ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN DANA BOS
TERHADAP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI
PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DI SMA NEGERI 21 GOWA
SKRIPSI
Oleh
TITI ARTI NIM 105731137416
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
i
ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN DANA BOS
TERHADAP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI
PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DI SMA NEGERI 21 GOWA
SKRIPSI
Oleh
TITI ARTI NIM 105731137416
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana
(S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
Tidak ada yang tidak mungkin selama ada niat, terus berusaha,
berdoa dan jangan pernah menyerah.
Penulis
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah
engakau berharap”.
(QS. Al-Insyirah, 6-8)
“Terkadang seseorang dengan masa lalu yang kelam, mampu
menciptakan masa depan yang cerah”
(Umar Bin Khattab)
vi
PERSEMBAHAN
Sembah syukur serta puji syukur kepada-Mu Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat
sempurna. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya
tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang tercinta
dan tersayang atas kasihnya yang berlimpah.
1. Teristimewa Ibu dan Bapak saya tercinta, tersayang, terkasih dan
terhormat yang selalu mendoakan yang terbaik untuk saya.
2. Semua keluarga yang kumiliki, terima kasih atas doa dan dukungannya
dn terima kasih sudah menyemangatiku disaat aku letih.
3. Terima kasih dosen pembimbing dan pembimbing yang telah
membimbing hingga saat ini dan menerima kelebihan maupun
kekurangan saya.
4. Sahabat dan teman-temanku tersayang, terima kasih atas dorongan,
semangat, motivasi, saran-sarannya dan kebersamaannya selama ini.
Your are the best.
5. Almamaterku tercinta.
vii
ABSTRAK
TITI ARTI. Tahun 2020 “Analisis Pengelolaan Anggaran Dana BOS Terhadap
Akuntabilitas Dan Transparansi Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan di
SMA Negeri 21 Gowa”. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Hj.
Ruliaty dan Pembimbing II Abd Salam HB.
Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti
bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan penyusunan dan
pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan program BOS SMA atau MA harus mengikuti pedoman yang
disusun oleh Pemerintah dalam Petunjuk Teknis BOS SMA atau MA dengan
mengutamakan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu prinsip
swakelola dan partisipatif, transaparan, akuntabel, demokratis, efektif danefisien,
tertib administrasi dan pelaporan, serta saling percaya. Pada konsep MBS,
sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menuntut prioritas,
mengendalikan dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber,
baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Dana BOS
viii
ABSTRACK
TITI ARTI. Year 2020 “Analysis of BOS Fund Budget Management on
Accountability and Transparency Of Financial Accountability at SMA Negeri 21
Gowa”. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and
Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervisedby Advisor I Hj.
Ruliaty and Advisor II Abd. Salam HB.
Accountability is the principle of public accountability, which means that
the budgeting process, starting from planning, preparation and implementation,
must be properly reported and accounted for. The implementation of the BOS
SMA or MA Technical Guidelines by prioritizing the concept of School Based
Management (MBS), namely the principles of self-management and participation,
transparency, accountability, democracy, effectiveness and efficiency, ordely
administration and reporting, as well as mutual trust. In the MBS concept, schools
are required to independently explore, allocate, demand priorities, control and be
accountable for the empowerment of resources, both to the community and the
government.
Keywords : Accountability, Transparency, Managenent of Boss Fund
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat hidup dan
kesempatan menggenggam ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Analisis Pengelolaan Anggaran Dana BOS Terhadap
Akuntabilitas Dan Transparansi Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan
di SMA Negeri 21 Gowa” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stara
1 (S1).
Menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas dari
kekurangan disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan.
Akhirnya dengan selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran dan bantuan
yang telah diberikan sebagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Untuk kedua orang tuaku yang tercinta, terima kasih selama ini engkau telah
menjadi suri tauladan dan memberikan kasih sayang dan doa untuk anakmu,
dan untuk saudara-saudaraku tercinta terima kasih telah memberikan doa,
semangat dan kasih sayangnya.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Rasulong SE., M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
x
4. Bapak Ismail Badollahi SE., M.Si., Ak. CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
yang telah memberikan arahan dan masukan bagi peneliti.
5. Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu dan kesempatannya dalam membimbing memberikan masukan dan
saran dalam penelitian ini.
6. Bapak Abd. Salam HB, SE., M.Si., Ak. CA. CSP selaku Dosen pembimbing II
yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk waktu, masukan dan
saran dalam penyelesaian penelitian penulis.
7. Bapak/ibu Dosen yang telah begitu tulus membekali penulis ilmu dan
pelejaran yang sangat berharga.
8. Seluruh staff dan karyawan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Seluruh Bapak/Ibu guru dan staff pegawai SMA Negeri 21 Gowa yang telah
membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
10. Keluarga besar yang telah mendukung saya, terima kasih.
11. Teman-teman kelas Resor AK.16R jurusan akuntansi, terima kasih untuk
semuanya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
banyak memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik yang setimpal kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan
dan manfaat khususnya bagi pengembangan dunia ekonomi. Amin.
Billahi fisabilil haq fastabiqul khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, September 2020
Titi Arti NIM. 105731137416
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ..............................................................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ........................................................ vii
ABSTRACK BAHASA INGGRIS .......................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8
A. Defenisi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ............ 8
B. Pengelolaan Keuangan Sekolah .......................................... 12
C. Prinsip Pengelolaan Anggaran Dana BOS ........................... 18
xii
D. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ............................. 26
E. Akuntansi Pelaporan Keuangan ........................................... 27
F. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 27
G. Kerangka Pikir ..................................................................... 34
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 35
A. Jenis Penelitian .................................................................... 35
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................... 35
C. Faktor yang Diselidiki ........................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 36
E. Definisi Operasional Akuntabilitas dan Transparansi ........... 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 38
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 41
B. Analisa Hasil Penelitian ....................................................... 45
C. Pembahasan ....................................................................... 55
BAB V. PENUTUP .............................................................................. 60
A. Kesimpulan .......................................................................... 60
B. Saran ................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 61
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor ................................................................................................. Halaman
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................... 34
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor ................................................................................................. Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 31
Tabel 4.1 Kondisi Sarana dan Prasana di SMA Negeri 21 Gowa ........ 43
Tabel 4.2 Keadaan Guru di SMA Negeri 21 Gowa ............................... 44
Tabel 4.3 Keadaan Siswa di SMA Negeri 21 Gowa ............................ 44
Tabel 4.4 Sebaran Pencairan dana BOS SMA Negeri 21 Gowa .......... 46
Tabel 4.5 Penggunaan Anggaran dana BOS SMA Negeri 21 Gowa ... 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor ................................................................................................. Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi Kependidikan UPT SMA Negeri 21 Gowa
............................................................................................................ 62
Lampiran 2 Dokumentasi …. ............................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipandang sebagai suatu sarana untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa
yang peduli akan pendidikan dan dapat tergambarkan dari pencapaian
pendidikan warga negaranya. Pencapaian pendidikan suatu bangsa dapat
dilihat dari kesesuaian antara tujuan dan keterlaksanaan pendidikan. Di
Indonesia, menurut pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Adapun
fungsi nasional pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu hal yang tidak dapat dilupakan dalam mencapai tujuan
pendidikan suatu bangsa adalah peran negara dalam menyediakan sarana
pendidikan. Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2013: 52) lingkungan dan sarana
pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas serta
berlangsungnya usaha pendidikan. Lingkungan tersebut dapat bersifat
lingkungan fisik, sosial dan budaya yang semuanya memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap usaha pendidikan. Belum
memadainya tempat pendidikan (gedung sekolah, sarana olahraga dan
rekreasi), perlengkapan, alat pendidikan, materi pendidikan, kurangnya
2
kerjasama antara berbagai lembaga dalam masyarakat, rendahnya
pendidikan penduduk serta biaya pendidikan yang relatif mahal pada
umumnya dapat menghambat berlangsungnya pendidikan dengan baik.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi. Salah satu peran negara dalam hal tersebut
adalah dengan memberikan atau meringankan biaya pendidikan di Indonesia.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) menjelaskan bahwa secara garis besar biaya pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Proses manajemen dilakukan oleh institusi secara konsisten dan
terus- menerus. Proses tersebut dilaksanakan oleh institusi yang bergerak
dalam kegiatan yang berorientasi laba atau nirlaba. Institusi pendidikan yang
mana bergerak dalam kegiatan nirlaba juga melakukan proses manajemen.
Institusi pendidikan dituntut untuk melaksanakan proses manajemen yang
optimal. Manajemen sekolah tidak dapat terjadi tanpa melibatkan sumber
daya yang tepat. Manajemen sekolah yang baik melibatkan seluruh elemen
dalam sekolah. Elemen yang dimaksud seperti guru, karyawan, siswa,
fasilitas sekolah, dan yang lainnya. Sebagai penunjang kegiatan manajemen,
sekolah memerlukan uang untuk melaksanakan rencana sekolah yang telah
ditetapkan dalam periode tertentu. Uang yang beredar dalam sekolah sudah
sepatutnya dikelola dengan baik berdasarkan peraturan yang berlaku. Hal ini
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39
3
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah bahwa pengelolaan
uang adalah pengelolaan kas dan surat berharga termasuk menanggulangi
kekurangan kas dan memanfaatkan kelebihan kas secara optimal. Peraturan
Pemerintah tersebut juga menjelaskan bahwa sekolah sebagai institusi
pemerintah di awasi oleh kepala sekolahdalam pengendalian internal dan
pengawas fungsional daerah serta Badan Pemeriksa Keuangan dalam
pengendalian fungsional.
Sekolah memiliki tugas untuk mengelola keuangan berdasarkan
prinsip- prinsip pengelolaan keuangan sehingga uang yang beredar dapat
dimanfaatkan secara optimal. Proses manajemen keuangan sekolah yang
baik dapat dilakukan oleh stakeholder yang baik pula. Stakeholder yang baik
berupa pihak-pihak internal maupun eksternal sekolah yang berperan aktif
dalam pengelolaan keuangan sekolah. Keaktifan stakeholder akan
menunjang proses pengelolaan keuangan sekolah yang akan berpengaruh
pada jumlah uang yang optimal. Jumlah uang yang optimal seperti uang yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah. Jika jumlah
uang yang berlebih dapat mengurangi efisiensi dari pengelolaan keuangan
sekolah, sedangkan jumlah uang yang kurang mengurangi kinerja dari
sumber daya lain, seperti kinerja guru, karyawan, pemanfaatan fasilitas
sekolah dan yang lainnya.
