda motor.
Dipasar nenek
saya membeli
sayuran, ikan,
tahu tempe dan
lauk lainnya,
disana kami
bertemu banyak
penjual dan
pembeli yang
menjual segala
aneka barang
dagangan
mereka.”
Kepasar
dipasar
Ke pasar
Di pasar
19 “Minggu pagi ini
saya dan teman2
saya ingin
bermain bola di
lapangan sepak
bola. Saya bangun
pagi2 sekali
supaya tidak
terlambat. Saya
singgah kerumah
teman saya supaya
kam bersamaan
pergi bermain
bola tapi ternyata
teman saya belum
bangun jadi saya
meninggalkannya
saya pergi duluan
ke lapangan sepak
bola.”
Teman2 Teman-teman
20 “Kemarin Ibu
mengajakku pergi
ke rumah tetangga
Orang2 Orang-orang
102
karena sedang ada
acara di
rumahnya. Anak
tetanggaku ada
yang melamar dan
Ibu saya ke sana
untuk
membantunya
memasak dan
menyiapkan
makanan untuk
tamu yang akan
datang. Setelah
siang orang2 yang
mau melamar
sudah datang dan
semua orang
langsung sibuk
menyambut
kedatangannya.
Setelah beberapa
lama akhirnya
mereka pulang
dan Ibu saya sibuk
membantu
membereskan
rumah tetangga
saya itu. Setelah
semuanya beres
akhirnya saya dan
Ibu langsung
pulang ke rumah
dan Ibu saya di
kasi makanan dan
kue sama tetangga
saya itu.”
21 “Saya sama teman
saya pergi ke
Karebosi untuk
jalan-jalan karena
sudah bosan di
rumah terus.
Dikarebosi belum
terlalu ramai
seperti biasanya
dikarebosi Di Karebosi
103
karena mungkin
banyak yang takut
corona. Di tengah-
tengah perjalanan
tiba-tiba teman
saya di telfon oleh
mamanya dan
disuruh pulan
karena mamanya
mau pergi sama
yang lain. Belum
sempat dapat baju
temanku langsung
mengajak saya
pulang.”
22 “Kemarin waktu
libur sekolah saya
pergi ke rumah
tante yg di
kampung, di sana
seru sekali karena
banyak sepupuku
berkumpul. Saya
senang sekali
karena sudah
lama tidak
bertemu dengan
mereka, kami
semua di ajak
sama om pergi ke
sungai untuk
mandi”.”
Mandi” Mandi-mandi
23 “Sekarang kalau
nonton tv hampir
semua
pemberitaan
mengenai virus
corona. Banyak
orang semakin
takut untuk keluar
rumah tapi banyak
juga orang yang
tidak terlalu
memperdulikan
himbauan
Orang2 Orang-orang
104
pemerintah. Setiap
hari semakin
bertambah orang2
yang positif
terkena virus
corona.”
24 “Selama bulan
puasa ini banyak
yang berbeda
dengan bulan
puasa tahun lalu.
Sudah tidak ke
Mesjid lagi
teraweh sudah
tidak ada bukber
sama teman2 dan
keluargalagi
seperti dulu.
Banyak sekali
yang berbeda dan
itu buat saya
rindu. Tapi
alhamdulillah
masih bisa kumpul
dengan keluarga
dan buka bersama
serta sahur
bersama walaupun
tidak seperti tahun
sebelumnya.“
Teman2 Teman-teman
25 “Sekarang Sekolah
diliburkan semua
karena cepatnya
penyebaran virus
corona di
Indonesia. Jadi
semua Sekolah
diperintahkan oleh
pemerintah
diliburkan untuk
sementara waktu
dan belajar di
rumah aja dulu.
Walaupun tidak
kesekolah Ke sekolah
105
kesekolah tapi
proses
pembelajaran
tetap berjalan
walaupun dengan
belajar lewat
online. Masih ada
juga tugas dari
guru dan tetap
harus dikerjakan
karena akan
dinilai dan tetap
juga diabsen.”
26 “Kemarin saya
ingin ke pasar beli
baju tapi tidak ada
kendaraan yang
mau dipakai untuk
ke pasar. Saya
sangat sedih
karena baju itu
saya mau pakai ke
acara temanku
dan acaranya
pada malam
harinya, Sehingga
saya panik karena
tidak memiliki
baju. Saya
langsung menelfon
Kakak saya untuk
mengantar ke
pasar karena
kakak punya
motor. Setelah
beberapa saat
akhirnya Kakak
sayapulang juga
dan mengantar
saya ke pasar
untuk membeli
baju. Setelah lama
mencari akhirnya
saya menemukan
yang saya suka
dan langsung
sekarang Sekarang
106
pulang ke rumah
lagi dan langsung
siap-siap ke acara
teman saya.”
27 “Kemarin saya ke
rumah temanku
untuk
mengerjakan
tugas, Pada saat
ingin pulang ban
motor saya pecah
dan saya sangat
sedih karena saya
ingin cepat-cepat
pulang ke rumah
karena takut
dimarahi bunda,
karena bunda
sering melarang
saya pulang
malam. Karena
katanya tidak baik
anak perempuan
pulang malam.
Katanya nanti apa
kata tetangga.”
Pada pada
28 “Kemarin kakak
saya melahirkan di
Puskesmas dan
melahirkan anak
perempuan yang
sangat lucu dan
menggemaskan.
Semua keluarga ke
sana untuk
Puskesmas puskesmas
107
menemani kakak
saya walaupun
tidak masuk di
ruangan bersalin.
Sekitar jam 08.00
anak kakak saya
lahir dengan
selamat dan sehat
serta sempurna.
Semua keluarga
langsung bahagia
dan tidak sabar
melihat bayi lucu
itu tapi belum bisa
masuk karena
belum selesai.
Tidak lama
kemudian
bidannya keluar
dan membolehkan
kita masuk untuk
melihat bayinya
dan kakak saya.”
108
29 “Kemarin waktu
selesai salat Jumat
ada keributan di
samping rumah
saya. Saya kira
ada apa ternyata
ada orang yang
dicuri uangnya di
rumahnya. Saya
kaget karena baru
saja selesai sholat
juga dan langsung
dengar orang
ribut. Banyak
sekali orang
karena banyak
orang yang pulang
sholat jumat
tinggal
mendengarkan
cerita. Suami
tetangga saya
bapak Bapak
109
langsung telfon
polisi dan minta
bantuan. Tidak
lama polisi pun
datang dan
langsung
menyelidiki siapa
pelakunya. Tidak
lama bapak juga
pulang dari mesjid
dan langsung ke
samping rumah ke
rumah tetangga.”
110
RIWAYAT HIDUP
Irnawati, dilahirkan di Gowa, pada tanggal 01 Agustus 1997.
Penulis merupakan anak pertaa dari dua bersaudara dan
merupakan buah hati dari pasangan Sultan dan Jaha.
Penulis mengawali pendidikan dibangku Sekolah Dasar (SD)
Inpres Tanaberu dan tamat tahun 2009. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 2 Turatea dan tamat tahun 2012. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) YAPIP Makassar dan tamat
pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2016 penulis baru melanjutkan
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.