Pengelolaan keuangan sekolah didasari pada prinsip-prinsip yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan yaitu prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Peraturan tersebut juga menjelaskan
bahwa keempat prinsip tersebut digunakan dalam proses pengelolaan
4
keuangan sekolah yang dimulai dari perencanaan, realisasi penerimaan dan
pengeluaran dana pendidikan, pengawasan dan pemerikasaan hingga
pertanggungjawaban. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada pengelolaan
anggaran dana BOS terhadap pelaporan keuangan sekolah berdasarkan
prinsip keadilan dan efisiensi karena kedua prinsip tersebut erat kaitannya
dengan tahapan dalam pengelolaan keuangan sekolah pada tahap
perencanaan dan realisasi anggaran penerimaan dan pengeluaran dana
pendidikan. Prinsip keadilan berkaitan dengan kesempatan yang diberikan
seluas-luasnya kepada peserta didik dalam menerima pelayanan pendidikan,
sedangkan prinsip efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya
dalam memberikan pelayanaan pendidikan melalui sekolah.
Kita tau sendiri pendidikan di Indonesia sangat minim sekali terutama
dalam fasilitas sekolah atau sarana dan prasarana terutama sekolah yang
berada dipedasaan maupun daerah terpencil seperti halnya fasilitas sekolah
atau sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 21 Gowa, hal ini bisa
dilihat dengan kurangnya fasilitas kegiatan belajar mengajar, gedung kelas
yang kurang, sanitasi yang tidak memadai, perpustakaan dan bangku
sekolah yang rusak maupun tidak mecukupi. Padahal pemenuhan sarana
dan prasarana merupakan salah satu standar nasional pendidikan.
Fasilitas sekolah atau sarana dan prasarana adalah salah satu
sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan
terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang canggih. Fasilitas sekolah atau sarana dan prasarana
merupakan kegiatan penting yang perlu disiapkan secara cermat dan
5
berkesinambungan sehingga kedepannya proses belajar mengajar bisa
terlaksana secara optimal khususnya di lingkungan SMA Negeri 21 Gowa.
Proses dalam pengelolaan keuangan sekolah yang meliputi
perencanaan, dan realisasi anggaran diduga belum sepenuhnya dilakukan
berdasarkan prinsip pengelolaan keuangan sekolah yang meliputi keadilan
dan efisiensi walaupuan pada dasarnya konsep pelaporan antarnegara bisa
berbeda satu dengan yang laindengan tingkat perbedaan yang bervariasi
(Toto Prihadi 2012:04). Penggunaan prinsip keadilan yang dimaksud ketika
menyusun RAPBS dan prinsip efisiensi ketika diterapkan secara internal
berupa realisasi anggaran pendapatan dan belanja sekolah, maupun secara
eksternal dalam manfaat yang diterima serta biaya yang dikeluarkan oleh
siswa apabila siswa bersekolah.. Dana BOS yang digunakan untuk
mengurangi biaya penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, membantu
sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah karena dengan dana BOS,
menambah fasilitas sarana dan prasarana sekolah berdasarkan sistem
pengelolaan anggaran dana BOS terhadap pelaporan masing-masing
sekolah. Proses pengelolaan keuangan sekolah berlandaskan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XIII.
Berdasarkan latar belakang masalah, Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMA Negeri 21 Gowa digunakan untuk penyediaan biaya operasi
non personalia bagi satuan pendidikan khususnya di SMA Negeri 21 Gowa
sebagai pelaksana program wajib belajar. Penggunaan Dana Operasianal
Sekolah (BOS) digunakan sesuai dengan petunjuk atau juknis tentang
anggaran penggunaan dan pelaporan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
pada ruang lingkup UPT SMA Negeri 21 Gowa. Tujaun dari penggunaan
6
dana BOS di UPT SMA Negeri 21 Gowa membantu penyediaan pendanaan
biaya operasi non personil sekolah yang masih dapat dibayarkan dari dana
BOS, membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik
yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Berdasarkan dari diuraikan di atas, maka peneliti bermaksud melaksanakan
penelitian dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN DANA
BOS TERHADAP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DI SMA NEGERI 21 GOWA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, kajian teori maupun
hasil penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut :
Bagaimana realisasi pengelolaan anggaran dana BOS dalam menciptakan
akuntabilitas dan transparansi pelaporan pertanggungjawaban keuangan
sekolah di SMA Negeri 21 Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui realisasi anggaran dana BOS dan pelaporan keuangan
yang transparan dan akuntabel dalam pelaporan pengelolaan
pertanggungjawaban keuangan sekolah di SMA Negeri 21 Gowa.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu ekonomi
dalam kajian teoretis bagi akademisi terkait pengelolaan
pertanggungjawaban keuangan sekolah di SMA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur pengelolaan keuangan
sekolah sehingga mutu sekolah dapat ditingkatkan sesuai dengan
keadaan keuangan sekolah.
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan dalam bidang pengelolaan
pertanggungjawaban keuangan sekolah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS merupakan suatu program pemerintah untuk membantu
penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia sekolah. Program
Bantuan Operasional Sekolah dikomandani oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, yang mana dalam pelaksanaannya, penyaluran dan
pengelolaan dana BOS wajib berpedoman pada Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan dana BOS yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama sebagai kementerian teknis yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pengelolaan program BOS.
Menurut Ghozali (dalam Ahmad 2017:7) “Dana BOS adalah nilai rupiah dari
seluruh sumber daya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
digunakan untuk kegiatan pendidikan”.
Menurut Peraturan Mendiknas Nomor 69 Tahun 2009, “Dana BOS
adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar”. Sedangkan standar biaya
operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai
bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat
melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai
Standar Nasional Pendidikan.
Kemudian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 “Dana BOS adalah program pemerintah
9
pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasinon personalia bagi
satuan pendidikan dasar dan menengah”. Dalam rangka melaksanakan
amanat tersebut serta mendukung pencapaian program penuntasan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar 9 Tahun), sampai saat ini
pemerintah masih dihadapkan pada berbagai permasalahan. Permasalahan
tersebut antara lain belum optimalnya pemerataan kesempatan pendidikan,
rendahnya kualitas pendidikan, maupun terbatasnya anggaran yang tersedia
untuk penyelenggaraan pendidikan. Terkait dengan terbatasnya anggaran
pendidikan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti dengan
turunnya nilai tukar rupiah US dolar menimbulkan kenaikan harga kebutuhan
pokok, seperti sandang, pangan, perumahan, dan kesehatan.
SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau
masyarakat yang telah terdata dalam Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)
dan memenuhi syarat sebagai penerima BOS berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah dilarang untuk menolak BOS yang
telah dialokasikan. SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang
diselenggarakan oleh masyarakat dapat menolak BOS yang telah
dialokasikan setelah memeperoleh persetujuan orang tua peserta didik
melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan
peserta didik yang orang tua/walinya 10 tidak mampu di
SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang bersangkutan. Dari
beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dana BOS
10
adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai
operasional satuan pendidikan sebagai pelaksana program wajib belajar.
Dalam penggunaan dana BOS Reguler, pembiayaan administrasi
kegiatan sekolah harus digunakan untuk pembiayaan operasional rutin
sekolah. Pembiayaan yang diperbolehkan dengan dana BOS itu ada 14,
antara lain:
1. Pembelian alat dan atau bahan habis pakai yang dibutuhkan dalam
mendukung kegiatan:
Pembelajaran
Akreditasi
Administrasi
Layanan umum
Tata usaha
perkantoran
2. Pembelian peralatan kesehatan dan keselamatan sekolah meliputi:
Tandu
Stetoskop
Tabung oksigen
Tabung pemadam kebakaran
Alat kesehatan dan keselamatan sejenisnya
3. Pembiayaan penyelenggaraan rapat tim BOS sekolah, tidak termasuk
komponen honor.
4. Biaya perjalanan dalam rangka pengambilan dana untuk keperluan
sekolah di bank atau kantor pos.
11
5. Biaya perjalanan dalam rangka koordinasi dan pelaporan program dana
BOS Reguler kepada dinas yang menengani urusan pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
6. Penggandaan laporan dan atau pembiayaan korespondensi.
7. Pembiayaan untuk membangun, mengembangkan, dan atau memelihara
laman sekolah dengan domain sch.id.
8. Pembiayaan kegiatan pengembangan sekolah meliputi kegiatan:
Sekolah sehat
Sekolah aman
Sekolah ramah anak
Sekolah inklusi
Sekolah adiwiyata
Kegiatan pengembangan lainnya
9. Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan keamanan dan kebersihan
sekolah.
10. Pembiayaan pengelolaan sekolah melalui aplikasi yang sudah disiapkan
oleh Kementrian antara lain:
Perencanaan, pembukuan, dan penyusunan laporan melalui
aplikasi RKAS
Penyampaian laporan hasil belajar melalui aplikasi e-rapor
Pendataan melalui aplikasi Dapodik
11. Pembiayaan bagi sekolah yang berada di daerah terpencil dan belum
ada jaringan listrik, antara lain:
Untuk menyewa atau membeli genset atau panel surya
12
Termasuk peralatan pendukungnya sesuai dengan kebutuhan di
daerah tersebut
Termasuk biaya perawatan dan/atau perbaikan
12. Pembiayaan bagi sekolah yang berada di daerah yang mengalami
bencana alam berdasarkan persyaratan resmi dari Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah, dana BOS Reguler dapat digunakan untuk
membiayai penanggulangan dampak darurat bencana selama masa
tanggap darurat.
13. Penyediaan konsumsi.
14. Pembiayaan lain yang relevan dalam rangka menunjang operasional
administrasi kegiatan sekolah.
B. Pengelolaan Keuangan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal membutuhkan uang
dalam mengelolah sumber daya sekolah. Keuangan dan pembiayaan
sekolah erat kaitannya dengan manajemen keuangan sekolah yang menjadi
salah satu bagian dalam manajemen berbasis sekolah (MBS). Suryana
(dalam Abid 2015:9) menjelaskan dalam implementasi MBS, sekolah
dituntut untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat maupun pemerintah.
Prinsip keadilan dalam pengelolaan keuangan sekolah dilakukan
dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada calon dan
atau peserta didik dalam mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah.
Kesempatan tersebut antara lain, (1) pelayanan khusus kepada siswa
13
berkebutuhan khusus dan atau yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa, (2) akses pendidikan kepada calon dan atau peserta didik, (3)
kesempatan dalam melanjutkan pendidikan (Pasal 5 Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Dalam rangka pemerataan pendidikan yang berprinsip keadilan,
sekolah juga diharuskan mengelola keuangan yang bersumber dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah SMA
adalah program pemerintah untuk mendukung pelaksanaan program
pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu.
Keuangan dan pembiayaan merupakan elemen yang menentukan
dalam pelayanan pendidikan di sekolah. Dalam kaitannya dengan sistem
manajemen, pembiayaan dan pengelolaan keuangan merupakan input dan
proses untuk menghasilkan output berupa kualitas pelayanan pendidikan
yang diselenggarakan oleh sekolah. Sumber keuangan dan pembiayaan
sekolah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
1. Pemerintah pusat dan daerah yang diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan;
2. Orangtua atau peserta didik;
3. Masyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemenuhan dana
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan orang tua. Sumber keuangan dan pembiayaan sekolah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
14
2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 51 Ayat 1 bahwa pendanaan
pendidikan bersumber dari anggaran pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 51 Ayat 2
menjelaskan bahwa anggaran pemerintah berasal dari pemerintah pusat;
sedangkan anggaran pemerintah daerah berasal dari pemerintah provinsi,
kota atau kabupaten; dana dari masyarakat berupa dana partisipatif yang
sah dan mengikat serta bantuan pihak asing yang tidak mengikat.
Pembiayaan sekolah yang bersumber dari keuangan negara diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 menjelaskan bahwa
pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban oleh
pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannya. Menurut Mestry dan Tom (dalam Abid 2015:9), pengertian
pengelolaan keuangan sekolah adalah kinerja dari kebijakan manajemen
terkait aspek pembiayaan sekolah dengan pencapaian efektivitas sekolah
yang dibawa oleh manajemen. Sutomo (dalam Abid 2015:9) menjelaskan
bahwa manajemen anggaran atau biaya sekolah sebagai proses yang
direncanakan dan dilaksanakan serta pembinaan secara
berkesinambungan terhadap biaya operasional sekolah. Pengelolaan
keuangan sekolah menurut Bafadal (dalam Abid 2015:9) dapat diartikan
sebagai seluruh proses pemerolehan dan pendayagunaan secara tertib,
efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga kegiatan operasional
15
pendidikan semakin efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan.
Proses pengelolaan keuangan sekolah berlandaskan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XIII yang
mana dilaksanakan melalui:
1. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat.
2. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan oleh prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
4. Pengalokasian dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN dan APBD.
BOS dikelola oleh SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK
dengan menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yang
memberikan kebebasan dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah. Penggunaan BOS hanya 11 untuk kepentingan peningkatan
layanan pendidikan dan tidak ada intervensi atau pemotongan dari pihak
manapun. Pengelolaan BOS mengikutsertakan Dewan Guru dan Komite
Sekolah. Dalam hal pengelolaan BOS menggunakan MBS, maka
SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK harus:
1. Mengelola dana secara profesional dengan menerapkan prinsip
efisiensi, efektif, akuntabel, dan transparan.
2. Melakukan evaluasi setiap tahun.
3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja
16
Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),
dengan ketentuan:
a. RKAS memuat BOS.
b. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun.
c. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi dari
sekolah.
d. RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru
setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan
oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai
kewenangannya.
Tujuan pelaksanaan manajemen keuangan sekolah adalah agar
kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien serta mampu
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sutomo,
dalam Abid 2015:9). Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan menjelaskan bahwa
pendanaan pendidikan menengah merupakan upaya untuk menyediakan
sejumlah dana yang dibutuhkan demi terselenggaranya proses pendidikan
di sekolah menengah. Pengelolaan Dana BOS SMA juga harus mengacu
pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management)
yang terdiri dari:
1. Swakelola dan partisipatif
Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan,
dikerjakan dan diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan
masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan
17
dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
program sesuai dengan peraturan yang berlaku
2. Transparan
Pengelolaan dana harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah
dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program.
3. Akuntabel
Pengelolaan dana harus dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan
pedoman pelaksanaan yang telah disepakati.
4. Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan
memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan
saran, kritik atau pendapat.
5. Efektif dan Efisen
Pemanfaatan dana harus efektif dan efisien. Siswa yang dibebaskan
dan/atau dibantu biaya sekolahnya harus diseleksi secara seksama dan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
6. Tertib administrasi dan pelaporan
Sekolah penerima dana harus menyusun dan menyampaikan laporan
hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai
ketentuan yang dipersyaratkan.
7. Saling Percaya
Pemberian dana berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust)
antara pemberi dan penerima dana. Oleh karena itu, penting bagi kita
18
untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan
komitmen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun
pendidikan yang lebih baik.
C. Prinsip Pengelolaan Anggaran Dana BOS
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48
menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Prinsip tersebut
selaras dengan reformasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Implementasi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
(Renstra Ditjen Dikmen) memperhatikan reformasi birokrasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Reformasi birokrasi tersebut dilaksanakan
dengan mengacu pada rencana strategis 2010-2014 dan misi 5K
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu ketersediaan,
keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian, sebagai landasan
perencanaan pelaksanaan program reformasi birokrasi. Selain itu,
pelaksanaan reformasi birokrasi Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
juga dilandasi oleh prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan
transparansi. mendalami prinsip keadilan dan efisiensi dalam pengelolaan
keuangan.
Dalam program BOS, dana yang diterima oleh sekolah secara utuh
dan dikelola secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan
komite sekolah. Dengan demikian, program BOS sangat mendukung
implementasi penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, yang secara umum
bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui pemberian wewenang
19
(otonomi), pemberian fleksibilitas yang lebih besar untuk mengelola sumber
daya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
1. Swakelola dan Partisipatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, swakelola berarti
pengelolaan sendiri. Swakelola yang dimaksud disini adalah swakelola
dalam pengadaan barang barang/jasa pemerintah. Pengadaaan dengan
swakelola menta lainnya, atau oleh kelompok masyarakat. nurut Abu
Sopian adalah pengadaan dimana kegiatan pengadaan direncanakan,
dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh instansi pemerintah penanggung
jawab anggaran, instansi pemerintah lainnya atau oleh sekelompk
masyarakat. Salah satu aspek penting dalam menerapkan konsep
Manajemen Berbasis Sekolah adalah partisipasi dari masyarakat.
Partisipasi penting untuk meningkatkan rasa memiliki, peningkatan rasa
memiliki akan meningkatkan rasa tanggung jawab, dan peningkatan
tanggung jawab akan meningkatkan dedikasi/kontribusi. Menurut Loina
Lalolo Krina (2003:25) partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang
memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan dalam
pengambilan keputusan dapat dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Menurut Engkoswara (2012:295) partisipasi adalah
proses dimana stakeholders terlibat aktif baik dalam pengambilan
keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pegawasan/evaluasi pendidikan di sekolah. Melalui dewan sekolah
(school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam
20
pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat
lebih memahami serta mengawasi dan membantu sekolah dalam
pengelolaan termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Besarnya
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah tersebut mungkin
dapat menimbulkan tumpang tindih kepentingan antara sekolah, orang
tua dan masyarakat. Dengan demikian perlu dibatasi bentuk partisipasi
setiap unsur secara jelas dan tegas (Mulyasa dalam Ismi Solikhatun
2016:30-32).
2. Transparan
Menurut Engkoswara (dalam Ismi Solikhatun 2016:30-33)
manajemen sekolah dilaksanakan secara transparan, mudah diakses
anggota, manajemen memberikan laporan secara kontinu sehingga
stakeholders dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan
dan kebijakan sekolah. Manajemen pendidikan yang transparan
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan keyakinan stakeholders
terhadap kewibawaan dan citra sekolah yang good governance dan clean
governance. Menurut Krina (dalam Ismi Solikhatun 2016:32) transparasi
adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya serta hasil-hasil yan dicapai. Menurut Krina, prinsip
transparansi memiliki dua aspek yakni komunikasi publik oleh pemerintah
dan hak masyarakat terhadap akses informasi. Transpanrasi dibangun
atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang baerkaitan
dengan kepentingan publik dalam hal ini adalah masyarakat dan warga
21
sekolah dapat diperoleh secara langsung. Pengelolaan dana harus
dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat
memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan program.
3. Akuntabel
Menurut PP no 48 Tahun 2008 pasal 59, prinsip akuntabilitas
dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan yang
dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku
kepentingan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Mardiasmo (dalam Ismi Solikhatun 2016:30-33) akuntabilitas
adalah pertanggungjawaban pengelolaan atas suatu aktvitas secara
ekonomis dan efisien kepada pemberi tanggung jawab. Menurut Nanang
Fattah (dalam Ismi Solikhatun 2016:30-34), ukuran pendidikan yang
akuntabel adalah:
a. Tujuannya jelas dan dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan khusus
b. Kegiatannya dapat diawasi agar selalu dapat mengarah pada
pencapaian tujuan
c. Hasilnya efektif karena tujuan tercapai
d. Proses pencapaian hasil itu efisien dengan mengingat sumbersumber
yang tersedia
e. Menjalankan mekanisme umpan balik untuk penyempurnaan.
Tuntutan akuntabilitas sekolah sebagai salah satu sektor public
adalah untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal
(horizontal accountability) bukan hanya pertanggungjawaban vertical
(vertical accountability).
22
4. Demokratis
Istilah demokratis berasal dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri
dari dua kata yaitu demos yang bermakna rakyat dan kratos yang berarti
kekuasaan, dan apabila digabungkan bermakna kekuasaan ditangan
rakyat (Tarcov dalam Dede Rosyada, 2004:15). Istilah demokrasi
memang muncul dan dipakai dalam kajian politik yang berarti kekuasaan
berada di tangan rakyat. Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak
sepenuhnya sesuai dengan mekanisme kepemimpinan lembaga
pendidikan, namun secara substantif sekolah demokratis adalah
membawa semangat demokrasi tersebut dalam perencanaan,
pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Menurut James A Beane dan Michael W Apple (dalam Ismi Solikhatun
2016:36) ada beberapa kondisi yang perlu dikembangkan dalam upaya
membangun sekolah demokratis yaitu:
a. Keterbukaan saluran ide dan gagasan sehingga semua orang bisa
menerima informasi seoptimal mungkin
b. Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok
dengan kapasitas yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai
persoalan sekolah Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam
proses penyampaian evaluasi terhadap ide-ide, masalah dan
berbagai kebijakan yang dikeluarkan sekolah Memperlihatkan
kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan terhadap
persoalan-persoalan public
c. Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan hak-hak
minoritas
23
d. Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah
mencerminkan demokrasi yang diidealkan, sehingga demokrasi harus
terus dikembangkan dan bisa membimbing keseluruhan hidup
manusia
e. Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan
mengembangkan cara-cara hidup demokrasi.
Inti dari teori tersebut adalah bahwa sekolah demokratis akan
terwujud jika semua informasi penting dapat dijangkau stakeholder
sekolah sehingga semua unsur tersebut memahami arah pengembangan,
berbagai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah yang sedang atau
akan ditempuh. Dengan demikian mereka akan bisa menganalisis
relevansi kebijakan, memahami, mengkritisi dan memberi masukan, serta
menentukan kontribusi dan partisipasi yang akan diberikan untuk
kesuksesan pelaksanaan program-program sekolah tersebut.
5. Efektif dan Efisen
Menurut Mulyasa (dalam Ismi Solikhatun 2016:37), efektivitas
adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil
menempatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional. Dari pengertian di atas dapat
dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua
tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya partisipasi
aktif dari anggota. Menurut Mulyasa (dalam Ismi Solikhatun 2016:37)
suatu kegiatan dikatakan efektif jika tujuan dapat dicapai secara optimal
dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.
24
Menurut Dharma (dalam Ismi Solikhatun 2016:37) efisiensi mengacu
pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi.
Dharma juga menjelaskan bahwa efisiensi juga merupakan perbandingan
antara input dan output, tenaga dan hasil, perbelanjaan dan masukan,
biaya, serta kesenangan yang dihasilkan.
6. Tertib Administrasi dan Pelaporan
Menurut Sutarto (1982:14) Administrasi adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Menurut
Sutarto (dalam Ismi Solikhatun 2016:38-39) administrasi digolongkan
dalam dalam rangkaian kegiatan yaitu:
a. Dilakukan oleh sekelompok orang
b. Berlangsung dalam suatu kerjasama
c. Dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
Salah satu cabang ilmu administrasi menurut Sutarto (1982:58)
adalah ilmu administrasi keuangan. Ilmu administrasi keuangan
membahas tentang segenap rangkaian kegiatan penataan penyusunan
anggaran, penentuan sumber biaya, cara pemakaian, pembukuan dan
pertanggungjawaban atas pembiayaan dalam kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. Ilmu administrasi keuangan
menurut Sutarto (1982:68) adalah pencatatan segenap penerimaan dan
pangeluaran biaya dalam kerjasama itu. Pengkajian terhadap cabang
ilmu ini menghasilkan pengetahuan yang cukup luas dan penting dengan
nama pembukuan. Menurut Reeve (2008:22) laporan keuangan
merupakan catatan dan rangkuman kegiatan transaksi untuk
25
menyediakan informasi akuntansi kepada pemangku kepentingan.
Menurut Suwardjono (2005:20) tujuan utama pelaporan keuangan
organisasi nonbisnis seperti sekolah adalah harus menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik
berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan
rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut. Adapun tujuan-
tujuan Spesifik dari pelaporan keuangan adalah:
a) Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan
pemakai lain dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan
kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut.
b) Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan
pemakai lain dalam menilai bagaimana para manajer organisasi
nonbisnis telah melaksanakan tanggungjawab kepengurusannya dan
aspek-aspek lain kinerjanya.
c) Menyediakan informasi tentang sumberdaya, kewajiban dan
sumberdaya (aset) bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas
sumberdaya tersebut. Menyediakan informasi tentang kinerja
organisasi selama satu periode.
d) Menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan
dan membelanjakan kas atas sumber likuid lain, tentang pinjaman
dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi
likuiditas organisasi.
26
e) Pelaporan keuangan harus mencakup penjelasan-penjelasan dan
interprestasi untuk membantu para pemakai memahami informasi
yang disediakan.
7. Saling Percaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata percaya diartikan
sebagai mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata;
mengangap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada; dan
menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur. Pengertian percaya
dalam penelitian ini adalah yakin terhadap orang-orang atau kelompok
yang terlibat dalam pengelolaan BOS jujur dan dapat dipercaya dalam
melaksanakan tugasnya. Kepercayan yang dimaksud yaitu orang tua
percaya pada kepala sekolah untuk mengembangkan program-program
sekolah menuju idealitas yang diinginkan dan kepala sekolah juga
percaya pada guru untuk mengambangkan program-program kurikulernya
serta mengorganisir pelaksanaan program-program itu. Kepercayaan juga
meliputi kepercayaan sekolah terhadap pemerintah sebagai pemberi
dana dalam mengelola dan menyalurkan dana BOS.
D. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini semakin berkembang, ini ditandai
dengan banyaknya organisasi yang berdiri seperti lemabaga maupun
yayasanyang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan keagamaan.
Pelaporan keuangan organisasi nirlaba khususnya di sekolah dilakukan dengan
pertanggungjawaban sesuai dengan akuntabilitas publik, transparansi, dan
penekanan besar tunjangan yang diperoleh dari pemerintah. Pelaporan
27
keuangan pendidikan di sekolah dibuat oleh bendahara sekolah kemudian
disampaikan pertanggungjawabannya kepada pengguna laporan keuangan,
sebagai bentuk pertanggungjawaban organisasi nirlaba khususnya yang
bergerak di bidang pendidikan (sekolah).
E. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
Akuntabilitas merupakan pertanggjawaban mengenai integritas keuangan,
pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran
pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran
uang oleh instansi pemerintah. Akuntabilitas pelaporan keuangan khususnya di
sekolah merupakan pertanggungjawaban terkait dengan aktivitas-aktivitas dan
kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawab melalui penyajian laporan
keuangan yang meliputi perencanaan anggaran, pemakaian anggaran, serta
pelaporan anggaran secara penuh. Akuntabilitas pelaporan keuangan khususnya
di sekolah terkait dengan laporan keuangan yang hanya mencakup penyajian
laporan keuangan tetapi dalam hal ini pelaporan keuangan mengnadung
informasi yang relevan dari penggunaan kebutuhan keuangan.
F. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang oleh Ismi Soikhatun(2016) yang berjudul ANALISIS
PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
(STUDI PADA SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA) yang menyimpulkan
bahwa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK
28
Negeri 1 Yogyakarta berdasarkan prinsip swakelola dan partisipatif
dilaksanakan dengan baik karena memiliki nilai kecenderungan baik
sebesar 70%. Prinsip transparan dilaksanakan dengan cukup baik karena
memiliki nilai kecenderungan cukup baik sebesar 78% dan sekolah telah
menyebarluaskan
informasi penerimaan program BOS kepada warga sekolah
dengan menyampaikan informasi dalam rapat dewan guru dengan
komite/orang tua siswa pada awal tahun ajaran. Prinsip akuntabel
dilaksanakan dengan baik karena memiliki nilai kecenderungan baik
sebesar 96%. Prinsip demokratis dilaksanakan dengan baik karena
memiliki nilai kecenderungan baik sebesar 74%. Prinsip efektif dan efisien
dilaksanakan dengan baik karena memiliki nilai kecenderungan baik
sebesar 63%. Prinsip tertib administrasi dan pelaporan dilaksanakan
dengan baik karena memiliki nilai kecenderungan baik sebesar 100% dan
sekolah telah melakukan pelaporan baik laporan keseluruhan maupun
laporan ringkas. Prinsip saling percaya dilaksanakan dengan baik karena
memiliki nilai kecenderungan baik sebesar 89%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tika Dwi Wahyuningsih (2016) yang
berjudul PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
(BOS) DI SMP NEGERI 2 GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN
AJARAN 2015/2016 yang menyimpulkan bawah 90% responden (guru 26
orang dan pegawai tata usaha 10 orang) menyatakan prosedur
pengelolaan dana BOS di SMPN 2 Gombong telah sesuai petunjuk teknis
BOS tahun 2015 dan hanya 10% responden (1 orang guru dan 3 orang
pegawai tata usaha) menyatakan tidak sesuai. Terkait penggunaan dana
29
BOS di SMPN 2 Gombong, 90% responden (guru 25 orang dan pegawai
tata usaha 11 orang) menyatakan sudah sesuai petunjuk teknis BOS
tahun 2015 dan hanya 10% (2 orang guru dan 2 orang pegawai tata
usaha) menyatakan tidak sesuai. Selanjutnya, terkait sasaran dana BOS
di SMPN 2 Gombong, 97,5% responden (guru 26 orang dan pegawai tata
usaha 13 orang) menyatakan sudah tepat dan hanya 2,5% (1 orang guru)
menyatakan tidak tepat sasaran. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar
responden berpendapat bahwa pengelolaan dana BOS di SMPN 2
Gombong tahun ajaran 2015/2016 dari prosedur pengelolaan,
penggunaan, dan sasaran dana BOS sudah sesuai petunjuk teknis
penggunaan dana BOS tahun 2015.
3. Penelitian yang dilakukan oleh M. Abid Zulfikar (2015) yang berjudul
ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI
SE-KABUPATEN KENDAL menyimpulkan bahwa perencanaan dan
realisasi anggaran dalam pengelolaan keuangan sekolah di SMA Negeri
se-Kabupaten Kendal telah dilaksanakan dengan adil dan efisien dengan
mematuhi peraturan yang berlaku. Saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian ini yaitu: Pemerintah diharapkan mengeluarkan aturan
mengenai format dalam menyusun RAPBS dan laporan
Pertanggungjawaban APBS. Sekolah diharapkan mengklasifikasikan
biaya sekolah berdasarkan jurusan dan jenjang kelas. Pengelola dan
komite sekolah diharapkan meningkatkan kualitas dalam mengelola
keuangan sekolah. Wali murid diharapkan membayar biaya sekolah
sesuai waktu yang telah ditentukan.
30
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Farid Sapri (2017) yang berjudul
PENGARUH PROGRAM DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
(BOS) DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MAKASSAR
menyimpulkan bahwa secara parsial program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar
siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Makassar, sedangkan
pendapatan orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1
Makassar. Secara simultan dana BOS dan pendapatan orang tua sama-
sama memberikan pengaruh akan tetapi yang memberikan pengaruh
yang dominan adalah dana BOS.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Subkhi Widyatmoko dan Suyatmini
Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan judul penelitian PENGELOLAAN
DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SD N KEMASAN I
SURAKARTA menyimpulkan bahwa Dalam proses perencanaan
pengelolaan Dana BOS komponen yang terlibat di dalam pengelolaan
dana BOS adalah Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab,
Bendahara sekolah, sebagaian dewan guru, dan Komite sekolah. Proses
perencanaan diawali dengan menyusun RAKS oleh tim manajemen bos
sekolah, guru, dan komite sekolah selanjutnya kami sering melibatkan
beberapa stakeholder sekolah yakni pihak- pihak yeng berkepentingan
dengan sekolah, dan mereka menjalankan perannya masing-masing
yakni Tim Manajemen Bos, dewan guru, dan Komite sekolah.
31
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul, Nama, Tahun
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Analisis Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) (Studi Pada
SMK Negeri 1 Yogyakarta)
Ismi Solikhatun (2016)
Metode
Deskriftif
dengan
Pendekatan
Kuantitatif
Dari hasil penelitian tersebut
berdasarkan prinsip
swakelolah dan partisipatif
dilaksanakan dengan baik
karena memiliki nilai
kecenderungan baik sebesar
70%.
2 Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
Di SMP Negeri 2 Gombong
Kabupaten Kebumen
Tahun Ajaran 2015/2016
Tika Dwi Wahyuningsih
(2016)
Metode
Deskriftif
Kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 90% responden (guru
26 orang dan pegawai tata
usaha 10 orang) menyatakan
prosedur pengelolaan dana
BOS di SMPN 2 Gombong
telah sesuai petunjuk teknis
BOS tahun 2015 dan hanya
10% responden (1 orang guru
dan 3 orang pegawai tata
usaha) menyatakan tidak
sesuai.
3 Analisis Pengelolaan
Keuangan Sekolah di SMA
Negeri se-Kabupaten
Kendal
M. Abid Dzulfikar (2015)
Metode
Kuantitatif
Hasil penelitian diperoleh
selisih rata-rata SPP Rp
26.645,- perbulan dan
sumbangan pendidikan Rp
1.001.639,- pertahun. Jika
semua biaya ditanggung siswa
dalam menyelenggarakan
pendidikan SMA Negeri di
Kabupaten Kendal Rp
568.619,- persiswa perbulan
dengan harapan manfaat
pendidikan yang akan diterima
juah lebih besar dari pada
lulusan SMP.
4 Pengaruh Program Dana
Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan
Pendapatan Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas X Akuntansi
SMK Negeri 1 Makassar
Metode
Pemilihan
Sampel
(purposive
sampling)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara persial program
Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi
belajar siswa kelas X
Akuntansi 2 SMK Negeri 1
32
Ahmad Farid Sapri (2017)
Makassar, sedangkan
pendapatan orang tua tidak
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pestasi
belajar siswa kelas X
Akuntansi SMK Negeri 1
Makassar.
5 Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah di
SDN Kemasan 1 Surakarta
Subkhi Widyatmoko dan
Suyatmini (2017)
Metode
Kualitatif
dengan
Pendekatan
Etnografi
(1)Dalam proses perencanaan komponen yang terlibat antara lain Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Bendahara sekolah, dewan guru, dan Komite Sekolah. Proses perencanaan diawali dengan menyusun RAKS. (2)Pelaksanaan pengelolaan BOS diawali dengan pengambilan dana yang dilakukan bendahar sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum di bank. Pengeluaran yang tidak termasuk pada 13 item dalam tata kelola dana BOS menggunakan iuran infak siswa yang dilaksanakan setiap jumat. (3)Pertanggungjawaban BOS melalui laporan yang dikerjakan bertahap setiap hari.
33
G. Kerangka Pikir
Dana BOS adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
untuk membiayai operasional satuan pendidikan sebagai pelaksana program
wajib belajar. Sekolah atau satuan pendidikan yang mempunyai kecukupan
dana BOS yang sesuai dengan kebutuhan operasional sekolah dengan
sasaran yang mencakup kebutuhan fasilitas sekolah, buku-buku sekolah,
maupun pemberian siswa yang tidak mampu sehingga dana tersebut
diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa khususnya bagi siswa yang
tidak mampu. Dengan adanya dana BOS yang cukup dan sesuai dengan
penggunaannya untuk memenuhi semua kebutuhan operasionalnya maka
sekolah dapat melengkapi fasilitas sekolah dengan baik sehingga para siswa
dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan maksimal. Dari tinjauan
pustaka yang telah dijabarkan di bagian sebelumnya, dana BOS yang
diterima sekolah harus memiliki pengelolaan yang baik. Pengelolaan dana
BOS yang baik dapat dilihat dari prosedur pengelolaan BOS yang sesuai
dengan petunjuk teknis BOS yang dikeluarkan oleh pemerintah. Setelah
prosedur pelaksanaan BOS dijalankan dengan baik, kemudian dilihat
penggunaan dana BOS apakah sudah sesuai dan belum dengan RAKS yang
dibuat oleh sekolah supaya tidak ada penyelewengan dana. Setelah prosedur
dan penggunaan dana BOS, kemudian sasaran dari BOS itu sendiri sudah
tepat sasaran dan sesuai tujuan atau belum. Dengan demikian, pengelolaan
dana BOS yang dilihat dari prosedur pengelolaan dana BOS, penggunaan
dana BOS, dan sasaran dana BOS yang sesuai dengan petunjuk teknis
penggunaan dana BOS.
34
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Pikir Penelitian
SMA Negeri
21 Gowa
Pengelolaan
Dana BOS
Realisasi Anggaran
Analisis
Data
Hasil
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskripsi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi yang hasilnya dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut
Burhan Bungin (dalam Ismi Soikhatun 2016:47) penelitian deskriptif kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi atau variabel yang
timbul di masyaraka yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi dengan menggunakan kuisioner, dokumentasi atau dengan
wawancara. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah.
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 21 Gowa pada
tahun ajaran 2019/2020, dengan subjek penelitian adalah pimpinan sekolah,
bendahara sekolah, guru dan seluruh staff SMA Negeri 21 Gowa yang
terlaksana pada bulan Juni-Juli 2020.
C. Faktor Yang Diselidiki
Prosedur pengelolaan dana BOS dalam penelitian ini, merupakan tata
cara atau mekanisme pelaksanaan dana BOS dengan indikator dimulai
dengan proses pendataan data pokok pendidikan (Dapodik), proses
penetapan alokasi dana BOS, penyaluran dana BOS, dan pengambilan dana
36
BOS sehingga dana tersebut siap untuk dipergunakan sekolah. Sekolah
harus melakukan pengelolaan sesuai dengan prosedur berdasarkan petunjuk
teknis penggunaan dana BOS. Faktor yang diselidiki berdasarkan variabel
penelitian ini adalah, analisis pengelolaan anggaran dana BOS terhadap
akuntabilitas dan transparansi pelaporan pertanggungjawaban keuangan di
SMA Negeri 21 Gowa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data
sesuai yang diinginkan.teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis
menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi obyek
penelitian dengan cara:
a. Observasi, observasi digunakan untuk melakukan pengamatan
secara langsung dilokasi penelitian.
b. Wawancara, teknik wawancara diawali dengan melakukan persiapan-
persiapan pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah yang
diteliti. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan agar data yang
terkumpul menjadi lebih baik yang berkaitan dengan obyek yang akan
diteliti.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran berupa
data-data sekolah, kepegawaian dari dokumen-dokumen, laporan dan
sumber lain yang dianggap relevan dengan sasaran penelitian.
37
E. Definisi Operasional Akuntabilitas dan Transparansi
1. Definisi Operasional Akuntabilitas
Menurut Kamus Buku Besar Indonesia (KBBI) akuntabilitas adalah
Perihal bertanggung jawab, keadaan yang dapat dimintai pertanggung
jawabannya. Akuntabilitas dalam bahasa Inggris accountability artinya
pertanggung jawaban atau keadaan untuk dimintai pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah keadaan atau kondisi seseorang yang dapat dinilai
oleh orang lain dikarenakan kualitas performennya dalam mengemban
dan mentyelesaiakn tugas yang diamanatkan kepadanya sehingga
tercapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya (dalam Nasifatul
Maknun 2019:13). Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban
publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan
penyusunan dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, maka akuntabilitas
merupakan kepuasan pihakpihak terkait atau yang berkepentingan atas
kinerja yang dilakukanoleh seseorang secara baik dan benar sesuai
dengan kreteria yang telah ditentukan dengan penuh tanggung jawab.
2. Transparansi
Menurut KBBI transparansi berasal dari kata transparan yang artinya:
tembus cahaya; tembus pandang bila penggunaannya terhadap suatu
benda / objek yang berbentuk tipis atau tampak bening pada penglihatan
bening bila penggunaannya pada objek seperti kaca. Transparan artinya
adanya keterbukaan (dalam Nasifatul Maknu 2019:13). Transparan
dibidang manajemen keuangan lembaga pendidikan berarti adanya
keterbukaan dalam pengelolaan keuangan yang meliputi sumber-sumber
38
keuangan lembaga, rincian penggunaan keuangan, pencatatan /
pembukuan, laporan dan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak
tertentu yang berkepntingan untuk mengetahuinya. Dalam rangka
meningkatkan partisipasi warga sekolah, orangtua, masyarakat dan
pemerintah maka transparansi sangat diperlukan dalam penyelenggaraan
seluruh program pendidikan di sekolah, sehingga dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa
dan warga sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang sejauh mana pengaruh
pengelolaan anggaran dana BOS terhadap pelaporan
pertanggungjawaban keuangan di SMA Negeri 21 Gowa.
2. Dokumentasi yaitu berupa pengumpulan data dengan dokumen. Metode
dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
3. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar infromasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar penelitian
kepada informan atau orang yang ahli di bidangnya terkait dengan judul
yang nantinya akan di teliti.
39
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan
salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif
yang tujuannya adalah mengungkap kejadian atau fakta, keadaan,
fenomena, variabel dan keadan yang terjadi pada saat penelitian
berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian
ini menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi
yang sedang terjadi, atau lebih dari hubungan antar variabel yang timbul,
serta perbedaan antar fakta dan pengaruh dari suatu kondisi dan obyek yang
diteliti. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara mendeskripsikan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum.
Menurut Dadang Solihin (2016) indikator minimum akuntabilitas yaitu
adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.
Indikator yang digunakan dipergunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana BOS yang telah ditetapkan
pada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
1. Indikator Akuntabilitas terdiri dari :
a. Adanya laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS.
b. Adanya pengawasan terhadap proses penyusunan anggaran dana BOS.
c. Pengelolaan dana BOS memahami tugas dan fungsi terkait pelaporan
pengelolaan dana BOS.
2. Indikator Transparansi terdiri dari :
40
a. Adanya keterbukaan mengenai pengelolaan dana BOS.
b. Kemudahan pengaksesan informasi terkait penggunaan dana BOS.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Pattallassang atau dikenal sekarang dengan nama SMA
Negeri 21 Gowa, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang
ada di Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Desa Timbuseng Kecamatan
Pattallassang kabupaten Gowa dengan predikat Sekolah Negeri di Indonesia
yang dikepalai oleh bapak DRS Boy Hasan, M.Pd. Sebagai kepala sekolah
pertama di SMA Negeri 1 Pattallassang. Awal mulanya pembangunan SMA
Negeri 21 Gowa dimulai pada tanggal 17 Juni 2013, dimana pada saat itu masih
menumpang di SMP Negeri 2 Pattallassang untuk proses belajar mengajar
sementara selama proses pembangunan sekolah tersebut. Sama dengan SMA
pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 21 Gowa
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : UPT. SMA Negeri 21 Gowa
Nama Kepala : Drs.H.Suddin Bahrum,M.Pd
NPSN : 69762669
NSS : 301190315001
Kurikulum : 2013
Penyelenggaraan : 5 Hari Penuh
Desa/Kelurahan : Timbuseng
Kecamatan : Pattallassang
Kabupaten : Gowa
Provinsi : Sulawesi Selatan
42
Nomor Telepon : 081355567372
Kepemilikan : a. Status Tanah : Milik Negara
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
“Unggul dalam kepribadian, iman dan taqwa serta mampu
mengembangkan diri dalam perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi informasi, olah raga, seni serta berwawasan lingkungan”.
b. Misi
1. Membentuk peserta didik yang berkepribadian luhur dan mulia
melalui pendidikan kepribadian.
2. Membina mental dan iman siswa melalui kegiatan rohani.
3. Melaksanakan proses pembelajaran dan pelatihan efektif, efisien,
serta mengapresiasikan seni dan budaya.
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dan arab.
5. Meningkatkan prestasi akademik lulusan.
6. Menambah wawasan ilmu pengetahuan melalui les tambahan dan
ekstra kurikuler.
7. Meningkatkan disiplin peserta didik melalui pembinaan sikap
kompetitif dan sportif.
43
3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
Kondisi Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 21 Gowa
No.
Keterangan Gedung
Jumlah
Keadaan/kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Ket
1 Ruang Kelas 6 3 3 -
2 Ruang Perpustakaan 1 1 - -
3 Ruang Laboratorium IPA 3 3 - -
4 Ruang Kepala 1 1 - -
5 Ruang Guru 1 - 1 -
6 Musholla - - - -
7 Ruang UKS - - - -
8 Ruang BP/BK - - - -
9 Gudang - - - -
10 Ruang Sirkulasi - - - -
11 Ruang Kamar Mandi Kepala 1 1 - -
12 Ruang Kamar Mandi Guru 2 2 - -
13 Ruang Kamar Mandi Siswa
Putra
1 - 1 -
14 Ruang Kamar Mandi Putri 2 - 2 -
15 Halaman/Lapangan
Olahraga
1 - 1 -
(Sumber data dari kepala Tata Usaha SMA Negeri 21 Gowa per 2020/2021)
44
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Keadaan Guru di SMA Negeri 21 Gowa
No. Pengelola PNS Non PNS
Jumlah Tenaga Pendidik Lk Pr Lk Pr
1 Guru PNS diperbantukan
Tetap
4 8 - - 12
2 Guru Tetap Yayasan - - - - -
3 Guru Honorer - - 7 11 18
4 Guru Tidak Tetap - - - - -
5 Kepala Tata Usaha - 1 - - 1
6 Staf Tata Usaha PNS - 1 - - 1
7 Staf Tata Usaha (Honorer ) - - 1 3 4
Jumlah 4 10 8 14 36
(Sumber data dari kepala Tata Usaha SMA Negeri 21 Gowa per 2020/2021)
5. Keadaan Siswa SMA Negeri 21 Gowa
Tabel 4.3
Keadaan Siswa di SMA Negeri 21 Gowa
Keadaan Kelas Siswa
T.P 2020/2021
Jumlah Rombel
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas X 5 69 101 170
Kelas XI 5 76 98 174
Kelas XII 4 48 67 115
Jumlah 14 193 266 459
(Sumber data dari kepala Tata Usaha SMA Negeri 21 Gowa per 2020/2021)
45
B. Analisa Hasil Penelitian
1. Implementasi Pengeloaan Dana BOS di SMA Negeri 21 Gowa
Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini “Bagaimana realisasi
pengelolaan anggaran dana BOS dalam menciptakan akuntabilitas dan
transparansi pelaporan pertanggungjawaban keuangan sekolah di SMA Negeri
21 Gowa?.” Maka pengelolaan keuangan sekolah didasari pada prinsip-prinsip
yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan yaitu prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Peraturan tersebut juga menjelaskan
bahwa keempat prinsip tersebut digunakan dalam proses pengelolaan keuangan
sekolah yang dimulai dari perencanaan, realisasi penerimaan dan pengeluaran
dana pendidikan, pengawasan dan pemerikasaan hingga pertanggungjawaban.
“Berdasarkan hasil wawancara kami dengan dengan kepala sekolah SMA
Negeri 21 Gowa Drs. H. Suddin Bahrum, M.Pd sebagai Kepala sekolah di
ruangan kepala sekolah. Pada tanggal 27 Juli 2020 pukul 10.25 WIB. Peneliti
mengajukan pertanyaan tentang bagaimana realisasi pengelolaan anggaran
dana BOS dalam menciptakan akuntabilitas dan transparansi pelaporan
pertanggungjawaban keuangan sekolah di SMA Negeri 21 Gowa?”. Berikut ini
jawaban kepala sekolah SMA Negeri 21 Gowa mengenai proses pegelolaan
dana BOS yang menjelaskan bahwa :
“Proses pelaporan anggaran dana bos, sekolah dituntut untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat maupun pemerintah. Pengelolaan pelaporan keuangan di sekolah
menurut saya selaku kepala sekolah di sini yang baik haruslah dibangun dengan
pondasi yang kokoh karena pengelolaan yang kokoh tidak akan lari dari
peraturan yang sudah ditetapkan dan akan menghasilkan pengelolaan yang
efektif dan efesiensi”.
46
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala
sekolah UPT. SMA Negeri 21 Gowa dapat penulis simpulkan bahwa realisasi
pengelolaan anggaran dana BOS merupakan prinsip yang menjamin bahwa
setiap kegiatan suatu lembaga atau perorangan dapat dipertangungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat. Dengan demikian, maka prinsip pengelolaan
pelaporan keuangan adalah suatu keadaan kinerja para petugas yang mampu
bekerja dan memberikan hasil kerja sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
bersama sehingga memberikan rasa puas bagi pihak lain yang berkepentingan.
Pengelolaan pelaporan keuangan juga sudah memenuhi beberapa indikator-
indikator akuntabilitas dan transparansi.
Tahun 2019/2020 jumlah total dana BOS yang diterima sebanyak Rp.
537.720.000 dengan sistem pencairan 4 kali dalam satu tahun dengan masing-
masing pembagian di setiap tahap berbeda.
Tabel 4.4
Sebaran Pencairan Dana BOS SMA Negeri 21 Gowa
No. Tahap Jumlah (Rp) Ket.
1. Tahap 1 98.840.000 -
2. Tahap 2 197.680.000 -
3. Tahap 3 98.680.000 -
4. Tahap 4 142.520.000 -
Total 537.720.000
(Sumber https://bos.kemdikbud.go.id/sekolah/laporan?tahun=2019)
47
Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan bendahara SMA
Negeri 21 Gowa Rahmatan Ras, S.Pd sebagai Bendahara di ruangan kepala
sekolah pada tanggal 28 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Berikut jawaban dari
bendahara SMA Negeri 21 Gowa, yaitu :
“Bantuan opersional sekolah ini sangatlah menguntungkan bagi sekolah
dalam mengadakan proses belajar yang efektif dan efesien. Dalam artian semua
pengelolaan dana bos harus direlevankan dengan proses belajar agar bisa
menghasilkan proses belajar yang nyaman dan kondusif bagi siswa dan siswi
serta pengelolaan dana bos yang baik akan berakibatkan baik terhadap proses
belajar mengajar yaitu dengan terjangkaunya biaya dan lingkungan belajar yang
nyaman dan aman, sehingga peserta didik yang kurang mampu juga bisa
merasakan pendidikan yang layak, dapat mewujudkan cita-citanya dan juga
sebagai generasi bangsa yang lebih baik lagi”.
Peneliti juga memberikan pertanyaan kepada bendahara sekolah yakni,
“bagaimana prosedur untuk mendaptakan dana BOS?”. Hal ini sesuai dengan
penjelasan bendahara, yaitu :
“Prosedur untuk mendapatkan dana bos dengan cara sekolah harus
melaporkan jumlah siswa pada tahun anggaran kepada dinas pendidikan”
Berdasarkan pernyataan dari bendahara sekolah bahwa pengelolaan
anggaran dana bos harus semaksimal mungkin dan mengeluarkan anggaran
dana sesuai dengan kebutuhan. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
pengelolaan dana BOS sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan indikator
akuntabilitas dan indikator transparansi. Prosedur untuk mencairkan dana bos
yaitu dengan mengirim atau melaporkan jumlah siswa yang ada di SMA tiap 3
bulan ke Dinas Pendidikan. Maka dari itu dapat di realisasikan pelaporan dana
BOS SMA Negeri 21 Gowa Pada tahun ajaran 2019/2020 penggunaan dana Bos
sebagai berikut :
48
Tabel 4.5
Penggunaan Anggaran dana BOS SMA Negeri 21 Gowa
No. Tahap 1 Jumlah
Anggaran (Rp)
Keterangan
1 Kegiatan
Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler
40.714.750 Pembiayaan kegiatan
pengembangan sekolah
2 Kegiatan Evaluasi
Pembelajaran
23.250.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
3 Pengelolaan Sekolah 12.790.500 Pembiayaan pengelolaan
sekolah
4 Langganan Daya dan
Jasa
4.190.000 Biaya perjalanan dalam
rangka keperluan sekolah
5 Pemeliharaan dan
Perawatan Sarana
dan Prasarana
Sekolah
4.500.000 Pembiayaan
penyelenggaraan kegiatan
keamanan dan kebersihan
sekolah
6 Pembayaran Honor 13.394.750 Pembiayaan lain yang
relevan dalam rangka
menunjang operasioanl
administrasi kegiatan
sekolah
Total 98.840.000
No. Tahap 2 Jumlah
Anggaran (Rp)
1 Penerimaan Peserta
Didik Baru
10.000.000 Pembiayaan pengelolaan
sekolah melalui aplikasi
yang sudah disiapkan
(pendataan melalui aplikasi
dapodik)
2 Kegiatan
Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler
38.566.500 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
3 Kegiatan Evaluasi
Pembelajaran
20.250.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
4 Pengelolaan Sekolah 3.050.000 Pembiayaan pengelolaan
sekolah
5 Langganan Daya dan
Jasa
2.100.000 Biaya perjalanan dalam
rangka pengambilandana
untuk keperluan sekolah di
49
bank atau kantor pos
6 Pembelian Alat Multi
Media Pembelajaran
24.500.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
7 Pemeliharaan dan
Perawatan Sarana
dan Prasarana
Sekolah
7.899.500 Pembiayaan
penyelenggaraan kegiatan
keamanan dan kebersihan
sekolah
Total 197.680.000
No. Tahap 3 Jumlah
Anggaran (Rp)
1 Kegiatan
Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler
46.557.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
2 Pengelolaan Sekolah 7.992.500 Pembiayaan pengelolaan
sekolah
3 Langganan Daya dan
Jasa
5.120.000 Biaya perjalanan dalam
rangka pengambilandana
untuk keperluan sekolah di
bank atau kantor pos
4 Pemeliharaan dan
Perawatan Sarana
dan Prasarana
Sekolah
19.177.500 Pembiayaan
penyelenggaraan kegiatan
keamanan dan kebersihan
sekolah
5 Pembayaran Honor 17.008.000 Pembiayaan lain yang
relevan dalam rangka
menunjang operasioanl
administrasi kegiatan
sekolah
6 Pembelian Alat Multi
Media Pembelajaran
2.825.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
Total 98.680.000
No. Tahap 4 Jumlah
Anggaran (Rp)
1 Kegiatan
Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler
63.256.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
2 Kegiatan
Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler
20.233.000 Pembelian alat dan bahan
abis pakai
3 Pengelolaan Sekolah 9.199.000 Pembiayaan
penyelenggaraan kegiatan
50
keamanan dan kebersihan
sekolah
4 Pengembangan
Profesi Guru dan
Tenaga Kependidikan,
serta Pengembangan
Manajemen Sekolah
750.000 Pembiayaan pengelolaan
sekolah
5 Langganan Daya dan
Jasa
3.150.000 Biaya perjalanan dalam
rangka pengambilandana
untuk keperluan sekolah di
bank atau kantor pos
6 Pemeliharaan dan
Perawatan Sarana
dan Prasarana
Sekolah
12.892.000 Pembiayaan
penyelenggaraan kegiatan
keamanan dan kebersihan
sekolah
7 Pembayaran Honor 15.540.000 Pembiayaan lain yang
relevan dalam rangka
menunjang operasioanl
administrasi kegiatan
sekolah
Total 142.520.000
(Sumber data dari Bendahara SMA Negeri 21 Gowa tahun 2019/2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan bendahara
sekolah UPT. SMA Negeri 21 Gowa, dapat peneliti simpulkan dari hasil
wawancara dengan bendahara sekolah bahwa kegiatan pembukuan adalah
kegiatan pencatatan mengenai pemasukan dan pengeluaran dana BOS.
Pembukuan dilakukan oleh bendahara BOS sekolah sebagai proses pembuktian
dan merangkum semua kegiatan yang terkait dengan dana BOS. Jika ada
monitoring laporan keuangan sekolah sudah tertata rapi dan dapat dipakai oleh
tim monitoring sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban hasil
penggunaan dana BOS sekolah. Dalam pengelolaan dana BOS sekolah harus
melakukan pencatatan dan pembukuan secara lengkap sesuai dengan standar
pengelolaan pendidikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
51
penatausahaan dan pertanggungjawaban lembaga pengelolah keuangan
mengeluarkan anggaran dana sesuai dengan kebutuhan.
Wawancara kepada Kepala Tata Usaha (KTU) SMA Negeri 21 Gowa
Ratna Wijayakusuma di ruangan Kepala Tata Usaha pada tanggal 28 Juli 2020
pukul 11.00 WIB, tentang pengelolaan anggaran dana BOS. Berikut jawaban dari
Kepala Tata Usaha SMA Negeri 21 Gowa, yaitu :
“Bantuan dana BOS ini sangat membantu dalam menjalankan
administrasi sekolah seperti pembelian peralatan alat tulis menulis serta
perlengkapan ATK dan kelengkapan administrasi sekolah tapi belum
sepenuhnya terpenuhi”.
Hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha SMAN 21 Gowa dapat
diketahui bahwa pengelolaan bantuan dana BOS sangat penting dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kelengkapan administrasi sekolah karena hal ini dapat
menjadikan sekolah dapat menyusun kelengkapan administrasi sekolah.
Wawancara selanjutnya mengenai transparansi pelaporan
pertanggungjawaban keuangan di SMA Negeri 21 Gowa kepada Kepala Tata
Usaha (KTU) yang mengatakan bahwa :
“Sampai sejauh ini pelaporan pertanggungjawaban keuangan di sekolah
belum transparansi 100%.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala tata
usaha UPT. SMA Negeri 21 Gowa. Dapat peneliti simpulkan bawah dengan
adanya dana BOS maka dapat membantu pemenuhan kelengkapan administrasi
belanja sekolah serta perlengkapan ATK sekolah berdasarkan juknis dan
pelaporan penggunaan anggaran dana BOS yang ditentukan oleh komponen-
komponen yang jumlah dan porsinya bervariasi diantara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain, serta dari waktu ke waktu. Pembiayaan administrasi
52
tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber pendapatan pendidikan saja,
namun lebih kepada penggunaan dana secara efektif dan efisien. Dan juga
kepala tata usaha menerangkan bahwa penggunaan dana BOS di SMA belum
sepenuhnya transparansi.
Wawancara kepada Operator Sekolah SMA Negeri 21 Gowa Idil Mutahir,
S.Kom, pada tanggal 28 Juli 2020 pukul 11.00 WIB di ruangan OPS UPT. SMA
Negeri 21 Gowa mengenai pengelolaan anggaran dana BOS terhadap
akuntabilitas dan transparansi pelaporan pertanggungjawaban keuangan, berikut
ini jawabannya :
“Proses penggunaan dana BOS SMA harus berdasarkan rencana
anggaran pengelolaan atau manajemen yang telah disepakati bersama serta
berdasarkan kebutuhan operasional sekolah sehingga tercipta pelaporan
keuangan yang efektif dan efisien dalam pengelolaan anggaran dana BOS, tapi
sampai sejauh ini saya melihat belum transparansi 100% dalam menggunakan
dana BOS untuk kebutuhan sekolah, hanya sebagian kecil saja yang bisa kita
liat”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan OPS UPT.
SMA Negeri 21 Gowa. Dapat peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan
OPS sekolah bahwa pada dasarnya pengelolaan atau manajemen adalah suatu
proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan,
pengendalian, serta pengawasan terhadap penggunaan sumber daya organisasi
baik sumber daya manusia, sarana prasarana, sumber dana maupun sumber
daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien, namun OPS juga menerangkan bahwa pengelolaan anggaran
dana BOS belum sepenuhnya transparansi.
Kemudian wawancara kepada salah satu guru SMA Negeri 21 Gowa
yaitu ibu Sumarni, S.Pd., manfaat yang dirasakan dari adanya anggaran dana
BOS mengatakan bahwa :
53
“Dengan adanya dana bos di SMA Negeri 21 Gowa maka secara tidak
langsung memberikan dampak bagi teman-teman guru, staf tata usaha serta
pegawai kebersihan sekolah yang belum berstatus PNS apalagi dalam juknis
dana BOS telah dianggarkan sebagian dananya untuk tenaga NON PNS
meskipun kadang masih sangat kurang”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu
guru UPT. SMA Negeri 21 Gowa. Dapat peneliti simpulkan bahwa pemanfaatan
penggunaan dana BOS saat ini sudah mencakup sasaran penggajian tenaga
NON ASN 50% dari anggaran dana BOS sekolah. Adapun guru honorer yang
bisa mendapatkan honor dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah
yang terdaftar dalam data pokok pendidikan (dapodik). Paling lambat guru
honorer harus terdaftar di dapodik pada 31 Desember 2019. Dalam hal ini kepala
sekolah bertanggung jawab atas setiap data yang di input. Dan Kepala Dinas
Pendidikan terkait bertanggungjawab memastikan semua sekolah menginput
datanya, termasuk sekolah yang tidak terkoneksi dengan jaringan internet.
2. Analisis Pembahasan Dana BOS Akuntabilitas dan Transparansi
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban. Dalam hal ini sekolah
harus melakukan pertanggungjawaban kepada pihak internal maupun
pihak eksternal terutama dalam hal pengelolaan dana sekolah.
Akuntabilitas di sekolah harus dilakukan dengan baik karena akuntabilitas
yang baik menunjukkan bahwa sekolah sebagai pelaksana pendidikan
telah melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga akan meningkatkan
kepercayaan publik.
Proses akuntabilitas di SMA Negeri 21 Gowa dilakukan dengan
cara membuat laporan dana bos setiap triwulan yaitu per 3 bulan dengan
diketahui oleh kepala sekolah untuk dilaporkan. Tujuan akuntabilitas
54
dalam dunia pendidikan yaitu agar terciptanya kepercayaan publik
terhadap sekolah. Berdasarkan hasil wawancara tentang pelaporan
keuangan yang menunjukkan bahwa SMA Negeri 21 Gowa telah
melakukan pelaporan keuangannya setiap 3 bulan. Kepercayaan publik
yang tinggi pada sekolah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi
terhadap pengelolaan manajemen sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaporan keuangan pada SMA Negeri 21 Gowa sudah dapat dikatakan
akuntabel karena telah memenuhi prinsip yaitu, adanya laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana BOS, adanya pengawasan
terhadap proses penyusunan anggaran dana BOS, dan pengelolaan dana
BOS memahami tugas dan fungsi terkait pelaporan pengelolaan dana
BOS.
b) Transparansi
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
informasi, baik informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik
secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan
maupun informasi lainnya.
Manfaat penting dari transparansi anggaran yaitu meningkatnya
kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan
tertentu yang telah di susun. Berdasarkan pemaparan data di atas
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada SMA Negeri 21 Gowa
transparansi perencanaan anggara dana BOS sangat penting dilakukan,
sehingga semua pihak sekolah mengetahui kebutuhan dan penggunaan
dana BOS di sekolah SMA Negeri 21 Gowa. Keterbukaan antara
55
komponen sekolah atau warga sekolah akan menimbulkan dampak
positif. Adanya ikatan saling percaya antar semua warga sekolah akan
menyebabkan sekolah tersebut dapat dipercaya oleh masyarakat luas.
Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa penerapan prinsip
transparansi perencanaan keuangan sudah cukup baik. Hal ini dapat kita
ketahui bahwa keterbukaan informasi di SMA Negeri 21 Gowa sudah
diterapkan cukup baik walaupun belum sepenuhnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaporan keuangan pada SMA Negeri 21 Gowa
sudah dapat dikatakan transparansi karena telah memenuhi prinsip
yaitu, adanya keterbukaan mengenai pengelolaan dana BOS dan
kemudahan pengaksesan informasi terkait penggunaan dana BOS.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari wawancara peniliti dengan pihak sekolah serta
dikaitkan dengan penelitian terdahulu maka Pengelolaan adalah seni dalam
mengatur dan menata dalam sebuah wadah demi tercapainya tujuan yang di
tetapkan bersama. Pengelolaan ini mempunyai peran penting dalam mencapai
tujuan secara efektif dan efesien. Dalam rangka relevansi pengelolalan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMA Negeri 21 Gowa. Peranan BOS
SMA adalah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk memperoleh
layanan pendidikan bermutu dengan mewajibkan sekolah memberikan
keringanan/pengurangan biaya operasional sekolah kepada siswa.
Dana BOS yang diterima akan diperhitungkan untuk meringankan beban
semua siswa pada sekolah tersebut secara rata-rata. Adapun penggunaan dana
BOS SMA atau MA menurut Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 adalah untuk
56
membantu memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah atau personalia.
Berdasarkan Kebijakan Direktorat Pembinaan SMA, dana BOS dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelian/penggandaan buku teks pelajaran,
pembelian alat tulis sekolah yang digunakan untuk pembelajaran, peggandaan
soal dan penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan dan ujian,
pembelian peralatan tangan untuk keperluan pendidikan, pembelian bahan
praktik dan bahan habis pakai, penyelenggaraan kegiatan pembinaan
siswa/ekstrakulikuler, penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi,
penyelenggaraan praktik kerja industri, pemeliharaan dan perbaikan ringan
sarana prasarana sekolah, langganan daya dan jasa lain, kegiatan penerimaan
siswa baru, pengembangan sekolah rujukan, peningkatan mutu proses
pembelajaran, operasional layanan sekolah berbasis TIK dan pelaporan.
Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber
pendapatan pendidikan saja, namun lebih kepada penggunaan dana secara
efektif dan efisien. Semakin efisien dana yang digunakan dalam proses
pendidikan, maka berkurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-
tujuannya. Dengan pencapaian efisiensi dana pendidikan, maka tercapai pula
efektifitas kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan
tata kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara
pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga :
1) Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilkan opini
audit wajar tanpa perkecualian.
2) Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan.
57
Dengan demikian Pengelolaan anggaran dana BOS bertujuan untuk
mengarahkan agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari arah yang
ditentukan. Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan anggaran dana BOS
antara lain menganalisis program kegiatan dan prioritasnya, menganalisis dana
yang ada dan mungkin bisa diadakan dari berbagai sumber pendapatan dan dari
berbagai kegiatan. Pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS yang
dilakukan oleh SMA Negeri 21 Gowa adalah merencanakan kegiatan dan
anggaran selama satu tahun ke depan bersama-sama. Selanjutnya, rencana
kegiatan dan anggaran yang telah direncanakan dipublikasikan kepada Wali
Murid sebagai bentuk kontrol yang dapat dilakukan oleh Wali Murid terkait
pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS. Dan melakukan
pertanggung jawaban setiap triwulan kepada UPTD dan Tim BOS Pusat sebagai
laporan pertanggung jawaban kepada atasan. Serta, menempelkan di papan
pengumuman sekolah sebagai bentuk keterbukaan transparansi dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mia
Silmi Nurdiani, Nugraha Analisis Transparansi dan Akuntablitias Pengelolaan
Dana Sekolah bahwa Transparansi artinya terbuka, menandakan bahwa
pengelolaan dana sekolah memang harus bersifat terbuka untuk semua pihak
yang berkepentingan. Terbuka untuk dapat mengetahui apa yang telah dilakukan
sekolah dengan dana tersebut dan manfaat yang dirasakan. Dengan adanya
transparansi, pengelolaan dana pun akan terkontrol. Tidak akan ada
penyelewengan atau tindakan penggelapan dana sekolah karena semua turut
mengawasi bagaimana dana tersebut dikelola. Transparansi ini dilakukan dari
mulai penganggaran sampai kepada pertanggungjawaban yang memungkinkan
pihak-pihak yang berkepentingan mengetahui dan mendapatkan informasi terkait
58
dengan dana tersebut. Sekolah akan melakukan sosialisasi dan bahkan bersama
sama melakukan pembuatan anggaran sekolah, dan di akhir tahun ajaran
sekolah akan membuat laporan keuangan yang harus diketahui olehyang
berkepentingan atau stakeholder baik internal maupun eksternal. Sedangkan
akuntabilitas adalah pertanggungjawaban. Dalam hal ini sekolah harus
akuntabel, artinya melakukan pertanggungjawaban kepada pihak stakeholder
baik internal maupun eksternal terutama dalam hal pengelolaan dana sekolah.
Hal tersebut dikarenakan dana sekolah berasal dari berbagai pihak yakni
pemerintah dan orang tua siswa serta pihak-pihak lainnya. Akuntabilitas yang
dilakukan oleh sekolah harus baik karena akuntabilitas yang baik menunjukkan
bahwa sekolah sebagai pelaksana pendidikan telah melaksanakan tugasnya
dengan baik dan berkinerja dengan baik sehingga akan meningkatkan
kepercayaan publik. Sekolah yang melakukan pengelolaan dana yang baik
sudah tentu akan akuntabel. Dengan demikian Pelaporan keuangan merupakan
bentuk pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh
pengeluaran dana sekolah dalam satu bulan dan triwulan dalam kaitannya
dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dalam penyusunan penggunaan dana BOS.
Perbandingan tinjauan empiris menurut Mia Silmi Nurdiani, Nugraha
(2018) Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Sekolah
dengan penelitian terdahulu mengenai analisis pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Studi pada SMK Negeri 1 Yogyakarta Ismi
Solikhatun (2016) transparansi dan akuntabilitas serta pelaporan
pertanggungjawaban keuangan di SMA Negeri 21 Gowa menunjukkan bahwa
secara umum analisis pengelolaan anggaran dana BOS serta pelaporan
59
keuangan khususnya di sekolah merupakan bentuk pertanggungjawaban terkait
dengan aktivitas-aktivitas dan kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawab
melalui penyajian laporan keuangan yang meliputi perencanaan anggaran,
pemakaian anggaran, serta pelaporan anggaran secara penuh, terbuka dan
akuntabilitas kepada masyarakat maupun pemerintah.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap responden dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaporan keuangan pada
SMA Negeri 21 Gowa sudah dapat dikatakan akuntabel walaupun belum
sepenuhnya. Begitu juga dengan pelaporan keuangan di SMA Negeri 21 Gowa
sudah dapat dikatakan transparansi karena telah memenuhi beberapa prinsip-
prinsip yang telah ditetapkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengelolaan dana
di SMA Ngeri 21 Gowa sudah melakukan penyusunan laporan keuangan seuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat disarankan bahwa
pengelolaan anggaran dana BOS di SMA Negeri 21 Gowa agar dapat mengikuti
semua prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Pemerintah agar tercapainya
akuntabilitas dan transparansi. Jika keterbukaan dalam pertanggungjawaban
pelaporan keuangan dipublikasikan maka akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas mutu pendidikan dari adanya dana BOS di SMA Negeri 21 Gowa
sehingga dapat meningkatkan proses belajar mengajar yang lebih baik lagi.
61
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dzulfikar Abid. 2015. Analisis Pengelolaan Keuangan Di SMA Negeri Se-
Kabupaten Kendal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Jayanti Ida. 2019. Pengaruh Promosi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Minat
Kunjung Pemustaka Di UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin
Makassar. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Mia Silmi Nurdiani,Nugraha 2018. Analisis Transparansi dan
AkuntablitiasPengelolaan Dana Sekolah JURNAL PENDIDIKAN
AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6, No. 1, [Januari-Juni],Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia (diakses pada tanggal 24 September
2020 pukul 13:35 WIB).
Prihadi Toto. 2011. Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan
PSAK. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Salinan Permen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2020 Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah.
Salinan Permen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2020 Tentang Cara Pengelolaan dan Pelaporan Dana.
Sapri Farid. 2017. Pengaruh Program Bantuan Dana Operasional Sekolah (BOS)
dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK Negeri 1 Makassar. Makassar: Unuversitas Negeri
Makassar.
Solikhatun Ismi. 2016. Analisis Pengeloaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(Studi Pada SMK Negeri 1 Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Subkhi dkk. Jurnal Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di
SDNKemasan 1 Surakarta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Yogyakarta:
Alfabeta.
Wahyuningsih Dwi. 2016. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekola
(BOS)Di SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
62
Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI
KEPENDIDIKAN UPT. SMA NEGERI 21 GOWA
KEPALA SEKOLAH
Drs. H. Suddin Bahrum, M.Pd
UPM
Masita, S.pd
KOMITE SEKOLAH
H.Rabaking, SE.Dg.Naba
KOOR TATA USAHA
Ratna Wijayakusuma
WAKA HUMAS
Hj. Jumiati, S.Pd
WAKASIS
Syarifuddin, S.Ag., Ma
WAWAKUR
Rahmatan Ras, S.Pd
WAKASAPRA
Afrah Sambe, S.Pd
UKS KOORDINATOR
KONSELING
DEWAN GURU
63
Lampiran 2
DOKUMENTASI
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah UPT SMA Negeri 21
Gowa
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah UPT SMA Negeri 21
Gowa
64
Peneliti melakukan wawancara dengan Bendahara Sekolah UPT SMA Negeri 21
Gowa
Peneliti melakukan wawancara dengan Bendahara Sekolah UPT SMA Negeri 21
Gowa
65
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Tata Usaha (KTU) Sekolah UPT
SMA Negeri 21 Gowa
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Tata Usaha (KTU) Sekolah UPT
SMA Negeri 21 Gowa
66
Peneliti melakukan wawancara dengan Operator Sekolah (OPS) UPT SMA
Negeri 21 Gowa
67
Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru UPT SMA Negeri 21
Gowa
Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru UPT SMA Negeri 21
Gowa
30